FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA"

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DARI 1 PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI oleh : HARMONO X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013

2 ii

3 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DARI 1 PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2012 / 2013 Oleh : HARMONO NIM. X SKRIPSI diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R T A Januari 2013 iii

4 iv

5 v

6 MOTTO Kesabaran menjadi awal dari keberhasilan dan kerja keras mewakili arti sebuah kepuasan. (Penulis) Tersenyumlah karena dengan tersenyum akan membuat hidup lebih berharga daripada materi berharga tinggi. (Penulis) Orang orang yang mendapatkan ilmu hendaklah mengetahui bahwa sesungguhnya Al-Quran adalah benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepada-nya. (Al-Haj: 54). Jalan yang mulus tidak akan melahirkan sopir yang andal Langit yang terang tidak akan melahirkan pilot yang gesit Laut yang tenang tidak akan melahirkan pelaut yang tangguh Maka, jadilah orang yang kuat dan cerdas dalam menghadapi hambatan. (Penulis) vi

7 PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada : Segenap keluarga besar SD Negeri Dari 1 Kec. Plupuh Kab. Sragen, yang telah mengijinkan Penulis untuk melakukan penelitian. Bapak Munanggar S.Pd ( Almh ) Ibu Nurhayati S.Pd.SD Doamu yang tak pernah putus dan tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu dan selalu membimbingku. Hardhiyanto Raharjo, Siti Rahmawati beserta keluarga tersayang. Mas Boy Setyawan yang telah membantu penelitian terima kasih selalu memberi support. Hafid Upit-ipit yang telah membantu mengetik naskah skripsi saya. Teman-teman S1Transfer Angkatan 2010 JPOK FKIP UNS JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. kampus tempat kutimba aneka ilmu untuk kiprah berolahraga. Almamater tercinta vii

8 ABSTRAK Harmono. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DARI 1 PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013.Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013 melalui pembelajaran menggunakan alat bantu. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, tes unjuk kerja, dan dokumentasi atau arsip. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peningkatan hasil belajar yang meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotor dari 25 % atau 5 siswa pada kondisi awal, mengalami peningkatan menjadi 65 % atau 8 siswa pada akhir siklus I. Selanjutnya meningkat menjadi 80 % atau 18 siswa pada akhir siklus II. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Dari 1 Plupuh Sragen dalam upaya meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya guling perut (straddle) menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bilah, kardus, dan balok tumpu dan karet ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya guling perut (straddle) pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / Simpulan penelitian ini adalah melalui penerapan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / Kata kunci : pembelajaran lompat tinggi dengan alat bantu viii

9 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DARI 1 PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013.Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd selaku pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi. 5. Haris Nugroho, S.Pd., M.Or selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan semangat dalam menyusun skripsi. 6. Sri Nuryani, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Dari 1 Plupuh Sragen yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Azis, S.Pd, M.Pd selaku Guru Penjasorkes SDN Dari 1 Plupuh Sragen yang telah memberikan ijin dan menjadi guru kolaborasi dalam penelitian ini. 8. Munanggar S.Pd ( Almh ) Nurhayati S.Pd.SD tercinta yang tidak hentihentinya mendoakan dan mendukung saya. ix

10 9. Siswa kelas V SDN Dari 1 Plupuh Sragen yang telah bersedia menjadi subyek penelitian. 10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas pengorbanan yang telah diberikan dengan balasan yang lebih baik. Amiin. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Januari 2013 Penulis x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... HALAMAN PENGAJUAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... HALAMAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiii xv xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang masalah... 1 B. Rumusan masalah... 4 C. Tujuan penelitian... 4 D. Manfaat penelitian... 4 BAB II LANDASAN TEORI... 6 A. Tinjauan Pustaka Pembelajaran Lompat Tinggi Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle) Alat Bantu Pembelajaran B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan commit... to user 26 xi

12 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Waktu penelitian Tempat penelitian B. Metode Penelitian C. Subjek Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Validitas Data F. Teknik Analisis Data G. ProsedurPenelitian H. Indikator Kinerja I. Proses Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) B. Siklus I C. Siklus II BAB V SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1 Teknik awalan lompat tinggi Teknik tumpuan lompat tinggi gaya straddle Teknik melewati mistar lompat tinggi gaya straddle Ilustrasi pembelajaran menggunakan bilah dan kardus Ilustrasi pembelajaran tumpuan lompat tinggi dibantu dengan balok tumpu Ilustrasi pembelajaran melewati mistar yang diganti dengan karet dan dimiringkan Alur kerangka berpikir Siklus penelitian tindakan kelas Diagram data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siklus I Diagram data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siklus II Diagram data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siklus I dan II Dokumentasi Siklus I Siswa disiapkan dan berdoa Presensi siswa dan pengarahan Pemanasan 1 (Streching) Pemanasan 2 (Streching) Pembelajaran Teknik Lompat Menggunakan Alat Bantu Siswa Melakukan Lompatan Dengan Satu Jalur Siswa Melakukan Lompatan Dengan Dua Jalur Teknik Awalan Gaya Straddle Teknik Melayang Gaya Straddle Teknik Pendaratan Gaya Straddle Teknik Awalan Gaya Straddle Teknik Melayang Gaya Straddle Teknik Pendaratan Gaya Straddle Dokumentasi Siklus II Siswa disiapkan, Berdoa Presensi Siswa, Pengarahan xiii

14 28 Pemanasan 1 (Streching) Pemanasan 2 (Streching) Alat Pembelajaran Teknik Awalan Gaya Straddle Teknik Melayang Gaya Straddle Teknik Pendaratan Gaya Straddle Ekspresi Kegembiraan Siswa xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1 Rincian kegiatan waktudan jenis kegiatan Teknik pengumpulan data penelitian Indikator pencapaian hasil belajar siswa lompat tinggi gaya straddle Diskripsi data awal hasil belajar lompat tinggi gaya Straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012/ Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal (Pra Siklus) Diskripsi data akhir siklus I hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012/ Deskripsi hasil belajar siklus I Diskripsi data akhir siklus II hasil belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012/ Perbandingan data akhir siklus I dan akhir siklus II hasil Belajar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Tahun Ajaran 2012/ Deskripsi hasil belajar siklus II xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Silabus pembelajaran Lampiran 2 : RPP siklus I Lampiran 3 : RPP siklus II Lampiran 4 : Hasil belajar pra siklus Lampiran 5 : Penilaian psikomotor siklus I Lampiran 6 : Penilaian kognitif siklus I Lampiran 7 : Penilaian afektif siklus I Lampiran 8 : Hasil belajar siklus I Lampiran 9 : Penilaian psikomotor siklus II Lampiran 10 : Penilaian kognitif siklus II Lampiran 11 : Penilaian afektif siklus II Lampiran 12 : Hasil belajar siklus II Lampiran 13 : Dokumentasi siklus I Lampiran 14 : Dokumentasi siklus II Lampiran 15 : Dokumentasi surat permohonan ijin penelitian xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang menggunakan aktifitas jasmani, permainan, dan cabang olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan, tujuan yang dicapai bersifat menyeluruh, mencakup aspek fisikal, intelektual, emosional, sosial, dan moral. Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah-sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai hal diantaranya : Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, permainan, dan cabang olahraga terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar yang diarahkan untuk membina fisik, perkembangan watak, keterampilan gerak, kepribadian yang harmonis dan sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan Jasmani diberikan di setiap instansi sekolah, yaitu : di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu olahraga cabang atletik yang masuk dalam silabus mata pelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri Dari 1 Plupuh adalah lompat tinggi. Di dalam lompat tinggi ada beberapa gaya yaitu salah satunya yang diajarkan di SD Negeri Dari 1 Plupuh adalah lompat tinggi gaya straddle. dalam lompat tinggi gaya straddle terdapat teknik dasar yang perlu dikuasai oleh siswa agar siswa dapat melakukan lompat tinggi gaya straddle dengan baik, teknik dasar tersebut meliputi: Teknik Awalan, Teknik Tolakan, Teknik Melewati Mistar, Teknik Mendarat. Penguasaan serta pemahaman terhadap teknik dasar tersebut akan bisa tercapai jika proses belajar-mengajar bisa berlangsung dengan baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar-mengajar yang bersifat klasikal akan menghadapi permasalahan yang heterogen terhadap kemampuan siswa. Dimana kurangnya kreatifitas seorang guru pendidikan jasmani di dalam mengemas materi pembelajaran commit pendidikan to user jasmani dianggap sebagai 1

18 2 penyebabnya. Untuk itu dituntut seorang guru pendidikan jasmani yang mampu menguasai berbagai model atau pendekatan pembelajaran praktik, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan berkualitas. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP, 2009: 3) salah satunya menyebutkan bahwa Misi Pendidikan adalah melaksanakan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAIKEM). Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1997: 7) bahwa Memodifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran. Memodifikasi pembelajaran ini dapat diklasifikasikan yaitu : 1) Peralatan, 2) Penataan ruang gerak dalam berlatih, dan 3) jumlah siswa yang terlibat. Guru dapat mengurangi atau menambah kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu, misalkan berat-ringannya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan yang digunakan. Ditinjau dari proses pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan di SD Negeri Dari 1 Plupuh belum terwujud pembelajaran yang PAIKEM, belum dicoba melakukan modifikasi sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang keberhasilan pembelajaran seperti pendapat di atas. Berdasarkan hasil dari pengamatan proses pembelajaran atletik, khususnya lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen belum berjalan dengan baik, masih banyak siswa yang belum bisa melakukan lompat tinggi gaya straddle, bahkan ada siswa yang tidak berani melakukan lompat tinggi gaya straddle. Dalam proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V banyak siswa yang belum aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, masih banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan gerakan lompat tinggi gaya straddle, yaitu pada waktu melakukan lompatan atau tumpuan, pada waktu melayang melewati mistar masih banyak siswa yang raguragu bahkan tidak berani melompat melewati mistar, pada waktu pendaratan masih ada yang kurang benar salah satunya waktu mendarat kaki dan tangan jatuhnya tidak bersama-sama, terkadang tangan yang lebih dulu menumpu pada matras akan dapat mengakibatkan cidera.

19 3 Dalam proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen, yang dilakukan guru sebagai penulis banyak siswa yang belum berani melompat melewati mistar, diantaranya: siswa sudah melakukan awalan dengan berlari tetapi tiba-tiba berhenti setelah berada di depan mistar yang seharusnya melakukan tumpuan untuk melompat, siswa melakukan awalan dengan berlari tetapi setelah sampai di depan mistar tidak melompat tetapi masih berlari melewati bawah mistar, dan siswa menabrak mistar dengan badannya bahkan ada siswa yang tidak mau melakukan lompat tinggi gaya straddle, ada siswa saat pembelajaran mengobrol sama temannya, ada siswa yang terus-menerus meminta bermain sepakbola. Pembelajaran lompat tinggi yang dilakukan sebelumnya yaitu pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu, yaitu dengan menggunakan alat yang sebenarnya. Dari uraian permasalahan di atas guru pendidikan jasmani SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen sebagai penulis berencana mengupayakan peningkatan proses belajar mengajar lompat tinggi gaya straddle di SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen dengan pendekatan pembelajaran melalui penerapan alat bantu pembelajaran yang kenyataannya belum dicoba oleh guru pendidikan jasmani pada umumnya, yaitu dengan menggunakan alat bantu mistar yang diganti dengan tali karet yang bertujuan agar mempermudah dan meningkatkan keberanian siswa dalam melakukan lompat tinggi gaya straddle diharapkan dengan menggunakan alat bantu dan tali karet siswa akan lebih aktif, termotivasi dan menambah keberanian dalam melakukan lompat tinggi gaya straddle. Berdasarkan data awal dan hasil deskripsi siswa belum menunjukkan hasil yang baik, dari 20 siswa yang bisa hanya 5 siswa atau 25% yang mencapai batas tuntas pada kondisi awal. Karena pemberian teknik lompat tinggi gaya straddle yang belum baik. Metode pembelajaran yang lain yang sering diterapkan adalah pendekatan teknik. Metode pembelajaran teknik yaitu metode pembelajaran yang cenderung berkonsep pada penguasaan teknik. Seorang guru pendidikan jasmani sering kali kurang memahami tentang penerapan metode yang tepat bagi anak didiknya. Hal ini kemudian berdampak pada pencapaian hasil akhir yang kurang

20 4 memuaskan, maka peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Straddle Melalui Penerapan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas. Maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah penerapan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil pembelajaran lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk : Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle melalui penerapan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh peneliti setelah penelitian ini selesai secara lebih rinci adalah : 1. Bagi Guru Penjas kelas V SD N Dari 1 Plupuh Sragen. a. Memotivasi kreativitas disekolah dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran khususnya pembelajaran jasmani sehingga menjadi efektif dan berkualitas. b. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memberikan pembelajaran yang lebih menarik dan mudah di pahami siswa. c. Agar guru yang mengajar dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran sehingga kemampuan dan hasil belajar siswa dapat lebih maksimal.

21 5 2. Bagi siswa kelas V SD N Dari 1 Plupuh Sragen. a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga siswa dapat lebih mudah menerima materi pelajaran yang di ajarkan. b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen. 3. Bagi Sekolah. Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa.

22 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran a. Konsep Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemperolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik. Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai tujuan pendidikan. 6

23 7 b. Hakikat Pembelajaran Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola. Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik. Menurut pasal 1 butir 20 UU No tahun 2003 tentang Sisdiknas pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran yaitu inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa ini menujukan bahwa unsur kesengajaan dari pihak diluar individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau kolektif dalam suatu sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran merupakan cara interaksi antara pengajar dan siswa dengan materi ajar yang telah disusun sebelumnya pada suatu

24 8 lingkungan belajar. Jadi seorang pengajar harus menyiapkan materi, tujuan pembelajaran yang hendak dilakukan. Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi pengetauan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu: Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni: 1) Merencanakan program belajar mengajar. 2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar. 3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. 4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.

25 9 Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan Yudah M.Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa: Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajran dapat tercapai. Hal yang terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

26 10 Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya: 1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan 3) Mengembangkan kemampuan sosial 4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa 7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi 8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjang hayat Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. d. Pembelajaran Penjasorkes Penjasorkes adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi ( Samsudin, 2008: 2). Menurut (Abdul Kadir Ateng, 1989: 1) Penjasorkes dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktivitas jasmani yang pada umumnya (meskipun tidak selalu) dilakukan dengan tempat yang cukup tinggi dan terutama gerakan-gerakan besar ketangkasan dan keterampilan, yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau berkualitas tinggi, agar diperoleh manfaat bagi anak-anak didik. Penjasorkes dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan commit yang to user ditujukan untuk mencapai tujuan

27 11 pendidikan melalui gerakan fisik. (Toho Cholik, Rusli Lutan, 2001: 2) Penjasorkes adalah terjemahan dari physical education yang di gunakan di Amerika. Makna dari penjasorkes adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi pembelajaran penjasorkes adalah proses pembelajaran dengan sarana jasmani melalui gerakan-gerakan besar ketangkasan dan keterampilan, yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau berkualitas tinggi untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa serta untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dan tujuan penjasorkes menurut Samsudin (2008: 3): a) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam penjasorkes. b) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama. c) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran penjasorkes. d) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. e) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education). f) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. g) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. h) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.

28 12 i) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. Sehingga jelas bahwa tujuan penjasorkes adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak siswa, memperkuat karakter siswa, memelihara kebugaran dan kesehatan jasmani serta untuk mengisi waktu luang siswa dengan hal-hal yang positif. 2. Lompat Tinggi a. Pengertian Lompat Tinggi Sebelum menguraikan mengenai pengertian dan teknik lompat tinggi, terlebih dahulu perlu diketahui bahwa : 1) lompat tinggi merupakan salah satu nomor yang terdapat pada nomor lompat dalm cabang olahraga atletik. 2) lompat adalah istilah yang digunakan dalam cabang olahraga atletik yaitu melakukan tolakan dengan satu kaki. Baik dalam nomor lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, maupun lompat tinggi galah (Aib Syarifudin, 1992). Menurut Yusuf Adi Sasmita (1992: 79) lompat tinggi adalah salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik, dalam lompat tinggi seorang pelompat akan berusaha melompat keatas dengan bertumpu pada satu kaki dengan sekuat-kuatnya, agar ia dapat melewati mistar dan mendarat pada bak lompat atau matras. Bisa dikatakan pengertian lompat tinggi adalah salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik, melakukan tumpuan dengan satu kaki yang bertujuan untuk melompat setinggi-tingginya agar dapat melewati rintangan(mistar) yang dipasang setinggi-tingginya. b. Gaya Lompat Tinggi Pada lompat tinggi diperlukan teknik lompatan yang paling efektif dan efisien. Teknik lompatan ini sering disebut dengan gaya lompatan. Dalam lompat tinggi dikenal beberapa gaya lompatan. Menurut Aip Syarifudin&Muhadi (1992 : 76) Gaya-gaya lompat tinggi tersebut adalah : a. Gaya kangkang atau langsung

29 13 b. Gaya gunting c. Gaya eastern cut off d. Gaya guling perut (straddle) e. Gaya guling sisi (western roll) f. Gaya membelakangi (flop). Secara umum gaya-gaya tersebut sudah dipakai oleh atlet pada saat perlombaan, dan juga sudah diperkenalkan saat proses pembelajaran di sekolah. c. Teknik Lompat Tinggi Teknik lompat tinggi yang harus dipahami dan dikuasai oleh pelompat, menurut Aip Syarifudin&Muhadi (1991: 78)adalah : 1) Awalan atau ancang-ancang Cara melakukan awalan untuk lompat tinggi agak berbeda dengan awalan untuk melompat jauh. Pengambilan awalan pada lompat tinggi biasanya dengan mempergunakan langkah, misalnya 3 langkah, 5 langkah, 7 langkah dan seterusnya sesuai dengan ketinggian mistar yang akan dilompati. Kecepatan awal dalam lompat tinggi biasanya dilakukan dengan berangsu-angsur, artinya mulai dari pelan makin lama makin cepat. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa 3 langkah yang terakhir akan melakukan tolakan harus panjang dan cepat, serta badan agak direndahkan dan agak dikendangkan atau dicondongkan di belakang. 2) Tolakan atau tumpuan Tolakan adalah perpindahan gerakan dari kecepatan horisontal kearah vertikal yang harus dapat dengan cepat dilakukan, tepat dan kuat agar dapat mengangkat tubuh keatas. Pada waktu akan melakukan tolakan, si pelompat pada tiga langkah yang terakhir harus sudah dapat mempersiapkan dirinya untuk melakukan tolakan.

30 14 Melakukan tolakan dimulai dari tumit, terus menggelundung ke telapak kaki, dan berakhir pada ujung kaki yang harus dilakukan secara cepat dan kuat, dibantu dengan ayunan kaki belakang, kedua lengan, gerakan badan dan kepala. 3) Sikap badan diatas mistar Setelah kaki menumpu ayunkan kaki yang belakang untuk melewati mistar. Setelah melewati di atas mistar segera badan dibalikkan telungkup di atas mistar usahakan pinggul sedikit lebih tinggi dari pada pundak, kepala tundukkan ke bawah mistar, tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di belakang punggung atau rapat dengan perut. Kaki tolak atau tumpu, dengan lutut ditekuk kesamping atas agak ke belakang. 4) Sikap mendarat Sikap mendarat atau sikap jatuh pada lompat tinggi sebenarnya sudah tidak lagi menjadi unsur yang menentukan dalam menentukan keberhasilan lompatan. Karena tugas si pelompat itu selesai pada saat si pelompat dapat melewati mistar. Namun untuk mencegah terjadinya kecelakaan yaitu dengan cara mengusahakan kaki ayun dan tangan yang dekat dengan kaki ayun bersama-sama mendarat, dengan badan mengeper terus berguling kedepan pada bahu. Untuk menentukan keberhasilan pelompat untuk dapat melewati mistar tergantung dari teknik diatas. Karena teknik lompat tinggi merupakan suatu suatu gerakan yang kompleks dan tidak terputus-putus. Jika seorang pelompat mempunyai teknik lompat tinggi yang bagus maka pelompat tersebut akan dapat melewati mistar dengan mudah saat ketinggian tertentu. d. Lompat Tinggi Perlombaan Menurut peraturan lomba atletik-iaaf (International Association of Athletics Federation), ketentuan-ketentuan dalam perlombaan atletik adalah sebagai berikut :

31 15 a. Sarana dan prasarana lompat tinggi a) Jalur awalan m, dengan kemiringan maksimum tidak boleh melebihi 1;250 searah jari-jari setengah lingkaran yang berpusat ditengah-tengah antara kedua tiang. b) Lapangan merupakan busa atau matras yang memenuhi standar keamanan bagi atlet Ukuran lapangan yang disarankan adalah tidak kurang dari panjang 6 m x lebar 4 m x tinggi 0.7 m. c) Tiang mistar setinggi minimal 10 cm di atas ketinggian mistar yang sesungguhnya. Jarak antar tiang tidak boleh kurang dari 4 m dan tidak boleh lebih dari 4.04 m. d) Penyangga mistar berbentuk persegi panjang, dengan panjang 6 cm, dan lebar 4 cm. e) Mistar terbuat dari fiber glass,dengan panjang m, diameter 30 mm. jika dipasang lengkungan ke bawahnya maksimal 2 cm. b. Aturan Perlombaan a) Sebelum perlombaan dimulai, ketua judge mengumumkan kepada atlet ketinggian awal, dan ketinggian berikutnya pada akhir setiap giliran hingga hanya tersisa seorang atlet yang memenangkan perlombaan. b) Seorang atlet boleh melompat pada ketinggian yang dinginkannya. c) Tiga kegagalan beruntun tanpa memperhatikan pada ketinggian mana kegagalan itu terjadi, menyebabkan pelompat tidak bisa melompat pada ketinggian selanjutnya, kecuali dalam kasus hasil sama bagi kedudukan pertama. d) Atlet harus melompat dengan satu kaki. e) Lompatan atlet gagal apabila : (1) Setalah lompatan, mistar tidak berada pada penyangganya karena gerakan atlet saat melompat, atau (2) Atlet menyentuh tanah termasuk daerah pendaratan setelah bidang vertikal yang melalui sisi terdekat mistar baik diantara tiang ataupun diluarnya dengan bagian tubunya, tanpa melewati mistar terlebih dahulu.

32 16 f) Pengukuran dalam centimeter bulat dilakukan tegak lurus dari tanah hingga bagian terendah sisi atas mistar. e. Pembelajaran Gerakan Lompat Tinggi Pembelajaran lompat tinggi menurut Djumidar (2004 :85) : a. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran lompat tinggi terdiri dari : a) Mengenal tumpuan dengan atau tanpa alat b) Mengenal berputar dengan atau tanpa alat c) Mengenal lompatan dengan atau tanpa alat d) Mengenal mendarat dengan menggunakan alat dan tanpa alat khususnya untuk lompat tinggi gaya straddle. e) Lompat melewati mistar b. Tujuan Pembelajaran menurut Djumidar (2004 :85) : Tujuan pembelajaran lompat tinggi adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik atau meningkatkan suatu kondisi yang optimal, seperti : a) Meningkatkan kekuatan b) Meningkatkan kecepatan c) Meningkatkan kelentukan d) Meningkatkan daya tahan e) Meningkatkan kelincahan f) Meningkatkan keterampilan anak Setelah siswa tersebut mempunyai kemampuan fisik, mereka diharapkan mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang tinggi. Dengan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang tinggi, diharapkan tubuhnya akan mempunyai kekebalan terhadap suatu penyakit. Disamping meningkatkan kemampuan fisik, gerakan tersebut juga akan mempengruhi perkembangan psikis, seperti: a) Meningkatkan rasa percaya diri b) Meningkatkan rasa keberanian

33 17 c) Meningkatkan rasa kebersamaan d) Meningkatkan disiplin diri c. Sarana dan prasarana pembelajaran lompat tinggi : a) Bilah b) Kardus c) Matras ukuran 90 cm x 210 cm x tebal 6-8 cm d) Karet e) Mistar f) Tiang penyangga mistar g) Bangku swedia h) Kun atau corong 3. Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle) a. Pengertian Lompat Tinggi Lompat tinggi adalah suatu gerakan yang diawali dengan lari, menolak, melayang unuk melewati mistar dan mendarat. Berkaitan dengan lompat tinggi Aip Syarifudin (1992: 106) menyatakan : lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat keatas dalam upaya membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendatar) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian tertentu. Menurut Mochamad Djumidar A. Widya (2004: 85) lompat tinggi adalah suatu rangkaian gerakan untuk mengangkat tubuh keatas dengan melalui proses lari, menumpu, melayang dan mendarat. Berdasarkan pengertian lompat tinggi yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, lompat tinggi merupakan suatu gerakan yang diawali dengan lari, menumpu atau menolak dengan menggunakan salah satu kaki setinggi-tungginya untuk melewati mistar yang telah dipasang penompang tiang lompat dengan gaya tertentu.

34 18 Salah satu gaya lompat tinggi yang populer dan masih diajarkan di sekolah adalah lompat tinggi gaya straddle atau guling perut atau western roll. Lompat tinggi gaya straddle pertama kali diperkenalkan oleh Jim Stewart pada tahun 1930 di Amerika Serikat. b. Teknik Lompat Tinggi Gaya Straddle Adapun pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya guling perut (Straddle) menurut wikipedia.org cara pembelajarannya sebagai berikut : 1) Awalan Pelompat mengambil awalan dari samping mistar membentuk sudut derajat dengan menggunakan antara 3, 5, 7, 9 langkah tergantung ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil. Kecepatan awalan dilakukan secara berangsur-angsur. Artinya mulai dari pelan makin lama makin cepat. Gambar 1.Teknik Awalan Lompat Tinggi 2) Tumpuan Tumpuan adalah perpindahan gerakan dari gerakan horisontal kearah vertical yang dilakukan secara cepat. Pelompat menumpu pada terkuat, langkah terakhir agak lebar dengan sikap badan agak mengadah, disertai dengan gerakan ayunan keatas untuk membantu mengangkat titik berat badan lebih tinggi.

35 19 Gambar 2. Teknik Tumpuan Lompat Tinggi Gaya Straddle 3) Melewati mistar Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkup. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala menunduk. Gambar 3. Teknik Melewati Mistar Lompat Tinggi Gaya Straddle 4) Pendaratan Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung, tangan dan berakhir pada bahu. Keempat teknik tersebut harus diajarkan secara benar agar terbentuk suatu teknik lompat tinggi gaya guling perut (straddle) yang efektif dan efisien, sehingga siswa tidak perlu menggunakan tenaga yang terlalu besar untuk melakukan gerakan teknik lompat tinggi pada ketinggian tertentu. c. Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Straddle Pembelajaran lompat tinggi menurut Djumidar (2004 :85) :

36 20 1) Materi Pembelajaran Materi pembelajaran lompat tinggi terdiri dari : a) Mengenal tumpuan dengan atau tanpa alat b) Mengenal berputar dengan atau tanpa alat c) Mengenal lompatan dengan atau tanpa alat d) Mengenal mendarat dengan menggunakan alat dan tanpa alat khususnya untuk lompat tinggi gaya straddle. e) Lompat melewati mistar 2) Tujuan Pembelajaran menurut Djumidar (2004 :85) : Tujuan pembelajaran lompat tinggi adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik atau meningkatkan suatu kondisi yang optimal, seperti : a) Meningkatkan kekuatan b) Meningkatkan kecepatan c) Meningkatkan kelentukan d) Meningkatkan daya tahan e) Meningkatkan kelincahan f) Meningkatkan keterampilan anak Jadi selain mengajarkan siswa teknik dasar lompat tinggi gaya straddle dengan benar, siswa juga dapat meningkatkan keterampilan gerak dasarnya yang akan berpengaruh pula ke mental siswa. Menurut Yusuf Adi Sasmita (1992: 82) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya straddle, antara lain : Hal-hal yang harus dihindari : 1) Memperpendek langkah akhir 2) Condong badan ke depan 3) Kaki ayun tidak diangkat dengan commit sempurna to user

37 21 4) Kaki tolak bengkok pada saat menilah 5) Kaki tolak naik tanpa dibengkokkan 6) Badan di atas mistar miring ke belakang 7) Memutar badan ke samping kanan 8) Kurang memutar pinggang waktu di atas mistar Hal-hal yang harus diutamakan : 1) Rendahkan titik berat badan saat langkah terakhir 2) Menolak dan mengangkat ke atas dengan gerakan tangan yang betul 3) Tendangkan kaki ayun setinggi-tingginya ke arah mistar 4) Luruskan kaki ayun pada saat melewati kaki tolak 5) Angkat kaki tolak bengkok ke arah bahu 6) Turunkan kepala dan bahu 7) Turunkan kaki ayun disebelah lain dari mistar 8) Buka ke arah luar dengan kaki tolak Oleh sebab itu guru harus jeli melihat dan mengoreksi setiap gerakan siswa agar kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dapat diminimalkan atau dihilangkan dan diganti dengan gerakan-gerakan yang harus dilakukan melalui penekanan-penekanan tertentu. 4. Alat Bantu Pembelajaran a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran Menurut Wikipedia.org alat adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan kita sehari-hari, sedangkan alat bantu pembelajaran merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam penyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktikkan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Acapkali kata media pendidikan digunakan secara begantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasiseperti yang dikemukakan Hamalik (1986) yang dikutip oleh Azhar commit Arsyad(2002: to user 4) bahwa hubungan komunikasi

38 22 akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat bantu ini adalah benda untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pembelajaran dan membantu mempraktikkan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut: 1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak 3) Membatu mengatasi hambatan bahasa 4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan 5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat. 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain 7) Mempermudah peyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan. 8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan Seperti diuraikan di atas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera. b. Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Straddle Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran 1) Pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan bilah dan kardus Pembelajaran menggunakan bilah dan kardus merupakan bentuk belajar lompat tinggi yang pelaksanaannya bertujuan untuk belajar awalan. Untuk lompat tinggi sendiri pada saat awalan menggunakan kaki jinjit yang bertujuan untuk menaikkan titik pusat berat badan yang semula dari kaki menjadi ke pinggang. Dengan menaiknya titik pusat berat badan, maka berat

39 23 badan tubuh akan lebih ringan saat melompat, melakukan gaya di atas mistar. Sehingga secara langsung mengajarkan siswa melakukan awalan. Salah satu kegiatan yang dilakukan seperti gambar dibawah ini. Gambar 4. Ilustrasi pembelajaran menggunakan bilah dan kardus (Djumidar, 2004: 42) 2) Pembelajaran lompat tinggi menggunakan kardus dan balok tumpu Pembelajaran menggunakan alat bantu balok tumpu berfungsi untuk merangsang siswa untuk dapat melakukan tumpuan saat mendekati mistar dan matras. Karena kebanyakan siswa hanya melakukan lompatan tanpa tumpuan yang baik, sehingga tinggi lompatan yang dihasilkan saat melompat kurang maksimal dan siswa tidak bisa melewati mistar. Untuk pembelajaran ini balok tumpu digunakan saat awalan dengan 3, 5, 7 langkah bukan saat gerakan keseluruhan. Sedangkan untuk menghilangkan rasa takut siswa terhadap mistar, guru dapat menggantinya dengan karet. Salah satu kegiatan yang akan dilakukan dan mengarah ke pembelajaran tumpuan seperti dalam gambar di bawah ini: Gambar 5. Ilustrasi pembelajaran tumpuan lompat tinggi dibantu dengan balok tumpu (Djumidar, 2004: 93)

40 24 3) Pembelajaran lompat tinggi menggunakan karet Pembelajaran lompat tinggi dengan mengganti mistar asli dengan menggunakan karet bertujuan mengurangi rasa takut dan memunculkan keberanian siswa untuk melewati halangan. Karena khususnya siswi putri ketakutan apabila disuruh melompat dari ketinggian. Belum lagi apabila menggunakan mistar asli mereka merasa lebih takut bila mereka sudah berpikiran akan sakit bila berbenturan dengan mistar. Jadi untuk menghilangkan kesan awal yang menakutkan, maka mistar dibuat miring dan diganti dengan karet, karena siswi putri sudah terbiasa dengan benda itu dan sudah menjadi alat bermainnya. Dan salah satu kegiatan yang akan diajarkan dalam pembelajaran lompat tinggi gaya guling perut (straddle) adalah sebagai berikut : Gambar 6. Ilustrasi pembelajaran melewati mistar yang diganti dengan karet dan dimiringkan B. Kerangka Berpikir Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran penjasorkes khususnya pada metode atau cara guru menyampaikan materi pelajaran yang kurang kreatif commit dan to user inovatif. Sering kali materi yang

41 25 diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa karena mereka bosan mendengarkan penjelasan yang dilakukan oleh guru khususnya dalam pembelajaran praktik teknik dasar lompat tinggi gaya guling perut (straddle). Sehingga siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluasluasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran. Penggunaan alat nyata yang dapat diamati dan dipegang secara langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Metode nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran, penggunaan alat bantu pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan seperti, melihat, menyentuh, merasakan, melalui penggunaan alat bantu tersebut. Penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Secara garis besar alat bantu yang digunakan antara lain berupa alat bantu yaitu gawang, bilah, kardus, balok tumpu dan karet yang digunakan untuk pembelajaran teknik dasar lompat tinggi gaya guling perut (straddle). Secara lebih rinci jenis-jenis alat tersebut dijabarkan dalam RPP disetiap pertemuan. Pemanfaatan alat bantu sederhana sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar lompat tinggi gaya guling perut (straddle) pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat memperlihatkan, dan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik dasar lompat tinggi gaya guling perut (straddle) dengan tujuan siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dan diharapkan dengan peran aktif siswa hasil belajar lompat tinggi gaya guling perut (straddle) meningkat pula. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

42 26 Kondisi awal awal Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran penjasorkes. a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pelajaran penjasorkes. b. Tingkat kesegaran jasmani rendah. c. Dan yang paling utama hasil belajar lompat tinggi gaya guling perut (straddle) rendah. Tindakan Menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. SiklusI: guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dasar lompat tinggi gaya guling perut (straddle), melalui pembelajaaran dengan alat bantu (gawang, bilah, kardus, balok tumpu dan karet). Kondisi akhir Melalui penggunaan alat bantu (gawang, bilah, kardus, balok tumpu dan karet) dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa (siswa lebih bersemangat dan prestasi belajar meningkat) serta partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat. Siklus II : upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dasar lompat tinggi gaya guling perut (straddle), melalui pendekatan metode pembelajaran dengan alat bantu (gawang, bilah, kardus, balok tumpu dan karet). Gambar 7. Alur Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut: Penggunaan alat bantu pembelajaran (gawang, bilah, kardus, balok tumpu dan karet) penjasorkes dapat membantu meningkatkan kemampuan hasil belajar lompat tinggi gaya guling perut (straddle) siswa kelas V SD Negeri Dari 1 Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2012 / 2013.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64) 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE Lompat tinggi termasuk cabang olahraga atletik nomor lompat. Untuk pemula, lompat tinggi yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan 7 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Thursan Hakim (2005:1), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Atletik BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Atletik merupakan istilah dalam olahraga yang berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI PERMAINAN LEMPAR BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TUKSARI KLEDUNG TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : PARJONO X 4712595 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Winarno Surahman NIM: 14.1.01.09.0380P Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. cabang olahraga atletik. Dalam cabang olahraga atletik secara garis besar terdapat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. cabang olahraga atletik. Dalam cabang olahraga atletik secara garis besar terdapat 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoretis 1. Hakikat Lompat Tinggi a. Pengertian Lompat Tinggi Jenis olahraga lompat tinggi merupakan bagian dari nomor lompat pada cabang olahraga

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PUCANGAN KECAMATAN SADANG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : SAMSURI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh DENNI OKTAVIANDI K 5610026 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuhkan, mengembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING ATAS BOLAVOLI MINI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN ALAT BANTU MEDIA VIDEO DAN LCD PROYEKTOR PADA SISWA KELAS V SDN MOJOSONGO II

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIRANGKANG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : UMARYANI NIM: X4711255 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh 15 BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG DAN MENGONTROL BOLA MELALUI ALAT BANTU BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KUNDISARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT 60 METER PADA S ISWA KELAS V S D NE GERI 01 PESUCE N KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING DEPAN PADA SISWA KELAS V A SD PANGUDI LUHUR ST. TIMOTIUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE Puput Eka Bajuri Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi STKIP Modern Ngawi E-mail: ekacalamander201@gmail.com

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BEDUG 03 KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: TRIO SASONGKO

Lebih terperinci

Sriawan Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang Yogyakarta

Sriawan Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang Yogyakarta Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 11, Nomor 1, April 2015 Sriawan Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta IDENTIFIKASI KESALAHAN

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 NGALIAN KECAMATAN WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SUDIRO NIM:

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGPULE PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUYITO X 4710157

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMUKUL PADA KELAS VI SD NEGERI 02 GERDU KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) 6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG TUNGKAI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG TUNGKAI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG TUNGKAI BENGKOK DALAM SENAM LANTAI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SD AL IRSYAD AL ISLAMIYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI Maijum Guru SDN 002 Pulau Komang maijum226@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI MM 2 SMK NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh TRI AGUNG BAGUS KURNIADI K 5610079

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan yang menggunakan unsur fisik untuk mendapatkan kesenangan dan menghasilkan kesehatan jasmani maupun rohani, disamping prestasi. Setiap

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SUMINAH NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : SUMINAH NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN LOMPAT BOX DAN BAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : SUMINAH NIM: X4711197

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Agus Tri Haryanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SKRIPSI. Oleh : Agus Tri Haryanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : Agus Tri Haryanto K5610005

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam cabang olahraga atletik yang memiliki unsur kecepatan, kekuatan, kelentukan dan keseimbangan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. integral dari pendidikan secara keseluruhan, melalui aktifitas jasmani,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. integral dari pendidikan secara keseluruhan, melalui aktifitas jasmani, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, melalui aktifitas jasmani, olahraga

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER i PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang, I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia dan untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AMMRULLOH ZAINUL FUAD K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh : AMMRULLOH ZAINUL FUAD K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI AP 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : AMMRULLOH ZAINUL FUAD K5611008

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING DEPAN PADA SISWA KELAS V A SD PANGUDI LUHUR ST. TIMOTIUS SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATANDAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATANDAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RAGUNG 1 KECAMATAN PENGARENGAN KABUPATEN SAMPANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN MELALUI MODIFIKASI BOLA BESAR PADA SISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Oleh : SETYO SADI ARSANI X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Oleh : SETYO SADI ARSANI X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SEBORO KECAMATAN SADANG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : SETYO SADI ARSANI X4711362

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kemampuan lari pendek melalui pendekatan pembelajaran variatif ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata

ABSTRAK. Kata kunci : kemampuan lari pendek melalui pendekatan pembelajaran variatif ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN LARI PENDEK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN VARIATIF PADA SISWA KELAS 3 SDN KREBET 3 MASARAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan dilakukan penelitian ini adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah mata pelajaran yang menuntut siswa lebih banyak berbuat dalam arti melakukan gerak, mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JATIPURUS KECAMATAN PONCOWARNO KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : SUBEKTI X4711371

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah yang beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai BAB I PENDHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga terpilih yang bertujuan meningkatkan kebugaran jasmani, kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tolak Peluru Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang terdiri atas nomor lari, jalan, tolak dan lempar. Pada nomor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi mengakibatkan peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai cita-cita. Oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Atletik Menurut Mukholid, (2004:100) bahwa istilah atletik berasal dari kata athlon (bahasa Yunani) yang artinya berlomba atau

Lebih terperinci

ZANUAR BUDIANTO K

ZANUAR BUDIANTO K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 /

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi : Sutrisno : X : FKIP/Penjaskesrek Menyataka

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi : Sutrisno : X : FKIP/Penjaskesrek Menyataka UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI PENERAPAN BIDANG MIRING SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GEMURUH PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUTRISNO X 4710150 FAKULTAS

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PASSING

UPAYA PENINGKATAN PASSING UPAYA PENINGKATAN PASSING ATAS BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 27 KAUMAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RIDO MURNI RIAWAN K 4607051 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya Tolak peluru merupakan salah satu jenis keterampilan menolakkan benda berupa peluru sejauh mungkin.

Lebih terperinci

ERIK SUPRIANTO K

ERIK SUPRIANTO K MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X JURUSAN KEPERAWATAN 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu terbentuknya tujuan pendidikan nasional adalah terbentuknya manusia yang sehat jasmani dan rohani, dan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Joko Karseno, Nim 1196015036 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, jalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Atletik Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kedua, dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait perlu diperhatikan

BAB III METODE PENELITIAN. kedua, dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait perlu diperhatikan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian kelas yang dilakukan pada penelitian ini adalah desain yang dikemukakan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart

Lebih terperinci

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh Lompat Jauh A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK Oleh Drs. H.M.Husni Thamrin, M.Pd FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA METHODIK ATHLETIK Mengajar Gerak Dasar Atletik 1. Atletik merupakan aktivitas jasmani

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN SENAM GULING DEPAN DENGAN PEMBELAJARAN BERVARIASI PADA SISWAKELAS 4 SDN KREBET 3MASARANSRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATKAN KEMAMPUAN SENAM GULING DEPAN DENGAN PEMBELAJARAN BERVARIASI PADA SISWAKELAS 4 SDN KREBET 3MASARANSRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016 PENINGKATKAN KEMAMPUAN SENAM GULING DEPAN DENGAN PEMBELAJARAN BERVARIASI PADA SISWAKELAS 4 SDN KREBET 3MASARANSRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016 Abstrak Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM: HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA KELAS X SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ANTARA DOUBLE LEG BOUND DAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ANTARA DOUBLE LEG BOUND DAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ANTARA DOUBLE LEG BOUND DAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SKRIPSI Oleh: YUYUN DWI ARI WIBOWO X.5606045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran penghayatan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk

Lebih terperinci

PENGARUH ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWI KELAS XI SMK N 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWI KELAS XI SMK N 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWI KELAS XI SMK N 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : Mahindro Bugo Sukirno K5611052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia, baik sebagai individu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK MELALUI MODEL BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK MELALUI MODEL BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK MELALUI MODEL BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : RAHMAD ARIF MUSTAFA K5610068 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang disalurkan melalui suatu proses pembelajaran, dengan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAWITAN KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks penelitian Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan apsek

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PERMAINAN 4 ON 4 PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : ARIF SYAIFUDIN K5611017 FAKULTAS

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SELOGIRI KEC. KARANGGAYAM KAB. KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus berkembang, berubah dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hayatnya. Perkembangan anak bersifat terpadu.

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD N 1 KEBONREJO Kec. BANJAREJO Kab. BLORA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : SUCI MUSTIKANINGTYAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING BELAKANG PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SUTOMO NIM.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : HENDRI YUSTIA KURNIAWAN K

SKRIPSI. Oleh : HENDRI YUSTIA KURNIAWAN K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh : HENDRI YUSTIA

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KUMESU 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI oleh : ARIS PURWANTO NIM

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR UNDER THE BASKET SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 8 SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian integral dari pendidikan keseluruhan tentu saja memusatkan semua usahanya untuk dapat membantu

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GULING BELAKANG SENAM LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BIDANG MIRING. Thoif

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GULING BELAKANG SENAM LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BIDANG MIRING. Thoif Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GULING BELAKANG SENAM LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BIDANG MIRING SMP

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

AGIPTA ADHI WIRASTRATMAJA K

AGIPTA ADHI WIRASTRATMAJA K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BOLABASKET MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 NGADIREJO KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN ALAT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI JAGARA KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci