Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk
|
|
- Ari Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEJARAH SINGKAT Pabrik Gula Gunung Madu terletak diujung selatan Pulau Sumatera, tepatnya berada di Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, 90 km ke arah utara dari Ibukota Propinsi Lampung (Bandar Lampung). Didirikan sejak tahun 1975 dan melaksanakan musim giling yang pertama pada tahun 1978 dengan produksi gula ton. Merupakan industri gula patungan antara perusahaan swasta asing dan swasta nasional yang berstatus PMA, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Kuok Investment, Ltd (Hongkong). Pada awal pendiriannya, semula pabrik gula ini merupakan pabrik yang sederhana dengan kapasitas giling awal 4,000 TCD (Ton Cane Per Day). Secara bertahap pabrik dikembangkan dan dimodernisasi sejalan dengan kemajuan yang dialami Perusahaan. Pada musim giling ke 31 ditahun 2008, kemampuan giling sudah mencapai 14,000 TCD dan memproduksi gula putih sebesar 218,248 ton dengan jumlah tebu digiling 2,374,619 ton.
2 Timbangan tebu PENGIRIMAN DAN PENIMBANGAN TEBU Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk bak dan truk loss bak (tebu ikat), melewati jembatan timbang dengan sistem komputerisasi untuk pengambilan data berat kotor, nomor petak, lokasi, jenis tebang, nama pelaksana tebang dan jam ditebang (kesegaran). Selanjutnya, truk dan trailer yang telah dibongkar, meninggalkan pabrik melewati jembatan timbang keluar untuk pengambilan data berat kendaraan kosong. Ruang pusat kendali unit preparasi dan ekstraksi PENGENDALIAN OPERASIONAL PERALATAN PABRIK Pengendalian peralatan pabrik pada masing-masing stasiun melalui ruang pusat kendali yang ditempatkan pada posisi paling leluasa bagi operator untuk memonitor aktivitas dan berhubungan dengan petugas jaga peralatan di lapangan. Pada bagian tertentu yang tidak memungkinkan bagi operator melihat langsung secara visual, dilengkapi dengan kamera CCTV dari pusat ruang kendali. Sistem pengendalian menggunakan programmable logic control (PLC) dipadukan dengan supervisory system sebagai piranti kendali dan informasi data trending.
3 Pelataran tebu dan peralatan penanganan tebu PENANGANAN TEBU Berbagai peralatan bongkar (unloading) tebu dipasang menyesuaikan dengan model angkutan yang ada, tebu yang diangkut menggunakan trailer dibongkar menggunakan side unloader yang terpasang pada 2 unit gantry crane, selanjutnyahydraulic cane grab pada gantry crane bekerja menumpuk dan mengumpan padacross cane carrier. Wheel loader disamping digunakan untuk membongkar dan menumpuk tebu loss bak di pelataran juga dipergunakan sebagai sarana pengumpan dan perata pada main cane carrier. Untuk meningkatkan kapasitas umpan langsung pada main cane carrier, tahun 2001 dipasang 1 unit cane feeder table yang dilengkapi denganhydraulic cane lifter yang dapat melayani tebu yang diangkut dengan trailer danhydraulic truck tippler untuk melayani truk bak ataupun truk loss bak.
4 Pengisian dan preparasi tebu PREPARASI TEBU Sebelum tebu diperah pada unit gilingan, terlebih dahulu dilakukan preparasi untuk membuka sel-sel tebu, tebu diumpankan kedalam 1st. main cane carrier dari cross carrier #1, cross carrier #2 dan Feeder table diangkut menuju unit mesin pemotong pertama (1st. cane cutter), kemudian dengan 2nd. elevating cane carrier menuju unit pemotong tebu kedua (2nd. cane cutter), dan selanjutnya menggunakan unit heavy duty shredder hammer tebu dihancurkan. Tingkat open cell yang dicapai pada unit preparasi ini 90.92%. Stasiun gilingan
5 EKSTRAKSI NIRA Enam unit gilingan jenis 4-roller disusun secara seri digunakan sebagai unit ekstraksi nira, masingmasing unit gilingan digerakkan dengan tenaga turbin uap. Tingkat ekstraksi sukrosa dari unit gilingan ini pada kisaran 95-96%. Nira mentah dari gilingan dipompa menuju stasiun pemurnian setelah terlebih dahulu melewati sebuah magnetic flow meter untuk memonitor dan merekam laju alirannya dalam satuan m3/jam, kemudian ampas tebu yang disebut bagasse menuju stasiun pembangkit uap untuk digunakan sebagai bahan bakar pada ketel uap (Boiler). Boiler dan pembangkit tenaga listrik BOILER DAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK 3 unit boiler dengan kapasitas terpasang masing-masing : No.1 = 120 ton/jam; No.2 = 80 ton/jam; dan No.3 = 120 ton/jam dengan tekanan kerja masing masing 20kg/cm2G. Energi potensial uap yang dibangkitkan digunakan untuk menggerakkan 3 buah back pressure turbo-alternator yang masing masing mampu membangkitkan tenaga listrik sebesar 5MW, juga digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak unit preparasi (cane cutter dan shredder) dan unit ekstraksi (gilingan). Pada masa tidak giling (off-season) 1 unit boiler tetap beroperasi dan memanfaatkan bahan bakar (ampas tebu) kelebihan dari masa giling untuk melayani kebutuhan uap penggerak turbine generator dalam memenuhi kebutuhan listrik perumahan divisi I s/d divisi VI, perkantoran, maintenance peralatan di pabrik dan pompa irigasi pertanian.
6 Clarifier dan Vacuum filter PEMURNIAN Pemisahan kotoran dilakukan dalam bejana pengendap single tray SRI clarifier ( yang telah dimodifikasi menjadi perforated clarifier ) yang merupakan rangkaian tahapan pengaturan suhu, ph, waktu dan penambahan bahan pembantu (susu kapur, gas belerang dan flokulan). Tingkat kekeruhan (turbidity) nira yang dicapai pada level derajat NTU. Endapan kotoran dari clarifier dicampur denganbagacillo kemudian ditapis menggunakan 6 buah vacuum filter menghasilkan limbah padat berupa blotong (filter cake) yang kemudian dikirim kembali ke kebun sebagai pupuk organik.
7 Evaporator PENGUAPAN (EVAPORATION) Proses pengentalan nira jernih dilaksanakan dengan bejana penguap (evaporator). Guna meminimalisasikan kebutuhan uap, stasiun evaporator dirancang dengan konsep maximum vapour bleed. Bejana (evaporator) disusun dengan sistemquintuple effect yang terdiri dari sembilan buah bejana jenis Roberts. Uap dari badan pertama digunakan sebagai media pemanas badan kedua, pan kristalisasi "A" dan bejana pemanas nira tersulfitir. Uap dari badan dua digunakan untuk media pemanas pada pan kristalisasi "C". Evaporator dibersihkan secara periodik setiap dua minggu sekali dengan cara kimiawi selama 12 jam. Brix nira kental dijada pada level 52-55%.
8 Vacuum Pans KRISTALISASI Kristal gula dibuat dalam Vacuum Pans melalui proses pembesaran kristal hingga mencapai ukuran yang dikehendaki dengan cara memasukkan nira kental (syrup), gula leburan, molasses kedalam pans pada kondisi temperatus dan vacuum yang terkendali. Hasil resultan dari kristalisasi adalah berupa massecuite (campuran kristal gula dengan molasses). Tingkatan masak (kristalisasi) dilaksanakan dengan sistem ABC. Kristalisasi untuk "A" dan "B" Massecuite dikerjakan dengan menggunakan batch pan yang dilengkapi dengan pengaduk, sedangkan untuk "C"massecuite dikerjakan dengan continous pan. Nira kental, leburan gula "B" dan "C" sebagai bahan masakan "A" massecuite. Bahan masakan "B" massecuite berasal dari "A" molasses dan nira kental. Bahan masakan "C" massecuite berasal dari "B" molasses dan bibitnya menggunakan "A" molasses. Batch centrifugal dan Continuous centrifugal PEMISAHAN KRISTAL GULA DAN MOLASSES Bila satu siklus proses masak pembesaran kristal telah selesai, massecuite darivacuum pans kristalisasi dituangkan kedalam strike receiver sambil melanjutkan pertumbuhannya. Kristal gula dipisahkan dari molasses menggunakan sebuah basket berlubang yang diputar sampai pada kecepatan tertentu sehingga molasses terlepas dari kristal gula akibat gaya sentrifugal (centrifugals machine). Pemisahan "A"massecuite menggunakan batch centrifugals menghasilkan kristal gula SHS (produk) dan "A" moolasses. Pemisahan "B" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "B" dan "B" molasses, pemisahan "C" massecuitemenggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "C" dan final molasses.
9 Pengemasan PENANGANAN DAN PENGEMASAN PRODUK Setelah proses pemisahan kristal gula produk (SHS) dikondisikan melalui sebuah unit fluidized bed vibrating cooler dengan maksud untuk menurunkan tingkat kelembaban serta meningkatkan kualitas penyimpanan, kemudian dilakukan pemilahan ukuran butiran menggunakan vibrating screen. Kristal gula kemudian ditampung dalam sugar bin untuk selanjutnya dilakukan penimbangan dan pengemasan. Sensor pengirim sinyal bobot pada timbangan digunakan jenis load cell. Untuk menjamin keakuratan berat kristal dalam kemasan, mekanisme kerja mesin timbangan dan pengemasan bekerja secara integral yang dikendalikan secara otomatis. Setiap informasi penyimpangan terekam dan secara otomatis sistem memberi peringatan.
10 Sertifikasi jaminan mutu
AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA
AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA Nyimas Dewi Sartika 1 ABSTRACT Generally on BUMN sugar factory the rendement is lower than private sugar factory. The audit purpose is to know processing
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI SIKLUS HIDUP GULA Siklus hidup gula terjadi pada proses produksi gula di pabrik, yaitu mulai dari tebu digiling hingga menjadi produk gula yang siap untuk dipasarkan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1964 perusahaan NV My Handle Kian Gwan diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang bernama PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN)
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Wawancara
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Wawancara 1. Bagaimana proses produksi di Pabrik Gula Pagotan? 2. Dalam proses produksi tersebut menghasilkan limbah apa saja? 3. Tolong jelaskan proses pengolahan limbah tersebut?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang/ Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Kwala Madu terletak di desa Kwala Madu Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-417 Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo Anovia D. Riswardani, Ahmad K.
Lebih terperinciINDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : YANNY SUSANTO 6103009139 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24-30 ºC dengan perbedaan suhu musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Penyaringan Nira Kental Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk memisahkan kotoran yang masih ada pada nira kental hasil dari pemurnian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil gula dan lebih dari setengah produksi gula berasal dari tanaman tebu (Sartono, 1995).
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERUSAHAAN Areal PT PG Rajawali II Unit PG Subang pada tahun 1812-1833 pada awalnya merupakan areal tanaman karet milik swasta asing (Inggris) yang kemudian pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pemurnian Nira Setelah diperoleh larutan nira dari hasil proses pengilingan. Dilakukan proses pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik
BAB I PENDAHULUAN PT. PG Candi Baru adalah salah satu pabrik gula di Indonesia yang menghasilkan gula kristal putih (GKP) jenis Superior Hooft Suiker IA (SHS IA) sebagai produk utamanya. Hasil samping
Lebih terperinci- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)
1.1 Latar Belakang Ketel uap sebagai sumber utama penghasil energi untuk pembangkit listrik yang menyuplai seluruh kebutuhan energi dalam pabrik. Dalam melakukan kerjanya, ketel uap membutuhkan adanya
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN NOTULENSI Pengelompokan Kegiatan Value Added dan Non Value Added No Kegiatan 1. Tebu dibawa ke pabrik menggunakan truk 2. Truk menunggu untuk ditimbang 3. Truk yang berisikan tebu ditimbang 4.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Pabrik Gula Kwala Madu merupakan pabrik gula ke2 (Dua) di Sumatera Utara sesudah pabrik gula Sei
Lebih terperinciPERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI
PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : YANNY SUSANTO 6103009139
Lebih terperinciAnalisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari)
1 Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari) Renda Avista, Ridho Hantoro, dan Nur Laila Hamidah Jurusan Teknik Fisika,
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: 5203013008 Lovitna Novia Puspitasari NRP: 5203013045 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan
KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan PT Gula Putih Mataram (GPM) merupakan salah satu perusahaan yang didirikan sebagai wujud swasembada nasional untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang timbul di Indonesia,
Lebih terperinciPG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017
PG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017 Penerapan Industri Hijau Tahapan yang harus dilakukan: 1. Mengidentifikasi secara rinci alur proses produksi 2. Mengidentifikasi
Lebih terperinciHASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU
LAMPIRAN 58 Lampiran 1. Hasil Samping Industri Gula Tebu HASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU Tenaga listrik Bahan bakar Arang briket Ampas Gas methane dan Gas air Makanan ternak Pulp & kertas Pucuk dan daun
Lebih terperinciBAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menghadapi persaingan Internasional yang semakin tajam, maka Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja yang murah,
Lebih terperinciPENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1
2003 Purwono Posted 7 October, 2003 Science Philosophy (PPs 702) Graduate Program / S3 Institut Pertanian Bogor October 2003 Instructors: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Principal) Prof Dr Ir Zahrial Coto
Lebih terperinciBAB IX TEKNIK KIMIAWI
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB IX TEKNIK KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK Ash Handling Adalah penanganan bahan sisa pembakaran dan terutama abu dasar yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proyek gula PT. Perkebunan Nusantara IX (Proyek Pengembangan Gula) tahun 1975 yang dilakukan di beberapa
Lebih terperinciBAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984
BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984 2.1 Latar Belakang Berdirinya PGKM Gula yang dalam hal ini adalah gula pasir merupakan suatu komoditi strategis yang memiliki kedudukan unik yang
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG 3.1 PROSES PEMBUATAN GULA DARI NIRA TEBU. Produknya adalah gula jenis SHS (Superior Hooft Suiker) 1-A dengan hasil samping
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 PROSES PEMBUATAN GULA DARI NIRA TEBU Proses pembuatan gula menggunakan proses sulfitasi alkhalis continue. Produknya adalah gula jenis SHS (Superior Hooft Suiker) 1-A dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nira Tebu Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu, kemudian air hasil gilingan itu disaring dan air itu yang di namakan nira dan proses penyaringan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Bahan baku untuk pengolahan gula putih yang paling umum digunakan adalah batang tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) atau umbi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proyek gula PT. Perkebunan Nusantara IX (Proyek Pengembangan Gula) tahun 1975 yang dilakukan di beberapa
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.,ManajemenPenelitian, Jakarta : PT. RinekaCipta, 2000. Betrianisdan Robby Suhendra, PengukuranNilai OEE SebagaiDasar Usaha Perbaikan Proses ManufakurPadaLiniProduksi,JurnalTeknikIndustri-Universitas
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUMBER EMISI GRK Gas rumah kaca (GRK) merupakan suatu gas yang paling dominan di atmosfer bumi yang berkontribusi dalam pemanasan global dan perubahan iklim. Tiga gas utama dalam
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan kegiatan unit-unit operasi. Kegiatan proses produksi berlangsung pada proses penggilingan,
Lebih terperinci01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR
LAPORAN PRAKTEK KERJA PABRIK 01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR OLE H : ERN I SWANDAYANI SANDY SUYANTO FRANSISCA IRHANNY (6103001009) (6103001051) (6103001055) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada dua sistem kerja yaitu di pabrik dan di lahan tebang angkut. Masing-masing dilakukan di dua lokasi yang berbeda yaitu di PG Jatitujuh Cirebon dan di PG
Lebih terperinciTabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)
Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang diadakannya penelitian. Bab ini mengangkat permasalahan yang terjadi di Pabrik Gula Tasikmadu dengan menyebutkan gejala-gejala yang
Lebih terperinciJURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES PRODUKSI GULA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI-ATTRIBUTE FAILURE MODE ANALYSIS (MAFMA) (STUDI KASUS : PG. KEBON AGUNG MALANG) OPERATIONAL RISKS ANALYSIS USING MULTI-ATTRIBUTE
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan sebuah unit produksi yang memelukan sumber energi yang besar untuk menggerakkan mesin-mesin serta peralatan lain yang memerlukan
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, kemudian diolah,
Lebih terperinciPabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan. keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG.
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG. Kebon Agung terletak di Desa Kebon
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. (7,97-16,8) GWh sedangkan energi bahan bakar rata-rata dalam tiap bulannya adalah 14,6 GWh
BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisa dapat disimpulkan beberapa point sebagai berikut : VI.1.1. Boiler Cheng Chen 1. Energi bahan bakar yang digunakan pada boiler Cheng
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembuatan Gula Pabrik gula adalah suatu pabrik yang berperan mengubah bahan baku tebu menjadi kristal produk yang memenuhi syarat. Di dalam proses kristalisasi dilakukan
Lebih terperinciSTRATEGI BISNIS DALAM MENGHADAPI PELEMAHAN EKONOMI DUNIA 2017 CORPORATE ENTREPRENEURSHIP
STRATEGI BISNIS DALAM MENGHADAPI PELEMAHAN EKONOMI DUNIA 2017 CORPORATE ENTREPRENEURSHIP PG PT KEBUN TEBU MAS NGIMBANG LAMONGAN JAWA TIMUR IR. WAYAN SUKASEDANA, M.M. 2016 PT KEBUN TEBU MAS SITUASI PERGULAAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan. Pada awal perkembangan Industri gula di Indonesia atau di Sumatera, tebu yang ditanami oleh petani Indonesia yang dipaksa oleh pemerintahan Belanda,
Lebih terperinciPabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi
Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Masehi, dan selanjutnya oleh orang-orang Arab dibawa ke Mesir, Maroko,
TINJAUAN PUSTAKA Tebu Banyak ahli berpendapat bahwa tanaman tebu berasal dari Irian, dan dari sana menyebar ke kepulauan Indonesia yang lain, Malaysia, Filipina, Thailand, Burma, dan India. Dari India
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA Disusun Oleh: SATRIA ASA NEGARA F14070084 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciBAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:
BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)
Lebih terperinciAplikasi Analisis Pinch untuk Menurunkan Konsumsi Steam di Bagian Process House Pabrik Gula
6 Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 7, No. 1, 2013 Aplikasi Analisis Pinch untuk Menurunkan Konsumsi Steam di Bagian Process House Pabrik Gula Daniyanto*, Fathurrahman Rifai Politeknik LPP Jl. LPP No.1A. Balapan,
Lebih terperinciBAB2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).
Lebih terperinciAPLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU
APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU (Saccharum officinarum L) (STUDI KASUS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA OLEAN SITUBONDO)
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan. PTP.Nusantara II merupakan salah satu Badan Usaha milik Negara (BUMN) yang sebelumnya perusahaan ini di kuasai oleh Verenigde Dely My (VDM), yang
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT PERTEMUAN KE-7 Dr.Krishna Purnawan Candra Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman 2013 PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT Pangan dengan komposisi
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
58 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Usahatani Tebu di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus 1. Teknik Budidaya Tanaman Tebu a. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah pada budidaya tanaman tebu dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam teknik kimia kristalisasi dilakukan dalam alat pengkristal. Kristalisasi adalah suatu unit operasi teknik kimia dimana senyawa kimia dilarutkan dalam suatu pelarut
Lebih terperinciI. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian tentang penilaian energi di PG. Madukismo menghasilkan beberapa kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA Penetapan Brix / Pol Nira Oleh : Fransiska Rossa Bastia (15.001.014) POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA JL. LPP NO 1A, Balapan, Yogyakarta 55222 Telp: (0274)555746 fax: (0274)585274
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI 14 06 07843 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017 i HALAMAN
Lebih terperinciSekilas tentang Per-GULA-an Jember
Sekilas tentang Per-GULA-an Jember Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http:adamjulian.net Sekilas tentang Per-GULA-an Jember Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.net
Lebih terperinciKELAYAKAN TEKNO-EKONOMI MIGRASI TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH DARI SULFITASI KE DEFEKASI REMELT KARBONATASI
KELAYAKAN TEKNO-EKONOMI MIGRASI TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH DARI SULFITASI KE DEFEKASI REMELT KARBONATASI Subiyanto Pusat Audit Teknologi BPPT E-mail : biyanto@webmail.bppt.go.id Abstract
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kimia Gula Komposisi kimia dari gula adalah satu satuan fruktosa yang digabung dengan satu satuan glukosa. Di dalam sukrosa baik fruktosa maupun glukosa tidak memiliki gugus
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani
14 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No.1 RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk merancang
Lebih terperinciPeneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X
Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma Budi_santoso@staff.gunadarma.ac.id PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
Lebih terperinciUSAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI
IbM USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI Nining Purnamaningsih1) Djunaidi2) 1Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri Niningpurnamingsih@gmail.com)
Lebih terperinciPRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Elemen Kompetensi III Elemen Kompetensi 1. Menjelaskan prinsip-prinsip konservasi energi 2. Menjelaskan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan bahan bakar fosil ini semakin meningkat
Lebih terperinciLIFE CYCLE ASSESSMENT OF SUGAR AT CANE SUGAR INDUSTRY
E-Jurnal Agroindustri Indonesia Juli 2012 Available online at : Vol. 1 No. 1, p 60-67 http://tin.fateta.ipb.ac.id/journal/e-jaii ISSN: 2252-3324 PENILAIAN DAUR HIDUP (LIFE CYCLE ASSESSMENT) GULA PADA PABRIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Pengukuran Level Alat-alat Instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah
Lebih terperinciPemetaan Korosi pada Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Watoe Toelis Krian, Sidoarjo. Adam Alifianto ( )
Pemetaan Korosi pada Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Watoe Toelis Krian, Sidoarjo Adam Alifianto (2707 100 021) Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah kita ketahui bahwa materi terdiri dari unsur, senyawa, dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui beberapa proses pemisahan campuran secara fisika dimana
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
ANALISIS PENENTUAN HARGA TRANSFER DENGAN METODE COST BASED-TRANSFER PRICING (ATAS DASAR BIAYA) UNTUK MENENTUKAN LABA PADA PG. MERITJAN KEDIRI TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah PerusahaanPT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala
II34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PerusahaanPT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Pabrik gula kwala madu merupakan pabrik gula ke2 (Dua) di sumatera utara sesudah pabrik gula
Lebih terperinciUPAYA MERAIH LABA DENGAN CARA MENEKAN KEHILANGAN TEBU DAN MENINGKATKAN RENDEMEN SELAMA TEBANG GILING
UPAYA MERAIH LABA DENGAN CARA MENEKAN KEHILANGAN TEBU DAN MENINGKATKAN RENDEMEN SELAMA TEBANG GILING P. Sunaryo Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon ABSTRAK Lubang-lubang kebocoran tebu dan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 : A. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja a. Tenaga Kerja Dalam melaksanakan kegiatan produksinya Pabrik Gula Sei Semayang mempekerjakan 673 orang karyawan. Tenaga kerja terbagi atas 5 tingkatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia saat ini meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran lingkungan terutama
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kecamatan Semboro terdiri dan 6 desa yaitu desa Rejoagung, Semboro, Sidomekar, Sidomulyo, Pondokjoyo, Pondokdalem. Kecamatan Semboro terletak di bagian barat dan
Lebih terperinci1. Bagian Utama Boiler
1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar spesifikasi mesin produksi di Pabrik Gula Sei Semayang
Lampiran 1 Daftar spesifikasi mesin produksi di Pabrik Gula Sei Semayang 1. Peralatan Persiapan Penggilingan a. Jembatan Timbang (Weigh bridges) - Produksi : Kawatetsu japan (1981) - Type : Road take scale
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proyek listrik tenaga nuklir, pembangunan pabrik sampai pembuatan proyek dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era industri sekarang, makin banyaknya pihak berlomba-lomba untuk membuat usaha baik itu berupa proyek dengan berskala besar misalnya pembangunan proyek listrik
Lebih terperinciElemen Dasar Sistem Otomasi
Materi #4 Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 Elemen Dasar Sistem Otomasi 2
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Setiap tahun konsumsi gula penduduk Indonesia semakin meningkat. Produksi gula tebu dalam negeri tidak
Lebih terperinciMEMINIMASI JUMLAH PRODUK CACAT PADA PROSES PRODUKSI GULA DI PG. KARANGSUWUNG
MEMINIMASI JUMLAH PRODUK CACAT PADA PROSES PRODUKSI GULA DI PG. KARANGSUWUNG Diana Puspita Wulandari PG. Karangsuwung Jl. Raya Karangsuwung No. 26, Cirebon 45186 Jawa Barat-Indonesia, (0231)635020, dianapus@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu merupakan salah satu tanaman primadona di Lampung. Salah satu perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation (GMP). Pengolahan
Lebih terperinciSTUDI POTENSI PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI GULA (Studi Kasus di PG. Pesantren Baru Kediri - Jawa Timur) Oleh GALUH AJENG LESTARI F
STUDI POTENSI PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI GULA (Studi Kasus di PG. Pesantren Baru Kediri - Jawa Timur) Oleh GALUH AJENG LESTARI F34101078 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Industri, yaitu pengelolahan tebu menjadi gula.
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data 4.1.1. Profil Perusahaan PT. PG. Krebet Baru merupakan unit pabrik gula terbesar di lingkungan PT. PG. Rajawali I yang merupakan perusahaan
Lebih terperinciLampiran 1: Mesin dan Peralatan
Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perkembangan kebutuhan energi dunia yang dinamis di tengah semakin terbatasnya cadangan energi fosil serta kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup, menyebabkan
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA
BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran umum Sebelum perang dunia II di Yogyakarta terdapat beberapa pabrik gula seperti di Cebongan, Gesikan, Ganjuran, Wonopati, Pundong, Jambang, dan Demak Ijo. Tetapi semua
Lebih terperinciPratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciGambar 1 Open Kettle or Pan
JENIS-JENIS EVAPORATOR 1. Open kettle or pan Prinsip kerja: Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana larutan didihkan. Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam
Lebih terperinci