BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Teori yang akan dikaji dalam penelitian ini diantaranya adalah model Picture and Picture, Ilmu Pengetahuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Teori yang akan dikaji dalam penelitian ini diantaranya adalah model Picture and Picture, Ilmu Pengetahuan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Teori yang akan dikaji dalam penelitian ini diantaranya adalah model Picture and Picture, Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar dan hasil belajar dimana tiap-tiap teori akan dikaji secara lebih terperinci didalam pembahasan berikut Model Pembelajaran Picture and Picture Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture Arends dalam Suprijono mengatakan bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Menurut Agus Suprijono (2013) model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunujuk kepada guru di kelas. Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2011:133), mengemukakan bahwa : Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Picture and Picture sebagai model pembelajaran, harapannya model Picture and Picture dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model Picture and Picture. 6

2 7 Picture and Picture adalah suatu model yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan, menjadi urutan logis (Hamdani, 2010). Model pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran cooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi intuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Model Picture and Picture ini menggunakan media pembelajaran berupa gambar. Penekanan pada media Picture and Picture ini adalah pada proses dan cara mereka berfikir dan mengurutkan yang tersedia. Gambar-gambar yang tersedia menjadi faktor utama dalam pembelajaran. Sehingga sebelum pembelajaran guru sudah mempersiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam kartu atau dalam bentuk charta dalam ukuran besar. Atau jika disekolah sudah menggunakan ICT (information comunication technology) dapat menggunakan power point atau software. Menurut Yusuf, Martinis, 2007, model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.salah satu pembelajaran kooperatif yang terjadi bahan Penelitian Tindakan Kelas adalah model Picture and Picture. Pembelajaran yang menggunakan model ini menitik beratkan pada gambar sebagai media penaanaman suatu konsep tertentu. Menurut Yususf, Martinis, 2007, Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunkan media gambar. Dalam oprasionalnya gambargambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi diurutkan menjadi urutan yang logis.

3 8 Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai faktor utama dalam pembelajaran, gambargambar tersebut dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Menurut Hamruni, 2011 model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Sedangkan Abdullah Ali, 2013 menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan mengarahkan pembelajaran di kelas atau luar kelas yang sesuai dengan karakteristik perkembangan dan karakteristik belajar siswa. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa model Picture and Picture penerapanya dalam kegiatan belajar mengajar mengutamakan kelompokkelompok dan menggunakan media menggunakan gambar, dimana gambar tersebut dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Dari gambar tersebut dipersepsikan menjadi simbol-simbol supaya lebih mudah diterima/dipahami dan lebih mudah diingat siswa. Berdasarkan gambar tersebut jika siswa sudah lebih mudah memahami dan mengingat maka pembelajaran tentang materi tersebut akan lebih mudah disimpan dalam ingatan mereka sehingga jika siswa mendapat pertanyaan atau soal-soal tentang materi tersebut akan lebih mudah menjawa hal ini berdampak pada hasil belajar khususnya mata pelajaran IPA dikelas 5 SD Negeri 2 Ngadisepi yang akan menjadi subyek Penelitian Tindakan Kelas.

4 Langkah langkah Model Pembelajaran Picture and Picture Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Jamal Agus Suprijono, 2013 terdapat tujuh langkah yaitu: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. b. Menyajikan materi sebagai pengantar Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu. d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan

5 10 tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi. e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut. Siswa dilatih untuk mengemukan alasan pemikiran atau pendapat tentang urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan pendapatnya. f. Berdasarkan alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan. g. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Picture and Picture Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangannya, kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Picture and Picture adalah: Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture: a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

6 11 c. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Sedangkan kelemahan model pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut: a. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran. b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki. c. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran. d. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada IPA Dalam Proses Pembelajaran Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas berdasarkan prosedur yang tepat dan sesuai. Sebelum kegiatan dilaksanakan langkah awal ialah membuat perencanaan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap guru ada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara intreaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam suatu pertemuan atau lebih. Guru Merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan, (BSNP No 41, 2007).

7 12 Langkah-langkah Pembelajaran: a. Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditunjukan untuk membangkitkan motifasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (BSNP No 41, 2007). b. Kegiatan Inti Sesuai BSPN No 14 Tahun 2007 bahwa kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, menantang, memotivasi dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c. Kegiatan Akhir Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalan bentuk rangkuman atau kesimpualan, penilaian atau refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut (BSPN No 41, 2007). Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP Pelaksanaan pembalajaran adalah sebagai berikut: A. Kegiatan awal a. Membuka pembelajaran dengan salam b. Melakukan absesnsi siswa c. Melakukan apresepsi dan motifasi B. Kegiatan inti a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Menyajikan materi sebagai pengantar c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

8 13 Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. Mengamati setiap gambar gambar yang disediakan oleh guru ataupun oleh temannya b. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. c. Siswa meju untuk mengurutkan atau menyusun gambar menjadi urutan yang logis. d. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. b. Memberikan pemahaman siswa yang masih salah tentang materi yang telah dipelajari. c. Memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. d. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya C. Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir, guru: a. Melakukan evaluasi akhir pembelajaran. b. Melakukan refleksi Hakikat IPA SD Pengertian Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Ribkhahwati, dkk ) IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Budi, dkk 2006). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

9 14 IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep ( Sri Sulistyorini, 2007:39) Menurut (Budi 2006;2) IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi pada alam. IPA merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksud agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperolah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan, pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002:7) Kompetensi Dasar Pembelajaran IPA Standar kompetensi mata pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pegetahuan, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mengambarkan penguasaan sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester, standar kompetensi dasar sebagai acuan buku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional. Kompetensi Dasar merupaka sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebgai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang tersurat dalam standar isi merupakan batas minimal yang harus dicapai peserta didik dalam proses belajaranya, artinya pesan yang tersurat dalam SK dan KD sudah tidak dapat ditawar lagi oleh guru dalam hal penyajian dikelas maupun diluar kelas Pembelajaran IPA SD Budi, Samatowo menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal

10 15 hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Nana Sudjana (2013)menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep IPA yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan menerapkan suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secara deduktif. Kegiatan belajar IPA seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi beberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap ilmiah Hasil Belajar Hakikat Belajar Beberapa pengertian belajar menurut para ahli, antara lain Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan Degeng (dalam Yamin Riyanto, 2010) menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimilikibelajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar siswa

11 16 akan menghubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru. Belajar juga diartikan sebagai proses perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap bahkan meliputi segenap aspek pribadi (Rusman, 2009). Sedangkan Hamdani dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar Mengajar tahun 2010, menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan sebagainya. Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi (Susanto, 2011) Dari pendapat-pendapat tersebut tentang belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang atau performansi dengan serangkaian kegiatan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam interaksi dengan lingkungannya Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar menurut Suprijono (2013:5) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilankerampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadaprangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. b. Katerampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan

12 17 mengmbangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif yaitu kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah pemecahan masalah. d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilain terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan keterampilan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Menurut Putra dkk (2013) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru, adalah bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya. Suprijono mengartikan (2009:7) hasil belajar sebagai perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja. Lebih lanjut Nana Sudjana (2010) menyatakan hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, tiga macam hasil belajar, yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita-cita. Berbeda dengan Gagne yang membagi hasil belajar menjadi lima kategori, yakni: (a) informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi kognitif; (d) sikap; (e) keterampilan motoris. Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan hasil belajar. Pengertian tentang hasil belajar diuraikan oleh Nawawi dalam Susanto (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

13 18 materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Sardiman dalam Wina Sanjaya (2011) menyatakan dengan mengetahui hasil belajar, jika terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. Dari pengertian hasil belajar menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional Faktor faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Menurut teori Zubaedi, 2011 belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Nana Sudjana, 2010, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Sebagai berikut: 1. Faktor internal: Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar serta kondisi fisik dankesehatan. 2. Faktor eksternal: Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

14 19 Ruseffendi dalam Susanto (2013:14) mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: kecerdasaan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru dan kondisi masyarakat. Dari kesepuluh faktor yang dapat mempengaruhi keberasilan siswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hampir sepenuhnya tergantung pada siswa. Faktor-faktor itu adalah kecerdasan anak, kesiapan anak dan bakat anak. Faktor yang sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru, yaitu: kemampuan (kompetensi), suasana belajar dan kepribadian guru. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Sudjana dalam Suprihatiningrum (2013:15), bahwa : Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar siswa di sekolah itu sulit dipisahkan karena semua unsur tersebut akan terintegrasi dalam pembelajaran. Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada dasarnya terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), penguasaan perilaku yang ditentukan (kognitif, afektif, psikomotorik) dan perbaikan kepribadian Ranah hasil Belajar Cakupan evaluasi dalam ranah hasil belajar dalam konteks KTSP yang diberlakukan. Hal ini merupakan penjabaran dari standar isi dan standar Kompetensi kelulusan. Teknik penilain yang harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, SK, KD yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa dalam satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Benyamin S.Bloom dalam Suprijono (2011:6-7) yang secara garis besar mengungkapkan tiga tujuan pembelajaran yang merupakan kemampuan seseorang harus dicapai dan

15 20 merupakan hasil belajar kemudian membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang tempat paling utama terutama dalam tujuan pembelajaran di SD. Aspek kognitif dibedakan dalam enam jenjang yakni pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), Sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation). Aspek afektif memiliki empat jengjang, yakni menerima (receiving), menjawab (responding), menilai (valuing), organisasi (Organitation). Sedangkan ranah psikomotor berkaitan dengan gerakan tubuh mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Perubahan gerakan tubuh ini merupakan kemampuan-kemampuan motorik yang mengaitkan dan mengkoordinasikan gerakan. Objek yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah hasil belajar siswa itu sendiri. Untuk menilai sesuatu diperlukan alat penilaian yakni alat yang digunakan untuk mempermudah proses penialain. Alat penilain yang digunakan untuk mengukur hasil belajar dibedakan menjadi dua, yakni tekni tes dan non tes. Menurut Mawardi (2010:19) teknik penilain tes dapat dilakukan dengan cara tes Essay, tes objektif, tes menjodohkan dan tes pilihan ganda. Sedangkan teknik penilaian non tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan penilaian teknis tes lebih menekankan pada ranah kognitif. Penilaian non tes meliputi pengamatan, wawancara, angket, daftar cek, skala bertingkat dan portofolio Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Superman (2011) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Picture and PictureSiswa Kelas 5 SD Negri Kemiri 02 Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo tahun 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan penerapan modelpicture and Picture dengan KKM 6,5 dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas V semester 1 SD kemiri 02 kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo tahun 2011/2012, hal ini dapat dilihat dari kenaikan nilai hasil belajar setiap siklus dimana pra siklus ketuntasan

16 21 belajar siswa pada pra siklus ada 6 siswa atau 27,3% naik menjadi 16 siswa atau 72,7% pada siklus 1, Meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 19 siswa atau 86,4%. Demikian juga terjadi pada keaktifan siswa dimana pada pra siklus keaktifan siswa pada kategori baik dan baik sekali ada 7 siswa atau 31,8% naik menjadi 14 siswa atau 6,37% pada siklus 1 dan terakhir pada siklus 2 menjadi 20 siswa atau 90,9%. Dari hasil ini ketuntasan belajar dan keaktifan belajar siswa sudah mencapai indikator 80% ke atas. Dengan kata lain hasil belajar siswa dengan menggunakan modelpicture and Picture telah tuntas atau mencapai KKM yang diharapkan. Fida Reni Susanti (2012) juga telah melakukan penelitian yang berjudul penggunaan modelpicture and Picture Dengan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi di kelas IV Tahun 2011/2012. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa penggunaan modelpicture and Picture dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negri PojokanKecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semster II tahun 2011/2012. Berdasarkan analisis data diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Pada Kondisi awal siswa yang sudah mencapai KKM 65 sebanayak 5 siswa dengan persentase 33,33% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa dengan persentase 66,67%. Pada pelaksanaan siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa dengan persentase 53,33 dan siswa yang belum tuntas sebanyak & siswa dengan persentase 46,67%. Pada pelaksanaan siklus II jumlah siswa yang sudah tuntas meningkat sebanyak 15 siswa dengan presentase 100%. Dengan kata lain, penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar. Meskipun demikian perlu dibuktikan lagi pada penelitian tindakan kelas ini apakah penggunaan Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

17 Kerangka Berfikir Jika Pembelajaran IPA SD yang menggunakan model Picture and Picture maka diharapkan akan menghasilkan hasil pembelajaran yang meningkat dari keadaan sebelumnya sehingga dapat dikatakan model pembelajaran tersebut berhasil sebagai inovasi dalam kegiatan pembelajaran Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang memiliki langkah yang menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dan hal ini adalah kegiatan pembelajaran yang berbeda dengan kegiatan pembelajaran yang digunakan sebagai besar guru dengan model pembelajaran Picture and Picture maka siswa akan lebih tertarik karena materi pembelajaran disajikan dengan gambar dan dengan berbagai macam alat peraga lainya sehingga pembelajaran akan lebih menarik bagi siswa, sehingga siswa akan merasa suka dan akan mudah dalam memahami materi sehingga ketika menghadapi soal evaluasi siswa mampu menjawab soal dengan mudah. Dalam proses pembelajaran guru juga akan dimudahkan dengan adanya urutan gambar guru tidak harus menjelaskan materi dengan lebih lengkap melainkan dengan menggunakan model Picture and Picture siswa akan lebih aktif dan bekerja sendiri dalam proses pembelajaran tentunya tetap dalam pengawasan guru Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berfikir tersebut diatas dapat diajukan hipotesis tindakan adalah Melalui model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa Kelas V SD Negeri 2 Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung pada mata pelajaran IPA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori yang akan dikaji dalam penelitian ini diantaranya adalah Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar, model Picture and Picture dan hasil belajar dimana tiap-tiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan Kelas adalah model Picture and Picture.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Picture and Picture Pada model pembelajaran picture and picture ini memiliki cirri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut H. W. Fowler (Trianto 2010:136), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Bloom (dalam Suprijono 2011:5) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan siswa. Menyangkut soal mengapa siswa berbuat demikian dan apa tujuannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Teori Belajar Belajar adalah suatu kegiatan memahami dan menemukan sesuatu yang belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah proses perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture. a. Pengertian Model Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture. a. Pengertian Model Pembelajaran 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture 1. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran Istilah model sudah sering dipergunakan dalam berbagai bidang kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Menurut Piaget dalam Heruman (2007:1), Anak SD berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP RPP Pengertian, Komponen dan Prinsip Penyusunan RPP Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan materi-materi terpilih dari ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam landasan teori ini diuraikan teori-teori yang diungkapkan para ahli dari berbagai sumber yang mendukung penelitian. Landasan teori tersebut terdiri atas berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam melaksanakan suatu penelitian perlu mengkaji pendapat para ahli mengenai masalah yang diteliti. Berikut ini penulis akan mengkaji pendapat para ahli sebagai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP EDUSCOPE, Vol. 1 No. 1 Juli 2015 ISSN : 2460-4844 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP Rumini SD Negeri Tanjungrejo rumini@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah

Lebih terperinci

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Melalui Metode Picture And Picture Pada Siswa Kelas V SDN Giriharjo 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Menurut Slameto

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari 5 mata pelajaran utama yang diajarkan dari di sekolah dasar.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Djamarah dan Zain (2006:10) belajar adalah proses perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIF SMP N 2 SRANDAKAN Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori-teori yang dapat mendukung penelitian ini diantaranya adalah teori pembelajaran bahasa Inggris, hakikat belajar, model penelitian kooperatif tipe picture and

Lebih terperinci

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoriyang menjelaskan tentang pembelajaran,pengertian dari IPA sebagai ilmu pengetahuan yang berisi tentang alam semesta. Hasil belajar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ernidalisma Guru Matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar menurut beberapa ahli antara lain menurut Rukmana & Suryana (2006:10) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.2 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm. 74-82 PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori dijabarkan berbagai landasan sebagai pendukung penelitian, permasalahan dan variabel penelitian yang diteliti semua ditulis pada kajian teori. Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti

Lebih terperinci

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Sukanti Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam pembelajaran yaitu: (1) minat, 2) sikap, 3) konsep diri, dan 4) nilai. Penilaian afektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan ratunya ilmu. Matematika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswanya untuk berfikir secara logis, kritis, tekun, kreatif, inisiatif,

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 REVIEW

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date. BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Pembelajaran Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik.

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER DISIPLIN TANGGUNG JAWAB SERTA HASIL BELAJAR IPA Oleh Endang Retnowati

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA SD NEGERI 105300 SUKA MAKMUR Soyem Guru SD Negeri 105300 Sukamakmur Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, bahkan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, karena dengan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Peran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Keaktifan Belajar Siswa Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar

Lebih terperinci

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 95 Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan mempunyai pandangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012. PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012 Oleh: Nana Sumarna 1 Abstrak. Metode pemecahan masalah merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Piutang mata pelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto. Oleh Nama : Risnawati Lahiya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Kelas 4 SD Hasil belajar adalah kemampuan - kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2011:22).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Tujuan operasional pada penelitian ini adalah ingin menerapkan modifikasi alat bola dan lembing berekor dalam pembelajaran aktivitas lempar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas dengan menggunakan media gambar

Lebih terperinci