PEMODELAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PENGERTIAN DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA DAN NON-DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PENGERTIAN DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA DAN NON-DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA"

Transkripsi

1 PEMODELAN PERANGKAT LUNAK UNTUK PENGERTIAN DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA DAN NON-DETERMINISTIC FINITE AUTOMATA Santa Meilisa; Ngarap Im Manik; Djunaidy Santoso Universitas Bina Nusantara, Jl. Mawar Bukit Nusa Indah No. 106, Ciputat 15414, , ABSTRACT In the hierarchy of Chomsky language classes, language classes are the simplest class of regular languages. Regular languages can be precisely described using finite automata (FA). There are two types of finite automata, the deterministic finite automata (DFA) and the non-deterministic finite automata (NFA).In this study will be described about application program testing of deterministic finite automata transition diagram (DFA) and non-deterministic finite automata (NFA). This application is able to describe the transition diagram of DFA and NFA and can determine the string that input from the user is accepted or rejected with the main purpose is simplify the learning of language automata theory. Development of the system is started from the making of automata structure to the implementation of the algorithm in the manufacture and handling of automata transformations. The testing is done by looking at the system in dealing with the formation and transformation of finite automata. Obtained from testing the system is able to perform formation between automata and finite automata transformation. The results of performance testing found that the system is able to handle the formation and transformation of finite automata. The design of the application program will be conducted using the Java programming language is tested on eclipse IDE. Keywords : Finite State Automata, DFA, NFA, Java, eclipse. ABSTRAK Dalam hierarki kelas-kelas bahasa Chomsky, kelas bahasa yang paling sederhana adalah kelas bahasa reguler. Bahasa reguler dapat dengan tepat dideskripsikan dengan menggunakan finite automata (FA). Terdapat dua jenis finite automata, yaitu deterministik finite automata (DFA) dan non-deterministik finite automata (NFA). Dalam penelitian ini akan dideskripsikan program aplikasi pengujian diagram transisi deterministik finite automata (DFA) dan non-deterministik finite automata (NFA). Aplikasi ini mampu menggambarkan transisi diagram DFA dan NFA serta dapat menentukan string yang diinput dari pengguna dapat diterima atau ditolak, dengan tujuan utama memudahkan dalam membantu pembelajaran teori bahasa automata. Pengembangan sistem dilakukan mulai dari pembuatan struktur automata hingga implementasi algoritma dalam pembuatan dan penanganan transformasi automata. Pengujian dilakukan dengan melihat sistem dalam menangani pembentukan dan transformasi finite automata. Dari pengujian didapatkan bahwa sistem mampu melakukan pembentukan automata dan melakukan transformasi diantara finite automata. Hasil dari pengujian performa didapatkan bahwa sistem mampu menangani pembentukan dan transformasi finite automata. Perancangan program aplikasi akan dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java yang diuji cobakan pada IDE eclipse. Kata kunci : Finite State Automata, DFA, NFA, Java, eclipse.

2 PENDAHULUAN Dalam hierarki kelas-kelas bahasa menurut Chomsky, kelas bahasa yang paling sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan tepat dideskripsikan dengan menggunakan finite automata (FA); dengan kata lain bahasa yang dapat diterima oleh suatu finite automata adalah bahasa reguler. Finite automata merupakan mesin abstrak yang berupa sistem model matematika dengan masukkan dan keluaran diskrit yang dapat mengenali bahasa paling sederhana (bahasa reguler) dan dapat diimplementasikan secara nyata dimana sistem dapat berada di salah satu dari sejumlah berhingga konfigurasi internal disebut state. Banyak model perangkat keras dan perangkat lunak yang menggunakan finite automata sebagai penerapannya. Beberapa contoh penerapan finite automata dalam perangat keras dan perangkat lunak adalah dalam perancangan dan pemantauan perilaku rangkaian digital, pemindaian dokumen teks dalam halaman web guna menemukan kesamaan kata, frase dan bentuk lain (Hopcroft et al., 2007). Terdapat dua jenis finite automata, yaitu deterministik finite automata (DFA) dan non-deterministik finite automata (NFA). Perbedaan di antara kedua jenis finite automata tersebut terletak pada kontrol terhadap finite automata tersebut (Hopcroft et al., 2007). Deterministik finite automata (DFA) bersifat deterministik, yang berarti bahwa automata tersebut tidak dapat berada di lebih dari satu state pada saat yang bersamaan, sedangkan non-deterministik finite automata (NFA) bersifat non-deterministik, yang berarti bahwa automata tersebut dapat berada di beberapa state pada saat yang bersamaan atau dengan kata lain NFA dapat menebak di state mana dia berikutnya akan berada (Hopcroft et al., 2007). Selain itu juga, untuk membantu mahasiswa dan dosen dalam hal pengujian DFA dan NFA maka dibuatlah sebuah compiler yang dapat menunjukkan perubahan suatu finite automata dari suatu bentuk representasi ke bentuk representasi yang lain. Dalam menentukan topik, skripsi ini diambil referensi dari perancangan program sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ignatius Giri Wardhana dengan judul Finite State Automata Simulator (FAST) : Tool Untuk Simulasi dan Transformasi Finite State Automata di Universitas Gajah Mada yang memiliki rumusan masalah yaitu mengembangkan suatu aplikasi yang dapat digunakan untuk merancang automata yang dapat menerima dan mengeluarkan output berupa file, menguji dan melakukan simulasi penerimaan atau penolakan string pada automata, melakukan transformasi di antara representasi finite automata, dan meminimalisasi automata secara menyatu dalam suatu aplikasi. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan sama seperti penulis buat dan hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa sistem FAST dapat menerima masukan berupa file DFA, NFA dan -NFA, sistem ini juga telah berhasil melakukan proses pencocokan string pada ketiga finite automata tersebut serta melakukan transformasi dari NFA menjadi DFA yang ekuivalen dengan NFA awal dan melakukan minimisasi DFA pada DFA yang diketahui belum minimum menjadi DFA dengan state minimum yang ekuivalen dengan DFA awal dan sistem dapat menangani pembentukan file DFA, NFA random dan menangani subset construction dan minimisasi DFA hingga sejumlah seribu state. Penelitian berikutnya yang bertopik sama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Milan Kynzl yang berjudul Simulation of Nondeterministic Finite Automata using Fail Function di Czech Technical University, Prague. Penelitian ini memiliki masalah yaitu saat meneliti masalah mengenai pattern matching dapat dipecahkan dengan menggunakan teori finite automata. Akan tetapi, jika kita membuat NFA untuk memecahkan masalah, kita tidak bisa menggunakannya secara langsung karena NFA bersifat nondeterminism, yaitu ketika membaca input string, di beberapa state NFA ada lebih dari satu kemungkinan pada langkah selanjutnya. Dalam kasus tersebut, NFA memprediksi langkah yang benar dan menggunakannya. Tapi dalam prakteknya tidak mungkin untuk memilih cara yang benar hanya untuk mengetahui state yang sebenarnya dan simbol input. Metode yang dingunakan untuk memecahkan masalah yaitu dengan membandingkan dua metode yaitu metode depth first search dan metode basic simulation. Hasil yang tercapai yaitu metode depth first search lebih unggul dalam hal kompleksitas waktu dibandingkan dengan metode basic simulation, metode depth first search tidak sensitif pada panjang pola untuk teks input yang dipilih sedangkan metode basic simulation menciptakan visible steps sebagai jumlah vektor bit yang diperlukan untuk mewakili state yang aktif. Perbedaan dari kedua penelitian di atas yaitu bahwa dalam penelitian sebelumnya program aplikasi hanya mencakup mampu dalam melakukan pembentukan finite automata secara terbatas, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Ignatius Giri Wardhana yang hanya mencakup pembentukan finite automata random sesuai dengan keinginan pengguna dan melakukan transformasi NFA menjadi DFA dan minimisasi DFA

3 yang dilakukan pada inputan pengguna berdasarkan file yang sudah ditentukan yang kemudian mengeluarkan hasil/output yang juga berdasarkan file yang sudah ditentukan, tapi pada skripsi ini program dibuat dengan user interface sehingga pengguna mampu berinteraksi dengan sistem lebih mudah. Sedangkan untuk penelitian yang dilakukan oleh Milan Kynzl menjelaskan bagaimana NFA dapat menentukan pola yang cocok yang diujikan dengan membandingkan dua metode yang berbeda. Adapun rumusan masalah yang harus dihadapi untuk diselesaikan yaitu apakah sistem mampu melakukan simulasi pada setiap pengujiannya dan diharapkan dapat sesuai dengan tujuan dan manfaat yang telah dibuat. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang model finite state automata, membuat perangkat lunak yang dapat menerima suatu input dan mengeluarkan output automata, membuat perangkat lunak yang dapat melakukan pemeriksaan apakah sebuah string masukan diterima oleh suatu representasi atau tidak, membuat perangkat lunak yang dapat melakukan transformasi representasi automata, dan supaya mahasiswa dapat lebih mengerti isi dari Teori Bahasa dan Automata, khususnya deterministik finite automata (DFA) dan nondeterministik finite automata (NFA) dan dapat mengembangkannya sehingga nilai mahasiswa menjadi lebih baik. Sedangkan manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu : bagi peneliti : Dapat menghasilkan perangkat lunak yang dapat membantu pembelajaran mata kuliah teori bahasa dan otomata, dan dapat meningkatkan perkembangan studi finite state automata di Indonesia, dapat mengembangkan diri dalam hal isi dari Teori Bahasa dan Automata, khususnya deterministik finite automata (DFA) dan non-deterministik finite automata (NFA), bagi mahasiswa : Lebih mengerti dalam mengerjakan tugas-tugas, UTS, maupun UAS khususnya mengenai deterministik finite automata (DFA) dan non- deterministik finite automata (NFA), dan bagi dosen : Dapat mengembangkan soal-soal ujian dan tugas-tugas untuk mahasiswa. Finite Automata Definisi 1 Sebuah finite automata terdiri dari lima komponen (Q, Σ, δ, q 0, F ), dimana : 1. Q adalah himpunan set berhingga yang disebut dengan himpunan states. 2. Σ adalah himpunan berhingga alfabet dari simbol masukan. 3. δ : Q Σ adalah fungsi transisi, merupakan fungsi yang mengambil states dan alfabet input sebagai argumen dan menghasilkan sebuah state. Fungsi transisi sering dilambangkan dengan δ. 4. q 0 ϵ Q adalah states awal. 5. F Q adalah himpunan states akhir. Definisi 2 Hopcroft et al. (2007) Suatu finite automata M = (Q,Σ,δ,q 0,F) akan menerima sebuah string w jika kumpulan states r 0 r 1 r n dalam Q memenuhi tiga kondisi : 1. r 0 = q δ(r i, w i+1 ) = r i+1 untuk i = 0,, n r n ϵ F. dengan w = w 1 w 2...w n adalah string di mana masing-masing w i adalah anggota alphabet Σ. Pada definisi 2 kondisi yang pertama dinyatakan bahwa suatu finite automata dimulai dari start state. Pada kondisi yang kedua dinyatakan bahwa finite automata akan berpindah dari satu state ke state yang lain berdasarkan fungsi transisi, dan kondisi yang ketiga menyatakan bahwa finite automata akan menerima string masukan apabila masukan tersebut berakhir pada final state. Dapat dinyatakan bahwa M mengenali bahasa A jika A = {w M menerima w}. Menyatakan suatu finite automata dengan menggunakan notasi 5-tuple akan sangat merepotkan. Cara yang lebih dianjurkan dalam menuliskan finite automata, yaitu dengan menggunakan : 1. Diagram transisi (transition diagram), yaitu berupa suatu graf. 2. Tabel transisi (transition table), yaitu daftar berbentuk tabel untuk fungsi δ, yang merupakan hubungan antara himpunan states dengan alfabet input. Penyajian FA Menggunakan Diagram Transisi Definisi 3 Diagram transisi untuk finite automata M = (Q, Σ, δ, q 0, F ) adalah suatu graf yang didefinisikan sebagai berikut :

4 1. Terdapat simpul untuk setiap state Q. 2. Untuk setiap state q ϵ Q dan setiap simbol input a Σ, berlaku δ(q, a) = p. Diagram transisi memiliki busur berlabel a dari state q ke state p. 3. Terdapat anak panah berlabel start yang mengarah ke state awal q 0 dan anak panah ini tidak berasal dari state manapun. 4. State yang merupakan state akhir (F) akan ditandai dengan lingkaran ganda, sedang state yang lain menggunakan lingkaran tunggal. Contoh 1 Gambar 1 memperlihatkan diagram transisi dari sebuah finite automata. Gambar 1 Diagram Transisi dari Suatu Finite Sutomata Penyajian FA Menggunakan Tabel Transisi Tabel transisi merupakan representasi tabular dari fungsi δ yang mengambil dua argumen dan menghasilkan suatu nilai. Baris pada tabel berkorespondensi dengan state dan kolom pada tabel berkorespondensi dengan input. Contoh 2 Pada tabel 1 memperlihatkan tabel transisi dari finite automata yang diperlihatkan pada Gambar 1 Tabel 1 Tabel Transisi FA pada Contoh 1 δ 0 1 q 1 q 1 q 2 q 2 q 3 q 2 q 3 q 1 q 2 Tabel transisi pada contoh 2 memiliki arti : 1. Simbol pada kolom sebelah kiri adalah state. 2. Simbol pada baris paling atas adalah simbol masukan. 3. Simbol yang berada " dalam" tabel merupakan fungsi transisi. 4. Simbol panah ( ) pada kolom sebelah kiri menunjukkan start simbol. 5. Simbol (*) pada kolom sebelah kiri menunjukkan state final. Deterministik Finite Automata (DFA) Contoh 3 Diketahui suatu DFA M = (Q, Σ, δ, q 0, F ) dimana Q = {q 0, q 1, q 2 }, Σ = {0,1}, F = {q 1 } dan δ adalah fungsi yang didefinisikan sesuai dengan Tabel transisi 2 :

5 Tabel 2 Tabel Transisi DFA yang Menerima Akhiran 01 δ 0 1 q 0 q 2 q 0 q 1 q 1 q 1 q 2 q 2 q 1 Dari Tabel transisi 2 dapat dibuat suatu diagram transisi sesuai dengan Gambar 2 : Gambar 2 Diagram Transisi DFA yang Menerima Akhiran 01 Contoh 4 Diberikan suatu DFA M seperti pada contoh M menerima string 000 dan 010. Solusi: jalur komputasi dari string 000 adalah : sehingga δ(q 0, 000) ϵ F dan M menerima string 000. Dengan cara yang sama dapat diketahui bahwa δ(q 0, 010) = q 3 ϵ F dan M menolak 010. Non-deterministik Finite Automata (NFA) Definisi 4 Suatu non-deterministik finite automata (NFA) tersusun atas quintuple M = (K, Σ, δ, s, F ) dimana : 1. K adalah himpunan state, 2. Σ adalah alfabet, 3. s ϵ K adalah state awal, dan 4. δ adalah relasi transisi, di mana K (Σ ϵ {e}) K Contoh 5 Diberikan suatu NFA M = ({q 0, q 1, q 2, q 3 }, {0, 1}, δ, q 0, {q 3 }) dengan tabel transisi δ 0 1 q 0 q 1 q 1 q 1 {q 1, q 2 } q 2 q 3 q 3 q 3 q 3 Jika x = 0111, maka dapat dilihat apakah x diterima oleh NFA M atau tidak dengan melakukan proses: δ 1 ({q 0 }, 0) = δ(q 0, 0) = {q 1 } δ 1 ({q 0 }, 01) = δ 1 (δ 1 ({q 0 }, 0), 1) = δ 1 ({q 1 }, 1) = δ(q 1, 1) = {q 1, q 2 } δ 1 ({q 0 }, 011) = δ 1 (δ 1 ({q 0 }, 01), 1) = δ 1 ({q 1, q 2 }, 1) = δ(q 1, 1) δ(q 2, 1) = {q 1, q 2 } {q 3 } = {q 1, q 2, q 3 }

6 δ 1 ({q 0 }, 0111) = δ 1 (δ 1 ({q 0 }, 011), 1) = δ 1 ({q 1, q 2, q 3 }, 1) = δ(q 1, 1) δ(q 2, 1) δ(q 3,1) = {q 1,q 2 } {q 3 } {q 3 } = {q 1,q 2,q 3 } δ 1 ({q 0 }, 0111) = {q 1, q 2, q 3 } dan memuat q 3 yang merupakan anggota himpunan dari final state. Oleh karena terdapat satu buah jalur komputasi dari initial state yang berakhir pada salah satu anggota himpunan final state F, maka dapat dikatakan bahwa x = 0111 diterima oleh NFA. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika M adalah suatu NFA maka bahasa yang diterima oleh NFA dapat didefinisikan sebagai L(M ) = {x δ 1 ({q 0 } x) = P} dimana P memuat minimal satu buah anggota F (Kakde, 2002). Transformasi NFA - DFA (Subset Construction) Walaupun lebih mudah untuk dibangun, suatu NFA hanyalah mesin ideal yang tidak dapat dengan efisien diimplementasikan dalam kehidupan nyata karena mesin yang sesungguhnya hanya dapat mengikuti satu jalur komputasi pada saat yang bersamaan (Du dan Ko, 2001). Untuk itu diperlukan suatu prosedur yang dapat melakukan transformasi dari suatu NFA menjadi DFA yang ekuivalen dengan bahasa yang diterima NFA tersebut. Transformasi suatu NFA menjadi DFA dilakukan dengan melakukan simulasi semua jalur transisi yang mungkin pada NFA. Suatu NFA memiliki n buah state maka DFA yang ekuivalen dengan NFA tersebut akan memiliki 2 n state dengan state awal pada DFA tersebut merupakan subset {q 0 } dengan demikian, transformasi dari NFA menjadi DFA meliputi pencarian semua subset yang mungkin dari himpunan state dari NFA. (Kakde, 2002). Ide dasar dari subset construction adalah bahwa masing-masing state pada DFA yang terbentuk berkorespondensi dengan himpunan state pada NFA. Terdapat kemungkinan bahwa jumlah state pada DFA yang terbentuk dari hasil subset construction adalah berjumlah eksponensial dari jumlah state dari NFA. Contoh 6 Diketahui suatu NFA M = (Q,{0,1},δ,q 0,F) dan diberikan Q = {q 0, q 1, q 2, q 3, q 4, q 5 }, F = {q 3, q 4 } dan tabel transisi δ 0 1 ǫ q 0 {q 0 } {q 0, q 2 } {q 1 } q 1 {q 5 } {q 2 } q 2 {q 3 } q3 {q4} q 4 {q 3 } q5 {q 4 } Lihat Gambar 3 untuk mengetahui digram transisi NFA. akan dibentuk DFA M yang ekuivalen dengan NFA M. Gambar 3 NFA Masukan Subset Construction

7 solusi: dapat dibentuk DFA M dengan cara : 1. Buat Q ϵ = ϵ closure({q 0 }) sebagai initial state dan F = menjadi himpunan final state. Buat Q = {Q ϵ }. Jika Q ϵ F = kemudian tambahkan Q ϵ dalam F. 2. Ulangi langkah tersebut sampai ϵ (Q x, a) didefinisikan untuk semua Q x ϵ Q dan semua a ϵ {0, 1} : a) Pilih Q x ϵ Q dan a ϵ {0, 1} sedemikian hingga δ (Q x, a) belum didefinisikan. b) Buat Q xa = δ(q x, a) c) Jika Q xa ϵ Q tambahkan Q xa ke Q dan tambahkan juga pada F jika Q xa F = Semua proses tersebut dapat dilihat pada tabel transisi δ 0 1 Q = {q 0, q 1 } {q 0, q 1, q 5 } {q 0, q 1, q 2 } Q 0 = {q 0, q 1, q 5 } {q 0, q 1, q 5 } = Q 0 {q 0, q 1, q 2, q 4 } Q 1 = {q 0, q 1, q 2 } {q 0, q 1, q 3, q 4, q 5 } {q 0, q 1, q 2 } = Q 1 Q 01 = {q 0, q 1, q 2, q 4 } {q 0, q 1, q 3, q 4, q 5 } {q 0, q 1, q 2 } = Q 1 Q 10 = {q 0, q 1, q 3, q 4, q 5 } {q 0, q 1, q 3, q 4, q 5 } = Q 10 {q 0, q 1, q2, q 4 } = Q 01 Perlu dicatat bahwa pada langkah 2 tidak perlu mempertimbangkan states Q 00, Q 000, Q 001 dan yang lainnya karena Q 00 = Q 0, Q 000 = Q 00 = Q 0 dan Q 001 = Q 01, dengan cara yang hampir sama dapat diperoleh Q 11 = Q 1 tidak perlu memperhitungkan Q 11W untuk sebarang W ϵ {0, 1} *. Transisi diagram dari DFA M ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4 DFA Hasil Subset Construction yang Ekuivalen METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan meliputi : Studi Pustaka Penulis mencari sumber buku, artikel, dan literatur internet yang berhubungan dengan topik penelitian skripsi. Penulis kemudian mempelajari dan memahami materi tersebut sebagai penunjang dalam kaitannya dengan materi yang di pilih serta penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Metode Perancangan Dalam proses perancangan program aplikasi ini, digunakan metode Waterfall yaitu dimulai dari tahap analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan.

8 HASIL DAN BAHASAN Program utama dari aplikasi pengujian ini terdiri dari 1 buah form dengan 5 modul, yaitu modul Menggambarkan Diagram Transisi DFA, modul Pengujian Inputan String DFA, modul Menggambarkan Diagram Transisi NFA, modul Pengujian Inputan String NFA, dan modul Transformasi NFA ke DFA. TAMPILAN HASIL Gambar 1 Rancangan Tampilan Untuk menggambarkan Diagram Transisi DFA Modul ini akan muncul ketika program pertama kali dijalankan. Pada modul ini pengguna harus memilih automaton apakah pengguna ingin menggambarkan diagram transisi DFA atau NFA. Setelah memilih automaton, yang dalam hal ini pengguna memilih automaton DFA dan pengguna langsung dapat menggambar diagram transisinya. Untuk Toolbar merupakan toolbar yang pertama kali digunakan oleh pengguna berfungsi untuk men-select selama pengguna menggambar diagram transisi DFA atau memilih menu instruksi yang dibutuhkan pengguna dalam menggambar diagram transisi atau melakukan pengujian string ataupun melakukan transformasi dari NFA ke DFA, sedangkan untuk toolbar digunakan untuk membuat state, toolbar ini pada saat pertama kali dibuat, sistem akan menanyakan apakah nama dari state yang ingin dibuat tersebut dan sekaligus dapat menentukan mana yang start state atau final state dengan mngklik kanan pada mouse serta dapat menghapus state tersebut apabila sudah tidak digunakan lagi, dan untuk toolbar digunakan untuk memberikan link antar state dan memberi nilai pada link tersebut. Link tersebut nantinya akan berguna sebagai pengujian string apakah string tersebut diterima atau tidak. String yang dimasukkan harus sesuai dengan nilai yang dibuat pada penggmabaran diagram transisi DFA atau NFA. Cara mengubahnya hanya dengan mengganti textedit pada Alphabet dengan nilai yang pengguna buat.

9 Gambar 2 Rancangan Tampilan Untuk Pengujian Inputan String Pada DFA Pada gambar 2 di atas, setelah pengguna menggambar diagram transisi DFA, pengguna dapat melakukan pengujian inputan string dengan memasukkan inputan ke textbox string. Kemudian tekan tombol Run. Saat tombol Run ditekan, sistem akan memeriksa apakah string yang dimasukkan tersebut menuju ke final state. Jika menuju ke final state, maka string tersebut ACCEPTED, jika tidak menuju ke final state maka REJECTED. Di sini juga pengguna dapat melihat hasil running secara langkah per langkah, yaitu dengan memilih menu Run -> Debug -> Debug One Step. Atau pengguna juga dapat melihat hasil running sekaligus melihat hasilnya, yaitu dengan memilih menu Run -> Debug -> Debug Proceed. Langkah-langkah yang dimaksud pada saat pengguna menjalankan instruksi Debug One Step atau Debug Proceed, sistem akan memberi garis merah pada link atau penghubung antar state bila string tidak menuju ke final state, sedangkan sistem akan memberi garis hijau bila string menuju ke final state. Saat sistem selesai melakukan instruksi tersebut, sistem akan mengeluarkan peringatan apakah string yang telah dimasukkan oleh pengguna tersebut dapat diterima atau ditolak.

10 Gambar 3 Rancangan Tampilan Untuk menggambarkan Diagram Transisi NFA Pada gambar 3 di atas menunjukkan apabila pengguna memilih automaton NFA dan kemudian pengguna menggambarkan diagram transisi NFA sesuai dengan keinginan pengguna serta memiliki fungsi yang sama seperti yang telah dijelaskan pada gambar 1 di atas Gambar 4 Rancangan Tampilan Untuk Pengujian Inputan String Pada NFA Pada gambar 4 di atas, setelah pengguna menggambar diagram transisi NFA, kemudian pengguna dapat melakukan pengujian inputan string pada diagram transisi NFA yang dimasukkan sesuai dengan keinginan pengguna serta memiliki fungsi yang sama seperti yang telah dijelaskan pada gambar 2.

11 Gambar 5 Rancangan Tampilan Hasil Transformasi NFA ke DFA PEMBAHASAN Untuk mengevaluasi kinerja sistem apakah dapat melakukan pengujian dengan tepat atau tidak, akan dilakukan pencobaan dengan sampel automata yang sudah ada. Untuk tujuan pencobaan ini finite automata dibagi menjadi dua jenis, yaitu : o Deterministik finite automata (DFA). Bersifat deterministik, yaitu setiap input alphabet/simbol dari suatu state hanya akan bertransisi ke satu state lain. o Non-deterministik finite automata (NFA). Bersifat non-deterministik, yaitu setiap input alphabet/simbol dari suatu state mungkin akan bertransisi ke lebih dari satu state lain. Tampilan keluaran dari hasil pengujian Deterministik finite automata yaitu didapat bahwa input string kata ababbabb adalah ACCEPTED yang dikarenakan string yang diinput menuju ke final state. Sedangkan tampilan keluaran dari hasil pengujian non-deterministik finite automata yaitu didapat bahwa kata REJECTED, yang dikarenakan string yang diinput tidak menuju ke final state. Selain itu juga tampilan keluaran untuk hasil transformasi NFA ke DFA yaitu : Tabel 1 Matriks Transisi DFA Hasil Transformasi NFA State 0 1 A {AB} {A} AB {ABC} {A} BC {ABC} {A} Berdasarkan pada tabel 1, maka dapat dibuat diagram transisi DFA seperti gambar berikut :

12 Gambar 6 Diagram Transisi DFA Hasil Transformasi NFA SIMPULAN DAN SARAN Dari analisis dan pengujian terhadap beberapa sampel teori bahasa dan automata, dapat disimpulkan bahwa program pengujian dapat memberikan hasil yang sesuai dengan bila dikerjakan secara manual. Waktu kerja yang dibutuhkan program dalam memberikan hasil pengujian sangat singkat, sehingga jauh lebih efisien bila dibandingkan dengan pengujian secara manual. Program telah diuji dengan beberapa sampel automata yang memiliki jumlah state yang bervariasi, dan tidak ditemukan peningkatan waktu yang kasat dalam waktu proses program. Ukuran file program kecil dan algoritma program dirancang dengan algoritma-algoritma dasar yang tidak kompleks, sehingga tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi untuk menjalankan program. Program dinilai dapat memenuhi tujuannya untuk memudahkan pengguna dalam memahami teori bahasa dan automata, khususnya mengenai deterministik finite automata (DFA) dan non-deterministik finite automata (NFA). REFERENSI Ding-Zhu, Du., dan Ko, K-I. (2001). Problem Solving in Automata, Languages, and Complexity. John Wiley and Son, Inc. ISBN Hopcroft, J E., Motwani, R., dan Ullman, J D. (2007). Introduction to Automata Theory, Languages and Computation. Pearson Addison-Wesley, Upper Saddle River, NJ, 3. edition, ISBN Kakde, O.G. (2002). Algorithms for Compiler Design. Charles River Media, Inc. ISBN Milan Kynzl. (2006). Simulation of Nondeterministic Finite Automata using Fail Function. Disertasi tidak diterbitkan. Prague: Faculty of Electrical Engineering, Czech Technical University. RIWAYAT PENULIS Santa Meilisa lahir di kota Padang pada 29 Mei Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika dan Matematika pada Penulis aktif di humas sebagai tim kreatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam hierarki kelas-kelas bahasa menurut Chomsky, kelas bahasa yang paling sederhana adalah kelas bahasa reguler (regular languages). Bahasa reguler dapat dengan tepat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. dengan perangkat yang digunakan. Beberapa kriteria standar ditentukan agar sistem

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. dengan perangkat yang digunakan. Beberapa kriteria standar ditentukan agar sistem BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM 4.1 Kebutuhan Sistem Kebutuhan untuk menjalankan sistem aplikasi yang telah dibuat sangat berkaitan dengan perangkat yang digunakan. Beberapa kriteria standar ditentukan

Lebih terperinci

Teori Bahasa Formal dan Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata Teori Bahasa Formal dan Automata Pertemuan 2 Semester Genap T.A. 2017/2018 Rahman Indra Kesuma, S.Kom., M.Cs. T. Informatika - ITERA POKOK BAHASAN Finite Automata Notasi Finite Automata Deterministic Finite

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. (Diakses pada

DAFTAR PUSTAKA.  (Diakses pada 90 DAFTAR PUSTAKA 1. Abay. (2011). Eclipse. http://bayduaenam.blogspot.com/2011/06/eclipse.html (Diakses pada 19 February 2. Anderson. P. (2008). Implementation of Algorithms for State Minimisation and

Lebih terperinci

Teori Bahasa Formal dan Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata Teori Bahasa Formal dan Automata Pertemuan 3 Semester Genap T.A. 2017/2018 Rahman Indra Kesuma, S.Kom., M.Cs. T. Informatika - ITERA MENDESAIN DFA Jika di definisikan = {0, 1}, bangunlah sebuah DFA yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. dirancang dan selanjutnya dapat diketahui gambaran dan kemampuan sistem secara

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. dirancang dan selanjutnya dapat diketahui gambaran dan kemampuan sistem secara BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem merepresentasikan daftar kebutuhan sistem yang akan dirancang dan selanjutnya dapat diketahui gambaran dan

Lebih terperinci

FINITE STATE MACHINE / AUTOMATA

FINITE STATE MACHINE / AUTOMATA FINITE STATE MACHINE / AUTOMATA BAHASA FORMAL Dapat dipandang sebagai entitas abstrak, yaitu sekumpulan string yang berisi simbol-simbol alphabet Dapat juga dipandang sebagai entitasentitas abstrak yang

Lebih terperinci

FINITE STATE AUTOMATA

FINITE STATE AUTOMATA Otomata & Teori Bahasa FINITE STATE AUTOMATA www.themegallery.com Contents 2 3 4 Finite State Automata Implementasi FSA Deterministic Finite Automata (DFA) Non-deterministic Finite Automata (NFA) Finite

Lebih terperinci

Sumarni Adi TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2013

Sumarni Adi TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2013 Sumarni Adi TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2013 KONTRAK KULIAH 1. Presensi 15 menit diawal perkuliahan dan dilakukan sendiri (tidak Boleh Titip Presensi), setelahnya sistem akan ditutup 2.

Lebih terperinci

Aplikasi Simulator Mesin Turing Pita Tunggal

Aplikasi Simulator Mesin Turing Pita Tunggal Aplikasi Simulator Mesin Turing Pita Tunggal Nuludin Saepudin / NIM 23515063 Program Magister Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA PENGANTAR

TEORI BAHASA DAN OTOMATA PENGANTAR TEORI BAHASA DAN OTOMATA PENGANTAR PERKULIAHAN Jumlah pertemuan minimal 13 kali dan maksimal 15 kali sudah termasuk dengan ujian tengah semester (UTS) PENILAIAN ABSEN 10% (Minimal kehadiran 80% dari jumlah

Lebih terperinci

NonDeterministic Finite Automata. B.Very Christioko, S.Kom

NonDeterministic Finite Automata. B.Very Christioko, S.Kom NonDeterministic Finite Automata Perbedaan DFA dan NFA DFA (Deterministic Finite Automata) FA di dalam menerima input mempunyai tepat satu busur keluar. NFA (Non Deterministic Finite Automata) FA di dalam

Lebih terperinci

Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata

Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata Ekuivalensi State (Ed. 1) 1/5 Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata Uji Ekuivalensi State Deterministic Finite Automata Thompson Susabda Ngoen Beberapa deterministic finite automaton (DFA) yang berbeda

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL II TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami Finite State Automata (FSA) dan dapat mengeksekusi suatu mesin otomata Materi : FSA dan Implemetasi FSA Deterministic Finite Automata (DFA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Ilmu komputer memiliki dua komponen utama: pertama, model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, kedua, teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi, meliputi

Lebih terperinci

Teori Bahasa Formal dan Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata Teori Bahasa Formal dan Automata Pertemuan 5 Semester Genap T.A. 2017/2018 Rahman Indra Kesuma, S.Kom., M.Cs. T. Informatika - ITERA REVIEW Apa perbedaan antara NFA dan ϵ-nfa? Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

MODUL 4: Nondeterministic Finite Automata

MODUL 4: Nondeterministic Finite Automata MODUL 4: Nondeterministic Finite Automata Slide dari 2 FA DENGAN NONDETERMINISME Disamping ini merupakan FA dari suatu bahasa regular dalam {,} * dengan ekspresi regular (+) *. p, q s, u r t Slide 2 dari

Lebih terperinci

Deterministic Finite Automata

Deterministic Finite Automata CSG3D3 Teori Komputasi Deterministic Finite Automata Agung Toto Wibowo Ahmad Suryan Yanti Rusmawati Mahmud Dwi Sulistiyo Kurniawan Nur Ramadhani Said Al Faraby Dede Rohidin KK Intelligence, Computing,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Terdapat tiga topik utama di teori otomata yaitu:

PENDAHULUAN. Terdapat tiga topik utama di teori otomata yaitu: PENDAHULUAN Pengertian Komputer mengikuti sejumlah prosedur sistematis, atau algoritme, yang dapat diaplikasikan untuk serangkaian input (string) yang menyatakan integer dan menghasilkan jawaban setelah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA FMIPA/DIKE/ILMU KOMPUTER Gedung SIC Lantai 1, Sekip, Bulaksumur, 55281, Yogyakarta

UNIVERSITAS GADJAH MADA FMIPA/DIKE/ILMU KOMPUTER Gedung SIC Lantai 1, Sekip, Bulaksumur, 55281, Yogyakarta UNIVERSITAS GADJAH MADA FMIPA/DIKE/ILMU KOMPUTER Gedung SIC Lantai 1, Sekip, Bulaksumur, 55281, Yogyakarta Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) Bahasa Otomata ( KLAS B ) Ganjil /3 sks/mii-2205

Lebih terperinci

FTIK / PRODI TEKNIK INFORMATIKA

FTIK / PRODI TEKNIK INFORMATIKA Halaman : 1dari 12 LEMBAR PENGESAHAN DIBUAT OLEH MENYETUJUI Tim SOP dan JUKNIS Prodi IF Mira Kania Sabariah, S.T., M.T Ka Prodi TeknikInformatika Halaman : 2dari 12 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... 1 Daftar

Lebih terperinci

PERTEMUAN II. Finite State Automata (FSA) Deterministic Finite Automata (DFA) Non Deterministic Finite Automata (NFA)

PERTEMUAN II. Finite State Automata (FSA) Deterministic Finite Automata (DFA) Non Deterministic Finite Automata (NFA) PERTEMUAN II Finite State Automata (FSA) Deterministic Finite Automata (DFA) Non Deterministic Finite Automata (NFA) dadang mulyana 1 INGA.INGAT MULAI MINGGU DEPAN KULIAH TBO DIMULAI JAM 13.00 MAAF UNTUK

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPILASI Bahasa Regular

TEKNIK KOMPILASI Bahasa Regular TEKNIK KOMPILASI Bahasa Regular Sekolah Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Palangkaraya 2012 Tata bahasa reguler Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat Finite State Automata (FSA) yang

Lebih terperinci

Non-Deterministic Finite Automata

Non-Deterministic Finite Automata CSG3D3 Teori Komputasi Non-Deterministic Finite Automata Agung Toto Wibowo Ahmad Suryan Yanti Rusmawati Mahmud Dwi Sulistiyo Kurniawan Nur Ramadhani Said Al Faraby Dede Rohidin KK Intelligence, Computing,

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL VIII TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami ekspresi reguler dan dapat menerapkannya dalam berbagai penyelesaian persoalan. Materi : Hubungan antara DFA, NFA, dan ekspresi regular

Lebih terperinci

SENTENCE ANALYSIS WITH ARTIFICIAL INTELLIGENCE MACHINE LEARNING USING FINITE STATE AUTOMATA

SENTENCE ANALYSIS WITH ARTIFICIAL INTELLIGENCE MACHINE LEARNING USING FINITE STATE AUTOMATA SENTENCE ANALYSIS WITH ARTIFICIAL INTELLIGENCE MACHINE LEARNING USING FINITE STATE AUTOMATA Yos Merry Raditya Putra Program Studi Teknik Informatika, Unika Soegijapranata Semarang truefalseboy@gmail.com

Lebih terperinci

Teori Bahasa dan Otomata

Teori Bahasa dan Otomata Teori Bahasa dan Otomata Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono Web : http://pakhartono.wordpress.com/ E-mail : pakhartono at gmail dot com budihartono at acm dot org Teknik Informatika [Gasal 2009 2010]

Lebih terperinci

Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata

Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata Pumping Lemma RL (edisi 2) 1/5 Lecture Notes Teori Bahasa dan Automata Pumping Lemma Untuk Regular Language Thompson Susabda Ngoen Revisi 1 Hopcroft mengatakan regular language dapat dideskripsikan dengan

Lebih terperinci

Pendahuluan [6] FINITE STATE AUTOMATA. Hubungan RE & FSA [5] Finite State Diagram [6] 4/27/2011 IF-UTAMA 1

Pendahuluan [6] FINITE STATE AUTOMATA. Hubungan RE & FSA [5] Finite State Diagram [6] 4/27/2011 IF-UTAMA 1 FINITE STATE AUTOMATA Pertemuan 9 & 10 Dosen Pembina : Danang Junaedi 1 Pendahuluan [6] Bahasa formal dapat dipandang sebagai entitas abstrak, yaitu sekumpulan string yang berisi simbol-simbol alphabet

Lebih terperinci

BAHASA BEBAS KONTEKS UNTUK KOMPLEMEN DARI STRING BERULANG CONTEXT FREE LANGUAGE FOR COMPLEMENT OF REPEATED STRING

BAHASA BEBAS KONTEKS UNTUK KOMPLEMEN DARI STRING BERULANG CONTEXT FREE LANGUAGE FOR COMPLEMENT OF REPEATED STRING BAHASA BEBAS KONTEKS UNTUK KOMPLEMEN DARI STRING BERULANG Suharni S., Armin Lawi dan Loeky Haryanto Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin (UNHAS) Jl. Perintis

Lebih terperinci

Teori Bahasa & Otomata

Teori Bahasa & Otomata Teori Bahasa & Otomata Heri Sutarno - 131410892 Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2008 08/06/2010 TBO/heri/ilkom 1 Buku Bacaan - Aho, Alfred V., Ravi Sethi and Jeffrey D Ulman,

Lebih terperinci

Overview. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan

Overview. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan. Pendahuluan Overview Pertemuan : I Dosen Pembina : Danang Junaedi Deskripsi Tujuan Instruksional Kaitan Materi Penilaian Grade Referensi Jurusan Teknik Informatika Universitas Widyatama Deskripsi Mata kuliah ini mempelajari

Lebih terperinci

Tata Bahasa Kelas Tata Bahasa. Konsep Bahasa (1)

Tata Bahasa Kelas Tata Bahasa. Konsep Bahasa (1) Tata Bahasa Kelas Tata Bahasa Risnawaty 2350376 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Page 1 Konsep Bahasa (1) String(kata) adalah suatu deretan berhingga dari simbol-simbol. Panjang string

Lebih terperinci

Finite State Machine dapat berupa suatu mesin yang tidak memiliki output. Finite State Machine yang tidak mengeluarkan output ini dikenal

Finite State Machine dapat berupa suatu mesin yang tidak memiliki output. Finite State Machine yang tidak mengeluarkan output ini dikenal FINITE STATE AUTOMATA (FSA) DAN FINITE STATE MACHINE (FSM) MATERI MINGGU KE-3 Finite State Automata (FSA) Finite State Machine dapat berupa suatu mesin yang tidak memiliki output. Finite State Machine

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL VI TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa dapat malakukan operasi gabungan/konkatenasi, dan membangun FSA optimal Materi : Operasi Gabungan Operasi Konkatenasi Alur Pengembangan FSA Contoh-contoh

Lebih terperinci

Teori Komputasi 11/2/2016. Bab 5: Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga

Teori Komputasi 11/2/2016. Bab 5: Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga. Otomata (Automata) Hingga Teori Komputasi Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik 1-1 Informatika Bab 5: Agenda. Deterministic Finite Automata DFA (Otomata Hingga Deterministik) Equivalen 2 DFA Finite State Machine FSA

Lebih terperinci

Penerapan Finite State Automata Pada Proses Peminjaman Buku di Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah

Penerapan Finite State Automata Pada Proses Peminjaman Buku di Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah Penerapan Finite State Automata Pada Proses Peminjaman Buku di Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah Peneliti : Raymond Elias Mauboy (672013158) Prof. Ir. Danny Manongga, MS.c.,

Lebih terperinci

Tanggal Revisi : Tanggal : SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Tanggal Revisi : Tanggal : SATUAN ACARA PERKULIAHAN Versi : Revisi : Tanggal Revisi : Tanggal : SATUAN ACARA PERKULIAHAN Fakultas/ Jurusan/ Program Studi : Teknologi Industri/ Teknik Informatika/ Teknik Informatika Kode Matakuliah : 52302031 Nama Matakuliah

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Ilmu komputer memiliki dua komponen utama yaitu model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, serta teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi. Teori bahasa dan automata merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A11. 54401/ Teori dan Bahasa Otomata Revisi 2 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : Februari 2014 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL III TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami Finite State Automata (FSA) dan dapat menyederhanakan sebuah FSA. Materi : Useless state State distinguishable dan state indistinguishable

Lebih terperinci

Teori Bahasa dan Automata. Finite State Automata & Non Finite State Automata

Teori Bahasa dan Automata. Finite State Automata & Non Finite State Automata Teori Bahasa dan Automata Finite State Automata & Non Finite State Automata Finite State Automata Model matematika suatu sistem yang menerima input dan output diskrit Mesin automata dari bahasa Regular

Lebih terperinci

EKSPRESI REGULAR PADA SUATU DETERMINISTIC FINITE STATE AUTOMATA

EKSPRESI REGULAR PADA SUATU DETERMINISTIC FINITE STATE AUTOMATA Jurnal Matematika Vol.6 No., November 26 [ 63-7 ] EKSPRESI REGULAR PADA SUATU DETERMINISTIC FINITE STATE AUTOMATA Jurusan Matematika, UNISBA, Jalan Tamansari No, Bandung,46, Indonesia dsuhaedi@eudoramail.com

Lebih terperinci

Operasi FA dan Regular Expression

Operasi FA dan Regular Expression CSG3D3 Teori Komputasi Operasi FA dan Regular Expression Agung Toto Wibowo Ahmad Suryan Yanti Rusmawati Mahmud Dwi Sulistiyo Kurniawan Nur Ramadhani Said Al Faraby Dede Rohidin KK Intelligence, Computing,

Lebih terperinci

Mesin Turing. Pertemuan Ke-14. Sri Handayaningsih, S.T., M.T. Teknik Informatika

Mesin Turing. Pertemuan Ke-14. Sri Handayaningsih, S.T., M.T.   Teknik Informatika Mesin Turing Pertemuan Ke-14 Sri Handayaningsih, S.T., M.T. Email : ning_s12@yahoo.com Teknik Informatika 1 TIU & TIK Memahami konsep : 1. Definisi Mesin Turing 2. Contoh aplikasi Mesin Turing 3. Mesin

Lebih terperinci

1, 2, 3

1, 2, 3 Penerapan Algoritma Depth First Search (DFS) Dinamis Untuk Menentukan Apakah Sebuah String Diterima Oleh Bahasa Reguler yang Didefinisikan Nondeterministic Finite Automata (NFA) Muhammad Ihsan, Ilden Abi

Lebih terperinci

Reduksi DFA [Deterministic Finite Automata]

Reduksi DFA [Deterministic Finite Automata] Reduksi DFA [Deterministic Finite Automata] Untuk suatu bahasa regular kemungkinan ada sejumlah DFA yang dapat menerimanya Perbedaannya umumnya adalah pada jumlah state yang dimiliki oleh otomata-otomata

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORI AUTOMATA UNTUK MENYELESAIKAN APLIKASI-APLIKASI DI BIDANG ILMU KECERDASAN BUATAN

PENDEKATAN TEORI AUTOMATA UNTUK MENYELESAIKAN APLIKASI-APLIKASI DI BIDANG ILMU KECERDASAN BUATAN PENDEKATAN TEORI AUTOMATA UNTUK MENYELESAIKAN APLIKASI-APLIKASI DI BIDANG ILMU KECERDASAN BUATAN Febri Nova Lenti STMIK AKAKOM Yogyakarta Jl. Raya Janti 143 Yogyakarta 55198 febri@akakom.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

MODUL 3: Finite Automata

MODUL 3: Finite Automata MODUL 3: Finite Automata Slide dari 38 DEFINISI FA mesin yang dapat mengenai bahasa regular tanpa menggunakan storage/memory. Sejumlah status dapat didefinisikan pada mesin untuk mengingat beberapa hal

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL I TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami pengertian dan kedudukan Teori Bahasa dan Otomata (TBO) pada ilmu komputer Definisi dan Pengertian Teori Bahasa dan Otomata Teori bahasa dan

Lebih terperinci

Teori Bahasa dan Otomata 1

Teori Bahasa dan Otomata 1 Teori Bahasa dan Otomata 1 KATA PENGANTAR Teori Bahasa dam Otomata merupakan matakuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa jurusan Teknik Indonesia di lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Indonesia.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tugas akhir ini membahas mengenai perbandingan pencarian string dalam dokumen dengan menggunakan metode algoritma brute force, Boyer Moore dan DFA (Deterministic Finite Automata). Penyelesaian

Lebih terperinci

FIRDAUS SOLIHIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO

FIRDAUS SOLIHIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO BAHASA FORMAL AUTOMATA FIRDAUS SOLIHIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MATERI PENGANTAR AUTOMATA REGULAR EXSPRESSION (RE) FINITE AUTOMATA (FA) TRANSITION GRAPH (TG) THEOREMA KLEENE CONTEXT FREE GRAMMAR

Lebih terperinci

INTELLIGENT DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM MENDETEKSI BEHAVIOUR SIRKUIT LOGIKA

INTELLIGENT DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM MENDETEKSI BEHAVIOUR SIRKUIT LOGIKA INTELLIGENT DECISION SUPPORT SYSTEM DALAM MENDETEKSI BEHAVIOUR SIRKUIT LOGIKA Wiwin Suwarningsih Pusat Penelitian Informatika LIPI Jl. Sangkuriang No.21/154D ( komplek LIPI) Cisitu Bandung 40135, Indonesia

Lebih terperinci

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Pengantar Matematika. Diskrit. Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit RINALDI MUNIR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Sekolah Teknik Elrektro dan Informatika INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengantar Matematika Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diksrit Diskrit RINALDI MUNIR Lab Ilmu dan Rekayasa

Lebih terperinci

Implementasi Pencocokan String Tidak Eksak dengan Algoritma Program Dinamis

Implementasi Pencocokan String Tidak Eksak dengan Algoritma Program Dinamis Implementasi Pencocokan String Tidak Eksak dengan Algoritma Program Dinamis Samudra Harapan Bekti 13508075 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Penerapan Graf Transisi dalam Mendefinisikan Bahasa Formal

Penerapan Graf Transisi dalam Mendefinisikan Bahasa Formal Penerapan Graf Transisi dalam Mendefinisikan Bahasa Formal Abdurrahman Dihya R./13509060 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Pengantar Matematika Diskrit

Pengantar Matematika Diskrit Materi Kuliah Matematika Diskrit Pengantar Matematika Diskrit Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Program Studi Informatika UIGM 1 Apakah Matematika Diskrit itu? Matematika Diskrit: cabang matematika yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TEORI BAHASA DAN OTOMATA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TEORI BAHASA DAN OTOMATA 1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TEORI BAHASA DAN OTOMATA (IK ) Oleh: Heri Sutarno JURUSAN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II MODEL KOMPUTASI FINITE STATE MACHINE. Pada Bab II akan dibahas teori dasar matematika yang digunakan

BAB II MODEL KOMPUTASI FINITE STATE MACHINE. Pada Bab II akan dibahas teori dasar matematika yang digunakan BAB II MODEL KOMPUTASI FINITE STATE MACHINE Pada Bab II akan dibahas teori dasar matematika yang digunakan dalam pemodelan sistem kontrol elevator ini, yaitu mengenai himpunan, relasi, fungsi, teori graf

Lebih terperinci

MODUL 5: Nondeterministic Finite Automata dengan

MODUL 5: Nondeterministic Finite Automata dengan MODUL 5: Nondeterministic Finite Automata dengan Transisi-L (NFA-L) Slide dari 4 Dengan konsep nondeterministisme dari suatu ekspresi regular suatu NFA yang dapat menerima bahasa ybs dapat langsung dilakukan.

Lebih terperinci

Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat finite state automata yang dapat menerimanya. Bahasa-bahasa yang diterima oleh suatu finite state

Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat finite state automata yang dapat menerimanya. Bahasa-bahasa yang diterima oleh suatu finite state EKSPRESI REGULAR Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat finite state automata yang dapat menerimanya. Bahasa-bahasa yang diterima oleh suatu finite state automata bisa dinyatakan secara sederhana

Lebih terperinci

Tujuan perancangan bhs program

Tujuan perancangan bhs program Tujuan perancangan bhs program Komunikasi dengan manusia Pencegahan dan deteksi kesalahan Usability Efektifitas pemrograman Compilability (mengurangi kompleksitas,mis:penggunaan bracket) Efisiensi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Von Neumann

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Von Neumann BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam satu dasawarsa terakhir ini Teknologi Informasi, khususnya bahasa pemprograman berkembang sangat pesat. Ini terbukti dengan munculnya banyak sekali bahasa

Lebih terperinci

Pengenalan Konsep Bahasa dan

Pengenalan Konsep Bahasa dan Pengenalan Konsep Bahasa dan Automata Teori Bahasa dan Automata Viska Mutiawani - Informatika FMIPA Unsyiah 1 Bentuk komputasi yang dikenal saat ini CPU memory 2 Detil bentuk komputasi berdasarkan memory

Lebih terperinci

Grammar dan Tingkat Bahasa

Grammar dan Tingkat Bahasa CSG3D3 Teori Komputasi Grammar dan Tingkat Bahasa Agung Toto Wibowo Ahmad Suryan Yanti Rusmawati Mahmud Dwi Sulistiyo Kurniawan Nur Ramadhani Said Al Faraby Dede Rohidin KK Intelligence, Computing, and

Lebih terperinci

Teknik Kompiler 5. oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs

Teknik Kompiler 5. oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs Teknik Kompiler 5 oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs TATA BAHASA Tata bahasa / Grammar dalam OTOMATA adalah kumpulan dari himpunan variabel (non-terminal), simbol-simbol awal dan terminal yang dibatasi

Lebih terperinci

Ekspresi Reguler. Pertemuan Ke-8. Sri Handayaningsih, S.T., M.T. Teknik Informatika

Ekspresi Reguler. Pertemuan Ke-8. Sri Handayaningsih, S.T., M.T.   Teknik Informatika Ekspresi Reguler Pertemuan Ke-8 Sri Handayaningsih, S.T., M.T. Email : ning_s12@yahoo.com Teknik Informatika TIU dan TIK 1. memahami konsep ekspresi reguler dan ekivalensinya dengan bahasa reguler. 2.

Lebih terperinci

Contents.

Contents. Contents FINITE TATE AUTOMATA (Otomata Hingga)... 2 Deterministic/Non Deterministic Finite Automate... 2 Ekwivalensi DFA dan NFA... 4 Contex Free Grammer(CFG)... 8 Penyederhanaan CFG... 9 Bentuk Normal

Lebih terperinci

Teori Bahasa Formal dan Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata Teori Bahasa Formal dan Automata Pertemuan 11 Semester Genap T.A. 2017/2018 Rahman Indra Kesuma, S.Kom., M.Cs. T. Informatika - ITERA POKOK BAHASAN Konversi antar 2 Jenis PDA Ekivalensi PDA dan CFG HUBUNGAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) CSG3D3 TEORI KOMPUTASI Disusun oleh: Mahmud Dwi Sulistiyo, S.T., M.T. S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA UNIVERSITAS TELKOM LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBKF43102 TEORI BAHASA DAN AUTOMATA S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UPI YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ini telah disahkan

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : Maret 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54401/ Teori dan Bahasa Otomata 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4.

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] Ekspresi Regular (1) Sebuah bahasa dinyatakan regular jika terdapat finite state automata yang dapat menerimanya. Bahasa-bahasa yang diterima oleh suatu finite state automata

Lebih terperinci

DFA. Teori Bahasa dan Automata. Viska Mutiawani - Informatika FMIPA Unsyiah

DFA. Teori Bahasa dan Automata. Viska Mutiawani - Informatika FMIPA Unsyiah DFA Teori Bahasa dan Automata 1 DFA DFA: Deterministic Finite Automata Atau Automata Hingga Deterministik (AHD) Merupakan salah satu entuk dari Finite Automata Finite Automata merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PROSEDUR PELAKSANAAN KULIAH

LEMBAR PENGESAHAN PROSEDUR PELAKSANAAN KULIAH Halaman : 1 dari 18 LEMBAR PENGESAHAN DIBUAT OLEH MENYETUJUI Tim SOP Prodi IF Mira Kania Sabariah, S.T., M.T Ka Prodi Teknik Informatika 1 Halaman : 2 dari 18 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... 1 Daftar Isi...

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman : 28 halaman Mata Kuliah : Teori Komputasi

Lebih terperinci

Teori Bahasa & Otomata

Teori Bahasa & Otomata Teori Bahasa & Otomata Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia 1 Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Matematika Dasar Bab 3 Dasar-Dasar Teori Bahasa Bab 4 Representasi Bahasa Bab 5 Klasifikasi

Lebih terperinci

Non-deterministic Finite Automata Dengan -Move

Non-deterministic Finite Automata Dengan -Move Non-deterministic Finite Automata Dengan -Move Terdapat jenis otomata baru yang disebut NFA dengan -move ( disini bisa dianggap sebagai empty). Pada NFA dengan -move (transisi ), diperbolehkan merubah

Lebih terperinci

Aplikasi Pengubah Bentuk Normal Chomsky Menjadi Bentuk Normal Greibach dengan Metode Substitusi

Aplikasi Pengubah Bentuk Normal Chomsky Menjadi Bentuk Normal Greibach dengan Metode Substitusi Aplikasi Pengubah Bentuk Normal Chomsky Menjadi Bentuk Normal Greibach dengan Metode Substitusi 1 Rico Andrian, 2 Wamiliana, 3 Andikha Y.C. Dabukke 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Finite Automata pada Simulasi Vending Machine

Perancangan dan Implementasi Finite Automata pada Simulasi Vending Machine Perancangan dan Implementasi Finite Automata pada Simulasi Vending Machine 1) Jessica Christiani Irawan, 2) M. A. Ineke Pakereng, 3) Ramos Somya 1) Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya

Lebih terperinci

KOMPUTASI PEMROGRAMAN

KOMPUTASI PEMROGRAMAN KOMPUTASI PEMROGRAMAN Danang Wahyu Utomo danang.wu@dsn.dinus.ac.id +6285 740 955 623 RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER W Pokok Bahasan 1 Pengenalan Teknologi Informasi 2 Konsep Sistem Komputer & Pengenalan

Lebih terperinci

MODUL 17. BAHASA-BAHASA REKURSIF DAN RECURSIVELY ENUMERABLE

MODUL 17. BAHASA-BAHASA REKURSIF DAN RECURSIVELY ENUMERABLE MODUL 17. BAHASA-BAHASA REKURSIF DAN RECURSIVELY ENUMERABLE TM T r untuk suatu bahasa rekursif akan menjawab (recognize) atau setelah memproses string masukan. T r Dalam pembahasan sebelumnya kita mendapatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM APLIKASI PENGUJIAN STRUKTUR ALJABAR (INTEGRAL DOMAIN, FINITE FIELD, SUBFIELD)

PENGEMBANGAN PROGRAM APLIKASI PENGUJIAN STRUKTUR ALJABAR (INTEGRAL DOMAIN, FINITE FIELD, SUBFIELD) PENGEMBANGAN PROGRAM APLIKASI PENGUJIAN STRUKTUR ALJABAR (INTEGRAL DOMAIN, FINITE FIELD, SUBFIELD) Muhammad Taufiq Zulfikar Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Jakarta, 081282678484,

Lebih terperinci

Turing and State Machines. Mesin Turing. Turing Machine. Turing Machines 4/14/2011 IF_UTAMA 1

Turing and State Machines. Mesin Turing. Turing Machine. Turing Machines 4/14/2011 IF_UTAMA 1 4/4/2 Turing and State Machines Mesin Turing Dosen Pembina : Danang Junaedi State Machines Called non-writing machines Have no control on their external input Cannot write or change their inputs Turing

Lebih terperinci

Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah 1 Dahulu namanya.. Matematika Diskrit 2 Mengapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu metode untuk menghindari deadlock. Algoritma ini disebut algoritma Banker karena memodelkan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH TEORI BAHASA & AUTOMATA

TUGAS MAKALAH TEORI BAHASA & AUTOMATA TUGAS MAKALAH TEORI BAHASA & AUTOMATA Anggota Kelompok : 1. Aedy Suciawan (50407040) 2. Afrista Reolny W (50407042) 3. Arnoldus Billy Jansen (50407161) 4. Endah Nurhayati (50407318) 5. Danang Panji P (50407227)

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Matematika Dasar untuk Teori Bahasa Otomata. Operasi pada Himpunan. Himpunan Tanpa Elemen. Notasi. Powerset & Cartesian Product

Teori Himpunan. Matematika Dasar untuk Teori Bahasa Otomata. Operasi pada Himpunan. Himpunan Tanpa Elemen. Notasi. Powerset & Cartesian Product Teori Himpunan Matematika Dasar untuk Teori Bahasa Otomata Teori Bahasa & Otomata Semester Ganjil 2009/2010 Himpunan adalah sekumpulan entitas tidak memiliki struktur sifatnya hanya keanggotaan Notasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

Penerapan Konsep Finite State Automata (FSA) pada Mesin Pembuat Minuman Kopi Otomatis

Penerapan Konsep Finite State Automata (FSA) pada Mesin Pembuat Minuman Kopi Otomatis Penerapan Konsep Finite State Automata (FSA) pada Mesin Pembuat Minuman Kopi Otomatis 1 Wamiliana, 2 Didik Kurniawan 2 Rizky Indah Melly E.P 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung 2 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan buatan merupakan sub-bidang ilmu komputer yang khusus ditujukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi

Lebih terperinci

Analisis dan Strategi Algoritma

Analisis dan Strategi Algoritma Analisis dan Strategi Algoritma Deskripsi Mata Kuliah Konsep dasar analisis algoritma Beberapa jenis algoritma 28/02/2011 2 Standar Kompetensi Mahasiswa mampu membandingkan beberapa algoritma dan menentukan

Lebih terperinci

Pengaruh Paralelisme Terhadap Mesin Turing Sebagai Konsep Komputasi

Pengaruh Paralelisme Terhadap Mesin Turing Sebagai Konsep Komputasi Pengaruh Paralelisme Terhadap Mesin Turing Sebagai Konsep Komputasi Fitrandi Ramadhan and 23515050 Program MagisterInformatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] PENGGABUNGAN 2 FSA Pada 2 mesin FSA dapat dilakukan penggabungan, disebut union serta konkatenasi. Misalkan terdapat dua mesin NFA, M1 dan M2 Gambar 5: M1 Gambar 6: M2 OPERASI

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FINITE STATE AUTOMATA (FSA) PADA MESIN PEMBUAT MINUMAN KOPI OTOMATIS

PENERAPAN KONSEP FINITE STATE AUTOMATA (FSA) PADA MESIN PEMBUAT MINUMAN KOPI OTOMATIS Jurnal komputasi, Desember 2012, Vol 1, No. 1 PENERAPAN KONSEP FINITE STATE AUTOMATA (FSA) PADA MESIN PEMBUAT MINUMAN KOPI OTOMATIS 1 Rizky Indah Melly E.P, 2 Wamiliana, 1 Didik Kurniawan 1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL IV TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami teknik translasi NFA ke DFA dan daat menerakannya. Materi : Pengertian ekivalensi Langkah-langkah engubahan EKIVALENSI NON-DETERMINISTIC FINITE

Lebih terperinci

JURNAL INFORMATIKA SIMULASI PERGERAKAN LANGKAH KUDA MENGGUNAKAN METODE BREADTH FIRST SEARCH

JURNAL INFORMATIKA SIMULASI PERGERAKAN LANGKAH KUDA MENGGUNAKAN METODE BREADTH FIRST SEARCH SIMULASI PERGERAKAN LANGKAH KUDA MENGGUNAKAN METODE BREADTH FIRST SEARCH Youllia Indrawaty [1], Asep Nana Hermana [2], Vichy Sinar Rinanto [3] Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Nasional Bandung

Lebih terperinci

TEORI BAHASA & OTOMATA (KONSEP & NOTASI BAHASA) PERTEMUAN IX Y A N I S U G I Y A N I

TEORI BAHASA & OTOMATA (KONSEP & NOTASI BAHASA) PERTEMUAN IX Y A N I S U G I Y A N I TEORI BAHASA & OTOMATA (KONSEP & NOTASI BAHASA) PERTEMUAN IX Y A N I S U G I Y A N I Konsep dan Notasi bahasa Thn 56-59 Noam chomsky melakukan penggolongan tingkatan dalam bahasa, yaitu menjadi 4 class

Lebih terperinci

IF-UTAMA 1. Definisi. Grammar. Definisi

IF-UTAMA 1. Definisi. Grammar. Definisi Definisi Grammar Bahasa adalah himpunan kata-kata atau kalimat yang telah disepakati, contoh : {makan, tidur, bermain, belajar} Bahasa Indonesia {shit, sheet, damn, kiss, smell} Bahasa Inggris {konichiwa,

Lebih terperinci