BAB I PENDAHULUAN. tanah yang sah. Kebijakan itu berupa Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. tanah yang sah. Kebijakan itu berupa Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penerbitan sertipikat tanah, pemerintah telah membuat kebijakan yang secara normatif memberikan kepastian hukum kepemilikan tanah bagi masyarakat yang memiliki tanah yang sah. Kebijakan itu berupa Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah atau kemudian disingkat Larasita yang memiliki misi yang bertujuan membantu rakyat yang ingin membuat sertipikat atas tanah yang dimilikinya. Pada tanggal 16 Desember 2008, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kebijakan Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah (Larasita) ini di Taman Wisata Candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah (Larasita) adalah pelayanan pengurusan serfitikasi tanah dengan cara jemput bola yaitu mendatangi masyarakat. Pelayanan sertipikat tanah berupa mobil keliling. Dengan Larasita petugas kantor pertanahan mengunjungi setiap kelurahan di setiap kecamatan untuk memberikan pelayanan pertanahan terutama pada kelurahan-kelurahan yang jauh jaraknya dari kantor pertanahan untuk melayani masyarakat di bidang pertanahan secara lebih cepat, tertib, murah, dan dapat dipertanggungjawabkan. Kebijakan Larasita dilengkapi dengan sebuah kendaraan roda empat (klien node) yang berfungsi sebagai mobile front office dalam pemberian pelayanan sertipikasi tanah dan kendaraan roda dua sebagai sarana transportasi pelayanan. 1

2 2 Dalam kenyataannya di lapangan, Larasita ini tampak masih sulit diimplementasikan. Temuan di lapangan yang terkait dengan kebijakan Larasita ini ternyata masih sangat bermasalah. Kebijakan Larasita, sebetulnya sangat baik dalam konsep yang hendak dicapai dan sangat tepat untuk mendukung usaha menyejahterakan rakyat saat ini. Apalagi, saat ini masih banyak tanah rakyat yang belum disertipikasi dan rakyat masih menghadapi kesulitan untuk mendapatkan sertipikat tanah miliknya dengan cara yang mudah dan murah. Lemahnya implementasi kebijakan di lapangan ini sesungguhnya bisa diartikan ada kesenjangan yang tajam antara visi pimpinan dan pelaksana di lapangan. Adanya pemborosan anggaran negara terkait tidak berjalan dengan baiknya kebijakan Larasita. Misalnya, banyak mobil Larasita di daerah-daerah yang sudah dibeli dengan anggaran negara, ternyata tidak beroperasi atau tidak bisa difungsikan seperti yang diharapkan. Klaim Badan Pertanahan Nasional yang mengungkapkan sudah ribuan sertipikat tanah yang diselesaikan melalui kebijakan Larasita ini amat diragukan keabsahannya. Itu sebabnya BPN harus melihat betul realitas kinerjanya pada masa mendatang. Di Kota Bandung yang dinamikanya cukup kompleks, sejak diluncurkan awal Februari 2009, program Layanan Rakyat untuk Sertipikasi Tanah (Larasita) milik Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung langsung disambut antusias warga. Namun, dari banyaknya kelurahan di Kota Bandung, baru beberapa kelurahan yang disambingi mobil pelayanan keliling itu dengan jumlah permohonan yang cukup banyak. Padahal, mobil Larasita dijadwalkan melayani masyarakat di setiap kelurahan minimal satu minggu.

3 3 Kelurahan yang telah dilayani mobil Larasita BPN Kota Bandung itu dipilih karena merupakan pemukiman padat penduduk yang merupakan target dari kebijakan Larasita tersebut. Terkait banyaknya kelurahan yang belum tersentuh pelayanan Larasita, BPN Kota Bandung akan terus menjalankan kebijakan Larasita hingga banyak target kelurahan yang ada dapat terlayani. BPN beralasan tidak dapat membuat jadwal yang pasti lokasi mana saja yang akan didatangi mobil Larasita. Minimal mobil Larasita di satu kelurahan standby selama satu minggu. Tapi tidak menutup kemungkinan bisa sampai tiga minggu sesuai dengan kebutuhan masyarakat. BPN belum bisa memastikan berapa lama mobil Larasita akan standby di beberapa kelurahan. Salah satu kebutuhan masyarakat adalah kebutuhan dalam pelayanan bidang pertanahan. Di tingkat pusat masalah pertanahan ditangani oleh Badan Pertanahan Nasional, sedangkan di tingkat provinsi masalah pertanahan ditangani oleh kantor wilayah pertanahan dan pada tingkat kabupaten dan kota, masalah pertanahan diserahkan kepada kantor pertanahan daerah. Salah satu tugas kantor pertanahan adalah menyelenggarakan kegiatan sertipikasi tanah. Dalam hukum agraria nasional kegiatan sertipikasi tanah diatur dalam Undang Undang Pokok Agraria Nomor pasal 19. Sangat berbeda dengan Program Nasional Agraria (Prona) yang dibebaskan dari biaya administrasi, kebijakan Larasita tetap dikenakan biaya bagi masyarakat yang mengurus surat menyurat. Karena itu, adanya persepsi di masyarakat yang menganggap Larasita gratis juga dianggap menjadi kendala selama ini. Karenanya, jika di suatu tempat sedang berlangsung program Prona,

4 4 maka Larasita sebaiknya tida berada di lokasi yang sama. Banyak pimpinan kelurahan mengaku hingga kini masyarakatnya juga bertanya-tanya kedatangan mobil Larasita itu ke kelurahan tersebut. Banyak warga yang datang ke kelurahan dan bertanya kapan mobil pelayanan itu datang. Tapi, banyak kelurahan yang menyatakan mobil pelayanan itu belum pernah datang. Padahal, masih banyak lagi tanah yang statusnya belum bersertipikat. Adapun teknis pendaftaran tanah terdiri dari dua bagian: yaitu pendaftaran tanah secara sistimatik dan pendaftaran tanah secara sporadik. Pendaftaran tanah secara sistematik adalah pendaftaran tanah untuk pertama kali yang pelaksanaannya ditetapkan oleh pemerintah atau yang lebih dikenal dengan istilah Prona (Proyek Nasional Agraria). Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan baik secara individual maupun secara massal. Adapun maksud pemerintah melaksanakan sertipikasi tanah adalah agar masyarakat bisa memiliki aset yang jelas sehingga dapat digunakan sebagai agunan bank untuk keperluan produktif maupun konsumtif. Dalam pelaksanaanya pemerintah melihat perlunya suatu kebijakan yang lebih memihak kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat langsung terlayani kebutuhannya. Kebijakan Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah dapat dikatakan terobosan baru dalam bidang pelayanan publik, karena cara yang digunakan untuk melakukan pelayanan adalah dengan mendatangi masyarakat. Masyarakat akan dilayani di tempat yang telah disepakati oleh pihak kantor pertanahan dan

5 5 kelurahan setempat. Adapun prinsip kebijakan Larasita adalah mudah, murah, cepat dan akurat, sedangkan maksud diselenggarakannya kebijakan Larasita adalah membangun kepercayaan masyarakat (trust building), percepatan penyelenggaraan pendaftaran dan sertipikasi tanah serta untuk memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah dan juga dalam rangka memberdayakan masyarakat sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan tanah masyarakat menjadi bernilai ekonomis, agar aset masyarakat berupa tanah yang telah disertipikatkan dapat dijadikan akses permodalan untuk meningkatkan kesejahteraan. Adapun tujuan progam Larasita yaitu: 1. Mendekatkan pelayanan kantor pertanahan kepada masyarakat 2. Percepatan penyelenggaraan pendaftaran tanah 3. Membangun kepercayaan masyarakat (trust building) 4. Memberikan kepastian persyaratan, biaya dan jangka waktu pelayanan 5. Meringankan beban biaya masyarakat dan mempercepat proses 6. Menjamin kepastian hukum hak atas tanah dan perlindungan hukum bagi masyarakat pemilik tanah 7. Meminimalisir timbulnya sengketa/konflik pertanahan 8. Meningkatkan animo masyarakat untuk mensertipikatkan tanahnya 9. Memberdayakan masyarakat dalam akses permodalan 10. Mengurangi penggunaan jasa perantara (calo) Secara umum mengenai pendaftaran tanah, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan pemerintah ini merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor Selanjutnya secara teknis aturan dalam pelaksanaan pendaftaran tanah mengacu pada Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No tentang Pendaftaran Tanah. Regulasi lainnya untuk mempertegas pelaksanaan kebijakan Layanan Rakyat Untuk

6 6 Sertipikasi Tanah adalah Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional dan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor tentang Pembentukan Pelaksana Kegiatan Pembinaan dan Monitoring Kegiatan Larasita. Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor Tentang Larasita Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Peraturan ini merupakan kebijakan yang dibuat Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk diimplementasikan oleh seluruh BPN provinsi di Indonesia, dan salah satunya BPN Provinsi Jawa Barat dalam rangka memberikan pelayanan sertipikasi tanah, hingga akhirnya secara teknis operasional dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung. Penyelenggaraan pendaftaran tanah pertama kali di Kantor Pertanahan Kota Bandung sejak tahun 1960 sampai Desember 2008 baru terdaftar sebanyak bidang tanah (81,27 %) dari jumlah keseluruhan bidang tanah sebanyak bidang dan sisa bidang tanah yang belum terdaftar sebanyak bidang (18,73 %). Dari data ini dapat dilihat bahwa masih banyak tanah-tanah di Kota Bandung yang belum bersertipikat. Dengan banyaknya tanah yang belum bersertipikat akan menimbulkan potensi konflik yang tinggi, mengingat masalah tanah sangat vital karena hampir seluruh aktivitas masyarakat dilakukan di atas tanah.

7 7 Kantor Pertanahan Kota Bandung telah memulai pelaksanaan kebijakan Larasita Non I.T. (tanpa perangkat utama) secara efektif sejak bulan April 2008, dengan target meliputi 45 Kelurahan sebanyak 1500 bidang tanah. Adapun rincian pelaksanaan kebijakan Larasita pada Kota Bandung seperti terlihat pada tabel 1.1 di bawah. Tabel 1.1 Pelaksanaan Larasita JUMLAH NO KECAMATAN KELURAHAN TOTAL 1 Sukasari 175 Isola Sukarasa Gegerkalong Sarijadi Sukajadi 1003 Pasteur Cipedes Sukawarna Sukagalih Sukabungah Cicendo 814 Husein Sastranegara Arjuna Pajajaran Pasirkaliki Pamoyanan Sukaraja Andir 210 Maleber Dungus Cariang Ciroyom Kebon Jeruk Garuda 2 2 Campaka Cidadap 264 Hegarmanah Ciumbuleuit Ledeng Coblong 704 Cipaganti Lebak Gede Sadang Serang Dago Sekeloa Lebak Siliwangi Bandung Wetan 223 Cihapit 0 0 Tamansari Citarum Sumur Bandung 14 Braga Merdeka 0 0 Kebon Pisang 4 4

8 8 JUMLAH NO KECAMATAN KELURAHAN TOTAL Babakan Ciamis Cibeunying Kaler 38 Cihaurgeulis 0 0 Sukaluyu Neglasari Cigadung Cibeunying Kidul 51 Padasuka Cikutra Cicadas Sukamaju 1 1 Sukapada Pasirlayung Kiaracondong 65 Sukapura 1 1 Kebon Jayanti Babakan Surabaya Cicaheum Babakan Sari Kebon Kangkung Batununggal 21 Gumuruh Maleer Cibangkong Kacapiring 0 0 Kebon Waru 0 0 Kebon Gedang Samoja 0 0 Binong Lengkong 79 Cijagra Lingkar Selatan 0 0 Burangrang Paledang 1 1 Turangga Malabar 0 0 Cikawao Regol 120 Cigereleng Ancol Pungkur 0 0 Balong Gede Ciseureuh Ciateul Pasirluyu Astana Anyar 44 Pelindung Hewan Cibadak Karasak 0 0 Nyengseret Karang Anyar Panjunan Bojongloa Kaler 372 Kopo Babakan Tarogong Jamika Babakan Asih Sukaasih Babakan Ciparay 107 Babakan Babakan Ciparay Sukahaji

