ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TAKLANGSUNG EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TIONGKOK AGUNG MURSITO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TAKLANGSUNG EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TIONGKOK AGUNG MURSITO"

Transkripsi

1 ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TAKLANGSUNG EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TIONGKOK AGUNG MURSITO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 205

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Dampak Langsung dan Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 205 Agung Mursito NIM G

4 ABSTRAK AGUNG MURSITO. Analisis Dampak Langsung dan Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok. Dibimbing oleh RETNO BUDIARTI dan HADI SUMARNO. Sejak reformasi ekonomi di Tiongkok dan penerapan kebijakan perdagangan bebas, perdagangan luar negeri dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah mengalami perkembangan yang pesat. Hubungan antara perdagangan luar negeri khususnya ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah menjadi isu penting di kalangan akademisi dan pengamat ekonomi Tiongkok. Penelitian sebelumnya masih memiliki kekurangan, dimana banyak peneliti hanya berfokus pada dampak langsung ekspor dan mengabaikan dampak taklangsung ekspor berupa konsumsi, investasi, dan impor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak keseluruhan ekspor, yaitu dampak langsung dan taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Karya ilmiah ini menggunakan model persamaan simultan berupa dampak langsung ekspor melalui fungsi pendapatan nasional dan dampak taklangsung ekspor melalui fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor. Metode Two Stage Least Square (2-SLS) diterapkan ke dalam model persamaan simultan tersebut untuk menganalisis dampak ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan analisis tersebut dapat dianggap bahwa ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Kata kunci: ekspor, metode two stage least square, model persamaan simultan, pertumbuhan ekonomi ABSTRACT AGUNG MURSITO. The Analysis of Direct and Indirect Impacts of Export to China s Economic Growth. Supervised by RETNO BUDIARTI and HADI SUMARNO. Since the economic reforms in China and the implementation of free trade policy, foreign trade and economic growth of China has experienced rapid development. The relationship between foreign trade, especially exports to China's economic growth has become an important issue among academics and observers of China's economy. Previous researches still have shortcomings, where many researchers only focused on the direct impacts of export and ignores the indirect impacts of export in the form of consumption, investment, and import. The purpose of this study is to determine the overall impacts of export, that was the direct and indirect impacts of export on China s economic growth. This paper exploits a model of simultaneous equations in the form of a direct impact of export through the function of the national income and indirect impact of export through the consumption, investment, and import functions. Two Stage Least Square (2-SLS) method is applied to the simultaneous equation model to analyze the impact between the export variables to economic growth. Based on this analysis it can be considered that the export influences on China s economic growth. Key words: economic growth, export, model of simultaneous equations, two least square method

5 ANALISIS DAMPAK LANGSUNG DAN TAKLANGSUNG EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TIONGKOK Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 205

6

7 Judul Skripsi: Analisis Dampak Langsung dan Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Nama : Agung Mursito NIM : Disetujui oleh Pembimbing I sfifktms Pembimbing II Diketahui oleh.: -. / Dr Toni Bakhtiar, MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus: 2 2 APR 205

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, karunia, dan pertolongan-nya sehingga penulisan karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Terima kasih penulis ucapkan kepada: Ir Retno Budiarti, MS selaku Dosen Pembimbing I dan Dr Ir Hadi Sumarno, MS selaku Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam menyusun karya ilmiah ini, 2 Dra Nur Aliatiningtyas, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik, Dr Ir Endar H. Nugrahani, MS selaku Dosen Penguji, dan seluruh dosen Departemen Matematika FMIPA IPB, 3 ibu, bapak, dan adikku tercinta atas doa, dukungan, kasih sayang, nasihat, dan kepercayaannya, 4 teman-teman Matematika 46, 47, 48, dan 49 atas segala dukungan, bantuan, dan ketulusan hati yang telah diberikan, 5 teman-teman Dramaga Regensi Blok B-8, teman-teman Perwira 6, temanteman Wisma Uganda, Kadep Gumatika 203, Bintang Gumatika, dan Mahagiri atas rasa kekeluargaan yang telah diberikan, 6 Against The Current yang lagu-lagunya selalu mengiringi penulisan karya ilmiah ini, 7 Anime Naruto yang ceritanya selalu menginspirasi penulis, 8 seluruh staf Departemen Matematika serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu atas bantuannya dalam administrasi dan sebagainya. Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, April 205 Agung Mursito

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Istilah Ekonomi 2 Istilah Statistika dan Matematika 3 PEMBAHASAN 7 Analisis Teoritis Hubungan Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi 7 Dampak Langsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok 9 Dampak Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok 2 Identifikasi Model Persamaan Simultan 3 Estimasi Model Persamaan Simultan dengan Metode Two Stage Least Square 4 Perbandingan Nilai Kontribusi Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok 5 SIMPULAN 7 DAFTAR PUSTAKA 8 LAMPIRAN 9 RIWAYAT HIDUP 33 viii viii viii

10 DAFTAR TABEL 3. Hasil regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi, dan investasi 3.2 Hasil identifikasi model persamaan simultan Hasil perbandingan nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok 6 DAFTAR GAMBAR 3. Grafik perhitungan pendapatan nasional Tiongkok (dalam miliar dollar US) 0 DAFTAR LAMPIRAN Data konsumsi, investasi, ekspor, dan impor 9 2 Hasil analisis regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi, dan investasi 9 3 Penjabaran transformasi Koyck untuk fungsi konsumsi 22 4 Proses penjabaran persamaan simultan menjadi bentuk tereduksi 23 5 Data-data mengenai pendapatan nasional, konsumsi, investasi, ekspor, impor, suku bunga, nilai tukar, C t, dan Y t 28 6 Two Stage Least Square Analysis pendapatan nasional, konsumsi, investasi, dan impor 29

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak dimulainya reformasi ekonomi di Tiongkok dan penggunaan kebijakan perdagangan bebas, perdagangan luar negeri di Tiongkok telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada tahun 978, nilai total dari impor dan ekspor setara dengan US $ Pada tahun 200, jumlah ini meningkat menjadi US $ Rata-rata laju pertumbuhan tahunan perdagangan luar negeri Tiongkok mencapai 5 %, 5.5 % lebih tinggi dari laju pertumbuhan PDB tahunan Tiongkok yaitu sebesar 9.5 % di tahun yang sama (Lin dan Li 2003). Data terbaru OECD National Accounts Statistics tahun 204 menunjukkan bahwa pada tahun 2008, nilai PDB Tiongkok sebesar miliar dolar Amerika, menempati tempat kedua setelah Amerika yaitu miliar dolar Amerika sedangkan India miliar dolar Amerika, dan Indonesia miliar dolar Amerika. Menurut Lin dan Li (2003) hubungan antara perdagangan luar negeri dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah menjadi isu penting di kalangan akademisi dan pengamat ekonomi Tiongkok. Sejauh ini, diskusi tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama berfokus pada hubungan antara ekspor dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya. Kategori yang kedua berfokus pada analisis empiris kontribusi perdagangan luar negeri terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Penelitian sebelumnya terkait dengan kontribusi ekspor masih memiliki kekurangan. Banyak peneliti hanya berfokus kepada dampak langsung dari ekspor dan mengabaikan dampak taklangsung yang meliputi konsumsi, investasi, dan impor. Hal tersebut tidak boleh digunakan untuk acuan dalam perumusan kebijakan karena dapat merugikan pertumbuhan ekonomi negara. Akibatnya, para ekonom akan cenderung menekankan permintaan domestik dan mengabaikan pentingnya ekspor. Beberapa teori ekonometrika menjelaskan hubungan antara ekspor dengan pertumbuhan ekonomi. Seperti teori ekonometrika Thirwall yang menganggap ekspor sebagai variabel eksogen yang penting dan dapat secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Lin dan Li 2003). Oleh karena itu, hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi akan dianalisis lebih lanjut. Dampak taklangsung dari ekspor yaitu konsumsi, investasi, dan impor akan diperiksa kembali sehingga menghasilkan dampak keseluruhan ekspor berupa dampak langsung ekspor dan taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Pada karya ilmiah ini, akan dibangun sebuah model persamaan simultan yang mencakup 3 persamaan dampak taklangsung ekspor yaitu fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor dan satu persamaan dampak langsung ekspor yaitu fungsi pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran. Kemudian model persamaan simultan tersebut dianalisis dengan metode Two Stage Least Square (2-SLS). Tahap akhir karya ilmiah ini yaitu menghitung dampak keseluruhan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi dan membandingkan hasilnya dengan dampak langsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi.

12 2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka karya ilmiah ini bertujuan untuk: Menganalisis model persamaan simultan yang mencakup fungsi pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor dengan menggunakan metode Two Stage Least Square. 2 Menggunakan model persamaan simultan yang mencakup fungsi pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor untuk menyelesaikan masalah ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan memperbaiki metode perhitungan sebelumnya yang hanya menggunakan dampak langsung ekspor. 3 Menghitung dampak keseluruhan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan membandingkan hasilnya dengan estimasi dampak langsung ekspor. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan penjelasan istilahistilah yang digunakan dalam karya ilmiah ini. Istilah Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan perkapita dalam periode perhitungan tertentu. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertambahan output (pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan (Putong 200). Pendapatan Nasional Pendapatan nasional adalah salah satu indikator kemampuan dan kualitas sumber daya (alam dan atau manusia) negara. Semakin baik dan berkualitas sumber daya negara maka relatif semakin besar juga pendapatan nasionalnya (Putong 200). Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product - GDP) PDB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh negara dalam periode tertentu yang menjumlahkan semua hasil dari warga negara yang ditambah warga negara asing yang bekerja di negara yang bersangkutan, termasuk juga di dalamnya adalah pendapatan atas aset asing (Putong 200). Produk Nasional Bruto (Gross Nasional Product - GNP) PNB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh negara dalam periode tertentu yang diukur dengan satuan uang. PNB diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu

13 negara tersebut ditambah dengan penduduk negara tersebut yang berada di luar negeri (Putong 200). Konsumsi Konsumsi adalah segala sesuatu yang kita pakai dan gunakan seperti menyantap makanan, mengenakan pakaian, atau pergi ke bioskop, dan juga mengkonsumsi sebagian output perekonomian (Mankiw 2007). Investasi Investasi dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan berguna di masa yang akan datang (Mankiw 2007). Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah sehubungan dengan operasionalnya, seperti membayar gaji PNS, ABRI, dan lain sebagainya (Putong 200). Neraca Pembayaran Neraca pembayaran (Balance of Payment) adalah ikhtisar sistematis dari semua transaksi ekonomi dengan luar negeri selama jangka waktu tertentu yang dinyatakan dengan uang (Putong 200). Perdagangan Luar Negeri Perdagangan luar negeri adalah perdagangan antar negara yang memiliki kesatuan hukum dan kedaulatan yang berbeda dengan kesepakatan tertentu dan memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan diterima secara internasional (Putong 200). Perekonomian Tertutup Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak mengenal hubungan dengan dunia luar dalam arti tidak ada perdagangan ekonomi dengan pihak luar misalnya dalam bentuk ekspor dan impor atau investasi luar negeri (Putong 200). Perekonomian Terbuka Perekonomian terbuka merupakan perekonomian empat sektor dengan perdagangan luar negeri dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu adanya ekspor dan impor (Putong 200). 3 Istilah Statistika dan Matematika Analisis Regresi Analisis regresi merupakan studi ketergantungan satu variabel yaitu variabel tak bebas, pada satu atau lebih variabel lain yaitu variabel yang menjelaskan (explanatory variables), dengan maksud menaksir dan atau meramalkan nilai ratarata hitung (mean) atau rata-rata (populasi) variabel tak bebas, dipandang dari segi

14 4 nilai yang diketahui atau variabel tetap yang menjelaskan (Gujarati 978). Model persamaan regresi sederhana, yaitu: Y = a + bx + ε, (2.) dengan Y, a, b, X, ε masing-masing menunjukkan variabel tak bebas, konstanta, koefisien regresi, variabel bebas, dan nilai residu. Analisis Kolerasi Analisis korelasi adalah analisis yang bertujuan untuk mengukur kuat atau derajat hubungan linear antara dua variabel (Gujarati 978). Model Persamaan Simultan Suatu model dikatakan model persamaan simultan apabila ada hubungan dua arah, antara X dan (beberapa dari) X, yang membuat perbedaaan antara variabel tak bebas dan variabel yang menjelaskan menjadi meragukan. Dalam model seperti itu ada lebih dari satu persamaan, satu untuk variabel tak bebas, atau bersifat endogen atau gabungan, atau bersama. Tidak seperti model persamaan tunggal, model persamaan silmutan tidak menaksir parameter dari satu persamaan tunggal tanpa memperhitungkan informasi yang diberikan oleh persamaan lain dalam sistem. Perhatikan model persamaan berikut: Y t = β 0 + β 2 Y 2t + γ X t + u t, (2.2) Y 2t = β 20 + β 2 Y t + γ 2 X t + u 2t, (2.3) dengan Y t dan Y 2t merupakan variabel yang saling bergantung atau bersifat endogen, X t merupakan variabel yang bersifat eksogen, dan dimana u t dan u 2t unsur gangguan stokastik, variabel Y t dan Y 2t kedua-duanya stokastik (Gujarati 978). Menurut Gujarati (978), variabel-variabel yang masuk dalam model persamaan simultan ada dua jenis: bersifat endogen, yaitu variabel-variabel yang ditetapkan dalam model dan ditetapkan lebih dulu atau predetermined, yaitu variabel-variabel yang nilainya ditetapkan di luar model. Variabel yang ditetapkan lebih dahulu dibagi dalam dua kategori: bersifat eksogen, baik saat ini maupun lag, dan yang bersifat endogen lag. Variabel eksogen saat ini atau X t, eksogen lag atau X (t ), dan endogen lag atau Y (t ) dianggap ditetapkan lebih dahulu. Identifikasi Model Persamaan Simultan Identifikasi model persamaan simultan merupakan taksiran angka dari parameter persamaan struktural yang dapat diperoleh dari koefisien bentuk yang direduksi (reduced form) yang ditaksir. Identifikasi model bertujuan agar persamaan model simultan dapat diestimasi melalui persamaan reduced form. Terdapat 3 kondisi pada identifikasi model persamaan simultan, yaitu persamaan tepat teridentifikasi (exactly identified), persamaan terlalu teridentifikasi (overidentified), dan persamaan tidak teridentifikasi (underidentified). Dikatakan tepat teridentifikasi jika terdapat nilai angka yang unik dari parameter struktural. Dikatakan terlalu teridentifikasi jika terdapat lebih dari satu nilai angka dari parameter struktural. Sedangkan dikatakan tidak teridentifikasi jika tidak terdapat taksiran angka dari parameter persamaan struktural yang diperoleh dari koefisien bentuk yang direduksi yang ditaksir, sehingga tidak dapat dilakukan tahapan

15 selanjutnya yaitu estimasi model persamaan simultan. Salah satu cara dalam proses identifikasi yaitu dengan menggunakan kondisi derajat (order conditions) (Gujarati 978). Kondisi Derajat Suatu model persamaan simultan, agar persamaan dapat diidentifikasi apabila banyaknya variabel yang ditetapkan lebih dahulu yang dikeluarkan dalam persamaan harus tidak kurang dari banyaknya variabel endogen yang dimasukkan atau yang terdapat dalam persamaan kurang satu. Kondisi ini dapat dinyatakan sebagai berikut: K k m. (2.4) Pada persamaan (2.4) jika K k = m, persamaan tersebut exactly identified, namun jika K k > m, persamaan tersebut overidentified dan apabila K k < m, persamaan tersebut under identified. dengan: M banyaknya keseluruhan variabel endogen dalam model m banyaknya variabel endogen dalam suatu persamaan tertentu K banyaknya keseluruhan variabel yang ditetapkan lebih dahulu dalam model k banyaknya variabel yang ditetapkan lebih dulu dalam suatu persamaan tertentu Metode Two Stage Least Square (2-SLS) Metode Two Stage Least Square atau Kuadrat Terkecil Dua Tahap adalah metode yang diterapkan pada suatu persamaan individual dalam sistem tanpa secara langsung memperhitungkan persamaan lain dalam sistem. Metode ini mudah untuk diterapkan karena semua yang diperlukan untuk diketahui hanyalah banyaknya variabel eksogen atau variabel yang ditetapkan lebih dahulu total tanpa mengetahui variabel lain manapun dalam sistem. Ide dasar 2-SLS adalah dengan menggantikan variabel yang menjelaskan endogen yang stokastik dengan suatu kombinasi linear dari variabel yang ditetapkan lebih dahulu dalam model dan menggunakan kombinasi ini sebagai variabel yang menjelaskan sebagai pengganti variabel asli (Gujarati 978). Perhatikan model fungsi pendapatan dan fungsi penawaran uang berikut: Fungsi pendapatan: Fungsi penawaran uang: Y t = β 0 + β Y 2t + γ X t + γ 2 X 2t + u t. (2.5) Y 2t = β 20 + β 2 Y t + u 2t, (2.6) dengan: Y pendapatan Y 2 stock uang X pengeluaran investasi (bersifat eksogen) X 2 belanja pemerintah untuk barang dan jasa (bersifat eksogen) Tahap, yaitu untuk menghilangkan korelasi yang terjadi antara Y dan u 2, mulailah dengan meregresikan Y atas semua variabel yang ditetapkan lebih 5

16 6 dahulu total, bukan hanya yang di dalam persamaan tadi. Untuk kasus sekarang ini, berarti meregresikan Y atas X dan X 2 sebagai berikut: Y t = Π 0 + Π X t + Π 2 X 2t + e t, (2.7) dengan e t adalah residual OLS biasa. Dari persamaan (2.7) didapatkan: Y t = Π 0 + Π X t + Π 2 X 2t, (2.8) dengan Y t adalah taksiran dari nilai rata-rata Y bersyarat atas X. Perhatikan persamaan (2.7) merupakan bentuk tereduksi karena hanya variabel eksogen atau yang ditetapkan lebih dahulu yang nampak pada sisi sebelah kanan. Persamaan (2.7) sekarang dapat dinyatakan sebagai berikut: Y t = Y t + e t, (2.9) yang menunjukkan bahwa Y t terdiri atas Y t yang merupakan kombinasi linear dari X dan X 2 serta kesalahan pengganggu e t. Sehingga sesuai dengan teori OLS, Y t dan e t tak berkorelasi. Tahap 2, fungsi penawaran uang yang terlalu diidentifikasi sekarang dapat ditulis sebagai: Y 2t = β 20 + β 2 Y t + e t + u 2t = β 20 + β 2 Y t + (u 2t + β 2 e t ) = β 20 + β 2 Y t + u t, dengan u t = u 2t + β 2 e t. (2.0) Ide dasar dari metode 2-SLS adalah membebaskan variabel yang menjelaskan Y dari pengaruh gangguan u 2. Hal ini dicapai dengan regresi bentuk yang direduksi Y terhadap semua variabel eksogen dalam sistem persamaan (Tahap ) sehingga didapatkan taksiran Y t dan menggantikan Y t dalam persamaan asli dengan Y t, kemudian menggunakan metode OLS terhadap persamaan regresi yang baru saja terbentuk (Tahap 2). Penaksir yang diperoleh adalah konsisten, yaitu penaksir tersebut mengarah ke nilai sebenarnya. Transformasi Koyck Misalnya diberikan model yang didistribusikan dengan lag tak terbatas: Y t = α + β 0 X t + β X t + β 2 X t u t. (2.) Dengan mengasumsikan bahwa β semuanya mempunyai tanda yang sama, Koyck mengasumsikan bahwa β tadi menurun secara geometris sebagai berikut: β k = β 0 λ k k = 0,,, (2.2) dengan 0 < λ <, λ dikenal sebagai tingkat penurunan, atau peluruhan dari lag yang didistribusikan dan dimana λ dikenal sebagai kecepatan penyesuaian. Dengan mengasumsikan nilai non-negatif untuk λ, Koyck mengesampingkan β dari perubahan tanda, dan mengasumsikan λ <, ia memberikan bobot yang lebih kecil pada β. Lebih jauh lagi, skema Koyck menjamin bahwa jumlah dari β, yang memberikan multiplier jangka panjang, merupakan jumlah yang terbatas, yaitu: k=0 β k = β 0 λ. (2.3)

17 Sebagai hasil dari (2.2), model lag tak terbatas (2.) dapat ditulis sebagai berikut: Y t = α + β 0 X t + β 0 λx t + β 0 λ 2 X t u t. (2.4) Dalam bentuknya seperti itu, model tadi masih tidak mudah untuk ditaksir karena tetap terdapat sejumlah besar parameter untuk ditaksir dan parameter λ masuk dalam model dengan bentuk non-linear derajat tinggi. Bisa dikatakan bahwa metode analisis regresi linear tidak dapat diterapkan untuk model seperti itu. Namun Koyck menemukan suatu solusi untuk permasalahan tersebut. Koyck mengambil bentuk lag dari (2.4) dengan satu periode untuk mendapatkan: Y t = α + β 0 X t + β 0 λx t 2 + β 0 λ 2 X t u t. (2.5) Kemudian mengalikan (2.5) dengan λ untuk memperoleh: λy t = λα + β 0 X t + β 0 λ 2 X t 2 + β 0 λ 3 X t λu t. (2.6) Dengan mengurangkan (2.6) dari (2.), diperoleh: Y t λy t = α λ + β 0 X t + u t λu t (2.7) atau dengan menyusun kembali: dengan v t = u t λu t. Y t = α λ + β 0 X t + λy t + v t, (2.8) Prosedur yang digambarkan tersebut dikenal sebagai transformasi Koyck. Penyederhanaan telah dicapai oleh Koyck dengan membandingkan (2.8) dengan (2.). Jika sebelumnya kita harus menaksir tiga parameter yang tidak ketahui yaitu α, β 0, dan λ. Sekarang multikolinearitas telah dipecahkan dengan menggantikan X t, X t 2,, dengan satu variabel tunggal, yaitu Y t (Gujarati 978). 7 PEMBAHASAN Ide pada karya ilmiah ini mengikuti pemikiran Lin dan Li (2003) bahwa kegiatan perdagangan luar negeri khususnya ekspor dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Analisis Teoritis Hubungan Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi Hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi selalu menjadi isu penting di kalangan ekonom. Perdebatan tentang pertumbuhan ekonomi dan ekspor adalah salah satu cabang dari diskusi tersebut. Secara umum, ada dua pendekatan untuk mengatasi masalah ini. Pendekatan pertama adalah untuk mempelajari kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi melalui analisis sisi penawaran. Pendekatan ini berasal dari teori pertumbuhan ekonomi neo-klasik. Menurut pendekatan ini, sumber utama

18 8 yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi terdiri atas dua faktor, yaitu kenaikan input dan peningkatan efisiensi ekonomi. Pendekatan kedua yaitu untuk mempelajari kontribusi ekspor melalui analisis sisi permintaan ekonomi. Pendekatan dari sisi permintaan ini juga disebut analisis berorientasi permintaan atau analisis Post-Keynesian. Menurut teori Keynesian tradisional, peningkatan ekspor merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan permintaan dan dapat menyebabkan kenaikan output (pendapatan nasional). Kebanyakan peneliti menganggap bahwa kendala utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu dari sisi penawaran, bukan pada sisi permintaan. Artinya, kenaikan dalam faktor input dan peningkatan dalam efisiensi ekonomi dapat merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun pendukung analisis yang berorientasi permintaan tidak setuju dengan pandangan itu. Ketika menganalisis memudarnya proses industri Inggris, Kaldor (972) menyatakan bahwa pandangan tradisional mengenai laju pembangunan industri di Inggris untuk tingkat tabungan dan akumulasi modal serta tingkat kemajuan teknis dikarenakan penemuan dan inovasi ternyata bertentangan dengan yang terjadi di lapangan. Bukti yang lebih baru cenderung untuk menyarankan bahwa faktor pertumbuhan industri Inggris berasal dari kegiatan ekspor. McCombie dan Thirlwall (994, 997, 999) kemudian mengembangkan pandangan ini ke dalam kerangka teori baru yang menganalisis hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Teori ini memiliki karakteristik sebagai berikut: Berbeda seperti biasanya, model Keynesian dapat digunakan untuk menganalisis fenomena jangka panjang seperti pertumbuhan ekonomi, 2 Ekspor adalah komponen otonom permintaan, 3 Peran ekspor dalam model ekonomi terbuka sama pentingnya dengan investasi dalam model ekonomi tertutup, 4 Peran neraca pembayaran sebagai kendala pada pertumbuhan ekonomi itu penting. Menurut Thirlwall (979), jika keseimbangan kendala pembayaran dimasukkan ke dalam model, kesimpulannya adalah: y Bt = + η + ψ p dt p ft e t + x t, (3.) π dengan: y Bt laju pertumbuhan ekonomi di bawah kendala neraca pembayaran pada waktu t x t laju pertumbuhan ekspor di bawah kendala neraca pembayaran pada waktu t p dt harga domestik pada waktu t p ft harga luar negeri pada waktu t e t perubahan nilai tukar pada waktu t η elastisitas harga impor ψ elastisitas harga ekspor π elastisitas pendapatan impor Menurut persamaan (3.) peningkatan ekspor (x t > 0) akan meningkatkan perekonomian ( xt π > 0). Berdasarkan studi empiris, Thirlwall (979) berasumsi bahwa dalam jangka panjang, harga relatif komoditas yang terjual di pasar

19 domestik dan pasar luar negeri tidak banyak berubah jika harga diukur dalam mata uang yang sama. Itu setara dengan asumsi bahwa p dt p ft e t = 0 untuk jangka panjang. Teori ekonometrik Thirlwall dan beberapa teori lainnya dari pendekatan ini biasanya tergantung pada dua model ekonometrik berikut: atau GDP t = α + βx t + μ t (3.2) GDP t = α + βx t + δg t + μ t, 9 (3.3) dengan GDP, x, g masing-masing menunjukkan laju pertumbuhan PDB, ekspor, dan pengeluaran pemerintah. Teori ini jelas menggambarkan esensi teoritis dalam teori Thirlwall yaitu menganggap ekspor sebagai variabel eksogen yang penting dan dapat secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Model teoritis pada karya ilmiah ini mengikuti pendekatan Thirlwall. Perhatian utama pada karya ilmiah ini adalah menganalisis dampak taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi melalui pengaruhnya dalam konsumsi, investasi, dan impor. Dampak Langsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Diberikan persamaan pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran sebagai berikut: Y = C + I + G + X M, (3.4) dengan: Y pendapatan nasional C konsumsi rumah tangga I investasi G pengeluaran pemerintah X ekspor M impor Jika persamaan (3.4) dihubungkan dengan waktu maka persamaan menjadi: Y = C + I + G + X M, (3.5) dengan: Y = dy dt, C = dc dt, I = di dt, G = dg dt, X = dx dt, M = dm dt. Persamaan (3.4) dapat ditulis ulang dalam bentuk sebagai berikut: Y Y = C C C Y + I I I Y + G G G Y + NE NE (3.6) NE Y dengan NE = X M adalah netto export atau ekspor bersih. Y, C, I, G, NE Y C I G NE merupakan laju-laju pertumbuhan pendapatan nasional, konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah. C, I, G, NE merupakan perbandingan dari konsumsi, Y Y Y Y investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih terhadap pendapatan nasional. Jika jumlah setiap komponen tersebut berubah, dampak langsungnya terhadap laju pertumbuhan pendapatan nasional dapat dihitung menggunakan persamaan (3.6), maka dampak langsung dari perubahan ekspor pun dapat diestimasi secara

20 0 langsung. Variabel keempat di sisi kanan persamaan (3.6), yaitu NE NE atau NE Y Y secara khusus menunjukkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan ekspor bersih. Variabel tersebut biasanya dianggap sebagai ukuran dampak pertumbuhan perdagangan luar negeri terhadap tingkat pertumbuhan PDB. Oleh karena itu, variabel NE / Y NE atau mengukur kontribusi proporsional ekspor Y Y Y bersih terhadap tingkat pertumbuhan PDB secara keseluruhan dan biasa disebut sebagai kontribusi perdagangan luar negeri terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Di Tiongkok, G atau pengeluaran pemerintah tidak dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran. Sedangkan C merupakan konsumsi akhir dari konsumsi rumah tangga. Sementara I merupakan investasi dan NE merupakan ekspor bersih. Dengan demikian, persamaan (3.6) dapat ditulis ulang sebagai berikut: Y t Y t = C t C t C t Y t + I t I t I t Y t + NE t NE t NE t Y t, (3.7) dengan Y t = Y t Y t, C t = C t C t, I t = I t I t, NE t = NE t NE t. Sesuai dengan persamaan (3.7), identitas pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran yaitu persamaan (3.4) dapat ditulis kembali sebagai berikut: dengan: Y t pendapatan nasional pada waktu t C t konsumsi akhir rumah tangga pada waktu t I t investasi pada waktu t NE t ekspor bersih pada waktu t Y t = C t + I t + NE t, (3.8) Gambar 3. menunjukkan grafik perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan persamaan (3.8). Data berupa konsumsi, investasi, ekspor, dan impor terdapat di Lampiran. Gambar 3. Grafik perhitungan pendapatan nasional Tiongkok (dalam miliar dollar US) NE Miliar dollar US Tahun Pendapatan Nasional Konsumsi Investasi Ekspor Bersih

21 Gambar 3. menunjukkan bahwa perhitungan kontribusi perdagangan luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi sangat sederhana dan data-data yang disajikan mudah tersedia. Metode yang hanya menggunakan dampak langsung ekspor memiliki keterbatasan yaitu metode tersebut hanya dapat menggambarkan hubungan kuantitatif langsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi, namun tidak dapat menunjukkan pengaruh antara ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi masalah utama yaitu terdapat korelasi antara ekspor dengan konsumsi, investasi, dan impor. Metode regresi dan korelasi sederhana diterapkan dalam proses perhitungan dengan menggunakan suatu software. Hasil analisis terdapat pada Lampiran 2. Tabel 3. Hasil regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi dan investasi Hubungan Regresi Korelasi Ekspor dengan Impor M = X Ekspor secara signifikan berpengaruh terhadap impor. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar dan nilai determinasi sebesar Ekspor dengan Konsumsi C = X Ekspor secara signifikan berpengaruh terhadap konsumsi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar dan nilai determinasi sebesar Ekspor dengan Investasi I = X Ekspor secara signifikan berpengaruh terhadap investasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar dan nilai determinasi sebesar Tabel 3. menunjukkan bahwa Tiongkok memiliki elastisitas impor yang berkaitan dengan ekspor sebesar 0.99, antara konsumsi dengan ekspor sebesar 0.86 dan antara investasi dengan ekspor sebesar Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kenaikan ekspor tidak hanya mempengaruhi impor secara signifikan namun juga memiliki dampak yang besar pada konsumsi dan investasi. Meskipun dampak ekspor terhadap impor yang paling besar, namun variabel lain tidak boleh diabaikan. Metode sebelumnya yang berdasarkan identitas pendapatan nasional hanya memperhitungkan dampak ekspor secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai dasar perhitungan kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun telah kita ketahui adanya keterbatasan metode yang hanya menggunakan dampak ekspor secara langsung dan mengabaikan dampak taklangsung dari ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi melalui perubahan konsekuen dalam konsumsi, investasi, dan impor. Keterbatasan dampak langsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut membuat dampak perdagangan luar negeri dikaji ulang dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, analisis selanjutnya akan berfokus pada hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Dampak taklangsung dari ekspor akan diperiksa kembali sehingga dapat diketahui dampak keseluruhan

22 2 ekspor berupa dampak langsung ekspor dan dampak taklangsung ekspor pada pertumbuhan ekonomi di Tiongkok. Dampak Taklangsung Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Model yang dibangun pada karya ilmiah ini adalah suatu persamaan model simultan dan mencakup 3 persamaan dampak taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu fungsi pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi, dan fungsi impor. Fungsi Konsumsi Diasumsikan bahwa konsumsi ditentukan oleh pendapatan penduduk atau rumah tangga. Fungsi konsumsi diberikan sebagai berikut: Y t p = λy t + λ λ Y t + + λ λ k Y t k + + u t 0 < λ <, (3.9) dengan: p Y t belanja konsumsi penduduk pada waktu t Y t k pendapatan penduduk pada waktu t k λ tingkat penurunan atau peluruhan dari belanja konsumsi λ k kecepatan penyesuaian u t unsur gangguan stokastik pada waktu t dengan menerapkan transformasi Koyck ke persamaan (3.9), sebuah model linier dari fungsi konsumsi dapat diperoleh (untuk proses penjabaran transformasi Koyck terdapat di Lampiran 3), yaitu: C t = α 0 + α Y t + α 2 C t + μ t, (3.0) dengan: C t = Y p t, α 0 = 0, α = λ, Y t = Y t k, α 2 = λ, C t =Y p t, μ t = u t λ U t. Fungsi Investasi Investasi berkaitan erat dengan harapan pengusaha di masa depan. Dalam model ini diasumsikan bahwa investasi bergantung pada suku bunga. Seperti dalam fungsi konsumsi, model linier digunakan untuk mendekati fungsi investasi, yaitu: I t = β 0 + β Y t + β 2 R t + v t, (3.) dengan: I t investasi pada waktu t R t tingkat suku bunga riil pada waktu t unsur gangguan stokastik pada waktu t v t Fungsi Impor Diasumsikan bahwa impor ditentukan oleh pendapatan suatu negara dan nilai tukar mata uang asing. Karena setiap pendapatan nasional suatu negara meningkat, kemungkinan besar impor juga meningkat. Maka dapat dituliskan fungsi impor sebagai berikut (diasumsikan mengambil bentuk linear): M t = γ 0 + γ Y t + γ 2 X t + γ 3 ER t + ω t, (3.2)

23 3 dengan: M t impor pada waktu t ER t nilai tukar riil efektif pada waktu t unsur gangguan stokastik pada waktu t ω t Identifikasi Model Persamaan Simultan Sebelum melakukan estimasi parameter dari suatu model persamaan simultan, terlebih dahulu dilakukan pengidentifikasian setiap persamaan agar persamaan-persamaan dalam model dapat diestimasikan dari variabel-variabel yang diketahui. Identifikasi model pada karya ilmiah ini menggunakan kondisi order (order conditions). Variabel eksogen keseluruhan atau K dari model persamaan simultan di bawah ini ada 4 yaitu ekspor, konsumsi pada waktu t, tingkat suku bunga riil, dan nilai tukar riil efektif. Hasil identifikasi diberikan pada Tabel 3.2. Diberikan suatu model persamaan simultan sebagai berikut: Y t = C t + I t + X t M t, (3.8) C t = α 0 + α Y t + α 2 C t + μ t, (3.0) I t = β 0 + β Y t + β 2 R t + v t, (3.) M t = γ 0 + γ Y t + γ 2 X t + γ 3 ER t + ω t, (3.2) dengan: Y t pendapatan nasional pada waktu t C t konsumsi rumah tangga pada waktu t C t konsumsi rumah tangga pada waktu t I t investasi pada waktu t X t ekspor pada waktu t M t impor pada waktu t R t suku bunga riil pada waktu t ER t nilai tukar riil efektif pada waktu t μ t, v t, ω t unsur gangguan stokastik pada waktu t α i, β i, γ i parameter-parameter Tabel 3.2 Hasil identifikasi model persamaan simultan Fungsi K m K-k m- Identifikasi Pendapatan Nasional Tepat diidentifikasi Konsumsi 2 3 Lebih diidentifikasi Inventasi 2 3 Lebih diidentifikasi Impor Lebih diidentifikasi Tabel 3.2 menunjukkan hasil identifikasi dari model persamaan simultan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa persamaan pendapatan nasional adalah tepat diidentifikasi, sedangkan untuk persamaan konsumsi, investasi, dan impor adalah lebih diidentifikasi. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap persamaan di dalam model persamaan simultan tersebut dapat diidentifikasi sehingga dapat dilakukan tahap selanjutnya yaitu mengestimasi model persamaan simultan tersebut dengan

24 4 menggunakan suatu metode regresi. Untuk kasus ini, maka metode regresi yang digunakan dalam menaksir parameter-parameternya adalah dengan metode Two Stage Least Square karena taksiran yang didapat akan konsisten dan tidak terjadi korelasi antara variabel yang menjelaskan Y t dengan unsur gangguan μ t, v t maupun ω t. Estimasi Model Persamaan Simultan dengan Metode Two Least Square Sumber data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggunakan data time series dari tahun Rincian datanya sebagai berikut: data mengenai konsumsi, investasi, ekspor, dan impor diperoleh dari DGBAS (203). Suku bunga merupakan suku bunga riil pinjaman untuk investasi aktiva tetap dengan satu tahun jatuh tempo diperoleh dari World Bank (204). Nilai tukar adalah nilai tukar riil efektif yang diperoleh dari Central Bank of the Republic of China (204). Proses penjabaran model persamaan simultan menjadi bentuk tereduksi bisa dilihat pada Lampiran 4. Berikut ini adalah hasil bentuk tereduksi (reduced form) dari persamaan struktural di dalam model persamaan simultan: Y t = δ 0 + δ C t + δ 2 R t + δ 3 X t + δ 4 ER t + e yt C t = ξ 0 + ξ C t + ξ 2 R t + ξ 3 X t + ξ 4 ER t + e ct I t = ψ 0 + ψ C t + ψ 2 R t + ψ 3 X t + ψ 4 ER t + e it M t = ζ 0 + ζ C t + ζ 2 R t + ζ 3 X t + ζ 4 ER t + e mt. (3.3) Untuk memudahkan proses perhitungan, di bawah ini adalah tahapantahapan 2-SLS yang langsung diterapkan dalam suatu software. Data-data mengenai pendapatan nasional, investasi, konsumsi, impor, ekspor, suku bunga, dan nilai tukar disajikan di Lampiran 5.. Tahap Pertama Agar Y t tidak berkorelasi dengan μ t, mula-mula meregresikan Y t terhadap semua variabel eksogen dalam seluruh model, tidak hanya dalam persamaan itu. Dalam hal ini meregresikan Y t terhadap variabel-variabel yang sudah ditentukan yaitu C t, X t, R t dan ER t. Hasil output untuk pendapatan nasional sebagai berikut (untuk analisis selengkapnya disajikan pada Lampiran 6): Y t = C t R t X t ER t. (3.4) 2. Tahap Kedua Estimasikan konsumsi dengan meregresikan C t bukan pada pendapatan asal Y t tetapi terhadap Y t yang telah diestimasikan dalam tahap pertama, kemudian juga meregresikan I t dan M t terhadap Y t. Sehingga diperoleh hasil output untuk konsumsi, investasi dan impor sebagai berikut: C t = Y t, (3.5) I t = Y t, (3.6)

25 5 M t = Y t. (3.7) Persamaan pendapatan nasional dalam model tersebut memiliki R 2 atau nilai determinan sebesar Besaran ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibangun mampu menjelaskan total keragaman variabel respon sebesar 98.4 % sedangkan sekitar.6 % sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Persamaan konsumsi dalam modelnya memiliki R 2 atau nilai determinan sebesar Besaran ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibangun mampu menjelaskan total keragaman variabel respon sebesar 98.7 % sedangkan sekitar.3 % sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Sementara itu persamaan investasi dalam modelnya memiliki R 2 atau nilai determinan sebesar Besaran ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibangun mampu menjelaskan total keragaman variabel respon sebesar 96.4 % sedangkan sekitar 3.6 % sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Untuk persamaan impor dalam persamaan modelnya memiliki R 2 atau nilai determinan sebesar Besaran ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibangun mampu menjelaskan total keragaman variabel respon sebesar 86.2 % sedangkan sekitar 3.8 % sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Secara statistik, model regresi dari masing-masing fungsi tersebut signifikan ditunjukkan dengan nilai signifikan Untuk fungsi pendapatan nasional, C t tidak signifikan mempengaruhi pendapatan nasional ditunjukkan dengan nilai signifikan Selain itu R t signifikan mempengaruhi pendapatan nasional ditunjukkan dengan nilai signifikan Selain itu nilai ER t berpengaruh secara signifikan dengan nilai signifikan sebesar Sementara itu X t atau ekspor secara signifikan mempengaruhi pendapatan nasional ditunjukkan dengan nilai signifikan Untuk itu, bisa dianggap bahwa ekspor sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di Tiongkok. Perbandingan Nilai Kontribusi Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Tiongkok Nilai kontribusi peningkatan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi dengan melihat dampak langsung dapat diperoleh dari persamaan pendapatan nasional dengan NE t NE t atau NE t. Definisi baru yaitu kontribusi ekspor keseluruhan NE t Y t Y t terhadap pertumbuhan ekonomi meliputi kontribusi langsung ke pertumbuhan ekonomi ditambah kontribusi taklangsung melalui perubahan konsekuen pada konsumsi dan investasi, yaitu dc dx + di dx X t + NE t Y t. Sehingga perbandingan nilai kontribusi ekspor antara kontribusi ekspor keseluruhan dengan kontribusi ekspor langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok disajikan pada Tabel 3.3.

26 6 Tabel 3.3 Hasil perbandingan nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok No Tahun (t) Ekspor ( X t ) Pendapatan Nasional (Y t ) Kontribusi Ekspor Langsung Kontribusi Ekspor Keseluruhan Berdasarkan hasil dari Tabel 3.3 di atas dapat dilihat perbedaan hasil antara kontribusi ekspor secara langsung dengan kontribusi ekspor secara keseluruhan. Ketika dampak langsung dan dampak taklangsung dimasukkan ke dalam perhitungan kontribusi ekspor secara keseluruhan menunjukkan bahwa secara umum dan dalam kondisi yang wajar, kontribusi perdagangan luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi lebih besar jika dibandingkan dengan metode sebelumnya yang hanya berfokus pada dampak langsung ekspor. Secara umum, rata-rata nilai perbandingan dari Tabel 3.3 bisa dikatakan bahwa kontribusi ekspor secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi lebih baik hasilnya jika dibandingkan dengan hasil kontribusi ekspor secara langsung. Misalnya saja pada tahun 99, untuk kontribusi ekspor secara keseluruhan memiliki nilai sebesar 0.4 sedangkan kontribusi ekspor secara langsung hanya sebesar Kemudian pada tahun 2003, kontribusi ekspor secara keseluruhan memiliki nilai sebesar 0.7 sedangkan kontribusi ekspor secara langsung hanya memiliki nilai sebesar Namun beberapa tahun nilai kontribusi ekspor secara keseluruhan memiliki nilai yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai kontribusi ekspor secara langsung. Hal ini termasuk kasus khusus, misalnya saja pada tahun 998 dan tahun 202. Nilai kontribusi ekspor secara keseluruhan pada tahun 998 sebesar 0.07, sedangkan nilai kontribusi ekspor secara langsung sebesar Kemudian pada tahun 202, nilai kontribusi ekspor secara keseluruhan sebesar 0.063, sedangkan nilai kontribusi ekspor secara langsung sebesar Hal itu bisa terjadi karena nilai X t pada tahun-tahun tersebut bernilai negatif, akibatnya berdasarkan rumus perhitungan kontribusi ekspor keseluruhan membuat kontribusi ekspor taklangsung bernilai negatif. Hal ini sejalan dengan hasil

27 pengurangan antara nilai kontribusi ekspor keseluruhan dengan nilai kontribusi ekspor langsung pada tahun 998 dan juga tahun 202 yang bernilai negatif. Dampak dari hasil kontribusi taklangsung yang bernilai negatif sebagai akibat dari nilai X t yang negatif, dapat mempengaruhi nilai kontribusi ekspor secara keseluruhan. Sehingga mengakibatkan hasil kontribusi ekspor keseluruhan lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil kontribusi ekspor langsung. Karena pada tahun 998 itu pula kondisi di Tiongkok sedang mengalami krisis ekonomi dan pada tahun 202 itu pula terjadinya perlambatan ekonomi global dikarenakan inflasi. Dari Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa ketika dalam kondisi ekonomi yang wajar, ekspor semakin meningkat maka kontribusi ekspor secara keseluruhan juga meningkat dan semakin meningkat pula pertumbuhan ekonomi. Rataan kontribusi ekspor secara keseluruhan sebesar Artinya, setiap ekspor meningkat sebesar % akan mengakibatkan kenaikan dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 9 %. Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan ekspor adalah sangat penting bagi perekonomian Tiongkok. 7 SIMPULAN Metode Two Stage Least Square (2-SLS) digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi melalui fungsi pendapatan nasional. Metode ini digunakan untuk mengestimasi model persamaan simultan yang mencakup fungsi pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran, fungsi konsumsi, fungsi investasi dan fungsi impor. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekspor dapat dianggap berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Analisis model yang hanya menggunakan dampak langsung ekspor terhadap pertumbuhan PBD tidak dapat membedakan peran yang signifikan diantara ekspor dengan pertumbuhan ekonomi. Model tersebut hanya mampu menggambarkan perhitungan pertumbuhan ekonomi secara kuantitatif dan tidak bisa memperhitungkan pengaruh ekspor dan cenderung mengabaikan kontribusi perdagangan luar negeri berupa ekspor. Kemudian dilakukan perbaikan metode dengan menggunakan model persamaan simultan yang memasukkan dampak langsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu melalui pendapatan nasional dan memasukkan pula dampak taklangsung ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu melalui pengaruhnya dalam konsumsi, investasi dan impor. Ketika dampak taklangsung tersebut dimasukkan ke dalam metode yang diperbaiki, maka bisa dianggap bahwa ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Tiongkok. Saat kondisi ekonomi yang wajar, nilai kontribusi ekspor secara keseluruhan lebih baik jika dibandingkan dengan kontribusi ekspor secara langsung. Hal ini terjadi karena tidak mengabaikan dampak ekspor taklangsung dan memasukkannya ke dalam model. Rataan kontribusi ekspor secara keseluruhan sebesar Artinya, setiap ekspor meningkat sebesar % akan mengakibatkan kenaikan dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 9 %. Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan ekspor adalah sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi di Tiongkok.

28 8 DAFTAR PUSTAKA [CBC] Central Bank of the Republic of China Foreign Exchange Regime. [Internet]. [diunduh 204 November 9]. Tersedia pada: http// tw/content.asp?cuitem=879. [DGBAS] Directorate-General of Budget, Accounting and Statistics, Executive Yuan, Republic of China Statistical Yearbook of The Republic of China 202. Statistical Yearbook of The Republic of China [internet]. [diunduh 204 September 29]. Tersedia pada: doi:ha463/c44s. Gujarati D Ekonometrika Dasar. Ed ke-. Sumarno Z, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Basic Econometrics. Kaldor N Capitalism and Industrial Development: Some Lessons from Britain s Experience. Di dalam: Kaldor N editor. Further essays on applied economics. London (GB): Holmes & Meler Publishers. Lin JY, Li Y Export and Economic Growth in China: A Demand-Oriented Analysis. China Economic Quarterly Mankiw NG Makroekonomi. Liza F, Nurmawan I, penerjemah; Hardani W, Barnadi D, Saat S, editor. Jakarta (ID): Gelora Aksara Pratama. Terjemahan dari: Macroeconomics. Ed ke-6. McCombie J, Thirlwall AP Economic Growth and the Balance of Payments constraint. London (GB): St. Martins. McCombie J, Thirlwall AP The Dynamic Harrod Foreign Trade Multiplier and the Demand Oriented Approach to Economic Growth: an evaluation. International Journal of Applied Economics. (): McCombie J, Thirlwall AP Growth in an International Context: a Post Keynesian View. In: Deprez J, Harvey J. Foundations of International Economics: Post Keynesian Perspectives. London, Routledge. Putong I Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta (ID): Mitra Wacana Media. Thirlwall AP The balance of payment constraint as an explanation of international growth rate difference. Banca Nazionale del Lavoro Quarterly Review. [WB] World Bank Real Interest Rate. [Internet]. [diunduh 204 November 9].Tersedia pada: es?display=default.

29 9 Lampiran Data konsumsi, investasi, ekspor, dan impor Dalam Milliar Dolar US Tahun Konsumsi Investasi Ekspor Impor Sumber: DGBAS (203) Lampiran 2 Hasil analisis regresi dan korelasi ekspor dengan impor, konsumsi, dan investasi. Hasil Regresi Ekspor-Impor: M = X. Dikarenakan nilai signifikan ekspor (< 0.05) menandakan ekspor berpengaruh terhadap impor. Kemudian R 2 atau nilai determinasi sebesar menandakan bahwa 99.5% impor dipengaruhi oleh ekspor. Hasil Software: Tabel Variabel Masukan dan Keluaran b Variabel Variabel Model Masukan Keluaran Ekspor a. a Semua variabel masukan yang diminta b Variabel terikat: Impor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB),

Lebih terperinci

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Oleh: Ainul Fatwa Khoiruroh (1310100096) Pembimbing: Dr. Setiawan, M.S. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 ISSN: 2303-1751 Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 e-jurnal Matematika, Vol. 1, No. 1, Agustus 2012, 99-102 ISSN: 2303-1751 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PDB INDONESIA DENGAN PERSAMAAN SIMULTAN 2SLS NI MADE

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 52-58 PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB Soemartini Statistika FMIPA UNPAD Email: tine_soemartini@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan statistik sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan yang lebih baik telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Setiap orang, baik sadar maupun

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI

ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI Oleh : IPA ROMIKA J2E004230 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Model Persamaan Simultan

Model Persamaan Simultan Model Persamaan Simultan Dalam peristiwa ekonomi seringkali ditemukan bahwa beberapa variabel saling mempengaruhi. Contoh : Pendapatan akan mempengaruhi konsumsi, artinya jika pendapatan naik maka diharapkan

Lebih terperinci

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan 1 Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Ainul Fatwa Khoiruroh, Setiawan Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL SKRIPSI Disusun oleh : Wilis Ardiana Pradana J2E 009 006 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE KUADRAT TERKECIL DUA TAHAP SKRIPSI ANDRIAN SURYA

PENAKSIRAN PARAMETER PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE KUADRAT TERKECIL DUA TAHAP SKRIPSI ANDRIAN SURYA PENAKSIRAN PARAMETER PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE KUADRAT TERKECIL DUA TAHAP SKRIPSI ANDRIAN SURYA 070823019 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND

ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND ISBN : 9786023610020 ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND Arya Fendha Ibnu Shina 1, Setiawan 2 Mahasiswa Jurusan Statistika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel

BAB I PENDAHULUAN. Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel ekonomi tidak hanya bersifat satu arah namun bersifat saling mempengaruhi. Dalam bahasa ekonometrika

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE

ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE 1981-2011 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)

BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) 3.1 Model Persamaan Simultan Model persamaan simultan adalah suatu model yang memiliki lebih dari satu persamaan yang saling terkait. Dalam model

Lebih terperinci

BAB III CONTOH KASUS. Pada bab ini akan dibahas penerapan metode robust dengan penaksir M

BAB III CONTOH KASUS. Pada bab ini akan dibahas penerapan metode robust dengan penaksir M BAB III CONTOH KASUS Pada bab ini akan dibahas penerapan metode robust dengan penaksir M dan penaksir LTS. Berikut ini akan disajikan aplikasinya pada data yang akan diolah menggunakan program paket pengolah

Lebih terperinci

DAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR

DAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR DAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR HERNY KARTIKA WATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

31 Universitas Indonesia

31 Universitas Indonesia BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah memperhatikan karakteristik permintaan kedelai di Indonesia pada bab terdahulu maka sekarang tiba saatnya untuk memodelkan faktor faktor yang mempengaruhi permintaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun 2011. Data time series merupakan data

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG 1 ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS Oleh Baida Soraya 117039030/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA. Nursiah Chalid

PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA. Nursiah Chalid PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA Nursiah Chalid Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 221-227 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE ) PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE 1998.1 2014) THE DETERMINATION OF FOREIGN EXCHANGE RUPIAH TO US DOLLAR IN INDONESIAN FOREX MARKET

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OBLIGASI KORPORASI DI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OBLIGASI KORPORASI DI INDONESIA Fakultas Ekonomi Medan ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OBLIGASI KORPORASI DI INDONESIA Skripsi Diajukan Oleh : Jekson Hutapea 040501084 Ekonomi Pembangunan Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP BAB I PENDAHULUAN Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH ( )

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH ( ) PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH (1988-2012) SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN UNTUK MENCAPAI

Lebih terperinci

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-200 Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Ainul Fatwa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI ANTARA METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI ANTARA METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI ANTARA METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT PADA ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH oleh KARINA PUTRIANI M0110047

Lebih terperinci

PEMODELAN VEKTOR AUTOREGRESIF X TERHADAP VARIABEL MAKROEKONOMI DI INDONESIA

PEMODELAN VEKTOR AUTOREGRESIF X TERHADAP VARIABEL MAKROEKONOMI DI INDONESIA PEMODELAN VEKTOR AUTOREGRESIF X TERHADAP VARIABEL MAKROEKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI Disusun Oleh : Nama : Bony Yudhistira Nugraha NIM : J2E 004 216 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT OLEH ERIKA H14104023 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya

Lebih terperinci

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE 2008 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG

SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG 080501067 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan Pentingnya tabungan bagi masyarakat selain sebagai dana cadangan untuk pengeluaran yang tidak terduga juga merupakan akumulasi modal dan kekayaan yang bisa dipergunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER PADA MODEL SIMULTAN. Oleh: M. Rondhi, Ph.D

PENDUGAAN PARAMETER PADA MODEL SIMULTAN. Oleh: M. Rondhi, Ph.D PENDUGAAN PARAMETER PADA MODEL SIMULTAN Oleh: M. Rondhi, Ph.D Standar Kompetensi Kompetensi dasar Metode Pembelajaran : Mahasiswa dapat menganalisis model simultan : 1. Mahasiswa menjelaskan contoh perekonomian

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 4 Desember 2013 PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN RIAU. Nursiah Chalid

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 4 Desember 2013 PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN RIAU. Nursiah Chalid PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN RIAU Nursiah Chalid Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan Ekonomi Indonesia didominasi sektor pertanian dan perkebunan yang lebih dikenal dengan istilah negara agraris. Sejak dari proklamasi kemerdekaan, hingga dikeluarkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, PRODUK DOMESTIK BRUTO, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERKEMBANGAN REKSA DANA DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, PRODUK DOMESTIK BRUTO, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERKEMBANGAN REKSA DANA DI INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA, PRODUK DOMESTIK BRUTO, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERKEMBANGAN REKSA DANA DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan BAB IV STUDI KASUS 4.1 Indeks Harga Konsumen Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang. Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ADITYA HADIWIJOYO.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA DENGAN PERSAMAAN SIMULTAN TWO STAGE LEAST SQUARES (2SLS)

TUGAS AKHIR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA DENGAN PERSAMAAN SIMULTAN TWO STAGE LEAST SQUARES (2SLS) TUGAS AKHIR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA DENGAN PERSAMAAN SIMULTAN TWO STAGE LEAST SQUARES (2SLS) KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI OLEH NI MADE SRI KUSUMAWARDHANI 0808405004

Lebih terperinci

ANALISA PERSAMAAN SIMULTAN

ANALISA PERSAMAAN SIMULTAN ANALISA PERSAMAAN SIMULTAN 1. PEMBUATAN MODEL Persamaan simultan merupakan persamaan yang terdiri dari lebih dari satu persamaan, dimana salah satunya merupakann persamaan identitas, sedangkan persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013)

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013) PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013) Putri Sri Kasinta Purba Suhadak Raden Rustam Hidayat Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL MAHIR RANGKUTI A

PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL MAHIR RANGKUTI A PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL MAHIR RANGKUTI A14104585 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

MODEL PERDAGANGAN ANTARNEGARA BERDASARKAN AKUMULASI MODAL D A Y A T

MODEL PERDAGANGAN ANTARNEGARA BERDASARKAN AKUMULASI MODAL D A Y A T MODEL PERDAGANGAN ANTARNEGARA BERDASARKAN AKUMULASI MODAL D A Y A T SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT Nurhuda. N, Sri Ulfa Sentosa, Idris Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA OLEH M. FAJRI FIRMAWAN H14104120 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA ANALISIS HUBUNGAN KEMISKIAN DAN PDRB

MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA ANALISIS HUBUNGAN KEMISKIAN DAN PDRB MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA ANALISIS HUBUNGAN KEMISKIAN DAN PDRB Rokhana Dwi Bekti; David; Gita N; Priscillia; Serlyana Mathematics and Statistics Department, School of Computer Science, Binus University

Lebih terperinci

PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) SKRIPSI Disusun Oleh : Fitrian Fariz Ichsandi 24010210141024 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai negara small open economy yang menganut sistem devisa bebas dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap serangan krisis

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA LIRA MAI LENA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2 0 0 7 ABSTRAK Lira Mai Lena. Dampak Kebijakan Moneter terhadap Kinerja Sektor

Lebih terperinci

ANALISIS IMPOR KENDARAAN BERMOTOR DARI JEPANG KE INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS IMPOR KENDARAAN BERMOTOR DARI JEPANG KE INDONESIA SKRIPSI ANALISIS IMPOR KENDARAAN BERMOTOR DARI JEPANG KE INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu ekonomi Oleh : REYSAN KHARISMADA 0611010065

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : S - 10 APLIKASI METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML) PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN (Studi Kasus : Data Stok Uang, PDRB, dan Konsumsi Rumah Tangga Di DIY) Eka Septiana 1, Retno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Sub-Sahara Afrika dalam kurang lebih dua dekade kebelakang berada pada angka rata-rata 5% pertahunnya, dimana secara keseluruhan telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan nilai GDP (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa melihat apakah kenaikan tersebut

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Berbagai model pertumbuhan ekonomi telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi. Teori pertumbuhan yang dikembangkan dimaksudkan

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA oleh SEPTIVA ALIA RAHMANI NIM M0112080 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Ekonometrika. 1.2 Ekonometrika Merupakan Suatu Ilmu

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Ekonometrika. 1.2 Ekonometrika Merupakan Suatu Ilmu 1.1 Pengertian Ekonometrika BAB I. PENDAHULUAN Apakah ekonometrika itu?. Ekonometrika berarti pengukuran masalah ekonomi (economic measurement) secara kuantitatif. Walaupun pengukuran merupakan bagian

Lebih terperinci

ANALISIS INTERAKSI FISKAL DAN MONETER TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TESIS. Oleh UMI KHALSUM /EP

ANALISIS INTERAKSI FISKAL DAN MONETER TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TESIS. Oleh UMI KHALSUM /EP 1 ANALISIS INTERAKSI FISKAL DAN MONETER TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TESIS Oleh UMI KHALSUM 087018036/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun 2001 2016 1 Raisa Awalliatu Rahmah, 2 Dr. Ima Amaliah SE., M.Si, 3 Meidy

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI RIAU TESIS. Oleh: VENESHA JOHAR /EP

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI RIAU TESIS. Oleh: VENESHA JOHAR /EP ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI RIAU TESIS Oleh: VENESHA JOHAR 127018013/EP MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA LIRA MAI LENA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2 0 0 7 ABSTRAK Lira Mai Lena. Dampak Kebijakan Moneter terhadap Kinerja Sektor

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H14102059 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: internal and international migration, labor market, Indonesian economy

ABSTRACT. Keywords: internal and international migration, labor market, Indonesian economy ABSTRACT SAFRIDA. The Impact of Migration Policy on Labor Market and Indonesian Economy (BONAR M. SINAGA as Chairman, HERMANTO SIREGAR and HARIANTO as Members of the Advisory Committee) The problem of

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA

ANALISIS INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA ANALISIS INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA Maya Malisa 1 *, Fakhruddin 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, e-mail: mayamalisa94@gmail.com 2) Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siti Nurhayati Basuki, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siti Nurhayati Basuki, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonometrika merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang menggunakan alat analisis matematika dan statistika dalam menganalisis masalah ekonomi secara kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dalam bidang ekonomi, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka membawa suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO, KURS DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ( PDB ) TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH ( NAB ) REKSA DANA DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO, KURS DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ( PDB ) TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH ( NAB ) REKSA DANA DI INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO, KURS DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO ( PDB ) TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH ( NAB ) REKSA DANA DI INDONESIA SKRIPSI

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI DAMPAK PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT DI SUMATERA BARAT SELAMA PERIODE 1993-2008 Oleh : GLIANTIKA 07 951 022 Mahasiswa Program Strata

Lebih terperinci