Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro"

Transkripsi

1 Bab Perkembangan Ekonomi Makro.. KONDISI UMUM Perekonomian Kepulauan Riau pada tw.i- diperkirakan tumbuh,%, lebih rendah dibanding pertumbuhan tw.iv- sebesar,% (y-o-y). Tinjauan secara triwulan (q-t-q) memperlihatkan perlambatan yang lebih mild, dengan laju pertumbuhan turun dari,% pada tw.iv- menjadi,% pada tw.i-. Sesuai dengan karakteristiknya sebagai daerah industri, ekspor dan investasi masih menjadi penggerak utama perekonomian provinsi ini. Aktivitas ekspor antar negara menunjukkan pertumbuhan signifikan dibanding tw.iv- yang tumbuh negatif. Sementara investasi semakin berperan penting dalam mendorong perekonomian. Meningkatnya konsumsi rumah tangga dan swasta turut menopang pertumbuhan pada triwulan laporan. Respon dari sisi penawaran ditandai dengan pertumbuhan hampir seluruh ekonomi di Kepulauan Riau kecuali sektor Pertambangan. Sektor bangunan mencatat pertumbuhan tertinggi disebabkan oleh perkembangan properti yang cukup pesat terutama di kota Batam, namun belum berkontribusi positif bagi pertumbuhan tw.i-. Akselerasi pertumbuhan dihasilkan oleh sektor Perdagangan, Pertanian, Keuangan, Pengangkutan, Listrik dan Jasa-jasa terkait perayaan Imlek dan perayaan hari besar lainnya. Grafik. - Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau q-t-q (%) qtq yoy Tw.I- Tw.II- Tw.III- Tw.IV- Tw.I- y-o-y (%) Tw.II- Tw.III- Tw.IV- Tw.I- Tw.II- Tw.III- Tw.IV- Tw.I- Tw.II- Tw.III- Tw.IV- Tw.I- * qtq yoy Sumber : BPS * ) angka sementara Perlambatan ekonomi Kepulauan Riau sebagian besar disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor industri pengolahan dan pertambangan. Triwulan I -

2 Meski pangsanya terus menurun, sektor industri pengolahan tetap memberi kontribusi dominan (,%) terhadap pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepulauan Riau. Turunnya pertumbuhan sektor ini pada tw.i- disebabkan penurunan kinerja industri alat angkutan, mesin dan peralatan. Keadaan ini juga tercermin dari penurunan ekspor barang-barang mesin dan elektronik pada bulan Januari dan Februari. Sementara itu sektor pertambangan tumbuh negatif disebabkan oleh menurunnya realisasi produksi dari pertambangan gas bumi di Natuna yang salah satunya dipicu oleh kenaikan biaya produksi akibat tingginya harga minyak dunia. Tumbuhnya perekonomian tw.i- juga didukung oleh penguatan sektor keuangan, terutama pada lembaga keuangan non-bank. Meningkatnya kinerja lembaga keuangan non-bank didorong oleh tumbuhnya konsumsi masyarakat terkait produk-produk ritel rumah tangga yang menggunakan pembiayaan non-bank... SISI PERMINTAAN Pertumbuhan ekspor dan investasi barang modal atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi pengerak perekonomian Kepulauan Riau tw.i- dari sisi permintaan. Turunnya laju pertumbuhan (yoy) disebabkan oleh penurunan porsi pengeluaran pemerintah akibat terlambatnya penyelesaian beberapa proyek. Tabel. - Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (berdasarkan harga konstan ) Komponen Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga a. Makanan b. Non Makanan Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok ,.... Ekspor a. Antar Negara b. Antar Pulau Impor a. Antar Negara b. Antar Pulau Produk Domestik Regional Bruto Sumber : BPS, data diolah Triwulan I -

3 a. Konsumsi Konsumsi rumah tangga dan swasta mengalami akselerasi (yoy) dibanding triwulan-triwulan sebelumnya, sementara konsumsi pemerintah mengalami tren menurun. Pada triwulan laporan, konsumsi rumah tangga tumbuh,% lebih tinggi dibanding pertumbuhan tw.iv- sebesar,%. Pengeluaran untuk konsumsi makanan meningkat,% dari,% pada triwulan sebelumnya, sementara konsumsi non-makanan naik,% dari,% pada tw.iv-. Gejolak harga kebutuhan pokok yang terjadi selama tiga bulan terakhir sangat mempengaruhi tingkat pengeluaran rumah tangga. Sedangkan peningkatan konsumsi non-makanan tercermin dari berbagai indikator konsumsi, antara lain penjualan kendaraan roda empat dan roda dua baru, konsumsi listrik, penjualan semen, serta penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan di Kepulauan Riau dimana sebagian besar disalurkan dalam bentuk kredit perumahan (%) dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (%). Grafik. Konsumsi Listrik Rumah Tangga Grafik. Konsumsi Listrik Usaha/Bisnis,,,,, Konsumsi listrik RT MWh Pertumbuhan % % % %,,,,,, Konsumsi listrik Usaha/Bisnis MWh Pertumbuhan % % % %,, %,,, % -% % -% Sumber : PT. PLN Batam Sumber : PT.PLN Grafik. Volume Kendaraan Roda Baru Grafik. Volume Kendaraan Roda Baru Kendaraan Roda Pertumbuhan... Kendaraan Roda (RHS) Pertumbuhan Sumber : Dipenda Kepri -. Triwulan I - Sumber : Dipenda Kepri -.

4 Grafik. Volume Penjualan Semen Grafik. Penyaluran Kredit Konsumsi,, Vol Penjualan Semen (ton) Pertumbuhan (%) % %,,,, Kredit Konsumsi (juta) Pertumbuhan (%), %,,, %,,, %,,, %,,, -%,,, -%, - -% Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber : BI Batam Meningkatnya konsumsi ritel rumah tangga juga didukung oleh lembaga pembiayaan non-bank. Hal ini diindikasikan dari relatif lambatnya laju pertumbuhan kredit konsumsi oleh perbankan dibandingkan semester II tahun seperti yang terlihat pada tabel. diatas. Penyaluran kredit konsumsi bank umum pada bulan Maret relatif meningkat sebesar,% dari Rp, triliun menjadi Rp, triliun. Grafik. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Tabel. Harga Beberapa Bahan Bangunan,.,. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pertumbuhan % Bahan Bangunan Harga Sebelumnya (Rp) Harga Sekarang (Rp),. % Semen Tiga Roda (per sak/ kg) Semen Padang (per sak/ kg),. % Semen Holcim (per sak/ kg) Pasir (per kubik),. Besi Beton mm (per batang/ mtr),. % Besi Beton mm (per batang/ mtr) Besi Beton mm (per batang/ mtr),.,. % Triplek mm (per lembar) Kayu Balok (per batang) Batu Bata (per buah) Pipa inches (per batang). % Paku ¾ (per kg) Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Seng feet (per lembar) Asbes (per lembar) Sumber : BPS Sumber : Survei Batam Pos, Maret Sementara itu, laju pertumbuhan konsumsi pemerintah pada tw.i- melambat, dimana hanya meningkat,% dibanding tw.iv- yang tumbuh,%. Melambatnya pertumbuhan dipengaruhi oleh tertundanya penyelesaian beberapa proyek publik pemerintah yang antara lain disebabkan oleh kenaikan hargaharga bahan bangunan seperti yang terlihat pada tabel.. Triwulan I -

5 b. Investasi Pertumbuhan investasi barang modal (PMTB) tercermin dari meningkatnya realisasi investasi di provinsi Kepulauan Riau. Investasi-PMTB tumbuh (yoy),% pada tw.i-, lebih tinggi dibanding pertumbuhan tw.iv- sebesar,%. Pertumbuhan investasi-pmtb sejalan dengan meningkatnya realisasi investasi PMDN dan PMA. Berdasarkan data Otorita Batam, jumlah persetujuan investasi selama bulan Januari s/d. Februari sebanyak proyek dengan nilai investasi sebesar US$, juta. Adapun realisasi investasi pada periode yang sama mencapai US$.. dengan jumlah proyek sebanyak proyek, baik investasi baru maupun proyek perluasan usaha. Jumlah ini naik % dibandingkan periode yang sama di tahun dimana hanya terealisasi proyek. Proyek yang direalisasi antara lain pada bulan Januari, dimana telah diresmikannya perusahaan baru di Kawasan Industri PT. Bintan Offshore, Bintan, yang terdiri dari PMA dan PMDN dengan total investasi mencapai US$ juta. Grafik. Perkembangan PMTB Grafik. Perkembangan Investasi PMA PMTB Pertumbuhan (yoy) Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Sumber : BPS % % % % % % % % % -% Persetujuan Inv. Realisasi Inv. Sumber : BKPM dan Otorita Batam Triwulan I -

6 Grafik. Perkembangan Investasi PMDN Grafik. Perkembangan Nilai Impor Kepri Persetujuan Inv. Realisasi Inv., Capital Goods Intermediate Goods Consumer Goods Sumber : BKPM dan Otorita Batam Sumber : BI - DSM Grafik. Penyaluran Kredit Investasi,,,,,,,,, Kredit Investasi (juta) Pertumbuhan (%) - Sumber : BI Batam Meningkatnya investasi barang modal juga tercermin dari peningkatan impor capital goods sampai dengan Februari. Impor capital goods naik,% (yoy) dari US$ juta menjadi US$ juta, lebih tinggi dibanding peningkatan pada tw.iv- yang tercatat sebesar,% (yoy). Dari sisi perbankan, posisi penyaluran kredit investasi pada bulan Maret tumbuh,% (yoy) dari Rp, triliun menjadi Rp, triliun, lebih tinggi dari posisi pertumbuhan tw.iv- sebesar,% (yoy). Pertumbuhan kredit investasi yang disalurkan perbankan di wilayah Kepulauan Riau menggambarkan peningkatan investasi barang modal dari kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), karena hampir seluruh perusahaan skala besar yang berdomisili di Kepulauan Riau adalah Perusahaan Modal Asing (PMA) dimana kebutuhan pembiayaan diperoleh dari perbankan negara asalnya. Triwulan I -

7 c. Ekspor-Impor Sebagai daerah industri kegiatan ekspor-impor memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian Kepulauan Riau, khususnya kota Batam. Hal ini disebabkan karena hampir seluruh PMA yang bertempat di berbagai kawasan industri berfungsi sebagai tempat manufacturing, dimana barang-barang modal yang diimpor akan diekspor kembali baik dalam bentuk barang modal (capital goods) maupun barang olahan (intermediate goods). Di samping industri besar, aktivitas ekspor-impor juga dilakukan oleh industri menengah dan kecil. Provinsi Kepulauan Riau memiliki keunikan tersendiri karena lokasinya yang sangat berdekatan dengan Singapura dan Malaysia, sehingga akan lebih efisien mendatangkan barang dari negara tersebut dibanding dari wilayah Indonesia lainnya. Selain kebutuhan pokok, sebagian besar barang sandang dan perumahan berasal dari Singapura dan Malaysia. Karena kondisi geografis daerah yang kurang subur, barang-barang kebutuhan pokok sebagian besar dipasok dari provinsi lain, seperti Medan, Padang dan Pekanbaru. Hal tersebut mengakibatkan aktivitas impor Kepulauan Riau hampir selalu lebih besar dari pada ekspor, seperti dikonfirmasi oleh data Ekspor- Impor Bank Indonesia berikut ini. Grafik. Perkembangan Nilai Ekspor - Impor Grafik. Perkembangan Volume Ekspor-Impor,,, Total Nilai Ekspor,,, Total Volume Ekspor,,, Total Nilai Impor,,, Total Volume Impor,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Sumber : BI - DSM Triwulan I -

8 Tabel. - Pangsa Ekspor ke Beberapa Negara AS.... Euro.... Japang.... ASEAN.... Singapore.... Hongkong.... China.... India.... Sumber : BI - DSM Tabel. - Pangsa Impor ke Beberapa Negara AS.... Euro.... Japang.... ASEAN.... Singapore.... Hongkong.... China.... India.... Sumber : BI - DSM Peran Singapura sangat menentukan dalam aktivitas perdagangan provinsi Kepulauan Riau. Dari segi ekspor, Singapura menguasai sekitar % pasar ekspor, diikuti Eropa (,%), Jepang (,%), Amerika (,%) dan Hongkong (,%). Pangsa ekspor ke negara maju (G) semakin kecil sedangkan ke intraregional Asia semakin besar. Meskipun ketergantungan impor terhadap Singapura semakin berkurang sejak tahun, Singapura masih mendominasi % pasar Impor diikuti Jepang (,%), Eropa (,%), Amerika (,%) dan China (,%). Adapun peran Hongkong, Cina dan India semakin penting dalam aktivitas perdagangan (ekspor-impor) Provinsi Kepulauan Riau. Pada bulan Februari, produk ekspor utama meliputi logam dasar (,%), elektronik (,%), mesin elektrik (,%), mesin-mesin dan peralatan mesin (,%) serta produk perlengkapan kantor (,%). Kelima barang ekpor tersebut sekaligus merupakan produk impor yang dominan. Hal ini mengindikasikan bahwa barang modal yang diimpor akan diekspor kembali dalam bentuk barang modal juga. Dengan demikian data ini mengkonfirmasi bahwa proses manufacturing yang dilakukan industri di Kepulauan Riau lebih kepada proses coating tanpa memberi value added yang signifikan terhadap nilai produk. Triwulan I -

