LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
|
|
- Suparman Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK Metode Squash Disusun Untuk Memenuhi Ujian Kompetensi Mata Kuliah Mikroteknik Semester V Disusun Oleh : Wike Trajuningtyas Oktaviana K PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
2 I. JUDUL Metode Squash II. TUJUAN Membuat preparat pembelahan mitosis sel-sel akar bawang merah dengan metode Squash III. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Vlakon 2. Object glass 3. De glass 4. Pipet tetes 5. Mikroskop 6. Kuas 7. Bunsen 8. Penjepit 9. Gelas Bekker 10. Termometer 11. Cutter 12. Pensil berpenghapus 13. Kaki tiga dan kasa Bahan : 1. 0,5 cm ujung akar bawang merah (Allium cepa). Pengambilan jam 8 pagi. 2. Alkohol absolut 3. Larutan Asam Asetat Glasial (AAG) 4. Akuades 5. HCL 1 N 6. Safranin 1% 7. Gliserin Laporan Mikroteknik Page 2
3 8. Cutex bening 9. Tissue IV. CARA KERJA 1. Memotong akar bawang merah ± 0,5 cm dari bagian ujung (usahakan tudung akar ikut dalam potongan). 2. Fiksasi: menggunakan larutan Farmer s (alkohol absolut: Asam Asetat Glasial = 3:1) selama 2 x 24 jam pada suhu 5 o C. 3. Washing: dengan akuades sebanyak 3 kali. 4. Hidrolisa: dengan menggunakan HCL 1 N. Memanaskan vlakon tersebut pada temperatur 60 o C selama ± 8 menit. 5. Washing: dengan akuades sebanyak 3 kali, kemudian melakukan staining dengan menggunakan safranin 1% selama ± 3 menit. Selanjutnya mencuci dengan akuades sebanyak 3 kali. 6. Squashing: mengambil 1 ujung akar yang berwarna merah, meletakkan di atas gelas benda, kemudian menetesi dengan gliserin dan menutup dengan gelas penutup, menekan gelas penutup yang tepat di bawahnya terdapat ujung akar bawang merah menggunakan gagang pensil berpenghapus hingga ujung akar hancur. Mengamati di bawah mikroskop mulai dari perbesaran kecil menuju ke perbesaran yang lebih besar. 7. Labeling: di sebelah kiri gelas penutup diletakkan etiket dan diberi keterangan: nama spesies, dan sebagainya. Laporan Mikroteknik Page 3
4 PRINSIP KERJA Memotong akar ± 0,5 cm dari ujung akar Fiksasi : larutan Carnoy 2x24 jam, 5 o C Washing : aquades 3x Washing : aquades 3x Memanaskan vlakon 60 o C, ± 8 menit Hidrolisa : HCL 1 N Staining : kristal violet, ± 3 menit Washing : aquades 3x Meletakkan ujung akar pada objek glass Squashing Menutup dengan deg glass Menetesi dengan gliserin Menutup tepi deg glass dengan kutex Labeling V. DATA HASIL PENGAMATAN No Nama Preparat Gambar 1 Squash Akar Bawang Merah (Allium cepa) Crystal violet Perbesaran 40x Laporan Mikroteknik Page 4
5 Perbesaran 40x Perbesaran 40x Perbesaran 40x Perbesaran 40x Laporan Mikroteknik Page 5
6 Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan sangat banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang disebut juga dengan mitosis, mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel induk. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut turut. Peristiwa ini terjadi bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme. Pada percobaan kali ini digunakan metode squash atau preparat pejetan. Terdapat beberapa tahapan penting dalam pembuatan preparat ujung akar Allium cepa dengan metode squash ini, yaitu penumbuhan akar Allium cepa, fiksasi akar Allium cepa, maserasi, pewarnaan, dan pembuatan preparat ujung akar Allium cepa. Berikut merupakan pembahasan dari masing-masing tahapan: 1. Penumbuhan Akar Allium cepa Pada proses penyiapan ini bawang merah yang digunakan merupakan bawang merah yang sudah mengalami dormansi, sehingga secara fisiologis ia sudah siap untuk mulai bertunas jika ditumbuhkan pada media tertentu. Pemilihan media tumbuh berupa air memiliki beberapa pertimbangan tertentu berdasarkan keuntungan akhir yang akan didapatkan. Praktikan menggunakan air sebagai media tumbuh karena akar yang dihasilkan akan tumbuh lurus dan diameter akar yang diperoleh relatif berukuran lebih besar. Bentuk akar yang lurus akan lebih memudahkan pada saat melakukan pengamatan karena biasanya sel-selnya akan berjajar dengan rapid dan diameter akar yang besar otomatis akan memiliki kapasitas yang lebih untuk menampung sel dalam jumlah yang relatif lebih banyak, sehingga akan memudahkan mata praktikan dalam mengamati sel-sel yang sedang mengalami proses mitosis. 2. Fiksasi akar Allium cepa Prosedur pertama untuk fiksasai adalah pemotongan ujung akar sepanjang kurang lebih 1 cm. Kemudian dimasukkan ke dalam botol vlakon yang bersi fiksatif yang terdiri dari asam asetat glasial (AAG) dan alkohol absolut dengan perbandingan 1:3. Penggunaan asam asetat glasial dan juga alkohol absolut merupakan langkah fiksatif untuk bisa menghentikan aktivitas seluler dan mengawetkan proses yang terjadi ketika ujung akar tersebut dipotong. Dengan demikian proses mitosis yang mungkin terjadi pada waktu pemotongan dapat dijebak Laporan Mikroteknik Page 6
7 dalam keadaan terfiksatif sehingga nanti pada saat pengamatan preparat squash di bawah mikroskop akan menunjukkan aktivitas sel-sel meristem ujung akar. Rendaman ujung akar Allium cepa dengan larutan fikastif ini kemudian ditempatkan dalam freezer dengan suhu 5 o C selama 2 x 24 jam. Penempatan rendaman ujung akar ke dalam refrigerator bertujuan untuk memantapkan proses fiksasi, karena mungkin saja dengan perbandingan 3 : 1 masing-masing untuk alkohol absolut dan asam asetat glasial pekat belum begitu kuat untuk memfiksasi jaringan yang ada, sehingga dengan menggunakan bantuan temperatur ruang yang rendah, yakni 5-6 o C maka dapat ikut menekan aktivitas seluler yang ada karena suhu yang relatif rendah biasanya mampu menggiring tumbuhan untuk melakukan aktivitas dormansi, dengan kata lain proses metabolisme lambat laun akan terhenti. 3. Maserasi/ Hidrolisa Setelah rendaman ujung akar Allium cepa dengan larutan fiksatif dikeluarkan dari dalam freezer, langkah selanjutnya adalah pencucian ujung akar terfiksatif dengan menggunakan air sebanyak 3 kali. Hal ini selain bertujuan untuk membersihkan larutan fiksatif yang ada (karena dikhawatirkan kandungan larutan fiksatif yang terlampau banyak dapat mengganggu proses pewarnaan dengan Crystal violet pada proses selanjutnya) dan juga untuk memberikan perlakuan khusus pada ujung akar tersebut setelah disimpan pada suhu rendah, agar nantinya pada waktu pemanasan tidak terjadi shock-temperature yang terlampau hebat yang dimungkinkan bisa menghancurkan akar secara fisik. Setelah pencucian selesai, proses selanjutnya adalah maserasi. Dalam proses maserasi ini ujung akar Allium cepa diberi HCl 1 N hingga potongan ujung akar bawang merah yang ada terendam sepenuhnya dalam HCl 1 N. Maserasi merupakan suatu treatment yang dilakukan untuk memisahkan sel yang satu dengan sel yang lain dengan cara melarutkan pektin, selulosa, dan kandungan sel lain yang menyebabkan sel tersebut kuat. Sehingga pada akhirnya dengan adanya proses hidrolisa atau maserasi, jaringan akan menjadi lunak dan diharapkan akan menjadi selapis saja, karena akan mempermudah proses pengamatan tahapan pembelahan mitosis yang berhasil terfiksasi. HCl merupakan asam yang cukup kuat untuk maserasi preparat. Untuk mempercepat terjadinya proses maserasi dengan bantuan larutan HCl 1 N maka setelah proses ini dilanjutkan dengan proses pemanasan potongan ujung akar pada penangas air, pada suhu 55 o C 60 o C selama kurun waktu ±8 menit. Suhu dijaga jangan sampai melebihi 60 0 C karena jaringan yang sudah setengah lunak dengan keberadaan HCl akan mudah hancur pada suhu di atas 60 o C. Pemanasan dilakukan untuk membantu mempercepat Laporan Mikroteknik Page 7
8 proses reaksi pelunakan menggunakan HCl 1 N. Hal demikian dikarenakan adanya peningkatan suhu akan berbanding lurus dengan peningkatan kecepatan reaksi. Setelah proses pemanasan di dalam penangas air selesai, potongan ujung akar bawang merah dicuci di dalam petridish sebanyak 3 kali untuk menghilangkan sisa-sisa HCL yang ada, karena diketahui bahwa konsentrasi akan struktur serta fungsionalitas dari Crystal violet mudah terganggu dengan adanya zat-zat asam kuat lemah atau pun kuat (dan mungkin juga senyawa yang bersifat basa), sehingga semua sisa HCl harus benar-benar dibuang. 4. Pewarnaan Proses selanjutnya setelah pencucian selesai adalah pewarnaan dengan menggunakan Crystal violet. Dalm proses pewarnaan ini, kumpulan potongan ujung akar ditempatkan pada salah satu sisi dari petridish. Hal ini untuk melakukan langkah efisiensi penggunaan pewarna ini, karena Crystal violet adalah senyawa pewarna untuk kromosom yang bukan merupakan barang ekonomis sehingga penggunaannya pun harus seefisien mungkin. Proses pewarnaan ini memakan waktu ± 5 menit agar seluruh jaringan terwarnai dengan sempurna. Proses selanjutnya ketika pewarnaan ini selesai adalah pencucian potongan ujung akar. Prosedur pencucian pada tahap ini sama dengan prosedur pencucian pada langkah sebelumnya, yakni dicuci sebanyak 3 kali dan tetap di dalam petridish dengan menggunakan pipet tetes. 5. Pembuatan Preparat Langkah berikutnya setelah pencucian dari pewarnaan adalah pembuatan preparat ujung akar Allium cepa yang merupakan daerah pembelahan mitosis. Dengan menggunakan kuas yang telah dibasahi terlebih dahulu, sebuah potongan ujung akar dipindahkan ke atas gelas objek dan ditutup dengan gelas penutup yang ditempatkan di atas obyek (potongan ujung akar), kemudian secara hati-hati dengan menggunakan ujung kuku untuk menekan potongan ujung akar tersebut sehingga pada nantinya akan meratakan sel-sel meristem ujung akar tersebut hingga terpisah satu dengan yang lainnya sehingga akan mempermudah proses pengamatan. Setelah melalui beberapa tahapan metode squash tersebut, maka preparat sudah siap untuk diamati di bawah mikroskop. Preparat yang sudah selesai dibuat ini secepatnya harus diamati, karena sel ataupun jaringan yang sudah mengalami berbagai perlakuan seperti yang telah dilakukan tersebut, akan cepat sekali mengalami kerusakan, sehingga harus segera diamati adakah proses mitosis pada preparat ujung akar tersebut. Pengamatan yang dilakukan Laporan Mikroteknik Page 8
9 adalah melihat tahapan-tahapan yang terjadi selama pembelahan mitosis di bawah mikroskop dan selanjutnya melakukan dokumentasi dengan pemotretan setelah diperoleh tahapan pembelahan mitosis pada preparat akar bawang merah. Interval waktu fase mitosis (Fase M) yang terjadi pada sel terjadi kurang lebih selama 1 jam. Tahap mitosis ini merupakan tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium akhir dari siklus sel dan merupakan stadium yang paling pendek, yaitu kurang lebih 10% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali siklus. Mitosis merupakan proses pembelahan aseksual sel, pembelahan ini dilakukan dengan satu sel menghasilkan dua sel anakan yang dihasilkan dari pembagian nukleus sel yang melakukan mitosis. Organisme multiseluler terbentuk dari fertilisasi telur yakni gamet betina dibuahi oleh gamet jantan akan menghasilkan zygot diploid (2n). Sebelum terjadi mitosis, DNA sel berduplikasi sehingga masing-masing sel anakan mengandung informasi gen yang sama dengan sel induk. Mekanisme mitosis dapat dilihat dari beberapa tahapan pembelahan informasi gen yang diturunkan berupa kromosom yang akan bertransfomasi menjadi nukleus dari masing-masing sel anakan. Proses pembelahan mitosis dibagi menjadi 5 fase. Pada setiap fasenya menunjukkan pertumbuhan morfologi kromosom dan pergerakkan kromosom. Berikut adalah 5 fase dari pembelahan mitosis: 1. Interphase Pada tahap ini sel siap untuk membelah namun belum memperlihatkan kegiatan membelah. Inti sel nampak keruh kemudian lambat laun akan nampak benang-benang kromatin yang halus. 2. Prophase Tahap selanjutnya dari proses mitosis adalah prophase/ profase dimana benang-benang kromatin di dalam nukleus makin pendek dan menebal. Kemudian terbentuklah kromosom yang akan membelah memanjang. Anakan kromosom ini dinamakan kromatid. Pada tahap ini dinding inti mulai menghilang dan sentriol mulai membelah. Pada proses awal, kromosom mulai tampak lebih pendek serta menebal. 3. Metaphase Metaphase merupakan tahap yang singkat dalam mitosis. Pada tahap ini, kromosom bergerak ke bidang ekuator benang spindel (bidang pembelahan). Kromosom terikat pada benang spindel melalui sentromer. Kromosom terletak di bidang ekuator dengan tujuan agar Laporan Mikroteknik Page 9
10 pembagian jumlah informasi DNA yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru benarbenar rata dan sama jumlahnya. 4. Anaphase Pada fase ini sentromer membelah dan benang spindel memendek. Kedua buah kromatid memisahkan diri kemudian bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memilki sifat dan keturunan yang sama.. Mulai saat ini kromatidkromatid ini berlaku sebagai kromosom baru. Tahap 10naphase menghasilkan salinan kromosom berpasangan. 5. Telophase Merupakan tahap terakhir dari mitosis. Pada fase ini tiap kutub sel telah terbentuk stel kromosom yang identik. Serabut gelendong inti lenyap dan dinding inti sel mulai terbentuk lagi. Plasma sel terbagi menjadi dua bagian (sitokinesis). Pada sel hewan sitokinesis ditandai dengan melengkungnya sel ke dalam, sedang pada sel tumbuhan karena selnya berdinding, maka sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding sel di tengah-tengah sel. Alasan penggunaan akar pada praktikum kali ini adalah karena akar merupakan salah satu jaringan tumbuhan yang sel-sel penyusunnya berupa sel-sel somatik, dan khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umumnya terdapat pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Hal inilah yang melatarbelakangi digunakannya akar dalam praktikum mitosis ini. Selanjutnya alasan pemotongan akar bawang merah yang dilakukan pada pukul pagi adalah karena mitosis pada akar bawang merah terjadi pada jam-jam tersebut. Proses mitosis pada tanaman umumnya terjadi selama antara 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatau proses yang berputar dan terus-menerus (melalui fase-fase yang terus berjalan) dan pada akar bawang merah (Allium cepa) ini mitosis terjadi pada pagi hari. Akar bawang merah digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik akan lebih mudah didapatkan. Laporan Mikroteknik Page 10
11 VI. PEMBAHASAN Analisis Hasil Pengamatan Preparat Squash Akar Bawang Merah (Allium cepa) Fase mitotik sel terdiri atas mitosis dan sitokinesis. Mitosis adalah pembelahan nukleus dan merupakan salah satu bagian dari siklus sel. Sedangkan sitokinesis adalah pembelahan sitoplasma. Pada proses pembelahan ini, dari satu sel diperoleh dua sel anak yang memiliki informasi genetik yang ekuivalen dengan sel induknya (Campbell et al., 2002). Menurut Welsh (1991) mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel mereproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sama sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk. Analisis mitosis biasa dilakukan pada jaringan tanaman yang aktif membelah (jaringan meristem). Pelaksanaan analisis mitosis ini dilakukan pada bawang merah karena satu fase mitosis pada bawang merah membutuhkan waktu yang singkat, 83.7 menit (Sastrosumarjo et al., 2006). Crowder (2006) menyatakan bahwa mitosis pada tanaman terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam. Proses mitosis terjadi dalam lima sub fase, yaitu profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase (Campbell et al., 2002). Preparat Squash Akar Bawang Merah (Allium cepa) Crystal violet Gambar 1 Kromosom Anafase Telofase Dua sel anakan identik (akhir sitokinesis) Berdasarkan pengamatan proses mitosis pada preparat squash akar bawang merah Gambar 1 terlihat adanya fase telofase, anafase dan pembentukan dua sel anakan melalui Laporan Mikroteknik Page 11
12 proses sitokinesis. Pada tahap telofase, kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya menuju kutub dan mulai menyebar di dalam membran nukleus. Selama tahap ini berlangsung, suatu dinding baru mulai terbentuk diantara dua nukleus baru (Welsh, 1991). Telofase akar bawang merah (Gambar 1) ditandai dengan nukleus anak terbentuk dan sitokinesis mulai terjadi: pelat sel yang akan membagi sitoplasma menjadi dua, sedang tumbuh ke arah keliling sel induknya. Pada tahap telofase terjadi proses-proses antara lain: 1) Benang-benang gelendong itu hilang 2) Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali 3) Struktur kromosom istirahat dan dianggap proses selesai 4) Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak, terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma), semua benda-benda dalam sitoplasma 5) Membelah dan pindah ke dalam sel anak, sel batu itu mempunyai sifat kenampakan seperti interfase Sedangkan tahap anafase yangb berhasil diamati pada pembelahan mitosis terjadi melalui proses-proses sebagai berikut: 1) Dua sister kromatid (kromosom) bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong, selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu. 2) Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam sel. 3) Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator. Tahap anafase ini merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotik. Laporan Mikroteknik Page 12
13 Gambar 2 Pelat sitokinesis Metafase Telofase Dua sel anakan identik Berdasarkan pengamatan proses mitosis pada preparat squash akar bawang merah Gambar 2 terlihat adanya fase metafase dan telofase. Pada tahap metafase, kromosom menyusun diri secara acak pada suatu bidang ekuator atau di tengah-tengah sel. Pada awal fase ini membran nukleus dan nucleolus lenyap. Sentromer melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pergerakan kromosom selama pembelahan (Welsh, 1991). Serabut gelendong ini terdiri dari serabut protein halus yang terbuat dari microtubule yang sangat kecil. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal (Crowder, 2006). Metafase akar bawang merah (Gambar 2) ditandai dengan gelendong telah lengkap dan kromosom yang ditarik sama kuat oleh mikrotubula kinetokor yang datang dari kutub sel yang berlawanan, berbaris pada pelat metafase. Selanjutnya tahap telofase yang berhasil terlihat pada preparat squash Gambar 2 (seperti halnya fase telofase yang ditemukan pada preparat squash Gambar 1) ditandai dengan nukleus anak yang sudah terbentuk dan sitokinesis mulai terjadi: pelat sel yang akan membagi sitoplasma menjadi dua, sedang tumbuh ke arah keliling sel induknya. Pada tahap telofase ini nantinya akan terbentuk pelat sitokinesis yang merupakan awal untuk memisahnya dua buah sel anakan. Pada tahap telofase terjadi proses-proses antara lain: 1) Benang-benang gelendong itu hilang 2) Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali Laporan Mikroteknik Page 13
14 3) Struktur kromosom istirahat dan dianggap proses selesai 4) Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak, terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma), semua benda-benda dalam sitoplasma 5) Membelah dan pindah ke dalam sel anak, sel batu itu mempunyai sifat kenampakan seperti interfase Selain itu, ditemukan juga tahap metafase. Metafase akar bawang merah (Gambar 2) ditandai dengan gelendong telah lengkap dan kromosom yang ditarik sama kuat oleh mikrotubula kinetokor yang datang dari kutub sel yang berlawanan, berbaris pada pelat metafase. Pada tahap metafase ini terjadi proses-proses berikut: 1) Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafase dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terdiri atas serabut protein 2) halus yang terbuat dari mikrotubule yang sangat kecil. 3) Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer melekat pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. 4) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal. Gambar 3 Laporan Mikroteknik Page 14
15 Interfase Profase Kutub berlawanan Anafase Mikrotubula Laporan Mikroteknik Page 15
16 Tahap profase (gambar literatur) Gambar 4 Profase Interfase Anafase Benang-benang kromatin Dua sel anakan identik Profase Berdasarkan pengamatan proses mitosis pada preparat squash akar bawang merah Gambar 3 dan Gambar 4 terlihat adanya fase profase dan anafase. Secara umum pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Selain itu juga terdapat dua buah sel anakan yang sudah terbentuk dari hasil pembelahan mitosis sel akar bawang merah. Profase akar bawang merah (Gambar 3) dicirikan dengan kromatinnya memadat. Nukleolus masih jelas terlihat, tetapi akan segera mulai menghilang (Campbell et al.,2002). Laporan Mikroteknik Page 16
17 Setelah profase pembelahan selanjutnya adalah prometafase yang ditandai dengan kromosom yang terpisah, masing-masing terdiri atas dua buah kromatid saudara identik yang saling melekat. Kemudian, selubung nukleus akan terfragmentasi dan mikrotubula gelendong akan melekat pada kinetokor kromosom. Tahap profase pada mitosis akan terjadi proses-proses sebagai berikut: 1) Kromosom mengerut dan menjadi tebal. Pemendekan ini terjadi akibat berpilinnya kromosom. 2) Terlihat dua sister kromatid dan kromosom tampak rangkap dua. Kromatid- kromatid dihubungkan oleh sentromer. 3) Nukleolus menjadi kabur dan hilang pada akhir profase. 4) Selaput inti mulai menghilang. 5) Benang gelendong mulai terbentuk. 6) Kromosom mulai bergerak ke tengah atau ekuator dari sel. Selain itu juga ditemukan adanya tahap anafase. Pada tahap anafase sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan kromatid mulai bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-kutub sel terdekatnya, dengan sentrmer yang meimpin pergerakan tersebut. Setiap kromatid dipandang sebagai kromosom yang baru (Welsh, 1991). Fase ini merupakan fase terpendek dari fase-fase mitotik. Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator (Crowder, 2006). Anafase akar bawang merah (Gambar 4) ditandai dengan kromatid pada setiap kromosom telah terpisah dan kromosom kromosom anak berpindah ke kutub sel begitu mikrotubula kinetokornya memendek. Tahap anafase pada pembelahan mitosis terjadi proses-proses berikut. 1) Dua sister kromatid (kromosom) bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong, selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu. 2) Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam sel. 3) Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator. Tahap anafase ini merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotik. Selain itu, pada Gambar 3 juga terlihat tahap interfase dimana inti sel sudah mulai keruh pertanda sel siap untuk melakukan tahap pembelahan mitosis selanjutnya. Laporan Mikroteknik Page 17
18 Gambar 5 Metafase ` ` Kromosom Gelendong Profase Berdasarkan pengamatan proses mitosis pada preparat squash akar bawang merah Gambar 5 salah satu fase yang berhasil terlihat adalah fase metafase. Pada tahap metafase, kromosom menyusun diri secara acak pada suatu bidang ekuator atau di tengah-tengah sel. Pada awal fase ini membran nukleus dan nukleolus lenyap. Sentromer melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pergerakan kromosom selama pembelahan. Serabut gelendong ini terdiri dari serabut protein halus yang terbuat dari microtubule yang sangat kecil. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal. Metafase akar bawang merah (Gambar 5) ditandai dengan gelendong telah lengkap dan kromosom yang ditarik sama kuat oleh mikrotubula kinetokor yang datang dari kutub sel yang berlawanan, berbaris pada pelat metafase. Pada tahap metafase ini terjadi proses-proses berikut: 1) Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafase dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terdiri atas serabut protein halus yang terbuat dari mikrotubula yang sangat kecil. 2) Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer melekat pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. 3) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal. Telofase merupakan tahap terakhir dari proses pembelahan mitosis. Pada tahap ini telah terbentuk kromosom anakan yang identik dengan sel induk yang kemudian memisah Laporan Mikroteknik Page 18
19 membentuk sel tersendiri. Pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Gambar Preparat Squash dan Gambar Literatur a. Profase Dinding sel Pemendekan kromosom Inti sel kabur b. Metafase Dinding sel Kromosom Pelat metafase c. Anafase Kutub Kromoso Mikrotubula Laporan Mikroteknik Page 19
20 d. Telofase Sela anakan identik Pelat sitokinesis VII. KESIMPULAN 1. Pembelahan mitosis terjadi pada jaringan meristem yang sifatnya meristematik, pada tumbuhan jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang. Pembelahan mitosis terbagi dalam 5 fase, yaitu interfase, profase, metaphase, anaphase dan telofase. a. Tahap Interfase Inti sel Nampak keruh dan tampak benang- benang kromatin yang halus b. Tahap Profase Permulaan profase dari mitosis ditandai oleh suatu kondensasi benang-benang kromatin yang sangat halus menjadi struktur-struktur berbentuk batang yang merupakan kromosom yang menjadi dua. c. Tahap Metafase Pada tahap ini kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial (tengah) dari sel. Ciri tersebut merupakan ciri khas yang menandai tahapan metafase. d. Tahap Anafase Pada tahap ini kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial (tengah) dari sel. Ciri tersebut merupakan ciri khas yang menandai tahapan metafase. Laporan Mikroteknik Page 20
21 e. Tahap Telofase Pada percobaan yang kami lakukan ditemukan tahap akhir telofase ditunjukan dengan ciri-ciri sel-sel membentuk sekat dan hampir membelah menjadi dua. Pada gambar tampak 2 kelompok gumpalan sel yang mulai memisah dari satu kesatuan sel menjadi dua anakan. 2. Akar bawang digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik, mudah didapatkan. 3. Prinsip kerja metode squash : Memotong akar - Fiksasi Washing - Hidrolisa - Memanaskan vlakon - Washing - Staining Pewarnaan - Washing Squashing Labeling. 4. Pada praktikum pengamatan pembelahan mitosis pada akar bawang meraa (Allium cepa) berhasil diamati semua fase pembelahan mitosis yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. 5. Berikut adalah data hasil pengamatan pembelahan mitosis pada preparat squash akar Allium cepa pada preparat Gambar 1-5 : Fase yang terlihat Preparat Interfase Profase Metafase Anafase Telofase Preparat V Squash 1 V Preparat V Squash 2 V Preparat V Squash 3 V Preparat V Squash 4 V V Preparat V Squash 5 V Laporan Mikroteknik Page 21
22 6. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan berhasil ditemukan tahap inteerfase, profase, metafase, anafase, dan telofase pada preparat akar bawang merah dengan metode squash. VIII. DAFTAR PUSTAKA Campbell,Reece, dan Mitchell Biologi Edisi Ke-5 jilid 3. Jakarta: Erlangga Crowder, L. V Genetika Tumbuhan. Yoyakarta: Gajah Mada University Press Kimball Biologi. Jakarta: Erlangga Setjo, Susetyoadi Anatomi Tumbuhan. Malang: JICA Suryo Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Welsh, J.R Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga Jai Analisis Mitosis Pada ujung Akar Bawang Bombay dan Aglaonema. Diakses pada tanggal 4 November 2014 IX. LAMPIRAN Laporan Mikroteknik Page 22
23 Mengetahui, Surakarta, 05 November 2014 Asisten Praktikan Wike Trajuningtyas O. K Laporan Mikroteknik Page 23
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG Disusun oleh: Kelompok 1: Bayu Purnomo (1110016100031) Ditya Ambarwati (1110016100024) Ria Rista Agustina (1110016100003) Ayu Nofitasari
Lebih terperinciPEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa)
PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa) LAPORAN PRAKTIKUM UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Genetika 1 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd dan Andik Wijayanto, S.Si,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa Br S 4411412016 Kelompok
Lebih terperinciSET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)
04 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) Pembelahan sel dibedakan menjadi secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan meiosis).
Lebih terperinciPengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)dengan Mikroskop Binokuler. Oleh Marthen Kause NIM ABSTRAK
Laporan Praktikum Biologi Umum Program Studi Biologi Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)dengan Mikroskop Binokuler
Lebih terperinciSIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP
SIKLUS & PEMBELAHAN SEL Suhardi S.Pt.,MP Proses reproduksi aseksual dimulai setelah sperma membuahi telur. PEMBELAHAN SEL Amitosis (Pembelahan biner) Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan
Lebih terperinciANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN
1 ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN Latar Belakang Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut meiosis. Meiosis berlangsung pada sel-sel yang terdapat di dalam jaringan
Lebih terperinciDan lain-lainnya hanya di
PEMBELAHAN SEL Disusun oleh: Theresia retno kristanti (131434029) Wida hening sukma C (131434014) Anna maria (131434024) Vera yosefita (131434 Siwi saptarani (131434026) Stevani Widha (131434010) Tia ariana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap sel berasal dari sel hidup lainnya. Siklus sel merupakan tahapan dimana terjadinya proses pembelahan dan penduplikasian berbagai materi yang ada didalam sel,
Lebih terperinciMITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009
MITOSIS DAN MEIOSIS TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009 SIKLUS SEL G1(gap 1): periode setelah mitosis, gen-gen aktif berekspresi S (sintesis): fase sintesis DNA (replikasi), kromosom
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG 2012 TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI 1. Saat praktikum berlangsung
Lebih terperinciPERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS Sel yang aktif membelah melewati suatu siklus yang berlangsung secara teratur dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel dibedakan atas dua stadia, yaitu stadium istirahat (interfase)
Lebih terperinciMEKANISME SEL. Mitosis & Meiosis
MEKANISME SEL Mitosis & Meiosis MITOSIS MEIOSIS Nama Anggota : Khaidir Adam Wijaya M. Saifullah Romadhon Yanuar Setia Budi Rahmawan Yulianto Gabryna Auliya Nugroho Reindy Katon Bagaskara MITOSIS Pembelahan
Lebih terperinciMitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa)
Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa) LAPORAN PRAKTIKUM UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Genetika 1 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd dan Andik Wijayanto, S.Si, M.Si Oleh: Kelompok
Lebih terperinciMODUL IV REPRODUKSI SEL
24 MODUL IV REPRODUKSI SEL TUJUAN mitosis. Memahami terjadinya proses dan fase-fase pembelahan sel, terutama secara TEORI Terdapat dua tipe sel yaitu prokariota dan eukariota.sel prokariota umumnya berukuran
Lebih terperinciPembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi
Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :
Lebih terperinciDiperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi
Diperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi Distribusi kumpulan kromosom yang identik ke sel anak PROKARIOTA : Tidak ada stadium siklus sel, duplikasi kromosom dan distribusinya ke sel generasi
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PEMBELAHAN MEIOSIS
MAKALAH BIOLOGI PEMBELAHAN MEIOSIS Ditulis pada Kamis, 24 Oktober 2013 23:26 WIB oleh fatima dalam katergori Keperawatan tag http://fales.co/blog/makalah-biologi-pembelahan-meiosis.html MAKALAH BIOLOGI
Lebih terperinciREPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.
REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse
Lebih terperinciKaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016
Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Definisi & Tujuannya - Pembelahan sel reproduksi sel, pertumbuhan
Lebih terperinciPada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom hanya dapat diamati
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Media merupakan bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran Media merupakan bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara, atau pengantar
Lebih terperinciPEMBELAHAN MITOSIS PADA AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa)
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 2 PEMBELAHAN MITOSIS PADA AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa) OLEH: KELOMPOK 2 1. ADNAN FAHRULIANSYAH 13312244007 2. WINDY SEPTIANA M. 13312244010 3. SITI RAHMAWATI 13312244017
Lebih terperinciMAKALAH GENETIKA. Mitosis dan Meiosis. Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
MAKALAH GENETIKA Mitosis dan Meiosis Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : 200110130216 Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2014 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI..... 2 BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPEMBELAHAN DAN SIKLUS SEL
PENDAHULUAN Dalam masa pertumbuhan,tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Mengapa dalam pertumbuhan tubuh makhluk hidup dapat bertambah besar dan tinggi? Sel-sel
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI KROMOSOM
MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM OLEH: Annisa Tria Apriliani 1413100004 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR...iii DAFTAR TABEL... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 1
Lebih terperinciBAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA
BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA OLEH: IR. SUPRIYANTA, MP. JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2004 Topik 1 Pendahuluan Dalam bidang biologi, kita mengenal suatu organisme
Lebih terperinciPEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami mengenai posisi sel, kromosom, dan DNA dalam dalam kaitannya dengan organisme Mahasiswa memahami jenis-jenis
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN
Halaman : 1 dari 5 METODE PREPARASI KROMOSOM DENGAN METODE SQUASH 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk penentuan jam pembelahan sel dan jumlah kromosom. 2. ACUAN NORMATIF Aristya, G.R., Daryono,
Lebih terperinciKromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.
Lebih terperinciPembelahan Sel secara Mitosis dan Meiosis pada Manusia
Pembelahan Sel secara Mitosis dan Meiosis pada Manusia Astrid Odilia Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510. Telp. (021) 56942061 Fax.
Lebih terperinciKEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo
KEHIDUPAN DI BUMI Widodo Setiyo Wibowo Widodo_setiyo@uny.ac.id ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi Hipotesis dan Teori tentang asal usul kehidupan di bumi: Generatio spontanea:
Lebih terperinciPEMBELAHAN SEL. Tujuan Pembelajaran. Kata Kunci
4 PEMBELAHAN SEL Tujuan Pembelajaran Pada bab ini Anda akan mempelajari materi tentang pembelahan sel. Dengan mempelajari materi ini, diharapkan Anda mengetahui dan memahami proses yang terjadi pada pembelahan
Lebih terperinciOLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed
OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,
Lebih terperinciII. Bagaimana sifat diwariskan
II. Bagaimana sifat diwariskan Gen-gen letaknya pada kromosom ( inti sel). Kromosom dan gen-gennya gennya diwariskan saat fertilisasi. Pada gonad pembentukan sel kelamin ( meiosis) Contoh; Kromosom dalam
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN
Halaman : 1 dari 5 METODE PREPARASI KROMOSOM HEWAN DENGAN METODE SQUASH 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk penentuan jam pembelahan sel dan jumlah kromosom. 2. ACUAN NORMATIF Amemiya, C.T., J.W.
Lebih terperinciSTUDI IDENTIFIKASI MITOSIS AKAR BAWANG MERAH MEDIA PEMBELAJARAN
STUDI IDENTIFIKASI MITOSIS AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa) MENGGUNAKAN METODE SQUASH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Moh. Imam Bahrul Ulum Program Studi Pendidikan Biologi FKIP- Universitas Muhammadiyah Malang
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL Oleh: Ainun Nikmati Laily, M.Si Fitriyah, M. Si dr. Alvi Milliana JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2013 I. Tujuan TOPIK I Sel
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 2 Petunjuk Praktikum Genetika Dasar TATA
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM. Biologi umum (kimia) Oleh : Dr. Tyas Pramesti G Ria Ramadhani, S.Kep Asmuni Hasyim, M.Si
PETUNJUK PRAKTIKUM Biologi umum (kimia) Oleh : Dr. Tyas Pramesti G Ria Ramadhani, S.Kep Asmuni Hasyim, M.Si JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
Lebih terperinciSkripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana 1 Program Studi Pendidikan B iologi. Disusun Oleh: RAHAYU KURNIA DEWI
PENGAMATAN INTI SEL UJUNG AKAR Allium cepa MENGGUNAKAN PEWARNA ALTERNATIF BUAH GENDULA GENDULU (Breynia sp) DAN PERASAN RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciReproduksi seksual merupakan cara yang paling umum bagi organisma Eukariot untuk menghasilkan turunannya. Reproduksi seksual melibatkan pergantian
MEIOSIS Reproduksi seksual merupakan cara yang paling umum bagi organisma Eukariot untuk menghasilkan turunannya. Reproduksi seksual melibatkan pergantian generasi sel haploid (membawa sepasang kromosom)
Lebih terperinciPEWARNA ALTERNATIF DAUN JATI MUDA (Tectona grandis) DAN DAUN JAMBU MONYET (Annacardium occidentale L.)
PENGAMATAN INTI SEL UJUNG AKAR Allium cepa MENGGUNAKAN PEWARNA ALTERNATIF DAUN JATI MUDA (Tectona grandis) DAN DAUN JAMBU MONYET (Annacardium occidentale L.) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus Disusun oleh: Iyus Abdusyakir (1110016100007) Bayu Purnomo (1110016100031) Ditya Ambarwati (1110016100024) Ria Rista Agustina
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kembang sungsang (Gloriosa. superba L.) merupakan salah satu jenis
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kembang sungsang (Gloriosa. superba L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk kedalam suku Liliaceae. Tanaman ini merupakan tumbuhan memanjat sehingga dikenal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan manipulasi terhadap objek penelitian serta terdapat kontrol (Nazir,2003: 63). B. Desain
Lebih terperinciPertumbuhan dan perkembangan setiap organisme hidup bergantung pada pertumbuhan dan perbanyakan sel itu sendiri. Istilah ini disebut pembelahan
Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme hidup bergantung pada pertumbuhan dan perbanyakan sel itu sendiri. Istilah ini disebut pembelahan (a) Reproduction. An amoeba, a single-celled eukaryote, is
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Nilam
TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani Nilam Indonesia memiliki tiga jenis nilam yang sudah dikembangkan, yaitu: nilam aceh (Pogostemon cablin), nilam jawa (Pogostemon heyneanus) dan nilam sabun (Pogostemon hortensis).
Lebih terperinciABSTRACT. IDENTIFICA'I'ION OF PERIOD NEEDED EACH PHASE IN Pyrrosia lanceolata (L.) Farwell FERN ROOT CELLS DURING MITOSIS
ABSTRACT IDENTIFICA'I'ION OF PERIOD NEEDED EACH PHASE IN Pyrrosia lanceolata (L.) Farwell FERN ROOT CELLS DURING MITOSIS DEWl lndrlyanl ROSLIM dan MAYTA NOVALIZA lsda The objectives of this research were
Lebih terperinciANALISIS MITOSIS PENDAHULUAN
1 ANALISIS MITOSIS PENDAHULUAN Latar Belakang Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu makhluk hidup, karena kromosom merupakan alat pengangkutan bagi gen gen yang akan
Lebih terperinciMATERI GENETIK A. KROMOSOM
MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi
Lebih terperinciANALISIS METODE PEWARNAAN KROMOSOM TANAMAN JATI (Tectona grandis L.f.) TOFAN RANDY WIJAYA
ANALISIS METODE PEWARNAAN KROMOSOM TANAMAN JATI (Tectona grandis L.f.) TOFAN RANDY WIJAYA DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ANALISIS METODE PEWARNAAN KROMOSOM TANAMAN
Lebih terperinciPERAN MIKROTUBUL DALAM PEMBELAHAN SEL, TRANSPORT INTRASEL DAN PERGERAKAN SEL
PERAN MIKROTUBUL DALAM PEMBELAHAN SEL, TRANSPORT INTRASEL DAN PERGERAKAN SEL Dr. I G N Sri Wiryawan, M.Repro Dr. I Wayan Sugiritama,M.Kes BAGIAN HISTOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciMAKALAH FISOLOGI HEWAN FISIOLOGI SEL
MAKALAH FISOLOGI HEWAN FISIOLOGI SEL DISUSUN OLEH : DEVI SANDRILIANA (G1A 011 010) PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSIATAS MATARAM 2014 FISIOLOGI SEL PENDAHULUAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman sawo Sawo atau yang biasa disebut sapodilla adalah salah satu tanaman buah di Asia Tenggara. Tanaman tersebut merupakan tanaman asli dari Mexico dan Amerika, tetapi saat
Lebih terperinciPENGARUH KOLKISIN TERHADAP KROMOSOM UJUNG AKAR BAWANG MERAH
1 PENGARUH KOLKISIN TERHADAP KROMOSOM UJUNG AKAR BAWANG MERAH PENDAHULUAN Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan,
Lebih terperinciPEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :
PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan
Lebih terperinciDNA & PEMBELAHAN SEL?
DNA & PEMBELAHAN SEL?? SIKLUS SEL Sel postmitotik suatu seri kejadian untuk replikasi sel 1 arah, irreversible Fase S (sintesis) Fase G2 Fase M (mitosis) terdiri atas : Profase Metafase Anafase Telofase
Lebih terperinciSEL
SEL A. Pengertian. Sel yaitu bagian terkecil dari tubuh manusia, yang ukurannyasangat kecil sekali sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Tiap tiap jasad yang bernyawa, tumbuh tumbuhan maupun hewan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN SPORA BAKTERI. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.
LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN SPORA BAKTERI Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd Oleh: Kelompok 5 S1 Pendidikan Biologi Offering A Annas Jannaatun
Lebih terperinciTeknik Pewarnaan Bakteri
MODUL 5 Teknik Pewarnaan Bakteri POKOK BAHASAN : Teknik Pewarnaan GRAM (Pewarnaan Differensial) TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mempelajari cara menyiapkan apusan bakteri dengan baik sebagai prasyarat untuk mempelajari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA. B.
Lebih terperinciSIKLUS PEMBELAHAN SEL
SIKLUS PEMBELAHAN SEL Keberlanjutan kehidupan didasarkan pada reproduksi dari sel-sel atau pembelahan sel Figure 12.1 Proses pembelahan sel Merupakan bagian terintegrasi dari siklus sel Ada tiga macam
Lebih terperinci1/1/2002 SEL. dr. Rachmah Laksmi Ambardini FIK UNY
dr. Rachmah Laksmi Ambardini FIK UNY rachmah_la@uny.ac.id 1 Bagian Nukleus: Kromosom Unit terkecil organisme Struktur: nukleus, sitoplasma, membran plasma Nukleus: nukleolus, karyoplasma (sitoplasma inti),
Lebih terperinciPertumbuhan dan diferensiasi sel
Pertumbuhan dan diferensiasi sel Pertumbuhan Yang pertama dari pertumbuhan adalah dengan pertambahan dari jumlah sel. Pertambahan ini didapat dengan pembelahan sel. Pembelahan sel dimulai dengan pembelahan
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan yang digunakan antara lain daun salak [Salacca zalacca (Gaertn.) Voss] kultivar Kedung Paruk,
Lebih terperinciPEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS BAWAH/ATAS DAUN Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014/2015 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa
Lebih terperinciCELL CYCLE AND ITS CONTROL: Molecular Mechanism For Regulating Mitotic Events. Oleh: Laili Munawarah
CELL CYCLE AND ITS CONTROL: Molecular Mechanism For Regulating Mitotic Events Oleh: Laili Munawarah Pembelahan Sel Kelangsungan hidup didasarkan pada reproduksi sel, atau pembelahan sel. Pada organisme
Lebih terperinciPembelahan Sel Normal dan Abnormal
Pembelahan Sel Normal dan Abnormal Marlina Putri.P. Pekpekai 10 2013 041 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Marlina.2013fk041@civitas.ukrida.ac.id
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL
MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN :. :. :. :. I. MATERI GENETIK Suatu molekul pembawa informasi genetik harus berupa (1) molekul
Lebih terperinciKarakteristik SelTumbuhan yang Penting dalam Perkembangan
Biologi Perkembangan (Tumbuhan) Karakteristik SelTumbuhan yang Penting dalam Perkembangan 1 Adi Rahmat 1. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UPI 2. Program
Lebih terperinciPembelahan Sel pada Proses Penyembuhan Luka
Pembelahan Sel pada Proses Penyembuhan Luka Nur Latifah Kurnia Fachrudin 102014134 Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
Lebih terperinciSEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG
SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG NANGRO ACEH DARUSSALAM 5-10 JULI 2007 1 SOAL TES SEL DAN JARINGAN Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan
Lebih terperinciPEMBELAHAN SEL PEMBELAHAN MITOSIS PEMBELAHAN MEIOSIS
PEMBELAHAN SEL PEMBELAHAN MITOSIS PEMBELAHAN MEIOSIS Pembelahan mitosis pembelahan sel menghasilkan 2 buah sel anak identik, yaitu sel-sel anak dengan jumlah kromosom sebanyak sel induk Pembelahan mitosis
Lebih terperinciMEMAHAMI ANTIKLINAL DAN PERIKLINAL DALAM PROSES PERTUMBUHAN POHON DAN KUALITAS KAYU MUHDI
MEMAHAMI ANTIKLINAL DAN PERIKLINAL DALAM PROSES PERTUMBUHAN POHON DAN KUALITAS KAYU MUHDI Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Antiklinal adalah tahapan pembelahan
Lebih terperinci5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor
1. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah. a. suhu b. cahaya c. hormon d. makanan e. ph 2. Hormon yang termasuk ke dalam jenis hormon penghambat pertumbuhan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR BAKTERIOLOGI TUMBUHAN Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Pewarnaan Spora OLEH: FITRAH AULIA NIM: D1 B
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR BAKTERIOLOGI TUMBUHAN Pewarnaan Gram, Uji KOH dan Pewarnaan Spora OLEH: FITRAH AULIA NIM: D1 B1 12 031 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciJUMLAH DAN PANJANG ABSOLUT KROMOSOM BAWANG MERAH KULTIVAR SAMAS (ALLIUM ASCALONICUM L. CV. SAMAS) ABSTRAK
JUMLAH DAN PANJANG ABSOLUT KROMOSOM BAWANG MERAH KULTIVAR SAMAS (ALLIUM ASCALONICUM L. CV. SAMAS) Dian Ayuning Tyas Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo, Semarang 50185 (Email:
Lebih terperinciPEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN
PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN Kelompok 1 Ardhania Pratiwi Erma Yunita Nur Azizah Yunita Putri JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Anggrek
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Anggrek Anggrek di klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis : Monocotyledoneae Ordo : Orchidales
Lebih terperinci5. Perhatikan gambar!
1. Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang membelah secara meiosis yang menghasilkan 4 sel haploid, yaitu. a. 1 sel besar dan 3 sel kecil yang melarut/melebur dalam sel besar b. 2 sel besar
Lebih terperinciDasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat
Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat A. Siklus sel dan siklus hidup organisme B. Prinsip dasar reproduksi dan pewarisan material genetik: mitosis, meiosis dan fertilisasi C.Pola pewarisan sifat:
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan
LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan I. Tujuan: 1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan teknik teknik histoteknik yang digunakan dalam pembuatan preparat jaringan 2. Mahasiswa
Lebih terperinciBERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi
Adakah kemiripan Apa penyebabnya..?? STANDAR 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas DASAR 3.4 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom Menyebutkan
Lebih terperinciBiologi dan Reproduksi Sel
Modul 1 Biologi dan Reproduksi Sel Dr. Ir. Muhammad Jusuf PENDAHULUAN M akhluk hidup dicirikan oleh kemampuan melakukan metabolisme yang sempurna dan kemampuan bereproduksi. Metabolisme ialah suatu rangkaian
Lebih terperinciMATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah daun 10 kultivar kacang tanah ( kultivar Bima, Hypoma1, Hypoma2, Kancil, Kelinci, Talam,
Lebih terperinciPEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN
PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK TUMBUHAN DEVI WAHYUNINGSIH 3425131060 PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciSatuan unit t kecil dr kehidupan : Sel Robert Hooke : "sel" = "kotak-kotak kosong", stlh ia m amati sayatan gabus dgn mikroskop.
BIOLOGI Satuan unit t kecil dr kehidupan : Sel Robert Hooke : "sel" = "kotak-kotak kosong", stlh ia m amati sayatan gabus dgn mikroskop. disimpulkan : sel t.d kesatuan zat Protoplasma Johannes Purkinje
Lebih terperinciII. PEWARNAAN SEL BAKTERI
II. PEWARNAAN SEL BAKTERI TUJUAN 1. Mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri 2. Mempelajari teknik pembuatan apusan kering dalam pewarnaan bakteri 3. Mempelajari tata cara pewarnaan sederhana
Lebih terperinciREPRODUKSI. Reproduksi merupakan sarana makhluk hidup untuk mempertahankan eksistensinya Reproduksi:
REPRODUKSI Reproduksi merupakan sarana makhluk hidup untuk mempertahankan eksistensinya Reproduksi: Reproduksi Sel Reproduksi Tumbuhan Reproduksi Hewan dan Manusia REPRODUKSI SEL Sel merupakan unit struktural
Lebih terperinciLampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:
100 Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: DNA polimer nukleotida (deoksiribosa+fosfat+basa nitrogen) gen (sekuens/dna yang mengkode suatu polipeptida/protein/sifat
Lebih terperinciketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di
Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus. Akar
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman berikut : Menurut Yufdi,M dkk (2006) kacang tanah memiliki sistematika sebagai Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Klas Ordo Famili Genus
Lebih terperinciPENGARUH SEL TERHADAP PEMBESARAN OTOT
PENGARUH SEL TERHADAP PEMBESARAN OTOT Joceline Valencia E7 / 10 2013 072 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061, Fax.
Lebih terperinciPreparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis Sulawesi Selatan
ISSN 2302-66 Vol 2, No., Juni 204, hal 48-55 Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis Sulawesi Selatan NURUL MUHLISYAH, CUT MUTHIADIN, BAIQ FARHATUL WAHIDAH, ISNA
Lebih terperinciPERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN
PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL PROKARIOTIK & EUKARIOTIK SEL HEWAN & SEL TUMBUHAN SEL HEWAN SEL TUMBUHAN Sejarah Penemuan Sel 1500-an Ditemukan lensa
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan
GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 08 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciLampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi
LAMPIRAN 38 Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Pembuatan preparat histologi terdiri dari beberapa proses yaitu dehidrasi (penarikan air dalam jaringan) dengan alkohol konsentrasi bertingkat,
Lebih terperinciSUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti
SUBSTANSI HEREDITAS Dyah Ayu Widyastuti Sel Substansi Hereditas DNA RNA Pengemasan DNA dalam Kromosom DNA dan RNA Ukuran dan Bentuk DNA Double helix (untai ganda) hasil penelitian Watson & Crick (1953)
Lebih terperinci