BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dijelaskan mengenai latar belakang studi yang dilakukan, perumusan masalah, metodologi studi, kerangka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dijelaskan mengenai latar belakang studi yang dilakukan, perumusan masalah, metodologi studi, kerangka"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dijelaskan mengenai latar belakang studi yang dilakukan, perumusan masalah, metodologi studi, kerangka pemikiran studi serta sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi. Hal ini tercermin dengan semakin meningkatnya penggunaan lahan baik dari jumlah maupun jenisnya, serta sering terjadi pergeseran fungsi guna lahan dari kegiatan perumahan menjadi kegiatan komersial. Terjadinya perubahan guna lahan ini mengakibatkan perubahan pada pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lain yang merupakan permintaan turunan dari hal-hal di atas. Peningkatan pergerakan yang terjadi sebaiknya dapat diimbangi pula dengan peningkatan pelayanan jalan, yaitu berupa peningkatan sarana dan prasarana perangkutan. Singkatnya, sebaiknya tercipta keseimbangan antara permintaan dan penawaran, sehingga tidak terjadi masalah yang kerap kali terjadi, yaitu berbagai persoalan lalu-lintas. Akibat dari meningkatnya permintaan sarana dan prasarana perangkutan adalah meningkatnya permintaan jumlah kendaraan dan prasarana jalan. Namun seringkali peningkatan jumlah kendaraan ini tidak diimbangi oleh peningkatan prasarana jalan, sehingga sering menimbulkan kemacetan dan kesemrawutan lalulintas. Persoalan lalu-lintas jika disederhanakan disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah kendaraan yang memanfaatkan jalan serta terlampaunya sedikitnya/sempitnya jalan, sedangkan jika diteliti lebih lanjut persoalan lalulintas dapat dinilai menurut skala lokal dan kota. Persoalan skala lokal muncul karena kecilnya daya tampung jalan terhadap bangkitan lalu-lintas, sedangkan persoalan skala kota disebabkan oleh kecilnya kemampuan, sistem perangkutan perkotaan yang mencakup moda perangkutan dan jaringan jalan untuk menampung pergerakan penduduk antar kawasan (Blunden, 1994, dalam Iman Pribadi, 1993).

2 2 Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi Kota Bandung cenderung meningkat, terlihat dari semakin meningkatnya penggunaan lahan komersial, industri, perkantoran dan perumahan serta perubahan guna lahan dari perumahan menjadi komersial. Kota Bandung sebagai ibukota Propinsi Jawa Barat menghadapi persoalan peningkatan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan peningkatan prasarana jalan. Meningkatnya arus penduduk ulang-alik dari daerah-daerah sekitar Bandung, menyebabkan peningkatan arus lalu-lintas di Jalan Sukajadi dan menimbulkan masalah kemacetan. Menghadapi kenyataan di atas, ruas jalan tersebut tidak sepenuhnya berfungsi dengan baik. Hal ini dapat diketahui dengan meningkatnya persoalan lalu-lintas yang terjadi setiap hari di wilayah studi, seperti kemacetan, penurunan kecepatan kendaraan maupun bertambahnya waktu perjalanan. Tundaan sebagai bagian yang penting dari waktu perjalanan karena kendaraan yang bergerak sangat berpotensi terhadap kemacetan dan kesemrawutan, maupun tundaan tetap karena kapasitas dan volume lalu-lintas (kepadatan dan keramaian). Tundaan yang dimaksud pada wilayah studi adalah berkurangnya waktu perjalanan atau terjadinya pengurangan kecepatan bergerak di bawah kecepatan yang dianggap dapat diterima atau tingkat kesesuaian standar kecepatan jalan rencana. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku berkendaraan dan pejalan kaki, serta komposisi antarjenis moda angkutan. Bagi pengendara kendaraan bermotor, tundaan merupakan persoalan utama karena pengendara merasakan langsung akibat dari adanya tundaan. Seperti diantaranya terhambatnya pergerakan yang dilakukan sehingga mengakibatkan berkurangnya kecepatan kendaraan dan bertambahnya waktu tempuh kendaraan untuk melewati suatu ruas jalan. Hal ini akan mempengaruhi efisiensi arus kendaraan dan tingkat pelayanan jalan sehingga harus ditangani.

3 3 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan dalam penelitian ini tentang tundaan sebagai bentuk rumusan masalah, sebagai berikut : a) Bagaimanakah tingkat pelayanan jalan di wilayah studi? Apakah terjadi tundaan pada ruas jalan tersebut? b) Berapakah waktu tundaan yang ditimbulkan dalam baik di jalan tersebut maupun di sekitarnya setiap harinya? c) Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tundaan di wilayah studi tersebut? 1.3 Tujuan dan Sasaran Studi Adapun tujuan dilaksanakannya studi ini ialah untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab tundaan yang terjadi di Jalan Sukajadi serta dapat memberikan usulan penanganannya dengan mempertimbangkan kondisi kegiatan maupun perangkutan yang ada. Sedangkan manfaat dari dilakukannya studi ini adalah diketahuinya jenis tundaan yang terjadi terhadap kondisi lalu-lintas di Jalan Sukajadi sehingga dapat memberikan data dan informasi kepada para stakeholder termasuk Pemda, Dishub, dan juga para pengelola swasta agar dapat mengidentifikasi sumber masalah lalu-lintas (tundaan) yang terjadi di Jalan Sukajadi yang harus segera ditangani. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan di atas maka sasaran yang diperlukan dalam studi ini adalah untuk : 1. Meninjau kondisi kegiatan serta kondisi perangkutan, baik di Jalan Sukajadi itu sendiri maupun di wilayah pengaruh Jalan Sukajadi sehingga dapat dilihat faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tundaan. Faktor-faktor ini dapat dilihat dari berbagai sumber literatur yang membahas mengenai masalah lalu-lintas khususnya tundaan. 2. Menentukan besarnya waktu tunda rata-rata dan kecepatan perjalanan ratarata bagi kendaraan yang melewati Jalan Sukajadi. Hasilnya diteruskan dengan menentukan lokasi di Jalan Sukajadi dengan masalah tundaan

4 4 berdasarkan besarnya kontribusi waktu tempuh tunda rata-rata terhadap waktu tempuh perjalanan rata-rata di setiap titik lokasi Jalan Sukajadi. 3. Menentukan penyebab tundaan yang harus segera ditangani pada lokasilokasi tundaan sehingga dapat dijadikan imput untuk dapat memberikan arahan rekomendasi penanganan masalah tundaan di Jalan Sukajadi dengan mempertimbangkan kondisi kegiatan, perangkutan serta peraturan dan kebijakan yang diberlakukan bagi ruas Jalan Sukajadi tersebut. 1.4 Metodologi Studi Metodologi penelitian dalam studi ini terbatas pada analisis sistem lalulintas kota dan lebih spesifik pada analisis tingkat pelayanan jalan. Analisis tersebut berdasarkan perhitungan volume lalu-lintas di wilayah studi (2 ruas pengamatan) pada jam puncak (peak hours) dengan penekanan pada tundaan ratarata dan perilaku berkendaraan. Studi ini bertujuan mengkaji besaran tundaan yang terjadi dengan anggapan dasar bahwa telah terjadi penurunan tingkat pelayanan jalan sebagai akibat pertambahan volume lalu-lintas, perilaku berkendaraan, bercampurnya antar moda angkutan, dan rendahnya kedisiplinan pengguna jalan (pengendara dan pejalan kaki). Batasan studi dalam penelitian ini adalah pada sistem pergerakan lalulintas terhadap sistem jaringan (fasilitas dan tingkat pelayanan) dan lebih spesifik pada kajian tundaan (delays) dan tingkat pelayanan jalan. Beberapa sistem atau metoda yang dilakukan dalam mengkaji tundaan secara runtut berdasarkan tujuan studi dengan membahas ruang lingkup penelitian (materi dan wilayah), jenis sumber data dan informasi, serta metode analisis data dan informasi Ruang Lingkup Penelitian (Materi dan Wilayah) Penelitian ini akan menitikberatkan pada kajian studi lalu-lintas, yaitu kajian penurunan tingkat pelayanan jalan sebagai akibat terjadinya tundaan pada suatu ruas jalan sampel (wilayah studi). Tundaan yang dimaksud adalah terjadinya pengurangan waktu perjalanan (kecepatan) kendaraan nyata (empiris) dari harapan (standar) yaitu mengidentifikasi karakteristik moda angkutan, perilaku

5 5 berkendaraan serta ketersediaan fasilitas dan lingkungan. Sedangkan lingkup sistem keruangan (wilayah studi) ditetapkan pada ruas jalan kolektor primer. Adapun ruang lingkup wilayah studi ini yaitu pada sepanjang Jalan Sukajadi dapat dilihat pada Gambar 3.1 Peta Wilayah Studi Jenis, Sumber Data, dan Informasi Data-data yang diperlukan untuk meninjau karakteristik umum dan sistem transportasi daerah studi antara lain seperti : - guna lahan di sepanjang Jalan Sukajadi - pola jaringan jalan - fungsi jalan - jumlah dan lokasi jalan masuk atau keluar Jalan Sukajadi - pola pergerakan kendaraan - volume lalu-lintas - median jalan di sepanjang Jalan Sukajadi - lebar perkerasan, lebar bahu, sempadan bangunan, drainase di sepanjang jalan - jumlah, jenis, dan lokasi rambu lalu-lintas Sementara untuk mengidentifikasi penyebab tundaan yang terjadi dan menentukan lokasi di Jalan Sukajadi yang memiliki masalah tundaan yang harus ditangani, maka data-data yang diperlukan adalah : - waktu tempuh perjalanan di setiap titik - waktu tempuh perjalanan di Jalan Sukajadi - waktu tunda yang terjadi di Jalan Sukajadi - kecepatan perjalanan kendaraan - penyebab tundaan yang dialami di setiap ruas Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer (lapangan) dan data sekunder. Data primer ini terdiri dari dua bagian, yaitu yang sifatnya hanya pengamatan sekilas dan yang sifatnya berupa pengukuran langsung. Data yang diperoleh melalui pengamatan sekilas antara lain adalah guna lahan sekitar jalan dan kondisi fisik jalan. Sedangkan data-data yang berasal dari hasil pengukuran langsung seperti volume lalu-lintas, kapasitas jalan, waktu

6 6 tempuh perjalanan, waktu tunda dari setiap faktor penyebab tundaan, dan kecepatan perjalanan kendaraan. Sedangkan data sekunder diperoleh pada survei instansi seperti dari Bappeda Kota dan Dishub serta dari buku-buku referensi seperi data kependudukan dan guna lahan Metode dan Waktu Pengumpulan Data dan Informasi Pengambilan data primer (lapangan) dilakukan selama dua hari dalam seminggu yaitu pada jam kerja terpadat (Senin) dan hari libur mingguan (Minggu) yang dianggap mewakili beberapa karakteristik hari berdasarkan tingkat kepadatan dan kesibukan lalu-lintas (pergerakan). Sementara untuk observasi dan perhitungan penyebab tundaan serta waktu tunda yang ditimbulkan dilakukan selama tujuh hari dalam seminggu. Survei tersebut dilaksanakan pada jam puncak selama tiga kali pengamatan ( ; ; dan ) atau selama 6 jam dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan keadaan khusus di lapangan. Data tersebut dikelompokkan berdasarkan daftar isian perhitungan volume lalu-lintas (smp) dengan kategori komposisi antar jenis moda angkutan serta perilaku pemakai jalan (berkendaraan dan pejalan kaki) Metode Analisis Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka dipergunakan beberapa analisis studi tundaan, yaitu : Arus kendaraan (volume, kecepatan, kepadatan, waktu, dan jarak), yaitu analisis yang bertujuan mengetahui arus kendaraan pada suatu ruas jalan dengan menghitung volume, kecepatan, kepadatan lalu-lintas, jarak dan waktu antara kendaraan. Tingkat pelayanan jalan (kapasitas, kecepatan nyata, dan v/c rasio), yaitu analisis secara kualitatif tentang kecepatan atau waktu perjalanan, kebebasan, kenyamanan, ekonomi dan analisis kuantitatif tentang kapasitas, kecepatan nyata, dan rasio volume per kapasitas. Tundaan (kepadatan dan keramaian), yaitu analisis waktu tundaan kendaraan pada keadaan kepadatan kendaraan (keramaian) dan bukan

