BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN"

Transkripsi

1 BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Komoditi Pertanian subsektor Peternakan Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor yang paling dasar dalam perekonomian yang merupakan penopang kehidupan produksi sektorsektor lainnya. Sektor pertanian diantaranya mencakup : (1) subsektor perkebunan, (2) subsektor perikanan dan, (3) subsektor peternakan. Sebagaimana diketahui hasil-hasil dari sektor pertanian adalah produk yang bersifat tidak tahan lama, sangat dibutuhkan tapi permintaannya bersifat tidak elastis atau inelastis (turun naik harga tidak terlalu berpengaruh pada permintaan). Putong (2005) menyebutkan bahwa dalam jangka panjang konsumsi produk dari sektor pertanian bertambah secara alami, artinya pertambahan itu bukan karena semakin tingginya daya beli masyarakat melainkan karena pertambahan jumlah penduduk. Untuk hal ini dasar teorinya telah dikemukan oleh ENGEL yang mengisyarakatkan bahwa: Apabila pendapatan masyarakat bertambah besar dari sebelumnya, maka konsumsi barang primer (hasil pertanian) relatif semakin menurun (rasionya). Karena diketahui komoditas pertanian tergolong sebagai komoditas konsumsi primer maka dalam jangka panjang permintaan atas produk tersebut relatif tetap jumlahnya namun menurun dalam proporsinya, permintaan produk pertanian ini tidak peka terhadap harga, akan tetapi harga relatif peka terhadap permintaan (harga cenderung naik bila permintaan naik). Oleh karenanya dari sisi pandangan hukum permintaan, permintaan komoditas pertanian relatif bersifat inelastis. Sisi produsen (penawaran) memandang bahwa, oleh karena produk pertanian tidak bersifat siap jadi (instant) sebagaimana halnya produk manufaktur, penawaran relatif tidak merespon perubahan harga (berapapun harga, jumlah barang yang ditawarkan tetap). Pertambahan produksi hanya bisa dilakukan dengan cara memperluas lahan produksi (ektensifikasi) atau penemuan teknologi pertanian baru yang dapat meningkatkan produktivitas lahan secara intensif. Dalam jangka panjang teknologi pertanian semakin berkembang pesat (teknologi pengolahan lahan, teknologi reproduksi, pengawetan) sementara permintaan kearah produk pertanian relatif lambat sehingga hasil pertanian relatif akan semakin banyak, dan ini menyebabkan harganya

2 turun. Akan tetapi persentase perubahan harga lebih besar dari persentase perubahan permintaan. Sebaliknya persentase perubahan jumlah penawaran yang relatif kecil dari komoditas pertanian tersebut justru menyebabkan terjadinya penurunan yang lebih besar pada persentase perubahan harga. Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging sapi secara nasional cenderung meningkat. Hasil penelitian Kariyasa (2005), selama 10 tahun terakhir jumlah produksi daging sapi hanya bisa meningkat 0,002 persen per tahun, sementara permintaan naik 1,78 persen per tahun. Secara nasional terdapat kesenjangan antara permintaan dan penawaran daging. Selama ini kebutuhan daging sapi di Indonesia masih dipenuhi dari tiga sumber yaitu: sapi lokal, sapi impor dan daging impor. Menurut hasil laporan Syamsudin (2009), perkembangan konsumsi dan penyedian daging nasional menunjukkan tren yang terus meningkat seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Konsumsi dan Penyedian Daging Sapi Nasional Uraian * KONSUMSI Konsumsi Nasional Daging Sapi (ribu ton) , Konsumsi per Kapita (Kg/orang/tahun) 1,64 1,67 1,74 Jumlah Penduduk (juta jiwa) ,6 PENYEDIAAN 1.Pemotongan dalam negeri (ribu ekor) Setara Daging Sapi (ribu ton) 308,99 317,86 329,1 a. Sapi lokal (ribu ekor) b. Sapi ex-import (ribu ekor) Daging Import (ribu ton)** 60,01 63,13 70,01 Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan,Departemen Pertanian (2009) * Angka estimasi ** Volume impor (2009) 70,01 ribu ton tetapi angka tersebut belum termasuk pengurangan komponen tulang dari secondary cut dan lemak dari trimming Hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2003) melaporkan bahwa peranan daging impor masih dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan daging nasional. Hal tersebut dikarenakan perkembangan usaha ternak sapi potong belum sepenuhnya mampu menunjang penawaran sapi nasional. Faktor harga daging tidak mampu merangsang kinerja perkembangan usaha ternak sapi potong yang ada. Kebijakan tarif impor daging hanya mampu menekan impor daging sapi, tetapi tidak berdampak kepada impor sapi

3 bakalan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadi et al. (1999), yang memperkirakan bahwa jika tidak ada perubahan teknologi secara signifikan dalam proses produksi daging sapi dalam negeri serta tidak adanya peningkatan populasi sapi yang berarti, maka senjang antara produksi daging (penawaran) sapi dalam negeri dengan jumlah permintaan akan semakin melebar, sehingga berdampak pada volume impor yang semakin besar Hukum Permintaan Jumlah permintaan (quantity demanded) dari suatu barang adalah jumlah barang yang rela dan mampu dibayar oleh pembeli (Mankiw, 2006). Ada banyak variabel yang mempengaruhi jumlah permintaan akan suatu barang. Mankiw (2006) menyebutkan bahwa harga barang tersebut, pendapatan, harga barang terkait, selera, harapan dan jumlah pembeli adalah beberapa faktor yang dapat menentukan besar kecilnya jumlah permintaan. P D 0 Gambar 2. Kurva Permintaan q/t Hukum permintaan (law of demand) menyebutkan bahwa, jika semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu barang meningkat maka jumlah permintaannya akan menurun, dan ketika harganya turun maka jumlah permintaannya akan naik. Jadi dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan berhubungan secara negatif terhadap harga. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2, Kurva permintaan (D = demand) menurun dari kiri ke kanan. Perlu diingat bahwa sumbu horisontal dengan q/t (quantity per unit of time) adalah sumbu kuantitas atau jumlah barang, sedangkan sumbu vertikal adalah P (price) atau harga

4 barang. Konsep kuantitas per unit waktu ini penting mengingat dalam menganalisa suatu kejadian perlu rentang waktu (Bilas, 1992). Contohnya adalah kita hendak menghitung jumlah permintaan beras di Kotamadya Medan selama tahun Tapi ini bukan berarti bahwa waktu (t) telah diperlakukan sebagai sebuah variabel. Analisanya tetap memperhatikan waktu sebuah kejadian yang berlangsung dalam satu rentang waktu tertentu. Pendapatan masyarakat juga dapat mempengaruhi jumlah permintaan. Pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi, orang akan membeli lebih banyak barang dan (atau) jasa demikian pula sebaliknya. Jika permintaan terhadap suatu barang berkurang ketika pendapatan berkurang, maka barang itu disebut barang normal (normal good). Tetapi tidak semua barang adalah barang normal. Jika permintaan suatu barang bertambah ketika pendapatan berkurang, barang itu disebut barang inferior (inferior good). Bilas (1992) melihat pengaruh pendapatan ini ternyata jauh lebih kuat dari dibanding pengaruh subsitusi. Harga barang terkait juga dapat mempengaruhi jumlah permintaan. Ketika terjadi penurunan harga suatu barang maka akan mengurangi permintaan akan barang lain. Contohnya orang akan cenderung membeli daging ayam ketika harga daging sapi naik. Dalam hal ini kedua barang tersebut dapat disebut barang subsitusi (substitutes) atau barang pengganti. Adakalanya penurunan harga suatu barang akan meningkatkan permintaan barang lain, maka keduanya disebut barang komplementer (complements) atau barang pelengkap. Barang komplementer biasanya saling melengkapi dan digunakan secara bersamaan. Hasil penelitian Kariyasa (2005) menyebutkan bahwa, daging ayam merupakan barang komplementer dari daging sapi, sementara komoditas ikan, telur dan daging kambing merupakan barang subsitusi dari daging sapi. Hal lain yang paling menentukan permintaan tentunya adalah selera namun para ekonom biasanya tidak mencoba menjelaskan selera masyarakat karena selera didasarkan atas kekuatan-kekuatan historis sekaligus psikologis yang berada diluar ranah ilmu ekonomi. Namun demikian para ekonom meneliti apa yang terjadi ketika selera masyarakat ternyata berubah (Mankiw, 2006). Harapan atau pandangan tentang masa yang akan datang dan faktor-faktor psikologis lainnya dapat menyebabkan perubahan-perubahan mendadak dalam permintaan masyarakat. Misalnya, desas-desus atau rasa takut bahwa harga-harga akan naik mendorong orang untuk segera membeli banyak (sebelum harga naik) sehingga jumlah

5 yang diminta akan naik pada harga yang sama (Hanafie, 2010). Bilas (1992) menyederhanakan pembahasan faktor-faktor permintaan tersebut dengan bahasa matematika. Q da = ƒ (P A, P B, P Z, I, T, W ) dimana : QdA = Kuantitas barang A yang diminta per unit waktu P A = Harga barang A P B,.. P Z = Harga barang-barang lainnya I = Income (pendapatan) T = Selera W = Kemakmuran/kekayaan Bar (garis dibawah huruf pada rumus) menunjukkan bahwa variabel ini konstan (cateris paribus). Dengan demikian, adalah Q da = ƒ (P A ).. cateris paribus 2.3. Hukum Penawaran Jumlah penawaran (quantity supplied) dari suatu barang adalah jumlah barang yang rela dan mampu dijual oleh penjual (Mankiw, 2006). Ada banyak hal yang menentukan jumlah penawaran barang, tapi ketika kita mengalisis bagaimana pasar bekerja, salah satu penentunya adalah harga barang itu. Disamping itu disebutkan juga bahwa : harga input, teknologi, harapan, dan jumlah penjual dapat mempengaruhi jumlah penawaran. Bilas (1992) menyatakan, kita tidak dapat membuat generalisasi berkenaan dengan kemiringan kurva penawaran seperti yang dapat kita lakukan pada kurva permintaan; sebab kurva penawaran dapat bergerak ke semua arah, walaupun pada umumnya orang mengunakan kurva penawaran yang naik dengan kemiringan ke kanan. Gambar 3 memperlihatkan beberapa kemungkinan bentuk kurva penawaran. S 1 menggambarkan kurva penawaran normal, S 2 menggambarkan kurva penawaran jangka panjang dari industri dengan biaya konstan, S 3 menggambarkan kurva penawaran jangka panjang bagi industri dengan biaya yang menurun, dan S 4 menggambarkan kurva penawaran yang melengkung ke belakang.

6 P S 4 S 1 S 2 S 3 q/t 0 Gambar 3. Berbagai Kurva Penawaran Hukum penawaran (law of supply) menyebutkan bahwa, jika semua dibiarkan sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah penawarannya akan meningkat, dan ketika harganya turun, maka jumlah penawarannya akan ikut menurun. Dapat dikatakan bahwa jumlah penawaran berhubungan positif dengan harga. Hubungan antara harga dan jumlah penawaran ini berlaku untuk kebanyakan jenis barang didalam perekonomian. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kariyasa (2005) melaporkan, produksi daging sapi nasional paling respon terhadap harga daging sapi dan harga ternak sapi. Jika terjadi kenaikan harga daging sapi dalam negeri sebesar 10 persen maka akan menyebabkan kenaikan produksi daging dalam negeri masing-masing dalam jangka pendek 10,6 persen dan dalam jangka panjang 13,6 persen. Demikian sebaliknya, jika terjadi kenaikan harga ternak sebesar 10 persen maka akan menyebabkan menurunnya produksi daging sapi dalam negeri dalam jangka pendek 11,6 persen dan dalam jangka panjang 14,9 persen. Harga Input atau harga faktor produksi merupakan input dalam proses produksi menentukan biaya produksi biaya produksi. Hanafie (2010) menyebutkan, jika harga bahan baku turun maka ada dua alternatif dapat dilakukan produsen:

7 a. Menjual (menghasilkan) lebih banyak pada tingkat harga yang sama atau, b. Menghasilkan dan menjual jumlah yang sama pada harga yang lebih rendah, demikian sebaliknya. Ini berarti kuantitas barang yang ditawarkan berhubungan secara negatif dengan harga setiap input untuk membuat barang tersebut. Teknologi untuk memproses input atau faktor produksi menjadi suatu barang juga merupakan penentu lain kuantitas yang ditawarkan. Teknik mekanisasi akan mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang. Melalui penurunan biaya produksi, perkembangan teknologi akan menaikkan kuantitas barang yang ditawarkan. Dalam bidang peternakan, pengembangan pakan ternak, peningkatan mutu bibit melalui Inseminasi Buatan (IB) dan program pemberantasan penyakit, telah dilakukan guna memacu produksi ternak dalam negeri (Ilham et al, 2001). Harapan atau perkiraan orang tentang masa yang akan datang berpengaruh pula terhadap jumlah yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Kalau perkiraan harga akan naik, banyak penjual akan mencoba menahan barangnya, menunggu kenaikan harga (dan akibatnya harga memang akan naik). Sebaliknya jika harga akan merosot, penjual justru akan berusaha menjual sebanyak mungkin selama harga belum benar-benar merosot (Hanafie, 2010). Jumlah penjual, jika jumlah produsen bertambah banyak maka penawaran total akan bertambah: pada tingkat harga yang berlaku, lebih banyak barang/jasa yang ditawarkan untuk dijual di pasaran. Masuknya sapi impor ex-australia juga menyebabkan naiknya jumlah populasi ternak disuatu daerah (Ilham, 1998), yang pada akhirnya akan menaikkan jumlah penawaran. Jumlah produsen sapi di Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya terus meningkat, hal ini dapat dilihat dari terus meningkatnya jumlah populasi sapi di propinsi tersebut. Pada tahun 2008 jumlah populasi sapi potong di Sumatera Utara adalah ekor dengan rata-rata peningkatan persen per tahun (Dinas Peternakan Sumut, 2008). Bilas (1992) menyederhanakan pembahasan faktor-faktor penawaran tersebut dengan bahasa matematika. Qs A = ø (P A, S, F, X, T) dimana : QsA = Kuantitas barang A yang ditawarkan per unit waktu P A = Harga barang A S = Penawaran Input F = Keadaan Alam

8 T X = Pajak atau subsidi atau keduanya = Teknologi Bar (garis dibawah huruf pada rumus) menunjukkan bahwa variabel ini konstan (cateris paribus). Dengan demikian, adalah Qs A = ø (P A ).. cateris paribus 2.4. Konsep Elastisitas Elastisitas adalah sebuah ukuran akan seberapa besar respon para pembeli dan penjual terhadap perubahan yang terjadi dalam kondisi pasar (Mankiw,2006). Selanjutnya Hanafie (2010) menyebutkan, konsep elastisitas digunakan untuk mengukur (secara kuantitatif) besar-kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat dari perubahan harga. Bila jumlah barang disebut X dan harga barang adalah P maka, elastisitas (e) adalah persentase perubahan X dibagi dengan persentase perubahan P atau dalam rumus : e = ( X/X) / ( P/P) Elastisitas Permintaan Elasitasitas harga permintaan (price elasticity of demand) mengukur seberapa besar jumlah permintaan berubah seiring perubahan harga. Permintaan suatu barang dikatakan elastis jika jumlah permintaan berubah banyak, sedangkan permintaan dikatakan inelastis apabila jumlah permintaan mengalami sedikit perubahan ketika harga berubah (Mankiw, 2006). Putong (2005) mendefinisikan elastisitas permintaan (e d ) adalah derajat (dalamsatuan angka) kepekaan dari permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang yang dimaksud. Atau ratio antara persentase perubahan permintaan terhadap persentase perubahan harga. Bila dinyatakan dengan angka maka, ada 3 besaran elastisitas permintaan : (1) e d > 1, dinamakan permintaan elastis (2) e d < 1, dinamakan permintaan inelastis (3) e d = 1, dinamakan permintaan uniter elastis (4) e d = (tidak terhingga), dinamakan elastistis sempurna

9 Model matematis untuk mengukur koefisien elastistas permintaan adalah sebagai berikut (Mubyarto, 1973) % perubahan jumlah barang yang diminta e d = % perubahan harga Adapun dalam menuliskan angka elastisitas ini sering kita lihat tanda negatif dimukanya. Ini menunjukkan bahwa harga naik diikuti oleh penurunan jumlah yang diminta dan sebaliknya harga turun dengan kenaikan jumlah yang diminta (Mubyarto,1973). Pengukuran angka elastisitas dalam praktek dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. elastisitas pada satu titik didalam kurva permintaan (point elasticity), b. elastisitas diantara dua titik pada kurva permintaan, atau elastisitas busur (arc elasticity) Dalam Gambar 4 ditunjukkan bahwa garis yang menyinggung kurva permintaan pada titik A menunjukkan elastisitas harga atas permintaan pada titk A atau dapat dituliskan sebagai : dq P e d = x dp Q dimana, Q = Jumlah barang yang diminta P = Harga barang Harga D P₂ B P A P₁ C D

10 Kurva Elastisitas Permintaan 0 Q₂ Q Q₁ Jumlah Gambar 4. Dalam prakteknya menghitung elastistas ini lebih banyak menggunakan cara kedua yang disebutkan diatas, yaitu elastisitas busur (arc elasticity). Pada Gambar 4 kurva diantara 2 titik B dan C. Elastisitas yang dihitung disini merupakan angka rata-rata dari elastisitas titik sepanjang kurva diantara dua titik tersebut (Mubyarto, 1973). + Q₂ Q P₁ + P₂ e d = x P Q₁ dimana, Q = Perubahan jumlah yang diminta P = Perubahan harga P₁ = Harga yang pertama P₂ = Harga yang kedua Q₁ = Jumlah yang pertama Q₂ = Jumlah yang kedua Bilas (1992) menyatakan elastisitas harga permintaan ditentukan oleh berbagai faktor. Pertama, semakin banyak barang pengganti bagi produk tersebut, semakin elastis permintaannya. Kedua, semakin banyak jenis penggunaan produk tersebut, semakin elastis permintaannya. Selanjutnya disebutkan. Produk yang mengambil bagian terbesar dari pendapatan konsumen cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis dibanding produk yang hanya mengambil bagian pendapatan konsumen dalam ukuran yang relatif kecil. Misalnya, permintaan akan garam bersifat agak inelastis, sedangkan permintaan akan mobil bersifat lebih elastis Elastisitas Pendapatan Banyak sedikitnya barang yang diminta atau dikonsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan konsumen. Putong (2005) mengatakan bahwa faktor pendapatan merupakan faktor utama setelah faktor harga yang menentukan jumlah permintaan. Dalam hubungan antara perubahan pendapatan dan permintaan terhadap suatu barang, besaran elastisitas pendapatan terhadap permintaan (income elasticity of demand) adalah penting. Dengan

11 diketahuinya elastisitas pendapatan terhadap permintaan (e₁), dapat diketahui arah dan perubahan selera konsumen untuk menentukan pilihan terhadap barang yang dibeli. Mubyarto (1973) menyatakan konsep elastististas pendapatan terhadap permintaan penting sekali dalam ilmu ekonomi karena mampu menerangkan perbedaan perilaku ekonomi dari golongan pendapatan masyarakat dalam pembelian barang-barang. Adapun model matematis untuk mengukur koefisien elastistas pendapatan adalah sebagai berikut (Mubyarto, 1973) % perubahan jumlah barang yang diminta e₁ = % perubahan pendapatan Hal ini memberi pengertian bahwa pendapatan adalah merupakan satu-satunya faktor mengubah dan faktor-faktor lainnya terutama harga barang yang bersangkutan adalah tetap tidak mengalami perubahan. Kalau pada elastistas harga atas permintaan tandanya hampir selalu negatif (< 0) maka, pada elastistas pendapatan atas permintaan tandanya hampir selalu positif (> 0). Untuk barang-barang yang elastis maka angka elastisitasnya lebih besar dari satu, sedangkan yang inelastis lebih kecil dari 1 (Mubyarto, 1973). Hanafie (2005) memberikan rumusan elastisitas pendapatan terhadap permintaan sebagai berikut : I₁) (Q₂ - Q₁) / (Q₂ + Q₁) e₁ = (I₂ - I₁) / (I₂ + Dimana : Q₁ = Barang yang diminta pada periode 1 Q₂ = Barang yang diminta pada periode 2 I₁ = Pendapatan pada periode 1 I₂ = Pendapatan pada periode 2 Putong (2005) dan Hanafie (2010) mengatakan bahwa, jika e₁ memiliki angka negatif tergolong barang yang inferior dan apabila positif maka tergolong barang normal. Barang normal yang termasuk barang mewah mempunyai e₁ lebih besar dari 1, sedangkan

12 barang normal yang merupakan keperluan sehari-hari memiliki e₁ antara 0 dan 1. Bilas (1992) mengatakan barang-barang yang dipandang mewah mempunyai elastisitas pendapatan yang tinggi. Selanjutnya disebutkan bahwa cara termudah untuk menentukan apakah barang itu barang kebutuhan pokok atau barang mewah adalah dengan menggunakan konsep elastisitas pendapatan terhadap permintaan Elastisitas Silang Mubyarto (1973) menyatakan bahwa barang konsumsi biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan yang erat dengan barang yang lain dalam fungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya beras dan jagung, keduanya merupakan bahan makanan yang dapat dipertukarkan. Juga beras dengan gandum, gula pasir dengan gula merah. Karena sifatnya yang dapat dipertukarkan ini maka harga-harganya masingmasing juga berhubungan erat. Dalam hal ini kita berbicara mengenai elastisitas silang (cross elasticity) yang diberi definisi sebagai : % perubahan jumlah barang yang diminta atas barang X e sl = % perubahan harga barang Y Hal ini memberi pengertian bahwa perubahan jumlah barang X yang diminta tersebut adalah semata-mata diakibatkan oleh perubahan harga barang Y. Hanafie (2005) memberikan pengertian bahwa, elastisitas silang harga terhadap permintaan besaran elastisitas yang tidak saja menunjukkan perubahan suatu barang yang diminta, tetapi juga terhadap perubahan harga barang lain yang berkaitan dengan barang yang dimaksud. (Q₂A - Q₁A) / (Q₂A + Q₁A) e sl = (P₂B - P₁B) / (P₂B + P₁B) Dimana : Q₁A = Barang A baru yang diminta Q₂A = Barang A lama yang diminta P₂B = Harga B yang baru P₁B = Harga B yang lama

13 Dalam arti ekonomi maka selain besar kecilnya angka elastisitas silang yang lebih penting lagi artinya adalah tandanya. Tanda positif berarti kedua barang adalah barang pengganti atau subsitusi, sedangkan bila tandanya negatif maka kedua barang adalah saling melengkapi atau komplementer (Mubyarto,1973). Rahim dan Hastuti (2008), membuat ikhtisar mengenai hubungan elatisitas permintaan (elastistas harga,silang dan pendapatan) seperti pada Tabel Elastisitas Penawaran Putong (2005) mendefinisikan elastisitas penawaran (e s ) adalah derajat kepekaan perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan. Atau nilai bagi antara persentase perubahan jumlah yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga. % perubahan jumlah yang ditawarkan e s = % perubahan harga Jika : (1) es > 1, dinamakan penawaran elastis (2) e s < 1, dinamakan penawaran inelastis (3) e s = 1, dinamakan penawaran uniter elastis (4) e s = (tidak terhingga), dinamakan penawaran elastistis sempurna Hasil penelitian Kariyasa (2005) menyebutkan, nilai elastisitas penawaran daging sapi dalam jangka panjang pendek maupun jangka panjang sangat responsif (elastisitas > 1) terhadap harga daging sapi dan harga ternak sapi. Jika terjadi kenaikan harga daging sapi 10 persen maka akan menyebabkan kenaikan produksi (penawaran) dalam jangka pendek 10,6 persen dan dalam jangka panjang 13,6 persen. Demikian juga sebaliknya, jika terjadi penurunan harga daging sapi 10 persen maka akan menyebabkan menurunnya produksi daging sapi dalam jangka pendek 11,6 persen dan dalam jangka panjang 14,9 persen. Tabel 2. Ikhtisar Hubungan antara Elastisitas Harga, Elatisitas Silang, dan Elastistas Pendapatan Nilai Elastisitas Sebutan Kenaikan Harga Penurunan Harga Harga Komoditas Akan Komoditas Akan Mengakibatkan Mengakibatkan Ep > 1 Elastis Permintaan menurun Permintaan naik Ep < 1 Inelastis

14 Permintaan naik Permintaan menurun Ep = 1 Unitari Permintaan tetap Permintaan tetap Nilai Elastisitas Hubungan Kenaikan Harga Penurunan Harga Komoditas Komoditas A Silang Komoditas A Mengakibatkan Mengakibatkan Ec > 0 atau > 1 Subsitusi Komoditas B yang Komoditas B yang diminta naik diminta menurun Ec < 0 atau -1 Komplementer Komoditas B yang Komoditas B yang diminta turun diminta naik Ec = 0 Netral Komoditas B yang Komoditas B yang diminta tetap diminta tetap Nilai Elastisitas Sebutan Kenaikan Pendapatan Penurunan Pendapatan Komoditas Mengakibatkan Mengakibatkan Ei < 1 Inferior Jumlah komoditas yg Jumlah komoditas yg diminta menurun diminta naik 0 < Ei < 1 Kebutuhan Pokok Jumlah komoditas yg Jumlah komoditas yg diminta naik dengan diminta turun dengan persentase lebih rendah persentase lebih rendah 1 < Ei Mewah Jumlah komoditas yg Jumlah komoditas yg diminta naik dengan diminta turun dengan persentase lebih tinggi persentase lebih tinggi Sumber, Rahim dan Hastuti (2008).

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat kearah protein hewani telah meningkatkan kebutuhan akan daging sapi. Program

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9 ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9 Elastisitas... adalah ukuran seberapa besar para pembeli dan penjual memberikan reaksi terhadap perubahanperubahan kondisi yang terjadi di pasar. 2 Elastisitas

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://www.adamjulian.net Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan diantara harga dan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 04 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Elastisitas Permintaan dan Penawaran Bahan Ajar dan E-learning Definisi Elastisitas Suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan perubahan suatu variabel

Lebih terperinci

Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh

Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

Lebih terperinci

Konsep Elastisitas. Pertemuan 3. Nina Nurhasanah, SE, MM. Nina Nurhasanah, SE, MM - Univesitas Esa Unggul

Konsep Elastisitas. Pertemuan 3. Nina Nurhasanah, SE, MM. Nina Nurhasanah, SE, MM - Univesitas Esa Unggul Konsep Elastisitas Pertemuan 3 Nina Nurhasanah, SE, MM Pengertian Elastisitas Secara sederhana Elastisitas mengukur presentase perubahan suatu variabel sebagai akibat adanya perubahan variabel lain Elastisitas

Lebih terperinci

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN Jika terjadi kegagalan panen maka dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva penawaran kekiri, yaitu dari S ke S Gambar 4.1(i) menggambarkan suatu kasus

Lebih terperinci

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 3 ELASTISITAS

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 3 ELASTISITAS EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 3 ELASTISITAS 1 ELASTISITAS PERMINTAAN Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga Terdapat tiga macam

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1 Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 2. Elastisitas harga permintaan 3. Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan 4. Elastisitas penawaran 5. Elastisitas silang 6.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Beras sebagai komoditas pokok Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN. Teori dan Elastisitas Permintaan

ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN. Teori dan Elastisitas Permintaan ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN Teori dan Elastisitas Permintaan ANALISIS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PASAR Permintaan yang secara relatif stabil memungkinkan operasi produksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tulisan Anonimous (2012) dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia diperlukan asupan gizi yang baik.

Lebih terperinci

ELASTISITAS (Elasticity)

ELASTISITAS (Elasticity) ELASTISITAS () PowerPoint Slides by Education University of Indonesia Dilaksanakan Pada Kegiatan Pendidikan dan Latihan Guru Ekonomi Tingkat Nasional 4 dan 5 September 2007 2007 Laboratorium Ekonomi &

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN dan PENAWARAN Pertemuan ke-3

ELASTISITAS PERMINTAAN dan PENAWARAN Pertemuan ke-3 ELASTISITAS PERMINTAAN dan PENAWARAN Pertemuan ke-3 KONSEP ELASTISITAS Apabila perubahan harga yg kecil menimbulkan perubahan yg besar terhadap jumlah barang yg diminta/ditawarkan dikatakan bahwa permintaan/penawaran

Lebih terperinci

Harga (Pq) Supply (S)

Harga (Pq) Supply (S) I. MEKANISME HARGA Fokus pembicaraan dalam ekonomi mikro adalah membahas bagaimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dalam memperoleh barang dan jasa. Kesepakatan dalam interaksi ditandai dengan

Lebih terperinci

ELASTISITAS. Ngatindriatun PERTEMUAN 4 & 5

ELASTISITAS. Ngatindriatun PERTEMUAN 4 & 5 ELATIITA Ngatindriatun ERTEMUAN 4 & 5 engertian Elastisitas Elastisitas menggambarkan reaksi kepekaan produsen atau konsumen yang disebabkan adanya faktor tertentu yang mempengaruhi konsumen untuk membeli

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan & Penawaran

Elastisitas Permintaan & Penawaran Ekonomi Mikro (PAB243) Elastisitas Permintaan & Penawaran Pengasuh: Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Konsep Elastisitas Elastisitas merupakan

Lebih terperinci

01 ELASTISITAS PERMINTAAN (Dua Variabel Bebas) Elastisitas

01 ELASTISITAS PERMINTAAN (Dua Variabel Bebas) Elastisitas 01 ELASTISITAS PERMINTAAN (Dua Variabel Bebas) Elastisitas Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. atau Elastisitas adalah tingkat

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 19 3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Perdagangan Internasional Pola perdagangan antar negara disebabkan oleh perbedaan bawaan faktor (factor endowment), dimana suatu negara akan mengekspor

Lebih terperinci

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP Elastisitas SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP www.sulasmiyati.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Elastisitas merupakan persentase perubahan pada variabel dependen/tak bebas/ terikat dikarenakan adanya perubahan variabel

Lebih terperinci

Modul ke: Konsep Elastisitas. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.

Modul ke: Konsep Elastisitas. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen. Modul ke: Konsep Elastisitas Fakultas EKONOMI Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Konsep Elastisitas Makin meluasnya penggunaan matematika dalam ilmu ekonomi telah memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beras Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan alat penggiling serta alat

Lebih terperinci

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan, Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore Kurva Permintaan, - Demand (Permintaan) adalah kuantitas barang atau jasa yg. rela atau mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu

Lebih terperinci

Konsep Elastis. Meet -6 Hariyatno

Konsep Elastis. Meet -6 Hariyatno Konsep Elastis Meet -6 Hariyatno reat By HRY 6 Okt 211 1 Elastisita permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran

Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran Deskripsi Modul Ketika diperkenalkan tentang konsep permintaan, kita lihat bahwa para konsumen biasanya membeli lebih dari satu barang ketika harga turun,

Lebih terperinci

Ilmu Ekonomi /30 September 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H 1 TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Ilmu Ekonomi /30 September 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H 1 TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Ilmu Ekonomi /30 September 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H 1 TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi.

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Bubba s Ice Cream Permintaan dan Jumlah barang yang diminta. Permintaan didefinisikan sebagai berbagai kombinasi harga dan Jumlah barang yang ingin dan dapat

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN Defenisi Elastisitas Elastisitas adalah perubahan relative dari variable yang diterangkan sebagai akibat perubahan varibel yang menerangkan apabila variable yang diterangkan

Lebih terperinci

Template Standar Powerpoint

Template Standar Powerpoint Modul ke: Template Standar Powerpoint Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB Ali Akbar Gayo, SE.,MM Program Studi

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan, II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Permintaan Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum

Lebih terperinci

BAB III Elastisitas Permintaan dan Penawaran

BAB III Elastisitas Permintaan dan Penawaran BAB III Elastisitas ermintaan dan enawaran 1.1. engertian Elastisitas Dari bab sebelumnya telah kita ketahui bersama bahwa perubahan suatu variabel misalnya harga, dapat mengakibatkan perubahan variabel

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. Konsep Elastis & Aplikasinya.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. Konsep Elastis & Aplikasinya. Konsep Elastis & plikasinya Meet -5 Hariyatno reat By HRY 6 Okt 211 1 Elastisita permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO ELASTISITAS

PENGANTAR EKONOMI MIKRO ELASTISITAS Modul ke: PENGANTAR EKONOMI MIKRO ELASTISITAS Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id Konsep Elastisitas Makin meluasnya penggunaan matematika dalam ilmu

Lebih terperinci

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas Geografi Kabupaten Langkat a. Geografi Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara 3 0 14 00 dan 4 0 13 00 Lintang Utara dan antara 97 0 52 00 dan 98 0 45 00 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

ELASTISITAS (Elasticity)

ELASTISITAS (Elasticity) BAB 7 ELASTISITAS (Elasticity) PowerPoint Slides by Navik Istikomah Education University of Indonesia 2006 Laboratorium Ekonomi & Koperasi Publishing Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung, Telp. 022 2013163-2523

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN: ELASTISITAS DAN PENAWARAN. Suharyanto

POKOK BAHASAN: ELASTISITAS DAN PENAWARAN. Suharyanto POKOK BAHASAN: ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Suharyanto Tujuan Perkuliahan ini: Mahasiswa dapat menganalisis sensitivitas respon perubahan permintaan dan penawaran akibat perubahan harga dan faktor

Lebih terperinci

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d ANALISA PERMINTAAN I. Pengertian : 1. Permintaan Efektif Permintaan yang didukung oleh daya beli (Purchasing Power). 2. Permintaan Absolut Permintaan yang didasarkan pada keinginan belaka. II. Permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

A. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PENAWARAN

A. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PENAWARAN K-13 Kelas X ekonomi ELASTISITAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami jenis elastisitas yang terjadi pada suatu komoditas akibat faktor yang memengaruhinya.

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN

PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN KONSEP PERMINTAAN Permintaan keinginan konsumen membeli barang pd berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Faktor-faktor yg mempengaruhi permintaan : Harga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup

Lebih terperinci

Pengantar ekonomi mikro. Modul ke: 04FEB. Elastisitas permintaan dan penawaran. Fakultas. Erwin Nasution S,E MM. Program Studi MANAJEMEN S1

Pengantar ekonomi mikro. Modul ke: 04FEB. Elastisitas permintaan dan penawaran. Fakultas. Erwin Nasution S,E MM. Program Studi MANAJEMEN S1 Pengantar ekonomi mikro Modul ke: Elastisitas permintaan dan penawaran Fakultas 04FEB Erwin Nasution S,E MM. Program Studi MANAJEMEN S1 PENDAHULUAN Template Modul Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat mengukur tingkat elastisitas permintaan dan penawaran, menganalisis dan menjelaskan keterkaitan elastisitas dengan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A.

II. LANDASAN TEORI A. 7 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Michael (1985) yang berjudul Estimating Cross Elasticities of Demand for Beef, menggunakan variabel harga daging sapi, harga ikan, harga daging unggas,

Lebih terperinci

ELASTISITAS HARGA Elastisitas Permintaan

ELASTISITAS HARGA Elastisitas Permintaan ELASTISITAS HARGA TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini diharapkan siswa dapat: 1. Elastisitas Permintaan 1. Permintaan Elastis ( Ed > 1 1) 2. Permintaan Inelastis ( Ed < 1 1). 3. Permintaan

Lebih terperinci

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP Elastisitas SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP www.sulasmiyati.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Elastisitas merupakan persentase perubahan pada variabel dependen/tak bebas/ terikat dikarenakan adanya perubahan variabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat terhadap sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan perubahan selera, gaya hidup dan peningkatan pendapatan. Karena, selain rasanya

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas Permintaan dan Penawaran Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pertemuan ke-enam Pengantar Ilmu Ekonomi Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-6 Koefisien elastisitas permintaan Elastisitas harga dan kurva permintaan

Lebih terperinci

Pengertian: (QUANTITY DEMANDED) Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga. Tata Tachman 1

Pengertian: (QUANTITY DEMANDED) Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga. Tata Tachman 1 PERMINTAAN/ DEMAND Pengertian: KUANTITAS (JUMLAH) YANG DIMINTA (QUANTITY DEMANDED) Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga Tata Tachman 1 KONSEP Jumlah yang diminta merupakan kuantitas

Lebih terperinci

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE.

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA 2011 Permintaan dan penawaran Konsep dasar dari permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh

Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh Modul 8 ELASTISITAS Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis

Lebih terperinci

berbeda-beda dalam hal Elastisitas terdiri dari Elastis Linier E=1

berbeda-beda dalam hal Elastisitas terdiri dari Elastis Linier E=1 Harga Harga Keseimbangan dibentuk oleh Harga Pendapatan Selera Konsumen Harga Barang Lain Perkiraan dipengaruhi oleh Permintaan dijelaskan oleh Hukum Permintaan berbeda-beda dalam hal Penawaran dijelaskan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. disusun, ditabulasi, dianalisis, kemudian diterangkan hubungan dan dilakukan uji

METODE PENELITIAN. disusun, ditabulasi, dianalisis, kemudian diterangkan hubungan dan dilakukan uji III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis, yaitu penelitian yang didasarkan pemecahan masalah-masalah aktual yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, III. KERANGKA TEORI Pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia dapat dilihat dari sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, keterkaitan ketiga pasar tersebut dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta dengan ditandai oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang meningkat dan stabilitas ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. terjadinya permintaan. Kita tentu masih ingat bahwa masalah ekonomi timbul

BAB II URAIAN TEORITIS. terjadinya permintaan. Kita tentu masih ingat bahwa masalah ekonomi timbul BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Permintaan Untuk memahami arti permintaan, terlebih dahulu kita lihat latar belakang terjadinya permintaan. Kita tentu masih ingat bahwa masalah ekonomi timbul akibat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya

Lebih terperinci

PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN A. Pengertian Elastisitas Permintaan Elasstisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan

Lebih terperinci

PENAWARAN, PERMINTAAN dan PENENTUAN HARGA PASAR

PENAWARAN, PERMINTAAN dan PENENTUAN HARGA PASAR PENAWARAN, PERMINTAAN dan PENENTUAN HARGA PASAR Hukum Penawaran: Makin tinggi harga sesuatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh penjual/produsen dan sebaliknya. Kurva penawaran

Lebih terperinci

Bab 3. Elastisitas Permintaan Dan Elastisitas Penawaran. Teori Ekonomi - Husnul 1

Bab 3. Elastisitas Permintaan Dan Elastisitas Penawaran. Teori Ekonomi - Husnul 1 Bab 3 Elastisitas Permintaan Dan Elastisitas Penawaran Teori Ekonomi - Husnul 1 Elastisitas Permintaan (Demand Elasticity) Elastisitas permintaan adalah : derajat kepekaan dari permintaan suatu barang

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR 3.4 Mendeskripsikan konsep pasar dan terbentuknya harga pasar dalam perekonomian

KOMPETENSI DASAR 3.4 Mendeskripsikan konsep pasar dan terbentuknya harga pasar dalam perekonomian KOMETENSI DASAR 3.4 Mendeskripsikan konsep pasar dan terbentuknya harga pasar dalam perekonomian INDIKATOR Siswa mampu mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran Siswa mampu mendeskripsikan Faktor-faktor

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS A. PERMINTAAN Permintaan adalah Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu. Didalam permintaan

Lebih terperinci

Konsep dan Perhitungan Elastisitas, Edisi 1 Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Konsep dan Perhitungan Elastisitas, Edisi 1 Elastisitas Permintaan dan Penawaran 2015 Konsep dan Perhitungan Elastisitas, Edisi 1 Elastisitas Permintaan dan Penawaran Konsep elastisitas dapat dipakai pada ilmu ekonomi, yaitu untuk mengetahui bagaimana respon pelaku pasar terhadap perubahan

Lebih terperinci

TEORI ELASTISITAS. Tata Tachman

TEORI ELASTISITAS. Tata Tachman TEORI ELASTISITAS Hubungan sebab akibat berapa persen satu variable (y) berubah jika variable lain (x) berubah sebesar satu persen? Analisis sensitivitas atau elastisitas Angka elastisitas (koefisien elastisitas)

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

Lebih terperinci

III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Kardodno-nuhfil 1 III. ELASTISITAS PERMINTAAN AN PENAWARAN Apakah yang akan terjadi pada permintaan atau penawaran suatu barang apabila harga barang itu turun atau naik satu persen? Jawaban pertanyaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN. LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati

ELASTISITAS PERMINTAAN. LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati ELASTISITAS ERMINTAAN LECTURE NOTE AGRONIAGA By: Tatiek Koerniawati Elastisitas Harga Elastisitas harga adalah rasio yang menyatakan persentase perubahan kuantitas dibagi dengan persentase perubahan harga.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Permintaan Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu. Rasul et al (2012:23)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi.

BAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang meningkat diiringi dengan perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, dan perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang 2.1.1 Definisi Batubara Batubara merupakan sedimen organik, lebih tepatnya merupakan batuan organik, terdiri dari kandungan bermacam-macam pseudomineral. Batubara

Lebih terperinci

PERMINTAAN BARANG DAN JASA

PERMINTAAN BARANG DAN JASA PERMINTAAN BARANG DAN JASA Kuantitas Barang yang Diminta Barang yang diminta (quantity demanded) adalah jumlah total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga jumlah yang diminta adalah kuantitas yang

Lebih terperinci

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT Sasongko W Rusdianto, Farida Sukmawati, Dwi Pratomo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara

Lebih terperinci

ELASTISITAS SILANG RUMUS :

ELASTISITAS SILANG RUMUS : ELASTISITAS SILANG TUJUAN Untuk menentukan jumlah permintaan barang terhadap perubahan pendapatan. Untuk menentukan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga barang lain. Untuk menentukan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi dan Fungsi Konsumsi Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Barangbarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perkembangan Jagung Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan yang mempunyai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

MEKANISME PASAR PRODUK PERTANIAN

MEKANISME PASAR PRODUK PERTANIAN MEKANISME PASAR PRODUK PERTANIAN Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://www.adamjulian.net Pengertian Harga, permintaan dan penawaran Sistem Kegiatan ekonomi mikro: - sektor konsumsi

Lebih terperinci

MAKALAH EKONOMI MIKRO KONSEP TENTANG PENAWARAN DAN PERMINTAAN KONSEP TENTANG KESEIMBANGAN DAN ELASTISITAS

MAKALAH EKONOMI MIKRO KONSEP TENTANG PENAWARAN DAN PERMINTAAN KONSEP TENTANG KESEIMBANGAN DAN ELASTISITAS MAKALAH EKONOMI MIKRO KONSEP TENTANG PENAWARAN DAN PERMINTAAN KONSEP TENTANG KESEIMBANGAN DAN ELASTISITAS DISUSUN OLEH: AGUS EDI WIDIYANTO AVIN RIA SUBEKTI FILSON ARIF PRATAMA KURNI RAHMAWATI SEPTIANA

Lebih terperinci

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan 2.1. Pengertian Permintaan Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu. Hukum permintaan

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas Permintaan dan Penawaran Elastisitas Permintaan dan Penawaran Elastisitas ukuran kuantitatif yang menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga terhadap pengaruh perubahan jumlah produk (diminta atau ditawarkan) Manfaat : menjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Teori Penawaran dan Kurva Penawaran. (ceteris paribus) (Lipsey et al, 1995). Adapun bentuk kurva penawaran dapat

TINJAUAN PUSTAKA Teori Penawaran dan Kurva Penawaran. (ceteris paribus) (Lipsey et al, 1995). Adapun bentuk kurva penawaran dapat 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Penawaran dan Kurva Penawaran Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut

Lebih terperinci

EKONOMI MIKRO Bab 3 Elastisitas Permintaan dan Penawaran

EKONOMI MIKRO Bab 3 Elastisitas Permintaan dan Penawaran Bab 3 Elastisitas Permintaan dan Penawaran Apakah yang akan terjadi terhadap permintaan sesuatu barang apabila harga mengalami penurunan sebanyak satu persen? Yang dapat diterangkan saekarang ini adalah,

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh konsumen pada tingkat harga tertentu. Teori Permintaan adalah menghubungkan antara tingkat harga dengan tingkat kuantitas

Lebih terperinci

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN 1. Permintaan dan penawaran 2. biaya, produksi, dan keuntungan TIK : Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan prinsip ekonomi yang diterapkan dalam kegiatan pertanian PERMINTAAN

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Review Bab 1-6 Fakultas 7FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Masalah Ekonomi dan Kebutuhan Membuat Pilihan Kelangkaan (scarcity)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan 2.1.1 Sumber Daya Energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Gula terdiri dari beberapa jenis dilihat dari keputihannya melalui standar ICUMSA (International Commision

Lebih terperinci

Hubungan yang menunjukkan antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga yang tertentu.

Hubungan yang menunjukkan antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga yang tertentu. PERMINTAAN (DEMAND) Fungsi Permintaan Hubungan yang menunjukkan antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga yang tertentu. Effective Demand Permintaan yang disertai dengan kemampuan yang penuh

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan ketahanan pangan Nasional pada hakekatnya mempunyai arti strategis bagi pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata,

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 05FEB. Konsep Elastisitas. Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 05FEB. Konsep Elastisitas. Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro Konsep Elastisitas Fakultas 05FEB Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen KONSEP ELASTISITAS PeNgerTiaN Elastisitas mengukur presentase perubahan suatu variabel yang

Lebih terperinci

Tujuan dan Perkembangan Dunia Bisnis Bisnis yang maju adalah bisnis yang mampu berkembang di tengah krisis.

Tujuan dan Perkembangan Dunia Bisnis Bisnis yang maju adalah bisnis yang mampu berkembang di tengah krisis. Modul ke: Tujuan dan Perkembangan Dunia Bisnis Bisnis yang maju adalah bisnis yang mampu berkembang di tengah krisis. Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan adalah bagian dari sektor pertanian yang merupakan sub sektor yang penting dalam menunjang perekonomian masyarakat. Komoditas peternakan mempunyai prospek

Lebih terperinci