PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA"

Transkripsi

1 PERBEDAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh: Nanda Kurnia Oktantri PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

2 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 vi

7 PERBEDAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELASVII SMP NEGERI 9 SALATIGATAHUN PELAJARAN 2015/2016 Nanda Kurnia Oktantri 1, Lilik Linawati 2, Tri Nova Hasti Yunianta 3 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana JL. Diponegoro Salatiga Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, @student.uksw.edu 2 Dosen Matematika FSM UKSW, lina.utomo@yahoo.com 3 Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, trinova.yunianta@staff.uksw.edu Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan antara pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar pada materi segi empat bagi siswa kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling dan terpilih 2 kelas, yaitu kelas VIIA untuk model Problem Based Learning dan kelas VIIC untuk model Cooperative Learning tipe Jigsaw dengan jumlah siswa masing-masing kelas sebanyak 31 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, angket, tes, dan observasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar angket digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa, lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Data awal yang digunakan untuk uji keseimbangan yaitu angket dan nilai Ulangan Tengah Semester dan data akhir yang digunakan yaitu angket dan posttest. Hasil analisis menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk keaktifan 0,000 yang berarti terdapat perbedaan keaktifan belajar siswa. Nilai rata-rata pada keaktifan belajar siswa kelas Problem Based Learning sebesar 75,90 dan Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 80,32, artinya keaktifan belajar siswa dengan model Cooperative Learning tipe Jigsaw lebih baik. Hasil analisis hasil belajar siswa menggunakan uji Mann-Whitney memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001, nilai ratarata hasil belajar siswa kelas Problem Based Learning sebesar 85,84 dan Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 78,77, artinya hasil belajar siswa dengan model Problem Based Learning lebih baik. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: problem based learning, cooperative learning, tipe jigsaw, keaktifan siswa, hasil belajar. PENDAHULUAN Matematika sangat penting dalam kehidupan, bahkan setiap hari matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk menghitung belanjaan, mengukur, dan lain sebagainya. Begitu pentingnya matematika, sehingga matematika perlu dipelajari mulai dari sekolah dasar hingga perguruan 1

8 tinggi untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, kritis, kreatif dan lain sebagainya. Hal ini dikuatkan definisi menurut Suherman (2003: 253) bahwa Matematika adalah disiplin ilmu tentang tata cara berpikir dan mengelola logika, baik secara kuantitatif maupun berpengaruh secara kualitatif. Tertuang juga dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berikut: 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan penyataan matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam proses pembelajaran matematika di SMP Negeri 9 Salatiga sejauh ini masih didominasi oleh model pembelajaran konvensional, yaitu guru menerangkan suatu konsep, lalu siswa diberi contoh soal dan latihan, kemudian siswa menjawab soal sesuai urutan jalan penyelesaian soal yang diterangkan oleh guru tanpa mengembangkan kreativitas berpikir siswa. Pembelajaran konvensional cenderung membuat siswa menjadi pasif, siswa menjadi malas berpikir, karena ketika mengerjakan soal siswa terbiasa menggunakan rumus jadi yang diberikan oleh guru. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Mulyasa (2007: 33) bahwa pembelajaran hanya berpusat dari guru ini tidak sesuai dengan yang diharapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, karena pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan lebih ditekankan pada pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan bermakna lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri 2

9 (learning to be), dan belajar hidup bersama secara harmonis (learning to have together). Menurut Slameto (2003: 54), tingkat keberhasilan siswa dalam menangkap pelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar diri siswa. Faktor dari dalam siswa meliputi kesehatan, minat, bakat, perhatian, intelegensi dan lain-lain, sedangkan faktor dari luar siswa meliputi guru, model mengajar, materi pelajaran, fasilitas belajar yang ada, kondisi lingkungan dan lain-lain. Model Problem Based Learning memiliki kelebihan untuk membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan di luar sekolah, melatih keterampilan siswa untuk memecahkan masalah secara kritis dan ilmiah serta melatih siswa berpikir kritis, analitis, kreatif dan menyeluruh karena dalam proses pembelajarannya siswa dilatih untuk menyoroti permasalahan dari berbagai aspek. Menurut Wardani (2002: 87) kelebihan model Jigsaw adalah pembelajaran lebih aktif dan saling memberikan pendapat. Suasana belajar lebih kondusif, baru dan adanya penghargaan yang diberikan pada kelompok, maka siswa dalam setiap kelompok berkompetisi untuk mencapai prestasi yang baik. Sehubungan dengan hal tersebut untuk memperbaiki model pembelajaran konvensional, maka peneliti ingin menerapkan pembelajaran inovatif, diantaranya adalah model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini dikuatkan dengan penelitian Novika (2014) yang berjudul Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada Pokok Bahasan Segitiga dan Segi empat di Kelas VII SMP N 5 Kota Bengkulu, bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika. Menurut Setyani (2011) penelitian yang berjudul Penerapan Kooperative Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Biologi Ditinjau dari Aspek Aktivitas Langsung, Mencatat dan Mental Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011, bahwa penerapan kooperatif jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar biologi, dan menurut Setiyawan (2008) penelitan yang berjudul Penerapan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta 3

10 Didik Kelas VII B SMP Negeri 8 Pekalongan pada Materi Pokok Segitiga, bahwa model Cooperative Learning tipe Jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Demikian halnya dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP N 9 Salatiga guru juga menggunakan model konvensional, akibatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang memadai dan hasil belajar matematika di kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga masih kurang memuaskan, karena terdapat nilai Ulangan Harian kelas VII beberapa siswa belum sepenuhnya memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75. Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMP Negeri 9 pada saat Ulangan Harian, dari 250 siswa didapat sekitar 30% masih di bawah batas ketuntasan. Berdasarkan uraian di atas, beberapa ahli dan penelitian sebelumnya berpendapat bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa Cooperative Learning tipe Jigsaw juga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. KAJIAN TEORI Problem Based Learning Menurut Arends dalam Trianto (2007: 68) Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri. Trianto (2007: 94-95) menyatakan tujuan model Problem Based Learning yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar yang 4

11 mandiri. Pemecahan masalah merupakan salah satu strategi pengajaran berbasis masalah dimana guru membantu siswa untuk belajar memecahkan melalui pengalaman-pengalaman pembelajaran. Siswa juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis. Menurut Suprijono (2009: 57-60), Langkah-langkah model Problem Based Learning sebagai berikut. Tahap pertama yaitu memberikan orientasi kepada masalah. Tahap kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti. Tahap ketiga yaitu Membantu investigasi mandiri dan kelompok. Tahap keempat yaitu mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exibit. Tahap kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Cooperative Learning tipe Jigsaw Menurut Huda, (2011: 29) Cooperative Learning merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompokkelompok pembelajaran yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggotanya yang lain. Dalam Cooperative Learning ini mempunyai tujuan tidak hanya meningkatkan kegiatan proses pembelajaran melalui kerja kelompok tetapi juga meningkatkan aktivitas sosial. Cooperative Learning tipe Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson. Menurut Huda (2011: ) Dalam pelaksanaannya, Cooperative Learning tipe Jigsaw menempatkan siswa ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang. Setiap kelompok diberi informasi yang membahas salah satu topik dari materi pelajaran mereka saat itu, siswa bekerja kelompok selama dua kali, yakni dalam kelompok mereka sendiri (kelompok Asal) dan dalam kelompok Ahli. Kelompok Asal yaitu kelompok siswa yang yang memiliki kemampuan heterogen diawal pembentukan kelompok. Kelompok siswa yang menguasai bagian informasi yang sama dikenal dengan istilah kelompok Ahli. Kelompok Ahli ini masing-masing siswa saling berdiskusi dan mencari cara terbaik bagaimana menjelaskan bagian informasi itu kepada teman-teman satu 5

12 kelompoknya yang semula. Setelah diskusi selesai, semua siswa dalam kelompok Ahli ini kembali ke kelompoknya yang semula, dan masing-masing dari mereka mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman-teman satu kelompoknya. Langkah-langkah Cooperative Learning tipe Jigsaw Menurut Asmani (2011: 42 sebagai berikut. 1) siswa dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kelompok atau sesuai dengan bahan atau materi yang akan dibagikan; 2) tiap siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang berbeda; 3) tiap siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan; 4) anggota dari kelompok yang berbeda, yang telah mempelajari bagian materi yang sama bertemu dalam kelompok Ahli untuk mendiskusikan bagian materi yang mereka peroleh; 5) setelah selesai berdiskusi, sebagai kelompok Ahli, tiap anggota kembali ke kelompok Asal dan bergantian mengajar teman satu kelompok mereka tentang materi yang mereka kuasai. Sementara, anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh; 6) tiap kelompok Ahli mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas untuk menyamakan pikiran dan menarik kesimpulan; dan 7) guru memberikan evaluasi kepada seluruh siswa, yang mencakup seluruh materi yang didiskusikan siswa. Keaktifan Belajar Siswa Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Sudjana & Rivai (Agung, 2010: 74) mendefinisikan keaktifan belajar sebagai peristiwa dimana siswa terlibat langsung secara intelektual dan emosional sehingga siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Keaktifan belajar bermanfaat bagi siswa untuk dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan termasuk sikap dan nilai. Oleh karena itu, dalam pembelajaran siwa dituntut lebih aktif untuk mengeluarkan gagasan atau ide mereka dalam memecahkan suatu permasalahan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hasil Belajar Siswa Menurut Suprijono(2009: 6) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hasil 6

13 belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menetukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan), dan evaluation ( menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initatory, pre-rountine, dan rountinized. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 250 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII A dan VII C dengan jumlah masing-masing kelas sebanyak 31 siswa. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan desain Pretest-Posttest Only Control Design, dimana kelas VII A sebagai kelompok eksperimen 1 untuk pembelajaran model Problem Based Learning dan kelas VII C sebagai kelompok eksperimen 2 untuk pembelajaran model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, angket, tes, dan observasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket keaktifan belajar siswa, tes hasil belajar matematika, dan lembar observasi keaktifan siswa. Sebelum angket dan soal tes diujikan, terlebih dahulu divalidasi oleh pakar dan dilakukan uji validitas dengan menggunakan Korelasi Product Moment serta uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan uji normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov, uji homogenitas dengan uji Levene, dan uji beda rerata dengan uji Independent Sample t-test dengan taraf signifikansi 0,05. Kisi-kisi keaktifan belajar siswa di kelas berdasarkan aspek yang diamati dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan kisi-kisi aspek keaktifan siswa dalam 7

14 lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 2. Kisi-kisi data hasil belajar siswa pada soal tes dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 1. Kisi-kisi Keaktifan Belajar Siswa Aspek Indikator Visual Activities Membaca materi dan mengamati penjelasan guru atau teman. Oral Activities Bertanya dan mengemukakan pendapat. Listening Activities Mendengarkan penjelasan guru atau teman. Writing Activities Mencatatat materi dan mengerjakan soal latihan atau tes. Drawing Activities Menggambar bangun geometri. Motor Activities Menggunakan alat peraga, permainan (simulasi). Mental Activities Memecahkan masalah matematika. Emotional Activities Menunjukkan emotional activities. No Tabel 2. Aspek yang diamati dalam Lembar Observasi Aspek yang Diamati 1 Siswa membaca soal yang diberikan guru 2 Siswa mengajukan pertanyaan/mengemukakan pendapat saat pelajaran 3 Siswa mendengarkan (tidak ngobrol) saat guru menerangkan materi 4 Siswa mencatat materi atau soal yang diberikan guru 5 Siswa menyalin informasi yang berupa gambar ke dalam catatannya 6 Siswa mau menggunakan alat peraga yang disediakan 7 Siswa berperan aktif dalam proses pemecahan masalah 8 Siswa bersemangat (serius) dalam mengikuti pembelajaran matematika Analisis yang digunakan untuk observasi keaktifan siswa diperoleh dari skor item yang berjumlah 8 item, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan rumus: Pi: Angka persentase keaktifan Fi : Frekuensi keaktifan siswaaspek ke i N: Jumlah siswa di kelas dalam setiap i i: aspek yang diamati (1,2,..8) P i = 100% Kriteria keaktifan siswa di kelas pada aspek yang diamati sebagaimana yang dikemukakan Suharsimi Arikunto, (2012: 251) sebagai berikut. Tabel 3. Kategori Keaktifan Belajar Persentase Keaktifan Belajar 0 % P < 20 % 20 % P < 40 % 40 % P < 60% 60 % P < 80% 80 % P 100% Kategori Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali 8

15 Tabel 4. Kisi-kisi Soal Posttest Kisi-kisi Soal Posttest Materi Kompetensi Dasar Indikator Bangun Datar Segi empat 6. Memahami konsep segi empat serta menentukan cara ukurannya HASIL PENELITIAN Keaktifan Belajar Siswa 1. Menjelaskankan sifat- sifat segi empat ditinjau dari diagonal, sisi dan sudut. 2. Menghitung keliling dan luas bangun segi empat (persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layanglayang) serta menggunakannya dalam pemecahan masalah Sebelum mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan Coperative Learning tipe Jigsaw, siswa diberi angket untuk mengetahui keaktifan belajar siswa, yang hasilnya disajikan pada Tabel 5. Tabel 5.Deskripsi Kondisi Awal Keaktifan Belajar Problem Based Learning Cooperative Learning tipe Jigsaw N Valid Missing 0 0 Mean Std. Deviation Minimum Maximum Pada Tabel 5 terlihat bahwa nilai rata-rata kelas Problem Based Learning sebesar 68,77 lebih tinggi daripada kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 69,13. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak dengan dilakukakan uji normalitas yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6. Uji Normalitas Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa KELAS Kolmogorov-Smirnov a Statistic Df Sig. NILAI Problem Based Learning Cooperative Learning tipe Jigsaw Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa pada kedua kelas memperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui kedua kelas apakah 9

16 homogen atau tidak dilakukan uji homogenitas, sedangkan untuk uji keseimbangan dilakukan uji Independent Sample t-test seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Uji homogenitas dan Uji Independent Sample t-testkondisi Awal NILAI Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df t-test for Equality of Means Sig. (2- taile d) Mean Differ ence Std. Err or Diff eren ce % Confidence Interval of the Difference Lowe r Upper Hasil uji homogenitas pada Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai signifikansi kedua kelas sebesar 0,795, maka H 0 diterima, sehingga kedua kelompok disimpulkan memiliki populasi dengan varian yang sama, sedangkan hasil uji Independent Sample t-test menunjukkan bahwa pada kedua kelas mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,789, menunjukkan H 0 diterima, sehingga pada kondisi awal kedua kelas memiliki kemampuan matematika yang seimbang. Setelah mendapat pembelajaran model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw, siswa diberi angket keaktifan belajar, yang hasilnya di tampilkan pada Tabel 8, menunjukkan bahwa rata-rata nilai pada kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 80,32 lebih tinggi daripada kelas Problem Based Learning sebesar 75,90. Tabel 8. Deskripsi Kondisi Akhir Keaktifan Belajar Siswa Problem Based Learning Cooperative Learning tipe Jigsaw N Valid Missing 0 0 Mean Std. Deviation Minimum Maximum

17 Selanjutnya, untuk mengetahui kondisi akhir pada kedua kelas berdistribusi normal atau tidak, dilakukakan uji normalitas, seperti disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Uji Normalitas Kondisi Akhir Keaktifan Belajar Siswa Kolmogorov-Smirnov a KELAS Statistic Df Sig. NILAI Problem Based Learning Coopertaive Learning tipe Jigsaw Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa nilai signifikansi pada kedua kelas lebih kecil dari 0,05, ini berarti tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, maka pengujian beda rata-rata menggunakan uji Mann-Whitney. Tabel 10. Uji Mann-Whitney Kondisi Akhir Keaktifan Belajar Siswa NILAI Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed).000 Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000, maka H 0 ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan keaktifan belajar siswa yang mendapat pembelajaran model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Perhitungan hasil observasi keaktifan belajar siswa yang diamati pada saat proses pembelajaran, disajikan dalam Tabel 11. Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa rata-rata persentase keaktifan belajar siswa pada kelas Problem Based Learning sebesar 67% dan kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 72%. Berdasarkan Tabel 3, keaktifan belajar siswa pada kedua kelas termasuk kategori baik. 11

18 N o Aspek keaktifan yang diamati Siswa membaca soal yang diberikan guru. Siswa mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat saat pelajaran. Siswa mendengarkan atau tidak mengobrol saat guru menjelaskan materi. Siswa mencatat materi atau soal yang diberikan guru. Siswa menyalin informasi berupa gambar dalam catatannya. Siswa mau menggunakan alat peraga yang disediakan. Siswa berperan aktif dalam proses pemecahan masalah. Siswa bersemangat (serius) dalam mengikuti pembelajaran matematika. Tabel 11. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Model Problem Based Learning Persentase keaktifan siswa setiap pertemuan Katego ri Model Cooperative Learningtipe Jigsaw Persentase keaktifan siswa setiap pertemuan Ratarata Ratarata Kate gori 71% 71% 71% Baik 71% 78% 74% Baik 65% 65% 65% Baik 77% 81% 79% Baik 74% 77% 75% Baik 71% 74% 73% Baik 52% 62% 57% Cukup 55% 74% 65% Baik 55% 68% 61% Baik 65% 65% 65% Baik 74% 74% 74% Baik 74% 74% 74% Baik 55% 68% 61% Baik 71% 81% 76% Baik 65% 71% 68% Baik 68% 71% 69% Baik Rata-rata 67% Baik 72% Baik Hasil Belajar Siswa Data awal hasil belajar siswa diperoleh dari nilai UTS Semester II untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum mendapat pembelajaran dengan model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw, disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Problem Based Learning Cooperative Learning tipe Jigsaw N Valid Missing 0 0 Mean Std. Deviation Minimum Maximum

19 Pada Tabel 12 terlihat bahwa rata-rata nilai pada kelas Problem Based Learningsebesar 73,68 lebih tinggi daripada kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 70,56. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal =75, hasil nilai UTS persentase ketuntasan kelas Problem Based Learning sebesar 42%, dan kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 54%. Berikut ini, hasil uji normalitas kondisi awal hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Uji Normalitas Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Kolmogorov-Smirnov a Kelas Statistic df Sig. NILAI Problem Based Learning Cooperative Learning tipe Jigsaw Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kedua kelas memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,200, ini berarti kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berikut ini hasil uji homogenitas dan uji Independent Sample t-test dapat dilihat pada Tabel 14. NILAI Tabel 14. Uji Homogenitas dan Uji Independent Samples TestKondisi Awal Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Differ ence Std. Error Differ ence 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada kedua kelas sebesar 0,266, maka H 0 diterima,ini berarti kedua kelas memiliki populasi dengan varian yang sama. Hasil uji Independent Sample t-test menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada kedua kelas sebesar 0,931, maka H 0 diterima, ini berarti pada kondisi awal kedua kelas memiliki kemampuan awal matematika yang seimbang. 13

20 Data kondisi akhir hasil belajar siswa diperoleh dari nilai posttest matematika setelah kedua kelas mendapat pembelajaran model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw, disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Deskripsi Kondisi Akhir Hasil Belajar Siswa Problem Based Learning Cooperative Learning tipe Jigsaw N Valid Missing 0 0 Mean Std. Deviation Minimum Maximum Pada Tabel 15 terlihat bahwa rata-rata nilai pada kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 78,77 lebih rendah daripada kelas Problem Based Learning sebesar 85,84. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal =75, hasil nilai posttest persentase ketuntasan kelas Problem Based Learning sebesar 90%, dan kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 77%. Berikut ini hasil uji normalitas pada Tabel 15 terlihat bahwa hasil nilai posstest pada kedua kelompok tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian beda rata-rata menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji Mann- Whitney kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 15. Uji Normalitas Kondisi Akhir Hasil Belajar Siswa Kolmogorov-Smirnov a KELAS Statistic df Sig. NILAI Problem Based Learning Cooperative Learning tipe Jigsaw Tabel 16. Uji Mann-WhitneyKondisi Akhir Hasil Belajar Siswa NILAI Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed).001 Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001, maka H 0 ditolak, ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang 14

21 mendapat pembelajaran model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw. Ditinjau dari pencapaian nilai KKM=75, nampak pula peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan KKM, seperti disajikan pada Tabel 17. Kelas Problem Based Learning Cooperative Learning tipe Jigsaw Tabel 17. Kenaikan Kriteria Ketuntasan Minimal Nilai ratarata Awal Akhir Kenaikan Nilai Persentase Persentase Persentase ratarata Nilai Ketuntasan Ketuntasan Ketuntasan 73,68 42% 85,84 90% 12,16 48% 70,56 54% 78,77 77% 8,21 23% PEMBAHASAN Pada pelaksanaannya, sebelum pembelajaran peneliti terlebih dahulu memberikan angket dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal keaktifan dan dan menggunakan nilai UTS kelas VII semester II untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tindakan yang dilakukan berikutnya adalah pelaksanaan pembelajaran selama 4 kali pertemuan untuk masing-masing kelas. Pada kelas VII A sebagai kelas ekperimen 1 mendapat model Problem Based Learning dan kelas VII C sebagai kelas eksperimen 2 mendapat model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Selama proses pembelajaran aktivitas siswa diamati oleh observer. Hasil observasi pada kelas VIIA yang mendapat pembelajaran model Problem Based Learning dengan mengacu Tabel 11, setiap aspek keaktifan belajar siswa yang memperoleh nilai persentase antara 60%-80% atau termasuk dalam kategori baik, kecuali pada aktivitas siswa mencatat materi atau soal yang diberikan guru memperoleh persentase sebesar 57% termasuk dalam kategori cukup. Dalam hal ini siswa merasa apa yang ditulis guru sudah ada di buku dan siswa sudah mengerti materi yang dijelaskan. Guru disini berperan untuk mengingatkan siswa dan juga mewajibkan siswa mencatat, sehingga dapat meningkatkan aktivitas mencatat materi atau soal yang diberikan guru. Secara keseluruhan aspek keaktifan siswa pada kelas Problem based Learning memperoleh persentase rata-rata sebesar 67%, atau termasuk dalam kategori baik. 15

22 Hasil observasi kelas VIIC yang mendapat pembelajaran model Cooperative Learning tipe Jigsaw dengan mengacu Tabel 11 memperoleh persentase rata-rata sebesar 72%, ini termasuk dalam kategori baik. Dalam pembelajaran siswa sudah semakin berani dan tidak malu dalam bertanya atau mengemukakan pendapat untuk memberikan informasi-informasi kepada kelompok, siswa dituntut untuk terlibat aktif dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya untuk menjelaskan materi pada tiap ahlinya agar dalam kelompoknya dapat memahami materi apa yang disampaikan. Hasil analisis nilai angket keaktifan belajar siswa dengan uji Mann- Whitney memperoleh nilai sigifikansi sebesar 0,000, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keaktifan belajar siswa antara kelas Problem Based Learning dan kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw. Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata keaktifan belajar siswa yang mendapat pembelajaran model Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 80,32, sedangkan untuk kelas yang mendapat pembelajaran model Problem Based Learning sebesar 75,90. Berdasarkan hasil observasi dan angket keaktifan sebagaimana diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa keaktifan belajar siswa kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw lebih baik. Hal ini dimungkinkan karena model Cooperative Learning tipe Jigsaw lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab individu sebagai kelompok Ahli yang harus menguasai dan mengajarkan serta memberikan pemahaman sub materi yang telah dipelajari kepada teman dalam kelompok Asal, sehingga setiap siswa mempunyai tanggung jawab agar setiap kelompoknya memahami materi secara keseluruhan. Dalam pembelajaran ini siswa dilatih untuk aktif berpendapat, menghargai perbedaan pendapat dan termotivasi karena adanya penghargaan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk kelompok terbaik. Pernyataan tersebut sependapat dengan hasil penelitian Setyani (2011), siswa lebih aktif karena materi yang dipelajari dalam model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat dibagi menjadi beberapa sub materi dan mengharuskan siswa bekerja kelompok pada kelompok ahli dan kelompok asal dalam menyelesaikan masalah. 16

23 Berdasarkan analisis hasil belajar siswa menggunakan uji Mann-Whitney menghasilkan nilai sigifikansi sebesar 0,001, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah mendapat model pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran matematika kelas Problem Based Learning memperoleh nilai rata-rata sebesar 85,84 dan Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 78,77, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas Problem Based Learning lebih baik daripada kelas Cooperative Leraning tipe Jigsaw. Hal ini dimungkinkan karena, setiap siswa dituntut secara mandiri untuk memecahkan masalah, dengan demikian siswa harus benar-benar menguasai materi yang telah diberikan oleh guru. Permasalahan yang diberikan berkaitan dengan kehidupan nyata, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami dan juga dapat memancing rasa ingin tahu siswa serta membangkitkan kemauan siswa untuk memecahkan masalah. Pernyataan ini sependapat dengan hasil penelitian Novika (2014), karena dalam pencarian dan penyelesaian masalah pada model Problem Based Learning tidak hanya berdasarkan pembelajaran di kelas tetapi juga dikaitkan dengan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa, sehingga hasil belajar lebih baik. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang mengacu pada Tabel 17, menunjukkan bahwa model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kelas Problem Based Learning hasil belajar siswa lebih baik dengan kenaikan ketuntasan sebesar 48%, sedangkan kelas Cooperative Learning tipe Jigsaw sebesar 23%. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan model Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw ditinjau dari keaktifan dan hasil belajar pada materi segi empat di kelas VII SMP N 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Keaktifan belajar siswa yang mendapat pembelajaran model Cooperative Learning tipe Jigsaw lebih baik, sedangkan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model Problem Based Learning memperoleh hasil yang lebih baik. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal 17

24 menunjukkan bahwa kelas Problem Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Agung, Iskandar Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni. Arikunto, Suharsimi Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. BSNP Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Huda, Miftahul Cooperative Learning:Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyasa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda Karya. Novika, Tendy Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Segitiga dan Segi empat di Kelas VII SMP N 5 Kota Bengkulu. Fakultas MIPA, Universitas Bengkulu. Setiyawan Penerapan Model Pembelajaran Coopertaive Learning tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIIB SMP Negeri 8 Pekalongan pada Materi Pokok Segitiga. Universitas Negeri Semarang. Setyani, Rita Penerapan Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Biologi Ditinjau dari Aspek Aktivitas Langsung, Mencatat dan Mental Siswa Kelas VIII A SMP N 14 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.FKIP, Universitas Sebelas Maret. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suherman, Erman. (2003). Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: JICA. Suprijono, Agus Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wardani, Sri Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan. 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Peneliitian Sampel yang diambil adalah 2 SD Negeri kelas V dari SD Negeri di Gugus Gatot Subroto yaitu SDN 03 Ngraho dan SDN 01 Nglandeyan. Kelas

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2014/2015 Widya Pratiwi 1, Kriswandani 2, Erlina Prihatnani 3 Program

Lebih terperinci

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG Retno Nursanti, Kriswandani, Tri Nova Hasti Yunianta Progam Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG Malya Shofiana Tri Nova Hasti Yunianta Inawati Budiono Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB di SMP Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Kelas VIIIA sebagai kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas VIIA dan VIIB yang masing-masing kelas terdiri dari 23 siswa. Kelas VIIB ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian adalah jenis penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dimana ada dua kelompok yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Sumberejo 01 yang berjumlah 21 orang dengan rincian 12 orang putra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan dua subyek penelitian yaitu pertama sebagai kelompok eksperimen atau

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 09 SALATIGA

PENGARUH PENERAPAN CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 09 SALATIGA PENGARUH PENERAPAN CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 09 SALATIGA Yudo Ardiantoro 1, Tri Nova Hasti Yunianta 2, Inawati Budiono 3 Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA Caesar Listya Mahendra; Kriswandani; Erlina Prihatnani Email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experiment. Quasi experiment merupakan penelitian yang hampir mendekati penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, dan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga yang beralamat Jalan Stadion Nomor 4. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana yang terletak di Jl. Yos Sudarso 1 Salatiga. Sekolah ini mempunyai luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Harjosari I dan SDN Harjosari II tahun pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data hasil belajar, normalitas data hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen 1 Salatiga. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek dan Pelaksanaan Peneltian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pretest dan posttest siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 2 dan SD Negeri Sidorejo Lor 6. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I BERGAS yang beralamat di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 Kabupaten Woosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Negeri Gedong 02 kecamatan Banyubiru dan SD Negeri Gedong 03 kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga yang beralamatkan di di jalan Amarta nomor 03 Randuares Kecamatan Argomulyo Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen 2 Salatiga yang berlokasi di Jendral Sudirman 111B Salatiga Kecamatan Tingkir Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana yang beralamat di Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga dan SMP Stella Matutina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD pararel yaitu SD N 01 Maduretno semester II Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini berisi tentang analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data amatan, normalitas data amatan,

Lebih terperinci

PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR

PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR Ibnu Prasetiyo, Eunice Widyanti S Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kartini no.26,

Lebih terperinci

Bambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK

Bambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I PABELAN KECAMATAN PABELAN KAB. SEMARANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 25 Februari 2016 dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga yang berjumlah 52 siswa dengan terdiri dari dua kelompok, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga tahun ajaran 2013/2014 yang terbagi atas tiga

Lebih terperinci

Tabel 6 Hasil Uji Coba validitas Butir Soal Posttest

Tabel 6 Hasil Uji Coba validitas Butir Soal Posttest BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas X-A dan X- C SMA Katholik St Yoseph Kalabahi Kabupaten Alor Provinsi Nusa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN Gendongan 02 yang berjumlah 37 siswa yang menjadi kelas eksperimen. Jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Mulyoharjo dan SD Negeri 5 Mulyoharjo Jepara Kecamatan Jepara Semester 2 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 yang terletak di Kota Salatiga yang merupakan salah satu SD Negeri di Gugus

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GETASAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015 Ika Thakarina, Kriswandani S.Si, M.Pd.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Bringin yang beralamatkan Jalan Diponegoro 116 Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Mangunsari 07 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl. KH. Tb Ismail Kav Blok F Kota Cilegon.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 57 siswa kelas 4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kedungwaru pada tanggal 14 sampai 22 Januari 2016. Dengan rincian jadwal sebagai berikut. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Abidin 1), Moh. Salam ) 1) Alumni Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD paralel yaitu SD Kristen Satya Wacana Salatiga semester 2 di kelas VA sebagai kelas eksperimen 1

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti melalui beberapa metode, yaitu metode interview, metode tes, dan metode dokumentasi. Metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 10 Salatiga yaitu kelas VII D dan kelas VII E. Kelas VIID diberi perlakuan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolahan yaitu SD Negeri 02 Salatiga dan SD Negeri Dukuh 01. SD Negeri 02 Salatiga beralamatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII G dan VIII H SMP NEGERI 3 SALATIGA tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMK SORE Tulungagung. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Kutowinangun dan SD Negeri 07 Kutowinangun yang terletak di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Jambangan 3 dan SDN Jambangan 4. Jumlah subjek penelitiannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu yang menggunakan metode pembelajaran make a match dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada kelas VA dan VB. Populasi penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DIDUKUNG MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR AKAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 WIDORO KABUPATEN TRENGGALEK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas hasil penelitian dengan analisis data yang diperoleh, perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) berbantuan LKS terhadap hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012, bertempat di SD Negeri 1 Somogede Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian menggunakan model Inquiri dan metode konvensional dilakukan di Gugus Kartini dengan 2 SD sebagai subjek penelitian yaitu SD N Mangunsari 04 dan SD N Mangunsari

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Dukuh 03 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan akibat dari suatu perlakuan. Tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 585-592 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN Husnul Hatimah, Zainuddin, Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Sulistyaning Kartikawati, Hendrik Pratama Universitas PGRI Madiun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Arief, Yulis Jamiah, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 Eksperimen (3B) Kontrol (3C) Jumlah 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 Eksperimen (3B) Kontrol (3C) Jumlah 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga yang berada di Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah pada semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Brain Gym dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dengan membandingkan antara kelompok

Lebih terperinci

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

!#$%#& Interval Kelas =!#$%#$!#$%&'( BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Deskripsi data awal dari kedua kelas sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini : Tabel 6 Deskripsi Nilai Pretest N Minimum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan pada BAB I bahwa penelitian ini bertujuan untuk menelaah kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada siswa XI IPS 2 dan XI IPS 3 SMA Negeri I Pabelan semester 1. SMA Negeri I Pabelan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci