Pelatihan Pasien Simulasi: Keterampilan Klinik Prosedural

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pelatihan Pasien Simulasi: Keterampilan Klinik Prosedural"

Transkripsi

1 Pelatihan Pasien Simulasi: Keterampilan Klinik Prosedural Oleh: E. Suryadi Fakultas Kedokteran UGM Pelatihan Klinik Prosedural Melatih keterampilan melakukan tindakan prosedural dalam menangani pasien Tatacara atau metode dan sistematika serta kecepatan dan ketepatan adalah utama Terampil melakukan tindakan tertentu dan menggunakan instrumen secara legeartis. 1

2 Kekhususan pada latihan prosedural: Sebagian bersifat invasif sehingga tidak layak menggunakan probandus murni atau langsung sebagai nara coba Prosedur tindakan mempunyai standar tertentu yang dibakukan (legeartis) Diperlukan latihan berulang-ulang pada manikin untuk mengembangkan kemahiran tindakan Membaca melihat latihan pada manikin latihan pada PS dan manikin pada pasien. Melakukan inform consent sebelum tindakan Peran PS: dalam latihan prosedur klinik 1. Menjadi probandus: menyediakan tubuh atau bagian tubuh sebagai objek latihan, atau sebagai komplementer dalam pelatihan terhadap manikin. 2. Mampu mewakili kondisi pasien tertentu sebelum dan selama dilakukan intervensi therapeutik 2

3 3. Membantu mengarahkan mahasiswa dalam melakukan tindakan prosedural tertentu secara tidak langsung 4. Melakukan komunikasi/interaksi/ reaksi atau respon selama mahasiswa melakukan tindakan therapeutik 5. Menunjukkan pengaruh kondisi emosi pasien terhadap penyakit tertentu 6. Menunjukkan pengaruh kondisi emosi pasien terhadap tingkat keterampilan prosedural therapeutik mahasiswa. 7. Melatih mahasiswa dalam melakukan komunikasi sebelum, selama, dan sesudah tindakan dilaksanakan 8. Memberikan umpan balik bagaimana prosedur itu dilakukan oleh mahasiswa secara nyaman dan legeartis bagi pasien 3

4 Makna skenario: pada pasien simulasi PS sebagai objek pelatihan dalam batas tertentu mampu mensimulasikan kondisi pasien Skenario sebagai penuntun latihan PS agar mereka mampu mensimulasikan kondisi pasien yang sebenarnya sebelum dan selama dilakukan tindakan terapeutik. Pertimbangan dasar: dalam menulis skenario Prior knowledge mahasiswa yang akan memakai latihan Hasil keluaran yang diharapkan pada latihan keterampilan Tindakan apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa terhadap pasien Memilih objek penyakit dan tindakan yang paling baik/cocok untuk diperankan agar tercapai tujuan Memilih atau menentukan kriteria individu yang paling cocok memerankan pasien simulasi 4

5 Hal yang perlu diperhatikan: dalam skenario dan diketahui oleh PS 1. Kondisi kemampuan mahasiswa 2. Kasus yang perlu disimulasikan 3. Latar belakang identitas dan sosial kasus yang perlu dicantumkan 4. Gejala utama dan tambahan, serta riwayat sakit yang harus diketahui oleh PS 5. Kondisi kejiwaan pasien yang harus diperankan 6. Pakaian dan penampilan yang harus diperankan 7. Apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa dan bagaimana cara meresponnya. 8. Apa yang harus ditanyakan selama dan sesudah pemeriksaan fisik. 9. Petunjuk umum cara melakukan umpan balik konstruktif kepada mahasiswa setelah latihan 10 Gangguan fisik yang ada pada pasien dikaitkan dengan akting yang harus dilakukan sebelum dan selama pemeriksaan. 11. Ada baiknya jika pasien simulasi memahami prosedur baku yang benar terhadap tindakan yang akan dilakukan mahasiswa. 5

6 Akting apa yang perlu ditulis: dalam skenario tindakan prosedural Bagaimana posisi manikin terhadap tubuh PS? Bagaimana harus berjalan? Bagaimana harus duduk? Bagaimana harus berkata? Bagaimana harus bernapas? Bagaimana harus berbaring? Bagaimana harus mengekpresikan wajah? Bagaimana harus mengatur posisi tubuh dan bagianbagian tubuh? Bagaimana tubuh atau bagian tubuh dan ekspresi wajah harus merespon selama dilakukan tindakan? Bagaimana harus menjawab dan bertanya selama dan sesudah dilakukan tindakan. PS dalam kombinasi dengan manikin Perlu ditulis dengan detail apa yang seharusnya dilakukan oleh mahasiswa Perlu ditulis apa dan bagaimana PS harus berkomplementer dengan manikin Beberapa cara merespon selama mahasiswa memberlakukan tindakan pada manikin Beberapa tindakan yang sering dilakukan tidak akurat oleh mahasiswa dan sekaligus cara meresponnya. Cara memberikan feedback yang membangun 6

Pengembangan Skenario untuk Pasien Simulasi

Pengembangan Skenario untuk Pasien Simulasi Pengembangan Skenario untuk Pasien Simulasi Oleh: E. Suryadi Fakultas Kedokteran UGM Difinisi Skenario Tulisan berupa narasi atau penuntun yang merupakan jembatan antara gagasan konseptor dan aktor untuk

Lebih terperinci

PRINSIP PELATIHAN PASIEN STANDAR. HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia

PRINSIP PELATIHAN PASIEN STANDAR. HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia PRINSIP PELATIHAN PASIEN STANDAR HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia 1. Sri Julyani - FK Universitas Muslim Indonesia - Makasaar 2. Christina Olly Lada - FK Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel, 2005). Feedback adalah informasi

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR

BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 PENGANTAR Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler ini berisi 2 (dua) ketrampilan utama yaitu Anamnesis

Lebih terperinci

Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran

Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Dr. dr. Herqutanto MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI HP: 08161803969 Email: marsha_ap@yahoo.com Tujuan Sesi Membahas pentingnya keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini masih banyak sekali praktek dokter gigi yang dalam pengolahan data rekam medis pasien dilakukan secara manual dengan dicatat kedalam buku besar. Rekam

Lebih terperinci

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA Skill Lab. Sistem Neuropsikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2014 PENGANTAR Setelah melakukan

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS TUJUAN KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS R. NETY RUSTIKAYANTI, M.KEP 2017 Mengidentifikasi faktor individu dan lingkungan yang mempengaruhi komunikasi Mendiskusikan perbedaan komunikasi verbal dan non verbal,

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah pengetahuan mengenai teknik dan prosedur pengambilan data pada penelitian ilmiah. Metode penelitian dirancang sedemikin rupa agar penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Journal of Social and Industrial Psychology

Journal of Social and Industrial Psychology JSIP 1 (1) (2012) Journal of Social and Industrial Psychology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MINAT MELAKUKAN PERAWATAN WAJAH PADA PRIA Hana Nor Hanifah Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PBL (Problem Based Learning) 1. Definisi PBL PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan, Konsultasi Dokter, dan Produk Kecantikan. atau melakukan perawatan terapi(treatment) pasien diharuskan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan, Konsultasi Dokter, dan Produk Kecantikan. atau melakukan perawatan terapi(treatment) pasien diharuskan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Klinik House of Healthy Living Center (H2LC) merupakan klinik Aesthetic & Anti Aging yang berkonsisten menerapkan konsep hidup sehat dengan memadukan unsur kecantikan

Lebih terperinci

Peran PS dalam OSCE. HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia

Peran PS dalam OSCE. HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia Peran PS dalam OSCE HPEQ Project Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia Tim Pelatih PS 1. Sri Julyani - FK Universitas Muslim Indonesia - Makasaar 2. Christina Olly Lada - FK Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsultasi adalah inti dari kegiatan layanan dokter (Howie et al.,

BAB I PENDAHULUAN. Konsultasi adalah inti dari kegiatan layanan dokter (Howie et al., BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Konsultasi adalah inti dari kegiatan layanan dokter (Howie et al., 1999). Dalam konsultasi ini terjadi komunikasi antara dokter dan pasien dalam upaya membangun hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan ilmu komputer semakin meluas ke berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi sistem informasi saat ini berkembang di semua bidang, dan salah satunya di bidang pelayanan kesehatan. Suatu sistem terkomputerisasi adalah sistem yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat layanan kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang baik serta harus meminimalkan setiap kesalahan, baik layanan administrasi maupun

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

Panduan Identifikasi Pasien

Panduan Identifikasi Pasien Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008

3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktorfaktor apa saja yang dapat meminimalisir kambuhnya gangguan bipolar pada penderita. Untuk mendapatkan gambaran tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sabagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas, dalam berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan data bila dibandingkan dengan cara manual. Dimana hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan data bila dibandingkan dengan cara manual. Dimana hal-hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi pada zaman ini sangat berpengaruh pada kemajuan suatu organisasi. Teknologi informasi memberikan sebuah kecepatan dan keakuratan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 Bab 1

BAB I PENDAHULUAN 1 Bab 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Bab 1 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan informasi yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan di zaman modern seperti saat ini. Semakin cepat informasi didapat dan keakuratannya dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang efektif dalam pendidikan klinik (Hesketh & Laidlaw, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. utama yang efektif dalam pendidikan klinik (Hesketh & Laidlaw, 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Umpan balik untuk mahasiswa telah lama diakui sebagai komponen utama yang efektif dalam pendidikan klinik (Hesketh & Laidlaw, 2002). Tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang

I. PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokter adalah seseorang yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatan serta dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang sakit (pasien)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah

Lebih terperinci

Lampiran 6 LEMBAR PERSETUJUAN

Lampiran 6 LEMBAR PERSETUJUAN Lampiran 6 LEMBAR PERSETUJUAN Saya (inisial) yang bertandatangan dibawah ini : Nama :... Umur :... Alamat :... Bersedia untuk menjadi responden penelitian yang berjudul Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif untuk memudahkan kinerja petugas dalam. pengolahan data pada klinik. Umumnya klinik di Indonesia masih belum

BAB I PENDAHULUAN. alternatif untuk memudahkan kinerja petugas dalam. pengolahan data pada klinik. Umumnya klinik di Indonesia masih belum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem informasi berbasis komputer menjadi salah satu alternatif untuk memudahkan kinerja petugas dalam hal pelayanan dan pengolahan data pada klinik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis penyakit yang diderita oleh seorang penderita harus dapat dilakukan dengan tepat dan akurat, karena kesalahan diagnosis berakibat fatal dan bisa membahayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada masa sekarang ini, penggunaan komputer atau yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada masa sekarang ini, penggunaan komputer atau yang disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi pada masa sekarang ini, penggunaan komputer atau yang disebut teknologi informasi dalam menyampaikan bahan pengajaran memungkinkan untuk melibatkan

Lebih terperinci

PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL

PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 FK-UNHAS Semester Akhir 2016/2017

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Tahapan implementasi bertujuan untuk menerapkan sistem yang telah dibangun berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan. Pengujian diawali dengan proses integrasi antara

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PROSES REAKTOR UREA DENGAN CLIPS

MODEL SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PROSES REAKTOR UREA DENGAN CLIPS BAB VII MODEL SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PROSES REAKTOR UREA DENGAN CLIPS VII.1 Pendahuluan Tujuan pada bab ini adalah membuat suatu contoh aplikasi sistem berbasis pengetahuan untuk membantu dalam troubleshooting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wajah atau muka adalah bagian depan dari kepala pada manusia yang meliputi wilayah dari dahi hingga dagu. Wajah terutama digunakan untuk ekspresi wajah, penampilan

Lebih terperinci

Uji Coba Keempat OSCE UKDI

Uji Coba Keempat OSCE UKDI Uji Coba Keempat OSCE UKDI Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia HPEQ Project Komponen 2 28 April 2012 Tujuan Uji Coba Pertama OSCE UKDI 22-24 Juli 2011 1. Melakukan uji coba formatosce UKDI mulai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang 205 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang dapat digunakan oleh dosen sebagai salah satu metode dalam memfasilitasi pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pra-operasi pasien. Anestesi menyediakan pengelompokan menurut keparahan

BAB I PENDAHULUAN. pra-operasi pasien. Anestesi menyediakan pengelompokan menurut keparahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian status fisik umum merupakan hal yang mendasar untuk evaluasi pra-operasi pasien. Anestesi menyediakan pengelompokan menurut keparahan penyakit dan kesehatan

Lebih terperinci

METODE BIMBINGAN KLINIK

METODE BIMBINGAN KLINIK METODE BIMBINGAN KLINIK I. PENDAHULUAN. Pengalaman belajar bimbingan klinik pada pendidikan tinggi keperawatan maupun kebidanan adalah merupakan proses transformasi dari mahasiswa menjadi seorang perawat

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN 46 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA YANG ANAKNYA DIRAWAT DI RUANG ICU RSUD DR PIRNGADI MEDAN PENELITI : MUHAMMAD ADIUL

Lebih terperinci

Uji Coba Ketiga OSCE UKDI. Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia HPEQ Project Komponen Februari 2012

Uji Coba Ketiga OSCE UKDI. Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia HPEQ Project Komponen Februari 2012 Uji Coba Ketiga OSCE UKDI Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia HPEQ Project Komponen 2 24-25 Februari 2012 Uji Coba Pertama OSCE UKDI 22-24 Juli 2011 Tujuan 1. Melakukan uji coba formatosce UKDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setiap tindakan yang diberikan dokter IGD, selalu

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setiap tindakan yang diberikan dokter IGD, selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Bedah Surabaya (RSBS) terletak di jalan Raya Manyar 9 Surabaya yang berdiri sejak tanggal 20 Desember 2010, telah memiliki sebuah Instalasi Gawat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu tipe penelitian kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

Lebih terperinci

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI A. Konsep Harga Diri Rendah Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi pada saat ini menempati

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi pada saat ini menempati BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Perkembangan teknologi dan sistem informasi pada saat ini menempati peranan utama dan sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini diwujudkan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan memerlukan informasi untuk mencapai tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan memerlukan informasi untuk mencapai tujuan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat. Hampir semua kegiatan memerlukan informasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Status hukum dan peraturan tentang catatan kesehatan harus dijaga oleh institusi pelayanan kesehatan. Istitusi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas jika dibandingkan jumlah penduduk dunia. Pekerjaan dokter menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas jika dibandingkan jumlah penduduk dunia. Pekerjaan dokter menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan ilmu komputer semakin meluas ke berbagai bidang, seperti bidang geografis, pertanian, pariwisata, kedokteran, dan lain sebagainya. Seiring dengan pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditunaikannya dimana ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditunaikannya dimana ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Profesi dokter dipandang sebagai profesi yang mulia dan terhormat dimata masyarakat. Namun pada pelaksanaannya, seorang dokter memiliki tanggungjawab besar yang

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 DAFTAR KETERAMPILAN

Lebih terperinci

KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA

KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA Ns. Wahyu Ekowati MKep., Sp Jiwa 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami konseptual model dalam keperawatan jiwa Memahami konsep dasar masing masing model konseptual keperawatan

Lebih terperinci

Uji Coba Ketiga OSCE UKDI

Uji Coba Ketiga OSCE UKDI Uji Coba Ketiga OSCE UKDI Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia HPEQ Project Komponen 2 24-25 Februari 2012 Tujuan Peningkatan kapasitas institusi untuk melakukan OSCE Evaluasi Perangkat Soal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Pengetahuan pasien simulasi mengenai feedback konstruktif meningkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Pengetahuan pasien simulasi mengenai feedback konstruktif meningkat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan a. Pengetahuan pasien simulasi mengenai feedback konstruktif meningkat secara bermakna setelah mengikuti pelatihan pemberian feedback konstruktif (t (18) = -3,491,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Kesimpulan diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap temuan dan analisis data terkait pokok permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi meningkatnya masalah kesehatan anak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri

Lebih terperinci

ANALISA DATA Tabel 3.10 Analisa data NO TGL DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH. aorta Klien mengatakan mudah merasa lelah jika beraktivitas

ANALISA DATA Tabel 3.10 Analisa data NO TGL DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH. aorta Klien mengatakan mudah merasa lelah jika beraktivitas II. ANALISA DATA Tabel 3.10 Analisa data NO TGL DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH 1. 02/06/10, Data Subjektif : Gangguan Penurunan Pkl. 14.00 Tn. M mengatakan sesak napas, dada terasa seperti ditindih benda

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ] PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ] Tujuan Belajar Setelah mempelajari keterampilan medik mengenai Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) ini, mahasiswa diharapkan: 1. Memahami kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan persaingan antar rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya badan atau institusi yang

Lebih terperinci

Dalam penanganan pasien perlu memperhatikan dua aspek: raga dan jiwa atau jasmani dan rohani

Dalam penanganan pasien perlu memperhatikan dua aspek: raga dan jiwa atau jasmani dan rohani KDP Perkembangan ilmu akibat pertumbuhan dan fenomena dari ilmu pengetahuan alamiah Utk mengetahui ilmu pengetahuan alamiah, perlu ilmu pengetahuan perilaku (psikologi dan sosiologi) Dalam penanganan pasien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner Children Fear Survey Schedule - Dental Subscale

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner Children Fear Survey Schedule - Dental Subscale BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan cara menggunakan kuesioner Children Fear Survey Schedule - Dental Subscale (CFSS-DS) terhadap pasien

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Medikal Check Up Pada Klinik Thamrin Cabang Riau dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu pekerjaan dalam dunia industri akan mempertimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu pekerjaan dalam dunia industri akan mempertimbangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu pekerjaan dalam dunia industri akan mempertimbangkan waktu dalam proses bekerja. Hal ini berguna dalam peningkatan efisien kerja para karyawan, dengan

Lebih terperinci

Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien

Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien Fungsi komunikasi terapeutik Klien dapat merasa nyaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian Gambaran Karakteristik Anak Picky Eater yang Pernah Memeriksakan Diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008 menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR: Kode: 00802 08015. 01 NAMA MATA KULIAH BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR: BUKU BLOK SISTEM KARDIOVASKULAR A. DESKRIPSI MODUL B. KOMPETENSI BLOK SISTEM KARDIOVASKULER C. TUJUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Sistem Informasi berbasis komputer menjadi salah satu alternatif untuk memudahkan kinerja serta menambah cakupan fungsionalitas dari sistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, masyarakat di Indonesia menggunakan media pengobatan dari ilmu kedokteran untuk mengatasi keluhan penyakit yang dideritanya. Salah satu sarana yang disediakan

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah mendukung kepemilikan kompetensi tamatan Sekolah Dasar yang memiliki pengetahuan, nilai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak bisa menikmati hidup. Seiring perkembangan teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak bisa menikmati hidup. Seiring perkembangan teknologi yang sangat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga, tanpa kesehatan manusia tidak bisa menikmati hidup. Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua makhluk hidup membutuhkan kesehatan. Salah satu aspek terpenting dalam kehidupan setiap indvidu adalah kesehatan karena sangat berpengaruh dengan bagaimana seseorang

Lebih terperinci

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip I.Pengertian Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra ibarat bunga bahasa. Di dalamnya bahasa diracik dan dirangkai agar lebih indah, memukau dan ekspresif. Maka fungsinya secara umum sama dengan bahasa. Namun secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat kesempatan cukup

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teknologi digital dengan menggunakan komputer. Sebuah informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teknologi digital dengan menggunakan komputer. Sebuah informasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat sekarang informasi dapat kita dapatkan cukup dengan sentuhan ibu jari dalam teknologi digital dengan menggunakan komputer. Sebuah informasi yang berkualitas

Lebih terperinci

Novia Sinta R, M.Psi

Novia Sinta R, M.Psi Novia Sinta R, M.Psi validitas tes sangat dipengaruhi oleh administrasi atau penyajian tes. Oleh karena itu cara penyajian dan kesiapan untuk tes harus betul-betul diperhatikan. Hal-hal yang harus diperhatikan

Lebih terperinci