Gambaran Ekses Klaim Provider PT Asuransi X Pada Polis Yang Diterbitkan Tahun 2012 Periode Pelayanan Januari 2012 Oktober 2013
|
|
- Yohanes Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Gambaran Ekses Klaim Provider PT Asuransi X Pada Polis Yang Diterbitkan Tahun 2012 Periode Pelayanan Januari 2012 Oktober 2013 Evi Rahayu, Wachyu Sulistiadi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia HYPERLINK "mailto:evirahayu29@gmail.com" evirahayu29@gmail.com Abstrak Skripsi ini menggambarkan ekses klaim provider PT Asuransi X pada polis yang diterbitkan tahun 2012 periode pelayanan Januari 2012 Oktober Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan desain deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian dari data-data sekunder perusahaan dapat digambarkan bahwa biaya ekses klaim dipengaruhi oleh beberapa faktor, untuk faktor klasifikasi provider; provider gold 50,20 dan dari total biaya ekses untuk provider silver. Faktor jenis kepesertaan ; karyawan 43.98, pasangan dan kepesertaan anak dari total biaya ekses klaim. Faktor berikutnya paket manfaat/pelayanan kesehatan yang terdiri dari rawat inap 51,43, rawat jalan 29.05, persalinan 13,19, rawat gigi 6.24 dan paket manfaat kacamata 0.09 dari total biaya ekses klaim. Dari faktor kesesuaian isi polis terkait limitasi manfaat; rawat inap 52.96, rawat jalan 23.75, persalinan 15.02, rawat gigi 8.16, sedangkan limitasi manfaat kacamata 0.11 dari total biaya ekses klaim. Dari faktor pengecualian pada polis yang disebabkan karena: pengecualian diagnose 41.38, pengecualian obat 31.27, tindakan tidak indikasi 18.48, pelayanan diluar tanggal efektif polis 7.13, non medis 1.07 dan peserta yang tidak memiliki paket manfaat 0.66 dari biaya ekses klaim. Abstract This study aims to describe the excess claim at PT Insurance X provider for policy issued in 2012 at January 2012 until October 2013 Service Period. This study is cross sectional study with descriptive design design through a quantitative approach. The result showed taken from Insurance Company secondary data describe that the excess claim cost influence by some factors, for classification of provider factor: gold provider reach and for silver provider from totally excess claim cost. Type of membership factor: employee 43.98, couple and children membership from totally excess claim cost. The next factor of package benefit/health services that consist: of inpatient 51.43, outpatient 29.05, maternity 13.19, dental service 6.24 and package benefit of glasses 0.09 from totally excess claim cost. From the factor of compatibility policy content related to limitation of benefit inpatient 52.96, outpatient 23.75, maternity 15.05, dental service 8.16 and package benefit of glasses 0.11 from totally excess claim cost. From the exclusion policy that coursed by diagnose exclusion 41.38, medicine exclusion 31.27, not indication, treatment 18.48, services out of effective date policy 7.13, non medical 1.07 and member that have not
2 benefit package 0.66 from totally excess claim cost. Pendahuluan Dalam dunia usaha asuransi pada umumnya dan asuransi kesehatan pada khususnya pengelolaan klaim memiliki peranan yang sangat penting. Administrasi klaim mempunyai pengaruh yang kuat pada reputasi perusahaan asuransi karena selain memberi arti bagi keberhasilan produk, juga dipakai sebagai indikator keberhasilan usaha dan manajemen perusahaan. Fungsi klaim dalam perusahaan asuransi adalah memenuhi kontrak perjanjian untuk memberikan perlindungan keuangan atas suatu kejadian atau bencana yang dialami peserta. Menurut Health Insurance Assosciation of America/HIAA (1997), administrasi klaim adalah suatu proses mengumpulkan kenyataan yang berhubungan dengan penyakit kemudian disesuaikan dengan kontrak asuransi dan menetapkan pembayaran manfaat tertanggung. Salah satu perusahaan jasa dibidang asuransi yang telah berdiri selama enam tahun adalah PT Asuransi X. Produk asuransi kesehatan yang dikembangkan PT Asuransi X secara prinsip meliputi pelayanan informasi, administrasi dan penyediaan pelayanan kesehatan. PT Asuransi X menggunaan sistem kartu peserta elektronik / swipe card sebagai salah satu solusi dalam mengurangi masalah dalam klaim, karena dengan mengunakan kartu peserta elektronik, peserta dapat mengetahui sisa limit benefit yang menjadi haknya. Pemberi pelayanan kesehatan akan langsung menagih kepada peserta biaya ekses klaim yang terjadi. Namun pada umumnya tidak semua perusahaan bersedia membeli polis asuransi dengan ketentuan bahwa ekses klaim yang terjadi pada saat peserta menerima pelayanan kesehatan akan ditagihkan langsung pada saat peserta masih berada di pemberi pelayanan kesehatan. Gambaran tren dan biaya ekses klaim provider bisa dilihat di Grafik.1 dan Tabel.1 Grafik.1
3 Tren Biaya Ekses Klaim Provider PT Asuransi X Pada Polis Yang Diterbitkan Tahun 2012 Periode Pelayanan Januari 2012 Oktober 2013 Tabel. 1 Rincian Biaya Klaim PT Asuransi X Berdasarkan polis yang diterbitkan tahun 2012 Periode Pelayanan Januari 2012-Oktober 2013 Jenis Klaim Biaya Diajukan Biaya Dibayar Biaya Ekses Ekses Reimburse 16,458,180,371 9,900,011,880 Provider 60,126,291,247 57,559,471,080 2,566,820, Grand Total 76,584,471,618 67,459,482,960 2,566,820,167 Dari Grafik.1 diatas diperoleh informasi bahwa telah terjadi kenaikan biaya ekses klaim provider PT Asuransi X pada polis yang diterbitkan tahun 2012 periode pelayanan Januari 2012 hingga Oktober Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah ekses klaim sampai dengan akhir Oktober 2013 yang dibayarkan terlebih dahulu oleh PT Asuransi X kepada provider senilai Rp. 2,5 Milyar atau 4.27 dari total tagihan klaim provider. Tinjauan Teoritis Health Insurance Assosciation of America (HIAA) mendefinisikan asuransi sebagai, Plan of risk management that, for a price, offer the insured an opportunity to share the costs of possible economic loss through an entity called an insurer. Definisi ini menjelaskan bahwa asuransi mengandung unsur transfer resiko dengan membayar premi atau iuran untuk membagi resiko dan pembayaran atau paket pelayanan oleh asuradur.
4 Menurut Thabrany, (2005) Beberapa prinsip asuransi kesehatan yang menjadi acuan dalam asuransi kesehatan adalah : Adanya ketidak pastian akan terjadinya kerugian (uncertainty of loss) Prinsip dasar asuransi adalah adanya ketidak pastian dimana suatu kerugian yang akan terjadi tersebut diluar kendali seseorang. Sesuatu yang diasuransikan dapat diukur dalam nilai uang (measuarebility of loss) Pihak penanggung harus dapat menghitung kerugian yang akan ditanggungnya dalam hitungan uang, (misalnya, biaya tindakan operasi, biaya perawatan rumah sakit dll) kalau kerugian tersebut tidak bisa dihitung secara tepat, harus ada cara untuk memperkirakan berapa seharusnya pihak penanggung memberikan ganti terhadap kerugian yang timbul tersebut. Jumlah peserta cukup besar (a large number of insured) Asuransi didasarkan pada konsep mambagi resiko kepada peserta yang jumlahnya cukup besar. Asuransi tidak mungkin memberikan asuransi kesehatan pada satu orang peserta, karena akan sulit mengetahui apakah orang tersebut akan mengalami sakit berat dengan biaya mahal, akan tetapi bila jumlah peserta cukup besar maka dapat dibuat perkiraan berapa diantara mereka yang mungkin mengalami suatu kejadian. Kerugian yang mungkin timbul cukup besar (significant size of potential loss) Potensi kerugian yang mungkin timbul harus cukup besar dan dampaknya terhadap keuangan seseorang juka cukup besar. Oleh sebab itu sebetulnya asuransi dibutuhkan hanya untuk kerugian besar (katastrofi) yang munkgin terjadi pada seseorang. Jadi permi asuransi diakatakan efisien kalau apabila santunannya berguna untuk melindungi peserta dari kerugian financial yang cukup besar. Gotong royong yang adil (equitable sharing)
5 Pihak asuransi akan mengenakan tarif premi sesuai dengan resiko yang dihadapi seseorang. Orang yang mempunyai resiko kerugian besar, harus membayar premi lebih besar dari orang yang resiko kerugiannya kecil. Menurut Iskandar (2005), ada 2 metode utama penyelesaian klaim yaitu : Reimbursment Pada sistem reimbursement, pemegang polis atau tertanggung membayar terlebih dahulu semua biaya perawatan selama tertanggung dirawat di Rumah Sakit. Keseluruhan biaya ini seperti yang tertera pada kuitansi pembayaran ke Rumah Sakit kemudian disampaikan kepada perusahaan asuransi untuk mendapatkan penggantian sesuai dengan cakupan dan batasan manfaat yang tercantum didalam polis. Provider Sistem provider lebih disukai pemegang polis atau tertanggung karena dalam sistem provider, pemegang polis atau tertanggung tidak disyaratkan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu kepada rumah sakit. Setelah masa perawatan di Rumah Sakit selesai dan tertanggung diperbolehkan pulang, tertanggung dapat langsung meninggalkan Rumah Sakit tanpa melakukan pembayaran apapun. Semua tagihan biaya perawatan selama tertanggung dirawat di Rumah Sakit kemudian akan ditagihkan oleh Rumah Sakit kepada perusahaan asuransi. Menurut Iskandar (2005), Ekses klaim adalah selisih antara biaya aktual dengan biaya yang dicakup oleh polis yang menjadi beban pemegang polis atau tertanggung. Faktor-faktor yang berhubungan dengan ekses klaim 1. Provider Provider merupakan pemberi pelayanan kesehatan yang sudah bekerjasama dengan penanggung. Provider dapat berupa klinik, dokter praktek, rumah sakit, rumah bersalin, rumah sakit ibu dan ada lainnya. PT Asuransi X mengklasifikasikan provider menjadi dua, yaitu gold dan silver. Provider gold memiliki alat yang lebih canggih, fasilitas yang lebih nyaman, serta tarif yang tergolong mahal dibandingkan provider silver. Menurut Ruger, Jennifer Prah,
6 dan Hak-Ju Kim (2007), mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi ekses klaim adalah faktor demografi, jenis pelayanan kesehatan, jumlah penyakit kronik yang dimiliki dan jenis pemberi pelayanan kesehatan. Jenis Kepesertaan Jenis kepesertaan merupakan hubungan antara pemegang polis dengan peserta, yaitu karyawan, pasangan dan anak Hasil penelitian Kristiyadi (2007) menemukan jenis kepesertaan menjadi salah satu komponen karakteristik pasien yang menjadi faktor yang menyebabkan ekses klaim. Dimana jenis kepesertaan karyawan dan anak paling mempengaruhi ekses klaim rawat inap peserta Askes di RSUD dr Achmad Diponegoro. Paket Manfaat Paket Manfaat atau jenis pelayanan merupakan manfaat pelayanan yang menjadi hak tertanggung sesuai dengan isi polis. Paket manfaat berupa rawat inap, rawat jalan, persalinan, rawat gigi dan kacamata merupakan. Menurut hasil penelitian Ruger, Prah, dan Kim (2007) jenis pelayanan kesehatan berhubungan juga dengan ekses klaim, selain jenis fasilitas kesehatan dan jumlah penyakit kronis. Pengecualian Pengecualian merupakan hal-hal yang tidak ditanggung atau tidak tercantum dalam polis. Pengecualian dapat berupa pengecualian obat, pengecualian diagnosa, tindakan yang tidak indikasi, non medis dan tidak memiliki paket manfaat. Menurut pernyataan Ilyas (2003) mengenai kesesuaian klaim dilihat dengan kesepatakan kedua belah pihak atau polis, khususnya mengenai batasan
7 pelayanan (limitasi manfaat), batasan biaya, serta pengecualian Limitasi Manfaat Limitasi Manfaat merupakan batasan biaya pertanggungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung selama kurun tertentu sesuai dengan komponen paket manfaat pada polis. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan seluruh variable pada satu saat yang bersamaan, oleh karenanya bersifat cross sectional. Desain dari penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan data sekunder yang ditujukan untuk memperoleh gambaran ekses klaim provider peserta asuransi kesehatan PT. Asuransi X pada polis yang diterbitkan Hasil Penelitian dan pembahasan Hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari data klaim provider PT. Asuransi X khususnya dari polis yang diterbitkan Tabel 2 Ekses Klaim Provider PT Asuransi X Pada Polis Yang Diterbitkan Tahun 2012 Periode Pelayanan Januari 2012 Oktober 2013 Keterangan Diajukan Ekses Kasus ,08 Biaya (Rp) ,27 Dapat di lihat pada tabel 6.1, Ekses klaim provider yang terjadi sejak pelayanan Januari 2012 hingga Oktober 2013 sebanyak kasus (8.08) dari
8 kasus, dengan biaya ekses sebesar Rp ,-- atau sebesar 4.2 dari total klaim provider yang berjumlah Rp ,-. Tabel 3 Distribusi Kasus dan Biaya Ekses Klaim PT Asuransi X Berdasarkan Klasifikasi Provider Pada Polis Yang Diterbitkan Tahun 2012 Periode Pelayanan Januari 2012 Oktober 2013 Klasifikasi Provider Kasus Ekses Kasus Biaya Ekses Biaya Gold , ,20 Silver , ,80 Total Tabel 3 menginformasikan bahwa berdasarkan klasifikasi provider, kasus ekses klaim tertinggi (72.89) kasus berasal dari provider dengan klasifikasi silver, sedangkan (27,11) kasus dari provider gold. Untuk biaya ekses klaim tertinggi berdasarkan klasifikasi provider yaitu senilai Rp ,-- (50.20) berasal dari provider gold, sedangkan Rp ,-- (49.80) berasal dari provider silver. Kasus ekses klaim pada provider silver lebih tinggi dikarenakan jumlah kepesertaan yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di provider dengan klasifikasi silver lebih banyak dibandingkan jumlah kepesertaan yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di provider dengan klasifikasi gold. Meskipun kasus ekses klaim lebih sedikit dibandingkan kasus klaim provider silkver, namun biaya ekses klaim yang terjadi pada provider gold paling tinggi. Hal ini dikarenakan secara tarif biaya pelayanan pada provider dengan gold lebih tinggi dibandingkan tarif biaya pelayanan pada provider silver.
9 Tabel 4 Perbandingan Ekses Klaim PT Asuransi X Berdasarkan Jenis Kepesertaan Pada Polis Yang Diterbitkan Tahun 2012 Periode Pelayan Januari 2012 Oktober 2013 Jenis Kasus Ekses Biaya Ekses Kepesertaan Kasus Biaya Karyawan , ,98 Pasangan , ,68 Anak , ,35 Total Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa biaya ekses klaim paling tinggi berasal dari jenis kepesertaan karyawan sebesar Rp ,-- (43.98) dari total biaya ekses klaim. Untuk biaya ekses klaim jenis kepesertaan pasangan sebesar Rp ,-- (36.68) sedangkan biaya ekses klaim paling rendah berasal dari jenis kepesertaan anak sebesar Rp ,-- (19.35). Pada penelitian ini ekses klaim terjadi paling tinggi berasal dari jenis kepesertaan karyawan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristiyadi (2007), status kepesertaan mempengaruhi faktor-faktor beban biaya sendiri (out of pocket) atau ekses, dimana kasus terbanyak terjadi pada pasien yang berstatus karyawan. Tabel 5 Perbandingan Ekses Klaim PT Asuransi X Berdasarkan Jenis Manfaat Pada Polis Yang Diterbitkan Tahun 2012 Periode Pelayanan Januari 2012 Oktober 2013 Paket Manfaat Kasus Ekses Kasus Biaya Ekses Biaya Rawat Inap 786 8, ,43 Rawat Jalan , ,05 Persalinan , ,19
10 Rawat Gigi 485 5, ,24 Kaca Mata 18 0, ,09 Total Tabel 5 menerangkan bahwa biaya ekses klaim paling tinggi berasal dari paket manfaat rawat inap sebesar Rp ,-- (51.43). rawat jalan Rp ,-- (29.05), persalinan Rp ,-- (13.19), rawat gigi Rp ,-- (6.24). Sedangkan biaya ekses klaim paling rendah berasal dari paket manfaat kacamata sebesar Rp ,-- (19.35). Menurut penelitian Ruger, Jennifer Prah, dan Hak-Ju Kim (2007) salah satu faktor yang mempengaruhi out-of-pocket atau ekses adalah jenis pelayanan kesehatan atau paket manfaat. Proporsi biaya ekses klaim pada paket manfaat rawat inap merupakan yang tertinggi karena asimetri informasi antara pemberi pelayanan kesehatan dengan pengguna atau pembeli jasa pelayanan kesehatan terkait kebutuhan seseorang akan suatu pelayanan kesehatan, kualitas suatu pelayanan, tentang harga dan manfaat dari suatu pelayanan. Sehingga peserta menyerahkan sepenuhnya kepada dokter yang bertindak terhadap dirinya. Selain itu pembiayaan yang dibutuhkan setiap kejadian rawat inap diperuntukkan pada berbagai jenis pelayanan maupun tindakan operasi sehingga biaya untuk rawat inap tinggi hal ini juga mempengaruhi tingginya ekses klaim. Tabel 6 Distribursi Ekses Klaim PT Asuransi X Berdasarkan Limitasi Paket Manfaat Pada Polis Yang Diterbitkan Tahun 2012 Periode Pelayanan Januari 2012 Oktober 2013 Limitasi Kasus Biaya Manfaat Kasus Biaya Rawat Inap , ,96 Rawat Jalan , ,75 Persalinan , ,02 Rawat Gigi 241 5, ,16 Kaca Mata 16 0, ,11
11 Total Tabel 6 menggambarkan distribusi biaya ekses klaim berdasarkan limitasi manfaat, dimana yang tertinggi adalah limitasi manfaat rawat inap sejumlah Rp ,--(52.96), sedangkan yang paling rendah karena limitasi kacamata Rp ,--(0.11). Dengan diketahuinya biaya ekses yang tertinggi karena limitasi manfaat, perusahaan asuransi perlu melakukan pendekatan kepada perusahaan pemegang polis dengan produk yang kompetitif serta memperhatikan besaran ekses yang akan terjadi. Pendekatan lainnya yang dapat dilakukan merekomendasikan perubahan jenis kartu kepersertaan dari show card menjadi swipe untuk meminimalisir terjadinya ekses yang akan ditanggung terlebih dahulu oleh perusahaan asuransi. Dan meminimalisir proses administrasi baik di perusahaan asuransi maupun perusahaan pemegang polis dalam penagihan ekses kepada peserta. Tabel 7 Distribursi Ekses Klaim PT Asuransi X Berdasarkan Pengecualian Pada Polis Yang Diterbitkan Tahun 2012 Periode Pelayanan Januari 2012 Oktober 2013 Pengecualian Kasus Biaya
12 Kasus Biaya Pengecualian Diagnosa , ,38 Pengecualian Obat , ,27 Tindakan tidak indikasi , ,48 Diluar tgl efektif polis 123 1, ,13 Non Medis 377 6, ,07 Tidak memiliki paket manfaat 47 0, ,66 Total Dari hasil di atas, tingginya penyebab ekses karena pengecualian diagnosa dan pengecualian obat bahkan adanya kasus diluar tanggal efektif polis dan tidak memiliki paket manfaat, menurut analisa peneliti perlu dilakukan sosialisasi secara berkala mengenai pengecualian polis pada peserta pemegang polis baru terutama polis yang belum pernah mengikuti program asuransi kesehatan. Perlu juga dilakukan manajemen klinis yang tepat, terutama untuk biaya perawatan tinggi dan berisiko tinggi. Menurut Ilyas (2003), salah satu ciri utama yang membedakan produk jasa pelayanan kesehatan dengan produk jasa lainnya adalah ketidak pastian (uncertainty), ketidak seimbangan (asymmetry of information) antara pengetahuan pemberi pelayanan kesehatan dengan pengguna atau pasien dan externality yang menunjukkan bahwa pengguna jasa dan bukan penggunanjasa pelayanan kesehatan dapat bersama-sama menikmati hasilnya. Biaya ekses klaim pengecualian yang disebabkan adanya tindakan tidak indikasi dari pemberi pelayanan kesehatan seharusnya tidak dibebankan kepada pasien namun kepada provider, karena adanya asimetris pengetahuan antara provider dengan pasien atau peserta maka peserta pun menyerahkan sepenuhnyua kepada dokter yang bertindak terhadap dirinya. Sebaiknya dilakukan pendekatan kepada provider untuk melakukan konfirmasi atas pembiayaan yang bersifat high risk dan high cost kepada perusahaan asuransi sehingga peserta mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis dan
13 mendapatkan hak atas paket manfaat yang dimiliki. Kesimpulan Dari hasil penelitian diatas diketahui bahwa klasifikasi atau jenis provider PT Asuransi X yang terdiri dari dua yaitu Gold dan Silver. Perbandingan Biaya ekses klaim yang terjadi di provider klasifikasi gold Rp ,-- atau 7.29 dari total biaya diajukan diprovider gold, hal ini lebih tinggi dibandingkan biaya ekses klaim di provider silver Rp ,-- atau 3.01 dari total biaya diajukan diprovider silver. Diketahui bahwa jenis kepesertaan PT Asuransi X yaitu karyawan, pasangan dan anak mempengaruhi biaya ekses klaim peserta. Dimana biaya ekses paling tinggi berasal dari jenis kepesertaan karyawan Rp ,-- atau dari total biaya ekses, selanjutnya pasangan Rp ,-- atau dari total biaya ekses dan jenis kepesertaan anak Rp ,-- atau dari total biaya ekses. PT Asuransi X membagi paket manfaat menjadi 5 yaitu : Rawat Inap, Rawat Jalan, Rawat Jalan Gigi, Melahirkan dan Kacamata. Paket manfaat mempengaruhi besaran ekses klaim peserta. Biaya ekses klaim paling tinggi berasal dari paket manfaat rawat inap sebesar Rp ,-- (51.43). rawat jalan Rp ,-- (29.05), persalinan Rp ,-- (13.19), rawat gigi Rp ,-- (6.24). Sedangkan biaya ekses klaim paling rendah berasal dari paket manfaat kacamata sebesar Rp ,-- (0.09) dari total biaya ekses klaim Ekses yang disebabkan oleh limitasi manfaat sangat tinggi yaitu sebesar 68.2 dari total ekses klaim peserta. Distribusi biaya ekses klaim berdasarkan limitasi manfaat, dimana yang paling tinggi adalah limitasi manfaat rawat inap sejumlah Rp ,--(52.96), rawat jalan Rp ,-- (23.75), persalinan Rp ,-- (15.02), rawat gigi Rp ,--(8.16), sedangkan yang paling rendah karena limitasi kacamata Rp ,--(0.11).
14 Pengecualian polis mempengaruhi jumlah ekses yaitu sebesar 30,88 dari total ekses klaim peserta, dimana urutan distribusi biaya ekses klaim paling tinggi berdasarkan pengecualian polis disebabkan karena pengecualian diagnosa sejumlah Rp ,-- (41.38), selanjutnya disebabkan pengecualian obat Rp ,-- (31.27), dikarenakan tindakan tidak indikasi sejumlah Rp ,-- (18.48), diluar tanggal efektif polis sejumlah Rp ,-- (7.13), karena non medis Rp ,-- (1.07) sedangkan yang terendah karena tidak memiliki paket manfaat Rp ,--(0.66). Kepustakaan Anwar, Khoiril Asuransi Syariah Halal dan Maslahat. Tiga Serangkai, Solo Rahayu, Evi Laporan Praktekum Kesehatan Masyarakat Divisi Kesehatan di PT Asuransi Jiwa Recapital (Relife). FKM UI. Depok. HIAA. (2005). Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian A. (Hasbullah Thabrany, dan Kasir Iskandar, Penerjemah.). Jakarta : PAMJAKI (2000). Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan Bagian B. (Yalis Ilyas dan Mardiati Nadjib, Penerjemah.). Jakarta : PAMJAKI (2008). Managed Care A : Mengintegrasikan Penyelenggaraan dan Pembiayan Pelayanan Kesehatan. (Yalis Ilyas dan Mardiati Nadjib, Penerjemah.). Jakarta : PAMJAKI (2008). Managed Care B : Mengintegrasikan Penyelenggaraan dan Pembiayan Pelayanan Kesehatan. (Hasbullah Thabrany, Penerjemah.). Jakarta : PAMJAKI Husna, Lailatul Analisis Beban dan Variasi Penggunaan Biaya Out-of- Pocket Pada Pasien Emergency Non Persalinan Peserta PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Cilandak Tahun FKM UI, Depok. Ilyas, Yaslis. (2003). Mengenal Asuransi Kesehatan-Review Utilisasi, Manajemen Klaim dan Fraud (Kecurangan Asuransi Kesehatan). Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok. Kristiyadi, Johanes Eko Analisis Beban Biaya Sendiri Pasien Rawat Inap Peserta Askes Di RSUD dr. Achmad Diponegoro-Pustussibau, Kalimantan Barat Tahun FKM UI, Depok.
15 Ramli dan Sulthon Modul Kuliah Manajemen Klaim DIII Asuransi Kesehatan. FKM UI. Depok. Ruger, Jennifer Prah; Hak-Ju Kim Out-of-Pocket Healthcare Spending by the Poor and Chronically Ill in the Republic of Korea. American Journal of Public Health. ProQuest pg.804. Situngkir, Masri Laporan Magang Bagian Klaim Divisi Group Hospitalization And Surgical PT. Citra International Underwriters. FKM UI. Depok. Sulastomo Manajemen Kesehatan. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Undang-undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.
PROSEDUR CASHLESS JARINGAN ALLIANZ
1 Prosedur Layanan Medis PROSEDUR CASHLESS JARINGAN ALLIANZ Rawat Inap dan Melahirkan Peserta membawa kartu Allianz dan KTP/identitas resmi lainnya ke RS Jaringan Allianz. Rp Bagian Administrasi RS menghubungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membedakan status ekonomi dan sosial. Saat ini, negara-negara berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan kesehatan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang tanpa membedakan status ekonomi dan sosial. Saat ini, negara-negara berkembang terus ditekan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Mereka mengeluh, oleh karena sakit menjadi mahal. Semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pembiayaan kesehatan, pada akhir akhir ini banyak dikeluhkan masyarakat. Mereka mengeluh, oleh karena sakit menjadi mahal. Semakin meningkatnya biaya pelayanan
Lebih terperinciPERBANDINGAN GAMBARAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN KUMPULAN KARYAWAN DAN PENSIUNAN KARYAWAN PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) PERIODE JANUARI 2011 NOVEMBER
PERBANDINGAN GAMBARAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN KUMPULAN KARYAWAN DAN PENSIUNAN KARYAWAN PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) PERIODE JANUARI 2011 NOVEMBER 2012 Akbar Faizin Yaslis Ilyas Universitas Indonesia
Lebih terperinciPROSEDUR PENGOBATAN RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN
PROSEDUR PENGOBATAN RAWAT INAP DAN No : APOL/P/HR/007 Halaman : 1 dari 7 1. TUJUAN Untuk memberikan panduan kepada karyawan dan kerluarganya agar mengetahui bagaimana cara mendapatkan fasilitas kesehatan.
Lebih terperinciPlita HIIS(Health Insurance Information System)
Pendahuluan Pemeliharaan kesehatan adalah kebutuhan dasar bagi setiap orang tanpa membedakan status sosial dan ekonomi. Perubahan status sosial yang semakin kompleks telah mendorong meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii
Lebih terperinciProsiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Faizal Rachman Sjachrul
Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 PERMASALAHAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JPK JAMSOSTEK DI KANTOR CABANG YANG DAPAT MENGAKIBATKAN POTENSI PENINGKATAN BIAYA JAMINAN Faizal
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN
50 BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Klaim Gakin SKTM Dari penelusuran data sekunder yang dilakukan peneliti di unit Piutang, peneliti menemukan jumlah klaim Gakin dan SKTM yang ditagih oleh RSUD Pasar Rebo ke
Lebih terperinciMasa Bayar: 3 Bulanan 6 Bulanan Tahunan Beban Bunga (%):
Formulir A diisi Agen & Nasabah ASURANSI KESEHATAN JASINDO HEALTHCARE PEMBERITAHUAN GROUP BARU / PERPANJANGAN POLIS Diisi oleh Agen atau Kantor Cabang JASINDO yang berbertanggung jawab dengan nasabah ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Asuransi adalah suatu alat sosial yang menggabungkan risiko individu menjadi risiko kelompok dan menggunakan dana yang dikumpulkan oleh kelompok tersebut untuk memnayar
Lebih terperinciPELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI
PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI Rizky Astri Kharisma 1, Antik Pujihastuti 2, Riyoko 2 Mahasiswa Apikes Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah perjanjian antara kedua belah pihak atau lebih dengan mana pihak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Asuransi Definisi asuransi menurut Undang-undang No.2 tahun 1992 tentang asuransi adalah perjanjian antara kedua belah pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BEBAN DAN VARIASI PENGGUNAAN BIAYA OUT-OF -POCKET PADA PASIEN EMERGENCY NON PERSALINAN PESERTA PT JAMSOSTEK (PERSERO) KANTOR CABANG CILANDAK TAHUN 2010 SKRIPSI LAILATUL HUSNA
Lebih terperinciPENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JKN KOMISI VIII
PENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JKN KOMISI VIII PENGERTIAN Fraud adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem Jaminan
Lebih terperinciAccident & Health Hospital Income & Surgical Benefit
Accident & Health Hospital Income & Surgical Benefit Sakit apapun tidak jadi beban lagi. Mulai sekarang. Mengapa Saya perlu memiliki perlindungan ini? Saat Anda harus mendapat tindakan medis, apakah Anda
Lebih terperinciAsuransi & Managed Care: Latihan Soal
Asuransi & Managed Care: Latihan Soal Materi: Fraud, Manajemen Utilitas, Kontrak, Managed Care Ade Heryana, SST, MKM UNIVERSITAS ESA UNGGUL Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Prodi Kesehatan Masyarakat FRAUD
Lebih terperinciAccidental & Health. Hospital Income& Surgical Benefit
Accidental & Health Hospital Income& Surgical Benefit Persiapkan segala sesuatunya dengan Hospital Income & Surgical Benefit Perlindungan lengkap akan biaya finansial atas perawatan di rumah sakit, dari
Lebih terperinciRingkasan Informasi Produk
Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah
Lebih terperinciPT. ADMINITRASI MEDIKA
e-claim Corporate e-claim Corporate Definisi Product e-claim menyediakan layanan administrasi kesehatan (managed care) bagi karyawan BUMN & Corporate Subsidiary dengan jaringan provider dan didukung oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Perwujudan komitmen tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Di
Lebih terperinciPENILAIAN KECUKUPAN BESARAN KAPITASI SESUAI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 69 TAHUN 2013 PADA KLINIK X, Y, DAN Z
PENILAIAN KECUKUPAN BESARAN KAPITASI SESUAI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 69 TAHUN 2013 PADA KLINIK X, Y, DAN Z Examinar, Dumilah Ayuningtyas Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciUtilization Review di Tempat Praktek: Alat Untuk Mendukung Pelayanan Kesehatan Efektif dan Efisien. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada
Utilization Review di Tempat Praktek: Alat Untuk Mendukung Pelayanan Kesehatan Efektif dan Efisien Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada Pendahuluan Pelayanan kesehatan bersifat unik: Asimetri informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM EXTRA CARE
RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM EXTRA CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM EXTRA CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan
Lebih terperinciefektivitas-efisiensi. efisiensi.
SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN Biaya kesehatan: Besarnya dana yg harus disediakan utk menyelengarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yg diperlukan oleh perorangan,keluarga,kelompok dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk itu Negara bertanggung jawab mengatur agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik masyarakat umum maupun peserta asuransi kesehatan misalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu sepatutnya nikmat tersebut disyukuri. Kesehatan sudah merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan anugrah Allah SWT yang tidak ternilai harganya, oleh karena itu sepatutnya nikmat tersebut disyukuri. Kesehatan sudah merupakan kebutuhan pokok
Lebih terperinciFAQ SmartMed Cancer. 1. Apakah yang dimaksud dengan Batas Manfaat Maksimum, Batas per Kanker, Batas Per Kunjungan, dan Batas Seumur Hidup?
FAQ SmartMed Cancer 1. Apakah yang dimaksud dengan Batas Manfaat Maksimum, Batas per Kanker, Batas Per Kunjungan, dan Batas Seumur Hidup? Batas Manfaat Maksimum: nilai maksimal yang akan dibayarkan untuk
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN PADA PT. ASURANSI BUMIPUTERA MUDA SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN PADA PT. ASURANSI BUMIPUTERA MUDA SURAKARTA Oleh : SIGIT SETYAWAN NIM : C 100080077 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciSimulasi pelayanan yang dapat kami lakukan untuk pelayanan Asuransi :
Simulasi pelayanan yang dapat kami lakukan untuk pelayanan Asuransi : Badan Penyelenggara Kesehatan Gatsa Pratama Jumlah Peserta : 100 Gol 1 Total Pria Polis : 10000 10,000 Wanita Polis : 10000 10,000
Lebih terperinciZurich Pro-Care. Solusi Asuransi Kesehatan Komprehensif untuk Hidup Anda yang Berharga
Zurich Pro-Care Solusi Asuransi Kesehatan Komprehensif untuk Hidup Anda yang Berharga Zurich Pro-Care Solusi Asuransi Kesehatan Komprehensif untuk Hidup Anda yang Berharga Zurich Topas Life memahami bahwa
Lebih terperinciHEALTH INSURANCE GUIDE PANDUAN MEMILIH ASURANSI KESEHATAN
VOL. 01 / MARCH 2015 HEALTH INSURANCE GUIDE PANDUAN MEMILIH ASURANSI KESEHATAN 7 Ketentuan Polis Asuransi Kesehatan yang Perlu Anda Ketahui Pernah merasakan penolakan yang berhubungan dengan asuransi kesehatan?
Lebih terperinciVOL. 01 / FEBRUARY 2015 HEALTH INSURANCE GUIDE PANDUAN MEMILIH ASURANSI KESEHATAN
VOL. 01 / FEBRUARY 2015 HEALTH INSURANCE GUIDE PANDUAN MEMILIH ASURANSI KESEHATAN 7 Ketentuan Polis Asuransi Kesehatan yang Perlu Anda Ketahui Pernah merasakan penolakan yang berhubungan dengan asuransi
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE
RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM CLASSY CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan
Lebih terperinciVOL. 01 / FEBRUARY 2015 HEALTH INSURANCE GUIDE PANDUAN MEMILIH ASURANSI KESEHATAN
VOL. 01 / FEBRUARY 2015 HEALTH INSURANCE GUIDE PANDUAN MEMILIH ASURANSI KESEHATAN 7 Ketentuan Polis Asuransi Kesehatan yang Perlu Anda Ketahui 2 CekAja.com Pernah merasakan penolakan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciAnalisis Perhitungan Kapitasi pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang Bekerja Sama dengan BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor Tahun 2015
Analisis Perhitungan Kapitasi pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang Bekerja Sama dengan BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor Tahun 2015 The Analysis of Capitation Calculation on Primary Health Care in
Lebih terperinciSELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG
INTISARI SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG s SERTA HUBUNGAN BIAYA RAWAT INAP TERHADAP BIAYA RILL DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Ary Kurniawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan masyarakat menjadi tugas utama dari pemerintah. Perihal ini tercantum jelas dalam pasal 34 ayat 2 dan 3 Undang-Undang Dasar Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan diterbitkannya peta jalan Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pencairan Klaim Asuransi Kesehatan pada Produk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pencairan Klaim Asuransi Kesehatan pada Produk Takafulink Salam Klaim adalah proses pengajuan oleh peserta asuransi untuk mendapatkan uang pertanggungan
Lebih terperinciDewan Pertimbangan Medis Dalam BPJS. dr. Abla Ghanie, Sp.T.H.T.K.L (K), FICS
Dewan Pertimbangan Medis Dalam BPJS dr. Abla Ghanie, Sp.T.H.T.K.L (K), FICS Pelayanan Kesehatan Sistim pelayanan kesehatan yang tidak terstruktur- beban tidak merata antar provider HARAPAN Seluruh warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta kerugian akibat hilangnya waktu kerja (Wahyuni, 1995)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pembiayaan yang memberikan jaminan penggantian sosial dalam menghadapi risiko yang disebabkan oleh gangguan kesehatan (penyakit)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2000). Oleh karena itu, status kesehatan yang relatif
Lebih terperinciS A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu tempat, tetapi juga suatu fasilitas, sebuah institusi dan sebuah organisasi. Dalam mengatur rumah sakit dengan baik maka seseorang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah asuransi kesehatan. Hal ini dapat dilihat dengan semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kini dunia asuransi di Indonesia sudah semakin berkembang, satu diantaranya adalah asuransi kesehatan. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak perusahaan asuransi
Lebih terperinciMANAGED CARE. (Sistem Pelayanan Kesehatan Terkendali) DIDIK SUNARYADI,SKM, MKes
MANAGED CARE (Sistem Pelayanan Kesehatan Terkendali) DIDIK SUNARYADI,SKM, MKes FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 3 Januari 2014 1 tujuan 1. Memahami konsep managed care 2. Memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciJohanes Eko Kristiyadi*
ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN Analisis Beban Biaya Sendiri Pasien Rawat Inap Peserta Askes di RSUD dr. Achmad Diponegoro, Putussibau, Kalimantan Barat Johanes Eko Kristiyadi* Abstrak PT. Askes asuradur
Lebih terperinciNomor : 6651/I3.23/KP/ Agustus 2011 Lampiran : 1 (satu) eks. Perihal : Perpanjangan Askes Komersial PNS dan Keluarga IPB
Nomor : 6651/I3.23/KP/2011 9 Agustus 2011 Lampiran : 1 (satu) eks. Perihal : Perpanjangan Askes Komersial PNS dan Keluarga IPB SKepada Yth.: Seluruh Warga IPB Sehubungan dengan berakhirnya program Asuransi
Lebih terperinciWALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDr Gede Subawa. M. Kes. AAAK
Dr Gede Subawa. M. Kes. AAAK 27/06/2013 dr Gede Subawa,M.Kes, AAAK 2 27/06/2013 dr Gede Subawa,M.Kes, AAAK 3 27/06/2013 dr Gede Subawa,M.Kes, AAAK 4 TUJUAN SJSN untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE
RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE Nama Produk Jenis Produk Penerbit Deskripsi Produk DEFINISI COMM CLASSY CARE Asuransi Tambahan PT Commonwealth Life Adalah produk asuransi tambahan yang memberikan
Lebih terperinciKONSEP ASURANSI KESEHATAN
KONSEP ASURANSI KESEHATAN A. Batasan / definisi yang cukup komprehensif tentang asuransi (Athen, 1960) yakni : Asuransi adalah suatu alat sosial yang menggabungkan resiko individu menjadi resiko kelompok,
Lebih terperinciRINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)
Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: ISNAL FARDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 35 Status Merokok: Bukan Perokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan
Lebih terperinciSyarat Kepesertaan 1. Jumlah peserta minimal 25 orang karyawan 2. Masa asuransi 1 (satu) tahun 3. Cara pembayaran : triwulan/semesteran/tahunan
Indemnity merupakan produk asuransi kesehatan kumpulan yang memberikan penggantian atas biaya pelayanan kesehatan yang terjadi dengan pilihan benefit atau plan yang disesuaikan dengan kebutuhan karyawan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PROVIDERS EXCESS CLAIM PESERTA ASURANSI KESEHATAN PT.CITRA INTERNATIONAL UNDERWRITERS DI PERUSAHAAN X PERIODE JANUARI APRIL 2008 SKRIPSI Oleh: SARIFA MARWA 0606063196 PROGRAM
Lebih terperinciIntegrated Care for Better Health Integrasi Layanan untuk Kesehatan Yang Lebih Baik
Integrated Care for Better Health Integrasi Layanan untuk Kesehatan Yang Lebih Baik An ounce of prevention is worth a pound of cure Pencegahan kecil mempunyai nilai yang sama dengan pengobatan yang banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan penyebab kematian ketiga (10%) di dunia setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi kesehatan swasta memainkan peran besar dan meningkat di seluruh dunia. Pengalaman internasional dan menunjukkan bahwa peran asuransi kesehatan swasta signifikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. medical service yang berbentuk pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan dokter dalam sistem pelayanan kesehatan adalah salah satu jenis medical service yang berbentuk pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal sebagai
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan
IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan Yogyakarta, 15 Maret 2014 Agenda Dasar Hukum Kepesertaan,
Lebih terperinciPT Lippo General Insurance Tbk
Halaman 1/9 1. Tujuan: Sebagai pedoman dalam melakukan proses klaim health pada Aplikasi Magic. 2. Ruang Lingkup: PT Lippo General Insurance Tbk. 3. Pelaksana: Claim Health Officer dan Claim Health Assistant
Lebih terperinciCHECK LIST PERSYARATAN DOKUMEN KLAIM
(1). JENIS PRODUK : PROTECTO HEALTH CARE JENIS KLAIM : RAWAT INAP SISTEM KLAIM : PROVIDER 1. Surat Pengantar Tagihan Klaim dari Rumah Sakit 5. Foto Copy Surat Jaminan Awal dan Akhir yang Diterbitkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan hak fundamental setiap individu yang dinyatakan secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati komitmen global
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Asuransi Seperti yang dikutip oleh Syakir Sula dalam bukunya yang berjudul Asuransi Syariah, Konsep dan Sistem Operasional, Kata asuransi berasal dari Belanda, assurantie,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universal Health Coverage (UHC) sebagai bagian dari reformasi sistem kesehatan pada saat ini telah dilaksanakan oleh hampir setengah negara di dunia dengan berbagai
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI RIAU
PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN KOORDINASI MANFAAT DALAM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciAnalisis Utilisasi dan Biaya Klaim Rawat Inap pada PT BGS dan PT XYZ di PT Asuransi Allianz Life Indonesia Periode Polis
Analisis Utilisasi dan Biaya Klaim Rawat Inap pada PT BGS dan PT XYZ di PT Asuransi Allianz Life Indonesia Periode Polis 2011-2012 Setiorini* Pembimbing : Prof. Dr. Purnawan Junadi MPH.,Ph.D Abstrak Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, baik oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembiayaan kesehatan melalui pengenalan asuransi kesehatan nasional.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan perlunya reformasi penting dalam pembiayaan kesehatan melalui pengenalan asuransi kesehatan nasional. Asuransi kesehatan
Lebih terperinciUPAYA PEMERINTAH KOTA PELAYANAN KESEHATAN MELALUI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN JAKARTA, 26 JANUARI 2009
UPAYA PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN MENINGKATKAN AKSES PELAYANAN KESEHATAN MELALUI PROGRAM JAMKESDA 1 DYAH MURYANI DYAH MURYANI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN JAKARTA, 26 JANUARI 2009 DASAR HUKUM UUD 45,
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN JPKM
SISTEM KAPITASI DALAM PEMBIAYAAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA Sistem Pembiayaan 1. Fee for service, datang berobat bayar 2. Health insurance, datang berobat yang membayar pihak asuransi (pihak ketiga) Pembayaran
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI INHEALTH MANAGED CARE*) PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia. 1.6 Usia Peserta 15 (lima belas) hari 64 (enam puluh empat) tahun.
RINGKASAN INFORMASI INHEALTH MANAGED CARE*) 1. Ringkasan Produk : 1.1 Nama 1.2 Jenis 1.3 Nama Penerbit 1.4 Tertanggung 1.5 Masa Pertanggungan Inhealth Managed Care (Asuransi Kesehatan- Yearly Renewable
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPerlindungan Asuransi yang Memenuhi Kebutuhan Anda dan Keluarga
Perlindungan Asuransi yang Memenuhi Kebutuhan Anda dan Keluarga Anda mungkin pernah merasa bagaimana tidak nyamannya jatuh sakit, apalagi bila harus dirawat di rumah sakit ditambah lagi dengan biaya rumah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia, padapasal 25 Ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendanaan kesehatan merupakan kunci utama dalam suatu sistem kesehatan di berbagai negara. Meskipun masih terdapat pro-kontra, laporan WHO tahun 2000 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universal Health Coverage merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan semua orang dapat menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus mengalami
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis memilih untuk melakukan kerja
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksaan Kerja Praktek Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis memilih untuk melakukan kerja praktek di PT. Askes (Pesero) Regional V Bandung yang bergerak
Lebih terperinciAnalisis biaya rawat inap kelas III berbasis diagnosis demam berdarah dengue di RSUD Pasar Rebo periode Maret - Juni tahun 2004
Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership) Analisis biaya rawat inap kelas III berbasis diagnosis demam berdarah dengue di RSUD Pasar Rebo periode Maret - Juni tahun 2004 Deskripsi Dokumen:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tahun 2003 pemerintah menyiapkan rancangan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 1. Rancangan SJSN disosialisasikan ke berbagai pihak termasuk ke Perguruan Tinggi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (pasal 28H UUD 1945). Pemerintah
Lebih terperinciAXA Mandiri Corporate Solutions. solusi asuransi bagi perusahaan dalam mengelola kesejahteraan karyawan. AXA Mandiri Customer Care Centre
solusi asuransi bagi perusahaan dalam mengelola kesejahteraan karyawan AXA Mandiri Corporate Solutions Fleksibilitas manfaat yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan AXA Mandiri Customer Care Centre
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) adalah sebagai berikut:
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Asuransi Pengertian Asuransi sebagaimana tercantum dalam Buku Kesatu Bab IX Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014
GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014 Dina Febriana 1, Purnawan Junadi 2 1. Program Studi Manajemen Rumah Sakit,
Lebih terperinciDeteksi dan Investigasi Fraud dalam Asuransi Kesehatan: Bagaimana di Indonesia? Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada
Deteksi dan Investigasi Fraud dalam Asuransi Kesehatan: Bagaimana di Indonesia? Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada Isi: 1. Pendahuluan 2. Definisi dan jenis Fraud 3. Kerugian akibat Fraud 4. Apakah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.154, 2015 KESRA. Jaminan Sosial. Kecelakaan Kerja. Kematian. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714). PERATURAN
Lebih terperinciAccident & Health Family Care
Accident & Health Keluarga bebas jalani aktifitas karena terlindungi. Mulai sekarang. Mengapa Saya perlu memiliki perlindungan ini? Pernahkah terbayang di benak Anda menghadapi musibah yang tidak terduga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi di berbagai belahan dunia. Prevalensi penyakit hipertensi terus meningkat
Lebih terperinciRINGKASAN INFORMASI PRODUK ASURANSI MANDIRI PROTEKSI PENYAKIT TROPIS
RINGKASAN INFORMASI PRODUK ASURANSI MANDIRI PROTEKSI PENYAKIT TROPIS 1. Nama Produk Asuransi Mandiri Proteksi Penyakit Tropis 2. Nama Perusahaan PT AXA Mandiri Financial Services 3. Jenis Produk Produk
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Lebih terperinciAsuransi Jiwa dan Kesehatan Kumpulan Group Life and Health Insurance
Asuransi Jiwa dan Kesehatan Kumpulan Group Life and Health ASURANSI JIWA DAN KESEHATAN KUMPULAN GROUP LIFE AND HEALTH INSURANCE Syarat Kepesertaan Berlaku untuk seluruh karyawan yang berusia sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh
Lebih terperinci