BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene
|
|
- Yandi Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PEMBAHASAN A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene Perorangan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi melalui panca indera seseorang (penginderaan) terhadap suatu objek tertentu, dimana pengetahuan merupakan hasil pemahaman manusia mengenai atau terhadap sesuatu barang tertentu. (17) Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan perilaku seseorang, dimana perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih positif dibandingkan yang tidak didasari dengan pengetahuan. Pengetahuan digunakan untuk bertahan hidup dan untuk mengatasi masalah, seperti melindungi diri, mencegah bencana dan meningkatkan kesehatan. Siswa memperoleh pengetahuan tentang praktik kesehatan yang dilakukan dalam tindakan sehari-hari di sekolah maupun di rumah. Pengetahuan tentang sanitasi dan higiene perorangan pada siswa di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, siswa sangat memahami tentang sanitasi dimana pembuatan WC dimaksudkan untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau, akan tetapi siswa kurang dapat memahami apa yang dimaksud dengan WC cemplung, hal ini ditunjukkan banyak siswa yang menjawab salah berkaitan dengan pernyataan WC cemplung adalah cara pembuangan kotoran manusia yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SD Negeri 2 Pedalangan belum memahai apa yang dimaksud dengan WC cemplung. WC cemplung adalah fasilitas pembuangan kotoran yang langsung ke tempat penampungan kotoran tanpa menggunakan 61
2 62 tempat duduk dengan leher angsa. Pembungan kotoran manusia/wc yang baik adalah jamban dengan leher angsa dan di WC tersebut tersedia cukup air untuk membersihkan dan tempat penampungan kotoran. Selain itu masih terdapat pemahaman yang kurang baik berkaitan dengan aktivitas membakar sampah, dimana sebagian besar siswa masih menjawab kegiatan tersebut adalah kegiatan yang baik karena dapat menjaga kebersihan lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan adanya upaya untuk memberikan pemahaman yang baik tentang pengelolaan sampah, diantaranya adalah dengan cara memisahkan antara sampah organik dan sampah organik. Sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk atau kompos sedangkan sampah anorganik dipisahkan lagi menjadi sampah yang bisa di aur ulang dan tidak, sampah yang tidak bisa didaur ulang dibuang di tempat pembuangan sampah. Sedangkan untuk pemahaman yang lainnya berkaitan dengan pengetahuan tentang sanitasi termasuk baik. Berkaitan dengan pengetahuan siswa di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tentang higiene perorangan diketahui siswa sangat memahami bahwa mencuci rambut sebaiknya menggunakan shampoo, selain itu siswa juga mengetahui atau mamahami bahwa sebaiknya mandi dua kali dalam sehari, bahwa kulit yang bersih menunjukkan kulit yang sehat, menggosok gigi dengan tertarur akan membersihkan dan menguatkan gigi, diajurkan membersihkan telinga secara teratur dan benar, tangan yang bersih dapat menghindarkan diri dari penyakit, kuku tangan yang kotor dapat menimbulkan penyakit, akan tetapi pemahaman siswa bahwa sikat gigi dapat digunakan secara bersama-sama dalam keluarga menunjukkan masih kurang, sehingga perlu adanya penyampaian informasi yang baik berkaitan dengan masalah ini.
3 63 Pengetahuan tentang sanitasi dan higiene perorangan memiliki hubungan yang positif dengan praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik atau tinggi pengetahuan tentang sanitasi dan higiene perorangan maka akan semakin baik atau tinggi pula praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar, sebaliknya semakin buruk atau rendah pengetahuan tentang sanitasi dan higiene perorangan maka akan semakin buruk atau rendah pula praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar. Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Darojatin dan Koem, dkk yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa perilaku hidup bersih dan sehat. (27) B. Hubungan antara Sikap dengan Praktik Sanitasi dan Higiene Perorangan Sikap merupakan suatu kecenderungan reaksi perasaan yang mempunyai preferensi terhadap suatu objek tertentu dengan berdasarkan keyakinan seseorang. Berkaitan dengan sanitasi dan higiene perorangan, sikap adalah pendapat, keyakinan seseorang mengenai sanitasi dan higiene perorangan yang disertai dengan perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada siswa sehingga muncul respon untuk berperilaku tentang sanitasi dan higiene perorangan. (20) Sikap tentang sanitasi dan higiene perorangan pada siswa di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, siswa memiliki sikap yang positif terhadap sanitasi yang ditunjukkan dari adanya sikap setuju bahwa sampah rumah tangga sebaiknya dibuang di tempat pembuangan sampah (TPS), siswa setuju bahwa WC dibuat untuk menjaga sumber air di sekitarnya agar tidak tercemar, siswa setuju bahwa saluran pembuangan air harus lancar, siswa setuju bahwa air kotor dari
4 64 dapur/kamar mandi harus dibuang ke tempat penampungan air limbah, siswa setuju bahwa sampah plastik sebaiknya dipisahkan dengan sampah daun. Meskipun siswa memiliki sikap positif tentang sanitasi akan tetapi masih cukup banyak siswa yang kurang memahami bahwa penularan penyakit dapat dicegah dengan menggunakan WC yang sehat. Berkaitan dengan sikap siswa di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tentang higiene perorangan diketahui siswa memiliki sikap positif, yang ditunjukkan dari banyaknya siswa menjawab pada pernyataan bahwa mandi membuat badan menjadi bersih dan sehat, siswa juga setuju bahwa mandi menggunakan sabun mandi untuk menjaga kesehatan kulit, siswa setuju bahwa keramas secara teratur menjadikan rambut bersih dan sehat, siswa setuju bahwa keramas dengan menggunakan sampoo menjadikan rambut bersih dan wangi, gosok gigi sehabis makan adalah upaya menjaga kesehatan gigi, siswa setuju bahwa menjaga kebersihan telinga secara teratur adalah tindakan yang baik, siswa setuju bahwa tindakan memotong dan membersihkan kuku merupakan upaya pecegahan penyakit. Akan tetapi adanya sikap negatif terhadap higiene perorangan ini masih terlihat pada jawaban siswa yang mengindikasikan bahwa sikat gigi boleh digunakan secara bersama-sama, hasil ini merupakan sikap yang kurang baik terhadap kesehatan anggota keluarga. Begitu juga sikap tentang upaya menjaga kebersihan tangan, kaki dan kuku sebagai upaya menjaga kesehatan badan terlihat masih rendah. Sikap tentang sanitasi dan higiene perorangan memiliki hubungan yang positif dengan praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap menerima tentang sanitasi dan higiene perorangan maka akan semakin baik atau tinggi pula praktik sanitasi dan
5 65 higiene perorangan pada siswa sekolah dasar, sebaliknya semakin rendah sikap menerima tentang sanitasi dan higiene perorangan maka akan semakin buruk atau rendah pula praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Koem, dkk yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap siswa perilaku hidup bersih dan sehat. (28) Peneliti lainnya Darojatin mengemukakan hasil penelitiannya bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga. (27) C. Hubungan antara Peran Orangtua dengan Praktik Sanitasi dan Higiene Perorangan Orangtua memiliki peran dalam pendidikan anak, dimana dalam lingkungan keluarga orangtualah yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, maka orangtua akan mencurahkan perhatian dan bimbingan untuk mendidik anak untuk memperoleh dasar-dasar dan pola pergaulan hidup pendidikan yang baik dan benar, melalui penanaman disiplin pada anak. Orangtua adalah lingkungan yang pertama dan awal dari sebuah proses pendidikan, dimana orangtua melaksanakan fungsi pendidikan bagi anak-anaknya. Orangtua merupakan orang penting dalam pendidikan anak, karena sebagian besar anak-anak berada dalam pengasuhan orangtua, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima adalah pendidikan anak-anak oleh orangtua. Pada pembentukan perilaku anak, orangtua menjadi faktor utama yang paling berpengaruh terhadap kebiasaan-kebiasaan anak. Perhatian orangtua yang maksimal akan berpengaruh terhadap perilaku baik yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6 66 Peran orangtua tentang sanitasi dan higiene perorangan pada siswa di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, orang tua memiliki peran yang penting dalam mendidik anak bagaimana cara menjaga sanitasi di lingkungan rumah maupun di sekolah, hal tersebut ditunjukkan adanya aktivitas orangtua untuk mengajari anak cara buang air kecil di WC, orangtua juga mengajari anak bahwa setelah selesai buang air kecil, orangtua memberi contoh cara menyiram dengan air, orangtua mengajarkan untuk selalu menjaga kebersihan WC / kamar mandi sekolah, orangtua mengingatkan anak untuk tidak membuang sampah sembarangan, serta orangtua menegur anak jika membuang sampah sembarangan, akan tetapi masih terdapat kurangnya peran orangtua dalam hal ini adalah orangtua tidak mengajari anak tentang tata cara membersihan kamar mandi Berkaitan dengan peran orangtua dari siswa di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tentang higiene perorangan diketahui orangtua memiliki peran positif dalam melakukan higiene perorangan pada siswa, yang ditunjukkan dari adanya aktivitas orangtua menyuruh menggunakan shampoo ketika keramas, orangtua selalu menyuruh untuk mandi pada pagi dan sore hari, orangtua selalu mengingatkan untuk keramas dalam seminggu minimal 2 kali, orangtua memberi contoh cara menyikat gigi yang benar, orangtua menyuruh saya sikat gigi sebelum tidur, orangtua mengingatkan untuk membersihkan telinga, orangtua marah jika saya mengorek telinga dengan benda tajam, orangtua menyuruh anak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan orangtua menyuruh anak mencuci kaki sebelum tidur. Akan tetapi masih terdapat kelemahan orangtua dalam berperan terhadap higiene perorangan yaitu orangtua belum
7 67 menyiapkan perlengkap mandi untuk anaknya sendiri, perlengkapan mandi masih digunakan secara bersama-sama. Peran orangtua tentang sanitasi dan higiene perorangan memiliki hubungan yang positif dengan praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi peran orangtua tentang sanitasi dan higiene perorangan maka akan semakin baik atau tinggi pula praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar, sebaliknya semakin rendah peran orangtua tentang sanitasi dan higiene perorangan maka akan semakin buruk atau rendah pula praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar. Hasil ini menunjukkan adanya kesamaan dengan penelitian Hastuti, dkk yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran orangtua dengan kebisaan mencuci tangan pada anak. (29) Begitu juga penelitian Berliana dan Perdana, maupun Triasti yang menyatakan bahwa ada hubungan antara peran orangtua dengan praktik perilaku hidup bersih dan sehat, menunjukkan hasil yang sejalan dengan penelitian ini. (30) D. Hubungan antara Peran Sekolah dengan Praktik Sanitasi dan Higiene Perorangan Sekolah sebagai institusi masyarakat yang terorganisasi dengan baik sebagai sarana yang efektif dalam upaya pemberian pendidikan kesehatan untuk mengubah perilaku dan kebiasaan anak sekolah untuk menjadi lebih sehat. Lingkungan sekolah merupakan tempat pengasah keterampilan dan pengetahuan bagi siswa. Sekolah menjadi tempat anak melakukan interaksi terhadap lingkungannya, hal ini menjadi penting karena memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesehatan fisik, kesehatan psikis, maupun kesehatan sosial.
8 68 Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan setelah keluarga, simana siswa siswi, guru, administrator, konselor hidup bersama dalam melaksanakan pendidikan secara teratur dan terrencana dengan baik. Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dan keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan, maka peran sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, dan sekolah bertugas mendidik, mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Peran sekolah tentang sanitasi dan higiene perorangan pada siswa di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, sekolah memiliki peran yang penting dalam mendidik anak bagaimana cara menjaga sanitasi di lingkungan sekolah, hal tersebut ditunjukkan adanya aktivitas guru untuk mengingatkan anak agar buang air kecil di WC, peran sekolah yang lainnya dalam menjaga sanitasi antara lain : guru memberi contoh cara menyiram dengan air ketika selesai buang air kecil, guru selalu mengingatkan untuk menjaga kebersihan WC / kamar mandi sekolah, guru selalu mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan guru menegur anak yang membuang sampah sembarangan. Akan tetapi terdapat kekurangan peran sekolah dalam hal sanitasi yaitu guru tidak memberikan jadwal piket untuk kamar mandi/wc pada siswa, sehingga siswa tidak memiliki rasa tanggung jawab untuk membersihkan kamar mandi/wc. Berkaitan dengan peran sekolah di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tentang higiene perorangan diketahui sekolah memiliki peran positif dalam melakukan higiene perorangan pada siswa, yang ditunjukkan dari adanya aktivitas guru menyuruh menggunakan shampoo ketika keramas,
9 69 orangtua selalu menyuruh untuk mandi pada pagi dan sore hari, guru selalu mengingatkan untuk keramas dalam seminggu minimal 2 kali, guru memberi contoh cara menyikat gigi yang benar, guru menyuruh saya sikat gigi sebelum tidur, guru mengingatkan untuk membersihkan telinga, orangtua marah jika saya mengorek telinga dengan benda tajam, guru menyuruh anak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan guru menyuruh anak mencuci kaki sebelum tidur.akan tetapi masih terdapat kelemahan peran guru dalam higiene perorangan yaitu guru kurang mengingatkan anak untuk memiliki perlengkap mandi sendiri. Peran guru sebagai pengajar, pendidik dan pelatih memiliki posisi yang strategis untuk menanamkan prinsip-prinsip sanitasi dan higiene perorangan di lingkungan sekolah. Sosialisasi anak sejak dini oleh guru kepada siswa mengenai pesan-pesan yang ada dalam sanitasi dan higiene perorangan melalui semua aktivitas harian di sekolah dikaitkan dengan sanitasi dan higiene perorangan dengan tujuan setiap anak akan terbiasa dengan hal tersebut dan dapat saling mengingatkan antar mereka dan selalu melaksanakan praktik sanitasi dan higiene perorangan. Semakin besar peran guru dan mensosialiasikan pesan sanitasi dan higiene perorangan akan lebih baik dalam mempraktikan sanitasi dan higiene perorangan di sekolah. Praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, siswa telah melaksanakan praktik sanitasi dengan baik. Adapun praktik yang dilakukan siswa antara lain : setelah buang air siswa berupaya untuk selalu menyiramnya dengan air hingga bersih, siswa selalu berusaha menjaga membersihkan WC / kamar mandi sekolah, siswa mengingat teman untuk tidak membuang sampah sembarangan. Akan tetapi praktik sanitasi pada siswa sekolah
10 70 dasar ini masih terdapat kekurangan yaitu keterlibatan siswa dalam membantu membersihan kamar mandi/wc di sekolah masih rendah, masih terdapat banyak siswa yang masihsering buang air kecil di sembarang tempat, serta banyak siswa yang masih sering meninggalkan sampah di dalam kelas. Berkaitan dengan praktik higiene perorangan pada siswa di SD Negeri 2 Pedalangan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang menunjukkan hasil yang positif, yang ditunjukkan dari praktik higiene perorangan yaang dilakukan siswa berupa mandi 2 kali dalam sehari, sekurang-kurangnya keramas 2 kali dalam seminggu, dengan menggunakan shampoo, melakukan sikat gigi dengan benar dan teratur, melakukan sikat gigi sebelum tidur, membersihkan telinga secara teratur, dan tidak menggunakan benda tajam untuk membersikhan telinga. Akan tetapi masih terdapat kelemahan praktik higiene perorangan yaitu kebiasaan mencuci tangan sebelum makan belum dilaksanakan dengan baik, dan masih banyak siswa yang menggunakan peralatan mandi sendiri secara bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Peran sekolah tentang sanitasi dan higiene perorangan memiliki hubungan yang positif dengan praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi peran sekolah tentang sanitasi dan higiene perorangan maka akan semakin baik atau tinggi pula praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar, sebaliknya semakin rendah peran sekolah tentang sanitasi dan higiene perorangan maka akan semakin buruk atau rendah pula praktik sanitasi dan higiene perorangan pada siswa sekolah dasar.
11 71 Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Irwandi, dkk yang mengemukakan adanya peran sekolah dalam menumbuhkembangkan perilaku hidup sehat pada siswa sekolah dasar. (32) Sejalan dengan itu penelitian Triasti juga menyatakan bahwa ada hubungan antara peran guru dengan praktik perilaku hidup bersih dan sehat. (31) Penelitian lain yaitu Perdana mengemukakan adanya hubungan antara antara peran sekolah terhadap perilaku hidup bersih dan sehat siswa sekolah dasar. Ketiga penelitian tersebut menunjukkan hasil yang sejalan dengan penelitian ini. (30)
PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan :
I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan : PEDOMAN WAWANCARA II. Daftar Pertanyaan A. Pengetahuan Ibu 1. Apakah yang dimaksud dengan higiene perseorangan? a.
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu nilai yang sangat berharga dalam kehidupan manusia, dimana kesehatan menjadi modal dasar untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan visi pembagunan Indonesia tahun 2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang sosial kemanusiaan
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT
Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2005) menggunakan model holistik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,
Lebih terperinciPEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menjaga kebersihan diri merupakan salah satu upaya memelihara kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit. Kebersihan diri atau personal hygiene adalah upaya
Lebih terperinciMAKALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN. Disusun Oleh : Nama : Iin Mudrikah.I No : 14 Kelas : 9 E
MAKALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN Disusun Oleh : Nama : Iin Mudrikah.I No : 14 Kelas : 9 E SMP NEGERI 2 SRAGEN 2013/ 2014 i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya
Lebih terperinciA. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Guru GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GURU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PELAKSANAAN PHBS PADA GURU SD NEGERIDI PERKEBUNAN TANAH GAMBUS TAHUN 2015 IDENTITAS
Lebih terperinciNo. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.
Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU PENGHUNI TENTANG PERSONAL HYGIENE, SANITASI DASAR, PERUMAHAN SEHAT SERTA KELUHAN KESEHATAN KULIT DI ASRAMA PUTRI USU MEDAN Keterangan Responden 1. Nama
Lebih terperinciSAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Waktu : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah : Siswa-siswa dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela
Lebih terperinciGambarlah bentuk bak mandi di rumahmu!
Gambarlah bentuk bak mandi di rumahmu! Gambarlah bentuk bak mandi di rumahmu dan tentukan banyak sudut dan banyak sisi dari sisi bak mandi tersebut! Gambar Sisi Bak Mandi Banyak Sisi Bak mandi Banyak Sudut
Lebih terperinciKUESIONER PERILAKU SEHAT PADA KELAS ATAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS GARUDA KECAMATAN TEMPURAN
LAMPIRAN KUESIONER PERILAKU SEHAT PADA KELAS ATAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS GARUDA KECAMATAN TEMPURAN Nama saya :... Kelas :... Jenis Kelamin :... Nama Sekolah :... Jawablah dengan jujur sesuai kebiasaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. Panti Asuhan Harapan Kita bertempat di Desa Huntu Utara, Kabupaten Bone Bolango, yang didirikan pada tanggal 2 Agustus 2003. Panti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Periode ini juga disebut sebagai periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan
Lebih terperinciStudi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009
1 P a g e Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009 I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Lengkap : Kelas:
Lebih terperinciANGKET UJI COBA PENELITIAN. 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :...
69 ANGKET UJI COBA PENELITIAN 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :... 2. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah baik-baik butir pernyataan dan setiap alternatif jawaban! 2. Pilih alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dalam suatu negara yang sangat potensial bagi pembangunan nasional. Maka diperlukan bimbingan serta pembinaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar kehidupan manusia. Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan asing baginya. Dari lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Personal hygiene (kebersihan perorangan) salah satu upaya mengatasi masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal yang sangat penting
Lebih terperinciPEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol.4, No.1, April 2015 66 PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI Riane Wulandari¹, Sudewi Yogha², Rita Patriasih²
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.193, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi. Berbasis Masyarakat. Total. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena Indonesia beriklim tropis. Iklim tersebut yang mempermudah perkembangan bakteri, parasit maupun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan
98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran I No Responden : KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Saat ini saya sedang melakukan penelitian
Lebih terperinciPERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN
Lampiran materi penuluhan PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dengan kesehatan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (LCHB) PENGHUNI RUMAH KOS GRADUATE HOUSE
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (LCHB) PENGHUNI RUMAH KOS GRADUATE HOUSE Siti munawaroh 1), Kusyogo Cahyo 2), Syamsulhuda BM 3) 1 Mahasiswa Peminatan Pendidikan Kesehatan Dan
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri
Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali tidak memdulikan perawatan diri. Hal ini yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan
Lebih terperinciUntuk menjamin makanan aman
Untuk menjamin makanan aman HIGIENE & SANITASI MAKANAN Mencegah kontaminasi makanan oleh mikroba Mencegah perkembangbiakan mikroba Mencegah terjadinya kontaminasi cemaran lain Higiene : upaya untuk memelihara
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN NGARINGAN SD NEGERI 3 BELOR Alamat : Jl. Singosari, Desa Belor, Kec. Ngaringan Kab.
37 PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN NGARINGAN SD NEGERI 3 BELOR Alamat : Jl. Singosari, Desa Belor, Kec. Ngaringan Kab. Grobogan SURAT IJIN PENELITIAN Nomor:.. Yang bertanda tangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, dan spiritual yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Dimana jumlah anak sekolah diperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN IILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1
PROGRAM PEMBELAJARAN IILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam KELAS / SEMESTER : I (Satu) / 1 (satu) Standar
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI
Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN, PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, PELATIHAN
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode survei untuk menggambarkan pengetahuan, sikap, tindakan guru dan siswa kelas V
Lebih terperinciLampiran III : Tabel Frekuensi. Frequency Table. Universitas Sumatera Utara. Infeksi kecacingan STH
Lampiran III : Tabel Frekuensi Frequency Table Infeksi Valid Positif Negatif Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 49 64.5 64.5 64.5 27 35.5 35.5 100.0 76 100.0 100.0 Valid 1 2 Umur Responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciSURAT PENGANTAR RESPONDEN
Lampiran 1 Kepada Yth. Calon Responden Di Tempat SURAT PENGANTAR RESPONDEN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Thoyyib NIM : 11612025 Alamat : Dsn Manggis, Desa Baosan Kidul RT
Lebih terperinciGAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012
Summary GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Afriani Badu. 2012. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Bodgan & Tylor (dalam Moleong, 2010) mengonsepkan prosedur penelitian kualitatif sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit cacing kremi merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis dan tersebar luas di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar dapat melakukan segala
Lebih terperincikotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%.
Aturan Permainan A i r M i n u m & S a n i ta s i kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Kurang lebih 4%. Sumber: http://water.usgs.gov/edu/earthhowmuch.html
Lebih terperinciUlar Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Aturan Permainan & A i r M i n u m S a n i t a s i U l a r Ta n g g a A i r M i n u m & S a n i ta s i Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN
No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan, saat di mana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Masa kanak-kanak
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Program Indonesia Sehat tahun 2015 yang dicanangkan oleh pemerintah mendorong seluruh penduduk Indonesia untuk memiliki status kesehatan yang berkualitas secara sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :
4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Kondisi Demografi Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten
Lebih terperinciKUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT
KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT 1. Nama Responden : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : a) Usia Produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan merupakan suatu keadaan yang terbebas dari kotoran, termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu menjadi polemik yang berkembang,
Lebih terperinciBAB. Kesehatan Lingkungan
BAB 4 Kesehatan Lingkungan Pada Minggu pagi yang cerah, Siti beserta seluruh anggota keluarganya bekerja bakti membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Ibu bertugas menyapu rumah, ayah memotong rumput,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Panti Wredha Salib Putih
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Panti Wredha Salib Putih Panti Wredha Salib Putih dibentuk pada tahun 1959 yang merupakan Panti Wredha Sosial. Panti
Lebih terperinciPOTENSI SANTRI DALAM PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PONDOK PESANTREN
POTENSI SANTRI DALAM PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PONDOK PESANTREN Suharmanto 1), Dewi Nur Sukma Purqoti 2), Harlina Putri Rusiana 3) 1,2,3) STIKES Yarsi Mataram suhar_manto46@yahoo.com
Lebih terperinciMengembangkan Perilaku Sehat Pada Anak Usia 2-4 Tahun SERI BACAAN ORANG TUA
16 SERI BACAAN ORANG TUA Mengembangkan Perilaku Sehat Pada Anak Usia 2-4 Tahun Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian
Lebih terperinciBUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT
BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a.
Lebih terperinciINSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
Lampiran 1 INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Nama Lokasi : Diperiksa Tanggal : Alamat : No. Sasaran Jenis Pemeriksaan 1. Halaman Bersih/tidak ada sampah berserakan Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu misi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti yang rutin
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan
Lebih terperinciMenjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik
1 Hidup Sehat untuk Jadi Anak Hebat Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Kesehatan juga merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya. Dengan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I
Lebih terperinciLampiran 1 KUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE SANTRI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT INFEKSI SKABIES DAN TINJAUAN SANITASI LINGKUNGAN PESANTREN DAREL HIKMAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2011 IDENTITAS
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden :
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden : PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT, POLA ASUH, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN ANAK BALITA DI WILAYAH PROGRAM WARUNG ANAK SEHAT (WAS) KABUPATEN SUKABUMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah
Lebih terperinciSOAL KONSEP LINGKUNGAN
131 SOAL KONSEP LINGKUNGAN 1. Ciri-ciri air yang tidak tercemar adalah a. Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa b. Berkurangnya keberagaman biota perairan c. Banyak biota perairan yang mati d.
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian PERILAKU MASYARAKAT TENTANG BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN PADA DESA YANG DIBERI INTERVENSI DAN TIDAK DIBERI INTERVENSI GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN GUMAI TALANG
Lebih terperinciBertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan
Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Menanam dan merawat pohon Mengelola sampah dengan benar Mulai dari diri sendiri menjaga kebersihan untuk hidup sehat 1 Perubahan Iklim,
Lebih terperinciLAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN
LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi NO. Keperawatan DX Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi 1. Kamis, 10.00 1. Mempertimbangkan S : Klien mengatakan 21 Mei 2015 WIB budaya klien ketika
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan
LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.
Lebih terperinciLampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran
LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam dunia Keperawatan, personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara
Lebih terperinciCARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK
CARA PRODUKSI PANGAN SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Persyaratan Karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperincisekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH 3.1 Program 3.1.1 Perekonomian Permasalahan di bidang ekonomi merupakan permasalahan utama bagi keluarga Pak Ranggia. Untuk menanggulangi permasalahan ini butuh beberapa
Lebih terperinci2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian
ASKEP DPD 2.7 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian 1. Identitas klien Nama : Tn. A Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 35 Tahun tinggal : Status : 2. Riwayat kesehatan RKS :lelah,badan bau,rambut kotor dan pemalas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
Lebih terperinciIRGSC Policy Brief. Menuju Pembangunan Sanitasi yang Berkelanjutan: Pembelajaran dari Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
IRGSC Policy Brief No 013, February 2015 Research and analysis from the Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) www.irgsc.org Menuju Pembangunan Sanitasi yang Berkelanjutan: Pembelajaran
Lebih terperinciCiptakan lingkungan hijau dan bersih! Sehat akan menjadi sahabat kita.
Ciptakan lingkungan hijau dan bersih! Sehat akan menjadi sahabat kita. Perubahan Iklim. Peningkatan suhu bumi secara global memberikan dampak besar pada perubahan iklim, yaitu perubahan pada unsur unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi masa depan suatu bangsa. Pembentukan generasi masa depan bangsa yang kuat, cerdas, kreatif, dan produktif, merupakan tanggungjawab semua
Lebih terperincioleh Udi Sahudi ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN PRIBADI DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS III s.d. VISD NEGERI BONANG 1 KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA oleh Udi Sahudi ABSTRAK Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana orang banyak beraktivitas setiap harinya.pasar merupakan salah satu tempat orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanaman karakter merupakan suatu upaya untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter yang kuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan tercermin dari kualitas lingkungan dan rumah yang dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek berikut: jaringan
Lebih terperinciPROGRAM KEGIATAN SEKOLAHKU SEHAT. SD Unggulan Muhammadiyah Kretek. Mriyan Donotirto Kretek Bantul 55772
PROGRAM KEGIATAN SEKOLAHKU SEHAT SD Unggulan Muhammadiyah Kretek Mriyan Donotirto Kretek Bantul 55772 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan taufik dan
Lebih terperinci