BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL SKILLS INTEGRATION 1
|
|
- Suryadi Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Tel/Fax (0271) BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL SKILLS INTEGRATION 1 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2017
2 TIM PENYUSUN Agus Jati Sunggoro, dr., Sp.PD Amandha Boy Timor R, dr., M. MedEd Bulan Kakanita H, dr., M. MedEd Kusmadewi Eka Damayanti, dr., M.Gizi 1
3 Abstrak Keterampilan klinik integrasi atau clinical skills merupakan salah satu aktivitas pembelajaran yang mengakomodir pengembangan telaah kritis dan penalaran klinik mahasiswa kedokteran. Pada modul ini merupakan integrasi keterampilan klinik yang diperuntukan untuk mahasiswa semester 1 dengan mengintegrasikan 5 topik keterampilan klinik, yaitu medical interview, aseptic and personal protective equpiment, basic physical examination, limb motor examination, dan Nutrition and anthropometri. Tujuan keterampilan integrasi semester satu ini adalah mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif. Metode pembelajaran merupakan simulasi dengan berbagai skenario yang mendekati kasus-kasus klinik (early clinical exposure). Keberhasilan kegiatan belajar mahasiswa akan diukur melalui evaluasi keterampilan dalam bentuk OSCE. Penilaian tersebut dilakukan dalam bentuk praktek berdasarkan skenario yang terintegrasi dengan keterampilan klinik lainnya. Penalaran klinis mahasiswa juga dievaluasi melalui kegiatan penilaian ini. 2
4 KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan bimbingan-nya pada akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku Manual Keterampilan Klinik topik Clinical Skills Integration - 1 bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Semester 1 ini. Buku Manual Keterampilan Klinik ini disusun sebagai salah satu penunjang pelaksanaan Problem Based Learning di FK UNS. Perubahan paradigma pendidikan kedokteran serta berkembangnya teknologi kedokteran dan meningkatnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perlunya dilakukan perubahan dalam kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Seorang dokter umum dituntut untuk tidak hanya menguasai teori kedokteran, tetapi juga dituntut terampil dalam mempraktekkan teori yang diterimanya, termasuk pengembangan penalaran klinis, pemikiran kritis, dan keterampilan komprehensif. Dengan disusunnya buku ini penulis berharap mahasiswa kedokteran lebih mudah dalam mengembangkan penalaran klinis terkait topik keterampilan pada semester 1. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangannya, sehingga Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dalam penyusunan buku ini. Terima kasih dan selamat belajar. Surakarta, Juli 2017 Tim penyusun 3
5 DAFTAR ISI Halaman sampul. i Tim Penyusun. 1 Abstrak... 2 Kata Pengantar 3 Daftar Isi. 4 Pendahuluan... 5 Silabus
6 PENDAHULUAN Keterampilan klinik integrasi adalah strategi pembelajaran bagi mahasiswa untuk melatih penalaran klinik dan telaah kritis dari topik-topik keterampilan yang telah dilatihkan, pada kegiatan simulasi klinik dengan menggunakan skenario. Pada semester satu ini, terdapat lima keterampilan klinik yang diintegrasikan, yaitu: 1. Medical Interview 2. Aseptic and Personal Protective Equipment 3. Basic Physical Examination 4. Limb motor examination 5. Nutrition and anthropomoteri. Prior knowledge (pengetahuan awal) yang diharapkan muncul pada integrasi semester satu ini adalah penguasaan lima keterampilan tersebut. Sehingga pada akhir sesi pelatihan keterampilan klinik integrasi satu ini adalah mahasiswa mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan anamnesis, etika dan sambung rasa, dan melakukan pemeriksaan yang diperlukan serta menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif. 5
7 SILABUS Program Studi : Kedokteran Kode Keterampilan Klinik : Topik : Clinical Skills Integration - 1 Bobot : 0.5 SKS Semester : I (satu) Standar Kompetensi : Topik integrasi -1 adalah gabungan atau integrasi berbagai topik keterampilan klinik semester satu (yaitu medical interview, aseptic and personal protective equipmetnt/ppe, Basic physical examination, limb motor examination, dan nutrition and anthropometri) dalam bentuk simulasi kasus dengan skenario untuk melatih clinical reasoning dan clinical skill integration mahasiswa kedokteran. Tujuan diberikan pelatihan integrasi ini adalah menghindari fragmentasi pelatihan klinik dan early exposure kasus-kasus klinik integratif. Prasyarat : mampu menguasi keterampilan medical interview, aseptic and personal protective equpiment, basic physical examination, limb motor examination, dan Nutrition and anthropometri Tujuan Pembelajaran Mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasik an hasilnya pada kasus normal secara komprehensif Indikator Pengalaman Belajar Materi Pokok Alokasi waktu (menit) Mahasiswa melakukan penanganan kasus klinik dengan mengintegrasikan keterampilan klinik yang sudah didapatkan selama semester 1. Simulasi Diskusi Umpan balik Konten integrasi 1: - Empati/ sambung rasa; - Teknik cuci tangan - vital sign; - antropometri atau status gizi Konten Integrasi - 2: - Dasar teknis anamnesis (History taking) - Teknik cuci Sumber/ Bahan Ajar 100 menit Modul Keterampilan klinik 100 menit Modul Keterampilan klinik Penilaian Formatif OSCE 6
8 tangan - Teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi - Pemeriksaan ekstremitas superior dan inferior 7
9 MATERI PEMBELAJARAN INTEGRATED CLINICAL SKILLS 1.1 Tujuan Pembelajaran: Mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif Konten Keterampilan Klinik Integrasi: - Empati/ sambung rasa; - Teknik cuci tangan - vital sign; - antropometri atau status gizi Simulasi Skenario I: Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke praktik dokter keluarga ingin memeriksakan kesehatannya dan mengetahui tekanan darah. Pasien mengeluh sejak 3 hari ini mengeluh sering pusing, sehingga khawatir tekanan darahnya tinggi. Sejak tiga hari ini pasien sering lembur kerja dan berat badan terasa semakin naik karena banyak makan saat lembur. Pasien pun cemas dengan keadaan demikian akan mempengaruhi kinerjanya. Tugas Mahasiswa: 1. Lakukan anamnesis pada pasien! 2. Lakukan pemeriksaan tanda vital 3. Lakukan pengukuran IMT (indeks massa tubuh) pada pasien! 4. Intepretasikan hasil pemeriksaan Anda! Simulasi Skenario II: Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke puskesmas untuk medical check up sebagai persyaratan pendaftaran asuransi kesehatan. Tugas mahasiswa: 1. lakukan anamnesis pada pasien tersebut! 2. Lakukan pemeriksaan tanda vital pasien! 3. Lakukan pengukuran resiko penyakit metabolik pada pasien Simulasi Skenario III: Seorang anak laki-laki berusia 10 bulan diantar ibunya ke pos pelayanan kesehatan desa untuk posyandu rutin. Tugas mahasiswa: 1. Komunikasikan tujuan pengukuran antropometri pada ibu pasien! 2. Lakukan pengukuran antropometri pada pasien tersebut! 3. Sampaikan interpretasi hasil pengukuran pada ibu pasien! 8
10 Anamnesis pasien Mahasiswa dapat memulai komunikasi dengan cara membangun hubungan baik dengan pasien misalnya dengan memberi salam, menjabat tangan pasien, dan memperkenalkan diri. Dalam membuka komunikasi, cara yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan setempat sehingga memberikan rasa nyaman kepada pasien. Setelah membuka komunikasi dengan menyapa, selanjutnya mahasiswa mengkonfirmasi identitas pasien dan menanyakan keluhan dan maksud kunjungan pasien. Dalam menanyakan dan mengeksplorasi keluhan pasien, mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip mendengarkan secara aktif. Mahasiswa kemudian mengeksplorasi keluhan pasien dan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan maksud pasien datang kepada dokter melalui anamnesis. Dalam anamnesis, mahasiswa menerapkan empat pokok pikiran dan tujuh atribut dalam anamnesis. Empat pokok pikiran tersebut adalah Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), Riwayat Kesehatan Keluarga, dan Riwayat Sosial Ekonomi. Eksplorasi informasi tentang Riwayat Penyakit Sekarang terdiri dari keluhan utama dan anamnesis lanjutan yang berupa tujuh atribut anamnesis. Tujuh atribut anamnesis tersebut antara lain adalah Lokasi keluhan, Onset / awitan dan kronologis, Kuantitas keluhan, Kualitas keluhan, Faktor-faktor yang memperberat keluhan, serta Faktor-faktor yang meringankan keluhan, dan Analisis sistem yang menyertai keluhan utama. Riwayat Penyakit Dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah dialami oleh pasien, baik penyakit yang serupa maupun riwayat penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang. Di samping itu riwayat alergi obat atau makanan juga perlu ditanyakan. Riwayat tentang penyakit yang dialami keluarga kemudian dieksplorasi untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang diturunkan atau penyakit yang mungkin ditularkan dari lingkungan keluarga. Selanjutnya Riwayat Sosial Ekonomi dieksplorasi dengan menanyakan status sosial ekonomi dan riwayat kebiasaan pasien yang relevan dengan kondisi kesehatan saat ini atau bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, jelaskan kepada pasien pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan pada pasien, bagaimana prosedurnya, serta tujuan pemeriksaannya. Apabila ada pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien, jelaskan potensi ketidaknyamanan tersebut sehingga pasien siap dan mantap dalam menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan tanda vital pasien Setelah melakukan anamnesis, kemudian mahasiswa melakukan pemeriksaan yang diperlukan untuk mendapatkan informasi objektif tentang keluhan pasien. Sebelum dan setelah melakukan pemeriksaan fisik, mahasiswa wajib melakukan cuci tangan secara aseptik. Dalam skenario ini, mahasiswa diarahkan pada pemeriksaan tanda vital pasien. Pemeriksaan tanda vital dapat dilakukan dalam posisi duduk atau berbaring. Penentuan posisi pasien disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pasien. Apabila pasien tidak memiliki 9
11 hendaya dan mampu berpindah tempat maka pemeriksaan dapat dilakukan dengan berbaring di bed pemeriksaan dengan posisi pemeriksa di sebelah kanan pasien. Pemeriksaan vital sign dapat dilakukan secara simultan, misalnya dengan cara mempersiapkan thermometer dan menempelkan thermometer di ketiak kiri lalu memeriksa tekanan darah di lengan kanan. Pemeriksaan suhu juga dapat dilakukan setelah pemeriksaan tekanan darah. Sementara menunggu hasil pemeriksaan suhu, dapat dilakukan pemeriksaan nadi dan respirasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu pemeriksaan dan demi kenyamanan pasien. Pemeriksaan tanda vital tambahan adalah VAS atau skala nyeri. Tentukan BMI pasien Pemeriksaan BMI diperoleh melalui pemeriksaan berat badan dan tinggi badan. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan dilakukan pada pasien dalam keadaan berpakaian minimal atau mengenakan pakaian khusus untuk pemeriksaan antropometri. Sebelum melakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, persiapkan alat yang akan digunakan dan persiapkan pasien sesuai persyaratan pemeriksaan antropometri. Lakukan pemeriksaan yang paling nyaman untuk pasien. Berat badan maupun tinggi badan tidak mensyaratkan preferensi untuk dilakukan terlebih dahulu sehingga lebih diutamakan untuk kenyamanan pasien. Masing-masing pemeriksaan diulang tiga kali untuk meningkatkan akurasi pemeriksaan. Setelah pemeriksaan pasien dapat mengenakan pakaiannya kembali, selagi mahasiswa mencuci tangan dan melakukan analisis hasil pemeriksaan. Setelah pasien duduk kembali dengan nyaman, mahasiswa menyampaikan hasil pemeriksaan dan interpretasinya dengan jelas kepada pasien. Pengukuran resiko penyakit metabolik Risiko penyakit metabolik dapat diketahui melalui pemeriksaan antropometri yaitu rasio lingkar pinggang lingkar panggul. Lingkar pinggang dan lingkar panggul dapat diukur pada pasien dalam posisi antropometri. Persiapkan pasien dalam pakaian minimal atau pakaian khusus untuk pemeriksaan antropometri. Lalu lakukan pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul. Setelah pemeriksaan, persilakan pasien untuk mengenakan kembali pakaiannya sementara mahasiswa mencuci tangan lalu menganalisis hasil pengukuran. Pencatatan hasil pengukuran hendaknya dilakukan segera setelah pengukuran agar tidak lupa dan tidak salah. Interpretasi hasil pemeriksaan antropometri Hasil pemeriksaan antropometri lingkar pinggang dan lingkar panggul kemudian dihitung rasionya dengan rumus: lingkar pinggang/lingkar panggul. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan baku rujukan sehingga memperoleh hasil proporsi bentuk tubuh (tipe ginekoid atau tipe android). Masing-masing tipe memiliki risiko yang berbeda terhadap berbagai penyakit. Sampaikan pada pasien hasil interpretasi yang diperoleh. Sampaikan pula apabila masih ada pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan untuk memperoleh interpretasi yang lebih lengkap dan komprehensif. 10
12 Pemeriksaan antropometri pada anak Mahasiswa dapat memulai komunikasi dengan cara membangun hubungan baik dengan Ibu pasien misalnya dengan memberi salam, menjabat tangan pasien, dan memperkenalkan diri. Dalam membuka komunikasi, cara yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan setempat sehingga memberikan rasa nyaman kepada pasien dan pengantar. Pasien bayi atau anak-anak memiliki kekhasan karakteristik sehingga perlu pendekatan yang berbeda. Mahasiswa perlu menyesuaikan diri dengan kondisi pasien anak-anak, misalnya mengajak bicara atau bercanda, mengalihkan perhatian dan membuat suasana nyaman bagi pasien. Setelah membuka komunikasi dengan menyapa, selanjutnya mahasiswa mengkonfirmasi identitas pasien dan ibu pasien serta menanyakan maksud kunjungan pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan antropometri, jelaskan kepada Ibu pasien pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan pada pasien, bagaimana prosedurnya, serta tujuan pemeriksaannya. Apabila ada pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien, jelaskan potensi ketidaknyamanan tersebut sehingga Ibu pasien siap dan dapat membantu menenangkan pasien. Kerja sama orang tua atau pengantar pasien sangat penting dalam pemeriksaan antropometri pada bayi dan anak-anak Pada posyandu rutin dilakukan pemeriksaan berat badan dan panjang badan. Sebelum dilakukan pemeriksaan, persilakan Ibu mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan yaitu dengan pakaian seminimal mungkin dan melepas berbagai asesoris seperti hiasan kepala dan sepatu. Sementara Ibu mempersiapkan pasien, mahasiswa mencuci tangan secara aseptic lalu mempersiapkan alat yang akan digunakan. Upayakan untuk mempersiapkan alat dengan segera agar pasien tidak kedinginan karena terlalu lama berpakaian minimal. Lakukan pemeriksaan berat badan terlebih dahulu lalu segera dilanjutkan dengan pemeriksaan panjang badan. Upayakan agar Ibu pasien selalu berada di sekitar pasien agar pasien tidak menangis atau gelisah dan mengganggu pemeriksaan. Mahasiswa mencatat hasil pemeriksaan segera setelah pembacaan hasil pemeriksaan. Setelah pemeriksaan selesai, Ibu pasien segera dipersilakan untuk memakaikan lagi pakaian pasien sementara mahasiswa mencuci tangan dan melakukan analisis hasil pemeriksaan antropometri. Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak digunakan alat bantu berupa growth chart. Siapkan growth chart sesuai dengan usia dan jenis kelamin pasien serta indikator yang akan digunakan untuk analisis. Plot-kan hasil pengukuran pada chart yang telah disiapkan lalu catat z-score yang ditunjukkan titik hasil plotting. Z-score tersebut kemudian dibandingkan dengan baku rujukan yang ada. Lakukan interpretasi pada sedikitnya 3 dari 4 indikator yang ada (BB//U, PB//U, BB//PB, dan IMT//U). Sampaikan hasil interpretasi kepada Ibu pasien. 11
13 MATERI PEMBELAJARAN INTEGRATED CLINICAL SKILLS 1.2 Tujuan Pembelajaran: Mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif Konten Keterampilan Klinik Integrasi: - Dasar Anamnesis (History taking) - Teknik cuci tangan - Teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi - Pemeriksaan ekstremitas superior dan inferior Simulasi Skenario 1: Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan pusing dan pegalpegal di tangan. Tugas mahasiswa: 1. lakukan anamnesis pada pasien tersebut! 2. Lakukan pemeriksaan tanda vital 3. Lakukan pemeriksaan ekstremitas superior pada pasien! Simulasi Skenario 2: Seorang laki-laki berusia 18 tahun, yang baru lulus SMA, datang ke praktek dokter umum untuk melakukan pemeriksaan (General Check Up) untuk mendapatkan surat keterangan sehat sebagai syarat mendaftar pekerjaan. Tugas Mahasiswa: 1. Lakukan anamnesis pada pasien tersebut! 2. Lakukan pemeriksaan fisik dasar! 3. Lakukan pemeriksaan ekstremitas pasien! Pemeriksaan fisik dasar Pemeriksaan fisik dasar terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pertama yang dilakukan mahasiswa pada pemeriksaan fisik dasar adalah inspeksi. Langkah pertama dalam inspeksi adalah general survey, yaitu dengan mengobservasi kesan kesadaran, tanda-tanda distress, cara berpakaian dan merawat diri, ekspresi wajah, status mental, habitus (bangunan tubuh), suara dan cara berbicara, cara bergerak, cara berjalan, postur tubuh, inspeksi tangan, bau badan dan bau mulut, dan oedema. Beberapa bagian yang membutuhkan pemeriksaan lebih seksama adalah kulit, kuku, rambut, membrane mukosa, dan limfonodi yang bisa terlihat. Inspeksi dilakukan pula dengan membandingkan antara sisi kanan dan kiri. Setelah inspeksi, mahasiswa melakukan palpasi. Palpasi dilakukan dari bagian proksimal ke distal, dilakukan secara simetri sebelah kiri dan kanan. Pastikan telapak tangan mahasiswa tidak dingin sehingga tidak menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien. Bebaskan bagian yang akan dipalpasi dari 12
14 pakaian agar tidak mengganggu pemeriksaan. Pada pemeriksaan di region abdomen, palpasi dan perkusi dilakukan setelah pemeriksaan auskultasi. Lakukan pemeriksaan palpasi secara urut dan sistematis. Pemeriksaan ekstremitas superior Pemeriksaan ekstremitas superior dilakukan dalam berbagai posisi, bergantung pada jenis dan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Pemeriksaan dalam beberapa posisi seperti berbaring, duduk, dan berjalan, dapat memberikan informasi yang bermanfaat. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan mulai dari inspeksi, palpasi, gerakan, gaya berjalan, dan pengukuran. Gaya berjalan dapat mulai diperiksa ketika pasien memasuki ruangan periksa sehingga dapat menghemat waktu pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan pada sisi yang sakit, kemudian dibandingkan dengan sisi yang sehat. Pemeriksaan dilakukan dari bagian proksimal ke arah distal. Agar pasien tidak merasa bingung dan mahasiswa tidak melewatkan suatu pemeriksaan, maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan secara berurutan sesuai prinsip di atas. Pertama mahasiswa memeriksa keadaan umum dan gaya berjalan pasien ketika masuk ke ruang periksa atau ketika berpindah tempat dari tempat duduk ke tempat pemeriksaan. Selanjutnya mahasiswa melakukan inspeksi pada sisi yang sakit, dari bagian proksimal ke arah distal. Setelah memeriksa sisi yang sakit, mahasiswa membandingkannya dengan sisi yang sehat. Pemeriksaan gerakan dan pengukuran dapat dilakukan setelah pemeriksaan inspeksi dan palpasi. Gerakan dan pengukuran juga dilakukan pada sisi yang sakit terlebih dahulu lalu dibandingkan dengan sisi yang sehat. 13
Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:
1 Berkas Pasien Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : No Berkas : No Rekam Medis : Pasien Ke : dalam keluarga Data Administrasi tanggal diisi oleh Nama: NPM/NIP: Nama Umur / tgl. Lahir Alamat Jenis kelamin
Lebih terperinciriwayat personal-sosial
KASUS OSCE PEDIATRIK 1. (Gizi Buruk) Seorang ibu membawa anaknya laki-laki berusia 9 bulan ke puskesmas karena kha2atir berat badannya tidak bisa naik. Ibu pasien juga khawatir karena anaknya belum bisa
Lebih terperinciCHECKLIST KELUHAN UROGENITAL. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :
CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri keduanya 0 : melakukan< 2 3 Menanyakan identitas
Lebih terperinciPENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)
PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan
Lebih terperinciCHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :
CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri 1 : melakukan keduanya 0
Lebih terperinciPENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN PADA LEHER ( ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)
Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN PADA LEHER ( ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap
Lebih terperinciMODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH Oleh BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NOVEMBER 2014 I. Waktu Mengembangkan kompetensi
Lebih terperinciTERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI NOMOR MODUL TOPIK SUB TOPIK I. Waktu : B02 : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru : Terapi Inhalasi TERAPI INHALASI Mengembangkan kompetensi Sesi Tutorial Diskusi
Lebih terperinciBuku Pedoman Keterampilan Klinis
LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS Buku Pedoman Keterampilan Klinis SAMBUNG RASA MENSTRUKTUR WAWANCARA VITAL SIGN DASAR-DASAR PEMERIKSAAN FISIK ANTROPOMETRI REKAM MEDIS Untuk Semester 1 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBuku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Antropometri
Buku Panduan Keterampilan Antropometri Haerani Rasyid Agussalim Buchari A. Yasmin Syauki Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UJIAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 894 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UJIAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2008 Oleh :
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR
BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 PENGANTAR Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler ini berisi 2 (dua) ketrampilan utama yaitu Anamnesis
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN SILABUS Program : Kedokteran Studi Blok : Gizi Klinik Tim Blok : 1. Drs. Widardo, MSc 2. Drg. Suhanantyo, MSi.Med 3. Dr. Budiyanti
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung
Lebih terperinciKOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila 1. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk menceritakan penyakitnya dengan pertanyaanpertanyaan
SISTEM SARAF PENYAKIT CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila 1. Anamnesis Peserta memfasilitasi untuk menceritakan penyakitnya pertanyaanpertanyaan yang sesuai untuk mendapatkan
Lebih terperinciData Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:
1 Berkas Okupasi Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : No Berkas : No Rekam Medis : Pasien Ke : dalam keluarga Data Administrasi tanggal diisi oleh Nama: NPM/NIP: Nama Umur / tgl. Lahir Pasien Keterangan
Lebih terperinciPERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ
PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL 2015 Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ Modul tutorial Modul 1 (bengkak pada wajah dan perut) Modul 2 ( produksi kencing menurun) Modul 3 (
Lebih terperinciCHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA
CHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA No. Aspek yang Dinilai Contoh/Parameter 1. Mengucap salam...assalamualaikum wr wb... 2. Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa...perkenalkan saya Andi saya
Lebih terperinciPENGKAJIAN PNC. kelami
PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan
Lebih terperinciPMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita
Lebih terperinciMANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 DAFTAR KETERAMPILAN
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau
Lebih terperinciPEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Oentarini Tjandra
PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Oentarini Tjandra Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara ABSTRAK Seiring dengan diterapkannya
Lebih terperinciPENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL
PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 FK-UNHAS Semester Akhir 2016/2017
Lebih terperinciKOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION
KOMUNIKASI EFEKTIF KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION No 1. 2. 3. 4. Jenis kegiatan Situation Mengidentifikasi diri, unit/ ruangan, Menyebutkan
Lebih terperinciPengembangan Skenario untuk Pasien Simulasi
Pengembangan Skenario untuk Pasien Simulasi Oleh: E. Suryadi Fakultas Kedokteran UGM Difinisi Skenario Tulisan berupa narasi atau penuntun yang merupakan jembatan antara gagasan konseptor dan aktor untuk
Lebih terperinciImplementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI
Implementasinya dalampbl Sugito Wonodirekso Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI Pendahuluan KBK tidak sama dengan PBL PBL adalah salah satu cara untuk mencapai kompetensi
Lebih terperinciAnamnesis (History Taking)
CHECK LIST Anamnesis (History Taking) No 1. 2. 3. Jenis kegiatan Menyapa pasien dengan menyebut nama & senyum serta mempersilahkan duduk (jabat tangan) Menanyakan ulang identitas pasien: nama, usia, tempat
Lebih terperinciCHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :
CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri keduanya 0 : melakukan< 2
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciPanduan Identifikasi Pasien
Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian
Lebih terperinciPemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Disarikan Oleh : dr. Lin Yuwarni, MKKK dari Continuing Professional Development untuk Dokter Kesehatan Kerja di Layanan Primer P2KB Dokter Kesehatan Kerja Editor: Prof
Lebih terperinciSATKER. NOMOR SOP Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan Oleh
SATKER NOMOR SOP Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan Oleh Nama SOP PEMERIKSAAN FISIK DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA 1. UU no. 1 tahun 2009 tentang penerbangan 1 Medical Examiner
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan jadwal mata kuliah Universitas Sebelas Maret selama ini dilakukan dengan Sistem Generate Jadwal UNS, namun berdasarkan surat keputusan konsil kedokteran
Lebih terperinciTemplate osce station
Template osce station Nomor station Judul station Waktu yang dibutuhkan Tujuan station Area kompetensi (pilih satu area atau lebih dengan cara menebalkan/bold) Kategori (tebalkan category yang mau dinilai)
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : THT Bobot : 4 SKS Semester : V Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan organ
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran yang berdasarkan pada kompetensi mencakup tiga ranah (domain) yang saling terintegrasi yaitu kognitif, keterampilan, dan afektif. Kompetensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,
Lebih terperinciSKILLS LAB BLOK 4.3 TOPIK 1B KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
Modul Skills Lab. Blok 4.3 Topik. B Tahun 03/04 SKILLS LAB BLOK 4.3 TOPIK B KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT MEDICAL EDUCATION UNIT (MEU) FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND PADANG 03 Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciJOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016
JOB SHEET Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd. 301 Semester : II Prodi : DIII Kebidanan Pokok bahasan : Pemeriksaan Antenatal Care Pembimbing : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan Kode Mata : KBK703D Dosen Pengembang RPS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang
Lebih terperinciMETODE-METODE PEMBELAJARAN KLINIK OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST,M M.KEB
METODE-METODE PEMBELAJARAN KLINIK OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST,M M.KEB METODE-METODE PRE/POST CONFERENCE BEDSIDE TEACHING COACHING PRESEPTORING DAN MENTORING SUPERVISI PRAKTEK KLINIK BIMBINGAN KLINIK PRE
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis dalam asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK 35 +1 minggu dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan
Lebih terperinciKeterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran
Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Dr. dr. Herqutanto MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI HP: 08161803969 Email: marsha_ap@yahoo.com Tujuan Sesi Membahas pentingnya keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi dan defisiensi menjadi penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan
Lebih terperincipemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak,
PROSEDUR TETAP Balai Kesehatan Penerbangan PEMERIKSAAN FISIK PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR Tindakan pengujian kesehatan yang dilakukan oleh dokter terhadap personel penerbangan yang meliputi: anamnesis,
Lebih terperinciMANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciStandard Operating Procedure. Mini-CEX. (Mini Clinical Evaluation Exercise)
Standard Operating Procedure Mini-CEX (Mini Clinical Evaluation Exercise) PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi : D III Kebidanan Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Kode Mata Kuliah : KEB. 301 Semester : II (dua) SKS : 4 SKS (T : 1 SKS, P : 3 SKS) Dosen
Lebih terperinciKETERAMPILAN PEMERIKSAAN OBSTETRI
BUKU PANDUAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN OBSTETRI Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Tahun Akademik 2014-2015 Tim Penyusun Dr. dr. Hj. A. Mardiah Tahir, Sp.OG dr. Hj. Retno Budiati Farid, Sp.OG. K Editor:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Gangguan kecemasan diperkirakan dialami 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciMODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul)
MODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul) Penyusun Asty Amalia Astrid Pratidina Susilo Kontributor Tim ISLaND Daftar Isi Halaman Sampul Daftar Isi I Ii Pendahuluan 1 Panduan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu
Lebih terperinciKURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PEKARYA KESEHATAN JENJANG II berbasis
KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PEKARYA KESEHATAN JENJANG II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UD. M Irfan Shoes merupakan usaha kecil menengah yang berada di dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang pembuatan sepatu. Proses
Lebih terperinciPelatihan Pasien Simulasi: Keterampilan Klinik Prosedural
Pelatihan Pasien Simulasi: Keterampilan Klinik Prosedural Oleh: E. Suryadi Fakultas Kedokteran UGM Pelatihan Klinik Prosedural Melatih keterampilan melakukan tindakan prosedural dalam menangani pasien
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan atau abnormal sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan, antara lain adalah penyakit kardiovaskular,
Lebih terperinciI.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip
I.Pengertian Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu
Lebih terperinciBAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG
BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan
Lebih terperinciTujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2000). Untuk hasil r hitung pada penelitian dapat dilihat pada kolom Corrected
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji validasi dan reliabilitas 1. Hasil Uji Validasi Uji validasi pada penelitian dilakukan dengan uji korelasi yaitu melalui korelasi setiap item pernyataan
Lebih terperinciMODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT
TEAM BASED LEARNING MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH : Prof. Dr. dr. Syarifuddin Rauf, SpA(K) Prof. dr. Husein Albar, SpA(K) dr.jusli
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Tempat Penelitian Penelitian quasi eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode OSCE (Objective Structure Clinical Examination) terhadap kesiapan dan motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, bakat atau kualifikasi seseorang
Lebih terperinciBUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR
BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN CLINICAL SKILLS LAB FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN
PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II Jl. Wates KM 5,5 Gamping, Sleman, Yogyakarta 55294 Telp. 0274 6499706, Fax. 0274 6499727 i SURAT
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Mahasiswa :... Pengkajian diambil tanggal :... Jam :... A. IDENTITAS UMUM. Identitas Kepala Keluarga: Nama :... Pendidikan :... Umur :... Pekerjaan :...
Lebih terperinciLAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR
LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR Diajukan guna melengkapi tugas Komuda Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan
Lebih terperinciMODUL IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT)
MANUAL BOOK APLIKASI COMPLETE MEDICAL SOFTWARE MANAGEMENT (CMSM) MODUL IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT) 2014 www.sistemrumahsakit.com DAFTAR ISI A. MENU PENDAFTARAN PASIEN... 4 1. Pendaftaran pasien yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data
Lebih terperinciSeorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32
KELOMPOK 9 Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 kali/menit suara ngorok dan seperti ada cairan
Lebih terperinciMANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PEMBUATAN FLIP CHART DAN CROSS BANNER
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PEMBUATAN FLIP CHART DAN CROSS BANNER Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 DAFTAR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah
Lebih terperinciKASUS III. Pertanyaan:
KASUS III Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P1A0, hamil 40 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan mulas-mulas sejak 7 jam yang lalu, dari kemaluannya keluar lendir bercampur darah. Klien terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan mahasiswa yang baru menjalani proses pembelajaran
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional
Lebih terperinciREKAM MEDIS YANG BAIK ADALAH WUJUD DARI KEDAYAGUNAAN DAN KETEPATGUNAAN PERAWATAN PASIEN. Manual Rekam Medis - KKI
dr. Sakdiah,M.Sc REKAM MEDIS YANG BAIK ADALAH WUJUD DARI KEDAYAGUNAAN DAN KETEPATGUNAAN PERAWATAN PASIEN Manual Rekam Medis - KKI Pencatatan Riwayat Keluarga dan Riwayat Penyakit Terdahulu Pencatatan Riwayat
Lebih terperinciKeterampilan Klinis ANAMNESIS RESPIRASI
PEGANGAN MAHASISWA Keterampilan Klinis ANAMNESIS RESPIRASI Diberikan pada mahasiswa Semester III Penyusun: Dr. dr. Irawaty Djaharuddin, SpP(K) Dr. dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Dr. dr. M. Harun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dispepsia menurut kriteria Rome III didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang berlokasi di epigastrium, terdiri dari nyeri ulu hati atau ketidaknyamanan, bisa disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian
BAB I PENDAHULUAN E. Latar belakang Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya
Lebih terperinciKOMPLIKASI PHLEBOTOMY
NAMA NIM/SMT : HALUMMA FADHILAH : P17434113014/ IVA ANALIS KOMPLIKASI PHLEBOTOMY A. Pendarahan Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah kapiler lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
BAB I PENDAULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut WHO (world health organization) kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun,
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG Menimbang : a. Bahwa semua pasien yang dilayani di RSIA Kemang harus diidentifikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.
Lebih terperinciMAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN
Lebih terperinciDaftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia
Daftar Pokok Bahasan Lampiran 4 SKDI Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia 2012 Pendahuluan Lampiran 4 Daftar Pokok Bahasan Standar Kompetensi Dokter
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Kode : 25 : KEDOKTERAN KOMUNITAS Semester : 7 (tujuh) Standar Kompetensi : mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan aspek promotif,
Lebih terperinciBPSL BLOK KOMUNIKASI 1 SEMESTER I TAHUN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
BPSL KOMUNIKASI 1 SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2016-2017 BLOK 1.1.2 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 0 Modul 1 : Memulai Wawancara (Beginning an interview) Tanggal : 29 November 2016 Tujuan
Lebih terperinciTEMPLATE OSCE STATION
TEMPLATE OSCE STATION 1. Nomor station Tidak perlu diisi 2. Judul station neurology 3. Waktu yang dibutuhkan 15 menit 4. Tujuan station Menilai anamnesis, pemeriksaan fisik dasar neurologis, menentukan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN IBU HAMIL / ANTENATAL CARE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ASUHAN IBU HAMIL KUNJUNGAN AWAL / PERTAMA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN IBU HAMIL / ANTENATAL CARE Disahkan oleh Sukmawati, S.ST Dibuat oleh Junitha Ch.G.Kereh, S.ST,M.Kes Kepala Puskesmas Gogagoman Unit Pelayanan KIA/KB STANDAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot skeletal yang disebabkan karena tubuh menerima beban statis, atau bekerja pada postur janggal secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja
Lebih terperinci