LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI"

Transkripsi

1 LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017 i

2 HALAMAN PENGESAHAN Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) rnulai tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 5 Agustus 2017 disusun oleh: Nama :Vita UtariDewi NPM : 14 OG Program Studi: Teknik lndustri Fakultas : Teknologi Industri telah diperiksa dan disetujui. Yogyakarta, 26 Agustus 2A17 Pembimbing Lapangan '.ic)!rno'\9' ' *'YArNurzewan

3 PT MADUBARU PG.PS.MADAKISMO SURAT KETJRANGAN No. : eysy [D'[R{N.IB,NII"[/20IT Yang bertandatangan di bawah ini menerangkanbahwa N am a : VitaUtari Dewi NIM : Adalah mahasiswa Jurusan Sl Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah selesai melaksanakan kerja praktik di Bagian Instalasi St.Instalasi Tengah Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta dari tanggal 03 Juli 2017 sld05 Agustus 24fi. Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. A o. t L Yogyakart4 s7 Agustus 2017.r. ts safnbiryttur ry' Ivraauuarp

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga kerja praktek yang dijalankan selama satu bulan di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) bagian instalasi pabrik tengah dapat terlaksana dengan baik dan penyusunan laporan kerja praktek dapat diselesaikan. Penyusunan laporan kerja praktek ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat akademis yang wajib dipenuhi oleh mahasiswa Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Selain itu, kerja praktek menjadi salah satu pengalaman mahasiswa agar mengenal dunia kerja secara nyata serta dapat mengembangkan potensi ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa. Laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan motivasi seerta partisipasi dari semua pihak, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan uacapan terimakasih kepada: a. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia yang diberikan-nya kepada penulis; b. Bapak Dr. Drs. A. Teguh Siswantoro, M.Sc. selaku dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta; c. Bapak V. Ariyono, S.T.,M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri; d. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T.,M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek; e. Bapak Ag. Gatot Bintoro, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah membimbing selama pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja praktek; f. Kedua orang tua penulis yang selalu mendukung dan memberikan semangat; g. Bapak Nurzewan selaku pembimbing lapangan yang membantu dan memberikan masukan selama pelaksanaan kerja praktek; h. Bapak Sutris selaku mandor pabrik tengah yang selalu membantu dalam mendapatkan informasi selama kerja praktek; i. Para karyawan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) yang telah membantu selama pelaksanaan kerja praktek; j. I Putu Krishna Putra yang sudah memberikan perhatian dan semangat; k. Yosevin Hermin, Ngesti Tusing, Michael Suryo, dan Tysia Nidia selaku rekan kerja penulis yang bekerjasama dengan baik selama kerja praktek dan penulisan laporan akhir; iv

5 l. Teman-teman angkatan 2014 yang telah memberikan motivasi dan semangat selama pelaksanaan kerja praktek. Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih belum sempuran. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan laporan ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bukan saja bagi penulis tetapi juga untuk perusahaan dan memperluas wawasan pembaca. Yogyakarta, 26 Agustus 2017 Penulis v

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Kerja Praktek Tempat dan Waktu Pelaksanaan... 3 BAB 2. TINJAUAN UMUM 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Struktur Organisasi Deskripsi Pekerjaan Manajemen Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Ketenagakerjaan Peraturan Jam Kerja Karyawan Pemasaran Sistem Penggajian Fasilitas Peraturan dan Keselamatan Kerja BAB 3. TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 3.1. Proses Bisnis Perusahaan Produk yang Dihasilkan Produk Utama Produk Samping Proses Produksi vi

7 3.4. Fasilitas Produksi Tata Letak Pabrik Sarana dan Prasarana Produksi BAB 4. TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 4.1. Lingkup Pekerjaan Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan Metedologi Pelaksanaan Pekerjaan Hasil Pekerjaan BAB 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Perbandingan Standar Kualitas Gula Pasir PG. Madukismo dengan P3GI Tabel 3.2. Sifat-Sifat Alkohol Fisik Tabel 3.3. Pan Masakan yang Digunakan PG. Madukismo Tabel 4.1. Jumlah Kecelakaan Kerja Tahun di Instalasi PG. Madukismo Tabel 4.2. Identifikasi Risiko di Instalasi Pabrik Tengah Tabel 4.3. Penilaian Likelihood Tabel 4.4. Penilaian Consequences Tabel 4.5. Penilaian Likelihood untuk Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Tabel 4.6. Penilaian Consequences untuk Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Tabel 4.7. Nilai Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Tabel 4.8. Matriks Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Tabel 4.9. Status dan Kategori Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo viii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Madubaru Gambar 3.1. Proses Bisnis di PG. Madukismo Gambar 3.2. Gula Kemasan 1 kg Gambar 3.3. Gula Kemasan 50 kg Gambar 3.4. Alkohol Prima Gambar 3.5. Diagram Proses Pabrik Gula Gambar 3.6. Timbangan Bruto Gambar 3.7. Crane Gambar 3.8. Timbangan Tarra Gambar 3.9. Stasiun Gilingan Gambar Timbangan Bolougne Gambar Voorwarmer/ Pemanas Gambar Defekator Gambar Sulfitir Gambar Door Clarifier Gambar Evaporator Gambar Pan Masakan Gambar Putaran Gambar Talang Getar Gambar Penimbangan 50 kg Gambar Penjahitan Karung Gambar Penyimpanan Gula di Gudang Gambar Tata Letak PT. Madubaru Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan Gambar 4.2. Safety Helmet Gambar 4.3. Goggles Gambar 4.4. Earplugs Gambar 4.5. Respirator Gambar 4.6. Sarung Tangan Gambar 4.7. Sepatu Boots ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi Lampiran 2. Proses Pembuatan Gula Lampiran 3. Penilaian Kerja Praktek Lampiran 4. Lembar Bimbingan Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Kerja Praktek Lampiran 5. Catatan Harian Pelaksanaan Kerja Praktek x

11 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab awal sebagai pengantar mengenai latar belakang dan tujuan diadakannya Kerja Praktek ini. Pada bab ini terdiri dari 3 bagian yaitu latar belakang, tujuan, serta tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktek yang penulis laksanakan Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan dalam dunia usaha semakin ketat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini, termasuk dalam sektor industri. Hal ini menyebabkan dunia kerja menuntut tersedianya faktor produksi yang berkualitas. Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi dituntut untuk dapat menguasai pekerjaannya dengan baik, terampil, dan profesional untuk dapat mendukung tercapainya tujuan suatu perusahaan dan peningkatan taraf hidup yang lebih baik. Universitas merupakan suatu lembaga pendidikan yang berperan mencetak tenagatenaga profesional yang dibutuhkan oleh masyarakat maupun industri. Namun demikian, bekal yang diberikan oleh universitas kepada mahasiswa memadai secara teori, namun kurang memadai dalam prakteknya, sehingga banyak sarjana lulusan universitas kurang mengenal secara langsung dunia kerja yang akan dimasukinya serta penerapan ilmu yang diperolehnya selama kuliah. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. Untuk melaksanakan kerja praktek ini mahasiswa memerlukan bekal ilmu yang cukup, karenanya syarat untuk melaksanakan kerja praktek ini adalah mahasiswa telah menempuh kuliah minimal 5 semester. Selain itu mahasiswa diwajibkan telah mengikuti kegiatan Kunjungan Industri untuk mendukung pemahaman akan lingkungan yang akan dihadapi ketika melaksanakan kerja praktek. Untuk melaksanakan kerja praktek ini, mahasiswa dapat memilih sendiri perusahaan tempat kerja prakteknya dan kemudian mengajukannya ke PSTI UAJY untuk mendapatkan persetujuan dan surat pengantar dari Fakultas Teknologi Industri UAJY kepada perusahaan tempat kerja praktek yang dituju. Adapun syarat bagi mahasiswa untuk dapat mengajukan surat 1

12 pengantar kerja praktek tersebut adalah telah menempuh minimal 81 sks, memperoleh nilai minimal C untuk mata kuliah Sistem Produksi, telah mengikuti seminar (ujian) kerja praktek minimal 3 kali (dalam waktu yang berbeda), telah mengikuti sosialisasi kerja praktek dan kegiatan kunjungan industri yang diselenggarakan oleh PSTI UAJY. Kerja Praktek paling cepat dilaksanakan setelah Ujian Akhir Semester kelima sejak pertama kali mahasiswa terdaftar. PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, mengembangkan, dan mensimulasikan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa teknik industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahan masalah. Karenanya dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah: a. Mengenali ruang lingkup perusahaan. b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu. c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing lapangan. d. Mengamati perilaku sistem. e. Menyusun laporan akhir dalam bentuk tertulis. f. Melaksanakan ujian kerja praktek. Secara khusus, dalam lingkup Teknik Industri haruslah selalu disadari bahwa yang dikaji adalah kesatuan elemen sistem yang terdiri atas Manusia, Mesin, Material, Metode, Uang, Energi, Lingkungan dan Informasi. Artinya, dalam melaksanakan aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya, Sarjana Teknik Industri harus selalu memandang aktivitasnya dalam kerangka sistem yang melingkupi aktivitas itu Tujuan Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah: a. Melatih kedisiplinan. 2

13 b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam perusahaan. c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnisnya. e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di perusahaan. f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 5 Agustus 2017 di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) dengan alamat di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Selama pelaksanaan kerja praktek, Penulis ditempatkan pada bagian instalasi pabrik gula tengah untuk proses pembersihan nira dan penguapan dengan pembimbing lapangan bapak Nurzewan. Dengan jam masuk, penulis mengikuti jam kantor perusahaan, yaitu hari Senin sampai dengan hari Kamis jam WIB dan hari Jumat sampai dengan Sabtu WIB. 3

14 BAB 2 TINJAUAN UMUM Bab tinjuan umum berisi tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan manajemen perusahaan pada PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) Sejarah Singkat Perusahaan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Agro Industri dengan memiliki satu pabrik gula (PG) dan satu pabrik spiritus (PS) yang berlokasi di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. PG. Madukismo dibangun pada tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwana IX untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat saat itu. Perusahaan ini menampung tenaga kerja yang berasal dari Provinsi DIY, serta melaksanakan program untuk pengadaan pangan nasional khususnya pada gula pasir. Pabrik gula Madukismo dibangun dengan tujuan untuk: a. Menampung para buruh bekas pabrik gula yang kehilangan pekerjaannya. b. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. c. Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Lokasi PG Madukismo menggunakan bekas PG Padokan yang merupakan salah satu diantara 17 pabrik gula pada zaman pendudukan Hindia Belanda di Daerah Istimewa Yogyakarta. PT. Madubaru diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 yang diresmikan oleh Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno. Status PT. Madubaru yaitu Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan pada tanggal 14 Juli 1955 dengan nama awal Pabrik-Pabrik Gula Madubaru PT (P2G Madubaru PT). Pada awal pendirian, kepemilikan saham pada perusahaan ini 75% dimiliki Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan 25% milik pemerintah Republik Indonesia (Departemen Pertanian RI). Pada tahun 1962 PT. Madubaru mengalami perubahan status menjadi perusahaan dibawah BPU-PPN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara). Hal ini disebabkan oleh policy Pemerintah Republik Indonesia. Tetapi, tahun 1956 terjadi pembubaran BPU-PPN yang disebabkan oleh situasi Indonesia yang sedang memburuk. Sehingga menyebabkan seluruh PG-PS yang ada di Indonesia boleh 4

15 memilih untuk mendapat status sebagai perusahaan swasta (PT) atau sebagai perusahaan negara. Kemudian, PG Madukismo berubah status menjadi swasta dengan susunan direksi dibawah kepemimpinan presiden direktur Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Kemudian, pada tanggal 4 Maret 1984 sampai 24 Februari 2004 dilakukan kontrak managemen. Kontrak tersebut dilakukan dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang merupakan salah satu BUMN milik departemen keungan RI. Sehingga, saat ini kepemilikan saham sudah berubah menjadi 65% milik Sri Sultan Hamengkubuwana X dan 35% milik PT. Rajawali Nusantara Indonesia. Produk utama yang dihasilkan adalah gula SHS (Superior Head Sugar) IA dengan jumlah produksi berkisar antara ton/tahun. Namun, produk tersebut telah diganti dengan Gula Kristal Putih (GKP) I, dengan produk sampingan yang dihasilkan adalah alkohol murni (kadar 95%) dan spiritus (kadar 94%). 5

16 2.2. Struktur Organisasi Gambar 2.1 Struktur organisasi PT. Madubaru 6

17 Deskripsi Pekerjaan Struktur organisasi pada PT. Madubaru pimpinan tertinggi adalah direktur. Direktur mempunyai bawahan langsung 9 orang kepala bagian, yaitu: Kabag. Akuntansi&Keuangan, Kabag. Tanaman, Kabag. Instalasi, Kabag. Pabrikasi, Kabag. Pabrik Spiritus, Kabag. SDM & Umum, Kabag. Pemasaran, Kepala SPI dan Staff Dir. Khusus TLD. Berikut merupakan fungsi dan tugas dari masingmasing jabatan: a. Direktur Tugas dan wewenang direktur, yaitu: i. Melakukan manajemen yang meliputi keseluruhan kegiatan keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh dewan direksi. ii. Bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produksi. iii. Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya. b. Satuan Pengawas Intern (SPI) Tugas dan wewenang dari SPI, yaitu: i. Melakukan pengawasan melalui kegiatan audit, konsultasi, dan pembinaan terhadap semua kegiatan maupun fungsi organisasi. ii. Melakukan pengawasan atas pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan atas persetujuan direksi. iii. Melakukan audit investigasi terhadap aspek-aspek yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. iv. Dalam rangka penugasan, memiliki aspek penuh dan bebas ke seluruh fungsi, catatan, dokumen, aset, dan karyawan. v. Mengalokasikan sumber daya dan menentukan lingkup kerja, serta menetapkan teknik-teknik audit. vi. Memperoleh utusan kerjasama dari personel di unit-unit perusahaan pada saat melakukan pengawasan, termasuk jasa-jasa khusus lainnya dari dalam maupun luar perusahaan. vii. Menjadi counterpart bagi auditor eksternal dalam pelaksanaan tugasnya. 7

18 c. Kepala Bagian Pemasaran Kepala bagian pemasaran berfungsi untuk melaksanakan kebijakan direksi dalam ketentuan administrasi di bidang pemasaran, serta memimpin divisi pemasaran untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Kepala bagian pemasaran bertugas untuk: i. Menyusun strategi pemasaran. ii. Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk perusahaan. iii. Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses penagihan. iv. Mengawasi penjualan barang dan pemberian kredit kepada pembeli. v. Mengadakan perbaikan sistem pemasaran. vi. Menilai prestasi kerja staff pemasaran. d. Kepala Bagian Instalasi Kepala bagian instalasi berfungsi untuk membantu dan menjalankan kebijakankebijakan Direksi di bagian Instalasi baik dimasa giling maupun di luar masa giling, mulai dari aktivitas penyiapan dan pemeliharaan peralatan proses giling, pasokan listrik sesuai kebutuhan pabrik dan kantor, kendaraan dam remise beserta instrumennya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala bagian instalasi mempunyai bawahan langsung yaitu Kasie Listrik&Bangunan, Kasie Ketel&Turbin, Kasie Pabrik Belakang, Kasie Pabrik Tengah, Kasie Traktor&Pompa Air, Kasie Gilingan, dan Kasie Remise&Besali. Berikut ini merupakan tugas dari Kepala bagian instalasi yaitu: i. Menjalankan kebijakan Direksi di bidang Instalasi dari seksi ketel, stasiun gilingan, pabrik tengah&pabrik belakang, kendaraan & remise, listrik, bangunan&besali dan traktor&pompa air, serta instrumen-instrumennya. ii. Mengkoordinasi dalam mengelola kegiatan di bagian instalasi dan melakukan pembinaan kepada bawahan. iii. Mengkoordinasi dalam mengelola kegiatan kesiapan pada stasiun gilingan. iv. Mengkoordinasi dalam mengelola kegiatan penyiapan mesin-mesin pabrik baik pabrik tengah maupun pabrik belakang, ketel dan pasokan listrik. v. Menyusun rancangan anggaran bagiannya dan melakukan evaluasi atas perbedaan antara anggaran dan realisasinya. 8