9 Grafik. Perkembangan Nilai Ekspor Produk Utama Grafik. Perkembangan Nilai Impor Produk Utama,,,, Produk Logam Dasar Produk Perlengkapan Kantor Produk Radio, Tv & Alat Komunikasi Produk Mesin & Peralatan Produk Mesin Elektrik,,,, Produk Logam Dasar Produk Perlengkapan Kantor Produk Radio, Tv & Alat Komunikasi Produk Mesin & Peralatan Produk Mesin Elektrik,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Sumber : BI - DSM Sumber : BI - DSM Grafik. Pertumbuhan Ekspor Kepri Grafik. Pertumbuhan Impor Kepri,,,,,,,, Total Nilai Ekspor Pertumbuhan (yoy) % % %,,,,,,,,,,, Nilai Impor Pertumbuhan % % % % %,, %,, %,,,,,, % %,,,,,,,, % % -% -% -% -% Sumber : BI - DSM Sumber : BI - DSM Kinerja ekspor Kepulauan Riau pada bulan Februari menunjukkan penurunan yang signifikan dibanding akhir tahun. Ekspor Februari tercatat turun sebesar -,% dibanding Februari (yoy) menjadi US$ milyar. Sedangkan pada akhir tahun (tw.iv-), nilai ekspor mengalami peningkatan,% dibanding periode yang sama tahun (yoy). Dibanding posisi Desember, ekspor produk logam dasar dan olahan pada bulan Februari mencapai US$ juta, diikuti penurunan ekspor elektronik sebesar US$ juta dan perlengkapan kantor sekitar US$ juta. Sementara itu, laju pertumbuhan (yoy) impor bulan Februari juga relatif menurun dari,% pada Februari menjadi,%. Penurunan terbesar terjadi pada produk perlengkapan transportasi serta produk elektronik seperti televisi, radio dan perangkat komunikasi. Triwulan I -

10 Menurunnya kinerja perdagangan Kepuluauan Riau diduga merupakan efek tidak langsung dari perlambatan ekonomi Amerika Serikat yang berimbas terhadap perekonomian secara global. Grafik. Perkembangan Ekspor ke Negara G Grafik. Perkembangan Ekspor ke Asia,,,,,,,, Total Ekspor Hongkong (RHS) India (RHS) Singapore China (RHS),,,,,,,,,,,,,,,,,, Total Ekspor AS Euro Japang,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Jan' Mei' Sep' Jan' Sumber : BI - DSM Jan' Mei' Sep' Jan' Sumber : BI - DSM Berdasarkan grafik. dapat terlihat bahwa dampak langsung perlambatan ekonomi Amerika Serikat terhadap penurunan kinerja ekspor Kepulauan Riau sangat kecil, namun menjadi leading penurunan ekspor secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena share ekspor ke Amerika Serikat tidak mencapai %, dan mampu dikompensir oleh peningkatan peran intraregional Asia dan Australia. Namun demikian, dampak tidak langsung (second round effect) melambatnya perekonomian Singapura sangat mempengaruhi penurunan ekspor sejak bulan Desember, karena Batam termasuk dalam isi substansial kerjasama Singapura dengan Amerika Serikat dalam Singapore- America Free Trade Agreement (FTA). Hasil asesment menunjukkan bahwa peran Australia, Cina dan India semakin besar dalam mempengaruhi kinerja perdagangan ekspor Kepulauan Riau... SISI PENAWARAN Respon dari sisi penawaran ditunjukkan dengan pertumbuhan positif hampir seluruh sektor ekonomi di Kepulauan Riau, kecuali sektor Pertambangan yang mencatat pertumbuhan negatif. Sebagai daerah industri, sektor Industri Pengolahan sangat berkontribusi terhadap pembentukan PDRB Kepulauan Riau. Di samping itu, keunggulan komparatif faktor lokasi yang berdekatan dengan negara Singapura dan Malaysia menjadikan sektor Perdagangan dan Jasa-jasa semakin berkontribusi terhadap perekonomian. Triwulan I -

11 Tabel. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kepulauan Riau (harga konstan ) Lapangan Usaha Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa P'an Jasa-jasa PDRB Sumber : BPS, diolah Tabel. Sumbangan Ekonomi Sektoral (harga berlaku) Lapangan Usaha Tw.I- Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa P'an Jasa-jasa Sumber : BPS, diolah Secara sektoral, struktur perekonomian provinsi Kepuluan Riau pada tw.i- masih didominasi oleh sektor Industri Pengolahan, Pertambangan, dan Perdagangan. Namun demikian, kontribusi sektor Industri Pengolahan dan Pertambangan dalam pembentukan PDRB semakin kecil. Di lain pihak, peran sektor Perdagangan, Bangunan, Listrik, Pengangkutan, Keuangan dan Jasa-jasa semakin penting terhadap perekonomian Kepulauan Riau. Sedangkan sumbangan ekonomi yang diberikan oleh sektor Pertanian cenderung berfluktuatif dan stagnan. Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting sektor Bangunan, sehingga perannya terhadap pembentukan PDRB lebih besar dari sektor Keuangan, Pengangkutan dan Pertanian. Kondisi ini tidak terlepas dari perkembangan bisnis properti dan bertumbuhnya proyek-proyek konstruksi sejalan dengan pertumbuhan investasi. Sejak tw.i-, sektor Bangunan mencatat tingkat pertumbuhan tertinggi, dimana pada tw.i- tumbuh sebesar,% (yoy). Triwulan I -

12 Grafik. Pertumbuhan Sektoral Tw.I- (y-o-y) Jasa-jasa.% Keuangan.% Pengangkutan Perdagangan Bangunan LGA.%.%.%.% Industri Pertambangan -.%.% Pertanian.% Sumber : BPS, diolah a. Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri Pengolahan tumbuh,% (yoy) lebih rendah dibanding pertumbuhan pada tw.iv- sebesar,% (yoy), disebabkan oleh pertumbuhan negatif sub-sektor Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya serta sub-sektor Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki. Sektor Industri Pengolahan sangat berperan penting dalam perekonomian Kepulauan Riau, dimana sumbangannya secara sektoral mencapai,% pada tw.i-. Tumbuhnya sektor ini tidak terlepas dari meningkatnya investasi terutama investasi PMA yang mengalir ke wilayah Kepulauan Riau. Meningkatnya konsumsi listrik sebagai energi vital selain BBM, dapat memberikan gambaran bertumbuhnya sektor ini. Grafik. Pertumbuhan Sub-Sektor Industri Pengolahan Tw.I- (y-o-y) Grafik. Konsumsi Listrik Industri Alat Angk., Mesin & Peralatannya Logam Dasar Besi & Baja Semen & Brg. Galian bukan logam,,, Konsumsi listrik Industri MWh (LHS) Jumlah pelanggan Industri (RHS) Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet, Kertas dan Barang Cetakan, Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya, Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki Makanan, Minuman dan Tembakau Sumber : BPS, diolah,, Sumber : PT. PLN Batam Triwulan I -

13 Grafik. Ekspor Tekstil, Kulit & Alas Kaki Grafik. Impor Tekstil, Kulit & Alas Kaki,,,,,, Produk Kulit Produk Tekstil Produk Alas Kaki,,,,,,,, Produk Tekstil Produk Kulit Produk Alas Kaki,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Sumber : BI - DSM Sumber : BI - DSM Pertumbuhan negatif sub-sektor Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya sebesar,% (yoy) sangat mempengaruhi perlambatan sektor Industri, mengingat kontribusinya bagi sektor Industri Pengolahan mencapai %. Seperti yang digambarkan pada grafik. sebelumnya bahwa terjadi penurunan kinerja produk ekspor utama pada bulan Januari dan Februari, dimana selain produk logam dasar adalah bagian dari subsektor dimaksud. Menurunnya kinerja sub-sektor Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki dikonfirmasi oleh penurunan kinerja ekspor dan impor produk-produk tersebut. Seperti yang terlihat pada grafik., impor Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki turun signifikan pada bulan Januari dan Februari. Secara garis besar, kegiatan sektor Industri di Kepulauan Riau dilakukan di Kawasan Industri (%) dan Luar Kawasan Industri (%). Adapun Kawasan Industri didominasi oleh PMA dengan skala menengah-besar yang banyak menyerap tenaga kerja dan berorientasi ekspor. Sementara di luar Kawasan Industri sebagian besar adalah UMKM dengan penyerapan tenaga kerja relatif sedikit dan lebih berorientasi lokal. Dari sisi pembiayaan perbankan, industri skala besar cenderung memperoleh fasilitas kredit dari luar negeri atau negara asal perusahaan. Sedangkan kebutuhan pembiayaan industri UMKM biasanya dipenuhi oleh perbankan daerah. Meski pertumbuhan industri besar cenderung melambat pada tw.i-, namun industri UMKM diperkirakan mengalami pertumbuhan positif dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Asesmen tersebut didasarkan pada indikator kredit industri perbankan Kepulauan Riau yang memperlihatkan tren meningkat. Triwulan I -

14 Grafik. Penyaluran Kredit Sektor Industri,,,,,, Kredit Industri (juta) Pertumbuhan (%),, Sumber : BI Batam Melambatnya kinerja sektor Industri diduga selain akibat penurunan permintaan Singapura, juga dipengaruhi oleh kondisi politik regional isu Free Trade Zone (FTZ) yang masih belum dapat terlaksana akibat permasalahan struktural yang belum disetujui oleh pemerintah pusat. b. Sektor Bangunan Sektor Bangunan mencatat pertumbuhan tertinggi dalam satu tahun terakhir, dimana pada tw.i- tumbuh,% (yoy) meski relatif melambat dibanding tw.iv- yang tumbuh,% (yoy). Akselerasi sektor bangunan dalam satu tahun terakhir selain dihasilkan dari booming industri properti terutama perumahan skala kecilmenengah dan rumah toko (ruko), juga terkait pertumbuhan proyek konstruksi swasta dan pemerintah. Melambatnya pertumbuhan pada tw.i- diduga disebabkan karena terkendalanya distribusi semen merek Semen Padang akibat kerusakan kapal pengangku, serta terhambatnya penyelesaian beberapa proyek pemerintah. Tertahannya pertumbuhan sektor bangunan dikonfirmasi oleh penurunan volume penjualan semen di Kepulauan Riau pada bulan Januari dan Februari, namun kembali meningkat pada bulan Maret dan mencatat angka penjualan tertinggi dengan total penjualan sebanyak, ton atau meningkat,% (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Indikator lainnya yang menggambarkan melambatnya aktivitas sektor bangunan adalah penurunan impor produk logam dasar seperti besi dan baja, produk kayu, serta perabotan seperti yang terlihat pada grafik. berikut ini. Komponen bangunan, Triwulan I -

15 terutama besi dan baja merupakan produk yang paling banyak diimpor dari luar negeri khususnya Singapura. Grafik. Perkembangan Penjualan Semen, Vol Penjualan Semen (ton) % Pertumbuhan (%), %, %,,,, Grafik. Perkembangan Impor Produk Besi, Baja, Kayu & Furniture Produk Besi & Baja Produk Kayu Produk Perabot/Furniture,,,,, %,,,,, %,,,,, %,,,,, -%, -%,,,, - -% Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber : BI - DSM Dari sisi pembiayaan, perbankan di wilayah Kepulauan Riau masih cenderung kurang berminat untuk membiayai sektor properti, terutama sejak bisnis properti mengalami slowdown sejak tahun. Kondisi ini terlihat dari pembiayaan kredit konstruksi yang memasuki fase terendah sejak tahun, meski mulai menunjukkan tren meningkat pada tahun. Untuk merespon booming-nya kembali sektor properti pada tahun, perbankan menyalurkan kreditnya kepada end-user dalam bentuk kredit investasi dan konsumsi (KPR) seperti yang dikonfirmasi oleh indikator kredit konstruksi dan kredit investasi berikut ini. Grafik. Perkembangan Kredit Konstruksi Grafik. Perkembangan Kredit Investasi,, Kredit Konstruksi (juta) Pertumbuhan (%),,,, Kredit Investasi (juta) Pertumbuhan (%),,,,,,,,,, - - Sumber : BI Batam Sumber : BI Batam Triwulan I -

16 Grafik. Perkembangan Kredit Konsumsi,,,,,,,,,,,,,,, Kredit Konsumsi (juta) Pertumbuhan (%) Sumber : BI Batam c. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran terus berakselerasi sejak ditetapkannya Batam sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) pada tahun, dimana pada triwulan laporan tumbuh,% (yoy). Sub-sektor Perdagangan besar dan eceran memberi kontribusi dominan dengan tingkat pertumbuhan tw.i- sebesar,%. Meski demikian perumbuhan tertinggi terjadi pada sub-sektor Restoran yakni sebesar,% diikuti sub-sektor Hotel yang meningkat,% dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (yoy). Grafik. Pertumbuhan (y-o-y) Sub-sektor Perdagangan, Hotel & Restoran % % % % % % Perdagangan Besar & Eceran Hotel Restoran Grafik. Tingkat Hunian Hotel Berbintang di Kepulauan Riau % % % % % % % % % % I II III IV I II III IV I Sumber : BPS * % Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Tingkat Hunian Sumber : BPS, diolah Triwulan I -

