KINERJA PEN GERING KOPI DENGAN SUMBER ENERGI
|
|
- Yuliana Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 KINERJA PEN GERING KOPI DENGAN SUMBER ENERGI TUNGKU KAYU DAN KOLEKTOR MATAHARI \ SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Tekuologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh EKA KURNIAWAN F FAI(ULTASTEKNOLOGIPERT~N INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
3 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KlNERJA PENGERING KOPI DENGAN SUMBER ENERGI TUNGKU KAYU DAN KOLEKTOR MATAHARI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Tekuologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh EKA KURNIAWAN F Dilahirkan pada tanggal 17 Maret 1977 dilampung Tanggallulus: 2 Februari 1999 Disetujui, Bogor, Februari 1999 Dr. If. Atjeng M. Svarief, MSAE Dosen Pembimbing I
4 Eka Kurniawan. F Kinelja Pengering Kopi Dengan Sumber Energi Tungku Kayu dan Kolektor matahari. Di Bawah Bimbingan Dr. Ir. Atjeng M. Syarief, MSAE dan Jr. Sri Mulato, MS. Ringkasan Tanaman kopi ditemukan hampir diseluruh propinsi di Indonesia, sebagian besar (95%) dimiliki dan di kelola oleh petani. Kopi termasuk salah satu komoditi ekspor dan besar snmbangallllya bagi penerimaan devisa maupun bagi penghidupan masyarakat. Hasil kopi dari kebun rakyat sebagian besar mempunyai mutu yang rendah dengan keragaman tinggi serta tidak konsisten. Hal tersebut memberikan dampak ekonomis yang memgikan antara lain tingkat harga dan daya samg yang rendah. Beberapa hasil SUlvei melaporkan bahwa mutu biji kopi rakyat sangat dipengamhi oleh cara pengeringan yang kurang tepat. Padahal proses pengeringan mempakan salah satu tahapan kunci pada seluruh rangkaian proses produksi kopi. Salah satu kendala pengolahan kopi di tingkat petani adalah tidak tersedianya fasilitas pengeringan yang memadai. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao telah mengembangkan alat pengermg tenaga rnatahari dan tungku kayu. Model ini di rancang atas dasar pernanfaatan secara optimal snmber daya manusia dan snmber daya alam yang tersedia di areal kebun rakyat. Radiasi matahari di daerah perkebunan kopi berkisar antara 3-5 kwjam/m2, sedangkam produksi kayu bakar hasil pangkasan pohon pelindung tanaman kopi mencapai 150 m 3 fha/tahun.
5 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan penelitian yang beliujuan untuk menguji kinerja pengering kopi dengan sumber energi tungku kayu dan kolektor matahari, mempelajari karakteristik pengelingan kopi robusta dan mengetahui konstruksi tungku kayu sistem api julur bawah. Penelitian ini dilakukan pada 5 tabap percobaan dengan perbedaan beban kelja pada masing-masing tabap percobaan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah biji kopi berkulit tanduk (husk skin) basah dari varietas kopi robusta (Coffea robusta) dengan umur kemasakan 9 bulan dan kayu bakar sebagai bahan bakar tungku. Komposisi bahan yang dikeringkan adalah 41,29% biji kopi tanpa kulit, 39,19% biji kopi berkulit dan 19,52% kulit bercampur sampah. Pengering yang dikembangkan mempunyai beberapa bagian komponen yang terdiri dari : bangunan, kolektor, ruang pengering dan tungku. Suhu udara pada siang hari dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari. Pada siang hari udara yang telah dipanaskan oleh kolej,,1:or dipanaskan lagi oleh tungku kayu. Sehingga suhu udara pengering pada siang hari lebih tinggi dibandingkan pada malam hari. Suhu udara di plenum pada siang hari berkisar 55 s.d 60 o e. Sedang suhu udara pengering pada malam hari berkisar antara 45 s.d 50 o e. Meskipun demikian suhu udara hasil pemansan tungku relatif mudah dikendalikan. Distribusi suhu pada plenum tidak merata, suhu pada plenum ke-1 dan 2 lebih tinggi dibandingkan plenum yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan aliran udara yang masuk ke dalam plenum. Suhu udara pengering yang tidak merata mengakibatkan kadar air bahan tidak seragam
6 Laju peugeringan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat diluar bahan dan faktor yang berhubungan dengan jalanunya pengeringan. Laju penguapan kadar ail' bahan sangat ditentukan oleh suhu plenum dan jumlah bahan yang dikeringkan (ketebalan bahan). Semakin besar perbedaan antara suhu plenum dan suhu bahan maka akan semakin besar kecepatan pindah panas ke dalam bahan, sehiugga penguapan air dari bahan akanlebih banyak danlebih cepat. Untuk menjaga agar pembakaran kayu berlangsung secara kontinu, pengumpanan kayu dilakukan secara teratur setiap 4 s.d 5 jam. Konsumsi kayu bakar berkisar antara 27.3 s.d 30.4 kg/jam, sedangkan kebutuhan udara pembakaran adalah 834 m 3 /jam Kebutuhan luas pemindah panas berkisar antara s.d m 2. Suhu Asap yang keluar dari. cerobong berkisar 300 C s.d 400 C. Efisiensi kolektor tergantung kepada jenis pengumpul panas (absorber) yang digunakan. Nilai efisiensi kolektor berkisar antara 36 s.d 39%, sedangkan efisiensi salman udara pengering berkisar antara 24 s.d 35%. Pada malam hari, sumber energi yang digunakan hanya tungkn kayu. Nilai efisiensi tungkn dan pemindah panas berkisar antara 47 s.d 59%. Nilai efisiensi sistempengering adalah 21s.d 35%. Biaya pengeringan kopi untuk setiap kilogram kopi kering adalah berkisar Rp 338 s.d 374. Penggunaan alat pengering dapat mengnrangi nilai cacat mutu biji kopi. Mutu kopi yang dihasilkan oleh alat pengering berkisar antara III s. d V, sedangkan mutu kopi hasil p engeringan secara alami adalah VI.
7 KATA PENGAI\'TAR Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas lirnpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan m!, penulis mengncapkan terima kasih yang sebesarbesamya kepada : 1. Bapak, Ibu dan Adik-adik tercinta yang telah membelikan bimbingan, saran dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dengan baik. 2. Bapak Dr. Jr. Atjeng M. Syalief; MSAE., sebagai dosen pembimbing utama yang telah membelikan arahan dan bimbingan selama penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi. 3. Bapak Jr. Sli Mulato, MS., sebagai dosen pembimbing pendamping yang telah banyak membantu dan memberi arahan dalam pelaksanaan penelitian. 4. Bapak Dr. Jr. Sutlisno, M.Agr., sebagai dosen penguji yang telah memberikan kiitik dan saran yang konstuktifulltuk perbaikan skiipsi. 5. Bapak Dr. Oskali Atmawinata sebagai Kepala Pnsat Penelitian Kopi dan Kakao atas ijin penelitian yang telah diberikan. 6. Ir. SukIisno dan Jr. Yusianto atas bantuan dan saran selama penelitian. 7. Jr. Sudarsianto sebagai Kepala Kebun Percobaan Sumber Asin, Malang atas bantuan yang telah diberikan 8. Donny, Ulyan, Sandy dan Wicak atas bantuan selama penelitian. 1
8 9. Azhar, Sutiauik dau Ads (ternau-ternan satu bimbingan) atas keljasarnanya se[arna ini. [0. Rekan-rekan di Sriwijaya (Teguh, Akri, Zakir, Yitno, Yogi, Fitrian, Indriawall, Priyo, Roza[, Hendra dll) atas persahabatan dan kerjasarnanya. [1. Mita dan Eloy, Siti, Yuni, Ida, Yusuf; Tony dan Ternan-ternan Jumsan Teknik Peltanian [ainnya, atas kebersarnaail dan persahabatailllya se[arna l.-uliah. 12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang te[ah rnernbantu hingga terse[esaikailllya skripsi ini. Sernoga skripsi ini banyak mernberi rnanfaat kepada penulis dan kepada pihakpihak lain yang rnernerlukan. Bogor, Febmari [999 Penulis 11
9 DAFfARISI Hal KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR lsi ill DAFTAR TABEL...:, vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTARLAMPIRAN... viii DAFTAR 51MBOL lx 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. FISIOLOGI KOPI... 4 B. PENGOLAHAN KOPI... _ Pengolahan Basah Pengolahan Kering... 8 C. PENGERJNGAN KOPI Tujuan Pengeringan Proses Pengeringan Kopi D. PENGERJNGAN KOPI SKALA BESAR Pengering Kopi Tipe 'Rumah Pengering' (Vis Drooghuis) Pengering Mason Pengering ADS (American Dlying System) E. PEMANFAATAN ENERGI MATAHARl UNTUK PENGERJNGAN KOPI F. TUNGKUBIOMASA G. MUTU KOPI iii
10 III. DESKRIPSIALAT A. KOMPONEN ALAT PENGERlNG Bangunan Kolektor Salman Udara Pengering Ruang Pengering Tungku Pembakaran Kayu '-.. a. Ruang Pembakaran b. Kipas Udara Pembakaran c. Pemindah Panas B. CARA KERJA ALAT PENGERlNG IV. :METODE PENELITIAN A. WAKTUDANTEMPATPENELlTIAN B. BAHAN DAN ALAT C. PROSEDUR PENELITIAN Perlakuan Parameter yang diukm D. ANALISA TEKNIK Kadar Air Lajn Pengeringan Radiasi Matahari Harian Efisiensi Kolektor Efisiensi Salman Udara Efisiensi Tungku dan Pemindah Panas Kebutnhan luasan pemindah panas Efisiensi Ruang Pengering Efisiensi Sistem Pengering E. ANALISA EKONOMI V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DISTRIBUSI SUHU IV
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
KINERJA PENGERING KOPI TIPE VIS. Oleh : DONNY HAMONANGAN SINAGA F
KINERJA PENGERING KOPI TIPE VIS Oleh : DONNY HAMONANGAN SINAGA F 31.0068 1999 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Donny Hamonangan Sinaga, F31.0068. Kinerja Pengering Kopi Tipe
Lebih terperincisegala kerajaan, dan Dia Haha atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku kepada Ayahanda tercinta telah jauh di alam sana,
'' Haha Suei Allah Yang di tangan-nyalah segala kerajaan, dan Dia Haha Kuasa atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku - kepada Ayahanda tercinta yang telah jauh di alam sana,
Lebih terperincisegala kerajaan, dan Dia Haha atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku kepada Ayahanda tercinta telah jauh di alam sana,
'' Haha Suei Allah Yang di tangan-nyalah segala kerajaan, dan Dia Haha Kuasa atas segala sesuatu ".(QS A1 Hulk :1) Kupersemhahkan sebagai baktiku - kepada Ayahanda tercinta yang telah jauh di alam sana,
Lebih terperinciSIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK
VII. SIMPULAN UMUM Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan dan hasil-hasil yang telah dicapai, telah diperoleh disain pengering ERK dengan biaya konstruksi yang optimal dan dapat memberikan
Lebih terperinciBunda, Fatia, Mas Hamid dan ayah (almarhum)
Barang siapa bertakwa kepada ALLAH niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Yaa Allah, masukkanlah aku secara benar dan keluarkanlah (pula) aku
Lebih terperinciOleh AT0 SUNARTO F
Oleh AT0 SUNARTO F 24. 0067 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PEHTANlAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Ato Sunarto. F 240067. Uji Performansi Aiat Penyuling Minyak Atsiri dengan Menggunakan Metode Uap Langsung pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang perekonomian nasional dan menjadi
Lebih terperinciAUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PTP NUSANTARA VIII PERKEBUNAN BATULAWANG CIAMIS, JAWA BARAT. Oleh : RANING MASADA F
AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PTP NUSANTARA VIII PERKEBUNAN BATULAWANG CIAMIS, JAWA BARAT Oleh : RANING MASADA F14103015 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu hasil dari berbagai tanaman perkebunan yang dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu hasil dari berbagai tanaman perkebunan yang dapat tumbuh di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui Indonesia merupakan Negara kepulauan sehingga
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian,
Lebih terperinciRANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH
RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH OJeh BAMBANG OWl ARGO F 17. 0721 1984 FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 R Bambang Dlli Argo. F 17.0721.
Lebih terperinciRANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH
RANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PEMANAS UDARA PENGERING CENGKEH OJeh BAMBANG OWl ARGO F 17. 0721 1984 FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 R Bambang Dlli Argo. F 17.0721.
Lebih terperinciFor my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna
For my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna RBHGANGAH DAM UBI TEKNIS RUAWG PEHGERING eabkb YlPE BAK VERTIKAL BERKISI -KI%I GARDA "193 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAM BOGOR
Lebih terperinciFor my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna
For my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna RBHGANGAH DAM UBI TEKNIS RUAWG PEHGERING eabkb YlPE BAK VERTIKAL BERKISI -KI%I GARDA "193 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAM BOGOR
Lebih terperinciKINERJA ALAT PENGERlNG TIPE RAK P ADA
KINERJA ALAT PENGERlNG TIPE RAK P ADA PENGERINGAN MANISAl~ P ALA Oleh AAHTARBIAH F 31.0407 1999 FAKULTAS TEKl~OLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR AAH TARBIAH. F 31.0407. KINERJA ALAT PENGERlNG
Lebih terperinciEkonomi Penggunakan A7at Pengering Tipe Sirkular di Perkebunan RajamandaTa, PTP XI1 Bandung. Dibawah bimbingan Ir. A Kohar
Erniaty Herlinda. F. 270254. Studi Konsumsi Energi dan Ke7ayakan Ekonomi Penggunakan A7at Pengering Tipe Sirkular di Perkebunan RajamandaTa, PTP XI1 Bandung. Dibawah bimbingan Ir. A Kohar Irwanto,MSc dan
Lebih terperinciUil PENAMPILAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN MED[Ih PENVlMPAN AIR UMTUK PENGERlNGAN SELAl PISANG
Uil PENAMPILAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN MED[Ih PENVlMPAN AIR UMTUK PENGERlNGAN SELAl PISANG Oleh L A F A M T O R O F 22. 1338 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R IRFANTORO
Lebih terperinciUil PENAMPILAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN MED[Ih PENVlMPAN AIR UMTUK PENGERlNGAN SELAl PISANG
Uil PENAMPILAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN MED[Ih PENVlMPAN AIR UMTUK PENGERlNGAN SELAl PISANG Oleh L A F A M T O R O F 22. 1338 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R IRFANTORO
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL
UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL Oleh : DEWI RUBAEATUL ADAWIYAH F14103089 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN DAN UJI ALAT PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER) TIPE COUNTER FLOW
SKRIPSI PERANCANGAN DAN UJI ALAT PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER) TIPE COUNTER FLOW Oleh : Ai Rukmini F14101071 2006 DEPATEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERANCANGAN
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =
Lebih terperinciSUPLEMEEQTASI PANAS DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK TANAH PADA ALAT PENGER ING KOLEKTOR TENAGA SURYA
SUPLEMEEQTASI PANAS DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK TANAH PADA ALAT PENGER ING KOLEKTOR TENAGA SURYA Oleh TEGUH ANlS AD1 PRASETIO F 23. 0279 1991 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O
Lebih terperinciUJI UNJUK KERJA MESIN PENGGORENG BUAH SECARA VAKUM DENGAN SISTEM "WATER-JET" PADA BUAH NANAS
UJI UNJUK KERJA MESIN PENGGORENG BUAH SECARA VAKUM DENGAN SISTEM "WATER-JET" PADA BUAH NANAS Oleh: MUZAKKIR F 31.0495 1998 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR "Sesuhgguhny'l q'll'lm
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian yang mampu menghasilkan devisa bagi Negara. Pada tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agrobisnis merupakan permasalahan yang sedang ditangani secara serius oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini, mengingat begitu pentingnya pemanfaatan hasil perkebunan
Lebih terperinciPEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN
PEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTAMAN B060R B O G O R ~ndrawati.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan penting sebagai bahan pangan pokok. Revitalisasi di bidang pertanian yang telah dicanangkan Presiden
Lebih terperinciJENIS-JENIS PENGERINGAN
JENIS-JENIS PENGERINGAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat membedakan jenis-jenis pengeringan Sub Pokok Bahasan pengeringan mengunakan sinar matahari pengeringan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013, di Laboratorium Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat yang
Lebih terperinciSKRIPSI. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.
SKRIPSI PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.) OLEH: FITRI HARYANTO F 31.0591 1998 FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciSKRIPSI. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.
SKRIPSI PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.) OLEH: FITRI HARYANTO F 31.0591 1998 FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciUJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO
UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO Oleh M. Yahya Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Abstrak Indonesia merupakan
Lebih terperinciGambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi
Lebih terperinciGambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Ruang Pengering dan Sebarannya A.1. Suhu Lingkungan, Suhu Ruang, dan Suhu Outlet Udara pengering berasal dari udara lingkungan yang dihisap oleh kipas pembuang, kemudian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia yang melibatkan beberapa negara konsumen dan banyak negara produsen
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas penting di dalam perdagangan dunia yang melibatkan beberapa negara konsumen dan banyak negara produsen salah satunya adalah Indonesia.
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI ALAT PENGERING ENERGI SURYA EFEK RUMAH KACA (ERK) DENGAN MENGGUNAKAN PEMANAS TAMBAHAN UNTUK PENGERINGAN BIJI KAKAO.
UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING ENERGI SURYA EFEK RUMAH KACA (ERK) DENGAN MENGGUNAKAN PEMANAS TAMBAHAN UNTUK PENGERINGAN BIJI KAKAO Oleh SYAMSUALAM F.291003 1999 JURUSAN KETEKNlKAN PERTANIAN FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN
Lebih terperinciMEMPELAJARI PEMBUATAN BUBUK KONSENTRAT KUNYIT (C~lrc~rr~zn doinestica Val) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENGERING SEMPROT
MEMPELAJARI PEMBUATAN BUBUK KONSENTRAT KUNYIT (C~lrc~rr~zn doinestica Val) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENGERING SEMPROT Oleh LASTRININGSIH F 29.1 237 1997 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTlTLiT PERTANIAN
Lebih terperinciANALISIS KELA Y AKAN PENGGUNAAN LEMARI PENGASAP TIPE BEELONIA UNTUK PRODUK PANGAN. Oleh BINTAR NURCAHYO ADI F
:' /-rc-f' I ti)c) 0 U'J 1-0] ANALISIS KELA Y AKAN PENGGUNAAN LEMARI PENGASAP TIPE BEELONIA UNTUK PRODUK PANGAN Oleh BINTAR NURCAHYO ADI F01495087 JURUSAN TEKNIK PERT ANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciAGROTECHNO Volume 1, Nomor 1, April 2016, hal
Karakteristik Pengeringan Biji Kopi dengan Pengering Tipe Bak dengan Sumber Panas Tungku Sekam Kopi dan Kolektor Surya Characteristic Drying of Coffee Beans Using a Dryer with the Heat Source of Coffe
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan utama dalam pascapanen komoditi biji-bijian adalah susut panen dan turunnya kualitas, sehingga perlu diupayakan metode pengeringan dan penyimpanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli tropis Ethiopia, Afrika Timur, dan dataran tinggi Ethiopia dianggap sebagai pusat utama domestikasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT
ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT Oleh : M. Yahya Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Padang Abstrak Provinsi Sumatera Barat memiliki luas
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah
Lebih terperinciLampiran 3. Pengawasan proses dan kontrol mutu pada pengolahan biji kakao.
Lampiran 3. Pengawasan proses dan kontrol mutu pada pengolahan biji kakao. Tabel 33. Pengawasan proses dan kontrol mutu pengolahan biji kakao Tahapan proses Proses kontrol Nilai Kontrol mutu Bahan baku
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN KAJIAN SISTEM PEMBUANGAN PANAS DARI RUANG PENDINGIN SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PENDINGINAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)
RANCANG BANGUN DAN KAJIAN SISTEM PEMBUANGAN PANAS DARI RUANG PENDINGIN SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PENDINGINAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Oleh : PERI PERMANA F14102083 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
Lebih terperinciKAKAO TIPE RAK ZIG - ZAG
SKRlPSI DESAIN DAN U.TI PERFORMANSI ALAT PENGERING KAKAO TIPE RAK ZIG - ZAG Oleh : WIKRI F 29.0999 1998 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR INSTITUT PERTM'IAN BOGOR fakultas TEKNOLOGI
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA
KMT-3 RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA Ismail Thamrin, Anton Kharisandi Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya Jl.Raya Palembang-Prabumulih KM.32. Kec.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada
III. METODOLOGI PENELITIAN Alat pengering ini menggunakan sistem hibrida yang mempunyai dua sumber panas yaitu kolektor surya dan radiator. Saat cuaca cerah pengeringan menggunakan sumber panas dari kolektor
Lebih terperinciPENENTUAN ENERGI SPESIFIK PROTOTIPE EVAPORATOR TIPE FALLING FILM PADA PROSES PEMEKATAN LARUTAN GELATIN. Oleh MOHAMAD SUJAI F
PENENTUAN ENERGI SPESIFIK PROTOTIPE EVAPORATOR TIPE FALLING FILM PADA PROSES PEMEKATAN LARUTAN GELATIN Oleh MOHAMAD SUJAI F14103038 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciDiajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ALAT PRODUKSI GAS METANA DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN VARIASI BAHAN SAMPAH BASAH KEBUN, SAMPAH KULIT BAWANG DAN SAMPAH KERING KEBUN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGERING PISANG TENAGA SURYA DAN BIOMASSA (Bagian Pemanas)
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PISANG TENAGA SURYA DAN BIOMASSA (Bagian Pemanas) LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh : Esmu Bali Sukoco NIM 021903101069 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM
Lebih terperinciUJI UNJUK KERJA PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK)
UJI UNJUK KERJA PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) 4 Oleh : ALlEF RACHMANSYAH F.310115 1999 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciAUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BlJl KAKAO KERING Dl KEBUN RAJAMANDALA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA Vlll BANDUNG, JAWA BARAT OLEH :
I-. d AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BlJl KAKAO KERING Dl KEBUN RAJAMANDALA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA Vlll BANDUNG, JAWA BARAT OLEH : IRWAN SYARANI F 29.0017 1997 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN
LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN (Menit) L1.1 Data Hasil Pengeringan Percobaan I Adapun data hasil penelitian yang diperoleh dari perbandingan massa kakao dan absoren 1:1 dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER
KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER Endri Yani* & Suryadi Fajrin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis
Lebih terperinciUJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI SITI AZIZAH NIM.
UJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI Oleh SITI AZIZAH NIM. 001710201023 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama
38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengeringan Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan sampai mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat aktivitas biologis
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A
KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A34103038 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 KARAKTERISTIK
Lebih terperinciMEMPELAJARI KINERJA MESlN PENGERING BEKU DAN PENGARUHSUHUKONTROLPERMUKAANBAHANTERHADAP WAKTU PENGERINGAN BEKU PASTA JAHE PUTlH KEClL
\,a c>cq {." [ 8 i-!? "i, 6-> -, '~ MEMPELAJARI KINERJA MESlN PENGERING BEKU DAN PENGARUHSUHUKONTROLPERMUKAANBAHANTERHADAP WAKTU PENGERINGAN BEKU PASTA JAHE PUTlH KEClL (Zingiber officinale var. amarum)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersedia di pasaran umum (Mujumdar dan Devhastin, 2001) Berbagai sektor industri mengkonsumsi jumlah energi berbeda dalam proses
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peralatan pengering berlangsung seiring dengan tuntutan tingkat performansi alat yang tinggi dengan berbagai faktor pembatas seperti ketersediaan sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jagung ( Zea mays L) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Desain Termal 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T
Lebih terperinciRINGKASAN BAKING AND ROASTING
RINGKASAN BAKING AND ROASTING Bab I. Pendahuluan Baking dan Roasting pada pokoknya merupakan unit operasi yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah eating quality dari bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu
31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penurunan Kadar Air Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu ruang pengeringan sekitar 32,30 o C, suhu ruang hasil pembakaran 51,21 0 C dan
Lebih terperinciMODIFIKASI DAN UJI PERFORMANS! ALAT PENGERING TlPE BAK UNTUK PENGERIHGAH PAPAIN
MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANS! ALAT PENGERING TlPE BAK UNTUK PENGERIHGAH PAPAIN Oleh 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN IHSTITUT PERTANIAN BOGOR BO'GOR KIKIN IS SUGIARNO. F25. 1233. Modifikasi dan Uji Performansi
Lebih terperinciV. HASIL UJI UNJUK KERJA
V. HASIL UJI UNJUK KERJA A. KAPASITAS ALAT PEMBAKAR SAMPAH (INCINERATOR) Pada uji unjuk kerja dilakukan 4 percobaan untuk melihat kinerja dari alat pembakar sampah yang telah didesain. Dalam percobaan
Lebih terperinciAplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang
logo lembaga PKPP-54 (F.78) Aplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang Koordinator/ PU Sutopo BALAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di iklim tropis. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kumpulan dari kebun-kebun sempit milik petani yang menjadi salah satu pilar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 80% produksi kopi berasal dari perkebunan rakyat yang merupakan kumpulan dari kebun-kebun sempit milik petani yang menjadi salah satu pilar ekspor biji kopi
Lebih terperinciPENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller)
PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller) NUR RACHMAN A44104056 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PENGERlNG KACANG TANAM MODEL SUMUR UNTUK TINGKAT PEDESAAN
PENGEMBANGAN ALAT PENGERlNG KACANG TANAM MODEL SUMUR UNTUK TINGKAT PEDESAAN Oleh GUNTUR MAKAMINAN F 19. 0120 1987 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BO(30R B O G Q R GUNTUR MAKAMINAN. F 19.0120.
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI OLEH SUCI NOLA ASHARI A14302009 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
Lebih terperinci-- f MEMPELAJARI KARAKTERISTIK PENGERINGAN LOBAK ( RAPHANUS SATIVUS L. VAR. HORTENSIS BACK) LISTIAWATI SULAIMAN F Oleh
A">.., t (?-: -- f 7% -'.
Lebih terperinciTeknologi pengeringan bed fluidasi (fluidized Bed)
Teknologi pengeringan bed fluidasi (fluidized Bed) Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan teknologi pengeringan bed fluidasi (fluidized Bed) Sub
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang melimpah. Dalam sektor pertanian, Indonesia menghasilkan berbagai produk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Dalam sektor pertanian, Indonesia menghasilkan berbagai produk hortikultura seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya sebagai sumber pendapatan petani dan penghasil bahan baku
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang mempunyai kontribusi yang cukup nyata dalam perekonomian Indonesia, diantaranya sebagai sumber pendapatan
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes
SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA ) Oleh : Wahyu Kusuma
Lebih terperinciDisusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas
Lebih terperinciEKSTRAKSI POLISAKARIDA LARUT AIR KULIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) BERDASARKAN JUMLAH PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI
EKSTRAKSI POLISAKARIDA LARUT AIR KULIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) BERDASARKAN JUMLAH PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI SKRIPSI Oleh: Rindang Sari Rahmawati NIM. 081710101017 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman kakao (Theobroma cacao. l) merupakan salah satu komoditas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kakao (Theobroma cacao. l) merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan Indonesia yang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Indonesia merupakan
Lebih terperinciSKRIPSI PROSES PEMBUATAN DENDENG G1LING CAMPURAN DAGING KERBAU DAN JERAMI NANGKA MUDA. Oleh DEWI OKTAVIANI
SKRIPSI PROSES PEMBUATAN DENDENG G1LING CAMPURAN DAGING KERBAU DAN JERAMI NANGKA MUDA Oleh DEWI OKTAVIANI F31.0767 1999 FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PROSES PEMBUATAN DENDENG
Lebih terperinciMEMPELAJARI TINGKAT KEKERASAN BIJI JAGUNG SELAMA PENGERINGAN LAPISAN TIPIS. Oleh : RESKI FAUZI G
MEMPELAJARI TINGKAT KEKERASAN BIJI JAGUNG SELAMA PENGERINGAN LAPISAN TIPIS Oleh : RESKI FAUZI G 621 08 005 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME
PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME (Osphronemous gouramy Lac.) PADA MEDIA PEMELIHARAAN BERSALINITAS 3 ppt ADHI KURNIAWAN
Lebih terperinciPENGENTASAN KEMISKINAN KELOMPOK NELAYAN PANTAI CAROCOK KECAMATAN IV JURAI, PAINAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN USAHA TEPUNG IKAN
PENGENTASAN KEMISKINAN KELOMPOK NELAYAN PANTAI CAROCOK KECAMATAN IV JURAI, PAINAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN USAHA TEPUNG IKAN Sandra (Fak.Teknologi Pertanian, Univ. Andalas, 08121856240,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran
Lebih terperinciKupersembahkan kepada. ayah bunda tercinta
Kupersembahkan kepada ayah bunda tercinta WAMCANGRN DAN UJi TEMNIS RUANG PENGEWlMG GABAH TBPf 5Alb VERTigAL PADA MAT PENGEWlMG GABAH BENGAN S PAWAS SEKAM DAN KIPAS PENGH oleh EDDY KUSIFdlAbViJAYA F. 15
Lebih terperinciKupersembahkan kepada. ayah bunda tercinta
Kupersembahkan kepada ayah bunda tercinta WAMCANGRN DAN UJi TEMNIS RUANG PENGEWlMG GABAH TBPf 5Alb VERTigAL PADA MAT PENGEWlMG GABAH BENGAN S PAWAS SEKAM DAN KIPAS PENGH oleh EDDY KUSIFdlAbViJAYA F. 15
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Proses Perancangan 4.1.1. Identifikasi Kebutuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Singkong atau ketela pohon pada umumnya dijual dalam bentuk umbi segar oleh petani. Petani jarang mengeringkan singkongnya
Lebih terperinciANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)
ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) Engkos Koswara Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Majalengka Email : ekoswara.ek@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat Pengering Surya Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada perancangan dan pembuatan alat pengering surya (solar dryer) adalah : Desain Termal 1.
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NATRIUM METABISULFIT DAN SUHU BLANSIR TERHADAP MUTU PRODUK KERING JAMUR MERANG (Volval'ieZZa volvaceae)
.:::/ KAJIAN PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NATRIUM METABISULFIT DAN SUHU BLANSIR TERHADAP MUTU PRODUK KERING JAMUR MERANG (Volval'ieZZa volvaceae) Oleh RACHMA WATI RAHAYU F 29.0133 1997 FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperincibesarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII (Di Perkebunan Cisalak Baru-Bantarjaya, Kabupaten Lebak)
ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII (Di Perkebunan Cisalak Baru-Bantarjaya, Kabupaten Lebak) Oleh : ASTRID INDAH LESTARI A14103027 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.adapun
Lebih terperinciGambar. Diagram tahapan pengolahan kakao
PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi
Lebih terperinci