19 e. Kepala Bagian Pabrikasi Kepala bagian pabrikasi berfungsi untuk membantu dan menjalankan kebijakan Direksi dalam bidang pabrikasi atau pengolahan bahan menjadi barang jadi, serta memimpin dan mengkoordinasi kegiatan di bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepala bagian pabrikasi mempunyai bawahan langsung yaitu staff pengolahan/masakan, staff maintenance pabrik tengah&belakang, staff pengolahan/pemurnian, staff pengolahan/lab&wtp, staff pengolahan, dan staff PLL. Kepala bagian pabrikasi bertugas untuk: i. Menjalankan kebijakan Direksi di bidang proses produksi gula dari aktivitas penimbangan tebu giling, pengolahan dalam mesin sampai dengan laporan produk selesai. ii. Mengkoordinasi para staff di bagiannya dalam mengelola kegiatan proses pengolahan bahan baku menjadi produk gula, termasuk pengelolaan laboratorium dan limbah. iii. Menyusun rencana anggaran bagiannya dan melakukan evaluasi atas perbedaan antara anggaran dan realisasinya. iv. Menetapkan kriteria dan urutan kegiatan termasuk mengatur jadwal pelaksanaan dan penempatan staff dan karyawan dalam menjalankan proses produksi gula. v. Melakukan pengawasan secara rutin yang berksesinambungan terhadap tugas para staff pengolahan, atas aktivitas proses produksi serta pengawasan output yang dihasilkan. f. Kepala Pabrik Spiritus Kepala pabrik spiritus berfungsi untuk mengelola alkohol dan spiritus serta memimpin seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Bertugas untuk: i. Melaksanakan rencana produksi alkohol dan spiritus. ii. Mengawasi mutu alkohol dan spiritus. iii. Mengendalikan produksi alkohol dan spiritus untuk memenuhi target produksi. g. Kepala Bagian Tanaman Kepala bagian tanaman berfungsi untuk membantu administrator dalam melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang penanaman dan penyediaan bibit 9

20 tebu, rencana tebang angkut tebu, dan kegiatan lain yang menyangkut penyediaan tebu sebagai bahan baku pabrik gula serta memimpin seksi-seksi yang berada dalam bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Bertugas untuk: i. Bertanggung jawab kepada administrator dalam bidan tanam. ii. Mengkoordinir penyusunan rencana areal tanam untuk tanam yang akan datang. iii. Menyusun komposisi tanam mengenai luas, letak masa tanam dan jenis sehingga penyediaan bahan baku selama masa giling yang telah ditentukan dapat terjamin. iv. Mengawasi dan mengadakan evaluasi pembiayaan pada bidang tanaman, tebang dan angkut. h. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan Kepala bagian akuntansi dan keuangan berfungsi melaksanakan kebijakan direksi dalam ketentuan administrator dibidang keuangan, anggaran,serta memimpin divisi akuntansi dan keuangan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. i. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia & Umum Kepala bagian sumber daya manusia berfungsi untuk melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang sumber daya manusia dan urusan umum serta memimpin dan mengkoordinasi kegiatan di bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepala bagian SDM mempunyai bawahan langsung yaitu staff sekret umum&agro, staff jasa& personalia, staff legal&diklat, dan staff klimik. Kepala bagian SDM mempunyai beberapa tugas yaitu: i. Menjalankan kebijakan Direksi di bidang sumber daya manusia yang berkaitam dengan kepegawaian, administrasi umum, serta pelayanan dan pengelolaan kesehatan (poliklinik) perusahaan. ii. Menghitung dan menyiapkan gaji dan upah semua karyawan perusahaan termasuk tunjangan dan jaminan sosial yang menjadi hak karyawan sesuai peraturan perusahaan yang berlaku. 10

21 iii. Melaksanakan kebijakan Direksi dalam membina hubungan antar karyawan dan hubungan dengan Instansi Pemerintahan yang berkaitan dengan urusan tenaga kerja, umum dan pelayanan kesehatan. iv. Menyelenggarakan rekruitmen calon karyawan, serta pengembangan pendidikan dan pelatihan karyawan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perusahaan. v. Meminta dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam tugas yang berhubungan dengan kepegawaian, pelayanan kesehatan dan ketentuan umum dari semua bagian Manajemen Perusahaan Sub bab ini terdiri dari visi dan misi perusahaan, ketenagakerjaan, peraturan jam kerja karyawan, dan pemasaran Visi dan Misi Perusahaan a. Visi PG Madukismo Menjadi perusahaan agroindustri gula yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati. b. Misi PG Madukismo i. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas tinggi untuk memenuhi permintaan masyarakat dari industri di Indonesia. ii. Menghasilakan produk dengan memanfaatkan teknologi maju dan ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan petani. iii. Mengembangkan produk/bisnis yang mendukung bisnis inti. iv. Menempatkan karyawan dan stake holder lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian stake holder value Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan salah satu sumber penting dalam proses produksi dalam suatu pabrik. Berdasar peraturan perusahaan yaitu SK Kanwil Departemen Tenaga Kerja maka PT. Madubaru memiliki dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak (tidak tetap). 11

22 a. Tenaga Kerja Tetap Tenaga kerja tetap merupakan pekerja yang waktu kerjanya tidak ditentukan (sepanjang waktu) ketika hubungan kerja dimulai, pekerja wajib mengikuti masa percobaan dan pelatihan selama 3 bulan sebelum ditetapkan menjadi tenaga kerja tetap. Kemudian saat usia mencapai 55 tahun, akan dianggap telah purna tugas (pensiun). Tenaga kerja tetap dibedakan menjadi dua, yaitu: i. Karyawan Pimpinan (Staff) Karyawan pimpinan bertugas untuk membuat kebijakan mengenai pelaksanaan produksi, tidak berhubungan langsung dengan proses produksi pembuatan produk. ii.karyawan Pelaksanaan (non-staff) Karyawan pelaksanaan pada umumnya mendapat posisi berada di bawah karyawan pimpinan dan bertugas untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pemimpin. b. Tenaga Kerja Tidak Tetap Tenaga kerja tidak tetap merupakan pekerja yang masa kerjanya pada waktu tertentu seperti musim panen tebu dan musim giling. Tenaga kerja ini terkait dalam sistem kontrak kerja perusahaan, yang dibedakan menjadi 3, yaitu: i. Tenaga Kerja Kampanye Tenaga kerja yang bekerja pada masa produksi atau bagian yang berhubungan dengan produksi, seperti proses penggilingan sampai produk gula jadi masuk ke dalam gudang. ii. Tenaga Kerja Musiman Tenaga kerja ini bekerja saat musim giling berlangsung, namun tidak bekerja secara langsung dalam proses produksi. Pekerja ini bekerja pada bagian penimbangan, pengangkutan tebu, dan pekerja lintasan rel. iii. Tenaga Kerja Harian Tenaga kerja ini bekerja secara harian yang bersifat insidentil sesuai kebutuhan dan urgensi perusahaan dengan sistem honor untuk penggajiannya. Kegiatan yang dilakukan seperti perbaikan gedung, kantor, dan lain-lainnya Peraturan Jam Kerja Karyawan Peraturan jam kerja karyawan pada perusahaan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu karyawan yang bekerja bagian manajerial 12

23 bekerja selama 6 hari kerja dalam seminggu. Berikut ini merupakan jam kerja pada masa giling untuk karyawan bagian administrasi dan bagian pabrik: a. Bagian Administrasi (bagian yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi) i. Senin-Kamis : Jam WIB ii. Jam Istirahat iii. Jumat-Sabtu : Jam WIB : Jam WIB b. Bagian Produksi (bagian yang berhubungan langsung dengan proses produksi) Proses produksi gula dan spiritus dilakukan selama 24 jam sehingga karyawan yang terlibat dalam proses produksi menggunakan ketentuan jam kerja secara shift, dengan masing-masing shift bekerja selama 8 jam sehari dengan waktu istirahat dilakukan secara bergantian. i. Shift pagi : Jam WIB ii. Shift siang iii. Shift malam : Jam WIB : Jam WIB Pemasaran Produk gula yang dipasarkan oleh Madukismo mencakup Yogyakarta dan Jawa Tengah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Madukismo memiliki dua cara yaitu penjualan langsung dan pelelangan. Gula yang diproduksi oleh PG. Madukismo dijual secara langsung kepada pelanggan dengan pembayaran langsung dan kredit. Sedangkan, gula milik petani yang diolah PG. Madukismo dipasarkan dengan cara pelelangan. Strategi pelelangan ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan harga di pasar. Produk gula kemasan didistribusikan kepada supermarket dan juga distributor yang melakukan rebranding atau membuat kemasan dan merk baru Sistem Penggajian Sistem penggajian yang dilakukan oleh PT. Madubaru dengan cara pembayaran gaji/upah kepada karyawan dengan mengelompokkan periode waktu berbedabeda. Berikut merupakan pengelompokkan penggajian pada PT. Madubaru: 13

24 a. Secara bulanan, pembayaran gaji yang dilakukan sebulan sekali yang diberikan kepada karyawan tetap bulanan, karyawan kampanye bulanan, dan karyawan musiman bulanan. b. Secara mingguan, pembayaran gaji yang diberikan secara dua minggu sekali yang diberika kepada karyawan tetap harian, karyawan kampanye harian, dan karyawan musiman harian dengan ketentuan kerja 6 hari mendapat upah 7 hari kerja. c. Secara harian, pemberian gaji harian yang diberikan kepada karyawan lepas harian Fasilitas Fasilitas yang diberikan oleh PT. Madubaru dimaksudkan untuk meningkatkan semangat karyawan serta memberikan kemudahan dan kenyamanan karyawannya. Berikut ini merupakan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh PT. Madubaru: a. Jamsostek Karyawan PT. Madubaru diikut sertakan dalam program jamsostek, yang akan mendapat perlindungan saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meinggal dunia. b. Pensiun Karyawan tetap diberikan jaminan hari tua sebesar 60% dari gaji pokok. c. Sarana Pengobatan PT. Madubaru mempunyai poliklinik yang dilengkapi apotek, dokter, perawat untuk karyawan dan keluarga. Pengobatan dapat dilakukan di RS Pemerintah/ Swasta yang ditunjuk perusahaan dan biaya akan diganti oleh perusahaan. d. Jaminan Kesehatan Jaminan kesehatan diberikan kepada karyawan tetap dan tidak tetap yang akan ditanggung perusahaan. e. Asuransi Perusahaan mengadakan program asuransi kesejahteraan dihari tua (TASEKHAT). 14

25 f. Perumahan Perumahan tetap disediakan untuk karyawan tetap berdasarkan penunjukkan direksi, jika tidak mendapat perumahan maka pihak perusahaan akan memberikan uang sewa. g. Pakaian Dinas Pihak perusahaan memberikan baju dinas sebanyak 2 stel setiap tahunnya kepada karyawan. h. Pendidikan Perusahaan membangun sarana sekolah dan taman kanak-kanak yang ditujukan untuk anak karyawan agar menunjang kesejahteraan karyawan Peraturan dan Keselamatan Kerja Keselamatan kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap karyawan di suatu perusahaan karena menyangkut nyawa pekerja serta perusahaan yang dapat mempengaruhi produktivitas dan citra perusahaan. PT. Madubaru mempunyai tanggungan antara lain: a. Kecelakaan yang terjadi selama proses produksi. b. Kematian karyawan akibat kecelakaan kerja. c. Cacat fisik karyawan akibat kecelakaan kerja. Tanggungan di atas tidak berlaku untuk pegawai musiman di luar masa giling. PT. Madubaru melaksanakan pedoman kesehatan dan keselamatan kerja (K3) antara lain: a. Mengikuti pedoman K3 dari Departemen Tenaga Kerja. b. Pengurus P2K3 sejak tahun c. Pembuatan laporan kegiatan P2K3 kepada Departemen Tenaga Kerja. d. Pengadaan penyuluhan tentang K3. e. Pemberian perlengkapan dan perlindungan diri pada tenaga kerja. f. Penyediaan pelindung mesin. g. Pengadaan lomba K3 disetiap unit kerja. h. Mangadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala. i. Mengikuti seminar tentang K3 15

26 BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN Bab tinjuan tinjauan sistem perusahaan berisi tentang proses bisnis perusahaan, produk yang dihasilkan, proses produksi, dan fasilitas produksi pada PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) Proses Bisnis Perusahaan Proses bisnis merupakan suatu kumpulan aktivitas perusahaan yang saling terkait untuk menjalankan usahanya. Pada proses bisnis dapat diketahui urutan dari proses produk diproduksi hingga akhir. Berikut merupakan proses bisnis yang terdapat pada PG. Madukismo: 16

27 Gambar 3.1. Proses Bisnis di PG. Madukismo 17

28 Berikut ini merupakan penjelasan mengenai proses bisnis di PG. Madukismo: a. Mengajukan Rencana Produksi Pengajuan rencana produksi didasarkan atas permintaan order serta kapasitas produksi yang dimiliki oleh PG. Madukismo yang dibuat oleh bagian pemasaran. Pengajuan order yang dilakukan oleh pelanggan harus memenuhi syarat, yaitu jumlah order yang tidak melebihi kapasitas dan transaksi pembayaran secara tunai ataupun kredit dengan jangka waktu yang ditentukan. Kapasitas produksi yang dimiliki diatur dalam regulasi Pemerintah Daerah dan diawasi oleh Tim Pengawas Inflasi Daerah (TPID). Hal tersebut agar PG. Madukismo tidak memproduksi gula secara berlebih agar menjaga harga gula di pasaran tetap stabil. b. Merapatkan Kapasitas Produksi Hasil dari rencana produksi, akan dilakukan evaluasi oleh departemendepartemen terkait untuk melihat kemampuan setiap departemen dalam melakukan produksi. c. Membuat Laporan Anggaran Produksi Setelah evaluasi rencana produksi selesai, kemudian bagian akuntansi dan keuangan akan menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan selama proses produksi dan membuat laporan anggaran produksi. d. Mengecheck Laporan dan Memberikan Keputusan Direktur mengecheck laporan keuangan mengenai anggaran produksi yang diterima dari bagian akuntansi dan keuangan. Bila laporan anggaran diterima dan disetujui oleh direktur, maka bagian akuntansi dan bagian keuangan akan memberikan informasi ke bagian pabrikasi dan instalasi. Namun, apabila anggaran tidak disetujui, maka bagian akuntansi dan keuangan akan melakukan revisi laporan anggaran. e. Melakukan Penjadwalan Produksi Proses pembuatan jadwal produksi dilakukan oleh bagian pabrikasi. Jadwal produksi yang ditetapkan pada masa giling yaitu bulan Mei sampai November setiap tahunnya. f. Melakukan Maintenance pada Mesin Produksi Setelah mendapat jadwal produksi, bagian instalasi akan melakukan maintenance mesin sebelum dipakai produksi. Sehingga, waktu yang dibutuhkan 18

29 untuk memaintenance keseluruhan mesin dilakukan saat bulan Desember-April setiap tahunnya. g. Menentukan Jadwal Tebang Tebu Setelah membuat jadwal produksi, bagian pabrikasi juga membuat jadwal tebang tebu yang akan diberikan kepada bagian tanaman. Jadwal tersebut menunjukkan waktu tebang serta kapasitas tebu yang dibutuhkan selama proses produksi. h. Melakukan Penebangan Tebu Setelah jadwal tebang diberikan dari bagian pabrikasi, maka bagian tanaman akan melaksanakan penebangan tebu sesuai jadwal. Tebu yang ditebang berasal dari lahan PG. Madukismo yang disewa dari lahan milik petani. i. Melakukan Proses Produksi Setelah tebu telah tersedia dan siap, maka akan dilakukan proses pembuatan gula setiap hari senin sampai sabtu selama 24 jam. Proses dimulai dari tahap penggilingan hingga tahap penyelesaian. j. Melakukan Pengawasan Mutu Gula Pengawasan mutu gula yang dihasilkan dari proses produksi untuk mencapai nilai kemurnian yang terkandung dalam gula lebih dari 70. Pengawasan tersebut dilakukan oleh bagian pabrikasi. k. Melakukan Pengemasan Setelah proses produksi gula sampai tahap akhir, maka gula akan siap dikemas dengan menggunakan kemasan 50kg dan 1 kg. l. Penyimpanan Gula yang telah dikemas akan disimpan di dalam gudang sementara waktu sampai menunggu waktu pengiriman. Karyawan gudang akan melakukan pengiriman permintaan gula kepada pelanggan. m. Melakukan Kroscek Data yang Dimiliki Proses melakukan kroscek data dilakukan oleh bagian pemasaran, administrasi dan akuntansi dengan melakukan koordinasi data yang dimiliki. Apabila data sama, maka proses pendistribusian gula dapat dilakukan. Namun apabila terdapat perbedaan data maka akan dilakukan merapatkan kapasitas hingga memenuhi kebutuhan pelanggan. 19

30 3.2. Produk yang Dihasilkan Produk Utama Produk yang dihasilkan oleh PG Madukismo adalah gula pasir berupa kristal putih IA (Superior High Sugar) dengan nilai kemurnian melebihi 70. Kemasan yang digunakan adalah kemasan 1 kg dan kemasan karung 50 kg. Gambar produk dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 3.2. Gula Kemasan 1 kg Gambar 3.3. Gula Kemasan 50 kg Produk gula yang dihasilkan oleh PG. Madukismo telah disesuaikan dengan standar yang diberikan oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Berikut ini merupakan perbandingan standar kualitas gula pasir PG. Madukismo dengan P3GI: 20

31 Tabel 3.1. Perbandingan Standar Kualitas Gula Pasir PG. Madukismo dengan P3GI Parameter Satuan PG. Madukismo Standar dari P3GI Diameter butiran Mm 0,95-1,02 0,9-1,10 Kadar air % 0,05-0,07 0,10 Polarisasi % 99,77 99,80 Sumber: PG. Madukismo Produk Samping Produk samping dari PT. Madubaru adalah alkohol yang dikelola oleh PS. Madukismo dengan memanfaatkan tetes tebu dari PG. Madukismo. Produk spiritus bakar dengan kadar murni 94% dan alkohol murni dengan kadar mencapai 95%, dengan pemantauan oleh Balai Penelitian Kimia Departemen Perindustrian dan PT. Sucofindo Indonesia. a. Alkohol Prima Alkohol prima merupakan alkohol yang memiliki kadar minimal 95%. Jumlahnya mencakup lebih dari 70% total produksi alkohol rata-rata. Alkohol jenis ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman keras serta sebagai bahan pelengkap dalam industri kosmetik, farmasi, dan sebagainya. Tabel 3.2. Sifat-Sifat Fisik Alkohol Variabel Nilai Titk Didih 78,32 O C Titik Beku -114,1 O C Berat Jenis (20 O C) 0,7851 gr/ml Viskositas ( 20 O C) 170cp Panas Jenis (20 O C) 0,581 cl/gr O C Tegangan Permukaan (20 O C) 22,3 dyne/cm Panas Pelarutan (20 O C) 24,9 cl/gr Flash Point ASTM 18,3 O C Konduktivitas Termal 0,0017 J/s cm O C Panas Pembakaran 328 cal/gr Sumber: Laboratorium Utama PS. Madukismo 21

32 Gambar 3.4. Alkohol Prima b. Alkohol Teknis Alkohol teknis memiliki kadar 94% yang akan diolah lebih kanjut menjadi spiritus dengan menambahkan denaturan dan zat pewarna. Spiritus biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanasan dan penerangan Proses Produksi Proses produksi dalam pembuatan gula pada PG. Madukismo terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap penggilingan, tahap pemurnian, tahap pemasakan, tahap putaran, dan tahap penyelesaian. Gambar 3.5. Diagram Proses Pabrik Gula 22

33 Tahap Persiapan Tahap persiapan adalah saat bahan baku tebu diangkut dengan truk kemudian dilakukan penimbangan. Dalam stasiun penimbangan, terdapat dua buah timbangan yang terdiri dari 1 buah timbangan bruto yang berkapasitas kg untuk menimbang truk tebu yang datang dan 1 buah timbangan tarra yang berkapasitas kg untuk menimbang truk tebu kosong. Setelah dilakukan penimbangan, dilakukan pemeriksaan fisik tebu dengan mengambil sampel sebanyak 10 batang tebu yang akan dianalisa bagian tengah batangnya dengan mengambil cairan yang terkandung dibatangnya. Setelah selesai dianalisa, kemudian akan ditimbang dengan timbangan tarra. Selanjutnya, lori pengangkut kemudian memindahkan tebu dari truk menuju derek/ crane yang akan ditimbang lagi dengan timbangan lori. Penyimpanan tebu dalam crane yard tidak boleh lebih dari 24 jam, karena bila melebihi itu akan menyebabkan rusaknya batang tebu akibat bakteri pemakan gula yang dapat menurunkan kadar gula dan kadar air dalam tebu yang akan mempengaruhi kualitas gula. Data yang diperoleh dari stasiun penimbangan digunakan untuk menentukan rendemen tebu dan perkiraan jumlah karung untuk pengemasan gula. Kegunaan data yang lain adalah dapat menetapkan bagi hasil dengan petani, ongkos tebu, perhitungan untuk proses gilingan dan pemberian bahan tambahan dalam produksi. Gambar 3.6. Timbangan Bruto 23

34 Gambar 3.7. Crane Gambar 3.8. Timbangan Tarra Tahap Penggilingan Setelah proses persiapan, maka tebu dipindahkan ke meja tebu menggunakan cane crane yang memiliki 2 jenis yaitu berkapasitas 5 dan 10 ton. Rantai yang terdapat pada cane crane kemudian diturunkan dan rantai pengikat dipasang dengan cara manual. Jumlah tebu yang masuk ke dalam cane carrier 1 akan diatur di meja tebu. Meja tebu memiliki leveler dan rantai bergerigi yan berjalan sehingga dapat menyeragamkan posisi batang tebu agar mudah diangkut. Proses yang dilakukan pada meja tebu adalah pencacah dan penghancur oleh scrider. Kemudian dilakukan perpindahan menuju unit unigrator dengan menggunakan cane crane yang dijatuhkan ke konveyor. Pada meja tebu juga dipasang kicker bergerigi yang berfungsi untuk mengatur banyaknya tebu yang jatuh ke konveyor. Setelah dari unit unigrator, tebu akan menghasilkan output berupa serpihan kecil tebu dan air nira yang keluar akan terserap kembali oleh serabut tebu selama proses berjalannya cane carrier 2 menuju gilingan 1. Pengecilan ukuran tebu bertujuan sebagai berikut: a. Membuka sel-sel pada tanaman tebu. 24

35 b. Memberikan tekanan yang merata pada rol gilingan. c. Memperluas bidang permukaan tebu yang berkontak dengan rol gilingan sehingga nira yang diperoleh banyak. d. Tenaga yang dibutuhkan oleh rol gilingan akan lebih kecil. Serpihan tebu kemudian berjalan dengan konveyor menuju stasiun gilingan, dengan menerapkan prinsip first in first out yang berarti tebu yang pertama kali masuk akan digiling terlebih dahulu. Mesin gilingan yang terdapat pada pabrik berjumlah 5 buah yang terbagi menjadi gilingan I, gilingan II, gilingan III, gilingan IV, dan gilingan V yang tersusun secara seri. Setiap gilingan mempunyai 3 buah roll dan setiap unitnya dilakukan 2 kali pemerahan. Serpihan tebu yang masuk ke gilingan I akan menghasilkan nira mentah yang masuk ke bak nira mentah dan ampas yang kadar gulanya rendah yaitu 1,5-2%. Ampas yang keluar dari gilingan I kemudian diangkut ole appron konveyor ke unit gilingan II. Sebelum masuk ke roll pada gilingan II, diberi hasil perahan unit gilingan III. Nira hasil perahan I dan II dicampur yang disebut nira mentah dan kemudian ampas akan dibawa ke unit gilingan III. Sebelum masuk ke unit gilingan III diberi hasil perahan gilingan IV. Kemudian ampas hasil perahan gilingan III masuk ke unit gilingan IV dan diberi nira perahan dari unit gilingan V dan diberi air imbibisi. Air imbibisi tersebut berfungsi untuk melarutkan nira yang terkandung dalam ampas tebu, yang disemprotkan sebesar 25-30% dari masa tebu yang masuk. Gula yang hilang dalam ampas akibat pemerahan dan unit gilingan dapat dikurangi dengan air imbibisi. Ampas yang diperoleh dari unit gilingan V kemudian diangkut dengan bagasse carrier menuju ketel sebagai bahan bakar. Perahan hasil gilingan V dibawa ke timbangan boulogne yang memiliki kapasitas 5 ton. Kemudian, dipompa menuju proses pemurnian. 25

36 Gambar 3.9. Stasiun Gilingan Tahap Pembersihan Nira Tahap pembersihan nira terjadi di pabrik tengah yang bertujuan untuk menentukan kualitas gula karena akan memisahkan gula dan non gula. Dalam proses pembersihan nira terdapat 3 hal penting yang akan mempengaruhi kualitas gula: a. ph Pemisahan zat bukan gula diatur pada ph berkisar 7,4-7,8. Namun, bila ph yang dihasilkan terlalu tinggi akan merusak gula sehingga warna nira menjadi gelap. b. Temperatur Temperatur menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi proses produksi gula. Apabila temperatur terlalu tinggi akan menyebabkan rusaknya molekul sakarosa yang membuat zat warna menjadi gelap. c. Waktu Tinggal Waktu tinggal merupakan lamanya waktu untuk melakukan reaksi di dalam evaporator. Pada proses pembersihan nira, dibagi menjadi beberapa proses dari nira mentah hingga pengendapan akhir. Berikut ini merupakan proses pembersihan nira: a. Penimbangan Nira Nira mentah yang mengandung senyawa pengotor dari stasiun penggilingan masuk ke dalam timbangan bolougne. Kemudian nira akan turun menuju timbangan yang kapasitasnya 5 ton, apabila sudah memenuhi kapasitas maka klep masukannya akan menutup otomatis. Penggunaan timbangan ini 26

37 memberikan informasi mengenai jumlah nira yang masuk per jamnya dan memberikan kemudahan bagi operator untuk menyesuaikan jumlah penambahan bahan lain ke dalam proses. Kemudian, nira mentah dialirkan ke bawah menuju bak nira (bak RWS) yang terdapat larutan asam fosfat 85% yang ditambahkan secara kontinu sebanyak 35kg setiap 4 jam agar mempercepat proses pengendapan senyawa pengotor. Selain itu, penambahan asam fosfat juga menyebabkan perubahan nilai ph nira menjadi 6-6,5. Gambar Timbangan Bolougne b. Pemanasan Pendahuluan (Voorwarmer I) Nira mentah yang ditampung dalam bak RWS kemudian dipompa menuju Voorwarmer I. Nira yang dipompa akan mengalir dalam pipa yang dikontakkan dengan panas dengan suhu 70 O C. Pemanasan pendahuluan ini berfungsi sebagai berikut: i. Mempercepat reaksi susu kapur dan gas belerang. ii. Membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam kandungan nira. iii. Inversi senyawa sukrosa dapat terhambat. iv. Sifat koloid dalam nira mentah dapat dihilangkan. 27

38 Gambar Voorwarmer/ Pemanas c. Defekasi Setelah dari pemasan 1, nira akan dialirkan ke flash tank untuk membuang gas kemudian dilanjutkan ke proses defekasi. Defekasi merupakan proses penambahan susu kapur pada nira mentah yang mengandun asam fosfat. Proses defekasi dilakukan dengan mengalirkan niea mentah dari pemanas 1 menuju kalkdoozer apparat. Pada kalkdoozer apparat terdapat dua sekat yang memisahkan tangki antara nira mentah dan susu kapur. Nira mentah memiliki tangki yang lebih besar dibandingkan dengan susu kapur. Susu kapur yang terdapat pada kalkdoozer apparat akan teralirkan secara otomatis ke contactor yang akan dialirkan ke defekator 1 dan 2. Susu kapu berfungsi untuk menaikkan ph dari nira mentah dan membentuk endapan. Endapan tersebut dapat mengabsorbsi senyawa pengotor lain sehingga membentuk endapan yang ukurannya lebih besar. Susu kapur yang dicampurkan bertujuan untuk membantu proses homogeniasi campuran nira mentah dan susu kapur serta menaikkan ph menjadi 7,2. Pengadukan terjadi pada defekator membantu mempercepat proses reaksi dan pengendapan. Defekator 1 memiliki waktu tinggal 2,5-3 menit. Di dalam defekator 1 akan mulai terbentuk endapan garam fosfat yang kemudian akan dianalisa sampelnya menggunakan BTB (Brom Thymol Blue). Selanjutnya, nira akan dialirkan ke defekator 2 untuk menaikkan ph menjadi 9 dengan waktu tinggal detik. Waktu tinggal yang lebih kecil, bertujuan untuk menghindari terjadinya dekomposisi gula reduksi pada nira mentah. Dalam defekator 2, sampel dianlisis menggunakan indikator PP (Phenolphthalein). 28

39 Akibat peningkatan kadar kapur dalam defekator akan menimbulkan kerak dalam pipa pemanas, kerak tersebut dapat menyebabkan: i. Proses penguapan nira encer menjadi tahan lama. ii. Terjadi karamelisasi gula saat pemanasan. iii. Steam yang diperlukan untuk pemanasan menjadi banyak. Gambar Defekator d. Sulfitasi Alkalis Proses sulfitasi ini bertujuan untuk meminimalisir peningkatan kadar kapur yang terjadi dalam proses defekasi dengan cara menetralkan ph. Setelah penambahan gas belerang maka ph nira akan turun menjadi 7,2. Kemudian akan dinalisis menggunakan BTB (Brom Thymol Blue) atau PAN (Phenol Alpha Naphto). Penurunan ph berfungsi untuk mengurangi terbentunya gula reduksi dan gas belerang dan dapat berfungsi sebagai pemucatan (bleaching) pada nira. Kemudian nira akan dipompa ke atas dan dilakukan pemanasan menggunakan pemanas 2 dengan suhu 75 O C. Pemanasan ini berfungsi untuk: i. Menyempurnakan reaksi sulfitasi dan juga menghilangkan gas-gas dalam nira encer agar CaSO 3 dapat mengendap lebih cepat. ii. Mematikan mikroorganisme dalam nira. iii. Mengubah fasa komponen-komponen pengotor dalam nira encer menjadi fasa gas sehingga akan lebih mudah dipisahkan dalam flash drum. Kemudian nira dialirkan ke expandeur agar gas-gas dapat terdorong keluar sehingga proses pengendapan tidak terhambat. 29

40 Gambar Sulfitir e. Pengendapan Akhir Proses pengendapan akhir ini bertujuan untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang menggumpal selama proses sulfitasi. Proses ini menggunakan door clarifier dengan penambahan senyawa floculant yang akan membantu pengendapan dengan cara mengumpulkan flok-flok kecil menjadi satu hingga menjadi flok besar hingga mempercepat turun ke dasar door clarifier. Door clarifier merupakan bejana pengendapan yang bekerja secara kontinu yang terdiri dari empat tray di mana dipisahkan oleh inclined. Nira jernih masuk dan mengisi tray paling atas kemudian dibawahnya. Di tengah tray terdapat celah yang dipasangi pipa yang memiliki scrapper. Fungsi dari scrapper adalah menapiskan endapan yang berada pada dasar tray. Nira berada dalam door clarifier selama 2 jam 30 menit hingga 2 jam 45 menit. Nira jernih dibagian atas tiap tray akan dipompa ke pipa pengeluaran nira menuju bak nira jernih dan disaring pada DSM screen untuk memisahkan kotoran yang masih tersisa. Kemudian, nira yang kotor akan difilter (proses ulang) sedangkan yang kotor akan menjadi blotong. 30

41 Gambar Door clarifier Tahap Penguapan Nira yang masuk ke DSM screen maka akan turun menuju bak DNS yang menampung nira jernih. Kemudian dipompa menuju pemanas 3 dengan suhu 105 O C. Selanjutnya menuju evaporator untuk dilakukan tahap penguapan yang bertujuan untuk memisahkan kandungan air sehingga dapat diambil sakarosa yang terdapat pada nira. Evaporator yang terdapat pada PG. Madukismo berjumlah 5 buah yang mana hanya 3 buah saja yang akan digunakan, karena 2 evaporator lain akan dibersihkan. Kelima evaporator disusun secara seri dan tekanan operasi evaporator diturunkan secara bertahap untuk tiap evaporator. Hal tersebut bertujuan untuk menurunkan titik didih dari nira karena setiap nira yang keluar dari evaporator memiliki konsentrasi yang lebih tinggi sehingga titik didih meningkat. Proses awal dilakukan di evaporator 1 yang mendapatkan uap bekas dari proses penggilingan, kemudian ketika mendidih uap evaporator 1 digunakan untuk pan evaporator 2, begitu seterusnya sampai evaporator 3. Setelah itu, nira akan turun ke bak DKS yang menampung nira kental. Kemudian dipompa menuju bejana sulfitir diksap dan masuk ke peti-peti nira kental. Gambar Evaporator 31

42 Tahap Masakan Pada tahap masakan, dilakukan penguapan kembali karena kadar air dalam nira kental masih cukup banyak yaitu sebesar 40%. Proses kristalisasi yang dilakukan dalam keadaan vakum dan secara bertahap. Peoses tersebut meminimumkan kehilangan gula dan waktu proses yang singkat dengan biaya yang rendah agar hasil kristal gula memenuhi syarat. Bejana vakum berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses kristalisasi, yaitu membentuk dan menumbuhkan kristal dari sukrosa dalam nira kental. Larutan yang terdapat dalam pan-pan masakan (massecuite) pada proses pembentukan kristal terdiri dari campuran kristal gula dan stroop. Tabel 3.3. Pan Masakan yang Digunakan PG. Madukismo Pan Pan Suhu ( O C) Jenis Masakan no no Suhu ( O C) Jenis Masakan 1 60 Bibit A 7 62 C 2 60 Bibit A 8 63 Bibit D 3 62 A 9 63 D 4 62 A D 5 62 A D 6 62 C D Gambar Pan Masakan PG. Madukismo menggunakan sistem masakan tipe A-C-D atau biasa dikenal dengan Triple Boilinh System. 32

43 a. Masakan A Bahan masakan A terdiri dari nira kental, klare SHS, gula leburan, gula C, dan gula D2. Secara bertahap nira kental dari bejana tunggu, masuk ke dalam pan masakan dan dimasak hingga lewat jenuh. Gula C dan gula D2 sebagai bibit kristal ditambahkan ke dalam nira kental, penamnahan tersebut bertujuan untuk mempercepat pembentukan dan pembesaran intik kristal dengan melekatnya sukrosa. Pengamatan kristal dilakukan dengan cara mengoleskan masakan A pada sekeping kaca bersih dan dilihat apakah jarak antar kristal telah rapat dan ukurannya rata. Bila sudah memenuhi syarat, maka masakan A dapat diturunkan ke palung pendingin, namun bila terlalu kental akan ditambahkan paranaid yang bertujuan untuk menurunkan tegangan permukaan sehingga masakan lebih encer. Masakan A menghasilkan campuran kristal gula A dan stroop A yang mengandung gula larut di dalamnya, dan stroop A akan dimasak ke masakan C. b. Masakan C Bahan masakan C terdiri dari nira kental, stroop A, dan gula D2. Pertama, nira kental dimasak hingga lewat jenuh dan menghasilkan kristal halus. Kemudian ditambahkan stroop A dan dilakukan pemanasan hingga terbentuk kristal yang diinginkan (0,5-0,6mm). Jika kristal yang terbentuk sudah memenuhi syarat, maka campuran kristal dan larutannya akan diturunkan ke palung pendingin. c. Masakan D Bahan masakan D terdiri dari nira kental, stroop C, dan klare D2. Pertama, nira kental dimasak hingga lewat jenuh dan menghasilkan kristal halus. Kemudian ditambahkan stroop c dan dilakukan pemanasan hingga terbentuk kristal yang diinginkan. Jika kristal yang terbentuk sudah memenuhi syarat, maka campuran kristal dan larutannya akan diturunkan ke palung pendingin. Setelah semua proses pemasakan selesai, maka dilanjutkan dengan proses pendinginan. Pembesaran kristal terjadi pada proses pengkristalan lebih lanjut dengan cara menyerap sukrosa yang masih ada dalam stroop. Di dalam palung pendinginan, terdapat pengaduk yang berfungsi menghomogenkan campuran masakan, tidak menggumpal, terjadi pembesaran kristal, dan viskositas masakan akan berkurang. Bila terjadi penurunan suhu, jumlah kristal yang dihasilkan akan lebih banyak karena terjadi penurunan kadar gula karena sukrosa yang berada dalam larutan jenuh akan menempel pada kristal yang terbentuk. 33

44 Tahap Putaran Kristal gula hasil dari masakan atau kristalisasi akan dialirkan menuju putaran. Dalam proses putaran, kristal gula akan dipisahkan dengan larutannya atau stroop dengan mengggunakan gaya sentrifugal. Kristal gula yang masih tercampur dengan stroop dari palung pendingin pompa dengan rotary pump ke dalam tromol berputar. Karena adanya putaran, kristal dan stroop akan terlempar ke dinding tromol. Kristal yang telah berpisah dengan stroop masih terdapat kotoran yang melekat dan mengering pada permukaannya. Untuk menghilangkannya, maka kristal gula dibilas dengan air panas dan penyemprotan uap. Gambar Putaran a. Pemisahan Kristal Masakan A Pemisahan kristal pada masakan A dialirkan menuju alat putar. Saat kecepatan putar maksimum, maka dilakukan pencucian terhadap kristal gula menggunakan air panas dan uap bertekanan 2,5-3 kg/cm 2 secara bergantian. Kemudian dilakukan scrapping menggunakan pisau dan menghasilkan gula A dan stroop A. b. Pemisahan Kristal Gula A (Putaran SHS) Kristal gula dari pemutaran masakan A dicampur dengan air kemudian diputar kembali. Proses kedua ini bertujuan untuk menyempurnakan proses pembersihan kristal gula sehingga menghasilkan kristal gula yang bersih. Proses putaran kedua menghasilakn gula SHS dan klare SHS. Klare SHS akan dikembalikan menuju pan masak A, sedangkan gula SHS diturunkan ke talang getar untuk penyelesaian akhir kristal gula. 34

45 c. Pemisahan Kristal Masakan C Gula hasil masakan C dialirkan menuju alat putar, yang akan ditambahkan air bersuhu O C. Proses putaran dengan kecepatan 1600 rpm ini menghasilan gula C dan stroop C. Stroop C akan dialirkan menuju pan masak D, sedangkan gula C akan dialirkan menuju pan masak A yang sebelumnya diencerkan terlebih dahulu. d. Pemisahan Kristal Masakan D Gula hasil masakan D memiliki tingkat kekentalan yang tinggi sehingga saat dilakukan putaran menggunakan putaran rpm yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses putaran lain. Hasil putaran menghasilkan gula D1 dan tetes. Tetes tersebut dijadikan bahan dasar pembuatan alkohol oleh pabrik spiritus. Gula D1 akan dilakukan putaran kedua dengan penambahan air bersuhu O dengan kecepatan 2210 rpm yang menghasilan gula D2 sebagau padat dan klare D sebagai cair. Klare D ditampung kemudian dipompa menuju pan masak D, sedangkan gula D2 akan diencerkan terlebih dahulu dan dipompa menuju pan masak A dan pan masak C untuk dijadikan bibit kristal Tahap Penyelesaian Gula SHS yang menuju tahap penyelesaian harus melalui beberapa prosesproses sebagai berikut: a. Proses Pengeringan dan Pemisahan Dari stasiun putaran, kristal gula SHS turun menuju talang getar yang memungkinkan kontak dengan udara luar sehingga terjadi pengeringan secara alami. Kemudian, masuk ke elevator 1 yang akan membawa gula naik dan menjatuhkan ke talan getar selanjutnya. Ketika gula jatuh, uap panas kering akan dihembuskan dari bawah untuk menghilangkan kadar air dalam gula. Dari talang getar 2, gula akan disaring menggunakan saringan dengan ukuran 4x4 inch. Selanjutnya, gula menuju elevator 2 untuk dikeringkan lagi dan dijatuhkan ke talang getar 3. Talang getar 3 memiliki 2 buah saringan yang pertama berukuran 10x10 inch dan saringan kedua berukuran 23x23 inch. Gula yang tidak lolos saringan akan tertahan dan dikumpulkan untuk dilebur kembali. Gula yang lolos saringan kedua akan dikumpulkan dan dilebur dengan gula yang tidak standar. Kristal gula yang tertahan pada saringan kedua akan dibawa ke elevator 3 untuk dibawa menuju talang getar 4 yang memiliki saringan 22x22 inch. Kristal gula yang lolos saringan merupakan gula yang lolos standar dan menuju ke suatu silo 35

46 dan akan dikemas. Sedangkan yang tidak memenuhi standar, akan dibawa menuju bak leburan dan dilebur kembali. Gambar Talang Getar b. Proses Pengemasan Pada bagian dasar silo terdapat timbangan otomatis, sehingga gula yang dikeluarkan dapat langsung dikemas per 50kg menggunakan karung. Gula yang dikemas beratnya tidak selalu sesuai, sehingga diperlukan karyawan yang akan mengurangi atau menambah isi gula. Setelah ditimbang ulang, maka gula akan dijahit dan disimpan ke dalam gudang. Gula yang diproduksi PG. Madukismo juga mempunyai kemasan 1kg dan 500gr. Namun, tempat pengemasan gula tersebut beda gedung dan menggunakan mesin Filvo Vertical Fill and Seal Machine with Double Head Weighing System dan plastik jenis OPP. Gambar Penimbangan 50kg 36

47 Gambar Penjahitan Karung c. Proses Penyimpanan Setelah melalui proses pengemasan, maka gula akan disimpan dalam gudang. Gudang gula kemasan 50kg berjumlah 1 gudang dengan kapasitas ton. Gambar Penyimpanan Gula di Gudang 3.4. Fasilitas Produksi Tata Letak Pabrik PT. Madubaru mempunyai luas area keseluruhan m 2 dengan luas bangunan pabrik m 2. Terdapat beberapa pertimbangan mengenai lokasi PT. Madubaru yang terletak di Desa Padokan, Bantul, yaitu sebagai berikut: a. Lokasi PT. Madubaru berdekatan dengan sumber air yaitu sungai Winongo yang dibutuhkan untuk proses produksi b. Lokasi PT. Madubaru berdekatan dengan Kota Yogyakarta, sehingga memudahkan pihak pabrik untuk mencari peralatan pabrik dan tenaga ahli yang dibutuhkan 37

48 c. Tanah disekitar areal pabrik cocok untuk menanam tanaman tebu sehingga akomodasi pengangkutan batang tebu lebih mudah d. Penduduk sekitar are pabrik handal dalam penanaman tebu e. Lokasi pabrik berdekatan dengan perkebunan-perkebunan tebu lain seperti daerah kabupaten Kulonprogo, Purworejo,Sleman, dan Magelang. 38

49 Gambar Tata Letak PT. Madubaru 39

50 Sarana dan Prasarana Produksi Dalam proses produksi suatu perusahaan dibutuhkan alat ataupun mesin yang digunakan untuk menunjang kelancaran produksi. Berbagai mesin dan peralatan yang digunakan pada setiap stasiun pada PG. Madukismo adalah sebagai berikut: a. Proses Penggilingan i. Cane Unloading Crane Cane Crane merupakan alat yang digunakan pada proses penggilingan yang berfungsi untuk mengangkut tebu dari lori ke meja tebu. Cane Crane bergerak secara maju mundur dan naik turun dengan digerakkan oleh motor listrik. ii. Meja Tebu Meja tebu berfungsi untuk meratakan tebu agar tebu yang digunakan dapat dengan mudah diolah ke proses selanjutnya. iii. Cane Carrier Cane Carrier yang terdapat pada penggilingan berjumlah tiga pasang yang berfungsi untuk mengantarkan tebu yang berasal dari meja tebu dan dibawa ke unigrator. iv. Unigrator Unigrator berfungsi untuk membuka sel-sel pada tebu. Proses pembukaan sel-sel tebu tersebut dengan cara memukul dan juga memotong tebu. Hal tersebut dilakukan agar proses pemerahan nira dapat dilakukan dengan maksimal. v. Rolling Gilingan Tebu Roll gilingan tebu berfungsi untuk memerah nira yang terkandung dalam tebu. Jumlah roll gilingan yang terdapat pada stasiun gilingan berjumlah 5 unit. b. Proses Pemurnian i. Timbangan Nira Timbangan nira merupakan alat yang digunakan saat nira mentah datang dari stasiun gilingan. Cara penggunaan timbangan nira ini ketika waktu zero (timbangan kosong) tutup bagian bawah akan tertutup kemudian nira mentah masuk hingga mencapai berat 5 ton. Kemudian, bagian tutup bawah akan membuka dan nira akan keluar. Berikut merupakan spesifikasi timbangan nira yang digunakan: 40

51 1. Jumlah : 1 unit 2. Siklus` : 2,1 menit 3. NM% tebu : Jam operasi : 24 jam 5. Kapasitas/ siklus : 5 ton ii. Voor Warmer/ Juice Heater/ Pemanas Proses pemurnian nira menggunakan pemanas dengan cara menutup kran untuk keluaran nira dan membuka kran pembuangan gas, serta menjalankan pengeluarkan air embun. Kemudian, katup pemanas dibuka perlahan-lahan, serta pipa amonik dijalankan. Lalu, katup gula ganda dibuka dan nira masuk ke kompartemen untuk melakukan pengisian nira pada seluruh ruang yang ditandai dengan adanya percikan nira yang berasal dari pembuangan gas yang menyebabkan kran harus segera ditutup dan alat akan beroperasi. Sistem pengendali proses pengerjaan pemanas dilihat dari suhu nira yang keluar. Berikut ini merupakan spesifikasi dari pemanas yang digunakan: 1. Jumlah : 4 unit 2. Luas penampang : 120 m 2 3. Diameter pipa : 32/35 m 4. Panjang pipa pemanas : 3600mm 5. Jumlah pipa : 336 iii. Defecator Defecator merupakan reaktor dimana proses defekasi terjadi. Pada defecator, nira masuk kemudian ditambahkan susu kapur serta asam fosfat untuk proses pengikatan kotoran. Berikut ini merupakan spesifikasi dari defecator: 1. Defecator 1 a) Jumlah : 1 unit b) Diamter : 1570 mm c) Tinggi : 800mm d) Volume efektif: 962 m 3 2. Defecator 2 a) Jumlah : 1 unit 41

52 b) Diamter : 670 mm c) Tinggi : 860mm d) Volume efektif: 1296 m 3 iv. Door Clarifier Door Clarifier merupakan bak pengendapan yang memuliki 4 tray digunakan saat proses pengendapan kotoran yang terdapat dalam nira. Pusat tray dalam door clarifier terdapat lubang untuk memasukkan pipa silindris yang memiliki tangan-tangan berserok untuk mengumpulkan endapan yang ada pada tray agar dapat mengalir ke pusat dan tertampung pada cekungan di pusat tray tersebut. Berikut ini merupakan spesifikasi dari door clarifier: 1. Jumlah : 1 unit 2. Tipe bejana : Door Clarifier Diameter : 8,540 m 4. Tinggi : 5,490 m 5. Volume : 314,31 m 3 6. Putaran pengaduk: 0,14 rpm v. Rotary Vacuum Filter Rotary vacuum filter digunakan ketika proses pemisahan nira kotor yang keluar dari bak pengendap agar nira tapis yang masih dapat digunakan dapat diperoleh. Berikut ini merupakan spesifikasi dari rotary vacuum filter: 1. Jumlah : 2 unit 2. Diameter silinder : 10ft 3. Panjang : 14 ft 4. Putaran : 0,4-1,25 rpm 5. Mesh saringan : 22 x Tebal lapisan blotong: 0,5-1,0 cm 7. Suhu air siraman : O C 42

53 c. Proses Penguapan i. Evaporator Evaporator merupakan alat yang digunakan untuk menghilangkan kadar air dalam nira sehingga dapat diperoleh nira kental. Evaporator bekerja dengan adanya penambahan kalor atau panas dimana untuk memekatkan larutan dengan konsentrasi tinggi yang larut seperti nira yang memiliki titik didih tinggi serta zat pelarut yaitu air yang memiliki titik didih lebih rendah. Berikut ini merupakan spesifikasi dari evaporator yang digunakan: 1. Evaporator 1 a) Luas penampang : 1500m 2 b) Jumlah pipa : 4982 buah c) Diameter pipa : 42/44 mm d) Panjang pipa : 2400 mm e) Bahan pemanas : uap bekas 2. Evaporator 2 a) Luas penampang : 1500m 2 b) Jumlah pipa : 4982 buah c) Diameter pipa : 42/44 mm d) Panjang pipa : 2400 mm e) Bahan pemanas : uap bekas 3. Evaporator 3 a) Luas penampang : 1100m 2 b) Jumlah pipa : 3331 buah c) Diameter pipa : 42/44 mm d) Panjang pipa : 2400 mm e) Bahan pemanas : uap murni 4. Evaporator 4 43

54 a) Luas penampang : 1100m 2 b) Jumlah pipa : 3331 buah c) Diameter pipa : 42/44 mm d) Panjang pipa : 2400 mm e) Bahan pemanas : uap murni 5. Evaporator 5 a) Luas penampang : 1190m 2 b) Jumlah pipa : 4280 buah c) Diameter pipa : 42/44 mm d) Panjang pipa : 2400 mm e) Bahan pemanas : uap murni ii. Kondensor Kondensor berfungsi untuk membuat badan evaporator menjadi kosong atau hampa. Uap pada kondensor didinginkan dengan menggunakan air injeksi, yang menyebabkan adanya pengembunan karena kehilangan panas. Berikut ini merupakan spesifikasi dari kondensor yang digunakan: 1. Tipe : Barometris 2. Vakum : Kapasitas : 16m 3 d. Proses Pengkristalan i. Sulfitor Sulfitor merupakan alat yang digunakan untuk membuat warna dari nira menjadi pucat, yang membuat kualitas produk menjadi naik serta mengurangi viskositas dari nira serta mempermudah proses kristalisasi. Sulfitor yang dimiliki PG. Madukismo berjumlah 2 unit, dengan 1 unit sebagai cadangan. ii. Pan Kristalisasi Pan kristalisasi digunakan pada proses pengkristalan molekul-molekul sukrosa yang ada pada nira kental menjadi butiran-butiran gula dengan volume yang dapat diatur. Jumlah pan kristalisasi yang terdapat pada PG. Madukismo adalah 12 unit. 44

55 e. Proses Putaran i. Putaran A Putaran A digunakan untuk proses pemisahan kristal dengan larutan hasil masakan A dengan hasil gula A. Prosesnya yaitu ketika masakan dipompa ke dalam talang mixer kemudian turun untuk dipisahkan kristal dengan stroop. ii. Putaran SHS Putaran SHS digunakan untuk proses memisahkan klare dengan hasil putaran A. iii. Putaran C Putaran C digunakan untuk proses putaran kontinyu dari masakan C. iv. Putaran D1 Putaran D1 digunakan untuk pemisahan gula D1 dan tetes dari masakan D. v. Putaran D2 Putaran D1 digunakan untuk menghasilkan gula D2 dam klare D. f. Proses Penyelesaian i. Forced Draf Iron Forced draf iron ini digunakan untuk proses pengeringan gula dengan memnerikan udara bertekanan 4kg/cm. ii. Vibrating Screen Vibrating Screen ini digunakan untuk memisahkan gula kasar, gula halus, dan gula produk dengan menggunakan saringan. Saringan yang digunakan PG. Madukismo yaitu saringan 64 mesh untuk penyaringan gula kasar dan saringan 180 mesh untuk gula halus. g. Pengemasan dan Penyimpanan Gula i. Belt Conveyor Belt Conveyor digunakan untuk proses pemindahan karung gula dari penuangan gula ke dalam karung sampai proses penjahitan karung. ii. Mesin Jahit Mesin jahit digunakan untuk proses menjahit karung yang telah dilakukan penimbangan sesuai kemasannya. 45

56 iii. Crane Crane digunakan untuk mengangkut karung-karung yang ada pada penyimpanan ke pintu gudang. iv. Truck Truck digunakan untuk mengangkut karung-karung gula yang akan dikirimkan ke pelanggan. 46

57 BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 4.1. Lingkup Pekerjaan Penulis melakukan kerja praktek pada PT. Madubaru dibagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo. Bagian instalasi pabrik tengah bertanggung jawab atas mesin-mesin yang digunakan pada proses produksi gula pada tahap pembersihan nira dan penguapan. Pada bagian instalasi, penulis dibimbing oleh pembimbing lapangan yaitu Bapak Nurzehwan dengan dibantu mandor di pabrik tengah yaitu Bapak Sutris selama kerja praktek di PG. Madukismo. Selama kegiatan kerja praktek di PG. Madukismo, penulis diperbolehkan mengamati bagian lainnya selain pabrik tengah untuk mengetahui proses produksi keseluruhan. Bagian instalasi terdapat seksi-seksi yang bertugas dalam pemeliharaan dan perbaikan mesin dan pesawat produksi. Berikut ini merupakan kepala seksi di bagian instalasi: a. Kabag Instalasi : Eko Sudrajat, ST b. Kabag/ Kasie Listrik, Instalasi&Bangunan : Toufik Ramadhan,STP,M.Si c. Kasie St. Ketel dan Turbin : Haris Subiyantoro, ST d. Kasie Pabrik Belakang : Mulyadi e. Kasie St. Pabrik Tengah : Nurzewan f. Kasie Traktor, Pompa Air&Kendaraan : Nashrudin Abdus Salam g. Kasie Gilingan : Sutarno h. Kasie Remise&Besali : Rahayu Widodo Pada minggu pertama kegiatan kerja praktek, penulis diberikan penjelasan mengenai proses serta pengenalan mesin yang digunakan pada bagian instalasi pabrik tengah untuk pembuatan gula. Kemudian, setelah memahami proses yang terjadi di pabrik tengah, penulis diperbolehkan berkeliling pabrik PG. Madukismo mulai dari proses penggilingan hingga penyelesaian yang dibagi menjadi 3 pabrik yaitu pabrik depan untuk proses penggilingan, pabrik tengah untuk proses pembersihan nira dan penguapan, pabrik belakang untuk proses pengkristalan gula. Pada saat berkeliling, penulis diperbolehkan menyakan informasi kepada 47

58 karyawan pabrik. Hal tersebut sangat membantu penulis agar memahami lingkup perusahaan secara umum. Pada minggu kedua, penulis diperbolehkan untuk melihat proses produksi yang tedapat pada PS. Madukismo yaitu pembuatan spiritus. Selama mengelilingi pabrik spiritus penulis dibantu Bapak Bayu untuk mendapat informasi mengenai proses dan alat yang digunakan pada pabrik spiritus. Pada minggu ketiga, penulis mencari informasi mengenai sejarah PT. Madubaru,struktur organisasi, proses bisnis yang dilakukan dengan cara bertanya pada bagian SDM PT. Madubaru. Hal tersebut sangat dibutuhkan agar penulis memahami proses-proses yang berlangsung pada perusahaan tersebut. Pada minggu keempat, penulis berfokus pada pabrik tengah untuk melakukan pengamatan pekerja. Selama pengamatan berlangsung, penulis banyak menemui pekerja yang tidak menggunakan keselamatan kerja di area produksi. Sehingga, dilakukan wawancara dan diskusi dengan karyawan dan mandor yang berada di pabrik tengah. Kemudian, mencari data kecelakaan kerja yang terjadi selama beberapa tahun terakhir di bagian instalasi. Pada minggu kelima, penulis melakukan dokumentasi yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan. Dokumentasi dilakukan dari proses awal yaitu dari penimbangan tebu sampai dengan pengemasan yang dilakukan di gudang Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan Selama melaksanakan kerja praktek di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo, mahasiswa diizinkan untuk mengamati seluruh proses yang terdapat di PT. Madubaru. Mahasiswa diberikan kebebasan dalam mengamati setiap proses baik di pabrik tengah ataupun bagian lainnya dengan dibantu oleh mandor ataupun karyawan. PG. Madukismo juga memperbolehkan mahasiswa untuk mengambil dokumentasi dan data-data yang dibutuhkan. Selama melaksanakan kerja praktek, mahasiswa diberikan tanggung jawab selama berada di PG. Madukismo yaitu: a. Mempelajari tahapan proses dalam pengolahan gula. b. Mengelilingi lantai produksi untuk mengetahui lebih jelas dalam pengolahan gula. 48

59 Selama pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa diberikan wewenang oleh pembimbing antara lain: a. Diperbolehkan untuk mengamati langsung sistem produksi pada semua bagian PG. Madukismo. b. Diperbolehkan mengambil dokumentasi berupa foto pada saat proses produksi berlangsung. c. Diperbolehkan untuk mengambil data dan mewawancari karyawan untuk kepentingan kerja praktek Metedologi Pelaksanaan Pekerjaan Dalam melaksanakan pekerjaan diperlukan langkah-langkah agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut menjadi pedoman mahasiswa dalam melaksanakan kerja praktek. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melaksanakan kerja praktek: a. Mengelilingi pabrik tengah dan pengenalan setiap mesin yang digunakan. b. Mengamati karyawan yang bekerja pada setiap mesin di pabrik tengah. c. Melakukan diskusi dengan mandor mengenai mesin yang sangat berbahaya untuk pekerja. d. Melakukan wawancara dengan karyawan mengenai keselamatan kerja. e. Mengumpulkan data kecelakaan kerja yang terjadi di bagian instalasi. f. Menganalisa data kecelakaan kerja. g. Membuat laporan akhir. 49

60 Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan 4.4. Hasil Pekerjaan Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Madubaru bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo, tidak ada tugas khusus yang diberikan oleh pembimbing lapangan maupun dosen pembimbing kerja praktek. Sehingga, mahasiswa berkeliling pabrik dan mengamati pekerja yang berada di pabrik tengah. Dari hasil pengamatan tersebut, mahasiswa menganalisis risiko yang pernah terjadi dan belum pernah terjadi di pabrik tengah. Analisis risiko erat kaitannya dengan kecelakaan kerja, sehingga dengan analisis risiko diharapkan mampu mengendalikan risiko dan menurunkan angka kecelakan kerja. Berikut ini merupakan data jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di bagian instalasi PG. Madukismo selama tahun : 50

61 Tabel 4.1. Jumlah Kecelakaan Kerja Tahun di Instalasi PG. Madukismo No Tahun Instalasi Pabrik Tengah Total Instalasi Sumber: Data Instalasi PG. Madukismo Berdasar jumlah kecelakaan kerja, angka kecelakaan kerja yang terjadi di intalasi pabrik tengah termasuk rendah dibanding dengan instalasi pabrik depan. Namun, analisis risiko juga dibutuhkan di pabrik tengah, mengingat banyaknya karywan yang bekerja tanpa menggunakan alat pelindung kerja. Tahapan yang dilakukan dalam menganalisis risiko dibagi menjadi tiga tahapan yaitu identifikasi risiko, analisis risiko dan evaluasi Tahap Identifikasi Risiko Identifikasi risiko yang pernah terjadi menggunakan data selama 3 tahun yaitu tahun Sedangkan risiko yang belum pernah terjadi diidentifikasi berdasar pengamatan dan wawancara karyawan. Berikut ini merupakan identifikasi risiko yang terjadi di instalasi pabrik tengah: Tabel 4.2. Identifikasi Risiko di Instalasi Pabrik Tengah No Impact / Dampak Cause /Sebab Context / Keterangan 1 Karywan mengalami cidera Di penampungan Menarik bambu mata air jogonalan 2 Jari karyawan terjepit Memasang v-belt Di mesin vacum filter 3 Jari karyawan terjepit Menyetel pipa jalur Di area pemurnian sulfur nira 4 Karyawan mengalami luka Di area pemurnian di kedua lutut sampai perut Air kondensat keluar nira dan tangan 5 Perut karyawan terbentur Menyetel pipa Di tangga area pemanas 1 pemurnian nira 51

62 Luka melepuh pada tangan 6 karyawan Karyawan mengalami 7 sesak napas 8 Karyawan terpleset 9 Karyawan cidera kepala Karyawan terkena iritasi 10 mata Pendengaran karyawan 11 berkurang 12 Karyawan terpleset Ketumpahan nira panas saat akan membersihkan Tidak menggunakan masker Tumpahan nira mentah Tidak menggunakan safety helmet Tidak menggunakan kacamata akibat debu-debu dari gilingan Suara bising mesin dan tidak menggunakan earplug Tidak menggunakan sepatu saat membersihkan Di mesin pemanas 1 Di area pemurnian nira Di dekat mesin timbangan bolougne Di area timbangan rupa-rupa Di area pemurnian nira Di area pabrik tengah dan belakang Di mesin evaporator Tahap Analisis Risiko Analisis risiko yang dilakukan untuk menganalisa dan menilai risiko yang terjadi. Yang dilakukan adalah menentukan kemungkinan/probabilitas (likelihood) dan dampak (consequences). Berikut ini merupakan matriks dari penilaian risiko dengan menggunakan acuan dari The Standards Australia/New Zealand (AS/NZS 4360) (2004): Tabel 4.3. Penilaian Likelihood Level/ Kriteria Nilai 5 Almost Certain 4 Likely 3 Moderate 52

63 2 Unlikely 1 Rare Tabel 4.3. merupakan penilaian likelihood yang dikelompokkan menjadi lima kategori. Semakin tinggi nilai tingkatannya, maka semakin tinggi pula kemungkinan atau probabilitas risiko itu terjadi. Nilai 1 menunjukkan bahwa risiko jarang sekali terjadi, nilai 2 menunjukkan risiko yang kadang-kadang terjadi, nilai 3 menunjukkan risiko yang beberapakali terjadi, nilai 4 menunjukkan risiko yang sering terjadi, dan nilai 5 menunjukkan risiko yang sangat sering terjadi. Tabel 4.4. Penilaian Consequences Level/ Kriteria Nilai 1 Insignificant 2 Minor 3 Moderate 4 Major 5 Catastrophe Tabel 4.4. merupakan penilaian consequences yang dikelompokkan menjadi lima kategori. Semakin tinggi nilai tingkatannya, maka semakin besar dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Nilai 1 berarti tidak ada cidera, nilai 2 berarti memerlukan perawatan P3K, nilai 3 berarti memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja/hilangnya fungsi anggota tubuh untuk sementara waktu, nilai 4 berarti cidera yang mengakibatkan cacat, nilai 5 berarti menyebabkan kematian. Berikut ini merupakan nilai frekuensi likelihood dan consequences untuk risiko di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo: Tabel 4.5. Penilaian Likelihood untuk Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Likelihood No Risiko Risiko karyawan mengalami 1 cidera mata saat menarik 53

64 bambu di penampungan air jogonalan 2 Risiko jari karyawan terjepit saat memasang v-belt di mesin vacum 3 Risiko jari karyawan terjepit saat menyetel pipa jalur sulfur di area pemurnian Risiko karyawan mengalami luka di kedua lutut sampai 4 perut dan tangan saat air kondensat keluar di area pemurnian 5 Risiko perut karyawan terbentur saat menyetel pipa pemanas 1 di tangga area pemurnian 6 Risiko luka melepuh pada tangan karyawan karena ketumpahan nira panas saat akan membersihkan di mesin pemanas Risiko karyawan mengalami 7 sesak napas karena tidak menggunakan masker di area pemurnian Risiko karyawan terpleset 8 karena tumpahan nira mentah di dekat mesin timbangan bolougne 9 Risiko karyawan cidera kepala karena tidak menggunakan safety helmet di area timbangan rupa-rupa 10 Risiko karyawan terkena 54

65 11 12 iritasi mata karena tidak menggunakan kacamata akibat debu-debu dari gilingan di area pemurnian Risiko pendengaran karyawan berkurang karena suara bisning mesin dan tidak menggunkan earplug di area pabrik tengah dan belakang Risiko karyawan terpleset karena tidak menggunakan sepatu saat membersihkan di mesin evaporator Tabel 4.6. Penilaian Consequences untuk Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo No Risiko Consequences Risiko karyawan mengalami cidera mata saat menarik bambu di penampungan air jogonalan 2 Risiko jari karyawan terjepit saat memasang v-belt di mesin vacum 3 Risiko jari karyawan terjepit saat menyetel pipa jalur sulfur di area pemurnian 4 Risiko karyawan mengalami luka di kedua lutut sampai perut dan tangan saat air kondensat keluar di area pemurnian 5 Risiko perut karyawan 55

66 terbentur saat menyetel pipa pemanas 1 di tangga area pemurnian Risiko luka melepuh pada tangan karyawan karena ketumpahan nira panas saat akan membersihkan di mesin pemanas Risiko karyawan mengalami sesak napas karena tidak menggunakan masker di area pemurnian Risiko karyawan terpleset karena tumpahan nira mentah di dekat mesin timbangan bolougne Risiko karyawan cidera kepala karena tidak menggunakan safety helmet di area timbangan rupa-rupa Risiko karyawan terkena iritasi mata karena tidak menggunakan kacamata akibat debu-debu dari gilingan di area pemurnian Risiko pendengaran karyawan berkurang karena suara bisning mesin dan tidak menggunkan earplug di area pabrik tengah dan belakang Risiko karyawan terpleset karena tidak menggunakan sepatu saat membersihkan di mesin evaporator 56

67 Setelah menilai likelihood dan consequences, kemudian dilakukan penghitungan nilai risiko. Angka hasil dari nilai risiko tersebut kemudian menunjukkan risiko yang ada menunjukkan pada status apa dan dapat diketahui tingkat bahaya dari risiko tersebut. Nilai risiko didapat dari nilai likelihood dikalikan dengan nilai consequences. Adapun hasil nilai risiko di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo sebagai berikut: Tabel 4.7. Nilai Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo No Uraian Risiko Likelihood Consequences Nilai Risiko 1 Risiko karyawan mengalami cidera mata saat menarik bambu di penampungan air jogonalan 2 Risiko jari karyawan terjepit saat memasang v-belt di mesin vacum 3 Risiko jari karyawan terjepit saat menyetel pipa jalur sulfur di area pemurnian 4 Risiko karyawan mengalami luka di kedua lutut sampai perut dan tangan saat air kondensat keluar di area pemurnian 5 Risiko perut karyawan terbentur saat menyetel pipa pemanas 1 di tangga area pemurnian

68 Risiko luka melepuh pada tangan karyawan karena ketumpahan nira panas saat akan membersihkan di mesin pemanas Risiko karyawan mengalami sesak napas karena tidak menggunakan masker di area pemurnian Risiko karyawan terpleset karena tumpahan nira mentah di dekat mesin timbangan bolougne Risiko karyawan cidera kepala karena tidak menggunakan safety helmet di area timbangan rupa-rupa Risiko karyawan terkena iritasi mata karena tidak menggunakan kacamata akibat debu-debu dari gilingan di area pemurnian Risiko pendengaran karyawan berkurang karena suara bisning

69 12 mesin dan tidak menggunkan earplug di area pabrik tengah dan belakang Risiko karyawan terpleset karena tidak menggunakan sepatu saat membersihkan di mesin evaporator Dari tabel 4.7. dapat dilihat bahwa nilai risiko yang paling tinggi menunjukkan angka 6 dengan risiko nomor 10 dan 11. Sedangkan nilai risiko paling rendah menunjukkan angka 2 dengan risiko nomor 1,5, dan Tahap Evaluasi Setelah mengetahui nilai masing-masing risiko, maka langkah selanjutnya adalah membuat matriks dan status risiko. Matriks risiko ini akan menunjukkan status risiko yang terdapat dalam PG. Madukismo yang dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu risiko rendah, risiko sedang, risiko tinggi, dan risiko ekstrim. Berikut ini merupakan matriks dan status risiko: Tabel 4.8. Matriks Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Consequences Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic (1) (2) (3) (4) (5) Almost Certain (5) Likely (4) Moderate R10 (3) Unlikely R2 R11 (2) R3 R7 59

70 Rare (1) R1 R5 R12 R4 R6 R8 R9 Keterangan: R : Risiko : Risiko rendah : Risiko sedang : Risiko tinggi : Risiko ekstrim Berdasar matriks risiko di atas, masing-masing warna menggambarkan tingkat atau status risiko yang berbeda-beda. Warna hijau menunjukkan risiko rendah dan risiko dapat dikelola dengan prosedur rutin. Warna krem menunjukkan risiko sedang yang dibutuhkan tanggung jawab manajemen yang spesifik atau khusus. Warna kuning menunjukkan risiko tinggi yang membutuhkan perhatian manajemen senior. Warna merah menunjukkan risiko ekstrim yang memerlukan tindakan segera. Dasar dari tingkat atau status risiko adalah sebagai berikut: a. Kategori risiko rendah dengan nilai risiko 4 Kategori ini dapat diterima dengan persetujuan oleh pihak manajemen dan dapat diatasi dengan prosedur rutin. Tidak diperlukan tindakan. b. Kategori sedang dengan nilai risiko 4 < x 8 Kategori ini diterima dengan persetujuan dan memerlukan tanggung jawab yang jelas dari manajemen. Disarankan diambil tindakan jika tersedia sumberdaya. c. Kategori risiko tinggi dengan nilai risiko 8 < x 12 Kategori ini tidak diinginkan dan hanya dapat diterima ketika pengurangan risiko tidak dapat dilaksanakan, perlu perhatian khusus dari pihak manajemen. Diperlukan tindakan untuk mengelola risiko. d. Kategori risiko ekstrim dengan nilai risiko 12 < x 25 Kategori ini tidak dapat ditoleransi perlu penanganan dengan segera. 60

71 Dengan menggunakan kriteria di atas, maka risiko-risiko yang terdapat pada bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo dapat digolongkan sebagai berikut: Tabel 4.9. Status dan Kategori Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo No Status atau Rentang Nilai Kategori Jenis Risiko Nilai Risiko Risiko a. Risiko karyawan mengalami cidera mata saat menarik bambu 2 di penampungan air jogonalan b. Risiko jari karyawan terjepit saat 4 memasang v-belt di mesin vacum c. Risiko jari karyawan terjepit saat menyetel pipa jalur sulfur di area 4 pemurnian d. Risiko karyawan mengalami luka di kedua lutut sampai perut dan 3 tangan saat air kondensat keluar di area pemurnian 1 Rendah 4 e. Risiko perut karyawan terbentur saat menyetel pipa pemanas 1 di 2 tangga area pemurnian f. Risiko luka melepuh pada tangan karyawan karena ketumpahan 3 nira panas saat akan membersihkan di mesin pemanas g. Risiko karyawan mengalami sesak napas karena tidak 4 menggunakan masker di area pemurnian h. Risiko karyawan terpleset karena tumpahan nira mentah di dekat 3 mesin timbangan bolougne 61

72 2 Sedang 4 < x 8 i. Risiko karyawan cidera kepala karena tidak menggunakan safety helmet di area timbangan rupa-rupa j. Risiko karyawan terpleset karena tidak menggunakan sepatu saat membersihkan di mesin evaporator a. Risiko karyawan terkena iritasi mata karena tidak menggunakan kacamata akibat debu-debu dari gilingan di area pemurnian b. Risiko pendengaran karyawan berkurang karena suara bisning mesin dan tidak menggunkan earplug di area pabrik tengah dan belakang Dari hasil kategori risiko di atas, golongan risiko yang terdapat di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo ke dalam 2 status yaitu rendah dan sedang. Dari dua tingkat risiko tersebut, risiko rendah akan diabaikan karena risiko tersebut masih diterima oleh perusahaan. Sedangkan risiko yang harus ditangani adalah risiko dengan kategori sedang, berikut ini merupakan strategi yang dapat dilakukan di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo: a. Pembuatan kebijakan K3 dan sanksi pelanggaran Pembuatan kebijakan ini dimaksudkan agar karywan dapat mengikuti aturan yang telah dibuat, serta dalam bekerja mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) agar pekerjaan lebih efektif dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kebijakan ini harus dijalankan dengan pantauan rutin oleh pihak manajemen perusahaan. b. Penyuluhan keselamatan kerja Strategi ini merupakan strategi preventif yang digunakan untuk pencegahan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Penyuluhan dan kampanye keselamatan kerja dapat disampaikan berdasar kebijakan K3 yang telah dibuat kepada karyawan 62

73 saat masa giling agar karyawan sadar akan keselamatan dirinya dalam bekerja. Serta memberikan pengetahuan mengenai bahaya-bahaya yang ditimbulkan dalam bekerja agar karyawan bersedia menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari kecelakaan kerja. c. Fasilitas APD (Alat Perlindungan Diri) Fasilitas APD sangat menunjang keselamatan karyawan dalam bekerja, sehingga sebaiknya fasilitas ini disediakan pada setiap departemen produksi agar karyawan terhindar dari hal-hal yang membahayakan. Berikut ini merupakan beberapa fasilitas APD yang sebaiknya terdapat pada bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo: i. Alat pelindung kepala Alat safety helmet digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur atau benda tajam yang sifatnya jatuh, melayang. Gambar 4.2. Safety Helmet ii. Alat pelindung mata Alat yang digunakan untuk melindungi mata adalah kacamata goggles yang sifatnya tertutup semua dan terdapat lubang-lubang kecil sebagai ventilasi yang dimaksudkan untuk melindungi karyawan dari debu-debu serbuk hasil dari gilingan. Gambar 4.3. Goggles 63

74 iii. Alat pelindung telinga Alat yang digunakan adalah earplugs untuk melindungi telinga dari suara bising yang ditimbulkan dari mesin. Gambar 4.4. Earplugs iv. Alat pelindung pernafasan Alat yang sebaiknya digunakan adalah respirator yang berfungsi untuk membersihkan udara yang akan dihirup oleh karyawan untuk melindungi dari bahaya debu, asap, gas, dan uap. Gambar 4.5. Respirator v. Alat pelindung tangan Alat yang digunakan adalah sarung tangan karena kecelakaan yang sering terjadi di instalasi pabrik tengah melukai tangan. Gambar 4.6. Sarung Tangan 64

75 vi. Alat pelindung kaki Alat yang digunakan adalah sepatu boots yang berfungsi untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam, percikan cairan kimia, cairan panas. Gambar 4.7. Sepatu Boots 65

76 BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil kerja praktek yang dilakukan selama 30 hari kerja mulai dari tanggal 3 Juli-5 Agustus 2017 dapat disimpulkan bahwa: a. Bagian Instalasi Pabrik tengah melakukan pemrosesan mulai dari pemurnian nira dan penguapan. b. Urutan proses pemurnian nira adalah dengan pemanas 1, defekasi, sulfitasi alkalis, dan pengendapan akhir yang menghasilkan nira mentah (RWS). c. Urutan proses penguapan adalah dari DSM screen dihasilkan nira jernih (DNS) yang kemudian akan ke pemanas 3, evaporator dan menghasilkan nira kental (DKS). d. Hasil dari analisis risiko menunjukkan bahwa risiko yang terdapat pada bagian instalasi pabrik tengah pada level rendah dan sedang 5.2. Saran a. Strategi yang dapat dilakukan oleh pihak PG. Madukismo adalah dengan pembuatan kebijakan K3 dan sanksi pelanggaran, penyuluhan keselamatan kerja, dan fasilitas APD (Alat Perlindungan Diri). b. Diperlukan adanya peringatan di setiap mesin produksi agar tidak membahayakan karyawan. c. Diperlukan adanya ruang khusus mahasiswa untuk kerja praktek atau magang agar tidak mengganggu karyawan saat bekerja. 66

77 DAFTAR PUSTAKA Anonimous Risk Management Guidelines Companion to AS/NZS Standards Association of Australia. Anonimous Risk Assessment. Syahrizal,dkk Analisis Strategi Penanggulangan Kecelakaan Kerja untuk Mencapai Tingkat Kecelakaan Kerja Nihil (Zero Accident) pada PT. Tasik Raja. Sumatera Utara ULANGAN_KECELAKAAN_KERJA_UNTUK_MENCAPAI_TINGKAT_KE CELAKAAN_KERJA_NIHIL_ZERO_ACCIDENT_PADA_PT._TASIK_RAJ A (diakses pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 20.08) Sari, N. Ratna. Alat Perlindungan Diri dan Peralatan Keselamatan Kerja (diakses pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul

78 LAMPIRAN 68

79 PENILAIAN KERJA PRAKTEK OLEH PEt BIilB I'IGISUPERIIISOR LAPANGAN KERJA PRAKTEK PROGRAM STUDITEKNIK INDUSTRI, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Nama Mahasiswa No. Mahesiswa Perusdraan Tempat Kerja Praldek Divisi/DeparlernenlArea Keria Waktu Pelaksanaan,\nstotas..P.+!tiY.. Ter-gql,..9" l-u\i.:. F., agqsllt?9.'? Mohon Bapakllbu pembimbing lapangan memberikan penilaian atas plestasi mahasigwa peserta kaja praktek ssuai dengan aspek penilaian di bawah ini. Nilai tercndah adalah I dan nilai Frtinggi adalah {0. No. Aspek Penilaian 1. Kdisiplinan 2. Motivasi kerja 3. Tanggurg iawab 4. Kedasama dengan rekan sekerja 5. Sopan santun dan tata krama 6. Dayatangkao dan penahaman ierhadaptugas yang diberikan 7. Kemampuan mdaksanakan dan menyelwakan tugas 8. Keferampilan dalam menggunakan peralatan keria 9. Perawatan terhadap peralatan keria 10. Perhatian terhadap keselamatan keria Nilai {'l - {0}...".9, g I dl -.,-:/-. $pḡsgy*r K",q;. Asslos...20.!3,\ qpf, *t tln ge Lapargan, Catatan:. Nitai pqda setiap aspek dikategorikan dalam pwingkat *angat baik {nilainonrinal: $10}, balk {? ), cukup (ffi). lrurang {3,$, dan sangnt kur*ng {1-2}- ' Pembimbing/$upervisor Lapangan dirnohon mengisi blanko penilaian ini apabila rnahasisnta yang bersangkutan lelah menyel*aikan Laporan Keria Praldek di Perusahaan.. Mahasi$wa yang tidak menyemhkan blanko nilaiyang sudah terisi oleh pernbimbing lapangan tidak akan menerhna nilai akhir llffia Kuliah Ke$a Praktek.

80 Program studi Teknik lndustri universitas Atrna Jaya yogyakarta Lembar Bimbingan Pelaksanaan dan Penyusunem LaPoran Keria Praktek/ Magang h;na Mahasiswa h l: I'd F tempat KP "rusahaan *''rggal Pelaksanaan KP f :sen Pembimbing, N-,iq ()t-q1 I ky-t, l1-oo-q? -0-Y3 P--r \Aot'p Pg:g 1.\u\r 2AQ - S Agustus tol?....*,..y-.;'..., A-g_: 6rna B$?P i sit, M'r ltr O Tanggal Agenda,ot+ Frahan surat Pembimblngan oan Konsultasi persiapan Kerja Praktek it hlea [? Joli rot+ 6oran aletlorisultasi penugasan darl perusahaan Tanda Tangan uosen Pembimbing,-e''L panama :r Euss roficpoan Kerja Praktek lanoran setelah Pelaksanaan dan konsultasi penyusunan t 4frr q Fenyerahafi raft laporan Kerja PrakteK 4 3\ Agt,sttseqq untuk pertama kali 5 )y avw xn Pengaoton krfrlsln ti 13 Urrtarurtrciq Pengesahan laporan Kerja Praktek

81 studiteknik FdustriUniYersitasAtmaJayaYogyakarta Catatan Harian Pelalcanaan Keria Praktek T,I"wGGAL i Jltr Tluol r*lont.t & STETIPEL PERUSAHAAN A J tj6.i,ld."-- Vop1nui Pgnlrih^bi5 bpotngon a.4 *t Aa 69?erlerrrton dengo^ r^wdor di Pobriu WJtgon fur,pelqori PfOseS PenrberSihan Nra'doJl PgrguaPon Pentrerotan Co;gon S1off & bagun gdrr",rrs"\ros1 Pabrii( ten$etl^' Magokh,ru Vegroton fqp?@'u\eu r':":r penting harian: ^i r..r do-rn pej0tepd\ ni oa ",, go& fobt\v {er3oh :atan dari Pembimbing lapangan:

82 ram Studi Teknik tndusilri Uniuercitas Atna Jaya Yogyakarta CatatanHarianPe alrsanaankeriapraktek TlHolrmaan & STETIPEL ItFBPgryenH Pevbtston obsenei d'an v r'3s,r ctbsersi 4^ LH:!j15f7Ilqrsi" u#.l()- a c")"fi'rz Menemui pernbirt\bt$ [qpaq$an t aenuoco, btrwu fe er nst &neti+uen. dr Pt Modu baco bogsn instdae fiogeu(ugl Stasiun kewl I FengQlqPnz dc"n F rorn HemFe{qm, AtO6;( un tan penting harian: rtan dari Pembimbing lapangan:

83 sgramstudi Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta Catatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek flr.rolrmclx &. TlHecal KEGIATAN t$ fd e,rgls{ absensi g * L a $isvus dengotn eal frri Vgnuqco, bulu Rte,rensi Puelition cf Qf' ModuGcrru clr bagron Oistted delgcrn Fo'L Ho'trnc r"ergenol e t conkro I l.{erq.rarrhrrr v*3{aldn wai/-{ ]lf, kv;ttr v( r:an penting harian: suaorln Q5c61, eeh' nsga harus 4iorgct 'i:. A\-\ ccnt(o\ ":":'- ).r0 manuoil l:atan dari Pembimbing lapangan:

84 ; rogram studi Teknik Industri universitas Atma Jaya Yogyakarta Gatatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek Tlt.tolrnnenn & - r{, TANGGAL --!"D 20R lbssnsr 14 o; gtglusi &rgn bapb Wo?aJb $oeran gtdsru\ deinesi ljgthni cian ffi.),ffpr,-lciffri' k';fil i,mr;rjh {r3;,p rl(j,-l1qtg &rf:t iufi> $ eliha'l FCcL(I'> S '.rinp[tn4 l^c-rqi\ &.ri \tlnbrr'lr ff{)!- l'{i*e,.c,1,-1\r\ ke1'aon'1 {\a pf,0ht} 6::ian penting harian: iatatan dari Pembimbing lapangan:

85 * A O F&npto16ri Pernornhn 0irq rnenladi blgtong N4anpa6art ialtrf dr pofiv tengoh PenggoPan t lenglotrt'i,rr lreq\ahan tzglp $r'trtokra:an penting harian: a:atan dari pembimbing lapangan:

86 Studi Telmik lndus{ri Umdirersitas Atna Jaya Yogyakarta Catatan Harian Pelaksanaan Kerja Praktek It I Ifr:, lfmcoll Jar Keennx Tlnol rmenn & STEIiPEL PERUSAHAAN *rad{.r"+ *.il[,, fa i] o8a Au s er,>i * L (. ;TI'I cb ro oisrusi r"gngenal rnaln{grcncg rne6h A pabrit/ tengah IO'OO Mendoto ;enis mesin don 'VQe Qffo1x166rt EAn$ dgurl2udn tt.30 penting harian: latatan dari pembimbing lapangan:

87 ffimuram studi reknik Industri univercitas Atma Jaya yogyakarta Gatatan Harian pelaksanaan Keda praktek l (Tnm[" TAfiGGAL Jan Keennx Tlr.rol mruenn & STEMPEL PERUSAHAAN A D (/a lrfli"l rir - ^ll ryi7 ob'00 Absensi a. I t * *"I /. 't 08.ro Menge.titing, pbci, d l.{odotztg6ng SQicitus c Y)' '{q per-jisl,ul-l jgnq 3n ir:xrz B.^g'. fi\ J1_q.g]c(, t)fos S pglnl.' L1:n1Ar -,!Q(r(r1.. ia.% &riuittrg grrbru untuu rnetthott fnerin -rrpsrn gaq$ d$trc'ttzcrn ira:an penting harian: lfl"ott - is'00 Vle\\kot Pnoses pen$utlr\gcn gpirfluj.:tatan dari pembimbing lapangan:

88 I Fnnqrnam studi reknik lndustri univerrsitas Atma Jaya Yogyakarta Catatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek,T]ttIINq TAHGGAL Jan Keerlnn Tlruol rnncan & STEMPEL PERUSAHAAN *L!aii, r-',, lii. \,?r\ i t i.1 :. i.^ JL 7'-tl $Orgi.ap1i-g u-" s.-idr ).y ff Mld' t' '' i0@ Me*usn.,U Oet.loqULvenfrregin - rfl s.in t\]4rq diguflavm pado psgnli tefglh ll e Sertan,\o.pulcrb ag rolijlsaig ::atan penting harian: 1r^ :t/ is ob Mgrn:ontU mgrvtber$htalo ${odilcut\ro, tefripo+ dlsh{i garq drtu'nexycln -atatan dari pembimbing lapangan:

89 - {ffioeram studi reknik lrdustri universitas Atna Jaya yogyakarta Catatan Harian pelaksanaan Kerja praktek fl 1 i I'ilildfi$q, Trxccal Jan Kecnnr.t Tlr.rol rntem & STEMPEL PERUSAHAAN g {;A. i:, - ",1 )oi? ob cv ll ftbsensi! A fr f\7 \i:: ) ;-'. 08 to Magotltirg' Gaslcn becel Og 30 BeraiErrusi dt $osirn VqeI bersora B$L Jocryqoi r0 3e Me\tt'ot ptges fgngarunrrr *lnu pa l({,teon -. ^. an penung nanan: t3.zfr - t3"co F4et.no,* gtoses bnqrt*an hara Con Q3lCIorelran bevoq b@fr' Uaqg mepernpe(. atat n dari pembimbing lapangan:

90 program studi Teknik lndustri universitas Atma Jaya Yogyakarh Catatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek I Aru, TANGGAL fllroa tlnonh & _l!lit5 _,",112O(t Absgns'r " '!i' 0ourornen{rrsi d\ Paurtk t-s6ah Nt.gngumO\r pfoses P4ynbers[Y16r"o euapofcrtotr BerdteVoE, dengrn lzae$au':on nnergenott ir"oo**t Prcsedvr peln6*,fgk'on -li&\futddor- Megruhifi ve$ra\op veda prout eu. atatan Penting harian: latatan dari Pembimbing lapangan:

91 Fnogram studi reknik Industi universitas Afrna Jaya yogyakarta Gatatan Harian Pelaksanaan Keria praktek Hnn, TarccAr Jeu Kecnrnx Tlttolrlnelu& STEIiPEL PERUSAHAAN Juilet i rh Ju\\ lon ob oo Absens 1 *{ r fl r, t.{ OB 30 t 4,emuoco feters'si ah? netttion clr gergostokaon?t. Uodbuq(u r0.00 *eota rrqidefcn(e 0odo rnetn BArg ado d^ pahik "tees, \r"30 hlergalhrcr Ve$aun t/ Sa P fahet, ;,atatan penting harian: Catatan dari pembimbing lapangan:

92 pnogram studi Teknik Indussi universitas Atma Jaya Yogyakarta Gatatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek flnonrllerul & A a. Abseosi *. Meneari inforrndsr wggenar ptoeil Qe(t6ah'oon dd\ cjaah Ji PT. Modubaru Berdrshxr &nggn Sor'iz $o*tts me.nger'ar ge9roh fl" \'adomtu Freng6kk$\ v 3klun vedo ffatdek -atatan Penting harian: Catatan dari Pembimbing lapangan:

93 program studi reknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta Gatatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek HlRt, TlHGeAu --lnio - jurl!0? t4ene7"i infoumasi sedatoh PT l"{qdu Eoru St(uutbr Orgon6&si rne^genot( cic'rn Mgr^bcnt KE trrgoran beb a &n: ujawoncci(o dengan [4e{oVuvan Qau 9u-irs rnenqbhdt Sdus\un Pefium'un \,le.ngarrnrr Veg\:$on ve{ft?ortdeu tatan penting harian: rtatan dari Pembimbing lapangan:

94 Drogram Studi Teknik Industri Univensitas Atma Jaya Yogyakarta Catatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek IARI, TANGGAL JaH Keenrnx Tlr.rol rmclx & STETIPEL PERUSAHAAN.SD(.ro = :.OSQ, : J tr[ 9s1.1 of "oo Abser,si A a * 2L a dlo Ftor.a.i 2n 266tr$@l inforrnost PeroCoho Pr Hodu fuiro to'@ Metr4\utkrn rnembcg( (cqrcton KP \3 30 Meunbacc,r bt)vu lgqo'**t. co ^g nc^\ PerUSAhOan QT Ha&nO'ru Me1qatrnirt r/ g\}brn \5 00 V Qa Pootfieqe:atan penting harian: ;atatan dari pembimbing lapangan:

95 Program studi reknik Industri universitas Abna Jaya yogyakarta Gatatan Harian pelaksanaan Kerja praktek TANDA rlruerut & -{ar, TANGGAL Jam Keenmr STEMPEL PERUSAHAAN nouc- ;.^, i Juti eot] o0.oc/ od-{5 Abse^: i l'4eta11u*or' fr. e^bjq{ [ottpocan ker{a Ppat+et,") u t0?{] [4grqngaLun rr Ormcsr mgrqe.rs\ pfoses Fadrx $Eqgt{crtgc lq 00 Me.lorgu\vm n*nntmr \agoron Ve5o Qrouiqt :atan penting harian: s00 t 4ggcr[h't i prointtt VegPHon lr.$a iatan dari pembimbing lapangan:

96 Program Studi Teknik hdustri Univercitas Atma Jaya Yogyakarta Catatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek HARI, TANGGAL Jan Keennx TANDA rlruclru & STEMPEL PERUSAHAAN *F!uoi-1 nr< A - -..Jo\r 20 t? 08w Absenst * A ( d3o M ensort S Surq* i Zin lefentingor t uti oh u^tui/ l0'0 fr.,lgrrc$i ftornas'i rngngeror, talx \etou PT. Maduv'aru t4 c0 1.,{grr\bQi\ntU rnere 6p dato g bogr06 rflsrq\asi Qebrrtc 4gtggltr \s 00 l./en@lin trebctgn te{ia tralrktr aiatan penting harian: atatan dari pembimbing lapangan:

97 Program Studi Teknik lndustri Universitas Atna Jaya Yogyakarta Catatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek HIRI, TAHGcAT Jan KEGIATAN J00 '( Tlxolrlruenru & STEMPEL PERUSAHAAN.6D Up :\ Juti D8 00 Pbegnor og.o0 oq.30 lhemrrna \onal61 qqngoq L {cdc, " Fely'hrnbirg U[ttuV eofc.t tt\e gerdrsvusr u'ogron dstpn PeJru(nr"n rneng443t K3 il'30 Men3oU'r'ni Ve6\or\an t{ ega p caut ie atatan penting harian: atatan dari pembimbing lapangan:

98 Program Studi Teknik lndusti Universitas Atma Jaya Yogyakarta Catatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek T flln, Taueear Jan Keenrax Cc*wt-t 12 &\\ 2oq ob'od Adoeeoe,,l,, t/, f'( '? ei Tmol mxemr & STEilPEL PERUSAHAAN -Li e- r)n G' o3'rs Beraistu$ fnengeno.r E{a$iun ke"do tlahg rzot'5 Ue.t!,lrergAl to.o0 Ootzuwet'rc l r\ 30 MelgoUtrii vegtaon uqgc prak k Catatan penting harian: Catatan dari pembimbing lapangan:

99 ! il lii Progmm Studi Teknik Industi Univetsitas Atna Jaya Yogyakarta Gatatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek IIARI, TANGGAL JAT Kecnrrur Tllrol rmem & STEIIPEL PERUSAHAAN r.dtl^ ientn eq tru\\ 24l? od-oo fiixensr q#/ *{\ &tl. I tl', dso W*a( data Vee)avaatt ve\q t5'00 MetaqlUvon ry feb? da{ot Lece\aUoon tze4jo \s 00 MenggVt'iri uogtoto^ f.e$a pfauteu penting harian: dari pembimbing lapangan:

100 Program Studi Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta Catatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek HAnl, TlHGGlt Jam Kecnreu Tnnolrmeax & STEMPEL PERUSAHAAN.DUo i Seb.so 1( Ju\ 2ot? tan meo$ivuti kcrotrusi dr fonngrs lq 0c APSensi r.{ to \5 oo Ferd,stns' der%r Urys(}tor SeltqrASCr'- MEfqeK)\t U teldt'/6f}rr lfiq Rrncit" {_;o dt MerqoJgvon 6PC gog d'gun avo.n lrada Stob"v*n Pervcloa:-On atatan penting harian: atatan dari pembimbing lapangan:

101 Program Studi Teknik lndustri Universitas Atma Jaya Yogyakarta Gatatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek In Hlnl, TeHGcat Jltt Keennx R".br, 26 Juti to 'q ob 00 Absersi ',J i.l,tt:1 Tanol rnnearu & STETIPEL PERUSAHAAN l$ur ob 3o bvo mentosi mss;n tengot, don be-tolzang l0'oo Dovomentosr praaul otrhir fguta b g?lritus) l3'00 19 oo be.rd\svusi Corgon Vargaaan Rldo bo$\qp gc*long " Pnengeno\ gis{eh ds*nousi Mongakhtrt (eqtu{on L DS Dfau+eu Catatan penting harian: Catatan dari pembimbing lapangan:

102 Program Studi Teknik lndustri Universitas Afina Jaya Yogyakarta Gatatan Harian Pelaksanaan Kerja Praktek I HAR, TAUOCAI Jam Keenrex Tmol rmenn & STEMPEL PERUSAHAAN r:l {."j a {amis r l).\ttl 9Ot1 O& oo AI f\ossns..'t i A OB IS fukumentosl d,r arqx Letel \Jop og.@ OoLornen*os\ d't Stas\Un Qerg$trsz,1 i(1"30 BerdisVusr d nqon O@,{alor Pooa srcrgrun penggi\\n$on atatan penting harian: \s 00 MenOaV"tj.i r/ ct\ct&]r. V ga praliteu atatan dari pembimbing lapangan.

103 - t- Program studi reknik lndusfi universitas Atma Jaya yogyakarta Catatan Harian pelaksanaan Keria praktek h. HlRl, TlHocat Jr"* "zo Jp0 so(+ Jan o8'm ftbsuu Keennx '&' Tlttolmtenx& STEIIPEL PERUSAHAAN I D ue 0q.s \0'00 Berdgvos, cug:rn bogian S0t4 nnen$octt Slrulrtl JI PT' h'o& bat o Olgp( li5'sr OAdsuusi &nqan lagran g0 M nrorgbnot job deslz fnog'h9'mo$n5 lzorgousn n'30 l.lrngotni.i proltela l{egt0't6n Vqjo Catatan penting harian: Catatan dari pembimbirg lapangan:

104 Program studi Teknik Industri universitas Atma Jaya Yogyakarta Gatatan Harian Pelaksanaan Keria Praktek Hlru, Tntccat e&u, 4g Jo(t -lott \$' ti, fri {i Dokurnerr+osr c$l, etqsiun genenbaqsr'nt Berdtsvtlsr rnenggho\ Vcrjo ch etbgrn qerrtnnbor$on Bpdi9Vugi rne^ge,rq\ pro ses gc\ce sl,tovgvon Se lqh fen\fifioongan $.Aengathtrr Ve$a\an k lt$ Gatatan penting harian: Catatan dari Pembimbing lapangan:

105 Program Studi Teknik lndustri Universitas Atna Jaya Yogyakarta Gatatan Harian Pelaksanaan Kerja Praktek \:l, Hlru, TlHGGnt Jeu Kecnran TaNoITANGAN & STEMPEL PERUSAHAAN ) Un Senin, 3 r Juli rorl o8'oo Absensi - fr,,fi OB 30 OoVun entos\ d,, lrc^brtrz uio tzerrusm l0'00 Ba;OrSkrE\ dengan vat$au'xio hrgbenc\?rosedut Penoernasan \? OCI [.lelanlgvrn hernvltrt tuporgn l rjo?coutetc l 'oo MengaUtotrt Vqo'\otton V eur: prtrurgu Catatan penting harian: Catatan dari pembimbing lapangan:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1964 perusahaan NV My Handle Kian Gwan diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang bernama PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pemurnian Nira Setelah diperoleh larutan nira dari hasil proses pengilingan. Dilakukan proses pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP: LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: 5203013008 Lovitna Novia Puspitasari NRP: 5203013045 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO)

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) NGESTI TUSING MAHAYATI 14 06 07868 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017 Scanned

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24-30 ºC dengan perbedaan suhu musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan

Lebih terperinci

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA PABRIK 01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR OLE H : ERN I SWANDAYANI SANDY SUYANTO FRANSISCA IRHANNY (6103001009) (6103001051) (6103001055) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Penyaringan Nira Kental Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk memisahkan kotoran yang masih ada pada nira kental hasil dari pemurnian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula (PG) dan Pabrik Spirtus (PS) Madukismo. PG dan PS Madukismo

BAB I PENDAHULUAN. Gula (PG) dan Pabrik Spirtus (PS) Madukismo. PG dan PS Madukismo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Madubaru merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan tebu, yang mana memiliki dua buah pabrik, yaitu Pabrik Gula (PG) dan Pabrik Spirtus

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Wawancara

Lampiran 1 Daftar Wawancara LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Wawancara 1. Bagaimana proses produksi di Pabrik Gula Pagotan? 2. Dalam proses produksi tersebut menghasilkan limbah apa saja? 3. Tolong jelaskan proses pengolahan limbah tersebut?

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 9 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda di sekitar DIY terdapat 17 pabrik gula antara lain PG Padokan, PG Ganjuran, PG Gesikan, PG Kedaton, PG Cebongan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Pe elitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Pe elitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. ABC terletak di desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdiri berdasarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN NOTULENSI Pengelompokan Kegiatan Value Added dan Non Value Added No Kegiatan 1. Tebu dibawa ke pabrik menggunakan truk 2. Truk menunggu untuk ditimbang 3. Truk yang berisikan tebu ditimbang 4.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERUSAHAAN Areal PT PG Rajawali II Unit PG Subang pada tahun 1812-1833 pada awalnya merupakan areal tanaman karet milik swasta asing (Inggris) yang kemudian pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembuatan Gula Pabrik gula adalah suatu pabrik yang berperan mengubah bahan baku tebu menjadi kristal produk yang memenuhi syarat. Di dalam proses kristalisasi dilakukan

Lebih terperinci

AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA

AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA Nyimas Dewi Sartika 1 ABSTRACT Generally on BUMN sugar factory the rendement is lower than private sugar factory. The audit purpose is to know processing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang/ Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Kwala Madu terletak di desa Kwala Madu Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran kerja dalam suatu perusahaan adalah sistem manajemen organisasi dalam perusahaan tersebut. Sistem manajemen organisasi yang kompak,

Lebih terperinci

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia) 1.1 Latar Belakang Ketel uap sebagai sumber utama penghasil energi untuk pembangkit listrik yang menyuplai seluruh kebutuhan energi dalam pabrik. Dalam melakukan kerjanya, ketel uap membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menghadapi persaingan Internasional yang semakin tajam, maka Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja yang murah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik BAB I PENDAHULUAN PT. PG Candi Baru adalah salah satu pabrik gula di Indonesia yang menghasilkan gula kristal putih (GKP) jenis Superior Hooft Suiker IA (SHS IA) sebagai produk utamanya. Hasil samping

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN 128 BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Pada zaman pemerintah hindia belanda, kurang lebih ada 17 pabrik gula di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda,

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI SIKLUS HIDUP GULA Siklus hidup gula terjadi pada proses produksi gula di pabrik, yaitu mulai dari tebu digiling hingga menjadi produk gula yang siap untuk dipasarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada perindustrian, penentuan jumlah tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk jadi. Penentuan ini sangat diperlukan karena dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran penting di sektor pertanian, khususnya sub sektor perkebunan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai

Lebih terperinci

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk SEJARAH SINGKAT Pabrik Gula Gunung Madu terletak diujung selatan Pulau Sumatera, tepatnya berada di Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, 90 km ke arah utara dari Ibukota Propinsi Lampung (Bandar

Lebih terperinci

9 Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang dil

9 Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang dil 8 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pabrik Gula Madukismo, PT. Madubaru, Yogyakarta pada 13 Februari 2012 hingga 14 Mei 2012. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan PG-PS Madukismo didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan tujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat yang tidak

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR KRISTALISASI

PRINSIP DASAR KRISTALISASI PRINSIP DASAR KRISTALISASI Posted on 20.12 by ayu anisa No comments Pengertian Kristalisasi Kristalisasi merupakan istilah yang menunjukkan beberapa fenomena yang berbeda berkaitan dengan pembentukan struktur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-417 Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo Anovia D. Riswardani, Ahmad K.

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X

Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma Budi_santoso@staff.gunadarma.ac.id PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nira Tebu Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu, kemudian air hasil gilingan itu disaring dan air itu yang di namakan nira dan proses penyaringan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) ANALISIS PENENTUAN HARGA TRANSFER DENGAN METODE COST BASED-TRANSFER PRICING (ATAS DASAR BIAYA) UNTUK MENENTUKAN LABA PADA PG. MERITJAN KEDIRI TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA Disusun Oleh: SATRIA ASA NEGARA F14070084 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa

Lebih terperinci

PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI

PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : YANNY SUSANTO 6103009139

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab No Jabatan Tugas Wewenang T. Jawab 1 Manajer a. Memonitor/mengevaluasi biaya pengolahan a. Merencanakan/perbaikan Bagan Organisasi Manajer

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN 144 VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proyek gula PT. Perkebunan Nusantara IX (Proyek Pengembangan Gula) tahun 1975 yang dilakukan di beberapa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kimia Gula Komposisi kimia dari gula adalah satu satuan fruktosa yang digabung dengan satu satuan glukosa. Di dalam sukrosa baik fruktosa maupun glukosa tidak memiliki gugus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Umum PG. Subang PT. PG. Rajawali II Unit PG. Subang terletak di blok Cidangdeur, Desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dengan posisi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 21 A dengan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PT. PERTANI CABANG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PT. PERTANI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB II DESKRIPSI UMUM PT. PERTANI CABANG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PT. PERTANI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB II DESKRIPSI UMUM PT. PERTANI CABANG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) A. Sejarah Umum PT. PERTANI Cabang DIY PT. PERTANI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang modalnya berupa saham-saham dan

Lebih terperinci

Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari)

Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari) 1 Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari) Renda Avista, Ridho Hantoro, dan Nur Laila Hamidah Jurusan Teknik Fisika,

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI IbM USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI Nining Purnamaningsih1) Djunaidi2) 1Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri Niningpurnamingsih@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) 1. Gambaran Umum Mengenai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU. sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode

BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU. sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU 2.1 Sejarah PG. Djombang Baru Pabrik Gula Djombang baru berdiri sejak tahun 1895. Dalam sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode sebelum

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : YANNY SUSANTO 6103009139 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO.

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 2.1 Sejarah Perusahaan PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 21 A dengan pendirian dihadapan Notaris Walter

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proyek gula PT. Perkebunan Nusantara IX (Proyek Pengembangan Gula) tahun 1975 yang dilakukan di beberapa

Lebih terperinci

PG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017

PG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017 PG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017 Penerapan Industri Hijau Tahapan yang harus dilakukan: 1. Mengidentifikasi secara rinci alur proses produksi 2. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Batang Serangan dibuka pada tahun 1910 yang dikelola oleh pemerintahan Belanda dengan nama perusahaan NV.BDM (Breningde Deli Maatscappinjen).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri gula di Indonesia sudah ada sejak tahun 30-an, kebanyakan pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri gula di Indonesia sudah ada sejak tahun 30-an, kebanyakan pabrik BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Industri gula di Indonesia sudah ada sejak tahun 30-an, kebanyakan pabrik gula tersebar di wilayah Pulau Jawa. Jika menelaah perjalanan panjang industri pergulaan

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian tentang penilaian energi di PG. Madukismo menghasilkan beberapa kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB IX TEKNIK KIMIAWI

BAB IX TEKNIK KIMIAWI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB IX TEKNIK KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada awalnya PT. Perkebunan Nusantara II pabrik gula Sei Semayang merupakan perusahaan Belanda dengan nama N.V. Veroning Dedeli Maatsenappij, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molase Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan salah satu tanaman yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Letak geografis dengan iklim tropis dan memiliki luas wilayah yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan kegiatan unit-unit operasi. Kegiatan proses produksi berlangsung pada proses penggilingan,

Lebih terperinci

HASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU

HASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU LAMPIRAN 58 Lampiran 1. Hasil Samping Industri Gula Tebu HASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU Tenaga listrik Bahan bakar Arang briket Ampas Gas methane dan Gas air Makanan ternak Pulp & kertas Pucuk dan daun

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas merupakan salah satu faktor penting yang digunakan dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan. Produktivitas memberikan gambaran pada perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani kehidupan sebagai seorang penyandang disabilitas, apakah itu karena kecelakaan, penyakit, atau

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas

Lebih terperinci

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan di dalam perusahaan adalah melalui sistem pengendalian internal.

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan di dalam perusahaan adalah melalui sistem pengendalian internal. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas-aktivitas di dalam perusahaan harus dapat diatur oleh pihak manajemen, baik manajemen level atas maupun manajemen level bawah. Salah satu upaya manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

DAFTAR PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.,ManajemenPenelitian, Jakarta : PT. RinekaCipta, 2000. Betrianisdan Robby Suhendra, PengukuranNilai OEE SebagaiDasar Usaha Perbaikan Proses ManufakurPadaLiniProduksi,JurnalTeknikIndustri-Universitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Pupuk Sriwidjaya (PT.Pusri) merupakan perusahaan pupuk pertama di Indonesia resmi didirikan berdasarkan Akte Notaris

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Berdirinya PTPN Nusantara II diawali dengan pendirian perusahaan bangsa Belanda dengan nama N. V. Veronigde Deli Maatscnappij. Pada tanggal 11 Januari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Pabrik Gula Kwala Madu merupakan pabrik gula ke2 (Dua) di Sumatera Utara sesudah pabrik gula Sei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di. beberapa pegawai yang malas-malasan dalam bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di. beberapa pegawai yang malas-malasan dalam bekerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan agroindustri yaitu merupakan kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan untuk

Lebih terperinci

AGUSTIN MAROJAHAN BUTAR-BUTAR

AGUSTIN MAROJAHAN BUTAR-BUTAR PRA RANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN GLISEROL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN AIR DENGAN KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia

Lebih terperinci

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011 STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara singkatnya bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN dimana semua negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Indonesia juga sejak lama dikenal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sri Intan Karplas Industry berdiri pada tahun 1982 di Kecamatan Medan Sunggal. Perusahaan ini bergerak pada pengolahan biji plastik menjadi karung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alkohol atau spirtus. Pabrik ini menjadi satu-satunya pabrik. Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program

BAB I PENDAHULUAN. alkohol atau spirtus. Pabrik ini menjadi satu-satunya pabrik. Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Madu Baru merupakan sebuah perseroan terbatas yang umumnya lebih banyak dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai Madukismo. Madukismo ini sendiri terdiri

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru

Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru LAMPIRAN 70 Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru No. Tanggal Jenis Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja Mahasiswa Pekerja 1 12 Februari 2009 Orientasi dan pengurusan administrasi kantor

Lebih terperinci