MODUL 5: Nondeterministic Finite Automata dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL 5: Nondeterministic Finite Automata dengan"

Transkripsi

1 MODUL 5: Nondeterministic Finite Automata dengan Transisi-L (NFA-L) Slide dari 4

2 Dengan konsep nondeterministisme dari suatu ekspresi regular suatu NFA yang dapat menerima bahasa ybs dapat langsung dilakukan. Namun, masih terdapat kasus-kasus dimana hal ini tidak dapat dilakukan secara sederhana. Slide 2 dari 4

3 Contoh: * () * dapat dipandang sebagai sebagai konkatenasi dua ekspresi regular * dan () *. Bahasa-bahasa dari ekspresi-ekspresi tsb diterima oleh FA-FA sebagai berikut., q r, q q 2 r 2 Slide 3 dari 4

4 Bahasa dari ekspresi regular * () * dapat dikenal oleh NFA yang dibentuk dari kedua FA di atas sebagai berikut ini. Transisi dari q ke q diperlukan untuk q menerima * q q 2 sementara transisi dari q ke q 2 diperlukan untuk r r 2 menerima () *.,, Slide 4 dari 4

5 Aturan penambahan transisi yang melengkapi konkatenasi kedua FA semula tidaklah bisa dengan sederhama dijelaskan. Dalam konkatenasi lain bahkan bisa lebih rumit apabila status menerima FA pertama berjumlah cukup banyak. Slide 5 dari 4

6 Seandainya NFA bisa memiliki transisi tanpa simbol masukan (kita sebut transisi-l) maka kontatenasi tersebut dapat dilakukan hanya seperti pada diagram berikut ini. Modul 5: NFA- q q q 2, r, r 2 Slide 6 dari 4

7 Diagram ini bukanlah NFA, tetapi NFA-. NFA- ini dapat mengenali bahasa yang sama dengan bahasa yang dikenali oleh NFA sebelumnya struktur yang lebih sederhana dan lebih mencerminkan konkatenasi kedua FA asal melalui transisi. Juga operasi Kleene-* dan gabungan. Slide 7 dari 4

8 Definisi: suatu NFA dengan transisi- (disingkat NFA-) merupakan 5-tuple (Q, Σ, q, A, δ) dimana Q dan Σ merupakan himpunanhimpunana terbatas, q o Q dan A Q, serta δ terdefinisi sebagai pemetaan sbb. δ: Q (Σ ) 2 Q Perhatikan: domain dari δ adalah Σ dan. NFA δ: Q Σ 2 Q FA δ: Q Σ Q Slide 8 dari 4

9 Fungsi perluasan transisi d * Karena adanya transisi-, jumlah transisi yang diaplikasikan pada δ * bisa lebih besar dari panjang string. Contoh: string akan dikenali sebagai seolah sejumlah simbol palsu disisipkan pada string. q r s t u f Slide 9 dari 4

10 L-closure dari Himpunan Status S atau L(S) Untuk memahami definisi δ * akan diperkenalkan konsep -closure (lingkupan-) sbb. (S) adalah seluruh status dalam S tersebut beserta status-status lain yang dapat tercapai oleh masing-masing status dalam S melalui satu atau beberapa transisi (Jadi S (S)). Slide dari 4

11 Definisi L(S) Pada suatu NFA- M = (Q, Σ, q, A, δ) dan S Q, suatu fungsi (S) didefinisikan sebagai berikut: Setiap anggota S merupakan anggota (S). Untuk setiap q (S), setiap anggota δ(q, ) adalah anggota (S). Tidak ada anggota lain dari Q yang anggota (S) kecuali berdasar kedua pernyataan di atas. Slide dari 4

12 Algoritma Pencarian L(S) Inisialisasi T = S. Lakukan iterasi dari i =, 2, 3,, dan pada iterasi ke-i: T i+ = T i Untuk setiap q T i, gabungkan δ(q, ) ke dalam T i+. Iterasi berhenti saat T i+ = T i (artinya tidak ada status baru yang bergabung dalam T). Slide 2 dari 4

13 S (S) Slide 3 dari 4

14 Definisi d * untuk NFA-L Pada setiap NFA- M = (Q, Σ, q, A, δ) fungsi δ * : Q (Σ * ) 2 Q didefinisikan sbb. Untuk setiap q Q maka δ * (q, ) = ({q}). Dan untuk setiap y Σ *, a Σ, dan q Q δ * ( q, ya) = p δ U * ( q δ( p, a), y) Slide 4 dari 4

15 Algoritma untuk mendapatkan δ * (q, ya): menentukan δ * (q, y) mendapatkan himpunan gabungan dari setiap δ(p, a) untuk setiap p δ * (q, y) menentukan ( ) dari himpunan gabungan tersebut. Selanjutnya δ * (q, y) dicari dengan cara yang sama dengan di atas dimana y = xb. Apabila y =, δ * (q, y) = δ * (q, ) = ({q}). Slide 5 dari 4

16 q δ * (q,y) a a a a δ * (q,ya) y ya Slide 6 dari 4

17 NFA-L M Sebagai Mesin Pengenal Bahasa Untuk suatu NFA- M = (Q, Σ, q, A, δ) String x diterima oleh M bila δ * (q, x) A Bahasa yang dikenali oleh M adalah L(M) yaitu semua string yang diterima oleh M. Slide 7 dari 4

18 Contoh: suatu NFA- ditunjukkan pada gambar berikut ini. q p r s t u v w Slide 8 dari 4

19 Mencari ({s}): Mula-mula T = {s}, setelah iterasi pertama, T = {s, w}, setelah iterasi kedua menjadi{s, w, q }, setelah iterasi ketiga menjadi {s, w, q, p, t}, setelah iterasi keempat berhenti karena T tidak berubah lagi. Modul 5: NFA- Slide 9 dari 4

20 Mencari δ * (q, ): Untuk mencari δ * (q, ) perlu diketahui δ * (q, ), lalu untuk mencari δ * (q, ) perlu diketahui δ * (q, ), dan untuk mencari δ * (q, ) perlu diketahui δ * (q, ), sbb. δ * (q, ) = ({q }) = {q, p, t} δ * (q, ) = (δ(q,) δ(p,) δ(t,)) = ( {p} {u}) = ({p, u}) = {p, u} δ * (q, ) = (δ(p,) δ(u,)) = ({r}) = {r} δ * (q, ) = (δ(r,)) = ({s}) = {s, w, q, p, t} Slide 2 dari 4

21 Apakah diterima? Karena δ * (q, ) berisi w A maka diterima. Modul 5: NFA- Dalam hal ini transisi yang terjadi akibat string adalah q p p r s w Slide 2 dari 4

22 Kompatibilitas NFA-L dengan NFA Modul 5: NFA- Sebelumnya telah ditunjukkan bahwa NFA tidak lebih powerful dari FA dalam kemampuannya mengenali bahasa. Dari setiap NFA dapat ditemukan suatu FA. Bagaimana dengan NFA- terhadap NFA atau FA? Apakah juga tidak lebih powerful? Slide 22 dari 4

23 Teorema: Bila L Σ * suatu bahasa yang diterima NFA- M = (Q, Σ, q, A, δ), maka akan terdapat suatu NFA M = (Q, Σ, q, A, δ ) yang juga menerima L. Transisi- adalah jenis lain dr nondeterminisme. Misalnya dalam M terdapat transisi p q r Simbol dapat membawa M dari p ke q atau r. Slide 23 dari 4

24 Maka suatu NFA M dapat dibuat dari M dengan menghapus transisi- dan menggantikannya dengan transisi dari p ke r dengan masukan simbol. Dalam konversi ini himpunan status Q tidak berubah, demikian pula status inisialnya. Secara lebih formal dijabarkan dalam: Menentukan δ dari δ Menentukan A dari A Slide 24 dari 4

25 Menentukan d Perubahan yang terjadi pada fungsi transisi δ menjadi δ adalah karena adanya tambahan transisi-transisi yang menggantikan transisi- tsb. Untuk setiap q Q dan a Σ, δ (q, a) = δ * (q, a) * = δ ( q, a) = Uδ( p, a) = p δ ( q, ) p U δ( * ({ q}) p, a) Slide 25 dari 4

26 q δ * (q,y) a Sejumlah transisi- δ (q, a) a a a U p ({ q}) δ ( p, a) Slide 26 dari 4 U p ({ δ ( p, a) q})

27 Pendefinisian δ seperti itu dimaksudkan agar δ * (q, a) dari NFA M adalah semua status yang dapat tercapai oleh NFA- M dari status q berdasarkan masukan string tak-kosong x (termasuk setiap kemungkinan transisi-). Dpl., untuk membuktikan bahwa δ * (q, x) = δ * (q, x) Secara induksi struktural matematis akan dibuktikan sbb. Untuk x = a Σ,maka δ * (q, a) = Slide 27 dari 4

28 Slide 28 dari 4 δ (q, a) = δ * (q, a) = δ * (q, x) Dengan hipotesis bahwa δ * (q, x) = δ * (q, x), untuk x = ya, dengan y Σ *, y dan a Σ, maka U U U ), ( * ), ( ), ( * * * * ), ( ), ( ), ( ), ( y q p y q p y q p a p a p ya p ya q δ δ δ δ δ δ δ = = =

29 Slide 29 dari 4 Karena setiap δ * (p, a) adalah -closure maka setelah digabungkan juga -closure. Jadi - closure dari himpunan yang dihasilkan ruas terakhir tersebut sama dengan himpunan itu sendiri, sbb. ya q a p a p y q p y q p, ( ), ( ), ( * ), ( * ), ( * * * δ δ δ δ δ = = U U )

30 Menentukan A dari A A bisa berbeda dari A. Suatu status inisial q yang bukan status menerima akan menjadi status menerima apabila di dalam ({q }) terdapat status menerima. Dituliskan secara formal sbb. A A { q} jika ({ q}) A = A lainnya dalam M Slide 3 dari 4

31 Teorema: Untuk suatu alfabet Σ, setiapa bahasa L Σ *, ketiga pernyataan berikut ini adalah ekivalen (jika salah satu benar maka kedua lainnya juga benar):.l dapat dikenali oleh suatu FA. 2.L dapat dikenali oleh suatu NFA. 3.L dapat dikenali oleh suatu NFA-. Slide 3 dari 4

32 Bukti: Teorema-teorema sebelumnya menyatakan bahwa pernyataan ketiga berimplikasi pernyataan kedua dan pernyataan kedua berimplikasi pernyataan pertama. Jadi untuk membuktikan teorema di atas cukup dengan membuktikan bahwa pernyataan pertama berimplikasi pernyataan ketiga. Jika suatu bahasa L diterima oleh FA M = {Q, Σ, q, A, δ). Suatu NFA- M = {Q, Σ, q, A, δ ) Slide 32 dari 4

33 dapat dibentuk untuk menerima L sebagai berikut. δ : Q (Σ {}) 2 Q didefinisikan dengan formula (untuk setiap q Q, dan setiap a Σ). δ (q, ) = δ (q, a) = {δ (q,a)} Modul 5: NFA- Formula pertama menyatakan dalam M tidak ada transisi-, dan yang kedua menyatakan fungsi Slide 33 dari 4

34 transisi δ dan δ adalah identik kecuali jika δ memetakan ke suatu status, δ memetakan ke himpunan yang hanya berisi status tersebut. Jadi, dalam hal ini, NFA- M tidak ada nondeterminisme. Berikut ini beberapa contoh mengeliminasi transisi- dari NFA- menjadi NFA, dan mengkonversinya menjadi FA. Slide 34 dari 4

35 Contoh: berikut ini, M adalah NFA- yang menerima bahasa {} * {} * {} *. C A B D Fungsi transisi digambarkan dalam tabel transisi serta harga-harga δ * (q, ) dan δ * (q, ) misalnya. * δ ( A,) = Uδ( p,) p ({ A}) Slide 35 dari 4

36 Dengan fungsi transisi δ (p, a) = δ*(p, a) untuk semua status p dan simbol a diperoleh tabel sbb. q δ (q, L) δ (q, ) δ (q, ) δ * (q, ) δ * (q, ) A {B} {A} {A,B,C,D} B {D} {C} {C,D} C {B} {B,D} D {D} {D} Status A menjadi status menerima karena dalam M status D dapat dicapai dari A dengan duakali transisi-. Slide 36 dari 4

37 Dengan demikian NFA M yang diperoleh adalah sebagai di samping ini. C A B D Dan Konversi NFA ke FA yang telah dibahas pada topik A NFA menghasilkan FA M 2 berikut ini. Slide 37 dari 4 ABCD, BD D CD

38 Contoh: NFA disamping ini ini mengenali bahasa {} * ({} * {} {} * {}). A C B D E Slide 38 dari 4

39 Tabel transisi berikut harga δ * (q, ) dan δ * (q, ) adalah. q δ (q, L) δ (q, ) δ (q, ) δ * (q, ) δ * (q, ) A {B,D} {A} {A,B,C,D,E} {D,E} B {C} {E} {C } {E} C {B} {B} D {E} {D} {E} {D} E Slide 39 dari 4

40 NFA yang diperoleh adalah sebagai berikut. C Modul 5: NFA- A B, E, D Slide 4 dari 4

41 Slide 4 dari 4 Modul 5: NFA- Dari NFA di atas kemudian diperoleh FA sebagai berikut ini. A ABCDE, DE D BD E,, E D CE D

MODUL 4: Nondeterministic Finite Automata

MODUL 4: Nondeterministic Finite Automata MODUL 4: Nondeterministic Finite Automata Slide dari 2 FA DENGAN NONDETERMINISME Disamping ini merupakan FA dari suatu bahasa regular dalam {,} * dengan ekspresi regular (+) *. p, q s, u r t Slide 2 dari

Lebih terperinci

MODUL 6: TEOREMA KLEENE

MODUL 6: TEOREMA KLEENE MODUL 6: TEOREMA KLEENE Dari pembahasan sebelumnya NFA- yang dapat mengenali suatu bahasa regular dapat dengan lebih langsung diperoleh karena adanya transisi-. Setelah NFA- yang dapat mengenali bahasa

Lebih terperinci

MODUL 3: Finite Automata

MODUL 3: Finite Automata MODUL 3: Finite Automata Slide dari 38 DEFINISI FA mesin yang dapat mengenai bahasa regular tanpa menggunakan storage/memory. Sejumlah status dapat didefinisikan pada mesin untuk mengingat beberapa hal

Lebih terperinci

Non-deterministic Finite Automata Dengan -Move

Non-deterministic Finite Automata Dengan -Move Non-deterministic Finite Automata Dengan -Move Terdapat jenis otomata baru yang disebut NFA dengan -move ( disini bisa dianggap sebagai empty). Pada NFA dengan -move (transisi ), diperbolehkan merubah

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] PENGGABUNGAN 2 FSA Pada 2 mesin FSA dapat dilakukan penggabungan, disebut union serta konkatenasi. Misalkan terdapat dua mesin NFA, M1 dan M2 Gambar 5: M1 Gambar 6: M2 OPERASI

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] NFA DENGAN -MOVE Terdapat jenis otomata baru yang disebut NFA dengan -move ( disini bisa dianggap sebagai empty). Pada NFA dengan -move (transisi ), diperbolehkan merubah

Lebih terperinci

NonDeterministic Finite Automata. B.Very Christioko, S.Kom

NonDeterministic Finite Automata. B.Very Christioko, S.Kom NonDeterministic Finite Automata Perbedaan DFA dan NFA DFA (Deterministic Finite Automata) FA di dalam menerima input mempunyai tepat satu busur keluar. NFA (Non Deterministic Finite Automata) FA di dalam

Lebih terperinci

Tanggal Revisi : Tanggal : SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Tanggal Revisi : Tanggal : SATUAN ACARA PERKULIAHAN Versi : Revisi : Tanggal Revisi : Tanggal : SATUAN ACARA PERKULIAHAN Fakultas/ Jurusan/ Program Studi : Teknologi Industri/ Teknik Informatika/ Teknik Informatika Kode Matakuliah : 52302031 Nama Matakuliah

Lebih terperinci

MODUL 7: MINIMISASI FA

MODUL 7: MINIMISASI FA MODUL 7: MINIMISASI FA Dalam pembahasan sebelumnya untuk setiap mesin FA (baik NFA, NFA-Λ, maupun FA) pasti ada suatu bahasa regular yang dapat ia terima dan sebaliknya untuk setiap bahasa regular pasti

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL VI TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa dapat malakukan operasi gabungan/konkatenasi, dan membangun FSA optimal Materi : Operasi Gabungan Operasi Konkatenasi Alur Pengembangan FSA Contoh-contoh

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL III TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami Finite State Automata (FSA) dan dapat menyederhanakan sebuah FSA. Materi : Useless state State distinguishable dan state indistinguishable

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL V TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami NFA dengan e-move, dapat malakukan ekivalensi ke NFA tanpa e-move dan operasi gaungan/konkatenasi. Materi : NFA dengan e-move Ekivalensi NFA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. dirancang dan selanjutnya dapat diketahui gambaran dan kemampuan sistem secara

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. dirancang dan selanjutnya dapat diketahui gambaran dan kemampuan sistem secara BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem merepresentasikan daftar kebutuhan sistem yang akan dirancang dan selanjutnya dapat diketahui gambaran dan

Lebih terperinci

MODUL 2: Bahasa Regular dan Ekspresi Regular

MODUL 2: Bahasa Regular dan Ekspresi Regular MODUL 2: Bahasa Regular dan Ekspresi Regular Slide 1 dari 21 DEFINISI BAHASA REGULAR Bahasa Regular L dari alfabet Σ adalah bahasa yang dapat dihasilkan dari bahasa-bahasa paling sederhana dari Σ dengan

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL VIII TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami ekspresi reguler dan dapat menerapkannya dalam berbagai penyelesaian persoalan. Materi : Hubungan antara DFA, NFA, dan ekspresi regular

Lebih terperinci

Teori Bahasa Formal dan Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata Teori Bahasa Formal dan Automata Pertemuan 5 Semester Genap T.A. 2017/2018 Rahman Indra Kesuma, S.Kom., M.Cs. T. Informatika - ITERA REVIEW Apa perbedaan antara NFA dan ϵ-nfa? Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

MODUL 11: PUSHDOWN AUTOMATON

MODUL 11: PUSHDOWN AUTOMATON MODUL 11: PUSHDOWN AUTOMATON Pengantar Pushdown Automaton Dalam pembahasan bahasa regular telah diperkenalkan pula suatu mesin dengan jumlah status yang terbatas atau dikenal dengan nama mesin FA. Karena

Lebih terperinci

Teori Bahasa Formal dan Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata Teori Bahasa Formal dan Automata Pertemuan 2 Semester Genap T.A. 2017/2018 Rahman Indra Kesuma, S.Kom., M.Cs. T. Informatika - ITERA POKOK BAHASAN Finite Automata Notasi Finite Automata Deterministic Finite

Lebih terperinci

Operasi FA dan Regular Expression

Operasi FA dan Regular Expression CSG3D3 Teori Komputasi Operasi FA dan Regular Expression Agung Toto Wibowo Ahmad Suryan Yanti Rusmawati Mahmud Dwi Sulistiyo Kurniawan Nur Ramadhani Said Al Faraby Dede Rohidin KK Intelligence, Computing,

Lebih terperinci

Penerapan Graf Transisi dalam Mendefinisikan Bahasa Formal

Penerapan Graf Transisi dalam Mendefinisikan Bahasa Formal Penerapan Graf Transisi dalam Mendefinisikan Bahasa Formal Abdurrahman Dihya R./13509060 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

PERTEMUAN II. Finite State Automata (FSA) Deterministic Finite Automata (DFA) Non Deterministic Finite Automata (NFA)

PERTEMUAN II. Finite State Automata (FSA) Deterministic Finite Automata (DFA) Non Deterministic Finite Automata (NFA) PERTEMUAN II Finite State Automata (FSA) Deterministic Finite Automata (DFA) Non Deterministic Finite Automata (NFA) dadang mulyana 1 INGA.INGAT MULAI MINGGU DEPAN KULIAH TBO DIMULAI JAM 13.00 MAAF UNTUK

Lebih terperinci

Reduksi DFA [Deterministic Finite Automata]

Reduksi DFA [Deterministic Finite Automata] Reduksi DFA [Deterministic Finite Automata] Untuk suatu bahasa regular kemungkinan ada sejumlah DFA yang dapat menerimanya Perbedaannya umumnya adalah pada jumlah state yang dimiliki oleh otomata-otomata

Lebih terperinci

MODUL 1: PENGANTAR TEORI BAHASA

MODUL 1: PENGANTAR TEORI BAHASA MODUL 1: PENGANTAR TEORI BAHASA Pengantar Automata dan Bahasa Teori Pendukung Konsep Bahasa Slide 1 dari 38 PENGANTAR AUTOMATA DAN BAHASA Obyektif membahas model-model komputasi sebagai mesin abstraks

Lebih terperinci

Teori Bahasa Formal dan Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata Teori Bahasa Formal dan Automata Pertemuan 3 Semester Genap T.A. 2017/2018 Rahman Indra Kesuma, S.Kom., M.Cs. T. Informatika - ITERA MENDESAIN DFA Jika di definisikan = {0, 1}, bangunlah sebuah DFA yang

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPILASI Bahasa Regular

TEKNIK KOMPILASI Bahasa Regular TEKNIK KOMPILASI Bahasa Regular Sekolah Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Palangkaraya 2012 Tata bahasa reguler Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat Finite State Automata (FSA) yang

Lebih terperinci

FINITE STATE MACHINE / AUTOMATA

FINITE STATE MACHINE / AUTOMATA FINITE STATE MACHINE / AUTOMATA BAHASA FORMAL Dapat dipandang sebagai entitas abstrak, yaitu sekumpulan string yang berisi simbol-simbol alphabet Dapat juga dipandang sebagai entitasentitas abstrak yang

Lebih terperinci

Deterministic Finite Automata

Deterministic Finite Automata CSG3D3 Teori Komputasi Deterministic Finite Automata Agung Toto Wibowo Ahmad Suryan Yanti Rusmawati Mahmud Dwi Sulistiyo Kurniawan Nur Ramadhani Said Al Faraby Dede Rohidin KK Intelligence, Computing,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam hierarki kelas-kelas bahasa menurut Chomsky, kelas bahasa yang paling sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan tepat

Lebih terperinci

Pendahuluan [6] FINITE STATE AUTOMATA. Hubungan RE & FSA [5] Finite State Diagram [6] 4/27/2011 IF-UTAMA 1

Pendahuluan [6] FINITE STATE AUTOMATA. Hubungan RE & FSA [5] Finite State Diagram [6] 4/27/2011 IF-UTAMA 1 FINITE STATE AUTOMATA Pertemuan 9 & 10 Dosen Pembina : Danang Junaedi 1 Pendahuluan [6] Bahasa formal dapat dipandang sebagai entitas abstrak, yaitu sekumpulan string yang berisi simbol-simbol alphabet

Lebih terperinci

FINITE STATE AUTOMATA

FINITE STATE AUTOMATA Otomata & Teori Bahasa FINITE STATE AUTOMATA www.themegallery.com Contents 2 3 4 Finite State Automata Implementasi FSA Deterministic Finite Automata (DFA) Non-deterministic Finite Automata (NFA) Finite

Lebih terperinci

Teori Komputasi 11/2/2016. Bab 5: Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga

Teori Komputasi 11/2/2016. Bab 5: Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga Teori Komputasi Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik 1-1 Informatika Bab 5: Agenda. Deterministic Finite Automata DFA (Otomata Hingga Deterministik) Equivalen 2 DFA Finite State Machine FSA

Lebih terperinci

Sumarni Adi TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2013

Sumarni Adi TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2013 Sumarni Adi TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2013 KONTRAK KULIAH 1. Presensi 15 menit diawal perkuliahan dan dilakukan sendiri (tidak Boleh Titip Presensi), setelahnya sistem akan ditutup 2.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. dengan perangkat yang digunakan. Beberapa kriteria standar ditentukan agar sistem

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. dengan perangkat yang digunakan. Beberapa kriteria standar ditentukan agar sistem BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM 4.1 Kebutuhan Sistem Kebutuhan untuk menjalankan sistem aplikasi yang telah dibuat sangat berkaitan dengan perangkat yang digunakan. Beberapa kriteria standar ditentukan

Lebih terperinci

Teori Bahasa dan Otomata 1

Teori Bahasa dan Otomata 1 Teori Bahasa dan Otomata 1 KATA PENGANTAR Teori Bahasa dam Otomata merupakan matakuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa jurusan Teknik Indonesia di lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Indonesia.

Lebih terperinci

Teori Bahasa & Otomata

Teori Bahasa & Otomata Teori Bahasa & Otomata Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia 1 Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Matematika Dasar Bab 3 Dasar-Dasar Teori Bahasa Bab 4 Representasi Bahasa Bab 5 Klasifikasi

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL IV TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami teknik translasi NFA ke DFA dan daat menerakannya. Materi : Pengertian ekivalensi Langkah-langkah engubahan EKIVALENSI NON-DETERMINISTIC FINITE

Lebih terperinci

Teori Bahasa dan Automata. Finite State Automata & Non Finite State Automata

Teori Bahasa dan Automata. Finite State Automata & Non Finite State Automata Teori Bahasa dan Automata Finite State Automata & Non Finite State Automata Finite State Automata Model matematika suatu sistem yang menerima input dan output diskrit Mesin automata dari bahasa Regular

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : Maret 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54401/ Teori dan Bahasa Otomata 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4.

Lebih terperinci

TEORI BAHASA & OTOMATA (KONSEP & NOTASI BAHASA) PERTEMUAN IX Y A N I S U G I Y A N I

TEORI BAHASA & OTOMATA (KONSEP & NOTASI BAHASA) PERTEMUAN IX Y A N I S U G I Y A N I TEORI BAHASA & OTOMATA (KONSEP & NOTASI BAHASA) PERTEMUAN IX Y A N I S U G I Y A N I Konsep dan Notasi bahasa Thn 56-59 Noam chomsky melakukan penggolongan tingkatan dalam bahasa, yaitu menjadi 4 class

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPILASI Konsep & Notasi Bahasa

TEKNIK KOMPILASI Konsep & Notasi Bahasa TEKNIK KOMPILASI Konsep & Notasi Bahasa Sekolah Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Palangkaraya 2012 Konsep dan Notasi bahasa Teknik Kompilasi merupakan kelanjutan dari konsepkonsep yang telah

Lebih terperinci

MODUL 17. BAHASA-BAHASA REKURSIF DAN RECURSIVELY ENUMERABLE

MODUL 17. BAHASA-BAHASA REKURSIF DAN RECURSIVELY ENUMERABLE MODUL 17. BAHASA-BAHASA REKURSIF DAN RECURSIVELY ENUMERABLE TM T r untuk suatu bahasa rekursif akan menjawab (recognize) atau setelah memproses string masukan. T r Dalam pembahasan sebelumnya kita mendapatkan

Lebih terperinci

PEMODELAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PENGERTIAN DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA DAN NON-DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA

PEMODELAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PENGERTIAN DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA DAN NON-DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA PEMODELAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PENGERTIAN DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA DAN NON-DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA Santa Meilisa; Ngarap Im Manik; Djunaidy Santoso Universitas Bina Nusantara, Jl. Mawar Bukit

Lebih terperinci

DFA. Teori Bahasa dan Automata. Viska Mutiawani - Informatika FMIPA Unsyiah

DFA. Teori Bahasa dan Automata. Viska Mutiawani - Informatika FMIPA Unsyiah DFA Teori Bahasa dan Automata 1 DFA DFA: Deterministic Finite Automata Atau Automata Hingga Deterministik (AHD) Merupakan salah satu entuk dari Finite Automata Finite Automata merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

BAB V CONTEXT FREE GRAMMAR DAN PUSH DOWN AUTOMATA

BAB V CONTEXT FREE GRAMMAR DAN PUSH DOWN AUTOMATA Bab V Context Free Grammar dan Push Down Automata 26 BAB V CONTEXT FREE GRAMMAR DAN PUSH DOWN AUTOMATA TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memahami CFG dan PDA 2. Memahami Context Free Grammar 3. Memahami Push Down Automata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Ilmu komputer memiliki dua komponen utama: pertama, model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, kedua, teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi, meliputi

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL II TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami Finite State Automata (FSA) dan dapat mengeksekusi suatu mesin otomata Materi : FSA dan Implemetasi FSA Deterministic Finite Automata (DFA)

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

PERTEMUAN 9 TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] PERTEMUAN 9 TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] Reduksi DFA Untuk suatu bahasa regular kemungkinan ada sejumlah DFA yang dapat menerimanya Perbedaannya umumnya adalah pada jumlah state yang dimiliki oleh otomata-otomata

Lebih terperinci

PENYEDERHANAAN Context Free Grammar

PENYEDERHANAAN Context Free Grammar PENYEDERHANAAN Context Free Grammar Bila pada tata bahasa regular terdapat pembatasan pada ruas kanan atau hasil produksinya, maka pada tata bahasa bebas konteks/ context free grammar, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

1, 2, 3

1, 2, 3 Penerapan Algoritma Depth First Search (DFS) Dinamis Untuk Menentukan Apakah Sebuah String Diterima Oleh Bahasa Reguler yang Didefinisikan Nondeterministic Finite Automata (NFA) Muhammad Ihsan, Ilden Abi

Lebih terperinci

Non-Deterministic Finite Automata

Non-Deterministic Finite Automata CSG3D3 Teori Komputasi Non-Deterministic Finite Automata Agung Toto Wibowo Ahmad Suryan Yanti Rusmawati Mahmud Dwi Sulistiyo Kurniawan Nur Ramadhani Said Al Faraby Dede Rohidin KK Intelligence, Computing,

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A11. 54401/ Teori dan Bahasa Otomata Revisi 2 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : Februari 2014 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

Teori Bahasa Formal dan Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata Teori Bahasa Formal dan Automata Pertemuan 11 Semester Genap T.A. 2017/2018 Rahman Indra Kesuma, S.Kom., M.Cs. T. Informatika - ITERA POKOK BAHASAN Konversi antar 2 Jenis PDA Ekivalensi PDA dan CFG HUBUNGAN

Lebih terperinci

Tata Bahasa Kelas Tata Bahasa. Konsep Bahasa (1)

Tata Bahasa Kelas Tata Bahasa. Konsep Bahasa (1) Tata Bahasa Kelas Tata Bahasa Risnawaty 2350376 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Page 1 Konsep Bahasa (1) String(kata) adalah suatu deretan berhingga dari simbol-simbol. Panjang string

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] Tata Bahasa Bebas Konteks Bila pada tata bahasa regular terdapat pembatasan pada ruas kanan atau hasil produksinya, maka pada tata bahasa bebas konteks/ context free grammar,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TEORI BAHASA DAN AUTOMATA (TBA) KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TEORI BAHASA DAN AUTOMATA (TBA) KODE / SKS : KK / 3 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TEORI BAHASA DAN AUTOMATA (TBA) KODE / SKS : KK-045325 / 3 SKS Mingu Pokok Bahasan 1. 1. Pendahuluan menjelaskan konsep dasar bahasa dan teori tentang string 1.1.

Lebih terperinci

Contents.

Contents. Contents FINITE TATE AUTOMATA (Otomata Hingga)... 2 Deterministic/Non Deterministic Finite Automate... 2 Ekwivalensi DFA dan NFA... 4 Contex Free Grammer(CFG)... 8 Penyederhanaan CFG... 9 Bentuk Normal

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Matematika Dasar untuk Teori Bahasa Otomata. Operasi pada Himpunan. Himpunan Tanpa Elemen. Notasi. Powerset & Cartesian Product

Teori Himpunan. Matematika Dasar untuk Teori Bahasa Otomata. Operasi pada Himpunan. Himpunan Tanpa Elemen. Notasi. Powerset & Cartesian Product Teori Himpunan Matematika Dasar untuk Teori Bahasa Otomata Teori Bahasa & Otomata Semester Ganjil 2009/2010 Himpunan adalah sekumpulan entitas tidak memiliki struktur sifatnya hanya keanggotaan Notasi

Lebih terperinci

MODUL 12: BENTUK-BENTUK SEDERHANA DAN BENTUK-BENTUK NORMAL

MODUL 12: BENTUK-BENTUK SEDERHANA DAN BENTUK-BENTUK NORMAL MODUL 12: BENTUK-BENTUK SEDERHANA DAN BENTUK-BENTUK NORMAL PENDAHULUAN Dalam bahasan berikut akan dilakukan cara-cara untuk memperbaiki grammar tanpa adanya perubahan penting dari bahasa yang dihasilkannya:

Lebih terperinci

EKSPRESI REGULAR PADA SUATU DETERMINISTIC FINITE STATE AUTOMATA

EKSPRESI REGULAR PADA SUATU DETERMINISTIC FINITE STATE AUTOMATA Jurnal Matematika Vol.6 No., November 26 [ 63-7 ] EKSPRESI REGULAR PADA SUATU DETERMINISTIC FINITE STATE AUTOMATA Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No, Bandung,46, Indonesia dsuhaedi@eudoramail.com

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORI AUTOMATA UNTUK MENYELESAIKAN APLIKASI-APLIKASI DI BIDANG ILMU KECERDASAN BUATAN

PENDEKATAN TEORI AUTOMATA UNTUK MENYELESAIKAN APLIKASI-APLIKASI DI BIDANG ILMU KECERDASAN BUATAN PENDEKATAN TEORI AUTOMATA UNTUK MENYELESAIKAN APLIKASI-APLIKASI DI BIDANG ILMU KECERDASAN BUATAN Febri Nova Lenti STMIK AKAKOM Yogyakarta Jl. Raya Janti 143 Yogyakarta 55198 febri@akakom.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata

Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata Ekuivalensi State (Ed. 1) 1/5 Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata Uji Ekuivalensi State Deterministic Finite Automata Thompson Susabda Ngoen Beberapa deterministic finite automaton (DFA) yang berbeda

Lebih terperinci

5.3 RECURSIVE DEFINITIONS AND STRUCTURAL INDUCTION

5.3 RECURSIVE DEFINITIONS AND STRUCTURAL INDUCTION 5.3 RECURSIVE DEFINITIONS AND STRUCTURAL INDUCTION Rekursif Ada kalanya kita mengalami kesulitan untuk mendefinisikan suatu obyek secara eksplisit. Mungkin lebih mudah untuk mendefinisikan obyek tersebut

Lebih terperinci

Ekspresi Reguler. Pertemuan Ke-8. Sri Handayaningsih, S.T., M.T. Teknik Informatika

Ekspresi Reguler. Pertemuan Ke-8. Sri Handayaningsih, S.T., M.T.   Teknik Informatika Ekspresi Reguler Pertemuan Ke-8 Sri Handayaningsih, S.T., M.T. Email : ning_s12@yahoo.com Teknik Informatika TIU dan TIK 1. memahami konsep ekspresi reguler dan ekivalensinya dengan bahasa reguler. 2.

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH TEORI BAHASA & AUTOMATA

TUGAS MAKALAH TEORI BAHASA & AUTOMATA TUGAS MAKALAH TEORI BAHASA & AUTOMATA Anggota Kelompok : 1. Aedy Suciawan (50407040) 2. Afrista Reolny W (50407042) 3. Arnoldus Billy Jansen (50407161) 4. Endah Nurhayati (50407318) 5. Danang Panji P (50407227)

Lebih terperinci

BAHASA REGULER 1. Ekspresi Regular

BAHASA REGULER 1. Ekspresi Regular BAHASA REGULER 1. Ekspresi Regular Bahasa regular adalah penyusun ekspresi regular (ER) Ekspresi regular terdiri dari kombinasi simbol-simbol atomik menggunakan 3 operator : concate, alternate, dan closure/repetisi.

Lebih terperinci

Finite State Machine dapat berupa suatu mesin yang tidak memiliki output. Finite State Machine yang tidak mengeluarkan output ini dikenal

Finite State Machine dapat berupa suatu mesin yang tidak memiliki output. Finite State Machine yang tidak mengeluarkan output ini dikenal FINITE STATE AUTOMATA (FSA) DAN FINITE STATE MACHINE (FSM) MATERI MINGGU KE-3 Finite State Automata (FSA) Finite State Machine dapat berupa suatu mesin yang tidak memiliki output. Finite State Machine

Lebih terperinci

Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat finite state automata yang dapat menerimanya. Bahasa-bahasa yang diterima oleh suatu finite state

Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat finite state automata yang dapat menerimanya. Bahasa-bahasa yang diterima oleh suatu finite state EKSPRESI REGULAR Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat finite state automata yang dapat menerimanya. Bahasa-bahasa yang diterima oleh suatu finite state automata bisa dinyatakan secara sederhana

Lebih terperinci

Teori Bahasa & Otomata

Teori Bahasa & Otomata Teori Bahasa & Otomata Heri Sutarno - 131410892 Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2008 08/06/2010 TBO/heri/ilkom 1 Buku Bacaan - Aho, Alfred V., Ravi Sethi and Jeffrey D Ulman,

Lebih terperinci

Dasar Teori Bahasa & Grammar

Dasar Teori Bahasa & Grammar Dasar Teori Bahasa & Grammar Dasar Teori Bahasa Grammar & Bahasa Klasifikasi Noam Chomsky Teori Bahasa Teori bahasa membicarakan bahasa formal (formal language), terutama untuk kepentingan perancangan

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL I TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami pengertian dan kedudukan Teori Bahasa dan Otomata (TBO) pada ilmu komputer Definisi dan Pengertian Teori Bahasa dan Otomata Teori bahasa dan

Lebih terperinci

Penerapan Finite State Automata Pada Proses Peminjaman Buku di Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah

Penerapan Finite State Automata Pada Proses Peminjaman Buku di Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah Penerapan Finite State Automata Pada Proses Peminjaman Buku di Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah Peneliti : Raymond Elias Mauboy (672013158) Prof. Ir. Danny Manongga, MS.c.,

Lebih terperinci

Grammar dan Tingkat Bahasa

Grammar dan Tingkat Bahasa CSG3D3 Teori Komputasi Grammar dan Tingkat Bahasa Agung Toto Wibowo Ahmad Suryan Yanti Rusmawati Mahmud Dwi Sulistiyo Kurniawan Nur Ramadhani Said Al Faraby Dede Rohidin KK Intelligence, Computing, and

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Ilmu komputer memiliki dua komponen utama yaitu model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, serta teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi. Teori bahasa dan automata merupakan

Lebih terperinci

DAN FIRRAR UTDIRARTATMO

DAN FIRRAR UTDIRARTATMO DAN FIRRAR UTDIRARTATMO Pendahuluan Teori Bahasa dan Otomata DAN FIRRAR UTDIRARTATMO Pendahuluan TEORI BAHASA DAN OTOMATA Oleh: Firrar Utdirartatmo Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2001 Edisi Kedua Cetakan

Lebih terperinci

Bahasa adalah kumpulan kalimat. Kalimat adalah rangkaian kata. Kata adalah komponen terkecil kalimat yang tidak bisa dipisahkan lagi.

Bahasa adalah kumpulan kalimat. Kalimat adalah rangkaian kata. Kata adalah komponen terkecil kalimat yang tidak bisa dipisahkan lagi. Konsep dan Notasi Bahasa Teori Bahasa Bahasa adalah kumpulan kalimat. Kalimat adalah rangkaian kata. Kata adalah komponen terkecil kalimat yang tidak bisa dipisahkan lagi. Contoh : Si Kucing kecil menendang

Lebih terperinci

DIKTAT TEORI BAHASA DAN OTOMATA

DIKTAT TEORI BAHASA DAN OTOMATA DIKTAT TEORI BAHASA DAN OTOMATA DISUSUN OLEH Ir. Sudiadi, M.M.A.E. Ir. Rizani Teguh, M.T. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Global Informatika MDP 207 Hal KATA PENGANTAR Pertama-tama kami

Lebih terperinci

Tujuan perancangan bhs program

Tujuan perancangan bhs program Tujuan perancangan bhs program Komunikasi dengan manusia Pencegahan dan deteksi kesalahan Usability Efektifitas pemrograman Compilability (mengurangi kompleksitas,mis:penggunaan bracket) Efisiensi dengan

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] Ekspresi Regular (1) Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat finite state automata yang dapat menerimanya. Bahasa-bahasa yang diterima oleh suatu finite state automata

Lebih terperinci

Mesin Turing dan Palindrome

Mesin Turing dan Palindrome Mesin Turing dan Palindrome Fajar Sidik H and 23513186 Program MagisterInformatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia fajar.sidik@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

TEORI BAHASA & AUTOMATA

TEORI BAHASA & AUTOMATA TEORI BAHASA & AUTOMATA Dosen: Dadang mulyana Alamat email untuk tugas: dadangstmik@gmail.com 1 Cara pengiriman tugas: Dalam subjek email tuliskan: Instansi_kelas_nama_matakuliah_jenistugas Contoh: Ahmad

Lebih terperinci

Teknik Kompiler 7. oleh: antonius rachmat c, s.kom

Teknik Kompiler 7. oleh: antonius rachmat c, s.kom Teknik Kompiler 7 oleh: antonius rachmat c, s.kom Transformasi TBBK Dimaksudkan untuk memperoleh TBBK yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang lebih efisien. Transformasi boleh dilakukan asalkan tidak

Lebih terperinci

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I 2008/2009

Selamat Datang. MA 2151 Matematika Diskrit. Semester I 2008/2009 Selamat Datang di MA 2151 Matematika Diskrit Semester I 2008/2009 Hilda Assiyatun & Djoko Suprijanto 1 Referensi Pustaka Kenneth H. Rosen, Discrete Mathematics and its Applications, 5 th edition. On the

Lebih terperinci

5.3 RECURSIVE DEFINITIONS AND STRUCTURAL INDUCTION

5.3 RECURSIVE DEFINITIONS AND STRUCTURAL INDUCTION 5.3 RECURSIVE DEFINITIONS AND STRUCTURAL INDUCTION Rekursif Ada kalanya kita mengalami kesulitan untuk mendefinisikan suatu obyek secara eksplisit. Mungkin lebih mudah untuk mendefinisikan obyek tersebut

Lebih terperinci

Overview. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan

Overview. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan Overview Pertemuan : I Dosen Pembina : Danang Junaedi Deskripsi Tujuan Instruksional Kaitan Materi Penilaian Grade Referensi Jurusan Teknik Informatika Universitas Widyatama Deskripsi Mata kuliah ini mempelajari

Lebih terperinci

8 April 2015 Teori Bahasa dan Otomata

8 April 2015 Teori Bahasa dan Otomata EKSPRESI REGULAR MATERI MINGGU KE-4 EKSPRESI REGULAR Bahasa disebut reguler jika terdapat FSA yang dapat menerimanya. Bahasa reguler dinyatakan secara sederhana dengan ekspresi reguler/regular expression

Lebih terperinci

Amir Hamzah AKPRIND PRESS 2009

Amir Hamzah AKPRIND PRESS 2009 1 TEORI BAHASA DAN OTOMATA Amir Hamzah AKPRIND PRESS 2009 1 TEORI BAHASA DAN OTOMATA Amir Hamzah JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA AKPRIND

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] Otomata (Automata) Otomata adalah mesin abstrak yang dapat mengenali (recognize), menerima (accept), atau membangkitkan (generate) sebuah kalimat dalam bahasa tertentu. Beberapa

Lebih terperinci

Minimum DFA. CSG3D3 Teori Komputasi

Minimum DFA. CSG3D3 Teori Komputasi CSG3D3 Teori Komputasi Minimum DFA Agung Toto Wibowo Ahmad Suryan Yanti Rusmawati Mahmud Dwi Sulistiyo Kurniawan Nur Ramadhani Said Al Faraby Dede Rohidin KK Intelligence, Computing, and Multimedia Bahasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Pada bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori untuk menunjang penulisan skripsi ini. Uraian ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dipaparkan secara terperinci

Lebih terperinci

IF-UTAMA 1. Definisi. Grammar. Definisi

IF-UTAMA 1. Definisi. Grammar. Definisi Definisi Grammar Bahasa adalah himpunan kata-kata atau kalimat yang telah disepakati, contoh : {makan, tidur, bermain, belajar} Bahasa Indonesia {shit, sheet, damn, kiss, smell} Bahasa Inggris {konichiwa,

Lebih terperinci

Pada tahun 1961, Pumping Lemma yang merupakan metode untuk membuktikan regularitas dan iregularitas suatu bahasa ditemukan oleh Yehoshua Bar-Hillel, M

Pada tahun 1961, Pumping Lemma yang merupakan metode untuk membuktikan regularitas dan iregularitas suatu bahasa ditemukan oleh Yehoshua Bar-Hillel, M AUTOMATA dan BAHASA FORMAL Pumping Lemma Aris Eka Subiyanto Zira_ilkom@yahoo.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

Teknik Kompiler 5. oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs

Teknik Kompiler 5. oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs Teknik Kompiler 5 oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs TATA BAHASA Tata bahasa / Grammar dalam OTOMATA adalah kumpulan dari himpunan variabel (non-terminal), simbol-simbol awal dan terminal yang dibatasi

Lebih terperinci

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun MA3051 Pengantar Teori Graf Semester 1 2013/2014 Pengajar: Hilda Assiyatun Bab 1: Graf dan subgraf Graf G : tripel terurut VG, E G, ψ G ) V G himpunan titik (vertex) E G himpunan sisi (edge) ψ G fungsi

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA

TEORI BAHASA DAN OTOMATA TEORI BAHASA DAN OTOMATA MATERI KULIAH : Topik Substansi 1 Kontrakpembelajaran, Pendahuluan a. Ketentuan dalam Kuliah b. Pengertian Bahasa c. Pengertian Otomata 2 Pengertian Dasar dan Operasi pada string

Lebih terperinci

FIRDAUS SOLIHIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO

FIRDAUS SOLIHIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO BAHASA FORMAL AUTOMATA FIRDAUS SOLIHIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MATERI PENGANTAR AUTOMATA REGULAR EXSPRESSION (RE) FINITE AUTOMATA (FA) TRANSITION GRAPH (TG) THEOREMA KLEENE CONTEXT FREE GRAMMAR

Lebih terperinci

Matematika Diskrit 1

Matematika Diskrit 1 dan Lattice Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Himpunan terurut Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan S dan memenuhi ketiga sifat berikut ini: Refleksif (untuk sebarang a S, berlaku (a, a) R);

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Pertemuan / Minggu Nama Mata Kuliah : Teori Bahasa dan Automata Kode Mata Kuliah : TI 04 Bobot Kredit : 3 SKS Semester Penempatan : III Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Semester Penempatan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Semester Penempatan SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot Kredit Semester Penempatan Penanggung Jawab Mata Kuliah : Teori Bahasa Automata : TI 2A & TI 2B : 3 SKS : III : Fathiah, ST. M. Eng.

Lebih terperinci

BAHASA BEBAS KONTEKS UNTUK KOMPLEMEN DARI STRING BERULANG CONTEXT FREE LANGUAGE FOR COMPLEMENT OF REPEATED STRING

BAHASA BEBAS KONTEKS UNTUK KOMPLEMEN DARI STRING BERULANG CONTEXT FREE LANGUAGE FOR COMPLEMENT OF REPEATED STRING BAHASA BEBAS KONTEKS UNTUK KOMPLEMEN DARI STRING BERULANG Suharni S., Armin Lawi dan Loeky Haryanto Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin (UNHAS) Jl. Perintis

Lebih terperinci

BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT

BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT. Pendahuluan Well-Ordering Principle Jika S himpunan bagian dari himpunan bilangan bulat positif yang tidak kosong, maka S memiliki sebuah unsur terkecil. Unsur

Lebih terperinci