DAMPAK MIGRASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK MIGRASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP"

Transkripsi

1 DAMPAK MIGRASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP *Eliza Umami Universitas Negeri Malang Jl Semarang no. 5 Malang elizaumami_lgeo2010@yahoo.com Pembimbing: (1) Dr. Budijanto, M.Sos (2) Drs. M. Yusuf Idris. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak migrasi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Bragung Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep. Penelitian ini berbentuk penelitian descriptive research dengan menggunakan metode survey. Analisis data yang digunakan yaitu analisis tabulasi tunggal dan persentase untuk memperoleh gambaran umum dari setiap variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) motivasi masyarakat dalam melakukan migrasi adalah karena kesempatan kerja di daerah asal rendah, luas kepemilikan lahan yang sempit, kesempatan kerja dan upah kerja yang tinggi di Negara tujuan, (2) kondisi demografi yaitu rata-rata berusia produktif dengan status kawin, dengan beban tanggungan 2 orang, (3) sebagian besar migran bekerja sebagai kuli bangunan di Malaysia dan menjadi sopir di Arab Saudi. Dampak sosial migrasi adalah tingkat pendidikan anak. Sedangkan dampak ekonomi meliputi transformasi pekerjaan, pendapatan, pengeluaran dan pola konsumsi serta investasi. Keluarga migran menggunakan uang kiriman untuk membayar hutang dan investasi. Kata Kunci: Migrasi, Kondisi Demografi, Dampak Sosial Ekonomi Migrasi penduduk merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses berkembangnya pembangunan di Indonesia. Fenomena migrasi yang berlangsung dalam suatu negara banyak terlihat di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu daerah yang mencerminkan adanya fenomena migrasi antar daerah (interprovincial migration) maupun migrasi internasional (international migration ) diperlihatkan oleh tenaga kerja asal desa Bragung. Desa Bragung merupakan salah satu desa di kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, yang mempunyai banyak tenaga kerja yang melakukan mobilitas ke luar daerah/ negeri yang lebih potensial dari daerah asal migran. Secara historis, sebagian besar para penduduk desa Bragung dahulu sangat bergantung terhadap sektor pertanian untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Penggunaan lahan mayoritas digunakan untuk sektor agraris/ pertanian yang merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang mereka, seperti: padi, jagung, tembakau, kacang, dan lain sebagainya. Akan tetapi, saat ini kondisi tersebut sudah mengalami perubahan seiring perkembangan zaman (kemajuan IPTEK), perubahan iklim, dan bertambahnya jumlah penduduk yang cukup pesat. Pada perkembangannya, pengelolaan pertanian menjadi kurang maksimal, dan berdampak pada hasil panen yang seringkali mengalami pemerosotan harga. Selain itu, juga terjadi pengalih-fungsian lahan sabagai lahan pemukiman baru dan sarana-sarana umum seperti: sarana pendidikan, balai desa, dan lain-lain. Berdasarkan kondisi itulah (kondisi lahan pertanian yang kurang menjanjikan akibat permainan harga pasar dan munculnya masalah social-ekonomi) yang menjadi faktor pendorong mereka untuk merantau ke daerah lain. Kenyataan inilah yang kemudian tercermin dalam fenomena mobilitas tenaga kerja Bragung ke luar daerah, terutama ke negara lain yang dianggap memberikan harapan pendapatan yang lebih baik. Pola migrasi penduduk (para migran) di Bragung cenderung *Eliza Umami : Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang tahun 2010.

2 bersifat sirkuler, yaitu mereka lebih suka tidak menetap secara permanen. Salah satu negara yang menjadi tujuan migrasi internasional para migran yang paling diminati adalah negara Malaysia dan Arab Saudi. Saat ini, migrasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Jumlah migran selalu meningkat tiap tahunnya. Para migran yang sudah lebih dulu melakukan migrasi, seringkali menjadi motivasi bagi anggota keluarga yang lain untuk melakukan hal yang sama. Hal ini dikarenakan ada perubahan yang lebih baik setelah terjadi transformasi kerja para migran, misalnya dengan banyaknya jumlah investasi para keluarga migran, seperti rumah, kendaraan pribadi, tanah, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mendeskripsikan faktor/motivasi yang mempengaruhi tingkat migrasi, (2) mendeskripsikan kondisi demografi, (3) mendeskripsikan dampak migrasi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Bragung Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep. METODE Penelitian ini adalah tergolong jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan cara mengumpulkan data dan menganalisa fakta di lapangan berkaitan dengan pengaruh migrasi terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa Bragung Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep. Perolehan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer serta dokumentasi sebagai alat pengumpul data sekunder. Kemudian analisis data menggunakan teknik tabulasi tunggal. Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang salah satu keluarganya melakukan migrasi internasional dengan jumlah 682 orang yang terhimpun dalam 7 dusun di desa Bragung Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100 sampel dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional random sampling. Sedangkan pengambilan sampel responden dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan cara ordinal, yaitu memilih nomor ganjil. Teknik ini dilakukan dengan cara membuat daftar nama yang berisi semua subjek penelitian, yaitu nama migran yang melakukan migrasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini meliputi variabel yang terdiri dari migrasi yang membahas tentang motivasi, faktor pendorong, faktor penarik, dan negara tujuan migrasi. Sedangkan dampak terhadap kondisi sosial ekonomi meliputi status pendidikan anak dalam keluarga migran, jenis pekerjaan selama menjadi migran, transformasi pekerjaan, lama kerja, pendapatan, pengeluaran, pola konsumsi (pangan dan sandang), dan investasi dari keluarga migran. Migrasi a. Motivasi Motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh individu. Dalam hal ini, motivasi para migran dapat dikategorikan menjadi faktor-faktor pendorong dan faktor penarik. Tabel 1 Alasan yang Mendorong untuk Bekerja ke Luar Negeri Alasan yang Mendorong Bekerja Ke Luar Negeri F % Kesempatan kerja di daerah asal yang rendah Luas kepemilikan lahan yang sempit Beban tanggungan tinggi 13 13

3 Dorongan utama migrasi adalah pertimbangan ekonomi yang rasional terhadap segala keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dalam kegiatan migrasi. Faktor pendorong tersebut merupakan kondisi riil yang terjadi di daerah asal, sehingga seseorang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, alasan utama yang mendorong sebagian besar masyarakat di Desa Bragung untuk melakukan migrasi adalah karena kesempatan kerja yang di daerah asal rendah sebanyak 54 %. Lapangan kerja lebih terbatas pada sektor pertanian saja. Akan tetapi, pada saat ini sektor pertanian yang ada di Desa Bragung sudah tidak lagi menguntungkan bagi masyarakat. Selain itu karena tidak semua masyarakat di desa Bragung memiliki lahan garapan yang memadai. Masyarakat dengan kondisi ekonomi yang rendah, hanya mampu menyewa atau gadai kemudian bagi hasil (Maro). Luas kepemilikan lahan yang sempit juga menjadi salah satu alasan 33 % responden. Dalam melakukan migrasi, seseorang tidak hanya berorientasi pada faktor pendorong saja. Akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor penarik yang dimiliki oleh suatu negara. Faktor-faktor tersebut dijelaskan dalam tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Alasan yang Menarik Minat untuk Bekerja di Negara Lain Alasan yang Menarik Minat untuk Bekerja di Negara Lain F % Upah kerja yang tinggi Kesempatan kerja yang tersedia lebih luas Adanya tarikan dari orang yang diharapkan sebagai 4 4 pelindung Lainnya 0 0 Adapun alasan paling dominan yang menarik keinginan migran untuk melakukan migrasi adalah karena upah kerja yang tinggi, dengan persentase sebanyak 62 %. Upah kerja yang ditawarkan dalam bentuk mata uang asing sangatlah menggiurkan. Jika dibandingkan mata uang asing, maka nilai tukar rupiah masih sangat rendah. Sedangkan alasan karena kesempatan kerja tinggi dipilih oleh 34 % responden sebagai faktor menarik mereka untuk melakukan migrasi. Di Negara yang mereka pilih, ketersediaan variasi pekerjaan yang dapat mereka ambil sangat memungkinkan. Adanya lapangan pekerjaan seperti yang diinginkan oleh migran, akan sangat mempengaruhi semangat kerja mereka yang bersangkutan. b. Daerah tujuan Daerah tujuan adalah negara yang menjadi keputusan migran untuk mencari pekerjaan baru yang dianggap lebih menguntungkan dari daerah asal. Dalam penelitian ini, daerah tujuan migrasi internasional mayoritas adalah Malaysia dan Arab Saudi. Tabel 3 Daerah Tujuan Migrasi Negara tujuan F % Malaysia Arab Saudi Adapun negara yang menjadi keputusan migran untuk mencari pekerjaan baru yang dianggap lebih menguntungkan dari daerah adalah Malaysia sebanyak 77 %. Hal ini berkaitan dengan letak geografis negara Malaysia yang lebih dekat dengan Indnesia. Dengan letak yang lebih dekat itu menyebabkan ongkos/ biaya untuk melakukan

4 migrasi cenderung lebih murah. Masyarakat tidak perlu terlalu sulit untuk mencari uang sebagai modal awal melakukan migrasi. Sedangkan 23 % responden memilih negara Arab Saudi sebagai negara tujuan migrasi. Untuk menjadi pekerja/ migran di negara Arab Saudi memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang relatif mahal. Para calon TKI dengan daerah tujuan Arab Saudi masih harus mengikuti pelatihan di Jakarta. Bagi beberapa migran, hal itu tidak menjadi permasalahan, demi terlaksananya niat yang mereka inginkan, yaitu bekerja untuk mencari penghasilan dan sekaligus dapat melaksanakan rukun agama haji dan umroh. Kondisi Demografi Kondisi demografi pelaku migrasi adalah ciri-ciri khusus keluarga yang melakukan migrasi di Desa Bragung Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep. Karakteristik masing-masing migran pasti berbeda, sehingga dampak yang ditimbulkan pun berbeda pula. Kondisi demografi meliputi jenis kelamin, usia, status perkawinan, dan beban tanggungan. a. Jenis kelamin Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Perbedaan jenis kelamin biasanya berpengaruh pada perbedaan tugas pekerjaan, laki-laki cenderung memiliki pekerjaan yang lebih berat dibandingkan dengan pekerjaan perempuan. Jenis kelamin dalam penelitian ini adalah jenis kelamin migran yang kemudian akan berpengaruh terhadap pekerjaan yang pilihnya di negara tersebut. Tabel 4 Jenis Kelamin Migran Jenis kelamin F % Perempuan Laki-laki Sebagian besar migran berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 71 % (71 responden) sedangkan migran yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 29 % (29 responden). Dalam penelitian ini, jumlah migran laki-laki lebih banyak dari pada migran berjenis kelamin perempuan dengan persentase migran dengan jenis kelamin laki-laki mencapai 71 %, sedangkan migran berjenis kelamin perempuan berjumlah 29 responden (29 %). Jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, karena kodrat laki-laki pada dasarnya menjadi pemimpin keluarga dan memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi. Laki-laki cenderung memiliki kekuatan fisik yang lebih kuat dan lebih mempunyai keahlian dalam berbagai jenis pekerjaan, sedangkan kodrat perempuan cenderung sebagai pengelola rumah tangga keluarga. b. Umur Umur merupakan lamanya rentang waktu harapan hidup seseorang hidup sampai saat ini ketika masih aktif melakukan kegiatan. Umur berpengaruh nyata terhadap besarnya kesempatan kerja. Semakin tua umur seorang tenaga kerja maka akan semakin rendah kesempatan kerjanya. Umur tersebut digolongkan menjadi Belum produktif (0-14), produktif (15-64), dan tidak produktif (65-75). Berikut ini merupakan jabaran umur dari migran.

5 Tabel 5 Umur Migran Umur F % < > Secara keseluruhan, masyarakat yang melakukan migrasi berada pada usia produktif, artinya secara umum sudah mampu untuk melakukan suatu pekerjaan. Mayoritas migran berusia tahun dengan persentase 46 %. Masyarakat pada usia merupakan masyarakat dengan semangat kerja yang masih tinggi. Pada tahap ini, para migran masih memiliki kesempatan kerja yang lebih luas dibandingkan tingkat usia yang lain. Disamping itu, karena tuntutan tanggung jawab yang lebih besar. Adapun persentase yang paling sedikit adalah yang berusia >50 sebanyak 5 %. Pada rentang usia >50, seseorang memiliki kesempatan kerja yang lebih rendah karena faktor kesehatan yang biasanya juga menurun. Usia yang sudah mendekati tidak produktif kurang bisa diterima dalam beberapa jenis pekerjaan. Oleh sebab itu, migran dengan usia >50 sudah sangat jarang dijumpai di Desa Bragung. Hanya ada 5 orang dengan adanya tuntutan kondisi ekonomi yang sangat menurun. c. Status Perkawinan Dalam penelitian di lapangan, peneliti mendapatkan data yang bersumber dari responden tentang status perkawinan migran bekerja ke luar negeri seperti tertera dalam Tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6 Status Perkawinan Status Perkawinan F % Menikah Belum menikah 7 7 Duda 1 1 Janda 1 1 Bila dilihat dari tabel 5.7, maka bisa diketahui bahwa para migran yang bekerja di luar negeri yang paling banyak adalah berstatus menikah yaitu sebanyak 91 responden (91%), dan yang belum menikah sebanyak 7 responden (7 %). Sedangkan yang paling sedikit berstatus janda, yaitu sebanyak 1 responden (1%) dan duda sebanyak 1 responden (1 %). Gambaran tentang status perkawinan tersebut sangat berhubungan erat dengan tanggung jawab terhadap keluarga. Para migran yang bekerja di luar negeri mayoritas sudah berstatus menikah dengan jumlah 91 responden (91%), 1 % duda, dan 1 % janda. Hal tersebut menunjukkan bahwa status perkawinan memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam bermigrasi. Selain yang berstatus menikah, ada 7 responden (7 %) yang belum menikah, akan tetapi mereka lebih mandiri untuk mencari pekerjaan dan hidup lebih baik. Status perkawinan ini sangat berpengaruh terhadap tanggung jawab para migran dalam memperoleh kesejahteraan hidup. Dengan adanya status perkawinan, peran seseorang menjadi berubah sesuai dengan status yang dimiliki. Migran dengan status perkawinan sudah menikah lebih memiliki motivasi dan semangat kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang belum menikah.

