DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN GIZI
|
|
- Shinta Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN GIZI By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : /
2 Keterkaitan Pendapatan & Gizi Pendapatan mempengaruhi konsumsi dan Gizi Besar pendapatan akan menentukan: akses pangan secara ekonomi data beli pangan jumlah dan kualitas pangan Distribusi pendapatan yang baik akan mengurangi kesenjangan ekonomi antar keluarga sehingga akan mengurangi kesenjangan gizi. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 2
3 Pengertian Pendapatan Pendapatan pribadi: sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh seseorang. Pendapatan rumahtangga: sebagai semua jenis pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota rumahtangga. Pendapatan Disposebel: apabila pendapatan pribadi dikurangi dengan pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan. Atau pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerima pendapatan untuk membeli barang atau jasa yang diinginkan. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 3
4 Di negara-negara yang perekonomiannya sudah sangat maju (Belanda, Inggris, Jerman dan USA), perhitungan pendapatan (nasional) berdasarkan: pengeluaran. Dalam penelitian: Jika seseorang memiliki income tetap maka pertanyaan tentang besarnya pendapatan dapat terjawab dengan baik untuk mereka yang memiliki pendapatan tidak tetap bisa didekati dengan besarnya pengeluaran untuk mereka yang berwirausaha harus dibedakan pendapatan bersih dengan pendapatan kotor (omset) Suyatno - FKM UNDIP Semarang 4
5 Apa itu Pengeluaran? Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: Pengeluaran konsumsi : nilai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumahtangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhan (membeli barang dan jasa untuk memuaskan keinginan dan menggunakan barang tersebut) dalam satu tahun tertentu, misal: untuk membeli makanan, pakaian, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan, dll. Pengeluaran investasi dan tabungan: pembelanjaan untuk sesuatu yang dapat memberi nilai tambah atau keuntungan, misal: untuk membeli rumah, tanah dll. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 5
6 Pemanfaatan Pendapatan oleh Rumahtangga Dalam ekonomi pangan, yang terpenting: berapa jumlah/persentase untuk konsumsi/belanja pangan. bagaimana distribusi pendapatan dan pangan. Hukum Engel : the proportion of a family s budget devoted to food declines as the familiy s income increase Persentase pengeluaran rumahtangga yang dibelanjakan untuk pangan akan semakin berkurang dengan meningkatnya pendapatan. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 6
7 Hukum Engel: elastisitas permintaan pangan relatif besar pada kelompok rumahtangga berpendapatan rendah, kemudian elastisitas permintaan menurun sampai tingkat yang rendah pada kelompok berpendapatan tinggi ( the income elasticity of demand for food is less than one ). Penyebab berlakunya hukum Engel adalah: the limited capacity of human stamach Suyatno - FKM UNDIP Semarang 7
8 Hukum Bennett : the starchy staple ratio declines as houshold income increase as the consumer diversifies the food consumption bundle to include higher-priced calories. Persentase bahan pangan pokok berpati dalam konsumsi pangan rumahtangga semakin berkurang dengan meningkatnya pendapatan rumahtangga dan cenderung beralih pada pangan yang berenergi mahal. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 8
9 Argumentasi Bennett: Karena pangan pokok berpati jumlah substitusinya sedikit dan jumlah konsumsinya terbatas disebabkan oleh kemampuan manusia terbatas secara fisiologis Karena adanya keinginan manusia yang universal untuk memperoleh bahan makanan yang bervariasi dan berprotein tinggi, serta permintaan gula Hukum Houthakker : the average quality of food calories (measured by prices) rises with incomes Suyatno - FKM UNDIP Semarang 9
10 The figure is drawn in logarithms to illustrate elasticities. (log) Food Quality = (log) food expenditure (log) food quantity Food Consumption Food expenditure (Engel s low) Food quantity (calories) (Bennet s low) Food Quality staples Starchy (calories) income Household Suyatno - FKM UNDIP Semarang
11 HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DENGAN KONSUMSI KALORI Note: Solid lines indicate consumption patterns before a subsidy on dried cassava; dotted lines indicate consumption patterns after a subsidy on dried cassava. The shaded areas indicate increases in calorie intake after the subsidy. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 11
12 Distribusi Konsumsi dan Ketersediaan pangan Kecukupan energi kelompok menengah ke bawah belum tercukupi Proporsi rumah tangga defisit energi tingkat berat (<70% AKG) cukup tinggi, bervariasi antar propinsi 3500 Energy Intake (kcal/cap/day) Angka Kecukupan Energy (2200 Kcal/kap/hr) 0 < > Average Expenditure Group (Rp/cap/month) Urban Rural Urban + Rural Gambar. Rataan Konsumsi Energi menurut Pendapatan dan Wilayah Suyatno - FKM UNDIP Semarang 12 (SUSENAS 1999)
13 Distribusi pendapatan dan gizi Distribusi bedakan menjadi dua: Distribusi Personal (distribusi ukuran): digunakan untuk melihat pembagian pendapatan per kapita dari total pendapatan, biasanya dikelompokkan menurut kelas pendapatan, menurut wilayah, profesi, pendidikan dan waktu. Distribusi fungsional : digunakan sebagai alat analisis untuk melihat pembagian pendapatan suatu wilayah berdasarkan sumber-sumber pendapatan atau faktor produksi, misal: berapa persen andil sektor perdagangan dalam GNP nasional dll Suyatno - FKM UNDIP Semarang 13
14 Distribusi pendapatan pada rumahtangga yang tidak merata menimbulkan kesenjangan dalam pendapatan dan konsumsi pangan/gizi: Kesenjangan pendapatan yang tinggi menunjukkan ada masyarakat yang berpendapatan tinggi dan ada masyarakat yang berpendapatan rendah, sehingga dapat meningkatkan kesenjangan sosial dan konsumsi. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 14
15 Hubungan kesenjangan pendapatan-konsumsi-sosial KESENJANGAN PENDAPATAN KESENJANGAN KONSUMSI KESENJANGAN SOSIAL Suyatno - FKM UNDIP Semarang 15
16 Berdasarkan distribusi pendapatan personal : Pareto : semakin tinggi pendapatan semakin kecil peluang kelompok masyarakat untuk mencapainya. Corrado Gini : semakin rendah pendapatan, semakin banyak jumlah penerima pendapatan Conrad Lorenz: menggambarkan distribusi secara grafis, pada sumbu horisontal digambarkan persentase komulatif penerima pendapatan dan pada sumbu vertikal digambarkan persentase komulatif pendapatan yang diterima. Dapat membandingkan berbagai wilayah dan waktu, serta pengaruh berbagai variabel terhadap distribusi. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 16
17 Penyebab kesenjangan Pendapatan dan gizi Menurut Procovicth disebabkan: pertumbuhan ekonomi pertumbuhan penduduk perkembangan kota dan desa Sebab utama kesenjangan distribusi: Konsentrasi kekayaan pada kelompok atas Kurang efektifnya pajak progresif dan subsidi Terjadinya akumulasi kepemilikan modal Aspek kualitas sumberdaya manusia Suyatno - FKM UNDIP Semarang 17
18 Mengukur besarnya kesenjangan Ukuran kesenjangan pendapatan dan konsumsi dapat dibagi menjadi 3, yaitu: Metode statistik murni: simpang baku, koefisien variasi, ukuran selang (desil, kuantil, kuartil, persentil dll) Metode Grafik: kurva Lorenz Metode Gabungan: bilangan Gini dan Kuznets indeks Suyatno - FKM UNDIP Semarang 18
19 Mengukur Kesenjangan: Metode Statistik Murni A. Simpang Baku (Sx) Simpang baku adalah akar pangkat 2 dari varian Sx = Sx/ n Dimana: Sx : simpang baku Sx : simpang baku rata-rata n : jumlah sampel Suyatno - FKM UNDIP Semarang 19
20 Untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan digunakan t-test: t h = Ii Sx I Dimana : t h = t hitung I i = pendapatan atau intake individu Sx I = Rata-rata pendapatan atau ratarata intake = simpang baku rata-rata Jika: t-hitung < t-tabel maka tidak terjadi kesenjangan Suyatno - FKM UNDIP Semarang 20
21 Contoh: Hasil survei konsumsi di sebuah keluarga dengan 4 anggota keluarga diperoleh hasil seperti di tabel berikut. Pertanyaannya: apakah terdapat kesenjangan konsumsi energi di antara anggota keluarga? No Konsumsi Kebutuhan TKE (kkal) (kkal) (%) , , , ,9 Suyatno - FKM UNDIP Semarang 21
22 Penyelesaian: Dari tabel dapat dihitung Rata-rata tingkat konsumsi: 84,1 %, Sx = 13,5 dan Sx = 6,75, dan t-tabel = 3,182 (lihat di tabel t untuk n-1) No TKE (%) T-hitung Kesimpulan 1. 95,1 1,65 t-hit < t-tabel 2. 72,9 1,65 t-hit < t-tabel 3. 96,4 1,81 t-hit < t-tabel 4. 71,9 1,82 t-hit < t-tabel Dengan demikian dalam keluarga tersebut tidak dijumpai adanya kesenjangan konsumsi energi di antara anggota keluarga Suyatno - FKM UNDIP Semarang 22
23 Mengukur Kesenjangan: Metode Statistik Murni B. Koefisien Variasi (KV) yaitu dengan menggunakan rasio simpang baku rata-rata pendapatan atau intake gizi pada kelompok yang diteliti terhadap rata-rata pendapatan atau rata-rata intake gizi. Sx Dimana: KV = x 0 % I Sx I = simpang baku rata-rata = pendapatan/intake rata-rata Distribusi tidak senjang jika: KV < % Suyatno - FKM UNDIP Semarang 23
24 Contoh: Tingkat konsumsi energi 4 anggota dalam sebuah keluarga adalah sebagai berikut: No TKE (%) 1. 95, , , ,9 Dari tabel dapat dihitung: Rata-rata tingkat konsumsi: 84,1 % Sx = 13,5 Sx rata-rata = 6,75 KV = 6,75/84,1 x 0% = 8,03 % Kesimpulan : tidak senjang, krn KV < % Suyatno - FKM UNDIP Semarang 24
25 Mengukur Kesenjangan: Metode Statistik Murni C. Ukuran Selang, Desil dll Ukuran selang : contoh spt di SUSENAS Ukuran kuantil : dibagi lima kelompok setelah data diurutkan/sort Ukuran kuartil : dibagi empat kelompok setelah data diurutkan/sort Ukuran desil : dibagi sepuluh kelompok setelah data diurutkan/sort Ukuran persentil : dibagi 0 kelompok setelah data diurutkan/sort Suyatno - FKM UNDIP Semarang 25
26 Contoh: Menurut Kuznets: kesenjangan tinggi jika % kelompok teratas menerima lebih dari 40 % pendapatan total. Ahluwalia/Bank Dunia: Kesenjangan tinggi jika 40 % kelompok terbawah menerima <12 % total pendapatan Kesenjangan sedang jika 40 % kelompok terbawah menerima % total pendapatan Kesenjangan rendah jika 40 % kelompok terbawah menerima lebih dari 17 % total pendapatan Suyatno - FKM UNDIP Semarang 26
27 Suyatno - FKM UNDIP Semarang Jumlah Desil Kuantil (%) (Rp) Persentase Komulatif Pendapatan diterima Pendapatan diterima (I) Penerima Pendapatan (% komulatif) No
28 Mengukur Kesenjangan: Kurva Laurenz: Metode Grafik Kurva yang menggambarkan persen komulatif penerima pendapatan dan persen komulatif pendapatan yang diterima Kesenjangan diukur dari jarak kurva Laurenz dengan garis kesamarataan Kesenjangan tinggi jika jarak antara kurva Laurenz dengan garis kesamarataan semakin jauh Suyatno - FKM UNDIP Semarang 28
29 Garis kesamarataan Kesenjangan Kurva Laurenz Pendapatan 0 % 0 % A A 0 % Penerima Suyatno - FKM UNDIP Semarang 29
30 Mengukur Kesenjangan: A. Bilangan Gini: Metode Gabungan Didasarkan pada kurva Laurenz Angka berkisar 0-1 Kriteria kesenjangan: = kesenjangan tinggi >0.35 <0.5 = kesenjangan sedang = kesenjangan rendah Perhitungan angka Gini ada 3 cara, yaitu: Gini ratio, Bilangan Gini dan Pendekatan Integral Suyatno - FKM UNDIP Semarang 30
31 1. Gini Ratio (G) Rumus: G = A /A Dimana : A adalah area antara kurva Laurenz dan Pendapatan 0 % garis kesamarataan A Garis kesamarataan A Kurva Laurenz 0 % 0 % Penerima Suyatno - FKM UNDIP Semarang 31
32 Rumus (I) : k 2. Bilangan Gini (G) G = P i. I i+1 - P i+1. I i k 1 1 Dimana : P i = persen komulatif penerima pendapatan ke-i I i = persen komulatif pendapatan yang diterima kelompok ke-i k = kelompok penerima pendapatan Suyatno - FKM UNDIP Semarang 32
33 Contoh: Perhitungan Bilangan Gini I P. I i i+1 P i+1. I i i+1 k x = x = k x 0.09 = x = k x = x 0.09 = k x 0.2 = x = k x 0.27 = x 0.2 = 0.12 k x = x 0.27 = k x = x = k x = x = k x 1.0 = x = K x 0.0 = 0. G = = i+1 Suyatno - FKM UNDIP Semarang 33
34 No (k) 1 2 (k-1) 3 4 (k-2) 5 6 (k-3) 7 8 (k-4) 9 (k-5) 11 12(k-6) 13 14(k-7) (k-8) (k-9) 19 20(k- ) Penerima Pendapatan (% komulatif) Jumlah Pendapatan diterima (I) (Rp) (%) Persentase Komulatif Pendapatan diterima Kuantil Desil Suyatno - FKM UNDIP Semarang 34
35 Rumus (II) : k 2. Bilangan Gini (G) G = 1 - P i (I i +I i -1 ) 1 Dimana : P i = persen penerima pendapatan kelompok ke-i I i = persen komulatif pendapatan yang diterima kelompok ke-i k = kelompok penerima pendapatan Suyatno - FKM UNDIP Semarang 35
36 Contoh: Perhitungan Bilangan Gini II G = 1 - P i (I i +I i -1 ) k ( ) k ( ) k ( ) k ( ) k ( ) k ( ) k ( ) k ( ) k ( ) K ( ) G = = Suyatno - FKM UNDIP Semarang 36
37 No (k) 1 2 (k-1) 3 4 (k-2) 5 6 (k-3) 7 8 (k-4) 9 (k-5) (k-6) (k-7) (k-8) (k-9) 19 20(k- ) Penerima Pendapatan (%) Jumlah Pendapatan diterima (I) (Rp) (%) Persentase Komulatif Pendapatan diterima Kuantil Desil Suyatno - FKM UNDIP Semarang 37
38 Mengukur Kesenjangan: Metode Gabungan B. Kuznets Index: Rumus : KI = P i - I i Dimana: 1 k= jumlah kelompok penerima pendapatan P i = persen penerima pendapatan kelp ke-i I i = persen pendapatan yg diterima kelp ke-i Kriteria : k Jika k=5 (kuartil) : nilai KI berkisar 0 1,6 Jika k= (desil) : nilai KI berkisar 0-1,8 Suyatno - FKM UNDIP Semarang 38
39 Contoh: Perhitungan Kuznets Index berdasarkan data di hal 26 dengan Rumus II k KI = P i - I i 1 k ,015 = 0,085 k ,031 = 0,069 k ,044 = 0,056 k ,052 = 0,048 k ,058 = 0,042 k ,07 = 0,03 k ,092 = 0,008 k ,129 = 0,029 k ,224 = 0,124 K ,285 = 0,185 KI = 0,676 Suyatno - FKM UNDIP Semarang 39
40 No (k) 1 2 (k-1) 3 4 (k-2) 5 6 (k-3) 7 8 (k-4) 9 (k-5) (k-6) (k-7) (k-8) (k-9) 19 20(k-) Penerima Pendapatan (%) Jumlah Pendapatan diterima (I) (Rp) (%) Persentase Pendapatan diterima (k) (k-1) (k-2) (k-3) (k-4) (k-5) (k-6) (k-7) (k-8) (k-9) (K-) Desil Suyatno - FKM UNDIP Semarang 40
41 Mengukur Kesenjangan: Metode Gabungan C. Oshima Index: Rumus : OI = 1/1,8 P i - I i 1 Dimana: P i = persen penerima pendapatan kelp ke-i I i = persen pendapatan yg diterima kelp ke-i = jumlah kelompok (desil) 1,8 = KI tertinggi untuk ukuran desil Suyatno - FKM UNDIP Semarang 41
HARGA PANGAN DAN ZAT GIZI
HARGA PANGAN DAN ZAT GIZI By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915 Pendahuluan Berdasarkan
Lebih terperinciPENGERTIAN EKONOMI PANGAN
PENGERTIAN EKONOMI PANGAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915 Pengertian o Ekonomi
Lebih terperinciHarga Pangan. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 2
PERMINTAAN PANGAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915 Harga Pangan Harga pangan:
Lebih terperinciPANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN
PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915
Lebih terperinciVI. STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN ANGKA PENGGANDA SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI
157 VI. STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN ANGKA PENGGANDA SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI Salah satu kelebihan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) adalah mampu menjelaskan dengan lengkap tiga aktivitas distribusi
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN (Kuantitatif)
PERILAKU KONSUMEN (Kuantitatif) By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915 Pendahuluan
Lebih terperinciKETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK
KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 522 Jambi Dalam Angka 2008 FOOD SUPPLY AND POPULATION OF EXPENDITURE BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 10.1. Pengeluaran dan Konsumsi
Lebih terperinciANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PANGAN
ANALISIS TERHAAP KEBIJAKAN PEMERINTAH I BIANG PANGAN (AplikasiTeori Permintaan dan Penawaran Pangan) By : Suyatno, Ir. MKes Office : ept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health iponegoro
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN
ANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 Faktor2 yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pertanian dan peternakan untuk mendapatkan keanekaragaman dan berkelanjutan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agroforestri Agroforestri adalah sistem manajemen sumberdaya alam yang bersifat dinamik dan berbasis ekologi, dengan upaya mengintegrasikan pepohonan dalam usaha pertanian dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
Lebih terperinciBAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT
BAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT Pendapatan masyarakat yang merata, sebagai suatu sasaran merupakan masalah yang sulit dicapai, namun jabatan pekerjaan, tingkat pendidikan umum, produktivitas, prospek
Lebih terperinciPengertian. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 2
ELASTISITAS EKONOMI By : Suyatno, Ir. MKes Office : ept. of ublic Health Nutrition, Faculty of ublic Health iponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915 engertian Kurva permintaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Pangan adalah sesuatu yang hakiki dan menjadi hak setiap warga negara untuk memperolehnya. Ketersediaan pangan sebaiknya
Lebih terperinciekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran
K-13 ekonomi K e l a s XI PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami konsep pendapatan nasional, metode penghitungan
Lebih terperinciBAB. XII. KONSUMSI PENGELUARAN PER KAPITA Per Capita Expenditure Consumtion JAWA TENGAH DALAM ANGKA
BAB. XII KONSUMSI PENGELUARAN PER KAPITA Per Capita Expenditure Consumtion 539 540 BAB XII CHAPTER XII PENGELUARAN KONSUMSI PER KAPITA PER CAPITA CONSUMPTION EXPENDITURE Besarnya pendapatan yang diterima
Lebih terperinciDISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014
DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iii + 20 halaman Naskah: Penanggung Jawab Umum : Sindai M.O Sea, SE Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi
Lebih terperinciKETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK
KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 596 Jambi Dalam Angka 2010 FOOD SUPPLY AND POPULATION OF EXPENDITURE BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Food Security, Household, Ordinal Logistik Regression
ABSTRACT INDA WULANDARI. Determinant of Household Food Security in East Nusa Tenggara Province. Under supervision of SRI HARTOYO and YETI LIS PURNAMADEWI. The issue of food security has become an important
Lebih terperinciAda 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu:
Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu: 1. Kekayaan rata-rata 2. Pemerataan pendapatan 3. Kualitas kehidupan 4. Kerusakan lingkungan 5. Keadilan
Lebih terperinciBAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE Pengeluaran dan Konsumsi
BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE 10.1. Pengeluaran dan Konsumsi Secara umum tingkat ketersediaan pangan nasional ditinjau dari
Lebih terperinciDISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013
DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Buku Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013
Lebih terperinciZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK
203 DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA SUNGAI BAKAU KECAMAYAN SERUYAN HILIR TIMUR DAN DESA SUNGAI UNDANG KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN) (Distribution Of Fishermen
Lebih terperinciBPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 491
JAKARTA IN FIGURES 2007 EXPENDITURE AND CONSUMPTION 12. KONSUMSI DAN PENGELUARAN Tingkat ketersediaan pangan suatu daerah dapat ditinjau dari kecukupan gizi, angka kecukupan gizi yang dianjurkan pada Widyakarya
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Secara garis besar kebutuhan rumah tangga dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu kebutuhan pangan dan non pangan. Dengan demikian pada tingkat pendapatan tertentu, rumah
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 Ekonomi
Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi
Lebih terperinciESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT
ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI Adi Bhakti Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi adibhakti@unja.ac.id ABSTRACT This study aims
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemiskinan Saat ini banyak terdapat cara pengukuran kemiskinan dengan standar yang berbedabeda. Ada dua kategori tingkat kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Lebih terperinciBAB VII Pendapatan Nasional
BAB VII Pendapatan Nasional 7.1. Konsep Pendapatan Nasional Kinerja perekonomian dari suatu negara dalam periode tertentu dapat diukur melalui satu indikator penting yakni data pendapatan nasional. Perhitungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah,
Lebih terperinciANALISIS POLA KONSUMSI DAERAH PERKOTAAN DAN PEDESAAN SERTA KETERKAITANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DI PROPINSI BANTEN MUHARDI KAHAR
ANALISIS POLA KONSUMSI DAERAH PERKOTAAN DAN PEDESAAN SERTA KETERKAITANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DI PROPINSI BANTEN MUHARDI KAHAR SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Lebih terperinciPOLA KONSUMSI PETANI KELAPA SAWIT DESA TALIKUMAIN KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU
POLA KONSUMSI PETANI KELAPA SAWIT DESA TALIKUMAIN KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU LUKMAN 1), IKHSAN GUNAWAN, SP. MMA 2), RINA FEBRINOVA, SE. MMA 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2) Dosen
Lebih terperinciPengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output
Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output 1. Model Arus Lingkar Pendapatan (The Circular Flow of Income model) 2. Pengeluaran Agregate yang direncanakan (Agregate Expenditure, AE)
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
95 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Pola konsumsi rumah tangga di Lampung
Lebih terperinciSMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.2
SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.2 1. Teori yang dikemukakan oleh David Ricardo adalah Pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang
Lebih terperinciFood Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita
16 KERANGKA PEMIKIRAN Karakteristik sebuah rumah tangga akan mempengaruhi strategi dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Karakteristik rumah tangga itu antara lain besar rumah tangga, usia kepala rumah tangga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah jelas bahwa masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan produktivitas yang dimiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kondisi masyarakat yang lebih baik, yang ditunjukkan oleh kemajuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran penting dari Pembangunan Ekonomi tujuannya adalah untuk menciptakan kondisi masyarakat yang lebih baik, yang ditunjukkan oleh kemajuan perekonomian msyarakat di
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN (Kualitatif)
PERILAKU KONSUMEN (Kualitatif) By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915 Pendahuluan
Lebih terperinciKonsumsi Consumption
Konsumsi Consumption Di negara-negara berkembang, pengeluaran untuk keperluan makanan masih merupakan bagian terbesar dari keseluruhan pengeluaran rumahtangga. Sementara di negara-negara maju, pengeluaran
Lebih terperinciVII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA
161 VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA Pemodelan suatu fenomena seringkali tidak cukup hanya dengan satu persamaan, namun diperlukan beberapa persamaan. Pada Bab IV telah disebutkan bahwa ditinjau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ketimpangan Distribusi Pendapatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Ketimpangan Distribusi Pendapatan Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu,
Lebih terperinciGINI RATIO DAN KONSUMSI RUMAHTANGGA KALIMANTAN TENGAH 2013
GINI RATIO DAN KONSUMSI RUMAHTANGGA KALIMANTAN TENGAH 2013 GINI RATIO DAN KONSUMSI RUMAHTANGGA KALIMANTAN TENGAH 2013 Nomor Publikasi : 62550.1404 Katalog BPS : 3201025.62 Ukuran Buku Jumlah halaman :
Lebih terperinciSuriname. Yunani. Libya. Cekoslovakia
1. SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 7. PENDAPATAN NASIONAL DAN INDEKS HARGALatihan Soal 7.1 Tabel berikut menunjukkan koefisien gini beberapa Negara : NEGARA GINI Inggris 0,32 Yunani 0,37 Cekoslovakia
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 54/09/61/Th.XVIII, 15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciKonsumsi/ Consumption
529 530 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Pada tahun 2008, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar 203.123 rupiah untuk makanan dan 169.343 rupiah untuk pengeluaran bukan makanan.
Lebih terperinciPERUBAHAN POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA RAWAN PANGAN
PERUBAHAN POLA KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA RAWAN PANGAN 1 Mewa Ariani dan 1 Gatoet Sroe Hardono 1 Peneliti Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ABSTRACT Food insecurity in households level
Lebih terperinciSISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI A. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Pangan Nomor: 18 Tahun 2012, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang
Lebih terperinciBAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan produktivitas yang dimiliki oleh
Lebih terperinciKeterbatasan Indeks Gini sebagai Ukuran Ketimpangan Pendapatan dan Solusi Metoda Alternatif
Prosiding SNaPP2016 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 Keterbatasan Indeks Gini sebagai Ukuran Ketimpangan Pendapatan dan Solusi Metoda Alternatif 1 Westi Riani 1 Program Studi
Lebih terperinciVIII. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI DI SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP KEMISKINAN
VIII. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI DI SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP KEMISKINAN Ada dua pendekatan dalam menghitung pendapatan masing-masing individu sebagai dasar menghitung angka kemiskinan. Pertama, berdasarkan
Lebih terperinciPGM 2011, 34(2): Reliabilitas metode pengumpulan data konsumsi S. Prihatini; dkk
RELIABILITAS METODE PENGUMPULAN DATA KONSUMSI MAKANAN TINGKAT RUMAHTANGGA DAN INDIVIDU (RELIABILITY DATA COLLECTION METHODS OF HOUSEHOLD AND INDIVIDUAL FOOD CONSUMPTION) ABSTRACT Sri Prihatini 1, Trintrin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa diberlakukannya Otonomi Daerah, untuk pelaksanaannya siap atau tidak siap setiap pemerintah di daerah Kabupaten/Kota harus melaksanakannya, sehingga konsep
Lebih terperinciKata Pengantar. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi evaluasi dan perencanaan pembangunan di Kota Semarang. Semarang, 2016
Kata Pengantar Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Kota Semarang Tahun 2015. Bahasan pada publikasi ini memuat gambaran tingkat
Lebih terperinciBadan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara
PEMERATAAN PENDAPATAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008-2012 Katalog BPS : 3201002.3304 No. Publikasi : 33042.13.03 Naskah : Seksi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara Penyunting
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama para ekonom penentu kebijakan. Beberapa tahun terakhir, tingkat kemiskinan khususnya di Indonesia mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu terentu. Pengeluaran konsumsi menjadi komponen
Lebih terperinciKata Pengantar. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi evaluasi dan perencanaan pembangunan di Kota Semarang. Semarang, 2015
Kata Pengantar Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Kota Semarang Tahun 2014. Bahasan pada publikasi ini memuat gambaran tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi
Lebih terperinciKata Pengantar. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi evaluasi dan perencanaan pembangunan di Kota Semarang. Semarang, 2012
Kata Pengantar Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Kota Semarang Tahun 2011. Bahasan pada publikasi ini memuat gambaran tingkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sebagai suatu proses berencana dari kondisi tertentu kepada kondisi yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan tersebut bertujuan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 40/7/61/Th. XVII, 1 Juli 2014 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan
Lebih terperinciKETAHANAN PANGAN DAN STATUS GIZI KELUARGA PEROKOK DI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO ETTI SUDARYATI JUANITA NURMAINI
KETAHANAN PANGAN DAN STATUS GIZI KELUARGA PEROKOK DI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO ETTI SUDARYATI JUANITA NURMAINI PENDAHULUAN KONSUMSI ROKOK MENINGKAT 182 MILYAR BATANG (2001) 260,8 MILYAR BATANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang 1
BAB I PENDAHULUAN Pada Publikasi sebelumnya Pendapatan Regional Kabupaten Semarang dihitung berdasarkan pada pendekatan produksi. Lebih jauh dalam publikasi ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Indonesia merupakan negara agraris yang mana sebagian besar dari penduduknya bekerja disektor pertanian. Namun, sektor pertanian ini dinilai belum mampu
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 05/01/61/Th. XVIII, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT JANUARI 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 05/01/61/Th.XIX, 04 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciPendahuluan Pertumbuhan Ekonomi Sadono Sukirno
Pendahuluan Kita perlu mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi untuk mengetahui bagaimana perkembangan produksi riil suatu negara. Pertumbuhan riil yang mencapai 100 persen mengindikasikan tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep usahatani Soekartawi (1995) menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan
Lebih terperinciIX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
199 IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 9.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan data Susenas tahun 2008, dapat dikatakan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia di berbagai wilayah lebih banyak mengkonsumsi
Lebih terperinciSoal A. 1. Apa pengertian dari pembagian pendapatan nasional, dan apakah pendapatan nasional sudah terbagikan dengan merata di antara anggota
Soal A. 1. Apa pengertian dari pembagian pendapatan nasional, dan apakah pendapatan nasional sudah terbagikan dengan merata di antara anggota masyarakat ataukah belum? Jawab : Pembagian pendapatan nasional
Lebih terperinciGizi Dalam Pembangunan: Distribusi Pendapatan dan Gizi
Gizi Dalam Pembangunan: Distribusi Pendapatan dan Gizi By Office : Suyatno, Ir. MKes : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730
Lebih terperinciKonsumsi dan Kemiskinan/ Consumption and Proverty
Consumption and Proverty 11.1. PENGELUARAN PENDUDUK Pada tahun 2008, kebanyakan pengeluaran penduduk di Kalimantan Timur digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan,konsumsi sedang selebihnya k bukan makanan
Lebih terperinciANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN
1 Minggu ke 3 ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI 1 Maret 2013 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA - IPB LEARNING OUTCOME 2 Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa
Lebih terperinciPERTUMBUHAN, KEMISKINAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
PERTUMBUHAN, KEMISKINAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PERTUMBUHAN, KEMISKINAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Pertumbuhan ekonomi Kemiskinan Distribusi pendapatan konsep konsep konsep ukuran ukuran Data-data Indonesia
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017
No. 38/07/13/Th. XX/17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017 Garis Kemiskinan (GK) selama - Maret 2017 mengalami peningkatan 3,55 persen, yaitu dari Rp.438.075 per kapita per bulan
Lebih terperinciMata Kuliah : Pengantar Ekonomi. Penghitungan. Pendapatan Nasional. Chairul Maulidi. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 2012
Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Penghitungan Pendapatan Nasional Chairul Maulidi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 2012 Pengantar Mengapa PERENCANA perlu memahami PENDAPATAN NASIONAL beserta cara PENGHITUNGANNYA...???
Lebih terperinciDISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK
DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KABUPATEN SUKAMARA TAHUN 2014 ISBN : 979 477 960 1 No. Publikasi : 6206.1305 Katalog BPS : 3206001.6206 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21,5 x 16,5 cm : v + 68 Halaman Naskah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pembangunan bidang pertambangan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karenanya
Lebih terperinciKonsumsi/ Consumption
2010 529 530 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Pada tahun 2009, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar 231.174 rupiah untuk makanan dan 159.851 rupiah untuk pengeluaran bukan
Lebih terperinciPERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2)
PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN (PTE101002) PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2) TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP. Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS (Editor) TM3 MATERI PEMBELAJARAN Sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Pustaka Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa negara, salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa adalah kopi. Indonesia
Lebih terperinciANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL Program Studi Agribisnis Oleh : Fadhilah Nurina Apsari H 0809044 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciKonsumsi/ Consumption SEKAT
SEKAT 505 506 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB menurut golongan pengeluaran tahun 2007 sebesar 159.067 rupiah untuk makanan dan 100.711 rupiah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini merupakan besarnya tingkat ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Desa Beluk Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan subjek dalam penelitian ini merupakan
Lebih terperinciELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1 Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 2. Elastisitas harga permintaan 3. Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan 4. Elastisitas penawaran 5. Elastisitas silang 6.
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Komoditi Pertanian subsektor Peternakan Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak pertemuan kesehatan dunia ke 58 yang mengesahkan UHC (universal health coverage) (WHO, 2005), dan laporan kesehatan dunia tahun 2010, yang menemukan peran
Lebih terperinciKonsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh
Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PANGSA PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Oleh MALINDA APTIKA RACHMAH PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciBuletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun
DIVERSIFIKASI KONSUMSI MASYARAKAT BERDASARKAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN PADA LOKASI MKRPL DI KEC. KRAMATWATU KAB. SERANG Yati Astuti 1) dan Fitri Normasari 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nominal ini tidak mampu meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendapatan nominal per kapita masyarakat Indonesia meningkat cukup besar hingga 11.6% per tahun sejak 2001. Namun kenaikan pertumbuhan secara nominal ini tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Beras bagi kehidupan Bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Dari jenis bahan pangan
Lebih terperinciPENDAPATAN RUMAH TANGGA PERDESAAN PADA DESA LAHAN KERING BERBASIS SAYURAN
PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERDESAAN PADA DESA LAHAN KERING BERBASIS SAYURAN Reni Kustiari PENDAHULUAN Sektor pertanian masih merupakan sektor yang berkontribusi relatif besar terhadap perekonomian Indonesia.
Lebih terperinciDESKRIPSI DATA. sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu:
DESKRIPSI DATA A. Ukuran Pemusatan Ukuran pemusatan ini digunakan untuk memudahkan peneliti dalam membuat deskripsi sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu: rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola Konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang atau rumahtangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam menyusun pola konsumsi
Lebih terperinci8.1. Keuangan Daerah APBD
S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN PADA WARGA RT.006 RW.024 LINGKUNGAN KEBON DALEM KELURAHAN KEPATIHAN KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER
1 ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN PADA WARGA RT.006 RW.024 LINGKUNGAN KEBON DALEM KELURAHAN KEPATIHAN KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER Nayla Sundus, Prof. Dr. Bambang Hari P, MA, Drs. Pudjo Suharso,
Lebih terperinci