PROFIL PERKEMBANGAN MORAL REMAJA DI KOMPLEK POLDA BALAI BARU KELURAHAN GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI PADANG. Oleh:

Transkripsi

1

2 PROFIL PERKEMBANGAN MORAL REMAJA DI KOMPLEK POLDA BALAI BARU KELURAHAN GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI PADANG Oleh: Silawati Jarudin, M.A,Ph.D Ryan Hidayat Rafiola, M.Pd This research is motivated by adolescent s behavior of using inappropriate language, based on moral development of teenagers at komplek Polda Balai Baru Gunung Sarik Kuranji district Padang. The purpose of this study is to describe: 1) profile of adolescent moral development based on parent education and preconventional, 2) profile of adolescent moral development based on parent education and conventional, 3) profile of adolescent moral development based on parent education and after-conventional.this research wass descriptive quantitative research. Study population was all teenagers at komplek Polda Balai Baru Kuranji District Padang which amounted to 51 teenagers. Sampling was determined by total sampling technique. Instrument in this study was questionnaire while data analysis technique was percentage technique. Research findings are: 1) profile of adolescent moral development based on pre-conventional from 51 teenagers is averagely 35.29% which is in fair category; 2) profile of adolescent moral development based on conventional from 51 teenagers is averagely 39.21%which is in fair category; and 3) profile of adolescent moral development based on pre-conventional from 51 teenagers is averagely 56.86% which is in fair category. Based on these findings, it is recommended to adolescents in order to understand rules in the community and recommendation for parents to provide comprehension to their teenage children. Keywords: adolescent and moral development Pendahuluan Pendidikan moral pada dewasa ini menjadi fenomena yang boleh dikatakan praktis dan sekaigus unik dalam berbagai kegiatan pendidikan. Dilihat dari segi praktis, pendidikan moral tidak saja meliputi realitas hidup manusia sehari-hari. Kohlberg (Budiningsih, 2008:25) tidak memusatkan perhatian pada perilaku moral artinya apa yang dilakukan oleh seseorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya. Ia menjadikan penalaran moral sebagai pusat kajiannya. Dikatakan bahwa mengamati perilaku tidak menunjukkan banyak mengenai kematangan moral. Seorang dewasa dengan anak kecil barangkali perilakunya sama, tetapi seandainya penalaran moral mereka berbeda, tidak akan tercermin dalam perilaku mereka. Berdasarkan definisi yang dikatakan oleh beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan moral adalah suatu aturan dan nilai yyang baik atau buruk yang dilakukan oleh remaja di lingkungannya. Kohlberg (Asri, Budiningsih, 2008:29) mengemukakan tiga tahap perkembangan moral yaitu: a. Tahap prakonvensional. Pada tingkat ini seseorang tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan ungkapanungkapan budaya baik dan buruk serta benar dan salah. 1. Oreantasi hukuman dan kepatuhan Pada tahap ini, baik atau buruknya suatu tindakan ditentukn oleh akibat-akibat fisik yang akan dialami, sedangkan arti atau nilai manusiawi tidak diperhatikan. Menghindari hukuman dan kepatuhan buta terhadap penguasa dinilai baik pada dirinya. 2. Orientasi relativis-instrumentalistis Pada tahap ini tindakan seseorang slalu diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dengan memperarat orang lain. Hubungan antara manusia dipandang seperti hubungan dagang. Unsurunsur keterbukaan, kesalingan dan tukar menukar merupkan prinsip tindakannya dan hal-hal itu ditafsirkan dengan cara fisik dan pragmatis. Jadi pendapat diatas dapat disimpulkanpada tahap prakonfensional pedoman anak hanyalah menghindari hukuman dan anak juga harus memikirkan kepentingan orang lain. Namun

3 demikian, semua ini ditafsirkan oleh anak dari seakibat fisik mereka memaklumkan peraturan. b. Tahap konvensional. Pada tingkat ini, anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok, atau masyarakat. Semua itu di pandang sebagai hal yang bernilai dalam dirinya sendiri tanpa mengindahkan akibat yang mungkin terjadi. Tingkat konvensional ini memiliki dua tahap, yaitu: 1. Orientasi kerukunan atau orientasi good boy nice girl Pada tahap ini orang berpandangan bahwa bahwa tingkah laku yang baik adalah yang menyenangkan atau menolong orang-orang lain yang serta diakui oleh orang-orang lain. Orang cenderung bertindak menurut harpanharapan lingkungan sosialnya, hingga mendapat pengakuan sebagai orang baik.tujuan utamanya, demi hubungan sosial yang memuaskan, maka ia pun harus berperan sesuai dengan harapanharapan keluarga, masyarakat atau keluarga. 2. Orientasi ketertiban masyarakat. Pada tahap ini tindakan seseorang didorong oleh keinginannya untuk menjaga tertib legal. Oreantasi seseorang adalah otoritas, peraturan-peraturan yang ketat dan ketertiban sosial. Tingkah laku yang baik adalah memenuhi kewajiban, mematuhi hukum, menghormati otoritas, dan menjaga tertib sosial merupakan tindakan moral yang bik pada dirinya. Dari pendapat yang di atas dapat disimpulkan pada tahap konfensional remaja setuju pada aturan dan harapan keluarga, kelompok dan masyarakat. Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan bagi remaja. Remaja tidak memandang peraturan dan hukuman yang akan diterimannya. Sikap anak bukan hanya konformitas terhadap pribadi dan tata tertib sosial melainkan juga loyal terhadapnya. c. Tahap pasca konvensional Pada tingkatan usaha yang jelas untuk memutuskan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki kekuatan dan dapat diterapkan, atas orang berpegang pada prinsip-prinsip itu dan pada indentifikasi diri dengan kelompok tersebut. Tingkat ini memiliki dua tahap, yaitu: 1. Orientasi kontrak sosial Tindakan yang benar pada tahap ini cenderung ditafsirkan sebagai tindakan yang sesuai dengan kesepakatan umum. Dengan demikianorang ini menyadari relativitas nilainilai pribadi dan pendapat pribadi. Ada kesadaran yang jelas untuk mencapai konsensus lewat peraturan-peraturan prosedural. 2. Orientasi prinsip etis universal Pada tahap ini orang tidak hanya memandang dirinya sebagai subyek hukum, tetapi juga sebagai pribadi yang harus dihormati. Respect for person adalah nilai pada tahap ini. Tindakan yang benar adalah tindakan yang berdasarkan keputusan yang sesuai dengan suara hati dan prinsip moral universal. Dapat disimpulkan dari peryataan di atas dari pascakonvensional tidak terjadi pada semua orang dewasa, tetapi hanya sebagian dari mereka yang mencapai tahap ini berdasarkan penilaian terhadap aturan harapan masyarakat. Perbuatan moral individu dimotivasi oleh penghindaran terhadap hukuman dan suara hati pada dasarnya merupakan kekuatan yang sangat irasional terhadap hukuman. Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan pada tanggal 11 Juli 2015 di komplek kmplek polda balai baru kelurahan gunung sarik kecamatan kuranji padang maka dapat dilihat tindakan atau tingkah laku remaja di masyarakat di antaranya: sering menggunakan bahasa yang kurang sopan, sering berbahasa kurang baik dengan orangtuanya, sering ugal-ugalan di pinggir jalan, banyak remaja etikanya dalam bergaul dengan teman-temannyakurang baik. Tingkah laku ini sesuai dengan aturan dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara 10 Agustus 2015 dengan 5 orang masyarakat di komplek polda balai baru kelurahan gunung sarik kecamatan kuranji padang, bahwa remaja pada sekarang ini banyak menunjukkan prilaku yang tidak baik, remaja kurang menghormati orang yang lebih tua, remaja mengendarai sepeda motor dengan ugalugalan di jalan. Dari pendapat masyarakat dapat disimpulkan remaja kurang memiliki perkembangan moral yang baik. Masalah ini dapat dirumuskan peneliti sebagai berikut: Bagaimanakah Profil Moral Remaja di Komplek Polda Balai Baru Padang?. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Profil perkembangan moral remaja dilihat dari prakonfensional? 2. Profil perkembangan moral remaja dari konvensional? 3. Profil perkembangan moral remaja dilihat dari pascakonfensional? Selanjutnya tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Profil perkembangan moral remaja dilihat dari prakonfensional. 2. Profil perkembangan moral remaja dilihat dari konvensional. 3. Profil perkembangan moral remaja dilihat dari pascakonfensional.

4 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Komplek Polda Balai Baru Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Subana dan Sudrajat (2005:26) penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang dan menyajikan apa adanya Berhubungan dengan populasi penelitian yakni 51 remaja laki-laki dalam perkembangan moral remaja, maka tidak perlu dilakukan pengambilan sampel. Arikunto (2010:95) menjelaskan jika populasi kurang dari 100 keseluruhannya diambil menjadi sampel, namun jika lebih dari 100 maka diambil sampel antara 10-25% dari jumlah populasi. Maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Total sampling merupakan teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel. Teknik total sampling ini digunakan jika populasi kurang dari 100 orang. Jadi untuk sampel dalam penelitian ini peneliti mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel yaitu sebanyak 51 orang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah persentase untuk mengungkapkan aspek yang diteliti. Kategori yang dipakai untuk menganalisis data adalah: Interval Skor Kategori 198, Sangat Baik 108,81-134,40 Baik 115,21-156,80 Cukup Baik 73,61-115,20 Kurang Baik 32-73,60 Sangat Kurang Baik PEMBAHASAN DAN HASIL 1. Profil Perkembangan Moral Remaja Pada Tahap Prakonvesional DI Komplek Polda Balai Baru Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui profil perkembangan moral remaja pada tahap prakonvesional di komplek polda balai baru kelurahan gunung sarik kecamatan kuranji padang, dari 51 orang remaja terdapat 6 orang sangat baik (11,76 percent), 16 orang baik (31,37 percent), 18 orang cukup baik (35,29 percent), 10 orang kurang baik (19,61 percent), 2. Profil Perkembangan Moral Remaja Pada Tahap Konvesional Di Komplek Polda Balai Baru Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui profil perkembangan moral remaja pada tahap konvesional di komplek polda balai baru kelurahan gunung sarik kecamatan kuranji padang, dari 51 orang remaja terdapat 12 orang sangat baik (23,53 percent), 9 orang baik (17,65 percent), 20 orang cukup baik (39,22 percent), 7 orang kurang baik (13,73 percent), dan 5 orang sangat kurang baik (7,84 percent). Dengan kategori terbanyak cukup baik, jumlah remaja 18 orang artinya rata-rata remaja yang berada di komplek polda balai baru kelurahan gunung sarik kecamatan kuranji padang pada perkembangan moralnya pada tahap prakonvensional berkembang cukup baik. Namun, memang masih ada 10 orang remaja dikatakan kurang baik dan 1 orang tidak baik pada tahapan prakonvesional ini. 1. Profil Perkembangan Moral Remaja Pada Tahap Pasca Konvesional Di Komplek Polda Balai Baru Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas dapat diketahui profil perkembangan moral remaja pada tahap pasca konvesional di komplek polda balai baru kelurahan gunung sarik kecamatan kuranji padang, dari 51 orang remaja terdapat 3 orang sangat baik (5,88 percent), 14 orang baik (27,45 percent), 29 orang cukup baik (56,86 percent), dan 5 orang kurang baik (9,8 percent). Dengan kategori terbanyak cukup baik, jumlah remaja 29 orang artinya rata-rata remaja yang berada di komplek polda balai baru kelurahan gunung sarik kecamatan kuranji padang pada perkembangan moralnya pada tahap prakonvensional berkembang cukup baik. Namun, memang masih ada 5 orang remaja dikatakan kurang baik pada tahapan konvesional ini. Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Profil perkembangan moral remaja pada tahap prakonvesional di Komplek Polda Balai Baru pada kategori cukup baik. 2. Profil perkembangan moral remaja pada tahap konvesional di Komplek Polda Balai Baru pada kategori cukup baik..

5 3. Profil perkembangan moral remaja pada tahap pasca konvesional di Komplek Polda Balai Baru pada kategori cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan berikut diberikan beberapa saran kepada: 1. Remaja Peserta didik hendaknya memahami tata cara pelaksanaan sholat berjamaah, manfaat sholat berjamaah, keutamaan sholat berjamaah, dan memiliki keterampilan dalam pelaksanaan sholat berjamaah. Agar kehidupan peserta didik lebih baik lagi dari sebelumnya. 2. Orangtua Guru BK agar dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang sholat berjamaah, memberikan materi tentang agama, dan melaksanakan atau mengikuti kegiatan agama. 3. Masyarakat Agar masyarakat lebih teliti lagi dan memperhatikan remaja supaya tidak banyak terjadi penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Sehingga kehidupan di lingkungan masyrakat terbina kehidupan yang sehat dan nyaman. 4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling Program Studi Bimbingan dan Konseling hendaknya mampu mencetak calon pendidik yang mampu memberikan pelayanan yang baik baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. 5. Ketua RT Agar ketua RT lebih memperhatikan perkembangan moral remaja yang ada disekitar lingkungannya. Supaya lingkungan RT yang dikelola menjadi langkah awal untuk terbentuknya masyarakat yang sehat dan nyaman. 6. Peneliti selanjutnya Direkomendasikan Peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti lebih dalam lagi dengan batasan yang berbeda bisa jadi dengan judul dan variabel yang dikaitkan baik dalam bentuk regresi maupun korelasi. Budiarti, Desi Pola Asuh Orangtua Dalam Membentuk Perkembangan Moral Peserta Didik. Padang: STKIP PGRI. C. Asri.Budiningsih Pembelajaran Moral. Jakarta: Pt Rineka Cipta DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. B. Hurlock, Elizabeth Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.