6 Migrasi yang selalu mengalami perkembangan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kondisi perkawinan masyarakat. Akibat negatif yang ditimbulkan dari adanya migrasi adalah banyaknya kasus perceraian dalam keluarga migran. Hal ini terjadi akibat kurangnya komunikasi,kepercayaan, dan kasih sayang dari masingmasing pasangan. Keluarga yang menjadi migran di luar negeri cenderung memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan perselingkuhan di luar negeri, karena di negara tempat mereka bekerja telah disediakan tempat untuk melakukan hal tersebut. Tindakan serupa juga seringkali dilakukan oleh keluarga migran yang ditinggalkan di daerah asal. Mereka beranggapan bahwa mereka hanya mendapatkan perhatian secara materil sedangkan secara psikis masih belum terpenuhi secara sempurna. d. Beban Tanggungan Anggota keluarga adalah anggota dalam rumah tangga yang termasuk satuan unit anggaran satu dapur, termasuk anak sekolah yang tinggal serumah dan menjadi tanggungan keluarga, tetapi tidak termasuk orang lain yang tinggal serumah yang tidak ikut makan dalam rumah tersebut. Pada umumnya, beban tanggungan keluarga terdiri dari 3-4 orang, yang meliputi istri dan anak. Data mengenai jumlah beban tanggungan responden di Kecamatan Guluk-guluk dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7 Beban Tanggungan Beban tanggungan F % >4 9 9 Tabel 7 memberikan gambaran bahwa responden yang mempunyai beban tanggungan terbanyak adalah memiliki beban tanggungan 3 orang yaitu sebanyak 49 responden (49%), kemudian 29 % memiliki beban tanggungan 4 orang, dan 9 % memilikik beban tanggungan lebih dari satu. Sedangkan responden yang hanya mempunyai beban tanggungan 1 orang, persentasenya paling sedikit yaitu 7 % yang terdiri dari 7 responden. Jumlah beban tanggungan keluarga ini akan berpengaruh pada motivasi seseorang lebih giat dalam. Banyaknya jumlah beban tanggungan dalam keluarga ini akan berpengaruh pada motivasi kerja, baik dalam hal memilih pekerjaan maupun lama kerja yang akan dijalani. Kondisi Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi seringkali menjadi gambaran kesejahteraan suatu keluarga dalam masyarakat. Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi dapat ketahui dari kondisi pendidikan, jenis pekerjaan, lama kerja, penghasilan, pola konsumsi dan pola hidup secara keseluruhan. a. Tingkat Pendidikan Sebagai dampak dari terjadinya migrasi, kita dapat melihat kondisi pendidikan anak dalam keluarga migran.

7 Tabel 8 Pendidikan Formal Anak Pendidikan F % SD SMP SMA Perguruan Tinggi Lainnya 9 9 Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir anak dalam keluarga migran yang terbanyak adalah SMA/sederajat yaitu sebanyak 49 (49 %). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan kebutuhan pendidikan sangat tinggi. Keluarga migran mengalokasikan sebagaian harta yang mereka peroleh ke dalam biaya pendidikan anak. Menempuh pendidikan hingga tingkat Menengah atas sudah tidak menjadi hal yang tabu dalam masyarakat di Desa Bragung. b. Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan migran di luar negeri yang menjadi sumber pendapatan yang akan membawa dampak positif terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga masing-masing. Tabel 9 Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan F % Sopir Pembantu RT Karyawan pabrik/jahit 5 5 Travel haji dan umroh 1 1 Kuli bangunan Mandor 4 4 Cleaning service 5 5 Dagang 1 1 Restoran 7 7 Tabel 9 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang paling besar adalah sebagai kuli bangunan dengan jumlah 55 responden (55 %). Hal itu karena kebutuhan terhadap jasa kuli bangunan sangat tinggi. Di Malaysia, pembangunan dalam segi fisik selalu mengalami perkembangan sangat pesat. Kenyataan itulah yang menjadi pertimbangan para migran dalam memilih jenis pekerjaan tersebut. Keberlanjutan pekerjaan masih sangat terjaga, meskipun membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih dibandingkan pekerjaan yang lain. Bagi para migran perempuan, pekerjan yang dipilih adalah mayoritas bekerja sebagai pembantu rumah tangga sebanyak 12 responden (12 %) dan sebanyak 5 responden (5 %) manjadi Cleaning service. Menjadi pembantu rumah tangga berlaku bagi para migran di Malaysia maupun di Arab Saudi. Kedua negara tersebut terbuka dalam menerima tenaga kerja wanita untuk menjadi bagian dalam keluarga mereka. Akan tetapi, berbeda halnya dengan menjadi Cleaning service, Arab Saudi tidak terlalu terbuka, karena sangat jarang sekali ada perempuan yang bekerja di luar rumah. Menjadi cleaning service ini berlaku bagi para tenaga kerja wanita yang bekerja di Malaysia, biasanya di perkantoran yang dimiliki oleh Malaysia.

8 c. Lama kerja Lama kerja adalah alokasi waktu yang dicurahkan dalam melakukan migrasi. Dalam peneltian ini, lama kerja para migran yang dihitung sejak pertama kali keluar dari daerah asal, sampai saat penelitian ini dilakukan. Lama kerja para migran dinyatakan dalam tahun. Tabel 10 Lama Bekerja dalam Tahun Lama kerja F % 1 tahun tahun tahun >3 tahun Lama kerja para migran dalam proses migrasi yang terjadi di Desa Bragung Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep terhitung sejak pertama kali keluar dari daerah asal sampai saat penelitian ini dilakukan. Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa lama kerja migran yang terbanyak. 65 % migran memiliki lama kerja >3 tahun dan 29 % memiliki lama kerja di luar negeri 3 tahun. d. Pendapatan Tabel 11 Remitensi Pendapatan F % < < < >= Pendapatan tersebut merupakan suatu pendapatan yang diatas rata-rata dibandingkan pendapatan sebelum menjadi migran. Sedangkan 21 orang lainnya pendapatan < Sedangkan sebagian yang lain, yaitu 9 % responden memiliki pendapatan >= Pendapatan yang tinggi tersebut terjadi karena tingkat pekerjaan yang lebih berkualitas. Selain itu, juga dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap uang asing yang mereka miliki.

9 e. Pengeluaran dan Pola Konsumsi Tabel 8 Pengeluaran/ Penggunaan Uang Kiriman Migran Pengeluaran F % Membayar hutang Biaya pendidikan Membangun rumah & membeli perabot rumahtangga Investasi (beli tanah, toko, rumah, emas, dsb) Lainnya (Naik Haji) 3 3 Pemanfaatan remiten (uang kiriman) dari luar negeri oleh keluarga migran terbanyak adalah 39 % (39 responden) menggunakan uang tersebut untuk membayar hutang. Dalam masyarakat pedesaan sering berlaku kebiasan hutang piutang dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Sebelum melakukan migrasi, sebagian migran meninggalkan hutang. Hal itulah yang kemudian menjadi motivasi melakukan migrasi dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Untuk menjaga keseimbangan uang yang dimiliki oleh keluarga migran, maka sebagian keluarga migran, yaitu 25 % digunakan untuk investasi. Investasi yang biasa dilakukan oleh keluarga migran adalah dengan bentuk emas, kendaraan pribadi, sapi, dan hewan-hewan ternak lainnya. Selain untuk investasi, keluarga migran menggunakan uang kiriman untuk biaya pendidikan yaitu sebanyak 14 % (14 responden). Menurut mereka, bidang pendidikan merupakan salah satu investasi untuk keberhasilan anak dari keluarga migran. Sedangkan trend yang lain adalah untuk simpanan Ongkos Naik Haji dan membangun rumah. KESIMPULAN 1. Faktor yang mempengaruhi migrasi di Desa Bragung Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep terdiri faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong merupakan kondisi riil yang terjadi di daerah asal, sehingga seseorang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi. Sebagian besar migran memutuskan bermigrasi karena kesempatan kerja yang di daerah asal rendah dan luas kepemilikan lahan yang sedikit. Sedangkan faktor penarik adalah karena yang tinggi. 2. Tingkat migrasi di Desa Bragung, Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep semakin mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya jumlah migran pada setiap tahunnya. Adanya tarikan dari keluarga yang sudah lebih dulu ada di luar negeri menjadi faktor pendorong utama dalam melakukan migrasi, sehingga pada tahun 2013 tercatat sebanyak 682 orang yang melakukan migrasi. 3. Kondisi demografi masyarakat yang melakukan migrasi meliputi jenis kelamin, usia, status perkawinan, dan beban tanggungan. Jenis kelamin migran adalah mayoritas laki-laki dengan status sudah menikah. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab seorang laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang perempuan. Status perkawinan tersebut juga mempengaruhi beban tanggungan dalam keluarga. 4. Migrasi yang terjadi di Desa Bragung Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep memberikan dampak yang sangat besar terhadap kondisi sosial ekonomi migran dan keluarga. Sebagian besar keluarga migran memiliki kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan sebelum melakukan migrasi. Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik. Dampak sosial yang dapat dilihat adalah jenjang pendidikan anak dalam keluarga migran. Sebagian besar sudah menempuh pendidikan SLTA dan

10 perguruan tinggi. Pemanfaatan uang kiriman (remiten) sangat beragam. Akan tetapi, sebagian besar digunakan untuk membayar hutang, membangun rumah, dan investasi. Jenis investasi yang paling banyak ditemui adalah dalam bentuk emas, tanah/sawah, dan hewan ternak. Selain itu, dampak yang bisa dilihat dari terjadinya migrasi adalah adanya transformasi pekerjaan dari para migran maupun keluarga yang ditinggalkan. Jenis pekerjaan tersebut seringkali berkaitan dengan jenis pekerjaan migran selama berada di luar negeri seperti menjadi arsitek bangunan, penjahit, sopir, pemilik toko, ternak, dan usaha-usaha lain yang menjanjikan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi para calon migran yang akan melakukan migrasi seharusnya dengan status yang legal, karena hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keamanan dan kenyamanan kerja migran di luar negeri. Status migran yang legal juga akan mempengaruhi tingkat pendapatan, karena ketika menjadi migran ilegal mereka akan mengalami pemotongan gaji untuk pembuatan permit kerja di luar negeri. 2. Aparat desa harus bisa membatasi jumlah migran ke luar negeri, karena selain memiliki dampak positif, migrasi juga memberikan dampak negatif, seperti meningkatnya angka perceraian dalam keluarga. 3. Bagi peneliti selanjutnya dapat lebih mengembangkan dan memperbaiki hasil penelitian dalam skripsi ini terkait masalah migrasi dan ketenagakerjaan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan dengan penelitian mengenai keterkaitan migrasi dengan pembangunan dan pengembangan wilayah. DAFTAR RUJUKAN Ananda, Heru Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk Indonesia (Online) diakses tanggal 20 November 2013 Bartos, Basi ManejemenSumberdayaManusia. Jakarta: BumiAksara. Budijanto, Bahan Ajar Demografis dan Geografi Pendidikan.Malang: UM. Budijanto, Analisis Sosio Demografi. Malang: UM Digilab. Unila.ac.id. Metodelogi penelitian (online) diakses tanggal 22 juli 2013 Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) tahun Navel.Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian pendidikan matematika. (online) diakses tanggal 14 September 2013 Primatawati, Anggraeni Pemanfaatan Remitan Sebagai Dampak Pekerja Indonesia Ke Malaysia (online) http.// Pulsit.kemsos.go.id. // diakses tanggal 20 November 2013 Safrida.Migrasi Penduduk (online) diakses tanggal 22 Juli 2013 Salladien Konsep Dasar Demografi. Surabaya: PT Bina Ilmu.

11 Simanjuntak, Payaman Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Somitro, Sutyasti, dkk Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia. Jakarta: Reneka Cipta Universitas Sumatera Utara. Kondisi Sosial Ekonomi (online) diakses tanggal 22 Juli (online) diakses tanggal 6 September 2013

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu dampak dari adanya krisis ekonomi adalah melonjaknya angka pengangguran. Belum pulihnya perekonomian dan timpangnya perkembangan suatu wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Tidak terkecuali di Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN 49 BAB VI PEMANFAATAN REMITAN 6.1 Jumlah dan Alokasi Penggunaan Remitan Migrasi Internasional Remitan merupakan pengiriman uang ke daerah asal, seperti diungkapkan Connel (1979) dalam Effendi (2004), menggambarkan

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL 31 BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL Lee (1984) dalam teorinya Dorong-Tarik (Push-Pull Theory) berpendapat bahwa migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh faktor pendorong

Lebih terperinci

MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR PENDAHULUAN

MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR PENDAHULUAN P R O S I D I N G 429 MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR 1) Dian Retno Intan, 2) Yayuk Yuliati 1) Mahasiswa Program Pasca Sarjana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja sebagai

Lebih terperinci

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian 31 Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dilatar belakangi oleh alih fungsi lahan. Lalu, perpindahan

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Konsep dan Teori Mobilitas Penduduk Istilah umum bagi gerak penduduk dalam demografi adalah population mobility atau secara lebih khusus territorial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah Ani Satul Fitriyati dan

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia yang apabila dikelola dengan baik penduduk dapat menjadi salah satu modal dasar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria. RINGKASAN FEBRI SASTIVIANI PUTRI CANTIKA. RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA. Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat

ABSTRAK. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas Ulang-Alik (Commuting) (Studi Kasus Di Desa Pandak Gede) Nama : Dewa Ayu Cintya Nandiswari NIM : 1306105126 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan dalam bidang pendidikan dapat secara positif mempengaruhi suatu bangsa dalam produktivitas, GDP, dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 7 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Kesempatan Kerja Penduduk terbagi menjadi penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia kerja terdiri atas angkatan kerja(15-64 tahun) dan bukan angkatan kerja(

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi BAB 1 PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan daerah yaitu mencari kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar penduduk di negara-negara sedang berkembang berada di bawah

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar penduduk di negara-negara sedang berkembang berada di bawah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar penduduk di negara-negara sedang berkembang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan penduduk yang dialami oleh negara-negara

Lebih terperinci

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA (Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat) Oleh FEBRI SATIVIANI PUTRI CANTIKA

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi 131 V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA 5.1. Migrasi Internal Migrasi merupakan salah satu faktor dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh K. Yunitha Aprillia Ida Bagus Made Astawa, I Gede Astra Wesnawa *) Jurusan Pendidikan Geografi,Undiksha Singaraja

Lebih terperinci

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran Distribusi Variabel Berdasarkan, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran No 1. Individu Umur Umur dihitung berdasarkan ulang tahun Demografi yang terakhir (berdasarkan konsep demografi). Pencatatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPEMILIKAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PADA SOPIR ANGKOT DI KOTA SALATIGA

ANALISIS KEPEMILIKAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PADA SOPIR ANGKOT DI KOTA SALATIGA ANALISIS KEPEMILIKAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN PADA SOPIR ANGKOT DI KOTA SALATIGA Rahmanita Lestari 1), Nurul Hidayah 2) 1 Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta officialrahmanita@gmail.com

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata Pencaharian, Interaki Sosial dan Nilai Pendidikan Pada Masyarakat Perdesaan.

Dampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata Pencaharian, Interaki Sosial dan Nilai Pendidikan Pada Masyarakat Perdesaan. Dampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata Pencaharian, Interaki Sosial dan Nilai Pendidikan Pada Masyarakat Perdesaan. Daftar Kuesioner Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan (Hadari Nawawi dalam Pabundu Tika, 2005:2).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh. 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Setiap warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia memiliki beragam profesi. Profesi yang umum

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia memiliki beragam profesi. Profesi yang umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki beragam profesi. Profesi yang umum didapati dalam wilayah agraris yaitu petani. Petani merupakan orang yang bekerja dalam hal bercocok

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 2, No 1, Januari 2015 Halaman 1-12 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Teori Kuznet pembangunan di Negara sedang berkembang identik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahap awal pembangunan namun disertai dengan timbulnya

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan menggunakan metode survei maka peneliti memperoleh informasi secara langsung dari responden dengan menggunakan alat yaitu kuesioner

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Umumnya, penelitian survei dibatasi pada penelitian

METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Umumnya, penelitian survei dibatasi pada penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan, pekerjaan dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan, pekerjaan dapat dimaknai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan, pekerjaan dapat dimaknai sebagai sumber penghasilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Metode penelitian 1 III. METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode adalah suatu cara yang utama mencapai suatu tujuan, misalnya menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat tertentu. Sedangkan metodelogi

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011) PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh rakyat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan yang rendah dan lain sebagainya. Dimana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangankomunikasi-transportasi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangankomunikasi-transportasi 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Ekonomi Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah untuk

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG

BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG A. Diskripsi Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Genuk Watu Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang 1. Keagamaan

Lebih terperinci

Aris Efendi Universitas Negeri Malang. ABSTRAK Kata Kunci: Mobilitas Ulangalik, kerusakan lahan, produktivitas lahan, pendapatan

Aris Efendi Universitas Negeri Malang. ABSTRAK Kata Kunci: Mobilitas Ulangalik, kerusakan lahan, produktivitas lahan, pendapatan KARAKTERISTIK, KERUSAKAN FISIK DAN NON FISIK SERTA PENDAPATAN PELAKU MOBILITAS ULANG ALIK PASCA LETUSAN GUNUNG BROMO TAHUN 2010 DI DESA NGADISARI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Aris Efendi Universitas

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pembangunan sebab mobilitas penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung Letak Geografis Wilayah Kabupaten Tulungagung terletak antara koordinat ( 111 0 43 112 0 07 ) Bujur Timur, ( 7 0 51 8 0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan sektor penting yang berfungsi bagi pemenuhan kebutuhan manusia yang kian hari kian bertambah. Pertanian adalah seluruh kegiatan manusia dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk bekerja di kota pusat-pusat industri. Migrasi penduduk dapat dibagi menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk bekerja di kota pusat-pusat industri. Migrasi penduduk dapat dibagi menjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Migrasi Penduduk Gerak perpindahan penduduk muncul bersamaan dengan adanya revolusi industri di Eropa pada abad 18 dan 19 yaitu mengundang tenaga kerja dari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PELUANG TENAGA KERJA WANITA PADA SEKTOR INFORMAL

KARAKTERISTIK DAN PELUANG TENAGA KERJA WANITA PADA SEKTOR INFORMAL KARAKTERISTIK DAN PELUANG TENAGA KERJA WANITA PADA SEKTOR INFORMAL Armansyah Mahasiswa Kependudukan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Jalan Padang Selasa No.524, Bukit Besar Palembang 30139 E-mail:

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

Antar Kerja Antar Negara (AKAN) Antar Kerja Antar Negara (AKAN) Antar kerja antar Negara (AKAN) juga tidak kalah penting untuk dianalisis mengingat kontribusi pekerja kategori ini yang umumnya dikenal dengan TKI terhadap perekonomian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan fenomena di lapangan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan fenomena di lapangan. 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam rencana penelitian ini yaitu penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena serta untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN

ANALISIS HASIL PENELITIAN 69 VI. ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hubungan antara realisasi target pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pertama, dilakukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Agroforestri di Lokasi Penelitian Lahan agroforestri di Desa Bangunjaya pada umumnya didominasi dengan jenis tanaman buah, yaitu: Durian (Durio zibethinus),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan 19 III. METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Mohamad Ali (1985 : 20) adalah : Metode yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS)

LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS) LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS) Oleh: A. Rozany Nurmanaf Adimesra Djulin Herman Supriadi Sugiarto Supadi Nur Khoiriyah Agustin Julia Forcina Sinuraya Gelar Satya Budhi PUSAT PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA 5 PENDEKATAN TEORETIS Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Subbab tinjauan pustaka berisi bahan pustaka yang dirujuk berasal dari beberapa

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN 51 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN 6.1 Keragaman Penguasaan Lahan Penguasaan lahan menunjukkan istilah yang perlu diberi batasan yaitu penguasaan dan tanah.

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM ARAH PERUBAHAN PENGUASAAN LAHAN DAN TENAGA KERJA PERTANIAN Oleh : Sri H. Susilowati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH

BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH 39 BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH A. Latar Belakang Obyek 1. Jenis pemanfaatan tanah No. Jenis pemanfaatan Luas 1. 2. 3. 4. 5. Tanah perumahan Tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Kerja Migrasi kerja merupakan reaksi atas tekanan interaksi faktor-faktor positif, negatif dan netral (Hugo 1981). Suryana (1979) menyatakan tekanan itu berupa tekanan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (space), seperti terlihat dalam perspektif geografi bahwa seluruh permukaan bumi

I. PENDAHULUAN. (space), seperti terlihat dalam perspektif geografi bahwa seluruh permukaan bumi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permukaan bumi merupakan wilayah yang sangat luas dengan berbagai variasi fenomena geosfer di dalamnya. Permukaan bumi tidak terlepas dari suatu ruang (space), seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadi masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapat pemecahannya, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencari kehidupan di negeri orang sebenarnya merupakan alternatif terakhir bagi seseorang, kecuali di sekitar tempat kediamannya tidak terdapat kesempatan kerja.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian sudah seharusnya mendapat prioritas dalam kebijaksanaan strategis pembangunan di Indonesia. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, sektor pertanian di Indonesia,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. 1 PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. Meskipun perekonomian Indonesia mengalami peningkatan, tetapi

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci