Bab IV Pengujian dan Analisis
|
|
- Doddy Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab IV Pengujian dan Analisis Setelah proses perancangan, dilakukan pengujian dan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan perancangan yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan permodul, setelah modul-modul diuji, kemudian diintegrasikan dan dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan. III.1 Pengujian pulsa encoder Pengujian pulsa encoder digunakan untuk mengamati pulsa yang dihasilkan oleh encoder yang kemudian dihitung jumlahnya. Amplitudo pulsa encoder sebesar 2 volt. Semakin cepat putaran motor, maka frekuensi pulsa akan semakin tinggi. Pada saat pulsa encoder rising edge akan mengakibatkan register di TCNT bertambah, kemudian setelah selang 2 ms kecepatan dihitung dengan melihat jumlah pulsa yang nilainya sama dengan nilai yang ada di register TCNT. Gambar IV.1 Pengujian pulsa encoder Nilai TCNT inilah yang diambil sebagai kecepatan motor dan diambil sebagai nilai umpan balik ke sistem kendali. Encoder yang digunakan penulis sudah menyatu dengan motor sehingga penggunaanya lebih mudah dan praktis. Encoder akan memberikan 116 pulsa jika motor diputar
2 III.2 Pengujian pulsa PWM dari mikrokontroller Pulsa PWM yang keluar dari mikrokontroller mendekati ideal, yakni berupa sinyal kotak yang prosentase sinyal high dengan keseluruhan sinyal merupakan besar duty cycle yang dihasilkan. Gambar IV.2. Pengujian pulsa PWM dari mikrokontroller Gambar di atas merupakan bentuk sinyal PWM dengan duty cycle 75%, dari gambar terlihat perbandingan antara sinyal high dan sinyal low adalah 3:1 III.3 Pengujian pulsa PWM dari driver motor Bentuk pulsa PWM yang keluar dari driver motor tidak semulus yang keluar dari mikrokontroller, hal ini karena pengaruh driver motor dan motor ketika kondisi high ke low tidak ideal. Tegangan rata-rata yang dihasilkan sebesar: (Duty cycle x V referensi ) Drop tegangan. Gambar IV.3. Pengujian pulsa PWM dari driver 57
3 Gambar di atas merupakan bentuk sinyal PWM dengan duty cycle 75%, dari gambar terlihat perbandingan antara sinyal high dan sinyal low adalah 3:1. Adanya sinyal negatif merupakah efek ketika kondisi on ke off. III.4 Pengujian masukan set point Set point diberikan melalui potensiometer sebagai pembagi tegangan dalam rentang VCC (5 volt) dan GND ( volt). Hasil pembacaan tegangan analog tersebut kemudian diubah kedalam format digital 8 bit sehingga range nilainya Hasil konversi tersebut dibagi 2 untuk meningkatkan ketelitian. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemutaran potensiometer telah mampu memberikan masukan set point dengan ketelitian nilai 1. Selain melalui potensiometer, masukan set point juga dapat dilakukan melalui generator fungsi sehingga dapat diberikan berbagai bentuk sinyal referensi seperti sinyal segitiga dan sinyal kotak. Pengujian masukan sinyal referensi menunjukkan bahwa pembacaan sinyal analog telah berhasil dengan cara melihat nilai set point yang besarnya (V referensi /5 volt) x 127. III.5 Pengujian tegangan keluaran driver terhadap masukan PWM Pengukuran tegangan keluaran driver sebagai catu daya motor dengan masukan berupa nilai PWM 8 bit dengan pre skalar 64 yang dikendalikan oleh mikrokontroller. Hasil pengukuran menghasilkan data sebagai berikut: 12 Hubungan PWM - tegangan 1 Tegangan (volt) PWM 8 bit (desimal) Gambar IV.4. Hubungan PWM dengan tegangan keluaran driver 58
4 Tampak dari grafik bahwa hubungan nilai PWM dengan tegangan keluaran: Tidak linier, hal ini karena karakteristik bahan IC L298N Terjadi drop tegangan dimana tegangan referensi yang diberikan sebesar 12 V, akan tetapi dengan nilai PWM maksimal sebesar 255 hanya menghasilkan tegangan 1 V, hal ini karena karakteristik IC L298N sebagaimana disebutkan dalam datasheet bahwa akan terjadi drop tegangan sebesar 1,8-3,2 Volt III.6 Pengujian kecepatan motor terhadap masukan PWM Pengukuran kecepatan motor dengan masukan PWM 8 bit dengan pre skalar 64 pada sistem loop terbuka dengan waktu pencuplikan 2 ms menghasilkan data sebagai berikut Hubungan PWM - kecepatan Kecepatan (rpm) PWM 8 bit (desimal) Gambar IV.5. Hubungan PWM dengan kecepatan motor Motor mulai berputar pada pemberian nilai PWM disekitar 1. Ketidaklinieran bahkan adanya dead zone ini akan berpengaruh terhadap sistem kendali yang akan dibangun sehingga perancangan fungsi keanggotaan keluaran berupa perubahan selisih PWM berada pada rentang -155 bukan Data di atas dan data pengukuran-pengukuran selanjutnya dinyatakan dalam pencuplikan 2 ms dengan 116 pulsa/rotasi sehingga kecepatan dalam rpm adalah jumlah pulsa x rpm. Untuk selanjutnya, pre skalar PWM yang digunakan dalam perancangan penelitian sebesar
5 III.7 Pengujian respon step sisem loop terbuka Pengujian sistem loop terbuka dengan memberikan nilai PWM yang setara dengan kecepatan yang diinginkan: kecepatan 5 pulsa/2 ms setara dengan 123, 6 pulsa/2ms setara dengan 146, 7 pulsa/2ms setara dengan 187 dan 8 pulsa/2 ms setara dengan 25. Pengamatan kecepatan dalam satuan pulsa/2 ms sehingga jika dikonversi ke dalam rpm maka perlu dikalikan dengan 25,86. Hasil pengukuran kecepatan motor pada transien dengan masukan step memberikan hasil sebagai berikut 9 8 Respon step kendali open loop Kecepatan (rpm) Gambar IV.6. Respon step pada kendali loop terbuka Dari grafik di atas, respon menunjukkan Nilai rise time berbeda-beda tergantung set pointnya, semakin besar set point semakin cepat rise timenya Nilai settling time cenderung sama, yakni sekitar 2 ms. Pada kecepatan rendah cenderung terjadi osilasi. Kecepatan motor pada kecepatan rendah cenderung tidak stabil, hal ini dikarenakan pada kecepatan rendah, gesekan konstruksi mekanik sistem motor DC lebih besar. Sebagai perbandingan pengamatan bentuk respon transient, dilakukan pengamatan tegangan DC analog yang dihasilkan dari generator. Pengamatan tegangan generator yang dihasilkan melalui osiloskop jika diberi masukan step sebagai berikut 6
6 Gambar IV.7. Respon step tegangan generator sistem loop terbuka Dari gambar di atas terlihat respon sistem sebelum mencapai steadty state. Bentuk respon tegangan mirip dengan respon pengamatan kecepatan melaui encoder. IV.8 Pengujian set point sinyal kotak pada loop terbuka Pengujian sistem loop terbuka dengan set point berupa sinyal kotak yang dihasilkan oleh generator sinyal, masukan set point sebagai berikut Input sinyal kotak kendali loop terbuka PWM 8bit Gambar IV.8. Masukan set point berupa sinyal kotak pada loop terbuka Adapun keluaran berupa kecepatan motor yang diukur melalui encoder menghasilkan data sebagai berikut 61
7 PWM 8bit Respon kecepatan input sinyal kotak loop terbuka Gambar IV.9. Respon kecepatan dengan set point sinyal kotak pada loop terbuka Adapun pengamatan dengan osiloskop pada masukan set point dan tegangan generator yang dihasilkan sebagai berikut Gambar IV.1. Respon tegangan generator set point sinyal kotak loop terbuka Dari grafik dan pengamatan osiloskop terlihat sisi transient sebelum sistem mencapai kondisi steady state. IV.9 Pengujian set point sinyal segitiga pada loop terbuka Pengujian berikutnya berupa pemberian nilai set point berupa sinyal segitiga pada loop terbuka. Dari sini dapat diketahui kemampuan sistem untuk mengikuti (track) set point yang berubah-ubah pada sistem loop terbuka. Hasil pengukuran kecepatan menghasilkan data sebagai berikut 62
8 Seting point sinyal segitiga kendali open loop PWM 8bit Gambar IV.11. Masukan set point berupa sinyal segitiga pada loop terbuka Kecepatan (rpm) Respon kecepatan seting point sinyal kotak kendali loop terbuka Gambar IV.12 Pengamatan respon kecepatan dengan set point sinyal segitiga pada loop terbuka Pengamatan tegangan generator dengan osiloskop sebagai berikut Gambar IV.13. Pengamatan respon tegangan generator dengan set point sinyal kotak pada sistem loop terbuka 63
9 IV.1 Pengujian respon step pada kendali fuzzy Untuk membuktikan apakah sistem fuzzy telah berhasil diimplementasikan pada sistem maka perlu dilakukan percobaan dengan menentukan set point, kemudian dianalisis apakah sistem secara otomatis dapat mengejar set point tersebut. Selain pengujian apakah sistem mampu mengejar set point pada respon step, sistem kendalian juga harus mampu menstabilkan kecepatan ketika sistem terjadi perubahan beban. Pengujian dengan menghubungkan generator dengan beban berupa LED. Untuk mengukur kinerja motor dilakukan pengujian dengan masukan step sehingga dapat diamati kemampuan sistem dalam mengejar set point. Pada sistem loop tertutup yang telah diimplementasikan kendali logika fuzzy menghasilkan data sebagai berikut Respon step kendali fuzzy Kecepatan (rpm) Gambar IV.14. Respon step pada kendali fuzzy Dari hasil pengukuran di atas, hasil pengendali logika fuzzy lebih cepat mencapai rise time akan tetapi kemudian terjadi overshoot. Pengendali fuzzy seolah-olah terlalu berlebihan memberikan respon ketika mengkompensai error kecepatan, hal ini merupakan konsekuensi ketika respon ingin cepat mencapai set point akan tetapi waktu pencuplikan yang relativ lama (2 ms) sehingga memberikan efek respon yang berlebih. Akan tetapi jika waktu pencuplikan diperkecil menyebabkan sensor kecepatan menjadi kurang akurat, oleh karena itu jika diinginkan respon yang lebih baik perlu menggunakan sensor kecepatan yang 64
10 lebih tinggi resolusinya, tidak seperti yang digunakan dalam eksperimen ini yang hanya 116 pulsa/rotasi. Kemampuan sistem mengejar settling time pada kecepatan tinggi (8 pulsa/2ms) mengalami perbaikan, dimana pada loop terbuka dibutuhkan waktu 2 ms, akan tetapi setelah diimplementasikan kendali fuzzy hanya membutuhkan waktu sekitar 14 ms. Adapun pada kecepatan 7 atau dibawahnya, settling time menjadi lebih lama. Adapun pengamatan pada tegangan generator yang dihasilkan melalui osiloskop sebagai berikut.. Gambar IV.15. Pengamatan respon step tegangan generator pada kendali fuzzy Dari sinyal tegangan generator terlihat overshooti pada awal-awal transient sebelum mencapai steady state. Pengamatan tegangan generator dan kecepatan motor melalui encoder secara umum memberikan respon yang hampir sama, akan tetapi dengan encoder lebih teliti. IV.11 Pengujian efek ketidaklinieran plant pada respon step Seperti terlihat pada gambar IV.2 bahwa motor mulai bergerak pada pemberian nilai 1. Keadaan tidaklinier ini menyebabkan kalkulasi fuzzy tidak dapat memberikan respon yang baik karena menganggap bahwa rentang antar sampai dengan 255 adalah linier. Pengaruh ketidaklinieran plant terlihat dari pengukuran kecepatan dalam gambar berikut ini. 65
11 Kecepatan (rpm) Respon step sebelum dan sesudah kompensasi ketidaklinieran SP=8 (Open) SP=8 (Fuzzy L) SP=8 (Fuzzy NL) Gambar IV.16. Pengaruh ketidaklinieran plant terhadap respon step Untuk mengkompensasi plant yang tidak linier, didekati dengan pembatasan range pemberian PWM yakni bahwa rentang perubahan PWM adalah -155 bukan -255 dengan menganggap bahwa nilai PWM (n=) sebesar 1. Efek ketidaklinieran plant dan rentang keluaran kalkulasi seperti terlihat dalam gambar di atas, secara umum kendali fuzzy tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ketidaklinieran. IV.12 Pengujian kendali fuzzy dengan set point sinyal kotak Pengujian kendali fuzzy dengan set point berupa sinyal kotak menghasilkan data sebagai berikut. Kecepatan (rpm) Respon kecepatan input sinyal kotak pada kendali Fuzzy Gambar IV.17. Respon kendali fuzzy terhadap set point sinyal kotak 66
12 Gambar IV.18. Respon kendali fuzzy terhadap set point sinyal kotak IV.13 Pengujian kendali fuzzy dengan set point sinyal segitiga Pengujian berikutnya dengan memberikan nilai set point yang berubah mengikuti pola segitiga. Hasil pengukuran mendapatkan data sebagai berikut: Respon kecepatan seting point sinyal segitiga pada kendali fuzzy Kecepatan (rpm) Gambar IV.19. Respon kendali fuzzy terhadap set point segitiga Dari hasil pengukuran tersebut, sistem kendali yang dibangun telah mampu mendekati nilai seting poin. Kecepatan yang naik secara tidak mulus pada awalawal motor bergerak atau pada set point kecil dikarenakan putaran motor tidak tentu ketika diberi tegangan kecil, hal ini karena ketelitian sensor kecepatan yang kurang teliti serta perakitan mekanik motor dan beban yang kurang bagus. Pada set point menengah ke atas, sistem mampu mengikuti set point dengan error yang relatif kecil seperti pada pengamatan ketika sistem diberi respon step pada 67
13 kecepatan 7 pulsa/2 ms. Adapun pengamatan tegangan analog pada generator dilakukan melalui osilokop menghasilkan data sebagai berikut Gambar IV.2. Pengamatan tegangan generator pada kendali fuzzy terhadap set point sinyal segitiga IV.14 Pengujian percobaan perubahan beban pada sistem kendali fuzzy Untuk melihat efek kendali fuzzy ketika terjadi perubahan beban, terlebih dahulu diujicoba perubahan beban pada sistem loop terbuka. Perubahan beban diberikan dengan menghubungkan generator ke LED. Hasil pengujian pada sistem kendali loop terbuka menghasilkan data sebagai berikut. Pengujian perubahan beban pada open loop Kecepatan (rpm) Gambar IV.21. Pengujian beban sistem loop terbuka pada set point 7 68
14 Dalam sistem loop terbuka, ketika terjadi penambahan beban maka kecepatan menurun seperti terlihat dalam grafik di atas. Ketika beban dikembalikan ke kondisi semula maka kecepatan kembali seperti pada saat sebelum terjadi penambahan beban. Pengamatan ini dilakukan sebelum sistem kendali fuzzy diimplementasikan. Adapun setelah sistem fuzzy diimplementasikan, maka hasil pengamatan terhadap penambahan beban dengan catu daya 12 volt ditunjukkan dalam grafik berikut. Kecepatan (rpm) Pengujian perubahan beban pada SP Gambar IV.22. Pengujian perubahan kendali fuzzy pada set point 6 Ketika terjadi perubahan beban, maka sistem memberikan kompensasi untuk menjaga kecepatan agar tetap pada nilai set point, perubahan duty cycle ditunjukkan dalam gambar berikut ini. 69
15 Perubahan duty cycle ketika perubahan beban pada SP PWM 8 bit Gambar IV.23. Perubahan duty cycle ketika perubahan beban pada SP 6 Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa sistem yang telah dibangun mampu menjaga agar kecepatan berada pada nilai set point walaupun terjadi perubahan beban. Pengujian juga dilakukan dengan variasi nilai set point, pengujian perubahan beban pada set point 7 dengan catu daya 12 volt menghasilkan data sebagai berikut Pengujian perubahan beban pada SP 7 Kecepatan (rpm) Gambar IV.24. Pengujian perubahan beban pada SP 7 Berikut sinyal kompensasi ketika terjadi perubahan beban, nilai duty cycle bertambah ketika terjadi perubahan beban. 7
16 Perubahan duty cycle ketika perubahan beban pada SP PWM 8 bit Gambar IV.25. Perubahan duty cycle ketika terjadi perubahan beban SP 7 Pada set point 7 terlihat bahwa sistem sudah tidak mampu menjaga kecepatan sesuai set point, hal ini terjadi karena catu daya sudah tidak mampu mengkompensasi perubahan beban, walaupun sudah diberikan catu daya maksimal berupa duty cycle 1% tetapi karena bebannya terlalu berat, maka sistem tidak mampu menjaga nilai sesuai set point. Jadi, sistem mampu menjaga nilai sesuai set point ketika terjadi perubahan beban selama kompensasi mampu mengimbangi perubahan beban. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan catu daya yang diberikan pada tegangan referensi driver motor. IV.15 Pengujian perubahan catu daya Pengujian berikutnya berupa perubahan catu daya, fenomena pengujian pada set point 7 dimana sistem tidak mampu mengembalikan kecepatan ke set point karena keterbatasan catu daya dapat diatasi dengan penyediaan catu daya yang lebih besar. Berikut pengujian dengan variasi catu daya: 12 volt, 2 volt dan 3 volt 71
17 Kecepatan (rpm) Pengujian perubahan catu daya SP 12V 2V 3V Gambar IV.26. Respon step pada set point 7 dengan variasi catu daya Dari pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem mampu mengejar set point walaupun dengan catu daya berbeda-beda, hal ini dikarenakan sistem mampu menyesuaikan duty cycle yang diberikan ke motor. Berikut pengamatan duty cycle pada variasi catu daya. Perubahan duty cycle pada variasi catu daya 3 PWM 8 bit V 2V 3V Gambar IV.27. Perubahan duty cycle pada variasi catu daya IV.16 Pengukuran waktu komputasi kendali fuzzy Waktu yang dibutuhkan pada perhitungan fuzzy cukup cepat yakni hanya sebesar 3,2 ms, waktu ini diukur dengan mencetak nilai counter pada TCNT2 (timer) di awal dan di akhir perhitungan kendali fuzzy ke PC melalui port serial. 72
18 Gambar IV.28. Diagram pewaktuan sistem 73
Bab III Perancangan Sistem
Bab III Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem kendali motor DC ini, terlebih dahulu dilakukan analisis bagian-bagian apa saja yang diperlukan baik hardware maupun software kemudian dirancang bagian-perbagian,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN METODA LOGIKA FUZZY DENGAN PENCATUDAYAAN PWM TESIS
ANALISIS PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN METODA LOGIKA FUZZY DENGAN PENCATUDAYAAN PWM TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor
BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA Ada beberapa percobaan yang dilakukan. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor Pengujian ini dilakukan dengan memberikan input PWM pada motor kemudian
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3. 1. Spesifikasi Sistem Pada tugas akhir ini, penulis membuat sebuah prototype dari kendaraan skuter seimbang. Skuter seimbang tersebut memiliki spesifikasi sebagai
Lebih terperinciKendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller
Lebih terperinciIV. PERANCANGAN SISTEM
SISTEM PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR PADA MESIN PEMUTAR GERABAH MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DEFERENSIAL (PID) BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh: Pribadhi Hidayat Sastro. NIM 8163373 Jurusan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok
Lebih terperinci4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC
4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Open Loop Motor DC Pengujian simulasi open loop berfungsi untuk mengamati model motor DC apakah memiliki dinamik sama dengan motor DC yang sesungguhnya. Selain
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap
BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian dan analisis alat peraga sistem kendali pendulum terbalik yang meliputi pengujian dimensi mekanik, pengujian dimensi dan massa
Lebih terperinciImplementasi Kendali Logika Fuzzy pada Pengendalian Kecepatan Motor DC Berbasis Programmable Logic Controller
Implementasi Kendali Logika Fuzzy pada Pengendalian Kecepatan Motor DC Berbasis Programmable Logic Controller Thiang, Resmana, Fengky Setiono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560
1 SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 Adityan Ilmawan Putra, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang Siswojo.
Lebih terperinciPerancangan Simulator Pengendalian Posisi Turret Pada Mobil Pemadam Kebakaran
Makalah Seminar Tugas Akhir Perancangan Simulator Pengendalian Posisi Turret Pada Mobil Pemadam Kebakaran Isma Candra Jati Kusuma*, Trias Andromeda, ST.MT**, Darjat, ST, MT.** Abstrak - Turret merupakan
Lebih terperinciBab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses
Lebih terperinciA. Dasar Pengendalian Posisi Blok diagram kendali posisi kita adalah sebagai berikut
ANALOG SERVO MOTOR DC A. Tujuan praktikum: 1. Memahami prinsip dasar pengendalian posisi dan kecepatan pada motor DC 2. Memahami unjuk kerja pada saat transient dan steady state pada pengendalian kecepatan
Lebih terperinciSistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID
1 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID Rievqi Alghoffary, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang siswoyo. Abstrak Pengontrolan kecepatan pada alat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem kendali pendulum terbalik. 3.1.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar
Lebih terperinciPEMBUATAN SISTEM PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL-DERIVATIVE (PID) DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR KMZ51
Jurnal MIPA 35 (2): 130-139 (2012) Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jm PEMBUATAN SISTEM PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL-DERIVATIVE (PID) DENGAN
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan
Lebih terperinciII. PERANCANGAN SISTEM
Sistem Pengaturan Intensitas Cahaya Dengan Perekayasaan Kondisi Lingkungan Pada Rumah Kaca Alfido, Ir. Purwanto, MT., M.Aziz muslim, ST., MT.,Ph.D. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono
Lebih terperinciBAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk
BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM
TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM. 0605031010
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi
Lebih terperinciBAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis
BAB 5 Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis 5.1. Aplikasi Display Controller Pengujian sistem kontrol dilakukan dengan menggunakan aplikasi program Visual C# untuk menampilkan grafik, dan mengambil data
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)
Makalah Seminar Tugas Akhir RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Heru Triwibowo [1], Iwan Setiawan [2], Budi Setiyono
Lebih terperinciImplementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452
Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri skala kecil hingga skala besar di berbagai negara di belahan dunia saat ini tidak terlepas dari pemanfaatan mesin-mesin industri sebagai alat
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan yang sudah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3 selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan
Lebih terperinci(Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC)
(Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC) Latar Belakang Tujuan Tugas Akhir merancang sistem pengendalian kecepatan pada mobil listrik 2 1 Mulai No Uji sistem Studi literatur Marancang
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN
PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN Isnan Nur Rifai 1, Panji Saka Gilab Asa 2 Diploma Elektronika Dan Instrumentasi Sekolah
Lebih terperinciBAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas
BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM
IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM Aretasiwi Anyakrawati, Pembimbing : Goegoes D.N, Pembimbing 2: Purwanto. Abstrak- Pendulum terbalik mempunyai
Lebih terperinciIdentifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC
Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Andhyka Vireza, M. Aziz Muslim, Goegoes Dwi N. 1 Abstrak Kontroler PID akan berjalan dengan baik jika mendapatkan tuning
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID
PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID
Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020
BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 3.1. Pendahuluan Pada bab III ini akan dijelaskan mengenai perancangan Pompa Air Brushless DC yang dikendalikan oleh Inverter
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOCK DIAGRAM Dalam bab ini akan dibahas perancangan perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem kendali kecepatan robot troli menggunakan fuzzy logic. Serta latar belakang
Lebih terperinciPerancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno
1 Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Anggara Truna Negara, Pembimbing 1: Retnowati, Pembimbing 2: Rahmadwati. Abstrak Perancangan alat fermentasi kakao otomatis
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem yang dirancang. Teori-teori yang digunakan dalam realisasi skripsi ini antara
Lebih terperinciSISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERBASIS PWM ( Pulse Width Modulation ) DC MOTOR SPEED CONTROL SYSTEM BASED
SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC BERBASIS PWM ( Pulse Width Modulation ) DC MOTOR SPEED CONTROL SYSTEM BASED PWM ( Pulse Width Modulation ) Baharuddin 1, Rhiza S.Sadjad 2, Muhammad Tola 2 1 Jurusan Sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian
Lebih terperinciNo Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,
56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu
Lebih terperinciDT-51 Application Note
DT-51 Application Note AN116 DC Motor Speed Control using PID Oleh: Tim IE, Yosef S. Tobing, dan Welly Purnomo (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Sistem kontrol dengan metode PID (Proportional Integral
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler
Lebih terperinciTabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]
1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan
Lebih terperinciAhmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Abstrak: Pada penelitian ini metode Fuzzy Logic diterapkan untuk
Lebih terperinciKendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi
Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi Ana Ningsih 1, Catherina Puspita 2 Program Studi Teknik Mekatronika, Politeknik ATMI Surakarta 1 ana_n@atmi.ac.id, 2 apriliacatarina@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang
Lebih terperinciPERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR
PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR 3.1. TUJUAN : Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan prinsip kerja rangkaian multivibrator sebagai pembangkit clock Membedakan rangkaian
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian
Lebih terperinciCLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16
CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada skripsi ini dilakukan beberapa pengujian dan percobaan untuk mendapatkan hasil rancang bangun Quadcopter yang stabil dan mampu bergerak mandiri (autonomous). Pengujian
Lebih terperinciSISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560
1 SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 Muhamad Faishol Arif, Pembimbing 1: Erni Yudaningtyas, Pembimbing 2: Rahmadwati. Abstrak Hampir seluruh industri didunia saat ini memanfaatkan
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID
SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID Raditya Wiradhana, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Purwanto. 1 Abstrak Pada saat ini masih banyak tungku bakar berbahan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB IV. ANALISA dan PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA dan PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan disampaikan pengujian disertakan teori perhitungan pergerakkan motor DC, motor stepper, interpolasi motor stepper, input digital fotosensor, barcode
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan 4.1.1 Basis Pengetahuan Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengetahuan adalah hal yang paling
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KENDALI PID BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER
IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KENDALI PID BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER Winarso*, Itmi Hidayat Kurniawan Program Studi Teknik Elektro FakultasTeknik, Universitas
Lebih terperinciREZAN NURFADLI EDMUND NIM.
MEKATRONIKA Disusun oleh : REZAN NURFADLI EDMUND NIM. 125060200111075 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Respon berasal
Lebih terperinciDT-BASIC Application Note
DT-BASIC DT-BASIC Application Note AN137 Kontrol Motor dengan DT-BASIC Oleh: Tim IE Aplikasi ini menjelaskan penggunaan modul DT-BASIC series yang menggunakan bahasa pemrograman PBASIC untuk mengendalikan
Lebih terperinciPERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION
PERCOBAAN 11 PULSE WIDHT MODULATION TUJUAN: 1. Memahami prinsip dasar PWM 2. Memahami rangkaian Driver Motor DC 3. Memahami pemrograman assembly untuk pengaturan PWM Konsep Dasar PWM Salah satu cara yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN
BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem pengendali kecepatan motor brushless DC, yakni metode PWM dengan dutycycle
36 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Metode Sistem Percobaan Pada Percobaan yang dilakukan terdapat 2 metode yang digunakan sebagai sistem pengendali kecepatan motor brushless DC, yakni metode PWM dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian
Lebih terperinciPENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM
PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal
Lebih terperinciPERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI
Asrul Rizal Ahmad Padilah 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 asrul1423@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK Salah satu kelemahan robot dengan roda sebagai alat
Lebih terperinciBAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda
BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. mendeteksi garis yang berwarna putih dan lapangan yang berwarna hijau.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Sensor Photodioda 5.1.1 Tujuan Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. Adapun tujuan dari pengujian sensor photodioda adalah digunakan untuk mendeteksi
Lebih terperinciPENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI
PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI Jumiyatun Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadolako E-mail: jum@untad.ac.id ABSTRACT Digital control system
Lebih terperinciPENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC KONTROLER BERBASIS PLC
PEGEDALIA KECEPATA MOTOR DC DEGA MEGGUAKA FUZZY LOGIC KOTROLER BERBASIS PLC Thiang, Fengky, Anies Hannawati, Resmana Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Siwalankerto 121-131, Surabaya Indonesia
Lebih terperinciPERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC
Presentasi Tugas Akhir 5 Juli 2011 PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC Pembimbing: Dr.Ir. Moch. Rameli Ir. Ali Fatoni, MT Dwitama Aryana
Lebih terperinciSistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID
Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID 1 Ahmad Akhyar, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Erni Yudaningtyas. Abstrak Alat penyiram tanaman yang sekarang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR
33 BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR 4.1 Pengujian Rangkaian Untuk dapat melakukan pengontrolan gerakan sirip elevator pada pesawat tanpa awak, terlebih dahulu dilakukan uji rangkaian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. DC. Jenis motor DC yang paling banyak digunakan untuk menggerakkan lengan -
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebanyakan mesin CNC (Computer Numerical Control) digerakkan oleh motor DC. Jenis motor DC yang paling banyak digunakan untuk menggerakkan lengan - lengan CNC adalah
Lebih terperinciLINIERISASI KELUARAN PENCATU DAYA MENGGUNAKAN KOMPUTER
LINIERISASI KELUARAN PENCATU DAYA MENGGUNAKAN KOMPUTER Sumariyah, Jatmiko Endro Suseno dan Ibnu Arimono Lab. Instrumentasi & Elektronika, Jurusan Fisika UNDIP ABSTRACT A power supply with linier output
Lebih terperinci