METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Lokasi dan Waktu Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Lokasi dan Waktu Penelitian"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah ex post facto atau sering disebut sebagai penelitian causal-comparatif. Desain penelitian ex post facto digunakan untuk menjajagi kemungkinan hubungan kausalitas (sebab-akibat) di antara peubah bebas dan peubah terikat tanpa adanya manipulasi atau perlakuan dari peneliti terhadap peubah terikat (Kountor, 2006; Hadjar, 1996; Sevilla et.al., 1993). Desain ex post facto menfokuskan penyelidikan pada apa yang sebenarnya telah terjadi. Kountur (2007) mengemukakan bahwa peubah perlakuan atau peubah terikat pada desain penelitian ex post facto merupakan kejadian yang sudah terjadi. Oleh karena sudah terjadi maka tidak ada perlakuan (treatment) yang dikenakan atas peubah tersebut. Pengumpulan data dilakukan secara survey. Ciri khas pengumpulan data melalui survey adalah data dikumpulkan dari sejumlah responden dengan menggunakan kuesioner. Keuntungan utama dari survey adalah dimungkinkannya membuat generalisasi untuk populasi berdasarkan analisa terhadap sampel yang berasal dari populasi tersebut. Analisis hubungan kausalitas (sebab-akibat) atau pengaruh antara peubah bebas dan peubah terikat dilakukan melalui pemodelan Structural Equation Modelling (SEM). Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan pada desa-desa sekitar kemiri kawasan pegunungan Bulusaraung. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa kemiri kawasan pegunungan Bulusaraung merupakan areal kemiri terluas di Sulawesi Selatan. Pengambilan data dilaksanakan dari bulan Januari 2010 sampai dengan Maret Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah rumah tangga petani di sekitar kawasan kemiri yang memiliki lahan dan/atau menggarap kemiri di tiga kecamatan di kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan

2 82 secara bertahap (multistage). Tahap pertama adalah menetapkan besarnya sampel penelitian. Besarnya sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et.al, 1993), yaitu: n = N 1 + Ne 2 di mana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian (presisi) karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau dinginkan. Presisi yang akan digunakan adalah 8%. Atau dapat menggunakan rule of thumb (aturan) dalam SEM sebagaimana yang dinyatakan oleh Wijanto (2008) dan Kusnendi (2008) bahwa penggunaan SEM dengan metode estimasi maximum likelihood memerlukan sampel minimal responden, atau sebesar lima kali indikator-indikator (observed variables) yang ada dalam model. Jumlah kepala rumah tangga petani sekitar kemiri adalah jiwa. Apabila menggunakan rumus slovin di atas maka jumlah sampel penelitian minimal adalah sebesar 153,8675 atau 154 responden (pembulatan). Sedangkan, jika menggunakan kaidah (rule of thumb) SEM maka jumlah sampel minimal responden atau menggunakan kaidah lima kali indikator-indikator penelitian (peubah manifest) yaitu 35 x 5 = 175 responden. Dalam penelitian ini sampel penelitian diambil sebanyak 204 kepala keluarga. Tahap kedua adalah penentuan desa atau wilayah (cluster) pada setiap kecamatan yang dilakukan secara acak (random sampling) dengan pertimbangan bahwa desa-desa di sekitar kawasan pegunungan Bulusaraung penduduknya memiliki karakteristik yang relatif homogen bila dilihat dari mata pencaharian, suku bangsa, dan budaya. Tahap ketiga adalah memilih dan menentukan banyaknya responden untuk masing-masing desa terpilih. Responden yang dipilih adalah kepala keluarga petani. Pemilihan dan penentuan responden untuk setiap kecamatan dilakukan secara acak tidak proporsional (disproporsianate random

3 83 sampling), yaitu dengan mempertimbangkan perbandingan luas kemiri pada ketiga wilayah kecamatan. Diasumsikan daerah dengan luas kemiri yang berbeda akan memberikan informasi partisipasi yang berbeda pada usahatani rakyatnya. Kecamatan Mallawa memiliki luas kemiri Ha, Kecamatan Cenrana memiliki luas Ha dan luas kemiri Kecamatan Camba adalah Ha, dengan kata lain mempunyai perbandingan 2:1:1, maka ditentukan perbandingan atau proporsi untuk jumlah sampel per kecamatan yaitu 2:1:1, sehingga jumlah sampel untuk Kecamatan Mallawa adalah 100, untuk Kecamatan Cenrana 54, dan untuk Kecamatan Camba 50. Kecamatan Tabel 6. Rincian Sampel Penelitian Jumlah Luas Rumah Hutan Tangga Kemiri Jumlah Penduduk (jiwa) Perbandingan Luas Lahan (Bobot sampel) Sampel (Jumlah Rumah Tangga) (Ha) Cenrana Camba Mallawa Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada petani yang menjadi responden melalui pengisisan kuesioner, wawancara dan observasi langsung. Data sekunder diperoleh dari kantor dinas kean setempat, kantor kecamatan setempat, dan kantor desa setempat, serta instansi lain yang terkait. Kuesioner dibuat berdasarkan skala Likert. Pada setiap butir pertanyaan dan/atau pernyataan dalam kuesioner disediakan beberapa alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden sesuai dengan persepsi, perasaan dan kegiatan yang dialaminya. Alternatif jawaban pada setiap item ditransformasikan menjadi data kuantitatif (diberi skor). Sevilla et al. (1993) menyatakan bahwa skor yang diperoleh dengan menggunakan skala Likert biasanya dipertimbangkan sebagai data interval walaupun pada dasarnya adalah ordinal. Effendi (1995) menyebutkan bahwa salah satu cara untuk menentukan skor adalah dengan menggunakan skala Likert. Kerlinger (2002) menyatakan bahwa skala Likert tergolong ke dalam Skala Tingkat Sumatif/Summarated Rating Scales. Menurut Azwar (2003) total atau

4 84 jumlah skor dalam Summarated Rating Scales yang diperoleh dari setiap responden merupakan data interval karena dapat diletakkan sepanjang garis kontinuum. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, kuesioner diuji terlebih dahulu validitas dan realibilitasnya agar kelak dalam proses pengumpulan data dapat diperoleh data yang valid atau sah, serta memiliki konsistensi yang tinggi (reliabel), dengan kata lain diperoleh data yang akurat, tepat dan baik. Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang digunakan mampu mengukur apa yang ingin diukur (Arikunto, 1998). Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity), dengan cara menyusun alat ukur/kuesioner dengan memasukkan semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep yang akan diukur. Untuk memperoleh kuesioner yang mempunyai validitas konstruk dan validitas isi yang tinggi, maka daftar pertanyaannya disusun dengan cara: a. Mempertimbangkan teori-teori yang relevan, b. Menyesuaikan isi pertanyaan dengan kondisi responden, dan c. Berkonsultasi dengan komisi pembimbing. d. Mengujicobakan kuesioner. Reliabilitas menunjuk pada konsistensi suatu instrumen dalam mengukur fenomena yang sama dalam waktu yang berbeda (Ancok, 1995). Untuk menguji reliabilitas kuesioner digunakan rumus Cronbach s Alpha.: N 2 item = 1 - (Kountur, 2006) N 1 2 total Ket: = Cronbach s Alpha N = banyaknya pertanyaan 2 item 2 total = variance dari pertanyaan = variance dari skor total

5 85 Setelah instrumen selesai disusun, kemudian instrumen diujicobakan. Responden untuk pengujian instrumen berjumlah 30 orang. Hasil uji coba dianalisis dengan korelasi pearson. Menurut Ancok dalam Singarimbun (1995) angka korelasi yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian dibandingkan dengan Tabel korelasi nilai r. Bila nilai korelasi dan reliabilitas hasil perhitungan lebih besar dari r tabel maka instrument tersebut dianggap valid dan reliabel. Untuk n=30 (responden uji coba) dengan = 5% diperoleh r tabel = 0,361. Berdasarkan hasil uji coba intrumen penelitian instrumen penelitian dianggap valid dan reliabel (lampiran 3) yaitu diperoleh 197 pertanyaan valid ( > r tabel = 0,361), demikian pula hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen penelitian terbukti reliabel dengan koefisien reliabilitas berkisar antara 0,748-0,955. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisa data dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan dalam rangka memberikan gambaran mengenai sebaran responden pada setiap peubah, dengan memakai tabel distribusi frekuensi. Selanjutnya untuk melakukan estimasi atau pendugaan terhadap populasi (generalisasi) dalam rangka melihat sejauhmana peubah bebas mempengaruhi peubah terikat serta untuk melihat kecocokan model penelitian yang dirancang (model hipotetik) dengan model sesungguhnya, digunakan statistik inferensial yaitu menggunakan SEM. Pengolahan dan analisis data akan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan LISREL (Linear Structural Relationships). Untuk memudahkan analisis dan pengolahan data maka terlebih dahulu disusun model hipotetik persamaan struktural, dengan mengacu pada kerangka berpikir, sehingga terlihat jelas jalur pengaruh antara peubah laten eksogen (X 1, X 2, X 3, X 4, dan X 5 ) dan peubah laten endogen (Y 1, Y 2, dan Y 3 ), serta peubah laten (eksogen dan endogen) dengan indikator-indikator refleksinya, sebagaimana berikut:

6 86 δ 1.1 δ 1.2 δ 1.3 δ 1.4 δ 1.5 δ 1.6 δ 1.7 X 1.1 X 1.2 X 1.3 X 1.4 X 1.5 X 1.6 X 1.7 ε 4.1 ε 4.2 ε 4.3 λx λx 1.2 λx 1.3 λx 1.4 λx 1.5 λx λx 1.7 Y 1.1 ε 1.3 ε 1.2 ε 1.3 Y 1.2 Y 1.3 Y 4.1 Y 4.2 Y 4.3 λy 4.1 λy 4.2 λy 4.3 δ 2.1 δ 2.2 δ 2.3 X 2.1 X 2.2 X 2.3 λx 2.1 λx 2.2 λx 2.3 X 2 X 1 γ 1.2 γ 2.2 γ 1.1 γ 1.3 γ 1.4 γ 2.3 λy 1.1 λy 1.2 λy 1.3 Y 1 γ 2.1 ζ 1 β 2.1 β 3.1 Y 2 ζ 4 β 3.2 Y 4 β 4.3 Y 3 λy 3.1 λy 3.1 λy 3.2 λy 3.4 Y 3.1 Y 3.2 Y 3.3 ε 3.1 ε 3.2 ε 3.3 δ 3.1 δ 3.2 X 3.1 λx 3.1 λx 3.2 X 3 X 3.2 γ 2.4 λy 2.1 λy 2.2 λy 2.3 γ 2.5 ζ 2 ζ 3 γ 35 Y 3.4 ε 3.4 λx 3.3 δ 3.3 X 3.2 X 4 Y 2.3 Y 2.3 Y 2.3 ε 2.1 ε 2.2 ε 2.3 X 5 λx 4.1 λx 4.2 λx 4.3 λx 5.3 λx5.1 λx λx λx 5.4 X 4.1 X 4.2 X 4.3 X 5.1 X 5.2 X 5.3 X 5.4 λx 5.6 X 5.5 X 5.6 ε 5.6 δ 4.1 δ 4.2 δ 4.3 ε 51 ε 5.2 ε 5.3 ε 5.4 ε 5.5 Gambar 4. Diagram Jalur Model Hipotetik Persamaan Struktural Peningkatan Partisipasi Petani Sekitar Hutan dalam Mengelola Hutan Kemiri Rakyat

7 87 Beberapa penjelasan notasi LISREL pada model hipotetik persamaan struktural di atas, sebagai berikut: 1) λ (lamda) adalah loading factor (muatan faktor) yang menyatakan hubungan antara peubah laten eksogen (biasa diasumsikan sebagai peubah bebas) dan endogen (biasa diasumsikan sebagai peubah terikat) dengan indikatorindikatornya (peubah teramati/manifest). λ dapat juga dinyatakan sebagai kemampuan indikator dalam merefleksikan peubah laten. 2) δ (delta) adalah kesalahan pengukuran (measurement error) dari indikator peubah eksogen (peubah bebas). 3) ε (eta) adalah kesalahan pengukuran (measurement error) dari indikator peubah endogen (peubah terikat). 4) γ (gama) adalah koefisien pengaruh terstandarkan peubah eksogen terhadap peubah endogen. 5) β (beta) adalah koefisien pengaruh terstandarkan peubah endogen terhadap peubah endogen. 6) ζ (zeta) adalah kesalahan struktural (structural error) pada peubah endogen. Berdasarkan path diagram dari model hipotetik persamaan struktural tersebut dapat diidentifikasikan empat model yang menjadi dasar analisis data. Keempat model tersebut dapat dijabarkan menjadi empat persamaan struktural sebagaimana berikut: Model Y 1 : Model Kemampuan X 1 X 2 X 3 γ 1.1 γ 1.2 γ 1.3 γ 1.4 Y 1 ζ 1 Keterangan: X 1 = Karakteristik indvidu petani X 2 = Tingkat kekosmopolitan petani X 3 = Intensitas peran penyuluh kean X 4 = Dukungan lingkungan sosial budaya Y 1 = Tingkat kemampuan petani dalam mengelola kemiri X 4 Y 1 = γ 1.1 X 1 + γ 1.2 X 2 + γ 1.3 X 3 + γ 1.4 X 4 + ζ 1

