BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 Surakarta, yang beralamat di Jalan Tarumanegara Mr. Muh. Yamin 79, Kode Pos 57137, Telp. (0271) , Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah. Alasan penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 Surakarta adalah sebagai berikut: a. SMK Negeri 9 Surakarta merupakan sekolah yang terbuka dan bersedia menerima segala bentuk penelitian yang berhubungan dengan pendidikan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan profesionalitas guru. b. SMK Negeri 9 Surakarta belum pernah digunakan untuk penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. c. SMK Negeri 9 Surakarta merupakan sekolah inklusi, sehingga penerapan penelitian ini juga bisa digunakan untuk sekolah inklusi lain. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap penyelesaian dengan perincian sebagai berikut: a. Tahap persiapan Tahap persiapan meliputi kegiatan awal yang dilakukan untuk melakukan penelitian, yaitu observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, pengajuan judul, penyusunan proposal, pembuatan instrumen penelitian berupa silabus, RPP, dan pedoman wawancara, seminar proposal, dan pengajuan perizinan penelitian. 28

2 29 b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan yang berlangsung dilapangan, yaitu penerapan model problem solving pada siklus I, siklus II, pengumpulan data, dan analisis data. c. Tahap penyelesaian Tahap penyelesaian meliputi kegiatan akhir, yaitu penyusunan laporan. Tahap Kegiatan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Juni Persiapan a. Observasi b. Identifikasi Masalah c. P enentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pembuatan Instrumen g. Pengajuan Izin Penelitian Pelaksanaan a. Pelaksanaan 1. Siklus I 2. Siklus II b. Pengumpulan Data c. Analisi Data Penyelesaian a. Penyusunan Laporan b. Ujian dan Revisi c. Publikasi

3 30 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian tindak kelas ini adalah siswa kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta dan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X Tata Busana B. Siswa yang diteliti adalah siswa tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 28 siswa yang terdiri dari 26 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki. Guru kolaborator dalam penelitian ini adalah Drs. Sunoto. C. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data penelitian ini berupa dua macam, yaitu (a) data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi yang berlangsung di kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta, yang diindikatori melalui aspek: (1) keaktifan, (2) perhatian, dan (3) kemandirian; dan (b) data tentang hasil nilai keterampilan menulis teks negosiasi yang diperoleh para siswa kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta. 2. Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian ini ada tiga, yaitu (a) peristiwa proses pembelajaran menulis teks negosiasi di kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta; (b) informan; dan (c) dokumen. Ketiga sumber data penelitian dijelaskan sebagai berikut. a. Peristiwa Proses Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Sumber data ini berupa gambaran peristiwa pelaksanaan pembelajaran menulis teks negosiasi diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklusnya. Di samping itu, pada survai awal sebelum tindakan dilakukan, gambaran proses pembelajaran tersebut diperoleh melalui wawancara kepada guru dan siswa. Survei awal dilakukan dengan tujuan mengetahui pengalaman guru dalam menyampaikan materi pembelajaran menulis teks negosiasi, dan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi pada waktu yang lalu.

4 31 b. Informan Informan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta, yaitu Drs. Sunoto dan siswa kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta. Data yang dikumpulkan melalui guru berupa data tentang pelaksanaan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan model problem solving, hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan model problem solving, dan usaha-usaha yang ditempuh guru dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan model problem solving. Sementara itu, data yang dikumpulkan melalui siswa kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta adalah data kegiatan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi dan data mengenai tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menulis teks negosiasi dengan model problem solving. c. Dokumen Data dokumen berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku pelajaran, foto kegiatan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan model problem solving, tulisan teks negosiasi karya siswa, dan daftar nilai kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi pengamatan atau observasi, kajian dokumen, pemberian tugas/tes, dan wawancara yang masing-masing diuraikan sebagai berikut:

5 32 1. Pengamatan/Observasi Teknik atau cara menggumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Observasi partifipasif (participatory obsevation) Dalam observasi partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. b. Observasi non partisipatif (nonparticipatory obsevation) Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan tersebut dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Selama pengamatan, peneliti duduk di kursi paling belakang. Dalam pola seperti itu, pengamatan dapat lebih dilakukan dengan lebih leluasa. 2. Kajian Dokumen Teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai tujuan dan fokus masalah. Kajian juga dilakukan terhadap dokumen atau arsip pendukung penelitian, seperti silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru, dan hasil menulis teks negosiasi yang dikerjakan oleh siswa. Dalam penelitian ini yang dikaji hanya RPP. Sementara silabus pembelajaran tidak dikaji sebab silabus dibuat oleh pemerintah dan dianggap sudah baik. RPP yang dibuat oleh guru dinilai berdasarkan 10 indikator, yaitu (1) Apersepsi dan Motivasi, (2) Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan, (3) Penguasaan Materi Pembelajaran, (4) Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, (5) Penerapan Pendekatam Scientific, (6) Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran, (7) Pelaksanaan Penilaian

6 33 Authentic, (8) Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, (9) Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran, dan (10) Penutup Pembelajaran. 3. Pemberian Tugas/Tes Pemberian tugas/tes dimaksud untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tugas menulis teks negosiasi diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam menulis teks negosiasi sebagai bagian dari survai awal. Setiap akhir siklus siswa diberi tugas membuat teks negosiasi untuk mengetahui peningkatan mutu hasil menulis teks negosiasi disesuaikan dengan media gambar yang disediakan maupun ditayangkan guru melalui LCD. Adapun indikator yang harus dinilai untuk tes kemampuan menulis teks negosiasi ada lima, yaitu isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, struktur kalimat, diksi, dan ejaan dan tanda baca. 4. Wawancara Salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptf kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Beberapa bentuk wawancara antara lain : a. Wawancara terstruktur adalah apabila bahan wawancara sudah dipersiapkan terlebih dahulu. b. Wawancara setengah berstruktur, adalah bentuk wawancara yang sudah disisipkan terlebih dahulu, tetapi memberikan keleluasaan untuk menerangkan lebih jauh, namun tidak langsung pada topik bahasan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara berlangsung. c. Wawancara tidak berstruktur, prakarsa untuk memilih topik bahasan diambil oleh anak/atau orang yang diwawancarai. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk memperoleh informasi yang berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran,

7 34 penentuan tindakan, dan respon yang timbul akibat dari tindakan yang dilakukan. Wawancara pada survai awal dilakukan kepada siswa kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta untuk mengetahui proses pembelajaran menulis teks negosiasi yang pernah mereka dapatkan dari guru mereka. Sementara itu, wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dan faktor-faktor penyebabnya. Wawancara terstruktur digunakan untuk memperoleh data dari siswa berkenaan dengan pembelajaran menulis teks negosiasi yang diberikan oleh guru dan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. E. Uji Validitas Data Data yang diperoleh diperiksa validitasnya dengan menggunakan triangulasi. Menurut Sugiyono (2010: 330) teknik triangulasi merupakan suatu teknik dalam pengumpulan data dengan proses yang berbeda-beda tetapi dari sumber data yang sama. Sarana dari luar data digunakan untuk pengecekan atau pembandingan data. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Misalnya, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan menulis teks negosiasi, dan faktor-faktor penyebabnya dengan cara memberikan tugas menulis teks negosiasi dan menganalisisnya serta melakukan wawancara terhadap guru untuk mengetahui pendapat guru tentang hambatan yang dialami siswa dalam menulis teks negosiasi di kelas, dan penilaian yang dilakukan oleh guru. Triangulasi sumber data digunakan untuk menguji data yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya, untuk menentukan tingkat keaktifan siswa, perhatian, dan kemandirian siswa, peneliti melakukan triangulasi sumber data dari

8 35 siswa selaku informan dengan sumber data dokumen berupa foto pembelajaran dan catatan lapangan. Triangulasi metode pengumpulan data digunakan untuk membandingkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi dengan data yang diperoleh dari kenyataan di lapangan maupun wawancara. Dalam hal ini, peneliti membandingkan hasil observasi dengan data yang diperoleh dari guru dan siswa melalui wawancara. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan antara lain dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis (Suwandi, 2011: 66). Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang diturunkan berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan tindakan untuk tahapan berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Data yang telah terkumpul dideskripsikan kemudian dianalisis dan dilanjutkan dengan membandingkan hasil akhir setiap siklus dengan indikator keberhasilan. Hasil analisis kritis menunjukan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dengan menerapkan model problem solving. G. Indikator Kinerja/Keberhasilan Secara garis besar, indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dan meningkatnya keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X Tata Busana B SMK Negeri 9 Surakarta. Berikut dapat dilihat peningkatan dengan menggunakan indikator sebagai berikut.

9 36 1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi ditandai dengan: a. Tingkat keaktifan siswa meningkat; b. Tingkat perhatian siswa meningkat; c. Tingkat kemandirian siswa meningkat; d. Rata-rata keaktifan siswa dengan kriteria baik; Untuk mengetahui peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis teks negosiasi, peneliti mengamati pembelajaran yang berlangsung menggunakan pedoman observasi. 2. Keterampilan menulis teks negosiasi ditandai dengan: a. Jumlah siswa yang memperoleh nilai tes kemampuan menulis teks negosiasi di atas atau sama dengan KKM meningkat. b. Nilai rata-rata tes kemampuan menulis teks negosiasi tiap-tiap siklus meningkat, sejak prasiklus, siklus I, dan siklus II. c. Ketuntasan klasikal mencapai minimal 75% atau sekitar 21 siswa harus memperoleh nilai tes kemampuan menulis teks negosiasi KKM. Untuk mengetahui peningkatan (1) keaktifan siswa dalam pembelajaran yang dilihat dari aspek: (a) keaktifan, (b) perhatian, dan (c) kemandirian; dan (2) hasil pembelajaran yang dilihat dari nilai tes keterampilan menulis teks negosiasi siswa, peneliti menggunakan instrumen/pedoman observasi siswa, rubik penilaian produk atau hasil kemampuan menulis teks negosiasi. Melalui instrumen tersebut, peneliti menghitung skor/capaian yang diperoleh, lalu membandingkan hasil setiap tindakan. H. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang dimunculkan dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian ini berdasar pada permasalahan yang

10 37 muncul di kelas dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan. Penelitian ini bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif, dan spiral yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. Penelitian tindakan kelas berbentuk spiral yang diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), pengamatan tindakan (observation), dan refleksi tindakan (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. 1. Siklus pertama (Siklus I) a. Tahap menentukan teknik dan rencana pemantauannya. Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus I, dengan siswa mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. b. Tahap pelaksanaan hipotesis tindakan Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus I yaitu pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media yang ada. c. Tahap memantau dan menganalisis pelaksanaan hipotesis tindakan. Melakukan pengamatan dan analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I. d. Tahap Refleksi atau pelaksanaan hipotesis tindakan Melaksanakan refleksi/tindakan pada siklus I/tindakan pada siklus I oleh peneliti dan guru. 2. Siklus Kedua (Siklus 2) a. Tahap menentukan teknik dan rencana pemantauannya. Merencanakan tindakan pada siklus II yang berdasarkan perbaikan pada siklus I dengan kegiatan yang dilakukan siswa. b. Tahap pelaksanaan hipotesis tindakan. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus I yaitu pembelajaran bahasa Indonesia dengan menyimak, bekerjasama dan pelaksanaan pelatihan berbicara.

11 38 c. Tahap memantau dan menganalisis pelaksanaan hipotesis. Melakukan pengamatan dan analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran. d. Mengadakan refleksi. Melaksanakan refleksi pada siklus II oleh peneliti dan guru. Apabila belum tercapai tujuannya dapat dlanjutkan ke siklus berikutnya.