HUBUNGAN SIKAP GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP LUKI PADANG ARTIKEL

Transkripsi

1 HUBUNGAN SIKAP GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP LUKI PADANG ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) FACHMITA PUTRI PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT 2015

2 RELATIONSHIP ATTITUDES OF TEACHERS IN THE LEARNING PROCESS WITH THE INTERESTS OF STUDENT AT CLASS VII SMP LUKI PADANG By: *Student **Lectures Fachmita Putri* Dr. Helma., M.Pd** Weni Yulastri., M.Pd** Guidance and Counseling Study Program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT This research is motivated by a phenomenon encountered in the field that the attitudes of teachers affect the interests of student, indicated by numbers of students being late to school, wandering within hours of lessons, of course this is not in accordance with the conditions expected. This research is quantitative descriptive correlational. The population in this study were all students at class VII SMP Luki Padang academic year 2014/2015 which amounted to 56 and sample taken using total sampling technique. The research instrument was a questionnaire, for data analysis using percentage and correlation techniques. Results of research can be described as follows: 1). The attitude of the teacher in the learning process are in the good category of the 55 student, 2). Interests of student at high category of the 54 student, and 3). Relations attitudes of teachers in the learning process with the interests of student shows that r count of and r table at df 55 at a significance level of 0.05 with a 95% confidence level, meaning that r count larger than r table (0.348 > 0.254) H a is accepted and H o is rejected. It can be seen from that working hypothesis (H a ) is accepted. This shows the direction of a positive relationship. From these results the researchers recommend in order to improve the attitudes and interests of student most affected by educators who can educate, love and guiding student are good and not only based on academic results but also in terms of attitudes and behaviors. Keywords: Attitudes of teachers in the learning process, interests of student Pendahuluan Menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan, pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis, karena pendidikan mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan inovatif. Untuk membentuk sumber daya manusia tersebut diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut yaitu melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan, pendidikan menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pendidikan formal yang dilakukan di sekolah-sekolah sampai sekarang tetap merupakan lembaga pendidikan utama yang merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Sumber daya manusia tersebut sering disebut sebagai peserta didik dalam pendidikan formal. Menurut Desmita (2011: 39) peserta didik merupakan suatu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang disebut pendidikan. Sebagai salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan, peserta didik sering disebut sebagai raw material (bahan mentah). Sekolah Menengah Pertama

3 (SMP) merupakan salah satu sekolah atau lembaga pendidikan formal yang memadukan dengan ilmu pengetahuan. Hal ini diharapkan mampu menciptakan peserta didik yang berkualitas yang dipengaruhi oleh minat peserta didik dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan mencapai lulusan yang memiliki ilmu pengetahuan yang dapat berguna bagi peserta didik untuk melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi, sehingga mereka mampu bersaing dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri ataupun berwiraswasta. Semuanya itu tidak akan terlepas dari relasi guru dan peserta didik sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 66) bahwa proses pembelajaran terjadi antara guru dengan peserta didik. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Terjalinya suatu relasi yang baik tergantung bagaimana kedua belahpihak dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah sikap seorang guru. Menurut Suyanto dan Jihad (2013: 16) bahwa guru merupakan faktor utama dan pengaruh terhadap proses belajar peserta didik. Dalam pendangan peserta didik, guru memiliki otoritas bukan saja otoritas dalam bidang akademis, melainkan juga dalam bidang nonakademis. Oleh karena itu, pengaruh guru terhadap para peserta didiknya sangat besar dan sangat menentukan. Menurut Syah (2007: 136) minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis lakukan di lapangan pada tanggal 24 Maret 2014 pada saat penulis melakukan studi kasus semester 6 dan observasi ke dua pada tanggal 26 Maret 2015 penulis melihat rendahnya minat belajar peserta didik hal ini ditandai dengan masih banyak ditemukan peserta didik yang terlambat masuk kelas, keluyuran dalam jam pelajaran serta ada peserta didik yang keluar atau bolos pada jam pelajaran berlangsung. Peserta didik yang tidak hadir, peserta didik yang tidak menjawab pertanyaan guru, guru yang membawa kayu saat proses pembelajaran berlangsung dan peserta didik yang asik dengan kegiatan sendiri. Selanjutnya peneliti juga menemukan adanya peserta didik yang tidak mau mengikuti proses pembelajaran dengan salah seorang guru karena takut dengan guru yang mengajar. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang: Hubungan Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Minat Belajar Peserta Didik Di Kelas VII SMP Luki Padang. Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian ini maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Gambaran sikap guru dalam proses pembelajaran di kelas VII SMP Luki Padang. 2. Gambaran minat belajar peserta didik di kelas VII SMP Luki Padang. 3. Hubungan sikap guru dalam proses pembelajaran dengan minat belajar peserta didik di kelas VII SMP Luki Padang. Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: Bagaimana hubungan sikap guru dalam proses pembelajaran dengan minat belajar peserta didik di kelas VII SMP Luki Padang?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Gambaran sikap guru dalam proses pembelajaran di kelas VII SMP Luki Padang. 2. Gambaran minat belajar peserta didik di kelas VII SMP Luki Padang. 3. Hubungan sikap guru dalam proses pembelajaran dengan minat belajar peserta didik di kelas VII SMP Luki Padang. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis statistik koresional pendekatan kuantitatif (Yusuf, 2007: 84). Populasi dalam penelitian ini peserta didik di kelas VII SMP Luki Padang berjumlah 56 orang peserta didik. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode total sampling Arikunto (2006: 134). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini merupakan instrumen sikap guru dalam proses pembelajaran dan minat belajar peserta didik.

4 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Bungin (2011: 131) data interval merupakan data yang memiliki ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama. Data dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari peserta didik berkenaan dengan hubungan sikap guru dalam proses pembelajaran dengan minat belajar peserta didik di kelas VII SMP Luki Padang.Data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data yaitu angket. Agar pengumpulan data berjalan dengan lancar maka peneliti menjalankan prosedur sebagai berikut: 1. Penelitian membaca berbagai sumber untuk menguatkan kajian teori sehingga memudahkan peneliti dalam mengembangkan instrumen penelitian. 2. Penyusunan kisi-kisi angket terlebih dahulu ditetapkan variabel, kemudian sub variabel, setelah itu menjadi beberapa indikator. Menyusun atau merumuskan item. 3. Angket disusun dengan menggunakan alternatif jawaban, dimana jawaban menggunakan skor 1-5 pada kolom jawaban yang telah tersedia.peneliti menggunakan 5 alternatif jawaban untuk sikap guru dalam proses pembelajaran yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat tidak baik. alternatif jawaban untuk minat belajar peserta didik yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah dan sangat rendah. 4. Melakukan uji coba angket kepada 30 responden untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian. b) Membuat tabel pengolahan data berdasarkan item pernyataan penelitian yang telah dijawab responden. c) Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ketabel pengolahan. d) Mengolah data dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007 dan Statistical Program for Society Science (SPSS) versi e) Menghitung masing-masing frekuensi yang diperoleh dengan menggunakan teknik analisis persentase yang dikemukakan oleh Sudjana (2011: 43) sebagai berikut: F P = x100 N Keterangan : P : Tingkat persentase jawaban F :Frekuensi jawaban dari jumlah skor N : Jumlah sampel 100: Jumlah angka mutlak f) Analisis dengan koefesien determinan Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variabel X terhadap variabel Y digunakan uji koefesien determinan dengan rumus (Riduwan 2012: 139) yaitu: KD = x 100% Dimana KD = Nilai koefesien determinan r = Nilai koefisien kolerasi Hasil dan Pembahasan 1. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran Secara umum sikap guru dalam proses pembelajaran di kelas VII SMP Luki Padang sebagian besar (9 8,21%) berada pada kategori baik. Hal ini mengidentifikasikan bahwa sikap seorang guru haruslah menjadi panutan yang baik terhadap peserta didik. Hal ini didukung oleh pendapat Suyanto dan Jihad (2013: 16) bahwa guru merupakan faktor utama dan pengaruh proses belajar peserta didik. Dalam pandangan peserta didik, guru memiliki otoritas bukan saja otoritas dalam bidang akademis, melainkan juga dalam bidang nonakademis. Oleh karena itu, pengaruh guru terhadap para peserta didiknya sangat besar dan sangat menentukan. Meskipun hasil persentase tertinggi berada pada kategori baik, namun teridentifikasi kategori kurang baik sebesar (1,79%). Maka guru dan pihakpihak terkait juga harus memperhatikan hal tersebut dengan memberikan bantuan untuk meningkatkan sikap yang baik dari seorang guru agar dalam proses

5 pembelajaran peserta didik lebih bersemangat dan menyukai suasana belajar Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran Interval Kriteria F % 81%-100% SB 0 0,00 61%-80% B 55 98,21 41%-60% CB 0 0,00 21%-40% KB 1 1,79 0%-20% STB 0 0, ,00 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh kriteria baik dengan 98,21% dari 55 orang peserta didik di SMP Luki Padang. 2. Minat Belajar Peserta Didik Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa minat belajar peserta didik di kelas VII SMP Luki Padang sebagian besar ( 96,43%) berada pada kategori tinggi. Meskipun demikian guru dan pihak-pihak sekolah harus lebih meningkatkan minat belajar peserta didik untuk membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa harus dibimbing. Meskipun minat peserta didik sudah dikategorikan tinggi, pihak sekolah tidak boleh mengabaikan peserta didik yang masih belum baik dalam belajar karena teridentifikasi sebesar (1,79%) peserta didik yang berada pada kategori kurang tinggi, yang mana perlu dikembangkan dan ditingkatkan ke arah yang lebih baik agar peserta didik mampu memotivasi diri agar lebih berminat dalam belajar. Hal ini didukung oleh menurut Slameto (2003:180) meningkatkan dan menimbulkan minat belajar peserta didik menunjukkan pada peserta didik bagaimana pengetahuan atau kecapakan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila peserta didik menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila peserta didik melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar peserta didik akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Minat Belajar Peserta Didik Interval Kriteria F % 81%-100% ST 1 1,79 61%-80% T 54 96,42 41%-60% CT 1 1,79 21%-40% R 0 0,00 0%-20% SR 0 0, ,00 Berdasarkan tabel diatas diperoleh kriteria tinggi dengan 96,42% dari 54 orang peserta didik di SMP Luki Padang. 3. Hubungan Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Minat Belajar Peserta Didik Di Kelas VII SMP Luki Padang Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program statistik SPSS versi 20.0 dan menggunakan teknik pearson maka diperoleh korelasi atau r hitung sebesar 0,348 dan r tabel sebesar 0,254 df 55 pada taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%, artinya r hitung lebih besar dari r tabel. Jika r hitung > r tabel, maka H a diterima dan H o ditolak, maka dapat dilihat bahwa 0,345 > 0,254, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (H a ) dapat diterima. Ini menunjukkan arah hubungan yang positif. Artinya, semakin baik sikap guru dalam proses pembelajaran maka semakin baik minat belajar peserta didik, sebaliknya semakin rendah sikap guru dalam prose pembelajaran, maka semakin buruk minat belajar peserta didik. Temuan ini mendukung pendapat yang dikemukakan Slameto (2003: 66) menjelaskan bahwa proses pembelajaran terjadi antara guru dengan peserta didik. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Cara belajar peserta didik juga

6 dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di sekolah guru adalah orang yang sangat berpengaruh bagi peserta didik. Jadi hubungan guru yang baik dengan peserta didik akan membuat peserta didik suka belajar dengan guru tersebut dan berusaha menyukai pelajaran yang diajarkan guru tersebut. Sebaliknya jika hubungan peserta didik tidak baik, maka peserta didik tidak akan menyukai pelajaran yang diajarkan guru. Guru yang kurang berinteraksi dengan peserta didik secara akrab, menyebabkan proses belajar itu kurang lancar. Tabel 3. Rekapitulasi Analisis Kolerasi Analisis Korelasi Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Minat Belajar Peserta Didik Nilai Korelasi Df r tabel Tingkat Hubungan 0, ,254 Rendah Berdasarkan tabel diatas bahwa terdapat hubungan antara sikap guru dalam proses pembelajaran karena r hitung sebesar 0,348 dan r tabel sebesar 0,254 df 55 pada taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%, artinya r hitung lebih besar dari r tabel. Jika r hitung > r tabel, maka H a diterima dan H o ditolak, maka dapat dilihat bahwa 0,345 > 0,254, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (H a ) dapat diterima. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sikap gruru dalam proses pembelajaran dengan minar belajar peserta didik di kelas VII SMP Luki Padang sebagi berikut: 1. Hasil temuan dari penelitian tentang sikap guru dalam proses pembelajaran SMP Luki Padang menunjukkan bahwa sikap otoriter, sikap permissive dan sikap riil dikriteriakan baik dari 56 orang peserta didik di SMP Luki Padang. 2. Hasil temuan dari penelitian tentang minat belajar peserta didik menunjukkan bahwa kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu dikriteriakan tinggi sebanyak 56 orang peserta didik di SMP Luki Padang. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap guru dalam proses pembelajaran dengan minat belajar peserta didik di kelas VII Luki Padang artinya r hitung lebih besar dar r tabel dengan tingkat hubungan rendah. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah bersama personil sekolah lainnya diharapkan dapat lebih memperhatikan sikap-sikap dari seorang guru agar lebih terciptanya pendidik yang bisa menyayangi dan membimbing peserta didik secara baik dan bukan semata hasil akademik yang menjadi tuntutan dan sebagai supervisor bagi guru dan peserta didik untuk lebih meningkatkan mutu sekolah terutama sikap guru. 2. Guru Guru diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan sikap otoriter, permissive dan riil terhadap peserta didik agar peserta didik lebih berminat dalam belajar. 3. Peserta Didik Peserta didik diharapkan untuk terus meningkatkan minat belajar agar lebih berperan aktif saat proses pembelajaran dan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. 4. Penelitian Selanjutnya Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang hubungan sikap guru dalam proses pembelajaran agar lebih mengetahui lebih dalam lagi penelitian tentang sikap guru. Kepustakaan Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD

7 SMP dan SMA. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suyanto & Asep Jihad Menjadi Guru Profesional Strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga. Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yusuf, A. Muri Metode Penelitian (Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah). Padang: Angkasa Raya.

8