BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :"

Transkripsi

1 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Kondisi Demografi Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ilotidea 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tilote / Kota Gorontalo 3) Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Bolango 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Limboto Wilayah Desa Tabumela dengan luas keseluruhan ± Ha terbagi dalam 5 (lima) Dusun yaitu Dusun Teratai, Dusun Kuntum Mekar, Dusun Mujair, Dusun Kabos, dan Dusun Flamboyan. Secara geografis, wilayah Desa Tabumela terbagi pada 2 kelompok masyarakat besar yang berada di 5 (lima) dusun. Dusun Kuntum Mekar dan Mujair terletak di bagian Utara Desa dan Dusun Teratai, Dusun Kabos, serta Dusun Flamboyan terletak di bagian Selatan Desa. Hubungan transportasi masyarakat di kedua wilayah tersebut hanya melalui jalan Desa Tilote sebab belum tersedianya sarana jalan penghubung masyarakat Dusun Mujair dan Dusun Kabos. Dari data kependudukan, pada tahun 2009 Desa Tabumela memiliki penduduk sejumlah 1967 jiwa. Tapi di akhir tahun 2012 Desa Tabumela mengalami lonjakan jumlah penduduk yakni sekitar 6.96% dengan jumlah total 2104 jiwa. Dusun dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Dusun Flamboyan yakni 575 jiwa, kemudian Dusun Kuntum Mekar sejumlah 506 jiwa, Dusun 50

2 51 Teratai sejumlah 444 jiwa, Dusun Mujair 313 jiwa, dan Dusun dengan jumlah penduduk terkecil adalah Dusun Kabos dengan jumlah penduduk 266 jiwa. b. Keadaan Sosial Jumlah penduduk Desa Tabumela Kecamatan Tilango Tahun 2008 sebesar 1955 jiwa, Tahun 2009 naik sebesar 2.3% sehingga menjadi 1967 jiwa, sedangkan di akhir tahun 2012 berkembang menjadi 2104 jiwa berarti presentasinya naik 6.96%. Bila dilihat dari kepadatan serta persebaran penduduk Desa Tabumela tidak berimbang antara luas dusun dan kepadatan dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Dusun Teratai dengan luas wilayah : 24.5 Ha berpenduduk 444 jiwa 2) Dusun Kuntum Mekar dengan luas wilayah : 14.5 Ha berpenduduk 506 jiwa 3) Dusun Mujair dengan luas wilayah : 9 Ha berpenduduk 313 jiwa 4) Dusun Kabos dengan luas wilayah : 18 Ha berpenduduk 266 jiwa 5) Dusun Flamboyan dengan luas wilayah : 16.5 Ha berpenduduk 575 jiwa Deskripsi Data Responden Dalam bagian ini menjelaskan secara deskriptif mengenai data responden serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jamban meliputi: Tingkat pendidikan, pengetahuan, kepemilikan jamban dan dukungan keluarga. Data ini akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

3 52 a. Data Responden Berdasarkan Umur Perbedaan kondisi individu seperti umur seringkali dapat memberikan perbedaan perilaku dalam memanfaatkan jamban. Umur responden pada saat penelitian yang paling muda berumur 18 tahun sedangkan umur responden yang paling tua berumur 57 tahun. Untuk responden terbanyak rata-rata berumur tahun yaitu sebanyak 144 responden (42.9%), dan rata-rata umur yang paling sedikit berkisar antara tahun yaitu sebanyak 19 responden (5.6%). Berikut ini distribusi frekuensi kelompok umur responden di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo dapat dilihat dengan jelas pada tabel dan diagram berikut : Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur Jumlah (Tahun) n % Jumlah Sumber : Data Primer % Diagram 4.1 Kelompok Umur Responden 5.6% 23.8% %

4 53 b. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin responden di dominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 227 responden (67.6%) sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 109 responden (32.4%). Berikut ini distribusi frekuensi jenis kelamin responden di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo dapat dilihat dengan jelas pada tabel dan diagram berikut : Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Jenis Kelamin n % Perempuan Laki-Laki Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Diagram 4.2 Jenis Kelamin 32.4% 67.6% Perempuan Laki-Laki c. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan responden merupakan salah satu unsur yang penting yang akan turut menentukan tingkat pengetahuan responden. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh berdasarkan ijazah terakhir. Tingkat pendidikan dikategorikan atas pendidikan rendah yaitu meliputi SD/Sederajat, SMP/Sederajat, dan SMA/Sederajat serta

5 54 pendidikan tinggi yaitu Akademik/Perguruan Tinggi. Pendidikan responden dalam penelitian ini di dominasi oleh responden yang berpendidikan tingkat SMP/Sederajat yakni sebanyak 190 responden (56.5%). Sedangkan untuk tingkat akademik/perguruan tinggi, tidak ada satu pun responden. Sehingga diperoleh bahwa seluruh responden yang diteliti yakni sebanyak 336 responden (100%), tingkat pendidikannya rendah. Berikut ini distribusi tingkat pendidikan responden secara jelas dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut : Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Tingkat Pendidikan n % SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Akademik/Perguruan Tinggi - - Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Diagram 4.3 Tingkat Pendidikan 26.8% 16.7% SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat 56.5% Akademik/Perguruan Tinggi d. Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban Kepemilikan jamban merupakan jamban yang dimiliki oleh individu dalam mendukung aktivitas buang air besar sehari-hari. Dari hasil penelitian, responden

6 55 terbanyak yaitu responden yang tidak memiliki jamban yakni sebanyak 209 responden (62.2%) sedangkan responden yang memiliki jamban yaitu sebanyak 127 responden (37.8%). Distribusi kepemilikan jamban responden dapat dilihat dengan jelas pada tabel dan diagram berikut : Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban Jumlah Kepemilikan Jamban n % Memiliki Jamban Tidak Memiliki Jamban Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Diagram 4.4 Kepemilikan Jamban 37.8% 62.2% Memiliki Jamban Tidak memiliki jamban e. Pengetahuan Tentang Pemanfaatan Jamban Pengetahuan merupakan persepsi individu tentang pemanfaatan jamban yang meliputi definisi jamban, manfaat jamban, jamban sehat dan syarat jamban sehat. Dari hasil penelitian di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, diperoleh terdapat 25 responden (7.4%) memiliki pengetahuan kurang tentang pemanfaatan jamban, sedangkan yang memiliki pengetahuan baik terdapat 152

7 56 responden (45.3%). Distribusi pengetahuan responden dapat dilihat dengan jelas pada tabel dan diagram berikut : Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pemanfaatan Jamban Jumlah Pengetahuan n % Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Diagram 4.5 Pengetahuan Responden Tentang Pemanfaatan Jamban 7.4% 45.3% 47.3% Baik Cukup Kurang f. Dukungan Keluarga Dalam Pemanfaatan Jamban Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diberikan keluarga kepada anggota keluarga lainnya dalam pemanfaatkan jamban. Dari hasil penelitian di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo tentang pemanfaatan jamban, diperoleh terdapat sebanyak 45 responden (13.4%) memiliki dukungan keluarga yang kurang dalam pemanfaatan jamban, sedangkan responden yang dukungan keluarganya baik dalam hal pemanfaatan jamban yakni sebanyak 139 responden (41.4%). Berikut ini distribusi dukungan keluarga responden dapat dilihat dengan jelas pada tabel dan diagram berikut :

8 57 Tabel 4.6 Distribusi Dukungan Keluarga Responden Dalam Pemanfaatan Jamban Jumlah Dukungan Keluarga n % Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Diagram 4.6 Dukungan Keluarga Responden Dalam Pemanfaatan Jamban 13.4% 41.4% 45.2% Baik Cukup Kurang g. Pemanfaatan Jamban Pemanfaatan jamban merupakan perilaku individu dalam aktivitas buang air besar yang memanfaatkan fasilitas jamban yang dimiliki. Dari hasil penelitian tentang pemanfaatan jamban di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo diperoleh bahwa terdapat sebanyak 28 responden (8.3%) yang tidak pernah memanfaatkan jamban, 65 responden (19.3%) yang kadang memanfaatkan jamban, sebanyak 184 responden (54.8%) yang sering memanfaatkan jamban, sedangkan yang selalu memanfaatkan jamban hanya sebanyak 59 responden (17.6%). Berikut ini distribusi pemanfaatan jamban responden dapat dilihat dengan jelas pada tabel dan diagram berikut :

9 58 Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Jamban Jumlah Pemanfaatan Jamban n % Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Diagram 4.7 Pemanfaatan Jamban Responden 19.3% 8.3% 17.6% Selalu Sering Kadang 54.8% Tidak Pernah Deskripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Jamban a. Faktor Tingkat Pendidikan Dengan Pemanfaatan Jamban Tabel 4.8 Distribusi Faktor Tingkat Pendidikan Dengan Pemanfaatan Jamban Di Desa Tabumela Kec.Tilango Kab.Gorontalo Pemanfaatan Jamban Pend. Selalu Sering Kadang Tidak Pernah Jumlah n % n % n % n % n % SD SMP SMA PT Total Sumber : Data Primer, 2013

10 59 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang selalu memanfaatkan jamban paling banyak yaitu responden yang tingkat pendidikannya SMA/Sederajat yakni sebanyak 31 responden dari 90 responden atau 34.4%, responden yang sering memanfaatkan jamban paling banyak yaitu responden yang tingkat pendidikannya SMP/Sederajat yakni sebanyak 113 responden dari 190 responden atau 59.5%, responden yang kadang memanfaatkan jamban paling banyak yaitu responden yang tingkat pendidikannya SMP/Sederajat yakni sebanyak 37 responden dari 190 responden atau 19.5%, dan responden yang tidak pernah memanfaatkan jamban paling banyak yaitu responden yang tingkat pendidikannya SD/Sederajat yakni sebanyak 16 responden dari 56 responden atau 28.6%. b. Faktor Kepemilikan Jamban Dengan Pemanfaatan Jamban Tabel 4.9 Distribusi Faktor Kepemilikan Jamban Dengan Pemanfaatan Jamban Di Desa Tabumela Kec.Tilango Kab.Gorontalo Kpmlkan Jamban Memiliki Jamban Tidak Memiliki Jamban Pemanfaatan Jamban Jumlah Selalu Sering Kadang Tidak Pernah n % n % n % n % n % Total Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden yang selalu memanfaatkan jamban yaitu hanya responden yang memiliki jamban yakni sebanyak 59 responden dari 127 responden atau 46.5%, sedangkan sisanya sebanyak 67 responden atau 52.7% masuk dalam kategori sering memanfaatkan jamban dan sebanyak 1 responden atau 0.8% responden yang memiliki jamban, kadang

11 60 memanfaatkan jamban. Untuk responden yang tidak pernah memanfaatkan jamban yaitu hanya responden yang tidak memiliki jamban yakni sebanyak 28 responden dari 209 responden atau 13.4%. c. Faktor Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Jamban Tabel 4.10 Distribusi Faktor Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Jamban Di Desa Tabumela Kec.Tilango Kab.Gorontalo Pemanfaatan Jamban Peng. Selalu Sering Kadang Tidak Pernah Jumlah n % n % n % n % n % Baik Cukup Kurang Total Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden yang selalu memanfaatkan jamban paling banyak yaitu responden yang memiliki pengetahuan baik tentang pemanfaatan jamban yakni sebanyak 58 responden dari 152 responden atau 38.2%, untuk responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang pemanfaatan jamban paling banyak yaitu sering memanfaatkan jamban yakni sebanyak 102 responden dari 159 responden atau 64.2% dan responden yang memiliki pengetahuan kurang paling banyak yaitu tidak pernah memanfaatkan jamban yakni sebanyak 14 responden dari 25 responden atau 56%.

12 61 d. Faktor Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Jamban Tabel 4.11 Distribusi Faktor Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Jamban Di Desa Tabumela Kec.Tilango Kab.Gorontalo Pemanfaatan Jamban Duk. Jumlah Selalu Sering Kadang Tidak Pernah Keluarga n % n % n % n % n % Baik Cukup Kurang Total Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden yang selalu memanfaatkan jamban paling banyak yaitu responden yang memiliki dukungan keluarga baik dalam pemanfaatan jamban yakni sebanyak 58 responden dari 139 responden atau 41.7%, untuk responden yang dukungan keluarganya cukup paling banyak yaitu sering memanfaatkan jamban yakni sebanyak 109 responden dari 152 responden atau 71.7%, dan responden yang memiliki dukungan keluarga kurang dalam pemanfaatan jamban paling banyak yaitu tidak pernah memanfaatkan jamban yakni sebanyak 22 responden dari 45 responden atau 48.9%. 4.2 Pembahasan Pemanfaatan Jamban Hasil penelitian tentang pemanfaatan jamban di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo diperoleh bahwa terdapat sebanyak 28 responden (8.3%) yang tidak pernah memanfaatkan jamban, sebanyak 65 responden (19.3%) yang kadang memanfaatkan jamban, sebanyak 184 responden (54.8%) yang sering memanfaatkan jamban, sedangkan yang selalu

13 62 memanfaatkan jamban hanya sebanyak 59 responden (17.6%). Hal ini terlihat pada tabel 4.7. Jamban atau tempat pembuangan kotoran manusia merupakan suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran serta air untuk membersihkannya. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Pemanfaatan jamban oleh masyarakat belum sesuai dengan harapan, karena masih ada yang buang hajat di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan, misalnya danau, sungai, kebun, ataupun pekarangan rumah. Hal ini karena fasilitas yang kurang terpenuhi dan pengetahuan yang masih kurang, tingkat pendidikan yang sangat rendah serta kurangnya dukungan dari keluarga dalam hal pemanfaatan jamban. Hasil penelitian mengenai pengetahuan responden tentang pemanfaatn jamban diperoleh masih terdapat 25 responden (7.4%) memiliki pengetahuan kurang tentang pemanfaatan jamban. Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui dalam memanfaatkan jamban. Jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang kegunaan jamban maka tindakan untuk memanfaatkan jamban akan berjalan dengan baik. Sebaliknya, apabila seseorang

14 63 tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang arti dan manfaat jamban maka tindakan untuk memanfaatkan jamban tidak akan berjalan dengan baik. Melihat bahwa tingkat pendidikan responden yang sebagian besar adalah lulusan SMP/sederajat (56.5%) atau seluruhnya (100%) masuk dalam kategori tingkat pendidikan rendah maka sesuai dengan pengetahuan responden tentang pemanfaatan jamban yang hampir setengahnya (47.3%) tergolong cukup dan sebanyak 7.4% yang tergolong memiliki pengetahuan kurang tentang pemanfaatan jamban. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Meliono (2007) menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. Faktor lainnya yang mempengaruhi pemanfaatan jamban yaitu dukungan keluarga. Dukungan keluarga dalam pemanfaatan jamban dari hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi paling banyak yaitu responden yang memiliki dukungan keluarga kategori cukup yakni sebanyak 152 responden (45.2%), sedangkan responden yang dukungan keluarganya baik dalam hal pemanfaatan jamban yakni hanya sebanyak 139 responden (41.4%). Hal ini terlihat pada tabel 4.6. Dalam Andarmoyo (2012), keluarga merupakan sistem pendukung yang sangat vital bagi kebutuhan-kebutuhan individu. Tingkat pemahaman dan berfungsinya seorang individu tidak lepas dari andil sebuah keluarga. Keluarga

15 64 harus dilibatkan dengan program pendidikan dan penyuluhan agar mereka mampu mendukung usaha keluarga yang masih buang air besar di sembarang tempat. Bimbingan/penyuluhan dan dorongan secara terus-menerus biasanya diperlukan agar keluarga yang tidak memanfaatkan jamban tersebut mampu melaksanakan rencana yang dapat diterima dan mematuhi peraturan. Brunner dan Suddart (2001), dalam Marliana (2011) mengemukakan bahwa Keluarga selalu dilibatkan dalam program pendidikan sehingga mereka dapat memperingati bahwa buang air besar sembarangan dapat berdampak penyakit-penyakit. Ketika perilaku masyarakat berubah dalam hal buang air besar maka akan ada dampak ke arah yang lebih baik. Merajuk kepada ketentuan organisasi kesehatan dunia (WHO), sanitasi yang aman mampu menurunkan resiko diare hingga 36%. Biaya pengobatan pun akan berkurang, hanya perlu komitmen yang kuat dari masyarakat dan pemerintah untuk harus mendorong upaya peningkatan sanitasi (Mutmainna, 2008). Dalam mengupayakan agar seseorang atau individu memanfaatkan jamban kuncinya terletak pada keberhasilan membuat orang tersebut memahami apa yang menjadi masalah bagi dirinya, keluarganya, dan yang lebih luas lagi yaitu masyarakat. Dan apabila masyarakat telah menyadari masalah yang dihadapinya maka perlu diberikan dukungan dari keluarga dalam memanfaatkan jamban.

16 Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Pemanfatan Jamban a. Tingkat Pendidikan Salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jamban adalah tingkat pendidikan. Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan dibagi atas tingkat pendidikan rendah yakni SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, dan tingkat pendidikan tinggi yaitu akademik ataupun perguruan tinggi. Berdasarkan Tabel 4.3, latar belakang pendidikan responden pada penelitian ini seluruhnya (100%) berada pada tingkat pendidikan rendah sehingga responden lebih sulit untuk memahami informasi yang diterima terutama tentang dampak dari perilaku tidak memanfaatkan jamban. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang selalu memanfaatkan jamban terbanyak yaitu responden yang tingkat pendidikannya SMA/Sederajat yakni sebanyak 31 responden (9.2%) dan responden yang tidak pernah memanfaatkan jamban terbanyak yaitu responden yang tingkat pendidikannya SD/Sederajat yakni sebanyak 16 responden (28.6%). Pendidikan merupakan salah satu unsur yang menjadi pertimbangan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, oleh karena dapat memberikan suatu informasi mengenai tingkat kemampuan dan kompetensi seseorang. Pendidikan berfungsi dalam mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kualitas individu, di dalam proses belajar akan terjadi perubahan kearah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang dalam diri individu. (Notoatmodjo, 2012) Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh seseorang. Tingkat pendidikan merupakan suatu wahana untuk mendasari

17 66 seseorang berperilaku secara ilmiah. Tingkat pendidikan yang rendah akan susah mencerna pesan atau informasi yang disampaikan (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan diperoleh melalui proses belajar yang khusus diselenggarakan dalam waktu tertentu, tempat tertentu dan kurikulum tertentu, namun dapat diperoleh dari bimbingan yang diselenggarakan sewaktu-waktu dengan maksud mempertinggi kemampuan atau keterampilan khusus. Dalam garis besar ada tiga tingkatan pendidikan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan tinggi. Masing-masing tingkat pendidikan tersebut memberikan tingkat pengetahuan tertentu sesuai dengan tingkat pendidikan. Pendidikan tentang memanfaatkan jamban yang baik dan sehat merupakan suatu proses mengubah kepribadian, sikap, dan pengertian tentang jamban yang sehat sehingga tercipta pola kebudayaan dalam menggunakan jamban secara baik dan benar tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Berpedoman pada tujuan pendidikan yang dicapai sebagian besar penduduk, semakin membantu kemudahan pembinaan akan pentingnya memanfaatkan jamban (Dunggio, 2012). Dengan demikian pendidikan pada dasarnya merupakan usaha dan tindakan yang bertujuan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan manusia. Tingkat pendidikan yang cukup merupakan dasar dalam pengembangan daya nalar serta sarana untuk menerima pengetahuan. Kemampuan menerima seseorang akan lebih cepat jika orang tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang cukup. Pengertian tersebut menggambarkan pendidikan bukan hanya mempersiapkan masa depan agar lebih cerah saja, melainkan untuk membantu

18 67 setiap individu mengembangkan faktor psikisnya menuju tingkat kedewasaan. Sejak dini pendidikan harus sudah diberlakukan pada setiap individu agar menjadikan manusia berkualitas dan tidak menimbulkan dapak yang negatif pada dirinya sendiri atau orang lain khususnya. Diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mampu seseorang mengetahui, memahami ataupun menganalisis apa yang disampaikan demikian sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan yang seseorang miliki maka semakin rendah atau tidak tahu pula seseorang tersebut mencerna apa yang menjadi isi pesan dari informasi khususnya dalam hal pemanfaatan jamban. b. Kepemilikan Jamban Tabel 4.9 menunjukkan bahwa responden yang selalu memanfaatkan jamban yaitu hanya responden yang memiliki jamban yakni sebanyak 59 responden dari 127 responden atau 46.5%, sedangkan sisanya sebanyak 67 responden atau 52.7% masuk dalam kategori sering memanfaatkan jamban dan sebanyak 1 responden (0.8%) yang memiliki jamban, kadang memanfaatkan jamban. Untuk responden yang tidak pernah memanfaatkan jamban yaitu hanya responden yang tidak memiliki jamban yakni sebanyak 28 responden dari 209 responden atau 13.4%. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang tidak memiliki jamban tidak pernah memanfaatkan jamban. Hal tersebut bisa berdampak serius terhadap

19 68 sanitasi atau lingkungan disekitarnya menjadi lebih rentang terhadap penyakitpenyakit berbasis lingkungan. Perilaku masyarakat yang tidak mau menggunakan jamban merupakan faktor utama meluasnya penyakit. Perilaku masyarakat yang lebih suka membuang hajat di sembarangan tempat terutama di pekarangan rumah ataupun membuat WC helicopter, membuat mereka enggan membuat jamban di rumah masing-masing. Warga masyarakat memiliki jamban yang masuk dalam kategori kadang memanfaatkan jamban, didapatkan bahwa jamban yang dimilikinya hanya di sediakan untuk orang-orang yang bertamu ke rumahnya. Sebaliknya warga masyarakat yang tidak memiliki jamban tetapi masuk dalam kategori sering memanfaatkan jamban didapatkan bahwa mereka BAB di MCK yang merupakan fasilitas umum. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan jamban diduga menjadi faktor utama yang menyebabkan minimnya kepemilikan jamban di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Masyarakat kurang sadar bahwa buang air besar yang dilakukan bukan di jamban akan berdampak terhadap kesehatan lingkungan. Selain menyebabkan lingkungan kotor, rusak, bau, dan tidak menyenangkan juga akan memudahkan munculnya penyakit-penyakit karena lingkungan yang kotor seperti penyakit diare, kolera disentri, typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan banyak penyakit lainnya (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan Chandra (2007) yang mengemukakan bahwa ketiadaan uang untuk ditabung sehubungan dengan menurunnya

20 69 pendapatan (karena krisis ekonomi), meningkatkan biaya konstruksi (semenjak 1998 sampai saat ini) serta tidak adanya lahan untuk membangun sarana sanitasi lingkungan rumah tangga berpengaruh pada penggunaan jamban maupun pemanfaatan jamban. Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap keluarga. Dengan tersedianya jamban sehat maka akan mengurangi masalah kesehatan yang disebabkan oleh tinja manusia, melindungi keluarga dan juga masyarakat dari ancaman penyakit menular berbasis lingkungan, dimana penyakit berbasis lingkungan tersebut merupakan salah satu penyebab cukup tingginya angka kesakitan dan kematian di Indonesia (DepKes RI, 2004). Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular berbagai macam penyakit. a. Pengetahuan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden yang selalu memanfaatkan jamban paling banyak yaitu responden yang memiliki pengetahuan baik tentang pemanfaatan jamban yakni sebanyak 58 responden dari 152 responden atau 38.2%, untuk responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang pemanfaatan jamban paling banyak yaitu kadang memanfaatkan jamban yakni sebanyak 102 responden dari 159 responden atau 64.2%, dan responden yang memiliki

21 70 pengetahuan kurang paling banyak yaitu tidak pernah memanfaatkan jamban yakni sebanyak 14 responden dari 25 responden atau 56%. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pemanfaatan jamban dapat selalu memanfaatkan jamban dengan baik. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang belum dapat mengetahui secara jelas dan efektif tentang pemanfaatan jamban. Pengetahuan yang baik dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Neydi (2012) yang mengemukakan bahwa apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Serangkaian pengalaman selama proses interaksi dalam lingkungan akan menghasilkan sesuatu pengetahuan bagi orang tersebut (Notoatmodjo, 2003). Jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang kegunaan jamban maka tindakan untuk memanfaatkan jamban akan berjalan dengan baik. Akan

22 71 tetapi apabila seseorang tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang definisi jamban, manfaat jamban, syarat jamban sehat maka tindakan untuk memanfaatkan jamban tidak akan berjalan dengan baik. Sehingga diharapkan responden yang berpengetahuan rendah agar lebih meningkatkan pengetahuaannya melalui penginderaan dalam setiap gerakan tentang pemanfaatan jamban yang baik mulai dari tahu, memahami, mengaplikasikan, menganalisis sehingga dengan demikian pengetahuan responden lebih meningkat dari sebelumnya. Pemerintah setempat sebenarnya telah berusaha melaksanakan programprogram berkaitan dengan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan jamban. Namun kenyataannya, sampai saat ini belum memperlihatkan hasil yang optimal. Kapasitas masyarakat dan sumber daya alam dalam pengelolaan prasarana sanitasi yang dibangun masih cukup rendah untuk mendukung keberlanjutan program yang telah dilaksanakan. Dalam hasil penelitian ini pun terlihat bahwa masih terdapat warga masyarakat yang memiliki pengetahuan kategori baik tetapi berperilaku kadang memanfaatkan jamban dan memiliki pengetahuan yang cukup dalam hal pemanfaatan jamban tetapi tidak pernah memanfaatkan jamban. Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat setempat untuk buang air besar di sembarangan tempat antara lain anggapan bahwa lebih enak buang air besar di kebun/pekarangan rumah, tinja dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, sejak nenek moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan.

23 72 Menurut asumsi peneliti, masih kurangnya pengetahuan ini sebagai imbas dari rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden sehingga pengetahuan responden masih belum memadai mengenai pentingnya jamban dalam menjaga kesehatan pribadi maupun kesehatan lingkungan, responden hanya sekedar tahu tetapi tidak dapat memahami dan menganalisis informasi yang diperoleh. Hal ini terlihat dari pendidikan sebagian besar responden hanya sampai tingkat SMP. Ini diperparah lagi dengan minimnya kepemilikan jamban dan dukungan yang diberikan oleh keluarga sehingga masing-masing anggota keluarga belum menyadari dampak dari tindakan tidak memanfaatkan jamban. b. Dukungan Keluarga Tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden yang selalu memanfaatkan jamban paling banyak yaitu responden yang memiliki dukungan keluarga baik dalam pemanfaatan jamban yakni sebanyak 58 responden dari 139 responden atau 41.7% dan responden yang memiliki dukungan keluarga kurang dalam pemanfaatan jamban paling banyak yaitu tidak pernah memanfaatkan jamban yakni sebanyak 22 responden dari 45 responden atau 48.9%. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik dalam pemanfatan jamban akan selalu memanfaatkan jamban dengan baik, sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga kurang tidak pernah memanfaatkan jamban. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan individu. Keluarga harus dilibatkan dalam program pendidikan dan

24 73 penyuluhan agar mereka mampu mendukung usaha keluarga yang masih buang air besar di sembarang tempat. Bimbingan/penyuluhan dan dorongan secara terus menerus biasanya diperlukan agar keluarga yang belum memanfaatkan tersebut mampu melaksanakan rencana yang dapat diterima dan mematuhi peraturan. Keluarga selalu dilibatkan dalam program pendidikan sehingga mereka dapat memperingati bahwa buang air besar sembarangan dapat berdampak penyakitpenyakit (Andarmoyo, 2012). Menurut asumsi peneliti, masih kurangnya dukungan keluarga ini sebagai imbas dari rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki oleh responden sehingga keluarga responden masih belum maksimal memberikan dukungan mengenai pentingnya jamban dalam menjaga kesehatan pribadi maupun kesehatan lingkungan.

SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013

SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 MEISKE YUSUF NIM : 841 409 067 Program Studi S1 Keperawatan, Jurusan Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, untuk itu setiap negara harus dapat mengurangi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa Tabumela. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran Sanitasi Lingkungan wilayah pesisir danau Limboto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Demografis Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing

Lebih terperinci

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut. 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut. 4.1.1Keadaan Geografis Desa Tunas Jaya yang secara struktural merupakan desa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Leato Utara adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo,

Lebih terperinci

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya( BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia.Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara

Lebih terperinci

Oleh : Suharno ABSTRAK

Oleh : Suharno ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI DENGAN KETERSEDIAAN JAMBAN KELUARGA DI DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suharno ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti memiliki rumah, yang mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga. Kepemilikan jamban bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi (pekerjaan, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian PERILAKU MASYARAKAT TENTANG BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN PADA DESA YANG DIBERI INTERVENSI DAN TIDAK DIBERI INTERVENSI GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN GUMAI TALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah suatu pemahaman yang penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup bersih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun berada di Dataran rendah dan 3 dusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN Setelah melakukan pengambilan data dengan wawancara kepada responden, selanjutnya dilakukan tahapan pengolahan data. Dari data 180 responden yang diwawancara, terdapat 6 responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak azasi manusia, sebagaimana tertuang dalam Pasal 28 H ayat (1) dan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban. 79 Lampiran 1 EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BUNGIN KECAMATAN TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Leni Setyawati

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1.1.1 Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Desa Tualango terbentuk sejak tahun 1908. Asal mula nama Desa Tualango

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data lembar isian dengan judul Pengetahuan Masyarakat Tentang Syarat Rumah Sehat secara

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN JAMBAN SEHAT DI DUSUN II RW. 04 DESA SUKAKARYA KEC. SUKAKARYA KAB. BEKASI TAHUN 2016 Yuli Erlina

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini masih mengahadapi masalah sanitasi dan perilaku untuk hidup bersih dan sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. besar di sungai, pekarangan rumah, atau tempat- tempat yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. besar di sungai, pekarangan rumah, atau tempat- tempat yang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena masyarakat yang berada di daerah pedesaan, terutama yang dilalui sungai masih banyak yang berperilaku tidak sehat dengan buang air besar di sungai, pekarangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi hasil dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan selama dua minggu mulai tanggal 21 Mey sampai dengan 4 Juni 2013,

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. Panti Asuhan Harapan Kita bertempat di Desa Huntu Utara, Kabupaten Bone Bolango, yang didirikan pada tanggal 2 Agustus 2003. Panti

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang 2015 Vol. 5, No. 1

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang 2015 Vol. 5, No. 1 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN JAMBAN SEHAT DI DUSUN II RW. 04 DESA SUKAKARYA KEC. SUKAKARYA KAB. BEKASI TAHUN 2015 Ns. Yuli

Lebih terperinci

Yulisetyaningrum ABSTRAK

Yulisetyaningrum ABSTRAK HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEBIASAAN BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN DI DUKUH KRAJAN DESA KARANGROWO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 Yulisetyaningrum

Lebih terperinci

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 Zulfitri Program S1 Kesehatan Masyarakat U Budiyah Indonesia,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi Desa Merpang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi Desa Merpang 42 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Merpang. Letak Geografis Desa Merpang merupakan daerah perbukitan yang terletak di Kecamatan Runjung Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman melainkan juga turut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Kayubulan Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah memastikan kelestarian lingkungan dan menjadikan slah satu indikatornya adalah terjadinya penurunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Talaga Jaya memiliki 5 desa yang berada diwilayah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Talaga Jaya memiliki 5 desa yang berada diwilayah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografi Puskesmas Talaga Jaya memiliki 5 desa yang berada diwilayah kerjanya yakni Desa Luwoo, Desa Buhu, Desa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Jamban atau tempat pembuangan kotoran adalah suatu bangunan yang. kakus/wc dan memenuhi jamban sehat dan baik.

BAB II KAJIAN TEORITIS. Jamban atau tempat pembuangan kotoran adalah suatu bangunan yang. kakus/wc dan memenuhi jamban sehat dan baik. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Definisi Jamban Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang harus memenuhi sanitasi dasar bagi setiap individu. Pembuangan kotoran yang baik harus dibuang

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan tercermin dari kualitas lingkungan dan rumah yang dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek berikut: jaringan

Lebih terperinci

SUMMARY PENELITIAN. Disusun untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Strata 1. Jurusan Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Gorontalo.

SUMMARY PENELITIAN. Disusun untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Strata 1. Jurusan Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Gorontalo. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN JAMBAN DI DESA MODELOMO KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012 SUMMARY PENELITIAN Disusun untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN ENYAKIT ISA ADA BALITA (Suatu enelitian Di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten ) SISKA RISTY YOLANDA ADAM DJAFAR NIM : 811409020

Lebih terperinci

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Summary GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Afriani Badu. 2012. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene BAB V PEMBAHASAN A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene Perorangan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi melalui panca indera seseorang (penginderaan) terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kasihan II Bantul sekitar km 2, yang meliputi Desa Ngestiharjo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kasihan II Bantul sekitar km 2, yang meliputi Desa Ngestiharjo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Puskesmas Kasihan II Bantul merupakan salah satu dari 26 puskesmas di Kabupaten Bantul. Luas wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul

Lebih terperinci

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamban Jamban keluarga adalah suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerugian akibat water-borne diseaseterjadi pada manusia dan juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Kerugian akibat water-borne diseaseterjadi pada manusia dan juga berdampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Water-borne diseases merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air. Kerugian akibat water-borne

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya 33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Bumi Waras Pada mulanya wilayah Kelurahan Bumi Waras adalah tempat untuk mengkarantina penderita penyakit menular seperti cacar, kolera,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur Propinsi DKI Jakarta yang berusia 15 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan masyarakat Indonesia,baik ditinjau dari segi angka kesakitan maupun angka kematiannya. Angka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Sumba Barat beribukota Waikabubak, mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Kuesioner Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden non sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografi Wilayah kerja Puskesmas Tombulilato berada di wilayah kecamatan Bone Raya, yang wilayahnya terdiri atas 9 desa, yakni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia secara berkelanjutan melakukan pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak manusia yang tertuang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, makanan harus baik, dan aman untuk dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, makanan harus baik, dan aman untuk dikonsumsi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyediaan makanan yang sehat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan derajat kesehatan. Agar dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan berbagai

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA (Studi Kasus Di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo)

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA (Studi Kasus Di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo) PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA (Studi Kasus Di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo) Oleh: LIAN G. OTAYA Lian.otaya@yahoocom Dosen Pendidikan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DUSUN SEMAMBU BUNTING KELURAHAN JAMBI KECIL KECAMATAN MUARO SEBO TAHUN 1 Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan Indonesia sebagai negara termiskin ketiga di dunia. Pertambahan

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Palas Kecamatan Palas terletak di Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Lampung Selatan (Kalianda). Kecamatan Palas merupakan pemekaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indikator perilaku hidup bersih dan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan dilima tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. SD RSS Perumnas Kerasaan Kec. Pematang Bandar Kab. Simalungun.

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. SD RSS Perumnas Kerasaan Kec. Pematang Bandar Kab. Simalungun. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Nama saya adalah Endang S. Siburian/ 111121119, mahasiswa di Program Studi Ilmu Keperawatan Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dilaksanakan di di Desa Leato Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo. Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. akan dilaksanakan di di Desa Leato Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo. Waktu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian tentang studi pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan jamban akan dilaksanakan di di Desa Leato Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Genjahan adalah sebuah desa di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Desa Genjahan memiliki 11

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon responden penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur Responden : a). < 20 tahun b).

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran I No Responden : KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PENGGUNAAN DIAPER PADA ANAK USIA TODDLER (Suatu Penelitian Di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya kesehatan dimasa depan. Salah satu pokok program pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. daya kesehatan dimasa depan. Salah satu pokok program pembangunan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan kesehatan pada dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta memperhatikan ketersediaan sumber daya kesehatan dimasa

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013 Lampiran I Kuesioner Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013 I. KETERANGAN WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Hubungan pendidikan keluarga dengan sanitasi rumah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu dan merupakan dasar individu untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci