Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Antropometri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Antropometri"

Transkripsi

1 Buku Panduan Keterampilan Antropometri Haerani Rasyid Agussalim Buchari A. Yasmin Syauki Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014

2 KETERAMPILAN PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ANAK USIA 0-24 BULAN Pendahuluan Pada masa 2 tahun pertama kehidupan (bayi dibawah dua tahun/baduta) memiliki karakteristik pertumbuhan fisik serta perkembangan sosial yang cepat. Perubahan-perubahan dapat terjadi pada masa tersebut yang akan mempengaruhi cara serta asupan makanan. Di Indonesia masalah gizi masih menjadi masalah nasional. Kelompok usia bayi dibawah dua tahun (baduta) termasuk kelompok yang rentan terhadap masalah gizi. Kriteria utama untuk menentukan status gizi pada bayi dibawah usia 2 tahun adalah dengan menggunakan indeks antropometri. Ada 3 indeks yang dipakai yaitu berat badan untuk umur, panjang badan untuk umur dan berat badan untuk panjang badan. Status gizi dapat diklasifikasikan status gizi baik, kurang, buruk atau lebih. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa diharapkan mampu melakukan penentuan status gizi dengan pengukuran antropometrik pada anak usia 0-24 bulan secara tepat dan benar. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mampu mengetahui alat-alat yang akan dipergunakan pada pengukuran. 2. Mampu melakukan persiapan alat dengan benar. 3. Mampu melakukan penjelasan tujuan dilakukannya penentuan status gizi pada ibu anak usia 0-24 bulan. 4. Mampu melakukan pengukuran berat badan anak usia 0-24 bulan. 5. Mampu melakukan pengukuran panjang badan anak usia 0-24 bulan. 6. Mampu melakukan penentuan status gizi anak usia 0-24 bulan. Media dan Alat Bantu Pembelajaran 1. Buku panduan belajar penentuan status gizi dengan pengukuran antropometri pada anak usia bulan. 2. Baby scale atau weighing scale SECA Length board SECA Manekin bayi. 5. Lembar pemeriksaan status gizi anak usia 0-24 bulan. 6. Tabel standar penilaian status gizi anak usia 0-24 bulan. Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar. 2. Ceramah. 3. Diskusi 4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi) 1

3 PENUNTUN BELAJAR PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ANAK USIA 0-24 BULAN PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ANAK USIA 0-24BULAN No Langkah/kegiatan Kasus Medical consent 1. Sapalah anak (pasien) dan keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri anda serta tanyakan keadaannya. 2. Berikan informasi umum kepada anak (pasien) atau keluarganya tentang indikasi/tujuan dan cara penentuan status gizi pada anak usia 0-24 bulan dengan pengukuran antropometri berupa berat badan dan panjang badan. Tanyakan identitas anak (nama, tanggal lahir, alamat). 3. Jelaskan tentang kemungkinan hasil penentuan status gizi yang akan diperoleh 4. Lakukan cuci tangan rutin Persiapan alat Untuk pengukuran berat badan 5. Baby scale -Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan pada alat) serta mengembalikan jarum ke angka 0. - Kalibrasi alat dengan meletakkan besi seberat 5 kg. Jika jarum menunjuk ke angka 5, maka alat dapat digunakan. Akan tetapi, jika jarum tidak menunjuk ke angka 5, maka alat tidak dapat digunakan. Weighing scale SECA Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan pada alat) serta cek angka pada jendela baca memperlihatkan angka 0 dengan menekan tombol on. - Kalibrasi alat dengan meletakkan besi seberat 5 kg. Jika jendela baca menunjuk ke angka 5, maka alat dapat digunakan. Akan tetapi, jika jendela baca tidak menunjuk ke angka 5, maka alat tidak dapat digunakan. Untuk pengukuran panjang badan 6. Length board SECA Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan baik pada bagian atas yang akan menyentuh kepala anak serta bagian bawah yang akan menyentuh tumit dari anak) dan angka dapat dilihat dengan jelas. - Letakkan alat pada meja datar dengan alat tersebut terfiksasi pada dinding. Persiapan pasien Untuk pengukuran berat badan 7. - Pakai pakaian seminimal mungkin (jaket, popok, kain sarung dilepaskan) jika perlu mengganti baju dengan baju yang telah disediakan untuk pengukuran. - Buka alas kaki (sepatu atau sendal). - Keluarkan benda-benda berat yang akan mempengaruhi hasil pengukuran. - Dilakukan sebelum anak (pasien) mendapatkan makanan utama dan kandung kemih dalam keadaan kosong. Untuk pengukuran panjang badan 8. - Pakai pakaian seminimal mungkin sehingga postur tubuh 2

4 dapat terlihat dengan jelas (jaket dilepaskan). - Lepaskan alas kaki (sendal/sepatu) serta aksesoris kepala (jepitan rambut, topi, ikat rambut). - Siapkan asisten pengukur sehingga pengukur berjumlah minimal 2 orang, satu sebagai asisten pengukur yang bertugas memegang kedua telinga anak sehingga posisi kepala anak berada pada posisi Frankfurt Plane dan menyentuh bagian atas dari alat. Pengukur utama bertugas memegang lutut atau tibia dari anak sehingga kaki dapat berada pada posisi lurus menyentuh bagian bawah dari alat. Pelaksanaan penentuan status gizi Pengukuran berat badan 9. Baby scale - Letakkan anak tersebut pada mangkuk timbangan dengan pakaian seminimal mungkin secara hati-hati. - Catat angka yang ditunjuk oleh jarum pada lembar penentuan status gizi untuk BB. - Utamakan keselamatan anak pada saat penimbangan. - Berikan kembali anak pada ibunya setelah dilakukan pencatatan. - Penimbangan dapat dilakukan 2 kali kemudian dimasukkan nilai rata-rata. - Catat nilai rata-rata tersebut pada lembar pemeriksaan status gizi anak untuk BB. Weighing scale SECA 703, - Tekan tombol on (sebelah kiri atas) maka akan muncul angka 0.00 pada jendela baca. - Minta ibu naik ke alat timbangan tersebut hingga muncul angka pada jendela baca. - Tekan tombol hold 2 in 1(dibawah tombol on) hingga muncul tulisan NET pada jendela baca dan muncul angka 0.00 pada jendela baca dan ibu diminta turun. - Minta ibu dan anak naik ke alat ukur. - Catat angka yang muncul pada jendela baca yang menunjukkan berat badan anak pada lembar pemeriksaan status gizi anak untuk BB dengan ketelitian hingga 0.1 kg. - Minta ibu beserta anaknya turun setelah berat badan anak dicatat. Pengukuran panjang badan Baringkan anak dengan posisi terlentang ke tempat yang datar (meja) yang telah terlebih dahulu diletakkan alat pengukur di meja tersebut. - Minta asisten pengukur berada pada bagian atas dari anak dengan memegang kedua daun telinga dan membentuk posisi kepala Frankfur Plane (garis imaginasi dari bagian inferior orbita horisontal terhadap meatus akustikus eksterna bagian dalam) dan menyentuh bagian atas dari alat. - Pegang kedua lutut atau tibia pasien sehingga posisi kaki lurus dan tumit menyentuh bagian bawah alat ukur. - Baca dan catat angka yang ditunjuk oleh alat tersebut. - Pengukur dapat melakukan pengukuran dua kali dengan menggeser bagian bawah alat pengukur dan memperbaiki posisi anak dan mencatat hasil pengukuran tersebut. - Catat nilai rata-rata (dari dua kali pengukuran) pada anak tersebut pada lembar pemeriksaan status gizi pada panjang badan (PB) dengan ketelitian 0.1 cm. Penentuan status gizi 3

5 11. Berat badan menurut umur (BB/U) : - Kurangilah tanggal pemeriksaan anak dengan tanggal kelahiran anak dalam bulan untuk mendapatkan umur pasien anak tersebut. - Ambil tabel standar berat badan menurut umur (BB/U) anak usia 0-60 bulan sesuai dengan jenis kelamin. - Carilah umur anak pada kolom umur di tabel kemudian masukkan hasil pengukuran berat badan anak pada kolom berat badan (apakah pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD, median, 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolom-kolom tersebut). - Tentukan kategori status gizi berdasarkan tabel indeks dan ambang batas (z-score) yang telah tersedia (gizi buruk, kurang, baik atau lebih). - Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan tatus gizi yang tersedia untuk kategori BB/U. 13 Panjang badan menurut umur (PB/U) : - Kurangilah tanggal pemeriksaan anak dengan tanggal kelahiran anak dalam bulan untuk mendapatkan umur pasien anak tersebut. - Ambil tabel standar panjang badan menurut umur (PB/U) anak usia 0-24 bulan sesuai dengan jenis kelamin. - Carilah umur anak pada kolom umur di tabel kemudian masukkan hasil pengukuran panjang badan anak pada kolom tinggi badan (apakah pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD, median, 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolom-kolom tersebut). - Tentukan kategori status gizi berdasarkan indeks dan ambang batas (z-score) yang telah tersedia (sangat pendek, pendek, normal atau tinggi). -Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan status gizi yang tersedia untuk kategori PB/U. 14 Berat badan menurut panjang badan (BB/PB) : - Kurangilah tanggal pemeriksaan anak dengan tanggal kelahiran anak dalam bulan untuk mendapatkan umur pasien. - Ambil tabel standar berat badan menurut panjang badan (BB/PB) anak usia 0-24 bulan sesuai dengan jenis kelamin. - Carilah panjang badan anak pada kolom panjang badan di tabel kemudian masukkan hasil pengukuran berat badan anak pada kolom berat badan (apakah pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD, median, 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolomkolom tersebut). - Tentukan kategori status gizi berdasarkan indeks dan ambang batas (z-score) yang telah tersedia (sangat kurus, kurus, normal atau gemuk). - Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan status gizi yang tersedia untuk kategori BB/PB. 4

6 KETERAMPILAN PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ANAK USIA BULAN Pendahuluan Kelompok usia anak pra sekolah usia 2 tahun hingga dibawah 6 tahun merupakan kelompok usia yang rentan terhadap masalah gizi di Indonesia. Oleh karena itu, penentuan status gizi perlu dilakukan dengan melakukan pengukuran antropometri. Pada kelompok usia ini, pertumbuhan secara konstan akan terjadi sehingga perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat badan, tinggi badan. Salah satu cara untuk menilai pertumbuhan adalah dengan melihat grafik pertumbuhan terutama pada indikator berat badan terhadap tinggi badan dengan menggunakan grafik pertumbuhan. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa diharapkan mampu melakukan penentuan status gizi dengan pengukuran antropometrik pada anak usia bulan secara tepat dan benar. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mampu mengetahui alat-alat yang akan dipergunakan pada pengukuran. 2. Mampu melakukan persiapan alat dengan benar. 3. Mampu melakukan penjelasan tujuan dilakukannya penentuan status gizi pada ibu anak usia bulan. 4. Mampu melakukan pengukuran berat badan anak usia bulan. 5. Mampu melakukan pengukuran tinggi badan anak usia bulan. 6. Mampu melakukan penentuan status gizi anak usia bulan. Media dan Alat Bantu Pembelajaran 1. Buku panduan belajar penentuan status gizi dengan pengukuran antropometri pada anak usia bulan. 2. Weighing scale SECA Mobile stadiometer SECA Lembar pemeriksaan status gizi anak usia bulan. 5. Tabel standar penilaian status gizi anak usia bulan. Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar. 2. Ceramah. 3. Diskusi 4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi) 5

7 PENUNTUN BELAJAR PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ANAK USIA BULAN PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ANAK USIA BULAN No Langkah/kegiatan Kasus Medical consent 1. Sapalah anak (pasien) dan keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri anda serta tanyakan keadaannya. 2. Berikan informasi umum kepada anak (pasien) dan keluarganya tentang indikasi/tujuan dan cara penentuan status gizi pada anak usia bulan dengan pengukuran antropometri berupa berat badan dan tinggi badan. 3. Jelaskan tentang kemungkinan hasil penentuan status gizi yang akan diperoleh. 4. Lakukan cuci tangan rutin. Persiapan alat Untuk pengukuran berat badan 5. Weighing scale SECA Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan pada alat) serta cek angka pada jendela baca memperlihatkan angka 0 dengan menekan tombol on. - Kalibrasi alat dengan meletakkan besi seberat 5 kg. Jika jendela baca menunjuk ke angka 5, maka alat dapat digunakan. Akan tetapi, jika jendela baca tidak menunjuk ke angka 5, maka alat tidak dapat digunakan. Untuk pengukuran tinggi badan 6. Stadiometer SECA Cek alat dengan tiang alat tegak lurus terhadap dinding - Cek jendela baca dapat digeser naik ataupun turun serta angka terlihat dengan jelas. Persiapan pasien Untuk pengukuran berat badan 7. - Pakai pakaian seminimal mungkin (jaket, popok, kain sarung dilepaskan) jika perlu mengganti baju dengan baju yang telah disediakan untuk pengukuran. - Buka alas kaki (sepatu atau sendal). - Keluarkan benda-benda berat yang akan mempengaruhi hasil pengukuran. - Dilakukan sebelum pasien mendapatkan makanan utama dan kandung kemih dalam keadaan kosong. Untuk pengukuran tinggi badan 8. - Pakai pakaian seminimal mungkin sehingga postur tubuh dapat terlihat dengan jelas (jaket dilepaskan). Jika perlu mengganti pakaian dengan pakaian yang telah disediakan untuk pengukuran. - Lepaskan alas kaki (sendal/sepatu) serta aksesoris kepala (jepitan rambut, topi, ikat rambut). Pelaksanaan penentuan status gizi Pengukuran berat badan 6

8 9. - Nyalakan weighing scale SECA 703 dengan menekan tombol on (sebelah kiri atas) maka akan muncul angka 0.00 pada jendela baca. - Minta pasien tersebut naik ke alat ukur dalam posisi berdiri tanpa dibantu oleh siapapun. - Minta pasien berdiri menghadap lurus ke depan (kepala tidak menunduk), berdiri tegak, rileks dan tenang. - Bacalah angka yang muncul pada jendela baca alat. - Catat angka tersebut pada lembar pemeriksaan status gizi untuk BB dengan ketelitian hingga 0.1 kg. - Minta pasien untuk turun setelah hasil pengukuran dicatat. Pengukuran tinggi badan Minta pasien berdiri tegak dengan tangan dalam posisi tergantung bebas di depan tubuh di depan tiang pengukur. - Minta pasien memandang lurus ke depan sehingga membentuk posisi kepala Frankfurt Plane (garis imaginasi dari bagian inferior orbita horisontal terhadap meatus acusticus eksterna bagian dalam). - Minta pasien untuk menempelkan kepala bagian belakang, bahu bagian belakang, bokong dan kedua tumit anak pada tiang pengukur. - Turunkan bagian alat yang dapat digeser hingga menyentuh bagian atas kepala dan rambut anak. - Minta pasien inspirasi maksimum pada saat diukur untuk meluruskan tulang belakang. - Bacalah angka yang ditunjukkan oleh jendela baca. - Catat angka tersebut pada lembar pemeriksaan status gizi untuk TB dengan ketelitian hingga 0.1 cm. Penentuan status gizi 11. Berat badan menurut umur (BB/U) : - Kurangilah tanggal pemeriksaan anak dengan tanggal kelahiran anak dalam bulan untuk mendapatkan umur pasien anak tersebut. - Ambil tabel standar berat badan menurut umur (BB/U) anak usia 0-60 bulan sesuai dengan jenis kelamin. - Carilah umur anak pada kolom umur di tabel kemudian masukkan hasil pengukuran berat badan anak pada kolom berat badan (apakah pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD, median, 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolom-kolom tersebut). - Tentukan kategori status gizi berdasarkan tabel indeks dan ambang batas (z-score) yang telah tersedia (gizi buruk, kurang, baik atau lebih). - Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan status gizi yang tersedia untuk kategori BB/U. 12. Tinggi badan menurut umur (TB/U) : - Kurangilah tanggal pemeriksaan anak dengan tanggal kelahiran anak dalam bulan untuk mendapatkan umur pasien anak tersebut. - Ambil tabel standar tinggi badan menurut umur (TB/U) anak usia bulan sesuai dengan jenis kelamin. - Carilah umur anak pada kolom umur di tabel kemudian masukkan hasil pengukuran tinggi badan anak pada kolom tinggi badan (apakah pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD, median, 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolom-kolom tersebut). 7

9 - Tentukan kategori status gizi berdasarkan indeks dan ambang batas (z-score) yang telah tersedia (sangat pendek, pendek, normal atau tinggi). -Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan status gizi yang tersedia untuk kategori TB/U. 13. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) : - Kurangilah tanggal pemeriksaan anak dengan tanggal kelahiran anak dalam bulan untuk mendapatkan umur pasien. - Ambil tabel standar berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) anak usia bulan sesuai dengan jenis kelamin. - Carilah tinggi badan anak pada kolom tinggi badan di tabel kemudian masukkan hasil pengukuran berat badan anak pada kolom berat badan (apakah pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD, median, 1 SD, 2 SD atau 3 SD ataukah diantara kolomkolom tersebut). - Tentukan kategori status gizi berdasarkan indeks dan ambang batas (z-score) yang telah tersedia (sangat kurus, kurus, normal atau gemuk). - Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan status gizi yang tersedia untuk kategori BB/TB. 8

10 KETERAMPILAN PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ORANG DEWASA Pendahuluan Status gizi merupakan status kesehatan dari suatu individu yang dipengaruhi oleh asupan makanan dan penggunaan nutrien di dalam tubuh. Status gizi dapat menjadi prediktor suatu outcome penyakit dan juga dapat menjadi salah satu cara pencegahan dini suatu penyakit. Salah satu metode dalam penentuan status gizi adalah pengukuran antropometri. Untuk orang dewasa, penentuan status gizi undernutrisi atau overnutrisi dilakukan dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). Indeks massa tubuh dapat diperoleh dari hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan pada orang dewasa. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa diharapkan mampu melakukan penentuan status gizi dengan pengukuran antropometrik pada orang dewasa secara tepat dan benar. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mampu mengetahui alat-alat yang akan dipergunakan pada pengukuran. 2. Mampu melakukan persiapan alat dengan benar. 3. Mampu melakukan penjelasan tujuan dilakukannya pengukuran pada pasien orang dewasa. 4. Mampu melakukan pengukuran berat badan pada pada pasien orang dewasa. 5. Mampu melakukan pengukuran tinggi badan pada pada pasien orang dewasa. 6. Mampu melakukan penentuan status gizi pada pada pasien orang dewasa. Media dan Alat Bantu Pembelajaran 1. Buku panduan belajar penentuan status gizi dengan pengukuran antropometri pada orang dewasa. 2. Weighing scale SECA Mobile stadiometer SECA Lembar pemeriksaan status gizi orang dewasa. 5. Tabel klasifikasi status gizi berdasarkan IMT (WHO-Asia Pasifik, 2004). Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar. 2. Ceramah. 3. Diskusi 4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi) 9

11 PENUNTUN BELAJAR PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ORANG DEWASA (BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH) PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI PADA ORANG DEWASA (BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH) No Langkah/kegiatan Kasus Medical consent 1. Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri anda serta tanyakan keadaannya. 2. Berikan informasi umum kepada pasien atau keluarganya tentang indikasi/tujuan dan cara penentuan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) dengan cara pengukuran berat badan dan tinggi badan. 3. Jelaskan tentang kemungkinan hasil penentuan status gizi yang akan diperoleh 4. Lakukan cuci tangan rutin Persiapan alat Untuk pengukuran berat badan 5. Weighing scale SECA Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan pada alat) serta cek angka pada jendela baca memperlihatkan angka 0 dengan menekan tombol on. - Kalibrasi alat dengan meletakkan besi seberat 5 kg. Jika jendela baca menunjuk ke angka 5, maka alat dapat digunakan. Akan tetapi, jika jendela baca tidak menunjuk ke angka 5, maka alat tidak dapat digunakan. Untuk pengukuran tinggi badan 6. Stadiometer SECA Cek alat dengan tiang alat tegak lurus terhadap dinding - Cek jendela baca dapat digeser naik ataupun turun serta angka terlihat dengan jelas. Persiapan pasien Untuk pengukuran berat badan 7. - Pakai pakaian seminimal mungkin (jaket, kain sarung dilepaskan) jika perlu mengganti baju dengan baju yang telah disediakan untuk pengukuran. - Buka alas kaki (sepatu atau sendal). - Keluarkan benda-benda berat yang akan mempengaruhi hasil pengukuran (kunci, telepon seluler, dompet, ikat pinggang) - Dilakukan sebelum pasien mendapatkan makanan utama dan kandung kemih dalam keadaan kosong. Untuk pengukuran tinggi badan 8. - Pakai pakaian seminimal mungkin sehingga postur tubuh dapat terlihat dengan jelas (jaket atau kain sarung dilepaskan). Jika perlu mengganti pakaian dengan pakaian yang telah disediakan untuk pengukuran. - Lepaskan alas kaki (sendal/sepatu) serta aksesoris kepala (jepitan rambut, topi, ikat rambut, jilbab yang tebal sebaiknya diganti dengan jilbab yang tipis). Pelaksanaan penentuan status gizi Pengukuran berat badan 10

12 9. - Nyalakan weighing scale SECA 703 dengan menekan tombol on (sebelah kiri atas) maka akan muncul angka 0.00 pada jendela baca. - Minta pasien tersebut naik ke alat ukur dalam posisi berdiri tanpa dibantu oleh siapapun. - Minta pasien berdiri menghadap lurus ke depan (kepala tidak menunduk), berdiri tegak, rileks dan tenang. - Bacalah angka yang muncul pada jendela baca alat. - Catat angka tersebut pada lembar pemeriksaan status gizi pasien orang dewasa untuk BB dengan ketelitian 0.1 kg. - Minta pasien untuk turun setelah hasil pengukuran dicatat. Pengukuran tinggi badan Minta pasien berdiri tegak dengan tangan dalam posisi tergantung bebas di depan tubuh di depan tiang pengukur. - Minta pasien memandang lurus ke depan sehingga membentuk posisi kepala Frankfurt Plane (garis imaginasi dari bagian inferior orbita horisontal terhadap meatus acusticus eksterna bagian dalam). - Minta pasien untuk menempelkan kepala bagian belakang, bahu bagian belakang, bokong dan kedua tumit anak pada tiang pengukur. - Turunkan bagian alat yang dapat digeser hingga menyentuh bagian atas kepala dan rambut pasien. - Minta pasien inspirasi maksimum pada saat diukur untuk meluruskan tulang belakang. - Bacalah angka yang ditunjukkan oleh jendela baca. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian hingga 0.1 cm Penentuan status gizi 11. Indeks massa tubuh (IMT) - Hitung IMT pasien dengan menggunakan rumus : IMT = BB (kg) /TB (m 2 ). -Ambil tabel klasifikasi status gizi pada orang dewasa - Masukkan nilai IMT pasien ke tabel tersebut. - Tentukan status gizi pasien (status gizi baik, gizi kurang, gizi buruk) pada pasien tersebut. 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bagian Ilmu Kesehatan Anak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bagian Ilmu Kesehatan Anak 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bagian Ilmu Kesehatan Anak 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja

Lebih terperinci

I. Panduan Pengukuran Antropometri

I. Panduan Pengukuran Antropometri I. Panduan Pengukuran Antropometri A. Tujuan Tujuan dari pengukuran kesehatan adalah untuk mengetahui kondisi pertumbuhan dan gizi anak. Penilaian pertumbuhan pada anak sebaiknya dilakukan dengan jarak

Lebih terperinci

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

PENGUKURAN ANTROPOMETRI PENGUKURAN ANTROPOMETRI DASAR TEORI Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian ini bersifat

Lebih terperinci

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono PENDAHULUAN Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah nasional Kelompok usia yang rentan masalah gizi antara lain usia balita: Bayi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Teori Status Gizi Pendidikan ibu Pekerjaan ibu Pendapatan keluarga Jumlah anggota keluarga Langsung Tidak Langsung Biokimia Klinis Antropometri

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN (GROWTH) BERKAITAN DG. PERUBAHAN DALAM BESAR, JUMLAH, UKURAN DAN FUNGSI TINGKAT SEL, ORGAN MAUPUN INDIVIDU

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dari data primer melalui kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK III PENGATURAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DAN OBESITAS

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK III PENGATURAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DAN OBESITAS BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK III PENGATURAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DAN OBESITAS Penyusun Dr. dr. Haerani Rasyid, M.Kes, Sp.PD-KGH, Sp.GK dr. Agussalim Bukhari, M.Med, Ph.D,Sp.GK dr.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat, akan dikumpulkan

III. METODE PENELITIAN. atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat, akan dikumpulkan III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional atau studi belah lintang dimana variabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada 32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Anak. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di TPA/PAUD

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antropometri merupakan ukuran dari tubuh. Pengukuran antropometri merupakan data referensi untuk mengevaluasi dan mencatat pertumbuhan anak. Hal

Lebih terperinci

DAN KMS] [STATUS GIZI [GIZI KESEHATAN MASYARAKAT] Andi Muh Asrul Irawan K Gizi A. Tugas Gizi Kesmas

DAN KMS] [STATUS GIZI [GIZI KESEHATAN MASYARAKAT] Andi Muh Asrul Irawan K Gizi A. Tugas Gizi Kesmas [STATUS GIZI KMS] DAN [GIZI KESEHATAN MASYARAKAT] Andi Muh Asrul Irawan K21109002 Gizi A Tugas Gizi Kesmas Status Gizi Dalam Hubungannya dengan KMS 1. KMS Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian Penelitian merupakan penelitian gizi klinik yang menggunakan disain penelitian diskriptif dibidang gizi klinik dengan pendekatan crossectional (belah lintang)

Lebih terperinci

PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax

PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax Penyusun Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin CSL 2 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gizi Balita Status gizi merupakan keadaan fisik seseorang atau kelompok orang tertentu yang ditentukan dengan salah satu kombinasi dari ukuran gizi tertentu. Status gizi terkait

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Gizi khususnya bidang antropometri dan Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang respirologi. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2. Ilmu gizi, khususnya bidang antropometri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan yang digunakan adalah case control untuk mempelajari hubungan obesitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO, STATUS GIZI, GAYA HIDUP DAN KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016 Saya yang bernama di bawah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian di SMPN 8 Kota Gorontalo yang terletak di Jl. Madura Pulubala Kecamatan Kota Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian di SMPN 8 Kota Gorontalo yang terletak di Jl. Madura Pulubala Kecamatan Kota Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu 1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMPN 8 Kota Gorontalo yang terletak di Jl. Madura Pulubala Kecamatan Kota Tengah. 1.1.2 Waktu penelitian Waktu

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN PREVALENSI STATUS GIZI YG. BERBEDA.

PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN PREVALENSI STATUS GIZI YG. BERBEDA. INDEKS ANTROPOMETRI INDEKS YG SERING DIGUNAKAN : 1. BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) 2. TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) 3. BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN ( BB/TB) PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempunyai berat badan yang ideal atau normal adalah keinginan setiap orang agar terlihat proposional. Bukan dari segi penampilan fisik saja yang akan terlihat

Lebih terperinci

Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menuju Sehat (KMS) Kartu Menuju Sehat (KMS) Fungsi: Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kalsium, frekuensi konsumsi sumber kalsium anak, frekuensi konsumsi

BAB IV METODE PENELITIAN. kalsium, frekuensi konsumsi sumber kalsium anak, frekuensi konsumsi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional di mana variable dependen dan variable independent

Lebih terperinci

PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL

PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL PENUNTUN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KLINIK SISTEM UROGENITAL Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 FK-UNHAS Semester Akhir 2016/2017

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 1) Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional untuk melihat gambaran secara deskriptif analisis mengenai faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, asupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dengan judul hubungan toleransi stres, shift kerja dan status gizi dengan kejadian kelelahan pada perawat IGD dan ICU ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 51 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian 52 Lampiran 2. Surat Ijin Riset/Survei/PKL 53 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Sekolah PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI BUKU PANDUAN KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Tahun Akademik 2014-2015 Tim Penyusun dr. A. Dwi Bahagia, Ph.D, SpA(K) dr. Ema Alasiry, SpA(K), IBCLC Editor dr. Elizabet

Lebih terperinci

Penilaian Status Nutrisi. Subbagian Nutrisi &Metabolik Bagian IKA FK USU-RSHAM

Penilaian Status Nutrisi. Subbagian Nutrisi &Metabolik Bagian IKA FK USU-RSHAM Penilaian Status Nutrisi Subbagian Nutrisi &Metabolik Bagian IKA FK USU-RSHAM Pendahuluan Status Nutrisi aspek penting individu normal dan sakit Hasil penilaian stasus gizi : keadaan gizi (baik/kurang/buruk)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi 57 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor biologis (jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April 2013. Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam 09.00-

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April 2013. Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam 09.00- BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di peternakan ayam CV. Malu o Jaya Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa dan peternakan ayam Risky Layer Desa Bulango

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent)

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent) LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : Dengan sesungguhnya menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Boyolali III, Puskesmas Ampel I, Puskesmas Ampel II, Puskesmas Sambi I, Puskesmas Andong, Puskesmas Selo

Lebih terperinci

1 DETEKSI DINI PERTUMBUHAN ANAK. Debora S.Liana, dr., Sp.A FK UNDANA 2016

1 DETEKSI DINI PERTUMBUHAN ANAK. Debora S.Liana, dr., Sp.A FK UNDANA 2016 1 DETEKSI DINI PERTUMBUHAN ANAK Debora S.Liana, dr., Sp.A FK UNDANA 2016 2 UU n0.23/2002 ANAK Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL SKILLS INTEGRATION 1

BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL SKILLS INTEGRATION 1 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Tel/Fax (0271) 664178 BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL SKILLS

Lebih terperinci

SISTEM UROGENITALIA PENUNTUN PEMBELAJARAN TEHNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR

SISTEM UROGENITALIA PENUNTUN PEMBELAJARAN TEHNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR TEHNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 1 TEKNIK PEMERIKSAAN PROSTAT DENGAN COLOK DUBUR TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Mahasiswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi,

III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, 43 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, asupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Anak 2.1.1 Definisi Pertumbuhan Proses pertumbuhan berjalan seiring dengan pertambahan usia anak. Definisi pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran atau dimensi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain 39 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan

Lebih terperinci

WHO ANTHRO VER

WHO ANTHRO VER MODUl praktek WHO ANTHRO VER. 3.2.2 Terdiri dari Kegiatan Belajar : 1. Ketentuan Umum 2. Tampilan Program dan Pemanfaatannya pada Profesi Gizi pada : a. Anthropometric calculator b. Individual assessment,

Lebih terperinci

Papan lungsur. Kedudukan plat logam pada palang SOP 1 PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Papan lungsur. Kedudukan plat logam pada palang SOP 1 PENGUKURAN ANTROPOMETRI 1.0 DISKRIPSI Prosedur ini merupakan cara pengukuran Antropometri dan melibatkan empat pengukuran seperti pengukuran tinggi, berat, pinggang dan pinggul. 2.0 BIDANG KUASA Kakitangan yang bertanggungjawab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik 72 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN TEKANAN VENA JUGULAR Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN CLINICAL SKILLS LAB FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK Oleh Tim Endokrin dan Metabolik PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 TATA TERTIB Sebelum Praktikum

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket 2. Sub Kompetensi Menguasai dan mampu membuat : a. Pola Jaket ukuran kecil dan ukuran besar b. Merancang bahan dan harga untuk Jaket c. Memotong bahan Jaket d. Menjahit

Lebih terperinci

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA A. HARI PERTAMA WANITA TAMPAK DEPAN WANITA TAMPAK SAMPING 13 1 6 11 & 12 7 5 3 10 2 8 4 9 1. Menggunakan baju batik berkerah, warna cerah dominan

Lebih terperinci

HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) PROVINSI SUMATERAUTARA TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2017

HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) PROVINSI SUMATERAUTARA TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2017 HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) PROVINSI SUMATERAUTARA TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2017 SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Puji syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat yang di pengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi di nilaidengan ukuran atau parameer gizi.balita yang

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PEMBUATAN FLIP CHART DAN CROSS BANNER

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PEMBUATAN FLIP CHART DAN CROSS BANNER MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PEMBUATAN FLIP CHART DAN CROSS BANNER Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. cross sectional.. Pengukuran variabel status gizi, penyakit hipertensi serta

III. METODE PENELITIAN. cross sectional.. Pengukuran variabel status gizi, penyakit hipertensi serta III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional.. Pengukuran variabel status gizi, penyakit hipertensi serta tingkat

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA BAGIAN URAIAN JUMLAH HALAMAN JOB.O1 Kemeja Lengan Panjang 10 halaman JOB.02 Celana Panjang 7 halaman JOB.03 Jaket 9 halaman Jumlah Halaman 26 halaman 1. Kompetensi Mampu membuat Kemeja Lengan Panjang 2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anak a. Definisi Banyak perbedaan definisi dan batasan usia anak, menurut Depkes RI tahun 2009, kategori umur anak ialah usia 5-11 tahun. Undang- undang nomor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Jika keseimbangan tadi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Antropometri

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Antropometri MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Antropometri Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis S. Indra Lesmana, SST.FT, SKM, M.OR Wismanto, SSt.Ft, S.Ft, M. Fis Abdul Chalik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERAMPILAN KADER DALAM PENGUKURAN BB DAN TB BERDASARKAN KARAKTERISTIK KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA TIMUR PROVINSI ACEH TAHUN

GAMBARAN KETERAMPILAN KADER DALAM PENGUKURAN BB DAN TB BERDASARKAN KARAKTERISTIK KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA TIMUR PROVINSI ACEH TAHUN GAMBARAN KETERAMPILAN KADER DALAM PENGUKURAN BB DAN TB BERDASARKAN KARAKTERISTIK KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA TIMUR PROVINSI ACEH TAHUN 2015 Nurainun 1, Fitri Ardiani 2, Etti Sudaryati 2 1)

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian mengenai keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, kondisi mental dan status gizi pada lansia peserta dan bukan peserta home care menggunakan disain cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS ATAU RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 30 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri,

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN DAN PEMBUATAN PREPARAT PAP SMEAR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fak. Kedokteran Unhas Disusun oleh dr. Deviana Riu, SpOG Prof. Dr. dr.

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK BUKU PANDUAN KERJA MANUAL KETERAMPILAN KLINIK SISTEM REPRODUKSI PEMERIKSAAN PAPSMEAR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fak. Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 DAFTAR TILIK

Lebih terperinci

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN MUSLIM, MPH Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Tanjungpinang Kepulauan Riau Pemantauan Status Gizi Dalam membahas observasi/pemantauan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu anatomi dan kinesiologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik bidang gizi klinik yang menggunakan pendekatan crossectional. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN a. Tempat penelitian

Lebih terperinci

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc Pendahuluan Pernahkah anda mengamati hal-hal penting apa sajakah yang ditulis oleh dokter pada saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas manusia. Jika kesehatan manusia terganggu, maka aktivitas pun akan terganggu. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode/Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif yaitu penelitian deskriptif yang bersifat membandingkan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR

BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 PENGANTAR Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler ini berisi 2 (dua) ketrampilan utama yaitu Anamnesis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu infant atau bayi, toddler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu infant atau bayi, toddler BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Anak 2.1.1 Klasifikasi Anak Berdasarkan Umur Batasan umur untuk anak-anak secara umum adalah 18 tahun. Berdasarkan umur, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelas,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT Disusun oleh: ANISA RATNA N P.17424213046 INTAN NUR FATIMAH P.17424213068 RETNO FITRIYANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tinggi badan merupakan salah satu parameter antropometri yang sangat penting. Secara umum, pengukuran dapat digunakan untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

Lebih terperinci

BABY WRAP TUTORIAL Content:

BABY WRAP TUTORIAL Content: BABY WRAP TUTORIAL Content: Ikatan Dasar (Basic Wrap) Gendongan Bayi Pelukan (Hug Hold) Gendongan Bayi Hadap Depan (Facing Out Position) Gendongan Bayi Baru Lahir (Newborn Hold) Gendongan Bayi Kangguru

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode analitik korelatif, dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS),

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan 2013 (Ditjen BUK Kemenkes), salah satu penyakit

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU KOORDINATOR SKILLS LAB SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATAOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi atau jumlah makanan (zat gizi) yang dikonsumsi dengan jumlah

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

LAMPIRAN. Universitas Indonesia 90 LAMPIRAN 91 Lampiran 1: Prosedur Tes Bangku 3 Menit YMCA METODE TES KEBUGARAN: TES BANGKU 3 MENIT YMCA/ YMCA 3-MINUTE STEP TEST (Nieman, 2007) Tes bangku 3 menit YMCA dilakukan pada responden yang telah

Lebih terperinci