17 Grafik. Jumlah Wisatawan melalui Bandara Hang Nadim Batam Tabel. Jumlah Wisman berdasarkan Pintu Masuk Periode Jan-Feb (orang) Jumlah Pengunjung (juta orang) Pertumbuhan (%) % % % % % -% -% -% Keterangan Jan-Feb. Jan-Feb. Soekarno-Hatta,, Ngurah Rai,, Polonia,, Hang Nadim,, Manado,, Juanda,, Entikong,, Adi Sumarno,, Minangkabau,, Lainnya,, Total,, Sumber : BPS Sumber : BPS Tingginya aktivitas di sektor perdagangan, hotel dan restoran dikonfirmasi oleh indikator jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Kepulauan Riau melalui bandara Hang Nadim, serta rata-rata tingkat hunian hotel berbintang (occupancy rate) di Kepulauan Riau. Jumlah wisatawan domestik dan mancanegara tahun mengalami lonjakan mencapai,% dibanding tahun. Sedangkan jumlah wisatawan mancanegara s/d. Februari tercatat sebanyak. orang, atau meningkat,% dibanding periode yang sama tahun. Bandara Hang Nadim Batam merupakan pintu masuk wisatawan terbesar ketiga setelah Ngurah Rai dan Soekarno-Hatta dengan pangsa sebesar,% dari total wisatawan mancanegara pada bulan Februari. Rata-rata tingkat hunian hotel di Kepulauan Riau khususnya Batam meningkat signifikan pada bulan Februari saat perayan Imlek, dimana banyak wisatawan Singapura dan Malaysia yang berlibur ke Batam. Dari informasi yang diperoleh, tingkat hunian hampir seluruh hotel berbintang di Batam pada saat Imlek mencapai %. Grafik. Perkembangan Penyaluran Kredit Perdagangan, Hotel & Restoran Grafik. Penyaluran Kredit Perdagangan Eceran, Distribusi, Restotan & Hotel,,,,,, Kredit Perdagangan, Hotel & Restoran (juta) Pertumbuhan (%),,,,,,,,,,,,,,,, Perdagangan eceran (RHS) Distribusi (LHS) Restoran dan hotel (RHS),,, - Jan Feb Mar - Sumber : BI Batam Sumber : BI Batam Triwulan I -

18 Pertumbuhan pembiayaan perbankan pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran juga menunjukkan tren meningkat sejak tahun, setelah sempat mengalami fase perlambatan mulai tahun. Pertumbuhan kredit sektor ini sempat mencapai titik terendah pada awal tahun diduga merupakan dampak dicabutnya kembali hak khusus Batam sebagai kawasan perdagangan bebas pada tahun. Aktivitas perdagangan dan pariwisata Provinsi Kepulauan Riau khususnya Batam mulai kembali bangkit pada semester II-. Pembiayaan terbesar disalurkan kepada sub-sektor perdagangan eceran (,%) dan distribusi (,(%), sedangkan pangsa kredit untuk sub-sektor hotel dan restoran sebesar,%. Total pembiayaan perbankan Kepulauan Riau kepada sektor ini pada bulan Maret sebesar Rp, triliun, atau meningkat.% (yoy) dibanding bulan Maret. d. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan secara konsisten mengalami percepatan hingga pada tw.i- tercatat tumbuh,% (yoy). Sektor Perbankan memiliki pangsa kredit dominan sebesar,%, diikuti sub-sektor Sewa Bangunan dengan share,%. Pertumbuhan sub-sektor Sewa Bangunan melambat menjadi,% (yoy) pada tw.i-, sedangkan laju pertumbuhan sub-sektor lainnya mengalami percepatan baik dibanding tw.iv- maupun triwulan yang sama tahun sebelumnya, sebagaimana tergambar pada indikator-indikator utama perbankan. % % Grafik. Pertumbuhan per Sub-Sektor (yoy) Bank Lembaga Keuangan Non-Bank Sewa Bangunan Jasa Perusahaan,,, Grafik. Konsumsi Listrik Usaha/Bisnis Konsumsi listrik Usaha/Bisnis MWh Pertumbuhan % % %, % %,, % %, % % I II III IV I II III IV I,, -% -% Sumber : BPS, diolah Sumber : PT.PLN Batam Batam Triwulan I -

19 Grafik. Perkembangan LDR&NPL Perbankan Grafik. Penyaluran Kredit Jasa Dunia Usaha % % % %,,,, Kredit Jasa Dunia Usaha (juta) Pertumbuhan (%) % % % % % NPL (LHS) LDR (RHS) % % % % % %,,,, % % Sumber : BI Batam Sumber : BI Batam Grafik. Pertumbuhan Aset, DPK & Kredit Perbankan % % Asset DPK Kredit % % % % % Sumber : BI Batam Sub-sektor Bank meningkat (yoy),% pada tw.i-, sedikit lebih tinggi dibanding peningkatan pada tw.iv- sebesar,%. Tertahannya peningkatan kinerja industri Perbankan disebabkan oleh menurunnya laju pertumbuhan DPK dan Asset. Hal ini diduga terkait dengan sikap pengusaha yang cenderung wait and see terhadap penundaan pemberlakuan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas (free trade zone) di kota Batam, Bintan dan Karimun. Keadaan tersebut dikonfirmasi oleh menurunnya laju pertumbuhan kredit kepada sektor Jasa Dunia Usaha, meski mulai berakselerasi memasuki tahun. Secara keseluruhan, peningkatan kinerja perbankan sangat ditentukan oleh pertumbuhan kredit yang diimbangi dengan penurunan jumlah kredit bermasalah (NPL). Triwulan I -

20 e. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh (yoy),% melebihi pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar,%, disebabkan meningkatnya mobilitas barang dan penduduk saat perayaan Imlek. Selain kembali ke daerah asalnya, sebagian penduduk juga merayakan liburan di Singapura atau Malaysia. Tingginya aktivitas barang/jasa dan penduduk juga dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan terhadap komunikasi seperti yang dikonfirmasi pada indikator lalu lintas kapal dan barang di pelabuhan laut Batu Ampar Batam, lalu lintas pesawat di Bandara Hang Nadim Batam serta jumlah pelanggan telepon fixed-line. Grafik. Perkembangan Lalu Lintas Kapal, Jumlah Kapal, pertumbuhan,,, % % % % % % Grafik. Perkembangan Lalu Lintas Barang (ton) Muat,, Bongkar,,,,, % %,,, -%, -% -, Sumber : Kantor BPP Laut Batu Ampar Sumber : Kantor BPP Laut Batu Ampar Grafik. Perkembangan Lalu Lintas Pesawat Grafik. Perkembangan Pelanggan Telepon,,,,,, pesawat pertumbuhan % % % %,,,,, Jumlah Langganan Pertumbuhan % % % % % %,,, % -%,, % % % -% -% Sumber : Kantor BPP Laut Batu Ampar Sumber : Telkom Batam Triwulan I -

21 Sementara di sisi pembiayaan, kinerja penyaluran kredit kepada sektor pengangkutan menunjukkan tren menurun disebabkan oleh turunnya outstanding kredit sub-sektor pengangkutan umum akibat adanya pelunasan plafon salah satu kreditur di Bank Syariah Mandiri. Sementara posisi kredit sub-sektor biro perjalanan, pergudangan dan komunikasi terus meningkat akibat tingginya aktivitas barang dan jasa ke dan antar wilayah Kepulauan Riau. Grafik. Penyaluran Kredit Pengangkutan & Komunikasi,,,,,, Kredit Pengangkutan (juta) Pertumbuhan (%) Sumber : BI Batam - f. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Pertambangan dan Penggalian tercatat sebagai satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan negatif (yoy), dimana pada tw.i- tumbuh -,% sedikit membaik dibanding tw.iv- yang tumbuh -,%. Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya realisasi produksi minyak akibat masalah teknis penggantian peralatan miliki Conoco Phillips di Lapangan Belanak, Natuna. Penggantian peralatan disebabkan kesalahan estimasi kandungan mercuri di lapangan tersebut dimana pada awalnya diperkirakan hanya part per billion (ppb) ternyata mencapai. ppb. Kesalahan tersebut mengakibatkan produksi minyak Lapangan Belanak turun hampir % atau sekitar.-. barel per hari dari target produksi. barel per hari. Di samping itu, penertiban beberapa areal tambang yang menimbulkan dampak kerusakan lingkungan sejak tahun masih berpengaruh terhadap melambatnya kinerja subsektor Penggalian. Sub-sektor pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang berkontribusi,% terhadap total PDRB sektor Pertambangan dan Penggalian melambat,% Triwulan I -

22 dibandingkan tw.i-. Sedangkan sub-sektor Pertambangan tana Migas dan Penggalian masing-masing mencatat pertumbuhan,% dan,%. Adapun daerah yang memberikan kontribusi bagi hasil migas untuk perekonomian Kepulauan Riau adalah Kabupaten Natuna. Di sebelah barat terdapat tambang Gas Alam yang sangat besar yang dikelola oleh Conoco Philips dan Star Energy, sedangkan di sebelah timur terdapat potensi minyak bumi yang akan dieksplorasi oleh Pertamina. Berdasarkan data Dinas Pertambangan Provinsi Kepulauan yang dirilis oleh BPS, jenis bahan tambang/galian bauksit dihasilkan oleh kabupaten Bintan, Karimun dan kota Tanjung Pinang. Sedangkan pertambangan timah terdapat di kabupaten Karimun dan Lingga. Di samping itu, masih terdapat potensi pertambangan granit yang cukup besar di kabupaten Bintan, seperti yang terlihat pada tabel. berikut ini. Tabel. Luas Areal & Jumlah Perusahaan Pertambangan Non Migas di Kepulauan Riau Tahun - Kabupaten/Kota. Karimun. Bintan Luas (ha).. Bauksit Timah Batu Besi Granit Pasir Darat Jumlah Prshn Luas (ha) Jumlah Prshn Luas (ha) Jumlah Prshn Luas (ha) Jumlah Prshn Luas (ha) Jumlah Prshn Natuna Lingga Batam Tanjung Pinang Total Sumber : Badan Pusat Statistik Melambatnya kinerja sektor Pertambangan dan Penggalian dikonfirmasi oleh turunnya outstanding kredit sektor Pertambangan, terutama pada sub-sektor pertambangan Bijih Logam atau bauksit. Posisi kredit pertambangan Bijih Logam pada bulan Maret turun Rp, milyar (,%) dibanding posisi bulan sebelumnya menjadi Rp, milyar. Di samping itu, kredit pertambangan Migas tercatat menurun Rp, milyar (,%) menjadi Rp, milyar pada posisi Maret. Triwulan I -

23 (Rp juta) Grafik. Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan,,, Minyak dan gas bumi Bijih logam Pertambangan Lainnya,,,, - Sumber : BI Batam g. Sektor Pertanian Laju pertumbuhan sektor Pertanian secara konsisten terus meningkat sejak tw.i-, dimana pada tw.i- tumbuh (yoy),% lebih tinggi dibanding pertumbuhan tw.iv- sebesar,%. Akselerasi dihasilkan dari terus meningkatnya pertumbuhan sub-sektor Perikanan yang semakin berperan dalam pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Riau. Sebaliknya, sub-sektor Tanaman Bahan Makanan, Tanaman Perkebunan dan Peternakan mengalami perlambatan dibanding tw.i-. Penurunan kinerja sub-sektor Tanaman Bahan Makanan dan Tanaman Perkebunan diduga merupakan efek dari turunnya luas panen lahan sayur-sayuran dan produksi buah-buahan serta tanaman palawija akibat berlanjutnya musim pengujan di awal tahun, seperti yang digambarkan oleh indikator luas panen dan produksi tanaman buah-buahan, sayur-sayuran serta palawija di kota Batam. Grafik. Pertumbuhan per Sub-Sektor Grafik. Luas Panen & Produksi Buah-Buahan % % % % Tanaman pangan Tanaman Perkebunan Perikanan Peternakan ha ton % % % -% Sumber : BPS Luas Panen Tanaman Buah-Buahan (ha) Produksi Tanaman Buah-buahan (ton) Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Batam Triwulan I -

24 Grafik. Luas Panen & Produksi Sayuran Grafik. Luas Panen & Produksi Palawija ha ton ha ton Luas Panen Tanaman Sayuran (ha) Produksi Tanaman Sayuran (ton) Luas Panen Tanaman Palawija (ha) Produksi Tanaman Palawija (ton) Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Batam Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Batam Sedangkan sub-sektor Perikanan pada tw.i- mengalami pertumbuhan,% (yoy), lebih tinggi dibanding tw.iv- yang tumbuh,% (yoy). Kemajuan industri perikanan tidak terlepas dari usaha dan perhatian pemerintah daerah untuk menjadikan sektor ini sebagai competitive advantage provinsi Kepulauan Riau sebagai wilayah perairan. Akselerasi sektor perikanan mampu dikonfirmasi oleh indikator luas panen dan produksi perikanan di kota Batam, dimana hasil produksi Januari-Agustus telah melampaui hasil produksi Januari-Desember, dengan peningkatan sebesar % menjadi juta ton, dengan nilai produksi periode yang sama meningkat,% menjadi Rp milyar. Grafik. Luas Panen & Produksi Perikanan Grafik. Penyaluran Kredit Pertanian ha Produksi Perikanan (ton) Nilai Produksi Perikanan (Rp juta) * ton,,,,, Kredit Pertanian (juta) Pertumbuhan (%) Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Batam *) s/d. Agustus Sumber : BI Batam Sementara dari sisi pembiayaan tidak mampu menggambarkan kinerja sektor Pertanian, dimana pertumbuhan kredit untuk Pertanian cenderung turun. Resistensi Triwulan I -