8 88 Model Y 2 : Model Motivasi X 1 Y 1 γ 2.1 X 2 γ 2.2 X 3 γ 2.3 γ 2.4 X 4 X 5 γ 2.5 β 2.1 Y 2 ζ 2 Keterangan: X 1 = Karakteristik indvidu petani X 2 = Tingkat kekosmopolitan petani X 3 = Intensitas peran penyuluh kean X 4 = Dukungan lingkungan sosial budaya X 5 = Kesempatan/peluang Y 1 = Tingkat kemampuan petani dalam mengelola kemiri Y 2 = Tingkat motivasi petani untuk berpartisipasi dalam mengelola kemiri Y 2 = γ 2.1 X 1 + γ 2.2 X 2 + γ 2.3 X 3 + γ 2.4 X 4 + γ 2.5 X 5 + β 2. 1 Y 1 + ζ 2 Model Y 3 : Model Partisipasi Y 1 Y 2 X 5 β 3.1 Y 3 β 3.2 ζ 3 γ 3.5 Keterangan: X 5 = Kesempatan/peluang Y 1 = Tingkat kemampuan petani dalam mengelola kemiri Y 2 = Tingkat motivasi petani untuk berpartisipasi dalam mengelola kemiri Y 3 = Tingkat partisipasi petani dalam mengelola kemiri Y 3 = β 3.1 Y 1 + β 3. 2 Y 2 + γ 3.5 X 5 + ζ 3 Model Y 4 : Model Keberlanjutan (Sustainability) Manfaat Hutan Y 3 β 4.3 Y 4 ζ 4 Y 4 = β 4.3 Y 3 + ζ 4 Keterangan: Y 3 = Tingkat partisipasi petani dalam mengelola kemiri Y 4 = Keberlanjutan manfaat kemiri

9 89 Konseptualisasi dan Definisi Operasional Agar peubah-peubah yang diteliti mudah dipahami dan memiliki makna yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu dilakukan konseptualisasi atau diberikan ketepatan makna sehingga tidak terjadi ambigu atau asosiasi yang berbeda-beda (Sevilla, et.al 1993). Selanjutnya agar konsep tersebut dapat diukur maka diberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat operasional. Kerlinger (2000) menyebutnya measured operational definition atau definisi operasional yang dapat diukur. Untuk kepentingan pengujian secara statistik, perlu dilakukan transformasi agar semua data yang terkumpul memiliki kisaran yang sama. Mengacu pada Sumardjo (1999), pedoman transformasi dapat dilakukan dengan menentukan nilai indeks terkecil diberikan untuk jumlah skor terendah dan nilai indekss terbesar diberikan untuk jumlah skor tertinggi dari tiap indikator. Rumus umum transformasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Transformasi Indeks : Jumlah skor yang dicapai Jumlah skor minimum x 100 Jumlah skor maksimum skor minimum Jumlah skor minimum maupun maksimum yang dapat diharapkan dari setiap indikator akan berbeda atau tidak sama satu dengan lainnya, karena adanya perbedaan banyaknya item pertanyaan untuk setiap indikator tersebut, untuk itu dilakukan tranformasi indeks sehingga akan diperoleh kisaran nilai indeks yaitu Nilai indeks terkecil 0 akan sepadan dengan jumlah skor minimum dan nilai indeks terbesar 100 sepadan dengan jumlah skor maksimum dari tiap indikator. Konseptualisasi dan definisi operasional bagi peubah dan indikator dalam penelitian ini, adalah sebagaimana berikut:

