USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI CV NJ FOOD INDUSTRIES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI CV NJ FOOD INDUSTRIES"

Transkripsi

1 USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI CV NJ FOOD INDUSTRIES LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Pada Program Teknik Industri Institut Teknologi Harapan Bangsa Disusun Oleh: NAMA : FANNY FEBRIANI SUSILO NIM : DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA BANDUNG 2015

2 DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA LEMBAR PENGESAHAN USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI CV NJ FOOD INDUSTRIES Pas Foto Ukuran 4X6 Disusun Oleh : Nama : Fanny Febriani Susilo NIM : Telah Diperiksa dan Disetujui Sebagai Tugas Akhir Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Harapan Bangsa Bandung, Agustus 2015 Menyetujui, Sonna Kristina, ST., MT. Dosen Pembimbing Mengetahui, Ir. Ari Setiawan, MT. Koordinator Tugas Akhir

3 DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Fanny Febriani Susilo NIM : Dengan ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir dengan Judul : USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI CV NJ FOOD INDUSTRIES adalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan dikenakan pada saya. Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan, Fanny Febriani Susilo

4 ABSTRAKSI USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI CV NJ FOOD INDUSTRIES Oleh: Fanny Febriani Susilo NIM: CV NJ Food Industries merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi makanan, khususnya tahu. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa perusahaan memiliki masalah keterlambatan dalam pengiriman produk kepada pelanggan. Salah satu penyebab keterlambatan pengiriman adalah dikarenakan metode kerja yang tidak efektif pada bagian pengemasan. Banyak terdapat gerakan tidak efektif yang dilakukan oleh operator pada bagian pengemasan. Dalam melakukan perbaikan pada bagian pengemasan dilakukan analisa metode kerja menggunakan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan dan studi gerakan. Analisa yang dilakukan mendapatkan hasil berupa usulan perbaikan metode kerja pada proses packaging, proses pressing, dan proses packing yang lebih baik dan efektif. Pengukuran usulan perbaikan metode kerja pada bagian pengemasan menghasilkan penurunan waktu siklus sebesar 6.72 detik atau 29.07% pada proses packaging dan pressing, dan tidak ada perubahan waktu siklus pada proses packing karena tidak dilakukan perbaikan terhadap proses tersebut. Usulan perbaikan metode kerja tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menghindari keterlambatan pengiriman produk terhadap pelanggan. Kata Kunci: perbaikan metode kerja, peta tangan kiri dan tangan kanan, studi gerakan i

5 ABSTRACT PROPOSED METHODS IMPROVEMENT FOR DEPARTMENT OF PACKAGING IN CV NJ FOOD INDUSTRIES By: Fanny Febriani Susilo NIM: CV NJ Food Industries is one of the companies which engaged in food production, specifically tofu. Based on the observation and interview that have been done, it is known that the company has a delay problem in delivering the products to its customers. One cause of delay in delivery is due to an ineffective methods on the packaging department. There are many ineffective movements which are performed by the operator on the packaging department. In doing improvement on the packaging methods, analysis by left and right hand chart and motion study is used. The analysis results in a better and more effective proposed improvement for the packaging process, pressing process, and packing process. Measurement of the proposed improvement in the packaging methods resulted in decreased cycle time as of 6.72 seconds or 7.29% in the combination of packaging and pressing process, and there is no change in the packing process cycle time because there is no improvement on this process. The proposed methods improvement is expected to help the company avoid the delay in delivering the products to customers. Keywords: methods improvement, left and right hand chart, motion study ii

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala hikmat, anugerah dan kasih setia-nya yang mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di CV NJ Food Industries Bandung dan menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan baik. Laporan tugas akhir berjudul Usulan Perbaikan Metode Kerja pada Bagian Pengemasan di CV NJ Food Industries ini merupakan syarat kelulusan program Strata Satu (S-1) pada Program Studi Teknik Industri di Institut Teknologi Harapan Bangsa Bandung. Laporan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya usaha dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan arahan, saran, bantuan, motivasi dan semangat kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih khususnya kepada: 1. The awesome Father in Heaven, Jesus Christ, who always gives me hope and strengthens me even in the hardest parts of my life. I really mean to thank You, God. 2. Papi dan Mami yang telah memberikan doa, nasihat, dan dukungan yang luar biasa kepada penulis. Love and miss you most. 3. Ibu Sonna Kristina, ST., MT. selaku dosen pembimbing tugas akhir. Terima kasih atas waktu, bimbingan, dan perhatian yang telah diberikan untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 4. Ibu Eka Kurnia Asih, ST., MT. dan Bapak Ir. Roland YH. Silitonga, MT. selaku dosen penguji penulis. Terima kasih atas kritik dan saran yang diberikan untuk perbaikan laporan tugas akhir ini. 5. Tim Dosen TI ITHB: Bapak Ir. Ari Setiawan, MT. selaku Kepala Departemen Teknik Industri, Bapak Anggoro Prasetyo Utomo, ST., MT. selaku dosen wali penulis, dan Bapak Ir. Sandria Sarim, MM. selaku Direktur iii

7 Kemahasiswaan dan CRC ITHB. Terima kasih karena telah memberikan ilmu dan nasihat yang sangat berharga kepada penulis. 6. Meyliana Kwanama, my cousin, yang main barengnya di-pending dulu sampai penulis lulus Yudisium 14 Agustus I m almost ready, sis! 7. Seluruh teman-teman seperjuangan di TI 2011: Yela, Rico, Devi, Mariani, Wendy, Adiel, Bang Elieser, Diana, Ulima, Marla, Joshua, Kristianto, Halim, Felix, Annisa, Kristy, Angelin, Kristin, Yohana, Kornelius, Samuel, Christopher, Axel, Riedel, Cikal, Yoendry, Toar, Toni, Basmanto, Aldes. 8. Seluruh alumni dan mahasiswa TI ITHB yang telah men-support TI 2011 baik secara langsung maupun tidak langsung. 9. CV NJ Food Industries, tempat dimana penulis melakukan penelitian, terutama kepada Pak Iwan, Pak Ence, Teh Hetty, dan Teh Yeni yang telah memberikan bantuan dan saran kepada penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis menyampaikan maaf apabila terdapat kesalahan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. God Bless. Bandung, Agustus 2015 Penulis iv

8 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI ABSTRAKSI i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang Masalah I Rumusan Masalah I Tujuan Penelitian I Manfaat Penelitian I Pembatasan Masalah I Sistematika Penulisan I-3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II Teknik Tata Cara Kerja II Peta Kerja II Lambang-Lambang dalam Peta Kerja II Jenis-Jenis Peta Kerja II Peta Proses Operasi II Peta Aliran Proses II Peta Proses Kelompok Kerja II Diagram Aliran II Peta Pekerja dan Mesin II Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan II-12 v

9 2.3 Uji Kecukupan dan Keseragaman Data II Studi Gerakan II Pengujian Hipotesis II Pengujian Hipotesis Beda Dua Rata-Rata Sampel Kecil II Model Penelitian II Penelitian Terdahulu II-23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III Metodologi Penelitian III Studi Pendahuluan III Studi Awal III Tinjauan Umum Organisasi III Identifikasi Masalah III Tinjauan Pustaka III Tujuan Penelitian III Pengumpulan Data III Pengolahan Data III Analisis dan Pembahasan III Kesimpulan dan Saran III-5 BAB IV PENGOLAHAN DAN PENGOLAHAN DATA IV Pengumpulan Data IV Profil Perusahaan IV Sejarah Singkat Perusahaan IV Proses Bisnis Penjualan Tahu IV Proses Produksi Tahu IV Elemen Gerakan Kerja Pada Proses Pengemasan IV Waktu Siklus Pada Bagian Pengemasan IV Pengolahan Data IV Uji Kecukupan dan Keseragaman Data IV Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Awal IV Studi Gerakan Metode Kerja Awal IV-13 vi

10 Studi Gerakan Kondisi Awal Proses Packaging IV Studi Gerakan Kondisi Awal Proses Pressing IV Studi Gerakan Kondisi Awal Proses Packing IV Perancangan Metode Kerja Usulan IV Studi Gerakan Metode Kerja Usulan IV Studi Gerakan Kondisi Usulan Proses Packaging dan Pressing IV-21 BAB V ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN V Analisis Metode Kerja Awal V Analisis Metode Kerja Awal Proses Packaging V Analisis Metode Kerja Awal Proses Pressing V Analisis Metode Kerja Awal Proses Packing V Analisis Metode Kerja Usulan V Perbandingan Metode Kerja Awal dan Metode Kerja Usulan V-9 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI Kesimpulan VI Saran VI-2 DAFTAR PUSTAKA xi vii

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Lambang-Lambang Therblig II-18 Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu dan Posisi Penelitian II-25 Tabel 4.1 Elemen Gerakan Kerja Pada Bagian Pengemasan IV-6 Tabel 4.2 Waktu Siklus Pada Bagian Pengemasan IV-7 Tabel 5.1 Elemen Gerakan Pada Metode Kerja Awal Proses Packaging V-1 Tabel 5.2 Elemen Gerakan Tangan Kiri Pada Metode Kerja Awal Packaging V-2 Tabel 5.3 Elemen Gerakan Tangan Kanan Pada Metode Kerja Awal Packaging V-2 Tabel 5.4 Elemen Gerakan Pada Metode Kerja Awal Proses Pressing V-3 Tabel 5.5 Elemen Gerakan Tangan Kiri Pada Metode Kerja Awal Pressing V-4 Tabel 5.6 Elemen Gerakan Tangan Kanan Pada Metode Kerja Awal Pressing V-4 Tabel 5.7 Elemen Gerakan Pada Metode Kerja Awal Proses Packing V-5 Tabel 5.8 Elemen Gerakan Tangan Kiri Pada Metode Kerja Awal Packing V-5 Tabel 5.9 Elemen Gerakan Tangan Kanan Pada Metode Kerja Awal Packing V-5 Tabel 5.10 Elemen Gerakan Pada Metode Kerja Usulan Proses Packaging dan Pressing V-6 Tabel 5.11 Elemen Gerakan Tangan Kiri Pada Metode Kerja Usulan Packaging dan Pressing V-8 Tabel 5.12 Elemen Gerakan Tangan Kanan Pada Metode Kerja Usulan Packaging dan Pressing V-8 Tabel 5.13 Perbandingan Metode Kerja Awal dan Metode Kerja Usulan V-9 viii

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Lambang-Lambang ASME dan Contoh-Contohnya Gambar 2.2 Contoh Peta Proses Operasi Gambar 2.3 Contoh Peta Aliran Proses Gambar 2.4 Contoh Peta Proses Regu Kerja Gambar 2.5 Contoh Diagram Aliran Gambar 2.6 Contoh Peta Pekerja dan Mesin Gambar 2.7 Contoh Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Gambar 2.8 Model Penelitian Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Gambar 4.1 Proses Bisnis Penjualan Tahu Gambar 4.2 Peta Proses Operasi Produksi Tahu Gambar 4.3 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Awal Proses Packaging Gambar 4.4 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Awal Proses Pressing Gambar 4.5 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Awal Proses Packing Gambar 4.6 Metode Gerakan Proses Packaging Kondisi Awal Gambar 4.7 Metode Gerakan Proses Pressing Kondisi Awal Gambar 4.8 Metode Gerakan Proses Packing Kondisi Awal Gambar 4.9 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Usulan Proses Packaging dan Pressing Gambar 4.10 Metode Gerakan Proses Packaging dan Pressing Kondisi Usulan II-4 II-6 II-8 II-9 II-10 II-12 II-15 II-30 III-1 IV-3 IV-5 IV-10 IV-11 IV-12 IV-13 IV-15 IV-16 IV-20 IV-21 ix

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A - Rekap Data Waktu Proses Operasi Pada Bagian A-1 Pengemasan Lampiran B - Uji Kecukupan dan Keseragaman Data B-1 Masing-Masing Proses Operasi Pada Bagian Pengemasan Lampiran C - Uji Kesamaan Rata-Rata Waktu Siklus Sebelum C-1 dan Sesudah Perbaikan Metode Kerja Pengemasan x

14 DAFTAR PUSTAKA Alifia, R., Santoso, E. F. S. M., Hidayat, N Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan Menggunakan Studi Gerak dan Waktu untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja (Studi Kasus di P.R. Sumber Rejeki Wajak Malang). J. Tek. Pert. Vol. 5 No. 2: Munthe, Andre F. G Perbaikan Metode Kerja Untuk Meningkatkan Output Produksi Menggunakan MOST (Maynard Operation Sequence Technique) Dalam Menentukan Waktu Standar Pada PT. Suryamas Lestariprima. Medan: Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Iqbal, M. Hasan Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Intensif). Jakarta: Bumi Aksara. Rejeki, Y. S., Achiraeniwati, E., As ad, N. R., dan Lovione, A Usulan Perbaikan Metoda Kerja pada Stasiun Kerja Pola dengan Motion Economy Check List (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Sepatu Cibaduyut X ). ISSN: , Vol. 3, No. 1. Satwikaningrum, Dyaksi Perbaikan Waktu Set-Up dengan Menggunakan Metode SMED (Studi Kasus PT Naga Bhuana Aneka Piranti). Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Setiawan, Y., dan Palit, H. C Perbaikan Metode Kerja pada Bagian Pengemasan di PT. Kembang Bulan. Jurnal Tirta Vol. 1, No. 1, pp Simanjuntak, R. A., dan Hernita, D Usulan Perbaikan Metode Kerja Berdasarkan Micromotion Study dan Penerapan Metode 5S untuk Meningkatkan Produktifitas. Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 2, xi

15 Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., dan Tjakraatmadja, J. H Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Wignjosoebroto, Sritomo Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya. diakses pada tanggal 18 November 2014 pukul xii

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan di dunia industri menjadi semakin ketat seiring dengan berkembangnya era globalisasi. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat selalu meningkatkan kepuasan pelanggan agar dapat bertahan di dunia industri. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memperbaiki proses produksi yang ada di perusahaan. CV NJ Food Industries merupakan perusahaan yang memproduksi tahu, makanan khas Indonesia yang menjadi favorit seluruh lapisan masyarakat. CV NJ Food Industries bukanlah satu-satunya perusahaan yang menghasilkan tahu di Kota Bandung, oleh karena itu perusahaan tersebut harus dapat memaksimalkan setiap komponen di dalam perusahaan agar proses produksi yang ada dapat berjalan dengan lancar dan perusahaan dapat memberikan kepuasan yang maksimal kepada pelanggannya. Secara keseluruhan, CV NJ Food Industries melakukan beberapa aktivitas dalam proses bisnis mereka yaitu pengadaan bahan baku, perencanaan produksi, produksi, pengemasan produk, dan pengiriman produk. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa salah satu masalah yang dihadapi perusahaan adalah keterlambatan dalam pengiriman produk kepada pelanggan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lamanya waktu pengemasan berpengaruh terhadap keterlambatan pengiriman. Oleh karena itu, penelitian akan difokuskan pada bagian pengemasan. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui banyak terdapat gerakan tidak efektif yang dilakukan operator sehingga menyebabkan proses pengemasan memakan waktu yang lama.

17 Bab I - Pendahuluan I-2 Agar pengiriman barang dapat berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan perbaikan metode kerja untuk mempercepat waktu siklus proses pengemasan. Waktu siklus yang lebih singkat akan membuat produk siap dikirim sehingga keterlambatan dapat dihindari. Penelitian dilakukan melalui pendekatan studi gerakan dengan menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan untuk menganalisis metode kerja yang ada saat ini pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dihadapi oleh perusahaan saat ini, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana metode kerja yang ada saat ini pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries? 2. Bagaimana usulan perbaikan metode kerja pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui metode kerja yang dilakukan saat ini oleh operator pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries dengan menggunakan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan. 2. Memberikan usulan perbaikan metode kerja pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries melalui pendekatan studi gerakan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, dapat menjadi bahan masukan mengenai metode kerja yang lebih baik agar perusahaan dapat meningkatkan efisiensi waktu siklus

18 Bab I - Pendahuluan I-3 dari proses pengemasan yang sedang berjalan saat ini sehingga keterlambatan pengiriman dapat dihindari. 2. Bagi bidang keilmuan, dapat menjadi sumber informasi untuk penelitian yang berhubungan dengan perbaikan metode kerja. 1.5 Pembatasan Masalah Agar masalah yang dibahas dalam penelitian tidak menyimpang, maka masalah yang diteliti perlu dibatasi. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini diantaranya: 1. Pengamatan hanya dilakukan terhadap metode kerja yang dilakukan oleh operator yang melakukan proses pengemasan pada shift 1 di CV NJ Food Industries. 2. Penelitian ini hanya memberikan usulan perbaikan metode kerja bagi perusahaan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penyajian laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang relevan dengan topik penelitian, diantaranya mengenai teknik tata cara kerja, uji kecukupan dan keseragaman data, studi gerakan, serta uji kesamaan rata-rata yang dikemukakan berdasarkan referensi beberapa buku dan sumber dari internet dan akan dijadikan sebagai dasar untuk pengolahan data dan analisis permasalahan.

19 Bab I - Pendahuluan I-4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan kerangka kerja penelitian, yang berisi langkahlangkah penelitian yang dilakukan dari awal penelitian hingga penelitian selesai dilakukan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data-data yang dikumpulkan untuk diolah berdasarkan tinjauan pustaka yang sesuai dengan penelitian. Dalam bab ini dilakukan pemilihan data yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil pengolahan dan analisis data yang sudah dilakukan dan bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memberikan kesimpulan dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dan dilengkapi dengan saran dari penulis untuk penelitian selanjutnya.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Tata Cara Kerja Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja (Sutalaksana, dkk, 1979). Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat-sifat dan kemampuan-kemampuannya, bahan, perlengkapan dan peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktivitas tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya. Tidak ada cara terbaik, tetapi selalu ada cara yang lebih baik adalah sebuah motto yang dikenal dan disadari di kalangan ilmuwan dan pemakai teknik tata cara kerja. Oleh karena itu, dalam merancang suatu sistem kerja tidak seorang pun boleh berhenti setelah mendapatkan suatu rancangan yang dipandang sudah baik. Untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, hampir sepenuhnya memerlukan kreativitas dan ini berarti gagasan yang baru ditentukan dan dianggap baik saat ini hanya bersifat sementara. Tidak mustahil beberapa saat kemudian akan muncul gagasan baru yang menggugurkan kebaikan sistem yang lama. Dengan demikian lengkaplah pengertian bahwa yang ada adalah prinsip-prinsip untuk mencari sistem yang lebih baik dan teknik-teknik untuk mengukur lebih baik atau tidaknya suatu rancangan sistem gagasan baru. 2.2 Peta Kerja Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui peta-peta kerja ini bisa

21 Bab II - Tinjauan Pustaka II-2 didapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metoda kerja (Sutalaksana, dkk, 1979). Melalui peta-peta kerja ini dapat dilihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau bagian dari suatu produk lengkap. Dengan melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan dalam usaha memperbaiki metoda kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian, peta kerja merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja Lambang-Lambang dalam Peta Kerja Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh Gilberth. Pada saat itu, untuk membuat suatu peta kerja, Gilberth mengusulkan empat puluh buah lambang yang dapat dipakai. Kemudian pada tahun berikutnya jumlah lambang-lambang tersebut disederhanakan menjadi empat macam. Pada tahun 1947, American Society of Mechanical Engineer (ASME) membuat standar lambang-lambang yang terdiri dari lima macam lambang, antara lain (Sutalaksana, dkk, 1979). 1. Operasi Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi. Mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses kerja. Contoh kegiatan operasi adalah: - Pekerjaan menyerut kayu dengan mesin serut.

22 Bab II - Tinjauan Pustaka II-3 - Pekerjaan mengeraskan logam. - Pekerjaan merakit. 2. Pemeriksaan Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan jika dilakukan pemeriksaan terhadap suatu objek atau membandingkan objek tertentu dengan suatu standar. Contoh kegiatan pemeriksaan adalah: - Mengukur dimensi benda. - Memeriksa warna benda. - Membaca alat ukur tekanan uap pada suatu mesin uap. 3. Transportasi Kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau peralatan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh petugas pada tempat kerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung bukanlah merupakan kegiatan transportasi. Contoh kegiatan transportasi adalah: - Benda kerja diangkut dari mesin bubut ke tempat mesin skrap untuk mengalami operasi berikutnya. - Suatu objek dipindahkan dari lantai bawah ke lantai atas lewat elevator. 4. Menunggu Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu. Kegiatan ini biasanya berlangsung sementara, dimana objek ditinggalkan untuk sementara tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali. Contoh kegiatan menunggu adalah: - Objek menunguu untuk diproses atau diperiksa. - Peti menunggu untuk dibongkar. - Bahan menunggu untuk diangkut ke tempat lain.

23 Bab II - Tinjauan Pustaka II-4 5. Penyimpanan Proses penyimpanan terjadi bila benda kerja disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Jika benda kerja itu akan kembali diambil, biasanya memerlukan suatu prosedur perizinan tertentu. Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mengalami penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu. Prosedur perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara kegiatan menyimpan dan menunggu. Contoh kegiatan penyimpanan adalah: - Dokumen-dokumen atau catatan-catatan disimpan dalam brankas. - Bahan baku disimpan dalam gudang. 6. Aktivitas Gabungan Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja. Gambar 2.1 merupakan penjelasan lambang-lambang yang diusulkan ASME beserta contoh-contohnya. Gambar 2. 1 Lambang-Lambang ASME dan Contoh-Contohnya Sumber: Sutalaksana, dkk, 1979

24 Bab II - Tinjauan Pustaka II Jenis-Jenis Peta Kerja Peta-peta kerja pada saat sekarang dibagi atas dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu (Sutalaksana, dkk, 1979): 1. Peta Kerja Keseluruhan, yang terdiri dari: a. Peta Proses Operasi b. Peta Aliran Proses c. Peta Proses Kelompok Kerja d. Diagram Aliran 2. Peta Kerja Setempat, terdiri dari: a. Peta Pekerja dan Mesin b. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Berikut ini akan dibahas masing-masing peta kerja berdasarkan kedua kelompok tersebut Peta Proses Operasi Peta Proses Operasi adalah peta kerja yang mencoba menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut ke dalam elemen-elemen operasi secara detail (Wignjosoebroto, Sritomo, 1995). Tahapan proses operasi kerja harus diuraikan secara logis dan sistematis. Dengan demikian keseluruhan operasi kerja dapat digambarkan dari awal (raw material) sampai menjadi produk akhir (finished goods product) sehingga analisa perbaikan dari masing-masing operasi kerja individual maupun urut-urutannya secara keseluruhan akan dapat dilakukan.

25 Bab II - Tinjauan Pustaka II-6 Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui Peta Proses Operasi, dapat diperoleh banyak manfaat diantaranya: - Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya. - Bisa memperkirakan kebutuhan bahan baku (dengan memperhitungkan efisiensi di setiap operasi/pemeriksaan). - Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik. - Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai. - Sebagai alat untuk latihan kerja. Gambar 2. 2 Contoh Peta Proses Operasi Sumber:

26 Bab II - Tinjauan Pustaka II Peta Aliran Proses Peta Aliran Proses adalah peta yang menggambarkan semua aktivitas, baik aktivitas yang produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses pelaksanaan kerja (Wignjosoebroto, Sritomo, 1995). Peta aliran proses menunjukkan urut-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses atau prosedur berlangsung, serta memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk menganalisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. Ada dua hal utama yang membedakan antara Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi, yaitu: - Peta Aliran Proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar, termasuk transportasi, menunggu, dan menyimpan. Sedangkan pada peta proses operasi, terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja. - Peta Aliran Proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap dibanding Peta Proses Operasi, dan memungkinkan untuk digunakan di setiap proses atau prosedur, baik di pabrik atau kantor. Peta Aliran Proses hanya menggambarkan dan digunakan untuk menganalisa salah satu komponen dari produk yang dirakit. Peta Aliran Proses pada umumnya terbagi dalam dua tipe, yaitu: a. Peta Aliran Proses Tipe Bahan, adalah peta yang menggambarkan kejadian yang dialami bahan (bisa merupakan salah satu bagian dari produk jadi) dalam suatu proses atau prosedur operasi. b. Peta Aliran Proses Tipe Orang, adalah peta yang menggambarkan suatu proses dalam bentuk aktivitas-aktivitas manusianya. Pada dasarnya peta ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator. Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok manusia, sering disebut Peta Proses Kelompok Kerja.

27 Bab II - Tinjauan Pustaka II-8 Dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu Peta Aliran Proses, yaitu: - Dapat digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai dari awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir. - Dapat memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau prosedur. - Dapat digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung. - Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja. - Dapat digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung. - Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau satu orang, maka peta ini merupakan suatu alat yang akan mempermudah proses analisa untuk mengetahui tempat-tempat terjadinya ketidakefisienan atau ketidaksempurnaan pekerjaan, sehingga dapat digunakan untuk menghilangkan ongkos tersembunyi. Gambar 2. 3 Contoh Peta Aliran Proses Sumber:

28 Bab II - Tinjauan Pustaka II Peta Proses Kelompok Kerja Peta Proses Kelompok Kerja merupakan hasil perkembangan dari suatu Peta Aliran Proses. Orang pertama yang memperkenalkan dan kemudian mengembangkannya adalah John A. Adridge (Sutalaksana, dkk, 1979). Peta ini bisa digunakan dalam suatu tempat kerja dimana untuk melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama yang baik dari sekelompok pekerja, misalnya pekerjaan pergudangan, pemeliharaan atau pekerjaan-pekerjaan pengangkutan material, dan lain-lain. Gambar 2. 4 Contoh Peta Proses Regu Kerja Sumber:

29 Bab II - Tinjauan Pustaka II Diagram Aliran Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses bekerja (Sutalaksana, dkk, 1979). Aktivitas berarti pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat ke tempat berikutnya, dinyatakan dengan garis aliran dalam diagram tersebut. Arah aliran digambarkan oleh arah anak panah kecil pada garis aliran tersebut. Kegunaan suatu Diagram Aliran dapat diuraikan sebagai berikut: - Lebih memperjelas suatu Peta Aliran Proses, karena terdapat tambahan informasi berupa arah aliran. - Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja. Diagram Aliran menunjukkan dimana tempat penyimpanan, stasiun pemeriksaan, dan tempat-tempat kerja dilaksanakan,. Diagram Aliran juga dapat menunjukkan bagaimana arah gerakan berangkat-kembalinya suatu material atau seorang pekerja. Berdasarkan kedua informasi tersebut, diperoleh bahan untuk pertimbangan dalam rangka penyusunan suatu tata letak tempat kerja yang baik. Gambar 2. 5 Contoh Diagram Aliran Sumber:

30 Bab II - Tinjauan Pustaka II Peta Pekerja dan Mesin Peta Pekerja dan Mesin merupakan peta pertama yang termasuk kelompok kegiatan setempat. Peta pekerjaan dan mesin dapat dikatakan merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin. Dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik digunakan untuk mengurangi waktu menganggur (Sutalaksana, dkk, 1979). Informasi yang paling penting diperoleh melalui peta pekerja dan mesin adalah hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Dengan informasi ini, dimiliki data yang baik untuk melakukan penyelidikan, penganalisaan, dan perbaikan suatu pusat kerja. Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan cara: - Merubah tata letak tempat kerja. Penataan kembali suatu tata letak tempat kerja, diharapkan dapat menempatkan elemen sistem kerja pada suatu tempat sedemikian rupa sehingga dapat menghemat waktu penyelesaian. - Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja. Penataan kembali gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja akan sangat membantu meningkatkan efektivitas kerjanya, dan sekaligus mempengaruhi efisiensi penggunaan tenaga. - Merancang kembali mesin dan peralatan. Keadaan mesin dan peralatan seringkali perlu dirancang kembali untuk meningkatkan efektivitas pekerja dan mesin. - Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya, menambah mesin bagi seorang pekerja. Menambah pekerja atau mesin dapat dilakukan agar keseimbangan antara pekerja dan mesin dapat diperoleh.

31 Bab II - Tinjauan Pustaka II-12 Gambar 2. 6 Contoh Peta Pekerja dan Mesin Sumber: Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manual (Wignjosoebroto, Sritomo, 1995). Untuk mendapatkan gerakan-gerakan yang lebih terperinci, terutama untuk mengurangi gerakan-gerakan yang tidak perlu dan untuk mengatur gerakan sehingga diperoleh urutan yang terbaik, maka dilakukan Studi Gerakan. Dengan Studi Gerakan ini, dapat dianalisa gerakan-gerakan yang dilakukan seorang pekerja selama melaksanakan pekerjaannya. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

32 Bab II - Tinjauan Pustaka II-13 merupakan suatu alat dari Studi Gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. Berikut merupakan prinsip-prinsip pembuatan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan. - Berbeda dengan peta-peta yang lain, untuk membuat peta ini lembaran kertas dibagi dalam tiga bagian, yaitu: bagian kepala, bagian yang memuat bagan tentang stasiun kerja, dan bagian-bagian badan. - Pada bagian kepala di baris paling atas ditulis PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN. Setelah itu, menyertakan identifikasiidentifikasi lainnya, seperti: nama pekerjaan, nama departemen, nomor peta, cara sekarang atau usulan, nama pembuat peta dan tanggal yang dipetakan. - Pada bagian yang memuat bagan, digambarkan sketsa dari stasiun kerja yang memperlihatkan tempat alat-alat dan bahan. - Bagian badan dibagi dalam dua pihak. Sebelah kiri kertas digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kiri dan sebaliknya, sebelah kanan kertas digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kanan pekerja. - Langkah selanjutnya, memperhatikan urutan-urutan gerakan yang dilaksanakan operator. Kemudian operasi tersebut diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan yang biasanya dibagi ke dalam delapan elemen gerakan sebagai berikut: Elemen menjangkau, diberi lambang RE. Elemen memegang, diberi lambang G. Elemen membawa, diberi lambang M. Elemen mengarahkan, diberi lambang P.

33 Bab II - Tinjauan Pustaka II-14 Elemen menggunakan, diberi lambang U. Elemen melepas, diberi lambang RL. Elemen menganggur, diberi lambang D. Elemen memegang untuk memakai, diberi lambang H. Peta tangan kiri dan tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja. Sebagaimana peta-peta yang lain, peta ini juga mempunyai kegunaan yang lebih khusus diantaranya: - Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan. Dengan bantuan Studi Gerakan dan prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan maka suatu pekerjaan lengkap dapat diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan yang terperinci. Setiap elemen gerakan dari pekerjaan ini dibebankan ke setiap tangan sedemikian rupa sehingga seimbang dan memenuhi prinsip Ekonomi Gerakan. Kelelahan dapat dikurangi jika pekerjaan yang dilakukan sudah memenuhi prinsip Ekonomi Gerakan. - Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga akan mempersingkat waktu kerja. Keadaan ini juga dapat dicapai dengan bantuan Studi Gerakan dan prinsipprinsip Ekonomi Gerakan. Kemahiran untuk menguraikan suatu pekerjaan menjadi elemen-elemen gerakan dan memilih elemen-elemen mana saja yang efektif dan tidak efektif, akan mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Jika pekerjaan sudah bisa dilaksanakan dengan efisien dan produktif, maka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut adalah waktu tersingkat saat itu. - Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja. Tata letak tempat kerja juga merupakan faktor yang mempengaruhi lamanya waktu penyelesaian. Sengan mengubah-ubah tata letak peralatan, selain dapat ditentukan tata letak yang baik ditinjau dari waktu dan jarak, juga dapat ditemukan urutan-urutan pengerjaan yang baik dengan prinsip Ekonomi Gerakan. - Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal.

34 Bab II - Tinjauan Pustaka II-15 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan menunjukkan urutan-urutan pengerjaan yang terbaik untuk saat itu. Peta ini berfungsi sebagai penuntun terutama bagi pekerja-pekerja baru, sehingga akan mempercepat proses belajar. Gambar 2. 7 Contoh Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Sumber: Uji Kecukupan dan Keseragaman Data Untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan, diperlukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan seperti dijelaskan berikut. Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya sepuluh kali atau lebih.

35 Bab II - Tinjauan Pustaka II-16 Setelah pengukuran tahap pertama ini dijalankan, tiga hal harus mengikutinya yaitu menghitung jumlah pengukuran yang diperlukan dan menguji keseragaman data. Bila jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan kedua. Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan pengukuran mencukupi untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang dikehendaki. Istilah pengukuran pendahuluan terus digunakan selama jumlah pengukuran yang telah dilakukan pada tahap pengukuran belum mencukupi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan pengukuran pendahuluan adalah sebagai berikut: Menghitung nilai rata-rata dari nilai subgrup dengan persamaan sebagai berikut: Dimana N = jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan X = nilai rata-rata dari data ke-1 sampai n Menghitung standar deviasi dari waktu penyelesaian dengan persamaan sebagai berikut: Menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) dengan persamaan sebagai berikut: Batas kontrol ini merupakan batas apakah data seragam atau tidak. Seandainya jumlah pengukuran yang diperlukan ternyata masih lebih besar dari jumlah pengukuran yang telah dilakukan (N >N), maka pengukuran tahap selanjutnya harus dilakukan. Pada tahap inipun urut-urutan pekerjaan sama dengan tahap-tahap sebelumnya. Demikian seterusnya sampai jumlah pengukuran yang diperlukan sudah dilampaui oleh jumlah yang telah dilakukan (N <N).

36 Bab II - Tinjauan Pustaka II Studi Gerakan Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut (Sutalaksana, dkk, 1979). Untuk memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perlu dikenal dahulu gerakan-gerakan dasar. Seorang tokoh yang meneliti gerakan-gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya. Ia menguraikan gerakan ke dalam tujuh belas gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai Therblig. Sebagian besar dari Therblig ini merupakan gerakan-gerakan dasar tangan. Hal ini mudah dimengerti karena pada setiap pekerjaan produksi gerakan tangan merupakan gerakan yang sering dijumpai, terlebih lagi dalam pekerjaan yang berifat manual. Ketujuhbelas elemen Therblig dapat diklasifikasikan menjadi gerakan yang efektif dan tidak efektif. Elemen Therblig yang efektif adalah semua elemen dasar yang berkaitan langsung dengan aktivitas kerja. Secara umum gerakan elemen-elemen Therblig ini bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok kerja fisik, objektif, semi mental atau mental, dan menganggur. Pembagian kelompok-kelompok Therblig adalah sebagai berikut: a. Effective Therblig 1. Physical Basic Divisions - Menjangkau - Membawa - Melepas - Memegang - Mengarahkan 2. Objective Basic Divisions

37 Bab II - Tinjauan Pustaka II-18 - Memakai - Merakit - Lepas rakit b. Ineffective Therblig 1. Mental atau Semi-Mental Basic Divisions - Mencari - Memilih - Mengarahkan sementara - Memeriksa - Merencanakan 2. Delay - Keterlambatan yang tak terhindarkan - Keterlambatan yang dapat dihindarkan - Istirahat untuk menghilangkan lelah - Memegang untuk memakai Tabel 2. 1 Lambang-Lambang Therblig Nama Therblig Mencari (Search) Memilih (Select) Memegang (Grasp) Menjangkau (Reach) Membawa (Move) Memegang untuk memakai (Hold) Melepas (Released Load) Pengarahan (Position) Pengarahan sementara (Pre Position) Memeriksa (Inspection) Merakit (Assemble) Lepas rakit (Disassemble) Memakai (Use) Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable Delay) Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable Delay) Merencana (Plan) Istirahat untuk menghilangkan fatique (Rest to overcome fatique) Lambang SH ST G RE M H RL P PP I A DA U UD AD PN R

38 Bab II - Tinjauan Pustaka II-19 Pengertian dari setiap elemen gerakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sutalaksana, dkk, 1979): 1. Mencari (search), merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi objek. 2. Memilih (select), merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur, tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. 3. Memegang (grasp), adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan membawa. 4. Menjangkau (reach), adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. 5. Membawa (move), juga merupakan gerakan berpindah tempat, hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. 6. Memegang untuk memakai (hold), yaitu memegang tanpa menggerakan objek yang dipegang. Perbedaannya dengan memegang terdahulu adalah pada perlakuan terhadap objek yang dipegang. Pada memegang, pemegangan dilanjutkan dengan gerakan membawa, sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian. 7. Melepas (release), terjadi bila seseorang melepaskan objek yang dipegangnya. Dimulai saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari objek hingga seluruh jarinya sudah tidak menyentuk objek lagi. 8. Mengarahkan (position), merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu. 9. Mengarahkan sementara (pre position), merupakan elemen gerak mengarahkan pada suatu tempat sementara, yang bertujuan untuk memudahkan pemegangan bila objek tersebut akan dipakai kembali. 10. Pemeriksaan (inspection), yaitu pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

39 Bab II - Tinjauan Pustaka II Perakitan (assemble), adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek lain sehingga menjadi satu kesatuan. 12. Lepas rakit (disassemble), merupakan gerakan memisahkan dua bagian objek dari satu kesatuan. 13. Memakai (use), adalah bila satu tangan atau kedua-duanya dipakai untuk menggunakan alat. 14. Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable delay), yaitu kelambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan pengendalian pekerja. 15. Kelambatan yang dapat terhindarkan (avoidable delay), adalah kelambatan yang disebabkan oleh hal-hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerja itu sendiri, baik disengaja maupun yang tidak disengaja. 16. Merencana (plan), merupakan proses mental, operator berpikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. 17. Istirahat untuk menghilangkan fatique (rest to overcome fatique), merupakan hal yang tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi secara periodik. Waktu untuk memulihkan lagi kondisi badan yang lelah sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak saja karena jenis pekerjaannya tetapi juga oleh individu itu sendiri. 2.5 Pengujian Hipotesis Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu parameter, seperti rata-rata, varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis statistic harus di uji, karena itu harus berbentuk kuantitas untuk dapat di terima atau di tolak. Hipotesis statistic akan di terima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan di tolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataannya.

40 Bab II - Tinjauan Pustaka II-21 Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bias benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistic inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan Pengujian Hipotesis Beda Dua Rata-Rata Sampel Kecil Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel kecil (n 30), uji statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut. 1. Formulasi hipotesis a. Ho : µ₁ = µ2 H1 : µ₁ > µ2 b. Ho : µ₁ = µ2 H1 : µ₁ < µ2 c. Ho : µ₁ = µ2 H1 : µ₁ µ2 2. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t tabel (tα) Mengambil nilai α sesuai soal, kemudian nilai tα atau tα/2ditentukan dari tabel. 3. Kriteria Pengujian a. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 > µ2 Ho di terima jika to tα Ho di tolak jika to > tα b. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 < µ2 Ho di terima jika to tα Ho di tolak jika Zo < - tα

41 Bab II - Tinjauan Pustaka II-22 c. Untuk Ho : µ1 = µ2 dan H1 : µ1 µ2 Ho di terima jika - tα/2 to tα/2 Ho di tolak jika to > tα/2 atau to < - tα/2 4. Uji Statistik Keterangan : d = rata-rata dari nilai d sd = simpangan baku dari nilai d n = banyaknya pasangan db = n-1 5. Kesimpulan Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan kriteria pengujiannya). a. Jika H0 diterima maka H1 di tolak b. Jika H0 di tolak maka H1 di terima

42 Bab II - Tinjauan Pustaka II Model Penelitian Elemen-Elemen Kerja Waktu Siklus Studi Gerakan Eliminasi Gerakan Tidak Efektif Minimasi Waktu Siklus Gambar 2. 8 Model Penelitian Pada penelitian ini, dapat diketahui bagaimana cara untuk melakukan perbaikan metode kerja melalui pendekatan studi gerakan. Gambar 2.10 menunjukkan model penelitian yang dilakukan untuk memudahkan dilakukannya penelitian. Menurut Palit (2013), dapat diketahui bahwa elemen-elemen kerja dan waktu siklus merupakan kebutuhan data (input) untuk dilakukan pengolahan data. Setelah data diperoleh melalui pengukuran langsung di bagian pengemasan, data tersebut dianalisis melalui pendekatan studi gerakan. Dengan menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan, dibuat metode kerja awal dan metode kerja usulan. Kemudian, didapatkan hasil pengukuran (output) berupa eliminasi gerakan yang tidak efektif dan minimasi waktu siklus. 2.7 Penelitian Terdahulu Dasar acuan berupa teori-teori melalui berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang diperlukan dan dapat dijadikan sebagai data pendukung bagi penelitian yang sedang dilakukan. Salah satu data pendukung yang perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah

43 Bab II - Tinjauan Pustaka II-24 perbaikan metode kerja. Oleh karena itu, dilakukan langkah pengkajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa skripsi dan jurnal-jurnal terkait melalui internet. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, tersirat bahwa sebagian besar penelitian menggunakan metode studi gerak atau motion study. Penelitian-penelitian tersebut membutuhkan data-data berupa waktu kerja, seperti waktu standar dan waktu baku, juga elemen-elemen gerakan kerja. Hasil-hasil penelitian yang didapatkan terkait perbaikan layout/tata letak, eliminasi gerakangerakan tidak efektif, perancangan alat bantu, serta perbandingan waktu kerja usulan dengan waktu kerja awal. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah membuat skema hasil penelitian-penelitian tersebut dalam sebuah tabel yang disusun berdasarkan urutan tahun penelitian dari yang terdahulu hingga yang terkini.

44 Bab II - Tinjauan Pustaka II-25 Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu dan Posisi Penelitian No Judul Jurnal Penulis Tahun Usulan Penelitan Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan Menggunakan Studi Gerak dan Waktu untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja Usulan Perbaikan Metode Kerja Berdasarkan Micromotion Study dan Penerapan Metode 5S untuk Meningkatkan Produktifitas Usulan Perbaikan Metoda Kerja pada Stasiun Kerja Pola dengan Motion Economy Check List Perbaikan Metode Kerja pada Bagian Pengemasan di PT. Kembang Bulan Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Bagian Pengemasan di CV NJ Food Industries Rizka Alifia, EF Sri Maryani Santoso, Nur Hidayat Risma A. Simanjuntak, Dian Hernita Yanti Sri Rejeki, Eri Achiraeniwati, Nur Rahman As ad, Anya Lovione Yoppy Setiawan, Herry Christian Palit, S.T., M.T. Fanny Febriani Susilo Unit Analisis PR Sumber Rejeki Wajak Malang Industri Pembuatan Tas Pinus Bag s Specialist Industri Rumah Tangga Sepatu Cibaduyut X PT Kembang Bulan CV NJ Food Industries Metode Variabel Terkait Hasil Studi Gerak dan Waktu Micromotion Study 5S Motion Economy Checklist Motion Study Studi Gerakan Waktu standar Gerakan tangan kanan dan tangan kiri Metode kerja Layout kerja operator Layout meja kerja pemolaan sepatu Elemen gerakan pada proses pemolaan Waktu baku Gerakan kerja Waktu siklus Elemen-elemen kerja Perbaikan metode kerja menyebabkan penurunan waktu siklus dan waktu standar, peningkatan efisiensi kerja operator, kenaikan upah operator dan peningkatan keuntungan perusahaan. Perbaikan layout dan lingkungan kerja operator menyebabkan waktu standar lebih singkat, jumlah hasil produksi lebih tinggi, peningkatan produktifitas kerja operator. Perbaikan layout kerja menghindarkan gerakan-gerakan tidak efektif sehingga waktu mencari dapat dihilangkan. Perbaikan metode kerja dengan menghilangkan gerakan tidak efektif, pengaturan tata letak, dan perancangan alat bantu menyebabkan penurunan waktu siklus serta keseimbangan beban kerja antara tangan kiri dan tangan kanan. Perbaikan metode kerja dengan mengeliminasi gerakan-gerakan tidak efektif menyebabkan penurunan waktu siklus.

45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penelitian. Tahapan yang akan dilakukan mengacu pada tujuan penelitian yang telah dijabarkan pada Bab I, yaitu untuk mengetahui metode kerja awal dan memberikan usulan perbaikan metode kerja melalui pendekatan studi gerakan. Penelitian dilakukan melalui lima tahapan besar yaitu studi pendahuluan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Metodologi ini kemudian akan dijabarkan menjadi sebuah kerangka penelitian yang menggambarkan tahapan secara lebih rinci seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.1. Studi Pendahuluan Studi Awal Tinjauan Umum Organisasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data Observasi organisasi Mengumpulkan data elemen gerakan kerja operator Mengumpulkan data waktu siklus proses kerja A Gambar 3. 1 Kerangka Penelitian

46 Bab III - Metodologi Penelitian III-2 A Pengolahan Data Membuat peta tangan kiri dan tangan kanan metode kerja awal Melakukan studi gerakan terhadap metode kerja awal Membuat peta tangan kiri dan tangan kanan metode kerja usulan Melakukan studi gerakan terhadap metode kerja usulan Melaukan uji kecukupan dan keseragaman data Analisis dan Pembahasan Menganalisis metode kerja awal Menganalisis metode kerja usulan Melakukan perbandingan metode kerja awal dan metode kerja usulan Kesimpulan dan Saran Gambar 3. 1 Lanjutan Kerangka Penelitian 3.2 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan bagian awal dari keseluruhan penelitian. Tahap ini meliputi pemahaman terhadap masalah yang ada. Tahap pemahaman masalah terbagi menjadi beberapa langkah, yaitu studi awal, tinjauan umum organisasi, identifikasi masalah, tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian Studi Awal Tahap ini merupakan pengenalan masalah dan pemahaman secara umum. Studi pendahuluan dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah data terkait dengan masalah dari penelitian. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara telah yang dilakukan, diketahui bahwa masalah yang dialami perusahaan adalah keterlambatan dalam pengiriman produk kepada pelanggan.

47 Bab III - Metodologi Penelitian III Tinjauan Umum Organisasi Tahap tinjauan umum organisasi dilakukan untuk melihat manajemen organisasi CV NJ Food Industries secara keseluruhan sehingga dapat memahami kondisi organisasi secara lebih mendalam serta memahami proses internal dan eksternal yang dilakukan oleh organisasi tersebut dalam menjalankan aktivitas bisnisnya Identifikasi Masalah Setelah melakukan studi awal dan meninjau organisasi, maka langkah selanjutnya dalam mengidentifikasi masalah yang timbul didapatkan dengan cara melakukan observasi perusahaan. Hal ini dilakukan agar diperoleh informasi mengenai masalah apa yang sedang dihadapi oleh perusahaan tempat penelitian dilakukan. Berdasarkan hasil observasi, diperoleh identifikasi masalah keterlambatan pengiriman diakibatkan oleh metode kerja yang tidak efektif pada bagian pengemasan. Pada bagian pengemasan diketahui ada banyak gerakan tidak efektif yang dilakukan operator sehingga menyebabkan lamanya waktu siklus Tinjauan Pustaka Tahap tinjauan pustaka dilakukan untuk menggali hubungan antara hal-hal yang ditemukan di dunia nyata dengan teori-teori yang sedang berkembang di dunia akademis. Tinjauan pustaka juga dilakukan untuk mempelajari organisasi yang menjadi objek penelitian secara lebih mendalam terutama mengenai perbaikan metode kerja melalui pendekatan studi gerakan Tujuan Penelitian Penentuan tujuan dari penelitian ini dilakukan setelah diperoleh objek yang akan diteliti yaitu bertujuan untuk mengukur waktu siklus proses pengemasan dan melakukan perbaikan metode kerja melalui pendekatan studi gerakan.

48 Bab III - Metodologi Penelitian III Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan cara observasi terhadap objek penelitian, yaitu CV NJ Food Industries. Observasi dilakukan untuk mengetahui informasi tentang perusahaan dan proses kerja yang diteliti, yaitu proses pengemasan. Observasi juga dilakukan untuk mengumpulkan elemen-elemen gerakan kerja operator serta waktu siklus yang diperlukan operator. Data waktu siklus tersebut akan diuji dengan uji kecukupan dan keseragaman data untuk mengetahui apakah jumlah data yang dikumpulkan cukup dan seragam. Data-data yang dibutuhkan ini kemudian dikumpulkan agar dapat dilakukan pengolahan data. 3.4 Pengolahan Data Setelah melakukan pengumpulan data-data yang dibutuhkan, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan peta kerja berupa peta tangan kiri dan tangan kanan. Peta tangan kiri dan tangan akan menunjukkan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kedua tangan secara detail sehingga memudahkan dilakukannya perbaikan metode kerja dengan studi gerakan. Studi gerakan dapat membantu menganalisa gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kedua tangan. Studi gerakan diharapkan dapat menghasilkan perbaikan metode kerja dengan cara mengurangi gerakan-gerakan tidak efektif (gerakan yang tidak memberikan nilai tambah), mengkombinasikan gerakan agar proses kerja dapat disederhanakan, serta mengurutkan pekerjaan agar proses kerja dapat berjalan dengan lancar dan sistematis. Perbaikan yang telah dilakukan kemudian dianalisis apakah meningkatkan efisiensi atau tidak dengan melakukan perbandingan hasil pengolahan data antara waktu siklus dari metode kerja usulan dengan metode kerja sebelum perbaikan. 3.5 Analisis dan Pembahasan Pada tahap ini terdapat analisis dari data-data yang dikumpulkan dan diolah sebelumnya. Analisis dilakukan terhadap metode kerja awal dan usulan

49 Bab III - Metodologi Penelitian III-5 untuk mengetahui penyebab proses pengemasan yang tidak efektif dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Analisis juga dilakukan dengan membandingkan metode kerja awal dan usulan. Perbandingan ini dilakukan untuk mengukur waktu siklus metode kerja usulan dan melakukan uji kesamaan rata-rata untuk mengetahui apakah usulan perbaikan memberikan pengaruh yang signifikan ke waktu siklus. Hasil analisis berguna untuk memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan tersebut dan mencapai tujuan dari penelitian. Hasil analisis berupa perbandingan metode kerja awal dengan metode kerja usulan. 3.6 Kesimpulan dan Saran Langkah akhir dalam penelitian adalah memberikan kesimpulankesimpulan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, serta saran-saran yang berguna bagi perusahaan dan peneliti lain yang mungkin akan meneruskan penelitian dengan menggunakan pendekatan studi gerakan.

50 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam melakukan perbaikan metode kerja pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries, diperlukan beberapa data. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian langsung terhadap objek penelitian di lapangan, sementara data sekunder diperoleh dari sumber yang telah ada. Data primer yang dikumpulkan berupa elemen gerakan kerja operator serta waktu siklus pada bagian pengemasan. Pada data primer ini selanjutnya akan dilakukan pengolahan data. Sementara data sekunder yang dikumpulkan adalah data hasil tinjauan umum terhadap perusahaan yakni profil perusahaan Profil Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan Industri penghasil tahu merupakan salah satu industri yang sudah berdiri sejak lama dan dikenal luas oleh masyarakat Bandung. CV NJ Food Industries merupakan salah satu perusahaan yang menjadi pelopor atas kegiatan produksi makanan khas Bandung tersebut sejak 50 tahun yang lalu. Perusahaan ini mulai memproduksi tahu pada tahun 1965 dengan model usaha rumahan dan belum memiliki nama. Pada awalnya tahu diproduksi secara tradisional dengan menggunakan tungku. Seiring berjalannya waktu, usaha tersebut semakin berkembang dan pada tahun 1972 perusahaan melakukan relokasi ke tempat yang lebih besar. Pada tahun 1980, perusahaan meninggalkan produksi tahu dengan tungku dan mulai memproduksi tahu dengan ketel uap. Kemudian pada tahun 2000, perusahaan baru diberi nama.

51 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-2 Pada awalnya perusahaan hanya memproduksi kurang lebih 24 kg kacang kedelai per hari dengan tiga orang pekerja. Sampai saat ini, CV NJ Food Industries dapat memproduksi enam ton kacang kedelai per harinya dengan jumlah pekerja sebanyak 160 orang. Perusahaan ini mendistribusikan produknya ke distributor dan pasar-pasar tradisional di kota Bandung dan sekitarnya Proses Bisnis Penjualan Tahu Proses bisnis penjualan tahu di CV NJ Food Industries dimulai dari penerimaan pesanan dari konsumen dan dicatat untuk dibuatkan daftar pesanan dan perencanaan produksi yang menghasilkan rencana produksi dan data kebutuhan bahan yang akan diteruskan ke bagian produksi serta rekapitulasi pesanan yang akan disampaikan ke konsumen untuk dilakukan pembayaran setelah produk diterima. Selanjutnya bagian produksi melakukan proses produksi tahu dengan bahan baku yang telah tersedia. Setelah tahu-tahu diproduksi, dilakukan pengemasan terhadap tahu-tahu tersebut agar siap dikirim. Pada tahap ini pengemasan tidak dilakukan terhadap seluruh tahu karena ada tahu yang dikirim tanpa kemasan yakni dikirim bersama dengan papan. Setelah tahu selesai dikemas, dilakukan pengiriman produk kepada konsumen berupa pasar-pasar tradisional. Kemudian, setelah tahu pesanan diterima oleh konsumen, konsumen tersebut melakukan pembayaran. Pembayaran dapat dilakukan melalui lima cara yaitu menitipkan pembayaran kepada kenek yang mengantarkan tahu, melalui transfer ke rekening perusahaan, melalui cek, melalui giro, atau datang ke kantor untuk membayar langsung. Bukti pembayaran kemudian akan diberikan kepada konsumen. Gambar 4.1 berikut ini akan menunjukkan flowchart yang menggambarkan alur proses bisnis penjualan tahu yang ada di perusahaan, mulai dari penerimaan pesanan, produksi, pengemasan, pengiriman, sampai penerimaan bukti pembayaran oleh konsumen dari perusahaan.

52 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-3 Proses Bisnis Penjualan Tahu Kantor Produksi Pengemasan Pengiriman Konsumen Mulai Penerimaan pesanan Produksi tahu Pengemasan tahu Pengiriman tahu Penerimaan tahu Pencatatan pesanan Pembayaran Daftar pesanan Bukti pembayaran Perencanaan produksi Selesai Rencana produksi Data kebutuhan bahan Rekapitulasi pesanan Gambar 4. 1 Proses Bisnis Penjualan Tahu Proses Produksi Tahu Proses produksi tahu di CV NJ Food Industries terdiri dari 12 tahap, dimulai dari penimbangan kedelai sampai pengiriman. Berikut merupakan penjelasan singkat dari masing-masing proses. 1. Penimbangan kedelai Sebelum produksi tahu dimulai, dilakukan penimbangan kacang kedelai. Satu karung kacang kedelai memiliki berat 50 kg. Dalam satu hari, kacang kedelai yang dibutuhkan bisa mencapai enam ton. 2. Perendaman kedelai Pada tahap ini, kacang kedelai direndam di dalam bak berisi air. Proses perendaman dilakukan untuk mempermudah proses penggilingan. 3. Pencucian kedelai Setelah direndam, kacang kedelai dicuci agar terhindar dari kotoran sehingga tidak tercampur ke dalam mesin penggilingan.

53 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-4 4. Penggilingan kedelai Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling bertenaga motor listrik dan menghasilkan bubur kedelai yang kental. 5. Perebusan bubur kedelai Perebusan dilakukan di dalam bak bersuhu derajat Celcius. Panas dihasilkan oleh ketel uap berbahan bakar cangkang sawit atau kayu bakar. 6. Penyaringan sari kedelai Proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan sari kedelai dari ampasnya. Ampas yang dihasilkan akan dijadikan sebagai pakan ternak. 7. Fermentasi Fermentasi dilakukan dengan menambahkan zat asam pada sari kedelai agar terbentuk endapan berupa gumpalan tahu yang akan dicetak. 8. Pencetakan tahu Pada tahap ini permukaan cetakan dilapisi oleh kain saring tipis, kemudian cetakan ditutupi papan dan diberi beban untuk mempercepat proses pengepresan tahu. 9. Pemotongan tahu Tahu yang sudah jadi dikeluarkan dengan cara membalik cetakan dan membuka kain saring yang melapisi tahu. Tahu-tahu tersebut kemudian dipotong sesuai ukurannya masing-masing. 10. Pewarnaan tahu Proses pewarnaan dilakukan di dalam bak bersuhu derajat Celcius. Zat pewarna berasal dari kunyit yang telah dicuci dan dihaluskan. Kunyit yang dibutuhkan dalam sehari bisa mencapai 150 kg. 11. Penirisan tahu Setelah proses pewarnaan, tahu-tahu dipindahkan ke atas papan-papan kayu dan ditaruh di atas rak besi untuk ditiriskan. Kipas digunakan untuk mempercepat pendinginan tahu. 12. Pemeriksaan Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kualitas tahu yang telah dihasilkan. Tahu-tahu yang mengalami cacat produksi akan dijadikan pakan ternak.

54 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-5 Gambar di bawah merupakan peta proses operasi yang menggambarkan proses produksi tahu di CV NJ Food Industries. PETA PROSES OPERASI Nama Objek : Tahu Nomor Peta : 01 Dipetakan Oleh : Fanny Febriani Susilo Tanggal Dipetakan : 16 Juli 2015 Kunyit Kacang Kedelai 15" O-12 Penggilingan (Mesin Giling) 15" Air O-1 Penimbangan (Timbangan) 150" O-2 Perendaman Air 15" O-3 Pencucian Air 15" Air O-4 Penggilingan (Mesin Giling) 15" O-5 Perebusan (Ketel Uap) 15" Zat Asam, Garam O-6 Penyaringan (Kain Saring) 15" O-7 Fermentasi 15" O-8 Pencetakan (Cetakan) 10" O-9 Pemotongan (Pisau) 15" O-10 Pewarnaan Kegiatan Jumlah Waktu (menit) Operasi " O-11 Penirisan (Kipas) Inspeksi " I-1 Pemeriksaan Penyimpanan 1 - TOTAL Gambar 4. 2 Peta Proses Operasi Produksi Tahu

55 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV Elemen Gerakan Kerja Pada Proses Pengemasan Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries ada tiga proses kerja yang dilakukan oleh operator. Proses-proses tersebut adalah proses packaging, proses pressing, dan proses packing. Masing-masing proses terdiri dari elemen-elemen gerakan kerja yang dilakukan secara berurutan oleh operator. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan elemen-elemen gerakan kerja yang dilakukan oleh operator pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries. Proses Packaging Pressing Packing Tabel 4. 1 Elemen Gerakan Kerja Pada Bagian Pengemasan Elemen Gerakan Kerja Plastik kemasan diambil dari papan Plastik kemasan dibuka Tahu diambil dari papan Tahu dimasukkan ke dalam plastik kemasan Tahu diambil dari papan Tahu dimasukkan ke dalam plastik kemasan Tahu diambil dari papan Tahu dimasukkan ke dalam plastik kemasan Tahu diambil dari papan Tahu dimasukkan ke dalam plastik kemasan Tahu diambil dari papan Tahu dimasukkan ke dalam plastik kemasan Kemasan berisi tahu dipindahkan ke dalam keranjang Kemasan berisi tahu diambil dari keranjang Kemasan berisi tahu ditaruh di atas mesin pressing Mesin pressing ditekan Mesin pressing diangkat Kemasan dipindahkan ke atas meja Kemasan hasil pressing diangkat dari atas meja Kemasan hasil pressing dibawa ke wadah packing Kemasan hasil pressing ditaruh ke wadah packing Kemasan hasil pressing ditaruh ke wadah packing Kemasan hasil pressing ditaruh ke wadah packing Kemasan hasil pressing ditaruh ke wadah packing

56 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV Waktu Siklus Pada Bagian Pengemasan Waktu siklus merupakan waktu penyelesaian satu satuan produksi. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran langsung untuk mengetahui waktu siklus pada bagian pengemasan yang dilakukan oleh operator. Tabel 4.2 menunjukkan waktu siklus rata-rata masing-masing proses kerja pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries. Data waktu siklus masingmasing elemen gerakan dapat dilihat pada lampiran E. Tabel 4. 2 Waktu Siklus Pada Bagian Pengemasan No Elemen Gerakan Kerja Proses Waktu Waktu Per (detik) Proses (detik) 1 Mengambil plastik Membuka plastik Mengambil tahu Memasukkan tahu Mengambil tahu Memasukkan tahu Mengambil tahu Packaging Memasukkan tahu Mengambil tahu Memasukkan tahu Mengambil tahu Memasukkan tahu Memindahkan ke keranjang Mengambil kemasan Menaruh ke atas mesin pressing Menekan mesin pressing Pressing Mengangkat mesin pressing Memindahkan ke meja Mengangkat kemasan Membawa ke wadah Melepaskan kemasan 0.29 Packing 22 Melepaskan kemasan Melepaskan kemasan Melepaskan kemasan 0.41 Total

57 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-8 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa waktu siklus rata-rata yang diperlukan untuk melakukan proses packaging adalah sebesar detik, proses pressing sebesar 4.78 detik, dan proses packing sebesar 3.16 detik. Satu kemasan produk terdiri dari 5 buah tahu. Maka untuk menghasilkan satu pak produk yang terdiri dari 12 kemasan tahu, dibutuhkan waktu siklus sebesar detik untuk proses packaging, detik untuk proses pressing, dan 9.48 detik untuk proses packing. Maka, total waktu siklus untuk menghasilkan satu lusin produk adalah sebesar 288 detik atau 4.8 menit. 4.2 Pengolahan Data Setelah didapatkan elemen-elemen gerakan kerja dan waktu siklus dari seluruh proses yang dilakukan oleh operator, maka dilakukan uji kecukupan dan keseragaman data. Setelah itu, dibuat peta tangan kiri dan tangan kanan dari metode kerja sekarang. Peta tangan kiri dan tangan kanan akan memudahkan dilakukannya studi gerakan pada metode kerja tersebut. Studi gerakan diawali dengan mengklasifikasikan elemen-elemen gerakan kerja operator ke dalam gerakan efektif dan tidak efektif. Dengan studi gerakan, maka dapat dilakukan analisa terhadap metode kerja yang dilakukan operator untuk membantu dilakukannya perbaikan terhadap metode kerja yang ada saat ini Uji Kecukupan dan Keseragaman Data Berikut ini adalah contoh perhitungan uji kecukupan data pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries. Data waktu operasi dari masing-masing proses dapat dilihat pada lampiran E. Pada penelitian ini, asumsi yang digunakan ialah tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%. k/s= 2/0.05= 40 N=15 [ ]

58 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-9 [ ] Perhitungan nilai N dapat dilihat pada Lampiran F. Berdasarkan contoh perhitungan di atas dapat dilihat bahwa jumlah data pengambilan sampel awal sudah mencukupi. Hal lain yang harus dilakukan setelah melakukan uji kecukupan data adalah melakukan uji keseragaman data. Uji keseragaman data diperlukan agar data yang diperoleh seragam, tidak ada nilai yang ekstrim. Data yang seragam adalah data yang berada dalam batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB). Berikut ini adalah contoh perhitungan uji keseragaman data pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%. Berdasarkan contoh perhitungan di atas dapat dilihat bahwa tidak ada data yang keluar dari BKA dan BKA, sehingga disimpulkan bahwa data tersebut seragam. Perhitungan BKA dan BKB dapat dilihat pada lampiran F Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Awal Berdasarkan data elemen gerakan kerja yang dilakukan operator dan waktu siklus yang telah dikumpulkan dari ketiga proses pada bagian pengemasan di CV NJ Food Industries, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan.

59 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-10 Peta tangan kiri dan tangan kanan digunakan agar metode kerja kondisi awal dapat dilihat secara detail sehingga dapat diperoleh usulan untuk metode kerja yang memerlukan perbaikan. PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PEKERJAAN : Proses Packaging DEPARTEMEN : Pengemasan NOMOR PETA : 01 SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : Fanny Febriani Susilo TANGGAL DIPETAKAN: 17 Mei 2015 Keterangan: Tahu 2. Plastik kemasan 3. Keranjang kemasan 4. Operator Waktu Waktu Tangan Kiri Simbol Simbol Tangan Kanan (detik) (detik) Menunggu 1.25 UD RE, G, M 1.25 Mengambil plastik Membuka plastik 2.53 U G, U 2.53 Membuka plastik Memegang plastik 1.14 H RE, G, M 1.14 Mengambil 1 tahu Memegang plastik 0.77 H M, P, RL 0.77 Memasukkan tahu Memegang plastik 1.30 H RE, G, M 1.30 Mengambil 1 tahu Memegang plastik 1.62 H M, P, RL 1.62 Memasukkan tahu Memegang plastik 1.37 H RE, G, M 1.37 Mengambil 1 tahu Memegang plastik 1.71 H M, P, RL 1.71 Memasukkan tahu Memegang plastik 1.33 H RE, G, M 1.33 Mengambil 1 tahu Memegang plastik 0.93 H M, P, RL 0.93 Memasukkan tahu Memegang plastik 1.28 H RE, G, M 1.28 Mengambil 1 tahu Memegang plastik 1.53 H M, P, RL 1.53 Memasukkan tahu Melepaskan 1.68 RL M, RL 1.68 Memindahkan ke keranjang Total Ringkasan Waktu tiap siklus : detik Jumlah produk tiap siklus : 1 Waktu untuk membuat satu produk : detik Gambar 4. 3 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Awal Proses Packaging

60 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-11 Peta tangan kiri dan tangan kanan metode kerja awal pada proses pressing ditunjukkan oleh gambar berikut. PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PEKERJAAN : Proses Pressing DEPARTEMEN : Pengemasan NOMOR PETA : 02 SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : Fanny Febriani Susilo TANGGAL DIPETAKAN: 17 Mei Keterangan: 1. Keranjang kemasan 2. Mesin pressing 3. Hasil pengemasan tahu 4. Operator Tangan Kiri Waktu (detik) Simbol Menunggu 1.13 UD Simbol RE, G, M Waktu (detik) 1.13 Mengarahkan kemasan 0.86 G, M, P RL 0.86 Memegang kemasan 1.42 H G, U 1.42 Memegang kemasan 0.46 H RL 0.46 Memindahkan G, M, 0.91 M, RL kemasan ke meja RL 0.91 Total Ringkasan Waktu tiap siklus : 4.78 detik Jumlah produk tiap siklus : 1 Waktu untuk membuat satu produk : 4.78 detik Tangan Kanan Mengambil kemasan Menaruh di atas mesin pressing Menekan mesin pressing Mengangkat mesin pressing Memindahkan kemasan ke meja Gambar 4. 4 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Awal Proses Pressing

61 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-12 Peta tangan kiri dan tangan kanan metode kerja awal pada proses packing ditunjukkan oleh berikut. PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PEKERJAAN : Proses Packing DEPARTEMEN : Pengemasan NOMOR PETA : 03 SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : Fanny Febriani Susilo TANGGAL DIPETAKAN: 17 Mei Keterangan: Hasil pengemasan tahu 2. Wadah packing 3. Operator Tangan Kiri Waktu (detik) Simbol Simbol Waktu (detik) Tangan Kanan Mengangkat 4 RE, G, RE, G, Mengangkat kemasan M M kemasan Membawa ke wadah 0.88 M, P M, P 0.88 Membawa ke wadah Melepaskan 1 Melepaskan RL RL 0.30 kemasan kemasan Melepaskan 1 Melepaskan RL RL 0.38 kemasan kemasan Melepaskan 1 Melepaskan RL RL 0.38 kemasan kemasan Melepaskan 1 Melepaskan RL RL 0.41 kemasan kemasan Total Ringkasan Waktu tiap siklus : 3.16 detik Jumlah produk tiap siklus : 1 Waktu untuk membuat satu produk : 3.16 detik Gambar 4. 5 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Awal Proses Packing

62 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV Studi Gerakan Metode Kerja Awal Studi Gerakan Kondisi Awal Proses Packaging Studi gerakan pada metode kerja proses packaging kondisi awal adalah memasukkan tahu yang dilakukan oleh tangan kanan ke dalam plastik kemasan yang dipegang oleh tangan kiri. Metode gerakan proses packaging dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4. 6 Metode Gerakan Proses Packaging Kondisi Awal

63 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-14 Gambar 4. 6 Lanjutan Metode Gerakan Proses Packaging Kondisi Awal

64 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-15 Urutan gerakan kerja pada proses packaging kondisi awal dimulai dari tangan kiri menunggu tangan kanan mengambil plastik. Gerakan selanjutnya adalah tangan kanan dan tangan kiri membuka plastik. Tangan kanan kemudian mengambil tahu dan memasukkannya ke dalam plastik sementara tangan kiri memegangi plastik. Gerakan ini dilanjutkan hingga mencapai lima buah tahu tertata rapi dalam plastik kemasan. Kegiatan selanjutnya adalah memindahkan kemasan berisi tahu ke dalam keranjang untuk proses pressing Studi Gerakan Kondisi Awal Proses Pressing Studi gerakan kondisi awal pada metode kerja proses pressing adalah tangan kanan melakukan pressing ke kemasan berisi tahu yang dipegangi oleh tangan kiri. Metode gerakan proses pressing dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4. 7 Metode Gerakan Proses Pressing Kondisi Awal

65 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-16 Gambar 4. 7 Metode Gerakan Proses Pressing Kondisi Awal Urutan gerakan kerja pada proses pressing kondisi awal yaitu tangan kiri menunggu tangan kanan mengambil kemasan berisi tahu. Kemudian tangan kanan menaruh kemasan ke atas mesin pressing sementara tangan kiri memegang dan membantu mengarahkan kemasan. Selanjutnya tangan kanan menekan dan mengangkat mesin pressing untuk merekatkan kemasan yang dipegangi oleh tangan kiri. Berikutnya kemasan tahu yang sudah di-press dipindahkan ke atas meja oleh kedua tangan. Hasil kemasan yang ditumpuk di atas meja kemudian akan dipindahkan ke wadah melalui proses packing Studi Gerakan Kondisi Awal Proses Packing Studi gerakan kondisi awal pada metode kerja proses packing adalah tangan kanan dan tangan kiri memindahkan kemasan hasil pressing ke wadah packing. Metode gerakan proses packing yang dilakukan oleh operator pengemasan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 4. 8 Metode Gerakan Proses Packing Kondisi Awal

66 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-17 Gambar 4. 8 Lanjutan Metode Gerakan Proses Packing Kondisi Awal Urutan gerakan kerja oleh kedua tangan operator pada proses packing kondisi awal yaitu tangan kiri dan tangan kanan mengangkat kemasan sebanyak empat bungkus yang ditumpuk di atas meja. Lalu kemasan-kemasan tersebut dibawa dan diarahkan ke wadah packing. Setelah itu, keempat kemasan tersebut dilepaskan satu per satu untuk ditempatkan di wadah Perancangan Metode Kerja Usulan Setelah dilakukan pengamatan terhadap metode gerakan dengan kondisi awal, dapat dilihat beberapa hal yang dapat ditingkatkan dalam metode kerja pada proses packaging dan pressing. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan menggabungkan kedua proses tersebut. Berikut dijelaskan gerakan-gerakan yang perlu dilakukan perbaikan serta usulan perbaikan pada proses packaging dan pressing.

67 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-18 - Gerakan memindahkan kemasan berisi tahu ke dalam keranjang setelah proses packaging untuk kemudian dilakukan pressing kurang efektif karena menambah waktu transportasi. Operator harus berpindah tempat terlebih dahulu dari posisi sebelumnya ke meja untuk melakukan pressing. Dengan menggabungkan proses packaging dan pressing, operator tidak perlu berpindah tempat dan dapat langsung melakukan pressing setelah selesai melakukan proses packaging. - Dengan bergabungnya proses packaging dan pressing, maka layout proses pun berubah. Pada metode kerja awal proses packaging, di hadapan operator letak papan berisi tahu ada di sebelah kanan dan keranjang untuk menaruh kemasan hasil packaging ada di sebelah kiri. Pada metode kerja usulan, hanya diperlukan papan berisi tahu di hadapan operator karena sudah dihilangkannya gerakan menaruh kemasan ke dalam keranjang sehingga keranjang tidak diperlukan lagi. - Gerakan menunggu (UD) oleh tangan kiri dipindahkan ke tangan kanan untuk mengurangi gerakan tidak efektif pada tangan kiri, digantikan dengan gerakan mengambil plastik yang sebelumnya dilakukan oleh tangan kanan. Cara ini dilakukan agar diperoleh beban kerja yang lebih seimbang antara tangan kiri dan tangan kanan. - Ada banyak gerakan memegang plastik (H) oleh tangan kiri saat tangan kanan mengambil dan memasukkan tahu ke plastik. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengurangi gerakan mengambil tahu oleh tangan kanan, yakni dilakukan dengan mengambil tiga buah tahu pada gerakan pertama dan mengambil dua tahu pada gerakan selanjutnya. Jumlah tersebut dipertimbangkan berdasarkan posisi tahu di dalam plastik, yaitu tiga buah di bagian bawah dan dua buah di atas. Akan lebih mudah untuk memenuhi bagian bawah terlebih dahulu sebelum mengisi bagian atas. - Agar tangan kiri terhindar dari gerakan tidak efektif memegang (H) saat tangan kanan memasukkan tahu ke dalam plastik, sebaiknya tangan kiri menggantinya dengan gerakan mendorong plastik untuk membantu tangan

68 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-19 kanan masuk dan menaruh tahu ke dalam plastik. Hal ini juga dilakukan untuk menyeimbangkan beban kerja antara kedua tangan. - Letak plastik kemasan di atas papan berisi tahu dapat mengganggu pekerjaan operator. Beberapa kali operator harus mengangkat plastik tersebut untuk mengambil tahu. Gangguan tersebut dapat dihindari dengan menggantung plastik kemasan di bagian bawah papan berisi tahu pada sisi yang berhadapan dengan operator agar operator lebih leluasa dalam mengambil tahu dari papan. - Pada proses awal pressing juga ada gerakan tidak efektif yaitu tangan kiri menunggu (UD) tangan kanan mengambil kemasan tahu dari keranjang. Pada metode kerja usulan yang gabungan proses packaging dan pressing, dapat diketahui bahwa gerakan tersebut telah tereliminasi karena gerakan menaruh kemasan hasil packaging ke keranjang telah dihilangkan. - Gerakan menekan dan mengangkat mesin pressing dipindahkan dari tangan kanan ke tangan kiri, sementara gerakan memegang (H) dipindahkan dari tangan kiri ke tangan kanan. Ini dilakukan agar gerakan tidak efektif tidak menumpuk di tangan kiri sehingga beban antara kedua tangan dapat menjadi lebih seimbang. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari usulan perbaikan yang dilakukan pada metode kerja awal proses packaging dan pressing, maka dibuat peta tangan kiri dan tangan kanan dari metode kerja usulan pada proses packaging dan pressing tersebut. Gambar berikut ini menunjukkan peta tangan kiri dan tangan kanan metode kerja usulan dari proses packaging dan pressing yang dilakukan oleh operator pengemasan.

69 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-20 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PEKERJAAN : Proses Packaging dan Pressing DEPARTEMEN : Pengemasan NOMOR PETA : 04 SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : Fanny Febriani Susilo TANGGAL DIPETAKAN: 31 Mei 2015 Keterangan: Tahu 2. Plastik kemasan 3. Mesin pressing 4. Hasil pengemasan tahu 5. Operator Tangan Kiri Waktu (detik) Simbol Simbol Waktu (detik) Tangan Kanan Mengambil plastik 1.01 RE, G, M UD 1.01 Menunggu Membuka plastik 1.77 U G, U 1.77 Membuka plastik Memegang plastik 2.60 H RE, G, Mengambil M tahu Mendorong plastik 3.63 G, M RL 3.63 Memasukkan tahu Memegang plastik 1.75 H RE, G, Mengambil M tahu Mendorong plastik 2.61 G, M RL 2.61 Memasukkan tahu Mengarahkan M, P, 1.39 kemasan ke mesin RL M 1.39 Memindahkan Menekan dan G, U, Memegang 2.52 H 2.52 mengangkat mesin RL kemasan Memindahkan ke RE, G, Memindahkan ke 0.87 RL 0.87 meja M, RL meja Total Ringkasan Waktu tiap siklus : detik Jumlah produk tiap siklus : 1 Waktu untuk membuat satu produk : detik Gambar 4. 9 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Metode Kerja Usulan Proses Packaging dan Pressing

70 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-21 Sementara itu, pada metode kerja proses packing, tangan kiri dan tangan kanan melakukan seluruh gerakan secara bersama-sama sehingga beban kerja keduanya seimbang. Oleh karena itu, pada metode kerja awal proses packing tidak dilakukan perbaikan Studi Gerakan Metode Kerja Usulan Studi Gerakan Kondisi Usulan Proses Packaging dan Pressing Metode gerakan proses packaging dan pressing yang telah dilakukan dari bentuk usulan perbaikan adalah melakukan pengambilan tahu lebih banyak dibanding metode awal. Dengan pengambilan tahu yang lebih banyak mampu mengurangi gerakan mengambil tahu oleh tangan kanan sehingga gerakan tangan kiri memegang yang tidak efektif juga dapat berkurang. Selain itu beban kerja antara tangan kanan dan tangan kiri dapat diseimbangkan karena dilakukan dua pertukaran gerakan. Yang pertama, pertukaran gerakan mengambil plastik dari tangan kanan ke tangan kiri dan menunggu dari tangan kiri ke tangan kanan. Yang kedua adalah pertukaran gerakan menekan dan mengangkat mesin pressing dari tangan kanan ke tangan kiri dan gerakan memegang dari tangan kiri ke tangan kanan. Bentuk usulan perbaikan proses packaging dan pressing dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar Metode Gerakan Proses Packaging dan Pressing Kondisi Usulan

71 Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data IV-22 Gambar Lanjutan Metode Gerakan Proses Packaging dan Pressing Kondisi Usulan

PETA PETA KERJA. Nurjannah

PETA PETA KERJA. Nurjannah PETA PETA KERJA Nurjannah Peta Kerja Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (Sutalaksana, 2006) Peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN By: Rini Halila Nasution, ST, MT STUDI GERAKAN Studi gerakan atau yang biasanya disebut dengan motion study adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Peta Kerja Peta kerja ( Peta Proses process chart ) merupaka alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir (Sritomo,

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui petapeta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT X )

USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT X ) Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 6 MOTION STUDY Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com WORK TIME MEASUREMENT (MOTION

Lebih terperinci

Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse

Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse 32 33 Tabel 2.5 Kelonggaran Tabel 2.5 Kelonggaran ( Lanjutan ) 34 Tabel 2.5 Kelonggaran ( Lanjutan ) 35 36 2.2 Peta Kerja 2.2.1 Pengertian Peta Kerja Peta kerja

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN

PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN No. 1, Januari 2013, pp 41-48 PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN Yoppy Setiawan 1, Herry Christian Palit,S.T.,M.T. 2 Abstract: PT Kembang Bulan merupakan salah satu perusahaan

Lebih terperinci

STUDI DAN EKONOMI GERAKAN. Amalia, S.T., M.T.

STUDI DAN EKONOMI GERAKAN. Amalia, S.T., M.T. STUDI DAN EKONOMI GERAKAN Amalia, S.T., M.T. Learning Outcomes Pada akhir semester mahasiswa dapat menganalisa dan merancang sistem kerja yang efisien dan efektif dengan melakukan pengukuran kerja. Learning

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) 1 Setelah mempunyai gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi seperti yang diperlihatkan dalam peta proses operasi, langkah

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNWERSITAS GADJAH MADA

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SMED (Single Minute Exchange Die) Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri manufaktur adalah seringnya keterlambatan dalam menyelesaian pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X I Wayan Sukania 1), Oktaviangel 2), Julita 3) Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 1) Program

Lebih terperinci

STUDY 07/01/2013 MOTION STUDY DAPAT DILAKUKAN DG: SEJARAH MUNCULNYA MOTION DEFINISI : 2. MEMOMOTION STUDY LANGKAH-LANGKAH MICROMOTION

STUDY 07/01/2013 MOTION STUDY DAPAT DILAKUKAN DG: SEJARAH MUNCULNYA MOTION DEFINISI : 2. MEMOMOTION STUDY LANGKAH-LANGKAH MICROMOTION TIME STUDY IS THE ONE ELEMENT IN SCIENTIFIC MANAGEMENT BEYOND ALL OTHERS MAKING POSSIBLE THE TRANSFER OF SKILL FROM MANAGEMENT TO MEN.. FREDERICK W. TAYLOR Etika Muslimah, ST, MT etika_muslimah@yahoo.com

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN (Improving The Plug Assembling Method Through The Left and Right Hand Motions) I Wayan Sukania*,

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN I Wayan Sukania, Oktaviangel 2, Julita 2. Staf pengajar Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Untar 2. Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

BUKU AJAR ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA. Oleh : Tim Dosen Analisis Dan Pengukuran Kerja Program Studi Teknik Industri

BUKU AJAR ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA. Oleh : Tim Dosen Analisis Dan Pengukuran Kerja Program Studi Teknik Industri BUKU AJAR ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA Oleh : Tim Dosen Analisis Dan Pengukuran Kerja Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra 2009 KATA PENGANTAR Mata kuliah Analisis dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK Konsumsi Semen PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA DAN KANAN Cut Ita Erliana 1, Listiani Nurul Huda 2, A. Rahim Matondang 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study ABIKUSNO DHARSUKY Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan

Lebih terperinci

GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA

GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI Company LOGO Analisis Perancangan Kerja (Method engineering) Merupakan studi yang mempelajari secara

Lebih terperinci

MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY)

MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY) 1 MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY) I. TUJUAN PRAKTIKUM a. Tujuan Umum Memperkenalkan kepada Mahasiswa tentang metode Micromotion Study dalam aplikasi pengukuran waktu baku dengan menganalisis

Lebih terperinci

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA O U T L I N E Peta Kerja Peta Kerja Keseluruhan Peta Kerja Setempat Standard Operation Procedure PETA KERJA

Lebih terperinci

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri DEFINISI Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja MACAM Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri Peta Pekerja dan Mesin : Menggambarkan Koordinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas atau besarnya output dan input yang dihasilkan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas atau besarnya output dan input yang dihasilkan. Dalam hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaianya berlangsung paling singkat. Ukuran sukses dari suatu sistem produksi dalam

Lebih terperinci

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado PETA-PETA KERJA Oke Sofyan,Ita Novita Sari Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta Kampus J Universitas Gunadarma Jl. KH. Noer Ali, kalimalang, Bekasi Telp: (021) 94122603 Email:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Kerja Untuk Meminimasi Waktu Proses Menggunakan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) (Studi Kasus PT Pan Panel, Palembang)

Perbaikan Metode Kerja Untuk Meminimasi Waktu Proses Menggunakan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) (Studi Kasus PT Pan Panel, Palembang) Perbaikan Metode Kerja Untuk Meminimasi Waktu Proses Menggunakan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) (Studi Kasus PT Pan Panel, Palembang) Tri Martanto 1, Theresia Sunarni 2 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA Renny Septiari 1) dan Umi Nurillah 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Jl. Bendungan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA LABORATORIUM MENENGAH TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK/KALIMALANG 05 Modul Peta Peta Kerja (Work

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM KERJA. PPMJ Diploma IPB

PERENCANAAN SISTEM KERJA. PPMJ Diploma IPB PERENCANAAN SISTEM KERJA PPMJ Diploma IPB PERANCANGAN SISTEM KERJA Faktor Sistem Kerja: Pekerja, Bahan, Mesin dan Perlatan, Lingkungan Perancangan Sistem Kerja: Mendapatkan sistem kerja yang lebih baik

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN PENERAPAN METODE 5S UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN PENERAPAN METODE 5S UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS USULAN PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN PENERAPAN METODE 5S UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS Risma A. Simanjuntak, Dian Hernita Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta email

Lebih terperinci

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA

PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA PERANCANGAN KERJA PETA-PETA KERJA PEMBUATAN DONAT Siapkan dan timbang tepung terigu Tambah gula, mentega, telur campur rata Setelah tercampur, potong dan bentuk bulat kecil Diamkan sejenak agar adonan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING ANALISIS DAN PROSES MANUFAKTURING Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan

Lebih terperinci

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R. 0810670002 CONTOH OPC DAN FPC Peta Proses Operasi (OPC) dan Peta Aliran Proses (FPC) merupakan dua jenis peta kerja digunakan untuk mengetahui secara jelas proses

Lebih terperinci

Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA Jurusan Teknik Industri Semester Genap 2015/2016 Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA 5 Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/

Lebih terperinci

PETA KERJA UNTUK ANALISA KERJA KESELURUHAN

PETA KERJA UNTUK ANALISA KERJA KESELURUHAN PETA KERJA UNTUK ANALISA KERJA KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MANUFAKTUR/JASA PETA KERJA Peta Kerja : alat yg menggambarkan kegiatan kerja secara

Lebih terperinci

Menganggur Independent Kerja Kombinasi

Menganggur Independent Kerja Kombinasi PETA KERJA SETEMPAT PETA PEKERJA-MESIN Menganggur Independent Kerja Kombinasi Contoh Kasus Berapakah jumlah mesin yang seharusnya bisa dilayani oleh seorang operator bilamana diketahui data sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Toyota Production System atau yang biasa disingkat menjadi TPS. TPS adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Toyota Production System atau yang biasa disingkat menjadi TPS. TPS adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Toyota Production System Toyota Production System atau yang biasa disingkat menjadi TPS. TPS adalah aktivitas pada tingkat keseluruhan perusahaan berdasarkan pada kesadaran untuk

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo Petunjuk Sitasi: Maryani, A., Handayani, F. D., & Prasetyawan, Y. (2017). Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B335-341). Malang:

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Bab 2 ini merupakan dasar pengembangan peneliti dalam melakukan penelitian agar menjadi suatu yang terarah. Tinjauan pustaka berisi mengenai studi penelitian terdahulu

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri Page 1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Program Studi Teknik Industri Page 1 Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini, persaingan di dunia manufaktur menjadi sangat ketat, hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS ELEMEN GERAKAN PADA PROSES PENGUPASAN KULIT UBI DENGAN MENGGUNAKAN STUDI GERAK DAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA

ANALISIS ELEMEN GERAKAN PADA PROSES PENGUPASAN KULIT UBI DENGAN MENGGUNAKAN STUDI GERAK DAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA 28 Nurhasanah et al. Elemen gerakan pada pengupasan kulit ubi ANALISIS ELEMEN GERAKAN PADA PROSES PENGUPASAN KULIT UBI DENGAN MENGGUNAKAN STUDI GERAK DAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA MOVEMENT

Lebih terperinci

BAB II OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM

BAB II OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM II-13 BAB II OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM 2.1 Landasan Teori Peta proses operasi adalah peta kerja yang yang mencoba menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-elemen

Lebih terperinci

Nurjannah. Pendahuluan

Nurjannah. Pendahuluan Nurjannah Pendahuluan Adalah suatu mata kuliah yang berisi prinsip prinsip dan teknik teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik. Teknik dan prinsip kerja yang dicari adalah sistem

Lebih terperinci

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan ) Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan ) Indonesia merupakan negara terbesar ke 4 dunia dengan jumlah

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ergonomi adalah suatu study yang mengkaji tentang manusia dan interaksinya dengan unsure-unsur yang ada dalam lingkungan kerja, baik itu interaksinya dengan peralatan,

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN METODA KERJA DAN PENENTUAN WAKTU STANDAR DENGAN MENGGUNAKAN PETA KERJA PADA BAGIAN SERVICE LADLE DEPARTEMEN TANUR PT.

USULAN PERBAIKAN METODA KERJA DAN PENENTUAN WAKTU STANDAR DENGAN MENGGUNAKAN PETA KERJA PADA BAGIAN SERVICE LADLE DEPARTEMEN TANUR PT. USULAN PERBAIKAN METODA KERJA DAN PENENTUAN WAKTU STANDAR DENGAN MENGGUNAKAN PETA KERJA PADA BAGIAN SERVICE LADLE DEPARTEMEN TANUR PT. GROWTH ASIA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. Fendi Staf Produksi, Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE, Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Predetermined Time System (Waktu Standar Tidak Langsung) Dengan Metode Brainstorming

Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Predetermined Time System (Waktu Standar Tidak Langsung) Dengan Metode Brainstorming Petunjuk Sitasi: Kusmindari, C. D., Muzakir, A., & Makmuri, M. K. (2017). Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Predetermined Time System (Waktu Standar Langsung) Dengan Metode Brainstorming. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan

Lebih terperinci

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan lintasan produksi seoptimal mungkin merupakan tujuan yang ingin dicapai tiap industri. Penggunaan lintasan produksi secara optimal dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, semakin berkembangnya dunia bisnis dalam suatu perusahaan menyebabkan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan akan bersaing dalam banyak hal,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian dalam negeri, baik itu industri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini akan membahas mengenai penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terkait dengan penelitian

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Identitas Judul Mata Kuliah : PERANCANGAN KERJA DAN STUDI GERAKAN SKS : 3(1-2) Semester : 4 PK : MANAJEMEN INDUSTRI Prasyarat : - Pengajar : Ir. Purana Indrawan, MP (PJMK) Annisa Kartikawati, STP, MT Angga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu kerja Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Produk Produk yang telah dibuat dalam peta-peta kerja ini adalah meja lipat. Komponennya terdiri dari alas yang berukuran 50 cm x 33 cm, kaki meja yang berukuran

Lebih terperinci

Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan

Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan Petunjuk Sitasi: Lustyana, A. T., Widiyawati, S., & Eliata, I. (2017). Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B279-284).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan sistem kerja Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancanganterbaik dari system kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas. Dalam suatu industri manufaktur, tercapainya output merupakan target yang harus dicapai terutama dalam divisi produksi. Akan tetapi untuk mencapai target output

Lebih terperinci

M A K A L A H Operation Process Chart Of Banquet Chair Disusun Oleh :...(...) Muhammad Faisol Bahri ( )

M A K A L A H Operation Process Chart Of Banquet Chair Disusun Oleh :...(...) Muhammad Faisol Bahri ( ) M A K A L A H Operation Process Chart Of Banquet Chair Disusun Oleh :...(...) Muhammad Faisol Bahri (4411216140) Universitas Pancasila Jakarta Jl.Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan 12640 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental

Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 311-317 Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental 1 Nur Rahman As ad, 2 Eri

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PEMBUATAN BISKUIT

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PEMBUATAN BISKUIT II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PEMBUATAN BISKUIT Biskuit merupakan produk pangan hasil pemanggangan yang dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, dengan kadar air akhir kurang dari 5%.Biasanya formulasi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN ANALISIS WAKTU SIKLUS DENGAN MENGGUNAKAN PETA KERJA TANGAN KANAN TANGAN KIRI PADA PROSES TIRE ASSY ALL WELL BTU DI PT SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES Nia Budi Puspitasari 1*, Nadira Apsari 2 1,2 Program

Lebih terperinci

Upaya Penurunan Lembur Departemen Part, Apparel, dan Accessoris

Upaya Penurunan Lembur Departemen Part, Apparel, dan Accessoris Oentoro, et al. / Upaya Penurunan Lembur Departemen Part, Apparel, dan Accessoris / Jurnal Titra, Vol. 03, No. 02, Juni 2015, pp. 177-182 Upaya Penurunan Lembur Departemen Part, Apparel, dan Accessoris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MAN AND MACHINE CHART

PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MAN AND MACHINE CHART PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MAN AND MACHINE CHART Maryana 1 * & Sri Meutia 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh-Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Telp.

Lebih terperinci

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M. ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ Benny Winandri, M.Sc, MM ABSTRAK: PT. XYZ adalah industri yang memproduksi pakaian jadi. Seperti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PASCA PANEN PADI 2.2 PENGGILINGAN PADI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PASCA PANEN PADI 2.2 PENGGILINGAN PADI II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PASCA PANEN PADI Penanganan pascapanen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca panen terhadap

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI BEDDING GOODS UNTUK PEMENUHAN JADWAL PENGIRIMAN DI PT. HILON SUMATERA

PENJADWALAN PRODUKSI BEDDING GOODS UNTUK PEMENUHAN JADWAL PENGIRIMAN DI PT. HILON SUMATERA PENJADWALAN PRODUKSI BEDDING GOODS UNTUK PEMENUHAN JADWAL PENGIRIMAN DI PT. HILON SUMATERA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh CHRISTIANTA

Lebih terperinci

PERANCANGAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DAN PENDEKATAN SIMULASI

PERANCANGAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DAN PENDEKATAN SIMULASI TUGAS AKHIR PERANCANGAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS PADA PT WIJAYA PANCA SENTOSA FOOD) Ditulis untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya dunia industri saat ini memaksa setiap perusahaan untuk meningkatkan produktivitasnya agar mampu bersaing di pasar industri. Masalah dan faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peta Kerja Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Teknik Tata Cara Kerja Teknik Tata Cara Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Perbaikan suatu metode kerja pada lantai produksi dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work) USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work) Yanti Helianty, Caecilia SW, Mita Lianie Astuti Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING Yayan Indrawan, Ni Luh Putu Hariastuti Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Putu_hrs@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Sistem Kerja Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik - teknik dan prinsip - prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI. Halaman. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Quality is the most important element in bussines world competition. A company can be compete and survive by always produce a very good quality product and appropriate with customer expectation.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, sistem produksi terdiri dari elemen input, proses dan elemen output. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI Citra Palada Staf Produksi Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta 14350 citra.palada@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN

PENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN PENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN Kegunaan/Kelebihan data waktu gerakan 1. waktu baku pekerjaan dapat diketahui sebelum pekerjaan tsb dijalankan 2. waktu baku pekerjaan dapat diketahui

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005 / 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005 / 2006 USULAN PERBAIKAN GERAKAN KERJA DENGAN METODE WORK FACTOR UNTUK MENGHEMAT LABOR COST PADA PERAKITAN RESLETING

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN PADA LINE PRODUKSI SHORT SIZE V-BELT TIPE A-JGG-B SIZE 60 DI PT.

TUGAS AKHIR ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN PADA LINE PRODUKSI SHORT SIZE V-BELT TIPE A-JGG-B SIZE 60 DI PT. TUGAS AKHIR ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN PADA LINE PRODUKSI SHORT SIZE V-BELT TIPE A-JGG-B SIZE 60 DI PT. BANDO INDONESIA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah 57 Observasi Lapangan Pengamatan dilakukan pada bagian perakitan resleting PT. Fajarindo Faliman Zipper. Untuk mempermudah

Lebih terperinci