LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA Disusun Oleh: SATRIA ASA NEGARA F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN Disusun Oleh: SATRIA ASA NEGARA NRP: F Disetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Rokhani Hasbullah, M.Si. NIP

3 MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN Disusun Oleh: SATRIA ASA NEGARA NRP: F Disetujui, Pembimbing Lapangan Budi Trijanggono S, S.T.

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Lapangan sesuai sesuai ketentuan petunjuk PL. Pengambilan data laporan berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta diskusi dengan pembimbing lapangan dan karyawan. Segala upaya pembimbing talah tercurahkan melalui arahan, diskusi, serta petunjuk langsung sebagai aplikasi teori dan praktek lapangan sehingga pelaksanaan Praktek Lapangan dapat berjalan sesuai sengan pedoman yang diberikan. Dengan selesainya penulisan laporan Praktek Lapangan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan segala fasilitas kepada: 1. Direktur PT. Madu Baru 2. Sutanto selaku Kepala Bagian Pabrikasi 3. Budi Trijanggono S, S.T. selaku pembimbing lapangan 4. Seluruh staf dan karyawan PG dan PS Madukismo yang telah membantu pelaksanaan PL Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dr. Ir. Sam Herodian, M.Eng. Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB 2. Dr. Ir. Desrial, M.Eng. selaku Kepala Departemen Teknik Pertanian IPB 3. Dr. Ir. Rokhani Hasbullah, M. Si. selaku dosen pembimbing 4. Seluruh Dosen, asisten dan karyawan IPB yang telah memberikan bekal Praktek Lapangan 5. Teman- teman Departemen teknik Pertanian yang telah membantu 6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penyelesaian PL yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Akhirnya, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Yogyakarta, Agustus 2010 Penulis

5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN DOSEN LEMBAR PENGESAHAN PABRIK SURAT KETERANGAN SELESAI PL KATA PENGANTAR

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gula merupakan salah satu produk yang sering digunakan oleh masyarakat dalam melengkapi kebutuhan pokok dalam kehidupan seharihari walaupun tidak semua orang mengetahui proses pembuatan gula. Kelancaran dari berbagai tahap proses pembuatan gula sanagat berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Proses pengemasan dan penyimpanan tidak kalah pentingnya dari pembuatan gula mulai dari tebu hingga menjadi kristal gula. Apabila gula hasil produksi tidak dikemas dengan baik maka akan dapat menurunkan nilai tambah dari produk. Oleh karena itu dengan adanya penerapan kemajuan teknologi mampu meningkatkan efisiensi untuk menekan biaya operasional. Selain itu juga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah proses penyimpanan. Apabila tidak di simpan pada tempat dan kondisi yang semestinya akan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan nilai jual dari gula itu sendiri. Misalnya dengan perancangan lantai yang tidak sesuai mampu menyebabkan kerusakan produk bahkan dapat menyebabkan pembusukan. Desain, konstriksi, suhu, dan kelembaban juga sangat berpengaruh dalam suatu bangunan penyimpanan. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa penulis mengambil mengambil judul tentang proses pengemasan dan penyimpanan. Praktek lapangan merupakan suatu kegiatan studi yang diselenggarakan untuk mengembangkan wawasan tentang penerapan aspek teoritis yang telah diperoleh untuk diterapkan pada suatu kegiatan industry yang sesunggihnya. Tentu saja hal ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuan serta kemampuan analisis di dalam dunia kerja.

7 B. Tujuan 1. Membina keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teori ilmu pengetahuan pada kegiatan yang berlangsung di tengah masyarakat. 2. Meningkatkan daya analisis terhadap permasalahan yang nyata dalam profesi keteknikan pertanian. 3. Memperluas wawasan tentang lapangan kerja yang mungkin dipilih sebagai bidang profesi. C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan Praktek Lapangan dilaksanakan di P.G. Madukismo- PT. Madu Baru, D.I. Yogyakarta. Praktek lapangan dilakukan selama 40 hari kerja efektif antara tanggal 23 Juni 23 Agustus D. Metoda Berbagai informasi dan data yang di dapat dari pelaksanaan Praktek Lapangan diperoleh dengan cara: 1. Pengamatan secara langsung terhadap objek. 2. Wawancara dengan staf dan karyawan 3. Pencatatan data sekunder 4. Diskusi 5. Pengukuran

8 BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Sebelum perang dunia II yaitu pada masa pemerintahan Hindia Belanda, di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat kurang lebih 17 pabrik gula seperrti: P.G. Cebongan, P.G. Ganjaran, P.G. Gesikan, P.G. Kedaton, P.G. Padokan, P.G. Medari, P.G. Wonopati. Pada tahun 1942, Jepang masuk ke Republik Indonesia dan menguasai pabrik gula. Keadaan ini terus berlangsung hingga diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus Sejak itu seluruh pabrik gula direbut dari Jepang dan dibumihanguskan. Pabrik Gula Madukismo oleh pemerintah tetap dipertahankan dan diperbaiki pada tanggal 14 Juni 1955 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pembangunan PG. Madukismo ditangani oleh kontraktor Machine Fabrick Sangerhausen dari jerman Timur. Pembangunan pabrik tersebut merupakan kerjasama antara BP3 (Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan) yang akhirnya menjadi YAKTI ( Yayasan Kredit Tani Indonesia). Saham- saham dari badan usaha ini sebagian dibeli oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebesar 75% dan pemerintah RI sebesar 25%. P.G. Madukismo merupakan tempat produksi gula yang bahan bakunya berasal dari penduduk sekitar. Dengan demikian, tujuan didirikan pabrik ini adalah sebagai berikut: 1. Mampu menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 2. Untuk menampung para buruh pabrik gula yang kehilangan pekerjaanyya 3. Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Kemudian pada tanggal 31 Maret 1958 merupakan peletakan batu terakhir yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selanjutnya pada tanggal 29 Mei 1958 P.G. Madukismo diresmikan oleh Presiden Soekarno. Pada tahun inilah pabrik sudah mulai beroperasi tetepi

9 mesin belum berjalan lancer dan terpaksa bahan baku yang telah tersedia digilingkan ke P.G. Gondang Baru, Klaten. Oleh karena itu, diadakan pelatihan dan penyempurnaan mesin sehingga pabrik dapat beroperasi dengan baik. Pada tahun 1962 pemerintah Republik Indonesia mengambil alih semua perusahaan yang ada di Indonesia. Dengan demikian P.G. Madukismo berubah status menjadi bagian dari BPUPPN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara). Pada tahun 1966 status P.G. Madukismo berubah lagi menjadi Perseroan Terbatas dan disebut pabrik gula Madu Baru PT yang membawahi Pabrik Gula Madukismo dan Pabrik Spirtus Madukismo. Kemudian sejak tanggal 4 maret 1984 dikelola oleh pemerintah RI dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pengelola perusahaan ini adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Dalam operasionalnya PT. Madu Baru dibantu sepenuhnya oleh ahli-ahli dari PT. Imaco, Surabaya yang merupakan bagian dari PT. RNI sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancer dan mampu meningkatkan produksi tiap tahun. B. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan P.G. madukismo dibanguan di bekas Pabrik Gula Padokan yang terletak 5Km de Selatan Yogyakarta, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. C. Struktur Organisasi Perusahaan D. Ketenagakerjaan Proses produksi di PG. Madukismo berlangsung selama 7 hari dalam satu minggu, dengan kata lain setiap hari menjalankan proses produksi. Oleh karena itu, untuk mengendalikan proses produksi dibagi menjadi tiga shift yang masing-masing berlangsung selama delapan jam, yaitu: a. Shift pertama jam kerja dimulai pukul WIB

10 b. Shift kedua jam kerja dimulai pukul WIB c. Shift ketiga jam kerja dimulai pukul WIB Pergantian shift ini berlangsung dalam proses produksi yang dilakukan secara bergilir/ bergantian satu minggu sekali, sedangkan untuk karyawan pembagian kerjanya sebagai berikut: a. Hari senin Kamis, jam kerja mulai pukul WIB b. Jam istirahat pukul WIB c. Hari Jumat-Sab tu, jam kerja mulai pukul WIB Karyawan di PG. Madukismo terdiri dari 2 sifat hubungan kerja dengan perusahaan, yaitu: 1. Karyawan tetap Merupakan karyawan yang bekerja hingga masa pension atau pengunduran diri, memiliki golongan kerja dan bekerja di bidang administrasi. Karyawan tetap terdiri dari karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana 2. Karyawan tidak tetap Merupakan karyawan yang bekerja sesuai dengan kebutuhan produksi, memiliki masa kontrak kerja dan memiliki golongan kerja. Karyawan tidak tetap terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Karyawan dalam pabrik, yaitu karyawan yang melakukan pekerjaan proses pembuatan alcohol. b. Karyawan luar pabrik, yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan diluar proses produksi seperti penanganan limbah, satpam, administrasi produksi, dan administrasi gudang hasil akhir. c. Karyawan borongan, yaitu karyawan yang tidak terkait langsung dengan proses produksi dan mendapatkan upah sacara borongan dan berdasarkan atas kesepakatan kerja yang dilakukan Proses produksi PG/PS Madukismo berlangsung secara otomatis namun pengawasan proses dan pengendalian bahan baku

11 masih tergantung pada tenaga manusia, sehingga proses produksi yang ada tidak terlepas dari dukungan kerja, baik karyawan tetap, karyawan tidak tetap, maupun borongan. E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Secara umum, yang berkaitan dengan keselaman kerja adalah: 1. Kecelakaan yang terjadi selama, akan, dan saat menjalankan tugas 2. Kematian karyawan akibat kecelakaan kerja 3. Karyawan yang sedang sakit tetap diberi upah 4. Cacat fisik karyawan akibat kecelakaan Beberapa tindakan yang dilakukan manajemen dalam menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja yang berhubungan dengan jaminan social yaitu: 1. Memasang slogan dan peringatan akan bahaya kecelakaan di setiap stasiun kerja atau tempat- tempat strategis lainnya. 2. Memberikan asuransi kecelakaan kerja berupa santunan kecelakaan kerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 3. Memberikan waktu cuti kepada pekerja, dan cuti melahirkan bagi karyawan yang akan melahirkan. 4. Memberikan premi bagi pekerjaan yang berat dan berbahaya seperti pada stasiun limbah dan penyulingan 5. Pemberian sarana ekstra berupa segelas susu bagi pekerja yang bekerja di tempat yang mengandung racun dan berbahaya. 6. Menyediakan fasilitas kesehatan berupa poliklinik dan dokter/ perawat bagi keluarga karyawan. 7. Menyediakan mes bagi pekerja tetap yang tidak memiliki rumah pribadi 8. Dilaksanakan program JAMSOSTEK terhadap seluruh karyawan 9. Adanya jaminan hari tua (diberikan hak pension bagi karyawan tetap)

12 10. Adanya koperasi karyawan 11. Terdapat sarana olahraga 12. Kesempatan rekreasi