25 perbankan dalam melakukan pembiayaan ke sektor ini tampaknya masih berlanjut disebabkan sangat bergantungnya industri tersebut pada faktor alam. h. Sektor Jasa - Jasa Sektor Jasa-jasa semakin berperan penting dalam pembangunan ekonomi Kepulauan Riau, dimana pada tw.i- mengalami pertumbuhan (yoy) sebesar,%, lebih berakselerasi dibanding tw.iv- yang mencatat peningkatan sebesar,%. Pencanangan tahun pariwisata dengan menjadikan Batam sebagai koa MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) mampu meningkatkan pendapatan yang diperoleh dari industri jasa, terutama terkait dengan sarana publik dan aktivitas hiburan. Program pemerintah daerah kota Batam dalam menata kembali sumber-sumber penerimaan publiknya antara lain dengan menaikkan pajak bandara dan pelabuhan laut memberi kontribusi positif terhadap kinerja sub-sektor Jasa Pemerintahan Umum yang pada tw.i- mengalami pertumbuhan (yoy),% dibanding triwulan sebelumnya sebesar,%. Sedangkan meningkatnya pendapatan yang dihasilkan industri jasa swasta dihasilkan oleh sub-sektor Hiburan dan Rekreasi dari,% pada tw.iv- manjadi,% pada triwulan laporan. Peningkatan aktivitas jasa swasta sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan perbankan terhadap sektor tersebut. Grafik. Penyaluran Kredit Sektor Jasa Lainnya,,,,,,,,,, Kredit Jasa Lainnya (juta) Pertumbuhan (%) Sumber : BPS, diolah - - Triwulan I -

26 i. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sebagai provinsi yang baru berkembang, kebutuhan masyarakat terhadap sarana publik relatif tinggi, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap kinerja sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dimana pada tw.i- tumbuh (yoy),%, di atas petumbuhan tw.iv- sebesar,%. Kinerja sektor ini sangat ditentukan oleh persetujuan pemerintah Pusat dan Daerah dalam hal penentuan tarif dasar yang dibebankan kepada masyarakat. Khusus di kota Batam, sistem pengelolaan sarana Listrik dan Air Bersih memiliki perbedaan dengan beberapa daerah di Indonesia. Sejak awal tahun, pengelolaan kelistrikan oleh PT. PLN Batam dilakukan melalui kerja sama jual-beli tenaga listrik dengan Independend Power Plant (IPP) yang dikelola swasta. Komposisi supply tenaga listrik di kota Batam dilakukan oleh mesin pembangkit PT. PLN Batam sebesar %, sedangkan sisanya dipenuhi oleh IPP. Adapun kebutuhan energi mesin pembangkit sebagian besar menggunakan bahan bakar Gas (%) dan sisanya (%) menggunakan bahan bakar Diesel. Kondisi ini dikonfirmasi oleh pertumbuhan sub-sektor Gas yang selalu konvergen dengan sub-sektor Listrik, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini. Grafik. Pertumbuhan Sub-Sektor Listrik, Gas & Air Bersih Grafik. Perkembangan Penjualan Listrik & Total Pelanggan PT. PLN Batam % % % % Listrik Gas Air Bersih Total Pelanggan (RHS) Total Penjualan MWh (LHS) % % % % % I II III IV I II III IV I??????? Jan Feb Mar Sumber : BPS Sumber : PT. PLN Batam, diolah Pertumbuhan sub-sektor Gas pada tw.i- meningkat signifikan dari,% pada tw.iv- menjadi,%, melebihi pertumbuhan sub-sektor Listrik yang meningkat dari,% menjadi,%. Tingginya pendapatan pada sektor Gas lebih disebabkan oleh kenaikan harga jual Gas Industri yang telah disetujui pemerintah pada akhir tahun, dari US$,/MMBTU menjadi US$,/MMBTU. Di sisi lain, tarif Triwulan I -

27 dasar listrik PT.PLN Batam belum mengalami kenaikan pada periode yang sama. Adapun PT.PLN Batam baru mengusulkan kenaikan tarif sebesar % pada bulan Maret yang masih dalam proses pembahasan di tingkat pemerintah daerah. Sementara itu, kebutuhan masyarakat kota Batam terhadap air bersih dikelola secara independen oleh PT. Adhya Tirta Batam. Sub-sektor Air Bersih mencatat pertumbuhan,% pada triwulan laporan, meningkat dibandingkan tw.iv- yang tumbuh sebesar,%. Meningkatnya kinerja sub-sektor Air Bersih tidak terlepas dari perkembangan industri properti yang cukup ekspansif sejak tahun. Dari sisi pembiayaan, meningkatnya pertumbuhan kredit sektor Listrik, Gas dan Air Bersih cukup mengkonfirmasi kenaikan pendapatan yang diperoleh oleh sektor tersebut. Pembiayaan perbankan Kepulauan Riau pada posisi Maret sebesar Rp, milyar atau meningkat,% dibanding posisi kredit bulan Maret, lebih tinggi dibanding posisi Desember sebesar Rp, milyar atau tumbuh % terhadap posisi Desember (yoy). Grafik. Perkembangan Kredit Sektor Listrik, Gas & Air Bersih (Rp juta),,,,,, Kredit Listrik, Gas & Air Bersih (juta) Pertumbuhan (%) (%) - Sumber : BI Batam Triwulan I -

28 Bab Perkembangan Inflasi Regional.. KONDISI UMUM Laju inflasi Provinsi Kepulauan Riau yang diukur Kota Batam pada triwulan I- mengalami peningkatan. Laju inflasi sampai dengan Maret tercatat sebesar,% (ytd), lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun yang mencapai,% (ytd). Sedangkan inflasi tahunan tercatat sebesar,% (yoy) lebih rendah dibandingkan angka inflasi nasional yang tercatat sebesar,% (yoy). Tekanan inflasi yang cukup tinggi di awal tahun terutama disebabkan oleh pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat mengalami gangguan. GRAFIK. PERKEMBANGAN LAJU INFLASI TAHUNAN BATAM & NASIONAL Persen,, Kota Batam Nasional,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.. INFLASI TRIWULANAN (qtq) Secara triwulanan, laju inflasi Kota Batam juga mengalami peningkatan pada triwulan I dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jika pada triwulan IV laju inflasi kota Batam tercatat,% (qtq) maka pada triwulan I laju inflasi Kota Batam tercatat sebesar,% (qtq). Peningkatan laju inflasi ini disebabkan karena kenaikan harga pangan akibat kelangkaan pasokan dan distribusi yang terganggu akibat cuaca buruk. Triwulan I -

29 ,,, Grafik.. Inflasi Triwulanan Kota Batam UMUM / TOTAL BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR SANDANG KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN,,,, -, -, -, Berdasarkan kontribusinya, kelompok bahan makanan masih merupakan penyumbang utama dalam pembentukan angka inflasi sampai dengan triwulan awal yang tercatat sebesar,%. Sementara itu kelompok lain memberikan sumbangan inflasi secara total sebesar,%, dimana kontributor utama adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar (,%) dan kelompok sandang (,%). Peningkatan sumbangan inflasi kelompok bahan makanan yang cukup signifikan pada triwulan laporan (,%) terutama disebabkan karena masalah pasokan kebutuhan bahan makanan ke Kota Batam yang terganggu di awal tahun. Tabel.. Perkembangan Inflasi Triwulanan Kota Batam KELOMPOK Triwulan III- Triwulan IV- Triwulan I - Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan I Bahan Makanan,,,,,, II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau,,,,,, III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar,,,,,, IV Sandang,,,,,, V Kesehatan,,,,,, VI VII Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Sumber : BPS (diolah),,,,,,,,,,,, INFLASI,,, Triwulan I -

30 .. INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG Dilihat dari komoditasnya, penyumbang utama inflasi pada triwulan I masih didominasi dari kelompok makanan (food) antara lain minyak goreng, cabai merah, beras, kacang panjang, tongkol, mujair, sotong dan tahu mentah. Sedangkan penyumbang inflasi terbesar yang bukan berasal dari kelompok makanan (non food) antara lain emas perhiasan dan gas elpiji. Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan sumbangan deflasi yang sebagian besar berasal dari kelompok makanan (food) adalah bawang merah, bawang putih, jeruk, bayam, tomat sayur, selar, kentang, udang basah dan ikan kembung. Tabel.. Komoditas Penyumbang Inflasi dan Deflasi Kota Batam No. Komoditas Sumbangan Inflasi Komoditas Sumbangan Deflasi. Minyak Goreng,, Bawang Merah -, -,. Cabai Merah,, Bawang Putih -, -,. Beras,, Jeruk -, -,. Kacang Panjang,, Bayam -, -,. Tongkol,, Tomat Sayur -, -,. Emas & Perhiasan,, Selar -, -,. Mujair,, Kentang -, -,. Sotong,, Udang Basah -, -,. Tahu Mentah,, Kerang -, -,. Gas Elpiji,, Ikan Kembung -, -,... Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada triwulan I mengalami inflasi sebesar,% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar,%. Sementara itu laju inflasi tahunan kelompok bahan makanan tercatat sebesar,% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya inflasi tertinggi berasal dari inflasi sub kelompok kacang-kacangan sebesar,% (qtq) dengan sumbangan inflasi,% diikuti inflasi sub kelompok lemak dan minyak sebesar,% (qtq) dengan sumbangan sebesar,% dan sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya sebesar,% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar,%, terhadap pembentukan inflasi Kota Batam. Berdasarkan komoditasnya, minyak goreng merupakan penyumbang terbesar pembentukan inflasi Kota Batam pada triwulan laporan yang menyumbang sebesar,% disusul cabai merah dan beras masing-masing sebesar,% dan,%. Sedangkan Triwulan I -

31 ditinjau dari perkembangan harga secara triwulanan, komoditas tongkol mengalami kenaikan sebesar,% (qtq), tahu mentah mengalami kenaikan sebesar,% (qtq) dan cabai merah mengalami kenaikan sebesar,%(qtq). Di sisi lain, komoditas bawang merah dan bawang putih merupakan penyumbang deflasi terbesar pada triwulan laporan dengan sumbangan masing-masing sebesar,% dan,%. Sedangkan pada peringkat ketiga penyumbang deflasi adalah komoditas jeruk dengan sumbangan sebesar,%. Sedangkan ditinjau dari perkembangan harga secara triwulanan, komoditas bawang putih dan bawang merah mengalami kenaikan deflasi terbesar dengan kenaikan harga masing-masing sebesar,% (qtq) dan,% (qtq). Komoditas yang mengalami deflasi terbesar berikutnya adalah jeruk yang mengalami deflasi sebesar, (qtq). Kenaikan harga untuk kelompok bahan makanan yang cukup tinggi pada triwulan I antara lain dipengaruhi oleh ketergantungan pasokan kebutuhan pokok dari luar daerah ke Kota Batam yang cukup tinggi. Terjadinya bencana banjir di Jawa Tengah, gelombang tinggi di perairan selat sunda, serta rusaknya infrastruktur jalan membuat arus distribusi komoditas tersebut tidak lancar yang berakibat pada kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok dari kelompok bahan makanan. Grafik.. Perkembangan Harga Komoditas Bahan Makanan Terpilih,,, BERAS MINYAK GORENG CABAI MERAH BAWANG MERAH BAWANG PUTIH,,, -, -, -, Jika dilihat dari trend perkembangan harga komoditas penyumbang inflasi terbesar, sampai dengan triwulan I harga beras terus melanjutkan trend peningkatan harga Triwulan I -

32 sebagaimana yang telah terjadi pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, harga minyak goreng yang triwulan sebelumnya sempat mengalami penurunan harga dan memberikan sumbangan deflasi yang cukup besar, pada triwulan laporan minyak goreng justru menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar dengan angka inflasi sebesar,% dengan sumbangan sebesar,%. Sementara itu, bawang merah yang pada triwulan akhir menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan kenaikan harga sebesar,% (qtq) dan sumbangan inflasi sebesar,%, pada triwulan awal justru menjadi penyumbang deflasi terbesar dengan angka deflasi sebesar,% (qtq) dengan sumbangan sebesar,%. Penurunan harga bawang merah pada triwulan laporan salah satunya dipengaruhi oleh supply bawang merah yang cukup besar terkait dengan kenaikan harga yang terjadi pada triwulan sebelumnya.... Kelompok Makanan Jadi Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan I mengalami inflasi triwulanan sebesar,% (qtq) atau dengan laju inflasi tahunan sebesar,% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi tercatat pada kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar,% (qtq) dengan sumbangan,% diikuti kelompok makanan jadi sebesar,% (qtq) dengan sumbangan sebesar,%. Komoditas penyumbang inflasi terbesar pada kelompok ini adalah gula pasir dengan sumbangan inflasi sebesar,% diikuti roti tawar dengan sumbangan inflasi sebesar,% dan minuman ringan dengan sumbangan inflasi sebesar,%. Adapun kenaikan harga yang dialami oleh ketiga komoditas tersebut masing-masing sebesar,% (qtq),,% (qtq), dan,% (qtq).... Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan laporan mengalami inflasi triwulanan sebesar,% (qtq) dengan laju inflasi tahunan sebesar,% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi dialami oleh sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar,% (qtq) dengan sumbangan sebesar,%, diikuti oleh sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air dengan inflasi sebesar,% (qtq) dan sumbangan sebesar,%. Komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah gas elpiji dengan sumbangan inflasi sebesar,%, diikuti oleh sabun detergen bubuk dengan sumbangan inflasi sebesar,%, dan upah pembantu rumah tangga dengan sumbangan inflasi sebesar,% dengan inflasi masing-masing sebesar,% (qtq),,% (qtq) dan,% (qtq). Triwulan I -

