BAB IV ANALISIS KINERJA PENGENDALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS KINERJA PENGENDALI"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS KINERJA PENGENDALI Pada tahap ini akan diperlihatkan kinerja kinerja PML menggunakan simulasi[1] dan realisasi pada plant sesungguhnya yaitu manipulator. Pada tahap simulasi akan diperlihatkan kinerja optimisasi algoritma genetika dan metoda konvesional (uji coba) yang diterapkan pada plant robot manipulator 2-DOF, kinerja PML terhadap gangguan yang terjadi pada sistem, serta pengaruh fungsi atan dalam menggantikan fungsi sign pada masukan kendali naturan (u n ) terhadap kinerja PML. IV.1 Simulasi[1] Sebelum masuk pada tahap implementasi ke sebuah perangkat keras, diperlukan sebuah simulasi untuk melihat karakteristik keluaran dari keseluruhan sistem, dan memperbaikinya jika terdapat kekurangan. Untuk keperluan simulasi, penulis menggunakan perangkat lunak MATLAB 6.5. Simulasi yang dibuat adalah memperlihatkan penggunaan metoda konvensional, optimisasi algorima genetika, pengaruh gangguan pada sistem dan pengaruh fungsi atan pada PML. Pada simulasi ini, diambil nilai awal nol untuk keempat status, dan masukan yang diberikan merupakan fungsi tangga satuan. Agar dapat membandingkan secara proporsional semua jenis pengendali, maka dipilih settling time (t s ), galat keadaan tunak (e ss ) dari status. Indikator kinerja dianggap baik jika tanggapan sistem memiliki spesifikasi settling time (t s ) 1s; Toleransi yang diberikan untuk kondisi settling time adalah sekitar 1%. IV.1.1 Metoda Konvesional Pada metoda ini, pemilihan penguat pensakaran dan konstanta permukaan luncur dilakukan dengan uji coba. Penguat pensaklaran dan konstanta permukaan luncur yang dipilih adalah: k=2, S 1 =3 dan S 2 =3 dan nilai acuan adalah 9 O. Tanggapan sistem yang diperoleh seperti yang terlihat pada Gambar IV.1. 45

2 Joint 1(derajat) aktual referensi time (secon) 1 Joint 2 (derajat) 5 aktual referensi time (secon) Gambar IV.1a. Tanggapan posisi terhadap waktu (metoda konvensional). 1 5 Masukan Kendali joint 1 u Masukan Kendali joint 2 u time (s) Gambar IV.1b. Masukan kendali (metoda konvensional). Dari hasil simulasi diperoleh data-data tanggapan sistem sebagai berikut: t s1 =1.5s ; t s2 =1.86s; MSE x 1 =.69884; MSE x 3 =.73896; Max Amplitudo u 1 =84; Max Amplitudo u 2 = ; MSE u 1 = ; MSE u 2 = ; e ss (x 1 )=.48 dan e ss (x 3 )=.122. IV.1.2 Metoda Optimisasi Algoritma Genetika[9] Metoda ini digunakan untuk memperoleh kombinasi parameter penguat pensaklaran k dan konstanta permukaan luncur S optimal. Dalam metoda ini, 46

3 penalaan parameter-parameter PML dilakukan dengan otomatis. Berikut ini adalah parameter-parameter yang digunakan dalam algoritma genetika untuk kegunaan optimisasi parameter PML: probabilitas pindah silang=.8; probabilitas mutasi=.5; panjang bit kromosom=12 x 3 bit; maksimum generasi=1; populasi=3; batas ruang pelacakan P: k= 2; s 1 dan s 2 =1 2. Konstantakonstanta untuk fungsi obyektif c 1 =1 8 ; c 2 =1 4 ; dan c 3 =1-8. Dari hasil optimisasi dengan nilai acuan yang sama, diperoleh data-data parameter PML sebagai berikut: k = ; S 1 = ; S 2 = ; t s1 =.97s ; t s2 =.98s; MSE x 1 =.75816; MSE x 3 =.81951; Max Amplituda u 1 = ; Max Amplituda u 2 = ; MSE u 1 = ; MSE u 2 = ; e ss (x 1 ) =.223dan e ss (x 3 )=.958. Tanggapan sistem yang diperoleh seperti yang terlihat pada Gambar IV.2. Joint 1(derajat) Joint 1 aktual referensi Joint 2 (derajat) time (secon) Joint 1 1 aktual referensi time (secon) Gambar IV.2a. Tanggapan posisi terhadap waktu (algoritma genetika). 47

4 1 5 Masukan Kendali joint 1 u Masukan Kendali joint 2 u time (s) Gambar IV.2b. Masukan sinyal kendali (algoritma genetika). 5.6 x 1-9 Histori Nilai Fitness Terbaik Gambar IV.3. Grafik konvergensi fungsi kepantasan. Tabel IV.1 Perbandingan kinerja PML Konvensional-Algoritma Genetika Metoda Konvensional Algoritma Genetika t s1 1.5 detik.97 detik t s detik.98 detik Max u Max u e ss (x 1 ).4.2 e ss (x 3 )

5 Dari Tabel IV.1 dapat dilihat bahwa data settling time (t s ) masing-masing sendi hasil optimisasi dengan algoritma genetika relatif lebih kecil dibandingkan dengan pemilihan PML dengan metoda konvesional yaitu dari t s1 =1.5s ; t s2 =1.86s menjadi ts 1 =.97s ; ts 2 =.98s. Hasil optimisasi juga menunjukan bahwa dengan nilai masukan kendali (u) yang hampir sama bahkan lebih kecil dapat meningkatkan kinerja PML, yaitu dengan semakin kecilnya nilai settling time dan galat keadaan tunak (e ss ). Artinya, dengan memilih kombinasi penguat pensaklaran (k) dan konstanta permukaan luncur (S) yang tepat akan menghasilkan kinerja PML yang lebih baik. Berdasarkan persamaan (2.8) dan (2.9) memperlihatkan bahwa kedua parameter PML tersebut sangat mempengaruhi prilaku sistem kendali (tanggapan waktu dan kesalahan keadaan tunak). Waktu yang dibutuhkan untuk melacak parameter-parameter PML dengan metoda algoritma genetika lebih singkat dibanding dengan menggunakan uji coba. Dari Gambar IV.3, memperlihatkan bahwa nilai kepantasan konvergen pada iterasi atau generasi ke-29. Artinya algoritma tidak sulit dalam melacak parameter yang cocok untuk PML. IV.1.3 Gangguan Pada Sistem Pada simulasi ini akan diperlihatkan kinerja PML terhadap ketidakpastian parameter robot manipulator. Katidakpastian parameter robot yang dipilih adalah massa robot (m), inersia (J m ) dan gaya gesek (F m ) aktutor. Di bawah ini memperlihatkan kinerja PML jika massa robot bertambah.5 kg, inersia kgm 2 dan koefisien gesekan Nm.s/rad. Parameter-paramater PML yang digunakan adalah hasil optimisasi algoritma genetika. Tanggapan sistem yang diperoleh seperti yang terlihat pada Gambar IV.4. 49

6 Joint 1(derajat) aktual referensi time (secon) 1 Joint 2 (derajat) 5 aktual referensi time (secon) Gambar IV.4a. Tanggapan posisi terhadap waktu (gangguan sistem). 1 5 Masukan Kendali joint 1 u Masukan Kendali joint 2 u time (s) Gambar IV.4b. Masukan kendali (gangguan sistem). Diperoleh data-data tanggapan sistem sebagai berikut: ts 1 =.97s ; ts 2 =.98s; MSE x 1 =.75822; MSE x 3 =.81999; Max Amplituda u 1 = ; Max Amplituda u 2 = ; MSE u 1 = ; MSE u 2 = ; e ss (x 1 ) =.2231dan e ss (x 3 )=

7 Tabel IV.2 Perbandingan Kinerja PML Gangguan-Tanpa Gangguan Gangguan Tanpa Gangguan t s1.97 detik.97 detik t s2.98 detik.98 detik e ss (x 1 ).2.2 e ss (x 3 ).9.9 Jika melihat Tabel IV.2, perubahan parameter sistem tidak mempengaruhi kinerja pengendali. Hal ini diperlihatkan dengan tangapan waktu dan galat keadaan tunak yang relatif sama seperti tanpa ada perubahan parameter sistem. PML dapat mengantisipasi gangguan ini karena ketika gangguan itu ada, trayektori status sudah mengenai permukaan luncur dan sinyal kendali memaksa trayektori untuk tetap berada pada permukaan luncur tersebut. Sehingga prilaku sistem akan tetap sama jika status sudah berada pada permukaan luncur walaupun ada gangguan yang bekerja pada sistem tersebut. Pada grafik u terlihat terjadi perubahan nilai sejak terjadi perubahan parameter, namun perubahan ini hanyalah sebagai reaksi untuk mencari kondisi setimbang yang baru mengikuti perubahan parameter sistem. IV.1.4 Pengaruh Fungsi atan Terhadap Kinerja PML Pada bagian-bagian sebelumnya, fungsi pengendali pensaklaran yang digunakan adalah fungsi sign. Pada bagian ini akan diperlihatkan pengaruh penggunaan atan sebagai fungsi pengendali pensaklaran menggantikan fungsi sign. Kinerja PML dengan fungsi atan akan dioptimisasi dengan algoritma dengan konstanta fungsi obyektif yang sama yaitu c 1 =1 8 ; c 2 =1 4 ; dan c 3 =1-8. Tanggapan sistem yang diperoleh seperti yang terlihat pada Gambar IV.5. 51

8 Joint 1(derajat) Joint 1 aktual referensi Joint 2 (derajat) time (secon) Joint 1 1 aktual referensi time (secon) Gambar IV.5a. Tanggapan posisi terhadap waktu (fungsi atan) Masukan Kendali joint 1 u Masukan Kendali joint 2 u time (s) Gambar IV.5b. Masukan kendali (fungsi atan). Dari hasil optimisasi, diperoleh data-data parameter PML sebagai berikut: k = ; S 1 = ; S 2 = ; ts 1 =.92s ; ts 2 =.87s; MSE x 1 =.61498; MSE x 3 =.64773; Max Amplituda u 1 = ; Max Amplituda u 2 = ; MSE u 1 = ; MSE u 2 = ; e ss (x 1 ) dan e ss (x 3 ). 52

9 Fungsi atan memberikan hasil tanggapan sistem yang memiliki galat keadaan tunak (e ss ) yang relatif jauh lebih kecil dibanding dengan fungsi signum. Sedangkan dengan tanggapan waktu yang hampir sama dengan fungsi signum, maksimum amplitudo masukan kendali fungsi atan memiliki nilai yang lebih besar yaitu dengan nilai u 1 = dan u 2 = selain dari itu, masukan kendali yang dihasilkan lebih halus. IV.2 Realisasi Hasil Perancangan Melihat karakteristik masukan kendali yang dihasilkan oleh PML hasil simulasi di atas, maka pada tahap realisasi pada plant sesungguhnya diambil fungsi atan sebagai kendali pensaklaranya, karena masukan kendalinya lebih halus. Pada penelitian ini, besarnya nilai masukan kendali yang dihasilkan pada saat simulasi tidak berimplikasi penambahan atau mengubah perangkat keras yang digunakan. Parameter PML yang digunakan dalam tahap implementasi ini adalah hasil optimisasi dengan algoritma genetika yang sudah dilakukan sebelumnya. Hasil akhir realisasi perancangan adalah pergerakan sendi robot manipulator 2- DOF mengikuti pergerakan dari joystik. Dalam merealisasikannya, diasumsikan bahwa pergerakan perubahan posisi terjauh dari joystik adalah sebesar 9 O. Sehingga, berdasarkan hasil simulasi (menggunakan fungsi atan ) sebelumnya bahwa amplitudo masukan kendali maksimal yang mungkin terjadi adalah 1255 untuk pergerakan sendi-1 dan 26 untuk pergerakan sendi-2. Pada perancangan yang sudah dilakukan sebelumnya bahwa masukan kendali yang dihasilkan oleh PML akan menjadi masukan bagi PIC-Servo SC untuk membangkitkan sinyal PWM. Karena amplitudo maksimum masukan kendalinya memiliki nilai melebihi batas-batas nilai yang diperbolehkan oleh PIC-Servo ( 255), maka dilakukan penskalaan seperti pada persamaan (3.54). Masukan kendali yang baru untuk masing-masing sendi ketika sudah dilakukan penskalaan adalah sebagai berikut: 255 u' = [] u 53

10 Pengaruh friksi mekanik dan amplifer yang memiliki dead band, mengakibatkan data minimal PWM yang mengakibatkan motor bergerak adalah berada pada nilai (skala 255). Sehingga, seperti pada persamaan (3.55) dead band yang diberikan adalah sekitar nilai Tetapi karena nilai dead band yang selalu berubah-ubah, maka pemberian nilai dead band pada implementasinya tidak diberikan setiap saat. Nilai dead band diberikan ketika PWM tidak kuat menggerakkan motor (hanya sebagai pemicu saja). Hal ini diberikan agar tidak terjadi overshoot yang diakibatkan nilai PWM yang tiba-tiba menjadi besar karena pemberian nilai dead band. PML diimplementasikan dengan MATLAB pada PC. Karena dengan MATLAB, terdapat banyak kemudahan dalam operasi matrik, analisis dan visualisasi. Untuk kegunaan komunikasi serial dalam mengirimkan paket data dan perintah ke PIC- Servo SC, dibuat library (*.dll) dengan menggunakan bahasa C. Hal ini dilakukan agar komunikasi data serialnya menjadi jauh lebih cepat dibanding jika menggunakan toolbox MATLAB-nya sendiri. Waktu sampling data yang digunakan disesuaikan dengan matlab dalam menjalankan kecepatan 1 siklus operasi. Kecepatan 1 siklus operasi pada program yang telah dibuat pada matlab ini adalah sekitar.98 detik. Sehingga Waktu sampling yang diberikan dalam pengambilan data pada PML adalah.1 detik. Berikut ini adalah algoritma PML dalam mengendalikan pergerakan manipulator 2-DOF. % Parameter awal %konversi enkoder ke radian e2r1=pi/36 % untuk manipulator e2r2=pi/17442 % untuk joystik u=[;]; x=[baca state awal dari plant]*e2r1'; xr=[(baca data acuan)*e2r2] % dari joystik x=x; 54

11 dx=; p=; %posisi awal maniplator while loop p=p; definsikan persamaan status robot manipulator (model sistem) dx=(f+b*u)*dt x=x+dx %perancangan sliding surface (permukaan luncur) σ=s*x-s*xr % S adalah konstanta permukaan luncur %membangkitkan input kendali Ueq=-inv(Sf*B)*Sf*F; Un=-k*inv(Sf*B)*atan(σ); u=ueq+un; u =u*scale factor PWM=min[abs(u )+deadband,output limit]; Kirim ke PIC-servo SC x=(ambil posisi aktual dari manipulator)*e2r1 %maniplator p=x; if p=p dead band=13; else dead band=; end Error=absolute(x-xr); xr=(baca data acuan)*e2r2 end loop % until push button stop press Ketika diimplementasikan pada plant sesungguhnya, tidak dilakukan optimisasi ulang yang mempertimbangkan friksi mekanik dan dead band amplifier karena sulit untuk menentukan dengan pasti nilai sesungguhnya dari friksi mekanik dan dead band. Berikut ini Gambar IV.6 adalah tampilan antarmuka PML yang dibuat dengan menggunakan MATLAB GUIDE. 55

12 Gambar IV.6 Tampilan antarmuka PML. Pada percobaan ini akan dibandingkan antara hasil simulasi, implementasi dan dengan pengendali PID yang sudah terpasang dalam PIC-Servo SC. Dari hasil percobaan diperoleh data-data dan grafik tanggapan waktu PML seperti yang terlihat pada Gambar IV.7 IV.1 berikut ini. 4 Tanggapan Sistem 8 x 15 Phase Plane Kecepatan t(detik) (a) (b) Gambar IV.7(a) Tanggapan posisi sendi-1. (b) Phase plane sendi-1. Gambar IV.7 (a) memperlihatkan bahwa diperoleh data galat dan settling time untuk pergerakan sendi-1 sebagai berikut: joystik : O robot : O 56

13 Galat Settling time : 1.82 O : 4.8 detik -5 Tanggapan Sistem x 15 Phase Plane Kecepatan t(detik) (a) (b) Gambar IV.8(a) Tanggapan posisi sendi-1. (b) Phase plane sendi-1. Gambar IV.8 (a) memperlihatkan bahwa diperoleh data galat dan settling time untuk pergerakan sendi-1 sebagai berikut: joystik : O robot : O Galat : 1.75 O Settling time : 5.2 detik Tanggapan Sistem x 15 Phase Plane Kecepatan t(detik) (a) (b) Gambar IV.9(a) Tanggapan posisi sendi-2. (b) Phase plane sendi-2. Dari Gambar IV.9 (a) diperoleh data galat dan settling time untuk pergerakan sendi-2 sebagai berikut: 57

14 joystik robot Galat Settling time : O : O : 2.8 O : 5.9 detik 25 Tanggapan Sistem 7 x 15 Phase Plane Kecepatan t(detik) (a) (b) Gambar IV.1(a) Tanggapan posisi sendi-2. (b) Phase plane sendi-2. Dari Gambar IV.1 (a) diperoleh data galat dan settling time untuk pergerakan sendi-2 sebagai berikut: joystik : O robot : 24.4 O Galat : 2.9 O Settling time : 4.6 detik Melihat Gambar IV.7 IV.1 di atas memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan nilai settling time antara hasil simulasi dengan nilai sebenarnya. Jika dilihat pada simulasi, untuk nilai acuan 9 O waktu yang dibutuhkan oleh sendi 1 untuk mencapai nilai acuan adalah.92 detik dengan nilai galat penjejakan.6 O. Sedangkan pada percobaan, untuk mencapai nilai acuan O membutuhkan waktu 5.2 detik dengan galat 1.75 O. Perbedaan-perbedaan ini diakibatkan daerah dead band pada amplifier yang selalu berubah-ubah antara nilai (skala -255). Sehingga program terus berusaha membangkitkan data dead band PWM sampai motor menuju posisi acuan. 58

15 Selain dibandingkan dengan hasil simulasi, akan dibandingkan juga dengan model pengendali PID yang sudah integrasi dengan PIC-servo SC. Dipilih parameter PID dengan Kp=1; Kd=1; dan Ki=. Maka diperoleh hasil seperti yang dapat dilihat pada Gambar IV Tanggapan Sistem x 15 Phase Plane Kecepatan t(detik) (a) (b) Gambar IV.11(a) Tanggapan posisi sendi-1 (PID). (b) Phase plane sendi-1. Dari Gambar IV.11 (a) diperoleh data galat dan settling time untuk pergerakan sendi-1 sebagai berikut: joystik : O robot : O Galat : 4.2 O Settling time : 1.6 detik 3 Tanggapan Sistem 3 x 15 Phase Plane Kecepatan t(detik) (a) (b) Gambar IV.12(a) Tanggapan posisi sendi-1 (PID). (b) Phase plane sendi-1. 59

16 Dari Gambar IV.12 (a) diperoleh data galat dan settling time untuk pergerakan sendi-1 sebagai berikut: joystik : O robot : O Galat : 4.43 O Settling time : 2.1 detik Tanggapan Sistem x 15 Phase Plane Kecepatan t(detik) (a) (b) Gambar IV.13 (a) Tanggapan posisi sendi-2 (PID). (b) Phase plane sendi-2. Dari Gambar IV.13 (a) diperoleh data galat dan settling time untuk pergerakan sendi-2 sebagai berikut: joystik : O robot : O Galat : 6.52 O Settling time : 1.5 detik 6

17 Tanggapan Sistem x 15 Phase Plane Kecepatan t(detik) (a) (b) Gambar IV.14(a) Tanggapan posisi sendi-2 (PID). (b) Phase plane sendi-2. Dari Gambar IV.1 (a) diperoleh data galat dan settling time untuk pergerakan sendi-2 sebagai berikut: joystik robot Galat Settling time : O : O : 4.41 O : 1.9 detik Tabel IV.3 Perbandingan Kinerja PML-PID PML sendi ke- PID sendi ke Galat 1.75 O 2.9 O 4.43 O 6.52 O t s 5.2s 4.6s 2.1s 1.5s Melihat Table IV.3, menunjukkan bahwa pengendali PML memiliki nilai galat lebih kecil dibanding dengan PID, tetapi pengendali PID memiliki tanggapan waktu yang lebih cepat dibanding dengan PML. PML memiliki nilai galat yang lebih kecil dibanding dengan PID karena pada PML memiliki sifat, ketika trayektori status sudah berada permukaan luncur terjadi reduksi orde sistem, sehingga sistem menjadi seakan-akan orde satu. Artinya keluaran dari sistem akan hampir sama dengan masukan sistem. 61

18 Berdasarkan hasil pengamatan antara PML dan pengendali PID dapat dianalisis bahwa, disain mekanik manipulator yang kurang sempurna yaitu tidak memperhitungkan minimalisasi gaya gesek dan perubahan beban mengakibatkan keterbatasan pengendali bekerja dengan baik. Dari hasil pengamatan, kemampuan penguat dalam menterjemahkan PWM menjadi pergerakan motor menurun. Hal ini diperlihatkan dengan batas minimal duty cycle PWM dalam menggerakan motor adalah yang selalu berubah-ubah antara 47% - 54%. Di bawah 47%, motor tidak dapat bergerak karena tertahan oleh gaya gesek dari mekanik manipulator. 62

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Robot manipulator adalah sebuah robot yang secara mekanik dapat difungsikan untuk memindahkan, mengangkat dan memanipulasi benda kerja[11]. Model dinamika dari robot

Lebih terperinci

PENGENDALI MODUS LUNCUR (PML) PADA ROBOT MANIPULATOR DENGAN OPTIMISASI ALGORITMA GENETIKA

PENGENDALI MODUS LUNCUR (PML) PADA ROBOT MANIPULATOR DENGAN OPTIMISASI ALGORITMA GENETIKA PENGENDALI MODUS LUNCUR (PML) PADA ROBOT MANIPULATOR DENGAN OPTIMISASI ALGORITMA GENETIKA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh

Lebih terperinci

Perancangan Pengendali Modus Luncur untuk Motor DC dengan Optimasi Algoritma Genetika

Perancangan Pengendali Modus Luncur untuk Motor DC dengan Optimasi Algoritma Genetika Perancangan Pengendali Modus Luncur untuk Motor DC dengan Optimasi Algoritma Genetika Ahmad Riyad Firdaus ) Arief Syaichu Rahman ) Hilwadi Hendersah 3) ) Program Studi Teknik Elektro Piliteknik Batam,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN MODUL SIMULATOR FISIKA

BAB IV PENGUJIAN MODUL SIMULATOR FISIKA BAB IV PENGUJIAN MODUL SIMULATOR FISIKA 4.1 Spesifikasi Pengujian 4.1.1 Ruang Lingkup Pengujian Pengujian terhadap implementasi modul simulator dilakukan melalui dua tahap pengujian. Pengujian tahap pertama

Lebih terperinci

Perancangan Pengendali Modus Luncur untuk Motor DC dengan Optimasi Algoritma Genetika

Perancangan Pengendali Modus Luncur untuk Motor DC dengan Optimasi Algoritma Genetika Vol (), 9 ISSN : 85-3858 Perancangan Pengendali Modus Luncur untuk Motor DC dengan Optimasi Algoritma Genetika Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam Program Studi Teknik Elektronika Parkway St. Batam Center

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil perancangan meliputi hasil perancangan perangkat keras dan perancangan sistem kendali. 4.1.1 Hasil Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK Oleh : AHMAD ADHIM 2107100703 Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl.-Ing., Ph.D. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebanyakan

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC Dwiana Hendrawati Prodi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH.,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi DAFTAR ISI Lembar Persetujun ii Lembar Pernyataan Orsinilitas iii Abstrak iv Abstract v Kata Pengantar vi Daftar Isi vii Daftar Gambar ix Daftar Tabel xii Daftar Simbol xiii Bab I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) Oleh : Raga Sapdhie Wiyanto Nrp 2108 100 526 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR 2105100166 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Control system : keluaran (output) dari sistem sesuai dengan referensi yang diinginkan Non linear

Lebih terperinci

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC 4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Open Loop Motor DC Pengujian simulasi open loop berfungsi untuk mengamati model motor DC apakah memiliki dinamik sama dengan motor DC yang sesungguhnya. Selain

Lebih terperinci

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN Dwiana Hendrawati Prodi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Control Unit G.U.N.T Tipe dengan Pengendali PID MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor, Juni 9 SIMULASI KENDALIAN FLOW CONTROL UNIT G.U.N.T TIPE DENGAN PENGENDALI PID Syahrir

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian dan analisa sistem merupakan tahap akhir dari realisasi pengendali PID pada pendulum terbalik menggunakan mikrokontroller ATmega8 agar dapat dilinearkan disekitar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada skripsi ini dilakukan beberapa pengujian dan percobaan untuk mendapatkan hasil rancang bangun Quadcopter yang stabil dan mampu bergerak mandiri (autonomous). Pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN 3.1 TahapanPenelitian berikut ini: Secara umum tahapan penelitian digambarkan seperti pada Gambar 3.1 diagram alir Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Agar dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Terkait Perkembangan teknik pengendalian di dunia industri dewasa ini sangat pesat. Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka menemukan teknik kendali baru

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian dan analisis alat peraga sistem kendali pendulum terbalik yang meliputi pengujian dimensi mekanik, pengujian dimensi dan massa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem yang dirancang. Teori-teori yang digunakan dalam realisasi skripsi ini antara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem kendali pendulum terbalik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kendali PID paling banyak digunakan dalam pengendalian di industri. Keberhasilan pengendali PID tergantung ketepatan dalam menentukan konstanta (penguatan) PID

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang TUGAS AKHIR RESUME PID Oleh: Nanda Perdana Putra MN 55538 / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL (PID) Pendahuluan Sistem

Lebih terperinci

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.

Lebih terperinci

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU TUGAS PAPER ANALISA DISAIN SISTEM PENGATURAN Oleh: FAHMIZAL(2209 05 00) Teknik Sistem Pengaturan, Teknik Elektro ITS Surabaya Identifikasi plant Identifikasi

Lebih terperinci

TUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER. Dari blok diagram diatas dapat q jelasin sebagai berikut

TUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER. Dari blok diagram diatas dapat q jelasin sebagai berikut TUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER Tunning kontrol PID ini bertujuan untuk menentukan paramater aksi kontrol Proportional, Integratif, Derivatif pada robot line follower. Proses ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini minat pada bidang robotika di Indonesia semakin marak, salah satunya ditandai dengan semakin banyaknya kompetisi robot yang diadakan di Indonesia. Sayangnya

Lebih terperinci

Bambang Siswanto Pasca Sarjana Teknik Pengaturan

Bambang Siswanto Pasca Sarjana Teknik Pengaturan Bambang Siswanto 2208202004 Pasca Sarjana Teknik Pengaturan Latar Belakang Motor DC banyak dipakai pada proses industri Penggunaan kontroler PID pada motor industri Penggunaan metode Algoritma Genetik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci

Bab IV Pengujian dan Analisis

Bab IV Pengujian dan Analisis Bab IV Pengujian dan Analisis Setelah proses perancangan, dilakukan pengujian dan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan perancangan yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan permodul, setelah modul-modul

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA Ada beberapa percobaan yang dilakukan. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor Pengujian ini dilakukan dengan memberikan input PWM pada motor kemudian

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY-SUPERVISED PID BERBASIS PLC PADA SISTEM KONTROL LEVEL CAIRAN COUPLED-TANK

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY-SUPERVISED PID BERBASIS PLC PADA SISTEM KONTROL LEVEL CAIRAN COUPLED-TANK TUGAS AKHIR TE091399 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY-SUPERVISED PID

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Proporsional Integral Derivative (PID) Didalam suatu sistem kontrol kita mengenal adanya beberapa macam aksi kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL Pada Bab ini akan dilakukan simulasi model matematis yang didapat di dari Bab sebelumnya. Simulasi akan dilakukan pada model CSTR yang lengkap dan model CSTR

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA Untuk menguji hasil rancangan pengendalian motor induksi tiga fasa metode kendali torsi langsung dan duty ratio yang telah dibahas pada bab sebelumnya dilakukan simulasi dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari uji coba dan analisa adalah untuk mengetahui kinerja dari pengendali MPC tanpa constraint dan MPC tanpa constraint dengan observer dengan parameter penalaan yang

Lebih terperinci

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda MAKALAH Sistem Kendali Implementasi Sistim Navigasi Wall Following Mengguakan Kontrol PID Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda oleh : ALFON PRIMA 1101024005 PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dalam perkembangannya penelitian CSTR telah banyak dilakukan. Dimulai dengan pengendalian CSTR menggunakan pengendali konvensional PID untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis BAB 5 Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis 5.1. Aplikasi Display Controller Pengujian sistem kontrol dilakukan dengan menggunakan aplikasi program Visual C# untuk menampilkan grafik, dan mengambil data

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi dan Pembahasan

Bab IV Simulasi dan Pembahasan Bab IV Simulasi dan Pembahasan IV.1 Gambaran Umum Simulasi Untuk menganalisis program pemodelan network flow analysis yang telah dirancang maka perlu dilakukan simulasi program tersebut. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya). Nama NIM/Jur/Angk : Ardian Umam : 35542/Teknik Elektro UGM/2009 Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

Lebih terperinci

Pengaturan Kecepatan pada Motor DC Shunt Menggunakan Successive Sliding Mode Control

Pengaturan Kecepatan pada Motor DC Shunt Menggunakan Successive Sliding Mode Control Pengaturan Kecepatan pada Motor DC Shunt Menggunakan Successive Sliding Mode Control Danu Bhrama Putra 6..75 Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 6, e-mail : danubrahma@gmail.com Penggunaan motor DC pada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN KONTROL DENGAN PID TUNING

BAB 3 PERANCANGAN KONTROL DENGAN PID TUNING 8 BAB 3 PERANCANGAN KONTROL DENGAN PID TUNING 3. Algoritma Kontrol Pada Pesawat Tanpa Awak Pada makalah seminar dari penulis dengan judul Pemodelan dan Simulasi Gerak Sirip Pada Pesawat Tanpa Awak telah

Lebih terperinci

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 1 SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 Adityan Ilmawan Putra, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang Siswojo.

Lebih terperinci

Controller. Fatchul Arifin

Controller. Fatchul Arifin PID Controller Fatchul Arifin (fatchul@uny.ac.id) PID Controller merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan. Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain seperti

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME Mukhtar Hanafi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi listrik telah menjadi kebutuhan utama bagi industri hingga kebutuhan rumah tangga. Karena itu diperlukan suatu pembangkit tenaga listrik yang kontinu

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR 33 BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR 4.1 Pengujian Rangkaian Untuk dapat melakukan pengontrolan gerakan sirip elevator pada pesawat tanpa awak, terlebih dahulu dilakukan uji rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Penelitian Terkait Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengendalikan CSTR agar bekerja optimal. Perancangan sistem pengendalian level dan konsentrasi pada CSTR telah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MICROKONTROLLER UNTUK SISTEM KENDALI KECEPATAN BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA HYBRID PID FUZZY

IMPLEMENTASI MICROKONTROLLER UNTUK SISTEM KENDALI KECEPATAN BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA HYBRID PID FUZZY Implementasi Microkontroller untuk Sistem Kendali Kecepatan (Kristiyono dkk.) IMPLEMENTASI MICROKONTROLLER UNTUK SISTEM KENDALI KECEPATAN BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA HYBRID PID FUZZY Roedy

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROL NON-LINIER UNTUK KESTABILAN HOVER PADA UAV TRICOPTER DENGAN SLIDING MODE CONTROL

PERANCANGAN KONTROL NON-LINIER UNTUK KESTABILAN HOVER PADA UAV TRICOPTER DENGAN SLIDING MODE CONTROL Presentasi Tesis PERANCANGAN KONTROL NON-LNER UNTUK KESTABLAN HOVER PADA UAV TRCOPTER DENGAN SLDNG MODE CONTROL RUDY KURNAWAN 2211202009 Dosen Pembimbing: DR. r. Mochammad Rameli r. Rusdhianto Effendie

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Jurnal Teknika ISSN : 85-859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume No. Tahun PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Affan Bachri ) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ROBOT LENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC

SISTEM PENGENDALI ROBOT LENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC SISTEM PENGENDALI ROBOT LENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC Syarifah Hamidah [1], Seno D. Panjaitan [], Dedi Triyanto [3] Jurusan Sistem Komputer, Fak.MIPA Universitas Tanjungpura [1][3] Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011 PERANCANGAN DAN PENALAAN PENGENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIF MENGGUNAKAN SIMULINK Hastuti 1 ABSTRACT This paper describes how to design and to adjust parameters of the PID Controller in order to

Lebih terperinci

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps, 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik meningkat mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan pertumbuhan di segala sektor industri yang mengarah ke modernisasi. Dalam sebagian besar industri, sekitar

Lebih terperinci

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Kontrol Fuzzy Logic Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, email: fikrihamzahahlul@gmail.com Subuh Isnur Haryudo Jurusan Tehnik

Lebih terperinci

BAB VII METODE OPTIMASI PROSES

BAB VII METODE OPTIMASI PROSES BAB VII METODE OPTIMASI PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Metode Optimasi Proses Pengendalian dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus:

Lebih terperinci

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Andhyka Vireza, M. Aziz Muslim, Goegoes Dwi N. 1 Abstrak Kontroler PID akan berjalan dengan baik jika mendapatkan tuning

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR Oleh : Imil Hamda Imran NIM : 06175062 Pembimbing I : Ir.

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL-DERIVATIVE (PID) DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR KMZ51

PEMBUATAN SISTEM PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL-DERIVATIVE (PID) DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR KMZ51 Jurnal MIPA 35 (2): 130-139 (2012) Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jm PEMBUATAN SISTEM PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL-DERIVATIVE (PID) DENGAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Metode Pengasapan Cold Smoking Ikan asap merupakan salah satu makanan khas dari Indonesia. Terdapat dua jenis pengasapan yang dapat dilakukan pada bahan makanan yaitu hot smoking

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robot merupakan perangkat otomatis yang dirancang untuk mampu bergerak sendiri sesuai dengan yang diperintahkan dan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan yang diberikan.

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2]. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari adalah salah satu fenomena alam yang memiliki manfaat bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi. Intensitas radiasi matahari merupakan salah satu fenomena fisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penyusun dalam melakukan penelitian skripsi ini antara lain: 1. Studi Pustaka, yaitu dengan cara mencari, menggali dan mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Merancang dan merealisasikan robot pengikut dinding dengan menerapkan algoritma logika fuzzy.

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Merancang dan merealisasikan robot pengikut dinding dengan menerapkan algoritma logika fuzzy. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tujuan skripsi ini dibuat, latar belakang permasalahan yang mendasari pembuatan skripsi, spesifikasi alat yang akan direalisasikan dan sistematika penulisan

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI Pada bab ini akan dibahs mengenai pengujian control reheat desuperheater yang telah dimodelkan pada matlab sebagaimana yang telah dibahas pada bab III, aspek

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI PID PADA SUBSISTEM AKTUATOR ROBOT MOBIL TIPE SINKRON

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI PID PADA SUBSISTEM AKTUATOR ROBOT MOBIL TIPE SINKRON PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI PID PADA SUBSISTEM AKTUATOR ROBOT MOBIL TIPE SINKRON Muhammad Ilhamdi Rusydi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas Padang, Kampus Limau Manis, Padang, Sumatera

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode kendali nonlinier telah menjadi metode yang sangat penting dan sangat bermanfaat dalam dunia kendali selama beberapa dekade terakhir. Beberapa contoh metode

Lebih terperinci

Perancangan Pengendali Proportional-Integral Anti-Windup (Pi-Aw) pada Simulator Mobil Listrik untuk Kendali Kecepatan dan Torsi

Perancangan Pengendali Proportional-Integral Anti-Windup (Pi-Aw) pada Simulator Mobil Listrik untuk Kendali Kecepatan dan Torsi Perancangan Pengendali Proportional-Integral Anti-Windup (Pi-Aw) pada Simulator Mobil Listrik untuk Kendali Kecepatan dan Torsi Adnan Rafi Al Tahtawi Program Studi Teknik Komputer Politeknik Sukabumi Jl.

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID Raditya Wiradhana, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Purwanto. 1 Abstrak Pada saat ini masih banyak tungku bakar berbahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia robotika memiliki unsur yang sedikit berbeda dengan ilmu-ilmu dasar atau terapan lainnya. Ilmu dasar biasanya berkembang dari suatu asas atau hipotesa

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM Aretasiwi Anyakrawati, Pembimbing : Goegoes D.N, Pembimbing 2: Purwanto. Abstrak- Pendulum terbalik mempunyai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT LUNAK

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT LUNAK BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT LUNAK 4.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak pada wahana bertujuan untuk memudahkan proses interaksi antara wahana dengan pengguna. Pengguna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada software Artificial Intelligent ini menggunakan dua jenis controller

BAB III METODE PENELITIAN. Pada software Artificial Intelligent ini menggunakan dua jenis controller BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Pada software Artificial Intelligent ini menggunakan dua jenis controller yaitu controller PID dan ANFIS. Kedua jenis controller ini penggunaannya tidak secara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error

BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang robot menggunakan algoritma kinematika balik. 2.1. Metode Trial and Error Metode trial and

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT Oleh : Agung Prasetya Adhayatmaka NRP 2108100521 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB ISSN : 1978-6603 PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Ahmad Yani STT HARAPAN MEDAN E-mail : ahmad_yn9671@yahoo.com Abstrak Abstrak Pembelajaran sistem kontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendali dengan campur tangan manusia dalam jumlah yang sangat kecil.

BAB I PENDAHULUAN. kendali dengan campur tangan manusia dalam jumlah yang sangat kecil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saat ini mulai bergeser kepada otomatisasi sistem kendali dengan campur tangan manusia dalam jumlah yang sangat kecil. Banyaknya penemuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii iv v vi vii x xv xviii BAB

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna yang mampu memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna yang mampu memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat dipicu oleh kebutuhan manusia akan teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna yang mampu memenuhi perintah user dalam hal

Lebih terperinci

3.5.1 Komponen jaringan syaraf Adaptif Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) Simulink MATLAB Mikrokontroler...

3.5.1 Komponen jaringan syaraf Adaptif Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) Simulink MATLAB Mikrokontroler... DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN TESIS... i PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix INSTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

Abdul Haris Junus Ontowirjo. Pembimbing: Dr. Ir. Wirawan, DEA.

Abdul Haris Junus Ontowirjo. Pembimbing: Dr. Ir. Wirawan, DEA. Sistem Kendali Tersebar menggunakan Jaringan Sensor dan Aktuator Nirkawat Abdul Haris Junus Ontowirjo Pembimbing: 227231 Dr. Ir. Wirawan, DEA. Sistem Kendali Tersebar atau Sistem Kendali Jaringan Sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras, serta perangkat lunak robot. 3.1. Gambaran Sistem Sistem yang direalisasikan dalam skripsi ini

Lebih terperinci

Analisa Pengendalian Kecepatan Motor DC Menggunakan Pengendali Hybrid SMC dan Pid dengan Metode Heuristik

Analisa Pengendalian Kecepatan Motor DC Menggunakan Pengendali Hybrid SMC dan Pid dengan Metode Heuristik Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 14, No. 1, Desember 216, pp.32-36 Analisa an Kecepatan Motor DC Menggunakan Hybrid dan Pid dengan Metode Heuristik Dian Mursyitah. 1, Adril 2 1,2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini memberikan dampak yang besar terhadap kinerja manusia khususnya dalam bekerja. Segala sesuatu yang dahulu

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Umum Agar penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur dan sistematis, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah

Lebih terperinci