13 BAB III ASPEK PRODUKSI Proses produksi Pabrik Gula Madukismo dalam mengolah bahan baku tebu menjadi gulamenggunakan sistem kontinyu, sedangkan dalam pengaturan tebu yang akan digilingmenggunakan system FIFO (First In First Out). Dimana tebu yang dahulu masuk harus digiling terlebih dahulu. Proses pembuatan gula harus malalui beberapa tahapan yang terdapat pada 7 stasiun yaitu: 1. Stasiun Persiapan 2. Stasiun Penggilingan 3. Stasiun Pemurnian 4. Stasiun Penguapan 5. Stasiun Pemasakan (Kristalisasi) 6. Stasiun Putaran 7. Stasiun Penyelesaian A. Stasiun Persiapan Sebelumnya, pada pengadaan bahan baku, Pabrik Gula Madukismo menggunakan tebu yang berasal dari pertanian tebu rakyat intensifikasi (TRI) maupun pertanian tebu yang diusahakan oleh pabrik sendiri. Areal penanaman ini cukup luas yang mencakup kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, Temanggung Purworejo, dan Kebumen. Adapun ketentuan tebu yang baik untuk diproses, yaitu memeiliki sifat-sifat sebagai berikut: a. Pertumbuhan cepat b. Umur masak pendek c. Hasil panen perhektar tinggi d. Tahan terhadap penyakit e. Memiliki rendemen yang tinggi Pada stasiun persiapan dimualai dari penebangan tebu yang telah masak pada umumnya tebu dengan umur bulan. Untuk menentukan berat tebu yang akan digiling, maka tahap berikutnya adalah penimbangan yang terdiri dari

14 timbangan truk dan timbangan lori. Proses penimbangan ini berfungsi untuk mengetahui bobot tebu yang masuk dan digiling sebagai dasar perhitungan. Tebu hasil panen di angkut dengan truk dan masuk ke timbangan bruto (timbangan I) setelah ditimbang, tebu dipindahkan dengan menggunakan cane crane ke lori untuk dibawa ke stasiun penggilingan untuk digiling. Kemudian truk yang kosong menuju timbangan tarra (timbangan II) sebelum keluar dari pabrik untuk mengetahui berat tebu yang diproses. Adapun spesifikasi alat yang digunakan pada stasiun persiapan, yaitu: Jenis Timbangan Timbangan Spesifikasi Bruto Tarra Crane Cane Merk Berkel Berkel Jumlah Alat 1 buah 1 buah 2 buah Kapasitas 30 ton 20 ton 20 ton Waktu Timbang 3 menit 3 menit Rata-rata berat muatan truk 7 ton 7 ton Siklus 4 menit B. Stasiun Penggilingan (Pemerahan Nira) Tebu yang talah di tebang dan di timbang supaya secepatnya digiling agar kandungan gula di dalam tebu tidak mengalami kerusakan. Perhitungan tebu yang digiling dilakukan setiap hari selama 24 jam mulai pukul pada hari berikutnya. Agar tebu tetap mempertahankan kualitasnya saat digiling, maka perlu mamperhatikan hal- hal berikut: a. Tebu tidak diperbolehkan terlalu lama tinggal di emplasement (+ 36 jam) agar rendemen tidak turun. b. Hindari terkena sinar matahari secara langsung karena sel-sel tebu akan mati, untuk itu di tanami pohon rindang. c. Sebisa mungkin mengupayakan jangka waktu yang sungkat antara penebangan dengan penggilingan. Secara umum, stasiun penggilingan bertujuan untuk memisahkan nira tebu dengan ampas untuk menghasilkan nira tebu sebanyak mungkin dengan menekan

15 kehilangan sukrosa yang terbawa ampas seminimal mungkin. Prinsip kerja system penggilingan adalah dengan cara merusak didnding sel tebu agar dihasilkan nira. Dengan demikian perlu adanya peralatan pendukun dalam proses penggilingan tebu yang terdiri dari: 1. Cane Crane (pengangkat tebu) Pengangkat tebu ini berfungsi untuk mengangkut tebu dari lori ke meja tebu dengan kapasitas angkat sebesar 10 ton dengan daya angkut 5 ton setiap unit. P.G Madukismo mengoperasikan 2 unit cane crane yang beroperasi selama 24 jam. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali angkut adalah 3 menit. Sehingga kapasitas alat dapat diketahui dengan menghitung: Kapasitas alat : 2. Meja Tebu Meja tebu berfungsi sebagai tempat meletakkan tebu sebelum melewati cane carrier. P.G. madukismo memiliki 2 buah meja tebu yang masing-masing berdimensi 6.5 meter x 5.5 meter dengan kecepatan 5 meter/menit. 3. Cane Carrier Alat ini berfungsi sebagai pengatur tebu yang masuk dari meja tebu menuju unigrator. Cane Carrier ini terbagi menjadi tiga, yaitu cane carrier I, cane carrier II, dan cane carrier III yang masing- masing memiliki fungsi dan ukuran yang berbeda. Cane carrier I berfungsi untuk membawa tebu dari meja tebu ke cane carrier II. Cane carrier II berfungsi membawa tebu dari cane carrier I menuju unigrator, sedangkan cane carrier II berfungsi untuk membawa tebu yang sudah dalam bentuk cacahan menuju pesawat gilingan. 4. Unigrator Berfungsi untuk membuka sel-sel tebu agar pemerahan nira pada stasiun penggilingan dapat maksimal. Prinsip kerja alaat ini adalah dengan memecah bagian tebu yang keras sehingga terjadi penekanan dan menyebabkan nira terperas. Pada unigrator terdapat dua buah silinder,