33 ... Kelompok Sandang Kelompok sandang pada triwulan I mengalami inflasi sebesar,% (qtq) dengan laju inflasi tahunan sebesar,% (yoy). Inflasi pada kelompok sandang pada triwulan laporan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar,% (qtq) dengan sumbangan sebesar,%, diikuti oleh sub kelompok sandang wanita dengan inflasi sebesar,% (qtq) dan sumbangan sebesar,%. Sedangkan komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah emas dan perhiasan sebesar,% dengan inflasi sebesar,% (qtq). Komoditas penyumbang inflasi terbesar berikutnya adalah celana dalam wanita yang memberikan sumbangan inflasi sebesar,% dengan laju inflasi sebesar,% (qtq). Berdasarkan data BPS, peningkatan harga celana dalam wanita ini adalah yang pertama kali terjadi sejak mengalami kenaikan terakhir pada triwulan II tahun yang mengalami kenaikan harga sebesar,% (qtq).... Kelompok Kesehatan Laju inflasi pada kelompok kesehatan di Kota Batam pada triwulan I tahun sebesar,% (qtq) dengan laju inflasi tahunan sebesar,% (yoy). Inflasi kelompok kesehatan pada triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi dialami oleh sub kelompok jasa kesehatan,% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar,%. Sub kelompok penyumbang berikutnya adalah sub kelompok jasa perawatan jasmani dengan laju inflasi sebesar % (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar,% yang diikuti oleh sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika yang mengalami kenaikan harga sebesar,% (qtq) dengan sumbangan sebesar,%. Sementara itu dari sisi komoditas, penyumbang inflasi terbesar adalah tarif rumah sakit dengan sumbangan sebesar,% dengan inflasi sebesar,% (qtq). Komoditas penyumbang inflasi berikutnya adalah pasta gigi dan sabun mandi dengan sumbangan inflasi masing-masing sebesar,% dan,%. Inflasi yang dialami oleh kedua kelompok tersebut masing-masing sebesar,% (qtq) dan,% (qtq).... Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan laporan mengalami inflasi sebesar,% (qtq) dengan inflasi tahunan sebesar % (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi hanya dialami oleh sub kelompok jasa pendidikan yaitu sebesar,% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar,%. Sedangkan dari komoditasnya, penyumbang Triwulan I -

34 inflasi terbesar untuk kelompok ini adalah jasa pendidikan akademi/perguruan tinggi dan sekolah dasar dengan sumbangan inflasi masing-masing sebesar,% dan,%. Jasa pendidikan perguruan tinggi dan sekolah dasar mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar,% (qtq) dan,% (qtq).... Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Kenaikan harga yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan di Kota Batam pada triwulan I adalah sebesar,% (qtq) dengan laju inflasi tahunan sebesar,% (yoy). Inflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada triwulan laporan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, laju inflasi tertinggi dialami oleh sub kelompok jasa keuangan dengan angka inflasi sebesar,% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar,%. Sedangkan berdasarkan komoditasnya, inflasi tertinggi disumbangkan oleh mobil sebesar,% (qtq) dengan laju inflasi sebesar,% (qtq)... Disagregasi Inflasi Hasil perhitungan disagregasi inflasi di Kota Batam selama triwulan I menunjukkan bahwa inflasi inti (core inflation) secara tahunan maupun secara triwulanan mengalami kenaikan. Hal yang sama juga terjadi pada inflasi volatile food baik yang meningkat baik secara tahunan maupun triwulanan terhadap triwulan sebelumnya. Sementara itu inflasi administred prices tidak mengalami perubahan baik secara tahunan maupun triwulanan terhadap triwulan IV. Grafik.. Pergerakan Disasgregasi Inflasi,, IHK Volatile Food Administered Price Inflasi Inti (Core),,,,, TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I -, -, Triwulan I -

35 ... Inflasi Inti Inflasi inti (core inflation) Kota Batam yaitu inflasi yang murni dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran tercatat secara tahunan mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,% (yoy) menjadi sebesar,% (yoy) pada triwulan laporan. Sedangkan secara triwulanan laju inflasi inti Kota Batam mengalami meningkat sebesar,% menjadi sebesar menjadi sebesar,% (qtq). Sumbangan inflasi inti triwulanan pada triwulan I tercatat sebesar,% meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,%.... Inflasi Non Inti Inflasi non inti Kota Batam pada triwulan laporan mengalami peningkatan menjadi sebesar,% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,% (qtq). Peningkatan laju inflasi non inti Kota Batam salah satunya dipengaruhi oleh peningkatan harga untuk barang-barang volatile food karena inflasi administred price pada triwulan I tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tabel. Disagregasi Inflasi Kota Batam KATEGORI Triwulan IV- Triwulan I- Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Inti (Core Inflation),,,, Inflasi Non Inti (Non Core Inflation),,,, - Administered Price,,,, - Volatile Food,,,, Food,,,, Non Food,,,, Traded,,,, Non Traded,, -,, INFLASI.,... Volatile Food Inflasi volatile food Kota Batam sampai dengan triwulan I tahun mengalami tercatat sebesar,% (qtq). Peningkatan harga volatile food terutama disumbangkan oleh kenaikan harga kebutuhan pokok dari kelompok bahan makanan seperti minyak goreng, cabai merah dan beras. Minyak goreng mengalami kenaikan harga sebesar,% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar,%. Kenaikan harga minyak goreng pada triwulan Triwulan I -

36 awal tahun salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar internasional yang menyebabkan produsen lokal lebih memilih untuk mengekspor CPO alih-alih memenuhi kebutuhan lokal. Komoditas lain yang ikut memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan inflasi volatile food adalah cabai merah. Kebutuhan cabai merah masyarakat Kota Batam yang sebagian besar dipenuhi dari pulau Jawa ini mengalami kenaikan harga sebesar,% (qtq) dengan sumbangan inflasi sebesar,%. Kenaikan harga cabai merah di Kota Batam juga dipengaruhi oleh terjadinya gagal panen di beberapa daerah di pulau Jawa dan masa panen yang tidak sama untuk beberapa wilayah.... Administred Price Administered prices pada triwulan I baik secara tahunan maupun triwulanan tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu tercatat sebesar,% (qtq) dengan sumbangan sebesar,%. Namun terkait dengan meningkatnya harga minyak dunia yang sempat menyentuh level US $ per barel harus tetap menjadi perhatian. Kemungkinan pemerintah melakukan pengurangan subsidi BBM dalam rangka menghemat APBN masih tetap terbuka yang akan berakibat pada kenaikan inflasi administred price. Triwulan I -

37 Bab Perkembangan Perbankan Regional.. Kondisi Umum Kondisi perbankan di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I menunjukkan peningkatan yang cukup stabil terhadap periode sebelumnya. Beberapa indikator-indikator perbankan, seperti total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit oleh perbankan terus mengalami pertumbuhan. Jumlah jaringan kantor cabang bank umum di wilayah Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebanyak kantor cabang di triwulan awal atau bertambah sebanyak (satu) kantor cabang bank umum. Sedangkan jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang pada akhir tahun tercatat sebanyak kantor BPR dan kantor cabang BPR, sampai dengan triwulan awal terdapat kantor BPR dan kantor cabang BPR. Total asset, DPK dan total kredit yang diberikan oleh perbankan menunjukkan trend peningkatan jika dibanding triwulan IV. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan semakin meningkat. Kinerja perbankan Provinsi Kepulauan Riau untuk tahun terhitung baik, dimana asset, DPK, kredit dan rasio LDR menunjukkan peningkatan. Sedangkan angka Non Performing Loans (NPLs) mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih besar daripada penghimpunan dana menunjukkan sudah membaiknya fungsi intermediasi oleh perbankan... Total Asset Bank Umum Kondisi industri perbankan menunjukkan pertumbuhan, seperti tercermin pada pertumbuhan total asset bank umum yang berada di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Batam yang didukung oleh pertumbuhan aktiva produktif, termasuk kredit. Sampai dengan triwulan I, total asset bank umum mencapai Rp., triliun atau mengalami peningkatan sebesar,% dibanding triwulan IV yang tercatat sebesar Rp. triliun, sedangkan secara tahunan terdapat peningkatan sebesar Rp., triliun (,%) terhadap triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Triwulan I -

38 TABEL. PERKEMBANGAN INDIKATOR BANK UMUM Periode ( juta rupiah) Indikator Tw.I Tw. II Tw. III Tw.IV Tw.I. Jaringan BU a. Batam b. Tj. Pinang c. Karimun d. Natuna. Total Asset a. Batam b. Tj. Pinang c. Dati II lain Total DPK a. Batam b. Tj. Pinang c. Dati II lain Total Kredit a. Batam b. Tj. Pinang c. Dati II lain LDR (%),.,,, a. Batam,.,,, b. Tj. Pinang,.,,, c. Karimun,.,,, d. Natuna,.,,,. NPLs (%),.,,, a. Batam,.,,, b. Tj. Pinang,.,,, c. Karimun,.,,, d. Natuna., Sumber : Bank Indonesia Berdasarkan Dati II, kegiatan perekonomian dan perbankan masih terkonsentrasi di Kota Batam, dimana jumlah total asset perbankan sebagian besar masih tetap terhimpun di Kota Batam. Total asset perbankan yang ada di Kota Batam pada triwulan I sebesar Rp., triliun atau,% dari seluruh total asset perbankan di Kepulauan Riau. Sedangkan total asset yang berhasil dihimpun oleh perbankan di Tanjung Pinang sebesar Rp., triliun atau,% dari seluruh total asset perbankan di Kepulauan Riau. Sementara itu total asset perbankan di wilayah Kepulauan Riau (Tanjung Uban, Tanjung Balai Karimun, dan Natuna) sebesar Rp. miliar (,%). Triwulan I -

39 TABEL. PERKEMBANGAN TOTAL ASSET PERBANKAN ( miliar rupiah) Lokasi Tw.I Tw. Tw. Tw. Tw.I Kota Batam..... Wil.Tj.Pinang..... Kep. Riau*). Total..... Sumber : Bank Indonesia *) wilayah Kepulauan Riau meliputi Tj.Uban,. Tanjung Balai Karimun dan Kab. Natuna Total asset perbankan di Kota Batam mengalami peningkatan sebesar,% secara triwulanan (qtq) sedangkan secara tahunan mengalami peningkatan sebesar,%. Sedangkan untuk total asset perbankan di wilayah Kota Tanjung Pinang mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar,%, namun secara tahunan meningkat sebesar %. Untuk perbankan di wilayah Kepulauan Riau yang meliputi Tanjung Uban, Tanjung Balai Karimun dan Natuna, total asset perbankan di wilayah tersebut mengalami peningkatan secara triwulanan sebesar,% namun secara tahunan menurun sebesar,%.. Dana Pihak Ketiga Bank Umum Sampai dengan triwulan awal, jumlah dana masyarakat yang dihimpun oleh bank umum mengalami penurunan. Pada triwulan awal jumlah dana masyarakat mencapai Rp, triliun atau menurun sebesar Rp milyar (,%) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp, triliun. Penurunan DPK bank umum tersebut disebabkan oleh penurunan simpanan dalam bentuk giro yang turun,% (Rp miliar). Sedangkan simpanan dalam bentuk deposito mengalami pertumbuhan terbesar yang mencapai,% (Rp, miliar). Demikian pula simpanan dalam bentuk tabungan naik sebesar,% (Rp, miliar) terhadap triwulan sebelumnya. TABEL. PENGHIMPUNAN DANA BANK UMUM (Juta Rupiah) Keterangan Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. - Giro Tabungan Deposito Total Sumber : Bank Indonesia Batam Triwulan I -

40 Meskipun mengalami penurunan, secara nominal porsi simpanan giro merupakan jenis simpanan terbesar (,%) diantara dua jenis simpanan lain. Posrsi simpanan jenis GRAFIK. PERBANDINGAN TOTAL DPK BANK UMUM TRIWULAN IV Deposito;,% Tabungan ;,% Sumber : Bank Indonesia tabungan tercatat sebesar Rp, triliun (,%) sedangkan simpanan dalam bentuk deposito tercatat sebesar Rp, triliun (,%). Dominasi sektor industri dan sektor perdagangan pada perekonomian Kota Batam turut mempengaruhi jenis transaksi perbankan di Provinsi Kepulauan Riau. Kebutuhan masyarakat akan dana likuid serta transaksi ekonomi yang membutuhkan waktu singkat menyebabkan simpanan berbentuk giro memiliki porsi terbesar terhadap total simpanan masyarakat di perbankan. Giro;,%. Kredit Bank Umum Jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Batam pada triwulan I meningkat sebesar Rp miliar atau tumbuh sebesar,% dibandingkan posisi akhir tahun. Peningkatan jumlah kredit dan penurunan DPK mengakibatkan tingkat LDR (Loan to Deposit Ratio) bank umum di Provinsi Kepulauan Riau meningkat menjadi,% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar,%. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan di wilayah kerja KBI Batam sebagian besar digunakan untuk kredit konsumsi sebesar Rp, triliun atau,% dari total kredit yang diberikan. Sedangkan kredit untuk modal kerja dan investasi masing-masing sebesar Rp, triliun (,%) dan Rp, triliun (,%). Dari segi pertumbuhan, peningkatan jumlah kredit terbesar pada triwulan I terdapat pada kredit untuk jenis kredit konsumsi yang meningkat sebesar Rp miliar atau,% terhadap triwulan IV. Sementara itu kredit konsumsi modal kerja meningkat sebesar Rp miliar (,%). Sedangkan kredit investasi meningkat sebesar Rp miliar (,%). Triwulan I -

41 TABEL. PERKEMBANGAN PENYALURAN KREDIT BANK UMUM (juta rupiah) KETERANGAN Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. - Modal kerja Investasi Konsumsi Total Sumber : Bank Indonesia NPL bank umum di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I menunjukkan indikator yang menggembirakan. NPL bank umum menurun dari,% pada triwulan IV menjadi,% di triwulan awal tahun. Secara nominal NPL bank umum juga mengalami penurunan sebesar Rp., miliar. TABEL. PERKEMBANGAN KOLEKTIBILITAS KREDIT (juta rupiah) KETERANGAN Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Total Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet..... >> NPL (Nominal)..... >> NPL (%),.,,, Sumber : Bank Indonesia.. Total Asset dan DPK Bank Perkreditan Rakyat Total asset BPR yang berada di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Batam mengalami peningkatan. Sampai dengan triwulan I, total asset BPR mengalami peningkatan sebesar Rp, miliar (,%) menjadi sebesar Rp, miliar dibanding triwulan IV yang tercatat sebesar Rp, miliar. TABEL. PERKEMBANGAN TOTAL ASSET DAN DPK BPR (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN Tw. Tw. Tw. Tw. Tw.. TOTAL ASSET TOTAL DANA..... a. Tabungan..... b. Deposito..... Sumber: Bank Indonesia Triwulan I -

42 Total dana yang berhasil dihimpun oleh BPR pada triwulan laporan meningkat dengan triwulan sebelumnya. Jika pada triwulan akhir total dana yang dihimpun BPR tercatat sebesar Rp, miliar, maka pada triwulan awal meningkat menjadi Rp, miliar atau naik sebesar Rp, miliar (,%). Sebagian besar dana masyarakat yang dihimpun oleh BPR disimpan dalam bentuk deposito yaitu sebesar Rp., miliar atau,% dari seluruh total DPK BPR. Sedangkan,% disimpan dalam bentuk tabungan sebesar Rp, miliar... Kredit BPR Penyaluran kredit yang dilakukan oleh BPR kepada masyarakat pada triwulan I meningkat terhadap triwulan IV. Jumlah kredit yang diberikan oleh BPR yang beroperasi di wilayah kerja KBI Batam pada triwulan awal sebesar Rp, miliar atau meningkat Rp., miliar (,%) dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp, miliar. Penyaluran kredit yang dilakukan oleh BPR di wilayah kerja KBI Batam sebagian besar digunakan untuk keperluan konsumsi. Kredit untuk konsumsi yang disalurkan BPR di wilayah kerja KBI Batam pada triwulan I tercatat sebesar Rp, miliar atau,% dari seluruh total kredit yang diberikan oleh BPR. Sementara kredit untuk investasi yang diberikan BPR di Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp, miliar atau,% dari seluruh total kredit yang diberikan oleh BPR. Sedangkan porsi kredit modal kerja adalah sebesar Rp., miliar (,%). Besarnya kredit BPR untuk keperluan konsumsi mencerminkan intermediasi yang dilakukan BPR terhadap dunia usaha masih belum optimal. Sebagian besar BPR di Provinsi Kepulauan Riau menyalurkan kredit untuk keperluan pembelian mobil dan beberapa untuk pembelian rumah atau ruko. TABEL. PERKEMBANGAN KREDIT BPR MENURUT JENIS PENGGUNAANNYA (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN Tw IV Tw.I Tw II Tw III Tw IV Total Kredit..... a. Modal Kerja..... b. Investasi..... c. Konsumsi..... Sumber: Bank Indonesia Meskipun secara share, kredit BPR di Provinsi Kepulauan Riau masih didominasi oleh kredit konsumsi, namun meskipun kredit investasi memiliki porsi terkecil, kredit investasi mengalami peningkatan terbesar di antara dua jenis kredit yang lain. Kredit modal kerja meningkat sebesar,% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu kredit Triwulan I -

43 investasi meningkat sebesar,%. Sedangkan kredit konsumsi tumbuh sebesar,%. Peningkatan kredit modal kerja dan kredit investasi BPR yang cukup tinggi ini memberikan sinyal positif bagi dunia usaha, khususnya UMKM, mengingat pangsa pasar BPR adalah usaha mikro, kecil dan menengah. Triwulan I -

44 Bab Perkembangan Keuangan Daerah Jumlah dalam APBD tahun setelah dilakukan pembahasan adalah sebesar Rp., triliun yang terdiri dari komponen Pendapatan sebesar Rp., triliun, Belanja sebesar Rp., triliun, dan Pembiayaan sebesar Rp. milyar. Jumlah APBD tahun tersebut mengalami penurunan sebesar,% apabila dibandingkan dengan jumlah APBD tahun yang sebesar Rp., triliun. Penurunan jumlah APBD tahun dibandingkan APDB tahun secara umum disebabkan oleh menurunnya penerimaan dari Dana Perimbangan dan menurunnya perhitungan pembiayaan dari Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) sebagai akibat dari semakin baiknya pelaksanaan program kegiatan tahun. Disamping itu terdapat komponen penerimaan yang berasal dari Lain-lain Pendapatan Yang Sah yang tidak dianggarkan pada tahun karena Provinsi Kepulauan Riau tidak mendapat alokasi Dana Penyesuaian dari pemerintah pusat pada tahun. Tabel. Perkembangan APBD Provinsi Kepulauan Riau No STRUKTUR APBD TA. TA. TA. TA. Jumlah (Rp.) PENDAPATAN,,,,,,,,,,,,,, BELANJA,,,,,,,,,,,,,,, PEMBIAYAAN,,,,,,,,,,,, Perkembangan APBD,,,,,,,,,,,,,,, Sumber : Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Secara keseluruhan, realisasi Penerimaan pada periode tw.i- tergolong cukup optimal yakni sebesar Rp milyar atau,% dari target penerimaan tahun. Pendapatan Asli Daerah (PAD) telah terealisasi sebesar Rp, milyar atau,% dari target PAD. Sedangkan penerimaan Dana Perimbangan sudah direalisasi pemerintah pusat sebesar Rp milyar atau,% dari target. Alokasi Dana Perimbangan baru diterima pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Maret. Triwulan I -

45 Tabel. Target dan Realisasi Penerimaan Periode Januari - Maret JENIS PENERIMAAN. PENDAPATAN ASLI DAERAH TARGET PENERIMAAN TAHUN REALISASI PENERIMAAN JAN FEB MAR JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp) Pajak Daerah,,,.,,,.,,,.,,,. Retribusi Daerah,,,.,,.,,.,,. - Retribusi Jasa Umum,,.,,.,,. - - Retribusi Jasa Usaha,,,.,,.,,.,,. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan,,, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah,,,.,,.,,.,,.. DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak,,,.,,,.,,,.,,,. - Bagi Hasil Pajak,,,.,,,.,,,.,,,. - Bagi Hasil Bukan Pajak,,, Pajak Penghasilan Orang Pribadi,,,. - -,,,. Bagi Hasil Bukan Pajak,,, Dana Alokasi Umum,,,.,,,.,,,.,,,. Dana Alokasi Khusus,,, Sumber : Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Penerimaan pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagian besar berasal dari Pajak Daerah, dimana sampai dengan bulan Maret telah terkumpul sebanyak Rp, milyar atau,% dari target yang dicanangkan di tahun. Selanjutnya penerimaan yang berasal dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah pada periode Januari-Maret telah realisasi sebesar Rp, milyar (,%) dari target Rp, milyar. Hasil pungutan/retribusi berdasarkan kebijakan Daerah terealisasi sebesar Rp, juta atau,% dari target Retribusi Daerah di tahun. Dana Perimbangan selama tw.i- telah terealisasi sebanyak Rp, milyar atau,% dari target alokasi sebanyak Rp, triliun. Dari total dana perimbangan tersebut, sebagian besar berasal dari transfer Dana Alokasi Umum dari pemerintah pusat sebesar Rp, milyar atau % dari total DAU yang disetujui tahun. Penerbitan Permendagri / sebagai revisi Permendagri / menghasilkan perubahan terkait dengan transfer dana perimbangan tersebut, dimana jadwal transfer dana bagi hasil yang semula menumpuk di semester II akan dialokasikan secara lebih merata. Selanjutnya Dana Bagi Hasil Triwulan I -

46 Pajak telah terealisasi sebanyak Rp, milyar atau,% dari target yang ditetapkan. Sedangkan penerimaan dari dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam belum terealisasi sama sekali dari target Rp milyar. Berdasarkan hasil perhitungan lifting dan asumsi harga minyak bumi yang dilakukan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Departemen Keuangan menetapkan secara rata-rata untuk seluruh daerah Indonesia akan terjadi penurunan DBH Migas pada tahun sebesar,% dari estimasi DBH Migas tahun. Tabel. Target dan Realisasi Pengeluaran Periode Januari - Maret JENIS PENGELUARAN TARGET PENGELUARAN TAHUN REALISASI PENGELUARAN JAN FEB MAR JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp) JUMLAH (Rp). BELANJA TIDAK LANGSUNG,,,.,,,.,,,.,,,. - Belanja Pegawai,,,.,,,.,,,.,,,. - Belanja Subsidi,,, Belanja Hibah,,,. - -,,,. - Belanja Bantuan Sosial,,,. - -,,,. - Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pem. Desa,,, Belanja bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pem. Desa,,, Belanja Tidak Terduga,,, BELANJA LANGSUNG,,,.,,,.,,,.,,,. - Belanja Pegawai,,,.,,.,,,.,,,. - Belanja Barang dan Jasa,,,.,,,.,,,.,,,. - Belanja Modal,,,. - -,,,. Sumber : Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Penyerapan anggaran belanja pemerintah provinsi Kepulauan Riau pada tw.i- tergolong rendah, dimana selama Januari-Maret baru terealisasi Rp, milyar atau,% dari target pengeluaran tahun sebesar Rp, triliun. Kondisi ini disebabkan pengesahan APBD baru terjadi pada bulan Februari, sehingga penggunaan anggaran baru efektif dilakukan pada bulan April. Anggaran Belanja Langsung merupakan pos pengeluaran yang paling rendah tingkat realisasinya, baru terserap Rp, milyar (,%) dari target Rp milyar yang ditetapkan. Adapun realisasi belanja barang/jasa dan belanja modal baru terealisasi,% di tw.i-, disebabkan tertundanya beberapa proyek pemerintah. Sedangkan sisanya adalah belanja pegawai. Triwulan I -

47 Sedangkan Belanja Tidak Langsung telah terealisasi Rp, milyar (,%) dari Rp, milyar yang ditargetkan untuk tahun. Sebagian besar terealisasi untuk belanja pegawai sekitar,% dari target pengeluaran untuk belanja pegawai tahun. Di samping itu, belanja hibah telah terserap sebesar Rp, milyar atau,% dari target tahun. Sedangkan sisanya terrealisasi untuk belanja Bantuan Sosial, dimana selama periode tw.i- telah disalurkan sebanyak Rp, milyar atau,% dari target bantuan sosial yang harus disalurkan di tahun sebesar Rp, milyar. Triwulan I -

48 Bab Perkembangan Sistem Pembayaran.. PENGEDARAN UANG KARTAL Perkembangan aliran uang yang masuk (inflow) dan keluar (outflow) di wilayah kerja Bank Indonesia Batam secara nominal menunjukkan outflow yang lebih besar daripada inflow. Sampai dengan triwulan I terjadi outflow sebesar Rp miliar sedangkan inflow sebesar Rp miliar sehingga terjadi net outflow Rp miliar. Uang yang masuk ke Bank Indonesia Batam mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp miliar. Jumlah yang cukup tinggi pada triwulan akhir terkait dengan penukaran yang terjadi disebabkan kebutuhan uang dalam pecahan kecil dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tabel. Perkembangan Uang Kartal (dalam milyar rupiah) KETERANGAN Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Inflow Outflow Net () () () () () Sumber : Bank Indonesia... Penyediaan Uang Kartal Layak Edar Peracikan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam melaksanakan kebijakan uang bersih (clean money policy) yaitu Bank Indonesia senantiasa menyediakan uang rupiah dalam kondisi yang layak kepada masyarakat. Di samping itu, Bank Indonesia juga memberikan pelayanan kepada perbankan dan masyarakat untuk kegiatan setoran, penarikan dan penukaran untuk pecahan besar ke pecahan kecil serta untuk uang rupiah lusuh. Selama triwulan awal, jumlah UTLE yang diracik di KBI Batam Rp miliar atau mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp miliar. Triwulan I -

