PETUNJUK PRAKTIKUM. Biologi umum (kimia) Oleh : Dr. Tyas Pramesti G Ria Ramadhani, S.Kep Asmuni Hasyim, M.Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PRAKTIKUM. Biologi umum (kimia) Oleh : Dr. Tyas Pramesti G Ria Ramadhani, S.Kep Asmuni Hasyim, M.Si"

Transkripsi

1 PETUNJUK PRAKTIKUM Biologi umum (kimia) Oleh : Dr. Tyas Pramesti G Ria Ramadhani, S.Kep Asmuni Hasyim, M.Si JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2013

2 PRAKATA Assalamu alaikum wr. Wb. Manusia pada zaman ini sangat beruntung karena mereka berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat. Biologi telah melejit sebagai ilmu sentral. Biologi kini menjadi penghubung dari semua ilmu alam, dan merupakan persimpangan tersibuk yang mempertemukan ilmu alam, humaniora, dan ilmu social. Biologi telah menjadi berita sehari-hari. Kemajuan-kemajuan dalam bioteknologi, ilmu kesehatan, ilmu pertanian, dan pengawasan lingkungan hanyalah sebagian kecil dari kenyataan betapa biologi begitu mempengaruhi kehidupan masyarakat melebihi masa-masa sebelumnya. Biologi adalah ilmu yang mengundang inspirasi; biologi adalah ilmu penting. Kini kita semakin dekat menuju pemahaman mengenai bagaimana sel tunggal berkembang menjadi tumbuhan dan hewan, bagaimana pikiran manusia bekerja, bagaimana interaksi antar organism yang tak terhingga banyaknya berperan dalam pembentukan komunitas biologis, dan bagaimana kehidupan yang begitu beragam di Bumi ini berevolusi dari mikroba yang pertama. Belajar biologi akan membuka wawasan bahwa perkembangan peradaban manusia dan semakin banyaknya kemauan manusia menyebabkan kerusakan pada alam. Sehingga belajar biologi akan mengingatkan kembali kepada fitrah manusia sebagai rahmatan lil alamin dan menjaga kebaikan diatas bumi ini. Buku panduan praktikum ini merupakan buku panduan untuk memahami tentang Biologi dengan bagi mahasiswa kimia semester awal. Banyak hal di biologi yang berhubungan dengan molekul kimia, struktur kimia dan reaksi kimia. Sudah seharusnya mahasiswa kimia juga memahami biologi diawal perkuliahan mereka di universitas sehingga mereka dapat mengintegrasikan ilmu kimia mereka dengan pengetahuan biologi yang mereka dapatkan. Setiap ilmu selalu berhubungan dengan makhluk hidup, dan makhluk hidup adalah biologi. 2

3 Semoga panduan praktikum ini dapat memberikan manfaat dalam membuka wawasan mahasiswa jurusan kimia di semester awal. Akhir kata, ilmu yang bermanfaat itu datangnya dari Allah ta ala, sedangkan kekurangan datangnya dari penulis semata. Terima kasih. Wassalamu alaaikum wr. Wb. Penulis 3

4 DAFTAR ISI PRAKATA... DAFTAR ISI... TOPIK I MIKROSKOP DAN PENGAMATAN SEL TOPIK II MITOSIS TOPIK III OSMOSIS TOPIK IV FOTOSINTESIS TOPIK V MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN : PENCEMARAN AIR

5 MIKROSKOP DAN PENGAMATAN SEL A. PENDAHULUAN Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting di laboratorium sains, khususnya biologi, untuk mengamati obyek yang berukuran sangat kecil seperti sel. Berdasarkan kenampakan obyek yang diamati, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Bagian-bagian mikroskop Sel merupakan unit terkecil baik secara struktural maupun fungsional dari makhluk hidup. Bagian-bagian sel terdiri dari membran plasma, dinding sel, sitoplasma, inti, dan organel-organel. Masing-masing makhluk hidup baik sel tumbuhan maupun sel hewan menunjukkan beberapa persamaan dan beberapa perbedaan yang dapat diamati dari ciri-cirinya. Sel mati dapat dibedakan dari sel hidup 5

6 berdasarkan struktur dan aktifitas dari masing-masing sel tersebut. B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya 2. Untuk mengetahui sifat-sifat bayangan pada mikroskop dan gambar yang dihasilkan 3. Untuk mengetahui perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan 4. Untuk mengetahui perbedaan antara sel hidup dengan sel mati C. ALAT DAN BAHAN 1. Mikroskop 2. Obyek Glass 3. Cover glass 4. Koran 5. Gunting 6. Pipet tetes 7. Air 8. Sendok 9. Bawang Merah 10. Batang ketela Pohon 11. Serat Kapas dan Kapuk D. CARA KERJA Mikroskop 1. Pelajari bagian-bagian mikroskop, gambar dan catat fungsinya 2. Potonglah satu huruf dari kertas Koran, kemudian letakkan di atas obyek glass, tetesi dengan air dan tutup dengan cover glass. 3. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran paling kecil. Catat hasil pengamatanmu dan gambar potongan 6

7 huruf yang anda amati. Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan perbesaran kuat. Pengamatan Sel Epithelium pipi 1. Koreklah permukaan pipi bagian dalam dengan menggunakan sendok. 2. Oleskan di atas obyek glass, tetesi dengan metilen blue dan tutup dengan cover glass. 3. Amati di bawah mikroskop 4. Gambar hasil pengamatan Anda dan beri keterangan (membran sel, nukleus, sitoplasma, dan granula) Pengamatan Sel Bawang Merah 1. Buka 1 lapis umbi bawang merah dan buatlah sayatan kulit ari umbi lapis tersebut. 2. Letakkan di atas obyek glass, tetesi dengan air dan tutup dengan cover glass. 3. Amati di bawah mikroskop 4. Gambar hasil pengamatan Anda dan beri keterangan (dinding sel, nukleus, sitoplasma) Pengamatan Sel Gabus 1. Ambillah gabus dari bagian tengah batang ketela pohon, buat sayatan setipis mungkin. 2. Letakkan di atas obyek glass, tetesi dengan air dan tutup dengan cover glass. 3. Amati di bawah mikroskop 4. Gambar hasil pengamatan Anda dan beri keterangan (dinding sel, vakuola) Pengamatan Serat Kapas dan Kapuk 1. Teteskan air pada obyek glass 2. Letakkan 2-3 helai serat kapas dan tutup dengan cover glass. 3. Amati di bawah mikroskop 7

8 4. Gambar hasil pengamatan Anda dan beri keterangan (dinding sel, lumen, torsi) 5. Ulangi langkah no dengan menggunakn kapuk. E. PERTANYAAN 1. Sebutkan fungsi masing-masing bagian mikroskop? 2. Bagaimana proses pembentukan bayangan yang terjadi pada saat pengamatan di bawah mikroskop? 3. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif dan okuler? 4. Jelaskan perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan? 5. Jelaskan perbedaan antara sel hidup dan sel mati? 8

9 Mitosis I. Tujuan Praktikum 1. Memahami dan mengamati tahapan mitosis di bawah mikroskop. II. Dasar Teori Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariot. Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam pembelahan mitosis ini, satu sel membelah menjadi dua sel yang sama persis dan mempunyai kromosom yang identik dengan kromosom sel sebelumnya. Pembelahan mitosis ini di awali dengan pembelahan inti. Pembelahan mitosis berlangsung pada jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Melalui mitosis terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk hidup. Tujuan dari pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada kedua sel anaknya. Pewarisan sifat induk kepada kedua sel anaknya terjadi secara bertahap melalui beberapa fase. Fase-fase dalam pembelahan mitosis adalah sebagai berikut : a. Interfase Tahapan interfase merupakan tahapan di luar periode pembelahan yang meliputi periode G1 (pertumbuhan sel 1), S (sintesis DNA), dan G2 (pertumbuhan sel 2). Pada tahapan ini kromosom berupa benang-benang halus dan secara visual agak sulit dilihat/tidak tampak, sel terlihat hanya terbagi atas inti dan sitoplasma. b. Profase Proses pembelahan sel yang terjadi pada tahap ini terbagi atas tiga bagian yang lebih kecil, yaitu: Profase awal : proses penebalan kromosom mulai berlangsung menghasilkan inti sel menjadi berwarna. 9

10 Profase tengah Profase akhir : benang kromosom mulai terlihat nyata dengan ukuran yang masih panjang. : kromosom terlihat jelas dalam bentuk sister kromatid dengan ukuran yang masih panjang. c. Metafase Pada tahapan ini kromosom sudah memilin maksimum dan kromosom terlihat menebal dan berada pada bidang ekuator inti sel. Pada tahapan ini umlah kromosom biasanya mudah dihitung. d. Anafase Kromosom kembar (sister chromatid) dalam masing-masing kromatid berpisah dan bermigrasi kearah dua kutub yang berlawanan. e. Telofase Kromosom yang telah terpisah berkumpul pada dua kutub yang berbeda, dan disusul oleh terbentuknya dinding sel yang membentuk dua sel. III. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. Mikroskop 2. Kaca benda dan kaca penutup 3. Pipet kaca dan pipet plastik 4. Pinset 5. Gelas arloji 6. Silet Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. Ujung akar bawang merah (Allium cepa) 2. Asam asetat glasial 3. HCl 1 N 4. Safranin 5. Aquades 6. Tisu 10

11 IV. Langkah Kerja (Langkah kerja nomor 1 dan 2 telah dilaksanakan oleh asisten) 1. Tumbuhkan akar Allium cepa, potong bagian ujungnya sepanjang 0,5 1 cm. 2. Rendam potongan ujung akar Allium cepa ke dalam larutan fiksasi 45% asam asetat (45 ml asam asetat glasial ditambah 55 ml aquades) selama 24 jam. 3. Angkat potongan ujung akar Allium cepa kemudian rendam ke dalam HCl 1 N (5 ml HCl ditambah 55 ml aquades) pada cawan petri selama menit. 4. Pindahkan ujung akar Allium cepa ke dalam gelas arloji yang berisi safranin (1 tetes safranin diencerkan dengan 2 tetes aquades) direndam selama menit. 5. Pindahkan ujung akar Allium cepa ke kaca objek. Potong ujungnya sepanjang 1 2 mm atau sesuai batas tudung akar, cacah dengan menggunakan silet kemudian tutup dengan kaca penutup. 6. Lakukan squashing, yaitu menekan cacahan ujung akar yang telah berada di antara kaca objek dan kaca benda dengan bantuan kepala pipet plastik. 7. Amati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x. 8. Gambarlah hasil pengamatan. 11

12 OSMOSIS A. PENDAHULUAN Fenomena fisik yang terjadi dalam protoplasma adalah akibat dua kondisi pokok: 1. Molekul-molekul protoplasma dalam keadaan bergerak 2. Molekul protoplasma sebagian besar berukuran koloid Hal tersebut menghasilkan bermacam-macam efek diantaranya adalah difusi dan osmosis. Difusi adalah perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa memerlukan energi, contohnya adalah difusi oksigen. Sedangkan Osmosis adalah difusi air melewati membran dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. B. TUJUAN 1. Untuk memahami peristiwa osmosis C. ALAT DAN BAHAN 1. Mikroskop 2. Cover glass 3. Obyek glass cekung 4. Tabung reaksi 5. Darah 6. Larutan Ringer 7. Larutan sukrosa 8. Aquades D. CARA KERJA 1. Siapkan tiga buah obyek glass cekung dan cover glassnya 2. Tetesi obyek glass I dengan Larutan Ringer 3. Tetesi obyek glass II dengan Larutan Sukrosa 4. Tetesi obyek glass III dengan aquades 5. Tambahkan ke dalamnya masing-masing 1 tetes darah 6. Tutup dengan cover glass 12

13 7. Amati di bawah mikroskop perubahan yang terjadi pada sel darah merah (plasmolisis, normal, krenasi) 8. Catat hasil pengamatan Anda dan gambarkan E. PERTANYAAN 1. Jelaskan dan berikan contoh yang termasuk larutan isotonis, hipotonis dan hipertonis? 2. Apa yang dimaksud plasmolisis dan krenasi? 3. Jelaskan perubahan yang terjadi pada sel darah merah apabila diletakkan dalam larutan isotonis, hipotonis dan hipertonis? 13

14 FOTOSINTESIS A. PENDAHULUAN Fotosintesis termasuk anabolisme yaitu proses penyusunan molekul anorganik menjadi molekul organik. Fotosintesis adalah proses asimilasi atau pengubahan CO 2 dan H 2O oleh klorofil menjadi karbohidrat dengan bantuan sinar matahari. Fotosintesis hanya berlangsung jika terdapat cukup cahaya dan faktor-faktor lain. Secara umum peristiwa fotosintesis dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: 6CO 2 + 6H 2O C 6H 12O O 2 Untuk membuktikan peristiwa fotosintesis dapat dilakukan serangkaian percobaan, diantaranya adalah percobaan Ingenhousz, Engelmann, Sach, Hill, Blackman, dan lain-lain. B. TUJUAN 2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang berperan dalam fotosintesis. 3. Untuk mengetahui peran cahaya dalam fotosintesis 4. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan air kran dan larutan natrium bikarbonat 0,5% C. ALAT DAN BAHAN 1. Hydrilla verticillata 2. Beaker Glass 3. Air Kran 4. Corong Kaca 5. Larutan Natrium Bikarbonat 0,5% 6. Tabung Reaksi 7. Bola Lampu+kabel 8. Hand Counter 14

15 D. CARA KERJA 1. Isi beaker glass dengan air kran atau larutan natrium bikarbonat 0,5% sebanyak separuh dari volume beaker glass (jika beaker glass bervolume 1000ml maka isi dengan air kran sebanyak 500ml atau jika beaker glass bervolume 500ml maka isi dengan 250ml/300ml air kran). 2. Isi corong kaca dengan sepotong Hydrilla verticillata. 3. Isi tabung reaksi dengan air kran atau larutan natrium bikarbonat 0,5% sampai penuh. 4. Masukkan corong pada no 2 ke dalam beaker glass yang sudah diisi oleh air kran atau larutan natrium bikarbonat dengan posisi corong terbalik. 5. Tutup corong dengan tabung reaksi yang sudah diisi dengan air kran atau larutan natrium bikarbonat 0,5%. 6. Sinari beaker glass dengan menggunakan bola lampu (atur jarak keduanya ± 20cm dan usahakan agar sejajar). 7. Catat volume awal dan volume akhir dari air kran atau larutan natrium bikarbonat 0,5% yang sudah digunakan. 8. Hitung jumlah gelembung yang dihasilkan pada menit ke-0, menit ke 15, dan menit ke Masukkan data pengamatan pada percobaan di atas ke dalam tabel pengamatan kemudian buat kesimpulan. 10. Ulangi percobaan di atas dengan perlakuan tanpa disinari bola lampu. E. PERTANYAAN 1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis? 2. Gelembung yang dihasilkan pada percobaan di atas berasal dari mana? 3. Bagaimana perbedaan hasil antara percobaan yang menggunakan cahaya lampu dengan yang tidak menggunakan cahaya lampu? 4. Bagaimana perbedaan hasil antara percobaan yang menggunakan air kran dengan larutan natrium bikarbonat 0,5%? 15

16 MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN : PENCEMARAN AIR A. Pendahuluan Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak terlepas dari kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak berbeda dengan manusia dan mahluk hidup lainnya yang ada di darat, yang juga memerlukan oksigen dari udara agar tetap dapat bertahan. Air yang tidak mengandung oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi mikro organisme, ikan dan hewan air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air sangat penting artinya bagi kehidupan. Dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya berupa limbah organik. Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen nitrogen, seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat banyaknya persediaan nutrien. Sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut semakin berkurang. Di sana dapat ditemukan Tubifex sp., hewan air yang mampu hidup dengan baik di bawah kondisi defisiensi oksigen, sehingga menyebabkan terjanya pencemaran air. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai atau lautan akibat aktivitas manusia yang melebihi ambang batas normalnya Pada pemeriksaan pencemaran pada air, biasanya dibutuhkan analisis kejernihan air, oksigen terlarut dan BOD (biologycal oxygen demand) untuk mengetahui seberapa besar pencemaran yang terjadi di dalam air. Air yang digunakan pun 16

17 bersumber dari beberapa tempat agar bisa saling dibandingkan dan lebih melihat pada perbedaan kualitas air. B. Tujuan 1) Untuk mengetahui pengaruh keberadaan detergen dalam air terhadap gerak operkulum ikan. 2) Untuk mengetahui berbagai penyebab pencemaran air 3) Untuk mengetahui respon makhluk hidup di dalam air terhadap berbagai macam zat pencemar air C. Alat dan Bahan Alat : Gelas aqua atau toples kecil Plastik gula Karet gelang Kertas label Stop watch Bahan : Ikan kecil Air kolam Air sungai Air sawah Air selokan Sabun Detergen D. Cara Kerja Percobaan 1 1. Masukkan air kedalam akuarium atau toples kecil 2. Masukkan 2 ikan kecil kedalam akuarium dan berikan pakan setengan sendok. Amati apa yang terjadi pada ikan ikan tersebut 17

18 3. Tambahkan ikan dua kali lipatnya (4) dan berikan pakan dengan jumlah pakan yang sama seperti yang diberikan sebelumnya. Amati apa yang terjadi pada ikan tersebut. 4. Ganti air pada akuarium dengan air biasa yang di campur dengan sedikit detergen, berikan perlakuan yang sama seperti perlakuan sebelumnya dan amati perubahan yang terjadi pada ikan. 5. Ganti air pada akuarium dengan air biasa yang di campur dengan sedikit sabun, berikan perlakuan yang sama seperti perlakuan sebelumnya dan amati perubahan yang terjadi pada ikan. 6. Ganti air pada akuarium dengan air selokan, berikan perlakuan yang sama seperti perlakuan sebelumnya dan amati perubahan yang terjadi pada ikan Ikan Gerak operkulum Rata-rata ikan (Menit ke) Toples A Toples B Toples C Toples D E. Tugas 1. Apa yang anda ketahui tentang pencemaran air? 2. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada ikan yang dimasukkan ke dalam air dengan pencemar yang berbeda, serta lamanya waktu sampai ikan mati. Buatlah analisa hasilnya. 3. Perubahan kimia apa yang terjadi pada air yang dicemari oleh detergen? 4. Apa penyebab kematian ikan pada air yang tercemar sabun, detergen, dan air selokan? 5. Berikan contoh ketidakseimbangan ekosistem di daratan dan efeknya pada makhluk hidup yang ada di dalamnya? 18

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG 2012 TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI 1. Saat praktikum berlangsung

Lebih terperinci

PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa)

PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa) PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa) LAPORAN PRAKTIKUM UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Genetika 1 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd dan Andik Wijayanto, S.Si,

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL Oleh: Ainun Nikmati Laily, M.Si Fitriyah, M. Si dr. Alvi Milliana JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2013 I. Tujuan TOPIK I Sel

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan

Lebih terperinci

MODUL IV REPRODUKSI SEL

MODUL IV REPRODUKSI SEL 24 MODUL IV REPRODUKSI SEL TUJUAN mitosis. Memahami terjadinya proses dan fase-fase pembelahan sel, terutama secara TEORI Terdapat dua tipe sel yaitu prokariota dan eukariota.sel prokariota umumnya berukuran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER MITOSIS AKAR BAWANG Disusun oleh: Kelompok 1: Bayu Purnomo (1110016100031) Ditya Ambarwati (1110016100024) Ria Rista Agustina (1110016100003) Ayu Nofitasari

Lebih terperinci

MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL

MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL 15 MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL TUJUAN Membandingkan antara proses difusi, osmosis, turgor, plasmolisis, krenasi, dan hemolisis sehingga dapat diketahui perbedaannya dengan jelas. TEORI Membran memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap sel berasal dari sel hidup lainnya. Siklus sel merupakan tahapan dimana terjadinya proses pembelahan dan penduplikasian berbagai materi yang ada didalam sel,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa Br S 4411412016 Kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA. B.

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK Metode Squash Disusun Untuk Memenuhi Ujian Kompetensi Mata Kuliah Mikroteknik Semester V Disusun Oleh : Wike Trajuningtyas Oktaviana K4312073 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PLASMOLISIS

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PLASMOLISIS LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PLASMOLISIS Disusun oleh : Eugenia Septhariani XI IPA 1 / 6 SMA SANTA URSULA Jalan Pos No. 2 Jakarta 10010 2010 Tanggal praktikum : Jumat, 13 Agustus 2010 Nama : Eugenia Septhariani

Lebih terperinci

Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)dengan Mikroskop Binokuler. Oleh Marthen Kause NIM ABSTRAK

Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)dengan Mikroskop Binokuler. Oleh Marthen Kause NIM ABSTRAK Laporan Praktikum Biologi Umum Program Studi Biologi Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)dengan Mikroskop Binokuler

Lebih terperinci

Kerja Enzim Katalase

Kerja Enzim Katalase Kegiatan 2.1 : Kerja Enzim Katalase I.Tujuan : 1. Mengetahui dan memahami kerja Enzim Katalase di dalam organ hati. 2. Mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim II. Alat dan Bahan : 1. Tabung

Lebih terperinci

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 2 Petunjuk Praktikum Genetika Dasar TATA

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS LAPORAN KARYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS Oleh: Supratman, S.Pd. SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 BENGKULU 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotosintesis berasal dari kata

Lebih terperinci

Bidang : Biologi Terapan

Bidang : Biologi Terapan Bidang : Biologi Terapan Lingkup kegiatan : a. Test project mencakup aspek tes teori 1 dan 2 (hari pertama) dan praktek (hari kedua) b. Materi uji aspek teori tertulis meliputi seluruh kemampuan dasar

Lebih terperinci

ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN

ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN 1 ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN Latar Belakang Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut meiosis. Meiosis berlangsung pada sel-sel yang terdapat di dalam jaringan

Lebih terperinci

PEWARNA ALTERNATIF DAUN JATI MUDA (Tectona grandis) DAN DAUN JAMBU MONYET (Annacardium occidentale L.)

PEWARNA ALTERNATIF DAUN JATI MUDA (Tectona grandis) DAN DAUN JAMBU MONYET (Annacardium occidentale L.) PENGAMATAN INTI SEL UJUNG AKAR Allium cepa MENGGUNAKAN PEWARNA ALTERNATIF DAUN JATI MUDA (Tectona grandis) DAN DAUN JAMBU MONYET (Annacardium occidentale L.) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati

Lebih terperinci

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG MODUL PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN OLEH: LICE SABATA, S.K.M FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG PRAKATA Modul Praktikum Kimia Lingkungan yang sederhana

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan yang digunakan antara lain daun salak [Salacca zalacca (Gaertn.) Voss] kultivar Kedung Paruk,

Lebih terperinci

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo KEHIDUPAN DI BUMI Widodo Setiyo Wibowo Widodo_setiyo@uny.ac.id ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi Hipotesis dan Teori tentang asal usul kehidupan di bumi: Generatio spontanea:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah

Lebih terperinci

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) 04 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) Pembelahan sel dibedakan menjadi secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan meiosis).

Lebih terperinci

Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa)

Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa) Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa) LAPORAN PRAKTIKUM UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Genetika 1 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd dan Andik Wijayanto, S.Si, M.Si Oleh: Kelompok

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis (Fisiologi Tumbuhan) Disusun oleh J U W I L D A 06091009027 Kelompok 6 Dosen Pembimbing : Dra. Tasmania Puspita, M.Si. Dra. Rahmi Susanti, M.Si. Ermayanti,

Lebih terperinci

Siti Nur Faedah Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Siti Nur Faedah Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293 Proses Difusi Molekul KMnO 4 atau CuSO 4 Di dalam Aquades dan Tekanan Osmotik Cairan Sel Daun Rhoe discolor Dalam Larutan Glukosa Dengan Konsentrasi Yang Berbeda Siti Nur Faedah 1405113011 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji efektivitas jamu keputihan dengan parameter zona hambat dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan

Lebih terperinci

MODUL X FOTOSINTESIS

MODUL X FOTOSINTESIS 58 MODUL X FOTOSINTESIS TUJUAN Membuktikan fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan oksigen. TEORI Fotosintesis merupakan suatu peristiwa penyusunan senyawa komplek dari senyawa sederhana dengan bantuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN Halaman : 1 dari 5 METODE PREPARASI KROMOSOM DENGAN METODE SQUASH 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk penentuan jam pembelahan sel dan jumlah kromosom. 2. ACUAN NORMATIF Aristya, G.R., Daryono,

Lebih terperinci

BAB III FOTOSINTESIS. Buku Pelajaran Sains SMP Kelas VIII 38. Fotosintesis

BAB III FOTOSINTESIS. Buku Pelajaran Sains SMP Kelas VIII 38. Fotosintesis BAB III FOTOSINTESIS Apakah fotosintesis itu? Dimanakah terjadinya proses fotosintesis? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi proses fotosintesis? Masalah apa yang akan dibahas? Tu mb uha n mer upa kan

Lebih terperinci

Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan

Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan ISOLASI DNA Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah: Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan Mengetahui keefektifan deterjen dan buah yang dipakai untuk

Lebih terperinci

BAB VIII FOTOSINTESIS

BAB VIII FOTOSINTESIS BAB VIII FOTOSINTESIS Apakah fotosintesis itu? Dimanakah terjadinya proses fotosintesis? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi proses fotosintesis? Masalah apa yang akan dibahas? Bunga indah merekah,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh Drs.Dahlia, M.Pd Disusun oleh : Kelompok II/Offering A 1. Annas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS

LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS Nama: IDA AYU RATIH DWI NUGRAHA PUTRI 1208505001 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2012 / 2013 LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS

Lebih terperinci

STUDI IDENTIFIKASI MITOSIS AKAR BAWANG MERAH MEDIA PEMBELAJARAN

STUDI IDENTIFIKASI MITOSIS AKAR BAWANG MERAH MEDIA PEMBELAJARAN STUDI IDENTIFIKASI MITOSIS AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa) MENGGUNAKAN METODE SQUASH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Moh. Imam Bahrul Ulum Program Studi Pendidikan Biologi FKIP- Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran Materi Kelas/Sem Waktu Guru Sekolah : Ilmu Pengetahuan Alam : Fotosintesis : VIII/2 : 80 menit : Heri Priyanto, S.Si., M.Si : SMP N 4 Kalikajar Wonosobo 1. Perhatikan

Lebih terperinci

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana 1 Program Studi Pendidikan B iologi. Disusun Oleh: RAHAYU KURNIA DEWI

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana 1 Program Studi Pendidikan B iologi. Disusun Oleh: RAHAYU KURNIA DEWI PENGAMATAN INTI SEL UJUNG AKAR Allium cepa MENGGUNAKAN PEWARNA ALTERNATIF BUAH GENDULA GENDULU (Breynia sp) DAN PERASAN RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA OLEH: IR. SUPRIYANTA, MP. JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2004 Topik 1 Pendahuluan Dalam bidang biologi, kita mengenal suatu organisme

Lebih terperinci

MAKALAH GENETIKA. Mitosis dan Meiosis. Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

MAKALAH GENETIKA. Mitosis dan Meiosis. Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MAKALAH GENETIKA Mitosis dan Meiosis Oleh : Nama : Ayu Milad Fauziah NPM : 200110130216 Kelas : H FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2014 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI..... 2 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TRANSPORT MEMBRAN SEL

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TRANSPORT MEMBRAN SEL LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TRANSPORT MEMBRAN SEL 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel adalah suatu mesin kimia. Sel memperoleh bahan dan energi dari lingkunganya dan mengubahnya di dalam sel melalui

Lebih terperinci

PERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS Sel yang aktif membelah melewati suatu siklus yang berlangsung secara teratur dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel dibedakan atas dua stadia, yaitu stadium istirahat (interfase)

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel Nama Kelompok: Disusun oleh: Putri Mayang Sari NIM. 12030244024 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII-IPA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII-IPA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII-IPA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN Nama Anggota Kelompok : Citaria Triwahyuni XII-IPA/06 Gregorius Aditya PN XII-IPA/10 Maria Vianney Wulan K XII-IPA/13 Natalia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang Fapet Farm dan analisis proksimat bahan pakan dan pemeriksaan darah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara identifikasi bakteri dari probiotik yang berpotensi sebagai bahan biodekomposer.

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1 1. Makhluk hidup yang dapat berfotosintesis adalah makhluk hidup... Autotrof Heterotrof Parasit Saprofit Kunci Jawaban : A Makhluk hidup autotrof

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau

Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya

Lebih terperinci

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. Pendahuluan Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan enegi matahari oleh tumbuhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Pelaksanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Bidang Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009

MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009 MITOSIS DAN MEIOSIS TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009 SIKLUS SEL G1(gap 1): periode setelah mitosis, gen-gen aktif berekspresi S (sintesis): fase sintesis DNA (replikasi), kromosom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan manipulasi terhadap objek penelitian serta terdapat kontrol (Nazir,2003: 63). B. Desain

Lebih terperinci

Luas permukaan. Jarak zat pelarut dan zat terlarut. Suhu.