10 90 1. Karakteristik Individu Petani (X 1 ): ciri-ciri atau sifat-sifat khas individu yang melekat pada pribadi responden/petani yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan. Tabel 7. Indikator, Definisi Operasional, Parameter dan Kategori Karakteristik Individu Petani. Indikator Definisi Operasional Parameter Kategori X 1.1 Umur Masa hidup yang telah dilalui responden. X 1.2 Pengalaman berinteraksi dengan kemiri X 1.3 Pendidikan Formal X 1.4 Pendidikan Non Formal X 1.5 Tingkat pendapatan X 1.6 Jumlah tanggungan keluarga X 1.7 Tingkat Ketergantungan terhadap sumberdaya Lamanya responden tinggal di desa dan melakukan berbagai kegiatan memanfaatkan kemiri untuk memenuhi kebutuhan.hidupnya Pendidikan formal yang yang pernah dan sedang diikuti responden Pelatihan yang terkait dengan pengelolaan yang pernah diikuti oleh responden Jumlah uang yang diperoleh responden dalam satu bulan baik yang bersumber dari usaha tani maupun usaha lainnya Banyak orang yang berada dalam satu rumah tangga yang menjadi beban hidup. Sejauhmana responden memanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya Dihitung mulai dari tahun kelahiran dan dibulatkan ke ulang tahun terdekat pada saat penelitian dilakukan. Dihitung sejak awal tinggal sampai dengan waktu penelitian dilaksanakan (jumlah tahun). Dihitung berdasarkan lamanya (jumlah tahun) pendidikan formal yang pernah dan sedang diikuti. jumlah jam pelatihan yang pernah diikuti. banyaknya penghasilan yang diperoleh dalam satu bulan dari usaha tani dan non usaha tani jumlah orang yang menjadi beban hidup responden tentang sejauh mana dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup Menengah 1. Kecil 2. Cukup besar 3. Besar

11 91 2. Tingkat Kekosmopolitan Petani (X 2 ) adalah aktivitas responden/petani dalam melakukan hubungan atau kontak dengan berbagai sumber informasi baik yang berada di dalam maupun berada di luar lingkup petani sehubungan dengan pengelolaan kemiri. Tabel 8. Indikator, Definisi Operasional, Parameter dan Kategori Tingkat Kekosmopolitan Petani. Indikator Definisi Operasional Parameter Kategori X 2.1 Kontak dengan pihak luar komunitas Upaya responden untuk berhubungan dengan pihak lain yang berada luar komunitasnya dalam rangka mencari informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pengelolaan Dihitung berdasarkan frekuensi responden setiap bulannya dalam mencari informasi di luar komunitasnya X 2.2 Aksesibilitas informasi pengelolaan X 3.3 Keterdedahan terhadap media masa kemiri. Upaya responden dalam mencari dan memperoleh berbagai informasi pengelolaan kemiri dari berbagai sumber informasi legal Seberapa sering responden memperoleh informasi dari media massa, baik cetak maupun elektronik Dihitung berdasarkan responden terhadap kemudahan mencari dan memperoleh informasi dan inovasi dari lembagalembaga pemerintah maupun non pemerintah terkait dengan pengelolaan kemiri Dihitung berdasarkan jumlah jam per minggu responden memanfaatkan media massa 3. Intensitas Peran Penyuluh Kean (X 2 ) adalah berbagai kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh penyuluh kean dalam membantu, membimbing, dan mendidik responden/petani sekitar mengelola kemiri, yang diukur berdasarkan apa yang dialami responden.

12 92 Tabel 9. Indikator, Definisi Operasional, Parameter dan Kategori Intensitas Penyuluh Kean. Indikator Definisi Operasional Parameter Kategori X 3.1 Fasilitator X.3.2 Edukator/Pendidik X.3.2 Advokat Kegiatan yang dilakukan penyuluh dalam rangka mendorong dan membantu petani dalam rangka memperlancar proses kegiatan pengelolaan Kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh kean dalam membangun kesadaran, memberikan informasi, mengajar/ melatih petani terkait dengan kegiatan pengelolaan Kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh kean memberikan nasehat, pertimbangan, masukan kepada petani dan pihak lain dan/atau pemerintah dalam rangka menjembatani kepentingan petani dengan pihak lain dan/atau pemerintah kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kemiri responden terhadap intensitas kegiatan penyuluh kean dalam memfasilitasi petani responden terhadap intensitas kegiatan penyuluh kean dalam melaksanakan kegiatan edukasi/ pendidikan responden terhadap intensitas kegiatan penyuluh kean dalam melaksanakan kegiatan advokasi 4. Dukungan Lingkungan Sosial Budaya (X 4 ) adalah suasana yang melingkupi petani yang menjelaskan kualitas interaksi diantara responden dengan petani-petani lainnya, yang dilandasi oleh nilai-nilai positip atau kearifan yang berlaku.

13 93 Tabel 10. Indikator, Definisi Operasional, Parameter dan Kategori Dukungan Lingkungan Sosial Budaya Indikator Definisi Operasional Parameter Kategori X 4.1 Dukungan kearifan lokal X 4.2 Dukungan tokoh masyarakat X 4.3 Dukungan kelompok tani Sejauhmana aturan dan pengetahuan yang bernilai positip yang berlaku dalam sistem sosial yang mempengaruhi perilaku responden dalam mengelola. Sejauh mana tokoh petani terlibat dan mendorong responden untuk berpartisipasi dalam pengelolaan Seberapa sering aktivitas kelompok tani dalam pengelolaan secara lestari di mana responden merupakan salah satu anggotanya responden tentang sejauh mana nilai positip yang ada dalam masyarakat bersifat mengatur hubungan antar manusia dan mengatur hubungan antara manusia dan alam responden tentang sejauhmana tokoh masyarakat terlibat dan memberikan dukungan positip terhadap kegiatan pengelolaan kemiri responden tentang seberapa sering kelompok melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mampu mendorong anggota untuk terlibat dalam pengelolaan kemiri 4. Kesempatan/Peluang (X 5 ) adalah segala sesuatu yang terkait dengan usahatani kemiri yang berada di luar responden, yang mana jika tersedia dan diraih, dikelola dan dimanfaatkan oleh responden akan memberikan manfaat atau keuntungan bagi responden tersebut.

14 94 Tabel 11. Indikator, Definisi Operasional, Parameter dan Kategori Kesempatan/Peluang. Indikator Definisi Operasional Parameter Kategori X 5.1 Luas lahan garapan satuan luas hektare (Ha) X 5.2 Status lahan garapan X 5.3 Dukungan Pemerintah X 5.4 Dukungan Non Pemerintah X 5.5 Kepastian Pasar X 5.6 Bantuan permodalan/ Kredit Jumlah areal lahan/areal yang dikelola responden dalam berusaha tani tanaman kemiri. Kejelasan status kepemilikan atas areal tanaman kemiri yang dikelola responden Sejauh mana pemerintah memberikan akses dan dukungan pada responden untuk mengelola dan memanfaatkan kemiri Seberapa tinggi intensitas kegiatan lembaga swasta dan/atau LSM yang ada memberikan bimbingan, bantuan, pengajaran kepada responden Sejauh mana keberadaan pasar dapat memberikan jaminan pemasaran atas produksi kemiri dijual dengan harga yang layak Sejauh mana program pemerintah dan lembaga keuangan memberikan bantuan permodalan kepada responden ada/ tidaknya kejelasan hak kepemilikan atas status tanah yang diolah skor persepsi responden tentang sejauh mana pemerintah memberikan akses dan dukungan pada petani untuk mengelola dan memanfaatkan kemiri. skor persepsi responden tentang seberapa tinggi intensitas kegiatan lembaga swasta dan/atau LSM yang ada memberikan bimbingan, bantuan, pengajaran kepada petani skor persepsi responden tentang sejauh mana keberadaan pasar dapat memberikan jaminan pemasaran atas produksi kemiri dijual dengan harga yang layak skor persepsi responden tentang sejauh mana program pemerintah dan lembaga keuangan memberikan bantuan permodalan 1. Sempit 3. Luas 1. Kawasan Hutan dan/ atau Tanah Negara 2. Milik sendiri + Kawasan Hutan (dan/ atau Tanah Negara) 3. Milik sendiri+kawa san Hutan (dan atau Tanah Negara) +Sewa

15 95 5. Tingkat motivasi petani untuk berpartisipasi dalam pengelolaan Y 1.1 kemiri (Y 1 ) adalah seberapa kuat keinginan-keinginan dalam diri responden yang mendorongnya untuk terlibat atau berpartisipasi dalam pengelolaan kemiri. Tabel 12. Indikator, Definisi Operasional, Parameter dan Kategori Tingkat Motivasi Petani untuk Berpartisipasi. Indikator Definisi Operasional Parameter Kategori Keinginan Kemauan dari dalam diri untuk responden yang meningkatkan mendorongnya untuk responden tentang berpartisipasi aktif kekuatan kemauan pendapatan dengan tujuan dari dalam diri yang menambah penghasilan mendorongnya untuk rumah tangga berpartisipasi aktif dengan tujuan manambah penghasilan rumah Y 1.2 Keinginan untuk mendapat pengakuan atas kemampuan dalam mengelola Y 1.3 Keinginan Melestarikan Kemauan dari dalam diri responden yang mendorongnya untuk berpartisipasi aktif dengan tujuan mendapatkan kepercayaan dan dianggap mampu dalam mengelola secara lestari Kemauan responden atas dasar kesadaran sendiri untuk menjaga kelestarian yang mendorongnya untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengelolaan tangga responden tentang kekuatan kemauan dari dalam dirinya yang mendorongnya untuk berpartisipasi aktif dengan tujuan mendapatkan kepercayaan dan dianggap mampu dalam mengelola secara lestari responden tentang kekuatan kemauan dari dalam dirinya untuk menjaga kelestarian

16 96 4. Tingkat kemampuan petani dalam pengelolaan kemiri (Y 2 ) adalah seberapa tinggi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh responden yang membuatnya mampu berpartisipasi mengelola kemiri. secara aktif dalam Tabel 13. Indikator, Definisi Operasional, Parameter dan Kategori Tingkat Kemampuan Petani dalam Mengelola Hutan Kemiri. Indikator Definisi Operasional Parameter Kategori Y 2.1 Kemampuan teknis Y 2.2 Kemampuan Manajerial Y 2..3 Kemampuan Sosial Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan responden dalam membudidayakan tanaman kemiri dan perlindungan Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan responden dalam merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, serta mengevaluasi kegiatan pengelolaan kemiri Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan responden dalam bernegosiasi, membangun hubungan interpersonal, dan membangun jaringan kerjasama/ kemitraan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan kemiri. skor pengetahuan, sikap, dan keterampilan responden skor pengetahuan, sikap, dan keterampilan responden skor pengetahuan, sikap, dan keterampilan responden 4. Tingkat partisipasi petani dalam pengelolaan kemiri (Y 3 ) adalah seberapa jauh keterlibatan petani dalam setiap tahapan kegiatan pengelolaan kemiri.

17 97 Tabel 14. Indikator, Definisi Operasional, Parameter dan Kategori Tingkat Partisipasi Petani dalam Mengelola Hutan Kemiri. Indikator Definisi Operasional Parameter Kategori Y 3.1 Merencanakan kegiatan pengelolaan Y 3.2 Melaksanakan Kegiatan pengelolaan Y 3.3 Memanfaatkan hasil Kegiatan pengelolaan Y.3.4 Mengevaluasi kegiatan Pengelolaan Intensitas keterlibatan responden dalam merencanakan berbagai kegiatan-kegiatan pengelolaan dan perlidungan baik kegiatan yang berasal dari program pemerintah maupun kegiatan mandiri. Intensitas keterlibatan responden dalam melaksanakan kegiatan budidaya tanaman (kemiri), dan perlindungan baik pada kegiatan yang berasal dari program pemerintah maupun kegiatan mandiri. Seberapa jauh responden menikmati dan memanfaatkan hasil dari kegiatan pengelolaan kemiri Intensitas keterlibatan responden dalam melakukan pengawasan dan penilaian terhadap efisiensi dan efektivitas kegiatan pegelolaan. / perasaan responden terhadap kegiatan petencanaan pengelolaan yang dilakukannya / perasaan responden terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan yang dilakukannya / perasaan responden terhadap kegiatan pemanfaatan hasil yang dilakukannya / perasaan responden terhadap kegiatan pengawasan dan penilaian pengelolaan yang dilakukannya 4. Keberlanjutan (sustainability) manfaat (Y 4 ) adalah seberapa besar dapat bermanfaat dan dimanfaatkan oleh petani dan bagi itu sendiri secara berkesinambungan.

18 98 Tabel 15. Indikator, Definisi Operasional, Parameter dan Kategori Keberlanjutan Manfaat Hutan Kemiri. Indikator Definisi Operasional Parameter Kategori Y 4.1 Manfaat ekonomi Y 4.2 Manfaat ekologis Y 4.3 Manfaat sosial Produktivitas hasil dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup petani Fungsi ekologi meningkat dan terpelihara Sejauhmana dapat berfungsi sebagai lapangan kerja, dan dapat memelihara keharmonisan hubungan sosial / perasaan responden / perasaan responden / perasaan responden

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Mengacu pada tujuan penelitian, maka penelitian ini berusaha mencari hubungan antar peubah yang terkait dengan tingkat kapasitas rumah tangga Petani Padi Sawah Lebak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Mengacu kepada tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang terkait dengan kinerja KUD dan tingkat pengembangan kapasitas KUD dalam meningkatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 015 sampai 8 September 015 yang berlokasi di Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi 19 KERANGKA PEMIKIRAN Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Niat merupakan bentuk pikiran yang nyata dari rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. B. Populasi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Keberadaan hutan perlu dijaga agar tidak mengalami degradasi baik secara kualitas maupun kuantitas. Keberadaan masyarakat sekitar hutan yang pada umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu. pelaksanaan penelitian bulan Juni 2015. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Yogyakarta Cik Ditiro, Depok, Sleman Yogyakarta. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu iklim sekolah dan motivasi belajar. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar. Husein (998 : ). Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini diperlukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen... 38 β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... 38 δ Besarnya error dalam hubungan struktural antar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 44 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah survei untuk menjelaskan fenomena yang ditemui dalam komunitas nelayan. Kerlinger (1990) mengemukakan bahwa penelitian survei

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri atas

III. METODE PENELITIAN. mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri atas III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan rancangan penelitian kausal karena bertujuan untuk mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah BAB III METODE PENELITIAN Pada subbab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (penjelasan), yaitu menyoroti pengaruh antara variabel-variabel penelitian dan

METODE PENELITIAN. (penjelasan), yaitu menyoroti pengaruh antara variabel-variabel penelitian dan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang sifatnya ekplanatif (penjelasan), yaitu menyoroti pengaruh antara variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 72 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini terfokus pada manajemen sumber daya manusia, yaitu mengenai pendidikan-pelatihan dan kompetensi terhadap produktivitas kerja karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permaslahan peneitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Pengumpulan data dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13). 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE. Desain, Tempat dan Waktu 25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada proses penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran di pemerintah kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif hubungan kausal. Menurut Sugiyono (2010 : 53), Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa

BAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa 3 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Zozozea, Ondorea Barat, Ndeturea, dan Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Visi dan Misi PT XYZ Budaya Korporat Good Corporate Governance Atribut Budaya Korporat 1. Customer Focused 2. Integrity 3. Teamwork 4. Innovation 5. Profesionalism

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Unit analisis yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, dimana metode ini merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma sebuah penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemicu bagi produsen lama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan Pesatnya kemajuan ekonomi global telah mengundang produsen baru untuk turut ambil bagian dalam kancah perekonomian, sekaligus menjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan pemakai jasa Warnet. Untuk itu dalam penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti setelah kejadian. Peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari peubahpeubah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai explanatory research, dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan dan pengaruh antar peubah penelitian melalui pengujian hipotesis. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada ruangan Cyber @ccess di kampus Syahdan Universitas Bina Nusantara Jl.K.H. Syahdan No. 9, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bekerja dengan angka,

Lebih terperinci

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p.11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode sensus, menurut Arikunto (1996:115) populasi adalah keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III. METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III. METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 1 BAB III METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini akan dievaluasi bagaimana motivasi pemanfaatan jurnal online Sciencedirect oleh mahasiswa pascasarjana S2 di Perpustakaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT XYZ merupakan perusahaan asuransi multinasional yang memiliki visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai. Visi merupakan proyeksi atau

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan 44 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode juga tergantung pada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 52 Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

3 METODE Rancangan Penelitian

3 METODE Rancangan Penelitian Peningkatan kesadaran perusahaan terhadap perlunya perilaku tanggung jawab sosial terjadi secara global. Para pengambil kebijakan di perusahaan semakin menyadari bahwa tujuan tanggung jawab sosial adalah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. rangka memperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. rangka memperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu Permasalahan yang dijadikan sebagai topik penelitian dalam rangka menyusun laporan, penelitian ini dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah asosoatif, menurut Sugiyono (2009 : 11) Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan PT Pabrik Kaos Aseli 777. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat Asosiatif. Menurut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan subjek penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dengan faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistemik dalam waktu yang lama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistemik dalam waktu yang lama BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Rancangan Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistemik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian yang akan dibahas adalah variabel X dan variabel Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabungan Negara Syariah Cabang Malang yang berada di jalan Bandung No. 40

BAB III METODE PENELITIAN. Tabungan Negara Syariah Cabang Malang yang berada di jalan Bandung No. 40 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Malang yang berada di jalan Bandung

Lebih terperinci