9 9 JUMLAH NO KECAMATAN KELURAHAN TOTAL Margahayu Utara Margasuka Cirangrang Bojongloa Kidul 108 Situsaeur Kebon Lega Cibaduyut Mekarwangi 1 1 Cibaduyut Kidul Cibaduyut Wetan Bandung Kulon 116 Cijerah 1 1 Cibuntu Warung Muncang Caringin 1 1 Cigondewah Kaler Gempol Sari Cigondewah Rahayu Cigondewah Kidul Antapani 28 Antapani Kulon 2 2 Antapani Tengah 2 2 Antapani Kidul 9 9 Antapani Wetan Arcamanik 41 Sukamiskin Cisaranten Bina Harapan Cisaranten Kulon Cisaranten Endah Ujung Berung 137 Pasir Endah Cigending Pasirwangi Pasirjati Pesanggrahan Cibiru 52 Palasari Cipadung Pasir Biru Cisurupan Rancasari 45 Cipamolokan Derwati Manjahlega 2 2 Mekarjaya Buah Batu 22 Margasenang 0 0 Sekejati Margasari Cijaura Jatisari Bandung Kidul 13 Batununggal Wates Mengger 0 0 Kujangsari Gede Bage 10 Cimencrang Cisaranten Kidul Rancabolang Rancanumpang Panyileukan 29 Cipadung Kulon

10 10 JUMLAH NO KECAMATAN KELURAHAN TOTAL Cipadung Wetan Cipadung Kidul Mekarmulya Cinambo 29 Pakemitan Sukamulya 0 0 Cisaranten Wetan Babakan Penghulu Mandalajati 63 Jatihandap Karang Pamulang Pasir Impun Sindanglaya JUMLAH (Sumber : Kantor Pertanahan Kota Bandung, 2012) Tabel 1.1 merupakan hasil pelaksanaan kebijakan Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah pada wilayah Kota Bandung pada tahun Kantor Pertanahan Kota Bandung hingga tahun 2012 menargetkan implementasi kebijakan Larasita dapat mensertipikasi bidang tanah, adapun yang menjadi dasar pertimbangan penentuan lokasi dan peserta Larasita, yaitu: 1. Pada lokasi kelurahan yang bidang tanahnya banyak belum terdaftar 2. Masyarakat yang pernah dikecewakan oleh oknum 3. Masyarakat marginal dan kurang mampu 4. Jauh dari pusat layanan kantor pertanahan 5. Daerah pasca sengketa/konflik 6. Lokasi IP4T (Inventarisasi Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah). Pelaksanaan kebijakan Larasita diawali dengan sosialisasi kepada para camat dan lurah se Kota Bandung, tokoh masyarakat, tokoh agama, Lembaga Swadaya Masyarakat, aparat kewilayahan, pembinaan tim kerja, penyuluhan baik langsung maupun melalui media (surat pemberitahuan, surat kabar, TV Jabar,

11 11 pamflet, spanduk, brosur) dengan menempatkan lokasi pelayanan di kantor kecamatan, kelurahan, RW, lapangan terbuka dan tempat-tempat strategis yang mudah dijangkau (diakses) oleh pemohon dan kendaraan Larasita. Berdasarkan observasi dan wawancara tahap awal yang penulis lakukan, ternyata Larasita yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung belum efektif, diantaranya yaitu: 1. Sebagian besar masyarakat belum memahami pentingnya sertipikat tanah, sedangkan di sisi lain ada juga masalah sertipikat ganda atas sebidang tanah sehingga penyelesaiannya harus sampai ke meja pengadilan. 2. Masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa permasalahan pertanahan, termasuk ijin-ijin menyangkut pertanahan dan pengurusan sertipikat tanah, memakan waktu yang lama dan memakan biaya yang tidak sedikit. Hal ini menunjukkan sosialisasi yang dilakukan oleh kantor pertanahan kurang optimal sehingga belum mampu meningkatkan animo masyarakat. 3. Dalam mengimplemtasikan Larasita adalah belum didukung ketersedian jaringan komunikasi dan kualitas sumber daya manusia yang tersedia di kantor pertanahan. Untuk Kantor Pertanahan Kota Bandung, pelayanan yang diberikan adalah pelayanan Larasita non IT, dimana pendataan pelayanan yang diberikan bersifat manual. 4. Kelengkapan atas hak yang dikeluarkan oleh sebagian lurah/camat biayanya cukup tinggi.

12 12 Mengingat pentingnya pemberian kebijakan Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah, maka pelaksanaan kebijakan Larasita Kantor Pertanahan Kota Bandung dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, para pegawai yang mengimplementasikan kebijakan Larasita pada Kantor Pertanahan Kota Bandung harus berusaha secara maksimal untuk mencapai tujuan kebijakan Larasita. Keberhasilan di dalam mencapai tujuan kebijakan Larasita tersebut sangat ditentukan oleh pelaksanaan pada organisasi pelaksana, interpretasi aparat pelaksana, dan aplikasi hal-hal tertentu dalam implementasi kebijakan. Pada pelaksanaannya, kebijakan Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung terlihat masih belum terimplementasikan dengan optimal. Salah satu contoh belum terimplementasikannya kebijakan Larasita adalah banyaknya permohonan pendaftaran tanah yang tertunda/terlambat dari jadwal yang ditetapkan yaitu 3 bulan. Di sisi lain Kantor Pertanahan Kota Bandung dalam melakasanakan rencana kerja yang berupa kunjungan kerja kurang optimal (hasil wawancara dengan wakil penanggungjawab pelaksana Kebijakan Larasita). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal yang peneliti lakukan di Kantor Pertanahan Kota Bandung, juga ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung yang belum baik. Hal ini dapat dilihat dari indikasi masalah sebagai berikut: 1. Organisasi pelaksana Larasita, yaitu Kantor Pertanahan Kota Bandung dan pihak kelurahan dalam kenyataannya ternyata melaksanakan

13 13 rencana kerja dalam bentuk jadwal kunjungan kurang berjalan baik, hal ini dikarenakan pihak kelurahan terlambat untuk melakukan sosialisasi dengan masyarakat, sedangkan kantor pertanahan lebih sering menunggu konfirmasi dari kelurahan. Keterlambatan ini mengakibatkan kegiatan pelayanan Larasita sering berjalan tidak sesuai dengan jadwal kunjungan yang telah ditentukan, sehingga kebijakan Larasita belum terimplementasikan dengan baik (hasil wawancara dengan para pegawai yang mengimplementasikan kebijakan Larasita Kantor Pertanahan Kota Bandung 18 Mei 2009). 2. Interpretasi aparat pelaksana yang kurang baik, sehingga muncul masalah yang cukup serius, yaitu menjadikan aspek kedekatan antara masyarakat dan Kantor Pertanahan Kota Bandung masih belum tercipta secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya pendataan yang akurat mengenai target penerima layanan yaitu masyarakat yang tanahnya belum bersertipikat dimana kantor pertanahan dalam memberikan layanan menggunakan jadwal yang acak/incidental. 3. Interpretasi aparat pelaksana yang kurang baik ini juga terlihat dari minimnya pertemuan atau rapat formal secara berkala untuk membahas perkembangan pelaksanaan kegiatan kebijakan Larasita, sehingga kurang dipahaminya perkembangan, hambatan serta permasalahan yang terjadi. Evaluasi hanya berbentuk laporan tertulis dalam tiga bulan pelaksanaan kegiataan kebijakan Larasita.

14 14 4. Aplikasi Larasita dalam hal-hal teknis ternyata belum mempercepat penyelengaraan pendaftaran tanah di Kota Bandung sehingga masih belum optimal. Hal ini bisa terlihat dari data yang ada bahwa sampai bulan Desember masih ada sekitar bidang tanah yang belum terdaftar sedangkan untuk tahun 2009 s.d Kantor Pertanahan Kota Bandung hanya mentargetkan bidang tanah yang akan disertipikatkan melalui kebijakan Larasita. 5. Faktor aplikasi kebijakan ini terlihat juga dari kurangnya peningkatan animo masyarakat dalam mensertipikatkan tanahnya. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung dalam memperkenalkan kegiatan kebijakan Larasita belum optimal. 6. Lemahnya aplikasi ini terlihat pula dari kurangnya pemantauan (monitoring) oleh para implementor kebijakan Larasita Kantor Pertanahan Kota Bandung kepada petugas teknis yang memberikan pelayanan di lapangan dimana para pegawai yang mengimplementasikan kebijakan Larasita hanya datang ke lapangan ketika pemberian sertipikat saja. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Layanan Rakyat Untuk Sertipikat Tanah (Larasita) Di Kota Bandung Pada

15 Perumusan Masalah Bagaimana implementasi kebijakan Layanan Rakyat Untuk Sertipikat Tanah (Larasita) di Kota Bandung pada tahun ? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk dapat memahami dan menganalisis implementasi kebijakan Larasita di Kota Bandung pada tahun Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan konsep implementasi kebijakan publik Kegunaan Penelitian Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mengembangkan, memperluas, dan memperkaya studi akademis serta penelitian ilmiah di bidang studi ilmu administrasi publik, khususnya dalam bidang implementasi kebijakan Kegunaan Praktis Bagi para pihak yang terkait (stakeholder) di lingkungan Kota Bandung, penelitian ilmiah ini dapat menjadi bahan masukan dalam rangka pengembangan pelaksanaan kebijakan publik penerbitan sertipikat tanah di Kota Bandung yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung.

16 16

Daftar Kode Pos Kota Bandung

Daftar Kode Pos Kota Bandung Daftar Kode Pos Kota Bandung Berikut ini adalah daftar kode pos sekaligus nama-nama Kelurahan dan Kecamatan di Kota Bandung 1. Kecamatan Andir - Kelurahan/Desa Kebon Jeruk (Kodepos : 40181) - Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

DATA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DATA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DATA KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG (Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2008 Tentang perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2006 Tentang Pemekaran

Lebih terperinci

TAHUN : 2006 NOMOR : 06

TAHUN : 2006 NOMOR : 06 LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2006 NOMOR : 06 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PEMEKARAN DAN PEMBENTUKAN WILAYAH KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2001 TAHUN : 2001 NOMOR : 08 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2004 TAHUN : 2004 NOMOR : 29 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELUARAHAN KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG

Lebih terperinci

DAFTAR SASARAN PROGRAM DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2008 JML PDD JML PDD NEON LANSIA WILAYAH KERJA BUMI. ANAK REM (Kelurahan) BALITA K SI (1.

DAFTAR SASARAN PROGRAM DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2008 JML PDD JML PDD NEON LANSIA WILAYAH KERJA BUMI. ANAK REM (Kelurahan) BALITA K SI (1. DAFTAR SASARAN PROGRAM DNAS ESEHATAN OTA BANDUNG TAHUN BAY BAY L AJA 45-59 60-69 =Ž70 NO ECAMATAN ESMAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 SUASAR 1 Sukarasa 1 Sukarasa 10,832 154

Lebih terperinci

DAFTAR KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG. No. KECAMATAN ALAMAT KELURAHAN. Andir. Jl. Srigunting Raya No.1, Telp.

DAFTAR KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG. No. KECAMATAN ALAMAT KELURAHAN. Andir. Jl. Srigunting Raya No.1, Telp. DAFTAR KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANDUNG No. KECAMATAN ALAMAT KELURAHAN 01 Andir Jl. Srigunting Raya No.1, Telp. 022-6011304, Email: Kec.adr@bandung.go.id 1 / 28 1. Campaka 2. Ciroyom 3. Dunguscariang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANDUNG Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 Tanggal 27 Juli 1987 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTUMBUHAN MENARA BTS DI KOTA BANDUNG. 3.1 Gambaran Umum Karakteristik Wilayah Kota Bandung

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTUMBUHAN MENARA BTS DI KOTA BANDUNG. 3.1 Gambaran Umum Karakteristik Wilayah Kota Bandung BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTUMBUHAN MENARA BTS DI KOTA BANDUNG 3.1 Gambaran Umum Karakteristik Wilayah Kota Bandung Bentuk bentang alam Kota Bandung berupa cekungan dengan ketinggian ratarata 791 meter di

Lebih terperinci

Bahan paparan dapat diunduh di : http ://litbang.bandung.go.id/agenda-kegiatan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG

Bahan paparan dapat diunduh di : http ://litbang.bandung.go.id/agenda-kegiatan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG Bahan paparan dapat diunduh di : http ://litbang.bandung.go.id/agenda-kegiatan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BANDUNG SEMINAR LAPORAN AKHIR Kajian Satuan Tugas Pelaku Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dijelaskan mengenai latar belakang studi yang dilakukan, perumusan masalah, metodologi studi, kerangka

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dijelaskan mengenai latar belakang studi yang dilakukan, perumusan masalah, metodologi studi, kerangka BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dijelaskan mengenai latar belakang studi yang dilakukan, perumusan masalah, metodologi studi, kerangka pemikiran studi serta sistematika penulisan. 1.1 Latar

Lebih terperinci

Daftar Kelurahan Di Kota Bandung. No. Kecamatan. Kelurahan. Alamat Kecamatan Andir. Kebon Jeruk. Jl. Babatan 2, Telp

Daftar Kelurahan Di Kota Bandung. No. Kecamatan. Kelurahan. Alamat Kecamatan Andir. Kebon Jeruk. Jl. Babatan 2, Telp Daftar Kelurahan Di Kota Bandung No. Kecamatan Kelurahan Alamat Kecamatan Andir Kebon Jeruk Jl. Babatan 2, Telp. 421-2036 Ciroyom Jl. Ciroyom 27, Telp. 601-6697 Dungus Cariang Jl. Terusan Rajawali 20,

Lebih terperinci

NAMA KECAMATAN / KELURAHAN TELP. KANTOR

NAMA KECAMATAN / KELURAHAN TELP. KANTOR NO NAMA KECAMATAN / KELURAHAN ALAMAT TELP. KANTOR 4 I KECAMATAN SUKASARI Jln. Gegerkalong Hilir No. 55 0-906 Kelurahan Isola Jln. Gegerkalong Girang No. 0-900 Kelurahan Gegerkalong Jln. Sukajadi Atas Blk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Peta Kelurahan Sadang Serang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Peta Kelurahan Sadang Serang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kelurahan Sadang Serang merupakan salah satu bagian wilayah di Kecamatan Coblong Kota Bandung yang dibentuk pada tahun 1976 dengan memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. Pelaksanaannya dilakukan pada setiap akhir tahun dengan metode sampel.

Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. Pelaksanaannya dilakukan pada setiap akhir tahun dengan metode sampel. 3.1. SUMBER DATA KEPENDUDUKAN 1. Sensus Penduduk Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. 2. Survey Penduduk Antar Sensus Pelaksanaannya dilakukan setiap 5 tahun sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rakyat saat ini menjadi isu kebijakan yang semakin strategis,

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rakyat saat ini menjadi isu kebijakan yang semakin strategis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan rakyat saat ini menjadi isu kebijakan yang semakin strategis, karena perbaikan pelayanan publik di Indonesia cenderung berjalan di tempat. Sementara

Lebih terperinci

Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol.

Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. Data kependudukan yang dikumpulkan bersumber pada : 1. Sensus Penduduk Pelaksanaan dilakukan setiap 10 tahun sekali, tahun yang berakhiran nol. 2. Survey Penduduk Antar Sensus Pelaksanaannya dilakukan

Lebih terperinci

2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran

2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran 2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG 1488 : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran 1799 : Menjadi bagian Sumedang Larang yang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni.

Lebih terperinci

2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran

2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran 2.1. SEJARAH SINGKAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG 1488 : Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran 1799 : Menjadi bagian Sumedang Larang yang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat)

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat) PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat) Oleh: Lili Somantri 24060/1-6/259/06 LATAR BELAKANG Terjadinya

Lebih terperinci

Rekapitulasi Usulan Musrenbang Kota Bandung Tahun 2014 Aspek Air Bersih dan Sanitasi

Rekapitulasi Usulan Musrenbang Kota Bandung Tahun 2014 Aspek Air Bersih dan Sanitasi Rekapitulasi Usulan Musrenbang Kota Bandung Tahun 2014 Aspek Air Bersih dan Sanitasi NO KELURAHAN LOKASI KEGIATAN YANG DIUSULKAN KECAMATAN BUAH BATU 1 Jatisari RW.04 Penyediaan Roda sampah 4 unit - KECAMATAN

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah Studi

Gambaran Umum Wilayah Studi Bab II Gambaran Umum Wilayah Studi II.1 Gambaran Umum Wilayah Bandung II.1.1 Latar Belakang Geografi Jawa Barat Bandung terletak pada koordinat 107 BT and 6 55 LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare.

Lebih terperinci

International Financial Centre 6th & 8th floor Jl. Jend. Sudirman Kav 22-23, Jakarta GF/SST /42 42 G-SETRAMURNI RI II NO 14

International Financial Centre 6th & 8th floor Jl. Jend. Sudirman Kav 22-23, Jakarta GF/SST /42 42 G-SETRAMURNI RI II NO 14 DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KOT (BERDASARKAN DATA DARI PEMILIK MENARA) TAHUN 2015 NO URUT NO URUT MILIK KD MILIK KD KEL KD KEC ID_SITE NAMA_SITE LOKASI KELURAHAN KECAMATAN NAMA PERUSAHAAN ALAMAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara Bintang Timur

BAB III OBJEK PENELITIAN. Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara Bintang Timur 67 BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kota Bandung 3.1.1 Letak Geografis Kota Bandung Secara geografis Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota

Lebih terperinci

DATA LEMBAGA PAUD TAHUN 2014 KOTA BANDUNG

DATA LEMBAGA PAUD TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DATA LEMBAGA PAUD TAHUN 2014 KOTA BANDUNG No DATA LEMBAGA WARGA BELAJAR TENAGA PENDIDIK 0-2 Thn 3-4 Thn 5-6 Thn > 6 Thn Jumlah Nama Lembaga Jenis Satuan Alamat Kelurahan Kecamatan L P L P L P L P L P Total

Lebih terperinci

NO. USIA SKOR tahun 7, tahun lebih 11 bulan 6, tahun lebih 10 bulan 6, tahun lebih 9 bulan 6,09

NO. USIA SKOR tahun 7, tahun lebih 11 bulan 6, tahun lebih 10 bulan 6, tahun lebih 9 bulan 6,09 LAMPIRAN I : PETUNJUK PELAKSANAAN PPDB KOTA BANDUNG NOMOR :...TAHUN 2016 TANGGAL : 2016 A. PENSKORAN USIA CALON PESERTA DIDIK SD/MI NO. USIA SKOR 1. 7 tahun 7,00 2. 6 tahun lebih 11 bulan 6,11 3. 6 tahun

