BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Sistem yang digunakan memiliki masalah dalam menjalankan tujuannya,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Sistem yang digunakan memiliki masalah dalam menjalankan tujuannya,"

Transkripsi

1 60 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Sistem Berjalan Sistem berjalan adalah sistem yang digunakan pada perusahaan saat ini. Sistem yang digunakan memiliki masalah dalam menjalankan tujuannya, sehingga menghasilkan masalah pada proses bisnis yang berlangsung Data Historis Sistem Berjalan Data yang digunakan untuk analisa sistem berjalan, adalah data historis proses bisnis pada periode november Data Perencanaan Pengiriman dan Data Pengiriman Aktual Dikarenakan jumlah produk yang aktif kontraknya sangat banyak, maka akan dilakukan perampingan data yang dianalisa. Diambil 20 sampel data produk aktif, untuk dianalisa data historis pengirimannya.. Berikut ini, sampel data historis pengiriman 20 jenis produk pada minggu pertama bulan november Tabel 4.1 Data historis rencana pengiriman Tanggal Produk

2 61 Tabel 4.2 Data historis rencana pengiriman (lanjutan) Tanggal Produk Tabel 4.3 Data historis pengiriman aktual Tanggal Produk

3 62 Tabel 4.4 Data historis pengiriman aktual (lanjutan) Tanggal Produk Berikut ini, diberikan tabel status pengiriman berdasarkan data rencana pengiriman dan data pengiriman aktual. Tabel 4.5 Status pengiriman Tanggal Produk

4 Proses Bisnis Pada Sistem Berjalan Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa pengiriman beberapa jenis produk, mengalami ketidaktepatan dalam pengirimannya. Ketidaktepatan ini mengakibatkan beberapa pelanggan enggan untuk memperpanjang kontrak dan kemudian pindah kepada perusahaan pesaing. Berdasarkan hasil interview dengan para pemimpin divisi produksi, penyebab sering terjadinya keterlambatan diakibatkan karena tidak tersedianya mesin yang dapat digunakan. Sedangkan untuk faktor lain seperti ketersediaan tenaga kerja dan ketersediaan bahan baku hampir tidak pernah menjadi penyebab terjadinya keterlambatan pengiriman. Keterlambatan pengiriman yang terjadi berakibat langsung kepada proses produksi dari para pelanggan. Akibat yang terjadi antara lain keterlambatan pada pengiriman produk yang dihasilkan perusahaan pelanggan kepada distributor. Selain keterlambatan pengiriman, ada juga pengiriman yang dilakukan lebih cepat daripada waktu yang direncanakan. Beberapa perusahaan, mungkin merasa senang ketika produk yang mereka pesan datang melebihi waktu yang dijanjikan. Namun, bagi perusahaan yang memiliki sistem JIT, hal seperti ini akan merusak sistem tersebut, dan hal tersebut bukanlah hal yang diinginkan oleh pelanggan. Untuk mengetahui penyebab masalah ketidaktersediaan mesin dan kecepatan dalam pengiriman, perlu diketahui rincian proses bisnis yang berjalan. Proses bisnis tersebut antara lain proses pembuatan kontrak, proses penerimaan permintaan, proses penjadwalan produksi, dan proses pengendalian produksi.

5 Proses Pembuatan Kontrak Dari interview yang dilakukan, diketahui bahwa proses pembuatan kontrak pada sistem yang berjalan, tidak mempertimbangkan kapasitas perusahaan, atau tepatnya tidak mengetahui kapasitas perusahaan. Hal ini diakibatkan karena memang tidak adanya fasilitas yang mampu memberikan informasi tersebut. Karena tidak tersedianya informasi tersebut, bagian pembuatan kontrak hanya menerima pembuatan kontrak, tanpa mempertimbangkan kapasitas yang tersedia terlebih dahulu. Dari hasil interview, diketahui bahwa proses pembuatan kontrak, menjadi salah satu penyebab masalah ketersediaan mesin yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman Proses Penerimaan Pemesanan Hasil interview menunjukan bahwa proses penerimaan pemesanan pada sistem berjalan, juga menjadi salah satu penyebab terjadinya masalah keterlambatan pengiriman. Pada proses penerimaan pemesanan, bagian penerimaan pemesanan tidak mengetahui proses produksi yang berjalan, bahkan tidak mengetahui waktu produksi dari produk yang dipesan. Hal ini juga diakibatkan oleh tidak adanya fasilitas yang mampu memberikan informasi tersebut. Pada penerimaan pemesanan, tidak tersedianya informasi tentang produksi yang terjadi dan waktu produksi yang dibutuhkan, mengakibatkan beberapa janji pengiriman produk tidak dapat dipertanggung-jawabkan.

6 Proses Penjadwalan Produksi Hasil survei langsung dan interview menunjukan bahwa, proses penjadwalan dilakukan setiap minggu, dan jika ada pemesanan yang mendesak, kemungkinan besar akan diadakan rapat dadakan guna melakukan penjadwalan produksi. Rapat umumnya dihadiri oleh beberapa manajer bagian produksi, dan rata-rata menghabiskan waktu sekitar dua jam lebih. Berdasarkan hasil rapat yang dilakukan, diketahui bahwa proses penjadwalan didasari dengan memprioritaskan perusahaan yang lebih besar. Selain itu penjadwalan juga didasari sisa waktu pengiriman (earliest due date). Sehingga, pesanan yang memiliki waktu pengiriman terdekat akan dijadwalkan untuk diproduksi. Dari analisa hasil interview, survei langsung, dan data historis, diketahui bahwa proses penjadwalan produksi merupakan penyebab terjadinya kecepatan dalam pengiriman beberapa produk. Karena produk diproduksi dengan memprioritaskan perusahan yang lebih besar Proses Pengendalian Produksi Berdasarkan hasil survei langsung, pada sistem yang berjalan, proses pengendalian produksi hanya dilakukan berdasarkan output akhir dari seluruh operasi produksi tiap produk. Sebagai contoh, jika produk A memiliki empat operasi dalam production routing, yang dipantau jumlah produksinya hanya pada operasi ke-empat, yaitu operasi terakhir. Dengan melihat proses tersebut, diketahui bahwa proses pengendalian produksi pada sistem yang berjalan, merupakan salah satu penyebab pengiriman produk yang jauh lebih banyak dari pesanan.

7 66 Hal ini dikarenakan pengendalian produksi tidak memantau secara keseluruhan proses, yang mungkin menyebabkan produksi pada operasi awal melebihi keperluan, dan alhasil produk setengah jadi tersebut ikut serta di selesaikan dan ikut dikirim bersamaan dengan jumlah produk yang dipesan Perilaku Pelanggan Perilaku pelanggan juga merupakan hal yang penting untuk diketahui, karena mempengaruhi proses bisnis secara langsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dengan melihat data historis pemesanan produk, yang dilakukan oleh pelanggan. Dari data pada tabel 4.1, diketahui bahwa pelanggan mungkin memesan dalam jumlah dikit, tidak sama sekali memesan suatu produk yang dikontrak, atau pelanggan juga mungkin untuk memesan dalam jumlah yang sangat besar. 4.2 Sistem Usulan Sistem usulan yang diberikan akan dirancang untuk membantu prosesproses bisnis yang dianggap menjadi akar permasalahan yang terjadi pada PT. Denko Wahana Industries. Beberapa proses juga dioptimasi untuk meningkatkan efisiensinya dan/atau efekftivitasnya Perhitungan dan Analisa Waktu Baku Sebelum mulai masuk kepada solusi permasalahan, pertama dilakukan pengecekan, apakah waktu baku yang digunakan pada sistem yang berjalan, sesuai dengan keadaan aktual atau tidak.

8 67 Perhitungan waktu baku akan menggunakan data waktu siklus dari produk base plate standard, yang didapatkan dari hasil pengamatan secara langsung. Pengamatan dilakukan pada bulan april Hasil perhitungan waktu baku kemudian akan dibandingkan dengan waktu baku yang digunakan pada sistem berjalan Perhitungan Waktu Baku Berikut ini, diberikan production routing produk base plate standard, yang digunakan pada sistem berjalan. Tabel 4.6 Production routing base plate standard sistem berjalan Production Routing Nama Benda Kerja Base Plate Standard No Gambar - Jenis Material Metal SHPC-PO No Waktu Mesin Yang Operasi Operasi Kerja Tools Standar Dipakai Kerja (detik/unit) 1 Membuat bentuk Mesin Stamping awal 110T Cetakan Memotong sisi-sisi Mesin Stamping yang berlebih 16T Cetakan Menekuk satu sisi Mesin Stamping 25T Cetakan Memotong sisi Mesin Stamping luar 63T Cetakan Membuat lubang Mesin Stamping 110T Cetakan Membuat 6 ulir Mesin Tapping Cetakan Menambahkan 1 ulir Mesin Tapping Cetakan 4.0 Pada tiap operasi kerja dilakukan pengamatan waktu siklus. Pengamatan dilakukan sebanyak sepuluh kali, waktu diukur menggunakan jam tangan, tanpa stopwatch. Satuan waktu yang digunakan adalah detik.

9 68 Tabel 4.7 Waktu siklus base plate standard Pengukuran Ratarata Operasi Perhitungan waktu baku dilanjutkan dengan menghitung penyesuaian dengan menggunakan metode Westinghouse. Berikut ini, diberikan penyesuaian tiap pusat kerja, pada tiap operasi kerja base plate standard. Tabel 4.8 Penyesuaian Westinghouse operasi 1 Pusat Kerja 1 No. Faktor Kelas Lambang Penyesuaian 1 Ketrampilan Average D 0 2 Konsistensi Good C Kondisi Kerja Average D 0 4 Usaha Good C Total Penyesuaian 0.03 p = (1 + Total) 1.03 Tabel 4.9 Penyesuaian Westinghouse operasi 2 Pusat Kerja 2 No. Faktor Kelas Lambang Penyesuaian 1 Ketrampilan Excellent B Konsistensi Good C Kondisi Kerja Average D 0 4 Usaha Excellent B Total Penyesuaian 0.17 p = (1 + Total) 1.17

10 69 Tabel 4.10 Penyesuaian Westinghouse operasi 3 Pusat Kerja 3 No. Faktor Kelas Lambang Penyesuaian 1 Ketrampilan Superskill A Konsistensi Good C Kondisi Kerja Average D 0 4 Usaha Excellent B Total Penyesuaian 0.22 p = (1 + Total) 1.22 Tabel 4.11 Penyesuaian Westinghouse operasi 4 Pusat Kerja 4 No. Faktor Kelas Lambang Penyesuaian 1 Ketrampilan Average D 0 2 Konsistensi Good C Kondisi Kerja Average D 0 4 Usaha Good C Total Penyesuaian 0.03 p = (1 + Total) 1.03 Tabel 4.12 Penyesuaian Westinghouse operasi 5 Pusat Kerja 5 No. Faktor Kelas Lambang Penyesuaian 1 Ketrampilan Good C Konsistensi Excellent B Kondisi Kerja Average D 0 4 Usaha Good C Total Penyesuaian 0.14 p = (1 + Total) 1.14 Tabel 4.13 Penyesuaian Westinghouse operasi 6 Pusat Kerja 6 No. Faktor Kelas Lambang Penyesuaian 1 Ketrampilan Fair E Konsistensi Average D 0

11 70 Tabel 4.14 Penyesuaian Westinghouse operasi 6 (lanjutan) Pusat Kerja 6 No. Faktor Kelas Lambang Penyesuaian 3 Kondisi Kerja Fair E Usaha Average D 0 Total Penyesuaian p = (1 + Total) 0.87 Tabel 4.15 Penyesuaian Westinghouse operasi 7 Pusat Kerja 7 No. Faktor Kelas Lambang Penyesuaian 1 Ketrampilan Poor F Konsistensi Average D 0 3 Kondisi Kerja Fair E Usaha Fair E Total Penyesuaian p = (1 + Total) 0.77 Perhitungan besarnya kelonggaran hanya dilakukan dua kali, yaitu untuk besarnya kelonggaran operasi dimana operator berdiri, dan besarnya kelonggaran dimana operator duduk dalam melakukan tugasnya. Berikut ini, diberikan tabel perhitungan besarnya kelonggaran untuk kedua tipe posisi kerja. Tabel 4.16 Kelonggaran untuk posisi kerja duduk Bagian Faktor Kelonggaran (%) A Tenaga yang dikeluarkan 1. Dapat diabaikan 2 B Sikap kerja 1. Duduk 0

12 71 Tabel 4.17 Kelonggaran untuk posisi kerja duduk (lanjutan) Bagian Faktor Kelonggaran (%) C Gerakan Kerja 1. Normal 0 D Kelelahan Mata 1. Pandangan yang terputus-putus 5 E Keadaan Temperatur Tempat Kerja 4. Normal 4 F Keadaan Atmosfer 1. Baik 0 G Keadaan Lingkungan Yang Baik 4. Sangat bising 3 H Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi 1. Pria 1 Total Kelonggaran (k) 15 Tabel 4.18 Kelonggaran untuk posisi kerja berdiri diatas dua kaki Bagian Faktor Kelonggaran (%) A Tenaga yang dikeluarkan 2. Sangat ringan 6 B Sikap kerja 2. Berdiri di atas 2 kaki 1.5 C Gerakan Kerja 1. Normal 0 D Kelelahan Mata 1. Pandangan yang terputus-putus 5 E Keadaan Temperatur Tempat Kerja 4. Normal 4 F Keadaan Atmosfer 1. Baik 0 G Keadaan Lingkungan Yang Baik 4. Sangat bising 3 H Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi 1. Pria 1 Total Kelonggaran (k) 20.5 Kelonggaran yang tidak dapat dihindarkan diasumsikan tidak ada, sehingga nilai kelonggaran untuk hal tersebut diberi nilai 0.

13 72 Operasi-operasi yang dilakukan dengan sikap kerja duduk adalah operasi 2, 3, 5, 6, dan 7. Sedangkan operasi 1, dan 4 dilakukan dengan sikap kerja berdiri diatas dua kaki. Setelah didapat nilai penyesuaian dan kelonggaran, nilai waktu baku dapat dihitung. Berikut ini, diberikan tabel waktu baku hitung dengan mempertimbangkan faktor penyesuaian dan kelonggaran. Tabel 4.19 Waktu baku hitung base plate standard Operasi Ws p k (%) Wn = Ws x p Wb = Wn + (Wn x k) Berikut ini, diberikan contoh perhitungan waktu baku yang ada pada tabel diatas. Operasi 1: Waktu normal = waktu siklus x faktor penyesuaian = 2.9 x 1.03 = 2.99 detik Waktu baku = waktu normal + (waktu normal x kelonggaran) = (2.99 x 20.5%) = = 3.60 detik Pada contoh diatas, waktu siklus diambil dari tabel 4.9, faktor penyesuaian dari tabel 4.10, dan kelonggaran dari tabel 4.20

14 Analisa Waktu Baku Berikut ini, diberikan tabel yang merangkum selisih perbedaan antara waktu baku hitung, dengan waktu baku pada sistem berjalan. Tabel 4.20 Selisih waktu baku hitung dengan waktu baku sistem berjalan Operasi Waktu Baku Hitung (1) Waktu Baku Sistem Berjalan (2) Selisih Selisih (%) (3) = (2) (1) (3) / (1) x 100 Perbedaan pada kedua waktu baku, sangat mungkin diakibatkan karena pada waktu baku sistem berjalan, faktor kelonggaran yang tidak dapat dihindarkan ikut dimasukan kedalam perhitungan. Selain hal tersebut, keahlian dan usaha operator juga ikut mengambil peran dalam penentuan waktu baku. Sebagai contoh, pada penentuan penyesuaian pada waktu baku hitung, operator pada operasi 6 dan 7, tabel 4.15, 4.16, dan 4.17, merupakan pekerja praktek dari sekolah tinggi kejuruan, hal itu mengakibatkan kemampuan operator tidak dapat dibandingkan dengan saat sistem berjalan, melakukan perhitungan penyesuaian. Hal lain yang mungkin mengakibatkan perbedaan adalah, pada waktu baku sistem berjalan, waktu baku sudah mengalami permbulatan satu angka dibelakang koma.

