FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS X SMK KRISTEN SALATIGA OLEH: Paskalia Novianti Chandra Ayudya Sari TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

2

3

4

5 Abstrak Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri pada siswa SMK Tekhnologi dan Industri Kristen Salatiga.Populasi penelitian ini adalah siswa SMK kelas X KRISTEN Salatiga berjumlah60 orang. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala perilaku asertif dan skala penyesuaian diri. Metode analisis yang digunakan adalah uji korelasi dengan korelasi produk moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri sebesar 0,373 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 ( p< 0,005 ). Menunjukkan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang positif. Artinya jika seseorang memiliki perilaku asertif yang tinggi maka penyesuaian diri orang tersebut juga semakin tinggi. Hubungan positif dan signifikan ini menunjukkan bahwa daya keterkaitan yang baik antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri. Pada pengkategorian korelasi, koefisien korelasi masuk dalam korelasi kategori sedang. Kata kunci: perilaku asertif, penyesuaian diri i

6 Abstract The transition process in this adjustment can cause problems for students who have a less assertive behavior either. For the purpose of this study was to determine the relationship between assertive behavior with the adjustment in vocational students Technology and Industry Christian Salatiga. This study used survey method with a correlation design. This study population is students of class XSMK,in SMK Kristen Salatiga numbered 60 people. Sample collection techniques used are saturated sampling technique. The research instrument used is assertive behavior scale and the scale of adjustment. The analytical method used is the correlation with product moment correlation with significance level of 5%. The results showed that the correlation coefficient between assertive behavior by adjustment of with a probability value of This correlation value is significant at the 5% error level. R positive value indicates that there is a positive relationship or correlation. This means that if a person has a high assertive behavior adjustment then the person is also higher. Positive and significant correlation indicates that the relationship is good between assertive behavior with the adjustment. In the categorization of correlation, the correlation coefficient is included in the category of medium correlation. Keyword: assertif behavior, self adjustment. ii

7 1 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa menyiapkan masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan dituntut memberikan respon lebih cermat terhadap perubahan-perubahan yang tengah berlangsung di masyarakat.menurut Widyawati (2002).Masyarakat menghendaki adanya perkembangan total, baik dalam visi, pengetahuan, proses pendidikan, maupun nilai-nilai yang harus dikembangkan bagi peserta didik, untuk mnghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks. Ahmadi (1991) menyebutkan bahwa masalah-masalah pendidikan secara rinci yang kerap kali dihadapi oleh pesertadidik sebagian diantaranyamuncul pada awal sekolah.mereka kerap menghadapi kesulitanmenyesuaikan diri dengan pelajaran, para guru, tata tertib sekolah, lingkungan sekolah dan teman sebaya.disamping hal itu terdapat, faktor lain yang terkadang diabaikan yaitu masa transisi (peralihan), seperti transisi dari SMP ke SMA (Hapsari, 2006:6). Transisi ini dianggap dapat menimbulkan masalah bagi siswa karena transisi yang terjadi tidak hanya mengenai peralihan tingkat pendidikan tetapi juga peralihan dari masa anak-anak ke remaja. Peralihan dari SMP ke SMA pada dasarnya adalah suatu pengalaman yang ternyata dapat menimbulkan masalah atau stress (Mardani, Hardjono&Karyanta (2009). Transisi dari SMP ke SMA yaitu suatu keadaan yang bergerak dari posisi teratas ketika berada disekolah menengah pertama menjadi siswa yang paling tua dan paling berkuasa disekolah, berubah ke posisi yang terendah, disekolah menengah atas menjadi siswa yang paling muda, paling kecil, dan paling lemah (Santrock, 2007). Fenomena ini disebut juga dengantop dog phenomenon dimana hal tersebut dapat menimbulkan

8 2 masalah bagi banyak siswa yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru (Hawkins & Berndt, dalam Santrock 2002).Hal seperti ini dialami oleh siswa kelas X SMA sehingga diperlukan penyesuaian diri. (Hartono &Sunarto, 2002) menambahkan bahwa bagi siswa yang baru memasuki sekolah lanjutan mengalami kesulitan dalam membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan antara belajar dan keinginan untuk aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan ekstrakurikuler, dan sebagainya.mereka juga kerap kali mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru, teman-teman, dan mata pelajarannya.kegagalan remaja dalam melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan bahaya seperti tidak bertanggungjawab dan mengabaikan pelajaran, sikap sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri, perasaan tidak aman, merasa ingin pulang jika jauh dari lingkungan yang tidak dikenal, dan perasaan menyerah (Hurlock, 2006). Akibatnya adalah prestasi belajar siswa menjadi menurun dibanding dengan prestasi di sekolah sebelumnya. Pada masa transisi, siswa perlu memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik sehingga tetap dapat mengikuti proses belajar mengajar yang diselenggarakan oleh sekolah. Pentingnya penyesuaian diri pada siswa dikemukakan oleh Safura&Supriyantini (2006), yang dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penyesuaian diri memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi siswa untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik dan merupakan faktor penentu kesehatan mental remaja Permasalahan dalam penyesuaian diri di sekolah seringkali timbul ketika remaja atau siswa mulai memasuki ke jenjang yang baru, baik sekolah lanjutan pertama

9 3 maupun lanjutan atas.terlebih lagi, siswa harus menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya pada tahap perkembangan remaja.perubahan yang dialami oleh remaja pada tahap perkembangan antara lain yaitu perubahan biologis seperti perubahan fisik, perubahan kognitif seperti perubahan cara berpikir yang menjadi lebih idealistis dan logis, serta perubahan sosial seperti hubungannya dengan teman sebaya dan mulai membantah orang tua (Santrock, 2007). Mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif bukanlah hal yang mudah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan berperilaku asertif yaitu dengan tindakan mengekspresikan perasaan dan keyakinan secara terbuka, langsung, jujur, dan dengan cara yang sesuai. (Setiono dan Pramadi, 2005).Individu yang memiliki perilaku asertif yang tinggi ditandai dengan kemampuan untuk mengekspresikan emosi, mempertahankan tujuan, dan membangun hubungan interpersonal yang saling menguntungkan (Yong, 2010).Individu yang berperilaku asertifakan mampu menegaskan dirinya sendiri, ketegasan inilah yang mendorong individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hamound et al..(2011), memaparkan bahwa siswa yang memiliki perilaku asertifyaitu kemampuan untuk mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang memungkinkan individu untuk bertindak menurut kepentingan individu sendiri.memiliki kecenderungan sikap dapat bekerja sama, dapat berkembang untuk mencapai tujuan yang lebih, serta dapat meningkatkan keyakinan diri dan harga diri. Penelitian yang dilakukan oleh (Bazleh, Tarkhan&Sheikh, mahmoudi, 2012) menghasilkan temuan bahwa perilaku asertif memberikan dampak yang sangat kuat terhadap penyesuaian diri.hasil penelitian tersebut diperkuat oleh penelitian Mardani,(2009) yang menyimpulkan bahwa semakin positif perilaku asertif pada

10 4 individu maka semakin tinggi penyesuaian dirinya.sama halnya dengan penelitian Megawati (2010) yang menghasilkan temuan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri pada peserta didik.hasil penelitian tersebut didukung oleh pernyataan Calhoun &Acocella (dalam Mardani, dkk., 2009) yang menyatakan bahwa individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang dapat memilih dan melaksanakan pilihannya dan bertanggung jawab atas tindakannya, dan keadaan tersebut tidak mungkin tercapai tanpa perilaku asertif. Kajian dan penelitian yang dipaparkan mendukung kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara perilaku asertif dan penyesuaian diri pada individu.namun persoalan penyesuaian diri pada siswa di sekolah masih sering muncul hingga saat ini.seperti yang terjadi di SMK Tekhnologi dan Industri Kristen (STM Kristen), Salatiga.Penulis mencoba memetakanfenomena yang terjadi di SMK Kristen dengan mewawancarai salah seorang staf pengajar di sekolah tersebut.hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan bahwa siswa SMK Kristen sering menunjukkan tingginya perilaku menyontek dan membolos.oleh karena itu, penulis bermaksud penelitian untuk mengetahui hubungan antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri individu dengan judul Hubungan Antara Perilaku Asertif Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa SMK Tekhnologi dan Industri Kristen Salatiga. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan penelitian ini adalah adakah hubungan yang signifikan antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri pada siswa SMKKristen Salatiga?

11 5 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Asertif Alberti& Emmons (dalam Rakos, 1991) menyatakan bahwa asertif merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan yang paling diinginkantanpa rasa cemas, mengekspresikan kejujuran dan melakukan hakhaknya tanpamelanggar hak orang lain. Pengertian dikemukakan oleh Rini (2001), yaitu bahwa asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain Perilaku asertif merupakan terjemahan dari assertif behavior yang mengandung arti suatu tindakan atau perilaku yang dinyatakan dengan sopan untuk meminta seseorang berbuat sesuatu agar melakukan apa yang dikehendaki, meminta sesuatu pada orang lain disertai dengan sikap yang sopan, sesuai dengan norma, tenang, dewasa, dan masuk akal Selanjutnya, Beddel & Lennox (1997) memberikan pengertian mengenai perilaku asertif, yaitu: asertifitas akan mendukung tingkah laku interpersonal yang secara simultan akan berusaha untuk memenuhi keinginan individu semaksimal mungkin dengan secara bersamaan juga mempertimbangkan keinginan orang lain karena hal itu tidak hanya memberikan penghargaan pada diri sendiri tetapi juga kepada orang lain.

12 6 Dan uraian pendapat para ahli tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwaperilaku asertif adalah sikap atau perilaku pribadi yang menyangkut ekspresi keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, serta perasaan-perasaan secara tepat, jujur, relatif terbuka, dan langsung mengarah ke tujuan. Aspek-aspek asertivitas Aspek-aspek perilaku asertif yang dikemukakan oleh Alberti dan Emmons (2002), yaitu; a. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia. Mampu menempatkankedua belah pihak secara setara, memulihkan keseimbangan kekuatan dengancara memberikan kekuatan pribadi terhadap yang lemah serta menjadikannya mungkin bagi setiap orang untuk menang dan tidak ada seorang pun yangmerugi. b. Bertindak menurut kepentingan sendiri. Mengacu kepada kesanggupan untukmembuat keputusan sendiri tentang karier, hubungan, gaya hidup, dan jadwal, untuk berinisiatif mengawali pembicaraan dan mengorganisir kegiatan, untukberinisiatif mengawali pembicaraan dan mengorganisir kegiatan, untukmempercayai penilaian sendiri, untuk menetapkan tujuan dan berusaha meraih itu semua, untuk meminta bantuan dari orang lain, untuk berpartisi dalam pergaulan. c. Membela diri sendiri. Mencakup perilaku seperti berkata tidak, menentukan batas-batas bagi waktu dan energi, menanggapi kritik atau hinaan atauamarah, mengekspresikan atau membela sebuah pendapat.

