BAB VIII. PENGUKUFUN KINERJA FUNTAI PASOK SAYURAN LETTUCE HEAD DENGAN PENDEKATAN DEA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VIII. PENGUKUFUN KINERJA FUNTAI PASOK SAYURAN LETTUCE HEAD DENGAN PENDEKATAN DEA"

Transkripsi

1 BAB VIII. PENGUKUFUN KINERJA FUNTAI PASOK SAYURAN LETTUCE HEAD DENGAN PENDEKATAN DEA 8.1. Metrik pengukuran kinerja rantai pasok Lettuce head Pengukuran manajemen rantai pasokan digunakan untuk menentukan apa yang akan diukur dan dimonitor serta menciptakan kesesuaian antara strategi rantai pasokan dengan metrik pengukuran, setiap periode pengukuran dilakukan untuk mengetahui seberapa penting ukuran yang satu relatif terhadap yang lain. Pengukuran kinerja pada produk sayuran Lettuce head dilihat dari kinerja petani pada dua semester selama tahun Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja decision making unit. Dari DEA ini dapat diketahui efisiensi kinerja suatu organisasi dibandingkan dengan kinerja organisasi lainbya. Selain itu, juga dapat diketahui target-target nilai yang harus dicapai agar menghasilkan kinerja yang efisien. dalam penelitian ini, menghitung kinerja petani dengan cara memaksimalkan output. Pengukuran kinerja petani dilakukan untuk membandingkan kinerja antara petani yang satu dengan petani yang lainnya. Bagi perusahaan, dengan pengukuran kinerja petani dapat diketahui mitra tani mana saja yang harus ditingkatkan kinerjanya. Masing-masing input dan output mempunyai tujuan yang berbeda-beda untuk mengukur kinerja rantai pasokan. Setiap atribut kinerja me~npunyai indikator kinerja yang berguna untuk mengetahui efisiensi kinerja dari sebuah organisasi. Atribut kinerja ini terdiri dari, reliabilitas, responsibilitas, fleksibilitas, biaya dan asset. Reliabilitas adalah performa rantai pasokan perusahaan dalam memenuhi pesanan pembeli dengan; produk, jumlah, waktu, kemasan, kondisi, dan dokumentasi yang tepat. Resposibilitas adalah waktu (kecepatan) rantai pasokan perusahaan dalam memenuhi pesanan konsumen. Fleksibilitas adalah kemampuan untuk beradaptasinya terhadap perubahan pasar untuk memelihara keuntungan kompetitif rantai pasokan. Biaya adalah Biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan proses rantai pasokan. Asset menunjukkan efektifitas suatu perusahaan dalaln memanajemen asetnya untuk mendukung terpenuhinya kepuasan konsumen.

2 Berdasarkan hasil perancangan model pengukuran kinerja pada bab sebelumnya, maka faktor input dan output yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja para pelaku rantai pasok sayuran Lettuce head menggunakan pendekatan DEA adalah: 1. Faktor input yang terdiri dari metrik : a. Leadtime pemenuhan pesanan b. Siklus waktu pemenuhan pesanan c. Fleksibilitas rantai pasok d. Biaya SCM e. Cash-to-cash cycle time f: Persediaan harian 2. Faktor output yang terdiri dari metrik: a. Kinerja pengiriman b. Kesesuaian dengan standar mutu (kualitas) c. Kinerja pemenuhan pesanan Pembagian factor input dan output beserta satuan pengukuran dan teknik pengukuran masing-masing metrik dapat dilihat pada Tabel 62, sementara model DEA dapat dilihat pada Gambar 23. INPUT I. Lead time pemenuhan pesanan 2. Siklus pemenuhan pesanan 3. Fleksibilitas rantai pasokan 4. Biaya total rantai pasokan 5. Cash to cash cycle time 6. Persediaan harian - C Decision Making - OUTPUT 1. Kinerja pengiriman 2. Pemenuhan pesanan 3. Kesesuaian dengan standar Gambar 23. Model pengukuran dengan DEA

3 Tabel 62. pembagian faktor input dan ouput untuk perhitungan DEA No Atribut kinerja Metrik kineja Input Output Satuan Cara perhitungan 1. Reliabilitas Kineria.. oengiriman - adalah oersentase oenziriman. - oesanan 4 % Penairiman pesanan yang tepat tepat waktu yang sesuai dengan tanggal pesanan konsumen wa&d total pesananiton<uhen dan atau tanggal yang diinginkan konsumen Pemenuhan pesanan adalah persentase jumlah permintaan dipenuhi tanpa menunggu, diukur tiap jenis produk. % Permintaan konsumen yang dipenuhi dalam waktu dan jumlah yang sesuai&full/ total pesanan Kesesuaian dengan standar atau mutu YO Pengiriman yang sesuail jumlah 2. Kecepatan Lead time pemenuhan pesanan adalah menerangkan waktu tanggapan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen mulai dari pemasok hinesa -- ke tangan konsumen Siklus pernenuhan pesanan 3. Fleksibilitas Fleksibilitas rantai pasok adalah waktu yang dibutuhkan untuk rnerespon rantai pasokan apabi!a ada pesanan yang tak terduga baik peningkatan atau penurunan pesanan tanpa terkena biaya penalti 4. Biaya Biaya total tnanajemen rantai pasokan adalah menerangkan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan marevial handling mulai dari pemasok hingga ke konsumen 5. Aset Cash to cash cycle time adalah perputaran uang perusahaan mulai dari pembayaran bahan baku ke pemasok, hingga pembayaran atau pelunasan produk oleh konsumen. Persediaan harian untuk rnemasok Hari Hari Hari Rupiah pengiriman Jumlah hari sejak produk diproduksi/diproses hingga dikirim sampai ke tangan konsumen Siklus (source+make+delive~y) Jumlah dari siklus ~nencari barang + siklus membuat + siklus mengirim + leadtime Jumlah biaya dari(perencanaan+pengadaan+pemb uatan+pengirirnan+pengembalian) Hari Rata-rata persediaan (per hari) + rata- rata konsurnen ~nembayar (hari) - rata-rata perusahaan membayar ke pemasok (hari) Hari Waktu yang dibutuhkan sampai barang dikirim ke pelanggan

4 8.2. Pengukuran kinerja mitra tani Leftuce head dengan data envelopment analysis Pengukuran kinerja dilakukan pada enam mitra tani yang mempunyai kriteria petani Lettuce yang terus-menerus dalam budidaya Lettuce, petani yang menanam Lettuce head lebih dari bibit per musim tanam, memiliki lahan sendiri atau sebagian menyewa, serta pemilihan mitra yang didasarkan dari wawancara dengan pihak perusahaan pada bagian kemitraan. Mitra yang dipilih ini berasal dari daerah Cisurupan, Cigedug dan Cikajang. Pengukuran kinerja dengan menggunakan DEA ini merupakan perhitungan dengan teknik pemrograman linier. Pada program DEA ini terdapat dua tujuan yaitu minimal input dan maksimal output. Oleh karena tujuan untuk mengetahui kinerja mitra tani adalah untuk memaksimalkan kinerja pengiriman, pemenuhan pesanan, dan kesesuaian dengan standar yang ditetapkan, maka dipilih maksimal output pada DEA option. Pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan model CCR (constant return to scale). Pengukuran kinerja dilakukan pada setiap semester pada tahun 2008, pada semester satu yaitu pada bulan Januari sampai Juni, dan semester dua pada bulan Juli sampai Desember, untuk mengetahui sensitivitas dari kinerja petani jika dibandingkan dengan benchmark yang merupakan target kinerja yang diinginkan oleh perusahaan. Rekapitulasi input dan output pengukuran kinerja petani semester 1 dan 2 tahun 2008 dapat dilihat padatabel63 dan 64.

5 Tabel 63. Rekapitulasi input dan output pengukuran kinerja petani semester 1 tahun 2008 No INPUT OUTPUT Nama Lead time Siklus Fleksibilitas Biaya Cash to Sesuai petani pe~nenuhan pemenuhan rantai total cash cycle Persediaan Kinerja Pemenuhan dengan pesanan pesanan pasok* SCM Iime harian* pengiriman pesanan standw 1. Petani ,36 65,21 31,51 2. Petani ,OO 33,Ol 3. Petani ,39 100,OO 65,67 4. Petani ,44 77,95 40,42 5. Petani ,82 61,30 6. Petani ,9 100,OO 72,47 7. Benchmark ,OO 75,OO Keterangan : * Pada tingkat petani fleksibilitas dalam pemenuhan pesanan tidak terjadi dan tidak ada persediaan produk harian Tabel 64. Rekapitulasi input dan output pengukuran kinerja petani semester 2 tahun 2008 INPUT OUTPUT No Nama petani Lead time Sikius Biaya Cash to sesuai pemenuhan pemenuhan Fleksibilitas total cash cycle Persediaan Kinerja Pemenuhan dengan pesanan pesanan rantai pasok* SCM time harian* pengiriman pesanan standar 1. Petani ,OO 47,35 2. Petani I ,OO 30,87 3. Petani ,71 100,OO 46,16 4. Petani ,24 100,OO 47,35 5. Petani ,OO 50,94 6. Petani ,21 lo0,oo 53, Benchmark ,OO 75,OO Keterangan : * Pada tingkat petani fleksibilitas dalam pemenuhan pesanan tidak terjadi dan tidak ada persediaan produk harian

6 8.3. Analisis Nilai Efisiensi Kinerja Mitra Tani Leffuce Head Pada Tahun 2008 Data yang dimasukkan ke dalam program merupakan rata-rata nilai dari masing- masing input dan output yang diperoleh pada dua semester di tahun Pengukuran kinerja petani yang dilakukan pada semester yang berbeda adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja petani saat terjadi perubahan musim yang berakibat pada produktivitas dan kualitas hasil panen. Tabel 65 di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan kinerja mitra tani Lettuce head pada dua semester di tahun Tabel 65. Hasil perhitungan kinerja mitra tani Lettuce head pada dua semester di tahun 2008 (dalam %) Semester Petani 1 Petani 2 Petani 3 Petani 4 Petani 5 Petani 6 Semester 1 53,43 60,70 64,77 68,85 80,04 83,19 Semester 2 63,68 54,87 68,87 70,56 63,20 69,64 Dari hasil perhitungan efisiensi kinerja pada semester satu tahun 2008 jika dibandingkan dengan benchinark di atas ini dapat diketahui bahwa kinerja petani belum mencapai efisiensi. Secara umum, belum efisiennya kinerja petani dikarenakan masih rendahnya persentase kinerja pengiriman dan kesesuaian dengan standar mutu. Berdasarkan analisa data yang dihasilkan dari perhitungan data envelopment analysis, agar dapat meningkatkan kinerja petani hingga loo%, maka petani harus melakukan peningkatan nilai pada faktor output dan penurunan nilai pada input. Sebagai contoh, pada Tabel 66 ~nenunjukkan contoh potential intpovement (PI) melalui peningkatan nilai pada faktor output dan penurunan nilai input yang dapat dilakukan oleh Petani 1 di semester satu dan dua tahun 2008.

7 Tabel 66. Peningkatan output dan penurunan input pada petani 1 selama semester 1 tahun 2008 (dalam%) Faktor Metrik kinerja Semester 1 Semester 2 Actual Target PI(%) Actual Target PI(%) Input Cash to cash cycle time (hari) 16 12,05-24, ,75-20,34 Biaya total (Rp) ,32-21, ,42-29,19 Siklus pemenuhan pesanan (hari) 59 60,26 2, ,73 6,21 Lead time pemenuhan (hari) 55 58, ,6 6,2 1 Output Kesesuaian dengan standar (%) 31,51 75,32 139,05 47,35 79,66 68,23 Pemenuhan pesanan (%) 65,21 100,43 54,Ol ,21 6,21 Kinerja pengiriman (%) 36,36 75,32 107, ,66 298,29 Keterangan: (-) Penurunan (+) Peningkatan Peningkatan kinerja pengiriman dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara: a. Mengoptimalkan kondisi lahan, misalnya dengan mengukur keasaman tanah dan memberikan sarana produksi seperti pupuk dan obat tanaman serta pestisida yang sesuai dengan standar diberikan oleh perusahaan kepada petani. b. Memperkirakan kondisi cuaca yang tepat dalam penanaman Lettuce head. c. Memilih tanaman rotasi atau tumang sari yang tepat agar unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tetap terjaga. d. Mengontrol tanaman yang lebih rutin dan teratur agar dapat memperkirakan pencapaian hasil panen yang optimal dan waktu panen yang tepat. Sementara itu, peningkatan kesesuain standar yang ditetapkan oleh PT Saung Minvan dapat dilakukan dengan cara: a. Menjaga tanarnan dari serangan hama dan penyakit tanarnan yang dapat menurunkan kualitas.

8 b. Melakukan pemanenan tepat pada waktunya agar warns dan tampilan produk sesuai dengan syarat kualitas dari perusahaan. c. Mengusahakan pengiriman Lettuce head dari petani ke perusahaan dilakukan dengan cara yang tepat agar sampai di perusahaan kesegaran komoditas tetap terjaga, tidak pecah kropnya dan tetap renyah. Dengan meningkatnya jurnlah panen ymg dihasilkan maka akan meningkatkan pendapatan petani yang selanjutnya petani dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. Untuk mengurangi biaya produksi yang semakin besar, petani hams marnpu memilih kembali sarana produksi yang dibeli di tokotoko pertanian terutama mengenai harga yang kompctitif. Grafik reference comparison pada Gambar 24 dm 25 menunjukkan bahwa perbedaan nilai antara input dan output Petani 1 dengan benchmark pada Semester 1 dan 2. Grafik tersebut menunjukkan bahwa petani 1 mempunyai nilai input yang lebih tinggi dibandingkan benchmark pada biaya total SCM dan siklus pemenuhan pesanan. Petani 1 juga bisa menghasilkan nilai output yang lebii rendah, yaitu dari kiierja pengiriman, persentase kesesuaian dengan standar mutu dan persentase pemenuhan pesanan. Keterangan: ""1 Benchmark Gambar 24. Reference Comparison antara petani 1 dengan benchmark pada semester satu tahun 2008 (dalam %)

9 Keterangan: Gambar 25. Reference Comparison antara petani 1 dengan benchnzark pada semester dua tahun 2008 (dalam %) 7.4. Pengukuran Kinerja PT Saung Mirwan dengan Menggunakan DEA Pengukuran kinerja dilakukan pada PT Saung Mirwan yang menghasilkan dua produk ultuk komoditas Lettuce head, yaitu krop dan fresh cut. Pengukuran DEA berdasarkan faktor input dan output yang dilakukan pada dua jenis produk tersebut. Variabel-variabel yang dijadikan input dan output sarna dengan variabel yang dilakukan pada pengukuran kiierja petani PT Saung Mirwan. Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui kinerja PT Saung Mirwan dengan cara untuk memaksimalkan kinerja pengiriman, pemenuhan pesanan, dan kesesuaian dengan standar yang ditetapkan, maka dipilih maksimal output pada DEA option. Pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan model CCR (constant return to scale). Pengukuran kinerja dilakukan pada setiap semester pada tahun Tabel 67 dan 68 menunjukkan rekapitulasi perhitungan nilai output dan input semester satu dan dua pada tahun 2008.

10 Tabel 67. Rekapitulasi input dan output pengukuran kinerja PT Saung Minvan semester 1 tahun 2008 No Produk pemenuhan pemenuhan Fleksibilitas Biaya total cash cycle pesanan pesanan rantai pasok SCM time Persediaan Kinerja harian pengiriman Pemenuhan pesanan dengan standar 1. Fresh cut ,993 0,849 0, Krop ,000 1,397 0,999 Tabel 68. Rekapitulasi input dan output pengukuran kinerja PT Saung Minvan semester 2 tahun 2008 INPUT OUTPUT Lead time Siklus Cash to Sesuai No Produk pemenuhan pemenuhan Fleksibilitas Biaya total pesanan pesanan rantai pasok SCM cash cycle tinie Persediaan harian Kinerja pengiriman Pemenuhan pesanan dengan standar I. Fresh cut ,993 0,879 0, Krop ,986 1,099 0,980

11 7.5. Analisis Nilai Efisiensi Kinerja PT Saung Minvan Untuk Komoditas Lettrrce Head Pada Tahun 2008 Data yang akan dimasukkan ke program DEA merupakan data yang berasal dari rata- rata untuk setiap variabel input dan output. Pengukuran kinerja PT Saug Minvan dilakukan pada dua semester berbeda yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan pada saat terjadi perubahan musim yang berakibat pada produktivitas, kualitas hasil panen dari petani, permintaan konsumen, dan tingginya biaya. Tabel 69 di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan kinerja PT Saung Mirwan untuk dua jenis produk Lettuce head pada dua semester di tahun Tabel 69. Hasil perhitungan kinerja PT Saung Minvab dilihat dari dua jenis produk Lettuce head di tahun No Jenis produk Semester 1 Semester 2 1. Fresh cut Krop 1 OO;OO l00:00 Dari hasil perhitungan efisiensi kinerja pada semester satu dan dua tahun 2008 di atas ini dapat diketahui bahwa kinerja PT Saung Mirwan untuk produk Lettuce head menunjukkan nilai 100% atau efisien. Kinerja PT Saung Minvan sudah mencapai sempuma, artinya dengan melihat faktor input dan output tidak ada permasalahan Analisis Patok Duga PT Saung Minvan Patok Duga merupakan suatu proses belajar secara sistimatika dan terusmenerus untuk menganalisis tata cara kerja terbaik untuk menciptakan dan mencapai tujuan dengan prestasi kelas dunia, dengan membandingkan setiap bagian dari suatu perusahaan dengan perusahaan pesaing yang paling unggul dalam kelas dunia. Proses patok duga dilakukan dengan mencari data pembanding dari perusahaan kompetitor yang terbaik di bidangnya. Dari data pembanding tersebut, diharapkan perusahaan dapat meniru, menyamai, atau bahkan melebihi dari praktek terbaik yang diterapkan oleh perusahaan kompetitor tersebut. Dalam penelitian ini, proses patok duga di PT Saung Mirwan tidak menggunakan data

12 pembanding dari perusahaan kompetitor, melainkan menggunakan data dari SCOR (Supply-Chain Council's Supply-Chain Operalions Reference). Pada proses patok duga suatu perusahaan berusaha untuk meningkatan atribut kinerja sampai pada titik target yang dikehendaki yang dinyatakan dalam status superior, advantage (keuntungan), dan parity (standar). Jika ditetapkan dalam status superior, maka target patok duga yang ditetapkan adalah target yang tertinggi dan merupakan kinerja yang tertinggi bagi perusahaan. Status advantage adalah target menengah yang jika status tersebut dicapai oleh perusahaan, maka sudah menguntungkan bagi perusahaan. Status parity apabila performa yang dikehendaki adalah rata-rata diantara kompetitor, maka target patok duga adalah meningkatkan atau mempertahankan kinerja aktual. Analisa patok duga pada PT Saung Minvan dengan melihat kinerja rantai pasokan yang terdiri dari variabel input dan output untuk perhitungan DEA PT Saung Mirwan. Tabel 70, menunjukkan patok duga PT Saung Mirwan untuk Lettuce head produk krop pada tahun Sedangkan, Tabel 71 menunjukkan patok duga PT Saung Mirwan utuk produk fresh cut pada tahun Tabel 70. Patok duga PT Saung Minvan untuk Lettuce head krop tahun 2008 No Atribut Kinerja Semester 1 Semester 2 Superior* Selisih 1 Selisih 2 (a) (b) (4 1. Kinerja pengiriman 100 % 98,6% 95,0% + 5% + 3,6% 2. Pemenuhan 139,7% 109,9% SS,O% +51,7% +21,9% pesanan 3. Sesuai dengan 99 % 98% 100% - 1% - 2% standar 4. Lead time 2 hari 2 hari 3 hari +I hari +I hari 5. pemenuhan pesanan Siklus pemenuhan 4 hari 4 hari I4 hari + I0 hari + I0 hari pemesanan 6. Fleksibilitas rantai 3 hari 3 hari 10 hari +7 hari +7 hari pasokan 7. Biaya total SCM Rp Rp cash to cash cycle 23 hari 2i hari 29 hari + 6 hari + 8 hari time 9. Persediaan harian 7 hari 7 hari 23 hari +16hari +16hari * Foodprodtrct SCORcard (Bolstorff, 2003)

13 Tabel 71 Patok duga PT Saung Minvan untuk Lettuce headfresh cut tahun 2008 No Atribut Kinerja Semester 1 Semester 2 Superior* Selisih 1 Selisih 2 (a) (b) (c) 1. Kineria - penairiman % 99,3 % 95,0% + 5% + 3.6% 2. Pemenuhan 84,9% 87,9 % 88,0% +51,7% +21,9% 3. pesanan Sesuai dengan 94 % 95,3 % 100% - 1% - 2% standar 4. Lead time 2 hari 2 hari 3 hari +I hari +I hari 5. pemenuhan pesanan Siklus pemenuhan 3 hari 4 hari 14 hari + l l hari + 10 hari pemesanan 6. Fleksibilitas rantai 4 hari 3 hari 10 hari +7 hari +7 hari pasokan 7. Biaya total SCM Cash lo cash cycle 19 hari 16 hari 29 hari +10hari +13hari rime 9. Persediaan harian 7 hari 7 hari 23 hari +16hari +16hari * Foodproduct SCORcard (Bolstorff, 2003) Kinerja pengiriman dan pemenuhan pesanan yang berada di atas rata- rata (untuk produk hop) meningkatkan kepercayaan konsumen. Kinerja pengiriman yang tinggi menunjukkan PT Saung Minvan telah menangkap kebutuhan pasar. Metrik pemenuhan sempurna dan lead time pemenuhan pesanan yang bertanda kurang pada produk fresh cut, bahwa pesanan yang tidak terpenuhi dengan sempurna seperti keterlambatan jadwal dan jumlah barang yang dikirim kurang dari yang dipesan. Akibat pembatalan pesanan tersebut, perusahaan mengalami kehilangan keuntungan. Selain itu, pesanan yang sering tidak terpenuhi dengan baik dapat menimbulkan citra buruk bagi PT Saung Mirwan yang pada akhirnya dapat menyebabkan perginya pelanggan atau berkurangnya pangsa pasar yang dimiliki PT Saung Mirwan. Pada metrik fleksibilitas rantai pasokan yang positif, menunjukkan kemampuan PT Saung Mirwan dalam menghadapi peningkatan pesanan yang secara mendadak dari pembelilpasar. PT Saung Minvan mendapatkan keuntungan yang besar dari pesaingnya. Metrik siklus cash to cash menunjukkan kecepatan rantai pasokan merubah persediaan menjadi uang. Jadi semakin pendek siklus cash to cash maka kinerja PT Saung Mirwan semakin baik dalarn mengelola persediaan barang. Metrik persediaan harian menunjukkan lamanya suatu perusahaan bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Semakin kecil

14 persediaan harian perusahaan bisa menghemat biaya persediaan, mengurangi tingkat pengembalian barang karena apabila Leffuce head yang lama disimpan dalam gudang akan mengalami penyusutan dan kualitasnya akan menurun juga. lmplikasi atau tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kinerja rantai pasokannya melalui analisis yang lebih mendalam pada setiap tahapan proses di dalam rantai pasokan agar tercipta suatu rantai pasokan yang optimal.

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan 41 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu pengamatan yang bersifat spesifik dan

Lebih terperinci

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA RANTAI PASOKAN LETTUCE HEAD (LACTUCA SATIVA) DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

KAJIAN KINERJA RANTAI PASOKAN LETTUCE HEAD (LACTUCA SATIVA) DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor) KAJIAN KINERJA RANTAI PASOKAN LETTUCE HEAD (LACTUCA SATIVA) DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor) Oleh LULUD ADI SUBARKAH H24051453 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Tingginya persaingan bisnis di berbagai bidang industri, telah meningkatkan daya saing perusahaan menjadi penting dalam hal efektifitas dan

Lebih terperinci

BAB VII. DESAIN METRIK PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL DAN FUZZY AHP

BAB VII. DESAIN METRIK PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL DAN FUZZY AHP BAB VII. DESAIN METRIK PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL DAN FUZZY AHP Metode pengukuran kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi dikembangkan berdasarkan aspek-aspek kornpetitif

Lebih terperinci

V. PENGUKURAN KINERJA PELAKU RANTAI PASOK KOPI ORGANIK DENGAN PENDEKATAN DEA

V. PENGUKURAN KINERJA PELAKU RANTAI PASOK KOPI ORGANIK DENGAN PENDEKATAN DEA 57 V. PENGUKURAN KINERJA PELAKU RANTAI PASOK KOPI ORGANIK DENGAN PENDEKATAN DEA 5.1. Parameter Pengukuran Kinerja Pelaku Rantai Pasok Pengukuran kinerja dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu produk pertanian Indonesia adalah produk holtikultura. Salah satu produk holtikultura adalah sayur-sayuran. Sayuran merupakan sebutan umum bagi hasil pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #1

Pembahasan Materi #1 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Istilah Definisi SCM Ruang Lingkup SCM Model Umum SCM Dasar Pemikiran SCM Tingkat Kepentingan SCM Teknik Penerapan SCM Efektifitas SCM Keuntungan SCM 6623

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun belakangan ini, keunggulan optimasi dan integrasi supply chain menjadi fokus dari beberapa organisasi perusahaan besar di dunia, Persaingan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS Analisis SCOR (Supply Chain Operation Reference)

BAB V ANALISIS Analisis SCOR (Supply Chain Operation Reference) BAB V ANALISIS Bab ini berisi tentang analisis yang dilakukan pada pengolahan data yang telah diolah. Pada bab ini berisi mengenai analisis SCOR (Supply Chain Operation Reference) dan analisis desain traceability.

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Gambaran Rantai Pasok di PT. Indoturbine PT. Indoturbine yang bergerak dibidang distributor solar turbine parts seperti yang dijelaskan pada bab II, sebagai gambaran rantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM. PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) LAMPIRAN 201 Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun 2009-2025 Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Total Konsumsi (000 ton) 2009 2010 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis pada suatu produk mulai dari hulu hingga ke hilir dengan tujuan menyampaikan

Lebih terperinci

EFISIENSI KINERJA RANTAI PASOK IKAN LELE DI INDRAMAYU, JAWA BARAT ABSTRACT

EFISIENSI KINERJA RANTAI PASOK IKAN LELE DI INDRAMAYU, JAWA BARAT ABSTRACT EFISIENSI KINERJA RANTAI PASOK IKAN LELE DI INDRAMAYU, JAWA BARAT Sefitiana Wulan Sari *)1, Rita Nurmalina **), dan Budi Setiawan ***) *) Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan yang meningkat pada masyarakat Indonesia diikuti peningkatan kesadaran akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi mengenai metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Berikut

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan terhadap supply chain proses interfacing antara perusahaan dengan supplier PT XYZ, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan, dimana memiliki sumber daya perikanan yang besar, baik ditinjau dari kuantitas maupun diversitas. Sektor kelautan dan perikanan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi (Sriyana 2010). Pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan

Lebih terperinci

Analisis Performansi Supply Chain Management Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR)

Analisis Performansi Supply Chain Management Menggunakan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) Petunjuk Sitasi: Henny, & Kharisma, A. L. (2017). Analisis Performansi Management Menggunakan Model Operation Reference (SCOR). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H131-136). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 43 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Saung Mirwan adalah perusahaan agribisnis yang memproduksi berbagai sayuran hidroponik maupun konvensional. Komoditi yang diproduksi diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rantai Pasokan dan Manajemen Rantai Pasokan Menurut Heizer dan Render (2001), rantai pasokan mencakup interaksi di antara pemasok, produsen, distributor, dan pelanggan. Rantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kepuasan pelanggan ditentukan oleh bagaimana perusahaan dapat memenuhi tuntutan dalam hal pemenuhan kualitas yang diinginkan, kecepatan merespon permintaan,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

KINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) PENDAHULUAN

KINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) PENDAHULUAN P R O S I D I N G 319 KINERJA PROSES INTI RANTAI PASOK AGROINDUSTRI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) Abdul Wahib Muhaimin, Djoko Koestiono, Destyana Ellingga Pratiwi, Silvana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing terhadap perusahaan dalam industri sejenis agar mampu merebut pangsa pasar dan meraih keuntungan. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

TINJAUAN PUSTAKA. 4  Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011] II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-sumber Risiko Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Risiko dapat terjadi pada pelayanan,

Lebih terperinci

PEMBUKTIAN PENERAPAN SCOR MODEL VERSI 10.0 PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (PT SURYA PERDANA LESTARI) DENGAN PERUSAHAAN PRODUKSI

PEMBUKTIAN PENERAPAN SCOR MODEL VERSI 10.0 PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (PT SURYA PERDANA LESTARI) DENGAN PERUSAHAAN PRODUKSI PEMBUKTIAN PENERAPAN SCOR MODEL VERSI 10.0 PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR (PT SURYA PERDANA LESTARI) DENGAN PERUSAHAAN PRODUKSI Ian Darma Saputra, Haryadi Sarjono Department of Management, School of Business

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK KOMODITAS IKAN BANDENG BEKU DENGAN PENDEKATAN SCOR

PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK KOMODITAS IKAN BANDENG BEKU DENGAN PENDEKATAN SCOR Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 e-issn 2550-0244 Volume 8 Nomor 2, Oktober 2017 91 PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK KOMODITAS IKAN BANDENG BEKU DENGAN PENDEKATAN SCOR PERFORMANCE MEASUREMENT OF SUPPLY CHAIN

Lebih terperinci

Deskripsi Mata Kuliah

Deskripsi Mata Kuliah Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hutan kemasyarakatan (HKm) sebagai sistem pengelolaan hutan yang

I. PENDAHULUAN. Hutan kemasyarakatan (HKm) sebagai sistem pengelolaan hutan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan kemasyarakatan (HKm) sebagai sistem pengelolaan hutan yang dilakukan oleh individu, komunitas atau negara yang diusahakan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung 47 4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung Rantai pasok jagung merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan pada sentra jagung, pedagang atau pengumpul, pabrik tepung jagung, hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi suatu industri sangat penting demi memberikan nilai tambah baik bagi industri itu sendiri maupun bagi

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiga tahapan utama dalam manajemen operasi adalah pengaturan input, proses dan output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (1) TIP FTP UB 2015

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (1) TIP FTP UB 2015 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (1) TIP FTP UB 2015 Bagaimana membangun strategi SCM? STARBUCKS COFFEE - 17.000+ toko di seluruh dunia - 70.000 pengiriman tiap minggu - Pasar global di 5 benua - 9

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sepuluh tahun terakhir, industri alat berat Indonesia berkembang sangat pesat. Bahkan, untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan industri

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, persaingan di dunia industri semakin meningkat. Pelanggan mulai bisa membedakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCES (SCOR) DALAM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PT. GUNA KEMAS INDAH

PENGGUNAAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCES (SCOR) DALAM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PT. GUNA KEMAS INDAH PENGGUNAAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCES (SCOR) DALAM PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PT. GUNA KEMAS INDAH TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Produktivitas merupakan salah satu isu penting dalam perusahaan maupun organisasi. Menurut Tangen (2005), sebuah perusahaan perlu menyadari bahwa peningkatan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjamin tercapainya kepuasan konsumen akan produk akhir yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. menjamin tercapainya kepuasan konsumen akan produk akhir yang berkualitas, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut adanya perubahan pola kerja dari setiap pelaku. Pelaku usaha dituntut dapat memenuhi pesanan dan permintaan konsumen secara

Lebih terperinci

IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN

IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN A. STRUKTUR JARINGAN RANTAI PASOKAN A.1 Anggota Rantai Pasokan dan Aliran Komoditas Anggota rantai pasokan meliputi semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #8 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Implikasi Secara Umum Implikasi Terhadap Manajemen Mutu Implikasi Terhadap Arus Barang Implikasi Terhadap Organisasi Implikasi Biaya & Nilai Tambah Implikasi

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROFIL DAN MEKANISME RANTAI PASOKAN SUTERA ALAM Rantai pasokan merupakan interaksi dari beberapa pihak yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Keterkaitan tersebut

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD.

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD. ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD. RIKI FAMILY I.Made Aryantha Anthara Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Tujuan sistem pengukuran Iktisar Pengukuran Kinerja Asesmen operasional

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN Produksi bunga krisan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun memberikan kontribusi yang positif kepada petani dalam peningkatan kesejahteraan mereka.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN digilib.uns.ac.id 76 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Mekanisme Rantai Pasok Jagung Di Kabupaten Grobogan Struktur rantai pasok jagung di Kabupaten Grobogan terdiri atas beberapa tingkatan pelaku mulai dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Sayuran adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki potensi pengembangan pasar

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan rantai

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK BUAH- BUAHAN DI JAWA TIMUR

STUDI PENINGKATAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK BUAH- BUAHAN DI JAWA TIMUR STUDI PENINGKATAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK BUAH- BUAHAN DI JAWA TIMUR Yeni Agustina 1, Alfi Nur Shoba Stifronis 1 1 Jurusan Transportasi Laut, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis data dan pembahasan. Adapun urutan analisis data adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas data, analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. order picking packing shipping. Gambar I. 1 Aktivitas Outbond Gudang PT.XYZ

BAB I PENDAHULUAN. order picking packing shipping. Gambar I. 1 Aktivitas Outbond Gudang PT.XYZ BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di dalam industri produksi, Supply Chain Manaegement memiliki peranan yang sangat penting. Supply Chain Management merupakan koordinasi sistem strategis seluruh fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam bagian kesimpulan pada thesis ini memuat jawaban dari rumusan masalah yang terdapat pada bab I yaitu mengenai analisis rantai nilai yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

Tanggal : No. Responden : ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) BUAH NAGA. 1. Nama :.. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. 4. Alamat Rumah :...

Tanggal : No. Responden : ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) BUAH NAGA. 1. Nama :.. 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. 4. Alamat Rumah :... Lampiran 1. Untuk Petani Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Buah Naga di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur oleh Rini Yuli Susanti (20140430295),Mahasiswa

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR)

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) STRATEGI PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOK UKM BATIK DENGAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) Mila Faila Sufa 1*,Latifa Dinar Wigaringtyas 2, Hafidh Munawir 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan barang baik bahan baku, bahan setengah jadi, maupun produk akhir dari suatu perusahaan seringkali menjadi isu penting dalam sebuah perusahaan. Ketersediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengatasi krisis ekonomi, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah membuat Ketetapan MPR Nomor XVI Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Untuk membantu penelitian ini maka diperlukan acuan atau perbandingan dalam perencanaan agregat maka diperlukan penelitian terdahulu. Dapat dijelaskan

Lebih terperinci

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL Oleh: Ir. R. Budi Setiawan, M.M., CISCP Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Persediaan secara umum dapat didefinisikan sebagai barang yang disimpan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru memenuhi permintaan ikan lele konsumsi 46%, kekurangan ikan lele

BAB I PENDAHULUAN. baru memenuhi permintaan ikan lele konsumsi 46%, kekurangan ikan lele BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha peternakan ikan lele masuk ke Indonesia pada tahun 1985. Ikan lele dijadikan komoditas yang diunggulkan karena membutuhkan lahan yang terbatas dengan padat lebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #4

Pembahasan Materi #4 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Kompetisi Waktu Alasan Perhitungan Waktu Siklus Hidup Produk Waktu Sebagai Strategi Konsep dan Cara Pandang Lead Time Manajemen Pipeline Logistik Added Cost

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan ataupun pengawasan proses produksi

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Rantai Pasokan Buah Naga 1. Sasaran Rantai Pasok Sasaran rantai pasok merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah rantai pasok. Ada dua sasaran rantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi telah memaksa industri consumer products untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi telah memaksa industri consumer products untuk menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Isu Konseptual Kompetisi telah memaksa industri consumer products untuk menyediakan layanan purna jual dalam rangka meningkatkan penjualan. Nilai dan kepuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

Pertimbangan dalam Memilih Supplier bagi Usaha Sosial

Pertimbangan dalam Memilih Supplier bagi Usaha Sosial dalam Memilih Perhatikan Beberapa Hal agar Memperoleh Supplier yang Paling Sesuai Mengimplementasikan Ide Memilih Supplier HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Mega Puspita Pertiwi TERINSPIRASI

Lebih terperinci

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Volume 5 Nomor 3: (2016) 169

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Volume 5 Nomor 3: (2016) 169 Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Volume 5 Nomor 3: 169-180 (2016) 169 Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri 5(3): 169-180 (2016) ISSN: 2252-7877 (print) ISSN: 2548-3582

Lebih terperinci