Lebih terperinci

Lampiran.1 Data rekam medik

Lampiran.1 Data rekam medik NO No. RM UMUR JK ALAMAT Bulan Ht Trom IgM IgG Ns- 1 Ag Diagnosis 1 913599 4 th L kel. Cigereleng 2 feb-3 maret DHF kec. Regol 2 889399 8 th L kel.ciseureuh 16 jan-22 jan DHF Kec.Regol 3 842429 2 th P

Lebih terperinci

DATA LEMBAGA PAUDNI TAHUN 2014 DI WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

DATA LEMBAGA PAUDNI TAHUN 2014 DI WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG DATA LEMBAGA PAUDNI TAHUN 2014 DI WILAYAH DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG No. Nama Lembaga Jenis Satuan No. NPSN/NILEK/ NILEM Status 1 BUNGA ALAMI TK 20254852 Swasta 2 BUNGA HARAPAN TK 20254855 Swasta 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Di dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Di dalam kehidupan seharihari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan dan

Lebih terperinci

24 Pasar Minggu (Bantaran Sungai Cisaranten Kulon) 25 Pasar Modern Batununggal 26 Gasibu Mini Antapani

24 Pasar Minggu (Bantaran Sungai Cisaranten Kulon) 25 Pasar Modern Batununggal 26 Gasibu Mini Antapani Zona Kuning 1. Zona kuning yang berdasarkan waktu adalah seluruh pasar tumpah di daerah hanya boleh berdagang pada jam tertentu yaitu mulai pukul 22.00 WIB sampai 06.00 WIB. 2. Zona kuning yang berdasarkan

Lebih terperinci

KECAMATAN. Jl.Rajawali timur, no.167, RT/RW:01/09, KEL.Dungusc GUSCAR ANDIR RT/SST/20 20 ariang, KEC.

KECAMATAN. Jl.Rajawali timur, no.167, RT/RW:01/09, KEL.Dungusc GUSCAR ANDIR RT/SST/20 20 ariang, KEC. DATA MENARA TELEKOMUNIKASI KOT BANDUNG (BERDASARKAN DATA DARI PEMILIK MENARA) TAHUN 2015 NO URUT NO URUT MILIK KD KELUR MILIK KD KEL KD KEC ID_SITE NAMA_SITE LOKASI AHAN 1 1 1 120487109 2 2 1 120330109

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG DEMOGRAFI KOTA BANDUNG Kondisi dan perkembangan demografi berperan penting dalam perencanaan pembangunan. Penduduk merupakan modal dasar keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Komposisi, dan distribusi

Lebih terperinci

BAB 02 PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB 02 PROFIL SANITASI SAAT INI BAB 02 PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1 Gambaran Wilayah dan Kependudukan 2.1.1 Geografis Kota Bandung terletak pada koordinat 107º 36 Bujur Timur dan 6º 55 Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 16.767

Lebih terperinci

TPS DI KOTA BANDUNG. Existing Kontainer. Sampah Masuk/ Timbulan Sampah (M 3 /hari) atau 3. Jalan Kartika 1 ± 15,86 13 atau 1 Umum/masya

TPS DI KOTA BANDUNG. Existing Kontainer. Sampah Masuk/ Timbulan Sampah (M 3 /hari) atau 3. Jalan Kartika 1 ± 15,86 13 atau 1 Umum/masya TPS DI KOTA BANDUNG No Nama Lokasi Lokasi/Alamat TPS I. TPS WILAYAH OPERASIONAL BANDUNG UTARA Kecamatan Sukasari 1 TPS. ORARI Jl Lemah Neundeut 2 TPS Sarimadu Jl Sarimadu Komp Sarijadi 3 TPS Komp KPAD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha bisnis donut di bandung saat ini semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha bisnis donut di bandung saat ini semakin pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan usaha bisnis donut di bandung saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Persaingan

Lebih terperinci

NO TANGGAL NO SURAT DINAS DITUJUKAN TEMPAT ASAL SEKOLAH

NO TANGGAL NO SURAT DINAS DITUJUKAN TEMPAT ASAL SEKOLAH NO TANGGAL NO SURAT DINAS DITUJUKAN TEMPAT ASAL SEKOLAH 1 Kamis 12 Juni 2014 421.1/498-PTKSD/2014 Kabupaten Bogor Bogor SDN Nilem 1 2 Senin, 16 Juni 2014 421.1/451-PTKSD/2014 Propinsi Jawa Barat Jl. Dr.

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN: PENDERITA / SUSPECT AVIAN INFLUENZA

KUESIONER RESPONDEN: PENDERITA / SUSPECT AVIAN INFLUENZA LAMPIRAN KUESIONER RESPONDEN: PENDERITA / SUSPECT AVIAN INFLUENZA DAN KELUARGA PENDERITA / SUSPECT AVIAN INFLUENZA YANG BERTEMPAT TINGGAL DI WILAYAH KOTA BANDUNG I. IDENTITAS RESPONDEN. Nama:. Alamat:

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Wilayah Perencanaan RTRW Kota Bandung

Tabel 4.1 Wilayah Perencanaan RTRW Kota Bandung IV. KONDISI UMUM 4.1. Kondisi Fisik dan Lingkungan 4.1.1. Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Secara Geografi Kota Bandung terletak diantara 107 Bujur Timur dan 6 55'

Lebih terperinci

Penyebab Kebakaran. Korban Mati. Nama Pemilik

Penyebab Kebakaran. Korban Mati. Nama Pemilik Tanggal Waktu Lokasi Mobil Unit 2015-01-06 2015-01-07 Jl Cibaduyut No 64 A Rt 04 Rw 01 05:30- Kelurahan Cibaduyut Kecamatan 06:50+0700 Bojongloa Kidul 18:27-19:05+0700 Jl Budisari III No 11 Rt 02 Rw 05

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran transportasi dan logistik distribusi dalam sebuah perusahaan atau badan usaha sangatlah penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Distribusi fisik itu

Lebih terperinci

LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG

LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 480/Kep.179.Diskominfo/2015 TANGGAL : 16 Februari 2015 PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG Pembina : 1. Walikota 2. Wakil Walikota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG MONITORING LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL TAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA BANDUNG MONITORING LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL TAHUN 2013 NO TANGGAL SURAT PEMERINTAH KOTA BANDUNG MONITORING LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL TAHUN NOMOR KENDALI PENERIMA KETUA JUMLAH UANG 1 12/3/ Bant biaya kpd BKM Paguyuban Harapan Sejahtera

Lebih terperinci

KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG

KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG KONDISI GEOGRAFI KOTA BANDUNG A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kota Bandung terletak pada posisi 107º36 Bujur Timur dan 6º55 Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729,65 Ha. Perhitungan

Lebih terperinci

Zonasi Merah. Dengan uraian:

Zonasi Merah. Dengan uraian: Zonasi Merah Zonasi merah yaitu lokasi yang tidak boleh terdapat PKL Adalah wilayah sekitar tempat ibadat, rumah sakit, komplek militer, jalan nasional, jalan provinsi dan tempat-tempat lain yang telah

Lebih terperinci

Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional

Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional Gangguan penglihatan dan kebutaan masih merupakan masalah di dunia, menurut estimasi perhitungan dari WHO pada program pencegahan Kebutaan terdapat 285 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2000 TAHUN : 2000 NOMOR : 14 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

Lebih terperinci

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BAB 1 PENDAHULUAN LKIP SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDUNG

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BAB 1 PENDAHULUAN LKIP SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung terletak pada koordinat 107 BT and 6 55 LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektar. Kota ini memiliki 30 Kecamatan dan 151 kelurahan. Dalam perkembangannya

Lebih terperinci

TAHUN : 2012 NOMOR : 44 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 888 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG

TAHUN : 2012 NOMOR : 44 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 888 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 44 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 888 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

Lebih terperinci

DAFTAR PJU KOTA BANDUNG

DAFTAR PJU KOTA BANDUNG DAFTAR PJU KOTA BANDUNG No. RUAS JALAN KELURAHAN KECAMATAN WILAYAH JUMLAH 1 Jl. Amir Mahmud Campaka Andir Bojonagara 15 2 Jl. Cilember Campaka Andir Bojonagara 14 3 Jl. Katalina Campaka Andir Bojonagara

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIK a. VISI DAN MISI Visi yang tercantum dalam Rencana Strategis, yaitu : Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Bandung yang BERMARTABAT melalui

Lebih terperinci

TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK- KANAK, SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK- KANAK, SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 1 LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PPDB KOTA BANDUNG NOMOR : 420 / 2513 - Disdik TANGGAL : 28 Maret 2018 TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK- KANAK, SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DAN SWASTA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DAN SWASTA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DAN SWASTA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JUMLAH SISWA PER TINGKAT NO NAMA SEKOLAH / ALAMAT KECAMATAN KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH DASAR (SD) DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH DASAR (SD) DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH DASAR (SD) DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 No Nama Sekolah NPSN Jenjang Alamat Kecamatan Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5 Tingkat 6

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di wilayah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di wilayah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Daerah Penelitian Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di wilayah administratif Kota Bandung.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2001 TAHUN : 2001 NOMOR : 07 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Negara harus memiliki Good Governance (Penyelenggaraan Pemerintah yang Baik). Untuk mencapai Good Governance tersebut harus dimulai dari terwujudnya

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG

BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG 63 BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil evaluasi dari penyediaan tempat pemakaman umum di Kota Bandung. Evaluasi meliputi evaluasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 20 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 332 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 20 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 332 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 20 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 332 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN WILAYAH KERJA INSPEKTORAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN 3.1 Arahan Kebijakan Tentang Kawasan Permukiman Kumuh Di Kota Bandung Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung penjelasan mengenai permasalahan permukiman kumuh

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 218 TAHUN

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 218 TAHUN TAHUN : 2009 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 218 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Sebagai pembuka dari penulisan tugas akhir ini, bab ini berisikan tentang hal-hal yang berkaitan langsung dengan penelitian ini meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

Lebih terperinci

RINCIAN LAPORAN KEBAKARAN DI KOTA BANDUNG PERWILAYAH TAHUN 2015

RINCIAN LAPORAN KEBAKARAN DI KOTA BANDUNG PERWILAYAH TAHUN 2015 RINCIAN LAPORAN KEBAKARAN DI KOTA BANDUNG PERWILAYAH TAHUN 2015 NO WILAYAH PEMERINTAHAN KECAMATAN KELURAHAN WAKTU KEJADIAN LOKASI JENIS 1 UJUNG BERUNG Cigending 1. Jum'at, 15 Agustus 2014 Jl. Cigending

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega Sejarah pajak mula-mula berasal dari Negara Perancis pada

Lebih terperinci

BAB 03 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 03 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI BAB 03 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan,

Lebih terperinci

BAB 3 TINGKAT RESIKO KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KECAMATAN BOJONGLOA KALER TABEL III.1 KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANDUNG

BAB 3 TINGKAT RESIKO KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KECAMATAN BOJONGLOA KALER TABEL III.1 KEPADATAN PENDUDUK KOTA BANDUNG BAB 3 TINGKAT RESIKO KEBAKARAN DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT KECAMATAN BOJONGLOA KALER 3.1 Gambaran Umum Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung merupakan salah satu kawasan perkotaan yang memiliki kepadatan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

INFORMASI PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU SD Salman Al Farisi Bandung Tahun Pelajaran 2018/2019 ALUR PENDAFTARAN

INFORMASI PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU SD Salman Al Farisi Bandung Tahun Pelajaran 2018/2019 ALUR PENDAFTARAN INFORMASI PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU SD Salman Al Farisi Bandung Tahun Pelajaran 2018/2019 ALUR PENDAFTARAN Mengisi form pendaftaran Mulai 05 Des 17 Pembayaran Uang Pendaftaran Melalui BMI Observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Bandung Bojonagara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Bandung Bojonagara BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan KPP Pratama Bandung Bojonagara Pada masa penjajahan kolonial Belanda di Indonesia, pajak sudah dijalankan, hal ini dapat kita lihat dengan adanya

Lebih terperinci

KAJIAN INTEGRASI RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG

KAJIAN INTEGRASI RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG KAJIAN INTEGRASI RUTE ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG Oleh : Aditiya Ramdani 1 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan, Bandung email : adityaramdani@mail.unpas.ac.id ABSTRAK Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kotakota di Indonesia termasuk kota Bandung. Penanganan dan pengendalian permasalahan persampahan

Lebih terperinci

1.1 Gambaran Umum Kecamatan Cibeunying Kidul

1.1 Gambaran Umum Kecamatan Cibeunying Kidul 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 30 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 940 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 30 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 940 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 30 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 940 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 542 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PROGRAM BANDUNG GREEN & CLEAN 2011

PROGRAM BANDUNG GREEN & CLEAN 2011 PROGRAM BANDUNG GREEN & CLEAN 2011 Kota Bandung merupakan salah kota terbesar di Indonesia, dengan penduduknya yang padat dan perkembangan yang pesat, juga suasana kota Bandung yang menjadikan ciri khas

Lebih terperinci

Oleh : Dr. Hj.AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung) 29 Agustus 2014

Oleh : Dr. Hj.AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung) 29 Agustus 2014 Oleh : Dr. Hj.AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung) 29 Agustus 2014 SISTEMATIKA I. DASAR HUKUM II. ANALISA SITUASI III. PELAKSANAAN IZIN PRAKTEK DOKTER IV. BENTUK PENGAWASAN V.

Lebih terperinci

DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 DATA JUMLAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 No Nama Sekolah NPSN Jenjang Alamat Kecamatan Tingkat 7 Tingkat 8 Tingkat 9 Jumlah L P L P L P

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan mengenai kondisi umum wilayah studi yang terdiri dari kondisi geografis kota Cimahi, kondisi geografis kota Bandung, aspek kependudukan kota Cimahi, aspek kependudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA BANDUNG TAHUN 2015-2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KOTA DAN KARAKTERISTIK SARANA ANGKUTAN UMUM KOTA BANDUNG. III.1.1. Pertumbuhan Penduduk dan Luas Wilayah

BAB III PERKEMBANGAN KOTA DAN KARAKTERISTIK SARANA ANGKUTAN UMUM KOTA BANDUNG. III.1.1. Pertumbuhan Penduduk dan Luas Wilayah BAB III PERKEMBANGAN KOTA DAN KARAKTERISTIK SARANA ANGKUTAN UMUM KOTA BANDUNG Bab ini menguraikan perkembangan fisik Kota Bandung, perkembangan dan pertumbuhan penduduk, sistem penyediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKIP 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDUNG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKIP 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKIP 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDUNG Kata pengantar Dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Lebih terperinci

D A F T A R : L A P O R A N K E B A K A R A N B U L A N J A N U A R I DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG

D A F T A R : L A P O R A N K E B A K A R A N B U L A N J A N U A R I DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG WILAYAH KOTA BANDUNG D A F T A R : L A P O R A N K E B A K A R A N B U L A N J A N U A R I 2 0 1 5 DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG No. Hari / Tanggal / Waktu Tempat / Lokasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH II - 1 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Kebijaksanaan Pembangunan Wilayah Pembangunan wilayah di Kotamadya Bandung diprioritaskan untuk menanggulangi kepadatan lalulintas yang kian hari semakin padat.

Lebih terperinci

Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci (Sehat, Unggul, Cerdas, Dan Indah) Dalam Mendukung Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Dan Sejahtera, dengan

Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci (Sehat, Unggul, Cerdas, Dan Indah) Dalam Mendukung Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Dan Sejahtera, dengan IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Kecamatan Cibeunying Kaler 2014-2018, ditetapkan bahwa visi Kecamatan Cibeunying Kaler yaitu Terwujudnya Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL MARKOWITZ DALAM MENENTUKAN BESARNYA ALOKASI DANA UNTUK MENGURANGI JUMLAH KASUS DENGUE DI KOTA BANDUNG

PENDEKATAN MODEL MARKOWITZ DALAM MENENTUKAN BESARNYA ALOKASI DANA UNTUK MENGURANGI JUMLAH KASUS DENGUE DI KOTA BANDUNG KNM 18 2-5 November 2016 UR, Pekanbaru PENDEKATAN MODEL MARKOWITZ DALAM MENENTUKAN BESARNYA ALOKASI DANA UNTUK MENGURANGI JUMLAH KASUS DENGUE DI KOTA BANDUNG BENNY YONG 1, LIEM CHIN 2 1,2 Program Studi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 938 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 938 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 938 TAHUN 2009 TENTANG PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009 Menimbang WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung memiliki angka pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi, yaitu sekitar 0,972% (Kota Bandung dalam Angka, 2004). Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK TRANSPORTASI DI WILAYAH STUDI

BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK TRANSPORTASI DI WILAYAH STUDI BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK TRANSPORTASI DI WILAYAH STUDI Dalam bab berikut ini akan membahas gambaran umum tentang wilayah studi yaitu ruas Jalan Sukajadi serta gambaran mengenai karakteristik

Lebih terperinci

Kecamatan Cicendo IKHTISAR EKSEKUTIF

Kecamatan Cicendo IKHTISAR EKSEKUTIF IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Kecamatan Cicendo 2014-2018, ditetapkan bahwa visi Kecamatan Cicendo yaitu Mewujudkan Kecamatan Cicendo Bersih,Santun,Tuntas dan Unggul (BERSATU),

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dari penelitian ini adalah debitur kredit mikro mandiri cabang

BAB III SUBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dari penelitian ini adalah debitur kredit mikro mandiri cabang 52 BAB III SUBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah debitur kredit mikro mandiri cabang Bandung Siliwangi. Adapun variabel independent (variabel bebas) dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga keuangan yang dikelola secara syariah kini mulai bermunculan di berbagai daerah. Berikut adalah gambar grafik potensi perkembangan lembaga keuangan syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berurusan dengan sertifikat tanah. Dalam pembuatan sertifikat tanah Badan

BAB I PENDAHULUAN. yang berurusan dengan sertifikat tanah. Dalam pembuatan sertifikat tanah Badan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang agraria atau pertanahan dan menangani halhal

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian, karena objek penelitian merupakan sumber diperolehnya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Surachmad (1989 :131) bahwa,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Surachmad (1989 :131) bahwa, 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Surachmad (1989 :131) bahwa, Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tuuan, misalnya mengui hipotesa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sampah merupakan permasalahan kompleks yang krusial dan tidak dapat dihindari terutama di daerah perkotaan. Jumlah sampah yang perlu ditangani semakin meningkat dari

Lebih terperinci

KECAMATAN BANDUNG WETAN

KECAMATAN BANDUNG WETAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014

Lebih terperinci

Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil LKIP Tahun 2015

Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil LKIP Tahun 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 05 Dinas dan Pencatatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Objek dari penelitian ini adalah dampak layanan Go-Food terhadap penjualan Rumah Makan di

Lebih terperinci