13 7 d. Mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman. Berarti kesanggupanuntuk kurang setuju, menunjukkan amarah, memperlihatkan kasih sayang ataupersahabatan, mengakui rasa takut atau cemas, mengekspresikan persetujuanatau dukungan, bersikap spontan tanpa adanya rasa cemas yang menyakitkan. e. Menerapkan hak-hak pribadi. Berhubungan dengan kesanggupan sebagaiwarga negara, sebagai konsumen, sebagai anggota dari sebuah organisasi atausekolah atau kelompok kerja, sebagai partisipan dalam peristiwa umum untukmengekspresikan opini, untuk bekerja bagi perubahan, untuk menanggapipelanggaran dari hak seseorang atau hak orang lain. f. Tidak menyangkal hak-hak orang lain. Berarti mencapai ekspresi pribaditanpa kritik tidak adil terhadap orang lain, tanpa perilaku yang menyakitkanterhadap orang lain, tanpa menjuluki, tanpa intimidasi, tanpa manipulasi, tanpa mengendalikan orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi asertivitas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku Asertif Menurut Rathus dan Nevid (1983), terdapat 6 faktor yang mempengaruhi perkembangan perilaku asertif yaitu: a. Jenis Kelamin Wanita pada umumnya lebih sulit bersikap asertif seperti mengungkapkan perasaan dan pikiran dibandingkan dengan laki-laki. b. Harga Diri

14 8 Keyakinan seseorang turut mempengaruhi kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Orang yang memiliki keyakinan diri yang tinggi memiliki kekuatiran sosial yang rendah sehingga mampu mengungkapkan pendapat dan perasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri. c. Kebudayaan Tuntutan lingkungan menentukan batas-vatas perilaku, dimana batas-batas perilaku itu sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan status sosial seseorang d. Tingkat Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin luas wawasan berpikir sehingga memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dengan lebih terbuka. Penyesuaian diri Menurut Calhoun dan Accocella (1995) menyebutkan bahwa penyesuaian diri adalah interaksi individu yang terus menerus dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan sekitar tempat individu hidup.penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat (lifelong process) dan manusia terus menerus berupaya menemukan serta mengatasi tantangan hidup guna mencapai pribadi sehat (Sunarto dan Hartono, 2006). Menurut Haber dan runyon (1984), bahwa penyesuaian diri merupakan proses yang terus berlangsung dalam kehidupan individu dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah tanpa membuat kecewa diri sendiri maupun orang lain, merasa bersalah, takut, dan khawatir. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan proses mental dan tingkah laku, yaitu individu berusaha dapat mengatasi

15 9 kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, konflik-konflik dan frustasi yang dialami, sehingga terwujud keselarasan antara tuntutan dalam diri dengan harapan lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri terbagi menjadi dua yaitu; Menurut Fatimah (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain: a. Faktor psikologis, yaitu faktor pengalaman, hasil belajar, kebutuhankebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dan konflik yang dialami dapat mempengaruhi penyesuaian diri individu. b. Faktor perkembangan dan kematangan, mempengaruhi setiap aspek kepribadian individu, seperti emosional, sosial, moral, kegamaan, dan intelektual c. Faktor lingkungan, kondisi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan, dan agama berpengaruh kuat terhadap penyesuaian diri seseorang. d. Faktor budaya dan agama, lingkungan budaya tempat tinggal dan tempat berinteraksi serta ajaran agama merupakan sumber nilai, norma, kepercayaan dan pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi hidup dan akan menentukan pola penyesuaian dirinya. Aspek-aspek penyesuaian diri menurut Haber dan Runyon (1984), yaitu: a. Persepsi terhadap realitas

16 10 Individu tersebut mengubah persepsinya tentang kenyataan hidup dan kemudian menginterpretasikannya, sehingga individu mampu menentukan tujuan yang realistik sesuai dengan kemampuannya serta mampu mengenali konsekuensi dan tindakannya agar dapat menuntun pada perilaku yang sesuai. b. Kemauan mengatasi stres dan kecemasan Mempunyai kemampuan mengatasi stres dan kecemasan berarti individu mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam hidup dan mampu menerima kegagalan yang dialami. c. Gambaran diri yang positif Penilaian diri yang kita lakukan harus bersifat positif dan negatif.kita tidak boleh terjebak pada satu penilaian saja terutama penilaian yang tidak diinginkan, kita harus berusaha memodifikasi penilaian positif dan negatif tersebut menjadi suatu perubahan yang lebih luas dan lebih baik.individu seharusnya mengakui kelemahan dan kelebihannya, jika seseorang mengetahui dan memahami dirinya dengan cara yang realistik, dia akan mampu mengembangkan potensi, sumber-sumber dirinya secara penuh. d. Kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik Individu mampu mengekspresikan keseluruhan emosi secara realistik dan tetap berada di bawah kontrol.masalah-masalah dalam pengungkapan perasaan seperti kurang kontrol atau adanya kontrol yang berlebihan.kontrol yang berlebihan dapat menyebabkan dampak yang negatif, sedangkan kurangnya kontrol akan menyebabkan emosi yang berlebihan e. Hubungan interpersonal yang baik.

17 11 Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial.sejak kita berada dalam kandungan, kita selalu tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti kebutuhan fisik, sosial dan emosi. Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mampu menciptakan suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain. Hubungan Antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri Perilaku asertif dapat menjadi solusi terbaik bagi siswa untuk dapat mempertahankan dirinya dalam dunia baru dalam bentuk yang rileks, lebih menyenangkan, dan lebih sehat bagi perkembangan psikologis siswa, karena dengan perilaku tersebut, siswa dapat menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan teman-teman barunya (Mardani, Hardjono&Karyanta (2009). Individu yang memiliki perilaku asertif yang tinggi ditandai dengan kemampuan untuk mengekspresikan emosi, mempertahankan tujuan, dan membangun hubungan interpersonal yang saling menguntungkan (Yong, 2010).Pernyataan tersebut didukung oleh Hamound, (2011) yang memaparkan bahwa siswa yang memiliki perilaku asertif cenderung dapat bekerja sama, dapat berkembang untuk mencapai tujuan yang lebih serta dapat meningkatkan keyakinan diri dan harga diri. Perilaku asertif yang dimiliki oleh individu dapat membantu individu tersebut untuk cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi siswa untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik dan merupakan faktor penentu kesehatan mental remaja. Kegagalan siswa dalam menyesuaikan diri akan memunculkan perilaku seperti tidak bertanggung jawab dan mengabaikan pelajaran, sikap agresif, perasaan tidak aman, merasa ingin pulang ketika berada di lingkungan yang tidak dikenal dan perasaan menyerah (Hurlock, 2006).

18 12 Penelitian yang dilakukan oleh Bazleh, Tarkhan&Sheikhmahmoudi (2012) menghasilkan temuan bahwa perilaku asertif memberikan dampak yang sangat kuat terhadap penyesuaian diri.hasil penelitian tersebut diperkuat oleh penelitian Mardani (2009) yang menyimpulkan bahwa semakin positif perilaku asertif pada individu maka semakin tinggi penyesuaian dirinya.sama halnya dengan penelitian Megawati (2010) yang menghasilkan temuan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri pada peserta didik.hasil penelitian tersebut didukung oleh pernyataan Calhoun &Acocella (dalam Mardani, 2009) yang menyatakan bahwa individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang dapat memilih dan melaksanakan pilihannya dan bertanggung jawab atas tindakannya, dan keadaan tersebut tidak mungkin tercapai tanpa perilaku asertif. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri pada siswa SMK Kristen Salatiga.

19 13 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubunganhubungannya (Sugiyono,2006). Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk menganalisis Hubungan antara Perilaku Asertif dengan penyesuaian Diri siswa SMK Kristen Salatiga. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2013), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Kristen Salatiga yang berjumlah 55 siswa. Sampel adalah sebagian dari populasi, sampel merupakan sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yang merupakan teknik menentukan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Oleh karena itu peneliti menggunakan seluruh populasi dengan jumlah 55 siswa. Alat Ukur Penelitian Metode pengumpulan data berupa angket dan skala pengukuran psikologi.pengertian angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

20 14 dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawab (Sugiono, 2008). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua alat ukur berupa skala perilaku asertif yang juga telah disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan oleh Alberti dan Emmons (2002). Dan skala penyesuaian diri yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang diungkap oleh Haber dan Runyon (1984). Jumlah item yang diuji dalam skala perilaku asertif adalah 30 item dan yang sudah diuji coba menjadi 24 item. Penentuan-penentuan item valid menggunakan ketentuan dari Azwar (2012) yang menyatakan bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila 0, 30. Item yang valid berjumlah 24 item yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 29 dan 30. Skor bergerak antara 0,323-0,548. Kemudian didapatkan koefisien reliabilitas yaitu sebesar 0, 800 dengan minimal indeks daya diskriminan item sebesar 0, 30. Tabel3.2. Sebaran Item skala perilaku Asertif NO ASPEK (Favorable) (Unfavorable) Jumlah 1. Mempromosian Hubungan 1*, 3, 5 2, 4 4 Kesetaraan dalam Hubungan Manusia. 2. Bertindak Menurut 6, 8, 10* 7, 9 4 Kepentingan Sendiri. 3. Membela Diri Sendiri. 11*, 13 12, 14, Mengekspresikan Perasaan dengan Jujur dan Nyaman. 16, 18* 17, 19, Menerapkan Hak-Hak 21, 23 22*, 24, 25 4 Pribadi. 6. Tidak Menyangkal Hak Orang lain. 26, 28, 29 27*, 30 4 JUMLAH 24 Tanda (*) menunjukkan item yang gugur

21 15 Sedangkan untuk mengukur item skala penyesuaian diri sebanyak 30 item dan yang sudah di uji coba menjadi 26 item yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29 dan 30. Skor bergerak antara 0, 323-0, 548.Kemudian didapatkan koefisien reliabilitas yaitu sebesar 0, 887 dengan minimal indeks daya diskriminan item sebesar 0, 30. Tabel 3.4.Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri No ASPEK (Favorable) (Unfavorable) JUMLAH 1 Persepsi Terhadap Realitas 1, 3, 5 2, 4, Kemauan Mengatasi Stress dan 7, 9, 11 8, 10, 12 6 Kecemasan 3 Gambaran Diri yang Positif 13, 15, 17* 14*, 16, Kemampuan Mengekspresikan 19, 21, 23* 20, 22, 24 5 Emosi dengan Baik 5 Hubungan Interpersonal yang Baik 25, 27*, 29 26, 18, 30 5 JUMLAH 26 Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan jumlah skala psikologi yang disebar sebanyak 55 buah. Pada tanggal 4 Desember 2014 peneliti datang ke sekolah untuk meminta ijin melakukan penelitian kepada kepala sekolah SMK Kristen Salatiga. Kemudian pada tanggal 12 Desember penelitian dilaksanakan dengan cara peneliti datang kesekolah dan dibantu dengan guru BK untuk menyebar angket kepada kelas X. Setelah pengisian skala selesai, skala langsung diberikan kepada peneliti dan peneliti langsung mengecek skala yang telah diisi oleh responden. Dari skala psikologi yang disebar, semuanya kembali dan semuanya itu bisa dipakai dalam penelitian.

