STRATEGI PERUBAHAN DALAM USAHA PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PERUBAHAN DALAM USAHA PERENCANAAN PEMBANGUNAN"

Transkripsi

1 STRATEGI PERUBAHAN DALAM USAHA PERENCANAAN PEMBANGUNAN M. Fikri Akbar Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai Jl. Imam Bonjol No. 468, Bandar Lampung Lampung ABSTRAK Perencanaan dan pemilihan strategi perubahan dalam program komunikasi sangat diperlukan oleh para agen perubahan. Setiap agen perubahan harus mengetahui kondisikondisi awal yang penting dalam keberhasilan program, pemahaman klien-klien perubahan dalam rangkaian lingking system, dasar filosofi strategi penyuluhan dan bagaimana konsekuensinya serta peran dan strategi penyuluhan. Semua kata kunci perencanaan dan pemilihan strategi perubahan mengarah pada bagaimana pelibatan sistem pengguna secara partisipatif mulai dari identifikasi masalah hingga evaluasi program dalam jaringan sistem sumber dengan tujuan akhir mengangkat kesejahteraan kelompok pengguna. Kegagalan suatu program dapat terjadi ketika agen perubahan tidak mengetahui dengan detil hal-hal pertama yang mempengaruhi perubahan. Pemahaman dasar filosofi penyuluhan, peran dan strategi yang baik bagi agen perubahan juga dapat membantu mempercepat diseminasi inovasi bagi sistem pengguna agar tercapai tujuan perubahan yang dapat membangun masyarakat. Kata Kunci: penyuluh pembangunan, strategi perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan dan pemilihan strategi perubahan dalam program komunikasi sangat diperlukan oleh para agen perubahan. Setiap agen perubahan harus mengetahui kondisi-kondisi awal yang penting dalam keberhasilan program, pemahaman klien-klien perubahan dalam rangkaian lingking system, dasar filosofi strategi penyuluhan dan bagaimana konsekuensinya serta peran dan strategi penyuluhan. Semua kata kunci perencanaan dan pemilihan strategi perubahan mengarah pada bagaimana pelibatan sistem pengguna secara partisipatif mulai dari identifikasi masalah hingga evaluasi program dalam jaringan sistem sumber dengan tujuan akhir mengangkat kesejahteraan kelompok pengguna. Situasi awal dalam mengidentifikasi keberhasilan suatu progran komunikasi sangat diperlukan, terlebih banyak program komunikasi yang ada saat ini tidak memperhatikan situasi atau kondisi awal dari suatu program. Kegagalan suatu program dapat terjadi ketika agen perubahan tidak mengetahui dengan detil hal-hal pertama yang mempengaruhi perubahan. Seringkali program disamaratakan (blueprint) antar kondisi satu dengan kondisi lainnya, padahal terdapat beberapa hal yang memiliki perbedaan baik secara sosial, maupun budaya. Agen perubahan juga harus memetakan stakeholder lain yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam program perubahan. Pemetaan klien ini diharapkan dapat membantu mempermudah perubahan diseminasi dan utilisasi inovasi bagi sistem pengguna. Pemahaman dasar filosofi penyuluhan, peran dan strategi yang baik bagi agen perubahan juga dapat membantu PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI

2 mempercepat diseminasi inovasi bagi sistem pengguna agar tercapai tujuan perubahan yang dapat membangun masyarakat. Sistematika berfikir penulis dalam tulisan ini sebagai berikut : Kondisi awal yang penting Filosofi dan konsekuensi penyuluhan Strategi perubahan Klien- Klien Penyuluha Peran dan strategi penyuluha 1.2. Rumusan Pertanyaan Penulisan ini dirumuskan dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Sejauhmana kondisi-kondisi awal yang penting dalam keberhasilan program 2. Sejauhmana klien-klien perubahan dalam rangkaian lingking system 3. Sejauhmana filosofi penyuluhan dan konsekuensinya 4. Sejauhmana peran dan strategi perubahan dalam usaha pemilihan dan perencanan strategi pembangunan Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kondisi-kondisi awal yang penting dalam keberhasilan program 2. Mengetahui klien-klien perubahan dalam rangkaian lingking system 3. Mengetahui filosofi penyuluhan dan konsekuensinya 4. Mengetahui peran dan strategi perubahan dalam usaha pemilihan dan perencanan strategi pembangunan. II. Metode Penulisan ini menggunakan metode kajian literatur. Kajian literatur digunakan untuk mencari teori atau konsep yang berkaitan dengan pemilihan dan perencanaan strategi perubahan yang berdampak positif bagi pembangunan. III. PEMBAHASAN Banyak strategi alternative untuk dipilih dan banyak kemungkinan kombinasi untuk digabungkan dalam program perubahan. Kita mempertimbangkan banyak unsur-unsur secara detail dan memerlukan beberapa saran. Akan tetapi yang kita butuhkan adalah untuk memilih strategi menurut kita sendiri dan untuk merencanakan program berdasarkan sasaran kita, situasi dan tujuan, yang tentunya berbeda dengan yang lain. Beberapa agen perubahan 2 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

3 mempertimbangkan sejauhmana untuk mengadaptasi saran kita sehingga mereka dapat menjadi lebih berhasil di tempat tertentu. Pilihan bijaksana pada bagian tertentu dari strategi lama dimana bekerja di tempat tertentu dan mencoba program dengan strategi berbeda adalah saran utama yang baik saat ini. Untuk merencanakan strategi, kita membutuhkan empati dengan klien kita dan pengetahuan akan ketertarikan mereka, kebutuhan dan keinginan mereka. Kemudian program dibutuhkan untuk melaksanakan strategi, karena bagian-bagian ini digunakan di sini dan tidak akan mencukupi. Strategi harus dikerjakan dan memiliki tujuan Beberapa Kondisi Sebelumnya yang Diperlukan Untuk Keberhasilan Beberapa kondisi sebelumnya, kita berpendapat beberapa hal yang harus hadir sebelum agen perubahan dapat berharap untuk berhasil. Beberapa kondisi inimum sebelumnya dapat dipertimbangkan yaitu: 1. Kemampuan Agen perubahan untuk berkomunikasi 2. Ketersediaan sistem pendukung yang diperlukan untuk agen perubahan dan klien untuk melakukan apa yang harus mereka lakukan 3. Kebijakan pemerintah dalam memberikan jalan baik agen perubahan dan klien untuk melakukan apa yang mereka pilih dan keuntungan atau imbalan apa yang mereka dapat (sosial dan ekonomi) Kemampuan Agen Perubahan Berkomunikasi dengan Petani Sukses sebagai agen perubahan pertanian dalam skala kecil tergantung pada kepribadian agen dan apa yang dia tahu. Apa yang dia tahu dan bagaimana melaksanakannya dapat diubah. Namun, ciri-ciri kepribadian sangat sulit untuk berubah. Idealnya, agen perubahan harus memiliki latar belakang yang sama dengan siapa dia bekerja. Jika ia dibesarkan di sebuah pertanian yang sama dengan yang ada di daerah itu, ia akan lebih cenderung untuk memahami situasi para petani lokal, akan simpatik terhadap masalah mereka, dan secara pribadi menerima para petani untuk apa mereka ada. Dia akan mengakui bahwa mereka sering mengelola pertanian secara bijaksana, tergantung sumber daya yang mereka miliki dan kondisi di mana mereka harus bekerja. Ia juga lebih mungkin untuk mendengarkan klien secara prospektif dan mengakui bahwa ia bisa dan harus belajar dari mereka. Agen perubahan pertanian perlu juga diperkaya dengan informasi pertanian petani yang cenderung untuk diminta. Dia perlu memahami konsekuensi ekonomi dan sosial dari praktek bahwa para petani mungkin mempertimbangkan untuk adopsi. Dia harus mengerti bagaimana petani berpikir dan bagaimana mereka belajar, apa kewajiban mereka kepada petani lain, teman dan rekan, dan apa yang bisa mereka harapkan dari petani lain dengan imbalan. Dia perlu memahami dan menggunakan strategi komunikasi dan perubahan. Dia dan mereka yang bertanggung jawab tahu, jika informasi mereka benar, bahwa petani dengan sedikit atau tanpa pendidikan formal seringkali mampu mengadopsi praktik-praktik baru Ketersediaan Sistem Pendukung Untuk penasihat pertanian. Seorang penasihat pertanian harus mendapat dukungan dari sistem pendukung yang menyediakan pasokan terus informasi berbasis ilmu pengetahuan yang diperbarui untuk kebutuhan sendiri dan untuk kebutuhan petani. Hal ini biasanya dilakukan oleh tim materi penyuluhan negara dan spesialis komunikasi. Para ahli materi menjadi ahli di bidang-bidang seperti bidang perkebunan, tanaman hortikultura, unggas, babi, sapi potong, sapi perah, teknik, 3 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

4 manajemen pertanian, dan ekonomi rumah tangga. Spesialis Komunikasi berurusan dengan media cetak dan siaran dan seni. Para spesialis materi mengumpulkan informasi yang up-to-date pada spesialisasi mereka dari sumber berbagai penelitian dan perpustakaan. Mereka menyampaikan pengetahuan ini untuk staf lapangan (penasihat pertanian lokal) dengan berbagai cara. Mereka mengadakan pertemuan pelatihan untuk staf lapangan; layanan pasokan konsultan kepada mereka melalui surat, telepon, dan kunjungan pribadi; dan melakukan pertemuan khusus untuk petani pada materi mereka. Penasihat pertanian lokal biasanya mengatur pertemuan-pertemuan ini, menampilkan spesialis negara sebagai pembicara. Para ahli komunikasi bekerja dengan spesialis subjek dalam penyiapan bahan pendidikan (lembaran panduan, pamflet, buletin, selebaran, poster, naskah untuk media siaran, dll) untuk penggunaan penasihat pertanian lokal dan saluran media massa, serta untuk mereka gunakan sendiri Dukungan Kebijakan Pemerintah Kebijakan Pemerintah dan petunjuk harus cukup fleksibel untuk memungkinkan agen perubahan untuk membantu petani mengejar tujuan pribadi mereka, di samping selain dari tujuan pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah. Program pemerintah harus membantu mendukung apa yang dibutuhkan petani dengan harga yang terjangkau dan harus memungkinkan para petani untuk menjual produksi pada harga yang wajar. Demikian juga, petani harus cukup bebas dari tekanan lokalitas dan kekerabatan untuk membuat keputusan sendiri. Kadang-kadang petani tidak bebas untuk membuat keputusan sendiri. Kadang-kadang juga, beberapa pihak yang tidak melakukan apapun untuk membantu petani meningkatkan hasil panennya dapat bagian, meskipun mereka tidak melakukan apa-apa untuk membantu memproduksinya Klien-Klien Penyuluhan Selain petani, agen perubahan pertanian perlu bekerja dengan orang-orang di layanan dukungan pertanian. Mereka termasuk orang yang terlibat dalam penyediaan pupuk, penyediaan pestisida, dan benih yang baik, dan dalam kredit, dan orang-orang yang terkait pertanian kepala kantor pemerintah. Informasi dan layanan pasokan agen juga bisa sangat membantu dalam mendapatkan informasi kepada petani. Mereka mudah diakses dan dapat berhubungan informasi dari orang ke orang yang mereka miliki pada produk yang mereka jual dan pada masalah dan kebutuhan petani. Personil dalam pemerintahan dan di instansi pertanian swasta juga harus disertakan dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memberikan layanan yang lebih baik dan informasi kepada petani. Klien lain adalah disebut sebagai conditioners oleh Mosher (1978). Mereka tidak memiliki hubungan resmi dengan pertanian atau jasa kepada petani tetapi memegang posisi pengaruh lokal di masyarakat. Conditioners umumnya termasuk pemimpin keagamaan, para pejabat lokal, dan orang-orang berpengaruh dalam politik Filosofi Penyuluhan dan Konsekuensinya Pandangan penasehat pertanian tentang penyediaan pendidikan untuk petani mempengaruhi apa yang mereka lakukan dalam tugas-tugas penyuluhan mereka. Argumen berpusat di sekitar: 4 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

5 1. Apakah penyuluhan harus dibawa ke petani atau apakah agen perubahan harus menunggu para petani untuk datang kepada mereka. 2. Apakah mereka harus menggunakan pendekatan hard-sell (top down) atau berinteraksi dengan para petani dalam posisi yang lebih sama, bergantian sebagai guru dan pelajar "Ambil atau Tinggalkan" Masalah Mengingat cara pengadopsi akhir (late adopter) mendapatkan informasi pertanian dan persyaratan mereka memaksakan untuk menjadi yakin, beberapa penasehat pertanian merasa perlu perhatian yang harus diarahkan terutama untuk mereka yang mencari bantuan. Alasan Mereka benar bahwa mereka yang tidak mencari bantuan tidak mungkin untuk banyak memperhatikan apa yang dikatakan oleh penasihat pertanian bagaimanapun juga. Sebagian besar Mereka dibujuk oleh rekan-rekan. Jadi kenapa repot-repot? Hal ini bekerja dengan orang-orang yang mencari informasi (kebanyakan inovator dan pengadopsi awal) dan membiarkan yang lain telah belajar dari mereka yang diberi label "trickle-down difusi". Mereka yang mengambil pandangan ini juga cenderung berpendapat bahwa: 1. mereka memiliki lebih banyak untuk melakukan daripada yang mereka dapatkan. 2. hak rakyat untuk memilih apakah mereka ingin dibiarkan sendiri atau berpartisipasi harus dihormati. Tetapi studi menunjukkan bahwa proses trickle-down tidak selalu bekerja; juga, bahwa beberapa yang ingin membantu tidak akan meminta untuk itu. Hasil akhirnya adalah bahwa beberapa orang yang dapat mengambil manfaat dari inovasi tidak pernah mengadopsinya Hipotesis Kesenjangan Pengetahuan Hipotesis kesenjangan pengetahuan yang menyatakan bahwa setiap kali program-program pendidikan yang dibuat tersedia untuk umum, mereka yang sudah tahu banyak bisa terkena lebih banyak dan mendapat manfaat lebih daripada mereka yang tidak terkena dan mereka yang tahu lebih sedikit. Hasilnya adalah bahwa kesenjangan pengetahuan antara kedua kelompok semakin luas bukan berkurang. Hal ini tampaknya terjadi bahkan ketika program pendidikan secara khusus dirancang dan disampaikan bagi mereka yang tahu lebih sedikit. Niat baik dan upaya khusus untuk memperbaiki situasi dari "orang miskin" dapat berakhir dengan hasil kurang menyenangkan Pendekatan Top-down versus Pendekatan Interaksi Penelitian untuk informasi pertanian dilakukan oleh para profesional yang umumnya memiliki banyak pendidikan lebih formal daripada petani. Di negara-negara di mana pertanian adalah di bagian bawah hirarki status pekerjaan dan penelitian dekat dengan bagian atas, mudah bagi agen-agen perubahan untuk menyimpulkan kebijaksanaan yang tinggal dengan para ilmuwan dan peneliti berpendidikan. Dalam kondisi tersebut, penasihat pertanian, yang memiliki jalur komunikasi langsung dengan sumber-sumber penelitian, sering menganggap mereka harus berbicara dan petani harus mendengarkan. Ketika penalaran dikombinasikan dengan peningkatan ide-ide tentang pentingnya diri pada bagian dari orang-orang profesional dan teknologi yang lebih cocok bagi para petani besar, upaya agen perubahan untuk menjual perubahan petani kecil cenderung gagal. Untungnya, petani kecil memiliki kemampuan lebih untuk mencari tahu apa yang cocok untuk mereka daripada mereka (petani besar) yang diberi kredit. Mereka mengembangkan resistensi efektif untuk teknologi yang tidak tepat, yang kadang-kadang ditekan dengan teknik keras menjualnya pendidik Peran Penyuluhan dan Strategi Penyuluhan 5 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

6 Bagaimana seharusnya seorang agen perubahan melanjutkan untuk bekerja dalam situasi tertentu yang memiliki banyak perubahan strategi dan bagaimana untuk memilihnya, bekerja dengan sumber daya yang terbatas, di berbagai tugas yang penuh tanggung jawab, dan berbagai kendala tertentu di mana dia harus melaksanakannya? Alternatif harus dipertimbangkan, strategi pilihan dibuat, program dirumuskan, rencana dibuat, dan keahlian ganda perlu dibangun. Strategi alternatif dan kemungkinan konsekuensi itu semua dikaji dalam bab-bab lain. Kami telah mengasumsikan seluruh buku yang rekomendasi umumnya memiliki aplikasi lintasbudaya. Namun, kami sarankan membuat semua aplikasi dengan hati-hati, kebijaksanaan, dan pengawasan terus terhadap pemanfaatannya dalam situasi tertentu. Apa yang agen perubahan akan temukan adalah bahwa beberapa strategi akan bekerja sangat baik seperti yang disarankan oleh penulis. Sedikit adaptasi akan diperlukan. Beberapa akan bekerja dengan baik ketika khusus disesuaikan dengan situasi lokal dan dalam kombinasi dengan penilaian lainnya. Dan beberapa tidak akan cocok sama sekali. Masalahnya adalah salah satu dari menempatkan mereka semua bersama-sama untuk membentuk sebuah program sesuai dengan kebutuhan dari berbagai jenis orang yang harus dicapai dengan bahan pendidikan dan usaha. Sama seperti petani dihadapkan dengan informasi baru yang sesuai dan teknologi ke dalam operasi pertanian sendiri, sehingga agen perubahan harus menyesuaikan strategi pendidikan dan teknologi ke dalam rencana-nya. Integrasi masalah yang dihadapi agen perubahan sebanyak masalah petani. Dalam berurusan dengan fungsi integrasi, agen perubahan juga perlu memperhatikan variabel yang mungkin untuk membuat perbedaan dalam membantu orang-orang dengan siapa ia bekerja dalam mencapai tujuan mereka Perencanaan Perencanaan diperlukan untuk kedua tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tidak ada cara lain yang dapat agen perubahan harapkan untuk menggunakan sumber data secara efektif dan berhasil mencapai tujuan dengan usaha minimal. Perencanaan harus dilakukan dengan orangorang tertentu, situasi, dan tujuan dalam pikiran. Hal ini tidak dapat dengan baik dilakukan oleh pihak luar yang tidak akrab dengan situasi lokal dan kemudian diimplementasikan pada situasi lokal tertentu. Itu tidak berarti bahwa kita tidak dapat menerapkan beberapa prinsip umum dan konsep secara luas, beberapa dapat diterapkan Program dan Pemrograman Beberapa jenis program diperlukan. Teknik atau pendekatan mungkin bervariasi di antara berbagai program, tetapi mereka harus direncanakan dan diarahkan. Program menyiratkan serangkaian kegiatan yang saling terkait di mana individu dan anggota lembaga berpartisipasi selama periode yang lama. Secara khusus, program harus menyertakan: 1. Masalah yang harus diatasi 2. Rencana strategi perubahan yang akan digunakan (dalam kombinasi apa, dalam rangkaian apa, selama berapa lama, dan orang-orang serta keadaan diarahkan untuk apa) 3. Saluran Komunikasi dan isi program yang akan digunakan 4. Orang-orang yang terlibat dalam upaya pendidikan (bagaimana, kapan, dan di mana mereka harus terlibat, dan bagaimana setiap jenis usaha yang terkait dengan upaya lain yang direncanakan) 5. Pencapaian orang dengan hasil tertentu yang ingin dicapai (sifat, tingkat, dan durasi partisipasi masyarakat dalam upaya pendidikan) 6. Rencana dan kegiatan sehari-hari 6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

7 Kelayakan Isu Perubahan agen harus realistis untuk memilih strategi perubahan. Apa yang diinginkan harus dikendalikan oleh ketersediaan tenaga kerja, layanan dukungan, dan sumber daya. Jika lembaga penelitian dapat memberikan pasokan informasi dan teknologi yang diadaptasi secara lokal secara berkelanjutan, operasi saluran pipa (pipeline) lebih layak daripada jika informasi dan teknologi yang diadaptasi secara lokal masih kurang. Tetapi jika masalah lebih banyak daripada menjadi sadar akan hal-hal baru, dan jika informasi dan teknologi yang tersedia berada pada batas utilitas terbaik, interaksi yang dekat diperlukan kalangan petani, peneliti, dan penyuluh untuk mengembangkan teknologi yang sesuai dan untuk mendapatkannya secara benar disesuaikan dengan kebutuhan pertanian lokal. Dimana saluran komunikasi massa modern langka dan saluran tradisional tersedia seperti keberadaan pendongeng dalam petualangan, saluran tradisional dapat terus berharga untuk mengkomunikasikan ide-ide baru. Memang, pilihan mungkin tidak satu atau lebih. Jadi, strategi perubahan harus dipilih dalam konteks ketersediaan (available) secara lokal, kemungkinan (possible), dan kelayakan (feasible) Metode untuk Mencapai Efek Ganda Bahkan dimana sumber daya tersedia banyak dan layanan dukungan yang baik hadir, agen perubahan harus mencari cara untuk membangun efek ganda ke dalam apa yang mereka lakukan. Mereka harus mempengaruhi perubahan di luar yang hasil langsungnya dari usaha mereka sendiri. Untuk melakukan hal ini ada dua pilihan umum yang baik. Salah satu adalah dengan menggunakan saluran media massa. Tentu saja, semua saluran media massa yang tersedia di publik dan swasta harus digunakan dalam upaya pendidikan. Bersama membantu mengatur sering dapat dilakukan untuk menguntungkan semuanya. Misalnya, ketika informasi tepat waktu rilis disusun dan diberikan kepada editor koran, mereka mendapatkan cerita untuk digunakan dalam makalah mereka, petani mendapat informasi yang dia butuhkan, dan agen perubahan mendapat bantuan biaya komunikasi yang rendah. Cara kedua berikutnya untuk melipatgandakan efek dari upaya sendiri adalah dengan melibatkan masyarakat lokal dalam program pendidikan. Kami telah menyebutkan sejumlah cara. Apakah mereka menentukan apa yang harus diteliti atau diajarkan, menyesuaikan inovasi dalam kegiatan on-farm, atau mempromosikan penggunaan ide-ide baru dan praktek, keterlibatan masyarakat dalam upaya perubahan telah terbukti menguntungkan. Dengan segala rintangan, ini adalah strategi yang paling universal yang berlaku dan penting yang telah kita bahas. Hal ini membutuhkan mendapatkan masukan orang ke baik perencanaan dan pelaksanaan program melalui interaksi interpersonal. Ingat, interaksi berarti bergantian (mendengar dan berbicara) selalu dengan memperhatikan apa yang orang lain katakan. Ini berarti lebih dari sekedar berbicara bergantian. Unsur keberlanjutan atau bahkan perputaran tersirat di mana pembicara dan pendengar berubah peran seiring waktu yang lama. IV. PENUTUP Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kondisi-kondisi awal yang penting bagi strategi perubahan adalah, kemampuan komunikasi agen perubahan, ketersediaan layanan pendukung dan kebijakan pemerintah dalam memberikan kemudahan perubahan. 7 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

8 2. Klein-klien penyuluhan tidak hanya yang terlibat langsung dalam program perubahan namun pihak yang tidak terlibat dan memberikan pengaruh juga harus diperhatikan. 3. Filosofi interaksi sosial harus dikedepankan dalam strategi perubahan yang dilakukan oleh agen perubahan dengan dasar pelibatan aktif sistem pengguna dalam program perubahan. 4. Pilihan strategi perubahan dapat berupa pendekatan face-to face, kelompok, atau penggunaan media massa dan semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan. 5. Perubahan perilaku adalah tujuan akhir media angkringan yang meliputi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan konatif (tindakan). DAFTAR REFERENSI Bungin, HM Burhan Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. Gunardi Media Tradisional dan Pembangunan dalam Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga. Disunting oleh Amri Jahi. Jakarta: PT Gramedia Havelock Planning for Innovation. Michigan: Center for Research on Utilization of Scientific Knowledge Lionsberger, Herbert F. Dan Paul H. Gwin Communication Strategies: A Guide for Agricultural Change Agents. Danville, Illinois: The Interstate Printers & Publishers, Inc Sasongko, Agus Mendorong Demokratisasi Politik Desa dalam Media Rakyat:Mengorganisir Diri melalui Informasi. Editor Akhmad Nasir dkk. Yogyakarta: Combine Resource Institutions 8 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENYULUHAN

PENGERTIAN PENYULUHAN PENGERTIAN PENYULUHAN Istilah penyuluhan (extension) pertama-tama digunakan pada pertengahan abad ke-19 untuk menggambarkan program pendidikan bagi orang dewasa di Negara Inggris (Cambridge University

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragnar Oktavianus Sitorus, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragnar Oktavianus Sitorus, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dan persaingan antar organisasi dewasa ini bergerak dengan cepat dan dinamis. Program pelatihan dan pengembangan (training and development)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik lingkungan bisnis yang sedang dialami saat ini dan masa yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini merupakan sebuah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah para petani di Desa Poncowarno Kecamatan

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah para petani di Desa Poncowarno Kecamatan V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah para petani di Desa Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 69 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Negeri se-kota Yogyakarta merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Ada tujuh sekolah

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Paradigma Adopsi Inovasi Paradigma lama kebijakan pembangunan selama ini mengalami distorsi terhadap pluralitas bangsa dengan melakukan perencanaan program

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Penciptaan inovasi pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian serta aplikasinya terus dilakukan melalui berbagai program penelitian

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran 283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pengentasan kemiskinan pada masa sekarang lebih berorientasi kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak program pengentasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Petani Peternak Sapi Petani peternak merupakan orang yang melakukan kegiatan mengembangbiakkan

Lebih terperinci

Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan

Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan Pengertian Adopsi - Proses yg melibatkan dimensi Waktu - Berkaitan dengan pengambilan keputusan Adopsi :Proses /Peristiwa diterimanya suatu

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung

Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung Ardhana Januar Mahardhani Mahasiswa Magister Kebijakan Publik, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya Abstract Implementasi

Lebih terperinci

Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Artikel Perencanaan Pembangunan Daerah Karya : Said Zainal Abidin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan

Lebih terperinci

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) Ada sembilan langkah dalam AFP SMART yang terbagi kedalam tiga fase atau tahapan sebagai berikut: Langkah 1. Buat sasaran yang SMART Langkah 4. Tinjau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia pendidikan terutama bagi Akademi yang dikelola oleh masyarakat (Swasta), menuntut pihak pengelola untuk mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

PENGUATAN INFORMASI PERTANIAN DI PEDESAAN MELALUI KEGIATAN DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGUATAN INFORMASI PERTANIAN DI PEDESAAN MELALUI KEGIATAN DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia PENGUATAN INFORMASI PERTANIAN DI PEDESAAN MELALUI KEGIATAN DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Upaya Badan Litbang untuk memperkuat informasi pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pedesaan adalah bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Idealnya, program-program

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Di masa Orde Baru, komunikasi pembangunan yang ditujukan untuk

BAB VI KESIMPULAN. Di masa Orde Baru, komunikasi pembangunan yang ditujukan untuk BAB VI KESIMPULAN Di masa Orde Baru, komunikasi pembangunan yang ditujukan untuk pedesaan merupakan prioritas utama pemerintah yang dijalankan melalui berbagai cara. Perekonomian Indonesia yang sangat

Lebih terperinci

ORGANISASI INOVATIF. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

ORGANISASI INOVATIF. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 ORGANISASI INOVATIF Dalam masyarakat modern dan dinamis tempat dimana suatu organisasi berada, pertanyaan tentang apakah perubahan organisasi perlu dilakukan menjadi tidak relevan lagi. Mungkin pertanyaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 September 2005, Vol. 1, No.1 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA USAHATANI SAYURAN DI KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR Rini Sri Damihartini dan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 53 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Proses Penelitian Kerangka berpikir dan proses penelitian ini, dimulai dengan tinjauan terhadap kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan termasuk pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT Farida Sukmawati 1) dan Hamid Nurtika 1) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat email

Lebih terperinci

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN A. RAGAM MATERI PENYULUHAN Materi penyuluhan kehutanan, pada hakekatnya merupakan segala pesan-pesan mengenai pengelolaan hutan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kaum perempuan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, karena sebagai sumber daya manusia, kemampuan perempuan yang berkualitas sangat diperlukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan industri televisi Indonesia berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini. Hal ini membuat persaingan industri ini semakin ketat. Menurut Morrisan (2004:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta

I. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandar Lampung memiliki beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat diantaranya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terencana untuk menciptakan kondisi

Lebih terperinci

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Efektivitas Penyaluran Informasi dalam Komunikasi Dua Langkah di Masyarakat Pedesaan Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I34120145 Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. pengaruh interaksi dalam keberhasilan manajemen penyiaran program acara. Angkringan Gayam, dan saran untuk acara tersebut.

BAB IV PENUTUP. pengaruh interaksi dalam keberhasilan manajemen penyiaran program acara. Angkringan Gayam, dan saran untuk acara tersebut. 89 BAB IV PENUTUP Pada Bab terakhir, penulis akan menyampaikan kesimpulan mengenai pengaruh interaksi dalam keberhasilan manajemen penyiaran program acara Angkringan Gayam, dan saran untuk acara tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari di kalangan karyawan sering muncul beragam pertanyaan yang terkait dengan masa depan mereka, khususnya tentang karier. Pertanyaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.

Lebih terperinci

BAB IX MANAJEMEN PERUBAHAN SISTEM PEMASYARAKATAN

BAB IX MANAJEMEN PERUBAHAN SISTEM PEMASYARAKATAN BAB IX MANAJEMEN PERUBAHAN SISTEM PEMASYARAKATAN A. Alasan Perlunya Perubahan Sudah menjadi kecenderungan umum, bahwa hukum akan selalu terlambat dari perkembangan masyarakat. Demikian pula dengan kemampuan

Lebih terperinci

ECHO Asia Notes, Issue 23 February 2015 BEKERJA BERSAMA PETANI DI MALAYSIA oleh Tan Swee Lian, Ph.D.

ECHO Asia Notes, Issue 23 February 2015 BEKERJA BERSAMA PETANI DI MALAYSIA oleh Tan Swee Lian, Ph.D. ECHO Asia Notes, Issue 23 February 2015 BEKERJA BERSAMA PETANI DI MALAYSIA oleh Tan Swee Lian, Ph.D. Terjemahan Bahasa Indonesia: Tyas Budi Utami, ECHO Asia Foundation, Thailand [Catatan Editor: Dr. Tan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Walikota Ridwan Kamil serta Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, telah menunjukkan pentingnya inovasi dalam dalam program

Lebih terperinci

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia Hutan untuk Masa Depan 2 METODOLOGI Struktur Buku ini adalah sebuah upaya untuk menampilkan perspektif masyarakat adat terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan. Buku ini bukanlah suatu studi ekstensif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Konferensi Bali dan berbagai organisasi dunia, baik lembaga swadaya masyarakat maupun lembaga pemerintah, sudah mengakui dampak perubahan iklim terhadap berbagai sektor, khususnya

Lebih terperinci

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis PASAR KONSUMEN DAN TINGKAH LAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI Pasar konsumen: Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA KERJA Budaya Organisasi Pengertian Satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan

Lebih terperinci

Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah

Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah 19 Desember 2016 Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah Inovasi senantiasa mencakup 2 komponen: 1. Komponen gagasan

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983), II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Landasan Teori 1. Penerapan Inovasi pertanian Inovasi merupakan istilah yang sering digunakan di berbagai bidang, seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian.

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN Paradigma pembangunan saat ini lebih mengedepankan proses partisipatif dan terdesentralisasi, oleh karena itu dalam menyusun

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan Asean Economic Community, perusahaan dituntut untuk gesit dalam mengembangkan inovasi dan strategi yang baru agar mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia merupakan kota megapolitan yang sibuk dan berkembang cepat, dalam satu hari menghasilkan timbulan sampah sebesar

Lebih terperinci

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk,

Lebih terperinci

Pedoman Me review Paper Untuk Seminar dan Jurnal Ilmiah

Pedoman Me review Paper Untuk Seminar dan Jurnal Ilmiah Pengantar Pedoman Me review Paper Untuk Seminar dan Jurnal Ilmiah Dr. Ir. Risanuri Hidayat, M.Sc. Dosen Pasca Sarjana Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika 2, Negeri Ngayogyakarta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pendekatan pembangunan yang saat ini diterapkan di Indonesia bersifat bottom up yang menggantikan pendekatan lama yang bersifat top down. Dalam konteks pembangunan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1 Kata Pengantar Reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENYULUHAN TEORI DAN PRAKTEK

PERKEMBANGAN PENYULUHAN TEORI DAN PRAKTEK PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI KEHUTANAN PERKEMBANGAN PENYULUHAN TEORI DAN PRAKTEK Oleh Hamdani Fauzi PERKEMBANGAN PENYULUHAN SEBAGAI ILMU Sejak habis Perang Dunia II banyak masalah sosial perlu diatasi Tinjau

Lebih terperinci

PERAN PERENCANAAN TATA RUANG

PERAN PERENCANAAN TATA RUANG PERAN PERENCANAAN TATA RUANG DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM INDRA BUDIMAN SYAMWIL 1 Spatial Planning Specialist November, 2003 Tata Ruang di Indonesia merupakan produk Sistem Tata Ruang Nasional yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada 22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penyuluh Pertanian Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani beserta keluarganya yang hidup di pedesaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan kewarganegaraan pada hakekatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati

Lebih terperinci

BAB IV Penutup. sebuah kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Melalui media massa seperti

BAB IV Penutup. sebuah kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Melalui media massa seperti BAB IV Penutup A. Kesimpulan Media massa merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa media massa mempunyai fungsi penting dalam kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia berlangsung begitu pesat disegala bidang mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia berlangsung begitu pesat disegala bidang mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia berlangsung begitu pesat disegala bidang mengharuskan Sumber Daya Manusia (SDM) perlu dibekali ilmu memadai untuk mengelola segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu proses pembangunan, selain dipertimbangkan aspek pertumbuhan dan pemerataan, juga dipertimbangkan dampak aktivitas ekonomi terhadap kehidupan sosial masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan massa. Menurut Mc Graw Hill, media memberikan metode

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan massa. Menurut Mc Graw Hill, media memberikan metode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu media elektronik dan media cetak, sebagaimana diketahui dengan istilah media massa adalah media yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan massa.

Lebih terperinci

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti Fungsi PENGORGANISASIAN Eni Widiastuti PENGERTIAN Pengorganisasian :langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian

Lebih terperinci

BAB IX FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DALAM PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK

BAB IX FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DALAM PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK 68 BAB IX FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DALAM PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK 9.1 Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Program Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang dialami perusahaan untuk mencapai tujuannya semakin lama dirasa semakin kompleks. Permasalahan tersebut disebabkan oleh adanya bermacam-macam faktor,

Lebih terperinci

Movement mudah diterima oleh masyarakat global, sehingga setiap individu diajak untuk berpikir kembali tentang kemampuannya dalam mempengaruhi

Movement mudah diterima oleh masyarakat global, sehingga setiap individu diajak untuk berpikir kembali tentang kemampuannya dalam mempengaruhi BAB IV KESIMPULAN Pemahaman masyarakat global terhadap istilah globalisasi dewasa ini didominasi oleh definisi-definisi yang merujuk pada pengertian globalisasi dari atas. Globalisasi dari atas merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. terutama melalui pembayaran pajak, digunakan oleh pemerintah untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. terutama melalui pembayaran pajak, digunakan oleh pemerintah untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Partisipasi masyarakat untuk menunjang roda pemerintahan sangat dominan terutama melalui pembayaran pajak, digunakan oleh pemerintah untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendapatan rumahtangga petani adalah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga petani dapat berasal dari

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Rita Eka Izzaty 1

KOMPETENSI DAN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Rita Eka Izzaty 1 KOMPETENSI DAN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Rita Eka Izzaty 1 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan dengan sadar untuk membuat manusia ke taraf yang lebih maju. Di dalam proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR : 1529/03/HK/2015 TANGGAL : 24 JUNI 2015 TENTANG : PENGESAHAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BOOKLET NATIONAL ECONOMIC DEBATE COMPETITION (NEDCO) 2017

BOOKLET NATIONAL ECONOMIC DEBATE COMPETITION (NEDCO) 2017 BOOKLET NATIONAL ECONOMIC DEBATE COMPETITION (NEDCO) 2017 A. Gambaran Umum National Economic Debate Competition (NEDCO) adalah salah satu rangkaian acara Economy Festival (Ecofest) yang merupakan program

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN DOSEN

LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN DOSEN KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 029/SK/K01-SA/2002 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN DOSEN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : (a) bahwa berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut bisa terlihat didalam perilaku atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut bisa terlihat didalam perilaku atau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Sosial di Pedesaan Setiap individu atau masyarakat tentunya mengalami suatu perubahan. Lambat atau cepat perubahan itu terjadi tergantung kepada banyaknya faktor di

Lebih terperinci