Luas permukaan. Jarak zat pelarut dan zat terlarut. Suhu. LAPORAN DIFUSI-OSMOSIS Abstrak Difusi adalah peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat eksperimental. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif melalui RAL (Rancangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGUKURAN POTENSIAL OSMOTIK DAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGUKURAN POTENSIAL OSMOTIK DAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGUKURAN POTENSIAL OSMOTIK DAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisiologi Tumbuhan Yang Dibina oleh Ir. Nugrahaningsih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2 perlakuan, yaitu pemberian zat pengatur tumbuh BAP yang merupakan perlakuan pertama dan

Lebih terperinci

Sel. Gbr. Penampang Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Sel. Gbr. Penampang Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Sel Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom

Lebih terperinci

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN MIKROSKOP A. PENDAHULUAN Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tepat Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dianalisis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) secara faktorial, dengan faktor I varietas kedelai dan faktor II tingkat ketersediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol) 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi

Lebih terperinci

DIFUSI MOLEKUL DAN TEKANAN OSMOTIK CAIRAN SEL

DIFUSI MOLEKUL DAN TEKANAN OSMOTIK CAIRAN SEL DIFUSI MOLEKUL DAN TEKANAN OSMOTIK CAIRAN SEL Indri Rahmawati 1205120863 Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293 RINGKASAN Pengamatan ini dilakukan dalam hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan kegiatan secara eksploratif yaitu observasi dengan mengambil sampel secara langsung.

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran Sat. Pendidikan Kelas / Program : BIOLOGI : SMA : XI IPA PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti

Lebih terperinci

Teknik Pewarnaan Bakteri

Teknik Pewarnaan Bakteri MODUL 5 Teknik Pewarnaan Bakteri POKOK BAHASAN : Teknik Pewarnaan GRAM (Pewarnaan Differensial) TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mempelajari cara menyiapkan apusan bakteri dengan baik sebagai prasyarat untuk mempelajari

Lebih terperinci

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp.

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. TRANSPIRASI TUMBUHAN Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. - Membandingkan laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan. - Mengamati jumlah stomata

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Konsep Dasar Biologi SD Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd Kelas/Smt : 6 IPA-3 / PGSD Kelompok

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kelimpahan sel Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way Anova

Lebih terperinci

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG NANGRO ACEH DARUSSALAM 5-10 JULI 2007 1 SOAL TES SEL DAN JARINGAN Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. Objek yang dipelajari dalam Biologi adalah makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke perairan yang menyebabkan pencemaran. Limbah tersebut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Bandar Lampung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN SPORA BAKTERI. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.

LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN SPORA BAKTERI. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M. LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN SPORA BAKTERI Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd Oleh: Kelompok 5 S1 Pendidikan Biologi Offering A Annas Jannaatun

Lebih terperinci

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS Nama Faizal Ariqi NIM 175100300111052 Jurusan TIP Kelas F Kelompok F3 6 RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS PRE-LAB 1. Apa yang dimaksud respirasi dan fotosintesis? Jelaskan! 2. Jelaskan pengertian dan perbedaan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD 2014 Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD I. Pendahuluan Daphnia adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar yang mendiami kolam-kolam, sawah,

Lebih terperinci

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1 1 PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1 Oleh : Drs. Suyitno Al, MS 2 PENDAHULUAN Biologi berkembang dari hasil kerja para peneliti biologi, menggali pengetahuan dari objek-objek biologi. Sebagai Objeknya

Lebih terperinci

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018 Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018 Faktor Pembatas Keadaan yang mendekati atau melampaui batas toleransi. Kondisi batas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian zat pengatur tumbuh 2,4-D (1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah kadar kitosan yang terdiri dari : 2%, 2,5%, dan 3%.

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B 26020113120041 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEL Apa itu SEL??.. Sel merupakan unit struktural dan fungsional, yang menyusun tubuh organisme KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE Penelitian I. Populasi dan Keanekaragaman Cendawan Mikoriza Arbuskular pada Lahan Sayuran dan Semak 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah untuk penelitian ini diambil dari

Lebih terperinci

Sel sebagai unit dasar kehidupan

Sel sebagai unit dasar kehidupan Sel sebagai unit dasar kehidupan 2.1 Kimia kehidupan (Book 1A, p. 2-3) A Apa unsur-unsur kimia anorganik penyusun organisme? (Book 1A, p. 2-3) 1 Air (Book 1A, p. 2-3) Fungsi Sebagai pelarut Sebagai agen

Lebih terperinci

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dimulai dari Maret sampai dengan Mei 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian peran vitamin E (alpha tokoferol) terhadap proliferasi kultur primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

Lebih terperinci