22 16 Analisis Data Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment Pearson, dengan ketentuan ada hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung yang merupakan hubungan linier, bentuk distribusi variabel perilaku asertif dan penyesuaian diri mendekati distribusi normal. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yaitu uji normalitas, dan uji linieritas.pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS version Analisis Deskriptif Perilaku Asertif HASIL PENELITIAN Tabel 1.1Kategorisasi Pengukuran Skala Perilaku Asertif No Interval Kategori Mean N Presentase 1 78 < x 96 Sangat Tinggi 6 10, 0% 2 66 < x 78 Tinggi 15 15, 0% 3 54 < x 66 Sedang 63, , 7% 4 42 < x 54 Rendah 11 18, 3% 5 24 < x 42 Sangat Rendah 0 0, 0% Jumlah , 0% SD = 10, 05 Min = 45 Max = 86 Keterangan: x= perilaku asertif Berdasarkan hasil penelitian terhadap perhitungan deskriptif variabel perilaku asertif dari 24 item pertanyaan tampak skor yang paling rendah adalah 45 dan skor paling tinggi adalah 86, nilai rata-rata adalah 63, 86 dengan standar deviasi 10, 05. Dan berdasarkan tabel 1,1 di atas, dapat diketahui bahwa siswa

23 17 yang memiliki kategori sangat tinggi ( 10,0%), tinggi ( 15,0%), sedang (56,7%), rendah (18,3%), sangat rendah (0,0%). Maka secara umum dapat dikatakan bahwa perilaku asertif siswa SMK Kristen Salatiga berada pada kategori sedang. Penyesuaian Diri Tabel 1.2 Kategorisasi Pengukuran Skala Penyesuaian Diri No Interval Kategori Mean N Presentase 1 84,5 < x 104 Sangat Tinggi 5 8,3% 2 71,5 < x 84,5 Tinggi 5 8,3% 3 58,5 < x 71,5 Sedang 65, ,3% 4 45,5 < x 58,5 Rendah 11 18,3% 5 26 < x 45,5 Sangat Rendah 1 1,7% Jumlah ,0% SD = 11, 63 Min = 45 Max = 95 Keterangan: x= penyesuaian diri. Berdasarkan hasil yang disajikan pada tabel 4.3 tampak skor empirik yang diperoleh pada skala penyesuaian diri dari 26 item pertanyaan tampak skor paling rendah adalah 45 dan skor paling tinggi adalah 95, rata-ratanya adalah 65, 56 dengan standar deviasi 11,63. Dan berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki kategori sangat tinggi ( 8,3%), tinggi (8,3%), sedang (63,3%), rendah (18,3%), sangat rendah (1,7%). Maka secara umum dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri siswa SMK Kristen Salatiga berada pada kategori sedang Uji Normalitas Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji pra syarat.uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi suatu data. Uji normalitas di dalam penelitian ini menggunakan Kolmogrovov-Smirnov pada program SPSS 16.0.

24 18 Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi lebih besar 0,005 (p >0,05).Hasil uji normalitas di dalam penelitian ini menunjukkan kedua variabel memiliki signifikansi p>0,05.variabel perilaku asertif memiliki nilai signifikansi sebesar 0,073 dimana 0,073 > taraf kesalahan 5% (0,05).Oleh karena itu distribusi data perilaku asertif berdistribusi normal.begitu pula data pada penyesuaian diri dimana memiliki nilai signifikansi sebesar 0,067 ( p>0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa data penyesuaian diri mengikuti distribusi normal. Uji Linieritas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Dari hasil uji linearitas di ketahui bahwa nilai f sebesar 1,128 dengan nilai sig sebesar (p>0.05) yang menunjukan bahwa hubungan perilaku asertif dengan penyesuaian diri adalah linier. Analisis Korelasi Tabel 1.3 Hasil Uji Korelasi antara Perilaku Asertif Dengan Penyesuaian Diri Perilaku_arsertif Perilaku_penyes uaian_diri Perilaku_arsertif Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).003. N Perilaku_penyesuaian_Diri Pearson Correlation.373 ** 1 Sig. (2-tailed).003 N 60 60

25 19 Uji hipotesis di dalam penelitian ini menggunakan statistic uji parametric sebab data penelitian diketahui berdistribusi normal dan berkorelasi linear.statistic uji yang digunakan adalah analisis korelasi menggunakan pearson correlation. Hasil dari analisis korelasi ini menghasilkan koefisien korelasi antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri sebesar 0, 373 dengan nilai signifikansi 0, 003 (p<0,05). Ada hubungan yang signifikan antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri siswa SMK Kristen Salatiga. Hubungan yang ditimbulkan positif yang artinya semakin tinggi perilaku asertif seseorang maka dapat berdampak semakin tinggi pula perilaku orang tersebut dalam penyesuaian diri.begitu pula sebaliknya, jika seseorang memiliki perilaku asertif yang rendah maka penyesuaian diri orang tersebut terhadap lingkungannya juga rendah. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa koefisien korelasi antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri sebesar 0, 373 dengan nilai signifikansi sebesar 0, 003. Nilai korelasi ini signifikan pada taraf kesalahan (p<0,05).nilai koefisien korelasi positif yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang positif.artinya jika seseorang memiliki perilaku asertif yang tinggi maka penyesuaian diri orang tersebut juga semakin tinggi.hubungan positif dan signifikan ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan yang baik antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri. Hasil penelitian ini didukung pula dari penelitian yang dilakukan oleh Mardani, dkk., (2009).Penelitian yang dilakukan oleh Mardani, dkk., (2009) mengungkapkan bahwa semakin positif perilaku asertif pada individu maka semakin tinggi penyesuaian dirinya.selain itu Megawati (2010) juga melakukan penelitian yang sama dengan hasil temuan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara perilaku asertif dengan

26 20 penyesuaian diri pada peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika seorang siswa memiliki perilakuy asertif yang tinggi dan fenomena di lapangan yang menunjukkan bahwa masih terdapat kegagalan siswa dalam menyesuaikan diri dapat diminimalkan atau dihilangkan dengan siswa berperilaku asertif. Dengan berperilaku asertif siswa dapat bersikap jujur, terbuka, tanpa ada perasaan cemas dan siswa dapat menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan teman sebaya ( Hardjono & Karyanta, 2009 ). Perhitungan kategorisasi diketahui bahwa mayoritas responden memiliki perilaku asertif pada kategori sedang yaitu rata-rata 63,86 atau sebesar 56,7%.Artinya perilaku asertif responden tidak rendah dan tidak pula tinggi.hal ini dapat dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi perilaku asertif seseorang.andu,(1994) mengungkapkan bahwa perilaku asertif seseorang sangat dipengaruhi pengalaman masa kanak-kanaknya.adanya pola asuh orang tua dan lingkungan turut membentuk perilaku asertif seseorang.tingkat pendidikan juga turut berperan dalam pembentukan perilaku asertif seseorang.caplow (Yogaryiantono, 1991) mengatakan bahwa semakin orang berpendidikan akan semakin mengenal dirinya secara lebih baik, termasuk kelebihan dan kekurangannya, sehingga mereka cenderung mempunyai rasa percaya diri, sedangkan sikap percaya diri ini dapat menumbuhkan perilaku asertif yang lebih baik. Hasil kategorisasi pada variabel sikap penyesuaian diri memiliki kategori terbanyak adalah sedang, rata-rata 65,56 atau sebesar 63,3% responden termasuk kedalam sikap penyesuaian diri yang sedang.calhoun dan Accocella (1995) menyebutkan bahwa penyesuaian diri adalah interaksi individu yang terus menerus dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan sekitar tempat individu hidup.dalam hal ini penyesuaian diri responden baik dengan dirinya sendiri maupun orang lain dan lingkungan dapat dikatakan masih kurang baik. Penyesuaian diri

27 21 merupakan hal yang penting sebab manusia hidup berdampingan.perlu adanya penyesuaian diri yang baik agar diri kita dapat diterima orang lain maupun lingkungan. Namun demikian pada hasil penelitian masih didapati perilaku penyesuaian diri responden yang masuk ke dalam kategori rendah dan sangat rendah.ada sebesar 1, 7% responden yang menyatakan dirinya sangat rendah dalam penyesuaian diri.hal ini perlu menjadi perhatian baik keluarga maupun pihak sekolah.ada faktor-faktor yang menyebabkan seseorang tersebut memiliki sikap penyesuaian diri yang tinggi maupun rendah.faktor tersebut dapat berasal dari dalam individu itu sendiri dapat pula berasal dari faktor luar. Faktor luar seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, agama dan budaya.jika seseorang terbiasa dengan lingkungan keluarga yang kurang perduli maka penyesuaian diri individu tersebut akan semakin sulit. Penyesuaian diri menjadi masalah tersendiri bagi siswa yang memiliki perilaku asertif kurang baik.masa transisi dari siswa SMP menjadi siswa SMK memerlukan sikap penyesuaian diri yang baik.tentu saja siswa yang telah terbiasa untuk mudah bergaul, atau memiliki perilaku asertif yang cukup baik tidak akan mendapatkan kendala ketika berpindah lingkungannya. Namun lain halnya dengan siswa yang memiliki kendala terhadap perilaku asertif. Penyesuaian diri terhadap lingkungan akan sulit tercapai dengan perilaku asertif yang rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Calhoun &Acocella (dalam Mardani, dkk., 2009) yang menyatakan bahwa individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang dapat memilih dan melaksanakan pilihannya dan bertanggung jawab atas tindakannya, dan keadaan tersebut tidak mungkin tercapai tanpa perilaku asertif. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perlu adanya perilaku asertif yang baik agar proses penyesuaian diri dapat berjalan dengan lancar. Terutama untuk siswa kelas X dimana masa SMP harus segera ditinggalkan dan mendewasakan diri pada bangku SMK.

28 22 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah disampaikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Koefisien korelasi antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri siswa kelas X SMK Kristen Salatiga adalah sebesar 0,373 dengan signifikansi 0,003 (p<0,05). Artinya ada hubungan positif yang signifikans antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri siswa kelas X SMK Kristen Salatiga. Semakin tinggi perilaku asertif semakin tinggi penyesuaian diri siswa. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diketahui, maka penulis mengajukan saran kebeberapa pihak yaitu: 1. Bagi Orangtua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku asertif dan penyesuaian diri siswa masih dalam kategori yang sedang.hal ini dapat dikatakan bahwa orang tua kurang membiasakan diri anaknya untuk memiliki komunikasi interpersonal yang baik dan kurang dapat segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya.seperti yang diketahui bahwa pendidikan anak sejak dini berasal dari orang tua.oleh karena itu diharapkan orang tua dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap anaknya dalam menanamkan perilaku asertif yang lebih baik.perilaku asertif yang lebih baik ini diharapkan dapat berdampak positif dengan sikap penyesuaian diri anak.lebih dekat dengan anak, mendengarkan permasalahan yang sedang dihadapi anak, dan mengarahkan anak untuk hidup lebih mandiri dapat menjadi salah satu solusi agar perilaku asertif anak dapat meningkat menjadi lebih baik.

29 23 2. Bagi Guru. Diharapkan guru sebagai orang tua siswa disekolah dapat menanamkan perilaku asertifkepada murid-muridnya.hal ini mengingat masih terdapat sebagian besar siswa memiliki perilaku asertif yang sedang.pemberian motivasi dan mendidik siswa menjadi lebih mandiri sekiranya dapat meningkatkan perilaku asertif siswa.memberikan bimbingan konseling disela-sela jam pelajaran juga perlu dilakukan agar siswa merasa lebih nyaman berada di lingkungan sekolah. Perilaku asertif siswa yang meningkat ini diharapkan dapat membuat penyesuaian diri siswa menjadi meningkat pula.guru dapat membuat suasana lingkungan sekolah pada saat proses belajar mengajar menjadi nyaman sehingga siswa dapat lebih mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. 3. Bagi peneliti selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang serupa dapat mengembangkan penelitian ini dengan mencari faktor-faktor apa saja yang turut mempengaruhi hubungan antara perilaku asertif dengan penyesuaian diri. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat pula mengembangkan sampel penelitian tidak hanya terbatas pada siswa saja.mengingat sikap penyesuaian diri dan perilaku asertif perlu dimiliki oleh semua orang baik tua maupun muda.penggembangan alat uji juga dapat dilakukan seperti untuk meneliti perbedaan perilaku asertif dan penyesuaian diri pada remaja dengan orang tua

30 24 DAFTAR PUSTAKA Alberti, R.,dan Emmons, M Your Perfect Right: Hidup Lebih Bahagia dengan mengungkapkan Hak. Jakarta:Elex Media Komputindo. Anggraini, Nur, Erina. (2010). Hubungan antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru yang Merantau Di Kota Malang.Jurnal.Universitas Brawijaya Malang. Anindyajati, M. &Karima, M. C. (2004) Peran Harga Diri Terhadap Asertivitas Remaja Penyalahguna Narkoba (Penelitian Pada Remaja Penyalahguna Narkoba di Tempat-tempat Rehabilitasi Narkoba).Jurnal Psikologi Universitas Indonusa Esa Unggul. Vol 2 no. 1 Azwar, S. (2011).Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bazleh, Nikita, Morteza T, Hasan S. (2012). Relationship Between Self-Assertivenes Anger and Social Adjusment Women With Breast Cancer. Indian Journal of Fundamental and Applied Life Science.vol.2(3). Haber, A.,&Runyon, R. P Psychology of Adjusment.Illinois:The Dorsey Press. Hurlock, E. B. (2006). Psikologi Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi ke-5.jakarta: Erlangga Mardani, R. I, Nugraha A. K. (2009).Hubungan Antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas x Asrama SMA MTA Surakarta.Jurnal. Prabandari, YayiSuryo. (2012). Menyusun Instrumen Serta Validitas dan Reliabilitasnya. Yogyakarta.FK UGM. Ritonga, rahman. (1997). Statistika untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian.Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Santrock, J. W. (2007). Remaja.Edisi ke-11.jakarta: Erlangga Sugiyono (2013).Statistika Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta Widhiarso, Wahyu (2007). Skala Likert(Summated Ratings). Yogyakarta.Fakultas Psikologi UGM.

31 25 Yong, F. S. (2010). A Study on The Assertiveness and Academic Procastination of English and Communication Student at aprivate University. American Journal of Scientific Research, Vol 9, Zakiyah, N.,Hidayati, F. N. R &Setyawan, I. (2010). Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dengan Prokastinasi Akademik Siswa Sekolah Berasrama SMPN 3 PeteronganJombang.Jurnal Psikologi Undip. Vol 8, 2 Azwar, S. (2000). Asumsi-asumsi dalam Inferensi Statistika. Yogyakarta: Faculty of Psychology. Hamound, S.A, Dayem, S.A.E, dan Osman. The Effect of an Assertiveness Training Program on Assertiveness Skills and Self Esteem of Faculty Nursing Student. Journal of American Science, Vol.7, 12. Llyod, S.R. (1991). Mengembangkan Perilaku Asertif yang Positif. Budiyanto. Jakrta: Binarupa Aksara. Setiono, V., dan Pramadi, A Pelatihan Asertivitas dan Peningkatan Perilaku Asertif pada Siswa-siswi SMP. Anima: Indonesian Psychological Journal. Vol.20, no.2, Sunarto, H., dan Hartono, B.A Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Zengel, M The Effectiveness of an Assertiveness Training Programme on Adolescent s Assertiveness Level. Journal Elementary Education. Vol.8, No.2, Beddel, J. R & Lenox, S. S. (1997). Handbook for communication and problem solving skills training: A cognitive behavioral approach. New York: John Willy & Sons, Inc Tjalla, DR. Awaluddin. (2012). Perilaku Asertif pada Remaja Awal. Jurnal Psikologi. Fatimah, E Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung : Pustaka Setia Rathus, S.A. dan Nevid, J.S Adjustment and Growth: The Challenges of Life (2 ed). New York: CBS College Publising. Kartini Kartono, Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta Calhoun, J.F Psikologi tentang penyesuaian dan hubungan bahasa Mari Juniati. Jakarta : erlangga kemanusian.alih Widyawati, Reformasi pendidikan dasar. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia Hapsari, Ratna Maharani Sumbangan perilaku Asertif Terhadap Harga Diri Pada Remaja. Jurnal Pscyche, Vol 5 Hartono, Ά.B., & Sunarto, H., (2002). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta.

32 26 Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Cetakan 8. Bandung: Alfabeta. Safura, Laily dan Sri Supriyanti. (2006). Hubungan Antara Penyesuaian Diri Anak di Sekolah dengan Prestasi Belajar. Jurnal Psikologi, Vol 2, no.1, 25-30

Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas X Asrama SMA MTA Surakarta

Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas X Asrama SMA MTA Surakarta Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas X Asrama SMA MTA Surakarta The Relationship Assertive Behavior with Adjustment in Class X s Student SMA MTA Surakarta Boarding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara luas dapat diinterpretasikan sejak manusia dilahirkan dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian menjadikannya sebuah

Lebih terperinci

PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA AWAL MADE CHRISTINA NOVIANTI DR. AWALUDDIN TJALLA ABSTRAKSI

PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA AWAL MADE CHRISTINA NOVIANTI DR. AWALUDDIN TJALLA ABSTRAKSI PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA AWAL MADE CHRISTINA NOVIANTI DR. AWALUDDIN TJALLA ABSTRAKSI Masa awal remaja adalah masa dimana seorang anak memiliki keinginan untuk mengetahui berbagai macam hal serta ingin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Pudyastuti Widhasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH MATTA CHRISTINA PRASETYA 802012713 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Dian Setyorini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Masing-masing individu yang berinteraksi akan memberikan respon yang berbeda atas peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya antara usia 13 dan 20 tahun.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd.

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd. JURNAL HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI (SELF CONTROL) DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF CONTROL WITH EMOTIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

Abstract

Abstract PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PATAMUAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vionirita Sewasa 1), Erman Har 2), dan Azrita 2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET DENGAN POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : MASYITHOH PUTRI PERTIWI 12500041 ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta   Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN.1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rancangan korelasional dengan teknik survei untuk melihat hubungan variabel terikat dengan variabel tergantungnya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2) HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI Widanti Mahendrani 1) 2) dan Esthi Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Isnaning Sari 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015 PENGARUH MINAT BACA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI PRINGSURAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Rheza Yustar Afif Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soeadarto, SH, Kampus Undip Tembalang,

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Wahyu Pranoto Iranita Hervi Mahardayani 1 2 Abstract This study aims to empirically examine the relationship

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan oleh penelitian adalah persiapan penelitian terlebih

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017 HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017 Oleh: Hanifah Siti Masroah NIM. 12144200203 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemandirian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas

Lebih terperinci

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi INTUISI 7 (1) (2015) INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU MATEMATIKA DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara religiusitas dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K3109031

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala psikologis, istrumen skala psikologis ini berjumlah tiga skala. Subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Artikel Publikasi: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus dapat melakukan penyesuaian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Hesti Handayani 1 Soewalni Soekirno 2 dan Ema Butsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Salatiga adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah dirintis oleh Pemerintah Belanda sejak tahun

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA 1 HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

Lebih terperinci

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS 1 ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS by Yuda Ardi Saputra *, Erni Mustakim **, Syaifuddin Latif *** Bandar Lampung City Email: Yudaardisaputra@gmail.com

Lebih terperinci

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF SIMULATION TECHNIQUES TO IMPROVE INTERPERSONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan dan keinginan, misalnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN TINGKAT ASERTIVITAS REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN TINGKAT ASERTIVITAS REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN TINGKAT ASERTIVITAS REMAJA SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sekolah menengah kejuruan di Phuket, Thailand pada siswa jurusan Pariwisata, tiga sekolah yang digunakan yaitu; Phuket

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP Jumiyanti (jumiyanti963@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The objective of this research was to

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECT OF DIVORCE OF PARENTS TO THE EMOTIONAL INTELLIGENCE ON THE NINE GRADE

Lebih terperinci

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN EMOTIONAL QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA N 4 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN EMOTIONAL QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA N 4 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. 1; 2015 ISSN 2301-5314 Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan PENGARUH MINAT BELAJAR DAN EMOTIONAL QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG Yuke Hasnabuana 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, hasil analisis data penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas PGRI Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian UKSW adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Salatiga. Terletak di jalan Diponegoro No. 52 60 Salatiga yang terdiri

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Abstract This study aims to determine whether there is a relationship between the density (density) in a boarding house with student learning

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN Nurhajijah 1, Alfaiz 2, Rila Rahma Mulyani 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang. variabel bebasnya adalah pola asuh orang tua.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang. variabel bebasnya adalah pola asuh orang tua. 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1) Variabel Widoyoko (2014) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel bebas (Independent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah di pelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen Hilda Ari Andani Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Abstract. This study aims to determine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 7 PALEMBANG

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 7 PALEMBANG HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 7 PALEMBANG Urfaa Fajarwati Dosen Universitas Bina Darma Jalan A. Yani No. 12 Palembang Surel:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang Sejarah keberadaan MA Muhammadiyah 2 Kedungkandang Malang, bermula dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN ASERTIVITAS PADA SISWA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN ASERTIVITAS PADA SISWA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN ASERTIVITAS PADA SISWA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG Maharani Mutiara Hati, Imam Setyawan Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 5 MAKASSAR

PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 5 MAKASSAR PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 5 MAKASSAR A. Rezki Ayu Lestary MD Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 JOGONALAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci