PEMBUATAN ALAT UKUR MOMEN INERSIA BENDA DIGITAL MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN ALAT UKUR MOMEN INERSIA BENDA DIGITAL MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER"

Transkripsi

1 PILLAR OF PHYSICS, Vol. 8. Oktober 2016, PEMBUATAN ALAT UKUR MOMEN INERSIA BENDA DIGITAL MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER Nuug Rivia 1) Yohadri 2) Zulhedri Kamus 2) 1) Mahasiswa Fisika, FMIPA Uiversitas Negeri Padag 2) Staf Pegajar Jurusa Fisika, FMIPA Uiversitas Negeri Padag ABSTRACT The momet of iertia is the tedecy of a object to remai statioary or move straight regular (maitaiig positio or situatio). The momet of iertia of a object ca be measured usig a measurig istrumet works o the momet of iertia oscillatio method. The purpose of this study was to desig a measurig tool momet of iertia of objects digitally usig optocoupler sesor, as well as explaiig the specificatio of performace, accuracy ad precisio of the system. Three are results of this study. First, the performace specificatios of the system cosists of mechaical systems ad is supported by a electroic system. Secod, the measuremet accuracy by comparig the calculatio results with the system theoretically has a average error percetage 3,948% ad 96,05% for the relative accuracy of the measuremet of some momets of iertia of the object. Third, the precisio measuremets carried out by measurig the variatio of the momet of iertia for 6 items ad 10 repetitios with precisio the average was 0,979 with a stadard deviatio of the average 0, ad relative error average 0,834%. Keywords : momet of iertia, sesor optocoupler, measurig tool PENDAHULUAN Eksperime merupaka salah satu bagia terpetig dari fisika, karea fisika didasarka pada peemua gejala-gejala fisis yag terjadi di alam. Gejala-gejala fisis dapat dijelaska dega melakuka pegamata da eksperime. Eksperime fisika dapat dilakuka megguaka suatu sistem pegukura. Sistem pegukura merupaka gabuga aktivitas atu gabuga dari beberapa aktivitas yag bertujua utuk medapatka hasil data pegukura terhadap besara yag aka diukur. Salah satu aplikasi pegukura dalam eksperime fisika adalah pegukura mome iersia. Mome iersia merupaka kecederuga suatu beda utuk tetap diam atau bergerak lurus beratura(mempertahaka posisi atau keadaaya) [1]. Aplikasi dari mome iersia dapat dilihat dari beda tegar, dimaa beda tegar merupaka keadaa suatu beda utuk mempertahaka posisiya ketika medapat gaya atau tekaa dari luar. Setiap beda tegar memiliki mome iersia yag berbeda karea disebabka beberapa faktor yaitu pusat rotasi beda, massa beda da jari-jari beda tegar itu sediri, utuk membuktika teori tersebut perlu dilakuka eksperime yag membahas tetag mome kelembama atau mome iersia pada beberapa beda tegar, dega megetahui mome iersia suatu beda kita dapat megetahui ukura kecederuga suatu beda utuk tetap diam utuk mempertahaka posisi atau keadaaya. Mome iersia suatu beda dapat diukur megguaka alat ukur mome iersia yag bekerja berdasarka metoda osilasi. Salah satuya seperti yag ada di laboratorium mekaika jurusa Fisika Uiversitas Negeri Padag. Pegukura ilai mome iersia pada alat ii masih dilakuka secara maual yaitu dega meghitug bayak osilasi yag terjadi () pada alat mome iersia da perhituga waktu yag dilakuka dega stopwach. Hal ii meyebabka data yag didapatka kurag tepat da teliti, karea bisa meyebabka beberapa kesalaha seperti kesalaha dalam perhituga bayak osilasi yag terjadi da ketidaktepata pemeceta stopwach dega awal terjadiya osilasi. Oleh sebab itu perluya alat ukur yag lebih efektif yag bisa megukur mome iersia beda secara otomatis utuk medapatka hasil data yag tepat da teliti. Alat ukur mome iersia digital merupaka salah satu alat yag efektif dalam megukur mome iersia beda. Alat ii bekerja secara digital dalam meghitug ilai bayakya osilasi, waktu yag diperluka da ilai mome iersia beda yag di ukur, serta meampilkaya pada LCD. Sesor optocoupler diguaka sebagai pedeteksi bayakya osilasi yag terjadi, keluara dari sesor ii diproses di arduio uo utuk medapatka ilai dari mome iersia suatu beda. Mome iersia suatu beda bergatug pada distribusi massa terhadap sumbu putarya. Semaki jauh massa-massa itu dari sumbu putar, semaki besar pula mome iersiaya [2], Secara matematis mome iersia ditulis sebagai berikut I = m i r i 2 (1) Mome iersia serig juga disebut iersia rotasi, semaki besar mome iersia beda, semaki sulit beda itu melakuka perputara dari keadaa diam da semaki sulit dia berheti dari keadaa berotasi, karea besar mome iersia sebadig dega besar 81

2 eergi kietik beda tegar yag berotasi dega laju sudut ω tertetu [3],dega persamaa: K = 1 Iω (2) 2 Alat mome iersia utuk megukur mome iersia suatu beda bekerja berdasarka metoda osilasi. Osilasi terjadi karea torsi yag diberika pada pegas spiral dipasag pada poros alat ii da dilegkapi dega jarum peujuk skala derajat traspara utuk memudahka pegukura. Proses perhituga mome iersia megguaka alat ukur mome iersia dapat dituruka dari Hukum II Newto dega memfokuska pada gerak rotasi beda yag aka diukur mome iersiaya sehigga didapatka persamaa utuk meghitug ilai ome iersia beda yag terpasag pada alat mome iersia dega persamaa T 2 I = T 2 1 I 0 (3) 0 Dega, I adalah mome iersia beda, T perioda osilasi beda, T 0 perioda diri osilasi beda, da I 0 merupaka mome iersia diri dari alat mome iersia yag diguaka. Nilai perioda diri da mome iersia diri merupaka suatu kostata yag bergatug dega alat yag diguaka yag ilaiya bergatug pada kostata pegas dari alat mome iersia yag diguaka. Hasil dari mome iersia beda yag didapatka pada alat mome iersia aka di badigka dega ilai mome iersia yag dihitug secara teoritis. Secara teoritis ilai mome iersia suatu beda sebadig dega massa da kuadrat jarak beda dari sumbu putar seperti pada persamaa (3), pada peelitia ii ada 4 jeis variasi beda yag diguaka dega persamaa mome iersia seperti pada Tabel 1 [4]. Tabel 1. Mome Iersia Beda Beda Letak Sumbu Mome Iersia Slider Pejal Sumbu Slider 1/2(mR 2 ) Sesor optocoupler merupaka suatu kompoe yag bekerja berdasarka picu cahaya [5]. Sesor optocoupler biasaya diguaka sebagai saklar elektrik, yag bekerja secara otomatis. Betuk fisik da ragkaia dasar sesor optocoupler dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Ragkaia Dasar Optocoupler Prisip kerja dari optcoupler dapat dilihat pada Gambar 1 yaitu jika atara trasistor da LED terhalag maka fototrasistor tersebut aka off sehigga keluara dari kolektor aka berlogika high. Namu jika atara trasistor da LED tidak terhalag maka fototrasistor tersebut aka o sehigga keluara dari kolektor aka berlogika low. Prisip ii lah yag diguaka pada alat mome iersia utuk medeteksi bayakya osilasi yag terjadi, ketika osilasi terjadi maka atara trasmitter da receiver dari sesor optocupler aka terhalag da meyebabka keluara dari sesor optocoupler high da tegagaya medekati ilai Vcc dega prisip ii bayakya osilasi aka terdeteksi dega sesor optocoupler. Keluara dari sesor optocoupler ii aka diteruska pada mikrokotroler arduio uo. Mikrokotroler adalah kompoe elektroika yag bisa diprogram da mampu megeksekusi lagkahlagkah yag telah diprogram [6]. Betuk fisik dari mikrokotroler arduio uo seperti yag terlihat pada Gambar 2. Slider Berogga Sumbu Slider m/2(r 2 +r 2 ) Bola Pejal Pusat Bola 2/5(mR 2 ) Kerucut Sumbu 3/10(mR 2 ) Alat mome iersia ii bekerja berdasarka metoda osilasi utuk meghitug ilai mome iersia suatu beda, yaitu dega memperhatika bayakya osilasi yag terjadi pada alat mome iersia ketika beda diletakka serta waktu yag diguaka utuk osilasi tersebut. Sehigga didapatka ilai dari perioda osilasi. Nilai perioda osilasi ii diguaka utuk mecari mome iersia suatu beda, perhituga bayakya osilasi yag terjadi pada alat mome iersia digital ii megguaka sesor optocoupler. Gambar 2. Papa Kerja Arduio Uo [7] Arduio memiliki beberapa kelebiha diataraya adalah Arduio telah dilegkapi dega bootloader didalamya sehigga tidak perlu megguaka chip programer karea bootloader aka meagai upload program dari komputer, Arduio memiliki saraa komuikasi USB, sehigga utuk laptop yag tidak memiliki port komuikasi serial bisa megguakaya, Software arduio telah dilegkapi dega library yag cukup legkap sehigga programya relatif lebih mudah, da Arduio memiliki modul siap pakai seperti etheret, 82

3 SD card, dll yag dapat ditacapka pada board Arduio [8]. Utuk meampilka data hasil pegukura dari alat mome iersia ii megguaka Liquid Crystal Display (LCD). LCD memberika beberapa keutuga dibadigka dega peragkat lai utuk meampilka sebuah data, atara lai hemat eergi, riga da proses peracaga yag relatif lebih mudah. Disampig itu, LCD mampu meampilka karakter sesuai dega yag diigika. Betuk fisik LCD da ragkaia display LCD dapat dilihat seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Betuk da Ragkaia Display LCD [9] Gambar 3 merupaka ragkaia display LCD,display karakter pada LCD ii diatur oleh pi EN, RS da RW. Jalur EN diset Eable utuk memberitahu LCD bahwa data sedag dikirim. Sumber eergi dari alat ii megguaka power supply yag merupaka suatu peragkat yag meyalurka eergi listrik, meuruka tegaga AC serta megubah tegaga AC mejadi tegaga DC. Power supply dibagu dega megguaka IC regulator tegaga, utuk regulasi tegaga yag tak terlalu besar dapat megggguaka IC tiga termial yag dikeal dega 78xx da 79xx [10]. Ragkaia catu daya teregulasi dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Ragkaia catu daya teregulasi Gambar 4 merupaka salah satu cotoh ragkaia power supply yag palig serig ditemui dalam duia elektroika. Tegaga 220 volt dari listrik PLN dituruka oleh trafo atau trasformator peuru 83 tegaga yag meerapka perbadiga lilita, dimaa perbadiga lilita dari suatu trasformator aka mempegaruhi perbadiga tegaga yag dihasilka. Tegaga yag dihasilka oleh trafo masih berbetuk gelombag AC da harus disearahka dega megguaka peyearah. Ragkaia peyearah yag diguaka memafaatka 4 buah dioda yag telah diracag utuk bisa meloloska kedua siklus gelombag AC mejadi satu arah saja. Pada keluara dari peyearah dihubugka dega kapasitor sebagai filter, sehigga dihasilka keluara DC. METODE PENELITIAN Peelitia ii dilakuka di Laboratorium Elektroika da Istrumetasi da Laboratorium Mekaika Jurusa Fisika Uiversitas Negeri Padag. Peelitia di mulai pada bula Oktober 2015 dega beberapa tahap kegiata yaitu peulisa proposal peelitia, peracaga sistem, perakita kompoe, pegambila data da pegolaha data. Peelitia ii tergolog kedalam peelitia eksperime laboratorium. Peelitia eksperime adalah peelitia yag megamati da meeliti adaya pegaruh terhadap variabel terikat akibat perlakua dari variabel bebas, dega variabel bebasya adalah betuk beda yag aka diukur. variabel terikatya adalah ilai mome iersia beda. Sedagka variabel kotrolya adalah ilai mome ierisa diri da perioda diri dari alat mome iersia. Utuk blok diagram sistem dari alat ukur dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Blok Diagram Sistem Elektroika Pada blok diagram sistem dijelaska bahwa pada sistem alat ii terdiri dari power supply yag diguaka sebagai catu daya pada kompoe alat ukur. Ragkaia sesor optocoupler sebagai sesor pedeteksi bayakya osilasi yag terjadi yaitu, pada saat busur derajat pada alat disimpagka lalu dilepaska, maka alat ii aka berosilasi, osilasi ii aka dideteksi oleh sesor optocoupler. Sesor optocoupler aka meagkap siyal da meeruskaya ke mikrokotroler arduio uo, di mikrokotroler arduio uo siyal tersebut aka diproses utuk megetahui bayakya osilasi yag terjadi beserta waktu yag diperluka, sehigga diperoleh hasil mome iersia beda yag di ukur. Siyal aka di proses da dibedaka megguaka port yag terdapat pada mikrokotroler tersebut, kemudia utuk meampilka pada LCD perlu pegatura kode utuk memaggil siyal maa yag

4 aka ditampilka, dimaa besara yag aka ditampilka pada LCD yaitu bayakya osilasi yag terjadi (), waktu yag diperluka utuk osilasi tersebut da ilai dari mome iersia beda yag dikur. Desai mekaik alat ukur mome iersia secara digital diperlihatka seperti pada Gambar 6. Star =0 Iput teg N Teg> 1000 Y Y Timer o =+1 Gambar 6. Desai Mekaik Alat Ukur Mome Iersia Beda Digital. Desai mekaik dari sistem alat mome iersia yag aka di buat, yag terdiri dari duduka beda (o.1) merupaka tempat meletakka beda yag aka di ukur mome iersiaya, beberapa cotoh bedabeda yag aka di ukur mome iersia yaitu slider pejal,slider berogga,kerucut da bola. Busur derajat (o.10) sebagai skala utuk meetuka derajat osilasi beda, pegas (o.9) agar busur derajat dapat berosilasi utuk megatur sudut osilasiya, potoga plat yag terhubuga dega peujuk busur derajat (o.8) sebagai pegahalag sesor optocoupler (o.2) utuk medeteksi bayak osilasi yag terjadi dimaa, setiap 3 kali pegahalag ii melewati sesor maka aka terdeteksi sebagai sattu osilasi, kabel peghubug (o.3) diguaka sebagai peghubug atara keluara sesor optocoupler dega ragkaia, kotak ragkaia (o.4) sebagai tempat meletakka ragkaia elektroika, tombol reset(o 6) sebagai reset program, tombol start (o 5) utuk mematika da meghidupka alat,tombol (o 12) kostata I0 utuk variasi sudut simpaga da LCD (o.7) sebagai output yaitu, utuk meampilka hasil dari bayakyaya osilasi (), waktu osilasi (t) da mome iersia (I). Desai peragkat luak dari sistem pegukura berupa diagram alir dari program. Diagram alir ii berfugsi utuk memberika istruksi da mejalaka mikrokotroler. Diagram alir program yag aka dibuat yaitu seperti pada Gambar 7. Gambar 7. Diagram Alir Program N = set Berdasarka diagram alir pada Gambar 7 istruksi yag dilakuka dalam pemograma sistem alat ii adalah dimulai dari pedeteksia yag dilakuka oleh sesor, jika tegaga terdeteksi oleh sesor di arduio besar dari 1000 maka aka terdeteksi terjadiya osilasi da ketika itu timer aka hidup utuk medeteksi bayakya waktu yag diguaka utuk osilasi tersebut, jika ilai bayakya osilasi sudah mecapai ilai yag telah diset maka timer aka mati. Nilai osilasi serta waktu osilasi yag didapatka tadi aka diguaka utuk medapatka ilai perioda osilasi beda, selajutya ilai perioda osilasi beda aka diguaka utuk medapatka ilai mome iersia beda tersebut. Peetua ketepata pada sistem pegukura ii dega cara membadigka hasil pegukura dari sistem dega hasil dari perhituga secara teori yag ada pada Tabel 1. Ketepata dapat ditetuka dari persetase kesalaha atara ilai aktual dega ilai yag terlihat. Presetase kesalaha dapat ditetuka dari persamaa: Y Timer off I = T=t/ T 2 Output, I T I 0 Star 84

5 Persetase kesalaha Y X 100% (5) Y Y adalah ilai sebearya, X adalah ilai yag terbaca pada alat ukur. Ketepata pegukura (A) dari sistem pegukura dapat ditetuka melalui persamaa berikut : pegidetifikasia atau pegurai fugsi setiap bagia pembetuk sistem alat ukur mome iersia beda digital. Adapu betuk sistem alat ukur mome iersia beda secara digital seperti Gambar 8. A Y X Y 1 (5) Ketepata relatif rata-rata dari sistem pegukura dapat ditetuka melalui persamaa: Y X A% 1 100% Y (6) Sedagka ketelitia sistem pegukura dilakuka dega membadigka hasil pegukura sistem dega perhituga secara teoritis, kemudia dilakuka pegukura berulag da memasukka data ke dalam tabel serta meyelidiki ketelitia dari sistem alat ukur. Ketelitia alat ukur mome iersia ii dilakuka dega melakuka pegukura secara berulag sebayak 10 kali. ketelitia dapat diyataka dega persamaa. X X P 1 (7) X X adalah ilai dari pegukura data ke da X adalah rata-rata dari set pegukura, utuk megukur stadar deviasi dapat diguaka persamaa berikut : 1 X X 2 i ( 1 X ) i 2 (8) Dari hasil pegukura dapat dilihat seberapa besar kesalaha relatif pegukura pada alat dega megguaka persamaa berikut : Gambar 8. Foto Hasil Desai Alat Ukur Mome Iersia Beda Digital Gambar 8 merupaka hasil desai alat ukur mome iersia beda digital, secara umum alat ukur ii terdiri dari dua bagia. Bagia pertama adalah bagia sistem mekaik alat ukur mome iersia yag terdiri dari tempat duduka beda, busur derajat, pegas, kemudia yag kedua yaitu box atau kotak yag berfugsi utuk meletakka ragkaia elektroika pembagu sistem, serta tombol pegatur alat ukur mome iersia seperti tombol o/off, reset, da tombol variasi simpaga beda yag aka diukur mome iersiaya, seperti pada Gambar 9. X KR X 100% HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (9) 1. Hasil Peelitia Hasil peelitia peelitia ii merupaka deskripsi dari dari alat ukur mome iersia beda secara digital megguaka sesor optocoupler secara terperici da data hasil pegukura yag didapatka. Deskripsi dari alat ukur mome iersia beda secara digital megguaka sesor optocoupler ii terbagi atas spesifikasi perfomasi yaki idetifikasi fugsi setiap bagia pembetuk sistem pegukura da spesifikasi desai yag meliputi ketepata da ketelitia mome iersia yag diperoleh dari alat ukur. Spesifikasi performasi dari sistem alat ukur mome iersia beda digital merupaka Gambar 9. Tombol-Tombol Pegatur Alat Ukur Mome Iersia Gambar 9 merupaka bagia hasil desai dari alat ukur mome iersia yag merupaka tombol-tombol pegatur alat ukur mome iersia yag terdiri dari tombol o/off yag berfugsi utuk meghidupka atau mematika alat, tombol reset yag berfugsi utuk mereset program mejadika ilaiya ke ilai awal, serta tombol variasi sudut simpaga beda yag aka diukur mome iersiaya yag terdiri dari 3 variasi sudut simpaga yaitu 180 0, 210 0, da 240 0, tiap variasi simpaga ii memiliki kostata perioda diri da mome iersia diri yag berbeda-beda. Pada 85

6 alat ii perbedaa simpaga beda sebelum di osilasika aka meyebabka perbeda hasil mome iersiaya. Jadi ketika meyimpagka sudut sebelum beda berosilasi harus di teka terlebih dahulu tombol sudut simpaga yag aka diguaka, seperti jika igi meyimpagka sudut teka tombol 1, jika igi meyimpagka sudut sebesar teka tombol 2 terlebih dahulu, da tombol 3 jika igi meyimpagka sudut sebesar 240 0, dega hal ii aka meghasilka ilai mome iersia beda yag sama utuk variasi sudut simpaga yag berbeda. Utuk Sesor yag diguaka dalam sistem ii diletakka didepa skala peujuk busur derajat yag terhubug dega tempat duduka beda melalui tiag peyagga. Ketika busur derajat disimpagka, lalu dilepaska maka beda yag berada ditempat duduka beda aka berosilasi, sehigga megakibatka busur derajat ikut berosilasi. haya terdiri dari ragkaia sesor optocoupler dega dua resistor da board ragkaia arduio beserta ragkaia power supply, sebagai catu daya alat ukur. Ketepata pegukura pada sistem alat ii yaitu dega membadigka hasil pegukura dari sistem alat ukur mome iersia beda digital dega hasil perhituga secara teoritis. Ketepata dari sesor yag terpasag pada alat ii yaitu 94,4%. Perbedaa ilai yag didapat disebabka pegaruh dari kabel sesor yag cukup pajag sehigga terjadi jatuh tegaga pada sesor. Utuk ketelitia sesor didapatka dega cara melakuka pegukura berulag pada sesor baik pada saat terhalag maupu tidak terhalag. Saat pemacar da peerima sesor optocoupler terhalag ketelitiaya adalah 0,999, sedagka pada saat tidak terhalag ketelitia sesor adalah 0,892. Sedagka utuk pegukura mome iersia beda dilakuka dega 6 variasi beda yag memiliki mome iersia yag berbeda. Ketepata pegukura dari pegukura mome iersia ii berkisar atara 0,93 sampai 0,99. Ketepata relatif rata-rata pegukura adalah 96,05%. Kesalaha rata-rata yag terjadi adalah 3,94%. Hal ii dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 10. Sesor Optocoupler Sebagai Pecacah Siyal. Berdasarka Gambar 10 dapat dilihat, betuk sesor optocoupler sebagai pedeteksi osilasi yag terjadi,sesor optocoupler dapat membedaka atara high da low pada saat terjadi osilasi, yaitu pada saat skala peujuk melewati sesor maka aka terdeteksi high, da low ketika skala peujuk tidak melewati sesor. Keluara dari sesor optocoupler aka terkirim ke siyal ke board mikrokotroler Arduio Uo. Berikut merupaka Gambar ragkaia dari peyusu alat ukur mome iersia beda secara digital. Gambar 11. Ragkaia Peyusu Alat Ukur Ragkaia dari peyusu dari alat ukur mome iersia beda digital ii sagat sederhaa, yag Gambar 12. Grafik Perbadiga Pegukura Mome Iersia Beda Secara Digital dega Perhituga Mome Iersia Beda Secara Teoritis. Gambar 12 meujukka perbadiga pegukura mome iersia beda megguaka alat ukur mome iersia beda secara digital dega perhituga mome iersia beda secara teoritis. Secara teoritis ilai mome iersia beda sebadig dega massa da jari- jari beda, semaki besar massa da jarijari suatu beda maka semaki besar juga ilai mome iersia suatu beda. Hal ii dapat dilihat pada pegukura da perhituga mome iersia beda yag sejeis yaitu slider pejal dega 3 variasi jarijari beda da massa yag sama. Grafik pegaruh jari-jari beda terhadap mome iersia suatu beda baik secara perhituga da pegukura seperti pada Gambar

7 Mome Iersia (I) Mome Iersia (I) Gambar 13. Grafik Pegaruh Jari-Jari Beda Terhadap Mome Iersia Suatu Beda Baik Secara Perhituga Da Pegukura Gambar 13 meujukka pegaruh jari-jari beda terhadap mome iersia suatu beda secara pegukura maupu secara perhituga, dari grafik terlihat bahwa jari-jari suatu beda berpegaruh terhadap mome iersia beda tersebut. Semaki besar jari-jari suatu beda maka semaki besar mome iersia suatu beda, hal ii dibuktika dega perhituga secara teoritis maupu megguaka alat ukur mome iersia beda digital, didapatka hasil yag sesuai da sama. 2) Ketepata ilai mome iersia beda dega variasi sudut simpaga Pada peelitia ii dilakuka pegambila data utuk 3 variasi sudut simpaga dega kostata mome iersia diri yag berbeda- beda. Grafik Ketepata ilai mome iersia beda dega variasi sudut simpaga da variasi beda dapat dilihat pada Gambar Jari- Jari Beda (m) I Hitug I Ukur Simpa ga 180 Simpa ga 210 Simpa ga 240 I Hitug Jeis Beda Gambar 15. Hubuga Nilai Mome Iersia Dega Jeis Beda Utuk 3 Variasi Sudut Simpaga Gambar 15 meujukka ketepata ilai mome iersia beda dega variasi sudut simpaga da variasi kostata mome iersia diri alat mome iersia beda digital dega ilai mome iersia secara perhituga. Pada Gambar 15 dapat dilihat ilai mome iersia beda ketika sudut disimpagka sebesar 180 0, 210 0, 240 0, da dega ilai mome iersia secara teoritis. hasilya tidak jauh berbeda, dega rata- rata ketepata relativeya 95,83% da kesalaha relativeya sebesar 4,16%, c. Ketelitia Pegukura Mome Iersia Beda Data statistik pegukura berulag utuk alat ukur mome iersia beda secara digital dega melakuka 6 variasi beda da 10 kali perulaga. Seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Ketelitia Pegukura Mome Iersia Beda. N o Nama Beda 1 Slider Pejal 2 Bola Pejal 3 Slider Berogga 4 Kerucut 5 Piriga Piriga 714 I Ketelitia ΔI ratarata (10-6 ) KR (%) 0, ,974 4,06 0,95 0, ,979 5,08 0,85 0, ,967 7,75 1,25 0, ,984 4,34 0,60 0, ,984 0,14 0,71 0,0032 0,986 0,19,614 Rata-rata 0,097 9,15 0,83 I ± T 0,00042 ± 4, ,0006 ± 5,08,10 6 0,00061 ± 7, ,00071 ± 4, ,00198 ± 0, ,0032 ± 0, Dari Tabel 2 terlihat bahwa alat ukur memiliki ketelitia yag cukup tiggi utuk pegukura mome iersia beberapa beda. Ketelitia rata-rata utuk 6 variasi pegukura mome iersia beda adalah dega stadar deviasi rata-rata 0, da kesalaha relatif rata-rata yaitu 0,834%. 2. Pembahasa Berdasarka aalisis yag telah dilakuka baik secara grafik maupu statistik memberika hasil peelitia yag sesuai dega tujua peelitia. Adapu hasil peelitia yag diperoleh yaitu spesifikasi performasi sistem alat ukur da spesifikasi desai sistem alat ukur. Sistem ii terdiri dari dua bagia, yaitu bagia ragkaia elektroik da bagia mekaik. Bagia ragkaia elektroik meliputi ragkaia peyusu sistem alat ukur mome iersia beda secara digital, seperti ragkaia sesor optocoupler, ragkaia catu daya da board ragkaia Mikrokotroler Arduio Uo Rev3. Bagia mekaik terdiri dari tempat duduka beda, busur derajat,plat yag terhubug dega peujuk busur derajat,da pegas. Prisip kerja dari alat ukur yag ii yaitu ketika beda yag aka diukur mome iersiaya diletakka di atas tempat duduka beda da disimpagka searah jarum jam, maka beda yag berada diduduka beda aka berosilasi. Berosilasiya beda yag berada diatas duduka beda meyebabka peujuk yag berada pada busur derajat juga ikut berosilasi, sehigga melewati sesor optocoupler. Sesor kemudia mecacah osilasi jarum peujuk pada busur derajat. Keluara 87

8 dari sesor ii adalah berupa bilaga aalog yag kemudia di kofersi melalui Mikrokotroler Arduio Uo, keluara dari sistem ii adalah bayak osilasi yag terjadi,waktu yag diperluka utuk melakuka osialasi, da mome iersia beda yag diukur. Pegujia alat ukur dilakuka dega cara membadigkaya ilai mome iersia beda dega perhituga yag dilakuka secara teoritis da dega pegukura. Dari hasil pegukura didapatka besar ketepata relatif dari alat ukur ii berkisar atara 0,93 sampai 0,99 da persetase ketepata adalah 96,05 % dega persetase kesalaha rata-rata 3,948%. Pada peelitia ii juga dilakuka pegambila data dega variasi sudut simpaga sebelum beda berosilasi, karea secara pegukura megguaka alat ukur mome iersia beda, mome iersia suatu beda bergatug pada perioda osilasi beda tersebut setelah beda tersebut disimpagka dega sudut tertetu, semaki besar perioda osilasi suatu beda maka aka semaki besar mome iersia beda tersebut, hal ii juga sedikit berpegaruh kepada sudut simpaga beda ketika aka berosilasi, semaki jauh beda dari sesor maka aka semaki lama waktu yag diperluka da sebalikya. Hal ii aka megahasilka ilai mome iersia yag sedikit berbeda utuk setiap variasi sudut simpaga. Utuk megatasi hal ii maka perluya ditetapka sudut simpaga beda sebelum beda berosilasi yaitu sudut ketika pegambila data mome iersia diri beda harus sama dega sudut ketika pegambila data mome iersia beda tersebut. Pegambila data ii dega cara meeka tombol- tombol yag telah ada pada kotak ragkaia alat ukur mome iersia beda digital, jika igi meyimpagka sudut osilasi sebesar 180 0, maka meeka tombol 1 utuk simpaga terlebih dahulu, dega meeka tombol ii maka secara otomatis ilai kostata mome iersia diri beda sesuai dega data pegambila ilai perioda diri ketika alat disimpagka sebesar 180 0, da begitu juga utuk simpaga sebesar 210 0, dega peekaa tombol-tombol ii mome iersia diri aka berubah sesuai dega ilai ketika sudut simpaag disimpagagka dega ilai tertetu. Didapatka hasil ilai mome iersia beda ketika sudut disimpagka sebesar 180 0, 210 0, 240 0, da dega ilai mome iersia secara teoritis tidak jauh berbeda, dega rata- rata ketepata relativeya 95,83% da kesalaha relativeya sebesar 4,16%. Utuk ketelitia rata-rata adalah dega stadar deviasi rata 0, da kesalaha relatif rata-rata yaitu 0,834%. Kelebiha dari alat ukur ii adalah perhituga yag dilakuka secara digital kemudia tampila keluara dari alat ukur ii berupa LCD yag lagsug meampilka mome iersia beda yag diukur. KESIMPULAN Berdasaka hasil pegujia da aalisis terhadap besara fisika yag ada pada alat ukur mome iersia beda secara digital ii dapat dikemukaaka beberapa kesimpula dari peelitia yaitu : 1. Sistem ii terdiri dari dua bagia, yaitu bagia ragkaia elektroik da bagia mekaik. Bagia ragkaia elektroik meliputi ragkaia peyusu sistem alat ukur mome iersia beda secara digital, seperti ragkaia sesor optocoupler, ragkaia power suppply, ragkaia catu daya da board ragkaia Mikrokotroler Arduio Uo Rev3. Bagia mekaik terdiri dari tempat duduka beda, busur derajat, pegas. 2. Hasil Spesifikasi desai alat ukur ii adalah sebagai berikut : a. Ketepata dari sistem alat ukur mome iersia beda ii cukup baik, bahwa persetase kesalaha rata-rata 3,948 %, dega persetase ketepata sistem yaitu 96,05%. b. Ketelitia rata-rata dari sistem pegukura juga cukup baik. Utuk pegukura mome iersia beberapa beda diperoleh ketelitia rata-rataya adalah 0,979 dega stadar deviasi rata-rata 0, da kesalaha relatif rata-rata 0,834%. DAFTAR PUSTAKA [1] Hikam, Muhamad,dkk Eksperime Fisika Dasar Utuk Pergurua Tiggi. Jakarta: Kecaa. [2] Prasetio,Lea Megerti Fisika.Yogyakarta:Adi [3] Youg & Freedma Fisika Uiversitas. Edisi Kesepuluh Jilid1. Jakarta:Erlagga. [4] Hasra,Amra & Syakbaiah Eksperime Fisika. Padag:UNP [5] Sukedar, Aag Pembuata Sistem Otomasi utuk Pegatura Mekaisme Kerja Mesi Cetak Kerupuk megguaka Mikrokotroler Atmega. Jural FEMA Vol. 1, No.1. [6] Yohadri Mikrokotroler da Atar Muka. Padag: Uiversitas Negeri Padag [7] Arduio.(2013). Arduio Uo. e/mai/arduioboarduo [8] Gutoro, Helmi dkk Racag Bagu Magetic Door lock Megguaka Keypad Da Soleoid Berbasis Mikrokotroler Arduio Uo. Jural Elektras Vol. 12 No.1. [9] Triwiyato Petujuk Praktikum Microcotroller AT89sXXX Traier Kit (Edisi V2.0-Update). Surabaya: Poltekes Depkes Surabaya. [10] Sutriso, Elektroika Lajut Teori da Peerapa. ITB, Badug 88

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Lux meter dilengkapi sensor jarak berbasis arduino. : panjang 15,4 cm X tinggi 5,4 cm X lebar 8,7 cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Lux meter dilengkapi sensor jarak berbasis arduino. : panjang 15,4 cm X tinggi 5,4 cm X lebar 8,7 cm BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Nama Alat Tegaga Ukura Berat : Lux meter dilegkapi sesor jarak berbasis arduio : 5 V (DC) : pajag 15,4 cm tiggi 5,4 cm lebar 8,7 cm : 657 gram 4.. Gambar

Lebih terperinci

PEMBUATAN SET EKSPERIMEN MUAI PANJANG DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328.

PEMBUATAN SET EKSPERIMEN MUAI PANJANG DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328. Pillar of Physics, Vol. 10. Oktober 2017, 71-77 PEMBUATAN SET EKSPERIMEN MUAI PANJANG DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328 Nofsi Meiza 1), ulkifli 2), Zulhedri Kamus 2) 1) Mahasiswa Fisika, FMIPA

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN. menggunakan sensor mekanik limit switch sebagai mekanis hitungnya

BAB IV PENELITIAN. menggunakan sensor mekanik limit switch sebagai mekanis hitungnya BAB IV PENELITIAN 4.1 Spesifikasi Alat Coloy couter didesai khusus agar diperutuka bagi user utuk membatu meghitug sekaligus megaalisa jumlah media dega megguaka sesor mekaik limit switch sebagai mekais

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuha Sistem Sebelum melakuka deteksi da trackig obyek dibutuhka peragkat luak yag dapat meujag peelitia. Peragkat keras da luak yag diguaka dapat dilihat pada Tabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Alat terapi ii megguaka heater kerig berjeis fibric yag elastis da di bugkus dega busa, pasir kuarsa, da kai peutup utuk memberi isolator terhadap kulit

Lebih terperinci

Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang

Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang PILLAR OF PHYSICS, Vol. 7. April 2016, 65-72 PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN BESARAN GERAK LURUS BERBASIS PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER Rai Humaira 1) Asrizal 2) Zulhedri Kamus 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR DEBIT AIR MENGGUNAKAN SENSOR ALIRAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328P.

PEMBUATAN ALAT UKUR DEBIT AIR MENGGUNAKAN SENSOR ALIRAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328P. PILLAR OF PHYSICS, Vol. 8. Oktober 06, 05- PEMBUATAN ALAT UKUR DEBIT AIR MENGGUNAKAN SENSOR ALIRAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA38P Mardai ), Yohadri ), Zulhedri Kamus ) ) Mahasiswa Fisika, FMIPA Uiversitas

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN Gambar Alat Untuk gambar alat dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah ini: Gambar 4.1. Modul Alat Tugas Akhir

BAB IV PENELITIAN Gambar Alat Untuk gambar alat dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah ini: Gambar 4.1. Modul Alat Tugas Akhir 43 BAB IV PENELITIAN 4.1. Spesifikasi Alat Nama Alat : Had dryer Dilegkapi Dega UV Steril da Pompa Caira Sabu Otomatis. Tegaga : 0 V Frekuesi : 50-60 Hz Daya : 350 Watt 4.. Gambar Alat Utuk gambar alat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul Rancang Bangun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul Rancang Bangun 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagai hasil peelitia dalam pembuata modul Racag Bagu Terapi Ifra Merah Berbasis ATMega8 dilakuka 30 kali pegukura da perbadiga yaitu pegukura timer/pewaktu da di badigka

Lebih terperinci

AYUNAN FISIS. I. Tujuan Percobaan

AYUNAN FISIS. I. Tujuan Percobaan 1 AYUNAN FISIS I. Tujua Percobaa a. Memahami proses ayua fisis b. Meetuka pusat massa berbagai betuk beda tegar c. Meetuka pusat massa dega ayua fisis d. Meetuka percepata gravitasi dega meetuka ayua fisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Objek Peelitia Peelitia ii dilakuka di RPH Tejo Petak 10i, BKPH Parug Pajag KPH Bogor, Perum Perhutai Uit III Jawa Barat da Bate. Objek peelitia adalah waktu kerja

Lebih terperinci

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) Setiap peelitia selalu berkeaa dega sekelompok data. Yag dimaksud kelompok disii adalah: Satu orag mempuyai sekelompok data, atau sekelompok orag mempuyai satu

Lebih terperinci

PEMBUATAN AIR TRACK UNTUK EKSPERIMEN KINEMATIKA DAN DINAMIKA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328.

PEMBUATAN AIR TRACK UNTUK EKSPERIMEN KINEMATIKA DAN DINAMIKA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328. Pillar of Physics, Vol. 1. Oktober 17, 14- PEMBUATAN AIR TRACK UNTUK EKSPERIMEN KINEMATIKA DAN DINAMIKA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA38 Eve Triaga 1), Yulkifli ), Yohadri ) 1) Mahasiswa Fisika, FMIPA

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan POSITRON, Vol. II, No. (0), Hal. -5 ISSN : 30-4970 Peetua Eergi Osilator Kuatum Aharmoik Megguaka Teori Gaggua Iklas Saubary ), Yudha Arma ), Azrul Azwar ) )Program Studi Fisika Fakultas Matematika da

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat da Waktu Peelitia Pegambila data peelitia dilakuka di areal revegetasi laha pasca tambag Blok Q 3 East elevasi 60 Site Lati PT Berau Coal Kalimata Timur. Kegiata ii dilakuka

Lebih terperinci

BAB II TEORI MOTOR LANGKAH

BAB II TEORI MOTOR LANGKAH BAB II TEORI MOTOR LANGKAH II. Dasar-Dasar Motor Lagkah Motor lagkah adalah peralata elektromagetik yag megubah pulsa digital mejadi perputara mekais. Rotor pada motor lagkah berputar dega perubaha yag

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Interpolasi

Bab 3 Metode Interpolasi Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu: 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Keberhasila dalam suatu peelitia sagat ditetuka oleh ketepata pegguaa metode peelitia. Oleh karea itu, metode yag aka diguaka haruslah sesuai dega data

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

Aplikasi Pengenalan Pola pada Citra Bola Sebagai Dasar Pengendalian Gerakan Robot

Aplikasi Pengenalan Pola pada Citra Bola Sebagai Dasar Pengendalian Gerakan Robot Jural Emitor Vol.16 No. 02 ISSN 1411-8890 Aplikasi Pegeala Pola pada Citra Bola Sebagai Dasar Pegedalia Geraka Robot Ratasari Nur Rohmah Jurusa Tekik Elektro Uiversitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Surakarta,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT

PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT Buleti Ilmiah Math. Stat. da Terapaya (Bimaster) Volume 02, No. 1(2013), hal 1-6. PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT Demag, Helmi, Evi Noviai INTISARI Permasalaha di bidag tekik

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecaha Masalah Dalam ragka peigkata keakurata rekomedasi yag aka diberika kepada ivestor, maka dicoba diguaka Movig Average Mometum Oscillator (MAMO). MAMO ii

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika. Meurut Arikuto (99 :

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Badar Lampug tahu pelajara 2009/2010 sebayak 279 orag yag terdistribusi dalam tujuh

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua BAB IV METODE PENELITlAN 4.1 Racaga Peelitia Racaga atau desai dalam peelitia ii adalah aalisis komparasi, dua mea depede (paired sample) yaitu utuk meguji perbedaa mea atara 2 kelompok data. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD) Prosidig Statistika ISSN: 2460-6456 Pegedalia Proses Megguaka Diagram Kedali Media Absolute Deviatio () 1 Haida Lestari, 2 Suliadi, 3 Lisur Wachidah 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas Matematika da Ilmu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas I MIA SMA Negeri 5 Badar Lampug Tahu Pelajara 04-05 yag berjumlah 48 siswa. Siswa tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

Pengamatan, Pengukuran dan Eksperimen

Pengamatan, Pengukuran dan Eksperimen TEORI KESALAHAN EKSPERIMEN FISIKA DASAR I Pegamata, Pegukura da Eksperime Pegamata da pegukura Teori / model Eksperime Ramala Pegamata payig attetio watch somethig attetively record of somethig see or

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)

Lebih terperinci

Kata kunci: Critical speed, whirling, rotasi, poros.

Kata kunci: Critical speed, whirling, rotasi, poros. Proceedig Semiar Nasioal Tahua Tekik Mesi XIV (SNTTM XIV) Bajarmasi, 7-8 Oktober 015 Aalisa Efek Whirlig pada Poros karea Pegaruh Letak Beba da Massa terhadap Putara Kritis Moch. Solichi 1,a *, Harus Laksaa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25 18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha Peelitia 3.1.1 Objek Peelitia Terak yag diguaka dalam peelitia ii adalah kuda berjumlah 25 ekor terdiri dari 5 jata da 20 betia dega umur berkisar atara 10 15

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi da Waktu Pegambila Data Pegambila data poho Pius (Pius merkusii) dilakuka di Huta Pedidika Guug Walat, Kabupate Sukabumi, Jawa Barat pada bula September 2011.

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 27 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha Peelitia 3.1.1 Objek Peelitia Objek yag diguaka dalam peelitia ii adalah kuda Sumba (Sadelwood) betia da jata berjumlah 30 ekor dega umur da berat yag relatif

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA 4.1 Meetuka udara masuk (efisiesi volumetrik) da efisiesi pegirima pada hasil uji 4.1.1 Rumus udara masuk (efisiesi volumetrik) da efisiesi pegirima Jumlah volume

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Meurut Sukardi, (003:7) Metodologi peelitia adalah cara yag dilakuka secara sistematis megikuti atura-atura, direcaaka oleh para peeliti utuk memecahka permasalaha

Lebih terperinci

Karakteristik Dinamik Elemen Sistem Pengukuran

Karakteristik Dinamik Elemen Sistem Pengukuran Karakteristik Diamik Eleme Sistem Pegukura Kompetesi, RP, Materi Kompetesi yag diharapka: Mahasiswa mampu merumuskaka karakteristik diamik eleme sistem pegukura Racaga Pembelajara: Miggu ke Kemampua Akhir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Dalam peelitia ii, pegambila da peroleha data dilakuka di UKM. Bakso Solo, Bakauhei, Lampug Selata. Utuk pegukura kualitas pelayaa, objek yag diteliti adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham adalah surat berharga yag dapat dibeli atau dijual oleh peroraga atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelika. Sebagai istrumet ivestasi, saham memiliki

Lebih terperinci

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

3. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 3.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 3. Ragkaia Logika Kombiasioal da Sequesial Ragkaia Logika secara garis besar dibagi mejadi dua, yaitu ragkaia logika Kombiasioal da ragkaia logika Sequesial. Ragkaia logika Kombiasioal adalah ragkaia yag

Lebih terperinci

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS Haug N. Prasetyo Week 11 PENDAHULUAN Regresi da korelasi diguaka utuk megetahui hubuga dua atau lebih kejadia (variabel) yag dapat diukur secara matematis. Ada dua hal yag diukur atau diaalisis,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 19 3 METODE PENELITIAN 3.1 Keragka Pemikira Secara rigkas, peelitia ii dilakuka dega tiga tahap aalisis. Aalisis pertama adalah megaalisis proses keputusa yag dilakuka kosume dega megguaka aalisis deskriptif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat da Waktu Peelitia ii dilakuka di ligkuga Kampus Aggrek da Kampus Syahda Uiversitas Bia Nusatara Program Strata Satu Reguler. Da peelitia dilaksaaka pada semester

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PELUANG CROSSOVER DAN MUTASI DALAM ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH KNAPSACK. Sutikno

PENGARUH VARIASI PELUANG CROSSOVER DAN MUTASI DALAM ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH KNAPSACK. Sutikno sutiko PENGARUH VARIASI PELUANG CROSSOVER DAN MUTASI DALAM ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH KNAPSACK Sutiko Program Studi Tekik Iformatika Fakultas Sais da Matematika UNDIP tik@udip.ac.id

Lebih terperinci

Pengaturan Level Ketinggian Air Menggunakan Kontrol PID

Pengaturan Level Ketinggian Air Menggunakan Kontrol PID Pegatura Level Ketiggia Air Megguaka Kotrol PID [Thiag et al.] Pegatura Level Ketiggia Air Megguaka Kotrol PID Thiag, Yohaes TDS, Adre Mulya Fakultas Tekologi Idustri, Jurusa Tekik Elektro, Uiversitas

Lebih terperinci

Studi Plasma Immersion Ion Implantation (PIII) dengan menggunakan Target Tak Planar

Studi Plasma Immersion Ion Implantation (PIII) dengan menggunakan Target Tak Planar JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 6, NOMOR JUNI,1 Studi Plasma Immersio Io Implatatio PIII dega megguaka Target Tak Plaar Yoyok Cahyoo Jurusa Fisika, FMIPA-Istitut Tekologi Sepuluh Nopember ITS Kampus

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Metode Pegolaha Data Lagkah Lagkah Dalam Pegolaha Data Dalam melakuka pegolaha data yag diperoleh, maka diguaka alat batu statistik yag terdapat pada Statistical

Lebih terperinci

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL BAB VIII MASAAH ESTIMASI SAT DAN DA SAMPE 8.1 Statistik iferesial Statistik iferesial suatu metode megambil kesimpula dari suatu populasi. Ada dua pedekata yag diguaka dalam statistik iferesial. Pertama,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

kesimpulan yang didapat.

kesimpulan yang didapat. Bab ii merupaka bab peutup yag merupaka hasil da kesimpula dari pembahasa serta sara peulis berdasarka kesimpula yag didapat. BAB LANDASAN TEORI. Kosep Dasar Peramala Peramala adalah kegiata utuk memperkiraka

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KADAR AIR AGREGAT HALUS DALAM PENGUJIAN MATERIAL DASAR BETON BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN METODE RESISTIF

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KADAR AIR AGREGAT HALUS DALAM PENGUJIAN MATERIAL DASAR BETON BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN METODE RESISTIF Jural Fisika Uad Vol., No. 4, Oktober 03 ISSN 30-849 RANCANG BANGUN ALAT UKUR KADAR AIR AGREGAT HALUS DALAM PENGUJIAN MATERIAL DASAR BETON BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN METODE RESISTIF Festi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Peelitia ii megguaka metode peelitia Korelasioal. Peelitia korelasioaal yaitu suatu metode yag meggambarka secara sistematis da obyektif tetag hubuga atara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kampar,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kampar, 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kelas I MIA MA Negeri Kampar, pada bula April-Mei 05 semester geap Tahu Ajara 04/05 B. ubjek da Objek Peelitia ubjek dalam

Lebih terperinci

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah

Lebih terperinci

Outline. Pengukuran Listrik II. Kesalahan dlm Pengukuran 25/09/2012. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer

Outline. Pengukuran Listrik II. Kesalahan dlm Pengukuran 25/09/2012. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer 5/09/0 II. Kesalaha dlm Pegukura Ahar, ST. MT. Lab. Jariga Komputer Outlie Kosep pegukura Kesalaha Pegukura Istilah Tekik Pegukura Aalisis statistik 5/09/0 Kosep Pegukura Meetuka ilai kuatitatif atau besar

Lebih terperinci

BAB IV PENILITIAN. Gambar 4.1. Alat pengatur infus dengan scroll elektronik.

BAB IV PENILITIAN. Gambar 4.1. Alat pengatur infus dengan scroll elektronik. BAB IV PENILITIAN 4.1. Spesifikasi Alat Nama Alat : Pegatur Ifus Dega Scroll Elektroik Tegaga : 0 V Motor DC : 4 V 4.. Gambar Alat Utuk gambar alat dapat dilihat pada Gambar 4.1. di bawah ii: Gambar 4.1.

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan Istitut Tekologi Sepuluh Nopember Surabaya Model Sistem dalam Persamaa Keadaa Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Latiha Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Istilah-istilah Dalam Persamaa Keadaa Aalisis Sistem

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT Jural Sais da Tekologi Vol 7 o 2, Desember 27 ANALISIS SISTEM ANTRIAN ADA LOKET ENDAFTARAN ASIEN DI USKESMMAS ADANG ASIR KECAMATAN ADANG BARAT Ali Suta Nasutio, Seira Mutia 2 Tekik Idustri Sekolah Tiggi

Lebih terperinci

Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS. Probability and Random Process. Topik 10. Regresi

Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS. Probability and Random Process. Topik 10. Regresi Program Pasca Sarjaa Terapa Politekik Elektroika Negeri Surabaya Probability ad Radom Process Topik 10. Regresi Prima Kristalia Jui 015 1 Outlie 1. Kosep Regresi Sederhaa. Persamaa Regresi Sederhaa 3.

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, , Agustus 2003, ISSN : METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, , Agustus 2003, ISSN : METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT Vol. 6. No., 97-09, Agustus 003, ISSN : 40-858 METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT Robertus Heri Jurusa Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Tulisa ii membahas peetua persamaa ruag

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2) Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara

Lebih terperinci

Perancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami Berbasis Optik Geometri

Perancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami Berbasis Optik Geometri JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Prit) 1 Peracaga Reflektor utuk Sistem Pecahayaa Alami Berbasis Optik Geometri Joko Nugroho, Gatut Yudoyoo, da Suyato Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kawasa huta magrove, yag berada pada muara sugai Opak di Dusu Baros, Kecamata Kretek, Kabupate Batul. Populasi dalam peelitia ii adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 Flowchart Metodologi Peelitia BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 31 Flowchart Metodologi Peelitia 18 311 Tahap Idetifikasi da Peelitia Awal Tahap ii merupaka tahap awal utuk melakuka peelitia yag

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di Kawasa Patai Ayer, Kabupate Serag Provisi Bate. Lokasi ii dipilih secara segaja atau purposive karea Patai Ayer merupaka salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Dalam peelitia ii peeliti megguaka jeis Peelitia Tidaka Kelas (Classroom Actio Research) dega megguaka metode Diskriptif Kuatitatif. Peelitia Tidaka Kelas

Lebih terperinci

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA Matematika Kelas IX Semester BAB Statistika STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA A. Statistika Pegertia Statistika Statistika adalah ilmu yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial Bab 7 Peelesaia Persamaa Differesial Persamaa differesial merupaka persamaa ag meghubugka suatu besara dega perubahaa. Persamaa differesial diataka sebagai persamaa ag megadug suatu besara da differesiala

Lebih terperinci

METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc.

METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc. METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/0 SUGENG00 Copyright 996-98 Dale Caregie & Associates, Ic. Kesalaha ERROR: Selisih atara ilai perkiraa dega ilai eksakilai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di areal kerja IUPHHK-HA PT. Sarmieto Parakatja Timber, Kalimata Tegah selama satu bula pada bula April higga Mei 01.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci