Aplikasi Pemupukan dengan Sistem BMS. Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA
|
|
- Widya Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Aplikasi Pemupukan dengan Sistem BMS Pundu Learning Centre
2 Mengapa pemupukan penting...? Kebutuhan tanaman kelapa sawit terhadap zat hara makro dan unsur mikro. Ketersediaan zat hara yang terkandung dalam tanah dalam jumlah yang terbatas. Kebutuhan hara tertinggi adalah pada saat tanaman menghasilkan. Waktu aplikasi pemupukan yang tepat karena perkembangan iklim juga berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Analisa tanah dan daun diperlukan untuk mengetahui ketersediaan unsur hara dan status kondisi terakhir tanaman. Tingginya biaya pemupukan yang mencapai 60% dari total anggaran.
3 Ambil Buah : 1. Potong Buah 2. Evakuasi TBS 3. Perawatan Akses A1, A2 dan A3 4. Pengendalian Gulma Membuat Buah : 1. Pemupukan 2. Canopy Management 3. Water Management 4. Ground Management 5. Pengendalian HPT
4 TUJUAN PEMUPUKAN Tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan normal (pertumbuhan vegetatif) TUJUAN PEMUPUKAN Tanaman dapat berproduksi dengan maksimal sesuai dengan potensi dari tanaman tersebut (pertumbuhan generatif) Kesuburan tanah tetap dapat dipertahankan
5 TUJUAN PEMUPUKAN 1 ton TBS 6,3 kg Urea, 2,1 kg TSP 7,3 kg KCl, 4,9 kg Kieserit N P K Mg NERACA HARA TBS KELAPA SAWIT
6 Penyerapan Unsur Oleh Tanaman (Oleh: Goenadi 1997) 19% Menguap Aplikasi 100% Run off 21% 5% diikat Mikrobiologi tanah 15% Tereluviasi 30% terikat mineral tanah
7 Growth Dependent on the Nutrient Supplay of Soils and Plants ( crit. val. = critical value, i.e. 90% of optimum supplay ) growth resp. yield 100% range of deficiency range of maximum yield range of toxicity optimum supplay luxury supplay acute (strong) defisiency latent (light) defisiency light toxicity strong toxicity plant A B C D E F soil A B C D (E) increasing contents optimum nutrient level
8 PERANAN UNSUR HARA NITROGEN (N) Penyusun Protein, Klorofil dan Berperan terhadap Fotosintesa Defisiensi mengakibatkan daun berwarna kuning pucat Kelebihan mengakibatkan daun lemah, rentan terhadap Hama Hama/Penyakit, Kekahatan Boron, White Stripe, dan berkurangnya buah jadi. Penyebab defisiensi N: Terhambatnya mineralisasi N, Aplikasi Bahan organik dengan C/N Tinggi, Gulma, Akar tidak berkembang, Pemupukan Tidak efektif Upaya: Aplikasi N Secara merata di piringan, Tambah Urea pada TKS, Aplikasi N pada kondisi lembab, Kendalikan Gulma.
9 PERANAN UNSUR HARA PHOSPOR (P) - Penyusun ADP/ATP, memperkuat batang, dan merangsang perkembangan akar, memperbaiki mutu buah - Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan tan tumbuh kerdil, pelepah memendek, dan batang meruncing. - Indikasi kekurangan p : daun alang-alang berwarna ungu, lcc sulit tumbuh dengan bintil akar yang sedikit. - Penyebab Defisiensi P : P Tanah Rendah (P Tersedia <15 Ppm), Top Soil Tererosi, Kurangnya Pupuk P, Kemasaman Tanah Tinggi. - Upaya : aplikasi P di pinggir piringan/gawangan, kurangi erosi, tingkatkan status P tanah, perbaiki kemasaman tanah.
10 PERANAN UNSUR HARA KALIUM (K) - Aktivitas stomata, aktivasi enzim, dan sintesa minyak, meningkatkan ketahanan thd penyakit serta jumlah - ukuran tandan. - Kekurangan K menyebabkan bercak kuning/ transparan, white stripe, daun tua kering dan mati. - Kekurangan k berasosiasi dengan munculnya penyakit seperti ganoderma. - Kelebihan k merangsang gejala kekurangan b sehingga rasio minyak terhadap tandan menurun. - Penyebab Kekurangan K : K dd Tanah rendah, kurangnya pupuk K, kemasaman tanah tinggi dengan ktk rendah. - Upaya : aplikasi k yang cukup, aplikasi tks, perbaiki ktk tanah, aplikasi pupuk k pada pinggir piringan.
11 PERANAN UNSUR HARA MAGNESIUM (Mg) - Penyusun Klorofil, dan Berperanan dalam Respirasi Tanaman Maupun Pengaktifan Enzim - Kekurangan Mg menyebabkan daun tua berwarna hijau kekuningan pada sisi yang terkena sinar matahari, kuning kecoklatan lalu kering. - penyebab defisiensi Mg : rendahnya Mg-dd tanah, KURANGNYA aplikasi Mg, ketidakseimbangan Mg dengan kation lain, curah hujan tinggi (>3.500 mm/ thn), tekstur pasir dengan top soil tipis - Upaya : rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 Dan 1,2, aplikasi TKS, gunakan dolomit jika kemasaman tinggi, pupuk ditabur pada pinggir piringan.
12 PERANAN UNSUR HARA COPPER (Cu) - Pembentukan Klorofil, dan Katalisator Proses Fisiologis Tanaman - Kekurangan Cu menyebabkan mid crown chlorosis (mcc) atau peat yellow. jaringan klorosis hijau pucat - kekuningan muncul di tengah anak daun muda. bercak kuning berkembang di antara jaringan klorosis. daun pendek, kuning pucat, kemudian mati. - penyebab defisiensi Cu : rendahnya Cu-dd tanah gambut atau pasir, tingginya aplikasi mg, aplikasi n dan p tanpa k yang cukup. - upaya : perbaiki rendahnya k tanah, basahi tajuk dengan 200 ppm Cuso 4.
13 PERANAN UNSUR HARA BORON (B) - Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein. - Kekurangan B menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh, dan berwarna hijau gelap. Daun baru memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat rata. - Penyebab Defisiensi B : Rendahnya B Tanah, Dan Ca. Tingginya Aplikasi N, K - Upaya : Aplikasi 0,1-0,2 kg/phn/thn Pada pangkal batang.
14 PERANAN UNSUR HARA FERRUM (Fe) Terdapat bercak bulat kuning dengan dasar hijau Ujung daun mengalami Nekrosis Tajuk bagian atas menguning
15 PENGARUH PH TANAH DGN KETERSEDIAAN UNSUR HARA Ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk tanaman sangat tergantung kepada ph tanah, untuk itu hubungan antara ketersediaan hara tanaman dengan ph tanah dapat dijelaskan sebagai berikut: ALUMINIUM MANGAN BESI IRON POTASIUM BORON NITRAT PHOSPAT MAGNESIUM BELERANG TEMBAGA KALSIUM MOLIBDENUM 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 8,0
16 PRINSIP UTAMA Setiap pokok yang menerima setiap jenis pupuk harus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan di BUKU REKOMENDASI PEMUPUKAN
17 MANURING SYSTEM FILOSOFI PEMUPUKAN JENIS PUPUK Pupuk makro : N, P, K dan Mg Pupuk mikro : Cu, Fe & B SIFAT PUPUK Residu rendah : N Mudah larut/tercuci : N, K, Mg Mudah menguap : N Antagonis : N vs alkalis : K vs Mg, K vs B Sinergis : K vs N, K vs Cu
18 MANURING SYSTEM FILOSOFI PEMUPUKAN DOSIS PUPUK Analisa daun Analisa produksi Biayanya sangat MAHAL Untuk itu, ketepatan dan ketelitian aplikasi pemupukan SANGAT PENTING 5 FAKTOR PENTING DALAM PEMUPUKAN Dosis pupuk Waktu pemupukan Penempatan pupuk Cara pemupukan Administrasi Pelaporan TANGGUNGJAWAB OPERATIONAL
19 MANURING SYSTEM FILOSOFI PEMUPUKAN DOSIS PUPUK PER POKOK Ditentukan oleh Riset Dasar rekomendasi pemupukan adalah: TBM Kelas kesuburan tanah Status hara tanaman TM Kelas kesuburan tanah Status hara tanaman Sejarah pemupukan Curah hujan Produksi & Proyeksi TBS Aktual, dan lain-lain
20 MANURING SYSTEM FILOSOFI PEMUPUKAN Ton 120, ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - Rp Milyar Kebutuhan Pupuk Terus Meningkat dan Biaya Pembelian Pupuk Semakin Besar Tahun Real Real Real Real Angg Jumlah Pupuk Biaya
21 MANURING SYSTEM KALENDERISASI KEGIATAN PEMUPUKAN Kegiat an Leaf Sampling Unit (LSU) Analisa Lab Rekomendasi Dosis Permintaan Pupuk Pemesanan Pupuk Buku Program Pemupukan Sementara (SPH Lama) PIC Riset Dept. Riset Dept. Riset Dept. GMP/APO Dept. APO/Purch Dept. APO Dept. Bulan Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Buku Program Pemupukan Final (SPH Baru) APO Dept. Ketentuan perlakuan pupuk di gudang wilayah Stok pupuk yang keluar dari gudang wilayah sudah harus berupa untilan Berdasarkan pertimbangan faktor jarak dan antisipasi gangguan cuaca yang mempengaruhi efektifitas aplikasi pemupukan, maka pihak kebun dapat membangun gudang transit dengan kapasitas maksimal 3 (hari) pakai.
22 MANURING SYSTEM FREKWENSI & WAKTU APLIKASI PEMUPUKAN TBM TM Sampai umur tanaman 35 bulan berdasarkan rekomendasi pemupukan dasar Waktu aplikasi disesuaikan dengan jadwal pemupukan masing-masing kebun. > 35 bulan atau pada areal sudah dipanen, rekomendasi berdasarkan analisa daun. Frekuensi dan waktu aplikasi pupuk yang telah disusun akan diberikan oleh Departemen Riset pada program pemupukan tahunan
23 MANURING SYSTEM JADWAL PEMUPUKAN TBM - MINERAL Compound Slow TA HUN BULA N CRF Release UREA RP MOP HGFB Lb. tanam Total Tahun , ,000 1, ,000 1, ,000 1, ,000 1,000 Total Tahun 2-1,000 3, , ,000 1, ,000 1, ,000 1, ,000 1,000 Total Tahun , ,825 Tota l TBM (gra m) 350 1,000 7,000 1,000 1, ,750 TOTAL
24 MANURING SYSTEM JADWAL PEMUPUKAN TBM - PASIR Compound Slow Release TAHUN BULAN UREA RP MOP HGFB Chelated ZinCopper TOTA L Lb. tanam Total Tahun 1 1, , Total Tahun , , , , ,000 1, Total Tahun 3-2, ,000 1, ,900 Tota l TBM ( gra m) 1,900 4,250 1,500 2,250 1, ,015
25 MANURING SYSTEM JADWAL PEMUPUKAN TBM - GAMBUT Compound Slow TAHUN BULAN CRF Release UREA RP MOP HGFB Chelated ZinCopper TOTAL Lb. tanam Total Tahun , ,000 1, ,000 1, ,000 1, ,000 1,000 Total Tahun 2-1,000 3, , ,000 1, ,000 1, ,000 1, ,000 1,000 Total Tahun , ,925 Total TBM (gram) 350 1,000 7,000 1,000 1, ,970
26 BGA MANURING SYSTEM
27 BGA MANURING SYSTEM POTENSI LOSSES & PENYIMPANGAN Penguntilan Penyimpanan Langsir Pengeceran Takaran Tabur Penaburan
28 BGA MANURING SYSTEM TUJUAN BGA MANURING SYSTEM Tujuan dan manfaat BMS yang diharapkan adalah : 1. Pemupukan terkonsentrasi dalam satu hancak/kawasan/seksi. 2. Pengerjaan dilakukan blok per blok. 3. Supervisi lebih fokus dan terkonsentrasi. 4. Pengecer dan penabur tidak terlalu banyak berjalan. 5. Mutu aplikasi lebih baik, setiap pokok teraplikasi pupuk sesuai dosis dari program pemupukan. 6. Pergeseran hancak berlangsung cepat. 7. Organisasi dan administrasi yang lebih simpel. 8. System transport lebih mudah dimonitor. 9. Keamanan dan keselamatan pupuk lebih terjamin.
29 BGA MANURING SYSTEM STRUKTUR ORGANISASI BMS ESTATE MANAGER ASISTEN KOORDINATOR (ditunjukk salah satu asisten oleh Manager) KOORDINATOR PUPUK (1 orang) MANDOR TRANSPORT ( TRAKSI ) MANDOR PUPUK ( 1-2 orang ) MANDOR UNTIL/ LANGSIR ( 1 Orang ) KKP PUPUK ( 2-3 KKP ) 1 KKP = 3 TK Ecer, 5 TK Tabur CENTENG PUPUK ( 1 orang ) TENAGA UNTIL ( 8-12 orang ) TENAGA LANGSIR ( 3-4 orang ) TENAGA ECER ( 3 orang ) TENAGA TABUR ( 5 orang )
30 Block Manuring System BMS merupakan system pemupukan yang terkonsentrasi, yang dikerjakan blok per blok dengan sasaran mutu pemupukan yang lebih baik, supervisi lebih fokus dan produktifitas yang lebih tinggi. BMS sangat mengedepankan organisasi, dan masing - masing organisasi saling mendukung satu sama lainsehingga tujuan diterapkannya BMS dapat tercapai Organisasi tersebut adalah : 1. Organisasi Kerja Penguntilan 2. Organisasi Kerja Pelangsiran 3. Organisasi Kerja Pengeceran 4. Organisasi Kerja Penaburan 5. Check List Supervisi
31 BGA MANURING SYSTEM ORGANISASI PENGUNTILAN Persiapan Until Pupuk 1. Takaran ( sesuai kelipatan dosis pupuk / pokok ). 2. Alas tempat penguntilan 3. Karung untilan (goni eks pupuk) 4. Alat pemecah pupuk (dapat dibuat dari broti bulat dengan alas papan yang tebal). 5. Timbangan 6. Papan administrasi rencana pemupukan 7. Tenaga penguntil pupuk (prestasi masing-masing jenis pupuk rata-rata Kg/HK) Cara Penguntilan Pupuk 1. Keluarkan pupuk dari gudang sesuai BPB ( dahulukan stock lama dan atau yang karung goninya rusak, atas prinsip FIFO ). 2. Mempersiapkan alas pupuk, karung until dan takaran untilan. 3. Buka karung dengan cara menarik benang jahitannya. 4. Hancurkan / haluskan pupuk yang telah menggumpal dan membatu 5. Menguntil pupuk sesuai Kg/until dengan takaran yang telah disiapkan ( berat tiap untilan berkisar Kg ). 6. Susun untilan dengan rapi & teratur (5 10 susun) Diatas palet agar mudah dihitung dan dipisahkan dalam per Blok aplikasi. 7. Membuat catatan pada papan administrasi ( Divisi, Blok, Jumlah untilan, Jenis pupuk, Nomor & Tanggal BPB ). 8. Membersihkan dan merapikan gudang until setelah selesai.