49 Grafik. Perkembangan UTLE Peracikan UTLE Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I.. LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL... Kliring Lokal Untuk wilayah kerja KBI Batam, terdapat (tiga) wilayah kliring lokal, yaitu: di KBI Batam untuk wilayah Kota Batam, PT. Bank Mandiri untuk wilayah Tanjung Pinang, dan PT. BNI untuk wilayah Tanjung Balai Karimun. Nilai transaksi melalui sistem kliring lokal di wilayah Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I mencapai Rp, triliun dengan jumlah warkat sebanyak. lembar. Nilai total kliring tersebut menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp, triliun dengan jumlah warkat sebanyak. lembar. Sementara itu, penolakan Cek/BG kosong di wilayah kerja KBI Batam tercatat sebesar Rp, miliar dengan jumlah warkat sebanyak. lembar. Jika dilihat dari volumenya, jumlah Cek/BG kosong yang ditolak mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun jika dilihat dari jumlah warkat terjadi peningkatan. Pada triwulan IV jumlah Cek/BG kosong yang ditolak tercatat sebesar Rp, miliar dengan jumlah warkat sebesar. lembar. TABEL. PERKEMBANGAN KLIRING LOKAL (miliar rupiah) KETERANGAN Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Perputaran Kliring Lembar..... Nominal (Rp jt)..... Penolakan Cek/BG Kosong Lembar..... Nominal (Rp jt)..... Sumber : Bank Indonesia Triwulan I -

50 ... Transaksi BI-RTGS Transaksi masyarakat melalui sarana Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kantor Bank Indonesia Batam pada triwulan I mengalami penurunan baik pada transaksi masuk maupun transaksi keluar. Transaksi yang masuk ke perbankan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau menurun sebesar Rp miliar (,%) menjadi sebesar Rp, triliun pada triwulan I dengan volume sebanyak. transaksi. Sedangkan transaksi keluar perbankan di wilayah kerja KBI Batam mengalami penurunan sebesar Rp miliar (,%) menjadi sebesar Rp, triliun pada triwulan I. TABEL. PERKEMBANGAN BI-RTGS KETERANGAN Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Transaksi Masuk Nominal (miliar Rp)..... Volume..... Transaksi Keluar Nominal (miliar Rp)..... Volume..... Sumber : Bank Indonesia.. UANG PALSU Jumlah uang rupiah palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia Batam pada triwulan awal berjumlah Rp., dengan jumlah sebanyak lembar. Apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terdapat peningkatan nominal sebesar Rp.,, namun dari jumlah lembar mengalami peningkatan sebesar lembar. Berdasarkan jenis pecahan, uang kertas rupiah palsu pecahan Rp., dilaporkan sebanyak lembar, uang kertas rupiah palsu pecahan Rp., dilaporkan sebanyak lembar, uang kertas rupiah palsu pecahan Rp., dilaporkan sebanyak lembar. Terkait dengan uang palsu yang beredar di masyarakat, Bank Indonesia Batam terus melakukan berbagai upaya untuk menekan peredarannya, antara lain dengan melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada berbagai kalangan (perbankan, pelajar, mahasiswa, masyarakat umum). Triwulan I -

51 Bab Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan.. PENDUDUK Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Penduduk Provinsi Kepulauan Riau meningkat sebesar. jiwa (.%) menjadi.. jiwa dibandingkan tahun yang tercatat sebesar.. jiwa. Penyebaran penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun sebagian besar masih terkonsentrasi di Kota Batam. Jumlah penduduk Kota Batam pada tahun tercatat sebesar. jiwa atau,% dari total penduduk Provinsi Kepulauan Riau. Selanjutnya diikuti oleh jumlah penduduk Kabupaten Karimun yang tercatat sebesar. jiwa (,%) dan jumlah penduduk Kota Tanjung Pinang yang tercatat sebesar. jiwa (,%). Peningkatan jumlah penduduk terbesar pada tahun juga terjadi di Kota Batam yang mengalami peningkatan jumlah penduduk sebesar. jiwa (,%) dibandingkan tahun. Selanjutnya diikuti peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Karimun yang meningkat sebesar. jiwa (,%) dan Kota Tanjung Pinang yang meningkat sebesar. (.%). Tabel. Perkembangan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Kab./Kota Pert. (%) Karimun.., Bintan.., Lingga.., Karimun.., Bintan.., Lingga.., Total...., Sumber : BPS Prov. Kepri.. KETENAGAKERJAAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau penduduk yang bekerja di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun tercatat sebesar. jiwa. Penduduk yang bekerja tersebut terbagi pada (tiga) lapangan usaha agriculture yang terdiri atas sektor Triwulan I -

52 pertanian, manufacturing yang terdiri atas sektor pertambangan, sektor industri, sektor listrik, gas dan air, serta sektor bangunan, service yang terdiri atas sektor perdagangan, sektor angkutan, sektor keuangan, sektor jasa perusahaan dan perorangan. Sebagian besar pekerja Provinsi Kepulauan Riau bekerja di sektor service yang mencapai,%, kemudian diikuti oleh sektor manufacture yang menyerap pekerja sebesar,% dan sektor agriculture yang menyerap pekerja sebesar,%. Tabel.. Perkembangan Pekerja Berdasarkan Lapangan Usaha Keterangan Agust- Feb- Agust- Agriculture... Pertanian... Manufacture... Pertambangan... Industri... Listrik, Gas & Air.. Bangunan... Service... Perdagangan... Angkutan dan Pergudangan... Keuangan dan Jasa... Perusahaan Jasa Kemasyarakatan... TOTAL... Sumber : BPS Prov. Kepri Jika dilihat dari penyebaran pekerja di Provinsi Kepulauan Riau, sebagian besar pekerja masih berada di Kota Batam yaitu sebesar. jiwa (,%). Selain itu, Kota Batam juga mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau. Sebagian besar pekerja di Kota Batam (,%) bekerja di sektor manufacture padahal di daerah lain sebagian besar pekerja bekerja di sektor service. Tabel.. Pekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Sektor Keterangan Sektor Agriculture Manufacture Service TOTAL Kabupaten Karimun.... Kabupaten Bintan.... Kabupaten Natuna.... Kabupaten Lingga.... Kota Batam.... Kota Tanjung Pinang.... Total.... Sumber : BPS Prov. Kepri Triwulan I -

53 . KESEJAHTERAAN DAERAH Salah satu alat ukur untuk mengetahui pencapaian kesejahteraan penduduk adalah kelangsungan hidup, pengetahuan dan daya beli yang terangkum dalam Indeks Pengembangan Manusia (IPM). Indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi kelangsungan hidup dan sehat adalah angka harapan hidup, untuk mengukur dimensi pengetahuan adalah angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, sedangkan dimensi kehidupan yang layak diukur dengan paritas daya beli. Berdasarkan data dari BPS Provinsi Kepulauan Riau, tingkat IPM Provinsi Kepulauan Riau pada tahun mencapai, dan menempati urutan ke- dari Provinsi di Indonesia. Sedangkan pada tingkat Kabupaten/Kota, Kota Batam menempati urutan IPM ke- dari Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dengan nilai, dan mengalami perbaikan dibandingkan tahun yang tercatat sebesar,. TABEL. IPM KAB/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Prov/Kab/Kota Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Melek Huruf (persen) Ratarata Lama sekolah (tahun) Rata-rata Pengeluaran Riil Perkapita disesuaikan (Rp) IPM Peringkat Provinsi Kepri Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tj. Pinang,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau Secara parsial, angka harapan hidup tertinggi terdapat di Kota Batam, sebesar, tahun. Sedangkan harapan hidup terendah terdapat di Kabupaten Natuna, yaitu sebesar, tahun. Sementara itu secara keseluruhan angka harapan hidup Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar, tahun. Indikator melek huruf Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar %. Angka melek huruf tertinggi masih terdapat di Kota Batam yaitu sebesar,% sedangkan terendah terdapat di Kabupaten Lingga yaitu sebesar,%. Untuk indikator rata-rata lama sekolah, Kota Batam masih tercatat memiliki angka rata-rata lama sekolah tertinggi yaitu, tahun. Sedangkan angka rata-rata lama sekolah terendah terdapat di Kabupaten Natuna yaitu sebesar, tahun. Sementara angka rata-rata Triwulan I -

54 lama sekolah Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar, tahun. Indikator pengeluaran riil per kapita Provinsi Kepulauan Riau tahun tercatat sebesar Rp.,. Pengeluaran riil per kapita tertinggi kembali terdapat di Kota Batam yang tercatat sebesar Rp.,. Sedangkan pengeluaran riil per kapita terendah terdapat di Kabupaten Natuna tercatat sebesar Rp.,. Triwulan I -

55 Bab Prospek Ekonomi dan Inflasi Perekonomian Kepulauan Riau pada tw.ii- diperkirakan masih mampu berakselerasi meski dengan tekanan yang diyakini lebih berat dibanding periode tw.i-. Dari sisi permintaan, konsumsi pemerintah dan ekspor masih menjadi sumber pertumbuhan utama. Sementara itu, naiknya pengeluaran sektor industri dan perdagangan mendorong pertumbuhan ekonomi di sisi penawaran. Asesmen terhadap inflasi IHK kota Batam pada tw.ii- akan menunjukkan tren menurun dibandingkan tingkat inflasi tw.i-. Tekanan pada harga barang-barang voletile food diperkirakan tidak setinggi tw.i- karena distribusi barang yang mulai lancar sejalan dengan meredanya ombak laut. Namun demikian, tekanan inflasi dari kelompok administered price karena adanya rencana kenaikan tarif listrik penting diwaspadai agar tidak mendorong inflasi ke tingkat yang lebih tinggi... PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI Sebagai wilayah industri dan pariwisata, perekonomian provinsi Kepulauan Riau sangat bergantung pada investasi dan perdagangan. Sejalan dengan hal tersebut, sektor industri pengolahan merupakan kekuatan ekonomi utama dari sisi penawaran. Namun dalam lima tahun terakhir kontribusi sektor industri terus menurun, dikompensir oleh peningkatan peran sektor perdagangan, bangunan, pengangkutan, keuangan dan jasa-jasa. Perekonomian Kepulauan Riau pada tw.ii- diperkirakan tumbuh positif di kisaran,% -,% (y-o-y) atau,% -,% (q-t-q). Dari sisi penerimaan, asesmen pertumbuhan berasal dari peningkatan investasi dan membaiknya kinerja perdagangan (ekspor-impor). Realisasi investasi pada periode Januari-Februari mencapai US$.. dengan jumlah proyek sebanyak proyek, atau naik % dibandingkan periode yang sama di tahun. Selain itu, diresmikannya perusahaan baru di Kawasan Industri PT. Bintan Offshore pada bulan Februari dengan total investasi mencapai US$ juta diharapkan mampu mendorong kinerja investasi di tw.ii-. Investasi barang modal (PMTB) pada tw.ii- diproyeksi akan tumbuh %, melebihi tingkat pertumbuhan di triwulan laporan yang tercatat sebesar,% (yoy). Triwulan I -

56 Ekspor pada tw.ii- diperkirakan mulai bergerak positif di tengah tren penurunan impor memberi perbaikan pada kinerja perdagangan Kepulauan Riau. Berdasarkan data Bank Indonesia, Kinerja ekspor dan impor provinsi Kepulauan Riau sampai dengan bulan Februari menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dibanding akhir tahun. Penurunan terutama terjadi pada produk logam dasar dan olahan, elektronik dan mesin perlengkapan kantor. Melambatnya kinerja perdagangan sangat dipengaruhi oleh turunnya permintaan dari Singapura, dimana peran negara tersebut sangat dominan terhadap eksporimpor Kepulauan Riau. Kondisi ini diduga merupakan efek tidak langsung dari melemahnya perekonomian Amerika Serikat yang berimbas terhadap perekonomian global. Statement terakhir dari pemerintah Singapura bahwa perekonomian negara tersebut mampu tumbuh,% (yoy) pada tw.i- yang ditopang oleh membaiknya industri manufaktur, konstruksi, keuangan dan transportasi diyakini dapat memberi kontribusi positif terhadap kinerja perdagangan Kepulauan Riau. Sementara itu, konsumsi masih berperan strategis dalam menunjang pertumbuhan di sisi penawaran. Pertumbuhan konsumsi diperkirakan berasal dari meningkatnya pengeluaran pemerintah sehubungan dengan pencairan dana perimbangan pada awal bulan Maret lalu. Masih rendahnya daya serap anggaran sampai dengan tw.i- yakni sekitar,% akan menjadi stimulus peningkatan porsi belanja pemerintah di triwulan-triwulan ke depan. Grafik. Pertumbuhan PDRB Kepulauan Riau Grafik. Pertumbuhan PMTB,, %,, %,,,, % %,,,,,, PMTB y-o-y % % %,,,,,, PDRB y-o-y % %,,,,,, % % % %,, I II III IV I II III IV I II* %,, I II III IV I II III IV I II* % Sumber : Proyeksi BI Batam Sumber : Proyeksi BI Batam Triwulan I -

57 Grafik. Pertumbuhan Konsumsi Grafik. Pertumbuhan Impor,, %,, %,,,, Konsumsi y-o-y % %,,,, Impor y-o-y % % % %,, %,, %,, %,, %,, I II III IV I II III IV I II* %,, I II III IV I II III IV I II* -% Sumber : Proyeksi BI Batam Sumber : Proyeksi BI Batam Membaiknya kinerja ekspor di tw.ii- akan direspon dengan perkembangan positif sektor Industri di sisi penawaran yang diperkirakan tumbuh,%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan tw.i- sebesar,% (yoy). Perekonomian Singapura yang diproyeksi kembali bangkit menuju semester I- dipastikan menjadi stimulus bagi pertumbuhan sektor industri di Kepulauan Riau. Grafik. Pertumbuhan Sektor Industri Grafik. Pertumbuhan Sektor Perdagangan,,,, Industri y-o-y % % %,,,, Perdagangan y-o-y % %,, % %,, % %, %,, % %,, %,, % %,, %,, I II III IV I II III IV I II* %, I II III IV I II III IV I II* % Sumber : Proyeksi BI Batam Sumber : Proyeksi BI Batam Sektor Perdagangan, Bangunan dan Pengangkutan yang semakin berperan penting dalam pembentukan PDRB Kepulauan Riau diproyeksi masih mengalami percepatan di tw.ii-. Aktivitas perdagangan dan angkutan barang/jasa menuju pertengahan tahun biasanya akan lebih tinggi dibanding awal tahun. Pertumbuhan sektor-sektor tersebut juga didorong oleh ekspektasi berlakunya kembali kawasan free Trade Zone (FTZ) di Batam, Bintan dan Karimun, serta ditetapkannya Batam sebagai salah satu kota MICE (Meetings, Incentive, Convention & Exhibition ) di Indonesia. Triwulan I -

58 Grafik. Pertumbuhan Sektor Pengangkutan Grafik. Pertumbuhan Sektor Bangunan,, %, Pengangkutan y-o-y % %,,, Bangunan y-o-y % % % %, %,, % %, %, % %, %, I II III IV I II III IV I II* %, I II III IV I II III IV I II* % Sumber : Proyeksi BI Batam Sumber : Proyeksi BI Batam Proyek konstruksi pemerintah diduga akan tumbuh lebih tinggi karena realisasi belanja barang/jasa dan belanja modal pemerintah secara keseluruhan baru terealisasi,% di tw.i-. Proyek konstruksi swasta tetap didominasi oleh perkembangan industri properti dan galangan kapal (shipyard) yang diperkirakan masih tumbuh di tw.ii-. Khusus industri galangan kapal (shipyard), berdasarkan Jurnal World Shipbuilding Statistics, Edisi Juni, Indonesia ditempatkan sebagai salah satu negara pembangun kapal terbesar di dunia. Walau masih dalam urutan ke dari negara, prestasi ini dapat dijadikan momentum untuk terus memperkuat industri galangan kapal nasional. Di Indonesia setidaknya terdapat sekitar usaha galangan kapal yang sangat aktif seperti PT. PAL Surabaya, Labroy Shipbuilding Batam, Pan-United Batam, Dumas-Surabaya, ASL Shipyard- Batam, Batamec-Batam, Bristoil Offshore Indonesia-Batam, Jaya Asiatic-Batam, Kodja bahari- Jakarta, Mariana Bahagia-Palembang, Noahtu Shipyard-Panjang, Dok Perkapalan Surabaya, dan Tunas Karya Bahari. Secara kuantitas, Batam memberi kontribusi sekitar % terhadap industri shipyard di Indonesia, dimana PT. PAL Surabaya menguasai % pangsa pasar serta sisanya tersebar di daerah Jawa dan Kalimantan. Hingga bulan Juni, industri galangan kapal di Indonesia berhasil mendapatkan order pembangunan kapal sekitar. GT (gross-tonnage) atau sekitar unit kapal dimana empat unit kapal dengan kapasitas sekitar. GT telah diserahkan hingga akhir Juni. Dari unit kapal yang diproduksi oleh galangan kapal Indonesia, unit diantaranya merupakan kapal jenis pengangkut barang sementara sisanya unit kapal merupakan kapal-kapal dalam kategori non-cargo vessels. Hingga tahun, seluruh usaha galangan kapal Indonesia masih akan menyerahkan sekitar unit kapal dengan asumsi tidak ada kontrak pemesanan baru dalam periode -. Triwulan I -

59 Tabel. Industri Galangan Kapal Dunia Sumber : Lloyd Register-Fairplay, Juni Sektor yang mengalami perlambatan di tw.ii- diperkirakan terjadi pada sektor Pertanian dan Pertambangan. Penurunan kinerja sektor pertanian disebabkan oleh menurunnya kinerja sub-sektor Tanaman Bahan Makanan dan Peternakan karena tidak adanya perayaan hari besar dalam periode triwulan II-. Sedangkan sektor Pertambangan masih tetap tumbuh negatif dan diperkirakan akan lebih rendah dibanding tw.i-. Menurunnya pertumbuhan sektor Pertambangan diperkirakan karena belum teratasinya masalah teknis penggantian peralatan milik ConocoPhillips di Lapangan Belanak, Natuna yang mengakibatkan berkurangnya produksi mencapai % per harinya. Grafik. Pertumbuhan Sektor Pertambangan Grafik. Pertumbuhan Sektor Pertanian,, Pertambangan y-o-y % % % % Pertanian y-o-y % % % %, % % % %, -% %, -% -% % % -% %, I II III IV I II III IV I II* -% I II III IV I II III IV I II* % Sumber : Proyeksi BI Batam Sumber : Proyeksi BI Batam Triwulan I -

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO 1.1. KONDISI UMUM Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 melambat dibanding triwulan II-2008 akibat turunnya investasi barang modal. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro

Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro 1.1. KONDISI UMUM Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II-2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1. KONDISI UMUM Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II-2013,

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1. KONDISI UMUM Mementum pemulihan ekonomi makro regional Kepulauan Riau diperkirakan terjadi pada triwulan ini. Laju penurunan nilai tambah ekonomi (PDRB) semakin

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1. KONDISI UMUM Optimisme pemulihan ekonomi negara-negara mitra dagang utama sedang berlangsung meskipun belum mendorong terjadinya recovery perekonomian Kepulauan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan IV tahun sebesar 5,18% (yoy), sedikit mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,21% (yoy), namun masih

Lebih terperinci

i

i i 2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Indeks 250 200 150 100 50 0 Indeks SPE Growth mtm (%) Growth yoy (%)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas tercatat sebesar 5,11% (yoy), atau meningkat dibanding triwulan lalu yang sebesar 4,4% (yoy). Seluruh sektor ekonomi pada triwulan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th. X, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2012 (c-to-c) mencapai 7,19 persen Ekonomi

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 53/08/35/Th. X, 6 Agustus 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Semester I Tahun 2012 mencapai 7,20 persen Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 15/04/TH.XIX, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi deflasi sebesar 0,26 persen, Kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,19 persen, dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

B O K S. I. Gambaran Umum

B O K S. I. Gambaran Umum B O K S RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL WILAYAH SUMATERA * TRIWULAN II - 28 I. Gambaran Umum Memasuki Triwulan II-28, kinerja perekonomian wilayah Sumatera mengalami perlambatan pertumbuhan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan i BAB I 2011 2012 2013 2014 1 10.00 8.00

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2010 diestimasi sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka

Kata pengantar. Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka Kata pengantar Publikasi Data Strategis Kepulauan Riau Tahun 2012 merupakan publikasi perdana yang disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen data terhadap data-data yang sifatnya strategis, dalam

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 47/11/TH.XIX, 1 Nopember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi deflasi sebesar 0,02 persen, Kota Lhokseumawe inflasi sebesar 0,22 persen

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 63/11/73/Th. VIII, 5 November 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 6,06 PERSEN Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 yang diukur

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2013 Asesmen Ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau menetapkan angka final PDRB untuk tahun 2012 bersamaan dengan publikasi PDRB tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1. KONDISI UMUM Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 44/10/TH.XIX, 3 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi inflasi sebesar 0,78 persen, Kota Lhokseumawe inflasi sebesar 1,44 persen

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK K A B U P A T E N W O N O G I R I

BERITA RESMI STATISTIK K A B U P A T E N W O N O G I R I BERITA RESMI STATISTIK K A B U P A T E N W O N O G I R I No. 1/5/3312/Th 217, Mei 217 INFLASI KABUPATEN WONOGIRI PADA BULAN APRIL 217 SEBESAR,9% Bulan April 217, Kabupaten Wonogiri mengalami inflasi sebesar,9

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 54/08/35/Th. XI, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan II Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,97 persen Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013 No. 06/11/62/Th.VII, 6 Nopember 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan III-2013 terhadap triwulan II-2013 (Q to Q) secara siklikal mengalami

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Mementum pemulihan ekonomi makro regional Kepulauan Riau diperkirakan terjadi pada triwulan ini. Laju penurunan nilai tambah ekonomi (PDRB) semakin

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 18/05/TH.XIX, 2 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi deflasi sebesar 1,09 persen, Kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,39 persen, dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2010 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 28/05/35/Th. VIII, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2010 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2010 sebesar 5,82 persen Perekonomian Jawa Timur pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2015 No. 02/08/Th. VI, 3 Agustus 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Juni 2015 tercatat US$ 29,64 juta atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 11/03/TH.XIX, 1 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi inflasi sebesar 0,02 persen, Kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,13 persen, dan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

STATISTIK PEREKONOMIAN PROVINSI LAMPUNG

STATISTIK PEREKONOMIAN PROVINSI LAMPUNG PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG STATISTIK PEREKONOMIAN PROVINSI LAMPUNG Triwulan 2 Statistik Perekonomian Provinsi Lampung I Triwulan 1 Tahun 2016 STATISTIK PEREKONOMIAN PROVINSI LAMPUNG Triwulan 2 Statistik

Lebih terperinci

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai memperlihatkan tanda pemulihan dari tekanan gejolak penurunan harga minyak mentah maupun harga pangan dunia (CPO) yang

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 No. 74/08/71/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,80 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2017 yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami

Lebih terperinci

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 Pada bulan April 2017 Wonosobo mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,27. Inflasi April 2017 lebih tinggi dibandingkan Maret 2017

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 58/08/35/Th. XII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. dan Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Ekonomi Jawa Timur Triwulan II - 2014 (y-on-y)

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2017 No. 42/08/Th. VIII, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Juni tercatat US$19,83 juta atau mengalami penurunan sebesar 17,03 persen dibanding

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 50/09/72/Th.XVIII, 01 September 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama Agustus 2015, Deflasi Sebesar 0,75 Persen Dari 82 kota pantauan secara nasional, 59 kota mengalami inflasi sedangkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 18/04/11/TH.XVIII, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi deflasi sebesar 0,61 persen, Kota Lhokseumawe terjadi deflasi sebesar 0,50

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,90 PERSEN

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,90 PERSEN BPS KOTA TEGAL 7 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,90 PERSEN di Kota Tegal terjadi Inflasi sebesar 0,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Inflasi Aceh pada triwulan I tahun 2013 tercatat sebesar 2,68% (qtq), jauh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang minus 0,86% (qtq). Secara tahunan, realisasi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I tahun 213 tumbuh sebesar 4,17% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 10.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BATANG No. 02/Th. XVII, Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kabupaten Batang Bulan Januari 2017 1,04 persen Pada bulan Januari 2017 di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun sebesar 5,93 persen Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 1,19

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 56/10/72/Th.XIX, 03 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama September 2016, Sebesar 0,59 Persen Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 22/05/72/Th.XX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama April 2017, Sebesar 0,46 Persen Dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 53 kota mengalami inflasi sementara 29 kota

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TOBOALI (KABUPATEN BANGKA SELATAN) BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TOBOALI (KABUPATEN BANGKA SELATAN) BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,28 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TOBOALI (KABUPATEN BANGKA SELATAN) BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,28 PERSEN Pada Desember 2016 Kabupaten Bangka Selatan mengalami inflasi sebesar 0,28 persen

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK K A B U P A T E N W O N O G I R I

BERITA RESMI STATISTIK K A B U P A T E N W O N O G I R I BERITA RESMI STATISTIK K A B U P A T E N W O N O G I R I No. 1/6/3312/Th 217, Juni 217 INFLASI KABUPATEN WONOGIRI PADA BULAN MEI 217 SEBESAR,42% Bulan Mei 217, Kabupaten Wonogiri mengalami inflasi sebesar,42

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 29/07/TH.XIX, 1 Juli PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi inflasi sebesar 1,10 persen, Kota Lhokseumawe inflasi sebesar 0,79 persen, dan

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA DUMAI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA DUMAI No. 02/67/14.73/Th. VII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA DUMAI Bulan Januari 2014, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,43 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2007

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2007 BPS KOTA TARAKAN No.05/04/6473/Th.I, 17 April 2007 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2007 Inflasi Kota Tarakan bulan Maret 2007 sebesar 0,11%. Kelompok Bahan Makanan mengalami deflasi sebesar 1,14 persen

Lebih terperinci

KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA SEBAGAI TUJUAN EKSPOR

KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA SEBAGAI TUJUAN EKSPOR KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA SEBAGAI TUJUAN EKSPOR Disampaikan pada acara Rountable Discussion Potensi dan Peluang Kerjasama Ekonomi Indonesia dengan negara-negara di Kawasan Amerika Selatan dan

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci