BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bangsalan 1, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Posisi Kecamatan Teras di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mojosongo, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Simo dan Mojosongo, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sawit dan Banyudono. Jarak dari pusat kota Boyolali ± 8 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 10 menit. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di kelas V. Tempat penelitian dipilih dengan beberapa pertimbangan, antara lain adalah sebagai berikut: a. SD Negeri Bangsalan 1 Boyolali belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari penelitian ulang. b. Sekolah tersebut merupakan tempat dilakukannya observasi mengenai profil Sekolah Dasar dan kegiatan belajar mengajar. c. Sekolah ini dekat dengan tempat tinggal sehingga memudahkan dalam hal pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian. d. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa di SD Negeri Bangsalan 1 Boyolali khususnya kelas V dalam mata pelajaran IPA, sebagian besar nilainya masih di bawah KKM. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun 2016 selama 7 bulan dimulai dari bulan November sampai dengan bulan Juni, meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, sampai pada penyusunan laporan serta ujian. Adapun rinciannya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman

2 51 B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sukmadinata (2013: 140) berpendapat bahwa penelitian tindakan berkaitan erat dengan penelitian kualitatif, karena dalam pengumpulan datanya menggunakan kualitatif. Namun, tidak semua data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif, karena dalam mengukur tingkat pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siswa terjadi peningkatan atau tidak juga diperlukan data kuantitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk angka dan persentase yang didapatkan dari perolehan nilai peserta didik ketika melaksanakan tes. Penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris disebut Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian yang dilakukan guru dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. Menurut Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2015: 1) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK di kelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan. Tindakan tersebut dapat berupa penerapan model/strategi/cara mengajar baru yang diterapkan dalam siklus-siklus. Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2015: 210) menjelaskan bahwa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat empat rangkaian kegiatan, yaitu planning, action, observation, dan reflection. Secara terperinci, keempat kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) Kegiatan ini dimulai dari identifikasi masalah, perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, hingga pada pengembangan intervensi (action/solutioin)

3 52 2. Pelaksanaan (Action) Acting dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah. Selama melakukan tindakan, guru mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama jika dilaksanakan secara kolaborasi. Untuk mengurangi kemungkinan terjadi kelemahan dalam pelaksanaan tindakan, maka dalam persiapan dan perancanaan perlu dilakukan secara maksimal. 3. Pengamatan (Observation) Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, pemeliti menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data, dan alat koleksi data (angket/wawancara/observasi) tentang fenomena kelas yang dibuat siswa dan guru merupakan informasi yang berharga. Untuk mendapatkan data yang akurat, perlu disusun suatu instrumen yang valid dan reliabel. 4. Refleksi (Reflection) Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa, (b) suasana kelas, dan (c) guru. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Siklus ini merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya, tahapan dari setiap siklus perlu disusun rencana yang matang dengan memperhatikan hasil refleksi dari siklus sebelumnya. C. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyoali semester II tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas V adalah 19 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Dari 19 siswa kelas V ini semuanya adalah anak normal (tidak berkebutuhan khusus). Objek penelitian ini adalah pembelajaran IPA tentang konsep sifat-sifat cahaya.

4 53 D. Data dan Sumber Data 1. Data Menurut Arikunto (2013: 161), data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data memiliki peran yang sangat penting dalam penelitian karena hasil penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang berhasil dikumpulkan. Adapun data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. a. Data Kuantitatif Data Kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai pemahaman sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1 yang disajikan dalam bentuk angka dan deskriptif persentase (lampiran 38 halaman 326). b. Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil transkrip wawancara dan observasi (lampiran 3 halaman 150 dan lampiran 23 halaman 301). 2. Sumber Data Menurut Arikunto (2013: 172), yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data yang menyediakan data pertama/utama kepada peneliti. Sumber data primer penelitian ini adalah nilai tes pratindakan, siklus I dan II pada pembelajaran IPA peserta didik kelas V SD Negeri Bangsalan 1 (lampiran 44 halaman 332). Selain itu, yang menjadi sumber data primer lainnya adalah wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 dan proses kegiatan pembelajaran IPA. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder ialah sumber yang tidak langsung menyediakan data kepada pengumpul data. Misalnya, berasal dari orang lain atau dokumen. Sumber sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar semester II, Silabus dan

5 54 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V, serta foto dan video selama proses pembelajaran IPA kelas V SD N Bangsalan 1. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data diperlukan teknik yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2014: 62) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpuan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter. Namun, dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik observasi, wawancara, tes dan studi dokumenter sebagai teknik pengukuran kemampuan mengapresiasi cerpen. 1. Observasi Menurut Sukmadinata (2013: 220), observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan ini berkenaan dengan aktivitas, situasi dan kondisi dari guru, siswa, media, sumber belajar, maupun lingkungan sekitar yang berpengaruh terhadap hasil penelitian nantinya. Observasi ini dilakukan secara partisipasi pasif yaitu peneliti sebagai pengamat mengadakan pengamatan secara langsung pada kegiatan pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 sebagai pengajar. Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pemahaman konsep sifatsifat cahaya melalui model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video sedangkan pada siswa yaitu aktivitas selama pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan menggunakan alat penilaian sebagai berikut:

6 55 a. Observasi guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali, yaitu dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru (lampiran 15 halaman 265). b. Observasi terhadap siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016 dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 17 halaman 279). 2. Wawancara Moleong (2010: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara pendekatan mengunakan petunjuk umum wawancara. Menurut Moleong (2010: 187) jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup. Wawancara terhadap guru kelas Bapak Djoko Wiranto selaku guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 dilakukan sebanyak dua kali, yaitu dilaksanakan sebelum (lampiran 3 halaman 154) dan sesudah penggunaan model pembelajaran Visualization, Auditory, and Kinesthetic berbasis media video (lampiran 51 halaman 370). Wawancara pertama dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada tanggal 2 Desember 2015 dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara pertama bertujuan untuk memperoleh informasi dan data yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA, khususnya pemahaman konsep sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Kabupaten Boyolali serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Alat pengumpul datanya adalah pedoman wawancara mengenai pelaksanaan pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa.

7 56 3. Tes Menurut Arikunto (2013: 266) untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti digunakan tes. Dalam hal ini objek penelitian yaitu pembelajaran IPA tentang pemahaman konsep sifat-sifat cahaya. Lebih lanjut Arikunto (2013: 193) memaparkan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, sebelum adanya tindakan oleh peneliti telah dilaksanakan tes pratindakan. Kemudian saat pelaksanaan penelitian dilaksanakan tes pada setiap akhir pembelajaran. Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran bertujuan untuk mengukur pemahaman konsep sifatsifat cahaya melalui model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Adapun bentuk tes yang diberikan adalah tes tertulis berupa pilihan ganda. (lampiran 6 halaman 161). 4. Studi Dokumenter Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun data elektronik (Sukmadinata, 2013: 221). Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah lalu diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesuaian isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis (diuraikan), dibandingkan, dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh. Jadi, studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen. Yang dilaporkan dalam penelitian ini adalah hasil analisis terhadap dokumendokumen tersebut, bukan dokumen-dokumen yang masih mentah (belum dianalisis). Namun, untuk bagian-bagian tertentu yang dianggap penting dapat dilaporkan dalam bentuk kutipan utuh, tetapi lainnya disajikan pokokpokoknya dalam rangkaian uraian hasil analisis kritis dari peneliti.

8 57 Data dokumentasi yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini antara lain: kurikulum (silabus), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai hasil tes siswa, foto-foto dan video selama proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Bangsalan 1. Data dokumentasi diperlukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya. F. Teknik Uji Validitas Data Suatu informasi yang dijadikan data penelitian perlu diperiksa tingkat validitas atau keabsahannya, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai landasan yang kuat dalam menarik simpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas dalam penelitian dinamakan teknik triangulasi. Menurut Moleong (2010: 330) bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pendapat lain diungkapkan oleh Sugiyono (2014: 83) triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Sugiyono membaginya menjadi tiga, yaitu teknik triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu pengumpulan data. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Triangulasi Sumber Menurut Slamet & Suwarto (2007: 54), triangulasi sumber merupakan upaya untuk mengarahkan peneliti agar menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dengan cara membandingkan dan mengecek balik

9 58 derajat kepercayaan suatu informasi yang sudah diperoleh melalui berbagai sumber yang berbeda. Hasil perbandingan data dari sumber data yang berbeda tersebut kemudian dicocokkan satu sama lain dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, maka data hasil wawancara dengan narasumber yang berbeda yaitu guru (lampiran 51 halaman 370) dan siswa (lampiran 52 halaman 372) akan dibandingkan. Data hasil observasi aktivitas siswa (lampiraan 29 halaman 315) dan kinerja guru (lampiran 23 halaman 301) juga akan dibandingkan untuk memperoleh kesimpulan yang akurat. Dari data yang diperoleh dari guru dan siswa melalui teknik yang sama akan dibandingkan dan ditarik kesimpulan untuk memperoleh validitas yang tinggi. Sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari guru kelas V dan siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1 Boyolali tahun ajaran 2015/ Triangulasi Teknik Sugiyono (2014: 83) menjelaskan bahwa triangulasi teknik menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya kemudian dibandingkan dan selanjutnya dapat buat simpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi pada siswa kelas V, guru kelas V, dan kepala SD Negeri Bangsalan 1. Data yang diperoleh dari teknik-teknik tersebut kemudian dibanding-bandingkan dan dicek satu dengan yang lainnya untuk dapat ditarik suatu simpulan yang akurat. Dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu teknik tes diperoleh hasil nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38 halaman 326 dan kemudian dibandingkan dengan hasil pada penggunaan teknik observasi aktivitas siswa (lampiran 29 halaman 315) dengan sumber yang sama yaitu siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1.

10 59 Selain menggunakan teknik triangulasi, digunakan juga teknik validitas isi. Menurut Sukmadinata (2013: 229), validitas isi (content validity) berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto (2015: 82) menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi dapat dicapai sejak saat penyusunan soal dengan cara memerinci materi pelajaran yang terdapat dalam kurikulum atau buku pelajaran. Kemudian lebih lanjut soal yang digunakan akan dicari validitas tiap item soalnya. Arikunto (2015: 90), menyatakan bahwa sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Di dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan uji coba soal dengan mengujicobakannya kepada siswa sekolah lain yaitu siswa kelas V SD N Kerten II, Surakarta. Kemudian dari data uji coba yang telah didapatkan diolah dengan rumus korelasi product moment. Untuk memudahkan dan mempercepat perhitungan, maka peneliti memanfaatkan program SPSS v.23 untuk menghitung validitas butir soal atau validitas item. Hasil dari uji validitas item pada soal evaluasi yang digunakan selama penelitian dapat dilihat pada lampiran 45 halaman 333. G. Teknik Analisis Data Apabila semua data yang dibutuhkan sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang menggunakan model analisis interaktif dan teknik deskriptif komparatif. Menurut Suwandi (2009: 61), teknik deskriptif komparatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil (nilai) antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian (hasil uji pratindakan) dengan hasil pada akhir siklus I dan siklus II. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan hasil uji pratindakan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan hasil evaluasi pemahaman konsep sifat-sifat cahaya setelah dikenai tindakan dengan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic (VAK) berbasis media video. Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan

11 60 Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014: 91) menyatakan bahwa model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) reduksi data; (data reduction); (2) penyajian data (data display), dan (3) penarikan kesimpulan (verification). Lebih lanjut, Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008: 91). mengemukakan bahwa tiga komponen tersebut sebagai sesuatu yang terikat pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Sebelum data direduksi, peneliti harus mengumpulkan data dengan teknik-teknik pengumpulan data yang telah dijelaskan sebelumnya. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Langkah-langkah analisis data dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut: Pengumpulan Data (Data Collection) Reduksi Data (Data Reduction) Penyajian Data (Data Display) Penarikan Kesimpulan (Verification) Gambar Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman (Sumber: Sugiyono, 2014 : 92) Adapun langkah-langkah analisis interkatif adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data menggunakan 4 sumber data yaitu observasi, wawancara, dokumen, dan tes.

12 61 2. Reduksi Data (Data Reduction) Langkah yang dilakukan berupa pencatatan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Dalam pencatatan tersebut dilakukan seleksi, pemfokusan, dan penyederhanaan data untuk dapat ditarik simpulan akhir. Dalam penelitian ini, reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kondisi SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016, data nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya, data hasil observasi guru dan peserta didik kelas V SD Negeri Bangsalan 1, serta hasil pengamatan penggunaan media video. 3. Penyajian Data (Data Display) Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi dan datahasil dokumen diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Melalui sajian data, data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahannya supaya mudah dilihat dan dimengerti, sehingga mudah dianalisis. Penyajian data ditulis dalam bentuk paparan data serta tabel hasil observasi dan tabel hasil penilaian konsep sifat-sifat cahaya. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi: a. Data kondisi SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016. b. Data nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya peserta didik kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016. c. Data hasil observasi guru dan peserta didik kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali tahun ajaran 2015/2016. d. Data wawancara guru sebelum dan sesudah tindakan penerapan model Visualization, Auditory, and Kinesthetic berbasis media video. 4. Penarikan Kesimpulan (Verification) Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu dilakukan verifikasi yang merupakan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mengecek kembali data yang telah dikumpulkan berupa hasil wawancara, obervasi, tes, dan

13 62 dokumentasi, disesuaikan dengan tujuan dan rumusan masalah sehingga dapat menjawab hipotesis. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan yang ditarik pada siklus I, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus berikutnya. Kesimpulan yang pertama sampai kesimpulan yang terakir harus terkait. Setiap kesimpulan yang ditarik dikahir siklus dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menetapkan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Menurut Tim Penyusun Pedoman Skripsi FKIP UNS (2016: 34), untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan yang disusun secara realistik (mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan) dan dapat diukur (jelas cara asesmennya). Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan Model Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video pada siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1 tahun ajaran 2014/2015. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP mata pelajaran IPA kelas V dengan Kritera Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di SD Negeri Bangsalan 1, Teras, Boyolali, yaitu 65. Capaian target penelitian ini yaitu peningkatan pemahaman konsep sifatsifat cahaya. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat 85% ( 17 siswa dari 19) siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1 mencapai nilai 65 dalam pemahaman konsep sifat-sifat cahaya. Rumusan indikator kinerja penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

14 63 Tabel 3.1. Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang Diukur Pemahaman konsep sifat-sifat cahaya Persentase Siswa yang Ditargetkan 85% (17 siswa dari 19 siswa mencapai KKM yaitu 65) Cara Mengukur Diukur dari hasil tes pemahaman konsep sifatsifat cahaya dan dihitung dari jumlah siswa yang mencapai KKM, yaitu 65 pada tes pemahaman konsep sifat-sifat cahaya. I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan rancangan tahapan-tahapan yang akan dilakukan selama penelitian berlangsung. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) yang akan dilaksanakan pada setiap siklusnya. Prosedur penelitian dilakukan untuk mengetahui hasil ketercapaian indikator penelitian yaitu meningkatnya pemahaman konsep sifat-sifat cahaya melalui model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Adapun langkah-langkah prosedur penelitian tersebut dapat dilihat secara lebih jelas pada Gambar 3.2 berikut ini: SIKLUS ke-n Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi, 2015: 16)

15 64 Penelitian ini dilaksanakan II siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan (1 x pertemuan adalah 2 x 35 menit). Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun prosedur penelitian tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siklus I Pertemuan I a. Tahap Perencanaan Tindakan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Membuat Silabus dan RPP mengenai materi konsep sifat cahaya merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video; 2) Mengembangkan skenario pembelajaran; 3) Menyiapkan sumber belajar; 4) Menyiapkan media video dan media lainnya yang digunakan untuk praktikum; 5) Menyiapkan LKS, lembar petunjuk praktikum dan lembar laporan praktikum; 6) Menyiapkan soal tes; 7) Menyiapkan lembar penilaian; 8) Menyiapkan lembar serta pedoman observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 2) Siswa belajar IPA materi sifat cahaya merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 3) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA.

16 65 c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep sifat-sifat cahay dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru di dalam proses pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru 2) Melakukan pengamatan penilaian pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai siswa tentang sifat-sifat cahaya. Peneliti juga berdiskusi dengan guru untuk membantu menemukan permasalahan pembelajaran yang digunakan sebagai dasar perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya. Pertemuan II a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus I pertemuan I untuk menentukan suatu perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus I pertemuan II. 2) Membuat Silabus dan RPP mengenai materi konsep sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan, diuraikan, dan cahaya menembus benda bening dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video; 3) Mengembangkan skenario pembelajaran; 4) Menyiapkan sumber belajar; 5) Menyiapkan media pembelajaran dan media lainnya yang digunakan untuk praktikum;

17 66 6) Menyiapkan LKS, lembar petunjuk praktikum dan lembar laporan praktikum; 7) Menyiapkan soal tes; 8) Menyiapkan lembar penilaian; 9) Menyiapkan lembar serta pedoman observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 2) Siswa belajar IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan diuraikan, dan cahaya menembus benda bening menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 3) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru di dalam proses pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru 2) Melakukan pengamatan penilaian pemahaman konsep sifat-sifat cahaya 3) pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan II dan hasil belajar berupa nilai siswa tentang sifat-sifat cahaya. Jika dalam refleksi siklus I pertemuan II berlum tercapai target indikator kinerja penelitian maka dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan perencanaan perbaikan berbasis hasil sebelumnya.

18 67 SIKLUS II Pertemuan I a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus I pertemuan II untuk menentukan suatu perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II pertemuan I. 2) Membuat Silabus dan RPP mengenai materi konsep sifat-sifat cahaya yaitu cahaya merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video; 3) Mengembangkan skenario pembelajaran; 4) Menyiapkan sumber belajar; 5) Menyiapkan media pembelajaran dan media lainnya yang digunakan untuk praktikum; 6) Menyiapkan LKS, lembar petunjuk praktikum dan lembar laporan praktikum; 7) Menyiapkan soal tes; 8) Menyiapkan lembar penilaian; 9) Menyiapkan lembar serta pedoman observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 2) Siswa belajar IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya merambat lurus dan cahaya dapat dipantulkan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 3) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Visualization,

19 68 Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru di dalam proses pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru 2) Melakukan pengamatan penilaian pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus IIpertemuan I dan hasil belajar berupa nilai siswa tentang sifat-sifat cahaya. Jika dalam refleksi siklus I pertemuan II berlum tercapai target indikator kinerja penelitian maka dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan perencanaan perbaikan berbasis hasil sebelumnya. Pertemuan II a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus II pertemuan I untuk menentukan suatu perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II pertemuan II. 2) Membuat Silabus dan RPP mengenai materi konsep sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan diuraikan, dan cahaya menembus benda bening dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video; 3) Mengembangkan skenario pembelajaran; 4) Menyiapkan sumber belajar; 5) Menyiapkan media pembelajaran dan media lainnya yang digunakan untuk praktikum; 6) Menyiapkan LKS, lembar petunjuk praktikum dan lembar laporan praktikum; 7) Menyiapkan soal tes; 8) Menyiapkan lembar penilaian;

20 69 9) Menyiapkan lembar serta pedoman observasi guru dan siswa b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 2) Siswa belajar IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan diuraikan, dan cahaya menembus benda bening menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. 3) Memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran IPA mengenai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic berbasis media video. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru di dalam proses pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru 2) Melakukan pengamatan penilaian pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru kelas V SD Negeri Bangsalan 1 melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan II dan hasil belajar berupa nilai siswa tentang sifat-sifat cahaya. Apabila nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya sudah melebihi ketercapaian indikator kinerja yaitu tingkat ketuntasan klasikal mencapai persentase 85% siswa telah mencapai KKM, maka penelitian ini dihentikan dan dinyatakan berhasil.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No.2. Lokasi sekolah berada di jalan Samanhudi No.32 Kelurahan Purwosari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Jenengan 3 Sawit Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan khususnya di kelas IV SD N Jenengan 3 Sawit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 03 Karanganyar tahun ajaran 2015/ 2016. Lokasi sekolah berada di Kecamatan Karanganyar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan di SD Negeri Pucangan 03, Sukoharjo yang berlokasi di Jalan Sumantri No. 57

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang beralamatkan di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian mencakup kondisi sekolah dan kondisi kelas secara khusus yang digunakan untuk penelitian serta jangka waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Setono No.95 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta pada kelas II tahun ajaran 2015/2016 dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Papahan, pada kelas IV. Lokasi penelitian tersebut berada di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian mencakup kondisi sekolah dan kondisi kelas secara khusus yang digunakan sebagai tempat penelitian, sedangkan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Purwotomo No.97 yang terletak di Jl. Sidoasih Barat, Kelurahan Purwosari, ± 1 km dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta dengan pertimbangan mudahnya akses untuk mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Ampih yang beralamat di Jalan HM Sarbini, kilometer 4,5, Dukuh Krajan, Desa Ampih, RT: 01 RW:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kedungwinangun. Lokasi sekolah dasar tersebut terletak di Desa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Sekolah ini terletak di jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cara mendapatkan cara dan langkah secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. cara mendapatkan cara dan langkah secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu. 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berasal dari kata metode dan penelitian. Metode adalah cara mendapatkan cara dan langkah secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berasal dari kata metode dan penelitian. Metode adalah cara mendapatkan data secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan penelitian merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Jono, pada kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah atas Negeri 1 Teras. SMA Negeri 1 Teras Kabupaten Boyolali terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kelas XI IPS 1 SMA Al-Islam 1 Surakarta semester genap Tahun Ajaran 2015/ 2016. SMA Al-Islam

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali. Sekolah terletak di jalan Tentara Pelajar Boyolali.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang terdiri dari 30 kelas, yakni kelas X MIPA berjumlah 5 dan X IPS berjumlah 5 kelas, kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada dasarnya jenis penelitian terdiri dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) kolaborasi. Kasihani Kasbolah E. S (1998: 15) menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Sekolah ini dipimpin oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penelitian tindakan kelas (PTK) yang pada hakikatnya dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat yang akan dijadikan obyek untuk mendapatkan sumber data yang dapat mendukung tercapainya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di kelas VIII-B SMP Negeri 10 Surakarta, yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di kelas VIII-B SMP Negeri 10 Surakarta, yang digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kelas VIII-B SMP Negeri 10 Surakarta, yang beralamat di Jalan Kartini 12, Banjarsari, Surakarta. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Aisyiyah Sumber 3 Surakarta yang beralamat di Jalan Pajajaran 2 Sumber Rt

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar dari adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 2 Surakarta kelas X MIA 4 semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta. Sekolah ini beralamat di Jalan Sumbing VI/49, Mojosongo, Jebres, Surakarta. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas XI MIA 6 (Imersi) SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. SMA Negeri 1 Karanganyar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang Semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Rubiyanto (2013:105) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 44 BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitaian A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti berada di SD Negeri Pandanlor, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian, disain penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Metode Buzz Group dengan Media Konkret dalam Pembelajaran Pembagian Bilangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tahapan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR). Hermawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta yang terletak di jalan dr. Moewardi No. 42 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERINGKAS ISI BUKU CERITA Ikhsan Akbari 1), Muhammad Shaifuddin 2), Sadiman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Surakarta yang beralamat Jalan Prof. WZ. Yohanes No 54 Jebres, Surakarta. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Sebagaimana dikemukakan oleh Kunandar

Lebih terperinci

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta   1) PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA SEKOLAH DASAR Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 6 Surakarta yang beralamat di Jl. Mr.Sartono No.30 Surakarta. Alasan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Juli 15 Maret 16 Juni 15 Mei 15 April 15 Maret 15 Pebruari 15 Januari 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempet Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA MTA Surakarta dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menyajikan dan mendeskripsikan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk menumbuhkan keterampilan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sesuai dengan model Penelitian Tindakan Kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan guna menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwantoro tahun ajaran 2012/2013 semester genap. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 4 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. SDN $ Tamanwinangun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian tindakan kelas. Secara sederhana PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). David Hopkins (dalam Trianto, 2012 : 15) menyebutkan penelitian tindakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF Rahmatyas Reana Mardiningsih. 1), Sukarno

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN PANJATAN Oleh: Woro Rukmi Estiningtyas 1, Imam

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27 39 BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalasan, Bogem, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X IPA Semester II SMA Negeri di Surakarta. SMA ini terletak di Jalan Muhamad Yamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Sarana dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK Indria Nur Malita Sari 1), Jenny I.S. Poerwanti 2), Djaelani 3) PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat di mana seorang peneliti melakukan penelitian atau tempat di mana penelitian dilakukan.penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 4 Klaten. Alamat Jl. Mataram No.05, Belangwetan, Klaten Utara 57436 Klaten. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Tamanwinangun, Kelurahan Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Thinking

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sawit yang beralamat di Jalan Raya Solo-Yogya Km.15, Bendosari, Sawit, Boyolali. Kelas yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan 37 BAB III METODE PENELITIAN A Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Gunungkuning Desa Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2013, hlm. 6) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini terdiri dari enam

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Praditya Danies Kurniawan 1), Sularmi 2), Tri Budiharto

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan ini dikembangkan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sudah dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tidakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri Gondangrejo kelas XI IPA 1 tahun ajaran 2014/2015 semester

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH Riessa Audinitami Putri 1), Usada 2), Kuswadi 3), Peduk Rintayati 4) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MINIATUR HEWAN PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS IV SEMESTER I SDN 3 PALAR, TRUCUK, KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2011-2012, antara bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012 di SDN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 14 Surakarta, Jl. Prof. Wz. Yohanes No. 54 Surakarta.

Lebih terperinci

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri 2 Pemalang, yang beralamat di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo No. 3 Pemalang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 7 Kutosari, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas telah dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No 2 Laweyan Surakarta. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas XI IS 2 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di kelas X Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1 SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kedungwaru yang beralamat di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung,

Lebih terperinci