32 BGA MANURING SYSTEM PERSIAPAN PUPUK - PENGUNTILAN PUPUK Alat-alat yang perlu dipersiapkan dalam penguntilan dengan metode konvensional: 1. Takaran until untuk memasukkan pupuk ke eks goni pupuk. Besarnya takaran ini adalah kelipatan dari dosis pupuk per pokok dan mudah memasukkannya ke dalam goni. 2. Lantai harus terbuat dari semen sebagai tempat membongkar pupuk dan memecah pupuk yang menggumpal. 3. Tempat peletakan untilan Pallet di gudang yang terbuat dari kayu sesuai jumlah untilan. 4. Alat pemecah pupuk yang menggumpal digunakan kayu dengan alas papan tebal dan diberi identitas sesuai penggunaanya. 5. Sebuah timbangan untuk mengontrol secara random apakah berat per until sesuai dengan yang telah ditentukan. 6. Papan tulis dimana tercatat jumlah untilan yang perlu disediakan untuk tiap jenis pupuk, tiap blok dan tiap divisi, sesuai rencana pemupukan yang akan dilaksanakan.
33 BGA MANURING SYSTEM PERSIAPAN PUPUK - PENGUNTILAN PUPUK Persiapan tenaga penguntil Norma prestasi penguntil konvensional = kg/hk, tergantung jenis dan dosis yang digunakan (biasanya pupuk Urea relatif lebih rendah). Agar petugas penguntil dapat lebih dipertanggungjawabkan dianjurkan agar menggunakan tenaga tetap, dengan nama yang tercatat oleh petugas gudang.
34 BGA MANURING SYSTEM ORGANISASI PELANGSIRAN Persiapan Pelangsiran 1. Rencana aplikasi pemupukan ( hari & tanggal yang dimaksud ) 2. Tenaga kerja yang diperlukan 3. Kendaraan ( permintaan kendaraan ke traksi 1 hari sebelum jadual pelangsiran) 4. Kondisi cuaca saat pelangsiran Cara Pelangsiran Pupuk 1. Pada jam Wib kenek muat untilan & selesai jam Wib dengan diawasi Mandor Pupuk 2. Pukul Wib pupuk sudah siap di lapangan. 3. Perhitungan jumlah untilan pada setiap TPP ( Tempat Peletakkan Pupuk ) 4. Untilan pupuk ditempatkan pada TPP yang telah ditentukan oleh Mandor Pupuk. 5. Tumpukan untilan yang di langsir harus diletakkan di kaki-lima ( tidak boleh diletakkan di jalan ). 6. Mandor Pupuk bertanggung jawab terhadap keamanan pupuk dari pencurian atau disembunyikan di gawangan / parit / tempat lain. 7. Pupuk yang telah dilangsir diusahakan di tabur pada hari itu juga, jika pupuk tidak selesai di tabur ( karena hujan / kondisi lain ), maka sisa pupuk yang belum teraplikasi tersebut harus dibawa ke gudang until kembali.
35 BGA MANURING SYSTEM PERSIAPAN PUPUK - LANGSIR PUPUK 1. Norma prestasi langsir adalah kg/hk, tergantung jarak dari gudang tempat until ke areal aplikasi pemupukan. 2. Langsir pupuk dari atas kendaraan dan letakkan pada tempat peletakkan pupuk (TPP) oleh tenaga langsir. Untilan pupuk harus diletakkan secara hati-hati dan kendaraan angkut untilan pupuk berhenti. 3. Pelangsiran untilan pupuk ke tempat peletakkan pupuk menggunakan traktor/truk.
36 BGA MANURING SYSTEM ORGANISASI PENGECERAN Persiapan Pengeceran 1. Tenaga kerja ecer ( dengan perbandingan 1 : 2 dengan tenaga kerja penabur ) 2. Angkong / alat angkut lain dalam kondisi baik & siap pakai. 3. Kondisi cuaca saat pengeceran Cara Pengeceran Pupuk 1. Pengeceran pupuk dalam barisan tanaman dilakukan dengan menggunakan angkong dengan perbandingan 1 pelangsir dan 2 penabur. 2. Pengeceran disesuaikan dengan rencana pada peta detail dimulai dari tepi blok dan ke blok berikutnya. 3. Berat dan jumlah untilan disesuaikan dengan kelipatan dosis per pokok dan untilan diletakkan pada pokok No. 1, 8, 17 dan 25 ( atau disesuaikan dengan dosis dan kebutuhannya ). 4. Pastikan semua untilan yang ada di TPP terangkut semua ke dalam barisan tanaman pada setiap blok yang akan di pupuk. 5. Membersihkan / mengecek keadaan angkong setelah selesai pengeceran.
37 BGA MANURING SYSTEM ORGANISASI PENABURAN Persiapan Penaburan 1. Tenaga kerja tabur 2. Takaran tabur ( sesuai dosis & jenis pupuk per pokok ). 3. Gendongan until 4. Sarung tangan dan masker Cara Penaburan Pupuk 1. Pastikan jumlah takaran sesuai dengan jumlah tenaga tabur pupuk 2. Penaburan pupuk di masing-masing blok dimulai dari pokok 1 s/d pokok terakhir blok. 3. Pupuk Urea ditabur merata dipermukaan piringan, agar secara cepat dapat meresap ke tanah dan segera dapat direspon oleh tanaman. 4. Pupuk RP, MOP & Kieserite ditabur diluar lingkaran piringan atau dipinggir tumpukan pelepah / JJK dengan bentuk U (termasuk ditanah kering), karena akar sudah menyebar diluar piringan. 5. Pemupukan dilakukan membentuk setengan lingkaran / U dimaksudkan atas pertimbangan untuk menghindari aplikasi pupuk di pasar rintis. 6. Mandor pupuk, Mandor-1 dan Asisten harus mengerti penaburan yang tepat di masing-masing dosis sehingga secara visual dapat mengetahui adanya penaburan pupuk di luar piringan. 7. Sisa untilan yang ditabur tidak boleh ditaburkan pada pokok terakhir, melainkan harus dipindahkan ke barisan berikutnya yang jumlah pupuknya kurang. 8. Karung bekas untilan dibawa dan ditaruh dengan rapi di pinggir kaki-lima hancaknya. 9. Asisten dan Mandor pupuk harus memastikan bahwa semua pokok sudah dipupuk sesuai dengan tempat dan dosisnya.
38 BGA MANURING SYSTEM PROSES PENGUNTILAN PUPUK 40 cm Jenis Pupuk : Urea Afdeling : I (Satu) Blok : A20 Jumlah Untilan : 580 untilan Kg/Until : 14 kg 30 cm No. Bon : 21 Tanggal Until : 8 April 2004 Tanggal Tabur : 9 April 2004
39 BGA MANURING SYSTEM TEMPAT PELETAKAN PUPUK (TPP) JALAN/PASARKONTROL = TPP (Tempat Peletakan Pupuk atau Untilan) 15 cm 10 cm 12 Nomor TPP Nomor Blok A20 17 TANAH Jumlah Untilan BLOKLUAS100 Ha DANBATASBLOKBUKANJALAN (TPPmempunyai pola tidak teratur, disesuaikan dengan kondisi dan situasi jalan) BLOKLUAS30 Ha DANBATASBLOKADALAHJALAN (TPPmempunyai pola sistematis dan teratur)
40 BGA MANURING SYSTEM TABUR DAN ECER PUPUK Tenaga Ecer Norma prestasi pengecer adalah kg/hk Perlengkapan tabur pupuk Takaran pupuk tabur sesuai dengan dosis per pokok yang telah ditentukan di buku program pemupukan Jenis dan dosis harus tertulis pada setiap takaran. Takaran ini dibuat cetakan khusus dan disesuaikan dengan ukuran tangan penabur perlengkapan yang perlu disiapkan adalah sarung tangan, seragam pemupukan (rompi pupuk), sepatu boot, masker, kacamata pelindung, dan selendang gendong Persiapan tenaga tabur Norma prestasi penabur adalah kg/hk
41 BGA MANURING SYSTEM TABUR DAN ECER PUPUK
42 BGA MANURING SYSTEM PEMERIKSAAN DAN ADMINISTRASI BGA Plantation Group Ranking Karyawan Pemupukan (Tabur dan Ecer) Bulan : PT. Divisi : Jumlah Karyawan : Tanggal Total Jumlah Rerata No.KKP Nama Karyawan Ranking Nilai Periksa Nilai Ranking KKP Pemupukan (Until dan Langsir) Hari Kerja : Jumlah KKP : Tanggal Total Jumlah Rerata No.KKP Nama Karyawan Ranking Nilai Periksa Nilai BGAAGRKS-FORM-PMK-04
43 MANURING SYSTEM PENEMPATAN PUPUK TBM Guano diaplikasikan dibawah tajuk mengarah keluar Urea; MOP dan NPK diaplikasikan di piringan di bawah tajuk terluar mengarah ke dalam. Pupuk mikro HGFB diaplikasikan dekat dengan pangkal batang untuk areal pasir dan gambut, aplikasi pupuk Cu dilakukan dengan sistem tugal dekat dengan pangkal batang TM Jenis Pupuk Kelompok Pupuk Aplikasi Zn, Borate, CuSO4, dan FeSO4 Mikro Di sekeliling pokok dengan radius maksimum 1 meter dari pangkal pokok Urea dan MOP Makro Berbentuk u-shape dengan radius 1-2 meter dari pangkal pokok (dalam piringan ) RP Makro Berbentuk u-shape dengan radius >2 meter dari pangkal pokok (luar piringan)
44 PENEMPATAN PUPUK TANAMAN BELUM MENGHASILKAN Peletakan pupuk Urea, NPK, RP/Guano, MOP, Kieserite 15 cm Peletakan Pupuk HGFB
45 Peletakan pupuk Palmo!4, Palmo16 dan Zincopper 15 cm
46 PENEMPATAN PUPUK GUANO / ROCK PHOSPAT Pupuk Guano/RP diaplikasikan di susunan pelepah berbentuk U dan tidak perlu diaplikasikan di pasar pikul
47 PENEMPATAN PUPUK UREA / ZA Pupuk Urea diaplikasikan dengan cara broadcast/disebar merata di piringan dengan jarak 1 2 mtr dari batang kelapa sawit
48 PENEMPATAN PUPUK MOP / KCL Pupuk MOP diaplikasikan dengan cara broadcast/disebar merata di piringan dengan jarak 1 2 mtr dari batang kelapa sawit
49 PENEMPATAN PUPUK KIESERITE Pupuk Kieserite diaplikasikan dengan cara broadcast/disebar merata di piringan dengan jarak 1 2 mtr dari batang kelapa sawit
50 PENEMPATAN PUPUK HGF BORATE Pupuk Mikro diaplikasikan dekat dengan pokok dengan jarak mtr dari pangkal pokok
51 PUPUK Vs PRODUKSI KORELASI PEMUPUKAN THDP PRODUKSI N O BLO K TT HA Kelas Leren Pkk Prod per Ha Kelas Laha n Riwayat Pemupukan (%) Sd/ April 2012 Potensial Yield Tahun 2012 BJR Jjg/ Pkk Riwayat Produksi (Ton/Ha) Ton/ Ha Produksi 2012 S/D April BJR Jjg/ Pkk Ton/ Ha Estimasi 2012 BJR Jjg/ Pkk Ton/ Ha Yield Gap Ton /Ha % Penutupan LCC Jenis % I Datar 124 N , MB 20 2 I Datar 113 N (8) (31) Nepro 30 3 I Datar 108 N , (0) (1) Nepro 50 4 I Datar 127 N Nepro 40 5 I Datar 121 N (2) (7) MB 40 6 I Datar 127 N MB 30 7 J Datar 86 N , (10) (38) Nepro 20 8 J Datar 114 N 99 96, (7) (24) Nepro 30 9 J Datar 113 N , (4) (14) MB I Datar 125 N MB J Datar 103 N 95 88, (7) (30) MB J Datar 109 N 88 87, (5) (22) Nepro J Datar 112 N 94 88, (4) (14) MB J Datar 112 S , (6) (24) MB I Datar 119 N , MB J Datar 111 N , (6) (28) MB 20
52 APLIKASI JANJANG KOSONG Keuntungan aplikasi janjang kosong Janjang Kosong merupakan produk dari PKS sawit (PKS) setelah TBS di proses di sterilizer dan stripper JJK kaya kandungan materi organik dan nutrisi bagi tanaman. Aplikasi JJK dapat meningkatkan proses dekomposisi sehingga kandungan fisik, biologi dan kimia pada tanah meningkat. JJK meningkatkan peremajaan tanah yang penting untuk jangka waktu yang lama dalam rangka mempertahankan produksi TBS tetap tinggi
53 APLIKASI JANJANG KOSONG Nutrisi Yang Terkandung Pada JJK Unsur Hara Kadar Hara dalam JJK (Kg/Ha/Tahun) Sebanding dengan Pupuk per Ton JJK N Nitrogen kg P Phosporus kg RP K Kalium, Potassium kg MOP Mg Magnesium Kieserit
54 APLIKASI JANJANG KOSONG Dosis Rekomendasi (SOP) Aplikasi JJK sebesar 40 ton/ha/thn Aplikasi saat ini di KAGE menggunakan Dosis 27 Ton/ha atau setara dengan 200 kg/pkk Tujuannya untuk mengejar coverage area.
55 Aplikasi Pupuk Urea dengan Dosis 500 gr/pokok
56
57 Fertilizer application in the sub-soils : mechanization
58 TERIMA KASIH
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
Lebih terperinciPEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis
PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan buah
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk
35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk
62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat
20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat
Lebih terperinciLEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA. ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU
LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU Pekanbaru 2017 PENGANTAR 3 ASPEK PENENTU PRODUKSI VARIETAS MEDIA TANAM HASIL DOSIS & JENIS
Lebih terperinciPEMBAHASAN Prosedur Gudang
44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR
Lebih terperinciPEMUPUKAN KELAPA SAWIT
PEMUPUKAN KELAPA SAWIT MANAGEMENT TRAINEE PT Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill Kultur Teknis Pemel Tanaman, Pemupukan, Pemupukan, Drainase, Pengendalian HPT, Homogenitas Tanaman, SPH.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Agronomis Kelapa Sawit
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agronomis Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) sebagai tanaman pendatang dari Afrika Barat ternyata budidayanya di Indonesia telah berkembang sangat pesat dan sampai
Lebih terperinciPT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI
PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/AGR-KBN/22 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 5 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada
Lebih terperinciVII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN
VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN Ubi kayu menghasilkan biomas yang tinggi sehingga unsur hara yang diserap juga tinggi. Jumlah hara yang diserap untuk setiap ton umbi adalah 4,2 6,5 kg N, 1,6 4,1 kg 0 5 dan
Lebih terperinciBGA Manuring System (BMS) E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E
BGA Manuring System (BMS) E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E BGA Manuring System BGA Manuring Sistem adalah Sistem Manajemen Pemupukan yang diatur sedemikian rupa sehingga : 1 2 3 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit menjadi pemimpin dalam penghasil minyak nabati dunia (2006), dengan produksi 37,1 juta ton dari buah kelapa sawit dan lebih dari 4,3 juta ton dari kernel
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman hutan yang dibudidayakan sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi dan respon yang baik terhadap kondisi lingkungan
Lebih terperinciREKOMENDASI PEMUPUKAN UMUM KARET, KELAPA SAWIT, KOPI DAN KAKAO. Pendahuluan
REKOMENDASI PEMUPUKAN UMUM KARET, KELAPA SAWIT, KOPI DAN KAKAO M. Anang Firmansyah Peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Jl. G. Obos km Palangka Raya 7 Pendahuluan Faktor pemupukan
Lebih terperinciPerencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan
PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara
Lebih terperincipercobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis
PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,
Lebih terperinciPENANAMAN KELAPA SAWIT
PENANAMAN KELAPA SAWIT Pundu Learning Centre - 2013 Struktur Penulisan SOP Penanaman Kelapa Sawit Pundu Learning Centre - 2013 STRUKTURISASI SOP Penanaman KS Pedoman Teknis Strukturisasi Filosofi, Kebijakan
Lebih terperinciJENIS PUPUK ORGANIK DARI MILL WASTE. 1. Janjangan kosong (EFB). 2. Abu Janjang (bunch ash). 3. Decanter solid. 4. POME. 5. Compost EFB.
PEMUPUKAN ORGANIK JENIS PUPUK ORGANIK DARI MILL WASTE 1. Janjangan kosong (EFB). 2. Abu Janjang (bunch ash). 3. Decanter solid. 4. POME. 5. Compost EFB. JANJANGAN KOSONG MANFAAT APLIKASI JANJANGAN KOSONG:
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konservasi Tanah Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Aspek Teknis
PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2 lokasi penelitian yang digunakan yaitu Harapan dan Inalahi yang terbagi menjadi 4 plot pengamatan terdapat 4 jenis tanaman
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis
17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap
TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 26 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI A. DEFINISI Pupuk adalah bahan
Lebih terperinciSENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK
SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Kegiatan Sensus Pokok adalah kegiatan perhitungan seluruh jumlah pokok kelapa sawit (produktif dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan
Lebih terperinciTUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT
TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciFungsi Hara bagi Tanaman AGH 322
Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322 Esensialitas Hara bagi Tanaman Hara Esensial: Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya. Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi)
PEMBAHASAN Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Tujuan utamanya untuk menghasilkan produksi yang optimal. Produk yang dihasilkan berupa TBS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :
PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI Oleh : BP3K KECAMATAN SELOPURO 2016 I. Latar Belakang PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN
Lebih terperinciLampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar
23 Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Tanggal Uraian Kegiataan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi 01/03/2014 Penunasan 10 pokok 54 pokok 76 pokok L022 02/03/2014 Libur hari
Lebih terperinciManajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah
Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah Management of oil palm fertilization in Pelantaran Agro Estate, Center Kalimantan S. Manahan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku
PEMBAHASAN UMUM Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membangun model pemupukan tanaman duku berdasarkan analisis daun dan mempelajari kategori tingkat kecukupan hara pada bibit duku. Cara membangun
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays
PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis
Lebih terperinciGambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Rumput Jumlah Daun Hasil penghitungan jumlah daun menunjukan terjadinya penurunan rataan jumlah daun pada 9 MST dan 10 MST untuk rumput raja perlakuan D0, sedangkan untuk
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili Cucurbitaceae. Melon tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis
Lebih terperinciNERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO
NERACA HARA KEBUN KAKAO PRODUKSI = f (Tanaman, Tanah, Air, Cahaya) Tanaman = bahan tanam (klon, varietas, hibrida) Tanah = kesuburan tanah Air = ketersediaan air Cahaya = intensitas cahaya KOMPOSISI TANAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciManajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah
Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Fertilization Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) on
Lebih terperinci28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha
LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh
Lebih terperinci4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman
PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi
Lebih terperinciDisampaikan oleh : Edison P. Sihombing dan Dimas H. Pamungkas
Pengaruh Anomali Iklim dan Pengaruhnya pada Produktivitas Kelapa Sawit Studi Kasus di Bangun Bandar Estate PT Socfin Indonesia Wisma Avros, PPKS. Medan, 21 Juli 2016 Workshop GAPKI Sumatera Utara Disampaikan
Lebih terperinciDesti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN
Desti Diana Putri/1214121050 I.PENDAHULUAN Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi untuk menunjang hidup dan pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan unsur hara makro dan mikro dalam jumlah tertentu sesuai dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam
Lebih terperinciLEAF SAMPLING UNIT ( L S U )
LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) PENDAHULUAN Leaf sampling merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan rekomendasi pemupukan. Rekomendasi pupuk yang akurat akan menghasilkan produksi TBS yang maksimal.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang
TINJAUAN PUSTAKA Kompos Kulit Buah Kakao Ada empat fungsi media tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang tersedia bagi tanaman,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat, tepatnya di Desa Karanglayung dan Desa Narimbang. Secara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; divisi : Spermatophyta ; subdivisi : Angiospermae ; kelas : Monocotyledoneae ; ordo : Graminales ;
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang
TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kualitas Lahan Kualitas lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah iklim, topografi, media perakaran dan kandungan hara sebagaimana
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran
Lebih terperinciKELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal
Lebih terperinciOleh RIDWAN HARYONO NIM
1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATION BANGKIRAI ESTATE DESA PERIAN, KECAMATAN MUARA MUNTAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh RIDWAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan
Lebih terperinciPupuk Organik Cair AGRITECH
Pupuk Organik Cair AGRITECH LATAR BELAKANG TERJADINYA KERUSAKAN PADA ALAM / Lahan Pertanian--- TUA (TANAH, UDARA, & AIR) 1. Tanah : Tandus, Gersang, Tercemar. 2. Udara : Panas Global efek dari rumah kaca.
Lebih terperinciPENANAMAN KACANGAN. Oleh : Sri Hartono Area Controller 4. Pundu Learning Centre
PENANAMAN KACANGAN Oleh : Sri Hartono Area Controller 4 Pundu Learning Centre Struktur Penulisan SOP Penanaman Kacangan Pundu Learning Centre SOP Penanaman Kacangan Strukturisasi SOP Penanaman Kacangan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Produksi Tandan Buah Segar 4.1.1. Kebun Rimbo Satu Afdeling IV Hasil dari sensus pokok produktif pada tiap blok sampel di masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo:
Lebih terperinciMENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG
MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG Durian memiliki sensasi rasa yang unik dan aroma khas yang menjadi daya tarik setiap konsumen untuk kembali tertantang makan durian.
Lebih terperinciOptimalisasi Panen Pada Tanaman Tua di Lingkup Kebun PT. Asam Jawa. Presentation by P.T. Asam Jawa
Optimalisasi Panen Pada Tanaman Tua di Lingkup Kebun PT. Asam Jawa Presentation by P.T. Asam Jawa Setiap perusahaan perkebunan khususnya kelapa sawit selalu berupaya memperoleh produksi yang optimal dan
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciBioStab, RhiPhosant dan Pupuk Bio Aktivasi
BioStab, RhiPhosant dan Pupuk Bio Aktivasi BIOSTAB BioStab merupakan produk pembenah tanah hayati yang diformulasi khusus untuk memperbaiki struktur tanah dan penyehatan tanah. BioStab. mengandung bahan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.
51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan
Lebih terperinci= pemanen. Sistem Penunasan
PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.
Lebih terperinci