BAB III OBJEK PENELITIAN. akan pengalaman film, berdasarkan tiga karakter, yaitu : dilengkapi dengan tekhnologi bioskop terbaik
|
|
- Yulia Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Blitz Megaplex adalah rantai bioskop yang kembali mendefinisikan akan pengalaman film, berdasarkan tiga karakter, yaitu : 1. Blitz Megaplex menawarkan minimal 8 layar disetiap lokasi, dilengkapi dengan tekhnologi bioskop terbaik 2. Bayaknya pilihan film, yaitu mulai dari Hollywood, Duniasinema, festival&arthouse produksi, Indonesian film, film indie, film Hindi, dan bioskop Asia. 3. Sebuah di luar film konsep, menampilkan restoran/cafe, pertunjukan live music, blitzgamesphere, karaoke, ruang serba guna, area WIFI, dan BlitzShoppe. 4. Inovatif dan kreatif promosi dan layanan berkualitas untuk mempertahankan daya tariknya kepada pelanggan. Berdasarkan fakta, Blitz Megaplex menerima MURI (Museum Rekor Indonesia) penghargaan sebagai bioskop terbesar di Negara ini pada tahun III.1.1 Sejarah Singkat PT. Graha Layar Prima merupakan salah satu perusahan yang bergerak dalam bidang jasa dan produk, konsep dari usaha PT.Graha Layar Prima 34
2 adalah one entertainment center. Blitz Megaplex merupakan salah satu bentuk usaha yang di kelola oleh PT.Graha Layar Prima, Blitz Megaplex didirikan berangkat dari pengalaman pribadi CEO Blitz Megaplex, David Hilman, karena kekecewaannya setiap pergi nonton film. Pencarian parkir yang susah dan antrian yang panjang dalam bioskop demi selembar tiket mengihalmi David Hilman dan rekannya untuk mendirikan jaringan bioskop dengan konsep baru. Selain itu, variasi film dan waktu tayang film yang sedikit yang menyebabkan terlewatnya kesempatan mencari hiburan menonton juga menjadi alasan utama. Direktur utama Blitz Megaplex, Ananda Siregar, melihat peluang pasar terbuka lebar dari terbatasnya pilihan hiburan di luar rumah dibandingkan hiburan yang besar dikalangan masyarakat, khususnya generasi muda yang berakhir pecan di luar rumah. Bila dibandingkan dengan Singapura yang memiliki empat pengelola bioskop dengan jumlah penduduk yang hanya sekitar tiga juta orang dan Kuala Lumpur dengan lima pemain jarinagn bioskop besar dengan mumlah penduduk sekitar dua sampai tiga juta orang, sudah saatnya Indonesia punya pilihan lebih dari satu jaringan bioskop. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 200juta orang, bahkan untuk sampai saat ini sudah lebih dari jumlah sebelumnya. Jakarta sebagai ibukota berdasarkan kacamata peniliti memiliki kurang lebih12juta orang yang suka menonton, ini merupakan peluang besar bagi Blitz di pasar bioskop. 35
3 Blitz Megaplex adalah bioskop pertama di Indonesia dengan konsep one entertainment center dengan slogan beyond movie. Dimulai dari riset sejak tahun 2002, David Hilman mempersiapkan bekal untuk menghadapi pesaing yang sudah sekian lama mendominasi pasar, dengan rajin baca buku referensi untuk mendapatkan penjelasan yang lebih detail tentang bioskop, mengadakan focus group discussion bagi komunitas di tiap daerah yang akan dibangun mengunjungi beberapa bioskop di luar negeri, memepelajari Blitz, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuat Blitz sesusai standar internasional, baik konsep, sistem, peralatan, dan desain interior. Akhirnya PT.Graha Layar Prima, perusahaan yang melahirkan Blitz Megaplex lahir tanggal 3 Februari 2004 dengan gerai pertama Blitz Megaplex terletak di Paris Van Java, Bandung, gerai kedua terletak di Grand Indonesia yang resmi dibuka pada Maret 2007, gerai ketiga di Pasific Place yang resmi dibuka pada 16 Januari 2008, gerai keempat di Mal of Indonesia yang resmi dibuka pada 7 November 2008, gerai kelima di Mall Teras Kota, BSD, gerai yang keenam di Mall Central Park, Jakarta Barat yang resmi dibuka pada 22 April 2010, dan gerai yang ketujuh di Bekasi Cyber Park yang resmi dibuka pada 3 Juni III.1.2 Bidang Usaha Blitz Megaplex merupakan buah hasil dari PT.Graha Layar Prima yang bergerak di bidang produk dan jasa. Blitz Megaplex menawarkan berbagai macam hiburan dengan konsep one entertainment center. 36
4 Blitz Megaplex memiliki usaha utama yaitu pada bidang bioskop yang menawarkan berbagai macam film dalam negeri dan luar negeri bahkan Blitz Megaplex juga menawarkan film-film Hindi (bollywood) yang hampir tidak pernah ditayangkan oleh satu unit bisnis bioskop di Indonesia. III.1.3 Produk-Produk Blitz Megaplex ampai saat ini sudah memilik enam gerai yang tersebar di daerah pulau Jawa, khususnya di ibukota, Jakarta : 1. Gerai Paris Van Java Pada gerai yang berada di Paris Van Java menyediakan fasilitas diantaranya : 9 screen dengan total 2200 seat, Cafe, Snack bar, Lounge, Merchandise store. 2. Gerai Mall Grand Indonesia Pada gerai yang berada di Mall Grand Indonesia menyediakan fasilitas diantaranya : 11 screen dengan total 2997 kursi, Satin class, Lounge, Gamesphere, Merchandise store, Snack bar, Photo booth. 3. Gerai Pasific Palace Pada gerai yang berada di Pasific Place menyediakan fasilitas diantaranya : 8 screen dengan total 1200 kursi, Velvet class, Cafe, Restaurant, Karaoke, Lounge, Digital music store, Menchandise store, Candy bar, Snack bar. 4. Gerai Mall of Indonesia 37
5 Pada gerai yang berada di Mall of Indonesia menyediakan fasilitas diantaranya : 10 sreen dengan total 1816 kursi, Velvet dan dinning class, Café, Restaurant, Karaoke, Lounge, Digital music store, Merchandise store, Candy bar, Snack bar. 5. Gerai Teras Kota, BSD Pada gerai yang berada di Teras Kota, BSD menyediakan fasilitas diantaranya : 9 screen (8 auditorium regular, 1 auditorium dengan stadium seating), Gamesphere, Snack bar, Cafe corner, Restaurant, Merchandise store. 6. Gerai Mall Central Park Pada gerai yang berada di Mall Central Park ini menyediakan fasilitas diantaranya : 10 screen dengan total 1905 kursi, satu auditorium 3Dimensi dengan teknologi RealD, Velvet class, Blitz gamesphere, Merchandise store, Snack bar, Lounge, Candy bar. 7. Gerai Bekasi Cyber Park Pada gerai yang berada di Bekasi Cyber Park menyediakan fasilitas diantaranya : 9 screen dengan total 1889 kursi, Gamesphere, Snack bar, Basketball area, Smoking area, Lounge, Merchandise store. 38
6 III.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 1. Struktur Organisasi Blitz sumber : PT.Graha Layar Prima 39
7 2. Uraian Tugas a. Cinema Manager a) Melakukan analisa terhadap pesaing di area Jakarta, Bandung, dan Tangerang b) Melakukan analisa bisnis untuk tempat kosong di Blitz Bandung c) Membuat kegiatan bagi projectionist d) Mempelajari kegiatan operasional bioskop di GSC e) Memberikan masukan kepada departemen-departemen terkait sehubungan dengan bioskop f) Membuat Work Flow kegiatan operasional g) Membuat job description dan tanggung jawab serta KPI h) Membuat SOP i) Membuat modul pelatihan j) Melakukan penerimaan karywan operasional bekerja sama denagn Human Resources k) Melakukan pelatihan bagi karyawan baru b. Usher crew a) Hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh atasan b) Berperilaku, berpakaian dan berbicara sesuai dengan gambaran yang ingin diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan 40
8 c) Memastikan segala sesuatu yang ada di dalam ruang lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kualitas standar yang telah ditetapkan d) Bertanggung jawab atas seluruh asset perusahaan yang berada dalam ruang lingkup tugas dan tanggung jawab e) Memberikan pelayanan prima sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan f) Menjaga alat-alat yang berhubungan dengan ruang lingkup kerja dan tanggung jawab sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. c. Box Office (ticketing) a) Hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh atasan b) Berperilaku, berpakaian, dan berbicara sesuai dengan gambaran yang ingin diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan c) Memastikan segala sesuatu yang ada di dalam ruang lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kualitas standar yang telah ditetapkan d) Bertanggung jawab atas seluruh asset perusahaan yang berada dalam ruang lingkup tugas dan tanggung jawab e) Memberikan pelayanan prima sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan 41
9 f) Menjaga alat-alat yang berhubungan dengan ruang lingkup kerja dan tanggung jawab sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. g) Memberikan pelayanan penjualan ticket film, serta memberikan informasi tentang film yang diputar dalam Blitz Megaplex kepada pelanggan. d. Consecion (counter snack) a) Hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh atasan b) Berperilaku, berpakaian dan berbicara sesuai dengan gambaran yang ingin diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan c) Memastikan segala sesuatu yang ada di dalam ruang lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kualitas standar yang telah ditetapkan d) Bertanggung jawab atas seluruh asset perusahaan yang berada dalam ruang lingkup tugas dan tanggung jawab e) Memberikan pelayanan prima sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan f) Menjaga alat-alat yang berhubungan dengan ruang lingkup kerja dan tanggung jawab sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. g) Memberikan pelayanan dalam penjualan snack dalam Blitz Megaplex 42
10 III.2. Prosedur Penjualan III.2.1. Prosedur Penjualan Tiket 1. Konsumen membeli tiket di loket penjualan tiket 2. Petugas tiket menanyakan judul film dan show time dan jumlah tiket yang dipesan kepada konsumen, lalu menginformasikan posisi layar dan pintu exit yang berada dalam auditorium pada konsumen agar konsumen mudah untuk memilih posisi duduk dalam auditorium 3. Petugas tiket mengulang kembali tiket sesuai dengan konsumen 4. Menginput tiket pada sistem 5. Menginformasikan total harga tiket film yang di pesan 6. Menerima pembayaran 7. Mencetak (printed) tiket konsumen 8. Memberikan tiket kepada konsumen III.2.2. Prosedur Penjualan Snack 1. Konsumen mendatangi counter snack 2. Petugas menanyakan kepada konsumen, menu apa yang akan di pesan 3. Konsumen memesan snack 4. Petugas menginput seluruh ke dalam sistem komputerisasi 5. Petugas menegaskan kembali konsumen 6. Petugas menyiapkan konsumen dan menginformasikan total harga snack 43
11 7. Menerima pembayaran 8. Mencetak bukti pembayaran, memberikan copy-an bukti pembayaran lalu menyerahkan seluruh kepada konsumen. & L2. Proses kegiatan prosedur dapat dilihat pada flowchart dalam Lampiran L1 44
12 Flowchart Penjualan Ticket Mulai Menerima dari pelanggan Memesan ticket kepada petugas Menanya kan detail ticket Tidak Mengkonfirm asi pelanggangan Ya Input data Proses kompetirisasi Menginfor masikan total harga payment Print ticket ticket ticket selesai 45
13 Flowchart Penjualan Snack Mulai Mendatan gi counter snack Menerima Melakuka n snack Input data Proses komputerisasi Mengkonfir masi. Menyiapkan konsumen payment Print bill Bukti pembayaran Bukti pembayaran Menerima Selesai Menyerah kan 46
BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi mereka untuk melepaskan penat dan kejenuhan dengan mencari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri hiburan saat ini telah menjadi salah satu gaya hidup bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta. Dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi usaha suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Perusahaan dituntut untuk memahami
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. dalam bidang jasa dan produk. Konsep utama dari PT. Graha Layar Prima. usaha yang dikelola oleh PT. Graha Layar Prima.
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Graha Layar Prima merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan produk. Konsep utama dari PT. Graha Layar Prima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Objek Penelitian Gambaran Singkat Blitzmegaplex Cabang Miko Mall
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Singkat Blitzmegaplex Cabang Miko Mall Blitzmegaplex cabang Miko Mall merupakan Blitzmegaplex kedua di kota Bandung yang berada di area
Lebih terperinciPengertian Lounge Jenis-Jenis Lounge Airport Lounge Lounge Room / Living Room
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan dan Sasaran...
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
267 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan hasil analisis yang telah dikemukakan, maka hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil analisis : 1. Masih
Lebih terperinciLAMPIRAN. B. Hasil Survei Responden - Tingkat Kepentingan. C. Hasil Survei Responden - Tingkat Kepuasan
LAMPIRAN A. Kuesioner B. Hasil Survei Responden - Tingkat Kepentingan C. Hasil Survei Responden - Tingkat Kepuasan D. Hasil Interview dengan Management Blitz Megaplex E. Hasil Focus Discussion dengan Member
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Revolusi digital telah membentuk perilaku konsumen yang mementingkan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Revolusi digital telah membentuk perilaku konsumen yang mementingkan customization dan personalization. Hubungan antara keduanya terjadi karena teknologi digital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kajian penelitian ini berangkat dari motif yang menggunakan teori uses and gratification. Teori Uses and Gratification adalah khalayak pada dasarnya menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan manusia akan saling berbagi informasi dan data telah memicu perkembangan teknologi informasi di dunia. Awalnya teknologi informasi dikembangkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kesimpulan untuk menjawab tujuan pembelajaran studi kasus ini, yaitu :
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk menjawab tujuan pembelajaran studi kasus ini, yaitu : 1. Mengenai situasi kompetisi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Bandung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri hiburan saat ini telah menjadi salah satu gaya hidup bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Bandung, berbagai aktivitas
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perkembangan budaya saat ini melaju dengan sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan tren gaya hidup. Gaya
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Pada PT. Nusantara Sejahtera Raya 4.1.1 Analisis QFD 4.1.1.1 Langkah langkah Analisis QFD pada Layanan M-Tix Cinema XXI Langkah awal yang dilakukan dalam analisis
Lebih terperinciEdisi 1 Mei Food Truck festival pertama dan terbesar oleh Blitz! Menyuguhkan 30 jenis brand kuliner berbeda
Edisi 1 Mei 2015 Food Truck festival pertama dan terbesar oleh Blitz! Menyuguhkan 30 jenis brand kuliner berbeda DAFTAR ISI TOP NEWS: BLITZ FOOD TRUCK FESTIVAL 2015 CINEMA TALK With Cast LDR New GOLD CLASS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di era global ini persaingan antar dunia perfilman yang semakin ketat membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Cineplex 21 Group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bisokop ini tersebar
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Tabel 1.1 Daftar Jumlah Penonton Bioskop BlitzMegaplex PVJ Bandung Tahun Jumlah Penonton
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah pada keputusan menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung, yaitu terjadinya fluktuasi jumlah
Lebih terperinciBAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA
BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA 5.1 Analisa Pola Tujuan : memperoleh gambaran tentang alur sirkulasi kegiatan dari pelaku kegiatan. Pembahasan : kegiatan masing- masing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo 21 Cineplex Sumber : 21cineplex.com
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 CINEMA 21 CINEMA 21, merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1987. Lebih dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum CGV Cinemas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum CGV Cinemas CGV Cinemas yang sebelumnya bernama blitzmegaplex dan CGV Blitz merupakan salah satu bioskop di indonesia yang menawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bioskop berasal dari kata BOSCOOP (bahasa Belanda yang juga berasal dari Bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bioskop berasal dari kata BOSCOOP (bahasa Belanda yang juga berasal dari Bahasa Yunani) yang artinya Gambar Hidup. Bioskop sendiri adalah tempat untuk menonton pertunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari rutinitas yang mereka lakukan. Untuk menghilangkan ketegangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era saat ini, dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari terutama di kota-kota besar seperti Jakarta banyak orang selalu sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisa pada bab sebelumnya didapat data-data yang mencakup profil reponden, perilaku/kebiasaan menonton dan penilaian konsumen terhadap experience provider yang di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jaringan bioskop di Indonesia yang menawarkan konsep baru untuk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Profile CGV blitz CGV blitz (sebelumnya bernama Blitzmegaplex) merupakan salah satu jaringan bioskop di Indonesia yang menawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat perkotaan saat ini adalah hiburan perfilman.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat perkotaan saat ini memiliki banyak aktivitas dan kesibukan serta rutinitas sehari-hari yang membuat masyarakat menjadi jenuh. Oleh karena itu, masyarakat
Lebih terperinciOperation Quality Management [ Service Blueprint Cineplex 21 Group ]
Operation Quality Management [ Service Blueprint Cineplex 21 Group ] Nama Anggota Kelompok: Haryaman Justisia 1201120 Ryanda Oki Azhari 1201120 Syahrul Rasyid 1201124342 Wisena Perceka 1201120 Landasan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang Soraya Desiana, 2015
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin berkembang pesat begitu juga perkembangan teknologi di indonesia. Sebagai salah satu negara yang berkembang di dunia indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global menyebabkan persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan pangsa pasar seperti sekarang
Lebih terperinciDesain Interior Cinema 21 Dengan Suasana Gothic
Desain Interior Cinema 21 Dengan Suasana Gothic Briantito Adiwena 3406100057 Dosen Pembimbing Thomas Ari K, MT Latar Belakang Surabaya Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Cineplex 21 group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu komponen marketing mix yang umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya sukses
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana untuk mendapatkan hiburan tersebut. Tiap individu bebas
BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tidak dapat dihindari, setiap individu membutuhkan sarana hiburan dalam daftar kebutuhan hidupnya. Seiring perkembangan jaman, dapat ditemukan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kata Bioskop
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kata Bioskop merupakan pertunjukan yang diperlihatkan dengan gambar (film) yang disorot sehingga dapat bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengambil sikap dalam menghadapi perkembangan teknologi dan informasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di dunia terus mengalami peningkatan dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada perancangan suatu sistem diperlukan analisis yang tepat sehingga proses pembuatan sistem dapat berjalan dengan lancar dan sistem yang dibuat sesuai dengan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan global yang tidak dapat dihindari, persaingan global sudah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat dan memiliki manajemen yang baik. Sebagian besar kegagalan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Untuk dapat mempertahankan eksistensi setiap organisasi harus membuat dan memiliki manajemen yang baik. Sebagian besar kegagalan dalam mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adalah istilah bahasa sehari-hari untuk segala aspek bisnis industri hiburan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Show business (Bisnis Pertunjukan) adalah di singkat menjadi show biz. Adalah istilah bahasa sehari-hari untuk segala aspek bisnis industri hiburan (seperti manager,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan zaman dan teknologi, penggunaan teknologi internet di Indonesia dan dunia pada umumnya terus bertambah, bahkan sudah menjadi sebuah gaya hidup sebagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pesat dibandingkan pada dekade sebelumnya. Perkembangan yang terjadi pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan sektor jasa telah mengalami peningkatan yang sangat pesat dibandingkan pada dekade sebelumnya. Perkembangan yang terjadi pada sektor jasa
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Pada dekade akhir-akhir ini, pertumbuhan dari satellite service, perkembangan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade akhir-akhir ini, pertumbuhan dari satellite service, perkembangan digital cable, inovasi HDTV dan IPTV telah banyak berpengaruh dalam perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini salah satu kebutuhan remaja adalah sosialisasi diri dalam pergaulan sebayanya. Maka tidak jarang rumah makan dan cafe menjadi tempat-tempat yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang semakin berkembang ini banyak orang yang menginginkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman yang semakin berkembang ini banyak orang yang menginginkan segala sesuatu secara cepat dan praktis. Mulai dari bahan pangan, pekerjaan, bahkan segala sesuatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Nama Usaha : Siete Cafe & Garden Tahun Berdiri : Mei 2012 Alamat : Jalan Sumur Bandung No. 20 Telepon : 022-2500453 Jam Operasi :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan. kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada perilaku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, dewasa ini banyak bermunculan perusahaan perusahaan baru yang membuat produk produk dari berbagai macam jenis barang kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak, ruang pameran, fitness, meeting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mall merupakan salah satu jenis pusat perdagangan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia (Mario, 2012). Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia
Lebih terperinciPUSAT SINEMA SIDOARJO
PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Hotel The Premiere Pekanbaru Pada tahun 2010 seorang pengusaha bernama Nicodemus Kasan Kurniawan mendirikan sebuah hotel berbintang empat di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Silsila Karya Abadi atau Stupa Group adalah perusahaan yang bergerak di industri Food & Beverage.Stupa Group memiliki 2 buah gerai F&B yaitu, Downtown Bistro yang
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : movie theatre, children, outer space, edutainment.
ABSTRACT This final project entitled Children Cineplex with Outer Space Concept is a kids movie theatre interior design. Nowadays, international movie industry develops very quickly, so that a lot of people
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entertainment Plaza adalah perusahaan yang mendirikan sebuah produk jasa pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema di Indonesia
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-133 Desain Interior Sinepleks Brylian Plaza Kendari Berkonsep New Experience dengan Langgam Neo-Gothic R. Adi Wardoyo, Firman
Lebih terperinciENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI
TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Lebih terperinciPenerapan Aplikasi m-ticketing untuk Meningkatkan Layanan pada Bioskop
Penerapan Aplikasi m-ticketing untuk Meningkatkan Layanan pada Bioskop Setia Budi 1, Ratna Mariyana 2 1 Staff Pengajar Jurusan Sistem Informasi 2 Alumni Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat lunak, dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisasi
Lebih terperinciAPLIKASI PEMESANAN TIKET BIOSKOP DI KUDUS BERBASIS ANDROID
L A P O R A N S K R I P S I APLIKASI PEMESANAN TIKET BIOSKOP DI KUDUS BERBASIS ANDROID NURUL HAYATI NIM. 201351086 DOSEN PEMBIMBING Endang Supriyati,M.Kom Ratih Nindyasari,M.Kom PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEMARANG CINEMA CENTER. Tabel Besaran Ruang Kelompok Bioskop. Ruang Kapasitas Standar
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEMARANG CINEMA CENTER 6.1. Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Semarang Cinema Centre ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di Indonesia, karena masyarakat di Indonesia sekarang ini sudah dapat dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Javana Bistro adalah sebuah restaurant yang termasuk dalam kategori Bistro yang berasal dari negara Perancis. Sebuah Bistro menyediakan berbagai macam sajian
Lebih terperinciProposal Alat Antrian Otomatis Digital Signage PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Apakah Pelanggan / Pasien anda telah puas dengan layanan antrian di Rumah Sakit Anda? Apakah Para Pelanggan / Pasien masih harus berdiri atau merasa bosan karena harus menunggu didepan kasir,
Lebih terperinci2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia fashion berkembang sangat cepat terkait dengan trend yang sedang berlaku, kreativitas, dan gaya hidup. Para masyarakat kini sudah menyadari
Lebih terperinciBAB I. masyarakat Indonesia. Pelaku bisnis di industri bioskop Indonesia pada saat ini
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada saat ini Industri bioskop di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah anak muda usia produktif membuat para peritel pun tidak akan kesusahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka pertumbuhan pasar ritel Indonesia, yang membuat Indonesia banyak diminati baik oleh peritel asing, maupun peritel lokal. Mengingat potensi yang dimiliki
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Bioskop (Belanda: bioscoop dari bahasa Yunani βιος, bios (yang artinya hidup) dan σκοπος (yang artinya "melihat") adalah tempat untuk menonton pertunjukan
Lebih terperinciGambar Tampilan Layar Detail Retur Pembelian
67. Halaman berikut merupakan halaman lengkap tentang pembelian dan jumlah retur pembelian berdasarkan kode pembelian tersebut. Apabila menekan tombol Action, maka akan muncul halaman baru yang merupakan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI. seniman, penyanyi, penulis, dan musisi). Istilah ini digunakan untuk
32 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI 3.1 Analisis Permasalahan Show business (Bisnis Pertunjukkan) terkadang disingkat menjadi show biz, adalah istilah bahasa sehari-hari untuk segala aspek bisnis
Lebih terperinciPCQue Multimedia. Apa itu PCQue Multimedia?
PCQue Multimedia Apa itu PCQue Multimedia? PCQue Multimedia merupakan sistem antrian yang secara keseluruhan telah menggunakan komputer sebagai perangkat utama dan memiliki fitur multimedia untuk menyajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang menyebabkan bisnis di Indonesia melemah bahkan jatuh. Dampak dari krisis moneter
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Transversal pada Graf dan Algoritma Pencocokan String dalam Sistem Jual-Beli Tiket Bioskop
Penerapan Algoritma Transversal pada Graf dan Algoritma Pencocokan String dalam Sistem Jual-Beli Tiket Bioskop Scarletta Julia Yapfrine - 13514074 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN & SARAN
BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6. Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam pemilihan restaurant
Lebih terperinciBAB II HASIL SURVEY. haji plus dan umroh yang siap melayani dan membantu jamaah dalam
BAB II HASIL SURVEY 2. Gambaran Umum PT Bia Travel PT Bia Travel (Jawa Pos Goup) adalah suatu badan usaha penyelenggara haji plus dan umroh yang siap melayani dan membantu jamaah dalam melaksanakan ibadah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan selalu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan akan selalu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan usaha dan social agar dapat berkompetisi dalam era globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini menunjukkan semakin bertambahnya kecerdasan dari manusia sejalan dengan berkembangnya waktu. Akses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus, Binus TV menjadi salah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Sejarah Binus TV Binus TV adalah media televisi komunitas yang dimiliki oleh Bina Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus, Binus TV menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multimedia) turut mengalami kemajuan yang juga berkembang dengan cukup cepat. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat perkembangan teknologi komunikasi, informasi, dan teknologi media massa(media cetak,media elektronik,dan multimedia)
Lebih terperinciFasilitas Sinema Terpadu di Surabaya
196 Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya Yurike Natasia dan Rony Gunawan S.T.,M.T. Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: yurike_natasia@yahoo.com ; rgsunaryo@gmail.com
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU DAN TERITORI PADA SELASAR BIOSKOP EMPIRE XXI YOGYAKARTA
MAKALAH STUDI PERILAKU KAJIAN PERILAKU DAN TERITORI PADA SELASAR BIOSKOP EMPIRE XXI YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Oleh : Hendro Trieddiantoro Putro 13/356033/PTK/09150 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional menuju ke arah cara hidup dengan wawasan global. Globalisasi secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ke 21 ini, dunia khususnya Indonesia telah mulai memasuki suatu era baru yakni era globalisasi, dimana era globalisasi menurut Buchori (1995) adalah proses
Lebih terperinciPenyebaran Informasi dan Iklan Berbasis Layar Lebar
Penyebaran Informasi dan Iklan Berbasis Layar Lebar 1.1. Latar Belakang Pada era digital yang sudah sedemikian maju peran alat informasi dan komunikasi sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang aktivitasnya sejak kecil hingga dewasa, mulai dari pagi hari hingga larut malam. Dalam hidupnya,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Memiliki. Gambar L.1 Contoh Relasi. Kartu Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar L.2 Relasi One to One. Gambar L.3 Relasi One to Many
L1 LAMPIRAN Staff Memiliki Branch L.1 Contoh Relasi Mahasiswa 1 1 Kartu Mahasiswa L.2 Relasi One to One Konsumen 1 N Motor L.3 Relasi One to Many Mahasiswa N N Mata Kuliah L.4 Relasi Many to Many WAWANCARA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN III.1 Kerangka Pemikiran Blitz Megaplex Tingkat Kepuasan Pelanggan Tingkat Kepentingan Pelayanan Pengukuran Kesenjangan (GAP) terhadap metode ServQual (5 dimensi) IPA Framework
Lebih terperinciK O M U N I T A S K I T A singkatan dari Komunitas Kita. Bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita, dipilih karena kami mengerti betapa
K O M U N I T A S K I T A singkatan dari Komunitas Kita. Bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita, dipilih karena kami mengerti betapa pentingnya aspek komunitas dalam interaksi sosial masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan dan mengoperasikan sistem informasi yang berbasiskan komputer.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perubahan waktu, pada saat ini telah dilakukan usahausaha yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan memanfaatkan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Berdirinya Minimarket Kong Kali Kong
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Berdirinya Minimarket Kong Kali Kong Gambar 2 : Minimarket Kong Kali Kong (K3) Minimarket merupakan usaha yang sedang diminati oleh mereka yang sedang
Lebih terperinciBAB III PENERAPAN TEORI DAN PEMBAHASAN
BAB III PENERAPAN TEORI DAN PEMBAHASAN 3.1 Studi Kasus Theater 21 DM berlokasi di jalan Daan Mogot, tepatnya didalam Mall Daan Mogot lantai 3. Pada theater ini terdapat 3 loket penjualan ticket yang terdiri
Lebih terperinciRUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2
RUANG UMUM Ruang informasi DA 2 X 4 = 8 M 2 1 Hall 1,5 X 1000 = 1500 M 2 2 Atm center 1,5 X 10 = 15 M 2 1 Toilet pria DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Toilet wanita DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Ruang satpam 2 X 3 = 6
Lebih terperinciBerikut ini adalah petunjuk pemakaian aplikasi sistem basis data. Petunjuk berikut ini disertai dengan tampilan layar. Keterangan selengkapnya
Petunjuk Pemakaian Sistem Berikut ini adalah petunjuk pemakaian aplikasi sistem basis data. Petunjuk berikut ini disertai dengan tampilan layar. Keterangan selengkapnya dapat dilihat bersamaan dengan tampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang. termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan zaman telah mengubah dimensi masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Legend Coffee adalah sebuah perusahaan kuliner yang berdiri sejak
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Legend Coffee Legend Coffee adalah sebuah perusahaan kuliner yang berdiri sejak tanggal 12 oktober 2012 yang didirikan oleh 5 orang founder diantaranya
Lebih terperincikustomfest 2016 reborn O c tobe r 8-9, legend! jogjakarta - indonesia
kustomfest 2016 jogjakarta - indonesia O c tobe r 8-9, 2 01 6 reborn legend! KUSTOMFEST 2016 reborn legend! October 8-9, 2016 Jl. Melati Wetan No.4 - Baciro, Yogjakarta - Indonesia, 55225 Phone +62 274
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Transportasi berperan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan masyarakat sehingga sangat mempengaruhi
Lebih terperinciPETUNJUK PEMESANAN TIKET KERETA API DENGAN LAYANAN CALL CENTER DAN PERBANKAN
PETUNJUK PEMESANAN TIKET KERETA API DENGAN LAYANAN CALL CENTER DAN PERBANKAN PT. KERETA API (PERSERO) Untuk melayani kebutuhan pelanggan akan kemudahan membeli tiket kereta api, PT. Kereta Api Indonesia
Lebih terperinciPenerapan Data Mining Untuk Analisis Pola Pembelian Produk Pada Clapper Movie Café Menggunakan Metode Association Rule
Penerapan Data Mining Untuk Analisis Pola Pembelian Produk Pada Clapper Movie Café Menggunakan Metode Association Rule Alffeus Gantari Ganeffo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan bioskop di Indonesia sudah mencapai hampir 100 tahun lebih.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan bioskop di Indonesia sudah mencapai hampir 100 tahun lebih. Selama perkembangannya, industri ini mengalami pasang surut (H. Djonny S. n.d.). Ada saat dimana
Lebih terperinci