16 hammer (pemukul) dan pisau pemotong untuk mencacah tebu menjadi bagian yang lebih kecil. Berikut spesifikasi unigrator di P.G. Madukismo: Merk Dresser Rand Tenaga Penggerak Turbin Uap Jumlah Hammer 56 buah Daya 1085 HP Putaran normal 4500 rpm Putaran maksimal 5000 rpm Sumber : P.G. Madukismo Proses pemerahan nira berlangsung dari tebu hasil cacahan di unigrator dan diangkut menuju gilingan dengan cane carrier III kemudian diperas dengan alat pemeras yang disebut gilingan. Pada P.G. madukismo menggunakan 5 set gilingan yang masing-masing terdiri dari 3 buah silinder (muka, atas, dan belakang). Silinder ini memiliki permukaan yang beralur yang bertujuan agar tebu yang masuk akan tertekan yang menyebabkan cacahan tebu terperas niranya serta untuk menghindari slip pada saat tebu melewati celah antara silinder. Proses penggilingan tebu dapat dilihat pada gambar berikut: Pada gambar di atas menggambarkan bahwa cacahan tebu masuk kegilingan melalui bukaan muka dimana nira sudah terperas keluar, kemudian cacahan tebu dari bukaan muka masuk ke bukaan belakang. Dengan demikian, nira yang didapat hanya berasal dari gilingan I dan gulingan II sedangkan gilingan hanya sirkulasinya. Pemberian air imbibisi pada proses penggilingan bertujuan untuk mencegah kehilangan gula di dalam ampas, sehingga dengan adanya pembasahan air imbibisi menyebabnya gula yang masih terkandung dalam ampas dapat diperkecil dan nira yang masih terkandung akan terperas keluar. Air imbibisi ini harus memenuhi standar ketentuan pabrik. P.G. Madukismo pemberian air imbibisi adalah 30% tebu yang digiling dengan suhu maksimal 70 o C dan kualitas air yang digunakan harus bersih, apabila air kotor akan meningkatkan kotoran terlarut di dalam nira.

17 Pertumbuhan mikroorganisme dapat menyebabkan kehilangan kandungan gula, untuk itu perlu adanya proses sanitasi yang dilakukan dengan cara pemberian zat kimia dan susu kapur, serta saluran nira terbuat dari bahan tahan karat. Nira yang keluar dari gilingan secepatnya harus diproses lebih lanjut karena apabila terlalu lama akan menyebabkan nira menjadi rusak dan sulit untuk diolah di stasiun selanjutnya. C. Stasiun Pemurnian Stasiun pemurnian bertujuan untuk menghilangkan komponen bukan gula yang terdapat di dalam nira sehingga didapatkan kerusakan sukrosa sekecil mungkin. Pada P.G. Madukismo menggunakan sistem pemurnian sulfitasi dimana system pemurniannya dengan menggunakan gas belerang (SO 2 ). Proses pemurnian berawal dari penimbangan nira hasil penggilingan. Nira mentah dari gilingan dipompa menuju timbagan nira mentah (timbangan bolougne) yang memiliki kapasitas 5 ton. Timbangan ini beroperasi selama 24 jam. Setelah penimbangan, kemudian nira dipanaskan dengan Voor Warmer (pemanas pertama) dengan suhu nira pada akhir pemanas mencapai 75 o C. Di dalam Voor Warmer, nira akan bersirkulasi. Pada uap pemanas, setelah melakukan pemanasan terhadap nira akan terkondensasi dan keluar melalui pipa kondesat. Gas-gas yang terdapat dalam badan pemanas yang tidak terembunkan dikeluarkan mwelalui pipa amoniak. Pada proses pemanasan pertama bertujuan agar bakteri pembusuk mati. Setelah melalui pemanasan pertama, kemudian terjadi proses defekasi yang terjadi di dalam reactor yang disebut defecator. Pada defecator tambahkan susu kapur (Ca (OH) 2 ) yang akan mengakibatkan endapan kalsium phospat kemudian di tambahkan gas belerang yang dapat menghasilkan kalsium sulfit. Selanjutnya nira di panaskan dengan suhu 105 o C dengan prmanas kedua (VW II) yang bertujuan untuk menyempurnakan reaksi antara kapur dengan nira dan untuk menghilangkan gas hasil reaksi. Selanjutnya, nira di alirkan menuju Door Clarifier yang bertujuan untuk memisahkan nira kotor dan nira jernih. Nira jernih akan di uapkan di stasiun penguapan dengan evaporator, sedangkan nira kotor di proses dengan Rotary Vacum Filter untuk memisahkan blotong (ampas dengan

18 kandungan nira rendah) dengan nira tapis. Nira tapis ini akan dip roses lebih lanjut dengan dimurnikan kembli bersama nira mentah, sedangkan blotong dimanfaatkan sebagai pupuk. Nira hasil pemanasan kedua (VW II) selanjutnya dipanaskan lagi dengan suhu 105 o C di pemanas ketiga (VW III). Pemanasan ini bertujuan untuk mempersiapkan nira sebelum memasiki stasiun penguapan agar beban pemanasan pada stasiun penguapan lebih ringan. D. Stasiun Penguapan Proses penguapan bertujuan untuk menguapkan air yang terkandung di dalam nira encer dengan menekan kerusakan gula seminimal mungkin sehingg didapatkan nira kental yang mempunyai brix Factor yang perlu diperhatikan dalam proses penguapan adalah waktu penguapan sebisa mungkin dengan kecepatan tinggi, tingkat kerusakan gula, biaya rendah. Untuk menghindari perusakan sukrosa karena pengaruh suhu dan waktu, P.G. Madukismo menggunakan system quadruple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Dengan demikian nira encer dengan kadar brix 13%-14% dapat keluar mencapai 60%-64% brix. Dengan rumus : maka dapat diketahui total air yang diuapkan dimana, W = total air yang diuapkan NE = berat nira encer bne = brix nira encer bnk = brix nira kental misalkan kapasitas giling PG Madukismo 4000 kg/ jam NE = 85% tebu Bne = 13 Bnk = 63 W = = 2686 kg/jam

19 PG. Madukismo memiliki lima buah badan penguap (evaporator) yang masing-masing memiliki spesifikasi sebagai berikut: BP I BP II BP III BP IV BP V LP Jumlah Pipa (buah) Diameter Pipa (mm) 42/44 42/44 42/44 42/44 42/44 Panjang Pipa Dari kelima badan, yang beroperasi 4 badan evaporator dan 1 badan lagi dibersihkan dari kerak yang dilakukan secara bergantian. Pembersihan ini bertujuan agar tidak ada endapan atau kerak dengan menggunakan soda dan tripospat. Nira kental yang berwarna gelap akibat zat-zat warna karena suhu tinggi diberi gas SO 2 sampai PH agar warnanya menjadi terang yang tidak akan mempengaruhi kualitas gula. Adapun alat E. Stasiun Kristalisasi Proses kristalisasi bertujuan untuk mengambil sukrosa sehingga didapatkan tingkat kemurnian yang tinggi berupa Kristal dengan menekan kehilangan gula sekecil mungkin dalam waktu yang singkat. PG. Madukismo menggusakan system masakan 3 tingkat, yaitu A, C, dan D. Perbedaan dari tingkat masakan ditentukan oleh tinggi rendahnya kemurnian nira mentah. Dalam proses kristalisasi, PG. Madukismo menggunakan 13 pan kristalisasi. Pan tersebut memiliki penggunaan yang berbeda yaitu, pan 1 dan 2 digunakan untuk memasak bibitan A, pan 3, 4, 5, dan 6 digunakan untuk memasak masakan A, pan 7 dan 8 digunakan untuk memesak masakan C, pan 9 digunakan untuk memasak bibitan D, sedangkan pan 10, 11, 12, dan 13 digunakan untuk memasak masakan D. berikut spesifikasi setiap masakan: No. LP (m) Volume (HL)

20 Dalam proses kristalisasi, masakan A nenggunakan nira kental, clare SHS, dan bibit gula C sebagai bahan masakan yang kemudian didinginkan dan diputar pada putaran A yang akhirnya menghasilkan gula A dan stroop A. Stroop A dan bibit gula D II digunakan sebagai masakan C. Setelah masan tua, kemudian diturunkan pada palung pendingin C lalu diputar pada putaran C dan akan menghasilkan gula C serta stroop C. Gula C ini digunakan sebagai bibit masakan A sedangkan stroop C digunakan sebagai bahan masakan D, sebagai bibitnya digunakan fondan (gula halus dengan ukuran Kristal tertentu). Jika masakan D telah tua, kemudian diturunkan dan diputar pada putaran kontinyu dan dihasilkan gula D1 dan tetes. Gula D1 ini diputar pada putaran D2, sehingga dihasilkan gula D2 dan clare D. Gula D2 ini digunakan untuk masakan C dan sebagian lagi dilebur untuk dikirim ke peti nira kental dan diproses dengan sulfitir bersama nira kental untuk diolah menjadi masakan A. pada dasarnya, proses pembentukan kristal terjadi apabila larutan sukrosa dihilangkan airnya maka akan dihasilkan larutan jenuh dan kental. Sebagai pendingin, hasil masakan ditampun di palung pendingin. Palung pendingin terbuat dari plat besi yang dibengkokkan dalam bentuk U,muka, dan belakang dipasang tutup, sedangkan pada tutup bagian tengah terdapat poros yang dilengkapi dengan pengaduk berbentuk spiral dengan kecepatan aduk 0.5rpm. pada bagian luar palung pendingin dialiri air dingin lewat pipa selubung yang mengaliri palung. Di dalam palung pendingin ini terjadi proses pendinginan yang lambat dan proses kristalisasi lanjut. Terjadinya pengkristalan lanjut sebagai akibat dari pendinginan tanpa terjadi kristal baru. F. Stasium Puteran

21 Masakan dari stasiun kristalisasi yang telah didinginkan di palung pendingin kemudian dipisahkan antara Kristal dengan larutannya. Pemisahan ini dengan menggunakan centrifugal yaitu suatu alat yang menggunakan gaya pusing sebagai pendorong. Di dalam centrifugal, bahan padat bertahan di tempat sedangkan cairannya dipaksa pindah dengan kecepatan tinggi. Proses ini akan mengakibatkan stroop terlempar kemudian mengalir ke talang yang dipasang sepanjang instalasi putaran. Salanjutnya gula dikeluarkan dengan cara mengangkat tutup yang berbentuk kerucut dan gula du garuk dari dinding dan di arahkan keluar melalui lubang yang kemudian gula diterima oleh talang yang dilengkapi dengan screw conveyor atau talang goyang. Puteran yang di gunakan di PG. Madukismo terdapat 2 macam yaitu puteran kontinyu dan puteran diskontinyu. Puteran kontinyu digunakan untuk masakan D dan C. masakan D turun dan masuk ke palung pendingin kemudian dipompa ke talang mixer D kemudian masuk ke puterann kontinyu yang bekerja dengan gaya centrifugal sehingga kristall terlempar menjauhi pusat menuju dinding saringan yang berbentuk konus sehingga gula akan naik dan meluap dan larutannya akan melewati saringan dan turun menuju bak penampung. Untuk putaran D1 menghasilkan gila D1 dan tetes, putaran D2 menghasilkan gula D2 dan klare D(cucian). Sedangkan masakan C dipompa ke talang mixer C kemudian masuk ke putaran kontinyu. Putaran C akan menghasilkan gula C dan stroop C. Puteran diskontinyu berfungsi untuk memutar gula A dan SHS sebagai gula produk. Masakan dipompa ke talang mixer yang berada di atas putaran dan lewat pengisian masakan untuk dipisahkan Kristal dengan stroopnya. Hasil pemutaran diskontinyu untuk masakan A menghasilkan gula stroop A. kemudian gula di mixer di tambahkan sedikit air dan dipompa menuju mixer SHS dan diputar yang kemudian menghasilkan gula produk. Spesifikasi alat centrifugal Puteran Merk Kapasitas Jumlah Rpm A Broadbent 8.66 ton/jam 3 buah 1000 C FC ton/jam 2 buah 1200 D1 BMAK ton/jam 4 buah 2000 D2 BMAK ton/jam 3 buah 2000

22 SHS Verb Machiner 4.62 ton/jam 6 buah 1000 G. Penyelesaian Gula yang diturunkan dari putaran SHS berupa gula kasar dan gula halus yang tercampur dengan gula produk. Gula hasil putaran tersebut masih memiliki suhu yang cukup tinggi dan gula masih dalam keadaan basah. Oleh karena itu perlu adanya proses pengeringan. Pengeringan ini bertujuan agar air yang terkandung di dalam gula tidak melebihi ketentuan yang telah ditetapkan pabrik sebagai standar kualitas. Gula yang masih basah akan lebih mudah rusak, baik karena sifat alaminya maupun karena jasad renik. Pada stasiun penyelesaian, PG Madukismo berlangsung melalui beberapa tahapan, yaitu:operasi pengeringan dan penyaringan, pengemasan, dan penyimpanan. Operasi pengeringan gula yang keluar dari putaran SHS turun melalui talang goyang dan tangga yacob yang kemudian dibawa menuju pengering gula di dalam ruangan tertutup dengan dihembuskan udara dengan suhu 85 o C-95 o C kemudian didinginkan dengan menghembuskan udara dingin dari cooling fan, hembusan udara dengan tekanan 4 kg/cm denagn menggunakan fan. Gula hasil pendinginan kemudian menuju grasshopper conveyor/ talang goyang/ encekencek. Proses selanjutnya adalah penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan gula kasar, gula halus, dan gula produk. Dalam hal ini, gula halus akan diproses dan dilebur dan dugunakan sebagai bibit. Sedangkan gula kasar akan diroses untuk dilebur kembali dan dipompa menuju peti sulfitasi nira kental dan digunakan sebagai bahan masakan. Ukuran saringan gula kasar dengan ukuran 64 mesh, sedangkan gula produk dengan ukuran 180 mesh. Selanjutnya untuk proses pengemasan dan penyimpanan akan di jelaskan pada bab selanjutnya.

23 BAB IV PENGEMASAN A. Proses Pengemasan Proses pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi dan memperpanjang umur produk berada dalam kondisi yang baik dan aman selama penyimpanan. Pada PG. Madukismo memiliki tiga jenis pengemasan, yaitu: 1. Pengemasan otomatis karung 50 kg Proses pengemasan ini berawal dari penimbangan otomatis dari dasar silo kemudian gula produk turun dari silo yang secara otomatis dapat dikemas dalam karung 50 kg netto. Bahan pengemas yang digunakan adalah dengan menggunakan plastic PVC yang dilengkapi kemasan karung plastic sebagai inner bag. Gula yang telah tertimbang 50 kg setelah masuk ke dalam karung akan dibawa konveyor dan menuju timbangan manual. Timbangan manual ini berfungsi untuk melihat kembali apakah berat yang di hasilkan dari timbangan otomatis telah akurat apa tidak. Apabila kelebihan dari berat yang seharusnya, maka isi gula di dalam karung akan di kurangi, begitu juga sebaliknya agar berat yang dihasilkan tepat 50 kg. Setelah karung tertimbang dengan tepat, kemudian dijahit dengan screwing machine automatis. 2. Pengemasan retail otomatis 1kg 3. Pengemasan retail manual 1 kg B. Konstruksi Bangunan C. Jenis alat yang digunakan

24 BAB V PENYIMPANAN A. Kondisi Gudang B. Denah Gudang C. Peralatan Pendukung BAB VI PEMBAHASAN A. Kesimpulan B. Saran BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1964 perusahaan NV My Handle Kian Gwan diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang bernama PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Penyaringan Nira Kental Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk memisahkan kotoran yang masih ada pada nira kental hasil dari pemurnian

Lebih terperinci

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA PABRIK 01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR OLE H : ERN I SWANDAYANI SANDY SUYANTO FRANSISCA IRHANNY (6103001009) (6103001051) (6103001055) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERUSAHAAN Areal PT PG Rajawali II Unit PG Subang pada tahun 1812-1833 pada awalnya merupakan areal tanaman karet milik swasta asing (Inggris) yang kemudian pada

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Wawancara

Lampiran 1 Daftar Wawancara LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Wawancara 1. Bagaimana proses produksi di Pabrik Gula Pagotan? 2. Dalam proses produksi tersebut menghasilkan limbah apa saja? 3. Tolong jelaskan proses pengolahan limbah tersebut?

Lebih terperinci

AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA

AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA Nyimas Dewi Sartika 1 ABSTRACT Generally on BUMN sugar factory the rendement is lower than private sugar factory. The audit purpose is to know processing

Lebih terperinci

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia) 1.1 Latar Belakang Ketel uap sebagai sumber utama penghasil energi untuk pembangkit listrik yang menyuplai seluruh kebutuhan energi dalam pabrik. Dalam melakukan kerjanya, ketel uap membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang/ Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Kwala Madu terletak di desa Kwala Madu Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP: LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: 5203013008 Lovitna Novia Puspitasari NRP: 5203013045 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pemurnian Nira Setelah diperoleh larutan nira dari hasil proses pengilingan. Dilakukan proses pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN NOTULENSI Pengelompokan Kegiatan Value Added dan Non Value Added No Kegiatan 1. Tebu dibawa ke pabrik menggunakan truk 2. Truk menunggu untuk ditimbang 3. Truk yang berisikan tebu ditimbang 4.

Lebih terperinci

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk SEJARAH SINGKAT Pabrik Gula Gunung Madu terletak diujung selatan Pulau Sumatera, tepatnya berada di Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, 90 km ke arah utara dari Ibukota Propinsi Lampung (Bandar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24-30 ºC dengan perbedaan suhu musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 9 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda di sekitar DIY terdapat 17 pabrik gula antara lain PG Padokan, PG Ganjuran, PG Gesikan, PG Kedaton, PG Cebongan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI

PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH : YANNY SUSANTO 6103009139

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI SIKLUS HIDUP GULA Siklus hidup gula terjadi pada proses produksi gula di pabrik, yaitu mulai dari tebu digiling hingga menjadi produk gula yang siap untuk dipasarkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembuatan Gula Pabrik gula adalah suatu pabrik yang berperan mengubah bahan baku tebu menjadi kristal produk yang memenuhi syarat. Di dalam proses kristalisasi dilakukan

Lebih terperinci

Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X

Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma Budi_santoso@staff.gunadarma.ac.id PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik BAB I PENDAHULUAN PT. PG Candi Baru adalah salah satu pabrik gula di Indonesia yang menghasilkan gula kristal putih (GKP) jenis Superior Hooft Suiker IA (SHS IA) sebagai produk utamanya. Hasil samping

Lebih terperinci

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menghadapi persaingan Internasional yang semakin tajam, maka Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja yang murah,

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : YANNY SUSANTO 6103009139 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula (PG) dan Pabrik Spirtus (PS) Madukismo. PG dan PS Madukismo

BAB I PENDAHULUAN. Gula (PG) dan Pabrik Spirtus (PS) Madukismo. PG dan PS Madukismo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Madubaru merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan tebu, yang mana memiliki dua buah pabrik, yaitu Pabrik Gula (PG) dan Pabrik Spirtus

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan PG-PS Madukismo didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan tujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat yang tidak

Lebih terperinci

Sekilas tentang Per-GULA-an Jember

Sekilas tentang Per-GULA-an Jember Sekilas tentang Per-GULA-an Jember Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http:adamjulian.net Sekilas tentang Per-GULA-an Jember Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://adamjulian.net

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran umum Sebelum perang dunia II di Yogyakarta terdapat beberapa pabrik gula seperti di Cebongan, Gesikan, Ganjuran, Wonopati, Pundong, Jambang, dan Demak Ijo. Tetapi semua

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI 14 06 07843 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017 i HALAMAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proyek gula PT. Perkebunan Nusantara IX (Proyek Pengembangan Gula) tahun 1975 yang dilakukan di beberapa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) ANALISIS PENENTUAN HARGA TRANSFER DENGAN METODE COST BASED-TRANSFER PRICING (ATAS DASAR BIAYA) UNTUK MENENTUKAN LABA PADA PG. MERITJAN KEDIRI TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU TUGAS AKHIR PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-417 Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo Anovia D. Riswardani, Ahmad K.

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR KRISTALISASI

PRINSIP DASAR KRISTALISASI PRINSIP DASAR KRISTALISASI Posted on 20.12 by ayu anisa No comments Pengertian Kristalisasi Kristalisasi merupakan istilah yang menunjukkan beberapa fenomena yang berbeda berkaitan dengan pembentukan struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kimia Gula Komposisi kimia dari gula adalah satu satuan fruktosa yang digabung dengan satu satuan glukosa. Di dalam sukrosa baik fruktosa maupun glukosa tidak memiliki gugus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nira Tebu Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu, kemudian air hasil gilingan itu disaring dan air itu yang di namakan nira dan proses penyaringan

Lebih terperinci

I... INOUII: ~-:2/lf (/I 3

I... INOUII: ~-:2/lf (/I 3 LAPORAN PRAKTEK KERJA PABRIK DI PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JA WA TIMUR OLEH: ' -., I... INOUII: ~-:2/lf (/I 3,.. /

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada perindustrian, penentuan jumlah tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk jadi. Penentuan ini sangat diperlukan karena dapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembangunan Pabrik Gula Kwala Madu dimulai dari proyek gula PT. Perkebunan Nusantara IX (Proyek Pengembangan Gula) tahun 1975 yang dilakukan di beberapa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis.

BAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam teknik kimia kristalisasi dilakukan dalam alat pengkristal. Kristalisasi adalah suatu unit operasi teknik kimia dimana senyawa kimia dilarutkan dalam suatu pelarut

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Pabrik Gula Kwala Madu merupakan pabrik gula ke2 (Dua) di Sumatera Utara sesudah pabrik gula Sei

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

DAFTAR PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.,ManajemenPenelitian, Jakarta : PT. RinekaCipta, 2000. Betrianisdan Robby Suhendra, PengukuranNilai OEE SebagaiDasar Usaha Perbaikan Proses ManufakurPadaLiniProduksi,JurnalTeknikIndustri-Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB IX TEKNIK KIMIAWI

BAB IX TEKNIK KIMIAWI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB IX TEKNIK KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174 IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan kegiatan unit-unit operasi. Kegiatan proses produksi berlangsung pada proses penggilingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran penting di sektor pertanian, khususnya sub sektor perkebunan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

PG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017

PG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017 PG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017 Penerapan Industri Hijau Tahapan yang harus dilakukan: 1. Mengidentifikasi secara rinci alur proses produksi 2. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

HASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU

HASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU LAMPIRAN 58 Lampiran 1. Hasil Samping Industri Gula Tebu HASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU Tenaga listrik Bahan bakar Arang briket Ampas Gas methane dan Gas air Makanan ternak Pulp & kertas Pucuk dan daun

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian tentang penilaian energi di PG. Madukismo menghasilkan beberapa kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batangkuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan melalui

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1 2003 Purwono Posted 7 October, 2003 Science Philosophy (PPs 702) Graduate Program / S3 Institut Pertanian Bogor October 2003 Instructors: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Principal) Prof Dr Ir Zahrial Coto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari)

Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari) 1 Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari) Renda Avista, Ridho Hantoro, dan Nur Laila Hamidah Jurusan Teknik Fisika,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Tepung Tapioka Skala Rakyat Industri tepung tapioka merupakan industri yang memiliki peluang dan prospek pengembangan yang baik untuk memenuhi permintaan pasar. Industri

Lebih terperinci

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO.

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 2.1 Sejarah Perusahaan PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 21 A dengan pendirian dihadapan Notaris Walter

Lebih terperinci

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Pabrik Gula Toelangan Sidoarjo didirikan pada tahun 1850 oleh pemerintah Belanda dengan nama NV. Maatschappij Tot Exploitatie de Suider Onder

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

9 Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang dil

9 Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang dil 8 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pabrik Gula Madukismo, PT. Madubaru, Yogyakarta pada 13 Februari 2012 hingga 14 Mei 2012. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 58 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Usahatani Tebu di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus 1. Teknik Budidaya Tanaman Tebu a. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah pada budidaya tanaman tebu dapat dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN COKELAT BUBUK DAN PERMEN COKELAT DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA JENGGAWAH-JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN Oleh: Go Deddy Satria Gunawan 6103008041

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960 RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-26 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Florindo Makmur merupakan perusahaan manufaktur yang mengolah singkong menjadi tepung tapioka.perusahaan ini berlokasi di Jl. Besar Desa

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984

BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984 BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984 2.1 Latar Belakang Berdirinya PGKM Gula yang dalam hal ini adalah gula pasir merupakan suatu komoditi strategis yang memiliki kedudukan unik yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Batang Serangan dibuka pada tahun 1910 yang dikelola oleh pemerintahan Belanda dengan nama perusahaan NV.BDM (Breningde Deli Maatscappinjen).

Lebih terperinci

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN 128 BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, kemudian diolah,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE Deddy Kurniawan W, Fahmi Arifan, Tri Yuni Kusharharyati Jurusan Teknik Kimia PSD III Teknik, UNDIP Semarang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru

Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru LAMPIRAN 70 Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru No. Tanggal Jenis Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja Mahasiswa Pekerja 1 12 Februari 2009 Orientasi dan pengurusan administrasi kantor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bamindo Agrapersada adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengolahan bambu menjadi kertas budaya cina atau dalam istilah etnis cina

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA Dosen Pengampu: Ir. Musthofa Lutfi, MP. Oleh: FRANCISKA TRISNAWATI 105100200111001 NUR AULYA FAUZIA 105100200111018

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Cendana Baru merupakan usaha yang bergerak dibidang perancangan alat yang didirikan oleh Bapak Tut Wuri Handayani, S.T sejak tahun 1990. CV.

Lebih terperinci

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Invilon Sagita merupakan perusahaan yang menghasilkan produk berbahan PVC (Polyvinyl Chloride), seperti: pipa, daun pintu, sambungan pipa, selang

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 : A. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja a. Tenaga Kerja Dalam melaksanakan kegiatan produksinya Pabrik Gula Sei Semayang mempekerjakan 673 orang karyawan. Tenaga kerja terbagi atas 5 tingkatan,

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG

SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG Oleh: BUDI SANTOSO F14104079 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : SIDANG TUGAS AKHIR 2013 PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : Evi Dwi Ertanti 2310 030 011 Fitria

Lebih terperinci

METODOLOGI AMDAL (EVALUASI DAMPAK)

METODOLOGI AMDAL (EVALUASI DAMPAK) METODOLOGI AMDAL (EVALUASI DAMPAK) AMDAL YANG BAIK antara lain harus : a. komprehensif; b. fleksibel pemakaiannya ; c. Dapat menunjukkan dampak-dampak yang akan terjadi d. Obyektif e. Dapat diterima ilmuwan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Nilam kering yang berasal dari Kabupaten Kuningan. Nilam segar yang terdiri dari bagian daun dan batang tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan

I. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Setiap tahun konsumsi gula penduduk Indonesia semakin meningkat. Produksi gula tebu dalam negeri tidak

Lebih terperinci

Gambar 1 Open Kettle or Pan

Gambar 1 Open Kettle or Pan JENIS-JENIS EVAPORATOR 1. Open kettle or pan Prinsip kerja: Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana larutan didihkan. Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan. PTP.Nusantara II merupakan salah satu Badan Usaha milik Negara (BUMN) yang sebelumnya perusahaan ini di kuasai oleh Verenigde Dely My (VDM), yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan. keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG.

Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan. keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG. BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG. Kebon Agung terletak di Desa Kebon

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan. Pada awal perkembangan Industri gula di Indonesia atau di Sumatera, tebu yang ditanami oleh petani Indonesia yang dipaksa oleh pemerintahan Belanda,

Lebih terperinci