STRATEGI PEMILIHAN MODEL PENYEDIAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI SURIMI DENGAN PENDEKATAN FUZZY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PEMILIHAN MODEL PENYEDIAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI SURIMI DENGAN PENDEKATAN FUZZY"

Transkripsi

1 STRATEGI PEMILIHAN MODEL PENYEDIAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI SURIMI DENGAN PENDEKATAN FUZZY Luluk Sulistiyo Budi Sri Rahayu 2 Rindiah Hanafi, 2 dan adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun Abstract One of important strategies in development of agroindustry is the availability of raw materials. The strategy can not be seen partially but holistically. The aim of this research was to find the best model for supplying raw material of surimi agroindustry. The method employed was library research and the experts opinion using fuzzy approach. The data was analized using Multi Expert-Multi Criteria Decision Making (ME-MCDM). This method uses range of scales (ordinal value): very high, high, average, low and very low. The results of the data analysis showed that the supplying of raw material in cooperation with the farmers is in high scale, while the cooperation with supplier company, cooperation, and bussiness groups are in average scale and direct buying from free market is in low scale. Key words : surimi, agroindustry, raw material, cooperation, farmer, fuzzy approach. Pendahuluan Agroindustri selalu membutuhkan bahan baku yang cukup selama proses produksi. Kontinuitas dan kualitas bahan baku merupakan faktor penting bagi kelangsungan usaha industri. Pola produksi bahan baku dan tataniaga seringkali sebagai kendala bagi suatu industri, maka diperlukan suatu strategi sistem penyediaan bahan baku yang dapat memberikan jaminan bagi pelaku usaha, nelayan produsen maupun kelayakan usaha industri itu sendiri (Syam 2006). Strategi sistem penyediaan bahan baku harus memperhatikan komponen dan kebutuhan sistem secara benar (Eriyatno, 999) dan kebutuhan industri juga harus dirancang sedemikian rupa, sehingga ketersediaan bahan baku industri tidak menjadi hambatan yang berarti (Didu 200, Kusnandar 2006). Kenyataan dilapang menunjukkan agroindustri surimi yang menghasilkan produk akhirnya berupa minyak dengan kadar gizi tinggi dan mengandung antioksidan penting untuk aneka industri (Morris 2002), saat ini juga sering menghadapi permasalahan tentang ketersediaan bahan baku. Permasalahan utama yang dimaksud adalah kontinuitas bahan baku. Brown (994) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang harus diperhatikan dalam penyediaan bahan baku suatu agroindustri yaitu; kontinuitas, produsen bahan baku dan tataniaga. Salah satu penyebab munculnya permasalahan bahan baku agroindustri surimi adalah budaya pemasaran atau tataniaga yang terjadi di masyarakat terhadap produk pertanian atau bahan baku agroindustri surimi sepenuhnya menjadi peran pedagang perantara/pedagang pengumpul. Peran ini umumnya sangat menentukan kelangsungan nelayan / produsen karena sebagai satu-satunya aspek pemasaran yang diandalkan di sebagian besar wilayah pantai. Beberapa kasus khusus peran ini sangat memberikan jaminan karena kedekatannya mereka dapat memberikan pinjaman sarana produksi, membayar tunai produk tangkapan ikan tersebut, transaksi di lokasi dan bahkan lebih jauh dapat memberikan pinjaman kepada nelayan untuk keperluan diluar usahanya, sehingga jalinan ini sangat kuat dan sulit untuk digantikan dengan lembaga lain. Namun demikian peran Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 0

2 ini sering menimbulkan distorsi terhadap nelayan produsen terutama tentang harga, sehingga mengakibatkan turunnya pendapatan nelayan Sehubungan dengan hal tersebut tiga faktor tersebut di atas harus selalu dipertimbangkan dalam penyediaan bahan baku agroindustri dan tentunya hal ini juga berlaku pada agroindustri surimi. Untuk itu penyediaan bahan baku agroindustri surimi harus dipandang sebagai suatu sistem yang lebih luas yakni sistem agroindustri dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang terkait agar penyediaan bahan baku agroindustri surimi dapat tercapai. Untuk itu sangat perlu dilakukan penelitian Strategi pemilihan model penyediaan bahan baku agroindustri surimi dengan pendekatan fuzzy merupakan suatu pendekatan sistem. Metodologi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober Desember 2009 dengan tempat penelitian di Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pengambilan data sekunder dilakukan pada dinas terkait sedangkan data primer diperoleh dari diskusi mendalam dengan pakar tentang penyediaan bahan baku yang mewakili praktisi, akademis dan pemerintah daerah. Adapun industri kecil yang dijadikan obyek adalah Kader Penggerak Pembangunan Satu Bangsa (KPPSB) Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian dikembangkan dari latar belakang dan kajian teoritis untuk dapat membahas permasalahan yang dihadapi. Didasari dari potensi pengembangan yang ada saat ini terdapat keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan kelayakan usaha serta didukung oleh faktor internal dan eksternal maka pengembangan agroindustri surimi dapat dijalankan melalui banyak strategi, namun pada kajian ini hanya dibahas tentang strategi pemilihan model penyediaan bahan baku dengan pendekatan fuzzy. Kerangka pemikiran penelitian selengkapnya disajikan pada Gambar. Gambar. Kerangka pemikiran penelitian Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN...

3 Tahapan kegiatan penelitian selengkapnya disajikan pada gambar 2. Gambar 2. Diagram alir model penyediaan bahan baku agroindustri surimi Analisis pengambilan keputusan Non Numeric-Multi Criteria Multi Person yang dikembangkan oleh Yager (99) dapat digunakan untuk menentukan kelayakan usaha agroindustri. Model keputusan kelompok fuzzy merupakan model yang direkayasa untuk memeperoleh agregat pendapat atau penilaian dari pakar terhadap suatu alternatif atau keputusan. Penyelesaian sub-model ME-MCDM, sebagaimana dikemukakan oleh Yager (99), dilakukan dua tahapan, yaitu (a) membanguan matriks gabungan pendapat untuk setiap kegiatan dan kreteria tujuan, dan kemudian (b) menetapkan tingkat kepentingan setiap kegiatan (alternatif) bedasarkan gabungan semua kriteria tujuan. Tahap ini dilakukan proses agregasi penilaian berdasarkan kriteria yang ditetapkan maupun berdasarkan pakar. Multi Expert-Multi Criteria Dececsion Making (ME-MCDM), merupakan metode pengambilan keputusan yang menggunakan independent preference, setiap pengambil keputusan (yang diberi simbul dj ) memberikan evaluasi penilaian terhadap masing-masing alternatif (si) untuk tiap-tiap kriteria (ak) secara bebas (independent). Salah satu karakteristik dari metode analisis ini yaitu hasil penilaian (V) merupakan himpunan linguistic label dari setiap kriteria, dimana penilaian ini terdiri atas lima sampai tujuh skala penilaian yakni; SP=Sangat Sempurna, ST = Sangat Tinggi, T= Tinggi, S = Sedang, R = Rendah, SR = Sangat Rendah, dan PR = Paling Rendah. Agregasi penilaian berdasarkan kriteria dilakukan dengan cara mencari skor tiap-tiap alternatif ke- i oleh setiap pengambil keputusan k-j (Vij) pada semua kriteria (ak), dengan menggunakan formula sebagai berikut: Vij = Min [Neg (Wak) Vij (ak)]... () Dimana : Vij = Nilai alternatif ke-i oleh pakar ke-j Wak = Bobot kriteria ke-k, Neg (Wak) = WQ-+i Vij (ak) = Nilai alternatif ke-i oleh pakar ke-j pada kriteria ke-k, dan Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 2

4 k = indek (,2,,....i) Penentuan Negasi Tingkat Kepentingan Kriteria digunakan, rumus: Neg (Wak) = WQ-k+... (2) Dimana: k = indeks, dan q = jumlah skala. Sedangkan penentuan bobot faktor nilai pengambilan keputusan menggunakan rumus: Q(k) = Int [ + k * (q-)/r]... () Dimana: Q(k) = bobot untuk pakar ke-j, R = jumlah pakar, k = indeks, dan q = jumlah skala penilaian. Penentuan nilai gabungan menggunakan metode OWA (Ordered Weight Average) dengan menggunakan rumus: Vi = f (Vj) = Max [Qi ^ bj]... (4) Dimana: Vi = nilai total nilai alternatif ke-i, Qj = bobot nilai pakar ke-j bj = urutan skor alternatif terkecil ke skor terbesar ke-i oleh pakar ke-j Hasil dan Pembahasan Hasil kajian pustaka dan diskusi mendalam dengan pakar menghasilkan kriteria-kriteria dan alternatif pemilihan model penyediaan bahan baku agroindustri. Kriteria pemilihan model penyediaan bahan baku terdapat 7 kriteria meliputi; kuantitas, kualitas, waktu pembayaran, harga, fasilitas pendukung, kemudahan, dan ketepatan pasokan. Sedangkan alternatif model penyediaan bahan baku agroindustri surimi terdapat 5 model meliputi; pembelian dari pemasok, kerjasama dengan koperasi, kerjasama dengan nelayan, kerjasama dengan kelompok usaha, dan model pembelian bebas. Hasil diskusi mendalam dengan pakar selengkapnya disajikan pada Tabel. Tabel. Hasil diskusi mendalam dengan pakar tentang penilaian alternatif berdasarkan kriteria pemilihan model penyediaan bahan baku agroindustri surimi. Kriteria penilaian Pakar Pakar Pakar 2 Pakar Pakar 4 Alternatif Kuantitas Kualitas Waktu Pembayara n Harga Fasilitas Pendukun g Kemudah an Ketepatan pasokan Pemasok, T S ST T T ST T 2 Koperasi S T T T T T S Nelayan T T T S S T T 4 Kelompok Usaha T T T T T T T 5 Pembelian Bebas S S S S SR R SR Pemasok, T S ST ST T ST ST 2 Koperasi T T ST ST T ST ST Nelayan ST ST T ST T ST ST 4 Kelompok Usaha ST ST T ST T T T 5 Pembelian Bebas ST ST ST ST T T T Pemasok, ST ST ST T S ST ST 2 Koperasi S S S S S ST S Nelayan ST ST ST S T ST ST 4 Kelompok Usaha T T S S T T ST 5 Pembelian Bebas R R R R R S S Pemasok, T T T ST T ST ST 2 Koperasi S T T T T T S Nelayan ST ST ST S S T T 4 Kelompok Usaha S T T ST T ST T 5 Pembelian Bebas S S T T S T T Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN...

5 Pakar 5 Pemasok, T S S S S ST ST 2 Koperasi ST T T T T ST T Nelayan S S S S R T T 4 Kelompok Usaha S S S S R T T 5 Pembelian Bebas T R S S R ST T Keterangan : ST = Sangat Tinggi, T = Tinggi, S = Sedang, R = Rendah dan SR = Sangat Rendah. Hasil analisis menggunakan metode Multi Expert-Multi Criteria Dececsion Makaing (ME-MCDM) diawali dengan melakukan penilaian kepentingan masingmasing kriteria tersebut dan dicari nilai negasinya berdasarkan persamaan 2. Hasil tingkat kepentingan masing-masing kriteria dan negasinya selengkapnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat kepentingan kriteria dan negasi kriteria pemilihan model penyediaan bahan baku agroindustri surimi. Neg (Wk) = Wq k + k: Indeks; q: Jumlah skala Tingkat Kepentingan Kriteria Kriteria = Sangat Tinggi Kriteria 2 = Tinggi Kriteria = Sedang Kriteria 4 = Sangat Tinggi Kriteria 5 = Rendah Kriteria 6 = Rendah Kriteria 7 = Tinggi Negasi TK Kriteria Kriteria = Sangat Rendah Kriteria 2 = Rendah Kriteria = Sedang Kriteria 4 = Sangat Tinggi Kriteria 5 = Tinggi Kriteria 6 = Tinggi Kriteria 7 = Rendah Langkah selanjutnya adalah menentukan bobot nilai Q, berdasarkan persamaan yakni: q Qk = int[ + ( k * )] r Dimana : Q(k) = bobot untuk pakar ke-j, R = jumlah pakar, k = indeks, dan q = jumlah skala penilaian. diperoleh bobot nilai SR, R, S, T dan ST. Langkah selanjutnya adalah penentuan nilai gabungan menggunakan metode OWA (Ordered Weight Average) dengan menggunakan persamaan 4. Hasil analisis agragasi pakar terhadap penilaian alternatif model penyediaan bahan baku agroindustri surimi dengan pendekatan fuzzy menggunakan metode Multi Expert- Multi Criteria Dececsion Making (ME- MCDM), menunjukkan model penyediaan bahan baku agroindustri surimi yang kerjasama dengan nelayan mempunyai nilai bobot dengan skor/skala Tinggi. Hasil analisis selengkapnya disajikan pada Tabel. Tabel. Kesimpulan analisis MCDM terhadap penyediaan bahan baku Agroindustri surimi Alternatif Nilai / Skor Pemasok, Sedang 2 Pembelian dari Koperasi Sedang Nelayan Tinggi 4 Kelompok Usaha Sedang 5 Pembelian Bebas Rendah Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 4

6 Terlihat pada Tabel, menunjukkan bahwa model penyediaan bahan baku agroindustri surimi dengan skor skala tinggi adalah kerjasama dengan nelayan, hal ini sejalan dengan pola kelembagaan yang relevan dalam pengembangan agroindustri di pedesaan adalah pola koperasi agroindustri (Budi, 2008). Dimana nelayan merupakan anggota koperasi, juga sebagai pemilik dan sebagai pengguna serta dalam pelaksanaan teknis agroindustri khususnya penyediaan bahan baku nelayan sebagai produsen dan penyuplai satu-satunya maka nelayanlah sebagai pelaku utama agroindustri. Bahkan menurut Nasution (2002) nelayan dalam menjalankan usahataninya mempunyai peranan yakni sebagai juru tani (cultivator), sebagai seorang pengelola (manager) dan sebagai anggota masyarakat, maka harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Tentunya hal ini juga terjadi di lingkungan nelayan, dimana nelayan juga sebagai juru tangkap, sebagai seorang pengelola (manager), dan sekaligus sebagai anggota masyarakat Dipandang dari aspek tujuan pengembangan agroindustri surimi, peningkatan pendapatan nelayan merupakan tujuan utama pengembangan. Untuk itu model kerja sama dengan nelayan merupakan model penyediaan bahan baku yang paling tepat dalam pengembangan agroindustri surimi. Model kerjasama dengan nelayan dalam suatu pola koperasi agroindustri selengkapnya disajikan pada Gambar 2. Keterangan : A - Kualitas - Fasilitas Pendukung - Kuantitas - Kemudahan - Waktu pembayaran - Ketepatan Pasokan - Harga Gambar 2. Model kerjasama dengan nelayan dalam suatu pola koperasi agroindustri Terlihat pada Gambar 2 bahwa nelayan atau kelompok nelayan mempunyai hubungan langsung dengan semua komponen dalam kelembagaan, untuk itu keberadaan nelayan adalah sangat penting. Terkait dengan penyediaan bahan baku Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 5

7 agroindustri, nelayan berhubungan langsung dengan manager produksi dan akan terbentuk suatu hubungan secara timbal balik, saling ketergantungan dan saling menguntungkan. Dalam hal ini nelayan sebagai suplaiyer, sebagai mitra dan sebagai pemilik serta pengguna. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Hasil analisi dapat ditarik kesimpulan bahwa. Pendekatan fuzzy dapat dipergunakan untuk menganalisis dalam pengambilan keputusan melalui hasil agregasi pendapat beberapa pakar atau kelompok pakar. 2. Model penyediaan bahan baku agroindustri surimi yang paling tepat adalah kerjasama dengan nelayan dengan skor tinggi dibanding lainnya, mengingat bahwa nelayan sebagai pelaku utama penyediaan bahan baku agroindustri surimi. Saran Perlu dilakukan implementasi model penyediaan bahan baku agroindustri surimi di beberapa daerah sentra penangkapan ikan segar Daftar Pustaka Budi, Strategi Pemilihan Model Kelembagaan Dan Kelayakan Finansial Agroindustri Surimi (Makalah seminar Program Doktor Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Sebagian bagian bahasan Disertasi ) Brown Agroindustrial Invesment and Operation. Washington: EDI Development Studies. World Bank Pub. Didu M S Rancang Bangun Strategi Pengembangan Agroindustri Kelapa Sawit (AGROSAWIT).. J. Tek. Ind. Pert. Vol (), Eriyatno 999, Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektifitas manajemen. Jilid satu. Bogor: IPB Press. Kusnandar Rancang Bangun Model Pengembangan Industri Kecil jamu [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Morris JB Food, Industrial, Nutraceutical, and Pharmaceutical uses of surimi genetik resources, p In J. janick and A. Whipkey (eds). Trends in new crops and new uses. ASHS Press, Alexandria, VA Nasution M Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk Agroindustri. Bogor: IPB Press.. Syam H Rancang Bangun Model Sistem Pengembangan Agroindustri Berbasis kakao Melalui Pola Jejaring Usaha [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Yager RR. 99. Non-numeric Multi-criteria Multi Person Decision Making. Group Decision and Negotiation 2 :8-9. Agritek Volume Nomor Maret 200 STRATEGI PEMILIHAN... 6

STRATEGI PEMILIHAN MODEL PENYEDIAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI WIJEN DENGAN PENDEKATAN FUZZY

STRATEGI PEMILIHAN MODEL PENYEDIAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI WIJEN DENGAN PENDEKATAN FUZZY STRATEGI PEMILIHAN MODEL PENYEDIAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI WIJEN DENGAN PENDEKATAN FUZZY Strategy To Select The Model For Supplying Agroindustry Raw Material Of Sesame Using The Fuzzy Approach Luluk Sulistiyo

Lebih terperinci

Nunung Nurhasanah 1 ABSTRACT

Nunung Nurhasanah 1 ABSTRACT PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF KEBIJAKAN SISTEM PRODUKSI BERDASARKAN PENDEKATAN NON NUMERIC MULTIEXPERTS MULTICRITERIA DECISION MAKING: STUDI KASUS PT X Nunung Nurhasanah 1 ABSTRACT There are so many policy

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PRODUK AGROINDUSTRI JAMU DAN ANALISIS STRUKTUR KELEMBAGAANNYA

PENGEMBANGAN PRODUK AGROINDUSTRI JAMU DAN ANALISIS STRUKTUR KELEMBAGAANNYA Hasil Penelitian Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIV, No. 1 Th. 2003 PENGEMBANGAN PRODUK AGROINDUSTRI JAMU DAN ANALISIS STRUKTUR KELEMBAGAANNYA [Jamu Industry Products Development and Their Instutional

Lebih terperinci

pegunungan atau dataran tinggi. Budidaya tanaman kentang telah memasuki pasar-pasar di Kabupaten Pemalang, Purbalingga,

pegunungan atau dataran tinggi. Budidaya tanaman kentang telah memasuki pasar-pasar di Kabupaten Pemalang, Purbalingga, STRATEGI PENINGKATAN EFISIENSI PEMASARAN KENTANG DI KECAMATAN PULOSARI KABUPATEN PEMALANG Marketing Efficiency Strategy of Potato in Pulosari Sub district Pemalang Regency Tobari*) dan Gugyh Susandy**)

Lebih terperinci

STRATEGI PEMILIHAN MODEL KELEMBAGAAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN ABSTRACT

STRATEGI PEMILIHAN MODEL KELEMBAGAAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN ABSTRACT Luluk Sulistiyo Budi, M. Syamsul Ma arif, Illah Sailah, dan Sapta Raharja STRATEGI PEMILIHAN MODEL KELEMBAGAAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN THE STRATEGY FOR SELECTING INSTITUTIONAL MODEL

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 61 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem manajemen ahli model SPK agroindustri biodiesel berbasis kelapa sawit terdiri dari tiga komponen utama yaitu sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis pengetahuan

Lebih terperinci

SISTEM INTELIJEN PENINGKATAN MUTU KARET DI KABUPATEN CILACAP (Intelligent System of Rubber s Quality Improvement in Cilacap Regency)

SISTEM INTELIJEN PENINGKATAN MUTU KARET DI KABUPATEN CILACAP (Intelligent System of Rubber s Quality Improvement in Cilacap Regency) SISTEM INTELIJEN PENINGKATAN MUTU KARET DI KABUPATEN CILACAP (Intelligent System of Rubber s Quality Improvement in Cilacap Regency) Budi Dharmawan b_dharmawan@yahoo.com Penulis Budi Dharmawan adalah mahasiswa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI WIJEN (Sesamum indicum L.) Luluk Sulistiyo Budi

RANCANG BANGUN MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI WIJEN (Sesamum indicum L.) Luluk Sulistiyo Budi RANCANG BANGUN MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI WIJEN (Sesamum indicum L.) Luluk Sulistiyo Budi SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini penulis menyatakan

Lebih terperinci

Identifikasi Alternatif Pengembangan untuk Pemberdayaan Industri Kecil Hasil Peternakan Potensial di Kabupaten Bogor

Identifikasi Alternatif Pengembangan untuk Pemberdayaan Industri Kecil Hasil Peternakan Potensial di Kabupaten Bogor 57 Identifikasi Alternatif Pengembangan untuk Pemberdayaan Industri Kecil Hasil Peternakan Potensial di Kabupaten Bogor M. Ridwan Fakultas Peternakan Universitas Hassanuddin, Makassar Abstract The obectives

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM. Konfigurasi Model. Data Pengetahuan Model. Perumusan Strategi Bauran Pemasaran MEKANISME INFERENSI SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

PEMODELAN SISTEM. Konfigurasi Model. Data Pengetahuan Model. Perumusan Strategi Bauran Pemasaran MEKANISME INFERENSI SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rancang bangun model pengembangan industri kecil jamu dirancang dalam bentuk paket program komputer sistem manajemen ahli yang terdiri dari komponen : sistem manajemen

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JENIS KERUSAKAN DAN KERUGIAN BENCANA ALAM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JENIS KERUSAKAN DAN KERUGIAN BENCANA ALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JENIS KERUSAKAN DAN KERUGIAN BENCANA ALAM Studi Kasus BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI JAWA TIMUR TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 16 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Diagram Sebab-Akibat (Causes and Effect Diagram) Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses

Lebih terperinci

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS Dino Caesaron 1), Leksani B. R. 2 ) Program Studi Teknik Industri-Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran 62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL JAMU KUSNANDAR

RANCANG BANGUN MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL JAMU KUSNANDAR RANCANG BANGUN MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL JAMU KUSNANDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

The Development of Strategic Alliances on the Supply Chain of Apple Agroindustry

The Development of Strategic Alliances on the Supply Chain of Apple Agroindustry PENGEMBANGAN ALIANSI STRATEGIS DALAM RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI APEL The Development of Strategic Alliances on the Supply Chain of Apple Agroindustry Imam Santoso Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fak.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOPI BUBUK ARABIKA PADA BERBAGAI SKALA USAHA DI KABUPATEN SITUBONDO

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOPI BUBUK ARABIKA PADA BERBAGAI SKALA USAHA DI KABUPATEN SITUBONDO STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOPI BUBUK ARABIKA PADA BERBAGAI SKALA USAHA DI KABUPATEN SITUBONDO [DEVELOPMENT STRATEGY OF ARABICA POWDER COFFEE AGRO INDUSTRY ON ANY SCALE OF BUSINESS IN SITUBONDO

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP

ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP Universitas Dharma Andalas Email: dewi.a@unidha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT Saung Mirwan melihat bahwa sayuran Edamame merupakan salah satu sayuran yang memiliki prospek yang cerah. Peluang pasar luar dan dalam negeri

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI VCO DI KABUPATEN KULON PROGO (VCO AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT STRATEGY IN KULON PROGO REGENCY)

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI VCO DI KABUPATEN KULON PROGO (VCO AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT STRATEGY IN KULON PROGO REGENCY) STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI VCO DI KABUPATEN KULON PROGO (VCO AGROINDUSTRIAL DEVELOPMENT STRATEGY IN KULON PROGO REGENCY) Retno Lantarsih Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

4.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

4.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 4 PENDEKATAN SISTEM Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN KE-2

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN KE-2 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN KE-2 JUDUL : Karakteristik Aliansi Strategis Dalam Rantai Pasokan Bahan Baku Agroindustri Buah-buahan Segar dan Olahan Peneliti : Dr.Ir. Susinggih Wijana, MS Dr.Ir.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Sistem Manajemen Ahli

LANDASAN TEORI Sistem Manajemen Ahli LANDASAN TEORI Sistem Manajemen Ahli Para pengambil keputusan sering dihadapkan pada tantangan baik internal dan eksternal yang semakin komplek. Semakin banyaknya informasi pada satu sisi memberikan keuntungan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN AHLI

SISTEM MANAJEMEN AHLI 201 SISTEM MANAJEMEN AHLI Konfigurasi model Pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem berbasis pengetahuan dikenal dengan istilah sistem manajemen ahli. (Eriyatno, 2009). Didalam sistem manajemen

Lebih terperinci

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR. ABSTRAKSI PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi berbagai makanan dan minuman bergizi khusus bayi, balita dan ibu hamil. Bahan baku utamanya adalah susu segar. Sebagai salah satu industri pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan

Lebih terperinci

PERSPEKTIF PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PANGAN SUATU MODEL KAJIAN STRATEGI INDUSTRIALISASI PERTANIAN MELALUI DUKUNGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI SAHRIAL

PERSPEKTIF PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PANGAN SUATU MODEL KAJIAN STRATEGI INDUSTRIALISASI PERTANIAN MELALUI DUKUNGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI SAHRIAL PERSPEKTIF PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PANGAN DI PROPINSI JAMBI: SUATU MODEL KAJIAN STRATEGI INDUSTRIALISASI PERTANIAN MELALUI DUKUNGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI SAHRIAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah seyogyanya bertumpuh pada sumberdaya lokal yang dimiliki dan aktivitas ekonomi yang mampu melibatkan dan menghidupi sebagian besar penduduk. Pemanfaatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 42 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Pemerintah daerah Sumatera Barat dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah melakukan upaya memperbaiki perekonomian dengan menfokuskan pengembangan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan

Lebih terperinci

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION Efraim S. Ginting 1,Sugiharto Pujangkoro 2, Tuti Sarma Sinaga 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

Form A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster

Form A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster 200 Lampiran 1 Profil Usahatani, Industri Kecil Penyulingan dan Pedagang/Pengumpul Form A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Linear Programming untuk Produksi Bola Lampu di PT XYZ

Aplikasi Fuzzy Linear Programming untuk Produksi Bola Lampu di PT XYZ Aplikasi Fuzzy Linear Programming untuk Bola Lampu di PT XYZ Hendra Suantio 1, A. Jabbar M. Rambe 2, Ikhsan Siregar 3 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Model, Intelligence Decision Support System, Rice, Supply Chain, DKI Jakarta.

ABSTRACT. Keywords : Model, Intelligence Decision Support System, Rice, Supply Chain, DKI Jakarta. ABSTRACT DADANG SURJASA. Model Design of Intelligent Decision Support System for Rice Supply Chain System in DKI Jakarta Province. Guided by E. GUMBIRA SA`ID, BUSTANUL ARIFIN, SUKARDI. DKI Jakarta is the

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI PENGGUNAAN BY PRODUCT INDUSTRI PERTANIAN DI KABUPATEN JEMBER SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELLET UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF

KAJIAN POTENSI PENGGUNAAN BY PRODUCT INDUSTRI PERTANIAN DI KABUPATEN JEMBER SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELLET UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF 8 Kajian Potensi Penggunaan (Andrew) KAJIAN POTENSI PENGGUNAAN BY PRODUCT INDUSTRI PERTANIAN DI KABUPATEN JEMBER SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELLET UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF Andrew Setiawan Rusdianto

Lebih terperinci

X. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Model Pengembangan Usaha Agroindustri Nenas AINI-MS yang dihasilkan

X. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Model Pengembangan Usaha Agroindustri Nenas AINI-MS yang dihasilkan X. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Model Pengembangan Usaha Agroindustri Nenas AINI-MS yang dihasilkan adalah model yang menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 6.0. Model AINI-MS merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu.

Lebih terperinci

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Formatted: Swedish (Sweden) Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 menunjukkan bahwa sistem kemitraan setara usaha agroindustri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pada pembiayaan investasi pola musyarakah, hasil laba operasional usaha dibagi antar investor dengan menggunakan nisbah tertentu. Ketidakpastian tingkat hasil laba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang terintegrasi dari rantai pasok (Pujawan, 2005). Rantai Pasok adalah suatu kegiatan menghubungkan

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI. Tabel 3.1 Matriks Model Multi Sectoral Qualitative Analysis (MSQA)

III. LANDASAN TEORI. Tabel 3.1 Matriks Model Multi Sectoral Qualitative Analysis (MSQA) III. LANDASAN TEORI 3.1 Multi Sectoral Qualitative Analysis Teknik Multi Sectoral Qualitative Analysis (MSQA) yang dikembangkan oleh Roberts dan Stimson (1998) digunakan untuk mengevaluasi daya saing dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS

ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS Nama : Retno Eka NPM : 36412164 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : 1.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Rekomendasi untuk Menentukan Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode TOPSIS (Studi Kasus: PT XYZ)

Perancangan Sistem Rekomendasi untuk Menentukan Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode TOPSIS (Studi Kasus: PT XYZ) Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Sistem Rekomendasi untuk Menentukan Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode TOPSIS (Studi Kasus:

Lebih terperinci

PERAN PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT MENTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERAN PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT MENTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH e-j. Agrotekbis 2 (2) : 180-185, April 2014 ISSN : 2338-3011 PERAN PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT MENTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH The role of export growth value of raw palm oil

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA *

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK... iv. ABSTRACT...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... Error! UCAPAN TERIMA KASIH... Error! ABSTRAK... iv ABSTRACT... v DAFTAR ISI... Error! i DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR TABEL... 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

Terwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Usahatani Sebagai. Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan"

Terwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Usahatani Sebagai. Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA A. VISI Berdasarkan kondisi eksternal dan internal serta sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA Christy J. A. Sitepu *), Satia Negara Lubis **), Salmiah **) Alumni Departemen Agribisnis FP USU *), **) Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan ekspor impor minyak akar wangi. Ekspor Impor Minyak Akar Wangi Tahun

Lampiran 1. Perkembangan ekspor impor minyak akar wangi. Ekspor Impor Minyak Akar Wangi Tahun 67 Lampiran. Perkembangan ekspor impor minyak akar wangi Ekspor Impor Minyak Akar Wangi Tahun 999-006 Year Flow Trade (USD) Weight (Kg) Quantity 006 Import,97,97,97 006 Export,085,58 75,99 75,99 005 Import,690

Lebih terperinci

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS Fera Tri Wulandari 1), Fajar Budi Hartono 2) Abstrak : Pemilihan produk unggulan diharapkan dapat membantu pihak perindustrian dan perdagangan

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PEMBANGUNAN APLIKASI PENENTUAN INSENTIF TELECALLER

IMPLEMENTASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PEMBANGUNAN APLIKASI PENENTUAN INSENTIF TELECALLER IMPLEMENTASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PEMBANGUNAN APLIKASI PENENTUAN INSENTIF TELECALLER Asep Nana Hermana (1),Dewi Rosmala (1), Dani Nurdiana (1) (1) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus

AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 103 PENENTUAN LOKASI INDUSTRI PALA PAPUA BERDASARKAN PROSES HIERARKI ANALITIK (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ) DAN APLIKASI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk

Lebih terperinci

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP (Income analysis of beef and racing cattle farmers in Sapudi Island Regency of Sumenep) Riszqina 1),

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor) JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 Abstract FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan

Lebih terperinci

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT On business environment which are very competitive make every company be accused for participate in competition include manufacture company. Decision making by manager show company competitiveness.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Pendekatan klaster industri telah ditetapkan sebagai strategi pengembangan industri nasional dalam Undang-undang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model

REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model 97 REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH Konfigurasi Model Model untuk sistem penunjang manajemen produksi bersih agroindustri karet remah dirancang dalam satu paket

Lebih terperinci

METODOLOGI. Persyaratan Jabatan: Model Kompetensi. Nilai Jabatan: Job Value. Gaji Pokok. Atribut Individu: Kompetensi Individu.

METODOLOGI. Persyaratan Jabatan: Model Kompetensi. Nilai Jabatan: Job Value. Gaji Pokok. Atribut Individu: Kompetensi Individu. METODOLOGI Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bahwa gaji pokok lebih dipengaruhi oleh person value dari pada job value. Hal ini sejalan dengan pemikiran

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang melibatkan parameterparameter penting yang diperlukan dalam pengambilan keputusan pengembangan agroindustri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 5 BAB METODOLOGI PENELITIAN.1 Kerangka Pemikiran Rancang bangun model peningkatan kinerja agroindustri kelapa sawit P dipandang sebagai suatu sistem karena adanya interaksi antara elemen dan dirancang

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS Sri Rahmawati Fitriatien Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF UNTUK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA SECARA TERINTEGRASI

PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF UNTUK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA SECARA TERINTEGRASI PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF UNTUK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA SECARA TERINTEGRASI Banun Diyah Probowati 1, Yandra Arkeman 2, Djumali Mangunwidjaja 2 1) Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fak Pertanian

Lebih terperinci

Penentuan Strategi Pembinaan UMKM Provinsi DKI Jakarta Dengan Menggunakan Metode AHP TOPSIS

Penentuan Strategi Pembinaan UMKM Provinsi DKI Jakarta Dengan Menggunakan Metode AHP TOPSIS Jurnal Metris, 15 (2014): 77 82 Jurnal Metris ISSN: 1411-3287 Penentuan Strategi Pembinaan UMKM Provinsi DKI Jakarta Dengan Menggunakan Metode AHP TOPSIS Abstract Dino Caesaron Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana mengenai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang semakin mengarah pada kebijakan untuk menciptakan kawasan-kawasan terpadu sebagai cara

Lebih terperinci

6 METODE PENELITIAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGEMBANGAN AGROPOLITAN KONSEP PENGEMBANGAN AGROPOLITAN BERBASIS AGROINDUSTRI

6 METODE PENELITIAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGEMBANGAN AGROPOLITAN KONSEP PENGEMBANGAN AGROPOLITAN BERBASIS AGROINDUSTRI 6 METODE PENELITIAN 6.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Model pengembangan agropolitan yang dibangun adalah agropolitan yang dapat diterapkan dan terjaga keberlangsungannya. Kajian dimulai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Nofi Aditya Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi, Program Studi Teknik Sipil Pascasarjana

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung. Oleh : Lismarwati. (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN

Analisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung. Oleh : Lismarwati. (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN Analisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung Oleh : Lismarwati (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN Karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen risiko rantai pasok melalui pendekatan distribusi risiko (Risk Sharing) merupakan proses yang kompleks. Kompleksitas lingkungan tempat keputusan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri

Lebih terperinci

PENDEKATAN MULTI ATTRIBUTES DECISION MAKING DENGAN METODE TOPSIS DALAM PEMILIHAN LOKASI PERAKITAN Studi Kasus PT. Hartono Istana Teknologi

PENDEKATAN MULTI ATTRIBUTES DECISION MAKING DENGAN METODE TOPSIS DALAM PEMILIHAN LOKASI PERAKITAN Studi Kasus PT. Hartono Istana Teknologi PENDEKATAN MULTI ATTRIBUTES DECISION MAKING DENGAN METODE TOPSIS DALAM PEMILIHAN LOKASI PERAKITAN Studi Kasus PT. Hartono Istana Teknologi Riri Indah Lestari, Sriyanto *) Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Lidah buaya adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh maupun perawatan kulit manusia. Tanaman ini juga memiliki kecocokan hidup dan dapat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI KOMPONEN-KOMPONEN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DI INDUSTRI TEH CURAH INDONESIA ABSTRACT

ANALISIS KONDISI KOMPONEN-KOMPONEN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DI INDUSTRI TEH CURAH INDONESIA ABSTRACT Analisis Komponen-Komponen Teknologi... ANALISIS KONDISI KOMPONEN-KOMPONEN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DI INDUSTRI TEH CURAH INDONESIA Rohayati Suprihatini 1, E.Gumbira Sa id 2, Marimin 2 dan Djumali Mangunwidjaja

Lebih terperinci

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013 Analisis Harga Domestik Dan Harga Ekspor Kubis Di Singapura Terhadap Ekspor Kubis (Brassica O.Capitata) Dari Kabupaten Karo Nomi br Sinuhaji *) *) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality Medan ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, metodologi penelitian merupakan suatu proses berpikir yang sistematis atau tahap-tahap penelitian yang diawali dengan mengidentifikasi masalah,

Lebih terperinci

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1 PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1 1 Program Studi Manajemen Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Widya Dharma Klaten Jl

Lebih terperinci

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian lndonesia memegang peran yang cukup penting, mengingat potensi sumberdaya ikan tuna di perairan lndonesia

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT.BINTANG MEGA MEDIKA SEMARANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT.BINTANG MEGA MEDIKA SEMARANG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT.BINTANG MEGA MEDIKA SEMARANG Andi Trisetiawan Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian pendirian agroindustri berbasis ikan dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan

Lebih terperinci

II. BERILAH BOBOT (WEIGHT) PADA ISIAN BERIKUT.

II. BERILAH BOBOT (WEIGHT) PADA ISIAN BERIKUT. Kepada Responden Yang Terhormat Bersama ini kami mengharapkan bantuan Anda untuk mengisi kuesioner yang sedang kami edarkan. Adapun kuesioner ini merupakan survei tentang Peluang, Ancaman, Kekuatan dan

Lebih terperinci

Gugun Pebriandana Sri Mangesti R Zahroh Z A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Gugun Pebriandana Sri Mangesti R Zahroh Z A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGGUNAAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) DALAM DU PONT SYSTEM YANG DI MODIFIKASI DAN RESIDUAL INCOME (RI) UNTUK MENILAI PRESTASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Ades Waters Indonesia, Tbk

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan

Lebih terperinci

Penentuan Lokasi Usaha Percetakan Menggunakan Metode FMCDM

Penentuan Lokasi Usaha Percetakan Menggunakan Metode FMCDM ISSN: 0216-3284 1337 Penentuan Lokasi Usaha Percetakan Menggunakan Metode FMCDM Haryadi Fauzan, Hugo Aprilianto Program Studi Teknik Informatika, STMIK Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33,3 Banjarbaru, Telp.(0511)

Lebih terperinci

Eneng Tita Tosida dam Marimin ABSTRACT

Eneng Tita Tosida dam Marimin ABSTRACT SISTEM INTELIJEN UNTUK STRATEGI PENILAIAN PRESTASI KERJA DALAM RANGKA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR KARYAWAN (STUm KASUS DI PT BINAE KAYONE LESTARI, T ASImAYA) Eneng Tita Tosida dam Marimin Jurusan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI Moch. Ali Ramdhani Aditya Nugraha ABSTRAK Koperasi pada dasarnya

Lebih terperinci