Sekilas tentang Per-GULA-an Jember

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sekilas tentang Per-GULA-an Jember"

Transkripsi

1 Sekilas tentang Per-GULA-an Jember Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

2 Sekilas tentang Per-GULA-an Jember Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember Gula merupakan produk utama dari tebu. Tebu menurut catatan sejarah telah lama diusahakan di Jawa, sejak pada jaman Aji Saka di tahun 75 M. Ada beberapa sumber yang memperkirakan bahwa tebu berasal dari India, tetapi ada juga yang mencatat bahwa tebu merupakan tanaman asli dari Irian Jaya (Papua) sebagai tanaman liar. Tahun 895 M, gula mejadi komoditas perdagangan di Nusantara dengan bahan baku dari tebu dan kelapa. Catatan Marcopolo pada saat datang di Jawa pada tahun 1285 M bahwa di Jawa belum berkembang industri gula seperti di Cina dan India. Sehingga bisa digambarkan bahwa perkembangan industri gula di India lebih dahulu ada dan berkembang sebelum Indonesia. Bangsa Eropa berdatangan ke Nusantara sekitar abad ke-17, dan memperebutkan harta gula dari para perantauan Cina. Saat itu diperkirakan terdapat 1400 pabrik gula yang telah dikembangkan oleh perantauan Cina. Sejak penguasaan bangsa Eropa itulah jaman monopoli dengan penerapan perbudakan (tanam paksa) mulai dirasakan bagi petani Nusantara. Produksi Gula Nasional Gula sebagai produk utama tebu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, baik dikonsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Produksi gula nasional Indonesia mencapai 1,9 juta ton (Agribisnis Tebu, 2005). Sebagian besar produksi gula nasional terdapat di Jawa. Produksi gula di Jawa sekitar 70 persen lebih dari Propinsi Jawa Timur. Atau dengan kata lain, Jawa Timur masih menjadi sentra produksi gula nasional, dengan kontribusi sekitar % dari total produksi gula nasional. Data pabrik gula yang ada di Indonesia tahun 2004 tercatat bahwa di Jawa terdapat 46 pabrik gula yang masih aktif beroperasi dan 11 pabrik gula yang tidak beroperasi. Sedangkan di Luar Jawa terdapat 12 pabrik gula yang masih beroperasi dan 1 pabrik gula yang tidak beroperasi (P3GI, 2004). Bagaimana histori dari PG yang ada di Kabupaten Jember?. Perkembangan yang ada hingga saat ini tentang PG di Kabupaten Jember masih terlihat baik dari produktifitas yang dihasilkan yakni cakupan area daerah perkebunan (daerah penanaman tebu) dan kapasitas pabrik. Dari data 46 PG di Jawa, sekitar 32 PG berada di wilayah Jawa Timur. Kabupaten Jember dengan PG Semboro-nya termasuk di dalamnya. Tipologi PG di Jawa Timur yang masih beroperasi dilihat dari ciri karakteristik wilayah kawasan industri terutama faktor area dan masyarakat dapat dibedakan menjadi 5 tipologi PG. PG Semboro termasuk pada Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 2

3 tipologi IV demikian juga PG Djatiroto, PG Asembagus, PG Ngadirejo dan PG Pesantren Baru. Tipologi IV mengacu pada PG-PG yang memiliki area HGU dan area tebu rakyat. PG-PG yang ada di Indonesia saat ini tidak terdapat relokasi pabrik, sehingga dapat dilihat penyebarannya yang sudah diterapkan mulai jaman bangsa Eropa ada di Nusantara. Lokasi kebun dan pabrik gula sudah tertera pada KIMBUN (Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan) yang pada hakekatnya merupakan implementasi dari UU Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang Wilayah. Di Jawa Timur, diketahuhi ada 7 Zona KIMBUN. PG Semboro termasuk dalam Zona I yaitu Zona KIMBUN Ijen-Argopuro-Raung. Sejarah PG Semboro di Kabupaten Jember Zaman pendudukan Belanda di Indonesia PG Semboro didirikan pada tahun 1921 oleh H.V.A (Handels Voenig Amsterdam), sebuah perusahaan swasta dari Negeri Belanda. Pada tahun 1928, pabrik siap dan mulai menggiling tebu. Pada tahun 1933 hingga 1939 PG tidak beroperasi dan pada tahun 1940 mulai beroperasi kembali. Zaman pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan Indonesia Sejak tahun 1941 hingga 1949, PG Semboro berhenti beroperasi lagi, dan ketika Perang Dunia II (PD II), pada waktu itu Indonesia berada dalam pendudukan Jepang. Pada masa kemerdekaan, PG Semboro mengalami kerusakan yang parah sehingga harus diadakan perbaikan dan tetap beroperasi. Sebagai catatan bahwa sebelum PD II, di Kabupaten Jember terdapat 3 PG. Diantaranya adalah : 1. PG Semboro di Kecamatan Tanggul (sekarang wilayah ini masuk Kecamatan Semboro) 2. PG Gunungsari di Kecamatan Kencong 3. PG Bedadung di kecamatan Balung Saat ini hanya PG Semboro yang tetap beroperasi di bawah naungan PTPN XI. Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 3

4 Terdapat catatan dari seorang Belanda tentang perjalanan mereka di Kabupaten Jember, tepatnya di wilayah PG Gunungsari Kecamatan Kencong. Catatan tersebut tertulis : Kentjong Ik ben op zoek naar mijn oude school-, sportvrienden. Charles, Louise en Elly Verdier. In de periode van woonden we in suikerfabriek Goenoengsari te Kentjong (Oost-Java) en gingen we naar de lagere school in Djatiroto.(Handelsvereniging Amsterdam) Reactie graag naar de heer Willy de Jonker, Dentgenbachweg 2, 6469 XV Kerkrade, tel: Masa sesudah perang Kemerdekaan Mulai tahun 1950, PG Semboro di aktifkan kembali sampai berakhirnya penguasaan bangsa asing di Indonesia. Pada tahun 1957 dilaksanakannya Nasionalisasi semua aset bangsa asing yang ada di Indonesia hingga saat ini PG Semboro menjadi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Suikerfabriek Semboro Nabij Tanggoel, 1920 (Foto Pabrik Gula Semboro dekat Tanggul diambil tahun 1920) Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 4

5 Pada saat itu PG Semboro terdapat di wilayah Kecamatan Tanggul, tetapi saat ini wilayah PG Semboro masuk dalam wilayah Kecamatan Semboro. Kegiatan Pengolahan PG Semboro Pabrik gula Semboro adalah salah satu PG dibawah wilayah kerja PTPN XI. PG Semboro saat ini dalam hubungan antara petani dengan pihak PG memiliki peranan penting diantara adalah: 1. Sebagai tempat penggilingan tebu bagi petani tebu diwilayah kabupaten Jember 2. Sebagai avalis dalam pemimjaman kredit bagi petani tebu terhadap perbankan. PG semboro sebagai tempat penggilingan tebu atau tempat pemrosesan tebu menjadi gula ada beberapa langkah dalam pengolahan tebu menjadi gula. Komposisi tebu terdiri dari dua bagian besar, yakni nira dan ampas. Nira yang berbentuk cairan sebenarnya terdiri dari brix dan air. Brix bila diperas terus akan didapat gula (pol) dan bukan gula. Pemerasan brix menjadi gula melalui beberapa tingkatan proses sebagai berikut: Pertama, serangkaian persiapan tebu untuk digiling. Persiapan tersebut dimulai sebelum tebu hasil tebangan dimasukkan ke pabrik untuk diolah, terlebih dahulu harus diketahui berat tebu. Setelah itu tebu ditimbang di halaman pabrik agar tersusun dalam container-container guna menunggu giliran digiling. Untuk menjaga kualitas tebu yang akan digiling, tebu-tebu yang berasal dari lokasi yang sama diusahakan berurutan dalam container-container yang tersusun sama. Penggilingannya diatur sedemikian rupa menurut tebu yang sudah lama ditebang. Jumlah tebu yang akan digiling juga harus diatur, disesuaikan dengan kapasitas giling dan jam/hari giling. Kedua, stasiun penggilingan. Proses pemerahan nira dalam stasiun penggilingan bertujuan untuk mengambil nira sebanyak mungkin dengan mencegah kehilangan gula sekecil mungkin. Pemerahan nira dilakukan dengan mempergunakan alat-alat sebagai berikut, a) alat persiapan yang berfungsi untuk menyiapkan, mengangkat dan mengangkut tebu ke alat pencacah dan pemerah tebu untuk dikeluarkan niranya. b) Alat pencacah yang berfungsi meremukkan batang-batang tebu hingga niranya mudah dikeluarkan pada alat pemerah. c) Alat pemerah yang berfungsi untuk mengeluarkan nira dengan pemerahan/penekanan. Ketiga, alat pencacah. Cutter ini terdiri dari 32 buah pisau yang ujungnya dilengkapi dengan palu (hammer) dan mempunyai putaran 575/menit. Dengan Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 5

6 alat inilah tebu akan dicacah dan diremukkan hingga menjadi serpihan yang kecil dan lembut sehingga mudah diperah pada stasiun gilingan. Keempat, alat pemerah. Pada prinsipnya gilingan I, II, III, dan IV adalah sama, dimana tiap pasangan gilingan terdiri dari 3 buah roll gilingan yakni, a) gilingan atas, b) gilingan muka, dan c) gilingan belakang. Tebu yang digiling mengalami 2 kali pemerahan yakni; 1) antara roll atas dan roll muka dan 2) antara roll atas dan roll belakang. Pada tiap-tiap roll atas dan roll belakang diberi suri skrapen yang berfungsi untuk menjaga ampas tidak menempel pada alur slip sehingga mengganggu proses pemerahan. Kelima, stasiun pemurnian. Tujuan pemurnian ialah untuk menghilangkan bukan gula sebanyak-banyaknya dan mencegah kerusakan gula sekecil mungkin. Untuk menghilangkan bukan gula sebanyak-banyaknya dibutuhkan kondisi tertentu misalnya ph tertentu, suhu tertentu, waktu tertentu dan lain-lain. Dengan dasar tersebut maka dalam proses pemurnian dibuat kondisi ph, suhu dan waktu bervariasi dengan maksud untuk menghilangkan bukan gula sebanya-banyaknya dan mencegah kerusakan sacharosa. Metoda pemurnian ada 3 macam yaitu; a) defekasi dengan bahan pembantu CaO, b) sulfitasi dengan bahan pembantu kapur + belerang dan c) karbonatasi dengan bahan pembantu kapur + batu kapur + CoCaS. Keenam, stasiun penguapan. Pada stasiun penguapan ini dilaksanakan proses penguapan nira dengan maksud untuk menguapkan air yang terdapat dalam nira encer sebanyak - banyaknya pada batas tertentu, hingga dicapai suatu kekentalan tertentu. Ketujuh, satsiun kristalisasi/stasiun masakan. Proses kristalisasi melewati 3 fase yang berbeda-beda, memerlukan cara serta operasi yang khusus untuk mendapatkan hasil baik serta efisien yang tinggi. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut, a) pembentukan inti kristal, b) pembesaran kristal hingga batas yang dikehendaki dan c) perapatan kristal (memasak tua), yaitu pengambilan sacharosa sebanyak - banyaknya dalam larutan tanpa penambahan larutan ke dalam pan. Dalam proses kristalisasi ini, diusahakan agar waktu kristalisasi secepat mungkin dan kualitas sebaik mungkin. Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 6

7 Skema Sederhana Pengolahan Gula Tebu Ada 2 jenis tebu yang diolah oleh PG Semboro, yaitu Tebu Sendiri (TS) dan Tebu Rakyat (TR). Rasio perbandingan keduanya adalah 40% dan 60%. Dalam prakteknya, PG Semboro tidak hanya menggiling tebu dari wilayah Kabupaten Jember saja, namun tebu yang digiling juga berasal dari wilayah lain, salah satunya yang terbesar adalah dari Kabupaten Lumajang. Menurut data primer diolah, selama 56 hari saja ada sekitar truk yang menyetor tebu dari wilayah Kab. Lumajang ke PG Semboro. Jika rata-rata berat tebu per truk sekitar 7 ton, maka sudah ada sekitar ton tebu dari wilayah Kab Lumajang yang diolah oleh PG Semboro Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 7

8 Sumber : Subiyono dan Wibowo, R., Agribisnis Tebu Membuka Ruang Masa Depan Industri Berbasis Tebu Jawa Timur. PERHEPI, Jakarta Julian Adam Ridjal Sekilas Tentang Per-gula-an Jember 8

APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU

APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU (Saccharum officinarum L) (STUDI KASUS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA OLEAN SITUBONDO)

Lebih terperinci

PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang)

PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang) PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang) SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1 2003 Purwono Posted 7 October, 2003 Science Philosophy (PPs 702) Graduate Program / S3 Institut Pertanian Bogor October 2003 Instructors: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Principal) Prof Dr Ir Zahrial Coto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1964 perusahaan NV My Handle Kian Gwan diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang bernama PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN)

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan 68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah

Lebih terperinci

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia) 1.1 Latar Belakang Ketel uap sebagai sumber utama penghasil energi untuk pembangkit listrik yang menyuplai seluruh kebutuhan energi dalam pabrik. Dalam melakukan kerjanya, ketel uap membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Demi memenuhi Hasil Evaluasi Program Peningkatan Produktivitas Gula Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala Madu yang turut

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP: LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: 5203013008 Lovitna Novia Puspitasari NRP: 5203013045 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24-30 ºC dengan perbedaan suhu musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR HASIL. Oleh : Vinna Nour Windaryati NIM

NASKAH SEMINAR HASIL. Oleh : Vinna Nour Windaryati NIM MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PROSES PENGOLAHAN GULA TEBU (Saccharum officinarum L) (STUDI KASUS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA PANDJIE SITUBONDO) NASKAH SEMINAR HASIL Oleh

Lebih terperinci

AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA

AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA Nyimas Dewi Sartika 1 ABSTRACT Generally on BUMN sugar factory the rendement is lower than private sugar factory. The audit purpose is to know processing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang/ Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Kwala Madu terletak di desa Kwala Madu Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, kemudian diolah,

Lebih terperinci

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional 83 4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Produktivitas gula yang cenderung terus mengalami penurunan disebabkan efisiensi industri gula secara keseluruhan, mulai dari pertanaman tebu hingga pabrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nira Tebu Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu, kemudian air hasil gilingan itu disaring dan air itu yang di namakan nira dan proses penyaringan

Lebih terperinci

EKONOMI LOSSES PENGOLAHAN TEBU DAN IMPLIKASI TERHADAP KINERJA DAN EFISIENSI PABRIK GULA Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara X

EKONOMI LOSSES PENGOLAHAN TEBU DAN IMPLIKASI TERHADAP KINERJA DAN EFISIENSI PABRIK GULA Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara X EKONOMI LOSSES PENGOLAHAN TEBU DAN IMPLIKASI TERHADAP KINERJA DAN EFISIENSI PABRIK GULA Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara X Ahmad Zainuddin, Intan Kartika Setyawati, Rudi Wibowo Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan merupakan sistem perekonomian pertanian komersil yang bercorak kolonial. Sistem Perkebunan ini dibawa oleh perusahaan kapitalis asing (pada zaman penjajahan)

Lebih terperinci

Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan. keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG.

Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan. keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG. BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG. Kebon Agung terletak di Desa Kebon

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-417 Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo Anovia D. Riswardani, Ahmad K.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula termasuk salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal rata-rata 400 ribu ha pada periode 2007-2009, industri gula berbasis tebu

Lebih terperinci

PEMBUATAN GULA MERAH DENGAN BAHAN DASAR TEBU (SACCHARUM OFFICIANARUM)

PEMBUATAN GULA MERAH DENGAN BAHAN DASAR TEBU (SACCHARUM OFFICIANARUM) SIDANG TUGAS AKHIR PEMBUATAN GULA MERAH DENGAN BAHAN DASAR TEBU (SACCHARUM OFFICIANARUM) Oleh : M. Renardo Prathama Abidin 2307 030 049 Ferry Oktafriyanto 2307 030 076 DIPRESENTASIKAN PADA JUMAT, 9 JULI

Lebih terperinci

BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984

BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984 BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984 2.1 Latar Belakang Berdirinya PGKM Gula yang dalam hal ini adalah gula pasir merupakan suatu komoditi strategis yang memiliki kedudukan unik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kimia Gula Komposisi kimia dari gula adalah satu satuan fruktosa yang digabung dengan satu satuan glukosa. Di dalam sukrosa baik fruktosa maupun glukosa tidak memiliki gugus

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Wawancara

Lampiran 1 Daftar Wawancara LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Wawancara 1. Bagaimana proses produksi di Pabrik Gula Pagotan? 2. Dalam proses produksi tersebut menghasilkan limbah apa saja? 3. Tolong jelaskan proses pengolahan limbah tersebut?

Lebih terperinci

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menghadapi persaingan Internasional yang semakin tajam, maka Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja yang murah,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pabrik gula merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia karena pabrik gula bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok, kebutuhan industri lainnya, dan penyedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Indonesia juga sejak lama dikenal

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DAMARIS BARUS Marimin Sri Hartoyo.

RINGKASAN EKSEKUTIF DAMARIS BARUS Marimin Sri Hartoyo. RINGKASAN EKSEKUTIF DAMARIS BARUS, 2005. Analisis Sistem Antrian dan Penjadwalan Tebang Muat Angkut Tebu di Pabrik Gula Sei Semayang - PTPN II Sumatera Utara. Di bawah bimbingan Marimin dan Sri Hartoyo.

Lebih terperinci

Manajemen Perusahaan Perkebunan

Manajemen Perusahaan Perkebunan Manajemen Perusahaan Perkebunan Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember www.adamjulian.net Manajemen Manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO KINERJA AGROINDUSTRI GULA DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X

MANAJEMEN RISIKO KINERJA AGROINDUSTRI GULA DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X MANAJEMEN RISIKO KINERJA AGROINDUSTRI GULA DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X Intan Kartika Setyawati, Illia Seldon Magfiroh, Rudi Wibowo Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember Abstrak

Lebih terperinci

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA SEMBORO

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA SEMBORO PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA SEMBORO PROPOSAL KERJA PRAKTEK I Disusun oleh: Chairil Ghozali NIM 091910101049 Eko Wahyudi NIM 091910101076 Hendri Wijaya Tarigan NIM 091910101078 PROGRAM

Lebih terperinci

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN LATAR BELAKANG Penyediaan bibit yang berkualitas merupakan penentu keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa mendatang. Pengadaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI SIKLUS HIDUP GULA Siklus hidup gula terjadi pada proses produksi gula di pabrik, yaitu mulai dari tebu digiling hingga menjadi produk gula yang siap untuk dipasarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki iklim tropis. Oleh karena itu di Indonesia banyak tumbuh tanaman seperti pohon kelapa dan pohon aren. Pohon kelapa

Lebih terperinci

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA Illia Seldon Magfiroh, Ahmad Zainuddin, Rudi Wibowo Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Jember Abstrak

Lebih terperinci

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA PABRIK 01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR OLE H : ERN I SWANDAYANI SANDY SUYANTO FRANSISCA IRHANNY (6103001009) (6103001051) (6103001055) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Penyaringan Nira Kental Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk memisahkan kotoran yang masih ada pada nira kental hasil dari pemurnian

Lebih terperinci

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk SEJARAH SINGKAT Pabrik Gula Gunung Madu terletak diujung selatan Pulau Sumatera, tepatnya berada di Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, 90 km ke arah utara dari Ibukota Propinsi Lampung (Bandar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman 24 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahatani Tebu 2.1.1 Budidaya Tebu Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimum dan dicapai hasil yang diharapkan.

Lebih terperinci

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS.

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS. EVALUASI KEBIJAKAN BONGKAR RATOON DAN KERAGAAN PABRIK GULA DI JAWA TIMUR TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS Diajukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan kegiatan unit-unit operasi. Kegiatan proses produksi berlangsung pada proses penggilingan,

Lebih terperinci

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI IbM USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI Nining Purnamaningsih1) Djunaidi2) 1Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri Niningpurnamingsih@gmail.com)

Lebih terperinci

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan

Lebih terperinci

PERTANIAN. Anisa Zain, Rudi Wibowo, Julian Adam Ridjal

PERTANIAN. Anisa Zain, Rudi Wibowo, Julian Adam Ridjal 1 Zain et al., Dampak Sistem Giling Remelt Karbonatasi Terhadap Kinerja PG. Semboro Kabupaten Jember PERTANIAN DAMPAK SISTEM GILING REMELT KARBONATASI TERHADAP KINERJA PG. SEMBORO KABUPATEN JEMBER Impact

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara singkatnya bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN dimana semua negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini berisi tentang lokasi penelitian, waktu penelitian, objek penelitian dan metode penelitian yang digunakan. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2..1.1. Tinjauan Agronomis Tanaman tebu tidak asing lagi bagi kita, karena telah lama ada di negeri ini. Di lingkungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula 2.1.1 Subsistem Input Subsistem input merupakan bagian awal dari rangkaian subsistem yang ada dalam sistem agribisnis. Subsistem ini menjelaskan pasokan kebutuhan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja memiliki makna yang lebih dibandingkan dengan definisi yang sering digunakan yaitu hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan

Lebih terperinci

Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)

Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu) Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang diadakannya penelitian. Bab ini mengangkat permasalahan yang terjadi di Pabrik Gula Tasikmadu dengan menyebutkan gejala-gejala yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini produksi gula pasir dalam negeri semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi sehingga kekurangan yang ada harus ditutupi oleh impor gula.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) ANALISIS PENENTUAN HARGA TRANSFER DENGAN METODE COST BASED-TRANSFER PRICING (ATAS DASAR BIAYA) UNTUK MENENTUKAN LABA PADA PG. MERITJAN KEDIRI TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB I. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kecamatan Semboro terdiri dan 6 desa yaitu desa Rejoagung, Semboro, Sidomekar, Sidomulyo, Pondokjoyo, Pondokdalem. Kecamatan Semboro terletak di bagian barat dan

Lebih terperinci

BAB IX TEKNIK KIMIAWI

BAB IX TEKNIK KIMIAWI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB IX TEKNIK KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan salah satu tanaman yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Letak geografis dengan iklim tropis dan memiliki luas wilayah yang

Lebih terperinci

TEBU. (Saccharum officinarum L).

TEBU. (Saccharum officinarum L). TEBU (Saccharum officinarum L). Pada awal abad ke-20 Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor gula nomor dua terbesar di dunia setelah Kuba, namun pada awal abad ke-21 berubah menjadi negara pengimpor

Lebih terperinci

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu PEMBAHASAN UMUM Tujuan akhir penelitian ini adalah memperbaiki tingkat produktivitas gula tebu yang diusahakan di lahan kering. Produksi gula tidak bisa lagi mengandalkan lahan sawah seperti masa-masa

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan sumber bahan pemanis yang banyak digunakan, baik untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun untuk bahan baku industri makanan dan minuman. Gula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH TEBU DI PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH TEBU DI PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH TEBU DI PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II SKRIPSI Oleh : RURI UTHAMI 070304033 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembuatan Gula Pabrik gula adalah suatu pabrik yang berperan mengubah bahan baku tebu menjadi kristal produk yang memenuhi syarat. Di dalam proses kristalisasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran penting di sektor pertanian, khususnya sub sektor perkebunan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Tembakau Deli, yang ditanam di wilayah Sumatera Timur.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Tembakau Deli, yang ditanam di wilayah Sumatera Timur. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil dari perkebunan Tembakau di Indonesia sangat terkenal dengan kualitas dan aromanya yang khas. Salah satu Tembakau yang diproduksi dikenal dengan sebutan Tembakau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik BAB I PENDAHULUAN PT. PG Candi Baru adalah salah satu pabrik gula di Indonesia yang menghasilkan gula kristal putih (GKP) jenis Superior Hooft Suiker IA (SHS IA) sebagai produk utamanya. Hasil samping

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Industri gula adalah salah satu industri bidang pertanian yang secara nyata memerlukan keterpaduan antara proses produksi tanaman di lapangan dengan industri pengolahan. Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Tabel... xiv Daftar Gambar... xv Daftar Lampiran... xvi

DAFTAR ISI. Daftar Tabel... xiv Daftar Gambar... xv Daftar Lampiran... xvi DAFTAR ISI Halaman Daftar Tabel... xiv Daftar Gambar... xv Daftar Lampiran... xvi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan... 6 1.4 Manfaat... 6 1.5 Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas merupakan salah satu faktor penting yang digunakan dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan. Produktivitas memberikan gambaran pada perusahaan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditi strategis bagi perekonomian Indonesia, karena merupakan salah satu dari sembilan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditi strategis bagi perekonomian Indonesia, karena merupakan salah satu dari sembilan I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditi strategis bagi perekonomian Indonesia, karena merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) atau PTPN XI adalah badan usaha

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) atau PTPN XI adalah badan usaha BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) atau PTPN XI adalah badan usaha milik negara (BUMN) agribisnis perkebunan dengan core business gula. Perusahaan

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR KRISTALISASI

PRINSIP DASAR KRISTALISASI PRINSIP DASAR KRISTALISASI Posted on 20.12 by ayu anisa No comments Pengertian Kristalisasi Kristalisasi merupakan istilah yang menunjukkan beberapa fenomena yang berbeda berkaitan dengan pembentukan struktur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pemurnian Nira Setelah diperoleh larutan nira dari hasil proses pengilingan. Dilakukan proses pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai

Lebih terperinci

PENGARUH PABRIK GULA DJATIROTO TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA KALIBOTO LOR KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN SKRIPSI.

PENGARUH PABRIK GULA DJATIROTO TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA KALIBOTO LOR KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN SKRIPSI. PENGARUH PABRIK GULA DJATIROTO TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA KALIBOTO LOR KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 1996-2010 SKRIPSI Oleh BAGUS WIDIANTORO NIM 060210302213 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X

Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma Budi_santoso@staff.gunadarma.ac.id PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses

Lebih terperinci

I Ketut Ardana, Hendriadi A, Suci Wulandari, Nur Khoiriyah A, Try Zulchi, Deden Indra T M, Sulis Nurhidayati

I Ketut Ardana, Hendriadi A, Suci Wulandari, Nur Khoiriyah A, Try Zulchi, Deden Indra T M, Sulis Nurhidayati BAB V ANALISIS KEBIJAKAN SEKTOR PERTANIAN MENUJU SWASEMBADA GULA I Ketut Ardana, Hendriadi A, Suci Wulandari, Nur Khoiriyah A, Try Zulchi, Deden Indra T M, Sulis Nurhidayati ABSTRAK Swasembada Gula Nasional

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA Disusun Oleh: SATRIA ASA NEGARA F14070084 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tebu, tembakau, karet, kelapa sawit, perkebunan buah-buahan dan sebagainya. merupakan sumber bahan baku untuk pembuatan gula.

BAB I PENDAHULUAN. tebu, tembakau, karet, kelapa sawit, perkebunan buah-buahan dan sebagainya. merupakan sumber bahan baku untuk pembuatan gula. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian Indonesia dibangun dari berbagai sektor, salah satu sektor tersebut adalah sektor perkebunan. Berbagai jenis perkebunan yang dapat

Lebih terperinci

I... INOUII: ~-:2/lf (/I 3

I... INOUII: ~-:2/lf (/I 3 LAPORAN PRAKTEK KERJA PABRIK DI PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JA WA TIMUR OLEH: ' -., I... INOUII: ~-:2/lf (/I 3,.. /

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Nama Instansi Nama Instansi : Pabrik GulaTasikmadu Karanganyar Alamat : Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu Karanganyar, Telp : (0271) 7495562, Fax : (0271) 6497800 Email : sdmtasikmadu@ptpn9.co.id

Lebih terperinci

YOGYAKARTA, 9 SEPTEMBER 2017 FGD "P3GI" 2017

YOGYAKARTA, 9 SEPTEMBER 2017 FGD P3GI 2017 IMPLEMENTASI INSENTIF PERATURAN BAHAN BAKU MENTERI RAW PERINDUSTRIAN SUGAR IMPORNOMOR 10/M-IND/3/2017 UNTUK PABRIK DAN GULA KEBIJAKAN BARU DAN PEMBANGUNAN PABRIK PERLUASAN PG BARU DAN YANG PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA Penetapan Brix / Pol Nira Oleh : Fransiska Rossa Bastia (15.001.014) POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA JL. LPP NO 1A, Balapan, Yogyakarta 55222 Telp: (0274)555746 fax: (0274)585274

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk,

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Pulau Jawa. Sementara pabrik gula rafinasi 1 yang ada (8 pabrik) belum

BAB 1 PENDAHULUAN. di Pulau Jawa. Sementara pabrik gula rafinasi 1 yang ada (8 pabrik) belum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi menjadi produsen gula dunia karena didukung agrokosistem, luas lahan serta tenaga kerja yang memadai. Di samping itu juga prospek pasar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan PENDAHULUAN Latar Belakang Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan bunga jantan tanaman penghasil nira seperti aren, kelapa, tebu, bit, sagu, kurma, nipah, siwalan, mapel,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan (Poaceae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat

Lebih terperinci

Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari)

Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari) 1 Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari) Renda Avista, Ridho Hantoro, dan Nur Laila Hamidah Jurusan Teknik Fisika,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA

V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA 59 V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA 5.1. Perkembangan Kondisi Pergulaan Nasional 5.1.1. Produksi Gula dan Tebu Produksi gula nasional pada tahun 2000 sebesar 1 690

Lebih terperinci

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 83 V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 5.1. Luas Areal Perkebunan Tebu dan Produktivitas Gula Hablur Indonesia Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tujuan penanaman tebu adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan Indonesia sebagai komoditas khusus (special products) dalam forum perundingan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada hakikatnya, Indonesia telah mengenal sistem kebun sebagai sistem perekonomian tradisional dengan penanaman tanaman-tanaman seperti kopi, lada, kapur barus dan rempah-rempah,

Lebih terperinci

Tebu Jombang di Kancah Gula Nasional

Tebu Jombang di Kancah Gula Nasional Tebu Jombang di Kancah Gula Nasional Oleh ; Irianto Budi Santosa,SP Prov. Jatim dengan luas 171 ribu hektar merupakan sentra terbesar penghasil gula Nasional. Sementara Kab. Jombang dengan produksi 77.929

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara, PTPN X (PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)) dikenal sebagai salah satu perusahaan peninggalan Belanda yang merupakan sebuah sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia saat ini meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran lingkungan terutama

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

5. PEMODELAN SISTEM. Basis Pengetahuan. karakteristik pembeda. ukuran-ukuran kinerja & keterkaitannya. kualifikasi kinerja per jenis kinerja

5. PEMODELAN SISTEM. Basis Pengetahuan. karakteristik pembeda. ukuran-ukuran kinerja & keterkaitannya. kualifikasi kinerja per jenis kinerja 93 5. PEMODELAN SISTEM 5.1 Konfigurasi Sistem Model sistem penunjang keputusan intelijen untuk analisis perbaikan kinerja pabrik gula dirancangbangun dalam bentuk sistem berbasis komputer. Prototype model

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P) ini dengan baik. Laporan KKN-P

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

DAFTAR PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.,ManajemenPenelitian, Jakarta : PT. RinekaCipta, 2000. Betrianisdan Robby Suhendra, PengukuranNilai OEE SebagaiDasar Usaha Perbaikan Proses ManufakurPadaLiniProduksi,JurnalTeknikIndustri-Universitas

Lebih terperinci

Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta November 2008

Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta November 2008 REKAYASA DAN RANCANGBANGUN CORE SAMPLER SET ALAT SAMPLING & ANALISIS UNTUK MENILAI RENDEMEN TEBU INDIVIDUAL 1 (Design And Construction Of Core Sampler Set A Sampling and Analysis Equipment To Determine

Lebih terperinci

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011

Proceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011 STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. zaman pendudukan Belanda. Pabrik-pabrik gula banyak dibangun di Pulau Jawa,

I. PENDAHULUAN. zaman pendudukan Belanda. Pabrik-pabrik gula banyak dibangun di Pulau Jawa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia pernah mencapai kejayaan produksi gula pasir pada sekitar 1930 di zaman pendudukan Belanda. Pabrik-pabrik gula banyak dibangun di Pulau Jawa, yaitu mencapai 179

Lebih terperinci