7 7 karena gangguan lalu-lintas dengan menghitung kecepatan kendaraan dan waktu bergerak kendaraan. Deskriptif, yaitu analisis kualitatif yang menjelaskan faktor penyebab karakteristik tundaan serta juga memberikan masukan atau interpretasi yang berkaitan dengan hasil perhitungan arus kendaraan, tingkat pelayanan dan tundaan. Beberapa kesimpulan yang dihasilkan pada analisis ini diharapkan pula dapat menjelaskan keterkaitan perilaku pemakai jalan yang berkendaraan maupun pejalan kaki terhadap terjadinya tundaan di ruas jalan pada wilayah studi. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini, maka ada beberapa analisis yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu : 1. arus kendaraan (volume, kecepatan, kepadatan dan waktu tempuh) 2. tingkat pelayanan jalan (kapasitas dan rasio antara volume dan kapasitas) 3. sistem aktivitas yang meliputi penggunaan lahan pinggir jalan, bangkitan dan tarikan pergerakan 4. analisis jaringan lalu-lintas di daerah pengaruh wilayah studi 1.5 Kerangka Pemikiran Dalam sub bab ini diuraikan mengenai pemikiran studi yang dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut : 1. Tinjauan kondisi kegiatan dan perangkutan di daerah studi. Kondisi kegiatan meliputi aspek kependudukan dan guna lahan. Sedangkan kondisi perangkutan akan mencakup aspek-aspek yang meliputi jaringan jalan, kondisi lalu-lintas, perilaku pemakai jalan, dan pengaturan lalu-lintas. 2. Menentukan faktor-faktor penyebab tundaan yang dapat terjadi melalui studi literatur dan pengamatan lapangan. 3. Identifikasi faktor-faktor penyebab tundaan kendaraan di Jalan Sukajadi berdasarkan hari dan waktu. 4. Menentukan besarnya waktu tunda yang terjadi, waktu tempuh perjalanan kendaraan, kecepatan perjalanan kendaraan pada setiap hari dan waktu dilaksanakannya sutvei primer.

8 8 5. Menentukan lokasi atau ruas di Jalan Sukajadi dengan masalah tundaan. 6. Menentukan penyebab tundaan yang terjadi pada setiap lokasi dengan masalah tundaan. 7. Memberikan usulan penanganan masalah tundaan di Jalan Sukajadi dengan mempertimbangkan kondisi kegiatan dan perangkutan yang ada pada jalan tersebut. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar Sistematika Penulisan Adapun penelitian tugas akhir ini dalam penulisannya disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian termasuk kerangka penelitian serta bagian sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Bab ini menguraikan mengenai dasar teori yang digunakan sebagai acuan dalam studi ini yang meliputi tentang perangkutan dan lalu-lintas perkotaan, arus kendaraan, tingkat pelayanan, tundaan, dan dampak tundaan. BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN KARAKTERISTIK PERGERAKAN DI WILAYAH STUDI Pada bab ini berisi tentang kebijakan di wilayah studi berupa kebijakan dan kedudukan wilayah studi dalam konstelasi regional, dalam wilayah pembangunan, dan tinjauan terhadap guna lahannya. Pembahasan dilanjutkan dengan kondisi lalu-lintas di Jalan Sukajadi meliputi pola jaringan jalan, kondisi fisik jalan dan sarana transportasinya. Kemudian dibahas tentang karakteristik kecepatan kendaraan di wilayah studi, serta hasil empiris penyebab tundaan di wilayah studi.

9 9 BAB 4 ANALISIS KAJIAN TUNDAAN DI WILAYAH STUDI Pada bab ini dibahas mengenai beberapa bagian yaitu waktu pengamatan dan moda angkutan, arus kendaraan dan tingkat pelayanan, tundaan, faktor yang berpengaruh pada tundaan, dan tinjauan tingkat pelayanan jalan. BAB 5 KESIMPULAN STUDI dan ARAHAN REKOMENDASI Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan, serta beberapa arahan rekomendasi studi lanjutan yang dapat dilakukan demi mendukung studi ini berdasarkan analisis kajian studi tundaan.

10 Gambar 1.1 PETA WILAYAH STUDI DAN PEMBAGIAN RUAS STUDI KEC. LEMBANG KEC. CISARUA K. ISOLA K. LEDENG K. CIUMBULEUIT KEC. CIDADAP K. GEGER KALONG K. HEGARMANAH KEC. SUKASARI K. SARIJADI KEC. CIMAHI UTARA K. DAGO K. SUKARASA DS. CIGADUNG KEC. CIMENYAN KEC. CIMAHI TENGAH K. SUKA WARNA K. CIPEDES K. SUKA GALIH K. SEKELOA K. PASTEUR KEC. SUKAJADI K. LEBAK SILIWANGI KEC. CILENGKRANG K. SUKA RAJA KEC. COBLONG KEC. CIBEUNYING KALER K. LEBAK GEDE K. SEDANG SERANG K. CIPAGANTI K. SUKA BUNGAH DS. MANDALA JATI K. NEGLASARI K. SUKA LUYU K. PAJAJARAN DS. KARANG PAMULANG DS. PASIR LAYUNG DS. PASIR WANGI K. TAMAN SARI K. HUSEN SASTRANEGARA DS. SUKAPADA K. CIHAUR GEULIS DS. SINDANG JAYA K. CAMPAKA DS. CISURUPAN K. PAMOYANAN DS. PASIR ENDAH K. CITARUM K. PADA SUKA KEC. CIBEUNYING KIDUL KEC. CICENDO K. CIKUTRA KEC. BANDUNG WETAN K. MALEBER K. SUKA MAJU DS. PALASARI K. PASIR KALIKI K. CIHAPIT DS. PASANGGRAHAN DS. CIGENDING DS. CISARANTEN BINA HARAPAN K. CICADAS DS. PASIR JATI KEC. CICADAS KEC. CIMAHI SELATAN K. CICAHEUM KEC. SUMUR BANDUNG K. BBK CIAMIS K. ARJUNA K. GARUDA DS. SUKA MISKIN KEC. ANDIR Legenda : K. MERDEKA KEC. ARCA MANIK K. CIROYOM K. CIJERAH KEC. CIBIRU K. DUNGUS CARIANG K. KACA PIRING K. KEBON JERUK K. BBK SURABAYA K. BRAGA KEC. UJUNG BERUNG DS. UJUNG BERUNG K. KEBON WARU DS. PASIR BIRU K. ANTAPANI K. BBK SARI K. KEBON PISANG K. JAMIKA K. CIBADAK K. WARUNG MUNCANG KEC. BATU NUNGGAL K. SAMOJA K. KARANG ANYAR KEC. BANDUNG KULON K. CIBANGKONG DS. CISARANTEN KULON K. KEBON GEDANG K. CIBUNTU K. BBK TAROGONG K. BALONG GEDE K. PALEDANG KEC. ASTANA ANYAR K. BURANGRANG K. KEBON JAYANTI KEC. CILEUNYI DS. CIPADUNG K. MALEER K. MALABAR K. CIKAWAO K. BABAKAN K. NYENGSERET K. PANJUNAN K. SUKA HAJI DS. CISARANTEN WETAN K. LINGKAR SELATAN K. CARINGIN K. PUNGKUR DS. MEKAR MULYA K. BBK ASIH KEC. CIPARAY DS. GEMPOL SARI KEC. KIARA CONDONG KEC. LENGKONG K. CIATEUL K. SUKA ASIH K. BINONG K. KEBON KANGKUNG K. SUKSPURA KEC. REGOL DS. CIGONDEWAH KALER KEC. BOJONGLOA KALER K. TURANGGA K. PELINDUNG HEWAN K. SITU SAEUR K. CIGERELENG DS. CIGONDEWAH KIDUL K. GUMURUH KAWASAN JALAN SUKAJADI K. KOPO K. BBK CIPARAY DS. SEKE JATI Ruas K. ANCOL DS. CIGONDEWAH RAHAYU KEC. RANCA SARI K. CIJAGRA MARGAHAYU UTARA KEC. MARGA ASIH K. KARASAK K. KEBON LEGA DS. CIPAMOKOLAN K. PASIR LUYU K. CISEUREUH KEC. BOJONGLOA KIDUL DS. CISARANTEN KIDUL DS. MARGA SARI K. BATUCIKAL DS. MEKAR WANGI DS. CIBADUYUT KEC. BANDUNG KIDUL DS. MARGASUKA DS. MEKAR MULYA K. WATES DS. CIRANGRANG DS. DERWATI DS. MARGA SENANG DS. MENGGER DS. CIBADUYUT WETAN KEC. MARGAHAYU DS. CIBADUYUT KIDUL DS. KUJANG SARI KEC. DAYEUH KOLOT KEC. BOJONG SOANG Arah S-U Arah U-S U 1 : ,143 0,286 0,429 0,572 Km Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Jalan Setiabudi Jalan Sukawangi Jalan Karang Sari Ruas 2 (Sukamaju-Sukawangi) Jalan Sirnamanah Ruas 1 ( Prof Eykcman - Sukamaju) Jalan Sederhana Jalan Prof. Eykcman Jalan Karang Tinggal Jalan Sukamaju

11 11 GAMBAR 1.2 KERANGKA STUDI Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Bandung dan wilayah sekitarnya Perkembangan Penduduk Perkembangan Aktvitas Sosial Ekonomi Peningkatan Pergerakan Kendaraan Latar Belakang Kemacetan di Jalan Sukajadi Pengamatan Lapangan Terjadinya Fenomena Tundaan di Jalan Sukajadi Rumusan Masalah Tujuan dan Sasaran Karakteristik Tundaan Kondisi Kegiatan dan Perangkutan Di Jalan Sukajadi Waktu Tempuh Perjalanan Kendaraan di Jalan Sukajadi Waktu Tunda Rata-rata Yang Terjadi Di Jalan Sukajadi Metoda Studi Survei Primer (TC dan Observasi) Survei Sekunder : Bappeda Kota, Studi Literatur IHCM dan PP/UU Tentang Jalan (tahun 2004,2006) Arah Hari & Waktu Pos Analisis Identifikasi Faktor Penyebab-Penyebab Tundaan Yang Harus Ditangani dan Pemetaan Pada Tiap Lokasi dan Waktu Tunda Kesimpulan Temuan dan Arahan Rekomendasi Penanganan Masalah Tundaan Terhadap Stakeholder Pengendara, Pemakai Jalan, Pengelola/Pengembang, dan Pemda

Daftar Kode Pos Kota Bandung

Daftar Kode Pos Kota Bandung Daftar Kode Pos Kota Bandung Berikut ini adalah daftar kode pos sekaligus nama-nama Kelurahan dan Kecamatan di Kota Bandung 1. Kecamatan Andir - Kelurahan/Desa Kebon Jeruk (Kodepos : 40181) - Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

DATA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DATA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DATA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG (Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2008 Tentang perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2006 Tentang Pemekaran

Lebih terperinci

TAHUN : 2006 NOMOR : 06

TAHUN : 2006 NOMOR : 06 LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2006 NOMOR : 06 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PEMEKARAN DAN PEMBENTUKAN WILAYAH KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2004 TAHUN : 2004 NOMOR : 29 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELUARAHAN KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2001 TAHUN : 2001 NOMOR : 08 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi. Hal ini tercermin dengan semakin meningkatnya penggunaan lahan baik

Lebih terperinci

DAFTAR SASARAN PROGRAM DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2008 JML PDD JML PDD NEON LANSIA WILAYAH KERJA BUMI. ANAK REM (Kelurahan) BALITA K SI (1.

DAFTAR SASARAN PROGRAM DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2008 JML PDD JML PDD NEON LANSIA WILAYAH KERJA BUMI. ANAK REM (Kelurahan) BALITA K SI (1. DAFTAR SASARAN PROGRAM DNAS ESEHATAN OTA BANDUNG TAHUN BAY BAY L AJA 45-59 60-69 =Ž70 NO ECAMATAN ESMAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 SUASAR 1 Sukarasa 1 Sukarasa 10,832 154

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANDUNG Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 Tanggal 27 Juli 1987 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTUMBUHAN MENARA BTS DI KOTA BANDUNG. 3.1 Gambaran Umum Karakteristik Wilayah Kota Bandung

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTUMBUHAN MENARA BTS DI KOTA BANDUNG. 3.1 Gambaran Umum Karakteristik Wilayah Kota Bandung BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTUMBUHAN MENARA BTS DI KOTA BANDUNG 3.1 Gambaran Umum Karakteristik Wilayah Kota Bandung Bentuk bentang alam Kota Bandung berupa cekungan dengan ketinggian ratarata 791 meter di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah yang sah. Kebijakan itu berupa Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah

BAB I PENDAHULUAN. tanah yang sah. Kebijakan itu berupa Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penerbitan sertipikat tanah, pemerintah telah membuat kebijakan yang secara normatif memberikan kepastian

Lebih terperinci

DAFTAR KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG. No. KECAMATAN ALAMAT KELURAHAN. Andir. Jl. Srigunting Raya No.1, Telp.

DAFTAR KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG. No. KECAMATAN ALAMAT KELURAHAN. Andir. Jl. Srigunting Raya No.1, Telp. DAFTAR KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG No. KECAMATAN ALAMAT KELURAHAN 01 Andir Jl. Srigunting Raya No.1, Telp. 022-6011304, Email: Kec.adr@bandung.go.id 1 / 28 1. Campaka 2. Ciroyom 3. Dunguscariang

Lebih terperinci

Daftar Kelurahan Di Kota Bandung. No. Kecamatan. Kelurahan. Alamat Kecamatan Andir. Kebon Jeruk. Jl. Babatan 2, Telp

Daftar Kelurahan Di Kota Bandung. No. Kecamatan. Kelurahan. Alamat Kecamatan Andir. Kebon Jeruk. Jl. Babatan 2, Telp Daftar Kelurahan Di Kota Bandung No. Kecamatan Kelurahan Alamat Kecamatan Andir Kebon Jeruk Jl. Babatan 2, Telp. 421-2036 Ciroyom Jl. Ciroyom 27, Telp. 601-6697 Dungus Cariang Jl. Terusan Rajawali 20,

Lebih terperinci

Bahan paparan dapat diunduh di : http ://litbang.bandung.go.id/agenda-kegiatan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG

Bahan paparan dapat diunduh di : http ://litbang.bandung.go.id/agenda-kegiatan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG Bahan paparan dapat diunduh di : http ://litbang.bandung.go.id/agenda-kegiatan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG SEMINAR LAPORAN AKHIR Kajian Satuan Tugas Pelaku Penyelenggaraan

Lebih terperinci

NAMA KECAMATAN / KELURAHAN TELP. KANTOR

NAMA KECAMATAN / KELURAHAN TELP. KANTOR NO NAMA KECAMATAN / KELURAHAN ALAMAT TELP. KANTOR 4 I KECAMATAN SUKASARI Jln. Gegerkalong Hilir No. 55 0-906 Kelurahan Isola Jln. Gegerkalong Girang No. 0-900 Kelurahan Gegerkalong Jln. Sukajadi Atas Blk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat)

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat) PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat) Oleh: Lili Somantri 24060/1-6/259/06 LATAR BELAKANG Terjadinya

Lebih terperinci

Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. Pelaksanaannya dilakukan pada setiap akhir tahun dengan metode sampel.

Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. Pelaksanaannya dilakukan pada setiap akhir tahun dengan metode sampel. 3.1. SUMBER DATA KEPENDUDUKAN 1. Sensus Penduduk Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. 2. Survey Penduduk Antar Sensus Pelaksanaannya dilakukan setiap 5 tahun sekali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Peta Kelurahan Sadang Serang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Peta Kelurahan Sadang Serang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kelurahan Sadang Serang merupakan salah satu bagian wilayah di Kecamatan Coblong Kota Bandung yang dibentuk pada tahun 1976 dengan memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah Studi

Gambaran Umum Wilayah Studi Bab II Gambaran Umum Wilayah Studi II.1 Gambaran Umum Wilayah Bandung II.1.1 Latar Belakang Geografi Jawa Barat Bandung terletak pada koordinat 107 BT and 6 55 LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK TRANSPORTASI DI WILAYAH STUDI

BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK TRANSPORTASI DI WILAYAH STUDI BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK TRANSPORTASI DI WILAYAH STUDI Dalam bab berikut ini akan membahas gambaran umum tentang wilayah studi yaitu ruas Jalan Sukajadi serta gambaran mengenai karakteristik

Lebih terperinci

Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol.

Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. Data kependudukan yang dikumpulkan bersumber pada : 1. Sensus Penduduk Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. 2. Survey Penduduk Antar Sensus Pelaksanaannya dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran.1 Data rekam medik

Lampiran.1 Data rekam medik NO No. RM UMUR JK ALAMAT Bulan Ht Trom IgM IgG Ns- 1 Ag Diagnosis 1 913599 4 th L kel. Cigereleng 2 feb-3 maret DHF kec. Regol 2 889399 8 th L kel.ciseureuh 16 jan-22 jan DHF Kec.Regol 3 842429 2 th P

Lebih terperinci

Rekapitulasi Usulan Musrenbang Kota Bandung Tahun 2014 Aspek Air Bersih dan Sanitasi

Rekapitulasi Usulan Musrenbang Kota Bandung Tahun 2014 Aspek Air Bersih dan Sanitasi Rekapitulasi Usulan Musrenbang Kota Bandung Tahun 2014 Aspek Air Bersih dan Sanitasi NO KELURAHAN LOKASI KEGIATAN YANG DIUSULKAN KECAMATAN BUAH BATU 1 Jatisari RW.04 Penyediaan Roda sampah 4 unit - KECAMATAN

Lebih terperinci

2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran

2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran 2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG 1488 : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran 1799 : Menjadi bagian Sumedang Larang yang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni.

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG DEMOGRAFI KOTA BANDUNG Kondisi dan perkembangan demografi berperan penting dalam perencanaan pembangunan. Penduduk merupakan modal dasar keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Komposisi, dan distribusi

Lebih terperinci

2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran

2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran 2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG 1488 : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran 1799 : Menjadi bagian Sumedang Larang yang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan mengenai kondisi umum wilayah studi yang terdiri dari kondisi geografis kota Cimahi, kondisi geografis kota Bandung, aspek kependudukan kota Cimahi, aspek kependudukan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Wilayah Perencanaan RTRW Kota Bandung

Tabel 4.1 Wilayah Perencanaan RTRW Kota Bandung IV. KONDISI UMUM 4.1. Kondisi Fisik dan Lingkungan 4.1.1. Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Secara Geografi Kota Bandung terletak diantara 107 Bujur Timur dan 6 55'

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Kota Bandung yang sangat tinggi baik secara alami maupun akibat arus urbanisasi mengakibatkan permintaan untuk perumahan semakin besar. Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan daerah perkotaan pada dasarnya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor manusia, faktor aktivitas manusia, dan faktor pergerakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Sebagai pembuka dari penulisan tugas akhir ini, bab ini berisikan tentang hal-hal yang berkaitan langsung dengan penelitian ini meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS IDENTIFIKASI TUNDAAN DI WILAYAH STUDI

BAB 4 ANALISIS IDENTIFIKASI TUNDAAN DI WILAYAH STUDI BAB 4 ANALISIS IDENTIFIKASI TUNDAAN DI WILAYAH STUDI Pada bagian bab pembahasan ini akan berisikan kajian tundaan di wilayah studi yaitu di ruas Jalan Sukajadi. Adapun dalam bab ini akan membahas beberapa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH II - 1 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Kebijaksanaan Pembangunan Wilayah Pembangunan wilayah di Kotamadya Bandung diprioritaskan untuk menanggulangi kepadatan lalulintas yang kian hari semakin padat.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara Bintang Timur

BAB III OBJEK PENELITIAN. Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara Bintang Timur 67 BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kota Bandung 3.1.1 Letak Geografis Kota Bandung Secara geografis Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan orang dan barang. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehariharinya, sehingga transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung memiliki angka pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi, yaitu sekitar 0,972% (Kota Bandung dalam Angka, 2004). Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat

Lebih terperinci

DATA LEMBAGA PAUDNI TAHUN 2014 DI WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

DATA LEMBAGA PAUDNI TAHUN 2014 DI WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG DATA LEMBAGA PAUDNI TAHUN 2014 DI WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG No. Nama Lembaga Jenis Satuan No. NPSN/NILEK/ NILEM Status 1 BUNGA ALAMI TK 20254852 Swasta 2 BUNGA HARAPAN TK 20254855 Swasta 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di wilayah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di wilayah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Daerah Penelitian Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di wilayah administratif Kota Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran transportasi dan logistik distribusi dalam sebuah perusahaan atau badan usaha sangatlah penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Distribusi fisik itu

Lebih terperinci

DATA LEMBAGA PAUD TAHUN 2014 KOTA BANDUNG

DATA LEMBAGA PAUD TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DATA LEMBAGA PAUD TAHUN 2014 KOTA BANDUNG No DATA LEMBAGA WARGA BELAJAR TENAGA PENDIDIK 0-2 Thn 3-4 Thn 5-6 Thn > 6 Thn Jumlah Nama Lembaga Jenis Satuan Alamat Kelurahan Kecamatan L P L P L P L P L P Total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Di dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Di dalam kehidupan seharihari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan dan

Lebih terperinci

24 Pasar Minggu (Bantaran Sungai Cisaranten Kulon) 25 Pasar Modern Batununggal 26 Gasibu Mini Antapani

24 Pasar Minggu (Bantaran Sungai Cisaranten Kulon) 25 Pasar Modern Batununggal 26 Gasibu Mini Antapani Zona Kuning 1. Zona kuning yang berdasarkan waktu adalah seluruh pasar tumpah di daerah hanya boleh berdagang pada jam tertentu yaitu mulai pukul 22.00 WIB sampai 06.00 WIB. 2. Zona kuning yang berdasarkan

Lebih terperinci

NO TANGGAL NO SURAT DINAS DITUJUKAN TEMPAT ASAL SEKOLAH

NO TANGGAL NO SURAT DINAS DITUJUKAN TEMPAT ASAL SEKOLAH NO TANGGAL NO SURAT DINAS DITUJUKAN TEMPAT ASAL SEKOLAH 1 Kamis 12 Juni 2014 421.1/498-PTKSD/2014 Kabupaten Bogor Bogor SDN Nilem 1 2 Senin, 16 Juni 2014 421.1/451-PTKSD/2014 Propinsi Jawa Barat Jl. Dr.

Lebih terperinci

TPS DI KOTA BANDUNG. Existing Kontainer. Sampah Masuk/ Timbulan Sampah (M 3 /hari) atau 3. Jalan Kartika 1 ± 15,86 13 atau 1 Umum/masya

TPS DI KOTA BANDUNG. Existing Kontainer. Sampah Masuk/ Timbulan Sampah (M 3 /hari) atau 3. Jalan Kartika 1 ± 15,86 13 atau 1 Umum/masya TPS DI KOTA BANDUNG No Nama Lokasi Lokasi/Alamat TPS I. TPS WILAYAH OPERASIONAL BANDUNG UTARA Kecamatan Sukasari 1 TPS. ORARI Jl Lemah Neundeut 2 TPS Sarimadu Jl Sarimadu Komp Sarijadi 3 TPS Komp KPAD

Lebih terperinci

International Financial Centre 6th & 8th floor Jl. Jend. Sudirman Kav 22-23, Jakarta GF/SST /42 42 G-SETRAMURNI RI II NO 14

International Financial Centre 6th & 8th floor Jl. Jend. Sudirman Kav 22-23, Jakarta GF/SST /42 42 G-SETRAMURNI RI II NO 14 DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KOT (BERDASARKAN DATA DARI PEMILIK MENARA) TAHUN 2015 NO URUT NO URUT MILIK KD MILIK KD KEL KD KEC ID_SITE NAMA_SITE LOKASI KELURAHAN KECAMATAN NAMA PERUSAHAAN ALAMAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

KECAMATAN. Jl.Rajawali timur, no.167, RT/RW:01/09, KEL.Dungusc GUSCAR ANDIR RT/SST/20 20 ariang, KEC.

KECAMATAN. Jl.Rajawali timur, no.167, RT/RW:01/09, KEL.Dungusc GUSCAR ANDIR RT/SST/20 20 ariang, KEC. DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KOT BANDUNG (BERDASARKAN DATA DARI PEMILIK MENARA) TAHUN 2015 NO URUT NO URUT MILIK KD KELUR MILIK KD KEL KD KEC ID_SITE NAMA_SITE LOKASI AHAN 1 1 1 120487109 2 2 1 120330109

Lebih terperinci

NO. USIA SKOR tahun 7, tahun lebih 11 bulan 6, tahun lebih 10 bulan 6, tahun lebih 9 bulan 6,09

NO. USIA SKOR tahun 7, tahun lebih 11 bulan 6, tahun lebih 10 bulan 6, tahun lebih 9 bulan 6,09 LAMPIRAN I : PETUNJUK PELAKSANAAN PPDB KOTA BANDUNG NOMOR :...TAHUN 2016 TANGGAL : 2016 A. PENSKORAN USIA CALON PESERTA DIDIK SD/MI NO. USIA SKOR 1. 7 tahun 7,00 2. 6 tahun lebih 11 bulan 6,11 3. 6 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pengembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan industri jasa yang memiliki fungsi pelayanan publik dan misi pengembangan nasional, yang secara umum menjalankan fungsi sebagai pendukung

Lebih terperinci

BAB 3 TINGKAT RESIKO KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KECAMATAN BOJONGLOA KALER TABEL III.1 KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANDUNG

BAB 3 TINGKAT RESIKO KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KECAMATAN BOJONGLOA KALER TABEL III.1 KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANDUNG BAB 3 TINGKAT RESIKO KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KECAMATAN BOJONGLOA KALER 3.1 Gambaran Umum Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung merupakan salah satu kawasan perkotaan yang memiliki kepadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kotakota di Indonesia termasuk kota Bandung. Penanganan dan pengendalian permasalahan persampahan

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN: PENDERITA / SUSPECT AVIAN INFLUENZA

KUESIONER RESPONDEN: PENDERITA / SUSPECT AVIAN INFLUENZA LAMPIRAN KUESIONER RESPONDEN: PENDERITA / SUSPECT AVIAN INFLUENZA DAN KELUARGA PENDERITA / SUSPECT AVIAN INFLUENZA YANG BERTEMPAT TINGGAL DI WILAYAH KOTA BANDUNG I. IDENTITAS RESPONDEN. Nama:. Alamat:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha bisnis donut di bandung saat ini semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha bisnis donut di bandung saat ini semakin pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan usaha bisnis donut di bandung saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KOTA DAN KARAKTERISTIK SARANA ANGKUTAN UMUM KOTA BANDUNG. III.1.1. Pertumbuhan Penduduk dan Luas Wilayah

BAB III PERKEMBANGAN KOTA DAN KARAKTERISTIK SARANA ANGKUTAN UMUM KOTA BANDUNG. III.1.1. Pertumbuhan Penduduk dan Luas Wilayah BAB III PERKEMBANGAN KOTA DAN KARAKTERISTIK SARANA ANGKUTAN UMUM KOTA BANDUNG Bab ini menguraikan perkembangan fisik Kota Bandung, perkembangan dan pertumbuhan penduduk, sistem penyediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN STUDI DAN ARAHAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN STUDI DAN ARAHAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN STUDI DAN ARAHAN REKOMENDASI Rumusan akhir dalam studi karakteristik tundaan disajikan dalam dua bagian yang saling terkait dan melengkapi sebagai jawaban terhadap pertanyaan penelitian

Lebih terperinci

KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG

KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kota Bandung terletak pada posisi 107º36 Bujur Timur dan 6º55 Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729,65 Ha. Perhitungan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS 31 BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS 3.1 Gambaran Umum Kota Bandung Dalam konteks nasional, Kota Bandung mempunyai kedudukan dan peran yang strategis. Dalam Peraturan Pemerintah No.47 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2000 TAHUN : 2000 NOMOR : 14 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

Lebih terperinci

Zonasi Merah. Dengan uraian:

Zonasi Merah. Dengan uraian: Zonasi Merah Zonasi merah yaitu lokasi yang tidak boleh terdapat PKL Adalah wilayah sekitar tempat ibadat, rumah sakit, komplek militer, jalan nasional, jalan provinsi dan tempat-tempat lain yang telah

Lebih terperinci

BAB 02 PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB 02 PROFIL SANITASI SAAT INI BAB 02 PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1 Gambaran Wilayah dan Kependudukan 2.1.1 Geografis Kota Bandung terletak pada koordinat 107º 36 Bujur Timur dan 6º 55 Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 16.767

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian ini diuraikan mengenai latar belakang studi; rumusan persoalan; tujuan dan sasaran studi; ruang lingkup studi, yang meliputi ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah;

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN 3.1 Arahan Kebijakan Tentang Kawasan Permukiman Kumuh Di Kota Bandung Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung penjelasan mengenai permasalahan permukiman kumuh

Lebih terperinci

DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH DASAR (SD) DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH DASAR (SD) DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH DASAR (SD) DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 No Nama Sekolah NPSN Jenjang Alamat Kecamatan Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5 Tingkat 6

Lebih terperinci

DAFTAR PJU KOTA BANDUNG

DAFTAR PJU KOTA BANDUNG DAFTAR PJU KOTA BANDUNG No. RUAS JALAN KELURAHAN KECAMATAN WILAYAH JUMLAH 1 Jl. Amir Mahmud Campaka Andir Bojonagara 15 2 Jl. Cilember Campaka Andir Bojonagara 14 3 Jl. Katalina Campaka Andir Bojonagara

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH TIMUR KOTA BANDUNG

BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH TIMUR KOTA BANDUNG BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH TIMUR KOTA BANDUNG Sebelum menganalisis lebih jauh, terlebih dahulu akan dibahas karakteristik Kota Bandung dan secara khusus wilayah Bandung Timur meliputi kondisi karakteristik

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. 3. Aronoff, S Geographic Information System, A Management Perspective. WDL Publications. Ottawa, Canada.

Daftar Pustaka. 3. Aronoff, S Geographic Information System, A Management Perspective. WDL Publications. Ottawa, Canada. 51 Daftar Pustaka 1. Andri, H. 2002, Kajian Pengaruh Tingkat Pelayanan Listrik, Telepon, Air Bersih, dan Jalan terhadap Jual Objek Pajak (Studi Kasus Kota Bandung), Tesis, Program Magister Perencanaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG

LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 480/Kep.179.Diskominfo/2015 TANGGAL : 16 Februari 2015 PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG Pembina : 1. Walikota 2. Wakil Walikota

Lebih terperinci

KAJIAN INTEGRASI RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG

KAJIAN INTEGRASI RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG KAJIAN INTEGRASI RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG Oleh : Aditiya Ramdani 1 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan, Bandung email : adityaramdani@mail.unpas.ac.id ABSTRAK Rencana

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN DI KOTA BANDUNG

PERPUSTAKAAN DI KOTA BANDUNG DAFTAR PERPUSTAKAAN DI KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA NAMA ALAMAT JAM OPERASIONAL NO TELEPON Office of Library and Archieves Jl. Caringin No 103 Senin-Jumat : 08.00-03.00 (022) 5410403 Babakan Ciparay Sabtu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan Indomaret Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan Indomaret Secara Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1. Profil Perusahaan Indomaret Secara Umum Indomaret adalah jaringan mini market waralaba di Indonesia. Mini market ini menyediakan berbagai macam kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan suatu kota pada umumnya disertai dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini pada akhirnya akan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian, karena objek penelitian merupakan sumber diperolehnya

Lebih terperinci

SIMULASI BESARNYA PENGHEMATAN PEMAKAIAN BBM MELALUI PENGELOLAAN PERGERAKAN LALU LINTAS JALAN RAYA

SIMULASI BESARNYA PENGHEMATAN PEMAKAIAN BBM MELALUI PENGELOLAAN PERGERAKAN LALU LINTAS JALAN RAYA SIMULASI BESARNYA PENGHEMATAN PEMAKAIAN BBM MELALUI PENGELOLAAN PERGERAKAN LALU LINTAS JALAN RAYA (Studi Kasus: Kota Bandung) MUHAMMAD ASWAL LUCKY RUSWANDI (DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA BARAT) DISAMPAIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG MONITORING LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL TAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA BANDUNG MONITORING LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL TAHUN 2013 NO TANGGAL SURAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG MONITORING LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL TAHUN NOMOR KENDALI PENERIMA KETUA JUMLAH UANG 1 12/3/ Bant biaya kpd BKM Paguyuban Harapan Sejahtera

Lebih terperinci

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Peningkatan Prasarana Transportasi Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Pembangunan Jalan Baru Jalan bebas hambatan didalam kota Jalan lingkar luar Jalan penghubung baru (arteri) Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Objek dari penelitian ini adalah dampak layanan Go-Food terhadap penjualan Rumah Makan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pergerakan manusia, seperti pergerakan dari rumah (tempat asal) menuju tempat sekolah

Lebih terperinci

BAB III PROSUDER PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

BAB III PROSUDER PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode 43 BAB III PROSUDER PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Ali (1983:120) yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah metode

Lebih terperinci

TAHUN : 2012 NOMOR : 44 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 888 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG

TAHUN : 2012 NOMOR : 44 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 888 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 44 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 888 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

Lebih terperinci

TANGGAL NO SURAT NAMA DOKUMEN NAMA GEDUNG PERUSAHAAN ALAMAT REKOMENDASI WISMA JL. DAGO ASRI I NO REKOMENDASI GEDUNG

TANGGAL NO SURAT NAMA DOKUMEN NAMA GEDUNG PERUSAHAAN ALAMAT REKOMENDASI WISMA JL. DAGO ASRI I NO REKOMENDASI GEDUNG TANGGAL NO SURAT NAMA DOKUMEN NAMA GEDUNG PERUSAHAAN ALAMAT 2015-01-08 011 REKOMENDASI WISMA JL. DAGO ASRI I NO. 23 2015-01-14 046 REKOMENDASI GEDUNG UTAMA HERITAGE JL. PATEUR NO. 28 2015-01-19 064 REKOMENDASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran. Selain itu dibahas pula ruang lingkup penelitian yang meliputi ruang lingkup wilayah, dan ruang lingkup materi,

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG

BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG 63 BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil evaluasi dari penyediaan tempat pemakaman umum di Kota Bandung. Evaluasi meliputi evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal (dari mana kegiatan pengangkutan dimulai) ke tempat tujuan (kemana kegiatan pengangkutan diakhiri).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari-hari. Angkutan kota atau yang biasa disebut angkot adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari-hari. Angkutan kota atau yang biasa disebut angkot adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah alat yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi

Lebih terperinci

Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional

Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional Gangguan penglihatan dan kebutaan masih merupakan masalah di dunia, menurut estimasi perhitungan dari WHO pada program pencegahan Kebutaan terdapat 285 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan penduduk biasanya diikuti pula dengan bertambahnya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna kesinambungan distribusi barang dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega Sejarah pajak mula-mula berasal dari Negara Perancis pada

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT Lili Somantri Jurusan Pendidikan Geografi, FPIPS, UPI, L_somantri@ymail.com

Lebih terperinci

Penyebab Kebakaran. Korban Mati. Nama Pemilik

Penyebab Kebakaran. Korban Mati. Nama Pemilik Tanggal Waktu Lokasi Mobil Unit 2015-01-06 2015-01-07 Jl Cibaduyut No 64 A Rt 04 Rw 01 05:30- Kelurahan Cibaduyut Kecamatan 06:50+0700 Bojongloa Kidul 18:27-19:05+0700 Jl Budisari III No 11 Rt 02 Rw 05

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini sesuai BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1990:131) yang menyatakan bahwa Metode

Lebih terperinci

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang PENGARUH PERGERAKAN PEJALAN KAKI TERHADAP KINERJA RUAS JALAN YANG DISEBABKAN OLEH KURANG OPTIMALNYA PEMANFAATAN JEMBATAN PENYEBERANGAN (KAJIAN WILAYAH : JALAN MERDEKA UTARA MALANG) Iin Irawati 1 dan Supoyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu dan memencar meninggalkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN RESPONDEN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN RESPONDEN 30 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN RESPONDEN 3.1 Gambaran Umum Kecamatan Antapani 3.1.1 Batas Wilayah Kecamatan Antapani diresmikan oleh Walikota Bandung pada Bulan April 2007 berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 0 ISBN No. 978-979-96964--9 Usulan Perbaikan Penentuan Lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah Menggunakan Metode Set Covering Problem (SCP) (Studi Kasus di PD.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Lalu Lintas Jalan R.A Kartini Jalan R.A Kartini adalah jalan satu arah di wilayah Bandar Lampung yang berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA

BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA Kondisi air pada jaringan distribusi terbagi menjadi dua parameter penting, yaitu berkaitan dengan kualitasnya dan kondisi hidrolisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan penumpang yang telah berkembang sangat dinamis serta berperan di dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari penelitian. Pendahuluan adalah awal suatu cara untuk mengetahui suatu masalah dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus ibukota dari Provinsi Jawa Barat yang mempunyai aktifitas Kota

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus ibukota dari Provinsi Jawa Barat yang mempunyai aktifitas Kota Pertumbuhan Ekonomi (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung dikenal sebagai salah satu wilayah Metropolitan sekaligus ibukota dari Provinsi Jawa Barat yang mempunyai aktifitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia. Banyaknya tempat wisata di sertai dengan suasana kota yang nyaman, membuat Yogyakarta menjadi salah

Lebih terperinci