BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hendri Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT Surya Perdana Lestari adalah salah satu perusahaan yang fokus di bidang food and beverage dengan konsep lounge and resto.perusahaan ini berdiri pada Agustus Untuk saat ini, PT Surya Perdana Lestari menjadi pelopor wine di Indonesia khususnya kotajakarta. PT Surya Perdana Lestari menjadi perusahaan wine pertama di Jakarta sebelum adanya perusahaan pesaingnya seperti PT Megaguna Usaha Bersama (Vin+), PT Mitra Indo Bogajaya (Cork&Screw) dan PT Decanter Indonesia (Decanter). PT Surya Perdana Lestari memiliki dua outlet di mall yang berbeda, yaitu Apero diground floormall City Walk yang beralamat di jalan KH. Mas Mansyur No 121 Tanah Abang, Jakarta Pusat dan Connoisseur di ground floor Mall Cilandak Town Squareyang berlokasi di Jl T.B. Simatupang Kav Visi Misi Perusahaan Visi PT Surya Perdana Lestari yaitu memperluas pangsa pasar wine di Indonesia khususnya kotajakarta dengan misinya memberikan pelayanan terbaik di bidang food and beverage bagi penikmat entertain di bidang tersebut. 37
2 Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber: Wawancara dengan supervisor PT Surya Perdana Lestari Di struktur organisasi pemilik PT Surya Perdana Lestari ditempatkan teratas dalam bagan struktur organisasi PT Surya Perdana Lestari.Pemilik biasanya melihat tingkat pendapatan dan pengeluaran perusahaan.selain itu, pemilik juga ikut memikirkan peluang-peluang dalam memperluas pangsa pasar. PT Surya Perdana Lestari memiliki satu kantor pusat dan dua outlet, yaitu Apero di ground floormall City Walk yang beralamat di jalan KH. Mas Mansyur No 121 Tanah Abang, Jakarta Pusat dan Connoisseur di ground floor Mall Cilandak Town Square yang berlokasi di Jl T.B. Simatupang Kav Jenis Produk Perusahaan Di bidang beverage, PT Surya Perdana Lestari menyediakan berbagai jenis minuman beralkohol dengan kadar alkohol yang berbeda-beda pada setiap jenisnya, seperti Cocktail dengan kadar alkohol 40%, Spirit dengan kadar alkohol >15% dan Wine dengan kadar alkohol 13,5% Beberapa dari ratusan jenis produk minuman alkohol yang didistribusikan oleh PT Surya Perdana Lestari antara lain:
3 39 Cocktail : B51,B52, Black Russian, Blue Bubble, Blue Hawaiian, Caipiroska, Caipiroska Strawberry, Casanova, Chi-chi, Cuba, Libre, Daiquiri, Dublin Double, Flaming Bikini, Gin Tonic, Illusion, KO, Long Island, Mai Tai, Manhattan, Margarita, Martini Dry, Muddy Dry, Pinacolada Spirit Super Premium Scotch Whisky : Chivas Regal 18 YO Premium Scotch Whisky : Johnnie Walker Black Label Scotch Whisky : Ballantine s Finest Single Malt Whisky : Ardmore Cask American Whisky : Jack Daniel s Canadian Whisky : Canadian Club Whisky Irish Whisky : John Jamesonn Gin Whisky : Crystal Gin, Glibeys Gin Super Premium Vodka : Belvedere Premium Vodka : Absolut Blue Standard Vodka : Red Square Flavoured Vodka : Grey Goose Citron Rum : Havana Rum Tequila : Sauza Aperitif/ Vermouth : Martini Dry Liquer : Kahlua Wine Tabel 4.1 Macam-macam Jenis Wine Negara White Wine Red Wine Carlo Rossi White Hardy's Eileen Shiraz Australia Leeuwin Estate Art Series Chardonnay Penfold Grange Chateau Beychevelle St E Guigal Condrieu Blanc Julien Grand Cru Classe 4 th French Chateau Lynch Bages Louis Latour Puligny Montrachet Pauillac Grand Cru Classe 5 th
4 40 Robert Mondavi Napa Valley Fume Livingstone Cabernet Blanc Souvignon Californian Robert Mondavi Napa Valley Simi Sonoma Chardonnay Cabernet Souvignon Chilean Casa Lapostelle Souvignon Blanc Almaviva- Moutin Rotschild Montes Alpha Chardonnay Erraz Vinedo Chadwick Spanish Vina Esmeralda Vega Sicilia Valbuena Marques De Riscal Rueda Lomasol Reserva Cloudy Bay Chardonnay Cloudy Bay Pinot Noir New Zealand House of Nobilo Malborough Drylands Malborough Pinot Gris Pinot Noir Italian Corte Giara Soave Luce Della Vite Luce Canti Gavi Docg Zonin Valpolicella Ferreira Reserva Portuguese Altano Tinto Douro Doc, Symington Family Estate Terrazas Mendoza Valley Argentinean Chardonnay Kaiken Cabernet Souvignon Terrazas Mendoza Valley Cabernet Souvignon Nederburg Duet Shiraz South African Libertas Chardonnay Pinotage Obikwa Souvignon Blanc Neethlingshoff Merlot German Kircheimer Romerstrasse Scheurebe Eiswein Wehlener Sonenuh Riesling Spatlese Sumber : Wawancara dengan supervisor PT Surya Perdana Lestari
5 Pengukuran Kinerja dengan Metode SCOR Pemetaan Level 1 PT Surya Perdana Lestari dalam menjalankan distribusi menerapkan supply chain yang melibatkan berbagai tahapan mata rantai dari pemasok hingga pelanggan. Gambar 4.2 Supply chain Produk Minuman Wine Sumber: Wawancara dengan sekretaris PT Surya Perdana Lestari Keterangan : Aliran Material Aliran Informasi Pada pemetaan level 1 terdapat ruang lingkup unsur-unsur proses SCOR pada supply chain PT Surya Perdana Lestari. Unsur Proses Plan Source Make Tabel 4.2 Ruang Lingkup Unsur-unsur Proses SCOR PT Surya Perdana Lestari Pemasok (Distributor) Pelanggan Perencanaan Perencanaan pembelian bahan baku anggur untuk difermentasi Membuat kesepakatan dengan petani anggur Proses produksi Membuat forecasting (peramalan persediaan), Membuat perencanaan keuangan, Promosi Membuat kesepakatan dengan Pembelian ke distributor pemasok dalam melakukan pemesanan jenis produk, jumlah produk, biaya produk, ongkos pengiriman Tidak ada proses make karena PT Tidak ada proses make Surya Perdana Lestari merupakan karena pelanggan langsung distributor mengkonsumsi produk
6 42 Melakukan packaging dan pengiriman Deliver produk ke distributor (biasanya Melakukan packaging dan melalui jalur pengiriman produk kepelanggan udara) (biasanya melalui jalur darat) Menerima Mengembalikan produk yang rusak kembali ke pemasok namun peristiwa tersebut produk yang hampir tidak pernah terjadi rusak namun Return peristiwa produk rusak hampir tidak pernah terjadi Sumber : Wawancara dengan supervisor PT Surya Perdana Lestari Tidak melakukan proses pengiriman karena dikonsumsi sendiri Mengembalikan ke distributordan mendapat ganti rugi berupa produk atau uang kembali namun peristiwa ini hampir tidak pernah terjadi 4.3 SCOR Model Level 1 Berdasarkan wawancara dengan manajer HRD PT Surya Perdana Lestari, terdapat dua tujuan perusahaan, yaitu: 1) Pelayanan terhadap pelanggan yang memuaskan 2) Tingginya tingkat profit perusahaan Tujuan pertama dapat dicapai melalui tiga atribut kinerja, diantaranya Supply chain reliability, Supply chain responsiveness dan Supply chain flexibility. Sedangkan tujuan kedua dapat dicapai melalui dua atribut kinerja, diantaranyasupply chain cost dan Supply chain asset management. Dari setiap atribut kinerja terdapat level metrik seperti Supply chain reliability memiliki metrik perfect order fulfillment (POF), Supply chain responsiveness memiliki metrik Order Fulfillment Cycle Time (OFCT), Supply chain flexibility memiliki metrik Upside Supply chain Flexibility (USCF), Supply chaincost
7 43 memiliki metrik Cost of Goods Sold (COGS), Supply chain asset management memiliki metrikcash-to-cash Cycle Time (CTCCT). Selanjutnya membandingkan data aktual dengan data benchmark untuk mengetahui besarnyagap antara kinerja PT Surya Perdana Lestari dengan pesaingpesaingnya (benchmark) dan menghitung kinerja target.dalam SCOR model tidak boleh terdapat lebih dari satu tujuan bisnis dengan kinerja target pada posisi superior.oleh karena itu, kinerja target untuk COGS ditetapkan pada posisi advantage dan kinerja target untuk CTCCT ditetapkan pada posisi parity.berikut ini penghitungan SCOR model pada perusahaan distributor. Tabel 4.3 Metrik SCOR Model Level 1 Data Atribut Kinerja Level 1 Metrik Aktual Superior Advantage Parity Supply chain Perfect Order reliability Fulfillment (POF) 100% 100% 91,67% 72,72% Supply chain Order Fulfillment Cycle responsiveness Time (OFCT) 1 hari 7 hari 4 hari 3 hari Supply chain Upside Supply chain flexibility Flexibility (USCF) N/A N/A N/A N/A Supply chain cost Cost of Goods Sold (COGS) 61,10% 7,41% 26,80% 92% Supply chain asset Cash-to-Cash Cycle management Time (CTCCT) 1 hari 1 hari 1 hari 11 hari Sumber : Data Distribusi Tahun 2013 PT Surya Perdana Lestari Keterangan : Data aktual (PT Surya Perdana Lestari), superior (PT Megaguna Usaha Bersama), advantage (PT Mitra Indo Bogajaya), parity (PT Decanter Indonesia) Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa Perfect Order Fulfillment (POF) dari data aktual (PT Surya Perdana Lestari) sudah mencapai tingkat Superior, kemudian Order Fulfillment Cycle Time (OFCT)kurang dari Superior. Untuk Upside Supply chain Flexibility (USCF) tidak tersedia karena PT Surya Perdana Lestari tidak mengalamijumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan tak terencana secara berkelanjutan sebanyak 20% dari jumlah produk yang dikirim.sedangkan Cost of Goods Sold (COGS) berada diantara Advantage dan Parity. KemudianCash to Cash Cycle Time (CTCCT) berada pada tingkat Superior.
8 44 Selanjutnya, menghitung gap dan kinerja target.gap analysis bertujuan untuk menghitung kesenjangan antara PT Surya Perdana Lestari dengan pesaingnya. Besarnya gap analysis disajikan dalam tabel 4.4. Kemudian menghitung besarnya Opportunity untuk menghitung besarnya pendapatan perusahaan apabila metrikmetrik tersebut mencapai posisi yang ditargetkan.terdapat beberapa metode SCOR model yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya opportunity, salah satunya adalah the lost opportunity measure (LOM). Tabel 4.4Gap analysis antara Data Aktual dengan Kinerja Target Req uire Atribut Kinerja Level 1 Metrik Data Aktual Superi or Advantag e Parity men t Gap Opp ortun ity Perfect Order Supply chain Fulfillment reliability (POF) 100% 100% 91,67% 72,72% - - Order Supply chain Fulfillment responsiveness Cycle Time 6 (OFCT) 1 hari 7 hari 4 hari 3 hari hari - Upside Supply chain Supply chain flexibility Supply chain cost Supply chain asset management Flexibility (USCF) N/A N/A N/A N/A N/A N/A Rp Cost of Good 34,3 01,4 Sold (COGS) 61,10% 7,41 % 26,80 % 92% % 2 Cash- to- Cash Cycle Time 10 (CTCCT) 1 hari 1 hari 1 hari 11 hari hari - Sumber : Data Distribusi Tahun 2013 PT Surya Perdana Lestari
9 45 Keterangan : N/A = Not Available (tidak tersedia) Tabel 4.5Perhitungan Opportunity untuk COGS dengan LOM Komponen Hasil Perhitungan Total Pendapatan Rp COGS aktual 61,10% COGS target (advantage) 26,80% Total Pendapatan x COGS aktual (a) Rp ,8 Total Pendapatan x COGS target (b) Rp ,1 Selisih (a) dan (b) Rp ,7 Laba Kotor 8% Laba Kotor x Selisih (opportunity) Rp ,42 Sumber: Hasil Perhitungan Data 2014 Atribut Kinerja Supply chain reliability Supply chain responsiveness Perhitunganopportunity untuk POF dengan LOM tidak ada karena data aktual dari metrik perfect order fulfillment sudah mencapai superior. Pada tabel 4.5 penurunan dari persentase COGS aktual ke persentase COGS target menandakan peningkatan dalam laba kotor. Untuk menemukan perbedaan penerapan SCOR model versi 10.0 pada perusahaan distributor dengan perusahaan produksi maka selanjutnya penulis akan menghitung SCOR model pada perusahaan produksi (PT Rohul Sawit Industri) Tabel 4.6 Metrik Level 1 PT Rohul Sawit Industri Level 1 Metrik Data Aktual Superior Advantage Parity Requirement Gap Perfect Order Fulfillment (POF) 87,07% 89,38% 76,89% 65,50% 2,31% Order 2 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari Fulfillment Opportunity Rp ,4 Mempertahankan jumlah waktu
10 46 Atribut Kinerja Supply chain flexibility Supply chain cost Supply chain asset management Level 1 Metrik Data Aktual Superior Advantage Parity Requirement Gap Opportunity Cycle Time (OFCT) pengiriman yang cepat Upside Supply Chain Flexibility (USCF) N/A N/A N/A N/A - - Cost of Good Sold Rp (COGS) 77,13% 83,50% 51,43% 81,12% 25,7% Cash -to - Mempertahankan Cash jumlah waktu Cycle 1 hari 2 hari 3 hari 2 hari 1 hari pengiriman yang Time cepat (CTCCT) Sumber : Data Distribusi Tahun 2013 PT Rohul Sawit Industri Keterangan : Data aktual (PT Rohul Sawit Industri), superior (PT Bina Sains Corp), advantage (PT Bumi Permai Lestari), parity (PT Gunung Mas Raya) Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa Perfect Order Fulfillment (POF) dari data aktual (PT Rohul Sawit Industri) belum mencapai tingkat Superior, kemudian Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) lebih lama dibandingkan Superior. Untuk Upside Supply chain Flexibility (USCF) tidak tersedia karena PT Rohul Sawit Industri tidak mengalamijumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan tak terencana secara berkelanjutan sebanyak 20% dari jumlah produk yang dikirim. Sedangkan Cost of Goods Sold (COGS) berada diantara Advantage dan Parity. Kemudian Cash to Cash Cycle Time (CTCCT) sudah mencapai target kinerja. Selanjutnya, menghitung gap dan kinerja target.gap analysis bertujuan untuk menghitung kesenjangan antara PT Surya Perdana Lestari dengan pesaingnya.
11 47 Besarnya gap analysis disajikan dalam tabel 4.7 dan table 4.8. Kemudian menghitung besarnya Opportunity untuk menghitung besarnya pendapatan perusahaan apabila metrik-metrik tersebut mencapai posisi yang ditargetkan.terdapat beberapa metode SCOR model yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya opportunity, salah satunya adalah the lost opportunity measure (LOM). Tabel 4.7 Perhitungan Opportunity untuk POF dengan LOM (PT Rohul Sawit Industri) Komponen Hasil Perhitungan Total Pendapatan Rp ,42 POF aktual 87,70% POF target (superior) 89,38% Total Pendapatan x ((100-POF aktual)/100) (a) Rp Total Pendapatan x ((100-POF target)/100) (b) Rp Selisih (a) dan (b) Rp Laba Kotor 76% Laba Kotor x Selisih (opportunity) Rp ,4 Sumber: Hasil Perhitungan Data 2014 Tabel 4.8 Perhitungan Opportunity untuk COGS dengan LOM (PT Rohul Sawit Industri) Komponen Hasil Perhitungan Total Pendapatan Rp ,42 COGS aktual 77,13% COGS target (advantage) 51,43% Total Pendapatan x COGS aktual (a) Rp Total Pendapatan x COGS target (b) Rp Selisih (a) dan (b) Rp Laba Kotor 76% Laba Kotor x Selisih (opportunity) Rp Sumber: Hasil Perhitungan Data SCOR Model Level 2
12 48 Pada SCOR model level 2 terdapat tiga tipe proses, yaitu planning(perencanaan), execution (pelaksanaan), enable (hal yang mendukung perencanaan dan pelaksanaan). Berikut akan dijelaskan tipe proses SCOR pada PT Rohul Sawit Industri : 1) Planning Dari hasil wawancara pada PT Rohul Sawit Industri dapat dinyatakan proses perencanaan tidak ada masalah. Proses perencanaan tersebut meliputi perencanaan persediaan bahan baku (kelapa sawit), perencanaan produksi, perencanaan pengiriman kepada pelanggan dan perencanaan produk kembali jika ada produk yang rusak. 2) Execution Dari hasil wawancara pada PT Rohul Sawit Industri diperoleh suatu masalah yaitu keterlambatan kedatangan bahan baku (kelapa sawit). Hal ini terjadi karena pada masa-masa tertentu hasil panen dari petani kelapa sawit tidak maksimal, sehingga dalam memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan terganggu baik dalam waktu maupun jumlah yang berakibat pada tidak terpenuhinya kebutuhan pelanggan. 3) Enable Dari hasil wawancara pada PT Rohul Sawit Industri dinyatakan bahwa yang mendukung dari proses perencanaan dan pelaksanaan adalah sistem informasi berupa web PT Rohul Sawit Industri yang mempermudah pelanggan dalam mengenal PT Rodul Sawit Industri.
13 49 Berikut ditampilkan gambar mengenai aktivitas dari proses plan, source, make, deliver dan return pada PT Rohul Sawit Industri
14 50 Gambar 4.3 Pemetaan Level 2 pada PT Rohul Sawit Industri Sumber : Wawancara dengan perwakilan dari PT Rohul Sawit Industri Dari gambar diatas, dapat dilihat PT Rohul Sawit Indutri melakukan proses planning dengan kode berupa P1,P2,P3,P4,P5, proses execution dengan kode berupa S2, M2, D2, DR1, SR1 dan enable. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa permasalahan yang dihadapi PT Rohul Sawit Industri adalah keterlambatan pengiriman bahan baku dengan kode S2 (Source to order). Dalam SCOR model level 2, terdapat dua jenis pemetaan yaitu geographic map dan thread diagram. Keduanya digunakan untuk menjelaskan aliran material dan aliran informasi dari pemasok ke pelanggan Gambar 4.4 Geographic Map pada PT Rohul Sawit Industri Sumber : Wawancara dengan perwakilan dari PT Rohul Sawit Industri Keterangan : Pengiriman
15 51 Pengembalian Dari gambar diatas, dapat dilihat pengiriman dan pengembalian produk antara pemasok, PT Rohul Sawit Indutri dan pelanggan.selanjutnya, penulis membuat thread diagramguna memperjelas dalam pencarian penyebab permasalahan dari PT Rohul Sawit Industri. Gambar 4.5 Thread Diagram pada PT Rohul Sawit Industri Sumber : Wawancara dengan perwakilan dari PT Rohul Sawit Industri Keterangan : Aliran Material Aliran Informasi
16 52 Dari gambar diatas, dapat dilihat aliran material dan aliran informasi produk antara pemasok, PT Rohul Sawit Indutri dan pelanggan.penyebab permasalahan terjadi di S2 (source to order) pengadaan material bila ada pesanan dan M2 (make to order) proses produksi bila ada pesanan. Dari S2 dan M2 tidak terhubung dengan baik seharusnya terdapat aliran informasi yang terhubung pada S2 dengan M2 sebab aktivitas pengadaan material (bahan baku) membutuhkan informasi seberapa banyak material yang dibutuhkan dalam proses produksi. Hal ini jugadapat menjadi penyebab keterlambatan pada pengadaan bahan baku 4.5 SCOR Model Level 3 Pada SCOR model level 3 terdapat tiga tahap, yaitu input(masukan), process elements (proses unsur) dan output (keluaran). Berikut ditampilkan gambar mengenai pengelolaan persediaan material (bahan baku) pada PT Rohul Sawit Industri S2 Source Make-to-Order Product
17 53 Gambar4.6 Pemetaan Level 3 pada PT Rohul Sawit Industri Sumber : Wawancara dengan perwakilan dari PT Rohul Sawit Industri Dari gambar pemetaan level 3, penulis meneliti lebih lanjut untuk menemukan penyebab permasalahan pada PT Rohul Sawit Industri.Metode yang digunakan adalah metode fishbone analysis.dari gambar fishbone analysisditemukan akar permasalahan yaitu lemahnya pengelolaan material (bahan baku) dan juga ditemukan penyebab terjadinya akar permasalahan tersebut. Gambar 4.7Analisis Fishbone pada PT Rohul Sawit Industri Sumber : Wawancara dengan perwakilan dari PT Rohul Sawit Industri 4.6 Perbedaan Penerapan SCOR Model pada Perusahaan Distributor dengan Perusahaan Produksi
18 54 Penulis juga ingin mengungkap perbedaan penerapan SCOR model pada perusahan distributor dengan perusahaan produksi.penelitian tersebut untuk mengungkapapa sajakah kekurangan dari SCOR model jika diterapkan pada perusahaan distributor. Perbedaan ini disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.9Perbedaan Penerapan SCOR Model pada Perusahaan Distributor dengan Perusahaan Produksi Pembanding SCOR model pada perusahaan distributor SCOR model pada perusahaan produksi Proses SCOR model Plan, Source, Distribution, Deliver, Return Plan, Source, Make, Deliver, Return Komponen penghitungan Biaya administrasi dan Biaya Cost of Good Sold Biaya material, Biaya tenaga promosi (COGS) kerja, Biaya tambahan Gap analysis Tidak ada Ada Opportunity Measurement Tidak ada Ada Tahap pemetaan level 2 Tidak ada Ada Tahap pemetaan level 3 Tidak ada Ada Perfect Order Fulfillment Jumlah pesanan bermasalah sedikit Jumlah pesanan bermasalah banyak Sumber : Analisa Penulis (2014) Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa perbedaan penerapan SCOR model pada perusahaan distributor dengan perusahaan produksi adalah penerapan SCOR model lebih tepat diterapkan pada perusahaan produksi karena perusahaan produksi memiliki cakupan lebih luas mulai dari bahan mentah hingga barang jadi sehingga memerlukan sistem evaluasi yang lebih detail
19 Pembahasan Sebelum tabel metrik SCOR model level 1, penulis menyajikan gambar pemetaan level 1 kemudian ruang lingkup unsur-unsur proses SCOR dan tujuan dari PT Surya Perdana Lestari. Untuk mengetahui seberapa jauh kinerja PT Surya Perdana Lestari dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya, maka penulis memperhitungkan pada tabel metrik SCOR model level 1.Pada tabel tersebut, terdapat performance atribute,metrik level 1, data aktual dan data benchmark (superior, advantage dan parity). Kinerja target dari PT Surya Perdana Lestari adalah POF sebesar 100%, OFCT selama 7 hari, COGS sebesar 26,80% dan CTCCT selama 11 hari. Kemudian opportunity pada PT Surya Perdana Lestari untuk perhitunganopportunitypof dan OFCT tidak ada karena data aktual dari metrik perfect order fulfillment sudah mencapai superior. Perhitungan opportunity pada metrik COGS menghasilkan peningkatan dalam laba kotor sebesar Rp ,42. Terakhir, Perhitunganopportunity pada metrik CTCCT tidak ada karena data aktual dari metrik cash-to-cash cycle time (CTCCT) sudah melebihi dari target kinerja yang ditetapkan yaitu 1 hari, ini menandakan perputaran uang sangat cepat dibandingkan dengan target kinerjanya. Hal ini perlu dipertahankan agar perusahaan dapat membayar bunga atas hutang perusahaan dan cepatnya perputaran uang dapat diinvestasikan di bidang lain. a. SCOR model Level 1 pada PT Rohul Sawit Industri POF dari PT Rohul Sawit Industri dari hasil pengukuran level 1 sebesar 87,07%. Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) adalah waktu siklus aktual rata-rata yang secara konsisten diterima untuk memenuhi pesanan konsumen.untuk setiap pesanan, waktu siklus dimulai dari penerimaan pesanan dan berakhir saat konsumen menerima pesanan tersebut.ofct dari PT Rohul Sawit Industri berjumlah 2 hari.upside Supply chain Flexibility (USCF) adalah jumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan tak terencana secara berkelanjutan sebanyak 20% dari jumlah produk yang dikirim. Dalam penelitian ini USCF tidak tersedia dikarenakan PT Rohul Sawit Industri tidak pernah mengalami peningkatan tak terencana secara berkelanjutan sebanyak 20% dari jumlah produk yang dikirim. Kinerja target dari PT Rohul Sawit Industri adalah POF sebesar 89,38%, OFCT selama 1 hari, COGS sebesar 51,43% dan CTCCT selama 2
20 56 hari.perhitunganopportunity pada metrik POF menghasilkan peningkatan dalam laba kotor sebesar Rp ,4. Sedangkan perhitunganopportunity pada metrik COGS menghasilkan peningkatan dalam laba kotor sebesar Rp Hasil yang didapatkan dari SCOR model level 1 adalah tingkat pelayanan dari PT Rohul Sawit Industri tergolong baik dan keuntungan PT Rohul Sawit Industri masih kurang maksimal maka dibutuhkan analisa SCOR model level 2. b. SCOR model Level 2 pada PT Rohul Sawit Industri Dalam SCOR model level 2, terdapat dua jenis pemetaan yaitu geographic map dan thread diagram.keduanya digunakan untuk menjelaskan aliran material dan aliran informasi dari pemasok ke pelanggan.dari gambar 4.4 dapat dilihat pengiriman dan pengembalian produk antara pemasok, PT Rohul Sawit Indutri dan pelanggan.selanjutnya, penulis membuat thread diagram guna memperjelas dalam pencarian penyebab permasalahan dari PT Rohul Sawit Industri.Dari gambar 4.5 diatas, dapat dilihat aliran material dan aliran informasi produk antara pemasok, PT Rohul Sawit Indutri dan pelanggan. Penyebab permasalahan terjadi di S2 (source to order) pengadaan material bila ada pesanan dan M2 (make to order) proses produksi bila ada pesanan. Dari S2 dan M2 tidak terhubung dengan baik seharusnya terdapat aliran informasi yang terhubung pada S2 dengan M2 sebab aktivitas pengadaan material (bahan baku) membutuhkan informasi seberapa banyak material yang dibutuhkan dalam proses produksi. Hal ini juga dapat menjadi penyebab keterlambatan pada pengadaan bahan baku.untuk mencari akar permasalahan maka analisis dilanjutkan ke SCOR model level 3. c. SCOR model Level 3 pada PT Rohul Sawit Industri Pada SCOR model level 3 terdapat tiga tahap, yaitu input (masukan), process elements (proses unsur) dan output (keluaran). Berikut ditampilkan gambar mengenai pengelolaan persediaan material (bahan baku) pada PT Rohul Sawit Industri Gambar 4.6 menampilkan aktivitas dalam proses source make to order productmulai dari pra-order material dikirim sampai pembayaran material. Dan menjelaskan kondisi saat ini (As-Is Process) pada PT Rohul Sawit Industri menjadi kondisi yang dituju (To-Be Process) pada PT Rohul Sawit Industri.
21 57 Dari gambar pemetaan level 3, penulis meneliti lebih lanjut untuk menemukan penyebab permasalahan pada PT Rohul Sawit Industri.Metode yang digunakan adalah metode fishbone analysis. Berdasarkan wawancara dengan perwakilan PT Rohul Sawit Industri ditemukan akar permasalahan yaitu lemahnya pengelolaan material (bahan baku) dan juga ditemukan 4 penyebab terjadinya akar permasalahan tersebut yaitu manajemen persediaan kurang baik, perencanaan pasokan tidak terintegrasi, forecast yang belum direalisasi, kinerja pemasok kurang memadai. d. Perbedaan Penerapan SCOR Model pada Perusahaan Distributor dengan Perusahaan Produksi Setelah penulis membandingkan antara penerapan SCOR model versi 10.0 pada perusahaan distributordengan perusahaan produksi, maka didapatkan hasil yaitu perbedaan pada proses SCOR, komponen penghitungan COGS, dan pemetaan pada perusahaan distributor cenderung kurang maksimal karena jumlah produk yang rusak sangatlah jarang terjadi. Oleh karena itu, penerapan SCOR model lebih tepat jika diterapkan pada perusahaan produksi karena memiliki cakupan yang lebih luas mulai dari bahan mentah hingga produk jadi sehingga memerlukan system evaluasi yang lebih detail. 4.8 Implikasi Penelitian Berdasarkan pengukuran kinerja rantai pasokan di PT Surya Perdana Lestari memberikan hasil yang menyatakan bahwa kinerja rantai pasokan di perusahaan tersebut sudah mencapai yang terbaik dan perusahaan tersebut dapat bertahan ditengah persaingan yang ketat. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil pengukuran kinerja menggunakan SCOR model, yaituperfect Order Fulfillment (POF) dari data aktual sudah mencapai posisi superior sebesar 100%. Apabila salah satu metrik sudah mencapai posisi superior, itu berarti kinerja perusahaan sudah mencapai yang terbaik, maka perhitungan SCOR model tidak berlanjut pada analisis berikutnya.dan dari pengukuran kinerja rantai pasokan pada perusahaan produksi (PT Rohul Sawit Industri) ditemukan adanya akar permasalahan berupa lemahnya pengelolaan material (bahan baku). Kemudian dari hasil penelitian perbedaan penerapan SCOR model pada perusahan distributor dengan perusahaan produksi memberikan jawaban
22 58 bahwa SCOR model lebih maksimal jika diterapkan pada perusahaan produksi karena perusahaan produksi memiliki cakupan lebih luas mulai dari bahan mentah hingga barang jadi sehingga memerlukan sistem evaluasi yang lebih detail.
PEMBUKTIAN PENERAPAN SCOR MODEL VERSI 10.0 PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (PT SURYA PERDANA LESTARI) DENGAN PERUSAHAAN PRODUKSI
PEMBUKTIAN PENERAPAN SCOR MODEL VERSI 10.0 PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (PT SURYA PERDANA LESTARI) DENGAN PERUSAHAAN PRODUKSI Ian Darma Saputra, Haryadi Sarjono Department of Management, School of Business
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan
41 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu pengamatan yang bersifat spesifik dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Tingginya persaingan bisnis di berbagai bidang industri, telah meningkatkan daya saing perusahaan menjadi penting dalam hal efektifitas dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Gambaran Rantai Pasok di PT. Indoturbine PT. Indoturbine yang bergerak dibidang distributor solar turbine parts seperti yang dijelaskan pada bab II, sebagai gambaran rantai
Lebih terperinciGambar 4.1 Tipper Vessel
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Obyek penelitian dalam tulisan ini adalah produk-produk PT. XYZ yang termasuk dalam tipe vessel (bak untuk truk) hasil dari pabriknya yang berlokasi di Cakung, Jakarta
Lebih terperinciPengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan dengan SCOR Model 9.0 (Studi Kasus di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk)
Mutakin, Hubeis Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan 89 Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan dengan SCOR Model 9.0 (Studi Kasus di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk) Anas Mutakin Alumni
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Mahkotadewa Indonesia adalah salah satu perusahaan yang memproduksi obat tradisional yang terbuat dari herbal di Indonesia.Usaha ini berawal dari Kelompok
Lebih terperinciBAB V ANALISIS Analisis SCOR (Supply Chain Operation Reference)
BAB V ANALISIS Bab ini berisi tentang analisis yang dilakukan pada pengolahan data yang telah diolah. Pada bab ini berisi mengenai analisis SCOR (Supply Chain Operation Reference) dan analisis desain traceability.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen penting adanya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian manajemen dan fungsi dari manajemen. 2.1.1 Pengertian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis / Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan
Lebih terperinciEVALUASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL VERSI 8.0 (Studi Kasus di PT. XYZ)
EVALUASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL VERSI 8.0 (Studi Kasus di PT. XYZ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen JULIANA ROULI 0606147541
Lebih terperinciAnalisis Performansi Supply Chain Management Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Petunjuk Sitasi: Henny, & Kharisma, A. L. (2017). Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H131-136). Malang: Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciEVALUASI MANAJEMEN RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DI PT. INDOTURBINE TESIS ERI MARLAPA
EVALUASI MANAJEMEN RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DI PT. INDOTURBINE TESIS ERI MARLAPA 55113120335 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MERCU BUANA
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PENJADWALAN PRODUKSI PADA IKM TEKSTIL BAJU MUSLIM XYZ DENGAN METODE SCOR
PENGUKURAN KINERJA PENJADWALAN PRODUKSI PADA IKM TEKSTIL BAJU MUSLIM XYZ DENGAN METODE SCOR Mariyatul Qibtiyah 1), Nunung Nurhasanah 2), Widya Nurcahayanty Tanjung 3) 1),2),3 ) Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD.
ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD. RIKI FAMILY I.Made Aryantha Anthara Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinci5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR
5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Persaingan perusahaan-perusahaan sangat ketat dalam era globalisasi ini yang menghendaki perdagangan bebas. Persaingan yang sengit dalam pasar global sekarang ini,
Lebih terperinciPengukuran Kinerja SCM
Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.
PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun belakangan ini, keunggulan optimasi dan integrasi supply chain menjadi fokus dari beberapa organisasi perusahaan besar di dunia, Persaingan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan terhadap supply chain proses interfacing antara perusahaan dengan supplier PT XYZ, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCES (SCOR) DALAM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PT. GUNA KEMAS INDAH
PENGGUNAAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCES (SCOR) DALAM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PT. GUNA KEMAS INDAH TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi mengenai metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Berikut
Lebih terperinciPERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017
PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017 Objektif Pembelajaran (Learning Objectives) Mahasiswa bisa: Menjelaskan mengapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis pada suatu produk mulai dari hulu hingga ke hilir dengan tujuan menyampaikan
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xiv DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvii. BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN...Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR
Lebih terperinciBab V Pengolahan Data dan Analisis
20 Bab V Pengolahan Data dan Analisis V. Analisis Model Menurut SCOR Versi 9.0, atribut SCOR terdiri atas: Atribut dari sisi pelanggan. Keandalan (Reliability) 2. Ketanggapan (Responsiveness). Ketangkasan
Lebih terperinciPEMODELAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MENGGUNAKAN SCORE MODEL UNTUK OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
PEMODELAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MENGGUNAKAN SCORE MODEL UNTUK OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Dadan Teja Nugraha Program Studi Magister Sistem Informasi, Fakultas Pascasarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dalam mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah pendekatan umum untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sektor industri terus berkembang,sehingga segala aspek yang terdapat pada sebuah industri sangat menentukan keberhasilan dan kemajuan industri tersebut.
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 2 TINJAUAN
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA AKTIFITAS SUPPLY CHAIN PADA INDUSTRI MINUMAN JUS DENGAN SCOR (STUDY KASUS PT. API)
PENGUKURAN KINERJA AKTIFITAS SUPPLY CHAIN PADA INDUSTRI MINUMAN JUS DENGAN SCOR (STUDY KASUS PT. API) Puji Rahayu 1), Lien Herliani Kusumah 2) 1),2) Program Studi Magister Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kepuasan pelanggan ditentukan oleh bagaimana perusahaan dapat memenuhi tuntutan dalam hal pemenuhan kualitas yang diinginkan, kecepatan merespon permintaan,
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SCOR PADA PERENCANAAN BAHAN BAKU DI IKM TPT ABC DAN XYZ DENGAN PENDEKATAN OBJECTIVE MATRIX
PENGUKURAN KINERJA SCOR PADA PERENCANAAN BAHAN BAKU DI IKM TPT ABC DAN XYZ DENGAN PENDEKATAN OBJECTIVE MATRIX Meliantika 1), Widya Nurcahaya Tanjung 2), Nunung Nurhasanah 3) 1)2)3) Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciSI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada
Lebih terperinciEVALUASI AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUK SAMBAL PT XYZ UNTUK OPTIMALISASI PROFIT
EVALUASI AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUK SAMBAL PT XYZ UNTUK OPTIMALISASI PROFIT RESEARCH AUDREY MARGARETA WIDJAJA (0840000464) BINUS BUSINESS SCHOOL PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Robbin dan Coutler (2012:36) menyatakan bahwa manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintregrasikan kegiatan
Lebih terperinciBAB VIII. PENGUKUFUN KINERJA FUNTAI PASOK SAYURAN LETTUCE HEAD DENGAN PENDEKATAN DEA
BAB VIII. PENGUKUFUN KINERJA FUNTAI PASOK SAYURAN LETTUCE HEAD DENGAN PENDEKATAN DEA 8.1. Metrik pengukuran kinerja rantai pasok Lettuce head Pengukuran manajemen rantai pasokan digunakan untuk menentukan
Lebih terperinciPengukuran Kinerja Supply Chain
Pengukuran Kinerja Supply Chain Pentingnya Sistem Pengukuran Kinerja Monitoring dan pengendalian Mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada supply chain Mengetahui dimana posisi suatu organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciA. Pengertian Supply Chain Management
A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Lebih terperinciPEMBUKTIAN PERHITUNGAN SCOR MODEL PADA PERUSAHAAN JOB ORDER( STUDI KASUS PT. HUDA RACHMA GROUPINDO) Bayu Muhammad Silmy Jaenudin
PEMBUKTIAN PERHITUNGAN SCOR MODEL PADA PERUSAHAAN JOB ORDER( STUDI KASUS PT. HUDA RACHMA GROUPINDO) Bayu Muhammad Silmy Jaenudin Bina Nusantara University, Indonesia, bayusilmy@yahoo.com Haryadi Sarjono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logistik bukanlah hal yang baru di dunia industri. Sepanjang sejarah logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan mengirimkannya ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan, dimana memiliki sumber daya perikanan yang besar, baik ditinjau dari kuantitas maupun diversitas. Sektor kelautan dan perikanan
Lebih terperinci#14 PENGUKURAN KINERJA SCM
#14 PENGUKURAN KINERJA SCM Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL 9.0 (STUDI KASUS DI PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk) Oleh
PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL 9.0 (STUDI KASUS DI PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk) Oleh ANAS MUTAKIN H24060161 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MANAJEMEN DI PT.GUNAWAN DIANJAYA STEEL SURABAYA SKRIPSI
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MANAJEMEN DI PT.GUNAWAN DIANJAYA STEEL SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : YOHANES NURSIS AGUNG JATMIKO NPM : 0532010207
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang
BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan
Lebih terperinciPengukuran Kinerja Supply Chain Dengan Pendekatan Supply Chain Operation References (SCOR)
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ISSN: 1412-6869 e-issn: 2480-4038 journalhomepage: http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/index doi: 10.23917/jiti.v16i2.4118. Pengukuran Kinerja Supply Chain Dengan Pendekatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
49 BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di sebuah distribution center pada suatu perusahaan manufaktur yaitu PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk, yang berlokasi di Jl.
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) Mila Faila Sufa 1*,Latifa Dinar Wigaringtyas 2, Hafidh Munawir 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pembentukan Tim Kolaborasi Pembentukan tim kolaborasi dilakukan pada saat pertemuan perwakilan dari kedua belah (manufaktur dan ritel). Anggota tim yang dipilih
Lebih terperinciPengukuran Performansi Perusahaan dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Pengukuran Performansi Perusahaan dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) Darojat 1), Elly Wuryaningtyas Yunitasari 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Sarjanawiyata
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rantai Pasokan dan Manajemen Rantai Pasokan
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rantai Pasokan dan Manajemen Rantai Pasokan Menurut Nahmias (2005), sebuah rantai pasokan adalah seluruh jaringan terkait pada aktivitas dari sebuah firma yang mengaitkan
Lebih terperinciSISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasa
SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN DIANA RAHMAWATI SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasar bersama
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SCM
PENGUKURAN KINERJA SCM Bahan Kuliah Fakultas : Ekonomi Program Studi : Manajemen Tahun Akademik : Genap 2012/2013 Kode Mata Kuliah : EMA 402 Nama Mata Kuliah : Manajemen Rantai Pasokan Materi : #14 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tapi juga dari sisi supply chain (rantai pasokan). Perusahaan bersaing dari sisi rantai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan antar perusahaan tidak hanya dari sisi produk, harga, dan promosi tapi juga dari sisi supply chain (rantai pasokan). Perusahaan bersaing dari sisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih
Lebih terperinciTUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciPengukuran Kinerja Supply Chain
Pengukuran Kinerja Supply Chain Pentingnya Sistem Pengukuran Kinerja Monitoring dan pengendalian Mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada supply chain Mengetahui dimana posisi suatu organisasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) Manajemen rantai pasok (supply chain management) merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Sebagai dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016
ANALISIS KINERJA RANTAI PASOK DAN NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN KELOMPOK WANITA TANI MELATI DI DESA TRIBUDISYUKUR KECAMATAN KEBUN TEBU LAMPUNG BARAT (Supply Chain Performance Analysis and Value Added Analysis
Lebih terperinciPembahasan Materi #1
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Istilah Definisi SCM Ruang Lingkup SCM Model Umum SCM Dasar Pemikiran SCM Tingkat Kepentingan SCM Teknik Penerapan SCM Efektifitas SCM Keuntungan SCM 6623
Lebih terperinciGambar I.1 Modal Pendistribusian di PT.XYZ
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Distribusi adalah aktivitas penyaluran barang dari produsen kepada konsumen. Aktivitas ini memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Didalam supply
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR Dimas Satria Rinaldy, Patdono Suwignjo Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Pembahasan yang berkaitan tentang Supply Chain Management sudah banyak diangkat dalam penulisan penulisan sebelumnya. Menurut Fortune Megazine (artikel
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR MANAJEMEN RANTAI PASOK SCOR pada Produk Mie Kering Ubi Jalar
TUGAS TERSTRUKTUR MANAJEMEN RANTAI PASOK SCOR pada Produk Mie Kering Ubi Jalar Disusun oleh : Eka Nuraini S. 115100700111004 Febry Setyawan 115100700111020 Moh. Ali Rozikin Fauzi 115100701111012 Erin Prastyo
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam dunia industri modern saat ini adalah sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari pengiriman barang dari
Lebih terperinciVII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK
VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam merupakan komoditas pangan yang paling diminati saat ini. Ayam dianggap lebih murah dari daging sapi serta memiliki kandungan lemak lebih rendah sehingga cocok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) (Studi Kasus: UKM Batik Sekar Arum, Pajang, Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sosis di PT.Kemfood Cabang Bandung. PT Kemfood ini berpusat di Jl.
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan PT. Kemfood Indonesia sebagai produsen sosis dan pada marketing yang menjalankan manajemen rantai pasok sosis
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN RANTAI PASOKAN PADA PT. CROWN CLOSURES INDONESIA
PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN RANTAI PASOKAN PADA PT. CROWN CLOSURES INDONESIA Widya Anggraeni, 31401442 Pembimbing : Dr. Ir Budi Hermana, MM Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciKINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 319 KINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) Abdul Wahib Muhaimin, Djoko Koestiono, Destyana Ellingga Pratiwi, Silvana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL 9.0 (STUDI KASUS DI PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk) Oleh
PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL 9.0 (STUDI KASUS DI PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk) Oleh ANAS MUTAKIN H24060161 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Lebih terperinci27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk)
27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk) PENENTUAN DAN PEMBOBOTAN KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PRODUKSI KEJU MOZARELLA DI CV. BRAWIJAYA DAIRY INDUSTRY
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Aliran produk Aliran biaya Aliran informasi. Gambar 1. Struktur Rantai Pasok (Anatan dan Lena, 2008)
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Rantai Pasok Menurut Pujawan (2005), rantai pasokan adalah jaringan perusahaanperusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan mengahantarkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ketat dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja
Lebih terperinciMANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI INDUSTRI BAJA HILIR
IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI INDUSTRI BAJA HILIR Achmad Bahauddin 1, Putro Ferro Ferdinant 2, Mega Metta Ritajeng 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKONSEP PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA SYSTEM MANUFACTUR
KONSEP PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA SYSTEM MANUFACTUR DENGAN MODEL PERFORMANCE OF AKTIVITY ( POA ) DAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE ( SCOR ) Sidarto Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciDeskripsi Mata Kuliah
Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di dunia industri saat ini, menuntut perusahaan untuk dapat memuaskan konsumen dalam berbagai sisi mulai dari kualitas produk hingga pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun perekonomian dan perindustrian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel di Indonesia tidak terkendala bahkan masih
Lebih terperinciKonsep Perbaikan Kinerja Supply Chain Management dengan Pendekatan SCOR Model
Journal of Logistics and Supply Chain Management, Vol. 3, No. 3, October 2013 : 157-170 Konsep Perbaikan Kinerja Supply Chain Management dengan Pendekatan SCOR Model Ajeng Pratiwi dan Haryadi Sarjono School
Lebih terperinci