ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN TASIKMALAYA PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN TASIKMALAYA PERIODE"

Transkripsi

1 ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN TASIKMALAYA PERIODE Yosep Nugraha Jurusan Ekomomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi no. 24 Tasikmalaya 46115, Telp (0265) ABSTRACT The purpose of this research is : (a) how much the influence of sectoral GDRP and district minimum wage (UMK) on employment in the District of Tasikmalaya the period of (b) how much the influence of GDRP and sectoral minimum wage (UMK) on employment in the District of Tasikmalaya the period of Data used in this research were times series data for 7 years. Data from the Department of Social Work Force and Transmigration (Dinsosnakertrans) and the Central Statistics Agency (BPS) District Tasikmalaya. The research method used is ordinary least squares (OLS) with the tools of analysis: correlationt analysis (R), coefficient analysis of determinant (R 2 ), and elasticity analysis, while examination taken is test F, test t, test autocorrelation, test of multicolinearity, heteroscedasticity test by using calculation of program of Eviews 6.0. Based on these results the authors draw some conclusions as follows: 1. Sectoral GDRP significant effect on employment in all sectors except the electricity sector, the financial sector and the transport sector and district minimum wage (UMK) significant effect on sectoral employment in all sectors except mining sector, industry sector, and the electricity sector. 2. GDRP and the Minimum Wage (UMK) significant effect on employment. Keywords : Sectoral GDRP, District Minimum Wage (UMK), Sectoral Employment ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini yaitu : (a) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PDRB Sektoral dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tasikmalaya Periode , (b) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PDRB dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tasikmalaya Periode Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data times series selama 7 tahun. Data diperoleh dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah ordinary least square (OLS) dengan alat analisis: analisis korelasi (R), analisis koefisien determinasi (R 2 ), dan analisis elastisitas, sedangkan pengujian yang dilakukan adalah Uji F, Uji t, Uji autokorelasi, Uji multikolinieritas, Uji normalitas, dan Uji heteroskedastis dengan menggunakan perhitungan program Eviews 6.0. Berdasarkan hasil penelitian penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. PDRB sektoral berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di semua sektor kecuali sektor listrik, sektor keuangan, dan sektor pengangkutan dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) berpengaruh signifikan terhadap di semua sektor kecuali sektor pertambangan, sektor industri, dan sektor listrik. 2. PDRB dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Kata Kunci : PDRB Sektoral, Upah Minimum Kabupaten (UMK), Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi pembangunan idealnya berdasarkan pada pemerataan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pembangunan secara keseluruhan bisa dikatakan baik apabila sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya yang berupa modal dapat di kelola dengan baik. Peningkatan efisiensi, produktifitas, kreatifitas dan partisipasi sumber daya manusia akan menjadi motor penggerak utama pembangunan Persoalan pokok yang dihadapi pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dalam bidang ketenagakerjaan adalah kelebihan tenaga kerja serta kecilnya kesempatan kerja yang ada pada setiap sektor sehingga menyebabkan terjadinya pengangguran. Pengangguran terjadi sebagai akibat terjadinya ketidakseimbangan antara percepatan jumlah angkatan kerja dengan pergerakan kesempatan kerja. Pengangguran jika tidak ditangani secara baik merupakan suatu pemborosan yang menjadi beban bagi masyarakat, namun disisi lain jika dikelola secara tepat, pengangguran dapat menjadi sumber daya yang produktif dan menjadi aset bangsa yang sangat tinggi nilainya. Penciptaan dan penyediaan lapangan pekerjaan merupakan misi pemerintahan dalam mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk itu pemerintah Kabupaten Tasikmalaya terus berupaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan titik berat pada jenis keahlian yang dapat mendukung pembangunan ekonomi, pendidikkan dan, kesehatan. Penyediaan lapangan kerja sangat berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka mengindikasikan kegiatan perekonomian yang semakin berarti pelibatan banyak tenaga kerja yang diperlukan dalam menggerakkan roda perekonomian. Kemampuan penciptaan dan perluasan lapangan kerja di Kabupaten Tasikmalaya diarahkan pada upaya peningkatan penyerapan tenaga kerja pada berbagai sektor. Berdasarkan latar belakang masalah diatas. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di Kabupaten Tasikmalaya Periode Identifikasi Masalah Sebagaimana latar belakang di atas, penulis kemudian mengidentifikasi dua permasalahan pokok yang akan ditelaah lebih jauh dalam penelitian ini : 1. Bagaimana pengaruh PDRB sektoral dan upah minimum Kabupaten (UMK) terhadap di Kabupaten Tasikmalaya periode ? 2. Bagaimana pengaruh PDRB dan upah minimum Kabupaten (UMK) terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tasikmalaya periode ? 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Penngertian PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara/wilayah/daerah. Pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya infrastruktur ekonomi. PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah

3 nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. (BPS Kabupaten Tasikmalaya). 2. Pengertian Upah UU No. 13 Tahun 2003 khususnya pasal 1 ayat 30 tentang ketenaga kerjaan yang berbunyi: Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. 3. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk kebutuhan masyarakat. 2.5 Hipotesis Hipotesis menurut (Suharsimi Arikunto, 1996) diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga PDRB sektoral dan Upah minimum kabupaten (UMK) berpengaruh positif terhadap jumlah di Kabupaten Tasikmalaya tahun Diduga PDRB dan Upah minimum kabupaten (UMK) berpengaruh positif terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tasikmalaya tahun OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah data tenaga kerja sektoral dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu PDRB sektoral dan Upah Minimum Kabupaten (UMK), di Kabupaten Tasikmalaya periode Sedangkan data yang digunakan adalah data time series yang berasal dari Biro Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Sosial, Tenaga kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Tasikmalaya. 3.2 Metode Penelitian Menurut (Winarno Surakhman, 1995) Metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang tertuju pada. Pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, dengan cara mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai objek yang diteliti. Pembahasan dalam penelitian ini akan dilanjutkan dengan menguraikan hasil penemuan empirik mengenai analisis beberapa variabel yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. 3.3 Model Penelitian Dalam menganalisis hubungan antara PDRB dan tingkat upah (UMK) terhadap

4 , penulis menggunakan model sebagai berikut: L = f ( Q, W, K, R) Dimana: L : Penyerapan Tenaga Kerja Q : Output (PDB) W : Tingkat Upah K : Pembentukan Modal Untuk menganalisis hubungan dari berbagai variabel bebas yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, penulis hanya membatasi pada 2 faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja yaitu PDRB dan Upah Minimum Kabupaten UMK berdasarkan data time series periode Hubungan antara PDRB dan Upah Minimum Kabupaten dengan penyerapan tenaga kerja dianalisis secara kuantitatif melalui metode regresi dengan menggunakan model sebagai berikut: LnLPT = Ln β 0 + β 1 LnQPT + β 2 LnW + e 1 LnLPB = Ln β 0 + β 1 LnQPB + β 2 LnW + e 2 LnLIN = Ln β 0 + β 1 LnQIN + β 2 LnW + e 3 Sektor pertambangan dan bahan galian LIN : Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan LLG : Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor listrik, gas, dan air bersih LBN : Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor bangunan LPD : Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan, hotel, dan restoran LPG : Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor pengangkutan dan komunikasi LKN : Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan LJS : Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor jasa L : Jumlah penyerapan tenaga kerja total di semua sektor QPT : PDRB pada sektor pertanian QPB : PDRB pada sektor pertambangan dan bahan galian QIN : PDRB pada sektor industri pengolahan QLG : PDRB pada sektor listrik, gas, dan air bersih QBN : PDRB pada sektor bangunan QPD : PDRB pada sektor pertambangan QPG : PDRB pada sektor pengangkutan dan komunikasi QKN : PDRB pada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan QJS : PDRB pada sektor jasa Q : Total PDRB pada semua sektor Ln : Logaritma Natural β 0, β 1, β 2 : Koefisien regresi e : Error Term LnLLG = Ln β 0 + β 1 LnQLG + β 2 LnW + e 4 LnLBN = Ln β 0 + β 1 LnQBN + β 2 LnW + e 5 LnLPD = Ln β 0 + β 1 LnQPD + β 2 LnW + e 6 LnLPG = Ln β 0 + β 1 LnQPG + β 2 LnW + e 7 LnLKN = Ln β 0 + β 1 LnQKN + β 2 LnW + e Teknik Analisis Data Setelah mendapatkan data, maka dilakukan pengolahan dan analisis data. Program yang akan digunakan dalam pengolahan data adalah Program Eviews version 6. LnLJS = Ln β 0 + β 1 LnQJS + β 2 LnW + e 9 LnL = Ln β 0 + β 1 LnQ + β 2 LnW + e 10 Dimana: LPT : Jumlah penyerapan tenaga kerjs di sektor pertanian LPB : Jumlah penyerapan tenaga kerja di

5 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Pengaruh PDRB Sektoral dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral di Kabupaten Tasikmalaya Periode Dengan mengolah data dari variabel yang dibutuhkan ke dalam model persamaan regresi dengan menggunakan perhitungan Eviews, maka diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: Tabel 4.1 Pengaruh PDRB Sektoral dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Terhadap Penyerapan Tenaga Sektor Kerja Sektoral Periode β 0 β 1 Koefisien (PDRB) β 2 (UMK) R R 2 F LnLPT = 10,6482-0,14374 LnQ + 0, LnW + e 1-0, , Pertanian 10, % 99% 1099,687 (P = *) (P = 0,0000*) LnLPB = -5, , LnQ + 0, LnW + e 2 Pertambangan dan Galian -5, , (P = 0,0004*) 0, (P = 0,2193) 98% 98% 250,0571 Industri Pengolahan LnLIN = 4, , LnQ - 0, LnW + e 3 1, , , % 99% 455,823 (P = 0,0144*) (P = 0,2103) LnLLG = 15, , LnQ + 1, LnW + e 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 15, , (P = 0,2431) 1, (P = 0,0918) 90% 85% 18,31440 LnLBN = 6, , LnQ + 0,267939LnW + e 5 0, , Bangunan 6, % 99% 2115,529 (P = 0,0000*) (P = 0,0000*) Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan LnLPD = 10, , LnQ + 0, LnW + e 6 13, , (P = 0,0000*) 0, (P = 0,0000*) 99% 99% 2274,387 LnLPG = 7, ,21368 LnQ + 0, LnW + e 7-0, , , % 99% 2260,472 (P = 0,3086) (P = 0,0000*) LnLKN = -19, , LnQ - 0,568938LnW + e 8-19, , (P = 0,1105) -0, (P = 0,0000)* 89% 84% 17,63461 LnLJS = 6, , LnQ + 0,146369LnW + e 9 0, , Jasa-jasa 6, % 85% 19,10522 (P = 0,0513)* (P = 0,0122)* Ket : * (signifikan pada level of significance 5%)

6 Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R 2 ) Nilai Koefisien Korelasi R pada semua persamaan rata-rata diatas 90% hal ini membuktikan bahwa hubungan antara seluruh variabel bebas dan variabel terikat adalah sangat erat karena nilai tersebut mendekati 1. Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas dalam menjelaskan perubahan pada variabel terikat. Dari hasil regresi dapat dilihat bahwa nilai R 2 pada sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri, sektor bangunan, sektor perdagangan, dan sektor pengangkutan adalah sebesar 99% hal ini berarti variabel PDRB sektoral dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) dapat menjelaskan perubahan pada variabel penyerapan tenaga kerja dan sisanya sebesar 1% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Sedangkan untuk sektor listrik, sektor keuangan, dan sektor jasa juga mempunyai nilai R 2 yang cukup tinggi yaitu sebesar 85% berarti variabel PDRB dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) dapat menjelaskan perubahan pada variabel penyerapan tenaga kerja dan sisanya sebesar 15% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. hasil regresi OLS, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pada level of significance 5% variabel PDRB sektoral berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu penyerapan tenaga kerja di semua sektor kecuali sektor listrik, sektor pengangkutan, dan sektor keuangan sedangkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu penyerapan tenaga kerja di semua sektor kecuali sektor pertambangan, sektor industri, sektor listrik, dan jasa. Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas (tstatistik) yang lebih kecil dari 0,05. Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F) Untuk melihat apakah variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat, dapat diketahui dengan pengujian secara keseluruhan yaitu melalui perbandingan F hitung dengan F tabel. Adapun F tabel yang di peroleh pada taraf keyakinan 95% adalah 6,94. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa F hitung dari semua persamaan lebih dari 6,94, artinya bahwa variabel PDRB sektoral dan upah minimum kabupaten secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga sektoral di Kabupaten Tasikmalaya. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Berdasarkan

7 Uji Normalitas Tabel 4.2 Uji Normalitas Sektor Jaque- Probabilitas Bera Pertanian 1, , Pertambangan dan Galian 0, , Industri Pengolahan 0, , Listrik, Gas, dan Air Bersih 0, , Bangunan 0, , Perdagangan, Hotel, dan 0, , Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 0, , Keuangan, Persewaan, dan 0, , Jasa Perusahaan Jasa-jasa 0, , Berdasarkan analisis Correlogram Of Residual maka dapat disimpulkan bahwa model yang dipakai tidak terdapat multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini bisa dilihat dengan nilai Autocorrelation (AC) tidak lebih dari 0,5. Uji Auto Korelasi Tabel 4.3 Uji Auto Korelasi Sektor Obs*R squared probability Pertanian 0,3155 Pertambangan dan Galian 0,0827 Industri Pengolahan 0,5287 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,7738 Bangunan 0,5732 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,1614 Pengangkutan dan Komunikasi 0,5951 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,0973 Jasa-jasa 0,4856 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai Jaque-Bera pada masing-masing sektor lebih kecil dari nilai X 2 yaitu sebesar 11,07048 dan probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Dari hasil tersebut terlihat bahwa semua variabel berdistribusi normal. Uji Multikolinieritas Berdasarkan analisis multikollinearity test dengan melihat Correlogram Of Residual untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini bisa dilihat dengan nilai Autocorrelation (AC) tidak lebih dari 0,5. Berdasarkan analisis Breusch-Godfrey serial Corelation LM test maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang dipakai tidak terdapat autokorelasi hal ini bisa dilihat dari nilai Obs*R squared probability lebih kecil dari X 2 yaitu sebesar 11,07048.

8 Uji Heteroskedastis Tabel 4.4 Uji Heteroskedastis Sektor Obs*R squared Pertanian 0,1742 Pertambangan dan Galian 0,1999 Industri Pengolahan 0,4424 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,2634 Bangunan 0,2593 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,1663 Pengangkutan dan Komunikasi 0,3661 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,4232 Jasa-jasa 0,1409 Heteroskedastis terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varians yang sama untuk semua observasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat White Heteroskedasticity Test, dengan membandingkan Obs*R squared probability yang lebih kecil dari 0,5 berarti tidak terjadi heteroskedastis. Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Obs*R squared probability tiap sektor lebih kecil dari 0,5 berarti model yang dipakai dalam penelitian ini lolos dari heteroskedastis sehingga layak digunakan sebagai model Pengaruh PDRB dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Tasikmalaya Periode Tabel 4.2 Hasil Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja Secara Total Dependent Variable: LOG(L) Method: Least Squares Date: 08/19/12 Time: 20:38 Sample: Included observations: 7 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C LOG(Q) LOG(W) R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid 6.24E-05 Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter. -

9 F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien determinasi (R 2 ) Nilai Koefisien Korelasi (R) sebesar 0, hal ini membuktikan bahwa hubungan antara seluruh variabel bebas dan variabel terikat adalah sangat erat karena nilai tersebut mendekati 1. Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas dalam menjelaskan perubahan pada variabel terikat. Dari hasil regresi dapat dilihat bahwa nilai R 2 adalah sebesar 0, hal ini berarti variabel PDRB dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) dapat menjelaskan perubahan pada variabel penyerapan tenaga kerja sebesar 99,68% dan sisanya sebesar 0,32 dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Berdasarkan hasil regresi OLS, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pada level of significance 5% variabel PDRB dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu penyerapan tenaga kerja. Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas PDRB (0,0289) dan UMK (0,0117) yang lebih kecil dari 0,05. Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F) Untuk melihat apakah variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat, dapat diketahui dengan pengujian secara keseluruhan yaitu melalui perbandingan F hitung dengan F tabel. Adapun F tabel yang di peroleh pada taraf keyakinan 95% adalah 6,94. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa F hitung 921,6912 > F tabel 6,94, artinya bahwa variabel PDRB sektoral dan upah minimum kabupaten secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga sektoral di Kabupaten Tasikmalaya. Uji Normalitas Nilai Jaque-Bera 0, < 11,07048 dan probabilitasnya 0, > 0,05. Dari hasil tersebut terlihat bahwa semua variabel berdistribusi normal. Uji Multikolinieritas Berdasarkan analisis multikollinearity test dengan melihat Correlogram Of Residual untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini bisa dilihat dengan nilai Autocorrelation (AC) tidak lebih dari 0,5. Berdasarkan analisis Correlogram Of Residual maka dapat disimpulkan bahwa model yang dipakai tidak terdapat

10 multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini bisa dilihat dengan nilai Autocorrelation (AC) tidak lebih dari 0,5. Uji Auto Korelasi Berdasarkan analisis Breusch-Godfrey serial Corelation LM test maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang dipakai tidak terdapat autokorelasi hal ini bisa dilihat dari nilai Obs*R squared probability yaitu sebesar 0,5985 yang lebih kecil dari X 2 yaitu sebesar 11, Uji Heteroskedastis Heteroskedastis terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varians yang sama untuk semua observasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat White Heteroskedasticity Test, dengan membandingkan Obs*R squared probability yang lebih kecil dari 0,5 berarti tidak terjadi heteroskedastis. Model yang dipakai dalam penelitian ini lolos dari heteroskedastis, hal ini dapat dilihat dari nilai Obs*R squared probability (0.2915) < 0, Pembahasan Pengaruh PDRB Sektoral dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Periode Sektor Pertanian kerja sektoral pada sektor pertanian dapat dilihat dari nilai koefisiennya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: sebesar 0,14374, dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris sektoral akan turun sebesar nilai koefisien adalah sebesar 0,318129, dilihat dari arah berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka penyerapan tenaga kerja sektoral akan naik sebesar nilai koefisien pada masing-masing sektor Sektor Pertambangan dan Galian kerja sektoral pada sektor pertambangan dapat dilihat dari nilai koefisiennya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: sebesar 0,908738, dilihat dari arah

11 koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris sektoral akan turun sebesar nilai koefisien adalah sebesar 0,092700, dilihat dari arah berpengaruh tidak signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka akan naik sebesar nilai koefisien pada masingmasing sektor Sektor Industri Pengolahan kerja sektoral pada sektor industri dapat dilihat dari nilai koefisiennya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: sebesar 1,196181, dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris sektoral akan naik sebesar nilai koefisien adalah sebesar 0,204179, dilihat dari arah memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh tidak signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka akan turun sebesar nilai koefisien pada masingmasing sektor Sektor Listrik, Gas, dan Air bersih kerja sektoral di Kabupaten Tasikmlaya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: sebesar 1,697218, dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh tidak signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris sektoral akan turun sebesar nilai koefisien adalah sebesar 1,234565, dilihat dari arah

12 berpengaruh tidak signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka akan naik sebesar nilai koefisien pada masingmasing sektor Sektor Bangunan kerja sektoral di Kabupaten Tasikmlaya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: sebesar 0, dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris sektoral akan naik sebesar nilai koefisien adalah sebesar 0,267939, dilihat dari arah berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka penyerapan tenaga kerja sektoral akan naik sebesar nilai koefisien pada masing-masing sektor Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran kerja sektoral di Kabupaten Tasikmlaya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: sebesar 0,524366, dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris sektoral akan naik sebesar nilai koefisien adalah sebesar 0,314650, dilihat dari arah berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka penyerapan tenaga kerja sektoral akan naik sebesar nilai nilai koefisien pada masing-masing sektor. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka

13 akan naik sebesar nilai koefisien pada masing-masing sektor. akan naik sebesar nilai koefisien pada masing-masing sektor Sektor Pengangkutan dan Komunikasi kerja sektoral di Kabupaten Tasikmlaya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: sebesar 0,021368, dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh tidak signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris sektoral akan turun sebesar nilai koefisien 3. Nilai koefisien upah minimum kabupaten adalah sebesar 0,291580, dilihat dari arah berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka penyerapan tenaga kerja sektoral akan naik sebesar nilai nilai koefisien pada masing-masing sektor. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan kerja sektoral di Kabupaten Tasikmlaya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: sebesar 2,111298, dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh tidak signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris sektoral akan naik sebesar nilai koefisien adalah sebesar 0,568938, dilihat dari arah memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh tidak signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka akan turun sebesar nilai nilai koefisien pada masing-masing sektor Sektor Jasa

14 kerja sektoral di Kabupaten Tasikmlaya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: sebesar 0,147163, dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris sektoral akan naik sebesar nilai koefisien adalah sebesar 0,146369, dilihat dari arah berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka penyerapan tenaga kerja sektoral akan naik sebesar nilai nilai koefisien pada masing-masing sektor Pengaruh PDRB Sektoral dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Periode kerja sektoral di Kabupaten Tasikmlaya. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: 1. Nilai koefisien PDRB adalah sebesar 0,308386, dilihat dari arah koefisiennya, ternyata antara PDRB sektoral dan berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan PDRB sektoral sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka akan naik sebesar nilai koefisien pada masingmasing sektor. adalah sebesar 0,155561, dilihat dari arah berpengaruh signifikan. Artinya, apabila terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar 1 persen (ceteris paribus), maka penyerapan tenaga kerja sektoral akan naik sebesar nilai nilai koefisien pada masing-masing sektor.

15 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis dalam penelitian ini dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh PDRB Sektoral dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Periode Variabel PDRB sektoral pada sektor pertanian dan sektor pertambangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektoral. Namun untuk variabel PDRB sektoral pada sektor industri, sektor bangunan, sektor perdagangan dan sektor jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektoral. Variabel PDRB sektoral pada sektor keuangan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektoral. Namun untuk variabel PDRB sektoral pada sektor listrik dan sektor pengangkutan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Variabel upah minimum kabupaten (UMK) pada sektor pertanian, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor pengangkutan, dan total berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektoral. Namun untuk variabel upah minimum kabupaten (UMK) pada sektor keuangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap. Variabel upah minimum kabupaten (UMK) pada sektor pertambangan, sektor listrik, dan sektor jasa berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektoral. Namun untuk variabel upah minimum kabupaten (UMK) pada sektor industri berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap.

16 2. Pengaruh PDRB dan Upah 5.2. Saran Minimum Kabupaten (UMK) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Periode Variabel PDRB dan upah minimum kabupaten (UMK) pada penyerapan tenaga kerja total berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. 1. Sektor yang berpotensi dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor bangunan. Untuk pengembangan sektor-sektor di luar sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor bangunan maka perlu adanya usaha dari pihak pemerintah daerah, khususnya pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya sektor tersebut 2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mencari tahu faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja secara signifikan selain variabel-variabel yang penulis teliti. DAFTAR PUSTAKA Ananta, Aris Ekonomi Sumber Daya Manusia. LPFEUI. Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten. Tasikmalaya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Tasikmalaya. Badan Pusat Statistik Tenaga Kerja. BPS, jawa barat Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka BPS, Tasikmalaya. Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT. Bandung. Barthos MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA: Suatu Pendekatan Makro. Yogyakarta. Bumi Aksara Esmara, H (1986). Sumber Daya Manusia, Kesempatan Kerja Dan Perkembangan Ekonomi. UI Press. Jakarta. Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian- Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Tehnik. Bandung: Tarsito Subri, Mulyadi Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sumarsono, Sonny Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Yogyakarta Swasono dan Sulistyaningsih (1993), Pengembangan Sumberdaya Manusia: Konsepsi Makro untuk Pelaksanaan di Indonesia. Izufa Gempita, Jakarta. Tjiptoherijanto, Prijono Migrasi, Urbanisasi, Dan Pasar Kerja Di Indonesia. Jakarta: UL. Undang-undang No. 13 Tahun Ketenagakerjaan. Mohammad Agus Subekti Pengaruh Upah, Nilai Produksi, Nilai Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Genteng di Kabupaten Banjarnegara. Skripsi Universitas Negeri Semarang Dimas dan Nonik Woyanti Penyerapan Tenaga Kerja Di DKI Jakarta. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang

17 Ostinasia Tindaon Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Di Jawa Tengah (Pendekatan Demometrik). Skripsi Universitas Diponegoro Semarang

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata L A M P I R A N 95 96 Lampiran 1 (Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata TAHUN PAD Sektor Pariwisata Jumlah

Lebih terperinci

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa) 81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini 56 BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis 6.1.1. Pemilihan Model Regresi Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, white and Davidson (MWD) yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas kebijakan pemerintah pada industri pemotongan hewan. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan output yang dibentuk oleh berbagai sektor ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang telah

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi analisis hasil penelitian mengenai Pengaruh Perkembangan Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun 1994-2009. Analisis data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. Mattjik AS &M. Sumertajaya, (2000). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press. Bogor. Nataludin. (2001). Potensi

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA

REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI LINIER SEDERHANA Model fungsi : Y = f (X) LAHIR = F (WUS) LAHIR, yaitu data jumlah kelahiran setahun lalu di sejumlah Kecamatan di Jateng WUS, yaitu data jumlah wanita usia subur di sejumlah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga SBI terhadap inflasi di Indonesia tahun 1984-2009 adalah sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KEPEKAAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN SEKTORAL DI INDONESIA TAHUN FESTI RISMUNADI

ANALISIS KEPEKAAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN SEKTORAL DI INDONESIA TAHUN FESTI RISMUNADI ANALISIS KEPEKAAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN SEKTORAL DI INDONESIA TAHUN 2005 2014 FESTI RISMUNADI 123401035 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl.Siliwangi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang, Lampiran 1. Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang, 2004-2010 Tahun Semester Produktivitas Padi (ton/ha) Luas Panen (ha) Produksi Padi (ton) 2004 1 4.585 40.187 184257.4

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder 4.1 Deskripsi Data Penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu website resmi badan pusat statistik dan badan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi

BAB V PENUTUP. Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambildari penelitian dan pembahasan Pengaruh Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi terhadap Inflasi di Indonesia Periode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 69 Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 2004-2010 Periode sbdepo Inflasi depo Jan-04 6.27 0.57 426.424 Feb-04 5.99-0.02 409.204 Mar-04 5.86 0.36 401.686 Apr-04

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berdasarkan data empiris. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Dalam bab V ini akan diuraikan analisis hasil penelitian yaitu hasil analisis kovariansi (covariance anaysis) dan ekonometrika yang mencoba melihat pengaruh jumlah penduduk bekerja,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Data Regresi I obs X1 X2 X3 X4 Y 1 5.000000 1.000000 2.000000 18.00000 20.00000 2 4.000000 1.000000 2.000000 20.00000 20.00000 3 4.000000 2.000000 3.000000 20.00000 20.00000 4 3.000000 5.000000

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aprilia, Hafsyah, Analisis inflasi di Sumatera Utara. Jurnal Fakultas Ilmu Ekonomi. Universitas Negeri Medan.

DAFTAR PUSTAKA. Aprilia, Hafsyah, Analisis inflasi di Sumatera Utara. Jurnal Fakultas Ilmu Ekonomi. Universitas Negeri Medan. DAFTAR PUSTAKA Alexandi, Muhammad Findi, 2011. Penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian dan jasa pasca kebijakan upah minimum di Provinsi Banten. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT

KAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT KAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT Apip Supriadi 1, Gusti Tia Ardiani Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The purpose of this study is to analyze

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling No Nama Bank Kriteria 1 Kriteria 2 Yang memenuhi kriteria 1 dan 2 1 PT. BPD Aceh 2 PT. BPD Bali 3 PT. BPD Bengkulu - - 4 PT.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari 76 Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 2014 (Ton) Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 570 1.277 1.091 1.264 511 Februari 880 1.058 1.486 1.254 447 Maret 1.095 1.078

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun 1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun 2000-2016 JURNAL Dosen Pembimbing : Suharto,S.E., M.Si. Disusun Oleh : Nama : Muhamad Syahru Romadhon NIM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis. Saran dibuat. atau mengembangkan penelitian yang berkaitan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis. Saran dibuat. atau mengembangkan penelitian yang berkaitan. 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang diterangkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Rangga Handika Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Apakah berinvestasi pada saham bisa menutup penurunan pendapatan real kita yang tergerus inflasi? Untuk itu, marilah

Lebih terperinci

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara No Kredit (Y) Pendapatan (x1) Modal Kerja (x2) Usia (x3) Jumlah Tanggungan (x4) 1 1000000 80000 80000 20 0 2 1000000 275000 500000 21 1 3 1500000 400000 550000 25 1 4 2000000 400000 1000000 25 1 5 2000000

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia 2 PT. Gudang Garam 3 PT. Sumi Indo Kabel 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER LAMPIRAN 1 Kuisioner Penelitian No : KUISIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS PT. BRI MEDAN) Oleh:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Dalam gambaran umum mengenai responden ini akan disajikan data yang telah diperolah dari penelitian yang telah dilakukan pada 100 orang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu. signifikan terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu.

BAB V PENUTUP. terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu. signifikan terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu. 64 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Variabel X 1 (PDRB) Kabupaten Kapuas Hulu berpengaruh secara signifikan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab 4 akan membahas lebih dalam mengenai proses pengolahan data, dimulai dari penjelasan mengenai statistik deskriptif sampai dengan penjelasan mengenai hasil dari analisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sektor pertanian, dan sektor pariwisata. Sektor tersebut cukup memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sektor pertanian, dan sektor pariwisata. Sektor tersebut cukup memberikan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan ekonomi di Propinsi Nusa Tenggara Timur dipengaruhi beberapa sektor, yaitu sektor kehutanan, sektor perkebunan, sektor pertambangan dan energi, sektor

Lebih terperinci

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri Rimelda Rona Sari Departement of Economics, Faculty of Economic, State University of Medan, Medan 20221, Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi 53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x3 1 1.12 8979000 3000000 4 2 1.15384 8979000 3500000 2 3 1.25 9000000 4000000 2 4 1.12 8900000 4000000 4 5 1.53846 10165900 7000000 3 6 1.875 10165900 9000000 2

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum

Lebih terperinci

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan Effect of Investment, Labor and Population Growth on Economic Growth in Pelalawan Regency Windy

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 72 Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2010 Kode Kabupaten/Kota Tahun Bekerja PDRB Pengeluaran Pemerintah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1 BAB VI ANALISA DATA 6.1. Deskripsi Data Data yai g dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terutama bersumber dari Badan Pusat Statistik, Intenational Financial Statistic dan situs Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN 1993-2013 JURNAL PUBLIKASI OLEH : Nama : Futikha Kautsariyatun Rahmi Nomor Mahasiswa : 12313269 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR 32 III. METODE PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Evaluasi Model 5.1.1. Tahap Evaluasi Pemilihan Model Estimasi model, untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah daerah per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2007) perekonomian ekonomi Indonesia pada tahun 2003 hingga 2007 mengalami

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2007) perekonomian ekonomi Indonesia pada tahun 2003 hingga 2007 mengalami 44 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia Menurut Laporan Perekonomian Indonesia dari Bank Indonesia (2003-2007) perekonomian ekonomi Indonesia pada tahun 2003 hingga 2007 mengalami

Lebih terperinci

BULAN

BULAN LAMPIRAN I Data Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Utara Periode Januari 2002 - Desember 2013 TAHUN 2002 2003 2004 2005 2006 2007 BULAN JANUARI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

BAB XI UJI HIPOTESIS

BAB XI UJI HIPOTESIS BAB XI UJI HIPOTESIS Pendahuluan Uji hipotesis merupakan suatu prosedur untuk pembuktian kebenaran sifat populasi berdasarkan data sampel. Dalam melakukan penelitian berdasarkan sampel, seorang peneliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yakni sebesar 33,03% diterangkan di luar model dari penelitian ini. Dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yakni sebesar 33,03% diterangkan di luar model dari penelitian ini. Dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisisis regresi diperoleh nilai dari R 2 sebesar 0.669740, berarti penyebaran data

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa perhitungan regresi dan efisiensi, serta pembahasan permintaan (konsumsi) energi listrik di Indonesia dalam periode 1990-2010, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Koesioner

Lampiran 1. Koesioner Lampiran 1. Koesioner PENGENALAN TEMPAT DAN PROFIL PERUSAHAAN Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan Lokasi Klaster BDSP Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Nomor Badan Hukum Tanggal Penetapan Badan Hukum Alamat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

Lebih terperinci