BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Bandung,
|
|
- Sudirman Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri hiburan saat ini telah menjadi salah satu gaya hidup bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Bandung, berbagai aktivitas yang padat dan kesibukan yang dialami masyarakat Bandung. Setiap harinya suasana macet yang terjadi di ruas ruas jalan, menimbulkan suatu kebutuhan bagi mereka untuk melepaskan penat dan kejenuhan dengan mencari hiburan demi memperoleh kembali kesegaran fisik, mental dan emosional. Industri jasa yang menyajikan berbagai pengalaman menarik yang dapat dinikmati oleh masyarakat, salah satunya adalah industri perfilman, yaitu bioskop. Bioskop adalah salah satu industri hiburan yang sudah mengalami berbagai macam perubahan di setiap zaman. Perkembangan teknologi saat ini pun telah membuat industri bioskop berkembang dan memberikan hiburan dan layanan yang terus membaik kepada masyarakat luas. Tayangan film dalam layar lebar kini tampil dengan beragam fasilitas yang baik untuk menarik konsumen, sehingga perusahaan semakin gencar meningkatkan keunikan yang berbeda bagi para pelanggannya. Menurut Direktur Perfilman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Syamsul Lussa mengatakan bahwa saat ini jumlah penonton bioskop di Tanah Air mengalami penurunan, penyebabnya adalah munculnya beberapa alternatif yang 1
2 2 dapat dinikmati oleh pencinta film, diantaranya maraknya perdagangan DVD bajakan, mudahnya melakukan download dari dunia maya. Tidak ketinggalan TV kabel, hingga perusahaan elektronik yang mengembangkan produk produk bersifat bring theatre to your home seperti TV LED, home theatre, dan audio system. Beberapa alternatif diatas menjadi alasan yang memicu turunnya jumlah penonton di tanah air, padahal bioskop memiliki keunikan tersendiri dibandingkan menonton film di rumah melalui alternatif diatas. Kualitas gambar yang lebih baik, ukuran layar yang lebih besar, teknologi sound system yang sangat jernih, serta suasana dan kenyamanan yang memadai menjadi pertimbangan pelanggan untuk mencari kepuasan di sarana hiburan yang menggunakan jasa bioskop. Oleh karena itu, perusahaan bioskop Tanah Air memerlukan beberapa kiat khusus guna memikat para pelanggannya sehingga mereka tertarik untuk menonton di bioskop. Salah satu industri bioskop yang sedang booming adalah Blitzmegaplex. Kehadiran Blitzmegaplex dikota Bandung menyurutkan pangsa pasar dunia perbioskopan (Kompas, 16 Desember 2007). Pada tahun pertama pembukaan Bisokop BlitzMegaplex di Paris Van Java Bandung pada 16 oktober 2007, Blitz menjaring konsumen mencapai penonton (Tempo.Co), namun pada tahun- ketahun terjadi penurunan jumlah penonton.
3 3 Tabel 1.1 Jumlah Penonton Bioskop Blitzmegaplex No Tahun Jumlah penonton keterangan Blitzmegaplex masih diminati karena kehadirannya masih bari di Bandung Pesaing Blitzmegaplex gencar menurunkan harga sehingga mengalihkan perhatian konsumen terhadap Blitzmegaplex Promosi yang dilakukan Blitzmegaplex kurang, dibandingkan Cineplex 21 yang mengadakan Nomat Nonton Hemat dengan harga yang lebih murah dari Blitzmegaplex Harga, pelayanan dan promosi yang dilakukan Blitzmegaplex masih kurang. Berdasarkan tabel 1.1 diatas tersebut diketahui bahwa penonton bioskop Blitzmegaplex mengalami penurunan. Pada awal peluncuran bioskop Blitzmegaplex mendapat sambutan yang baik dari masyarakat sehingga menarik konsumen untuk menonton di Blitzmegaplex, meskipun Blitzmegaplex mempunyai fasilitas yang berbeda dibandingkan pesaing, tidak menutup kemungkinan konsumen merasa kurang akan kualitas yang dirasakan. Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global telah menyebabkan persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar seperti sekarang ini. Perusahaan tidak hanya bisa mengandalkan produk dan jasa yang berkualitas, harga yang bersaing serta jumlah outlet yang banyak, tetapi didukung juga oleh upaya-upaya penting dalam menyampaikan nilai-nilai
4 4 produk atau jasa yang dihasilkan. Industri jasa hiburan di Bandung sudah tergolong maju, begitu juga dengan bioskop-bioskop yang ada. Pada saat ini kota Bandung memiliki jaringan bioskop ternama di Indonesia. Kebangkitan bioskop di Bandung dimulai sejak tahun 2003-an seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian masyarakat ditambah dengan makin maraknya indistri film Indonesia. Jaringan bioskop cineplex 21 memiliki pasar terbesar (hampi 90%, menurut GPBSI). Setelah sekian lama jaringan bioskop 21 cineplex merasakan nikmatnya bisnis bioskop tanpa pesaing berarti di Bandung, baru pada akhir tahun 2006 jaringan 21 cineplex menghadapi pesaing dengan hadirnya Blitzmegaplex di Paris Van Java. Tabel 1.2 Persaingan Bisnis Bioskop Di Bandung NO Nama Bioskop Alamat 1 Cineplex 21 Bandung Bandung Indah Plaza lt.3, jl. Merdeka Braga City Walk lt.2, jl. Braga Trans studio mall lt.3, jl.jend Gatot Subroto Bandung Trade Center lt. P-2/3, jl. Dr. Djundjunan Cihampelas Walk lt.2, jl. Cihampelas Jatos, jl. Raya jatinangor 2 Blitzmegaplex Mall Paris Van Java, jl. Sukajadi no Mikko Mall, Jl. Kopo sumber : Observasi, data diolah kembali (2015) Berdasarkan tabel 1.2 tersebut diatas terlihat jelas bahwa perbandingan Cineplex 21 mendominasi perbioskopan yang ada di kota Bandung karena Cineplex 21 merupakan pelopor perfilman di Indonesia, hal ini terlihat dari
5 5 banyaknya jumlah Cineplex 21 di mall-mall tidak hanya pada satu mall, di kota Bandung sendiri sudah ada 6 Cineplex 21 yang berdiri dibandingkan dengan bioskop Blitzmegaplex. Persaingan inilah yang membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam merancang strategi pemasaran nya. Salah satu cara agar dapat merebut pangsa pasar adalah dengan memperoleh pelanggan sebanyak banyaknya. Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Kartajaya (2006:165) mengungkapkan bahwa untuk memenangkan persaingan, layanan yang ditawarkan haruslah menghasilkan sensasi yang tidak terlupakan kepada para pelanggan. Artinya kebutuhan masyarakat akan hiburan sebagai sarana relaksasi semakin meningkatk dan konsumen akan lebih selektif, dengan menonton film sebagai salah satu pilihannya. Pada saat ini, terlihat bahwa produk antar perusahaan menjadi sama satu dengan yang lainnya sehingga tersedianya berbagai pilihan bagi konsumen, maka diperlukan suatu pembeda yang lebih jitu untuk menarik konsumen agar dapat mengkonsumsi produk perusahaan. Berdasarkan hal tersebut kemudian muncul suatu teori pemasaran baru yang membuat perusahaan untuk menciptakan keunikan dari pesaing, dan inilah yang sebenarnya dibutuhkan disaat sekarang. Kotler (2012) berpendapat bahwa diferensiasi jasa adalah tindakan merancang suatu set perbedaan berarti untuk membedakan penawaran perusahaan
6 6 dari penawaran pesaing. Diferensiasi jasa dilakukan dengan tujuan untuk dapat bersaing melawan para pesaing dan mencapai keunggulan yang kompetitif sehingga perusahaan, dalam hal ini Blitzmegaplex dapat menambah nilai dan meningkatkan minat konsumen. Keunggulan tersebut dapat mememenuhi kebutuhan konsumen sehingga konsumen tersebut diharapkan menciptakan keputusan pembelian akan jasa yang ditawarkan perusahaan. Berbicara mengenai industri hiburan bioskop di kota Bandung sudah tersimpan dalam benak konsumen suatu merek yang sudah lama di Bandung, yaitu Blitzmegaplex menjadi pelopor perfilman pertama yang didirikan oleh PT. Graha Layar Prima untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang mengutamakan diferensiasi karena konsumen film Indonesia butuh alternatif tempat baru untuk menonton film, salah satu kota yang dibidik adalah kota Bandung. Gaya hidup penduduk kota Bandung sesuai dengan positioning Blitzmegaplex, dimana konsumen butuh tempat yang berbeda, tidak hanya datang untuk menonton film, tetapi Blitzmegaplex juga bisa dijadikan tempat berkumpul (hangout) atau tempat gaul untuk anak usia muda. Sesuai dengan slogan (tagline), beyond movie, Blitzmegaplex bertekad membangun gaya hidup baru dalam industri Cineplex di Tanah Air Indonesia. Bioskop Blitzmegaplex telah menciptakan trend baru dimana bisnis bioskop lain hanya memiliki satu hingga lima theatre di satu jaringan bioskopnya, maka Blitzmegaplex menciptakan diferensiasi jasa berbentuk terobosan baru yaitu
7 7 dengan menciptakan delapan theatre disetiap cabang bioskopnya dengan berbagai class seperti reguler dan class velvet. Tidak hanya itu saja Blitzmegaplex menggunakan teknologi terbaru pada theatre dengan teknologi digital yang lebih baik sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih bagus dibanding dengan bioskop pesaingnya. Blitzmegaplex juga tidak hanya menayangkan film-film dari Hollywood atau film Indonesia, namun juga menayangkan film-film Asia, Independent, festival, hingga menyajikan animasi dari berbagai negara. Dibandingkan dengan pesaingnya, hanya menyuguhkan film Barat dan Indonesia saja sehingga kebanyakan konsumen merasa bosan. Hal itulah yang diperhatikan oleh Blitzmegaplex yang memberikan terobosan baru seperti yang telah diuraikan diatas sehingga diharapkan pecinta film tidak merasa bosan. Blitzmegaplex juga hadir dengan Blitz cardnya yang memudahkan pengunjung untuk memesan tiket. Blitzmegaplex sudah melayani konsumen selama sembilan tahun dengan film-film yang menarik. Selain dengan bioskopnya, Blitzmegaplex juga menawarkan kenyamanan diantaranya bernama Blitz Cafe, fasilitas ini dapat dinikmati oleh para pelanggan dan anggota Blitzmegaplex. Jaringan bioskop Blitzmegaplex tidak hanya kota besar saja, tetapi sudah merambah ke kota-kota di Jawa Barat khususnya kota Bandung dimana kemunculannya disambut masyarakat luas. Menonton film di bioskop dan cinema saat ini telah menjadi sebuah lifestyle atau gaya hidup bagi masyarakat metropolis dan urban yang
8 8 membutuhkan hiburan. Seiring dengan perkembangannya, tingkat keinginan dan kepuasan penonton semakin tinggi, penonton menginginkan sesuatu yang berbeda pada saat menikmati jasa hiburan bioskop. Berbagai strategi yang ditujukan oleh pengelola bisokop untuk menarik konsumen, serta beragamnya alternatif pilihan merek dan tempat menonton bioskop tentunya akan menguntungkan bagi konsumen itu sendiri. Keuntungan bagi mereka adalah efisiensi dari segi biaya, waktu, tenaga, kemudahan aksesibilitas, Blitzmegaplex menyadari persaingan diantara Cineplex 21 semakin tinggi, sampai Cineplex 21 harus menurunkan harga tiketnya sebagai strategi serangan balasan. Maka perusahaan disini harus lebih memperhatikan juga faktor yang menyebabkan adanya perubahan harga. Berdasarkan bidang usaha perusahaan yaitu bioskop, maka tujuan penetapan harga perusahaan berorientasi pada keputusan pembelian. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target nilai penjualan (Rupiah). Penetapan harga itu sebenarnya cukup kompleks dan sulit, sehingga diperlukan suatu pendekatan yang sistematis yang melibatkan penetapan tujuan dan mengembangkan suatu struktur penetapan harga yang tepat.
9 9 Tabel 1.3 Tiket Bioskop Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung Tahun 2015 KATEGORI HARI PRICE Monday - Thursday Rp ,- Regular Friday Rp ,- Saturday Sunday / Public Holiday Rp ,- 3 D Monday - Thursday Rp ,- Friday Rp ,- Saturday Sunday / Public Holiday Rp ,- Hindi Movie Monday - Thursday Rp ,- Friday Rp ,- Saturday Sunday / Public Holiday Rp ,- Local Monday - Thursday Rp ,- Friday Rp ,- Saturday Sunday / Public Holiday Rp ,- Sumber : Berdasarkan tabel 1.3 diatas diketahui bahwa harga tertinggi adalah sebesar Rp yaitu pada public karena pada weekend merupakan peluang yang besar dimana masyarakat mencari hiburan termasuk dengan menonton bioskop, sementara harga terendah adalah sebesar Rp yaitu pada Senin sampai Rabu karena pada hari biasa pengunjung mall maupun bioskop memang selalu sepi dikarenakan pada hari tersebut masyarakan disibukan dengan urusan seperti kantor, sekolah, dll. Harga tiket bioskop Blitzmegaplex tidak berbeda jauh dengan pesaingnya yaitu Cineplex 21. Pada table 1.4 dibawah ini memberikan informasi harga tiket bioskop Cineplex 21 yang ada dikota Bandung.
10 10 Tabel 1.4 Tiket Bioskop jaringan Cineplex 21 Kota Bandung tahun 2015 BIOSKOP HARI PRICE Monday - thursday Rp ,- Braga City Walk XXI Friday Rp ,- Saturday-Sunday / public Rp ,- Monday - thursday Rp ,- BTC XXI Friday Rp ,- Saturday-Sunday / public Rp ,- Monday - thursday Rp ,- TSM XXI Friday Rp ,- Saturday-Sunday / public Rp ,- Monday - thursday Rp ,- TSM XXI 3D Friday Rp ,- Saturday-Sunday / public Rp ,- CIWALK XXI Monday - thursday Rp ,- Friday Rp ,- Saturday-Sunday / public Rp ,- CIWALK XXI 3D Monday - thursday Rp ,- Friday Rp ,- Saturday-Sunday / public Rp ,- Festival City Link XXI Festival City Link XXI 3D Empire XXI BIP The Premiere Ciwalk Monday - thursday Rp ,- Friday Rp ,- Saturday-Sunday / public Rp ,- Monday - thursday Rp ,- Friday Rp ,- Saturday-Sunday / public Rp ,- Monday - thursday Rp ,- Friday Rp ,- Saturday-Sunday / public Rp ,- Monday - thursday Rp ,- Monday - thursday Rp ,- Friday Rp ,- Sumber : data diolah kembali (2015)
11 11 Berdasarkan tabel 1.4 diatas diketahui bahwa harga tertinggi adalah sebesar Rp yaitu pada Friday karena termasuk weekend dan merupakan peluang yang besar dimana masyarakat mencari hiburan termasuk dengan menonton bioskop pada hari libur, sementara harga terendah adalah sebesar Rp yaitu pada Senin sampai Rabu karena pada hari biasa penonton bioskop memang selalu sepi dikarenakan pada hari tersebut masyarakan disibukan dengan urusan seperti kantor, sekolah, dll. Penetapan Harga merupakan salah satu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan, karena harga akan mempengaruhi tingkat keputusan pembelian dan laba yang diinginkan oleh perusahaan. Konsumen memutuskan memilih jasa, apabila manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan pengorbanan yang telah dilakukannya (Fandy Tjiptono, 2008). Akhirnya, konsumen memutuskan apakah perusahaan tertentu telah menetapkan harga dengan benar. Konsumen memutuskan yang akan dikonsumsi dengan pertimbangan bahwa harga merupakan tolak ukur tentang persepsi nilai dengan menggunakan jasa tersebut, apabila harga melebihi jumlah nilai yang dirasakan, konsumen tidak membeli jasa tersebut. Konsumen juga membandingkan harga produk perusahaan dengan harga produk pesaing. Asumsinya, perusahaan harus mempelajari harga dan kualitas tawaran pesaing dengan menggunakannya sebagai titik awal untuk menetapkan harga tawarannya sendiri.
12 12 Pada dasarnya persaingan sangat mendominasi di berbagai bisnis, tidak terkecuali di bisnis bioskop, hal ini terlihat pada Blitzmegaplex yang bersaing sangat ketat dengan Cineplex 21. Permasalahan yang dihadapi Blitzmegaplex saat ini dilihat diferensiasi jasa adalah ketidaksiapan manajemen perusahaan dalam hal pelayanan terhadap konsumen yang dinamis diantaranya tidak memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu harga yang ditetapkan oleh Blitzmegaplex terlalu tinggi dibandingkan Cineplex 21, sehingga mempengaruhi kepada penambahan jumlah penonton. Hal ini akan berimbas kepada perilaku pasca pembelian yang mempengaruhi konsumen akan kembali melakukan pembelian atau bahkan berpaling ke bioskop pesaing yang lebih murah. Perubahan-perubahan pasar yang cepat, baik dalam hal selera, teknologi maupun persaingan, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan produk atau jasa yang sudah ada saja (Kotler, 2007). Peningkatan jasa yang diciptakan perusahaan dapat dilakukan dengan diferensiasi jasa dan penetapan harga perusahaan yang tepat berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian. Berdasarkan uraian di atas maka perlu kiranya dilakukan penelitian mengenai aspek diferensiasi jasa dan penetapan harga dalam mendukung proses keputusan pembelian konsumen maka penyusun mengambil judul skripsi sebagai berikut : Pengaruh Diferensiasi Jasa dan Penetapan Harga Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Bioskop Blitzmegaplex - Paris Van Java Bandung
13 Identifikasi Masalah Tingginya tingkat persaingan menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan yang kompetitif. Persaingan pada bisnis bioskop yang sebagian besar didominasi oleh group Cineplex 21 telah menghadirkan jaringan bioskop baru yaitu Blitzmegaplex, dibangun dengan konsep dan fasilitas berbeda dengan pesaingnya. Blitzmegaplex berusaha memberikan diferensiaisi jasa dan penetapan harga yang tepat. Untuk menciptakan diferensiasi jasa dan penetapan harga yang tepat pada konsumen maka setiap perusahaan akan berusaha untuk dapat memberikan keunggulan karakteristik fisik, manfaat yang dapat dirasakan konsumen, sehingga akan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen Blitzmegaplex. Mengacu kepada identifikasi masalah tersebut, maka didapatkan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh diferensiasi jasa menurut persepsi konsumen yang dilakukan oleh bioskop Blitzmegaplex terhadap proses keputusan pembelian konsumen? 2. Bagaimana pengaruh penetapan harga menurut persepsi konsumen yag dilakukan oleh bioskop Blitzmegaplex terhadap proses keputusan pembelian konsumen? 3. Bagaimana pengaruh diferensiasi jasa dan penetapan harga menurut persepsi konsumen terhadap proses keputusan pembelian pada bioskop Blitzmegaplex?
14 Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisa serta menginterprestasikan data sebagai informasi yang dibutuhkan guna menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam meperoleh gelar sarjana pada Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Mengetahui pengaruh diferensiasi jasa yang dilakukan oleh Blitzmegaplex terhadap proses keputusan pembelian konsumen. 2. Mengetahui pengaruh penetapan harga yang dilakukan bioskop Blitzmegaplex terhadap proses keputusan pembelian konsumen. 3. Mengetahui pengaruh diferensiasi jasa dan penetapan harga terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada bioskop Blitzmegaplex. 1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh sehubungan dengan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan Bagi pihak pengelola Blitzmegaplex, sebagai bahan masukan informasi mengenai diferensiasi jasa dan penetapan harga berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada bioskop Blitzmegaplex.
15 15 2. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pemikiran dan pengetahuan pembaca mengenai pengaruh diferensiasi jasa dan penetapan harga terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada bioskop Blitzmegaplex Bandung. 3. Bagi penulis Untuk menambah wawasan serta pengetahuan penulis mengenai diferensiasi jasa dan penetapan harga dalam mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen pada bioskop Blitzmegaplex Bandung. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode survey explanatory yaitu suatu penelitian yang mempengaruhi sample dari populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan pokok, untuk kemudian digunakan untuk menjelaskan 3 variabel nelalui pengujian hipotesis. Pendekatan yang paling cocok untuk mengumpulkan informasi deskriptif yaitu dengan menggunakan penelitian survey berdasarkan Kotler & Keller (2012). Dalam penelitian survey, informasi dikumpulkan dari respon dengan menggunakan kuesioner. Dengan deikian penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Singarimbun dan Effendi (2000:3).
16 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung yang beralamat di Jl. Sukajadi no Bandung. Penelitian dilakukan sejak bulan Februari 2015.
BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi mereka untuk melepaskan penat dan kejenuhan dengan mencari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri hiburan saat ini telah menjadi salah satu gaya hidup bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta. Dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Tabel 1.1 Daftar Jumlah Penonton Bioskop BlitzMegaplex PVJ Bandung Tahun Jumlah Penonton
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah pada keputusan menonton di Bioskop BlitzMegaplex Paris Van Java Bandung, yaitu terjadinya fluktuasi jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Cineplex 21 Group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bisokop ini tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak, ruang pameran, fitness, meeting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mall merupakan salah satu jenis pusat perdagangan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia (Mario, 2012). Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan global yang tidak dapat dihindari, persaingan global sudah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat perkotaan saat ini adalah hiburan perfilman.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat perkotaan saat ini memiliki banyak aktivitas dan kesibukan serta rutinitas sehari-hari yang membuat masyarakat menjadi jenuh. Oleh karena itu, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi usaha suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Perusahaan dituntut untuk memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang menyebabkan bisnis di Indonesia melemah bahkan jatuh. Dampak dari krisis moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Objek Penelitian Gambaran Singkat Blitzmegaplex Cabang Miko Mall
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Singkat Blitzmegaplex Cabang Miko Mall Blitzmegaplex cabang Miko Mall merupakan Blitzmegaplex kedua di kota Bandung yang berada di area
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengambil sikap dalam menghadapi perkembangan teknologi dan informasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di dunia terus mengalami peningkatan dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Cineplex 21 group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kesimpulan untuk menjawab tujuan pembelajaran studi kasus ini, yaitu :
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk menjawab tujuan pembelajaran studi kasus ini, yaitu : 1. Mengenai situasi kompetisi dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bencana bagi perekonomian global khususnya melanda negara-negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mencermati akan iklim perekonomian global saat ini, tidak salah apabila kita mencoba mengingat kembali berbagai gejolak perekonomian dimana terjadi bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gambar 1. 1 Skema Latar Belakang Sumber : Penulis 17 1.1.1 Film Sebagai Media Hiburan Warga Kota Film merupakan salah satu media hiburan dalam mengusir kebosanan warga
Lebih terperinciANALISIS CUSTOMER EXPERIENCE DAN LIFESTYLE MODEL TERHDAP KEPUTUSAN MENONTON FILM (Survei Terhadap Member Bioskop Blitzmegaplex Paris Van Java Bandung)
1 Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis - Vol. 04, No. 01. Maret 2013 ANALISIS CUSTOMER EXPERIENCE DAN LIFESTYLE MODEL TERHDAP KEPUTUSAN MENONTON FILM (Survei Terhadap Member Bioskop Blitzmegaplex Paris Van Java
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari rutinitas yang mereka lakukan. Untuk menghilangkan ketegangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era saat ini, dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari terutama di kota-kota besar seperti Jakarta banyak orang selalu sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu komponen marketing mix yang umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya sukses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global menyebabkan persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan pangsa pasar seperti sekarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di era global ini persaingan antar dunia perfilman yang semakin ketat membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing untuk memberikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang Soraya Desiana, 2015
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin berkembang pesat begitu juga perkembangan teknologi di indonesia. Sebagai salah satu negara yang berkembang di dunia indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bioskop berasal dari kata BOSCOOP (bahasa Belanda yang juga berasal dari Bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bioskop berasal dari kata BOSCOOP (bahasa Belanda yang juga berasal dari Bahasa Yunani) yang artinya Gambar Hidup. Bioskop sendiri adalah tempat untuk menonton pertunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entertainment Plaza adalah perusahaan yang mendirikan sebuah produk jasa pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. akan pengalaman film, berdasarkan tiga karakter, yaitu : dilengkapi dengan tekhnologi bioskop terbaik
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Blitz Megaplex adalah rantai bioskop yang kembali mendefinisikan akan pengalaman film, berdasarkan tiga karakter, yaitu : 1. Blitz Megaplex menawarkan minimal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini menunjukkan semakin bertambahnya kecerdasan dari manusia sejalan dengan berkembangnya waktu. Akses
Lebih terperinciOperation Quality Management [ Service Blueprint Cineplex 21 Group ]
Operation Quality Management [ Service Blueprint Cineplex 21 Group ] Nama Anggota Kelompok: Haryaman Justisia 1201120 Ryanda Oki Azhari 1201120 Syahrul Rasyid 1201124342 Wisena Perceka 1201120 Landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional menuju ke arah cara hidup dengan wawasan global. Globalisasi secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ke 21 ini, dunia khususnya Indonesia telah mulai memasuki suatu era baru yakni era globalisasi, dimana era globalisasi menurut Buchori (1995) adalah proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah anak muda usia produktif membuat para peritel pun tidak akan kesusahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka pertumbuhan pasar ritel Indonesia, yang membuat Indonesia banyak diminati baik oleh peritel asing, maupun peritel lokal. Mengingat potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pusat perbelanjaan modern atau dikenal dengan sebutan mall mengalami pergeseran fungsi. Pada mulanya masyarakat ke mall khusus untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring perkembangan zaman dan perubahan trend yang meliputi perubahan budaya, selera, maupun peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,
Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah mengalami peningkatan yang pesat yang terjadi di berbagai Negara, dengan adanya perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di Indonesia, karena masyarakat di Indonesia sekarang ini sudah dapat dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan di bidang perekonomian sampai saat ini telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang perekonomian sampai saat ini telah banyak membawa perkembangan yang pesat dalam berbagai bidang usaha. Sejalan dengan itu banyak bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada 1895, para investor di Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis dalam waktu
BAB I PENDAHULUAN I. Latar belakang Pada 1895, para investor di Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis dalam waktu yang hampir bersamaan berhasil menemukan dan mendemonstrasikan alat yang bisa memproyeksikan
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Bioskop (Belanda: bioscoop dari bahasa Yunani βιος, bios (yang artinya hidup) dan σκοπος (yang artinya "melihat") adalah tempat untuk menonton pertunjukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat. Perusahaan harus mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan yang terjadi di dunia usaha dan industri saat ini berkembang semakin ketat. Hal tersebut terutama disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Selain kekayaan dan keindahan alam tropisnya, Indonesia mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha kuliner. Banyak para pengusaha berpikir kreatif dan inovatif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, tingkat perekonomian masyarakat yang semakin meningkat berimbas pada peningkatan daya beli masyararakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan masyarakat terhadap produk dan jasa untuk memenuhi segala
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis yang dinamis seiring dengan semakin meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk dan jasa untuk memenuhi segala kebutuhannya. Demi menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya pembangunan mall atau shopping centre semakin pesat. Hal ini terjadi dikarenakan, pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini yang semakin berkembang membuat peluang yang semakin bertumbuh dan memberi tantangan dalam dunia bisnis di Dunia. Dengan kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan bioskop di Indonesia sudah mencapai hampir 100 tahun lebih.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan bioskop di Indonesia sudah mencapai hampir 100 tahun lebih. Selama perkembangannya, industri ini mengalami pasang surut (H. Djonny S. n.d.). Ada saat dimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laju perekonomian dewasa ini membuat masyarakat memiliki aktivitas dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju perekonomian dewasa ini membuat masyarakat memiliki aktivitas dan rutinitas yang cukup kompleks. Rutinitas tersebut membuat masyarakat merasa jenuh dan lelah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia banyak yang tertarik untuk terjun dalam dunia bisnis. Perkembangan zaman yang semakin modern ini membuat para pengusaha muncul dengan ide-ide
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo 21 Cineplex Sumber : 21cineplex.com
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 CINEMA 21 CINEMA 21, merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1987. Lebih dari
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan di kota ekonomi Surabaya yang maju dan berkembang pesat, telah terjadi perubahan di bidang industri dan produksi. Kegiatan ritel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia, menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan berimprovasi dalam mempertahankan pelanggan. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis handphone Global System For Mobile Communication (GSM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan majunya teknologi dan jaman yang semakin modern, permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang menginginkan tempat dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, Restoran dan Kafe juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Restoran dan Kafe adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyediakan makanan dan minuman kepada pelanggan. Selain bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak pesaing dengan kualitas terbaik bermunculan memperebutkan hati konsumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini, setiap manusia ataupun setiap makhluk hidup memilki kebutuhan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia ini, setiap manusia ataupun setiap makhluk hidup memilki kebutuhan yang harus mereka penuhi untuk dapat bertahan hidup. Kebutuhan yang dimaksudkan adalah kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat perbelanjaan merupakan tempat berkumpulnya pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok lokasi usaha ritel dan usaha komersial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin hari semakin pesat, setiap pemimpin perusahaan ingin perusahaannya yang terbaik diantara pesaingnya -pesaingnya. Demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dunia telah diwarnai dengan persaingan yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya, terutama perusahaan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan dewasa ini telah masuk dalam era baru, dimana menonton
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dewasa ini telah masuk dalam era baru, dimana menonton sudah menjadi life syle atau gaya hidup masyarakat perkotaan. Hal ini dapat di lihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini, perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku bisnis kedalam persaingan yang sangat ketat. Persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada kondisi persaingan yang sangat ketat seperti saat ini, perusahaan harus bisa beradaptasi pada lingkungan pasar yang dinamis agar mampu tetap hidup bahkan mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pariwisata dan makanan merupakan duet ideal, manakala ekses dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian maupun perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan perekonomian maupun perkembangan teknologi telah membawa manusia pada kehidupan dengan tuntutan kebutuhan yang semakin kompleks. Seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perkembangan budaya saat ini melaju dengan sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan tren gaya hidup. Gaya
Lebih terperinciUSULAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN (Studi Kasus Di CAFE ATMOSPHERE)
Bab 1 Pendahuluan 1-0 USULAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN (Studi Kasus Di CAFE ATMOSPHERE) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri ritel Indonesia kini semakin semarak. Kehadiran para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan industri ritel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, maka terdapat kegiatan meminta dan menawarkan. Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai terpengaruh dan mengadaptasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai terpengaruh dan mengadaptasi gaya hidup orang asing yang dikenal dengan istilah westernisasi, mulai dari gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri
BAB I PENDAHULUAN Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri pariwisata ini akan memberikan peluang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional. Wakil menteri pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat dunia bisnis mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat dunia bisnis mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dengan kondisi seperti ini maka persaingan akan semakin sulit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produk yang berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan sebuah persaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan nilai kepuasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri ritel merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi usaha suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Setiap perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ketatnya persaingan pasar dan tingginya pertumbuhan jumlah bisnis di Indonesia setiap tahun tentu menuntut para pelaku bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam era globalisasi semakin dinamis, kompleks dan tidak pasti, menyediakan peluang dan juga tantangan, begitu pula tantangan yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat persaingan ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Para pengusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat, khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN
TUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Fenomena Bioskop Di Indonesia Bioskop adalah pertunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana dan fitur-fitur yang selalu berubah setiap waktunya. Ini disebabkan karena manusia tidak pernah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin hari semakin mengalami kemajuan yang lebih baik, itu disebabkan oleh perubahan pola pikir seseorang yang dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia mode di Indonesia pada saat ini mengalami kemajuan yang pesat dapat dilihat dengan cara memberikan keuntungan bagi industri dibandingkan dengan beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih memusatkan perhatiannya pada produk. Hal ini sangat terasa tatkala perusahaan melontarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bandung ini sudah dikenal sebagai kota pariwisata yang di dalamnya terdapat banyak pelaku-pelaku bisnis,salah satunya dalam bisnis industry clothing. Persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota besar di Indonesia. Saat ini pasar bisnis serta segala jenis usaha di Kota Bandung mengalami metamorfosa seiring dengan berkembangnya laju
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sebab naik turunnya harga barang-barang yang ada di pasar sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sering berfluktuasi tidak jarang menjadi sebab naik turunnya harga barang-barang yang ada di pasar sehingga menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaman, sehingga menimbulkan persaingan di dalam usaha bisnis. Fashion
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini bukan hanya teknologi saja yang berkembang begitu cepat, akan tetapi perkembangan fashion juga berkembang dengan sangat cepat mengikuti jaman, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat khusunya untuk perusahaan yang sejenis. mereka dituntutuntuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ekonomi Indonesia inisemakin mengarah padapersaingan ketat khusunya untuk perusahaan yang sejenis. mereka dituntutuntuk memiliki suatu keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pemasaran merupakan segala kegiatan usaha untuk membujuk,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemasaran merupakan segala kegiatan usaha untuk membujuk, mempromosikan, mempublikasi kepada masyarakat luas. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat pesat, tingkat persaingannya saat ini cukup ketat. Setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Roemah Kopi adalah sebuah cafe yang menggunakan konsep etnik Indonesia sehingga memberikan nuansa yang berbeda dan ini bisa menjadi daya tarik bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bagaimana konsumen dipengaruhi oleh lingkungannya, kelompok referensi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen selalu menarik bagi pemasar. Pengetahuan tentang perilaku konsumen membantu pemasar untuk memahami bagaimana konsumen berpikir, merasa, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman yang perkembangannya begitu cepat seperti saat ini banyak perusahaan yang berlomba - lomba menghasilkan produk yang berkualitas, hal ini terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat ketat, baik pasar domestic ( nasional ) maupun dipasar internasional / global, untuk memenangkan persaingan,
Lebih terperinci