BAB III GAMBARAN UMUM PT LAHANWICAKSANA PRIMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM PT LAHANWICAKSANA PRIMA"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM PT LAHANWICAKSANA PRIMA III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Lahawicaksana Prima pada awalnya berdiri sejak tahun 1994, yang di sahkan oleh notaris Ny. Rachmaniah Machrany, SH dengan akta No 247 tanggal 19 Juli 1991 dan dicantumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No 55 tanggal 12 Juli 1994 bergerak dibidang pembangun dan industri. Namun pada tahun 1998, tepatnya pada saat terjadi krisis ekonomi dan kerusuhan di Jakarta, kebakaran terjadi hingga menghabiskan seluruh aset dan akhirnya perusahaan tutup. Pada tahun 2000 perusahaan kembali beroperasi dengan Akta No 10 dalam seperti yang diumumkan pada Tambahan Berita Negara RI tanggal 2 April 2000 yang dibuat oleh Notaris Harjanti Tono Sarjana Hukum dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana termuat dalam surat keputusannya tanggal 16 Juni 1998 No C HT TH98 yang diumumkan pada Tambahan Berita Negara RI tanggal 2 April Perusahaan berada di Jl Teuku Umar No 11 Cimone Tangerang dan bergerak dibidang building management, yaitu Plaza Shinta yang berada pada lokasi yang sama dengan perusahaan yaitu di Tangerang. III.2 Kegiatan Usaha Perusahaan Ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama adalah bergerak dalam bidang penyewaan tenant atau kios-kios untuk penjualan produk ataupun untuk

2 tujuan lain, hall (atrium plaza) untuk event-event tertentu, serta area-area lain yang berada pada area Plaza Shinta Tangerang. III.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Struktur organisasi pada suatu perusahaan merupakan suatu kerangka kerja yang dibutuhkan untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Melalui struktur organisasi, dapat diketahui hubungan antara fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan. Struktur organisasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk memperjelas tanggung jawab masing-masing fungsi yang ada di dalam perusahaan, sehingga organisasi perusahaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Struktur organisasi PT Lahanwicaksana Prima secara lengkap dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:

3 Table 1 : Struktur Organisasi PT Lahanwicaksana Prima

4 Tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian dari struktur organisasi PT Lahanwicaksana Prima, sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris Tugas, wewenang dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut: a. Menetapkan tujuan, rencana, dan kebijakan perusahaan secara umum b. Mengangkat dan memberhentikan direktur c. Merencanakan, merumuskan, dan menetapkan strategi serta tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan 2. Direktur Tugas, wewenang dan tanggung jawab : a. mengawasi seluruh kegiatan perusahaan b. menetapkan tujuan jangka pendek perusahaan c. memimpin dan menjalankan perusahaan d. memilih, mengangkat dan memberhentikan para manajer dan mengkoordinasikan tugas manajer dalam menjalankan kegiatan perusahaan e. berwenang dan bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang menyangkut jalannya aktivitas perusahaan f. mengadakan rapat-rapat secara periodik untuk menilai dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh para manajer.

5 3. General Manager Tugas, wewenang dan tanggung jawab general manager yaitu: a. mengkoordinir semua manager dari setiap divisi yang ada b. mengontrol tugas manager dan divisinya agar berjalan sesuai dengan rencana c. melakukan persetujuan atas setiap pengeluaran kas yang ada, melakukan persetujuan atas pengangkatan karyawan, pemberhentian karyawan, maupun mutasi karyawan, serta melakukan otorisasi atas perubahan gaji karyawan 4. Finance Manager Tugas, wewenang dan tanggung jawab finance manager adalah sebagai berikut: a. melakukan pengecekan kembali atas rekap absensi yang dibuat oleh manajer personalia b. memberikan persetujuan atas semua transaksi pemasukan dan pengeluaran perusahaan c. bertanggung jawab atas pengadaan dan pengalokasian dana perusahaan Fungsi finance PT Lahanwicaksana Prima terdiri dari dua sub fungsi yaitu: Bagian Penagihan Tugas, wewenang dan tanggung jawab bagian penagihan adalah: - bertugas untuk melakukan penagihan uang sewa kepada setiap penyewa kios-kios yang ada

6 Kasir Tugas, wewenang dan tanggung jawab kasir adalah: - bertugas untuk menerima pembayaran dari para penyewa kios setiap bulannya - melakukan konfirmasi (melalui sistem online) kepada bagian personalia dan accounting atas pembayaran sewa kios yang ada. 5. Manager Personalia Tugas, wewenang dan tanggung jawab manajer personalia adalah sebagai berikut: a. mengadakan perjanjian kerja dengan karyawan dan menjaga keharmonisan kerja antara karyawan dan atasan b. mengatur disiplin atau tata tertib umum yang harus dipatuhi oleh semua karyawan yang ada di setiap divisi c. mengatur dan mengawasi absensi para pegawai serta menangani masalah atau keluhan karyawan d. bertanggung jawab untuk menerima, menyeleksi dan memberhentikan, melakukan rotasi maupun mutasi karyawan. e. Membuat rekap atas data absensi, lembur, cuti. f. Bertanggung jawab atas penyusunan budget g. Melakukan rekap daftar pembayaran gaji setiap bulannya. Ada beberapa sub fungsi yang berada dibawah fungi personalia PT Lahanwicaksana Prima yaitu: Maintenance Engineering

7 Bertanggung jawab melakukan maintenance atas semua sistem operasional yang ada di PT Lahanwicaksana Prima seperti maintenance peralatan atau mesin yang digunakan, dll. SPV Kebersihan Terdiri dari petugas-petugas cleaning service yang bertanggung jawab atas kebersihan area Plaza Shinta baik didalam maupun diluar area. Purchasing Bertanggung jawab untuk melakukan pembelian barang-barang yang diperlukan oleh manajemen, seperti kertas dan barang-barang lain yang dibutuhkan. Recepcionist Security Office Boy 1. Marketing Manager Tugas, wewenang dan tanggung jawab Marketing manager adalah bertanggung jawab atas semua kegiatan bagian yang berada dibawahnya yaitu Tenant Relationship dan Promotion a. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Tenant Relationship adalah: - bertugas untuk melaporkan dan menginformasikan kepada manager mengenai kios-kios mana saja yang kosong dan bisa disewakan dengan berkoordinasi dengan bagian promotion - bertugas melakukan kegiatan perjanjian sewa-menyewa dengan klien

8 b. Tugas, wewenang dan tanggung jawab bagian Promotion adalah: - melakukan koordinasi dengan manager mengenai hal khusus seperti pendatangan artis untuk acara-acara tertentu. - Menyiapkan properti-properti yang dibutuhkan untuk dekorasi hari besar, contoh: imlek (pernak-pernik imlek yang berwarna merah), natal (pohon natal, dll) 2. Accounting Tugas, wewenang dan tanggung jawab bagian Accounting adalah: a. Melakukan persetujuan atas semua data yang terkait dengan data keuangan perusahaan a. Menyusun laporan keuangan setiap periodenya b. Mengarsipkan setiap rekap data-data yang terkait dengan pengeluaran uang perusahaan. III.4 Kebijakan Umum Kepegawaian Perusahaan III.4.1. Jumlah Karyawan, Status Karyawan dan Syarat Rekruitmen Jumlah karyawan keseluruhan pada PT Lahanwicaksana Prima yaitu 55 karyawan, belum termasuk karyawan outsources untuk parking area. Dalam PT Lahanwicaksana Prima tidak ada penggolongan jenis karyawan seperti karyawan tetap dan karyawan kontrak. Semua pegawai yang ada berstatus sebagai karyawan kontrak, dengan masa kontrak paling lama 2 tahun. Namun apabila perusahaan ingin memperpanjang kontrak kembali dengan karyawan tersebut, karyawan yang bersangkutan

9 harus melakukan jeda kerja selama 1 bulan dan menandatangani surat perjanjian dengan perusahaan, baru kemudian setelah satu bulan jeda maka karyawan tersebut mengulang prosedur yang sama seperti pada saat pertama kali melamar kerja di perusahaan, baru kemudian bisa dikontrak lagi oleh perusahaan. Setiap karyawan baru akan mendapat masa percobaan 3 bulan terlebih dahulu. Syarat rekruitmen karyawan secara umum adalah sebagai berikut: Laki-laki atau wanita dengan usia minimal 18 tahun Pendidikan seminimal-minimalnya adalah SD (berijazah) Belum menikah, kecuali ada dispensasi dari direksi Surat keterangan pernyataan berbadan sehat dari dokter Surat pernyataan berkelakuan baik dari kepolisian Memiliki AK 1 (kartu kuning) dari dinas ketenagakerjaan setempat Surat keterangan lain yang dibutuhkan Lulus seleksi yang diadakan oleh perusahaan Menandatangani formulir atau surat pernyataan kerja bahwa yang bersangkutan bersedia mentaati tata tertib yang berlaku di perusahaan. III.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Setiap Karyawan, Tindakan atas Pelanggaran Disiplin Kerja, dan Kebijakan Kerja. III Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

10 Tugas dan tanggung jawab setiap karyawan secara umum : a. Setiap pekerja harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan, demikian pula pada waktu meninggalkan pekerjaan harus tepat pada waktunya. Pekerja diwajibkan melakukan absensi setiap kali hadir maupun pada saat meninggalkan pekerjaan dan tidak diperkenankan untuk melakukan absensi untuk pekerja lain b. Setiap pekerja wajib mengikuti dan memenuhi seluruh petunjuk atau instruksi yang diberikan atasan atau pimpinan perusahaan yang berwenang memberikan petunjuk atau instruksi tersebut c. Setiap pekerja wajib memelihara dengan baik semua milik perusahaan, dan segera melapor apabila ada hal-hal yang menimbulkan bahaya atau kerugian perusahaan d. Setiap pekerja wajib memegang teguh rahasia perusahaan e. Setiap pekerja wajib melaporkan kepada pimpinan perusahaan apabila ada perubahan status dirinya, dengan keluarganya, perubahan alamat dan sebagainya. f. Setiap pekerja wajib menjaga kebersihan dan memelihara kekeluargaan antara satu dengan lainnya sehingga tidak menimbulkan kegaduhan atau huru-hara yang dapat merugikan perusahaan

11 g. Setiap pekerja dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya h. Setiap pekerja dilarang minum-minuman keras, mabuk di lingkungan kerja, membawa narkotika, senjata api dan sebagainya yang dapat membahayakan perusahaan i. Setiap pekerja dilarang untuk mengabsenkan pekerja lain yang tidak masuk kerja j. Setiap pekerja dilarang untuk mengadakan pertemuan atau rapat di dalam perusahaan tanpa seijin dari pimpinan perusahaan k. Setiap pekerja dilarang menerima tamu pada jam kerja, kecuali ada hal-hal yang sangat penting dengan seijin atasan III Tindakan Atas Pelanggaran Disiplin Kerja Sanksi-sanksi yang berlaku pada perusahaan: a. Pemberian surat peringatan Kepada pekerja yang melakukan pelanggaran tata tertib perusahaan akan diberikan surat peringatan secara tertulis yaitu: Surat peringatan (SP) I Surat peringatan (SP) II Surat peringatan (SP) III

12 Pemberian surat peringatan tidak perlu diberikan menurut urutannya, tetapi dinilai besar kecilnya kesalahan yang dilakukan oleh pekerja. Perusahaan dapat memberikan Surat Peringatan (SP) tertulis kepada setiap pekerja yang melakukan pelanggaran tata tertib kerja perusahaan antara lain sebagai berikut: - sering datang terlambat atau pulang mendahului waktu yang telah ditentukan - tidak mematuhi ketentuan-ketentuan keselamatan kerja, petunjuk atasan dan sebagainya - menolak perintah yang layak - melakukan kewajiban secara seenaknya - mangkir atau tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah - berkerja ditempat lain tanpa persetujuan dari pimpinan perusahaan b. Skorsing Skorsing dapat dilakukan pada pekerja yang melakukan pelanggaran tata tertib atau tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya, atau melakukan tindakan yang merugikan perusahaan. Jangka waktu skorsing paling lama adalah 1 (satu) bulan.

13 c. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Setiap pekerja yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib perusahaan, pelanggaran hukum atau kerugian perusahaan dapat dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja, dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur Undang- Undang yang berlaku, antara lain: melakukan pencurian atau penggelapan melakukan penganiayaan terhadap pengusaha, keluarga pengusaha atau temen sekerja memikat pengusaha, keluarga pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan atau berbuat yang melanggar hukum merusak dengan sengaja atau oleh karena kecerobohan barang-barang penting milik perusahaan mabuk, berkelahi atau berjudi di tempat kerja menghina secara kasar pengusaha, keluarga pengusaha atau teman sekerja memberikan keterangan palsu membongkar rahasia perusahaan atau rahasia rumah tangga pengusaha melakukan perbuatan asusila di perusahaan

14 menerima sogokan baik secara langsung maupun tidak langsung, merusak atau merugikan kepentingan dan nama perusahaan. III Kebijakan Lembur dan Cuti Perusahaan a. Kebijakan Lembur Perusahaan Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa 1. untuk jam pertama dibayar : 1 ½ x upah per jam 2. untuk jam kedua dibayar : 2 x upah per jam Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan atau hari raya resmi: 1. upah setiap jam dalam batas 7 (tujuh) jam atau 5 jam apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 5 hari kerja seminggu, harus dibayar sedikit-dikitnya 2 x upah per jam 2. upah jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam atau 5 jam apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 5 hari kerja seminggu, harus dibayar upah sebesar 3 x upah per jam 3. untuk jam kerja kedua dan seterusnya setelah 7 (tujuh) atau 5 jam apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari

15 dalam 5 hari kerja seminggu, harus dibayar upah sebesar 4 x upah per jam perhitungan upah per jam dalam masa kerja lembur adalah: upah bulanan : 1 / 173 x gaji sebulan b. Kebijakan Cuti Perusahaan Cuti Tahunan Setiap pekerja yang telah berkerja selama 12 bulan berturut-turut berhak atas cuti tahunan selama 12 hari kerja dengan mendapat upah penuh. Karena alasan perusahaan maupun pekerja sendiri yang telah disetujui oleh pimpinan, cuti tahunan tersebut dapat ditunda dalam waktu tidak melampaui 6 (enam) bulan sejak hak cuti tersebut timbul. Pekerja yang mau mengajukan cuti harus memberitahukan ke pimpinan sekurangkurangnya 3 hari sebelum tanggal cuti. Kebijakan cuti tahunan ini tidak dapat diganti dengan uang. Cuti Haid, Hamil atau Keguguran a. pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua waktu haidnya sehingga tidak dapat melakukan perkerjaan mendapat upah, dengan syarat memberitahukan atau surat keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan

16 b. bagi pekerja yang akan melahirkan berhak atas cuti hamil selama 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan setelah melahirkan atau mengalami keguguran dengan mendapatkan upah c. bagi pekerja perempuan yang menggunakan cuti hamil tersebut harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada pimpinan dengan disertai surat keterangan dokter atau bidan yang merawatnya. Ijin Meninggalkan Pekerjaan dengan Mendapatkan Upah atau Tanpa Upah 1. pekerja yang tidak masuk kerja karena sakit, harus memberikan surat ijin kepada pimpinan perusahaan sengan bukti-bukti yang sah atau surat keterangan dokter 2. bagi pekerja yang karena kewajiban negara, diijinkan untuk meninggalkan pekerjaan 3. bagi pekerja yang meninggalkan pekerjaan karena mendapat ijin dari perusahaan untuk kepentingan sebagai berikut: 1. pernikahan pekerja sendiri atau anak pekerja (3 hari) 2. istri pekerja melahirkan (2 hari)

17 3. Khitanan atau pembaptisan (2 hari) 4. Suami/istri/anak/orang tua/mertua dari pekerja meninggal dunia (2 hari) 5. Anggota keluarga serumah meninggal (1 hari) 4. Ijin untuk meninggalkan perkerjaan tersebut diatas harus diperoleh persetujuan/ijin terlebih dahulu dari perusahaan, kecuali untuk alasan mendesak buktibukti tersebut bisa diajukan kemudian 5. Atas dasar pertimbangan perusahaan ijin meninggalkan perkerjaan diluar ketentuan tersebut diatas, dapat diberikan tanpa upah. III.4.3 Kebijakan Penggajian dan Tunjangan Keryawan III Kebijakan Penggajian a. Sistem penggajian untuk pekerja diatur status penggolongan pekerja yaitu sebagai upah harian, borongan dan bulanan dengan perincian sebagai berikut: - upah pokok - tunjangan-tunjangan b. Penetapan upah atau gaji pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, dan kondisi dari pekerja yang bersangkutan

18 c. Perusahaan akan memberikan upah pekerja minimal sama besarnya dengan Keputusan Gubernur Banten yaitu Surat Keputusan Penetapan Upah Minimum Kota Tangerang d. Pajak atas upah menjadi tanggungan pekerja sesuai dengan ketentuan pajak e. Pembayaran gaji dilakukan setiap tanggal 25 setiap bulannya dengan cara pembayaran via transfer. Kecuali untuk cleaning service, karena keterbatasan pengetahuan akan sistem perbankan maka gaji dibayarkan langsung pada pekerja yang bersangkutan f. Setiap pekerja berhak untuk mendapatkan kenaikan gaji sekurang-kurangnya satu tahun sekali secara periodik dengan syarat-syarat tertentu. g. Kenaikan jabatan bagi pekerja akan dilakukan setelah memperhatikan kemampuan/prestasi kerja atau kondisi lainnya dari pekerja yang bersangkutan. III Tunjangan- Tunjangan a. Tunjangan Hari Raya Perusahaan akan memberikan tunjangan hari raya keagamaan sesuai dengan ketentuan Menteri Tenaga Kerja, yaitu tunjangan Idul Fitri/ Hari Raya Natal sesuai dengan kepercayaan masing-masing pekerja, dan besarnya ditetapkan sebagai berikut:

19 - masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih maka akan diberikan tunjangan Hari Raya sedikitnya 1 (satu) bulan gaji - masa kerja lebih dari 3 bulan/ dibawah 1 (satu) tahin akan diberikan tunjangan Hari Raya secara proporsional yaitu masa kerja/12 x 1 bulan gaji. Pembayaran akan dilakukan 2-1 minggu sebelum/menjelang Hari Raya masing-masing pekerja. b. Tunjangan Sakit Tunjangan atau penggantian biaya pengobatan selama sakit hanya diberlakukan untuk pekerja yang telah berkerja selama 1 tahun di perusahaan dengan syarat mengajukan surat keterangan dokter disertai dengan kwitansi pembayaran yang dilakukan. c. Tunjangan Kematian - Apabila pekerja meninggal dunia, maka perusahaan akan memberikan sumbangan kepada ahli warisnya dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Upah dalam bulan yang sedang berjalan 2. Sumbangan untuk ongkos penguburan 3. Uang duka serendah-rendahnya disesuaikan dengan masa kerjanya dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku

20 - Apabila keluarga pekerja yang meninggal dunia, maka perusahaan memberikan sumbangan sesuai dengan kebijakan perusahaan III.5 Prosedur Penggajian PT Lahanwicaksana Prima Untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dalam prosedur penggajian PT Lahanwicaksana Prima maka berikut ini akan dibahas prosedur penggajian yang ada dalam PT Lahanwicaksana Prima: 1. Prosedur pencatatan waktu hadir pekerja Setiap pekerja yang datang ke perusahaan untuk mulai berkerja akan melakukan absensi terlebih dahulu dengan menggunakan mesin absen, demikian pula pada saat pegawai telah menyelesaikan pekerjaan dan meninggalkan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat pegawai mana saja yang datang dan pulang tepat pada waktunya, serta mencegah pekerja hadir dan meninggalkan tempat kerja tidak pada waktu yang telah ditentukan perusahaan. Sistem pencatatan waktu hadir yang digunakan perusahaan adalah Finger Scan dengan didukung sistem online yang langsung terhubung dengan komputer manager personalia, sehingga setiap absensi yang dilakukan pekerja langsung terhubung dan secara otomatis ter-update di komputer manager personalia. Setiap pegawai yang tidak masuk kerja baik itu karena ijin, cuti maupun tanpa kabar akan dilaporkan ke bagian personalia. Setiap akhir bulan, daftar absensi ini akan dijadikan dasar penghitungan gaji dan upah untuk masing-masing pekerja.

21 2. Prosedur pembayaran gaji Pada tanggal 21 setiap bulannya, bagian personalia akan membuat rekap daftar absensi pekerja sekaligus membuat daftar gaji untuk setiap pekerja yang dibuat 3 rangkap, masing-masing untuk bagian finance, bagian accounting dan untuk arsip personalia sendiri. Rekap dan daftar gaji untuk bagian finance kemudian diserahkan ke finance manager untuk diperiksa kembali dan disetujui. Berdasarkan daftar gaji yang telah diperiksa, maka petugas bagian finance langsung mentransfer sejumlah uang ke rekening masing-masing pekerja. Kemudian dari slip bukti transfer yang ada, bagian finance membuat voucher keluar (bukti pengeluaran kas) yang dibuat 2 rangkap untuk bagian accounting dan bagian finance sendiri. Kemudian voucher keluar tersebut di berikan ke General Manager untuk disetujui. Setelah mendapat persetujuan dari General Manager maka lembar pertama diberikan ke bagian accounting untuk diarsipkan, dan lembar kedua diarsipkan oleh bagian finance. Perusahaan tidak membuat slip gaji ataupun bukti transfer kepada pekerja atas pembayaran gaji. Sehingga penerimaan gaji hanya bisa diketahui dengan melakukan pengecekan atas rekening bank masing-masing oleh pekerja. III.6 Aspek Perpajakan dalam Sistem Penggajian PT Lahanwicaksana Prima Tidak seperti kebijakan perusahaan pada umumnya, yang memberlakukan kebijakan pemotongan gaji untuk pembayaran pajak penghasilan (PPh pasal 21), PT Lahanwicaksana Prima tidak melakukan pemotongan atas gaji karyawan untuk pembayaran pajak penghasilan. Gaji yang diterima karyawan adalah murni take home pay (gaji bersih yang bisa dibawa pulang), karena perusahaan tidak memberlakukan adanya pemotongan untuk asuransi

22 ataupun pajak penghasilan (PPh pasal 21) karena semua pemotongan yang seharusnya ada disubsidi penuh oleh kantor pusat. Namun hal ini tidak berlaku bagi para pegawai yang berada pada tingkat manajerial, karena untuk setiap pegawai yang ada pada tingkat manajerial diberlakukan sistem pemotongan gaji sesuai dengan ketetapan pemerintah yaitu disesuaikan dengan besarnya gaji masing-masing pegawai. III.7 Pengelolaan Operasional PT Lahanwicaksana Prima Pengelolaan operasional pada PT Lahanwicaksana Prima berpusat pada penyewaan tenant-tenant (kios) yang ada di Plaza Shinta Tangerang. Saat ini PT Lahanwicaksana Prima memiliki kurang lebih 54 area tenant yang bisa disewakan sepanjang area Plaza Shinta yang memiliki 3 lantai. Saat ini tenant yang telah terisi berjumlah sekitar 43 tenant dengan penawaran produk yang berbeda-beda mulai dari fashion, area bermain anak, sampai foodcourt. Secara umum pelaksanaan operasional yang dijalankan PT Lahanwicaksana Prima sudah cukup baik. PT Lahanwicaksana Prima juga telah menerapkan internal control yang cukup baik. Hanya saja yang perlu menjadi perhatian PT Lahanwicaksana Prima adalah bagaimana agar tenant-tenant yang kosong bisa segera terisi dan bagaimana menetapkan strategi agar pembayaran dari penyewa tenant tepat pada waktunya dan tidak terlambat. Karena itu dibutuhkan internal control agar kedua hal tersebut bisa diatasi sehingga kemungkinan kerugian perusahaan juga bisa diminimalisasi. 1. Internal control untuk tenant yang belum terisi PT Lahanwicaksana Prima saat ini masih memiliki kurang lebih 11 area tenant yang belum terisi. Sejauh ini tidak banyak yang dilakukan oleh

23 pengelola perusahaan agar tenant-tenant yang kosong tersebut bisa terisi. Yang dilakukan perusahaan hanya menjaga dan memelihara tenant-tenant yang kosong tersebut agar siap huni kapanpun penyewa mau. Namun perusahaan jarang sekali melakukan promosi atau pemberian informasi agar masyarakat tahu bahwa ada masih ada tenant yang kosong dan bisa disewakan, sehingga tenant-tenant yang kosong itu sering kali dibiarkan tidak terisi dalam waktu yang lama. Dalam hal ini sangat dibutuhkan internal control yang memadai agar tenant-tenant yang kosong bisa segera terisi dan sekaligus mengurangi biaya pemeliharaan tenant. Yang perlu dilakukan oleh pengelola perusahaan adalah segera memberikan informasi baik melalui penyebaran brosur, pemasangan spanduk di area Plaza Shinta, maupun pemasangan iklan di media cetak mengenai tenant yang bisa disewakan. Selain itu perusahaan juga bisa melakukan langkah lain yaitu pemberian harga sewa promo untuk penyewa tenant yang tersedia tersebut. Jika hal tersebut dilakukan, dampaknya adalah kerugian atas biaya pemeliharaan tenant bisa dikurangi dan keuntungan perusahaan meningkat. 2. Internal control untuk pencegahan terlambatnya pembayaran penyewa tenant Terlambatnya pembayaran sewa tenant merupakan kendala utama dalam bisnis dibidang sewa-menyewa, seperti juga yang dihadapi oleh PT Lahanwicaksana Prima. Sejauh ini, perusahaan telah menetapkan internal control atas masalah ini yaitu dengan penetapan sistem denda bagi penyewa tenant yang terlambat membayar biaya sewa, hanya saja perusahaan belum menetapkan satu tanggal pasti sebagai batas maksimal keterlambatan

24 pembayaran. Kebijakan yang diterapkan oleh pengelola sejauh ini yaitu pembayaran sewa tenant dilakukan selambat-lambatnya tanggal 5 setiap bulannya. Jika terlambat dari tanggal yang ditetapkan maka penyewa akan dikenakan denda sebesar 5-10% dari biaya sewa tergantung letak area tenant yang disewa. Masalah yang seringkali dihadapi perusahaan adalah banyaknya penyewa yang melakukan pembayaran lewat jauh dari tanggal yang ditetapkan. Hal ini memang membawa keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga sekaligus menimbulkan kerugian yaitu terganggunya sistem akuntansi pengakuan pendapatan yang pada akhirnya akan membawa dampak pada akuntansi perusahaan. Dan tentu saja hal ini akan menyulitkan bagian akuntansi perusahaan. Karena itu hal yang sebaiknya dilakukan perusahaan adalah menetapkan batas maksimal atas tanggal keterlambatan pembayaran sewa, dan sekaligus bisa menetapkan kebijakan denda kedua atas pembayaran yang lewat dari batas tanggal akhir keterlambatan. Penggunaan sistem konfirmasi online atas pembayaran sewa tenant yang langsung terhubung dengan komputer bagian finance sebagaimana telah diterapkan perusahaan juga merupakan internal control yang cukup memadai. Namun yang perlu diperhatikan adalah harus ada sistem cadangan yang bisa digunakan baik itu secara computerized maupun manual saat jaringan dalam sistem konfirmasi online yang biasa dipakai mengalami masalah karena manual error ataupun terputusnya jaringan listrik.

25 III.8 Pelaksanaan Internal Control dalam PT Lahanwicaksana Prima Penerapan internal control yang dilaksanakan oleh PT Lahanwicaksana Prima adalah sebagai berikut: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas Dilihat dari struktur organisasi yang termuat dalam gambar 1, tergambar bahwa PT Lahanwiaksana Prima telah cukup membuat pemisahan fungsi secara jelas dan tegas. Dalam hal bagian yang terkait dengan masalah penggajian yaitu bagian personalia, bagian finance dan accounting fungsi otorisasi dan garis wewenang telah cukup memperlihatkan pengendalian yang baik atas struktur organisasi. Namun dari segi uraian tugas, dalam hal penggajian masih ada perangkapan tugas yang terjadi yaitu bagian personalia yang membuat rekapitulasi jam kerja karyawan sekaligus membuat daftar jumlah gaji pegawai, hal ini jika dibiarkan bisa berpotensi terjadinya kecurangan dalam hal penambahan karyawan fiktif ataupun kecurangan dalam pembuatan jumlah gaji yang melebihi jumlah gaji seharusnya. Selain itu juga terdapat beberapa hal yang terkait seperti kompleksnya tugas satu bagian seperti bagian personalia yang tidak hanya mencakup hal kepegawaian saja tetapi juga bertugas membuat budget, namun kompleksitas tugas tersebut sejauh ini masih bisa terkendali oleh perusahaan. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan perusahaan

26 Dalam hal ini PT Lahanwicaksana Prima juga telah cukup melakukan berbagai hal untuk melindungi kekayaan perusahaan, seperti penyimpanan kas perusahaan di dalam tempat yang tidak bisa dijangkau oleh orang yang tidak berwenang dan sistem proteksi yang memadai sehingga harta perusahaan bisa terlindungi dengan baik. Dalam hal penggajian, sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam PT Lahanwicaksana telah cukup memadai, hanya saja proses rekapitulasi absensi, perhitungan jumlah gaji dan pembuatan daftar gaji masih dilakukan oleh satu fungsi yaitu bagian personalia, sehingga potensi terjadinya kecurangan cukup besar. Selain itu juga perusahaan tidak membuat slip gaji yang diberikan kepada setiap pegawai sehingga setiap pegawai tidak mengetahui rincian gaji yang diterimanya, yang pada akhirnya bisa berpotensi menimbulkan konflik antara karyawan dengan perusahaan. 3. Praktik yang sehat dalam pelaksanaan fungsi dan tugas setiap unit organisasi Beberapa praktik sehat yang telah dilakukan oleh PT Lahanwicaksana prima terkait prosedur penggajian yang ada dalam PT Lahanwicaksana Prima: a. Sistem absensi yang memadai yaitu penggunaan sistem finger scan yang tidak memungkinkan pegawai melakukan absensi untuk karyawan lain b. Transaksi penggajian tidak hanya melibatkan satu fungsi tetapi melibatkan 3 fungsi yaitu personalia, finance dan accounting. c. Adanya pengecekan kembali atas rekapitulasi yang dibuat oleh bagian personalia atas absensi, perhitungan dan daftar gaji

27 d. Penggunaan sistem online atas abensi sehingga setiap absensi yang dilakukan oleh pegawai langsung terdeteksi dan ter-update dikomputer yang ada pada ruang manajer personalia Namun ada juga beberapa praktik yang belum dilakukan oleh PT Lahanwicaksana dalam hal pelaksanaan prosedur penggajian yang diterapkan, seperti: a. Tidak digunakannya formulir yang pre-numbered untuk voucher pembayaran dan formulir pengeluaran kas b. Tidak adanya job-rotation atas petugas yang melakukan pembayaran gaji pegawai c. Tidak dibuatnya slip gaji yang diberikan kepada pegawai sehingga pegawai tidak mengetahui rincian gaji yang diterimanya

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis dan pemahaman atas internal control PT Lahanwicaksana Prima dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis dan pemahaman atas internal control PT Lahanwicaksana Prima dilakukan BAB IV PEMBAHASAN Analisis dan pemahaman atas internal control PT Lahanwicaksana Prima dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode naratif dan kuisioner. Metode kuisioner di susun dalam bentuk daftar

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA 31 CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA Nomer: ---------------------------------- Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak atas nama direksi

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern At as Gaji dan Upah Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern atas gaji dan upah, maka lebih

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis sistem penggajian pada PT. Sistemaju Mandiri Prakarsa dengan tujuan untuk meneliti dan mempelajari sistem penggajian yang sedang diterapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada PT. Dwi Naga Sakti Abadi, maka penulis akan mencoba membahas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera Dalam pelaksanaan penggajian, faktor pengamanan harus diperhatikan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Lebih terperinci

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) PERJANJIAN KERJA KARYAWAN KONTRAK Pada hari ini, tanggal bulan tahun Telah diadakan perjanjian kerja antara: 1. Nama : Alamat : Jabatan : Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) 2.

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN. 1. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi

BAB IV. ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN. 1. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi 36 BAB IV ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi 1. Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi a. Kartu jam hadir Catatan jam hadir karyawan yang diisi oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh Technologies Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan terdiri dari tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Nomor :...

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Nomor :... PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Nomor :... Yang bertanda tangan dibawah ini : N a m a :... J a b a t a n :... A l a m a t :............ Dalam Perjanjian kerja ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan...,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan daftar gaji, dan prosedur pembayaran gaji. Penjelasan secara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan daftar gaji, dan prosedur pembayaran gaji. Penjelasan secara BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem dan Prosedur Penggajian Sistem dan prosedur penggajian yang diterapkan PT. Framas Indonesia sesuai dengan peraturan Manajemen Perusahaan. Prosedur-prosedur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Latar Belakang Perusahaan PT Sekar Hati Jaya Maju didirikan pada tahun 1984. Pada mulanya PT Sekar Hati Jaya Maju merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Mulyadi (2008 : 2) berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

Lebih terperinci

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; DASAR HUKUM * UUD 1945, pasal 28 D ayat (2) : Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Siklus penggajian merupakan salah satu aktivitas yang terdapat dalam fungsi Sumber Daya Manusia. Pengelolaan penggajian yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang)

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang) SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang) Hesti Dwi Maharani Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA

BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA Pada bab ini penulis akan mengadakan evaluasi atas keadaan organisasi seperti yang telah diuraikan dalam

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Tempat dan tanggal lahir : Pendidikan terakhir : Jenis kelamin : Agama : Alamat : No. KTP / SIM : Telepon :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.399, 2012 BADAN WAKAF INDONESIA. Kepegawaian. Administrasi. PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB XII PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 150 Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang ini meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha

Lebih terperinci

PERATURAN PERUSAHAAN CV.PLANET-WEBHOST

PERATURAN PERUSAHAAN CV.PLANET-WEBHOST PERATURAN PERUSAHAAN CV.PLANET-WEBHOST Nomor: 001/IT/PP-PWH/V/2016 BAB I HARI KERJA DAN WAKTU KERJA Pasal 1 HARI KERJA DAN WAKTU KERJA 1. Hari dan atau jam kerja pegawai berbeda satu dengan lainnya sesuai

Lebih terperinci

LeIP. Peraturan Lembaga Manajemen Kepegawaian. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kepegawaian. 1. Kategorisasi Pegawai

LeIP. Peraturan Lembaga Manajemen Kepegawaian. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kepegawaian. 1. Kategorisasi Pegawai Peraturan Tentang 1. Kategorisasi Pegawai 1.1. Pegawai dibagi dalam kategori sebagai berikut : a. Pegawai Tetap b. Pegawai Tidak Tetap 1.2. Pegawai Tetap adalah pegawai yang diangkat Lembaga untuk bekerja

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pitagiri Hotel adalah hotel berbintang dua yang berlokasi di Jl. Palmerah Barat No. 110 Jakarta Barat. Berada pada

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. 1) Setiap bentuk usaha milik swasta yang memperkerjakan pekerjaan dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak.

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. 1) Setiap bentuk usaha milik swasta yang memperkerjakan pekerjaan dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PENETAPAN UANG PESANGON, UANG JASA DAN GANTI KERUGIAN DI PERUSAHAAN SWASTA Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. Nomor: PER-03/MEN/1996

Lebih terperinci

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG WAKTU KERJA, HAK CUTI DAN KERJA LEMBUR BAB I WAKTU KERJA Pasal 1 1. Hari dan/atau jam kerja karyawan berbeda satu dengan lainnya

Lebih terperinci

Bismillahirrohmaanirrohim

Bismillahirrohmaanirrohim SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : /MUI/VII/2016 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Bismillahirrohmaanirrohim Dewan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 48 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Harapan Subur didirikan secara resmi pada tanggal 1 Juni 1999. PT. Harapan Subur ini merupakan perusahaan yang berjalan dibidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Sistem Akuntansi Niswonger, Warren, Fess (1999) yang diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait mendefinisikan, Sistem Akuntansi (Accounting System) adalah metode dan prosedur

Lebih terperinci

P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia

P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia P T G l o b a l T i k e t N e t w o r k Jl. Kawi No. 45, Setiabudi Jakarta Selatan 12980, Indonesia +622183782121 info@tiket.com http://www.tiket.com SURAT PERJANJIAN KERJA NO. 069/GTN/SPK-III/2013 Surat

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Trading/Perdagangan dengan jenis barang adalah lukisan dari dalam dan luar negeri.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Trading/Perdagangan dengan jenis barang adalah lukisan dari dalam dan luar negeri. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah Umum Perusahaan PT Linda Gallery Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Trading/Perdagangan dengan jenis barang adalah lukisan dari dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur. pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul:

BAB IV HASIL PENELITIAN. Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur. pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengeluaran Kas Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul: 1. Bagian yang terkait dan diskripsi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008

Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008 Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008 Yang bertanda tangan dibawah ini, masing-masing : I. PT. SURVINDO DWI PUTRA diwakili oleh : Nama : Ricky Wibowo Tjahjadi Jabatan : Direktur Utama Alamat : Wima

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 44 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Sertco Quality didirikan pada tahun 2004 dan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-02/MEN/ 1993 TAHUN 1993 TENTANG KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-02/MEN/ 1993 TAHUN 1993 TENTANG KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-02/MEN/ 1993 TAHUN 1993 TENTANG KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III DATA PERUSAHAAN. Untuk memperoleh gambaran umum mengenai perusahaan serta mengumpulkan

BAB III DATA PERUSAHAAN. Untuk memperoleh gambaran umum mengenai perusahaan serta mengumpulkan BAB III DATA PERUSAHAAN III.1 Gambaran Umum Perusahaan Untuk memperoleh gambaran umum mengenai perusahaan serta mengumpulkan data perusahaan yang diperlukan, penulis melakukan observasi secara langsung

Lebih terperinci

Tata Tertib setiap pekerja ISH yang berada di layanan mengacu kepada Standard Operationg Procedure (SOP) yang dibuat oleh Div. Operation & ER ISH.

Tata Tertib setiap pekerja ISH yang berada di layanan mengacu kepada Standard Operationg Procedure (SOP) yang dibuat oleh Div. Operation & ER ISH. A. Rujukan 1. Klausul 4.2.3 ISO 9001:2008 Pengendalian Dokumen 2. Klausul 4.2.4 ISO 9001:2008 Pengendalian Rekaman 3. Klausul 6.1 ISO 9001:2008 Pengelolaan Sumber Daya 4. Klausul 6.2 ISO 9001:2008 Sumber

Lebih terperinci

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.237, 2015 TENAGA KERJA. Pengupahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 98 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) NON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap PT. JAYABAYA RAYA

Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap PT. JAYABAYA RAYA Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap LOGO PERUSAHAAN PT. JAYABAYA RAYA Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap I. Tujuan Prosedur Prosedur ini disusun dan disajikan dengan tujuan: Terbit:

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. BERLIAN TECHPRINT INDONESIA merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei 2007. Perusahaan didirikan oleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Evaluasi Peranan Internal Control

Evaluasi Peranan Internal Control Evaluasi Peranan Internal Control Dalam Membantu Auditor Menentukan Sifat, Saat, dan Lingkup Audit atas Prosedur Penggajian Pada PT Lahanwicaksana Prima ABSTRAK Pelaksanaan sistem penggajian dalam perusahaan

Lebih terperinci

Jam Kerja, Cuti dan Upah. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Jam Kerja, Cuti dan Upah. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017 Jam Kerja, Cuti dan Upah Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017 Tujuan Pembelajaran Mengenal peraturan yang terkait dengan jam kerja, cuti dan upah Waktu Kerja Watu Istirahat Waktu Kerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PROBOLINGGO NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Sumber Mas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS GROUP) DENGAN PT. SUKSESINDO Nomer: 638 / I / HRD.DX /L SS / IX / 2009

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS GROUP) DENGAN PT. SUKSESINDO Nomer: 638 / I / HRD.DX /L SS / IX / 2009 Yang bertanda tangan dibawah ini, masing-masing : I Nama : H. Faris Ardiansyah Jabatan : General Manager Alamat: Jl. Semarang 116 D-E Surabaya SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR, BUPATI GIANYAR PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN, PENEMPATAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI GIANYAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN 19 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan 3.1.1 Tempat Kerja Praktek Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilakukan dibagian Finance PT Cahaya Mitra Sarana (Simpur Center)

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG 2 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 118 TAHUN 20092010 TENTANG KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Kepala

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern bagian penggajian dan pengupahan dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A.Prosedur Pembayaran Gaji Karyawan Prosedur pembayaran gaji karyawan yang diterapkan oleh PT Inti Trident Nusatara, terjadi dari beberapa tahap dimana dimulai dari

Lebih terperinci

LM FE UI Salemba LAMPIRAN. 1. Lampiran kuisioner. Lingkungan Pengendalian

LM FE UI Salemba LAMPIRAN. 1. Lampiran kuisioner. Lingkungan Pengendalian LAMPIRAN 1. Lampiran kuisioner Lingkungan Pengendalian No PERTANYAAN YA TIDAK Keterangan 1 Apakah komunikasi standar nilai perilaku PT. Jasa Raharja tempat Bapak/Ibu bekerja terhadap pegawai dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai sistem dan prosedur yang diuraikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Profile Perusahaan PT Sartonet Filtrasi Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi alat-alat bioteknologi Analyzer,

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Ginsa Inti Pratama, merupakan Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak di bidang manufaktur fastener pembuatan baut yang berlokasi di Jalan Raya

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA NON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI NON PEGAWAI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H. 1 2 3 4 58 Dapat diadakan paling lama 2 (dua) tahun dan PKWT Jangka Waktu 5 59 ayat 4 hanya dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka Kontrak waktu paling lama 1 (satu) tahun Outsourcing hanya untuk

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 38 BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Yoyo Toys Nusa Plasindo merupakan sebuah perusahaan distributor yang bergerak dibidang pembelian, persediaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. CHAMP RESTO INDONESIA. Nama : Vera Christina NPM :

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. CHAMP RESTO INDONESIA. Nama : Vera Christina NPM : ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. CHAMP RESTO INDONESIA Nama : Vera Christina NPM : 27211256 Latar Belakang Masalah Masalah gaji merupakan salah satu hal yang menentukan di dalam kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR KEPEGAWAIAN BADAN USAHA KREDIT PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan Pengupahan Upah Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu PK,

Lebih terperinci

SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO

SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO.13/2003 PASAL 156 (KEWAJIBAN PERUSAHAAN) PASAL 159 PASAL 162 2 PENGERTIAN PEMBERHENTIAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero)

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) BAB IV ANALISIS 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) Kebijakan mengenai penggajian yang dikeluarkan oleh perusahaan sangatlah penting karena langsung berhubungan dengan kesejahteraan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR. BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Formulir Calon Operator Mesin Rajut

Formulir Calon Operator Mesin Rajut Sinar Terang Fajar Lampiran 1 Tekstile Industry Formulir Calon Operator Mesin Rajut Diisi Dengan Tulisan Tangan, HURUF CETAK Hal. 1/2 Jabatan Yang Dilamar : Operator Mesin Rajut Diisi tanggal : DATA PRIBADI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat Koperasi ini bernama Koperasi Patra yang berkedudukan di Jakarta Selatan tepatnya di Jalan Jenderal Gatot Soebroto Kav.32-34. Koperasi Patra didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] BAB XVI KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF Bagian Pertama Ketentuan Pidana Pasal 183 74 1, dikenakan sanksi pidana

Lebih terperinci

PERATURAN PERUSAHAAN PT.

PERATURAN PERUSAHAAN PT. PERATURAN PERUSAHAAN PT. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian 1. Perusahaan : Adalah yang bergerak di bidang, yang didirikan berdasarkan akta notaris nomor,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014)

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014) 1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79. 1.2. Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti)

Lebih terperinci

TERMS OF REFERENCE PENGADAAN JASA CLEANING SERVICE

TERMS OF REFERENCE PENGADAAN JASA CLEANING SERVICE TERMS OF REFERENCE PENGADAAN JASA CLEANING SERVICE Kantor Perwakilan SKK MIGAS Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara 2015 TERMS OF REFERENCE (TOR) SPESIFIKASI TEKNIS NAMA PROYEK : Pengadaan Cleaning Service

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci