Konsumsi Consumption
|
|
- Hengki Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Konsumsi Consumption Di negara-negara berkembang, pengeluaran untuk keperluan makanan masih merupakan bagian terbesar dari keseluruhan pengeluaran rumahtangga. Sementara di negara-negara maju, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa merupakan pengeluaran terbesar.
2 10.1. Pengeluaran Penduduk Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2010 dapat dilihat pada Tabel dan Dari tabel tersebut terlihat bahwa pengeluaran rata-rata sebulan penduduk Sumatera Utara di daerah perkotaan/perdesaan pada tahun 2010 sebesar Rp yang terdiri dari pengeluaran untuk makanan sebesar Rp (53,47 persen) dan untuk bukan makanan sebesar Rp (46,53 persen) Konsumsi Kalori Di daerah perkotaan, konsumsi kalori masyarakat Sumatera Utara tahun 2010 sekitar 1.897,10 kilo kalori, angka ini meningkat bila dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 1.819,59 kilo kalori. Sedangkan konsumsi kalori masyarakat perdesaan Sumatera Utara pada tahun 2010 sebesar 2.033,84 kilo kalori, meningkat jika dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 2.009,05 kilo kalori. Sehingga rata-rata konsumsi kalori masyarakat Sumatera Utara tahun 2009 yaitu sebesar 1.921,70 kilo kalori Persentase Pengeluaran Persentase pengeluaran makanan Sumatera Utara tahun 2010 terbesar dan menurun pada tahun 2010 menjadi 1.970,82 kilo kalori. digunakan untuk pengeluaran padipadian yaitu sebesar 19,84 persen, sedangkan untuk non makanan sebagian besar digunakan untuk biaya aneka barang dan jasa 37,78 persen. 526
3 10.1. Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Sebulan Untuk Makanan dan Bukan Makanan menurut Jenis Pengeluaran dan Daerah Perkotaan/Perdesaan Monthly Percapita Average Expenditure for Food and Non Food by Item and Urban Rural (Rupiah ) 2010 Jenis Pengeluaran Expenditure Item Perkotaan/ Urban Perdesaan/ Rural Perkotaan+ Perdesaan/ Urban+Rural (1) (2) (3) (4) A. Makanan /Food 1. Padi-padian /Cereals Umbi-umbian /Tubers Ikan /Fish Daging /Meat Telur, Susu /Egg and Milk Sayur-sayuran /Vegetables Kacang-kacangan /Legumes Buah-buahan /Fruits Minyak dan Lemak /Oil and Fats 10. Bahan Minuman /Beverage Stuffs 11. Bumbu-Bumbuan /Spices Konsumsi Lainnya /Miscellaneous Food Items 13. Makanan dan Minuman yang sudah jadi /Prepared Food and Beverages Tembakau, Sirih /Tobacco, Betel Jumlah Makanan /Total of Food
4 10.1. Lanjutan/ Continued No. Jenis Pengeluaran /Expenditure Item Perkotaan Urban Perdesaan Rural Perkotaan+ Perdesaan Urban+Rural (1) (2) (3) (4) B. Bukan Makanan/Non Food 1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga /Household Facility 2. Aneka Barang dan Jasa /Goods and Services 3. Pakaian, Alas kaki dan Tutup Kepala /Clothing, Footwear and headwear 4. Barang-barang tahan lama /Durable Goods 5. Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi/Taxes and Insurance 6. Keperluan Pesta dan Upacara /Parties and Ceremonies Jumlah Bukan Makanan/ Total of Non Food Jumlah Pengeluaran/ Total of Expenditure Sumber/Source : BPS-Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 /BPS - National Socio Economic Survey
5 10.2. Persentase Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Makanan dan Bukan Makanan menurut Jenis Pengeluaran dan Daerah Perkotaan/Perdesaan Percentage of Montly Percapita Average Expenditure for Area Food and Non Food by Expenditure Item and Urban/Rural (Persen/Percent) 2010 Jenis Pengeluaran Expenditure Item Perkotaan Urban Perdesaan Rural Perkotaan + Perdesaan Urban+Rural (1) (2) (3) (4) A. Makanan /Food 1. Padi-padian /Cereals 7,19 15,12 10,61 2. Umbi-umbian /Tubers 0,34 0,72 0,51 3. Ikan /Fish 6,20 7,98 6,97 4. Daging /Meat 1,81 1,70 1,76 5. Telur, Susu /Egg and, Milk 3,50 2,82 3,21 6. Sayur-sayuran /Vegetables 3,58 5,74 4,51 7. Kacang-kacangan /Legumes 0,78 1,01 0,88 8. Buah-buahan /Fruits 2,31 2,29 2,30 9. Minyak dan Lemak /Oil and Fats 1,97 3,08 2, Bahan Minuman /Beverage Stuffs 1,89 2,87 2, Bumbu-Bumbuan /Spices 0,71 1,11 0, Konsumsi Lainnya /Miscellaneous 0,66 0,86 0,74 Food Items 13. Makanan dan Minuman yang sudah jadi /Prepared Food Beverages 10,71 9,12 10, Tembakau, Sirih /Tobacco, Betel 5,10 7,91 6,31 Jumlah Makanan /Total of Food 46,77 62,33 53,47 529
6 10.2. Lanjutan/Continued Jenis Pengeluaran Expenditure Item Perkotaan/ Urban Perdesaan/ Rural Perkotaan+ Perdesaan/ Urban+Rural (1) (2) (3) (4) B. Bukan Makanan/ Non Food 1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga/Household Facility 2. Aneka Barang dan Jasa/ Goods and Services 3. Pakaian, Alas kaki dan Tutup Kepala / Clothing, Footwear and headwear 4. Barang-barang tahan lama /Durable Goods 5. Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi / Taxes and Insurance 6. Keperluan Pesta dan Upacara Parties and Ceremonies Jumlah Bukan Makanan/ Total of Non Food 20,94 13,14 17,58 18,80 15,03 17,18 3,44 3,92 3,65 3,19 3,64 3,38 5,72 0,80 3,60 1,14 1,14 1,14 53,23 37,67 46,53 Sumber/Source : BPS-Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 /BPS - National Socio Economic Survey
7 10.3. Rata-Rata Konsumsi Kalori Perkapita Sehari menurut Jenis Bahan Makanan dan Daerah Perkotaan/Perdesaan Daily Average Percapita Calorie Consumption by Item and Urban/Rural (kkal) Perkotaan/Urban Perdesaan/Rural No. Perincian /Item (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Padi-padian /Cereals 845,27 871, , ,03 2. Umbi-umbian /Tubers 17,17 20,4 42,56 35,83 3. Ikan /Fish 62,38 70,98 70,05 69,85 4. Daging /Meat 35,28 42,09 16,82 25,47 5. Telur dan Susu /Egg and Milk 65,39 80,73 35,77 43,69 6. Sayur-sayuran /Vegetables 35,75 38,25 45,38 43,73 7. Kacang-kacangan /Legumes 31,62 40,09 27,11 29,69 8. Buah-buahan /Fruits 41,62 45,44 45,11 44,34 9. Minyak dan Lemak /Oil and Fats 273,78 288,39 274,18 288,2 10. Bahan Minuman /Beverage Stuffs 104,44 108,97 102,96 103, Bumbu-Bumbuan /Spices 11,45 11,41 10,58 12, Konsumsi Lainnya/ 36,38 37,84 35,87 33,84 Miscellaneous Food Item 13. Makanan yang Sudah Jadi Prepared Food and Beverages 259,07 241,18 146,84 162,69 Jumlah Makanan / Total of Food 1 819, , , ,84 531
8 10.3 Lanjutan/ Continued No Perincian /Item Perkotaan+Perdesaan/Urban+Rural (1) (2) (8) 1. Padi-padian /Cereals 1 012, ,14 2. Umbi-umbian /Tubers 30,86 28,72 3. Ikan /Fish 66,52 70,37 4. Daging /Meat 25,33 33,14 5. Telur dan Susu /Egg and Milk 49,43 60,77 6. Sayur-sayuran /Vegetables 40,94 41,2 7. Kacang-kacangan /Legumes 29,19 34,49 8. Buah-buahan /Fruits 43,50 44,85 9. Minyak dan Lemak /Oil and Fats 274,00 288, Bahan Minuman /Beverage Stuffs 103,64 106, Bumbu-bumbuan /Spices 10,98 12, Konsumsi Lainnya /Miscellaneous Food Items 13. Makanan yang Sudah Jadi/Prepared Food 36,10 35,69 198,59 198,88 Jumlah Makanan / Total of Food 1 921, ,82 Sumber/Source : BPS, Survey Sosial Ekonomi Nasional 2009 dan 2010/ BPS, National Socio Economic Survey 2009 and
9 10.4 Konsumsi Protein Perkapita Rata-Rata Sehari menurut Jenis Bahan Makanan dan Daerah Perkotaan/Perdesaan Daily Average Percapita Protein Consumption by Item and Urban/Rural (Gram) Perkotaan/Urban Perdesaan/Rural No. Perincian / Item (1) (2) (4) (6) 1. Padi-padian /Cereals 19,78 20,39 27,04 26,67 2. Umbi-umbian /Tubers 0,22 0,29 0,38 0,38 3. Ikan /Fish 11,13 12,55 12,31 12,23 4. Daging /Meat 2,13 2,56 0,89 1,35 5. Telur dan Susu /Egg and Milk 3,80 4,88 2,28 2,80 6. Sayur-sayuran /Vegetables 2,48 2,57 3,33 3,13 7. Kacang-kacangan /Legumes 2,81 3,36 2,47 2,62 8. Buah-buahan /Fruits 0,47 0,53 0,43 0,42 9. Minyak dan Lemak /Oil and Fats 0,43 0,46 0,77 0, Bahan Minuman /Baverage Stuffs 0,6 0,67 0,73 0, Bumbu-Bumbuan /Spices 0,45 0,48 0,41 0, Konsumsi Lainnya /Miscellaneous Food Items 13. Makanan yang Sudah Jadi Prepared Food and Beverages 0,77 0,79 0,76 0,72 9,71 8,67 3,46 3,80 Jumlah Makanan / Total of Food 54,78 58,2 55,26 56,2 533
10 10.4 Lanjutan/ Continued No. Perincian /Item Perkotaan+Perdesaan/ Urban+Rural (1) (2) (8) 1. Padi-padian / Cereals 23,69 23,77 2. Umbi-umbian / Tubers 0,30 0,34 3. Ikan / Fish 11,77 12,38 4. Daging / Meat 1,46 1,91 5. Telur dan Susu / Egg and Milk 2,98 3,76 6. Sayur-sayuran / Vegetables 2,94 2,87 7. Kacang-kacangan / Legumes 2,62 2,96 8. Buah-buahan / Fruits 0,44 0,47 9. Minyak dan Lemak/Oil and Fats 0,61 0, Bahan Minuman/ Beverage Stuffs 0,67 0, Bumbu-Bumbuan/Spices 0,43 0, Konsumsi Lainnya / Miscellaneous Food Items 0,77 0, Makanan yang Sudah Jadi / Prepared Food Beverages 6,35 6,04 Jumlah Makanan / Total of Food 55,03 57,12 Sumber/Source : BPS, Survey Sosial Ekonomi Nasional 2009 dan 2010/ BPS, National Socio Economic Survey 2009 and
x Comsumption and Cost
x Comsumption and Cost CONSUMPTION AND COST Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat pendapatan masyarakatnya. Namun data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam
Lebih terperinciCONSUMPTION AND COST
Besarnya pendapatan yang diperoleh/diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam survey/ kegiatan
Lebih terperinciCONSUMPTION AND COST
Besarnya pendapatan yang diperoleh/diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam survey/ kegiatan
Lebih terperinciCONSUMPTION AND COST
CONSUMPTION AND COST Besarnya pendapatan yang diperoleh/diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam
Lebih terperinciComsumption and Cost
Comsumption and Cost CONSUMPTION AND COST Grafik 10.2/Figure 10.2 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang di Jawaa Barat Average Monthly Per Capita Expenditure by Regency/City
Lebih terperinciComsumption and Cost
Comsumption and Cost Pengeluaran rumah tangga dapat dibedakan menurut Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan, dimana menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya. Walaupun harga
Lebih terperinci10. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK/Expenditure and Consumptions of People
10. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK/Expenditure and Consumptions of People PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK PENJELASAN TEKNIS 1. Data Pengeluaran dan Konsumsi penduduk menurut kelompok barang diperoleh
Lebih terperinciBAB. XII. KONSUMSI PENGELUARAN PER KAPITA Per Capita Expenditure Consumtion JAWA TENGAH DALAM ANGKA
BAB. XII KONSUMSI PENGELUARAN PER KAPITA Per Capita Expenditure Consumtion 539 540 BAB XII CHAPTER XII PENGELUARAN KONSUMSI PER KAPITA PER CAPITA CONSUMPTION EXPENDITURE Besarnya pendapatan yang diterima
Lebih terperinciComsumption and Cost
Comsumption and Cost CONSUMPTION AND COST Pengeluaran rumah tangga dapat dibedakan menurut Pengeluaran Makanan dan Bukan Makanan, dimana menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah
Lebih terperinciKonsumsi/ Consumption
Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 531 532 Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Konsumsi/ Pada tahun 2011, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar
Lebih terperinciBPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 491
JAKARTA IN FIGURES 2007 EXPENDITURE AND CONSUMPTION 12. KONSUMSI DAN PENGELUARAN Tingkat ketersediaan pangan suatu daerah dapat ditinjau dari kecukupan gizi, angka kecukupan gizi yang dianjurkan pada Widyakarya
Lebih terperinciKONSUMSI CONSUMPTION
KONSUMSI CONSUMPTION NUSA TENGGARA BARAT DALAM ANGKA 2013 NUSA TENGGARA BARAT IN FIGURES 2013 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Konsumsi/ Pada tahun 2012, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk
Lebih terperinciKonsumsi/ Consumption
529 530 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Pada tahun 2008, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar 203.123 rupiah untuk makanan dan 169.343 rupiah untuk pengeluaran bukan makanan.
Lebih terperinciKonsumsi/ Consumption SEKAT
SEKAT 505 506 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB menurut golongan pengeluaran tahun 2007 sebesar 159.067 rupiah untuk makanan dan 100.711 rupiah
Lebih terperinciKonsumsi/ Consumption
2011 531 532 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Pada tahun 2010, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar 255.273 rupiah untuk makanan dan 168.199 rupiah untuk pengeluaran bukan
Lebih terperinciKonsumsi/ Consumption
2010 529 530 BAB X KONSUMSI CHAPTER X CONSUMPTION Pada tahun 2009, rata rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar 231.174 rupiah untuk makanan dan 159.851 rupiah untuk pengeluaran bukan
Lebih terperinciBAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE Pengeluaran dan Konsumsi
BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND POPULATION EXPENDITURE 10.1. Pengeluaran dan Konsumsi Secara umum tingkat ketersediaan pangan nasional ditinjau dari
Lebih terperinciKETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK
KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 596 Jambi Dalam Angka 2010 FOOD SUPPLY AND POPULATION OF EXPENDITURE BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK CHAPTER 10 FOOD SUPPLY AND
Lebih terperinciKonsumsi dan Kemiskinan/ Consumption and Proverty
Consumption and Proverty 11.1. PENGELUARAN PENDUDUK Pada tahun 2008, kebanyakan pengeluaran penduduk di Kalimantan Timur digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan,konsumsi sedang selebihnya k bukan makanan
Lebih terperinciBAB XI PENGELUARAN & KONSUMSI
BAB XI PENGELUARAN & KONSUMSI NON MAKANAN 47,62% 52,38 % MAKANAN Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk 11. Pengeluaran dan Konsumsi 11. Expenditure and Consumtion Sebanyak 49,50 persen pengeluaran rata-rata
Lebih terperinciKETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK
KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 522 Jambi Dalam Angka 2008 FOOD SUPPLY AND POPULATION OF EXPENDITURE BAB 10 KETERSEDIAAN BAHAN MAKANAN & PENGELUARAN PENDUDUK 10.1. Pengeluaran dan Konsumsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang. menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi makanan dan minuman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Terbukanya peluang bisnis di bidang makanan dan minuman merupakan hal yang sangat menarik bagi para pebisnis untuk memulai usaha dan mendapatkan omset yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang atau jasa yang memuaskan bagi konsumen mereka. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, menimbulkan berbagai macam usaha bisnis dengan tujuan utamanya adalah memberikan atau menghasilkan barang
Lebih terperinciBAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT
BAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT Pendapatan masyarakat yang merata, sebagai suatu sasaran merupakan masalah yang sulit dicapai, namun jabatan pekerjaan, tingkat pendidikan umum, produktivitas, prospek
Lebih terperinciPola Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten Sangihe, Talaud dan Sitaro Menggunakan Analisis Biplot
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE () 34-39 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Pola Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten Sangihe, Talaud dan Sitaro Menggunakan Analisis Biplot Arini
Lebih terperinciPERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2)
PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN (PTE101002) PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2) TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP. Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS (Editor) TM3 MATERI PEMBELAJARAN Sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala. yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk lebih dari 242 juta jiwa dan usia produktif sekitar 65%
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang pada tahun 2012, dengan jumlah penduduk lebih dari 242 juta jiwa dan usia produktif sekitar 65% dari total jumlah
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia
Katalog BPS : 3201013 Survei Sosial Ekonomi Nasional National Socio-Economic Survey RINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Berdasarkan Tingkat Pengeluaran... (Lindawati dan Subhechanis Saptanto)
Analisis Tingkat Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Berdasarkan Tingkat Pengeluaran... (Lindawati dan Subhechanis Saptanto) ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN TINGKAT PENGELUARAN
Lebih terperinciIV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA
IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA Data pola konsumsi rumah tangga miskin didapatkan dari data pengeluaran Susenas Panel Modul Konsumsi yang terdiri atas dua kelompok, yaitu data pengeluaran
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia
Katalog BPS : 3201013 Survei Sosial Ekonomi Nasional National Socio-Economic Survey RINGKASAN EKSEKUTIF PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia
Lebih terperinciBPS KABUPATEN ASAHAN No. 02/12/1208/Th. XVII, 21 Desember 2015 PROFIL KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2014 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Asahan tahun 2014 sebanyak 76.970 jiwa (10,98%), angka ini berkurang
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Konsumsi Konsumsi merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu Consumption. Konsumsi artinya pemenuhan akan
Lebih terperinciESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT
ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI Adi Bhakti Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi adibhakti@unja.ac.id ABSTRACT This study aims
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 02 / 07 Th.XI / Juli PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010 RINGKASAN Meskipun Penduduk miskin Provinsi NTT pada Maret 2010 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Maret
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN
BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA 07/01/Th. X, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Sulawesi
Lebih terperinciBanyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer. naiknya permintaan maupun konsumsi produk-produk fast moving consumer
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak kalangan pebisnis yang memprediksi bahwa tren pasar consumer goods di Indonesia akan meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Lebih terperinciANALISIS PENGELUARAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU TAHUN 2008 DAN 2009
ANALISIS PENGELUARAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI RIAU TAHUN 2008 DAN 2009 Taryono dan Hendro Ekwarso Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciNo. 09/15/81/Th. XVII, 15 September 2015 Agustus 2007 PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang pengeluaran per bulannya berada di bawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011
No. 07/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 prevalensi merokok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya sudah merupakan kebiasaan. Prevalensi konsumsi rokok cenderung meningkat dari
Lebih terperinciSISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI A. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Pangan Nomor: 18 Tahun 2012, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2014
BPS PROVINSI DKI JAKARTA Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2014 sebesar 412,79 ribu orang (4,09 persen). Dibandingkan dengan Maret 2014 (393,98 ribu orang atau 3,92 persen), jumlah
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI MALUKU UTARA SEPTEMBER 2014
BADAN PUSAT STATISTIK No. 05 / 01 / 82 / Th. XIV, 02 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU UTARA SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2014 BERTAMBAH 2,2 RIBU ORANG
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 125/07/21/Th. III, 1 Juli 2009 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2009 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Provinsi
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 28/07/31/Th.XIII, 1 Juli 2011 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011 RINGKASAN Garis Kemisknan (GK) tahun 2011 sebesar Rp 355.480 per kapita per bulan, lebih tinggi dibanding
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2015
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 58/09/12/Th. XVIII, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2015 MARET 2015, JUMLAH PENDUDUK MISKIN SUMATERA UTARA NAIK 103.070 ORANG DIBANDING SEPTEMBER
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2009
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 43/07/Th. XII, 1 Juli 2009 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2009 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2016
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/07/31/Th XVIII, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2016 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2016 sebesar 384,30 ribu orang (3,75 persen).
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015
BPS PROVINSI DKI JAKARTA Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2015 sebesar 368,67 ribu orang (3,61 persen). Dibandingkan dengan Maret 2015 (398,92 ribu orang atau 3,93 persen), jumlah
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2016
BPS PROVINSI DKI JAKARTA TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2016 No.04/01/31/Th. XIX, 03 Januari 2017 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2016 sebesar 385,84 ribu orang
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007
BADAN PUSAT STATISTIK No. 38/07/Th. X, 2 Juli 2007 TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 45/10/91 Th. VIII, 01 Oktober 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan 2014, Kota Manokwari mengalami deflasi sebesar
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2013
No. 04/01/31/Th. XVI/ 2 Januari 2014 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2013 sebesar 375,70 ribu orang (3,72 persen).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola Konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang atau rumahtangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam menyusun pola konsumsi
Lebih terperinciTabel : Lanjutan. Kota/Cities Inflasi Tahun 2011 (1) (2)
Tabel : 09.03.01 Lanjutan Continued Kota/Cities Inflasi Tahun 2011 (1) (2) 46 Dumai 3,09 47 Tanjung Pinang 3,32 48 Bogor 2,85 49 Sukabumi 4,26 50 Bekasi 3,45 51 Depok 2,95 52 Tulungagung 3,60 53 Banyuwangi
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA MARET 2016
No. 40/07/82/Th. XV, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI MALUKU UTARA KEADAAN MARET 2016 SEBANYAK 74,68 RIBU ORANG ATAU SEBESAR 6,33 PERSEN Jumlah penduduk
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata I Pada Jurusan Informatika
Lebih terperinciog: NGKASANEKSEKUT PENGELUARANDANKONSUMSI
Kat al og/ Cat al og:3201013 RI NGKASANEKSEKUT I F PENGELUARANDANKONSUMSI PENDUDUKI NDONESI A 201 6 ht tp :// w w w.b p s. go.id Ex e c u t i v esu mma r yo fco n s u mp t i o na n dex p e n d i t u r
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2009
No. 29/07/51/Th. III, 1 Juli 2009 TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2009 Jumlah penduduk miskin di Bali pada bulan Maret 2009 tercatat sebesar 181,7 ribu orang, mengalami penurunan sebesar 33,99 ribu orang
Lebih terperinci2015 Berdasarkan Hasil Susenas Maret Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015
Nomor Katalog: 3201023 SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL Analisis Pola Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Provinsi Papua Barat Maret 2015 http:// p://papuaba barat.bps.go.id 2015 Berdasarkan Hasil Susenas
Lebih terperinciKEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2014
No. 42/07/71/Th. VIII, 1 Juli 2014 KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2014 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan lewat pengolahan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2014
PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2014 No. 31/ 07/91/Th.VIII, 01 Juli 2014 Jumlah penduduk miskin (Penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Papua Barat kondisi September 2013 sebesar
Lebih terperinciTISTIK BADAN PUSAT STATISTIK BPS KUTAI KARTANEGARA
SAT STATISTIK TISTIK BADAN PUSAT STATISTIK BPS KUTAI KARTANEGARA No. 03/10/6403/Th. IV, 15 September 2014 KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA BULAN SEPTEMBER 2014 MENGALAMI DEFLASI SEBESAR -0,07 PERSEN Kabupaten
Lebih terperinciPENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR
PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR EXPENDITURE OF HOUSEHOLD RUBBER FARMERS IN THE VILLAGE PULAU JAMBU KUOK DISTRCT REGENCY KAMPAR Arif Suganda 1,
Lebih terperinciPENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA
Katalog BPS: 3201004 Survei Sosial Ekonomi Nasional National Socio-Economic Survey Buku 1 Book 1 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA ht tp :// w w w.b ps.g o. id Expenditure for Consumption of
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th.VIII, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2012 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014
No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)
Lebih terperinciPENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA
Katalog BPS: 3201004 Survei Sosial Ekonomi Nasional National Socio-Economic Survey Buku 1 Book 1 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA Expenditure for Consumption of Indonesia 2012 Berdasarkan
Lebih terperinciWARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL
Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan April 2016 DEFLASI 0,41 Persen Bulan April 2016 di Kabupaten Kendal terjadi deflasii 0,41 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
Lebih terperinciInflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Maret 2008
Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Maret 2008 No.01/04/33/Th. II, 01 April 2008 Laju inflasi Jawa Tengah bulan Maret 2008 masih cukup tinggi, yaitu sebesar 1,14 persen. Namun sedikit lebih rendah bila dibanding
Lebih terperinciKEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015
No. 64/09/71/Th. IX, 15 September 2015 KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan melalui Survei
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KOTA DEPOK
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DEPOK Juli Bulan Juni di Kota Depok terjadi inflasi sebesar 0.36 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 118.75 persen. Dari 7 (tujuh) kelompok tercatat lima kelompok
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013
No. 05/01/33/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 MENCAPAI 4,705 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk
Lebih terperinciExpenditure for Consumption of Indonesia 2011
PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA 2011 Expenditure for Consumption of Indonesia 2011 Seri - Serie: ISSN - ISSN: Nomor Publikasi - Publication Number: Katalog BPS - BPS Catalogue: Ukuran Buku
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI KABUPATEN KLATEN
SEPA : Vol. 7 No.2 Pebruari 2011 : 110 118 ISSN : 1829-9946 ANALISIS HUBUNGAN PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI KABUPATEN KLATEN HUSNUL AMALIYAH
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012
BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XVI, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 MENCAPAI 28,59 JUTA ORANG Pada bulan September 2012, jumlah penduduk
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XV, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2011 MENCAPAI 29,89 JUTA ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota
41 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota meliputi rumah tangga miskin yang dijadikan sampel Susenas di Provinsi Lampung
Lebih terperinciANALISIS KONSUMSI DAN KEBUTUHAN UNTUK KONSUMSI PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT, JAWA TENGAH, DAN SULAWESI TENGGARA TAHUN
ANALISIS KONSUMSI DAN KEBUTUHAN UNTUK KONSUMSI PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT, JAWA TENGAH, DAN SULAWESI TENGGARA TAHUN 2005-2015 SRI CATUR LESTARI WIDIASIH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam
57 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam penelitiannya penulis menggunakan data analisis dan interprestasi dari arti
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016
No. 49/07/33/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 MENCAPAI 4,507JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA DESEMBER 2015 INFLASI 0,90 PERSEN
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA DESEMBER 2015 INFLASI 0,90 PERSEN No. 01/01/33/16/Th.VIII, 10 Januari 2016 Pada bulan Desember 2015 Kota Blora terjadi inflasi 0,90 persen dengan Indeks
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017
No. 38/07/13/Th. XX/17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017 Garis Kemiskinan (GK) selama - Maret 2017 mengalami peningkatan 3,55 persen, yaitu dari Rp.438.075 per kapita per bulan
Lebih terperinciKONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR
KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa Prias Kusuma Wardani, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciKONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016
No. 05/01/75/Th.XI, 3 Januari 2017 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016 Berdasarkan survei pada September 2016 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 17,63 persen. Angka
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. adalah orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup masyarakat.
Lebih terperinciPERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2)
PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN (PTE101002) PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2) TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP. Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS (Editor) TM 3 MATERI PEMBELAJARAN Sektor
Lebih terperinciINDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014
Katalog BPS : 7104011.3305 INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEBUMEN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 No. Publikasi : 33054.1403 Katalog
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2014
No. 05 /1 /13/Th. XVIII / 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat pada September 2014 adalah 354.738 jiwa. Dibanding Maret
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
PERGESERAN POLA KONSUMSI BAHAN MAKANAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2002-2011 SHIFT OF PATTERN CONSUMPTION INGREDIENT FOOD OF POPULATION IN INDONESIA YEAR 2002-2011 Tutik Setyawati Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciPERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP. TM2 MATERI PEMBELAJARAN PENDAHULUAN PERAN PERTANIAN SEBAGAI PRODUSEN BAHAN PANGAN DAN SERAT PERAN PERTANIAN SEBAGAI PRODUSEN BAHAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 52/09/76/Th. X, 1 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2016 MAMUJU DEFLASI -0,79 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015
No. 04 / 01 /13/Th. XIX / 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat pada adalah 349.529 jiwa. Dibanding (379.609 jiwa) turun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, merupakan negara yang menjadi pasar potensial untuk pemasaran berbagai jenis barang maupun
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
CHAPTER XII POPULATION EXPENDITURE AND CONSUMPTION Penjelasan Teknis Technical Notes 1. Data pengeluaran dan konsumsi penduduk menurut kelompok barang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2016
No. 42/7/13/Th. XIX/18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2016 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat pada 2016 adalah 371.555 jiwa. Dibanding (349.529 jiwa) naik sebanyak
Lebih terperinciKatalog BPS: PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010
Katalog BPS: 3201005.16 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN 2011 PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PENDUDUK SUMATERA SELATAN 2010 Katalog
Lebih terperinci