BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan ditampilkan dan dijelaskan mengenai pengujian sistem dan dokumuentasi data-data percobaan yang telah direalisasikan sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui pada surat tugas Pengujian Sistem Pembangkit Koordinat. Pengujian sistem pembangkit lintasan dilakukan untuk menguji hasil dari persamaan-persamaan fungsi pembangkit koordinat x, y, dan z terhadap waktu untuk engkel dan panggul robot. Pengujian dilakukan dengan memberikan masukan berupa parameter gerakan yang divariasikan dan melihat hasil kurva dari fungsi koordinat terhadap waktu yang dihasilkan. Pengujian fungsi pembangkit lintasan arah x, y, dan z dilakukan secara terpisah untuk setiap arah koordinat pada engkel dan panggul. Pengujian ini dilakukan sepenuhnya melalui perangkat lunak Fungsi Koordinat x(t) Pengujian fungsi x(t) untuk engkel dilakukan dengan lima variasi parameter jarak langkah f yaitu 5, 1, 15, 2, dan 25. Kurva yang dihasilkan untuk satu periode langkah. Periode langkah ditentukan sebesar 2. Periode langkah adalah jumlah counter waktu yang dilakukan untuk melakukan satu kali melangkahkan kaki. Dari grafik pada Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa fungsi pembangkit mampu menghasilkan titik-titik koordinat arah x yang membentuk sebuah kurva lintasan engkel, di mana kurva yang dihasilkan sesuai dengan kelima parameter yang ditentukan. Untuk nilai parameter jarak langkah akan menentukan kecepatan berjalan robot, maka untuk mendapatkan nilai terbaik melalui pengujian fisik dengan robot. Semakin besar jarak langkah robot maka robot berjalan semakin cepat. Tetapi bila terlalu jauh keseimbangan robot akan terganggu karena momentum robot terlalu besar. 21

2 Kurva x(t) engkel Koordinat arah x f=5 f=1 f=15 f=2 f=25 Gambar 4.1 Kurva koordinat x engkel terhadap waktu selama satu periode langkah dangan variasi parameter jarak langkah (f). Pengujian fungsi x(t) untuk panggul dilakukan dengan lima variasi parameter faktor bentuk αx yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5. Kurva yang dihasilkan untuk satu periode langkah. Periode langkah ditentukan sebesar 2. Dan jarak langkah yang digunakan adalah 25. Kurva x(t) panggul Koordinat arah x α=1 α=2 α=3 α=4 α=5 Gambar 4.2 Kurva koordinat x panggul terhadap waktu selama satu periode langkah dengan variasi parameter faktor bentuk (αx). 22

3 Dari grafik pada Gambar 4.2 dapat dilihat pengaruh nilai faktor bentuk αx terhadap bentuk kurva. Saat nilai αx = 1, kurva yang dihasilkan linear. Semakin besar nilai αx maka nilai koordinat x(t) panggul semakin cepat bertambah di awal dan akhir periode langkah dan jaraknya semakin jauh. Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai optimal untuk gerakan panggul adalah dengan faktor bentuk αx di bawah 3 supaya nilai koordinat tidak mengalami penurunan ketika di tengah periode atau kurva tidak bergelombang. Pada Gambar 4.3 ditunjukkan posisi titik x(t1) yaitu awal posisi engkel dan panggul sebelum melangkah, dan x(t2) yaitu posisi akhir engkel setelah melangkah, titik x= berada pada pusat kaki robot yang tidak mengayun. x= Gambar 4.3 Posisi awal dan akhir engkel dan panggul robot pada sumbu x untuk satu periode langkah Fungsi Koordinat y(t) Pengujian fungsi y(t) untuk engkel dilakukan dengan lima variasi parameter tinggi langkah h yaitu 5, 1, 15, 2, dan 25. Kurva yang dihasilkan untuk satu periode langkah. Periode langkah ditentukan sebesar 2. Dari grafik pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa fungsi pembangkit mampu menghasilkan titik-titik koordinat arah y yang membentuk sebuah kurva lintasan engkel, di mana kurva yang dihasilkan sesuai dengan kelima parameter yang ditentukan. Tinggi langkah akan mempenaruhi keseimbangan robot saat berjalan pada fase SSP, maka perlu pengujian fisik untuk mendapatkan nilai optimal. Semakin tinggi langkah robot, gerakan berjalan semakin tidak seimbang tetapi robot dapat mencapai jarak langkah kaki yang lebih jauh. Untuk mengurangi ketidakseimbangan robot dapat dilakukan dengan mempercepat periode langkah. 23

4 Kurva y(t) engkel 3 25 Koordinat arah y Caounter t h=5 h=1 h=15 h=2 h=25 Gambar 4.4 Kurva koordinat y engkel terhadap waktu selama satu periode langkah dengan variasi parameter tinggi langkah (h). Gambar 4.5 menunjukkan posisi titik y(t2/2), atau posisi engkel pada sumbu y saat setengah periode, titik tersebut menunjukkan puncak kurva y(t) engkel yang merupakan tinggi langkah kaki robot. Letak titik y= berada pada pusat kaki mengayun saat awal dan akhir langkah. y= Gambar 4.5 Posisi engkel robot pada sumbu y pada saat puncak langkah kaki pada setengah periode. 24

5 Fungsi Koordinat z(t) Pengujian fungsi z(t) untuk engkel yang dilakukan dengan lima variasi parameter langkah samping (A) yaitu 5, 1, 15, 2, dan 25. Untuk rasio langkah samping (η) ditetapkan 1. Kurva yang dihasilkan untuk satu periode langkah. Periode langkah ditentukan sebesar Kurva z(t) engkel Koordinat arah z A=5 A=1 A=15 A=2 A=25 Gambar 4.6 Kurva koordinat z engkel terhadap waktu selama satu periode langkah dengan variasi parameter lebar langkah samping (A). Dari grafik pada Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa fungsi menghasilkan titik-titik koordinat yang membentuk kurva sesuai dengan nilai parameter yang ditentukan. Dalam hal ini parameter lebar langkah samping (A) menentukan jarak bentangan kaki ke samping yang dicapai saat akhir periode langkah. Nilai lebar langkah samping A menentukan kecepatan gerakan berjalan ke samping, di mana ditentukan berdasarkan percobaan fisik. Pengujian fungsi z(t) untuk panggul, yang pertama adalah variasi parameter jarak simpangan panggul (S y) yaitu 5, 1, 15, 2, dan 25, sementara faktor bentuk ditetapkan 1. Kurva yang dihasilkan adalah untuk satu periode langkah. Periode langkah ditentukan sebesar 2. Dari grafik pada Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa fungsi menghasilkan kurva yang sesuai dengan nilai parameter yang ditentukan. Pada kurva tersebut terlihat pergerakan panggul ke salah satu arah dalam satu periode, pergerakan ini mempengaruhi keseimbangan robot pada fase SSP karena panggul robot bergerak ke kiri saat kaki kanan diangkat. Maka nilai parameter S y harus disesuaikan dengan tinggi langkah robot. Semakin tinggi langkah robot, simpangan panggul S y semakin besar. Tetapi bila terlalu besar maka robot akan jatuh ke arah kaki yang berpijak. 25

6 Kurva z(t) panggul Koordinat arah z Sy=5 Sy=1 Sy=15 Sy=2 Sy=25 Gambar 4.7 Kurva koordinat z panggul terhadap waktu selama satu periode langkah dengan variasi parameter lebar simpangan pinggul ke samping (Sy). Pengujian untuk fungsi z(t) panggul yang kedua adalah variasi faktor bentuk α z, yaitu 1, 1, 2, 3, dan 4. Parameter S y yang digunakan adalah Kurva z(t) panggul Koordinat arah z αz = 1 αz = 1 αz = 2 αz = 3 αz = 4 Gambar 4.8 Kurva koordinat z panggul terhadap waktu selama satu periode langkah dengan variasi parameter faktor bentuk kurva (αz). Dari Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa faktor bentuk αz mempengaruhi bentuk dari kurva lintasan panggul robot. Di mana semakin besar nilai αz maka gerakan panggul 26

7 semakin halus karena kurva lebih seperti kurva parabola. Maka untuk mendapatkan gerakan berjalan yang stabil digunakan parameter αz yang cukup besar, yaitu antara 2-3. Gambar 4.9 menunjukkan posisi engkel dan panggul pada arah sumbu z. Gambar 4.8(a) menunjukkan posisi engkel robot pada arah z, di mana z(t1) merupakan posisi awal sebelum melangkah ke samping dan z(t2) merupakan posisi akhir setelah melangkah ke samping. Titik z= untuk engkel berada pada pusat kaki mengayun sebelum melangkah. Pada Gambar 4.8(b) ditunjukkan posisi panggul robot, di mana posisi puncak simpangan panggul z(t2/2) dicapai ketika setengah periode. Posisi titik z= untuk panggul berada pada pusat panggul sebelum melangkah. Z= Z= (a) (b) Gambar 4.9 Posisi pada sumbu z dari (a) engkel robot untuk satu periode langkah samping, dan (b) panggul robot pada puncak simpangan panggul saat setengah periode Pengujian Sistem Pembangkit Pola Berjalan Pengujian sistem pembangkit pola gerakan berjalan dilakukan untuk mengetahui pola pergantian langkah yang dihasilkan oleh sistem. Pengujian dilakukan dengan menjalankan sistem untuk beberapa periode gerakan berjalan dengan satu set parameter yang telah ditentukan. Pengujian dilakukan untuk masing-masing kurva x,y,dan z secara terpisah pada kedua kaki robot. 27

8 Pembangkit Pola Berjalan x(t) Pengujian pembangkit pola berjalan arah x dilakukan dengan parameter gerakan jarak langkah f=1, dan faktor bentuk αx=1. Periode langkah ditentukan 2 dan dilakukan 4 kali periode. Pola kurva x(t) engkel dan panggul Koordinat arah x Engkel kiri Engkel kanan panggul Gambar 4.1 Grafik pola kurva koordinat x terhadap waktu untuk engkel dan panggul. Pada Gambar 4.1 ditunjukkan sistem pembangkit pola gerakan berjalan mengatur pergantian antara langkah kaki kanan dan kiri. Ketika kaki kanan melangkah maka koordinat engkel kaki kiri bernilai nol, demikian pula sebaliknya bergantian setiap periode. Gerakan panggul sesuai dengan periode langkah kaki kiri dan kanan. Gambar 4.11 menunjukkan kurva lintasan sumbu x terhadap waktu yang merupakan hasil dari selisih koordinat engkel dan panggul. Kurva ini yang kemudian direalisasikan menjadi gerakan berjalan robot melalui sistem inverse kinematic. 28

9 Pola langkah x(t) Koordinat arah x kaki kiri kaki kanan Gambar 4.11 Grafik pola kurva koordinat arah x terhadap waktu akhir untuk kaki kanan dan kiri hasil selisih koordinat engkel dan panggul Pembangkit Pola Berjalan y(t) Pengujian pembangkit pola berjalan arah y dilakukan dengan parameter gerakan jarak langkah h=1. Periode langkah ditentukan 2 dan dilakukan 4 kali periode Pola langkah y(t) Koordinat arah y Kaki kiri Kaki kanan Gambar 4.12 Grafik pola kurva koordinat y terhadap waktu. Gambar 4.12 menunjukkan pola kurva lintasan arah y langkah kaki, di mana pergantian langkah dilakukan sesuai periode langkah. 29

10 Pembangkit Pola berjalan z(t) Pengujian pembangkit pola berjalan arah z dilakukan dengan parameter gerakan jarak langkah samping A=1, jarak simpangan panggul ke samping Sy=15, dan faktor bentuk αz=2. Periode langkah ditentukan 2 dan dilakukan 4 kali periode. Pada Gambar 4.13 terlihat pola gerakan langkah samping pada arah sumbu z. Sistem dapat mengatur pergantian langkah kaki kanan dan kiri untuk gerakan langkah samping. Hasil akhir merupakan selisih antara korrdinat engkel dengan koordinat panggul yang membentuk kurva seperti pada Gambar Pola kurva z(t) engkel dan panggul Koordinat arah z Engkel kiri Engkel kanan Panggul Gambar 4.13 Grafik pola kurva koordinat z terhadap waktu untuk engkel dan panggul. Pola langkah x(t) Koordinat arah z Kaki kiri Kaki kanan Gambar 4.14 Grafik pola kurva koordinat arah z terhadap waktu akhir untuk kaki kanan dan kiri hasil selisih koordinat engkel dan panggul. 3

11 Pembangkit Pola Gerakan Berputar Untuk pembangkit gerakan berputar ditentukan oleh parameter heading di mana fungsi linear digunakan untuk menghasilkan putaran kaki. Pengolahan parameter heading langsung pada sistem inverse kinematic, pada tugas akhir ini heading hanya untuk menentukan derajat perputaran kaki robot. Pola yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar Pola rotasi kaki Posisi putaran kaki Kaki kiri Kaki kanan Gambar 4.15 Grafik pola perubahan sudut putaran kaki robot terhadap waktu Pengujian Pembangkit Lintasan Pada pengujian ini koordinat yang sudah didapatkan dari fungsi pembangkit koordinat engkel dan panggul dibentuk menjadi sebuah kurva lintasan dalam bidang kartesian. Gambar 4.16 menunjukkan lintasan engkel pada bidang sagital atau bidang xy. Pada bidang ini ditunjukkan lintasan langkah robot ke depan dengan parameter gerakan jarak langkah 2 dan tinggi langkah 5. Koordinat arah y Kurva lintasan engkel bidang x-y koordinat arah x Gambar 4.16 Kurva lintasan engkel bidang xy 31

12 Gambar 4.17 menunjukkan lintasan engkel pada bidang frontal atau bidang zy. Pada bidang ini ditunjukkan lintasan langkah robot ke samping dengan parameter gerakan jarak langkah samping 5 dan tinggi langkah 1. Kurva lintasan engkel bidang z-y Koordniat arah y Koordinat arah z Gambar 4.17 Kurva lintasan engkel bidang zy Gambar 4.18 menunjukkan lintasan panggul pada bidang transversal atau bidang xz untuk dua kali periode langkah. Pada bidang ini ditunjukkan lintasan langkah robot ke depan dengan parameter gerakan jarak langkah 2 dan jarak simpangan panggul Kurva lintasan panggul bidang x-z Koordinat arah z Koordinat arah x Gambar 4.18 Kurva lintasan engkel bidang xz 32

13 4.4. Pengujian Penerapan Sistem pada Robot Pada pengujian ini keseluruhan sistem perencanaan gerakan berjalan diujikan secara langsung pada robot. Sistem dijalankan untuk melihat performa sistem membangkitkan gerakan berjalan robot. Pengujian dilakukan untuk enam jenis gerakan dasar yaitu gerakan maju, mundur, geser kanan, geser kiri, putar kanan, dan putar kiri. Pengujian dilakukan dengan menjalankan robot pada permukaan karpet sejauh 2 meter untuk setiap gerakan, untuk gerakan putar dilakukan putaran 36. Setiap pengujian dilakukan perulangan sebanyak 1 kali. Gerakan-gerakan tersebut dibentuk dengan mengatur parameter-parameter gerakan yang menghasilkan pola gerakan yang sesuai. Penentuan parameter tiap gerakan didapatkan melalui proses eksperimen yang tidak tercatat untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Hasil dari pengujian ini adalah tingkat keberhasilan robot melaksanakan gerakan dan kecepatan gerakan robot. Pengujian dilakukan tanpa sistem pengendali keseimbangan Pengujian Gerakan Berjalan Maju Parameter gerakan berjalan maju yang digunakan seperti pada Tabel 4.1. Parameter utama gerakan adalah jarak langkah f, di mana nilai positif akan membuat robot berjaan maju. Semakin besar nilai jarak langkah maka robot berjalan semakin cepat. Tabel 4.1 Parameter gerakan berjalan maju Nama Parameter Nilai Periode langkah 45 Jarak langkah ( f ) 35 Tinggi langkah ( h ) 4 Faktor bentuk x ( αx ) 1.5 Simpangan panggul ( Sy ) 13 Faktor bentuk z ( αz ) Lebar langkah samping ( A ) Rasio langkah samping ( η ) 1 Heading Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengujian gerakan berjalan maju. Dari hasil pengujian didapatkan tingkat keberhasilan 9 dari 1 percobaan, atau 9%. Kecepatan rata-rata yang didapat untuk gerakan berjalan maju adalah 14,16 cm/s. 33

14 Tabel 4.2 Hasil pengujian gerakan berjalan maju Percobaan ke- Jatuh / Tidak jatuh Waktu (s) Kecepatan (cm/s) 1 Tidak jatuh Tidak jatuh Jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Pengujian Gerakan Berjalan Mundur Parameter gerakan berjalan mundur yang digunakan seperti pada Tabel 4.3. Parameter utama gerakan adalah jarak langkah f, di mana nilai negatif akan membuat robot berjaan mundur. Tabel 4.3 Parameter gerakan berjalan mundur Nama Parameter Nilai Periode langkah 45 Jarak langkah ( f ) -2 Tinggi langkah ( h ) 5 Faktor bentuk x ( αx ) 1.5 Simpangan panggul ( Sy ) 2 Faktor bentuk z ( αz ) 38 Lebar langkah samping ( A ) Rasio langkah samping ( η ) 1 Heading Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengujian gerakan berjalan mundur. Dari hasil pengujian didapatkan tingkat keberhasilan 1 dari 1 percobaan, atau 1%. Kecepatan rata-rata yang didapat untuk gerakan berjalan mundur adalah 5,62 cm/s. 34

15 Tabel 4.4 Hasil pengujian gerakan berjalan mundur Percobaan ke- Jatuh / Tidak jatuh Waktu (s) Kecepatan (cm/s) 1 Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Pengujian Gerakan Geser Kanan Parameter gerakan geser kanan yang digunakan seperti pada Tabel 4.5. Parameter utama gerakan adalah lebar langkah samping A, di mana nilai positif akan membuat robot bergeser ke kanan. Tabel 4.5 Parameter gerakan geser kanan Nama Parameter Nilai Periode langkah 45 Jarak langkah ( f ) -3 Tinggi langkah ( h ) 3 Faktor bentuk x ( αx ) 1 Simpangan panggul ( Sy ) 2 Faktor bentuk z ( αz ) 2 Lebar langkah samping ( A ) 11 Rasio langkah samping ( η ).5 Heading -2.5 Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian gerakan geser kanan. Dari hasil pengujian didapatkan tingkat keberhasilan 1 dari 1 percobaan, atau 1%. Kecepatan rata-rata yang didapat untuk gerakan geser kanan adalah 6,19 cm/s. 35

16 Tabel 4.6 Hasil pengujian gerakan geser kanan Percobaan ke- Jatuh / Tidak jatuh Waktu (s) Kecepatan (cm/s) 1 Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Pengujian Gerakan Geser Kiri Parameter gerakan geser kiri yang digunakan seperti pada Tabel 4.7. Parameter utama gerakan adalah lebar langkah samping A, di mana nilai negatif akan membuat robot bergeser ke kiri. Tabel 4.7 Parameter gerakan geser kiri Nama Parameter Nilai Periode langkah 45 Jarak langkah ( f ) -4 Tinggi langkah ( h ) 3 Faktor bentuk x ( αx ) 1 Simpangan panggul ( Sy ) 2 Faktor bentuk z ( αz ) 1 Lebar langkah samping ( A ) -1 Rasio langkah samping ( η ) -1 Heading 1.7 Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian gerakan geser kiri. Dari hasil pengujian didapatkan tingkat keberhasilan 1 dari 1 percobaan, atau 1%. Kecepatan rata-rata yang didapat untuk gerakan geser kiri adalah 7,7 cm/s. 36

17 Tabel 4.8 Hasil pengujian gerakan geser kiri Percobaan ke- Jatuh / Tidak jatuh Waktu (s) Kecepatan (cm/s) 1 Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Pengujian Gerakan Putar Kanan Parameter gerakan putar kanan yang digunakan seperti pada Tabel 4.9. Parameter utama gerakan adalah heading, di mana nilai negatif akan membuat robot berputar ke kanan. Tabel 4.9 Parameter gerakan putar kanan Nama Parameter Nilai Periode langkah 45 Jarak langkah ( f ) -8 Tinggi langkah ( h ) 4 Faktor bentuk x ( αx ) Simpangan panggul ( Sy ) 15 Faktor bentuk z ( αz ) 3 Lebar langkah samping ( A ) Rasio langkah samping ( η ) Heading -8 Tabel 4.1 menunjukkan hasil pengujian gerakan putar kanan. Dari hasil pengujian didapatkan tingkat keberhasilan 1 dari 1 percobaan, atau 1%. Waktu rata-rata yang dibutuhkan robot untuk melakukan satu putaran 36 ke kanan adalah s. 37

18 Tabel 4.1 Hasil pengujian gerakan putar kanan Percobaan ke- Jatuh / Tidak jatuh Waktu (s) 1 Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh 17 5 Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Pengujain Gerakan Putar Kiri Parameter gerakan putar kiri yang digunakan seperti pada Tabel Parameter utama gerakan adalah heading, di mana nilai positif akan membuat robot berputar ke kiri. Tabel 4.11 Parameter gerakan putar kiri Nama Parameter Nilai Periode langkah 45 Jarak langkah ( f ) -8 Tinggi langkah ( h ) 4 Faktor bentuk x ( αx ) Simpangan panggul ( Sy ) 12 Faktor bentuk z ( αz ) 3 Lebar langkah samping ( A ) Rasio langkah samping ( η ) Heading 7 Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian gerakan putar kiri. Dari hasil pengujian didapatkan tongkan keberhasilan 1 dari 1 percobaan, atau 1%. Waktu rata-rata yang dibutuhkan robot untuk melakukan satu putaran 36 ke kiri adalah 12,91 s. 38

19 Tabel 4.12 Hasil pengujian gerakan putar kiri Percobaan ke- Jatuh / Tidak jatuh Waktu (s) 1 Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh Tidak jatuh

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Gambaran Sistem Sistem yang dibuat untuk tugas akhir

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN GERAKAN BERJALAN ROBOT HUMANOID R2C- R9 BIOLOID GP MENGGUNAKAN METODE PROYEKSI BIDANG KARTESIAN

SISTEM PERENCANAAN GERAKAN BERJALAN ROBOT HUMANOID R2C- R9 BIOLOID GP MENGGUNAKAN METODE PROYEKSI BIDANG KARTESIAN SISTEM PERENCANAAN GERAKAN BERJALAN ROBOT HUMANOID R2C- R9 BIOLOID GP MENGGUNAKAN METODE PROYEKSI BIDANG KARTESIAN Oleh Evan Narendra Angragani NIM: 612012010 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sistem.

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sistem. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sistem. 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Perancangan Sistem Kontrol dan Algoritma Untuk Optimalisasi

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN ANALISA DATA

BAB 4 EVALUASI DAN ANALISA DATA BAB 4 EVALUASI DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang evaluasi dan analisa data yang terdapat pada penelitian yang dilakukan. 4.1 Evaluasi inverse dan forward kinematik Pada bagian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS Pada bab ini akan ditampilkan dan penjelasannya mengenai pengujian sistem dan dokumuentasi data-data percobaan yang telah direalisasikan sesuai dengan spesifikasi yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error

BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang robot menggunakan algoritma kinematika balik. 2.1. Metode Trial and Error Metode trial and

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem yang dirancang. Teori-teori yang digunakan dalam realisasi skripsi ini antara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

Fisika Dasar 9/1/2016

Fisika Dasar 9/1/2016 1 Sasaran Pembelajaran 2 Mahasiswa mampu mencari besaran posisi, kecepatan, dan percepatan sebuah partikel untuk kasus 1-dimensi dan 2-dimensi. Kinematika 3 Cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda

Lebih terperinci

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI 6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI KUADRAT 5.1. Fungsi Linear Pada Bab 5 telah dijelaskan bahwa fungsi linear merupakan fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Bentuk umum fungsi linear adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil pengujian alat serta analisisnya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang transportasi terus berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya kendaraan yang modern dan praktis

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN Fungsi periodizer kutub tersebut dapat dituliskan pula sebagai: p θ, N, θ 0 = π N N.0 n= n sin Nn θ θ 0. () f p θ, N, θ 0 = π N N j= j sin Nj θ θ 0 diperoleh dengan menyubstitusi variabel θ pada f θ =

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab 3 telah dibahas tahapan yang dilakukan dalam merancang sistem hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa keseimbangan, analisa pusat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Membahas hasil pengujian algoritma yang dirancang dan analisa. 4.1. Pengujian Penentuan Lokasi 4.1.1. Pengujian Posisi Robot di Lapangan Mengacu pada Tiang Gawang Musuh

Lebih terperinci

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0

Lebih terperinci

Komposisi Transformasi

Komposisi Transformasi Komposisi Transformasi Setelah menyaksikan tayangan ini anda dapat Menentukan peta atau bayangan suatu kurva hasil dari suatu komposisi transformasi Transformasi Untuk memindahkan suatu titik atau bangun

Lebih terperinci

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan erak dalam bidan datar Contoh erak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melinkar Gerak relatif Posisi, Kecepatan, Percepatan r i = vektor posisi partikel di A

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras, serta perangkat lunak robot. 3.1. Gambaran Sistem Sistem yang direalisasikan dalam skripsi ini

Lebih terperinci

I. PETUNJUK: Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor, pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

I. PETUNJUK: Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor, pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! I. PETUNJUK: Untuk soal nomor sampai dengan nomor, pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!. Persamaan ( p + ) x ( p + ) x + ( p ) = 0, p, merupakan persamaan kuadrat dalam x untuk nilai p... p c.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Perancangan Mekanik Robot Bagian ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dimensi robot, algoritma dari robot yang telah dibuat dan analisis mengenai kinerja dari algoritma tersebut. 4.1. Pengujian

Lebih terperinci

Tugas Besar 1. Mata Kuliah Robotika. Forward dan Inverse Kinematics Robot Puma 560, Standford Manipulator, dan Cincinnati Milacron

Tugas Besar 1. Mata Kuliah Robotika. Forward dan Inverse Kinematics Robot Puma 560, Standford Manipulator, dan Cincinnati Milacron Tugas Besar 1 Mata Kuliah Robotika Forward dan Inverse Kinematics Robot Puma 560, Standford Manipulator, dan Cincinnati Milacron Oleh : DWIKY HERLAMBANG.P / 2212105022 1. Forward Kinematics Koordinat posisi

Lebih terperinci

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika KINEMATIKA A. Teori Dasar Besaran besaran dalam kinematika Vektor Posisi : adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat. Pangkalnya di titik pusat koordinat, sedangkan ujungnya pada

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI MATEMATIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN TRANSFORMASI A. ROTASI Rotasi adalah memindahkan posisi suatu titik (, y) dengan cara dirotasikan pada titik tertentu sebesar sudut tertentu.

Lebih terperinci

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear MATERI POKOK Persamaan dan Pertidaksamaan Linear MATERI BAHASAN : A. Persamaan Linear B. Pertidaksamaan Linear Modul.MTK X 0 Kalimat terbuka adalah kalimat matematika yang belum dapat ditentukan nilai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan Terdapat empat buah kesimpulan sesuai Tujuan Penelitian pada Bab I. Kesimpulan pada poin ke-1 dan poin ke-3 merupakan kesimpulan yang terkait pada Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya,

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya, 92 BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya, maka diperlukan analisis kinematika untuk mengetahui seberapa jauh model matematika itu

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

8 Lintasan, Kurva Mulus, dan Titik Singular

8 Lintasan, Kurva Mulus, dan Titik Singular 8 Lintasan, Kurva Mulus, dan Titik Singular Pada bab sebelumnya kita sudah membahas bagaimana kita dapat menentukan banyak sisi dan banyak titik sudut suatu bangun datar dengan mengamati lintasan tepi

Lebih terperinci

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x -

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x - 1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p p > l 2 < p < 3 p > 3 1 < p < 2 p < 1 atau p > 2 2. Fungsi kuadrat yang mempunyai nilai maksimum

Lebih terperinci

Kondisi seperti tersebut dapat dikatakan bahwa antara flux (Ф) dan tegangan (e) terdapat geseran fasa sebesar π / 2 radian atau 90 o.

Kondisi seperti tersebut dapat dikatakan bahwa antara flux (Ф) dan tegangan (e) terdapat geseran fasa sebesar π / 2 radian atau 90 o. Bila dua buah gelombang dengan persamaan Ф = Фm cos ωt dan e = Em sin ωt dilukiskan secara bersama dalam satu susunan sumbu Cartesius seperti pada Gambar 1, maka terlihat bahwa kedua gelombang tersebut

Lebih terperinci

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Q1-1 Dua oal dalam Mekanika (10 poin) ebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Bagian A. The Hidden Disk (3.5 points) Kita tinjau sebuah

Lebih terperinci

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. MATA KULIAH : FISIKA DASAR TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. POKOK BAHASAN: Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor

Lebih terperinci

Karena hanya mempelajari gerak saja dan pergerakannya hanya dalam satu koordinat (sumbu x saja atau sumbu y saja), maka disebut sebagai gerak

Karena hanya mempelajari gerak saja dan pergerakannya hanya dalam satu koordinat (sumbu x saja atau sumbu y saja), maka disebut sebagai gerak BAB I. GERAK Benda dikatakan melakukan gerak lurus jika lintasan yang ditempuhnya membentuk garis lurus. Ilmu Fisika yang mempelajari tentang gerak tanpa mempelajari penyebab gerak tersebut adalah KINEMATIKA.

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI NUMERIK

BAB IV SIMULASI NUMERIK BAB IV SIMULASI NUMERIK Pada bab ini kita bandingkan perilaku solusi KdV yang telah dibahas dengan hasil numerik serta solusi numerik untuk persamaan fkdv. Solusi persamaan KdV yang disimulasikan pada

Lebih terperinci

Tabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan 0 o dan arah rotasi HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan 0 o dan arah rotasi HASIL DAN PEMBAHASAN sudut pada langkah sehingga diperoleh (α i, x i ).. Mentransformasi x i ke jarak sebenarnya melalui informasi jarak pada peta.. Melakukan analisis korelasi linier sirkular antara x dan α untuk masingmasing

Lebih terperinci

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear 1 FUNGSI Fungsi adalah hubungan antara 2 buah variabel atau lebih, dimana masing-masing dari dua variabel atau lebih tersebut saling pengaruh mempengaruhi. Variabel merupakan suatu besaran yang sifatnya

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 1 SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 Adityan Ilmawan Putra, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang Siswojo.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk 2. Berdiri tanpa bantuan 3. Duduk tanpa bersandar dengan kaki bertumpu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang 1 BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Persamaan antara getaran dan gelombang adalah (1) keduanya memiliki frekuensi (2) keduanya memiliki amplitude (3) keduanya memiliki panjang gelombang A.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan terhadap sistem yang akan dibuat. Dalam merancang sebuah sistem, dilakukan beberapa pendekatan dan analisis mengenai sistem yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM GERAK HOLONOMIC PADA ROBOT KRSBI BERODA 2017 IMPLEMENTATION OF HOLONOMIC MOTION IN INDONESIAN SOCCER WHEELED ROBOT CONTEST 2017

IMPLEMENTASI SISTEM GERAK HOLONOMIC PADA ROBOT KRSBI BERODA 2017 IMPLEMENTATION OF HOLONOMIC MOTION IN INDONESIAN SOCCER WHEELED ROBOT CONTEST 2017 Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer IMPLEMENTASI SISTEM GERAK HOLONOMIC PADA ROBOT KRSBI BERODA 2017 IMPLEMENTATION OF HOLONOMIC MOTION IN INDONESIAN SOCCER WHEELED ROBOT CONTEST 2017 Muliady 1, Gerry Arisandy

Lebih terperinci

Wardaya College. Soal Terpisah. Latihan Soal Olimpiade FISIKA SMA. Spring Camp Persiapan OSN Part I. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Soal Terpisah. Latihan Soal Olimpiade FISIKA SMA. Spring Camp Persiapan OSN Part I. Departemen Fisika - Wardaya College Latihan Soal Olimpiade FISIKA SMA Spring Camp Persiapan OSN 2018 - Part I Soal Terpisah 1. Sebuah kepingan kecil dengan massa m ditempatkan dengan hati-hati ke permukaan dalam dari silinder tipis berongga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan metode pengujian peforma navigasi robot, hasil pengujian robot, perbandingan metode kontrol fuzzy dengan metode kontrol Propotional Derivative

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS. Tabel 4.1 Offset GPS-Kamera dalam Sistem Koordinat Kamera

BAB 4 ANALISIS. Tabel 4.1 Offset GPS-Kamera dalam Sistem Koordinat Kamera BAB 4 ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis dari hasil pengolahan data dan juga proses yang dilakukan pada penelitian kali ini. Analisis akan mencakup kelebihan dan kekurangan dari metode yang digunakan,

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY Sistem merupakan suatu rangkaian beberapa organ yang menjadi satu kesatuan. Maka sistem kendali gerak adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen pengendali

Lebih terperinci

PATH TRACKING PADA MOBILE ROBOT DENGAN UMPAN BALIK ODOMETRY

PATH TRACKING PADA MOBILE ROBOT DENGAN UMPAN BALIK ODOMETRY PATH TRACKING PADA MOBILE ROBOT DENGAN UMPAN BALIK ODOMETRY Bayu Sandi Marta (1), Fernando Ardilla (2), A.R. Anom Besari (2) (1) Mahasiswa Program Studi Teknik Komputer, (2) Dosen Program Studi Teknik

Lebih terperinci

DESAIN DAN PEMODELAN HUMANOID ROBOT

DESAIN DAN PEMODELAN HUMANOID ROBOT Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi DESAIN DAN PEMODELAN HUMANOID ROBOT *Munadi, Beni Anggoro Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

KISI KISI UJI COBA SOAL

KISI KISI UJI COBA SOAL KISI KISI UJI COBA SOAL Materi Indikator Soal Alat Evaluasi (soal) Gerak Lurus Disajikan 1. Perhatikan gambar dibawah ini! dengan gambar diagram S R O P Q T Kecepatan cartesius, Siswa dan -6-5 -4-3 -2-1

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK Posisi titik materi dapat dinyatakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suatu bidang datar maupun dalam bidang ruang. Vektor yang dipergunakan untuk menentukan posisi disebut

Lebih terperinci

Penerapan Inverse Kinematic Pada Pengendalian Gerak Robot

Penerapan Inverse Kinematic Pada Pengendalian Gerak Robot Penerapan Inverse Kinematic Pada Pengendalian Gerak Robot Danang Yufan Habibi - 090038 Jurusan Teknik Elektro - FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih - Sukolilo Surabaya 0 ABSTRAK:

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

GERAK LURUS Kedudukan

GERAK LURUS Kedudukan GERAK LURUS Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah acuan tertentu. Perubahan letak benda dilihat dengan membandingkan letak benda tersebut terhadap suatu titik yang diangggap

Lebih terperinci

Rancang Bangun Program Visualisasi Pergerakan Differential Drive Mobile Robot

Rancang Bangun Program Visualisasi Pergerakan Differential Drive Mobile Robot Rancang Bangun Program Visualisasi Pergerakan Erni Dwi Wahyuni Jurusan Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember E-mail : ernidw@student.eepis-its.edu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. PERNYATAAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. PERNYATAAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL... vi DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LISTING PROGRAM... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI. W = F.s Satuan usaha adalah joule (J), di mana: 1 joule = (1 Newton).(1 meter) atau 1 J = 1 N.m

USAHA DAN ENERGI. W = F.s Satuan usaha adalah joule (J), di mana: 1 joule = (1 Newton).(1 meter) atau 1 J = 1 N.m USAHA DAN ENERGI Usaha (W) yang dilakukan pada sebuah benda oleh suatu gaya tetap (tetap dalam besar dan arah) didefinisikan sebagai perkalian antara besar pergeseran (s) dengan komponen gaya (F) yang

Lebih terperinci

: METODE GRAFIK. Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya

: METODE GRAFIK. Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah pertama

Lebih terperinci

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987 MATEMATIKA DASAR TAHUN 987 MD-87-0 Garis singgung pada kurva y di titik potong nya dengan sumbu yang absisnya positif mempunyai gradien 0 MD-87-0 Titik potong garis y + dengan parabola y + ialah P (5,

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II Pada Bidang Bentuk Vektor dari KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-9) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Pada Bidang Bentuk Vektor dari 1 Definisi Daerah Sederhana x 2 Pada Bidang

Lebih terperinci

King s Learning Be Smart Without Limits

King s Learning Be Smart Without Limits Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA TRANSFORMASI GEOMETRI Gambarkan setiap titik yang ditanyakan pada gambar dibawah untuk translasi yang di berikan!. A. PENGERTIAN TRANSFORMASI GEOMETRI Arti geometri

Lebih terperinci

Bab IV Uji Coba Dan Analisis Sistem

Bab IV Uji Coba Dan Analisis Sistem Bab IV Uji Coba Dan Analisis Sistem Pada bab ini akan dibahas pengujian dari sistem yang dirancang. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan dalam menentukan dari pengambilan

Lebih terperinci

10 Grafik Sudut Deviasi Bangun Datar

10 Grafik Sudut Deviasi Bangun Datar 10 Grafik Sudut Deviasi Bangun Datar Kita telah mempelajari bagaimana menghitung besar sudut belok di setiap titik pada tepi suatu bangun datar. Satu hal yang menarik tentang lingkaran adalah bahwa besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

KALKULUS MULTIVARIABEL II

KALKULUS MULTIVARIABEL II Definisi KALKULUS MULTIVARIABEL II (Minggu ke-7) Andradi Jurusan Matematika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Definisi 1 Definisi 2 ontoh Soal Definisi Integral Garis Fungsi f K R 2 R di Sepanjang Kurva

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER AERODINAMIKA ROKET POLYOT

PERHITUNGAN PARAMETER AERODINAMIKA ROKET POLYOT BAB 4 PERHITUNGAN PARAMETER AERODINAMIKA ROKET POLYOT 4. Perhitungan Parameter Aerodinamika Roket Polyot Menggunakan Digital Datcom dan Missile Datcom Roket Polyot dalam operasinya memiliki lintas terbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN Dari simulasi yang telah dilakukan didapat hasil sebaran konsentrasi SO 2 dari data emisi pada tanggal 31 Oktober 2003 pada PLTU milik PT. Indorama Synthetics tbk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb:

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb: Gerak Jatuh Bebas Gerak jatuh bebas adalah gerak yang timbul akibat adanya gaya gravitasi dan benda tidak berada dalam kesetimbangan. Artinya benda terlepas dan tidak ditopang oleh apapun dari segala sisi.

Lebih terperinci

2. PERSAMAAN, PERTIDAKSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT

2. PERSAMAAN, PERTIDAKSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT 2. PERSAMAAN, PERTIDAKSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT A. Persamaan Kuadrat 1) Bentuk umum persamaan kuadrat : ax 2 + bx + c =, a 2) Nilai determinan persamaan kuadrat : D = b 2 4ac 3) Akar-akar persamaan kuadrat

Lebih terperinci

APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM BIDANG EKONOMI FUNGSI PERMINTAAN & PENAWARAN. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag.

APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM BIDANG EKONOMI FUNGSI PERMINTAAN & PENAWARAN. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag. APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM BIDANG EKONOMI FUNGSI PERMINTAAN & PENAWARAN Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag. FUNGSI PERMINTAAN Q dx,t = ƒ (P x,t, P y,t, Y t, P e X,t+1,S t ) Dimana Q dx,t = Jumlah produk X

Lebih terperinci

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k Kompetensi Dasar Y Menganalisis gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor. P Uraian Materi Pokok r Kinematika gerak translasi, terdiri dari : persamaan posisi benda, persamaan kecepatan,

Lebih terperinci

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b . TRANSFORMASI A. Translasi (Pergeseran) ; T b a + b a atau b a B. Refleksi (Pencerminan). Bila M matriks refleksi berordo, maka: M atau M. Matriks M karena refleksi terhadap sumbu, sumbu, garis, dan garis

Lebih terperinci

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata

Lebih terperinci

Kalkulus II. Institut Teknologi Kalimantan

Kalkulus II. Institut Teknologi Kalimantan Tim Dosen Kalkulus II Tahun Persiapan Bersama Institut Kalkulus Teknologi II Kalimantan January 31, () 2018 1 / 71 Kalkulus II Tim Dosen Kalkulus II Tahun Persiapan Bersama Institut Teknologi Kalimantan

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA PERBANDINGAN KISI-KISI UN 009 DAN 00 SMA IPA Materi Logika Matematika Kemampuan yang diuji UN 009 UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh dari penarikan kesimpulan Menentukan negasi pernyataan

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR 1 BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Grafik disamping ini menggunakan posisi x sebagai fungsi dari waaktu t. benda mulai bergerak saat t = 0. Dari graaafik ini dapat diambil

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN TRANSFORMASI GEOMETRI UJIAN NASIONAL

SOAL-SOAL LATIHAN TRANSFORMASI GEOMETRI UJIAN NASIONAL SOAL-SOAL LATIHAN TRANSFORMASI GEOMETRI UJIAN NASIONAL Peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep pada topik transformasi geometri. Peserta didik memilki kemampuan mengaplikan konsep kalkulus dalam

Lebih terperinci

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan

Lebih terperinci

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR 51 BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR 5.1 Data Airborne LIDAR Data yang dihasilkan dari suatu survey airborne LIDAR dapat dibagi menjadi tiga karena terdapat tiga instrumen yang bekerja secara

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata adalah

Lebih terperinci

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI 2.1 UMUM Struktur balok yang ditumpu oleh dua tumpuan dapat menahan momen yang ditimbulkan oleh beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut, ini berarti sebagian dari penempangnya

Lebih terperinci

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn

Lebih terperinci

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010 PREDIKSI UN 00 SMA IPA BAG. (Berdasar buku terbitan Istiyanto: Bank Soal Matematika-Gagas Media) Logika Matematika Soal UN 009 Materi KISI UN 00 Prediksi UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh

Lebih terperinci

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa  WhatsApp: PEMBAHASAN SOAL LATIHAN 2 1. Bola awalnya bergerak dengan lintasan lingkaran hingga sudut sebelum bergerak dengan lintasan parabola seperti sketsa di bawah ini. Koordinat pada titik B adalah. Persamaan

Lebih terperinci

BAB 4. Sistem Yang Diusulkan

BAB 4. Sistem Yang Diusulkan 61 BAB 4 Sistem Yang Diusulkan 4.1 Kerangka Sistem Pada bagian ini dijelaskan lebih lanjut mengenai kerangka sistem yang diusulkan serta urut-urutan sistem berjalan. 4.1.1 Pengambilan Data Pada proses

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN. Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Trajectory planning jalan lurus: dengan mengambil sample dari track KRCI

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN. Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Trajectory planning jalan lurus: dengan mengambil sample dari track KRCI BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Tahap Pengujian Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Menguji masing-masing gait, dengan mengukur parameter waktu dan posisi error. Trajectory planning jalan lurus: dengan

Lebih terperinci

β α α β SOAL MATEMATIKA UNTUK SMA istiyanto.com Mari Berbagi Ilmu Dengan Yang Lain A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat

β α α β SOAL MATEMATIKA UNTUK SMA istiyanto.com Mari Berbagi Ilmu Dengan Yang Lain A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat 1. Salah satu akar persamaan kuadrat ( a 1) x + (3a 1) x 3a = 0 adalah 1, maka akar lainnya adalah.... Nilai m yang memenuhi agar persamaan kuadrat ( m + 1) x +

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka a. Implementasi Dynamic Walking pada Humanoid Robot Soccer

BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka a. Implementasi Dynamic Walking pada Humanoid Robot Soccer BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari 2.1.

Lebih terperinci