FAKTOR PENYEBAB KEJENUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK dan UPAYA GURU BK dalam MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas VII SMP N 33 Padang) Oleh:

Transkripsi

1 FAKTOR PENYEBAB KEJENUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK dan UPAYA GURU BK dalam MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas VII SMP N 33 Padang) Oleh: May Syarah Ratuloli* Fitria Kasih** Rahma Wira Nita** *) Mahasiswa program studi BK STKIP PGRI Sumatera Barat ** ) Dosen Pembimbing ABSTRACT This study is based on the phenomenon that researchers look at the field in some learners get bored in learning, both in terms of internal and external term, based on this study researchers raised concerns about the causes of burnout factor of learners and teachers' guidance and counseling efforts in overcoming (A study of students in class VII SMP N 33 Padang) research purposes to describe 1) The factors causing saturation of learners in class VII SMP N 33 Padang. 2) Efforts the counseling teacher to overcome burnout learners studying in class VII SMP 33. This research is quantitative descriptive research that seeks to describe the situation for what it is. The study population was all students are there in the SMP 33 Padang in 2013/2014, amounting to 179 people. Technique taken in sampling is purposive sampling sampling in landasi particular purpose or consideration in advance or the usefulness, purpose. So the total sample of 57 people. Instruments used in this study was a questionnaire, while for the data analysis techniques used percentage. The research results revealed that 1) The factors causing saturation of learners in terms of both internal and external terms are in many categories of 49, 12.2) Attempts to overcome burnout counseling teachers of learners are in many categories Keywords: Saturation, learners and counselor, attempt PENDAHULUAN Belajar merupakan inti dari pendidikan. Tanpa belajar tidak akan ada pendidikan. Karen belajar adalah proses untuk berubah dan berkembang. Setiap manusia sepanjang hidupnya baik sadar maupun tidak sadar harus selalu belajar. Karena hanya dengan belajar manusia dapat bertahan dalam persaingan hidup di dunia ini. Upaya dalam mewujudkan tujuan pendidikan dalam menghadapi kehidupan yang semakin kompleks dan beraneka ragam serta perkembangan teknologi yang semakin canggih dan

2 perkembangan budaya yang semakin luas. Sistem pendidikan yang dicanangkan pemerintah sekarang ini merupakan salah satu wahana dalam pembentukan peserta didik yang lebih baik, sehingga diharapkan mampu dalam mengembangkan aspek pengetahuan, sikap dan nilai keterampilan (kognitif, afektif dan psikomotorik) yang diperolehnya dari dalam dunia pendidikan ke dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan iman dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk memandirikan manusia itu sendiri, yaitu untuk menjadikan manusia yang berbudaya. Dalam pendidikan formal, seperti sekolah, belajar muwujudkan adanya pendidikan yang bersifat positif di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan. Belajar adalah suatu usaha, perubahan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimilikinya. Slameto (2010:3) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk, kecakapan keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Proses yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Menurut Muhibbin Syah (2009:69) belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku

3 individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Peserta didik merupakan unsur yang terlibat dalam proses belajar di sekolah dan menjadi subjek serta objek pencapaian tujuan pendidikan. Peserta didik belajar didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan dan cita-cita. Dalam proses belajar peserta didik tidak jarang ditemukan kendala-kendala dalam belajar. Salah satunya yang paling sering dijumpai adalah jenuh. Peserta didik seringkali merasakan kejenuhan dengan berbagai faktor penyebab, seperti mata pelajaran yang tidak disukai, guru yang tidak disukai, metode yang digunakan pendidik dan masih banyak lagi penyebab-penyebab lainnya. Jika tidak diatasi, kejenuhan ini dapat menjadi penyebab turunnya prestasi peserta didik dan membuat tujuan belajar tidak tercapai. Untuk itu, sebagai seorang pendidik kita harus tahu dan menguasai cara mengatasi kejenuhan peserta didik dalam belajar. Kejenuhan yang dialami peserta didik dapat menyebabkan usaha belajar yang dilakukan sia-sia yang disebabkan suatu akal yang tidak bekerja sebagaimana mestinya dalam memproses item-item iformasi atau pengalaman yang baru diperoleh, Nurdin Mohamad (2012:203). Fak tor yang dapat menyebabkan peserta didik mengalami kejenuhan dalam belajar, apabila peserta didik telah kehilangan motivasi dan konsolidasi yang merupakan salah satu tingkat keterampilan yang dimiliki peserta didik sebelum mencapai pada tingkat keterampilan yang selanjutnya, maka peserta didik tersebut telah mengalami kejenuhan yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Selanjutnya Chaplin (Muhibbin Syah 2011:163). Sedangkan salah satu contoh faktor kejenuhan yang berasal dari luar yaitu, peserta didik berada pada situasi kompetitif yang ketat dan menuntut kerja intelek yang berat. Dalam durasi jam belajar yang cukup panjang setiap harinya dan dibarengi dengan mata pelajaran yang cukup banyak dan cukup berat di terima oleh memori peserta didik dapat menyebabkan proses belajar sampai pada batas kemampuan peserta didik, lalu menurut Chaplin (Muhibbin Syah 2011:163). Karena bosan (boring) dan

4 keletihan (fatigue) yang dapat menyebabkan kejenuhan pada peserta didik. Sebab keletihan yang dialami oleh peserta didik dapat menyebabkan kebosanan dan kehilangan motivasi peserta didik dan malas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Adapun batasan masalah penelitian ini adalah : 1. Faktor penyebab kejenuhan belajar peserta didik kelas VII di SMP N 33 Padang. 2. Upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik kelas VII di SMP N 33 Padang. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengemukakan : 1. Faktor penyebab kejenuhan belajar peserta didik kelas VII di SMP N 33 Padang. 2. Upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik kelas VII di SMP N 33 Padang. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 33 Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di kelas VII SMP N 33 Tabel 1 Populasi Seluruh Peserta Didik kelas VII di SMP N 33 Padang No Kelas Peserta Didik Jumlah L P 1 VII VII VII VII VII VII Total 179 orang Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik di kelas VII 2 dan VII 6 yang berjumlah 57 orang. Tabel 2 Jumlah Sampel dalam Penelitian No Kelas Peserta Didik Jumlah L P 1 Kelas VII Kelas VII 6 11 orang Total 57 METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dapat ditentukan bahwa penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh A. Muri Yusuf (2005:365) dengan rumus: P= 100

5 Agar memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa alat pengumpulan data berupa angket yang berarti suatu rangkaian pernyataan yang berhubungan dengan topik tertentu, diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data. Berdasarkan teknik pengumpulan data, angket yang akan digunakan memiliki lima alternatif jawaban dimana angket yang menyediakan pilihan pertanyaan dengan member tanda checklist ( ) pada salah satu jawaban yang telah tersedia. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bagaimana faktor penyebab kejenuhan belajar peserta didik dan upaya guru BK dalam mengatasinya (studi terhadap peserta didik di kelas VII SMP N 33 Padang) dengan masing-masing sub variabel adalah sebagai berikut: 1. Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar Peserta Didik Berdasarkan data yang dikumpulkan dapat diketahui bahwa faktor penyebab kejenuhan belajar peserta didik dan upaya guru BK dalam mengatasinya (studi terhadap peserta didik kelas VII SMP N 33 Padang) berdasarkan sub variabel dapat diketahui bahwa faktor penyebab kejenuhan belajar peserta didik terdapat pada kriteria banyak dengan persentase 49,12. Faktor penyebab kejenuhan belajar peserta didik dilihat dari faktor internal menurut (Muhibbin Syah 2011:163) yang meliputi kelelahan fisik yang ditandai dengan adanya sakit kepala dan radang pencernaan. Kelelahan psikologis yang ditandai dengan adanya stress, depresi dan sering marah. Keluhan prilaku yang ditandai dengan adanya penuruna prestasi dan sering meninggalkan tugas yang diberikan berada pada kriteria banyak dengan persentase 40,35, Faktor penyebab kejenuhan belajar peserta didik dilihat dari faktor eksternal yang meliputi lingkungan sekolah yang kurang baik, metode guru yang monoton, kurangnya dukungan sosial dari keluarga dan guru, tugas-tugas yang diberikan bersifat monoton berada pada kriteria banyak dengan persentase 65,96.

6 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penyebeb kejenuhan belajar peserta didik sangat tinggi, baik dari segi internal maupun eksternal, dari segi faktor internal peserta didik kurang semangat dalam belajar karena peserta didik mengalami kelelahan fisik yang ditandai dengan adanya sakit kepala dan radang pencernaan, kelelahan psikologis yang ditandai dengan adanya strees, depresi dan sering marah. Sedangkan dari faktor eksternal peserta didik banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekolah yang kurang baik metode guru yang monoton, kurangnya dukungan sosial dari orang tua dan guru. Hal ini diungkapkan oleh pendapat M. Agustin (2009:32), kejenuhan belajar dapat terjadi karena faktor antara lain: Faktor eksternal: yang meliputi lingkungan sekolah yang kurang baik, metode guru yang monoton, kurangnya dukungan sosial dari keluarga dan guru, tugas-tugas yang diberikan bersifat monoton dan Faktor internal: yang meliputi kelelahan fisik yang ditandai dengan adanya sakit kepala dan radang pencernaan. Kelelahan psikologis yang ditandai dengan adanya stress, depresi dan sering marah. Keluhan prilaku yang ditandai dengan adanya penurunan prestasi dan sering meninggalkan tugas yang diberikan. 2. Upaya Guru BK Mengantasi Kejenuhan Belajar Peserta Didik Berdasarkan data sub variabel dapat diketahui bahwa upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik (studi terhadap peserta didik di kelas VII SMP N 33 Padang) berada pada kriteria banyak dengan persentase banyak sebesar 42,11, upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik terlihat pada menganjurkan peserta didik mengkonsumsi makanan yang bergizi berada pada kriteria banyak dengan persentase 43,86, upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik terlihat pada mengubah atau penataan kembali lingkungan belajar peserta didik, berada pada kriteria banyak dengan persentase 42,11, upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik terlihat pada melakukan penjadwalan kembali jamjam yang dianggap memungkinkan peserta didik belajar lebih giat berada pada kriteria banyak dengan persentase 35,09, upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta

7 didik terlihat pada mendorong peserta didik berbuat nyata dengan persentase 40,35. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa guru BK haruslah berusaha untuk mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan memberikan motifasi kepada peserta didik untuk lebih giat dalam belajar, baik di rumah ataupun di sekolah. Guru mata pelajaran juga harus memberikan metode pelajaran yang baru dan tidak monoton agar peserta didik tidak jenuh dan bosan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Hal ini diungkapkan oleh pendapat Muhibbin Syah (2011:164), adapun upaya guru BK dan sekolah untuk mengatasi kejenuhan belajar adalah: mendorong guru untuk menggunakan strategi, metode pembelajaran yang bervariasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dalam belajar, melakukan istirahat sejenak dan menganjurkan peserta didik untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dengan takaran cukup, melakukan penjadwalan kembali jamjam dari hari belajar yang dianggap lebih memungkinkan peserta didik belajar lebih giat, mengubah atau penataan kembali lingkungan belajar peserta didik yang meliputi pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar dan sebagiannya, memberikan motivasi dan stimulasi baru agar peserta didik merasa terdorong untuk belajar lebih giat dari pada sebelumnya, peserta didik didorong untuk berbuat nyata (tak menyerah/tinggal diam) dengan cara mencoba belajar dan belajar giat, menyampaikan informasi manfaat dari belajar. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai faktor penyebab kejenuhan belajar peserta didik dan upaya guru BK dalam mengatasinya (studi terhadap peserta didik di kelas VII SMP N 33 Padang). Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor penyebab kejenuhan belajar peserta didik kelas VII di SMP N 33 Padang terdapat pada kriteria banyak. Sedangkan dari faktor internal yang meliputi kelelahan fisik yang ditandai dengan adanya

8 sakit kepala dan radang pencernaan. Kelelahan psikologis yang ditandai dengan adanya stress, depresi dan sering marah. Keluhan prilaku yang ditandai dengan adanya penurunan prestasi dan sering meninggalkan tugas yang diberikan, peserta didik mengalami kejenuhan belajar berada pada kriteria banyak. Kejenuhan belajar peserta didik dilihat dari faktor eksternal yang meliputi lingkungan sekolah yang kurang baik, metode guru yang monoton, kurangnya dukungan sosial dari keluarga dan guru, tugas-tugas yang diberikan bersifat monoton berada pada kriteria banyak. Jadi, kesimpulan dari faktor penyebab kejenuhan belajar pesera didik di kelas VII SMP N 33 Padang berada dalam kategori banyak. 2. Upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik kelas VII di SMP N 33 Padang berada pada kriteria banyak, sedangkan upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik. terlihat pada menganjurkan peserta didik mengkonsumsi makanan yang bergizi berada pada kriteria banyak, selanjutnya upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik terlihat pada mengubah atau penataan kembali lingkungan belajar peserta didik, berada pada kriteria banyak, sedangkan upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik terlihat pada melakukan penjadwalan kembali jam-jam yang dianggap memungkinkan peserta didik belajar lebih giat berada pada kriteria banyak, lalu upaya guru BK mengatasi kejenuhan belajar peserta didik terlihat pada mendorong peserta didik berbuat nyata banyak. Jadi, kesimpulan dari upaya guru BK dalam mengatasi kejenuhan belajar pada pesera didik di kelas VII SMP N 33 Padang berada dalam kategori banyak. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut: 1. Peserta didik untuk dapat menghilangkan sifat kejenuhannya

9 dalam melaksanakan proses belajar mengajar. 2. Guru BK sebagai bahan masukan dalam usaha menghilangkan kejenuhan belajar pada peserta didik agar tercapai proses belajar mengajar yang efektif dan efisien supaya lebih baik. 3. Kepala sekolah sebagai bahan masukan dalam membuat keputusan untuk faktor penyebab kejenuhan belajar dan dapat menimalisir kejenuhan belajar yang bersumber dari sekolah. 4. Program Studi Bimbingan dan Konseling sebagai bahan masukkan dalam mengembangkan wawasan mahasiswa sebagai calon guru BK melalui berbagai kegiatan pembinaan, mengarahkan mahasiswa kepada keprofesionalan bimbingan dan konseling. 5. Peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian mengenai upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk menghilangkan kejenuhan belajar peserta didik. KEPUSTAKAAN Kuswana, Sunaryo, Wowo, 2012, Taksonomi Berpikir, Remaja Rosdakarya, Bandung. Subana, Sudrajat Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Syah, Muhibbin, 2005, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin, 2011, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung. Suryabrata, sumadi, 2007, Psikologi Pendidikan, Raja Grapindo Persada, Jakarta. Slameto, Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.