KAJIAN PERILAKU DAN TERITORI PADA SELASAR BIOSKOP EMPIRE XXI YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN PERILAKU DAN TERITORI PADA SELASAR BIOSKOP EMPIRE XXI YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 MAKALAH STUDI PERILAKU KAJIAN PERILAKU DAN TERITORI PADA SELASAR BIOSKOP EMPIRE XXI YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Oleh : Hendro Trieddiantoro Putro 13/356033/PTK/09150 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014 i

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR DIAGRAM... v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Metode Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3 BAB II DATA DAN ANALISIS Data Lokasi Penelitian Survey Analisis...28 BAB III KESIMPULAN...32 DAFTAR PUSTAKA...33 LAMPIRAN...34 ii

3 DAFTAR GAMBAR Gambar Penandaan wilayah yang Dilakukan Pengguna saat Antri... 2 Gambar Bioskop Empire Cinema XXI Jalan Urip Sumoharjo... 4 Gambar Denah Skematik Bioskop Cinema XXI... 4 Gambar Eksisting Bioskop Cinema XXI... 5 Gambar Zona Selasar... 6 Gambar Fokus Lokasi Analisis... 6 Gambar Selasar Theater 1 s/d Gambar Denah Eksisting Selasar Bioskop Cinema XXI...14 Gambar Enclosure Terbentuk oleh Kolom Menonjol pada Dinding Selasar...29 Gambar Enclosure Terbentuk oleh Keberadaan Pot Tanaman...29 Gambar Analisis Interaksi Perilaku dengan Lingkungan...30 iii

4 DAFTAR TABEL Tabel 2. 1.Time Budget Survey Jumat, 18 April Tabel Time Budget Survey Jumat, 18 April Tabel Time Budget Survey Jumat, 18 April Tabel Time Budget Survey Jumat, 18 April Tabel Time Budget Survey Selasa, 22 April Tabel Time Budget Survey Selasa, 22 April Tabel Time Budget Survey Selasa, 22 April Tabel Time Budget Survey Selasa, 22 April Tabel Time Budget Survey Rabu 4 Juni Tabel Time Budget Survey Rabu 4 Juni Tabel Time Budget Survey Rabu 4 Juni Tabel Time Budget Survey Senin, 9 Juni Tabel Time Budget Survey Senin, 9 Juni Tabel Time Budget Survey Senin, 9 Juni Tabel Time Budget Survey Rabu, 11 Juni Tabel Time Budget Survey Jumat, 13 Juni Tabel Time Budget Survey Jumat, 13 Juni Tabel Time Budget Survey Jumat, 13 Juni iv

5 DAFTAR DIAGRAM Diagram Interaksi Perilaku Manusia dengan Lingkungan Versi Weismann...28 v

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Aristoteles, ruang adalah sebagai tempat, place of belonging, yang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada. 1 Ruang menurut zonanya terbagi menjadi 2, yaitu ruang publik dan ruang privat. Dimana ruang publik dinyatakan dengan pengguna ruang tersebut dapat menggunakan secara bebas, bergantian maupun bersama-sama dalam satu waktu seperti lobby, selasar, dan pedestrian. Sedangkan ruang privat dinyatakan dengan ruang yang hanya dapat digunakan oleh satu atau beberapa pengguna tertentu yang biasanya ditandai dengan kegiatan khusus seperti ruang rapat kantor, kamar tidur, maupun toilet. Teritori dikenal sebagai wilayah, wilayah yang ditandai atau diklaim dimiliki dengan sebuah penandaan dari atribut, perilaku, maupun lingkungannya. Teritori banyak dilakukan oleh binatang sebagai usaha mempertahankan maupun mengklaim wilayahnya dari serangan binatang lain, seperti kucing yang mengencingi daerahnya sebagai penandaan teritori dan perlindungan dari serangan kucing lain. Konsep penandaan dan kepemilikan wilayah ini juga dilakukan oleh manusia sebagai bentuk mempertahankan atau memperoleh wilayahnya untuk membentuk kemampuan lingkungan. 2 1 Dalam Wahid, Julahi; Alamsyah, Bhakti., Teori Arsitektur, Graha Ilmu Pastalan,

7 Gambar Penandaan wilayah yang Dilakukan Pengguna saat Antri Sumber : rizakasela.blogspot.com Penandaan wilayah yang dilakukan pengguna akibat interaksi terhadap ruang atau dalam upaya memenuhi kebutuhan personal disinyalir muncul di bioskop cinema XXI. Seperti terlihat pada gambar 1.1. pengunjung duduk dan meletakkan barangnya seperti tas, sandal, sepatu, sedangkan ruang yang digunakan tersebut sepenuhnya adalah ruang publik. Maka ada interaksi pengguna terhadap ruang yang terjadi kemudian mengakibatkan kemampuan pengguna untuk memahami hubungan antara lingkungan fisik (physical environment) dan perilaku manusia (human behavior) dalam keinginannya menciptakan teritori (behavioral territory) Metode Penelitian Kajian perilaku dan teritori ini menggunakan metode place center map yaitu berfokus pada selasar bioskop Empire XXI. Pengumpulan data menggunakan teknik foto dan wawancara pengunjung yang diolah menggunakan tabel time budget Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi perilaku dengan lingkungan, mengkaji perilaku manusia dalam upaya penandaan, klaim wilayah yang dilakukan di selasar bioskop Empire XXI serta mengkategori dan mengklasifikasi zona yang terbentuk oleh pengguna tersebut. 2

8 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini secara khusus adalah untuk mengidentifikasi perilaku pengguna bioskop Empire XXI dalam menciptakan serta mempertahankan wilayahnya dalam membentuk lingkungan serta pembelajaran tentang peran attributes dan properties pada lingkungan binaan yang memicu terjadinya interaksi perilaku pengguna terhadap lingkungan. 3

9 BAB II DATA DAN ANALISIS 2.1. Data Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di bioskop Empire Cinema XXI yang merupakan salah satu bioskop ternama di Yogyakarta. Terletak di Jalan Urip Sumoharjo (jalan solo) Yogyakarta yang telah berdiri dan diresmikan pada tahun Sama seperti Studio 21 yang memiliki cabang disetiap kota di Indonesia. Di Yogyakarta sendiri Empire XXI sudah berdiri selama 5 tahun. Gambar Bioskop Empire Cinema XXI Jalan Urip Sumoharjo Sumber : Website Empire Cinema XXI Bioskop ini memiliki 6 theater, memiliki fasilitas outdoor cafe, zona bermain, dan parkir mobil serta motor. Bioskop Cinema XXI memiliki 4 pintu masuk, yaitu 1 pintu masuk utama, 2 dari tempat parkir motor, dan pintu yang menghubungkan lobby, outdoor cafe, dan dapur. B TOILET PRIA THEATER 3 THEATER 4 TOILET WANITA A TICKETING C A. Pintu masuk utama B. Pintu masuk dari parkir motor C. Pintu masuk dari outdoor cafe dan dapur Zona fasilitas THEATER 1 THEATER 2 Zona servis B THEATER 5 THEATER 6 Zona publik Gambar Denah Skematik Bioskop Cinema XXI Survey 4

10 Gambar Eksisting Bioskop Cinema XXI Sumber : Analasis Data Survey Dari gambar 2.3 terlihat bahwa pada foto C adalah pintu utama dan A adalah lobby ticketing. Foto B adalah outdoor cafe dan D adalah fasilitas parkir mobil. Foto E adalah selasar untuk theater 1,2, 3, dan 4, dan toilet pria serta wanita. Selasar ini berujung ke tempat parkir motor, sedangkan foto F adalah selasar menuju theater 5 yang juga berujung ke tempat parkir motor. 5

11 Perbedaan dari selasar foto E dari F adalah tidak adanya kursi atau sofa. Hal inilah yang menjadi perhatian penulis, karena secara logika semakin banyak theater yang dihubungkan selasar, seharusnya semakin banyak pula fasilitas penunjangnya, maka idealnya selasar foto E akan diberi fasilitas kursi atau sofa, sedangkan selasar foto F yang hanya untuk theater 5 justru diberi fasilitas kursi atau sofa. E F Gambar Zona Selasar 2.2. Survey Survey dilakukan berdasarkan jadwal tayang film bioskop cinema XXI. Bioskop Cinema XXI buka pukul sampai dengan tiap harinya. Fokus lokasi penelitian adalah selasar theater 1 s/d 4 bioskop cinema XXI. Gambar Fokus Lokasi Analisis Sumber : Analisis data 6

12 Pada selasar theater 1 s/d 4 diletakkan pot tanaman di sepanjang salah satu sisi seperti terlihat pada gambar 2.6. Pada dinding selasar di sela antar kolom yang menonjol ditempel papan bergambar film yang sedang diputar maupun yang akan diputar, seperti terlihat garis merah pada gambar 2.6. Gambar Selasar Theater 1 s/d 4 Sumber : Analisis data 7

13 Berikut ini adalah hasil survey peneliti yang ditampilkan ke dalam tabel time budget : Survey 18 April 2014 A Tabel 2. 1.Time Budget Survey Jumat, 18 April 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti Film yang akan tayang adalah Rio 2 di 3 studio dan Sepatu Dahlan di 1 studio Terlihat sepasang wanita sedang duduk berkelompok berhadapan sambil bermain handphone A Kondisi selasar sangat ramai karena mendekati waktu studio atau theater akan dibuka 8

14 B Tabel Time Budget Survey Jumat, 18 April 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti Banyak pengunjung duduk bersila dan berkelompok saling berhadapan. Pengunjung yang membawa tas, makanan, dan minuman meletakkannya di depan maupun disamping letak duduk. B 9

15 D C E Tabel Time Budget Survey Jumat, 18 April 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti Terlihat 2 kelompok pengunjung sedang duduk. Kelompok 1 terdiri dari lelaki dan perempuang yang terlihat sedang mengobrol dengan memperlihatkan handphone, kelompok 2 terdiri dari 3 orang, 2 wanita dan 1 pria, pria duduk menghadap kedua temannya dan membelakangi selasar. Terlihat sepatu dan tas diletakkan di samping pot tanaman. D C 10

16 Tabel Time Budget Survey Jumat, 18 April 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti Terlihat beberapa orang duduk sambil bermain handphone. Posisi duduk beragam, menunjukkan kebebasan dalam menggunakan tempat. E 11

17 Survey 22 April 2014 G D C E F B A Tabel Time Budget Survey Selasa, 22 April 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti Studio yang akan dibuka dalam rentan waktu ini hanya film Captain America : The Winter Soldier. A B Pada gambar A terlihat kelompok yang terdiri dari 3 pria sedang berdiri berkelompok sambil mengobrol. Pada Gambar B terlihat sepasang lelaki dan wanita duduk saling berhadapan. 12

18 Tabel Time Budget Survey Selasa, 22 April 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti Diantara theater 3 dan 4, teridentifikasi sebuah grup keluarga, 4 orang, sedang duduk berkelompok saling berhadapan dan si anak tidur. Pada saat survey hari Jumat 22 April 2014, pada spot C tidak terdapat pot tanaman. C D, E, dan F adalah 3 kelompok yang tidak saling kenal. D beranggotakan 4 orang, 2 lelaki dan 2 wanita yang duduk berkelompok saling berhadapan serta meletakkan minuman di depan kaki. E beranggotakan 2 orang, seorang lelaki dan wanita yang terlihat sedang mengobrol. F adalah seorang lelaki sendiri yang sedang duduk bersila dan meletakkan tas di samping tempat dia duduk. F G E D G adalah seorang lelaki sedang berdiri melihat poster film yang sedang diputar 13

19 J I H Gambar Denah Eksisting Selasar Bioskop Cinema XXI Sumber : Analisa Data Tabel Time Budget Survey Selasa, 22 April 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti H terdiri dari sepasang wanita yang sedang duduk dan jongkok sambil mengobrol I terdiri dari 3 orang wanita berseragam, duduk berkelompok saling berhadapan dan sedang mengobrol H I 14

20 Tabel Time Budget Survey Selasa, 22 April 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti J adalah seorang lelaki, berdiri di dekat studio 2 dan sedang menerima pangilan telepon J 15

21 Survey Rabu, 4 Juni 2014 C A B Tabel Time Budget Survey Rabu 4 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti A terdiri dari lelaki dan wanita yang duduk bersebelahan, bermain handphone dan meletakkan tas disampingnya A C B B terdiri dari 3 wanita yang duduk melingkar berhadapan mendekati pot tanaman yang digunakan sebagai batas C duduk bersebelahan saling mengobrol 16

22 G F E D C H I Tabel Time Budget Survey Rabu 4 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti Batas kasat mata terlihat dari aktivitas yang dilakukan dan attribute dari pengguna yang diletakkan sebagai penanda wilayahnya seperti C yang meletakkan tas didepan dan H disamping seperti I dan D berdiri di depan F pintu masuk toilet. C D E G I H C D 17

23 Survey Kamis 5 Juni 2014 A B Tabel Time Budget Survey Rabu 4 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti A sepasang wanita duduk berhadapan di dekat pintu studio 4, sedang mengobrol, A B seorang wanita duduk sendiri sambil membaca buku A B 18

24 D C Pukul Pengamatan Catatan Peneliti C teridiri dari seorang lelaki yang berdiri sambil bermain handphone, D terdiri dari 3 orang wanita, 2 orang sedang mengobrol, dan 1 orang bermain handphone C D 19

25 Survey Senin 9 Juni 2014 B A Tabel Time Budget Survey Senin, 9 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti Batas kasat mata antara A dan B terlihat dari attitude atau sikap yang ditunjukkan antara lain duduk mengelompok, duduk bersebelahan mendekati teman yang dikenalnya. A B 20

26 E F G D C B Tabel Time Budget Survey Senin, 9 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti B dan C dipisahkan oleh pintu masuk toilet wanita, sedangkan C dan D dipisahkan oleh batas kasat mata yang kemudian ditunjukkan oleh C dengan meletakkan tas disampingnya. B C D E dan F dibatasi oleh pot tanaman, sehingga meskipun E dan F berdekatan, mereka tidak terganggu, pot tanaman sebagai attribute yang digunakan sebagai batas penandaan wilayah, sedangkan G memilih untuk mendekati kolom yang menonjol untuk mendapatkan zona yang diinginkan E F G 21

27 H I Tabel Time Budget Survey Senin, 9 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti Pada saat survey, spot ini belum diberi pot tanaman, namun yang menjadi penanda batas adalah keberadaan kolom menonjol yang digunakan H dan I sebagai attribute penandaan wilayah mereka, selain itu penandaan wilayah terlihat dari attitude mereka seperti duduk, meletakkan tas di depan, berdiri dan memegang makanan maupun minuman. H I 22

28 Survey Rabu 11 Juni 2014 B A Tabel Time Budget Survey Rabu, 11 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti A melakukan aktivitas duduk bersebelahan dan B memilih untuk berdiri melingkar berhadapan. A terdiri dari 2 orang dan B terdiri dari 5 orang. A B 23

29 Kegiatan yang dilakukan sengaja untuk menujukkan keberadaan mereka untuk diakui, seperti mengobrol, bermain handphone. Kegiatan tersebut membutuhkan rasa nyaman, maka setelah area tersebut diokupasi dan merasa nyaman, kemudian menunjukkan kepemilikan wilayah tersebut dengan bermain handphone, meletakkan barang, mengobrol, maupun aktivitas lain. 24

30 Survey Jumat 13 Juni 2014 C B A Tabel Time Budget Survey Jumat, 13 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti A, B, dan C memiliki batas kasat mata yang ditunjukkan dengan perilaku yang ditunjukkan, seperti duduk melingkar berhadapan, duduk sendiri, dan duduk bersebelahan A B C 25

31 F E D C B Tabel Time Budget Survey Jumat, 13 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti B terlihat berdiri meninggalkan lokasi, B C D E F C dan D dibatasi oleh tas yang diletakkan oleh C, begitu juga dengan D meletakkan tas untuk membatasi D dan E, sedangkan E dan F dibatasi oleh pintu koridor toilet wanita Beberapa saat setelah B pergi, disusul oleh E C D F 26

32 G Tabel Time Budget Survey Jumat, 13 Juni 2014 Pukul Pengamatan Catatan Peneliti G terdiri dari 2 orang lelaki yang sedang duduk berhadapan sambil bermain catur. G 27

33 2.3. Analisis Hubungan perilaku pengguna terhadap lingkungan meliputi respon perilaku pada penelitian ini yang berada pada tataran skala mikro, yaitu meliputi perilaku individual di dalam unit lingkungan binaan dalam kasus ini perilaku pengguna terhadap selasar tak berkursi. Hal yang mempengaruhi adalah zona ruang pada selasar bioskop yang sepenuhnya adalah zona publik, namun perilaku pengguna sedemikian rupa sehingga menciptakan wilayah atau teritori yang kemudian disebut oleh El-Sharkawy ada 4 tipe territory 3, yaitu : 1. attached territory personal space 2. central territory high personalized (ruang privat) 3. supporting territory semiprivat dan semipublik 4. peripheral territory ruang publik (ruang yang digunakan oleh individu maupun grup tapi tidak dimiliki secara khusus oleh mereka) Mengacu pada teritori El-Sharkawy, Weismann menjelaskan mengenai sistem interaksi antara perilaku manusia dengan lingkungan dan digambarkan dalam satu model. Diagram Interaksi Perilaku Manusia dengan Lingkungan Versi Weismann Sumber : Archea, 1977 dalam Weismann Tiga hal mendasar dalam interaksi adalah: organisasi, individu dan seting fisik 4. Seperti yang dijelaskan pada diagram 2.1. dimana sebuah interaksi pengguna terhadap lingkungannya akan mengacu pada 3 hal, pada penelitian ini yaitu organisasi yang berarti tujuan dibuatnya selasar dan peraturan mendasar yang 3 El-Sharkawy (1979) 4 Archea, 1977 dalam Weismann 28

34 menyertainya seperti lebar minimal selasar. Hal berikutnya yaitu individu, berupa perilaku dengan kebutuhan tiap personal, menciptakan keadaan atau situasi yang diinginkan. Hal terakhir adalah seting fisik dari selasar itu sendiri, berupa komponen fisik dari selasar tersebut seperti warna, tekstur, dan suasana yang diciptakan dari ruangan seperti suhu, dan cahaya lampu. Pada penelitian ini selasar awalnya sebagai peripheral territory menjadi attached territory karena ada attributes dan properties yang berpengaruh dari lingkungan binaan maupun attitude dari pengguna. Dinding dengan kolom yang menonjol menciptakan enclosure yang mengakibatkan interaksi pengguna, yaitu memanfaatkan keadaan tersebut untuk menciptakan keadaan sesuai dengan yang diinginkannya (territorial behavior). Gambar Enclosure Terbentuk oleh Kolom Menonjol pada Dinding Selasar Sumber : Analisis Territorial behavior semakin diperjelas dengan keberadaan pot tanaman, terlihat pada gambar 2.9. yaitu pot tanaman disebut sebagai attributes, memperjelas terbentuknya enclosure, sedangkan suasana yang ditimbulkan dari selasar tersebut seperti suhu yang nyaman, cahaya lampu yang remang, kemudian disebut sebagai properties, juga menunjang pengguna untuk memanfaatkan selasar tersebut. Gambar Enclosure Terbentuk oleh Keberadaan Pot Tanaman 29

35 Gambar Analisis Interaksi Perilaku dengan Lingkungan Garis merah pada gambar adalah batas antar pengguna yang ditandai dengan attributes, attitude, dan perilaku dari pengguna, warna oranye adalah peripheral territory, sedangkan garis biru adalah batas kasat mata antara attached territory dengan peripheral territory. Pot tanaman dan kolom yang menonjol menciptakan enclosure yang memicu interaksi pengguna seperti terlihat pada gambar 2.10.ditambah dengan adanya tujuan yang dingin dicapai pengguna seperti : 1. ingin dekat dengan studio yang akan dimasuki, 2. ingin dekat dengan teman - teman, 3. ingin mendapatkan zona yang lebih luas dan nyaman, maka interaksi pengguna terhadap lingkungannya ditunjukkan pengguna dengan beberapa kegiatan seperti : 1. duduk bersila, duduk mengelompok saling berhadapan, 2. berdiri di dekat dinding, berdiri mengelompok berhadapan, 3. tiduran, 30

36 Heimsath memberikan pengertian, perilaku manusia didalam lingkungan merupakan proses interaksi antara manusia dan lingkungan yang melibatkan motivasi dan kebutuhan-kebutuhan individual maupun sosial, dimana untuk memperkuat keberadaan pengguna pada setiap kegiatan tersebut ditandai dengan : 1. meletakkan barang (sandal, sepatu, tas, handphone), 2. meletakkan makanan, minuman, 3. bermain handphone, bermain catur 4. mengobrol dengan teman, 5. membaca buku, 6. melihat gallery poster film, 31

37 BAB III KESIMPULAN Proses interaksi manusia terhadap lingkungan pada kasus selasar bioskop cinema XXI ini tercipta tidak hanya karena keinginan pengguna untuk menciptakan keadaan yang diinginkannya, melainkan karena keadaan lingkungan binaan yang menunjang untuk terciptanya keadaan tersebut. Proses interaksi pengguna pada kasus ini adalah sebagai hasil dari kemampuan pengguna untuk memahami hubungan antara lingkungan fisik (physical environment) dan perilaku manusia (human behavior) dalam keinginannya menciptakan teritori (behavioral territory). Untuk itu dibutuhkan pertimbangan mengenai attributes dan properties dari setiap lingkungan fisik yang akan direncanakan, karena pasti akan menciptakan interaksi dari perilaku pengguna lingkungan tersebut seperti yang dikatakan oleh Newman, tingkatan territory dari publik ke privat memungkinkan seseorang membangun kontrol atas lingkungannya 5.. Pada kasus selasar bioskop cinema XII, keberadaan pot tanaman dan kolom yang menonjol menjadi faktor pemicu interaksi pengguna untuk memenuhi kebutuhannya. Beragam intertaksi dilakukan pengguna sebagai usaha menandai wilayahnya seperti duduk bersila, duduk mengelompok saling berhadapan, berdiri di dekat dinding gallery, berdiri mengelompok, hingga tiduran. 5 Newman,

38 DAFTAR PUSTAKA Archea, 1977 dalam Weismann El-Sharkawy (1979) Newman, 1974 Pastalan, 1970 Wahid, Julahi; Alamsyah, Bhakti., Teori Arsitektur, Graha Ilmu

39 LAMPIRAN Analisis 34

40 35

Universitas Gadjah Mada 1

Universitas Gadjah Mada 1 MINGGU XII 1.1. Pokok Bahasan : Pemahaman tentang metoda dan analisis setting, fenomena dan perilaku dan aplikasinya 1.2. Sub Pokok Bahasan : Aplikasi metoda place centered map; person centered map dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN B. Tujuan Penelitian A. Latar Belakang C. Manfaat Penelitian D. Batasan Masalah E. Keaslian Penelitian A.

I PENDAHULUAN B. Tujuan Penelitian A. Latar Belakang C. Manfaat Penelitian D. Batasan Masalah E. Keaslian Penelitian A. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Empire XXI merupakan salah satu tempat hiburan yang ada di kota Yogyakarta. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2012 tercatat penduduk Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Data

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Data BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada Gambar 4.1 Mulai Studi Pustaka Data Data Primer (Survei lokasi) 1) Jumlah mobil yang masuk dan keluar area parkir

Lebih terperinci

GENDER DALAM TERITORI

GENDER DALAM TERITORI GENDER DALAM TERITORI Oleh Dina Fatimah Abstrak. Teritori merupakan suatu wujud pembagian wilayah kekuasaan. Teritori sangat berkaitan dengan pemahaman akan keruangan. Pada manusia, teritorialitas ini

Lebih terperinci

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI) - BAB 4 - ANALISA 4.1 Data Proyek Lokasi Candranaya di Jl. Gajah Mada No. 188 Jakarta Barat. Luas Lahan : 14.356,14 m2 Peruntukan Lahan : Bangunan Komersil, Pusat Perkantoran KDB : 45% KLB : 4 GSB : 0

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : they do. How do activities relate to one another spatially. And how do spatial

LAMPIRAN. Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : they do. How do activities relate to one another spatially. And how do spatial LAMPIRAN Ziesel (1981) didalam bukunya mengatakan bahwa : Observing behavior means systematically watching people use their environments: individuals, pairs of people, small groups, and large groups. What

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-133 Desain Interior Sinepleks Brylian Plaza Kendari Berkonsep New Experience dengan Langgam Neo-Gothic R. Adi Wardoyo, Firman

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL 1. Peraturan Teknis a. Jarak bebas Bangunan Gedung / Industri KDB KLB 3 3 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL GSB GSJ GSJ Intensitas bangunan (KDB/KLB), dimaksudkan agar menjaga

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder B. Analisis Data Primer dan Pembahasan

BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder B. Analisis Data Primer dan Pembahasan BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder Dari interview yang dilakukan pada beberapa hari sebelum survei pada tanggal 14-17 April 2016 di Empire XXI Yogyakarta yang dilakukan oleh peneliti pihak Empire

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

lib.archiplan.ugm.ac.id

lib.archiplan.ugm.ac.id BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. BENTUK KEGIATAN DAN RUANG 5.1.1. Pelaku Kegiatan Pelaku utama kegiatan dalam Movie Square dimayoritaskan penduduk WNI yang tinggal di kota Yogyakarta, tidak hanya dikhususkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap karakteristik setting fisik dan non fisik (aktivitas) di kawasan penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang

BAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang BAB III ANALISA 3.1 Analisa Pengguna Munculnya Kegiatan Pengguna tak dapat lepas dari ragam kegiatan yang akan diwadahi serta pengaruh dai pelaku kegiatan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut nantinya

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Gedung Sinepleks di Kota Semarang bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas hiburan dan rekreasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi BAB IV PROGRAMING 4.1 Analisa Existing 4.1.1 Asumsi Lokasi Dalam sebuah perancangan interior, pemilihan lokasi sangatlah penting. Karena dengan pemilihan lokasi yang tepat maka orang akan lebih mudah dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pariwisata, hotel mempunyai peran yang sangat penting dimana hotel merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih seseorang atau beberapa orang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena

BAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena aktivitasnya dalam perguruan tinggi tersebut, adapun mahasiswa dengan segala aktivitasnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

BAB III: METODE PENELITIAN

BAB III: METODE PENELITIAN BAB III: METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Metode Penelitian Banyak pendekatan-pendekatan yang telah diambil dalam penelitian mengenai ergonomi sebuah ruang. Pendekatan dalam penelitian ini mengambil dari

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan konsep High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan yang mengedepankan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas dan diuraikan hasil observasi dan dokumentasi peneliti selama berada di lapangan. Data yang telah diperoleh melalui pedoman observasi dikelompokkan

Lebih terperinci

Ruang Personal Pemustaka di Ruang Baca Perpustakaan Umum Kota Malang

Ruang Personal Pemustaka di Ruang Baca Perpustakaan Umum Kota Malang Ruang Personal Pemustaka di Ruang Baca Perpustakaan Umum Kota Malang Iman Hidayatullah 1 dan Tito Haripradianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global menyebabkan persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan pangsa pasar seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini kita mengenal bahwa Yogyakarta adalah daerah yang terkenal sebagai kota pelajar, dari tahun ke tahun semakin bertambah jumlah penduduknya, terutama

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang dilakukan di kawasan Petak Sembilan, masih banyak yang perlu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kuesioner Penelitian Analisis dan Perancangan Sistem Pemesanan Tiket Berbasis. Mobile. Jenis Kelamin (Pilih salah satu): Laki-laki Perempuan

LAMPIRAN. Kuesioner Penelitian Analisis dan Perancangan Sistem Pemesanan Tiket Berbasis. Mobile. Jenis Kelamin (Pilih salah satu): Laki-laki Perempuan L1 LAMPIRAN Kuesioner Penelitian Analisis dan Perancangan Sistem Pemesanan Tiket Berbasis Mobile Nama : Umur : th Jenis Kelamin (Pilih salah satu): Laki-laki Perempuan Petunjuk Pengisian: Berilah tanda

Lebih terperinci

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK Pada tapak terdapat beberapa jenis bangunan berdasarkan fungsi-fungsinya. Daerah ini merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktiviitas perniagaan dan jasa. Hal ini mendukung

Lebih terperinci

INFORMASI ACARA UPH SURABAYA FESTIVAL 06 TAHUN 2013

INFORMASI ACARA UPH SURABAYA FESTIVAL 06 TAHUN 2013 INFORMASI ACARA UPH SURABAYA FESTIVAL 06 TAHUN 2013 UPH Surabaya Festival 06 adalah acara yang diselenggarakan oleh Universitas Pelita Harapan (UPH) Surabaya dalam rangka penerimaan mahasiswa baru UPH

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat perkotaan saat ini adalah hiburan perfilman.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat perkotaan saat ini adalah hiburan perfilman. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat perkotaan saat ini memiliki banyak aktivitas dan kesibukan serta rutinitas sehari-hari yang membuat masyarakat menjadi jenuh. Oleh karena itu, masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL x DAFTAR BAGAN xi DAFTAR GAMBAR xii ABSTRAKSI xv BAB 1 PENDAHULUAN 1 I. Judul... 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perkembangan budaya saat ini melaju dengan sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan tren gaya hidup. Gaya

Lebih terperinci

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan BAB III ANALISIS 3.1 Pelaku, Aktivitas pengguna, kebutuhan ruang dan Besaran Ruang 3.1.1 Pelaku dan Aktivitas Pengguna Musuem Pelaku dalam museum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengelola museum

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan ini adalah bangunan yang menyatu dengan alamnya/ keadaan sitenya. Contour as a part of building atau kontur sebagai bagian dari bangunan.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

Minggu 2 STUDI BANDING

Minggu 2 STUDI BANDING 1 Minggu 2 STUDI BANDING TUJUAN Tujuan dari Studi Banding adalah belajar dari karya-karya arsitektur terdahulu menganalisis dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya. Dalam mata kuliah Perancangan Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Seni Musik Blues di Kota Malang ini menggunakan konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu tersebut dengan memasukkan tiap

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Penerapan konsep frame pada bangunan Konsep frame pada bangunan ini diterapkan ke dalam seluruh bagian ruangan, meliputi lantai, dinding dan langit-langit. Konsep tersebut

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Hasil Segmentasi, Targeting dan Positioning dari Dios Game Center : Segmentasi a. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita. b. Usia : 15 tahun - 25 tahun. c. Status

Lebih terperinci

Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta

Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta Steven Nio (1), Julia Dewi (1) stevennio93@gmail.com, julia.dewi@uph.edu (1) Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA V.1. Konsep Pengolahan Site Hal yang dibahas pada konsep pengolahan site adalah mengenai konsep penzoningan kelompok-kelompok ruang yang telah

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PROJEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXVI, Semester Gasal, Tahun 2014/2015 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM GOR TRI LOMBA JUANG DI SEMARANG Tema Desain HIGH TECH ARCHITECTURE Fokus Kajian KENYAMANAN PENGGUNA PADA

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu: BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Analisis Organisasi Ruang Pengorganisasian ruang-ruang pada proyek ini dikelompokkan berdasarkan fungsi ruangnya. Ruang-ruang dengan fungsi yang sama sedapat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan sebutan kota budaya dan kota pelajar. Sebagai kota budaya dan kota pelajar, Yogyakarta menjadi daerah yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 112 5.1 Konsep Kawasan BAB V KONSEP PERANCANGAN Gambar 5.1: Kondisi eksisting kawasan Sumber: Google erth, 2011 Keterangan: 1: Landasan penerbangan dan pendaratan pesawat di masa mendatang 2: Tapak 3:

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PROYEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXVIII, Semester Gasal, Tahun 2015/2016 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM Rancangan Skematik & Pengembangan Rancangan Re- Desain Terminal Terboyo Tema Desain Arsitektur Tropis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

INFORMASI ACARA UPH SURABAYA FESTIVAL 08 TAHUN 2015

INFORMASI ACARA UPH SURABAYA FESTIVAL 08 TAHUN 2015 INFORMASI ACARA UPH SURABAYA FESTIVAL 08 TAHUN 2015 UPH Surabaya Festival adalah acara yang diselenggarakan oleh Universitas Pelita Harapan (UPH) Surabaya dalam rangka penerimaan mahasiswa baru UPH Tahun

Lebih terperinci

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 218 Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal Ariq Amrizal Haqy, dan Endrotomo Departemen Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam Konsep Perancangan Concert Hall ini, Dengan Tema Arsitektur Simbolik Maka Masa bangunan harus sesuai dengan Tema yang diambil dan menjadi suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab (V) Kesimpulan dan saran menjelaskan kesimpulan atas temuan penelitian berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan saran berdasarkan proses penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA 5.1 Analisa Pola Tujuan : memperoleh gambaran tentang alur sirkulasi kegiatan dari pelaku kegiatan. Pembahasan : kegiatan masing- masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampus sebagai lingkungan pendidikan (Learning Society) menjadi tempat untuk mahasiswa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang aktif dan kreatif. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN 5.1. Pemrograman 5.1.1. Kebutuhan Ruang NO RUANG JMLH LUAS SAT LUAS TOTAL STANDART LUAS KAMAR 1 standard/ deluxe 231 28 m2 6.468 2 junior suite 36 45 m2 1.620 3 president

Lebih terperinci

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PAMERAN SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB V Konsep. 5.1 Konsep Ide dasar

BAB V Konsep. 5.1 Konsep Ide dasar 5.1 Konsep Ide dasar BAB V Konsep Konsep ide dasar rancangan Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya meliputi poin-poin arsitektur perilaku, nilai-nilai keislaman, dan objek rancangan sendiri. Hal ini

Lebih terperinci

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1, (2014) 88-93 88 MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU Danny Tedja Sukmana, dan Ir. Bisatya W. Maer, M.T Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dari akuarium terumbu karang ini didasari dari karakteristik laut. Dalam perancangan akuarium terumbu karang ini diharapkan mampu menyampaikan kekayaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada perancangan suatu sistem diperlukan analisis yang tepat sehingga proses pembuatan sistem dapat berjalan dengan lancar dan sistem yang dibuat sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan BAB V KESIMPULAN Dari hasil analisis, peneliti menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana kondisi sistem setting dan livabilitas di ruang terbuka publik di Lapangan Puputan dan bagaimana bentuk persepsi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO PERPUSTAKAAN UMUM KOTA SEMARANG (Dengan Penekanan Arsitektur Modern) TUGAS AKHIR ANNISA ARDHANA RESWARI 21020111130115 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN / PROGAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Pusat Seni Pertunjukan ini adalah mendesain suatu bangunan dengan fasilitas pertunjukan yang dapat berfungsi dengan baik secara sistem

Lebih terperinci