15 74 Namun, dengan berbagai perbedaan tersebut, total waktu baku untuk kedua tipe waktu baku tetap memiliki angka yang sama, 24,84 detik untuk waktu baku hitung, dan 25,00 detik untuk waktu baku pada sistem berjalan. Sehingga, diambil kesimpulan, bahwa data waktu baku pada sistem berjalan, cukup sesuai dengan keadaan aktual Proses Pembuatan Kontrak Usulan dan Analisa Pada sistem usulan, bagian pembuatan kontrak diharapkan dapat mengetahui kapasitas perusahaan, sehingga mampu menentukan apakah sebuah kontrak dapat dipertanggung jawabkan atau tidak. Sebagai fungsi tambahan. pada sistem usulan, sistem dapat menentukan berapa jumlah produksi yang mampu dilakukan, terhadap produk yang akan dibuat kontraknya, dimana jumlah tersebut juga dihitung berdasarkan kapasitas perusahaan. Untuk melakukan kedua fungsi tersebut, sistem usulan akan didukung dengan metode RCCP. Data yang digunakan untuk perhitungan RCCP, antara lain, data produksi satu jenis produk, tipe mesin,dan jumlah mesin pada tiap tipe mesin tersebut, efisiensi, utilisasi, waktu kerja, shift, dan hari kerja. Adapun datadata yang tidak terdokumentasi pada proses sistem berjalan sekarang, akan diasumsikan guna mendukung proses perhitungan Perhitungan Jumlah Produksi Berdasarkan RCCP Pada perhitungan RCCP, data produk yang digunakan akan tetap menggunakan base plate standard.

16 75 Data tipe mesin dan jumlah mesin pada tiap tipe mesin akan menggunakan data pada tabel 1.1, untuk memudahkan, tabel tersebut akan ditampilkan kembali. Sedangkan untuk data waktu kerja, shift, dan hari kerja, akan menggunakan data yang telah disebutkan pada gambaran perusahaan (bab satu). Tabel 4.21 Data mesin Tipe Mesin Jumlah Mesin perforating 6 Mesin stamping 16T 9 Mesin stamping 25T 3 Mesin stamping 40T 4 Mesin stamping 45T 1 Mesin stamping 63T 6 Mesin stamping 100T 2 Mesin stamping 110T 7 Mesin stamping 160T 2 Mesin stamping 200T 1 Mesin degreasing 1 Mesin spraying 1 Mesin printing 2 Mesin roll 3 Mesin tapping 7 Untuk penentuan efisiensi, didapatkan dari jumlah rata-rata defect produk. Dengan defect 5%, maka ditarik kesimpulan bahwa efisiensi mesin yang digunakan adalah 95%. Sedangkan untuk penentuan utilisasi, didapatkan dari pengamatan penggunaan mesin yang dilakukan secara langsung. Adapun besarnya utilisasi tersebut adalah 70 %. Berdasarkan production routing pada tabel 4.8, berikut ini, diberikan tabel mesin yang digunakan untuk produksi base plate standard, beserta waktu mesin yang terpakai.

17 76 Tabel 4.22 Bill of resources base plate standard Tipe Mesin Waktu Mesin Mesin Stamping 110T 6.9 Mesin Stamping 63T 4.7 Mesin Stamping 25T 2.1 Mesin Stamping 16T 2.5 Mesin Tapping 8.8 Pada tabel diatas, waktu mesin didapatkan dengan menjumlahkan waktu baku pada tabel 4.8, yang menggunakan tipe mesin yang sama. Berikut ini, diberikan contoh perhitungan dari tabel diatas. Mesin stamping 110T: Waktu mesin = waktu baku operasi 1 + waktu baku operasi 5 = = 6.9 detik Selanjutnya, dengan menggunakan data, dan informasi diatas, maka dibuatlah tabel laporan RCCP berdasarkan tiap tipe mesin yang digunakan. Berikut ini, tabel laporan RCCP salah satu tipe mesin yang digunakan. Tabel 4.23 Laporan RCCP mesin stamping 25T Deskripsi Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 (1) Jam Standar Mesin (detik) 5,443,200 5,443,200 5,443,200 (2) Tingkat Efisiensi (Kondisi Aktual) (3) Tingkat Utilisasi (Kondisi Aktual) (4) Kebutuhan Aktual (detik) 2,000,000 3,000,000 4,000,000 (5) Kapasitas Tersedia (Rated) (1) x (2) x (3) 3,619,728 3,619,728 3,619,728 (6) Kekurangan / Kelebihan Kapasitas = (5) - (4) 1,619, , ,272

18 77 Berikut ini, diberikan contoh perhitungan RCCP pada tabel yang ada diatas. Bulan 1: Hari kerja per bulan = jumlah hari kerja per minggu x jumlah minggu = 6 x 4 = 24 hari Jam kerja per hari = jumlah shift x jam kerja = 3 x 7 = 21 jam Jam standar mesin = hari kerja x jam kerja x jumlah mesin = 24 x 21 x 3 = 1,512 jam = 90,720 menit = 5,443,200 detik Kapasitas tersedia = jam standar mesin x utilisasi x efisiensi = 5,443,200 x 0.70 x 0.95 = 3,619,728 detik Kekurang / kelebihan kapasitas = kapasitas tersedia kebutuhan aktual = 3,619,728 2,000,000 = 1,619,728 detik Pada contoh perhitungan diatas, nilai kebutuhan aktual yang digunakan merupakan asumsi. Pada sistem usulan yang dikembangkan, seharusnya data tersebut, diisi dengan perhitungan total jam mesin yang digunakan, oleh kontrak-kontrak yang aktif pada bulan tersebut, dan tiap kontrak tersebut memiliki penggunaan mesin stamping 25T, pada proses produksinya (berdasarkan production routing).

19 78 Berikut ini, diberikan tabel contoh perhitungan kebutuhan aktual dengan menggunakan data fiksi. Kontrak Produk Tabel 4.24 Data kontrak bulan 1 Batas Pesanan (unit) Aktif Stamping 25T Waktu Mesin (detik) NK001 A 3,000 ya ya 12 NK002 B 5,000 ya ya 13 NK003 C 2,000 ya tidak - NK004 D 2,400 tidak tidak - NK005 E 1,600 tidak ya 16 Dari tabel kontrak diatas, maka data kontrak yang diperhitungkan dalam perhitungan kebutuhan aktual pada bulan 1 adalah, kontrak NK001, dan NK002. Adapun contoh perhitungan total waktu mesin, pada satu kontrak dengan menggunakan data tabel diatas adalah. NK001 Total waktu mesin = batas pesanan x waktu mesin = 3,000 x 12 = 36,000 detik Kemudian, perhitungan kebutuhan aktual pada bulan 1 akan menjadi. Bulan 1: Kebutuhan aktual = total waktu mesin kontrak yg aktif = total waktu mesin (NK001 + NK002) = 36, ,000 = 101,000 detik

20 79 Dengan menggunakan cara perhitungan (dan asumsi) yang sama pada setiap tipe mesin yang digunakan. Maka akan didapatkan tabel kapasitas, pada seluruh tipe mesin yang digunakan, pada produksi base plate standard. Tabel 4.25 Kapasitas mesin untuk produksi base plate standard Tipe Mesin Sisa Kapasitas Mesin (detik) Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Mesin Stamping 110T 345, ,000 80,000 Mesin Stamping 63T 500,000 56,400 56,000 Mesin Stamping 25T 1,619, , ,272 Mesin Stamping 16T 300, ,000 30,000 Mesin Tapping 700, , ,000 Dengan menggunakan data pada tabel diatas, dan data pada tabel 4.24, maka akan didapat batas (limit) produksi, untuk produk base plate standard pada bulan 1, 2 dan 3. Adapun hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 4.26 Jumlah produksi base plate standard Tipe Mesin Batas Produksi (unit) Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Mesin Stamping 110T 50, ,000 11,594 Mesin Stamping 63T 106,383 12,000 11,914 Mesin Stamping 25T 771, ,108 0 Mesin Stamping 16T 120, ,000 Mesin Tapping 79,545 14,204 19,886 Maksimum Produksi 50, Pada tabel diatas, maksimum produksi adalah jumlah produksi maksimum perusahaan terhadap produk base plate standard. Berikut ini, diberikan contoh perhitungan tabel batas produksi diatas. Mesin stamping 110T:

21 80 Bulan 1 = sisa kapasitas mesin bulan 1 / waktu mesin = 345,000 / 6.9 = 50,000 unit Maksimum produksi: Bulan 1 = Min [batas produksi tiap mesin pada bulan 1] = Min [50,000 ; 106,383 ; 771,299 ; 120,000 ; 79,545] = 50,000 unit Pada perhitungan batas produksi, jika nilai kapasitas sudah memiliki nilai negatif, maka produksi tidak mungkin dilakukan. Sehingga menghasilkan nilai 0 unit pada jumlah batas produksi Analisa Proses Pembuatan Kontrak Usulan Ada beberapa perubahan yang terjadi pada sistem usulan. Perubahan itu antara lain, lama kontrak berdasarkan bulan, bukan tahun, dan kontrak memiliki batas pesanan. Pada perubahan pertama, pelanggan dapat membuat kontrak hanya pada saat yang dibutuhkan (dengan catatan tooling yang diperlukan sudah tersedia). Kontrak tidak akan membatasi pelanggan, untuk membuat kontrak dengan minimal waktu kontrak sebanyak n-tahun. Pada perubahan kedua, batas pemesanan merupakan perubahan yang berguna bagi pelanggan dan perusahaan. Bagi perusahaan, batas pemesanan dapat digunakan untuk menentukan besarnya kapasitas perusahaan, yang digunakan oleh kontrak yang dibuat. Bagi pelanggan, pelanggan dapat menentukan apakah jumlah produksi, sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

22 81 Pada sistem yang dikembangkan, batas pemesanan bukanlah angka mati dalam menentukan jumlah pemesanan. Seperti sistem sebelumnya, pelanggan dapat tidak melakukan pemesanan, atau memesan dibawah batas tersebut. Pelanggan juga dapat memesan diatas jumlah batas pemesanan tersebut, tapi dengan biaya yang disesuaikan dengan biaya/denda pemesanan yang berlebih. Pada setiap sistem baru, hampir selalu ada kelemahan. Pada sistem usulan ini, jumlah batas produksi bisa dianggap jumlah yang optimis atau bahkan tidak mungkin didapat pada keadaan aktual (jika dilakukan tanpa lembur dan sebagainya). Hal ini dikarenakan, kapasitas mesin yang tersedia merupakan gabungan jumlah mesin dari suatu tipe mesin. Sedangkan, satu operasi kerja tidak mungkin dilakukan pada dua mesin atau lebih. Hal itu dikarenakan, tools yang dibutuhkan hanya ada satu (umumnya), karena pada sistem mass production, pelanggan seharusnya tidak perlu membuat banyak tool yang sama untuk melakukan satu operasi kerja Proses Penerimaan Pemesanan Usulan dan Analisa Pada sistem usulan, proses penerimaan pemesanan diharapkan mampu memberikan informasi, tentang waktu penyelesaian pemesanan suatu produk, dengan mempertimbangkan produksi yang sedang berjalan. Sehingga, janji pengiriman pemesanan kepada pelanggan, seharusnya (jika tidak terjadi gangguan luar biasa) dapat dipertanggungjawabkan.

23 82 Selain fungsi utama untuk menentukan waktu selesai suatu pemesanan, sistem usulan akan memiliki fungsi tambahan, yaitu mengetahui jumlah unit yang dapat diproduksi dengan input finish date. Jumlah unit tersebut tentunya juga mempertimbangkan produksi yang sedang berjalan Perhitungan Waktu Selesai Produksi Dengan Forward Scheduling Perhitungan waktu produksi akan menggunakan data produk base plate standard, untuk data ketersediaan mesin akan digunakan data fiksi, jumlah kuantitas akan dikalikan 105%, untuk memperhitungkan defect yang akan terjadi, waktu produksi juga akan memperhitungkan waktu istirahat pada setiap shift. Sebagai contoh perhitungan, misalkan seorang pelanggan ingin memesan produk base plate standard, yang telah dia buat kontraknya. Pelanggan tersebut melakukan pemesanan pada tanggal 20 januari 2013, jam 13:06. Pelanggan tersebut ingin memesan sebanyak 3,000 unit. Maka pada tanggal berapa pesanan tersebut dapat selesai. Untuk memulai perhitungan, dibutuhkan beberapa data. Data production routing dari base plate standard dan data ketersediaan mesin yang digunakan. Data production routing akan menggunakan tabel yang sudah ada sebelumnya, sedangkan untuk data ketersediaan mesin, akan dibuat data fiktif untuk membantu proses perhitungan. Berikut ini, diberikan tabel waktu produksi tiap operasi, menggunakan data dari tabel production routing (tabel 4.8).

24 83 Operasi Tabel 4.27 Waktu produksi tiap operasi base plate standard Waktu Standar (detik/unit) (1) Kuantitas Penyesuaian Defect (%) (3) Waktu Produksi (jam:menit:detik) (1) x (2) x (3) (2) , :12: , :11: , :50: , :06: , :50: , :12: , :30:00 diatas. Operasi 1: Berikut ini, diberikan contoh perhitungan waktu produksi dari tabel Waktu produksi = waktu standar x kuantitas x penyesuaian defect = 4.8 x 3000 x 105% = 15,120 detik = 4 jam 12 menit 0 detik Berikut ini, diberikan tabel fiktif data mesin beserta rincian ketersediaannya. Tabel 4.28 Data mesin dan rincian ketersediaan Tipe Mesin Nomor Mesin Status Tanggal Jam Mesin Stamping 16T 16-A idle 1/20/ :27 Mesin Stamping 16T 16-B on work 1/22/ :15 Mesin Stamping 25T 25-A on work 1/20/ :22 Mesin Stamping 110T 110-A on work 1/20/ :14 Mesin Stamping 110T 110-B on work 1/21/ :49 Mesin Stamping 63T 63-A on work 1/21/ :42 Mesin Tapping T-A on work 1/21/ :21 Mesin Tapping T-B on work 1/22/ :12 Mesin Tapping T-C idle 1/20/ :18

25 84 Dengan menggunakan data pada dua tabel diatas, maka akan didapatkan rincian proses produksi dengan metode forward scheduling. Rincian tersebut akan terlihat seperti berikut. Tabel 4.29 Rincian proses produksi dengan metode forward scheduling Operasi Mesin Yang Dipakai Mesin Stamping 110T Mesin Stamping 16T Mesin Stamping 25T Mesin Stamping 63T Mesin Stamping 110T Mesin Tapping Mesin Tapping Nomor Mesin Tanggal Mulai Jam Mulai Tanggal Selesai Jam Selesai 110-A 1/20/ :14 1/21/ :26 16-A 1/20/ :14 1/21/ :26 25-A 1/20/ :14 1/21/ :26 63-A 1/21/ :42 1/21/ : A 1/21/ :42 1/21/ :48 T-C 1/21/ :42 1/21/ :54 T-A 1/21/ :21 1/21/ :51 Perhitungan pada rincian proses diatas hanya merupakan hasil penjumlahan waktu mulai berdasarkan ketersediaan mesin yang terdapat pada tabel 4.30, dengan waktu produksi pada tabel Tetapi, ada beberapa batasan dalam melakukan penentuan waktu mulai dan waktu selesai. Batasan-batasan tersebut antara lain: 1. Waktu mulai suatu operasi harus mempertimbangkan ketersediaan mesin. 2. Waktu mulai paling cepat suatu operasi, adalah sama dengan waktu operasi sebelumnya, ditambah satu waktu baku operasi tersebut.

26 85 3. Pemilihan mesin yang digunakan, adalah mesin dengan ketersediaan paling cepat. 4. Waktu selesai suatu operasi, paling cepat sama dengan operasi sebelumnya, ditambah satu waktu baku operasi tersebut. Sebagai contoh, akan diberikan contoh penentuan waktu mulai dan waktu selesai, dengan batasan-batasan tersebut. Batasan 1: Operasi 1 menggunakan mesin stamping 110T, mesin tersebut sedang digunakan, dan dijadwalkan selesai pada jam 21:14. Oleh karena itu, operasi 1 hanya dapat dilakukan, paling cepat, jam 21:14. Batasan 2: Operasi 2 menggunakan mesin stamping 16T, mesin tersebut seharusnya sudah dapat digunakan sejak pesanan diterima. Namun, dikarenakan operasi pertama hanya dapat dimulai pada jam 21:14, maka operasi kedua akan memulai, paling cepat, pada jam 21:14. Batasan 3: Operasi 5 menggunakan mesin stamping 110T, mesin tersebut ada dua, 110T-A dan 110T-B. pada operasi 1, mesin A digunakan karena lebih cepat, begitu pula dengan operasi 5, mesin A akan digunakan. Operasi 7 menggunakan mesin tapping. Mesin tersebut juga digunakan oleh operasi sebelumnya. Namun pada operasi sebelumnya, mesin tapping dengan nomor T-C diperkirakan selesai pada jam 07:54, sedangkan mesin tapping dengan nomor T-A, akan tersedia pada jam 06:21. Karena mesin T-A sudah dapat digunakan pada jam 06:21, maka operasi 7 akan menggunakan mesin T-C tersebut, dan mulai pada 06:21.

27 86 Batasan 4: Pada operasi 2, dengan menjumlahkan waktu produksi dengan jam mulai operasi, seharusnya operasi akan selesai pada jam 23:25. Namun, dikarenakan operasi 1 dijadwalkan selesai pada jam 01:26 keesokan harinya, maka operasi 2, paling cepat, akan selesai pada jam 01: Perhitungan Jumlah Produksi Berdasarkan Finish Date Perhitungan jumlah kuantitas produksi, dimaksudkan untuk mengantisipasi kejadian, dimana pelanggan membutuhkan pemesanan produk tertentu, pada tanggal dan jam yang sudah ditentukan. Ketika kejadian tersebut terjadi, bagian penerimaan pemesanan dapat mengatakan dengan pasti, jumlah unit produk yang dapat diproduksi. Perhitungan jumlah unit tersebut tentunya juga mempertimbangkan ketersediaan mesin. Sebagai contoh perhitungan, kasus yang digunakan akan sama dengan kasus pada contoh perhitungan forward scheduling. Tetapi, bukannya pelanggan ingin memesan 3,000 unit, pelanggan akan meminta jumlah unit yang dapat diproduksi pada tanggal 21 januari 2013, jam Untuk memulai perhitungan, dibutuhkan data ketersediaan mesin, dan production routing. Data tersebut sama dengan data yang digunakan pada perhitungan forward scheduling, sehingga data pada perhitungan forward scheduling akan digunakan kembali. Dari data-data tersebut, maka akan didapatkan tabel batas produksi untuk tiap mesin pada proses produksi base plate standard.

28 87 Tabel 4.30 Rincian perhitungan maksimum produksi base plate standard Mesin Yang Digunakan Mesin Stamping 110T Mesin Stamping 16T Mesin Stamping 25T Mesin Stamping 63T Mesin Tapping Waktu Mesin No Mesin Tanggal Mulai Jam Mulai Waktu Sisa (detik) Jumlah Produksi (unit) A 1/20/ :14 63,960 8, A 1/20/ :14 63,960 24, A 1/20/ :14 63,960 28, A 1/21/ :42 44,280 8, T-C 1/21/ :42 44,280 4,780 Maksimum Produksi 4,780 Beberapa data diisi dengan menggunakan cara dan batasan yang sama dengan perhitungan sebelumnya. Adapun pengisian data yang sama tersebut antara lain. Waktu mesin menggunakan data bill of resources (tabel 4.24), no. mesin, tanggal mulai, dan jam mulai, menggunakan batasan dan sumber data yang sama dengan forward scheduling. Sedangkan untuk perhitungan waktu sisa, batas produksi, dan maksimum produksi, berikut akan diberikan contoh perhitungannya. Mesin stamping 110T: Jumlah break = (19.46 sisa (19.46 / (7 + 1) ) ) / ( 7 + 1) = ( ) / 8 = 16 / 8 = 2

29 88 Total waktu break = 1 jam x 2 = 2 jam Waktu sisa = selisih antara waktu mulai dan selesai yang diinginkan = 19 jam 46 menit, tanpa mempertimbangkan waktu istirahat = 17 jam 46 menit, dengan mempertimbangkan waktu istirahat = 63,960 detik, tanpa efisiensi mesin (95%) = 63,960 x 0.95 = 60,762 detik, dengan mempertimbangkan efisiensi mesin Jumlah produksi = waktu tersisa / waktu mesin = 60,762 / 6.9 = 8, = 8,806 unit Maksimum produksi = Min [jumlah produksi tiap mesin] = Min [8,806 ; 24,304 ; 28,934 ; 8,950 ; 4,780] = 4,780 unit Pada perhitungan maksimum produksi, waktu mesin yang digunakan merupakan gabungan operasi-operasi yang menggunakan tipe mesin yang sama. Hal ini karena dirasa tidak mungkin untuk menentukan mesin yang tepat, untuk tiap operasi dengan tipe mesin yang sama, seperti yang dilakukan pada perhitungan forward scheduling. Sebagai contoh, jika ada produk dengan jumlah operasi, yang menggunakan tipe mesin sama adalah 4, sedangkan jumlah mesin dengan tipe mesin yang dibutuhkan tersebut hanya tersedia 2. Maka tentu saja penentuan satu proses satu mesin tidak mungkin dilakukan.

30 89 Dampak dari penggunaan total waktu mesin, dari operasi-operasi yang menggunakan mesin yang sama, adalah mesin yang dijadwalkan untuk digunakan hanya satu. Sehingga jika suatu proses produksi memiliki 3 operasi dengan mesin yang sama, maka jumlah produksi maksimum akan dihitung berdasarkan kapasitas satu mesin saja Analisa Proses Penerimaan Pemesanan Usulan Pada sistem usulan, proses penerimaan pemesanan dibuat sehingga dapat mempertimbangkan janji pengiriman yang dibuat. Selain dapat mengetahui finish date dari produk yang ingin dipesan, sistem usulan juga mampu melakukan simulasi jumlah produksi. Pada kedua fungsi sistem usulan tersebut, beberapa variabel juga dimasukan untuk membuat perhitungan waktu produksi menjadi lebih sesuai dengan aktual. variabel tersebut antara lain, penambahan penyesuaian defect pada kuantitas produk yang dipesan, dan penambahan waktu istirahat (jika memang dibutuhkan), Namun, seperti pada sistem usulan pada proses pembuatan kontrak, sistem usulan pada proses penerimaan pemesanan ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain, hasil simulasi forward scheduling pada penentuan finish date merupakan tanggal selesai optimis, karena tidak adanya perhitungan hari libur. Selain itu, waktu istirahat hanya berdasarkan waktu produksi, tanpa melihat jam aktual, dan terakhir, tidak adanya penambahan utilisasi mesin.

31 90 Utilisasi tidak ditambahkan, karena diasumsikan pada perhitungan, mesin yang dijadwalkan untuk berfungsi, sehingga utilisasi pada jangka waktu tersebut akan menjadi 1 (100%) Proses Penjadwalan Produksi Usulan dan Analisa Pada sistem usulan, proses penjadwalan diharapkan dapat berfungsi lebih efektif dan lebih efisien. Untuk menjalankan fungsi tersebut, sistem usulan akan memberikan perhitungan metode backward scheduling dan forward scheduling untuk membantu bagian penjadwalan dalam melakukan penjadwalan proses produksi. Pada perhitungan penjadwalan usulan ini, data yang digunakan akan sama dengan perhitungan forward scheduling. Sehingga, perhitungan metode forward scheduling tidak perlu dilakukan kembali Perhitungan Waktu Mulai Produksi Dengan Backward Scheduling Pada saat penerimaan pemesanan, pelanggan tentunya akan membuat janji pengiriman produk yang dipesannya. Namun, dengan hanya menggunakan metode forward scheduling, yang diketahui hanyalah waktu selesai tanpa memperhitungkan efisiensi penggunaan mesin. Oleh karena itu dibutuhkan metode pendukung lainnya, untuk melakukan penjadwalan. Pada backward scheduling, kasus yang digunakan merupakan lanjutan dari kasus pada perhitungan forward scheduling. Pelanggan ingin memesan 3,000 unit produk base plate standard, dan memilih untuk dilakukan pengiriman pada tanggal 24 januari 2013 (jam tidak ditentukan).

32 91 Pada kasus seperti diatas, tentunya bagian penjadwalan, seharusnya tidak menjadwalankan produksi sesuai referensi forward scheduling yang telah dihitung sebelumnya. Diperlukan perhitungan untuk mengetahui, kapan sebaiknya dilakukan produksi sehingga produksi akan selesai pada saat yang dibutuhkan. Untuk perhitungan backward scheduling pada sistem usulan, hanya diperlukan data dari tabel waktu produksi pemesanan base plate standard (tabel 4.29). Dari data pada tabel tersebut, akan didapatkan hasil perhitungan backward scheduling seperti berikut. Tabel 4.31 Rincian proses produksi dengan metode backward scheduling Operasi Waktu produksi Tanggal Tanggal Jam (jam:menit:detik) Kirim Mulai Mulai 1 04:12:00 1/24/2013 1/23/ : :11:15 1/24/2013 1/23/ : :50:15 1/24/2013 1/23/ : :06:45 1/24/2013 1/23/ : :50 :15 1/24/2013 1/23/ : :12:00 1/24/2013 1/23/ : :30:00 1/24/2013 1/23/ :29 Pada tabel diatas, ada beberapa data yang diambil dari tabel yang sudah dibuat sebelumnya, data-data yang digunakan kembali tersebut antara lain, data urutan operasi, dan waktu produksi, yang diambil dari tabel Seperti forward scheduling, perhitungan backward scheduling hanya merupakan hasil pengurangan dari tanggal kirim dengan waktu produksi, namun, sama juga dengan forward scheduling, ada beberapa batasan dalam menentukan tanggal dan jam mulai. Batasan tersebut antara lain:

33 92 1. Waktu mulai operasi sebelumnya, paling lambat adalah sama dengan operasi selanjutnya, ditambah satu waktu baku operasi tersebut. Berikut ini diberikan contoh penggunaan batasan tersebut. Batasan 1: Pada operasi 2, seharusnya jika melakukan pengurangan, tanggal pengiriman dengan waktu produksi, akan didapatkan jam mulai 21:48. Tetapi, dikarenakan operasi 6 harus dimulai pada jam 19:47, agar dapat menyelesaikan produksi sesuai kuantitas, maka operasi 2 yang merupakan pendahulu dari operasi 6, harus mulai dengan waktu yang paling telat, sama dengan operasi 6, yaitu 19:47. Pada proses perhitungan backward scheduling, finish date diasumsikan adalah satu menit sebelum delivery date yang dijanjikan. Sehingga, finish date untuk kasus diatas adalah 23 januari 2013, jam 23: Analisa Proses Penjadwalan Produksi Usulan Pada proses penjadwalan yang diusulkan, bagian penjadwalan akan memiliki informasi tentang, earliest start date tiap operasi (dari forward scheduling), dan latest start date tiap operasi (dari backward scheduling). Dengan menggunakan informasi tersebut, diharapkan bagian penjadwalan mampu membuat penjadwalan bidirectional scheduling yang lebih efektif dan efisien dibandingkan hanya menggunakan earliest due date dan memprioritaskan perusahaan-perusahaan besar, yang digunakan pada sistem berjalan.

34 93 Pada proses penjadwalan usulan, sistem juga dapat melakukan perhitungan yang sama, dengan perhitungan forward scheduling untuk proses penerimaan pemesanan. Sehingga, saat penjadwalan, waktu produksi juga akan disesuaikan kembali dengan ketersediaan mesin. Penyesuaian tersebut dilakukan karena, waktu penjadwalan, dan waktu penerimaan pemesanan, belum tentu sama. Sehingga, perubahan-perubahan terhadap status mesin adalah hal yang mungkin terjadi Proses Pengendalian Produksi Usulan dan Analisa Pembuatan kontrak sudah sesuai kapasitas, penerimaan pemesanan sudah mempertimbangkan produksi yang berjalan, penjadwalan sudah seoptimal mungkin. Tetapi, walaupun segala hal telah dijadwalkan dan dirancang sebaik mungkin, ketidakcocokan pada produksi tetap mungkin terjadi. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan produksi untuk mengendalikan produksi agar produksi tetap sesuai. Pada sistem usulan, akan dibuat sebuah daftar operasi, lengkap dengan nomor mesin yang digunakan, tanggal dan jam mulai operasi, tanggal dan jam selesai operasi, dan jumlah produksi yang harus dihasilkan. Untuk menjalankan fungsi tersebut, digunakan bantuan metode dispatching system. Data dan informasi yang diperlukan untuk pembuatan daftar tersebut akan menggunakan hasil penjadwalan yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk itu, akan digunakan kembali tabel 4.29, dan 4.33.

35 Pembuatan Dispatch List Sebagai contoh pembuatan dispatch list, akan digunakan kasus lanjutan dari kasus yang digunakan pada perhitungan forward dan backward scheduling. Pada kasus lanjutan tersebut, bagian penjadwalan telah menjadwalkan proses produksi untuk tiap operasi. Penjadwalan tersebut mengikuti referensi backward scheduling, dan mesin yang digunakan merupakan mesin berdasarkan tabel ketersediaan mesin (tabel 4.30). Berikut ini, diberikan hasil penjadwalan dari kasus diatas. Tabel 4.32 Penjadwalan produksi base plate standard Operasi Nomor Tanggal Jam Tanggal Jam Mesin Mulai Mulai Selesai Selesai A 1/23/ :47 1/23/ : A 1/23/ :47 1/23/ : A 1/23/ :47 1/23/ : A 1/23/ :47 1/23/ : B 1/23/ :47 1/23/ :59 6 T-C 1/23/ :47 1/23/ :59 7 T-A 1/23/ :29 1/23/ :59 Dari tiap pendjadwalan tersebut, akan dibuat menjadi dispatch list. Berikut ini, diberikan dispatch list salah satu operasi yang dihasilkan dari penjadwalan tersebut. Tabel 4.33 Dispatch list operasi 1 pada produksi base plate standard Operasi Nomor Mesin Jam Kuantitas A A A A A 5 150

36 95 Jumlah jam pada tabel dispatch list, merupakan lama produksi yang dilakukan, dihitung dari waktu suatu operasi mulai hingga operasi selesai. Pada tabel 4.34, operasi 1 memiliki waktu produksi 4 jam 12 menit. Sehingga tabel dispatch list memiliki 5 jam pada pembuatannya. Berikut ini, diberikan contoh perhitungan untuk tabel dispatch list operasi 1 diatas. Waktu produksi = = 4 jam 12 menit Waktu baku produksi = waktu produksi / (kuantitas x penyesuaian defect) = 4 jam 12 menit / (3,000 x 105%) = 15,120 detik / 3,150 = 4.8 detik Jam 1: Kuantitas = waktu tersedia / waktu baku produksi = 1 jam / 4.8 detik = 3,600 detik / 4.8 detik = 750 unit Jam 5: Kuantitas = waktu tersedia / waktu baku produksi = 12 menit / 4.8 detik = 720 detik / 4.8 detik = 150 unit

37 96 Waktu baku produksi dihitung untuk menyesuaikan jumlah produksi berdasarkan waktu produksi. Jika suatu operasi perlu memproduksi dengan waktu lebih lama dari seharusnya (yang diakibatkan menunggu output dari operasi sebelumnya). Maka jumlah produksi juga perlu disesuaikan dengan jumlah produksi operasi sebelumnya Analisa Proses Pengendalian Produksi Usulan Proses pengendalian produksi pada sistem yang diusulkan, mampu mengawasi proses produksi, pada tiap operasi yang dilakukan. Selain hal tersebut, jumlah produksi bahkan ditunjukan pada tiap jam produksi. Sehingga jika terjadi ketidakcocokan produksi, tindakan perbaikan dapat dilakukan, contohnya dengan lembur atau hal lainnya Analisa Sistem Usulan Secara keseluruhan, sistem usulan membantu perusahaan dengan memberikan informasi yang dibutuhkan. Sistem usulan tidak melakukan pengambilan keputusan, melainkan membantu tiap pengguna sistem untuk mengambil keputusan. Pada proses pembuatan kontrak, sistem usulan memberikan informasi jumlah kapasitas produksi perusahaan. Bagian pembuat kontrak dan pelanggan yang menentukan apakah kontrak tersebut akan dibuat atau tidak. Pada proses penerimaan pemesanan, sistem memberikan informasi waktu penyelesaian produksi. Selain hal tersebut, sistem juga memastikan bagian penerima pesanan tidak menerima pesanan dengan tanggal pengiriman yang tidak mungkin dilakukan.

38 97 Namun, seperti sistem usulan pada pembuatan kontrak. Tanggal pengiriman akan ditentukan oleh bagian penerimaan pemesanan dan pelanggan (selama masih mungkin dilakukan). Pada proses penjadwalan produksi, sistem usulan memberikan informasi tentang earliest start date dan latest start date. Bagian penjadwalan produksi yang harus menentukan kapan produksi harus dibuat. Jika penjadwalan tidak mungkin untuk memenuhi pemesanan, yang diakibatkan karena ada hambatan atau gangguan lainnya, bagian penjadwalan dapat memilih untuk menggunakan subkontrak. Oleh karena itu, sistem yang diusulkan pada proses penjadwalan bukan hanya berfungsi membantu proses penjadwalan, namun juga menjadi alat pencegahan awal jika produksi tidak mungkin memenuhi pemesanan. Pada proses pengendalian produksi, sistem usulan memberikan informasi tentang jumlah unit yang harus diproduksi, berdasarkan penjadwalan yang telah dilakukan. Jika didapatkan jumlah unit yang diproduksi berbeda dari informasi yang diberikan oleh sistem usulan, bagian produksi mampu melakukan tindakan penanggulangan yang dibutuhkan. 4.3 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan langkah pertama dalam membuat sistem usulan menjadi sebuah sistem informasi. Perancangan sistem dilakukan untuk mengubah kebutuhan para pengguna, dan fungsi yang diusulkan, menjadi bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh programmer (pembuat sistem informasi).

39 Activity Diagram Proses bisnis dimulai dari pelanggan mendaftar, kemudian membuat produk, membuat kontrak, melakukan pemesanan, kemudian pemesanan dijadwalkan, dan terakhir penjadwalan diproduksi, dimana proses produksi juga termasuk dalam pengendalian produksi itu sendiri. Selain aktivitas tersebut, ada juga proses mensimulasikan produksi, yang bukan merupakan keharusan untuk dilakukan, tetapi merupakan salah satu fungsi tambahan pada sistem yang diusulkan. Berikut ini, diberikan gambar activity diagram untuk problem domain dari PT. Denko Wahana Industries. Gambar 4.1 Activity diagram Actor List Berikut ini, diberikan tabel aktor yang akan menggunakan sistem informasi yang dikembangkan.

40 99 Tabel 4.34 Actor list sistem usulan Actor Customer Service Bagian Tooling Bagian Kontrak Bagian Pemesanan Bagian Pemesanan PPIC Bagian Produksi Bagian Tooling Bagian Tooling Event Mendaftar Pelanggan Mendaftar Produk Membuat Kontrak Menerima Pemesanan Mensimulasikan Produksi Menjadwalkan Produksi Memproduksi Mendaftar Tipe Mesin Mendaftar Mesin Pada tabel aktor diatas, bagian sales and marketing dipecah menjadi aktor-aktor yang lebih spesifik terhadap proses bisnis yang dikerjakan. Aktoraktor tersebut antara lain customer service, bagian pembuatan kontrak, dan bagian penerimaan pemesanan Event Table Berikut ini, diberikan event table berdasarkan proses bisnis yang dimodelkan. Tabel 4.35 Event table sistem usulan Event Trigger Source Use Case Response Destination Mendaftar Pelanggan new_id_pelanggan Pelanggan input_pelanggan - - Mendaftar Produk new_id_produk Bagian Tooling input_produk - - Membuat Kontrak new_no_kontrak Pelanggan input_kon -trak - - Menerima Pemesanan new_no_peme -sanan Pelanggan input_pemesanan Jadwal Produksi PPIC Mensimulasikan Produksi ID_produk, kuantitas Pelanggan simulate_ produksi Produksi Maksimum Pelanggan

41 100 Tabel 4.36 Event table sistem usulan (lanjutan) Event Trigger Source Use Case Resp Destin onse ation Bagian Menjadwalk an Produksi new_no_jadw al_produksi PPIC update_jadw al_produksi Work sheet Produk si Memproduks i new_no_work sheet Bagian Produksi update_work sheet - - Mendaftar Tipe Mesin new_id_tipe_ mesin Bagian Tooling input_tipe_m esin - - Mendaftar Mesin new_id_mesi n Bagian Tooling input_mesin Domain Model Class Diagram Class yang terdapat pada problem domain antara lain: 1. Pelanggan, ID pelanggan pada class ini digunakan untuk melakukan inisiasi pendaftaran produk. 2. Tipe mesin, data nama mesin pada class ini digunakan pada proses pendaftaran rincian produk. 3. Mesin, data waktu pada class ini digunakan pada proses perhitungan waktu selesai, dan penjadwalan produksi. 4. Produk, dan detail produk, data waktu baku pada class ini digunakan untuk menghitung waktu selesai produksi, begitu juga untuk menghitung jumlah produksi. 5. Kontrak, info kontrak, dan realisasi kontrak, bulan pada info kontrak digunakan untuk inisiasi proses pemesanan. 6. Pemesanan, data kuantitas, tanggal pengiriman dan id produk pada class ini digunakan untuk menjadwalkan produksi. 7. Jadwal produksi, dan detail jadwal produksi, class ini memiliki fungsi utama melakukan penjadwalan pemesanan yang diterima. Hasil penjadwalan juga sekaligus digunakan sebagai pengendali produksi.

42 Worksheet, detail worksheet, dan detail proses, class ini digunakan sebagai pengendali produksi pada lantai produksi. Dengan membandingkan keadaan aktual dengan hasil penjadwalan, diharapkan produksi dapat berjalan sesuai jadwal. Berikut ini, diberikan class diagram yang menggambarkan hubungan antara tiap class yang telah didefinisikan diatas. Gambar 4.2 Domain model class diagram sistem usulan

43 CRUD Matrix Berikut ini, diberikan CRUD matrix antara hubungan domain class dan use cases yang telah diidentifikasi sebelumnya.. Tabel 4.37 CRUD Matrix sistem usulan Use Cases Mesin input_pelanggan input_produk input_kontrak input_pemesanan simulate_- produksi update_- jadwal_- produksi update_- worksheet input_tipe_ mesin input_mesi n manage_da ta Pela ngga n Pro duk Kon trak Domain Class Jadwal Peme Produksi sanan Works heet CR R CR UD Tipe Mesin R - - R CR R CR CR R R R UR CR - RU UR - RU CR UD R UD - UD UD UD UD CR UD Pada CRUD matrix diatas, diberikan use case manage data yang sebelumnya tidak disebutkan. Hal ini untuk menunjukan bahwa untuk beberapa class, proses update dan delete dilakukan oleh use case tambahan tersebut. Use case tambahan tersebut dilakukan oleh aktor supervisor. Use case tambahan ini tidak diberikan pembahasan lanjutan karena dirasa tidak sulit.

44 Use Case Diagram Gambar 4.3 Use Case Diagram sistem usulan

45 Use Case Description Tabel 4.38 Use case description input pelanggan Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholder s Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions input_pelanggan Mendaftar pelanggan Pelanggan baru, ingin melakukan bisnis dengan perusahaan Pelanggan memberikan data perusahaan Bagian customer service memasukan data perusahaan Customer service - Bagian tooling: input data pada proses pendaftaran produk Bagian kontrak: input data pada proses pembuatan kontrak Bagian pemesanan: input data pada proses penerimaan pemesanan dan simulasi produksi - ID pelanggan harus disimpan Actor System 1. Customer service 1.1 Membuat dan membuka window register menampilkan ID pelanggan pelanggan baru 2. Customer service memasukan data 3. Customer service 3.1 Menyimpan data menyimpan data pelanggan pelanggan 3.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan Tabel 4.39 Use case description input tipe mesin Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case input_tipe_mesin Mendaftar tipe mesin Perusahaan membeli mesin dengan tipe mesin baru Bagian tooling memasukan data tipe mesin Bagian tooling -

46 105 Tabel 4.40 Use case description input tipe mesin (lanjutan) Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions Bagian tooling: input data pada proses pendaftaran produk, dan pendaftaran mesin - ID tipe mesin harus disimpan Actor System 1.1 Membuat dan 1. Bagian tooling membuka menampilkan ID tipe mesin window tipe mesin baru 2. Bagian tooling memasukan nama tipe mesin 3. Bagian tooling 3.1 Menyimpan data tipe menyimpan data tipe mesin mesin 3.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan Tabel 4.41 Use case description input mesin Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons input_mesin Mendaftar mesin Perusahaan membeli mesin baru Bagian tooling memasukan data mesin Bagian tooling - Bagian kontrak: input data pada proses pembuatan kontrak Bagian pemesanan: input data pada proses penerimaan pemesanan dan simulasi produksi PPIC: input data pada proses penjadwalan produksi Bagian produksi: input data pada proses produksi ID tipe mesin, untuk mesin baru harus ada ID mesin harus disimpan

47 106 Tabel 4.42 Use case description input mesin (lanjutan) Flow of Events Exception Conditions Actor System 1. Bagian tooling membuka 1.1 Membuat dan window mesin menampilkan ID mesin baru 2. Bagian tooling memasukan data mesin 3. Bagian tooling menyimpan data mesin 3.1 Menyimpan data mesin 3.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan Tabel 4.43 Use case description input produk Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions input_produk Mendaftar produk Pelanggan membuat produk baru Pelanggan memberikan gambaran produk Bagian tooling memasukan data produk beserta rinciannya Bagian tooling - Bagian kontrak: input data pada proses pembuatan kontrak Tipe mesin, untuk proses produksi produk baru harus ada ID pelanggan harus ada ID produk, dan rinciannya harus disimpan Actor System 1. Bagian tooling membuka 1.1 Membuat dan window produk menampilkan ID produk baru 2. Bagian tooling menambahkan rincian produk 3. Bagian tooling menyimpan data produk 3.1 Menyimpan data produk 3.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan Tabel 4.44 Use case description input kontrak Use Case Name Scenario input_kontrak Membuat kontrak

48 107 Tabel 4.45 Use case description input kontrak (lanjutkan) Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions Pelanggan membuat atau memperbarui kontrak Pelanggan memberikan data kontrak Bagian kontrak memasukan data kontrak Bagian kontrak Include: hitung_jumlah_produksi Bagian pemesanan: input data pada proses penerimaan pemesanan ID produk yang ingin dibuat kontrak harus ada ID mesin harus ada ID pelanggan harus ada No kontrak, dan info kontrak harus disimpan Actor 1. Bagian kontrak membuka window kontrak 2. Bagian kontrak memasukan data kontrak 3. Bagian kontrak mengecek jumlah produksi System 1.1 Membuat dan menampilkan no kontrak baru 3.1 Menghitung jumlah produksi (hitung_jumlah_produksi) 3.2 Menampilkan jumlah produksi 4. Bagian kontrak menyimpan data kontrak 4.1 Menyimpan data kontrak 3.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan 4.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan Tabel 4.46 Use case description simulate produksi Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case simulate_produksi Mensimulasikan produksi Pelanggan ingin mengetahui jumlah produksi pada waktu tertentu Pelanggan memberikan ID pelanggan, ID produk, dan waktu selesai Bagian pemesanan mensimulasikan jumlah produksi Bagian pemesanan Include: hitung_jumlah_produksi

49 108 Tabel 4.47 Use case description simulate produksi (lanjutan) Stakeholder s Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions Pelanggan: mengetahui jumlah produksi maksimum ID produk yang ingin disimulasikan harus ada ID mesin harus ada ID pelanggan harus ada - Actor 1. Bagian pemesanan membuka window simulasi 2. Bagian pemesanan memasukan data simulasi 3. Bagian pemesanan mensimulasikan produksi System 3.1 Menghitung jumlah produksi (hitung_jumlah_produksi) 3.2 Menampilkan jumlah produksi 3.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan Tabel 4.48 Use case description hitung jumlah produksi Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons hitung_jumlah_produksi Membuat kontrak, mensimulasikan produksi Sistem memerlukan perhitungan jumlah produksi Sistem menghitung jumlah produksi Sistem input_kontrak, dan simulate_produksi Bagian kontrak: salah satu fungsi perhitungan pembuatan kontrak Bagian pemesanan: salah satu fungsi perhitungan simulasi produksi ID produk ada ID_tipe_mesin untuk seluruh operasi ada Waktu mesin tersedia untuk tiap tipe mesin ada -

50 109 Tabel 4.49 Use case description hitung jumlah produksi (lanjutan) Flow of Events Exception Conditions Actor 1. Menghitung jumlah produksi - System 1.1 Memberikan hasil perhitungan Tabel 4.50 Use case description input pemesanan Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events input_pemesanan Menerima pemesanan Pelanggan melakukan pemesanan Pelanggan memberikan data pemesanan Bagian pemesanan memasukan data pemesanan Bagian pemesanan Includes: hitung_waktu_selesai_produksi update_kontrak create_jadwal_produksi PPIC: input data pada proses penjadwalan produksi ID pelanggan harus ada ID mesin harus ada No kontrak dengan ID produk yang ingin dipesan harus ada No pemesanan harus disimpan Actor 1. Bagian pemesanan membuka window pemesanan 2. Bagian pemesanan memasukan data pemesanan 3. Bagian pemesanan menghitung tanggal selesai 4. Bagian pemesanan menyimpan data pemesanan System 1.1 Membuat dan menampilkan no pemesanan baru 3.1 Menghitung waktu selesai produksi (hitung_waktu_selesai_produ ksi) 3.2 Menampilkan tanggal selesai 4.1 Menyimpan data pemesanan 4.2 Membuat jadwal produksi (create_jadwal_produksi) 4.3 Melakukan update kontrak (update_kontrak)

51 110 Tabel 4.51 Use case description input pemesanan (lanjutan) Exception Conditions 3.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan 4.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan Tabel 4.52 Use case description create jadwal produksi Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions create_jadwal_produksi Menerima pemesanan Bagian pemesanan menyimpan data pemesanan Sistem membuat jadwal produksi Sistem input_pemesanan PPIC: input data pada proses penjadwalan produksi No pemesanan ada No jadwal produksi dan seluruh data rincian jadwal produksi ada No jadwal produksi, dan rinciannya harus disimpan Actor 1. Membuat jadwal produksi - System 1.1 Menyimpan data jadwal produksi 1.2 Menyimpan data rincian jadwal produksi Tabel 4.53 Use case description update kontrak Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case update_kontrak Menerima pemesanan Bagian pemesanan menyimpan data pemesanan Sistem melakukan update terhadap kontrak Sistem input_pemesanan

52 111 Tabel 4.54 Use case description update kontrak (lanjutan) Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions Bagian pemesanan: input data pada proses penerimaan pemesanan No pemesanan, dan data pemesanan ada Kontrak, dan info kontrak harus di-update, realisasi kontrak harus disimpan Actor System 1. Melakukan update 1.1 Melakukan update sisa kontrak batas pemesanan pada info kontrak 1.2 Menyimpan data realisasi kontrak 1.1 Jika pemesanan yang dilakukan melewati batas pemesanan, maka pada langkah 1.1 akan dilakukan: a. update kelebihan pemesanan pada kontrak, dan b. update sisa batas pemesanan pada info kontrak menjadi nol Tabel 4.55 Use case description update jadwal produksi Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events update_jadwal_produksi Menjadwalkan produksi Sistem membuat jadwal produksi PPIC memilih no jadwal produksi yang ingin dijadwalkan PPIC menjadwalkan mesin yang akan digunakan PPIC Includes: hitung_waktu_selesai_produksi update_mesin create_worksheet Bagian produksi: input data pada proses produksi No jadwal produksi harus ada ID mesin harus ada Rincian jadwal produksi harus di-update Mesin harus di-update Actor System 1. PPIC membuka window penjadwalan 2. PPIC memilih data 2.1 Menghitung waktu mulai penjadwalan maksimum 2.2 Menampilkan data penjadwalan

53 112 Tabel 4.56 Use case description update jadwal produksi (lanjutan) Flow of Events Exception Conditions 3. PPIC mengedit data rincian penjadwalan 4. PPIC menyimpan data rincian jadwal produksi yang baru 3.1 Menghitung waktu selesai produksi (hitung_waktu_selesai_produ ksi) 3.2 Menampilkan waktu selesai 4.1 Menyimpan rincian jadwal produksi 4.2 Membuat worksheet (create_worksheet) 4.3 Mengedit status mesin dan data mesin (update_mesin) 4.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan Tabel 4.57 Use case description hitung waktu selesai produksi Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions hitung_waktu_selesai_produksi Menerima pemesanan, menjadwalkan produksi Sistem memerlukan perhitungan waktu selesai produksi Sistem menghitung waktu selesai produksi Sistem input_pemesanan, dan update_jadwal_produksi Bagian pemesanan: salah satu fungsi perhitungan penerimaan pemesanan PPIC: salah satu fungsi perhitungan penjadwalan produksi ID produk ada No operasi ada Waktu mulai operasi ada Kuantitas pemesanan ada - Actor 1. Menghitung waktu selesai produksi - System 1.1 Memberikan hasil perhitungan

54 113 Tabel 4.58 Use case description create worksheet Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions create_worksheet Menjadwalkan produksi Bagian penjadwalan menyimpan data rincian operasi produksi Sistem membuat worksheet Sistem update_jadwal_produksi Bagian produksi: input data pada proses produksi No jadwal produksi ada Data rincian jadwal produksi ada Data waktu baku ada No worksheet, dan rinciannya harus disimpan, rincian proses harus disimpan Actor System 1. Membuat worksheet 1.1 Menyimpan data worksheet 1.2 Menyimpan data rincian worksheet 1.3 Menyimpan data rincian proses 1.1 Jika urutan no operasi bukan merupakan operasi pertama, maka langkah 1.1 tidak dilakukan Tabel 4.59 Use case description update worksheet Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns update_worksheet Memproduksi Sistem membuat worksheet Bagian produksi memilih no worksheet Bagian produksi memilih no operasi rincian worksheet Bagian produksi mengganti status worksheet Bagian produksi Includes: update_mesin - No worksheet ada

55 114 Tabel 4.60 Use case description update worksheet (lanjutan) Postconditi ons Flow of Events Exception Conditions Rincian worksheet harus di-update Mesin harus di-update Actor 1. Bagian produksi membuka window worksheet 2. Bagian produksi memilih no worksheet 3. Bagian produksi mengganti status rincian worksheet 4. Bagian produksi menyimpan data rincian worksheet yang baru System 2.1 Menampilkan data worksheet 4.1 Menyimpan rincian worksheet 4.2 Mencetak rincian proses 4.3 Mengedit data mesin (update_mesin) 3.1 Jika operasi sebelumnya belum dikerjakan, operasi tersebut tidak dapat diganti statusnya 4.1 Jika data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan peringatan Jika status = "finish", maka hapus rincian proses Tabel 4.61 Use case description update mesin Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Description Actors Related Use Case Stakeholde rs Preconditio ns Postconditi ons Flow of Events update_mesin Menjadwalkan produksi, dan memproduksi Bagian penjadwalan menyimpan data rincian operasi produksi, atau bagian produksi menyimpan data rincian worksheet Sistem mengedit mesin Sistem update_jadwal_produksi, atau update_worksheet Bagian pemesanan: input data pada proses penerimaan pemesanan dan simulasi produksi PPIC: input data pada proses penjadwalan produksi ID mesin ada Waktu ada Mesin harus di-update Actor System 1. Mengedit data mesin 1.1 Menyimpan waktu

56 System Sequence Diagram Gambar 4.4 SSD input pelanggan Gambar 4.5 SSD input tipe mesin Gambar 4.6 SSD input mesin

57 116 Gambar 4.7 SSD input produk Gambar 4.8 SSD input kontrak

58 117 Gambar 4.9 SSD simulate produksi Gambar 4.10 SSD hitung jumlah produksi Gambar 4.11 SSD input pemesanan

59 118 Gambar 4.12 SSD create jadwal produksi Gambar 4.13 SSD update kontrak Gambar 4.14 SSD hitung waktu selesai produksi Gambar 4.15 SSD update jadwal produksi

60 119 Gambar 4.16 SSD create worksheet Gambar 4.17 SSD update worksheet Gambar 4.18 SSD update mesin Statechart Diagram Gambar 4.19 Statechart pelanggan

61 120 Gambar 4.20 Statechart tipe mesin Gambar 4.21 Statechart mesin Gambar 4.22 Statechart produk

62 121 Gambar 4.23 Statechart kontrak Gambar 4.24 Statechart pemesanan Gambar 4.25 Statechart jadwal produksi

63 122 Gambar 4.26 Statechart worksheet Design Class Diagram Pada pemodelan design class diagram ini, dikarenakan batasan area penulisan, dan terlalu besarnya gambar, maka method pada tiap class akan dituliskan pada tabel diluar class diagram. Berikut ini, diberikan design class diagram pada sistem usulan untuk masing-masing use case yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gambar 4.27 Design class diagram input pelanggan

64 123 Gambar 4.28 Design class diagram input tipe mesin Gambar 4.29 Design class diagram input mesin Gambar 4.30 Design class diagram input produk

65 124 Gambar 4.31 Design class diagram input kontrak Gambar 4.32 Design class diagram simulate produksi

66 125 Gambar 4.33 Design class diagram hitung jumlah produksi Gambar 4.34 Design class diagram input pemesanan Gambar 4.35 Design class diagram create jadwal produksi

67 126 Gambar 4.36 Design class diagram update kontrak Gambar 4.37 Design class diagram update jadwal produksi Gambar 4.38 Design class diagram hitung waktu selesai produksi

68 127 Gambar 4.39 Design class diagram create worksheet Gambar 4.40 Design class diagram update worksheet Gambar 4.41 Design class diagram update mesin

69 128 Gambar 4.42 Design class diagram sistem usulan Method List Daftar method dibuat untuk menggantikan kurangnya method pada pemodelan design class diagram diatas.

70 129 Tabel 4.62 Method list - input pelanggan Class RegisterHandler Pelanggan Method input_pelanggan (nama_perusahaan, alamat, no_telp) get_lastid ( ) create_id_pelanggan (ID_pelanggan) save_pelanggan (ID_pelanggan, nama_perusahaan, alamat, no_telp) Tabel 4.63 Method list - input tipe mesin Class Method TipeMesinHandler input_tipem (nama_mesin) get_lastid () Tipe_Mesin create_id_tipem (ID_tipe_mesin) save_tipem (ID_tipe_mesin, nama_mesin) Tabel 4.64 Method list - input mesin Class MesinHandler Mesin Tipe_Mesin Method input_mesin (ID_tipe_mesin, status, waktu) get_lastid () create_id_mesin (ID_mesin) save_mesin (ID_mesin, ID_tipe_mesin, status, waktu) create_mesin () read_tipem () Tabel 4.65 Method list - input produk Class Method ProdukHandler input_produk (ID_pelanggan) Tipe_Mesin read_tipem () create_produk () Pelanggan read_pelanggan () get_lastid () create_id_produk (ID_produk) Produk create_detailpr (ID_produk) input_detailpr (ID_tipe_mesin, waktu_baku) save_produk (ID_produk, ID_pelanggan)

71 130 Tabel 4.66 Method list - input produk (lanjutan) Class Detail_Produk Method create_no_operasi (no_operasi) save_detailpr (ID_produk, no_operasi, ID_tipe_mesin, waktu_baku) Tabel 4.67 Method list - input kontrak Class Method input_kontrak (ID_produk, batas_pemesanan, lama_kontrak, bulan_mulai) KontrakHandler hitung_waktu_mesin (ID_tipe_mesin, jumlah_mesin) cari_min_produksi (jumlah_produksi) Pelanggan read_pelanggan () create_kontrak () Produk read_produk (ID_pelanggan) read_detailpr (ID_produk) Detail_Produk read_detailpr (ID_produk, ID_tipe_mesin) get_lastno ( ) create_no_kontrak (no_kontrak) create_infok (no_kontrak, bulan_mulai) hit_jumlah_waktu_produksi (ID_tipe_mesin,waktu_baku, sisa_batas_pemesanan) hit_waktu_mesin_tersedia (ID_tipe_mesin, Kontrak waktu_mesin, jumlah_waktu_produksi) hitung_jumlah_produksi (ID_produk, ID_tipe_mesin, waktu_mesin_tersedia) input_infok (jumlah_produksi, batas_pemesanan) save_kontrak (no_kontrak,id_produk, batas_pemesanan, lama_kontrak, bulan_mulai, kelebihan_batas) create_bulan (bulan) Kontrak_Info save_infok (no_kontrak, bulan, kapasitas_max, sisa_batas) Tipe_Mesin - read_mesin (ID_tipe_mesin) Mesin hitung_jumlah_mesin (ID_mesin)

72 131 Tabel 4.68 Method list - simulate produksi Class Method hitung_waktu_mesin_tersedia (waktu, waktu_selesai) SimulasiHandler hitung_jumlah_produksi (ID_produk, ID_tipe_mesin, waktu_mesin_tersedia) Pelanggan read_pelanggan () Produk read_produk (ID_pelangan) Detail_Produk read_detailpr (ID_produk) Tipe_Mesin - Mesin read_mesin (ID_tipe_mesin) Tabel 4.69 Method list hitung jumlah produksi Class Method hit_waktu_mesin (waktu_baku) HitungJumlahHan dler hit_jumlah_produksi (waktu_mesin_tersedia, waktu_mesin) Produk - Detail_Produk read_detailpr (ID_produk, ID_tipe_mesin) Class PemesananHandle r Tabel 4.70 Method list - input pemesanan Method create_tanggal () input_pemesanan (ID_produk, no_kontrak, kuantitas) hitung_waktu_selesai (no_operasi, ID_produk, waktu_mulai, waktu_baku, kuantitas) input_pemesanan (tanggal_pengiriman) Pelanggan read_pelanggan () Produk - Detail_Produk read_detailpr (ID_produk) Kontrak create_pemesanan (tanggal) Info_Kontrak read_infok (no_kontrak,tanggal) Tipe_Mesin - Mesin read_mesin (ID_tipe_mesin) get_lastno () create_no_pemesanan (no_pemesanan) Pemesanan create_jadwalp (no_pemesanan) save_pemesanan (no_pemesanan, ID_produk, tanggal, kuantitas, tanggal_pengiriman)

73 132 Tabel 4.71 Method list - input pemesanan (lanjutan) Pemesanan Jadwal_Produksi Detail_Jadwal_Pro duksi create_jadwal_produksi () update_kontrak (no_kontrak, no_pemesanan, bulan, kuantitas) create_no_jadwalp (no_pemesanan) create_detailjp (no_jadwal_produksi, no_operasi) input_detailjp (no_operasi, ID_mesin, waktu_mulai) input_detailjp (no_operasi,waktu_selesai,waktu_baku) cek_waktu_mulai (no_operasi, waktu_mulai) cek_waktu_selesai (no_operasi, waktu_selesai, waktu_baku) Tabel 4.72 Method list - create jadwal produksi Class Method CreateJadwalHand ler - save_jadwal_produksi (no_jadwal_produksi, Jadwal_Produksi no_pemesanan) save_detailjp (status="raw") Detail_Jadwal_Pro save_detailjp (no_jadwal_produksi, no_operasi, duksi ID_mesin, status, waktu_mulai, waktu_selesai) Tabel 4.73 Method list - update kontrak Class Method UpdateKontrakHa ndler - read_kontrak (no_kontrak) create_realisasik (no_kontrak, no_pemesanan, bulan, kuantitas) Kontrak update_infok (sisa_batas_pemesanan = 0) update_kontrak (no_kontrak,id_produk, batas_pemesanan, lama_kontrak, bulan_mulai, kelebihan_batas) save_realisasik (no_kontrak, no_pemesanan, bulan, Realisasi_Kontrak kuantitas) read_infok (no_kontrak, bulan) hitung_sisa_batas_pemesanan Info_Kontrak (sisa_batas_pemesanan, kuantitas) update_infok (no_kontrak, bulan, kapasitas_max, sisa_batas)

74 133 Tabel 4.74 Method list - update jadwal produksi Class Method JadwalProduksiHa hitung_waktu_selesai (ID_produk, no_operasi, ndler waktu_mulai, kuantitas) read_jadwalp (no_jadwal_produksi) edit_detailjp (ID_mesin, waktu_mulai) Jadwal_Produksi edit_detailjp (waktu_selesai, waktu_baku) edit_detailjp (status = "scheduled") create_worksheet () read_detailjp (status="raw") read_detailjp (status,no_jadwal_produksi) cek_waktu_mulai (no_jadwal_produksi, no_operasi, waktu_mulai) Detail_Jadwal_Pro cek_waktu_selesai (no_jadwal_produksi, no_operasi, duksi waktu_selesai, waktu_baku) update_detailjp (no_jadwal_produksi, no_operasi, status, waktu_mulai, waktu_selesai) update_mesin (ID_mesin, status = "scheduled") update_mesin (ID_mesin, waktu_selesai) read_mesin () Mesin update_mesin (ID_mesin, ID_tipe_mesin, status, waktu) hitung_waktu_mulai_max (no_operasi, waktu_baku, Max_Start tanggal_pengiriman, kuantitas) cek_waktu_mulai_max (no_operasi, waktu_mulai) Produk - Detail_Produk read_detailpr (ID_produk) Pemesanan read_pemesanan (no_pemesanan) Tabel 4.75 Method list hitung waktu selesai produksi Class Method HitungWaktuHand ler hit_waktu_produksi (waktu_baku, kuantitas) hit_waktu_selesai (waktu_mulai, waktu_produksi) Produk - Detail_Produk read_detailpr (ID_produk, no_operasi)

75 134 Tabel 4.76 Method list - create worksheet Class Method CreateWorksheetH andler - create_no_worksheet (no_jadwal_produksi) Worksheet save_worksheet (no_worksheet, no_jadwal_produksi) create_detailw (no_worksheet, no_operasi, ID_mesin, status = "baklog", waktu_mulai) save_detailw (no_worksheet, no_operasi, status, waktu) hit_waktu_prod (waktu_mulai, waktu_selesai) Detail_Worksheet hit_waktu_baku_prod (waktu_produksi, kuantitas) create_detailps (no_worksheet, no_operasi, waktu_produksi, waktu_baku_produksi) create_jam (jam) Detail_Proses hitung_kuantitas (jam, waktu_produksi, waktu_baku_produksi) Tabel 4.77 Method list - update worksheet Class WorksheetHandler Worksheet Detail_Worksheet Detail_Proses Jadwal_Produksi Pemesanan Mesin Method change_stat (status = "on work", waktu = now) change_stat (status = "finish", waktu = now) edit_detailw (status, waktu) read_worksheet (no_worksheet) edit_detailw (status, waktu) read_detailw (status<>"finish") read_detailw (no_worksheet, status<>"finish") read_detailw (no_worksheet, no_operasi) update_detailw (no_worksheet, no_operasi,id_mesin, status, waktu) update_mesin (status ="on work") cek_id_mesin (ID_mesin, status = <> "finish") update_mesin (status="idle") update_mesin (ID_mesin, waktu) read_detailps (no_worksheet, no_operasi) print_detailps () delete_detailps (no_worksheet, no_operasi) read_jadwalp (no_jadwal_produksi) read_pemesanan (no_pemesanan) read_mesin (ID_mesin) update_mesin (ID_mesin, ID_tipe_mesin, status, waktu)

76 135 Tabel 4.78 Method list - update mesin Class UpdateMesinHand ler Mesin Method edit_mesin (waktu) update_mesin (ID_mesin, ID_tipe_mesin, status, waktu) Sequence Diagram Pada sequence diagram, akan ditunjukan interaksi internal pada sistem ketika seorang aktor melakukan suatu interaksi terhadap sistem. Gambar 4.43 Sequence diagram - input pelanggan

77 136 Gambar 4.44 Sequence diagram - input tipe mesin Gambar 4.45 Sequence diagram - input mesin 1

78 137 Gambar 4.46 Sequence diagram - input mesin 2 Gambar 4.47 Sequence diagram - input produk 1

79 138 Gambar 4.48 Sequence diagram - input produk 2 Gambar 4.49 Sequence diagram - input produk 3

80 139 Gambar 4.50 Sequence diagram - input kontrak 1 Gambar 4.51 Sequence diagram - input kontrak 2

81 140 Gambar 4.52 Sequence diagram - input kontrak 3 Gambar 4.53 Sequence diagram - input kontrak 4

82 141 Gambar 4.54 Sequence diagram - input kontrak 5 Gambar 4.55 Sequence diagram - simulate produksi 1

83 142 Gambar 4.56 Sequence diagram - simulate produksi 2 Gambar 4.57 Sequence diagram - hitung jumlah produksi

84 143 Gambar 4.58 Sequence diagram - input pemesanan 1 Gambar 4.59 Sequence diagram - input pemesanan 2

85 144 Gambar 4.60 Sequence diagram - input pemesanan 3 Gambar 4.61 Sequence diagram - input pemesanan 4

86 145 Gambar 4.62 Sequence diagram - input pemesanan 5 Gambar 4.63 Sequence diagram - create jadwal produksi

87 146 Gambar 4.64 Sequence diagram - update kontrak 1 Gambar 4.65 Sequence diagram - update kontrak 2

88 147 Gambar 4.66 Sequence diagram - update jadwal produksi 1 Gambar 4.67 Sequence diagram - update jadwal produksi 2

89 148 Gambar 4.68 Sequence diagram - update jadwal produksi 3 Gambar 4.69 Sequence diagram - update jadwal produksi 4

90 149 Gambar 4.70 Sequence diagram - hitung waktu selesai produksi Gambar 4.71 Sequence diagram - create worksheet 1

91 150 Gambar 4.72 Sequence diagram - create worksheet 2 Gambar 4.73 Sequence diagram - update worksheet 1

92 151 Gambar 4.74 Sequence diagram - update worksheet 2 Gambar 4.75 Sequence diagram - update worksheet 3

93 152 Gambar 4.76 Sequence diagram - update worksheet 4 Gambar 4.77 Sequence diagram - update mesin

94 Package Diagram Gambar 4.78 Package diagram sistem usulan

95 Deployment Diagram Gambar 4.79 Deployment diagram sistem usulan Sistem usulan akan menggunakan arsitektur client-server dengan bentuk centralized data, dimana masing masing komponen client memiliki fungsi yang dibutuhkan. Server berfungsi sebagai tempat penampungan data.

96 User Interface Gambar 4.80 Rancangan window register Berikut ini, diberikan daftar hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan window register. Tabel 4.79 Rincian user interface window register No Deskripsi Text box, berisi ID pelanggan yang terisi secara otomatis oleh sistem, ketika pengguna membuka window register. Tidak dapat diisi secara manual. Tombol bertuliskan Save, digunakan untuk menjalankan fungsi save. Tombol bertuliskan Cancel, berfungsi untuk membatalkan pengisian data yang telah dilakukan. Tombol silang pada pojok kanan atas, berfungsi untuk menutup window.

97 156 Gambar 4.81 Rancangan window tipe mesin Berikut ini, diberikan daftar hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan window tipe mesin. Tabel 4.80 Rincian user interface window tipe mesin No Deskripsi Text box, berisi ID tipe mesin yang terisi secara otomatis oleh sistem, ketika pengguna membuka window tipe mesin. Tidak dapat diisi secara manual. Tombol bertuliskan Save, digunakan untuk menjalankan fungsi save. Tombol bertuliskan Cancel, berfungsi untuk membatalkan pengisian data yang telah dilakukan. Tombol silang pada pojok kanan atas, berfungsi untuk menutup window.

98 157 Gambar 4.82 Rancangan window mesin Berikut ini, diberikan daftar hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan window mesin. Tabel 4.81 Rincian user interface window mesin No Deskripsi Text box, berisi ID mesin yang terisi secara otomatis oleh sistem, ketika pengguna membuka window mesin. Tidak dapat diisi secara manual. Combo box ID tipe mesin, berisi seluruh tipe mesin yang dimiliki oleh perusahaan. Jika saat memasukan mesin baru dan tidak menemukan tipe mesin yang dibutuhkan, maka harus mendaftarkan tipe mesin terlebih dahulu. Combo box status, berisi status yang kemungkinan dialami oleh suatu mesin. Status tersebut antara lain, idle, scheduled, maintenance, dan on work. Text box untuk mengisi waktu. Waktu yang dimasukan harus sesuai format (mm/dd/yyyy, hh:mm), agar ketika dibutuhkan dapat berfungsi dengan benar. Tombol bertuliskan Save, digunakan untuk menjalankan fungsi save.

99 158 Tabel 4.82 Rincian user interface window mesin (lanjutan) No 6 7 Deskripsi Tombol bertuliskan Cancel, berfungsi untuk membatalkan pengisian data yang telah dilakukan. Tombol silang pada pojok kanan atas, berfungsi untuk menutup window. Gambar 4.83 Rancangan window produk Berikut ini, diberikan daftar hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan window produk.

100 159 Tabel 4.83 Rincian user interface window produk No Deskripsi Text box, berisi ID produk yang terisi secara otomatis oleh sistem, ketika pengguna membuka window produk. Tidak dapat diisi secara manual. Combo box ID pelanggan, berisi seluruh pelanggan yang berbisnis dengan perusahaan. Jika saat memasukan produk baru dan tidak menemukan ID pelanggan yang dibutuhkan, maka harus mendaftarkan perusahaan terlebih dahulu. Text box, terisi secara otomatis oleh sistem ketika pengguna menekan tombol 7. Tidak dapat diisi secara manual. Combo box ID tipe mesin, berisi seluruh tipe mesin yang dimiliki oleh perusahaan. Jika saat memasukan produk baru dan tidak menemukan tipe mesin yang dibutuhkan, maka harus mendaftarkan tipe mesin terlebih dahulu Text box untuk mengisi waktu baku dari operasi yang sedang diinput. Tipe data kemungkinan bertipe single, karena waktu baku sangat mungkin untuk memiliki koma. Grid untuk menampilkan semua rincian dari jadwal produksi yang telah dimasukan. Tombol bertuliskan New Rincian, untuk menginisiasikan proses pembuatan no operasi. Hasil pembuatan no operasi akan ditampilkan pada text box 3. Tombol bertuliskan Add Rincian, untuk menambahkan rincian produk yang telah dimasukan. Grid nomor 6 yang akan menampilkan rincian produk yang sudah dimasukan sebelumnya. Tombol bertuliskan Save, digunakan untuk menjalankan fungsi save. Tombol bertuliskan Cancel, berfungsi untuk membatalkan pengisian data yang telah dilakukan. Tombol silang pada pojok kanan atas, berfungsi untuk menutup window.

101 160 Gambar 4.84 Rancangan window kontrak Berikut ini, diberikan daftar hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan window kontrak. Tabel 4.84 Rincian user interface window kontrak No Deskripsi Text box, berisi no kontrak yang terisi secara otomatis oleh sistem, ketika pengguna membuka window kontrak. Tidak dapat diisi secara manual. Combo box ID pelanggan, berisi seluruh pelanggan yang berbisnis dengan perusahaan. Jika saat melakukan pembuatan kontrak dan tidak menemukan ID pelanggan yang dibutuhkan, maka harus mendaftarkan perusahaan terlebih dahulu. Combo box ID produk, berisi seluruh ID produk dari pelanggan yang dipilih. Jika saat mau melakukan pembuatan kontrak dan tidak menemukan ID produk yang diinginkan, berarti produk belum didaftarkan. Text box untuk mengisi lama kontrak yang akan dibuat. Pada sistem usulan, satuan lama kontrak adalah bulan.

102 161 Tabel 4.85 Rincian user interface window kontrak (lanjutan) No Deskripsi Text box untuk mengisi bulan mulai kontrak. Pelanggan tidak perlu harus menjalankan kontrak yang dibuat, melainkan pelanggan dapat menentukan kapan kontrak tersebut mulai aktif. Text box untuk mengisi jumlah maksimum pemesanan tiap bulan. Text box yang digunakan oleh sistem untuk menampilkan hasil paling minimum dari grid no 8 ketika tombol 9 ditekan. Tidak dapat diisi secara manual. Grid yang digunakan sistem untuk menampilkan jumlah produksi maksimum tiap bulan, dari hasil perhitungan cek kapasitas yang diinisiasikan oleh tombol 9. Tombol bertuliskan Cek Kapasitas yang memiliki fungsi menginisiasikan use cases perhitungan jumlah produksi. Tombol bertuliskan Save, digunakan untuk menjalankan fungsi save. Tombol bertuliskan Cancel, berfungsi untuk membatalkan pengisian data yang telah dilakukan. Tombol silang pada pojok kanan atas, berfungsi untuk menutup window. Gambar 4.85 Rancangan window simulasi

103 162 Berikut ini, diberikan daftar hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan window simulasi. Tabel 4.86 Rincian user interface window simulasi No Deskripsi Combo box ID pelanggan, berisi seluruh pelanggan yang berbisnis dengan perusahaan. Jika saat melakukan simulasi dan tidak menemukan ID pelanggan yang dibutuhkan, maka harus mendaftarkan perusahaan terlebih dahulu. Combo box ID produk, berisi seluruh ID produk dari pelanggan yang dipilih. Jika saat mau melakukan simulasi dan tidak menemukan ID produk yang diinginkan, berarti produk belum didaftarkan. Text box untuk mengisi waktu selesai yang diharapkan. Waktu yang dimasukan harus sesuai format (mm/dd/yyyy, hh:mm), agar perhitungan dapat dilakukan dengan benar. Tombol bertuliskan Save, digunakan untuk menjalankan fungsi save. Tombol bertuliskan Cancel, berfungsi untuk membatalkan pengisian data yang telah dilakukan. Tombol silang pada pojok kanan atas, berfungsi untuk menutup window.

104 163 Gambar 4.86 Rancangan window pemesanan Berikut ini, diberikan daftar hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan window pemesanan. Tabel 4.87 Rincian user interface window pemesanan No Deskripsi Text box, berisi no pemesanan yang terisi secara otomatis oleh sistem, ketika pengguna membuka window pemesanan. Tidak dapat diisi secara manual. Text box, berisi tanggal yang terisi secara otomatis oleh sistem, ketika pengguna membuka window pemesanan. Tidak dapat diisi secara manual. Combo box ID pelanggan, berisi seluruh pelanggan yang berbisnis dengan perusahaan. Jika saat melakukan pemesanan dan tidak menemukan ID pelanggan yang dibutuhkan, maka harus mendaftarkan perusahaan terlebih dahulu.

105 164 Tabel 4.88 Rincian user interface window pemesanan (lanjutan) No Deskripsi Combo box ID produk, berisi seluruh ID produk dari pelanggan yang dipilih, dan berstatus aktif pada kontrak yang dibuat. Jika saat mau melakukan pemesanan dan tidak menemukan ID produk yang diinginkan, berarti produk belum didaftarkan dan/atau produk tidak aktif kontraknya ketika pemesanan dilakukan. Text box, berisi sisa batas pemesanan yang terisi secara otomatis oleh sistem, ketika pengguna memilih produk yang akan dipesan. Tidak dapat diisi secara manual. Sisa batas pemesanan dilihat dari data info kontrak, pada no kontrak dan bulan yang sesuai dengan data pemesanan. Text box untuk mengisi data jumlah kuantitas pemesanan yang ingin dilakukan. Hanya dapat diisi dengan angka, dan memiliki tipe data long. Text box yang digunakan oleh sistem untuk menampilkan hasil perhitungan ketika tombol 9 ditekan. Tidak dapat diisi secara manual. Text box untuk mengisi waktu selesai yang diharapkan. Waktu yang dimasukan harus sesuai format (mm/dd/yyyy), agar perhitungan dapat dilakukan dengan benar. Tombol bertuliskan hitung waktu selesai yang memiliki fungsi menginisiasikan use case hitung waktu selesai produksi. Tombol bertuliskan Save, digunakan untuk menjalankan fungsi save. Tombol bertuliskan Cancel, berfungsi untuk membatalkan pengisian data yang telah dilakukan. Tombol silang pada pojok kanan atas, berfungsi untuk menutup window.

106 165 Gambar 4.87 Rancangan window jadwal produksi Berikut ini, diberikan daftar hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan window jadwal produksi. Tabel 4.89 Rincian user interface window jadwal produksi No Deskripsi Combo box no jadwal produksi, berisi seluruh no jadwal produksi yang telah dibuat oleh sistem ketika pemesanan dilakukan. Jika saat melakukan penjadwalan, dan tidak menemukan no jadwal produksi, maka kemungkinan tidak ada pemesanan yang perlu dijadwalkan, atau semua rincian jadwal produksi telah dijadwalkan. Text box yang berisi data ID produk, yang diambil dari data pemesanan yang mendasari pembuatan jadwal produksi yang dipilih. Tidak dapat diisi secara manual. Text box yang berisi data kuantitas, yang diambil dari data pemesanan yang mendasari pembuatan jadwal produksi yang dipilih. Tidak dapat diisi secara manual. Text box yang berisi data tanggal pengiriman, yang diambil dari data pemesanan yang mendasari pembuatan jadwal produksi yang dipilih. Tidak dapat diisi secara manual.

107 166 Tabel 4.90 Rincian user interface window jadwal produksi (lanjutan) No Deskripsi Text box yang berisi data no operasi, yang diambil dari data rincian jadwal produksi. Akan terisi secara otomatis ketika tombol 12 ditekan. Tidak dapat diisi secara manual. Text box yang berisi data status. Status akan terisi secara otomatis dengan status Scheduled ketika tombol 12 ditekan. Tidak dapat diisi secara manual. Text box berisi data waktu mulai maksimum dari no operasi pada text box 5. Akan terisi secara otomatis ketika tombol 12 ditekan. Tidak dapat diisi secara manual. Text box yang berisi data waktu selesai, yang diambil dari data rincian jadwal produksi. Akan terisi secara otomatis ketika tombol 12 ditekan. Tidak dapat diisi secara manual. Combo box yang berisi data seluruh data ID mesin yang ada pada perusahaan. Combo box akan dapat dipilih sesudah tombol 12 ditekan, dan setiap pemilihan mesin, akan mengubah nilai pada text box 8 dan 10. Nilai pada text box 8 akan diisi dengan hasil perhitungan use case hitung waktu selesai yang diinisiasikan ketika combo box ini dipilih. Text box yang berisi data waktu mulai, yang diambil dari data rincian jadwal produksi. Akan terisi secara otomatis ketika tombol 12 ditekan. Tidak dapat diisi secara manual. Grid yang menunjukan seluruh data yang ada pada perusahaan, berisi data ID mesin, status, dan waktu. Terisi ketika tombol 12 ditekan. Tombol bertuliskan Edit Rincian. Ketika tombol ini ditekan, akan secara otomatis mencari rincian jadwal produksi yang belum dijadwalkan, berdasarkan no penjadwalan yang dipilih pada combo box 1. Kemudian menampilkan data rincian jadwal produksi dari no jadwal produksi yang dipilih dan no operasi yang dicari sebelumnya, ke dalam text box 5, 6, 8, 10 dan combo box 9. Kemudian juga menginisiasikan pehitungan waktu mulai maksimum dan menampilkan hasil pada text box 7. Tombol bertuliskan Save, digunakan untuk menjalankan fungsi save. Tombol bertuliskan Cancel, berfungsi untuk membatalkan pengisian data yang telah dilakukan. Tombol silang pada pojok kanan atas, berfungsi untuk menutup window.

108 167 Gambar 4.88 Rancangan window worksheet Berikut ini, diberikan daftar hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan window worksheet. Tabel 4.91 Rincian user interface window worksheet No 1 Deskripsi Combo box no worksheet, berisi seluruh no worksheet yang telah dibuat oleh sistem ketika penjadwalan dilakukan. Jika saat melakukan produksi, dan tidak menemukan no worksheet, maka kemungkinan tidak ada jadwal produksi yang perlu dikerjakan, atau semua rincian worksheet telah dikerjakan.

109 168 Tabel 4.92 Rincian user interface window worksheet (lanjutan) No Deskripsi Text box yang berisi data kuantitas, yang diambil dari data pemesanan yang mendasari pembuatan worksheet yang dipilih. Tidak dapat diisi secara manual. Combo box seluruh no operasi yang belum dijadwalkan, berdasarkan no worksheet yang dipilih. Jika no operasi telah diproduksi dan telah selesai, maka no worksheet tidak akan ditampilkan pada combo box ini. Text box yang berisi data ID mesin, yang diambil dari rincian worksheet, berdasarkan no operasi dan no worksheet yang dipilih. Tidak dapat diisi secara manual. Text box yang berisi data status, yang diambil dari rincian worksheet, berdasarkan no operasi dan no worksheet yang dipilih. Tidak dapat diisi secara manual. Text box yang berisi data waktu, yang diambil dari rincian worksheet, berdasarkan no operasi dan no worksheet yang dipilih. Tidak dapat diisi secara manual. Text box yang berisi data waktu, yang diambil dari rincian worksheet, berdasarkan no operasi dan no worksheet yang dipilih. Tidak dapat diisi secara manual. Tombol bertuliskan Ubah Status, yang befungsi mengubah nilai pada text box 6 dan 7. Nilai status pada text box 6 akan disesuaikan terhadap nilai status awal yang ada pada text box 6. Sedangkan text box 7 akan diisi dengan waktu tombol ini ditekan. Jika status pada no operasi sebelumnya belum diubah, maka tombol ini tidak dapat ditekan. Tombol bertuliskan Save, digunakan untuk menjalankan fungsi save. Tombol bertuliskan Cancel, berfungsi untuk membatalkan pengisian data yang telah dilakukan. Tombol silang pada pojok kanan atas, berfungsi untuk menutup window.

110 Relational Database Tabel 4.93 Relational database pelanggan Nama Field Tipe Data Deskripsi ID Pelanggan Text Primary Key Nama Perusahaan Text - Alamat Text - Nomor Telp Number - Tabel 4.94 Relational database tipe mesin Nama Field Tipe Data Deskripsi ID Tipe Mesin Text Primary Key Nama Mesin Text - Tabel 4.95 Relational database mesin Nama Field Tipe Data Deskripsi ID Mesin Text Primary Key ID Tipe Mesin Text Foreign Key Status Text - Waktu Text - Tabel 4.96 Relational database produk Nama Field Tipe Data Deskripsi ID Produk Text Primary Key ID Pelanggan Text - Tabel 4.97 Relational database detail produk Nama Field Tipe Data Deskripsi ID Produk Text Foreign Key No Operasi Number - ID Tipe Mesin Text Foreign Key Waktu Baku Float -

111 170 Tabel 4.98 Relational database kontrak Nama Field Tipe Data Deskripsi No Kontrak Text Primary Key ID Produk Text Foreign Key Lama Kontrak Number - Bulan Mulai Number - Batas Pemesanan Number - Kelebihan Batas Number - Tabel 4.99 Relational database info kontrak Nama Field Tipe Data Deskripsi No Kontrak Text Foreign Key Bulan Number - Kapasitas Max Number - Sisa Batas Number - Tabel Relational database realisasi kontrak Nama Field Tipe Data Deskripsi No Kontrak Text Foreign Key No Pemesanan Text Foreign Key Bulan Number - Kuantitas Number - Tabel Relational database pemesanan Nama Field Tipe Data Deskripsi No Pemesanan Text Primary Key ID Produk Text Foreign Key Tanggal Pemesanan Date - Kuantitas Number - Tanggal Pengiriman Date - Tabel Relational database jadwal produksi Nama Field Tipe Data Deskripsi No Jadwal Produksi Text Primary Key No Pemesanan Text Foreign Key

112 171 Tabel Relational database detail jadwal produksi Nama Field Tipe Data Deskripsi No Jadwal Produksi Text Foreign Key No Operasi Number - ID Mesin Text Foreign Key Status Text - Waktu Mulai Text - Waktu Selesai Text - Tabel Relational database worksheet Nama Field Tipe Data Deskripsi No Worksheet Text Primary Key No Jadwal Produksi Text Foreign Key Tabel Relational database detail worksheet Nama Field Tipe Data Deskripsi No Worksheet Text Foreign Key No Operasi Number - ID Mesin Text Foreign Key Status Text - Waktu Text - Tabel Relational database detail proses Nama Field Tipe Data Deskripsi No Worksheet Text Foreign Key No Operasi Number - Jam Number - Kuantitas Number Record Relational Database Untuk memperjelas perancangan relational database untuk sistem usulan. Akan diberikan contoh record dari relational database yang dirancang tersebut. Untuk lebih mempermudah pengertian, record yang disimpan merupakan data dari contoh kasus pada pembuatan sistem usulan.

113 172 Tabel Record pelanggan ID Pelanggan IDP0001 IDP0002 Nama Perusahaan Panasonic Manufacturing Indonesia Kepsonic Indonesia Alamat Jln. xxxx no xx Jln. xxxx no xx Nomor Telp 02x-xxxxxxx 02x-xxxxxxx Tabel Record tipe mesin ID Tipe Mesin ITM001 ITM002 ITM003 ITM004 ITM005 Nama Mesin Mesin Stamping 110T Mesin Stamping 16T Mesin Stamping 25T Mesin Stamping 63T Mesin Tapping Tabel Record mesin ID Mesin ID Tipe Mesin Status Waktu IDM001 ITM002 idle 1/20/2013, 04:27 IDM002 ITM002 on work 1/22/2013, 07:15 IDM003 ITM003 on work 1/20/2013, 20:22 IDM004 ITM001 on work 1/20/2013, 21:14 IDM005 ITM001 on work 1/21/2013, 23:49 IDM006 ITM004 on work 1/21/2013, 03:42 IDM007 ITM005 on work 1/21/2013, 06:21 IDM008 ITM005 on work 1/22/2013, 12:12 IDM009 ITM005 idle 1/20/2013, 10:18 Tabel Record produk ID Produk IDPR001 IDPR002 IDPR003 IDPR004 IDPR005 IDPR006 ID Pelanggan IDP0001 IDP0002 IDP0001 IDP0002 IDP0001 IDP0002

114 173 Tabel Record detail produk ID Produk No Operasi ID Tipe Mesin Waktu Baku IDPR001 1 ITM IDPR001 2 ITM IDPR001 3 ITM IDPR001 4 ITM IDPR001 5 ITM IDPR001 6 ITM IDPR001 7 ITM Tabel Record kontrak No Kontrak ID Produk Lama Kontrak Bulan Mulai Batas Pemesanan Kelebihan Batas NK001 IDPR ,000 0 NK002 IDPR ,000 0 NK003 IDPR ,000 0 NK004 IDPR ,400 0 NK005 IDPR ,600 0 NK006 IDPR ,000 0 Tabel Record info kontrak No Kontrak Bulan Kapasitas Max Sisa Batas NK ,000 7,000 NK ,000 NK ,000 Tabel Record realisasi kontrak No Kontrak No Pemesanan Bulan Kuantitas NK006 IPM ,000 NK001 IPM ,000 NK002 IPM ,500

115 174 Tabel Record pemesanan No Tanggal Tanggal ID Produk Kuantitas Pemesanan Pemesanan Pengiriman IPM0001 IDPR001 1/20/2013 3,000 1/24/2013 IPM0002 IDPR003 1/20/2013 1,000 1/26/2013 IPM0003 IDPR002 1/20/2013 2,500 1/26/2013 Tabel Record jadwal produksi No Jadwal Produksi NJP0001 NJP0002 NJP0003 No Pemesanan IPM0001 IPM0002 IPM0003 Tabel Record detail jadwal produksi No Jadwal Produksi No Operasi ID Mesin Status NJP IDM004 Scheduled NJP IDM001 Scheduled NJP IDM003 Scheduled NJP IDM006 Scheduled NJP IDM005 Scheduled NJP IDM009 Scheduled NJP IDM007 Scheduled Waktu Mulai 1/23/2013, 19:47 1/23/2013, 19:47 1/23/2013, 19:47 1/23/2013, 19:47 1/23/2013, 19:47 1/23/2013, 19:47 1/23/2013, 20:29 Waktu Selesai 1/23/2013, 23:59 1/23/2013, 23:59 1/23/2013, 23:59 1/23/2013, 23:59 1/23/2013, 23:59 1/23/2013, 23:59 1/23/2013, 23:59 Tabel Record worksheet No Worksheet NWS0001 NWS0002 NWS0003 No Jadwal Produksi NJP0001 NJP0002 NJP0003

116 175 Tabel Record detail worksheet No No ID Worksheet Operasi Mesin Status Waktu NWS IDM004 Backlog 1/23/2013, 19:47 NWS IDM001 Backlog 1/23/2013, 19:47 NWS IDM003 Backlog 1/23/2013, 19:47 NWS IDM006 Backlog 1/23/2013, 19:47 NWS IDM005 Backlog 1/23/2013, 19:47 NWS IDM009 Backlog 1/23/2013, 19:47 NWS IDM007 Backlog 1/23/2013, 20:29 Tabel Record detail proses No Worksheet No Operasi Jam Kuantitas NWS NWS NWS NWS NWS Implementasi Sistem Usulan Implementasi yang dimaksud adalah penyajian sistem informasi yang telah dirancang. Informasi yang disajikan adalah, tampilan sistem informasi yang dibuat, ketika digunakan oleh para aktor.

117 Window Utama Gambar 4.89 Window utama Window utama ini memiliki akses untuk membuka window lainnya. Hanya menu login, logout dan exit yang dapat diakses ketika pertama kali membuka window ini. Setelah aktor login sesuai dengan peranannya, maka akses terhadap menu yang berhubungan dengan tugasnya baru dapat diakses.

118 Window Login Gambar 4.90 Window login Window login ini ditambahan untuk melakukan tugas verifikasi penguna sistem. Akses terhadap window lain akan disesuaikan dengan username yang dimasukan pada window ini Window Customer Gambar 4.91 Window customer

119 178 Window customer ini merupakan window register pada perancangan sistem. Tidak ada perubahan yang dilakukan pada tampilan dan fitur untuk window customer ini Window Item Gambar 4.92 Window item Window ini adalah window produk yang sudah dirancang sebelumnya, namun ada penambahan untuk melakukan edit, dan penghapusan data. Beberapa fitur tambahan dalam melakukan input data produk baru juga ditambahkan, seperti copy yang digunakan untuk menyalin data produk beserta rinciannya. Fitur tambahan pada edit rincian adalah insert, dimana proses baru dapat dimasukan diantara proses yang sudah dimasukan sebelumnya. Selain fitur tersebut, pendaftaran produk juga perlu memasukan nama produk, bukan hanya ID produk saja. Pendaftaran juga dipermudah dengan memberikan nama pelanggan ketika ID pelanggan dipilih.

120 Window Kontrak Gambar 4.93 Window kontrak Pada window kontrak, terjadi penambahan data, yaitu pada data habis kontrak. Data tersebut hanya merupkan hasil penjumlahan antara lama kontrak dan mulai kontrak. Pembuatan kontrak dipermudah dengan adanya penyajian nama pelanggan dan nama produk, bukan hanya ID saja. Selain dua hal etrsebut, pada pemasukan data lama kontrak, data dapat dimasukan berdasarkan satuan bulan, maupun tahun.

121 Window Order Gambar 4.94 Window order Window order ini merupakan window pemesanan pada rancangan sistem. Penambahan penyajian nama pelanggan dan nama produk digunakan untuk mempermudah proses pemasukan data. Selain hal tersebut, pemasukan data tanggal pengiriman dilakukan dengan memilih tanggal pada kalender yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan salah format ketika memasukan data. Penambahan lain juga dilakukan, yaitu penambahan tombol Simulate Production, yang mampu langsung mensimulasikan data yang telah dimasukan pada window order ini.

122 Window Rough Production Simulation Gambar 4.95 Window rough production simulation Window ini merupakan window simulasi pada perancangan sistem. Untuk mempermudah, ditambahkan penyajian nama perusahaan, dan nama produk. Selain hal itu, pada pemasukan data waktu, akan dibuat menjadi tanggal, dan jam. Kedua proses pemasukan tersebut dilakukan dengan menekan tombol plus dan minus yang ada pada window.

123 Window Jadwal Produksi Gambar 4.96 Window jadwal produksi Window jadwal produksi ini memiliki beberapa penambahan tampilan. Pada saat jadwal produksi dipilih, akan ikut ditampilkan no pemesanan yang mendasari jadwal produksi tersebut. Kemudian akan ditampilkan seluruh rincian jadwal produksi pada grid paling atas. Dengan menekan tombol edit, maka akan ditampilkan rincian jadwal produksi. Waktu mulai, selesai, dan mulai maksimum akan ditampilkan menjadi tanggal dan jam. Ditambahkan juga fungsi sort untuk memudahkan pemilihan mesin yang akan digunakan untuk melakukan produksi.

124 183 Terakhir, proses pemilihan mesin dilakukan dengan menekan salah satu data mesin dari grid yang menampilkan data seluruh mesin Window Worksheet Gambar 4.97 Window worksheet Pada window worksheet, ditambahkan beberapa data yang disajikan. Pada saat memilih worksheet, akan ditampilkan jadwal produksi yang mendasari pembuatan worksheet. Ada juga ditampilkan grid untuk menyajikan data seluruh worksheet yang ada pada database. Penyajian juga didukung dengan proses sort dengan menggunakan radio button sesuai dengan status worksheet yang ingin dicari.

125 184 Pada saat worksheet beserta no operasi dipilih, grid akan ganti menampilkan rincian proses berdasarkan no worksheet dan no operasi yang dipilih Window Mesin Gambar 4.98 Window mesin

126 185 Pada window mesin ditambahkan fitur untuk mengedit, dan menghapus data. Pemasukan data waktu juga dibagi menjadi tanggal dan jam. Selain hal tersebut, tidak ada penambahan lain yang ditambahkan kepada window ini Window Tipe Mesin Gambar 4.99 Window tipe mesin Pada window tipe mesin ditambahkan fitur untuk mengedit, dan menghapus data. Tidak ada penambahan lain yang ditambahkan kepada window ini.

127 Window Report Gambar Window report Window report merupakan window tambahan yang berfungsi untuk mencetak laporan dari penjadwalan dan kontrak yang telah dibuat. Jenis laporan yang ingin dicetak dipilih sesuai jenis laporan yang diperlukan. Kemudian dengan memilih tahun, bulan, dan tanggal untuk membatasi waktu laporan yang diperlukan. Jika tanggal yang dimasukan belum terjadi, maka akan diberikan peringatan.

128 187 Gambar Contoh laporan jadwal produksi Gambar diatas menunjukan contoh laporan yang dihasilkan dengan mencetak jadwal produksi dengan memilih 20 april 2013 sebagai waktu laporan yang diperlukan. Gambar Contoh laporan kontrak

129 188 Gambar menunjukan contoh hasil laporan ketika laporan kontrak dicetak. Laporan menunjukan kontrak apa saja yang aktif pada bulan april Selain itu laporan juga menunjukan nama perusahaan, produk yang diproduksi, dan jumlah batas pemesanan Window Order Simulation Gambar Window order simulation

130 189 Window order simulation merupakan window tambahan yang berfungsi untuk mengetahui jumlah produksi yang dapat dilakukan pada tanggaltanggal yang telah ditentukan. Setelah memilih data perusahan dan produk. Kemudian dimasukan tanggal-tanggal dengan cara memilih tanggal pada kalender kemudian menekan tombol Add yang akan menambahkan tanggal pada list box yang telah disediakan. Dengan memilih tanggal dan menekan Remove maka tanggal tersebut akan dihapuskan dari list box. Terakhir, dengan menekan Simulate, maka jumlah produksi maksimum pada tanggal tersebut akan ditampilkan disebelah tanggal-tanggal yang telah dimasukan sebelumnya Window Variabel Set Gambar Window variabel set

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 53 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metode Penelitian Gambar 3.1 Flow chart metode penelitian (A) Gambar 3.2 Flow chart metode penelitian (B) 54 Gambar 3.3 Flow chart metode penelitian (C) 55 Gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat masalah dalam pemenuhan pemesanan. Mereka tidak dapat. memenuhi pemesanan yang sudah diterima dari pelanggan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat masalah dalam pemenuhan pemesanan. Mereka tidak dapat. memenuhi pemesanan yang sudah diterima dari pelanggan, sehingga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada beberapa perusahaan industri yang berkembang, seringkali terdapat masalah dalam pemenuhan pemesanan. Mereka tidak dapat memenuhi pemesanan yang sudah

Lebih terperinci

Portfolio Tugas Akhir Mahasiswa

Portfolio Tugas Akhir Mahasiswa Portfolio Tugas Akhir Mahasiswa NIM : 1100041960 Nama : Mulia Denavi Jurusan : Program Ganda Sistem Informasi dan Teknik Industri Nama Perusahaan : PT. Denko Wahana Industries Pembimbing : Kode Dosen D

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data 96 Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Uji keseragaman data 1. waktu setup bagian pencetakan Subgroup No (i) Waktu (detik) (detik) (detik) BKA BKB 1 712 2 564 1 3 534 603,4 4 602 5

Lebih terperinci

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa 162 5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisis dan perancangan sistem informasi berikut menggunakan alat bantu yang dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa permodelan

Lebih terperinci

SISTEM MANUFAKTUR BERDASARKAN SIMULASI PADA PT. DENKO WAHANA INDUSTRIES

SISTEM MANUFAKTUR BERDASARKAN SIMULASI PADA PT. DENKO WAHANA INDUSTRIES SISTEM MANUFAKTUR BERDASARKAN SIMULASI PADA PT. DENKO WAHANA INDUSTRIES Mulia Denavi Perum Jatinegara Baru Blok FA no 29. +62 856 7580 611. mulia.denavi@yahoo.co.id Prof. Bahtiar S. Abbas, Ph.D. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan. Diagram alir dibawah ini menunjukkan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Di dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, maka sebelumnya harus dilakukan pengamatan dan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut

Lebih terperinci

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. 20 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sutalaksana dkk. (2006), Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UD Eka merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan sepatu, sandal berbahan dasar karet dan bahan baku dasar untuk pembuatan sol. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis, tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri makanan di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang semakin ketat. Oleh karena itu setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menyelesaikan produk sesuai due date merupakan hal yang penting untuk dipenuhi dalam suatu industri. Hal tersebut berpengaruh terhadap kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi yang dipakai dalam pemecahan masalah merupakan penerapan dari metode perbaikan proses berkesinambungan (Continuous Prosess Improvement)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Edward (1998) menjelaskan bahwa sebuah work center terdiri dari banyak jenis mesin, dan pada kenyataannya work center lebih sering diindikasikan sebagai mesin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk Laporan Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suati pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Selain teori-teori yang telah dijabarkan sebelumnya, maka pada bab ini akan pula dijabarkan tentang metodologi dari penelitian yang dilakukan. Untuk mencapai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan dunia usaha industri di Indonesia saat ini berlangsung dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri yang semakin pesat, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para kompetitor dengan menciptakan kredibilitas yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU KERJA

PENGUKURAN WAKTU KERJA PENGUKURAN WAKTU KERJA Usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg NORMAL

Lebih terperinci

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains.

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains. 17 `BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis dan perancangan sistem, rancangan pengujian, dan evaluasi sistem dalam rancang bangun aplikasi

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak industri yang mengalami perkembangan salah satunya adalah PT DI (Dirgantara Indonesia). Perusahaan ini merupakan satu-satunya badan usaha milik negara

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Rating Factor Kriteria rating factor, keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini : Super Skill: 1. Bekerja dengan sempurna 2. Tampak

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi kepustakaan dan studi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi kepustakaan dan studi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dilakukan di PT. Bella Agung Citra Mandiri Kota Sidoarjo. Metode pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penulisan ini, diperlukan teori teori yang mendukung, yang didapat dari mata kuliah yang pernah diajarkan dan dari referensi referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM 1 PENJADWALAN (SCHEDULING) Melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai. Oleh karena itu pemahaman mengenai konsep penjadwalan sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating) Perancangan sistem kerja menghasilkan beberapa alternatif sehingga harus dipilih alternatif terbaik. Pemilihan alternatif rancangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 95 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses pemesanan itu sendiri dan proses penyebaran pesanan. Tabel 3.1 berisi daftar

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses pemesanan itu sendiri dan proses penyebaran pesanan. Tabel 3.1 berisi daftar BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Permasalahan 3.1.1. Identifikasi Proses Bisnis Berjalan Pada umumnya, sistem pemesanan taksi terdiri dari dua proses bisnis besar, yaitu proses pemesanan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Keadaan Saat ini 6.1.1.1 Struktur Organisasi dan Job Description Saat Ini Struktur organisasi dan job description saat ini tergambar dalam bab 4 pengumpulan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 16, Bold, Centre LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 12, Centre Disusun Oleh : Nama / NPM : 1.. / NPM 2.. / NPM Kelompok

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

Lamp n (menit) x/n

Lamp n (menit) x/n BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Pengukuran Waktu Dibawah ini merupakan hasil pengukuran langsung (menggunakan stopwatch) waktu rakit panel. Box n (menit) x/n 1 2 3 4 5 1 11.9 12.5

Lebih terperinci

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1 PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1 Materi #6 Perencanaan Produksi 2 Perencana produksi adalah karyawan yang berinteraksi dengan sistem persediaan dan sales forecast untuk menentukan berapa banyak yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian dibuat untuk mengetahui urutan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjadwalan asesoris pada PT.

Lebih terperinci

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Waktu siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Tabel 4.1 Data Waktu Siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Per 1 pasang Pengamatan Waktu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C2 + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dibidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk komersial. Salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya

Lebih terperinci

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 121 Lampiran A Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 122 Tabel Penyesuaian Metode Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Ketrampilan Superskil A1 +0,15 A2 +0,13 Excelent B1 +0,11 B2 +0,08 Good

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kebutuhan masyarakat semakin meningkat dan bervariasi seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu. Namun hal ini juga diimbangi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL PROS ID I NG 2 0 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL Jurusan Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data gerakan kerja dilakukan dengan cara merekam proses perakitan resleting polyester dengan handycam / kamera video. Setelah itu data

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Umum Produk Perusahaan menggunakan batch sebagai satuan dalam produksi, dimana 1 batch adalah sebesar : 1. Spon untuk ukuran 9

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab 4 ini akan membahas mengenai pengumpulan data, pengolahan data, dan analisa data. Pengumpulan data diperoleh dari perusahaan dengan cara observasi langsung ke lapangan dan

Lebih terperinci

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Wawancara I Pertanyaan no. 1 Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Jb. belum ada cara untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.2 SEJARAH RUMAH HIJAU PT. PRIMA ANDRIYANI LESTARI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.2 SEJARAH RUMAH HIJAU PT. PRIMA ANDRIYANI LESTARI 39 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 TINJAUAN ORGANISASI Organisasi adalah suatu sistem yang paling berpengaruh, mempengaruhi diantara orang dalam kelompok berkerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar perusahaan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada proses penelitian untuk mendapatkan waktu baku, ukuran lot terbaik dan memungkinkan untuk dijalankan, serta formula untuk menentukan minimum due date, maka dilakukan tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang CV. Greeng Inspiration merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, yang menawarkan jasa pembuatan pakaian seperti, kaos oblong, kaos berkerah, polo,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. 2.1.1. Studi Waktu Menurut Wignjosoebroto (2008), pengukuran

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa produktivitas yang berlangsung di PT. Schott Igar Glass (SIG), mulai dari menganalisa perbedaan-perbedaan yang ada antara mesin

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD 1 Vita Ardiana Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Widia Juliani Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN 4.1 Analisis Proses Bisnis Lama PTGI adalah sebuah divisi yang mempunyai otoritas penuh dalam mengelola usahanya di PGN yang mempunyai bisnis inti membuat jaringan pipa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan (scheduling) dan sequencing merupakan suatu bentuk dari penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri manufaktur dan jasa. Penjadwalan

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

Bab 4. Rancangan sistem

Bab 4. Rancangan sistem Bab 4 Rancangan sistem 4.1 Rancangan yang diusulkan Bagian gudang akan mengirimkan Surat Permintaan Barang melalui form pesan barang apabila barang tersebut telah mencapai batas minimum (warning stock)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan pesanan tepat waktu merupakan salah satu kepentingan utama

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan pesanan tepat waktu merupakan salah satu kepentingan utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemenuhan pesanan tepat waktu merupakan salah satu kepentingan utama dari setiap perusahaan. Untuk itu perusahaan harusnya dapat memberikan kepastian bagi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Dan Liris merupakan industri yang bergerak di bidang textile yang memproduksi benang, kain dan juga pakaian jadi. Pada bagian textile khususnya divisi Weaving

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Tidar Jaya adalah sebuah perusahaan jasa yang berdiri pada tahun 1989. Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No. 136-138 A Surabaya ini bergerak pada bidang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya pembuatan kaleng kemasan produk. Dalam perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengaturan Jam Kerja Berikut adalah kebijakan jam kerja di PT. XX Tabel 4.1 Jam Kerja Reguler Reguler Hari Jam Kerja Istirahat Total Waktu Kerja Senin - Kamis

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang operator yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Sistem Kerja Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik - teknik dan prinsip - prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari alur penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. 4.1 Analisa Permasalahan Dari hasil analisa didapat bahwa, PT. Gramasurya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan. Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Diagram ini menjelaskan mengenai alur proses penelitian yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajamen Operasi dan Produksi Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2011:2) manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci