Bab III Metodologi Penelitian
|
|
- Erlin Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Umum Agar penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur dan sistematis, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini berkaitan dengan sistem distribusi air, terutama dalam hal network flow analysis. Kompleksitas dari suatu jaringan perpipaan menimbulkan masalah dalam distribusi debit di setiap pipa dan tekanan di setiap node. Hal ini terkait dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam suatu sistem distribusi air. 2. Studi literatur Studi literatur dilakukan untuk memperoleh sumber-sumber pustaka yang terkait dan dapat menunjang penelitian ini. Sumber acuan/literatur tentang pemodelan sistem distribusi air, metode numerik, dan metode optimasi dapat berupa buku, modul, jurnal, dan situs internet. Selain itu, dalam studi literatur ini dilakukan pula pengumpulan data yang akan digunakan dalam simulasi model yang dibangun. 3. Pengembangan model Membangun suatu model jaringan perpipaan distribusi air pada kondisi tunak (steady state) berdasarkan persamaan node (H) dengan menggunakan persamaan hidrolis Hazen-Williams dan persamaan kontinuitas. 4. Penyelesaian model Membuat solusi model dengan menggunakan metode numerik dan metode optimasi. Penyelesaian metode numerik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Newton. Sedangkan, metode optimasi yang akan digunakan adalah Algoritma Genetika. Penyelesaian model dilakukan dengan membuat suatu program komputer menggunakan MATLAB. Program dimodelkan dengan menyusun kode-kode pemrograman dalam MATLAB berdasarkan algoritma program yang telah dirancang. 47
2 5. Simulasi, validasi, dan analisis model Simulasi dilakukan menggunakan data yang diperoleh dari literatur. Hasil simulasi model selanjutnya divalidasi dengan program network flow analysis yang umum digunakan, contohnya EPANET 2.0. Hasil simulasi dan validasi tersebut kemudian dianalisis sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan dari penelitian ini. Gambar III.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian III.2 Permasalahan Aliran Air dalam Jaringan Pipa Pada penelitian ini, permasalahan yang dibahas adalah masalah network flow analysis. Dalam suatu sistem jaringan pipa distribusi air yang sudah terpasang (panjang, diameter, dan kekasaran pipa diketahui), maka akan terdapat variabel hidrolika yang berperan penting dalam menunjukkan terpenuhinya permintaan konsumen, yaitu variabel debit dan headloss. Permasalahan jaringan pipa dikatakan dapat terpecahkan jika debit di setiap pipa dan head di tiap node telah diketahui dengan tingkat akurasi yang memadai. 48
3 Untuk menyelesaikan masalah network flow analysis ini perlu dibangun suatu model yang menggambarkan aliran dalam suatu jaringan perpipaan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan dari model yang akan dibangun, yaitu: 1. Aliran air dalam model yang dibangun diasumsikan berupa aliran steady state. Pada kondisi di lapangan, aliran pada sistem distribusi air dalam keadaan transien sehingga analisis masalahnya tidaklah sederhana. Untuk itu, model jaringan sistem distribusi air yang akan dikembangkan pada penelitian ini dibatasi hanya pada kondisi tunak (steady state). Model ini masih banyak dipakai sebagai pendekatan untuk menggambarkan sistem distribusi air karena analisinya yang lebih sederhana. Pada kondisi tunak tidak terjadi perubahan parameter hidrolika (debit, kecepatan, dll) terhadap waktu. 2. Topologi model sistem jaringan berupa gabungan sistem loop dan cabang. Topologi ini sesuai dengan keadaan dilapangan, dimana sistem jaringan pipa distribusi air yang dibangun merupakan suatu sistem kompleks yang terdiri dari sistem cabang dan loop. Sehingga model yang dibangun dari penelitian ini dapat diaplikasikan. 3. Persamaan head (H) digunakan untuk membangun persamaan model sistem. Dalam membangun persamaan sistem jaringan distribusi air, terdapat beberapa cara yang bisa digunakan, yaitu persamaan debit (Q), persamaaan head (H), dan persamaan loop ( Q). Dalam persamaan head digunakan metode kesetimbangan aliran air pada tiap-tiap node (persamaan kontinuitas). Selanjutnya, dengan mensubtitusi aliran air di dalam pipa menggunakan persamaan headloss maka akan diperoleh suatu persamaan tak linear dalam variabel head di tiap-tiap node. Untuk membangun suatu persamaan model, penggunaan persamaan head ini relatif lebih mudah dibandingkan dengan persamaan yang lain. Selain itu, persamaan head cocok digunakan untuk sistem yang dilengkapi dengan peralatan pengontrol (contoh Pressure Reducer Valve dan Check Valve). Namun, dengan menggunakan persamaan head akan diperoleh suatu sistem persamaan tak linear sehingga teknik penyelesaiannya berbeda dengan sistem persamaan yang dibangun dengan persamaan debit (Q). 49
4 4. Headloss yang diperhitungkan hanya headloss mayor Hazen-Williams. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan untuk menyederhanakan penyelesaian masalah model. Persamaan headloss mayor yang digunakan adalah persamaan Hazen-Williams. Walaupun persamaan ini dikembangkan atas dasar empiris dan umumnya hanya digunakan pada kondisi aliran turbulen, namun persamaan ini banyak diterapkan dalam pemodelan distribusi air minum terutama di Amerika Serikat karena relatif lebih mudah digunakan. 5. Penyelesaian model dengan mengkombinasikan Algoritma Genetika dan Metode Newton. Untuk menyelesaikan persamaan model yang dibangun, merupakan sistem persamaan tak linear, maka digunakan penyelesaian menggunakan metode Newton. Metode Newton merupakan metode numerik yang sangat baik karena tingkat konvergensinya kuadratis. Namun, metode ini memiliki kelemahan yaitu membutuhkan suatu tebakan awal yang bagus agar tercapainya suatu konvergensi. Untuk itu, dalam mencari nilai tebakan awal yang bagus akan digunakan suatu teknik Algoritma Genetika. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penyelesaian model dilakukan dengan mengkombinasikan Algoritma Genetika dan Metode Newton. III.3 Pengembangan Model Jaringan pipa distribusi air terdiri atas sejumlah pipa yang menghubungkan N titik simpul/node. Pada model jaringan yang akan dibangun digunakan metode kesetimbangan pada tiap-tiap node. Model ini menggabungkan persamaan energi untuk tiap pipa dan persamaan kontinuitas, sehingga akan diperoleh suatu persamaan kontinuitas pada tiap-tiap node. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut: Dalam suatu segmen pipa yang menghubungkan dua node dan, memiliki panjang (m) dan diameter pipa (m), maka untuk model aliran yang menggunakan persamaan Hazen-Williams (untuk satuan SI) dapat ditulis menjadi: 2.63 ij ( H H ) 0,2785. C. D. i j Qij = Sij (III.1) 0.54 L
5 dimana menyatakan besarnya laju aliran air pada segmen pipa yang menghubungkan node dan. adalah koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams. menyatakan arah dari aliran, dapat dirumuskan: S ij = ( H H ) H i i H j j = ±1 (III.2) Apabila 1, maka air mengalir dari node ke, dan apabila 1 maka air mengalir dari node ke. Karena head di tiap node diasumsikan menyatakan hydraulic grade line (HGL), yang terdiri dari komponen head tekanan ( P γ ) dan head elevasi ( ) maka persamaan di atas dapat ditulis kembali menjadi: Q P P i j ij = Sij C Dij + Z i Z j Lij γ 0.54 (III.3) (γ) adalah berat spesifik atau berat jenis. Berat spesifik air pada tekanan dan temperatur standar adalah 62.4 lb/ft 3 (9,806 N/m 3 ). Z, Dengan menerapkan persamaan kontinuitas pada tiap node, contoh untuk sebuah node m yang bertetangga dengan node dan, maka diperoleh: f m = Qjm + Qmk + QNm = 0 (III.4) dimana adalah debit yang keluar atau masuk ke dalam jaringan distribusi melalui node m. Untuk jaringan perpipaan yang memiliki N node maka terdapat n persamaan serupa dengan persamaan di atas. Kemudian, dengan menggabungkan kedua persamaan di atas (persamaan headloss dan kontinuitas) maka akan diperoleh suatu sistem persamaan tak linear untuk keadaan tunak pada jaringan distribusi air. Sistem persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut: f(x) = 0 (III.5) dengan f = (f 1 (x), f 2 (x),, f N (x)) T x = (x 1, x 2,, x N ) T Jika nilai tiap peubah bebas pada sistem persamaan tersebut adalah sedemikian rupa sehingga nilainya masing-masing menjadi (atau dekat) nol, maka sistem jaringan pipa distribusi tersebut berada dalam keseimbangan. 51
6 Sistem persamaan yang dibangun memuat peubah yang terdiri dari tekanan pada tiap node, elevasi pada masing-masing node, debit air yang keluar/masuk ke dalam jaringan melalui node, diameter pipa, panjang segmen pipa, dan koefisien kekasaran segmen pipa. Pada jaringan pipa distribusi yang sudah terpasang maka diameter, panjang, dan koefisien kekasaran segmen pipa, serta ketinggian elevasi tiap node besarnya sudah tertentu. Oleh karenanya, jika terdapat sejumlah N node, maka sistem persamaan akan memiliki 2N peubah ( dan, i =1, 2,..., N). Dengan demikian dimungkinkan untuk menggunakan N persamaan yang dimiliki untuk menghitung nilai N peubah dari 2N yang dimiliki. N peubah yang nilainya dihitung ini dikenal sebagai peubah bebas (state variables), sedangkan sisanya yang juga sebanyak N diberi nilai tertentu (decision variables) sehingga sistem persamaan tersebut dapat diselesaikan. Sistem ini sudah dalam bentuk sistem persamaan tak linear dengan N persamaan dan N peubah. Selanjutnya, paling tidak satu dari berupa peubah bebas dan satu dari nilainya diketahui sebagai tekanan referensi untuk sistem jaringan tersebut. III.4 Penyelesaian Model Sebagaimana dijelaskan di atas, dalam penelitian ini akan digunakan hibridisasi Algoritma Genetika dan metode Newton untuk menyelesaikan model sistem jaringan perpipaan yang dibangun. Metode Newton memiliki kelemahan dalam penentuan tebakan awal sehingga untuk mengatasinya pada penelitian ini akan memanfaatkan Algoritma Genetika dalam memperoleh tebakan awal bagi akar sistem persamaan tak linear yang dihadapi. Diagram alir pemodelan menggunakan Algoritma Genetika dan metode Newton dapat dilihat pada Gambar III.2. 52
7 Gambar III.2 Diagram Alir Program Simulasi Proses penyelesaian model sistem diawali memasukkan data jaringan distribusi air, yang meliputi data node (tekanan, elevasi, debit) dan data link (panjang dan diameter pipa, koefisien kekasaran pipa). Selanjutnya, menggunakan persamaan headloss Hazen-Williams dan persamaan kontinuitas dibangun model sistem yang menggambarkan sistem jaringan distribusi air. Algoritma Genetika digunakan untuk mencari nilai tebakan awal yang baik untuk metode Newton. 53
8 Pada dasarnya, Algoritma Genetika digunakan dalam masalah optimisasi. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan sistem persamaan tak linear dari jaringan perpipaan, masalah menentukan akar persamaan diubah dahulu menjadi suatu bentuk masalah optimisasi: Fitness function : F(x) = norm ( f ( x) ) dengan f( x) = = f (x) 2 2 f1 ( x) + f 2 ( x) Sehingga didekat akar dari f (x) = 0 diharapkan nilai fitness akan dekat dengan nol; dan akan merupakan suatu bilangan positif yang cukup besar bila x jauh dari akar. Dengan demikian masalah mencari akar f(x) = 0 mula-mula dibawa menjadi masalah mencari x yang meminimumkan fungsi F(x). Individu terbaik (mempunyai fitness tinggi) yang dihasilkan oleh Algoritma Genetika hanya merupakan kandidat solusi. Selanjutnya hasil yang diperoleh dengan Algoritma Genetika digunakan sebagai tebakan awal untuk menyelesaikan sistem persamaan tak linear dengan metode Newton. Gambar III.3 menunjukkan diagram alir Algoritma Genetika yang akan digunakan dalam penyusunan kode script program. f 2 n ( x) Hasil dari Algoritma Genetika selanjutnya digunakan oleh metode Newton untuk mencari solusi eksak dari model sistem yang dibangun. Dengan memanfaatkan hasil dari Algoritma Genetika maka kelemahan metode Newton, yaitu membutuhkan tebakan awal yang baik, akan tertutupi. Diagram alir metode Newton yang akan digunakan dalam penyusunan program dapat dilihat pada Gambar III.4. Solusi model dari metode Newton kemudian di validasi dengan program lain yang umum digunakan dalam pemodelan sistem distribusi air minum. Pada penelitian ini, program pembanding yang digunakan adalah program EPANET 2.0. Jika terdapat hasil validasi yang sangat buruk/kurang memuaskan maka dilakukan koreksi ulang dimulai dari proses membangun model sistem jaringan distribusi air. Jika diperoleh hasil validasi yang baik, maka hasil solusi metode Newton dapat dianalisis untuk perhitungan paramater lainnya, seperti debit pada setiap pipa, kecepatan pada pipa, dll. 54
9 F (x) = norm ( f ( x) ) Gambar III.3 Diagram Alir Algoritma Genetika untuk Penyelesaian Model 55
10 Gambar III.4 Diagram Alir metode Newton III.5 Ikhtisar Program Simulasi Simulasi komputer untuk analisis aliran dalam jaringan (network flow analysis) menggunakan MATLAB dibuat dengan memanfaatkan fasilitas formula matematika berupa fungsi matematika, logika, dan grafik yang telah tersedia 56
11 dalam MATLAB. MATLAB merupakan program komputasi numerik dengan bahasa pemrograman terintegrasi di dalamnya. MATLAB dirancang oleh MathWorks. MATLAB memiliki banyak kemudahan dalam menghitung persoalan-persoalan rekayasa (engineering), seperti: memanipulasi matriks, memplot fungsi persamaan, mengimplementasikan sebuah algoritma, pembuatan objek interface. MATLAB harus ter-install dalam komputer yang digunakan. Setelah membuat diagram alir pemodelan program, proses dilanjutkan dengan menuangkan alur pemodelan dalam perancangan kode-kode script program dengan MATLAB berupa m-files. Perancangan program simulasi ini dibagi dalam 6 langkah penting, yaitu: 1. Perancangan fungsi rutin yang akan mengeksekusi proses pemasukan data (input). 2. Perancangan fungsi rutin yang akan mengeksekusi proses Algoritma Genetika. 3. Perancangan fungsi rutin yang akan mengeksekusi proses Metode Newton. 4. Perancangan fungsi rutin yang akan mengeksekusi proses pengeluaran hasil (output) berupa perhitungan dan grafik. 5. Perancangan fungsi rutin yang akan mengeksekusi proses penyimpanan data dan hasil. 6. Penggabungan semua fungsi rutin dari 5 langkah sebelumnya dalam tampilan antarmuka atau graphical user interface (GUI) program simulasi. Fungsi rutin m-files merupakan tempat kode-kode script pemrograman MATLAB yang akan dituangkan. Fungsi rutin tersebut dibuat melalui Objek Editor Pemrograman dalan MATLAB. Semua fungsi rutin m-files dapat dilihat dalam Lampiran A. III.5.1 Fungsi Rutin M-Files Proses Pemasukan Data Proses awal pemodelan program simulasi ini, diawali dengan perancangan fungsifungsi rutin yang akan membaca atau mengeksekusi data yang akan digunakan dalam proses simulasi. 57
12 Fungsi-fungsi rutin m-files tersebut, terdiri dari: 1. network_read.m, merupakan fungsi rutin untuk membaca data-data yang digunakan dalam perhitungan network flow analysis yang ada dalam file berformat text (*.txt) yang dapat diakses menggunakan Notepad, data-data tersebut seperti node id, flow, elevation, pressure, link id, length, diameter, dan coefficient C. 2. network_create.m, merupakan fungsi rutin lanjutan dari network_read.m, fungsi ini menjadi media penghantar antara data file berformat text dengan MATLAB, format-format tulisan dalam file tersebut diproses menjadi inputinput variabel yang akan digunakan dalam sistem persamaan model. III.5.2 Fungsi Rutin M-Files Algoritma Genetika Berdasarkan diagram alir Algoritma Genetika sebelumnya, fungsi-fungsi rutin berupa m-files dibuat untuk mengimplementasikan Algoritma Genetika dalam penyelesaian optimasi (minimasi) sistem persamaan model dengan menuangkan kode-kode script pemodelan program simulasi. Fungsi-fungsi rutin m-files tersebut, terdiri dari: 1. ga_bit2num.m, merupakan fungsi rutin untuk mengkonversi bilangan bit (0 dan 1) ke bilangan angka (real) secara individu. 2. ga_bit2num2.m, merupakan fungsi rutin untuk mengkonversi bilangan bit (0 dan 1) ke bilangan angka (real) secara jamak atau banyak (array). 3. ga_objfcn.m, merupakan fungsi rutin yang berisi fungsi fitness dalam proses optimasi (minimasi) menggunakan Algoritma Genetika. 4. ga_evalpopu.m, merupakan fungsi rutin untuk mengevaluasi populasipopulasi individu selama proses optimasi apakah telah sesuai dengan kriteria fitness fungsi yang ditentukan. 5. ga_nextpopu.m, merupakan fungsi rutin untuk membuat generasi-generasi individu dalam proses optimasi. 6. ga_run.m, merupakan fungsi rutin utama yang menghubungkan semua fungsi-fungsi rutin yang telah dibuat, proses optimasi Algoritma Genetika diinisiasi melalui fungsi rutin ini. 58
13 III.5.3 Fungsi Rutin M-Files Metode Newton Berdasarkan diagram alir metode Newton, fungsi-fungsi rutin berupa m-files dibuat untuk mengimplementasikannya dalam penyelesaian sistem persamaan model dengan menuangkan kode-kode script pemodelan program simulasi. Fungsi-fungsi rutin m-files metode Newton, terdiri dari: 1. DeltaHeadFcn.m, MapX2PD.m, QijFcn.m, dan newton_objfcn.m merupakan fungsi rutin yang berisi penjabaran fungsi persamaan sistem model yang dibangun. 2. newton_jacobian.m, merupakan fungsi rutin untuk melakukan perhitungan matriks Jacobi yang dibutuhkan dalam proses iterasi Newton. 3. newton_run.m, merupakan fungsi rutin utama yang menghubungkan semua fungsi-fungsi rutin yang telah dibuat, proses iterasi metode Newton diinisiasi melalui fungsi rutin ini. III.5.4 Fungsi Rutin M-Files Proses Pengeluaran Hasil Jika proses penyelesaian telah selesai, maka hasil-hasil perhitungan yang terjadi dalam proses tersebut dapat ditampilkan, seperti laporan dan grafik hasil perhitungan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat fungsi rutin yang akan memproses hasil output tersebut. Fungsi rutin tersebut adalah showoutput.m, fungsi rutin ini akan memproses hasil-hasil perhitungan berupa laporan dan grafik. Fungsi ini juga merupakan bagian dalam ga_run.m dan newton_run.m, karena kedua fungsi ini akan mengeksekusi showoutput.m dalam setiap proses penyelesaiaanya. III.5.5 Fungsi Rutin M-Files Proses Penyimpanan Data dan Hasil Bagian penunjang atau tambahan dalam pemodelan program ini, adalah proses penyimpanan data dan hasil dari program simulasi. Fungsi rutin tersebut adalah save_network.m, merupakan fungsi rutin untuk memproses penyimpanan data dan hasil jika terdapat perubahan isi data dalam file berformat text (*.txt). 59
14 III.5.6 GUI Program Tahapan terakhir dari pemodelan program ini adalah perancangan tampilan antarmuka atau yang lebih dikenal dengan graphical user interface (GUI) program. Sebenarnya dalam pemrograman MATLAB, proses-proses simulasi sudah dapat dilakukan tanpa harus membuat GUI program dengan hanya mengeksekusi fungsi-fungsi rutin m-files yang sudah dibuat sebelumnya pada jendela console atau command MATLAB, tentunya dengan melakukan setiap proses secara manual atau dengan menuliskan syntax yang ada dalam setiap fungsi rutin secara berurutan. Hal ini akan menjadi tidak efisien, sehingga dibutuhkan sebuah fasilitas yang dapat menghimpun semua proses-proses perhitungan, yaitu GUI program. Fungsi-fungsi rutin tersebut, terdiri dari: 1. MAIN.fig, merupakan fungsi yang berisi objek-objek interface program simulasi dalam MATLAB, seperti objek form, panel, button, edit text, static text, dan axes. Proses perancangan dapat dilakukan dengan mengeksekusi perintah guide MAIN pada jendela console MATLAB. 2. MAIN.m, merupakan fungsi yang berisi kode-kode script yang memvisualisasikan objek-objek interface yang telah dirancang dalam MAIN.fig dan fungsi ini juga berisi kode-kode script tambahan untuk menggabungkan semua fungsi rutin yang telah dibuat. III.6 Penggunaan Program Simulasi Setelah penggabungan fungsi-fungsi rutin m-files dalam GUI program, maka program simulasi sudah dapat dijalankan. Langkah-langkah penggunaan program simulasi adalah sebagai berikut: 1. Jalankan program MATLAB, properti window MATLAB akan terlihat seperti pada Gambar III.5. Pilih lokasi direktori kerja dari fungsi-fungsi rutin m-files, kemudian pilih file START.m dan jalankan file tersebut dengan klik kanan lalu pilih run atau ketik kata START dalam jendela console MATLAB yang ada di bagian panel sebelah kanan. 60
15 Gambar III.5 Tampilan Awal Window dalam MATLAB Setelah file START.m diklik atau diketik pada jendela console, maka akan muncul tampilan awal program simulasi sebagai berikut: Gambar III.6 Tampilan Awal Program Simulasi 2. Proses pemasukan input data diawali dengan membuka file data yang aka dgunakan dalam program simulasi. Klik tombol browse pada tab Input dan 61
16 pilih file data yang akan digunakan, kemudian klik open. Gambar III.7 Tampilan Proses Input File Data Simulasi 3. Selanjutnya pada tab input, pilih metode penyelesaian yang akan digunakan. Metode penyelesaian terdiri dari 3 pilihan, yaitu GA, Newton, dan GA+Newton. Untuk pilihan GA dan GA+Newton, perlu diinput nilai pressure range (N/m 2 ) dan demand range (m 3 /s). Sedangkan, untuk pilihan Newton, perlu diinput nilai initial guess (Contoh: untuk 9 node ketik rand(9,1) pada kolom initial guess) Gambar III.8 Tampilan Proses Input Parameter Penunjang 62
17 4. Proses penyelesaian siap dilakukan dengan meng-klik tombol Run. Selanjutnya, proses penyelesaian ditunggu sampai selesai ditandai dengan tampilan tombol Stop menjadi tidak aktif dan terdapat tampilan grafik. Untuk pilihan GA+Newton, klik Run untuk GA terlebih dahulu sebelum melakukan penyelesaian dengan Newton (meng-klik Run Newton). Gambar III.9 Tampilan Proses Algoritma Genetika Gambar III.10 Tampilan Proses Iterasi Metode Newton 63
18 5. Laporan hasil perhitungan dapat dilihat dengan meng-klik tombol Report. Output laporan hasil perhitungan: Gambar III.11 Tampilan Laporan Hasil Perhitungan 64
Bab IV Simulasi dan Pembahasan
Bab IV Simulasi dan Pembahasan IV.1 Gambaran Umum Simulasi Untuk menganalisis program pemodelan network flow analysis yang telah dirancang maka perlu dilakukan simulasi program tersebut. Dalam penelitian
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Air adalah karunia Allah SWT yang secara alami ada di seluruh muka bumi. Makhluk hidup, termasuk manusia sangat tergantung terhadap air. Untuk kelangsungan hidupnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan air dalam kuantitas dan kualitas tertentu dalam melakukan aktivitas dan menopang kehidupannya.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI DAN PEMODELAN PROGRAM SIMULASI
BAB II DASAR TEORI DAN PEMODELAN PROGRAM SIMULASI 2.1 Analisis Kestabilan Lereng Lereng merupakan permukaan tanah (material) terbuka yang membentuk sudut tertentu dengan bidang datar (horizontal). Lereng
Lebih terperinciPemodelan untuk Penghitungan Headloss Jaringan Pipa Distribusi Air Studi Kasus: Jaringan Distribusi Air PDAM Kota Bandung.
Pemodelan untuk Penghitungan Headloss Jaringan Pipa Distribusi Air Studi Kasus: Jaringan Distribusi Air PDAM Kota Bandung Kuntjoro A. Sidarto 1,5, Rieske Hadianti 1,5, Leksono Mucharam 2,5, Amoranto risnobudi
Lebih terperinciPEMODELAN NETWORK FLOW ANALYSIS SISTEM DISTRIBUSI AIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA - METODE NEWTON TESIS
No. Urut: 409/S2-TL/TPAL/2008 PEMODELAN NETWORK FLOW ANALYSIS SISTEM DISTRIBUSI AIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA - METODE NEWTON TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jaringan pipa air terdiri dari pipa-pipa yang saling terhubung yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jaringan pipa air terdiri dari pipa-pipa yang saling terhubung yang memungkinkan terjadinya aliran air dalam keadaan tunak dari satu atau lebih titik suplai kepada satu atau
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar yang akan digunakan sebagai landasan berpikir seperti beberapa literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan begitu akan mempermudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis kestabilan lereng merupakan salah satu persoalan yang sering dihadapi dalam pekerjaan geoteknik di pertambangan. Oleh karena itu, seorang engineer yang bekerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENGERJAAN
BAB III METODOLOGI PENGERJAAN Tugas akhir ini merupakan pengembangan dari tugas akhir dari Rahmat Satria Dewangga yang berjudul Pemodelan Jaringan dan Sistem Distribusi Air Minum pada Pipa Primer dengan
Lebih terperinciSIMULATOR UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEKANAN DAN HEATING VALUE PADA SISTEM JARINGAN PIPA GAS ABSTRAK
SIMULATOR UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEKANAN DAN HEATING VALUE PADA SISTEM JARINGAN PIPA GAS Oleh Mubassiran. 1,2, Riza, L. S. 1, Sidarto, K. A. 1, 3, Mucharam, L. 1, 4, Barato, W. U. 1 1 RC - OPPINET,
Lebih terperinciSIMULATOR UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEKANAN DAN HEATING VALUE PADA SISTEM JARINGAN PIPA GAS
SIMULATOR UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEKANAN DAN HEATING VALUE PADA SISTEM JARINGAN PIPA GAS Oleh : Mubassiran. 1,2, Riza, L. S. 1, Sidarto, K. A. 1, 3, Mucharam, L. 1, 4, Barato, W. U. 1 1 RC - OPPINET,
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v viii x xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii
ABSTRAK Suplai air bersih di Kota Tebing Tinggi dilayani oleh PDAM Tirta Bulian. Namun penambahan jumlah konsumen yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas jaringan, penyediaan dan pelayanan air
Lebih terperinciPELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 MODUL PELATIHAN OLEH: RACHMAD ARDHIANTO, S.T.
PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 ENVIRONMENTAL ENGINEERING FACULTY OF ENGINEERING MODUL PELATIHAN OLEH: RACHMAD ARDHIANTO, S.T. Bagian I Dasar-Dasar Permodelan
Lebih terperinciPraktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12. Tabel 1. Rancangan Variabel fuzzy Fungsi Nama Variabel Rentang Nilai Keterangan
Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12 Studi Kasus : Studi Permasalahan: Suatu Perusahaan akan melakukan perkiraan terhadap produksi suatu barang tiap bulan. Untuk menentukan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN...1
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...x BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1
Lebih terperinciModul 1 Pengenalan MATLAB
Modul 1 Pengenalan MATLAB MATLAB singkatan dari MATrix LABoratory, merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh The Mathwork.inc (http://www.mathwork.com). Bahasa pemrograman ini banyak digunakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Sampel Polinomial. (Horner, 1971) (Horner, 1971) (Neill, 2010) (Neill, 2010) (Neill, 2010) (Horner, 1971) (Neill, 2010)
digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sampel Polinomial Penelitian Sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa persamaan polinomial derajat dua, tiga, empat, dan n yang didapat dari berbagai
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M.
i KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk memudahkan siapa saja yang ingin belajar MATLAB terutama bagi yang baru mengenal MATLAB. Buku ini sangat cocok untuk pemula terutama untuk pelajar yang sedang menempuh
Lebih terperinciBab I Pengenalan Visual BASIC
Bab I Pengenalan Visual BASIC 1. Pendahuluan Visual BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat suatu aplikasi dalam Microsoft
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISA PERANGKAT LUNAK BASIS DATA MULTIMEDIA
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISA PERANGKAT LUNAK BASIS DATA MULTIMEDIA Dalam bagian ini akan dianalisis berbagai hal yang berkaitan dengan perancangan dan implementasi aplikasi multimedia. Analisis
Lebih terperinciPANDUAN DASAR WATERCAD VERSI 5
PANDUAN DASAR WATERCAD VERSI 5 WaterCAD.ico DISUSUN Oleh : GIGIH YULI ASMARA, ST. MALANG, 24 APRIL 2009 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT,
Lebih terperinciVukovich dinamis yang digabungkan dengan model PRoFIGA didalamnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fuzzy Evolutionary Algorithm (FEA) merupakan salah satu model hybrid yang menggabungkan dua buah model soft computing yaitu algoritma genetika dan logika fuzzy. FEA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komputer adalah sebuah alat yang dipakai untuk mengolah informasi menurut prosedur yang telah dirumuskan (Wikipedia, 2007: Komputer). Komputer berkembang mulai
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram
Lebih terperinciSILABUS BERBASIS KOMPETENSI
SILABUS BERBASIS KOMPETENSI Jurusan : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNUD Mata Kuliah : Logika dan Pemrograman Komputer Kode : MD3210 SKS : 2 SKS Prasyarat : - Standar Kompetensi : Mampu memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT.Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan perusahaan minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT.Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan perusahaan minyak terbesar di Indonesia. PT. CPI memperhatikan kebutuhan masyarakatyang tinggal di lingkungan PT.
Lebih terperinciPersiapan Membuat Project di EPANET. Menggambar Jaringan. Input Data. Running Program Epanet. Interpretasi (Analisis) Data.
METODOLOGI SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN EPANET 2.0 : Persiapan Membuat Project di EPANET Menggambar Jaringan Input Data Running Program Epanet Interpretasi (Analisis) Data Printing Gambar 1. Metode analisis
Lebih terperinciManual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Tata Letak Fasilitas Komarudin
Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Tata Letak Fasilitas Komarudin Laboratorium Rekayasa, Simulasi dan Pemodelan Sistem Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMODUL 1. Command History Window ini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah apa saja yang sebelumnya dilakukan oleh pengguna terhadap matlab.
MODUL 1 1. Pahuluan Matlab merupakan bahasa pemrograman yang hadir dengan fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih dahulu seperti Delphi, Basic maupun C++.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DAN INSTRUMENTASI KENDALI. M-File dan Simulink
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DAN INSTRUMENTASI KENDALI M-File dan Simulink Disusun Oleh Nama : Yudi Irwanto NIM : 021500456 Prodi Jurusan : Elektronika Instrumentasi : Teknofisika Nuklir SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
Lebih terperinciMODUL I PENGENALAN MATLAB
MODUL I PENGENALAN MATLAB 1. Apa Matlab itu? Matlab merupakan bahasa pemrograman dengan kemampuan tinggi dalam bidang komputasi. Matlab memiliki kemampuan mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman.
Lebih terperinciPendahuluan. Praktikum Pengantar Pengolahan Citra Digital Departemen Ilmu Komputer Copyright 2008 All Rights Reserved
1 Pengenalan Matlab Pendahuluan Matlab adalah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk analisis dan visualisasi data. Matlab didesain untuk mengolah data dengan menggunakan operasi matriks. Matlab juga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. adalah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Visual Basic 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
62 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Masalah yang Dihadapi Persamaan integral merupakan persamaan yang sering muncul dalam berbagai masalah teknik, seperti untuk mencari harga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat memudahkan pengelolahan dan memanfaatkan data secara efektif dan efesien. Kantor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan komputer dalam menyelesaikan pekerjaan sangat dibutuhkan peranannya untuk dapat memudahkan pengelolahan dan memanfaatkan data secara efektif dan efesien.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RPL RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari semua aspek produksi dalam suatu proses perancangan suatu perangkat lunak / sistem dengan tujuan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM PENENTUAN TITIK GANGGUAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM PENENTUAN TITIK GANGGUAN Perancangan sistem penentuan lokasi gangguan dimaksudkan untuk mempercepat penentuan titik gangguan yang membuat pelayanan kepada masyarakat
Lebih terperinciGUIDE. maupun menu. Aplikasi yang menggunakan GUI umumnya lebih mudah dipelajari dan
GUIDE GUIDE atau GUI builder merupakan sebuah graphical user interface (GUI) yang dibangun dengan obyek grafis seperti tombol (button),kotak teks,slider,sumbu (axes), maupun menu. Aplikasi yang menggunakan
Lebih terperinciBAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN
BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN 3.1 Algoritma Program Dibutuhkan algoritma untuk diimplementasikan ke dalam program aplikasi ini, yaitu langkah langkah instruksi sehingga dicapai hasil yang diinginkan.
Lebih terperinciBahasa FORTRAN. Saifoe El Unas. Apa FORTRAN itu?
Bahasa FORTRAN Saifoe El Unas Apa FORTRAN itu? FORTRAN = Formula Translation Merupakan bahasa pemrograman pertama (1957) untuk Scientists& Engineers. Perkembangan FORTRAN : FORTRAN 66 FORTRAN 77 FORTRAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERNYATAAN. ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN. ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v vi ix x xi BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang..... 1.2 Rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat sejak permulaannya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tes psikometrik telah ada sejak awal abad ke 20 dalam 25-30 tahun terakhir ini, tes psikometrik ini banyak digunakan secara luas dikalangan industri karena
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Permasalahan TSP merupakan suatu masalah klasik yang telah ada sejak tahun 1800-an, sejauh ini telah cukup banyak metode yang diciptakan untuk menyelesaikan
Lebih terperinciSOFTWARE LINDO I KOMANG SUGIARTHA
SOFTWARE LINDO I KOMANG SUGIARTHA PENGERTIAN LINDO LINDO (Linear Interaktive Discrete Optimizer) merupakan software yang dapat digunakan untuk mencari penyelesaian dari masalah pemrograman linear. Prinsip
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa
Lebih terperinciCARA INSTALL DAN REMOVE APLIKASI. Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman repo.slemankab.go.id
CARA INSTALL DAN REMOVE APLIKASI Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman cara menginstal dan remove/uninstall aplikasi ada beberapa cara yang akan dijelaskan dalam panduan ini terutama adalah linux yang menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE FUZZY MAMDANI
29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan
Lebih terperinciBAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Perkembangan game dari skala kecil maupun besar sangat bervariasi yang dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa memandang umur, dari anak
Lebih terperinciSebelum membahas mengenai pemrograman LabVIEW, sebaiknya pembaca mengenal istilah istilah penting berikut ini.
Pemrograman LabVIEW 6.1 Istilah-Istilah Penting Sebelum membahas mengenai pemrograman LabVIEW, sebaiknya pembaca mengenal istilah istilah penting berikut ini. 1. G: dari kata graphical, merupakan sebutan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Simulasi 2.1.1 Pengertian Simulasi Simulasi merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi di dunia nyata (real world). Banyak metode yang dibangun
Lebih terperinciLAMPIRAN. Interface). Dengan mengunakan GNS3 kita dapat merancang dan. mengimplementasikan jaringan mendekati keadaan yang sebenarnya.
L1 LAMPIRAN Instalasi Software GNS3 GNS3 merupakan software pemodelan yang berorientasi GUI (Graphical User Interface). Dengan mengunakan GNS3 kita dapat merancang dan mengimplementasikan jaringan mendekati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Sistem distribusi air bersih umumnya merupakan suatu jaringan pemipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem penyediaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan program beserta pembahasan tentang program. Dimana di dalam program ini terdapat tampilan
Lebih terperinciAPLIKASI KOMPUTER (APLIKOM)
MODUL PERKULIAHAN APLIKASI KOMPUTER (APLIKOM) Pengoperasian Dasar Windows Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Teknik Informatika 03 Abstract Modul ini membahas tentang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan
Lebih terperinciPanduan Praktikum S1 Elins Eksp. Kontrol Digital 1
1 Sistem Kontrol Digital Eksperimen 1 : Pengenalan Matlab dan Simulink pada Sistem Kontrol Digital Tujuan : Memperkenalkan Matlab, Simulink dan Control System Toolbox yang digunakan untuk mensimulasikan
Lebih terperinciPelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat lunak WATERCAD
Pelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat lunak WATERCAD Pelatihan Analisa Jaringan menggunakan software EPANET 2.0 dan Pengenalan Aplikasi perangkat
Lebih terperinci1. MENGENAL VISUAL BASIC
1. MENGENAL VISUAL BASIC 1.1 Mengenal Visual Basic 6.0 Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun oleh
Lebih terperinciPERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN
PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Oleh : Hera Firdhausa Katili 2409100073 Dosen Pembimbing : Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak kecil kita sudah diperkenalkan berbagai jenis permainan. Dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kecil kita sudah diperkenalkan berbagai jenis permainan. Dari permainan tradisional hingga permainan yang memanfaatkan teknologi. Dalam perkembangannya, banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf menurut Munir (2012), merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika dengan pokok bahasan yang sudah sejak lama digunakan dan memiliki banyak terapan hingga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Aplikasi Program aplikasi merupakan suatu bentuk rancangan program yang dibuat sedemikian rupa dalam mencapai suatu tujuan tertentu dengan mengikuti prosedur serta memiliki
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak Analisa kebutuhan merupakan langkah awal untuk menentukan perangkat lunak yang dihasilkan. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciAPLIKASI UNTUK PEMANTAUAN LAN PADA STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BUNDA MULIA. Abstract
APLIKASI UNTUK PEMANTAUAN LAN PADA STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BUNDA MULIA Halim Agung halimagung89@gmail.com Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstract Peningkatan kualitas suatu proses belajar
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK (JAVA) PERTEMUAN 1 PENGENALAN LINGKUNGAN PEMROGRAMAN JAVA
PERTEMUAN 1 PENGENALAN LINGKUNGAN PEMROGRAMAN JAVA A. Instalasi paket Java Development Kit (JDK) 1. Download paket JDK MODUL PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK (JAVA) Pertama masuk ke situs http://java.sun.com/javase/downloads/index.jsp,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti
Lebih terperinciBatch Processing A. BATCH, ONLINE, REAL TIME PROCESSING
Batch Processing A. BATCH, ONLINE, REAL TIME PROCESSING Batch processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Program Aplikasi Program adalah kombinasi yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu Systema, yang artinya sekumpulan objek
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Sistem Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu Systema, yang artinya sekumpulan objek yang bekerja bersama-sama menghasilkan metode, prosedur, teknik yang digabungkan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Dalam membangun aplikasi belajar matematika untuk anak sekolah dasar kelas 5 SD. Tahap analisis adalah tahap awal dalam membangun sebuah aplikasi. Pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. melakukan survey dengan kuisioner mencari informasi dari media yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari hingga desember 2014. Dengan tempat penelitian pada Kominfo Jatim yang termasuk juga sebagai penyelenggara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan (game) merupakan bidang usaha manusia terhadap kecerdasan buatan, salah satunya adalah sliding puzzle. Permainan ini merupakan permainan yang dapat melatih
Lebih terperinciMATERI TIK KELAS 5 SEMESTER 1 SD KATOLIK SANTA MARIA MAGELANG
MATERI TIK KELAS 5 SEMESTER 1 SD KATOLIK SANTA MARIA MAGELANG Mengenal Diagram alir (flowchart program) Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Perangkat Lunak RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari semua aspek produksi dalam suatu proses perancangan suatu perangkat lunak /
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Penjualan Pada saat perusahaan menjual barang dagangnya, maka diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan
Lebih terperinciPertemuan2 Percabangan & Perulangan pada Python
Pertemuan2 Percabangan & Perulangan pada Python Objektif: 1. Mahasiswa mengetahui percabangan dan perulangan pada Python. 2. Mahasiswa mengetahui bentuk umum dari percabangan dan perulangan pada Python.
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA Kegiatan perencanaan merupakan hal dasar dalam menentukan sistem distribusi air bersih. Menurut Dharmasetiawan (2004), kegiatan perencanaan terdiri
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok dalam mendefenisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang
Lebih terperinciSPREADSHEET DOCUMENTATION FOR STUDENTS AND ENGINEERS
Tugas Besar Pengantar Komputasi Proses SPREADSHEET DOCUMENTATION FOR STUDENTS AND ENGINEERS Disusun oleh : Kelompok 1 Kelas A Arief Maulana (1107114145) Intan Fitra Martin (1107114272) Muhammad Rahman
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Steganografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kata steganos yang artinya tulisan tersembunyi (covered writing) dan kata graphos yang berarti tulisan. Sehingga steganografi
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL
BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL 4.1 Kondisi perancangan Tahap awal perancangan sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yaitu menentukan kondisi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu
Lebih terperinciModul Praktikum WEKA. Pembaca modul ini diasumsikan telah mengerti dasar-dasar datamining.
Modul Praktikum WEKA Yudi Wibisono (e: yudi@upi.edu ); t: @yudiwbs Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia (cs.upi.edu) Versi BETA : Oktober 2013 http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/3.0/
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sekilas Tentang Sistem Ujian Konevensional
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang Sistem Ujian Konevensional Dalam ujian konvensional,ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar ujian bisa dilaksanakan secara layak. Hal yang utama adalah kertas.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan memaparkan berbagai teori yang melandasi penulis dalam membangun sistem yang nantinya akan dibuat. 3.1. Pengertian Optimalisasi Secara umum pengertian optimalisasi menurut
Lebih terperinciDASAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0
DASAR MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Apa itu Visual Basic? Kata Visual menunjukkan cara yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI). Dengan cara ini Anda tidak lagi menuliskan instruksi pemrograman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Daerah dan data penelitian Data yang digunakan merupakan data sekunder gayaberat di daerah Bogor pada tahun 2008-2009 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonsia Bandung dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. pengembangan sistem yang lazim disebut Waterfall Model. Metode ini terdiri dari enam
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Dalam perancangan dan penyusunan aplikasi ini, digunakan metoda siklus pengembangan sistem yang lazim disebut Waterfall Model. Metode ini terdiri dari enam tahapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kerahasiaan pesan atau data yang dimiliki oleh seseorang merupakan hal penting dalam pengiriman pesan agar pesan tersebut hanya dapat diberikan oleh orang tertentu saja
Lebih terperinci3.2.3 Resiko, Keuntungan dan Kerugian Forex Metode Prediksi dalam Forex MetaTrader 4 sebagai Platform Trading dalam Forex...
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR PERSAMAAN... xv DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciPENGGUNAAN MATLAB DALAM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR MENGGUNAKAN JARINGAN HOPFIELD LINEAR ABSTRAK
PENGGUNAAN MATLAB DALAM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR MENGGUNAKAN JARINGAN HOPFIELD LINEAR Rosihan Ari Yuana Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Aplikasi jaringan
Lebih terperinciMEMULAI MENGGUNAKAN MATLAB
BAB 1 MEMULAI MENGGUNAKAN MATLAB A. PENDAHULUAN Apa itu MATLAB? Apa yang dapat dilakukan oleh MATLAB? Kemampuan apa yang dimilikinya? Bagaimana kita menggunakan MATLAB untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Perangkat Ajar Dalam perancangan dan pembuatan perangkat ajar ini membutuhkan perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun
Lebih terperinciAda 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :
BAB V FUZZY LOGIC MATLAB TOOLBOX Agar dapat mengunakan fungsi-fungsi logika fuzzy yang ada paad Matlab, maka harus diinstallkan terlebih dahulu TOOLBOX FUZZY. Toolbox. Fuzzy Logic Toolbox adalah fasilitas
Lebih terperinci